landasan psikologis pendidikan psikologis psikologis
LANDASAN PSIKOLOGIS PENDIDIKAN
ARTIKEL
OLEH
AWAL AKBAR JAMALUDDIN
NIM 160614801335
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA
2016
LANDASAN PSIKOLOGIS PENDIDIKAN
2
ARTIKEL
Diajukan
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
Dalam menyelesaikan tugas mata kuliah
Landasan Pendidikan dan Pembelajaran
Oleh
Awal Akbar Jamaluddin
NIM 160614801335
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA
2016
LANDASAN PSIKOLOGIS PENDIDIKAN
Awal Akbar J,
3
Jurusan Pendidikan Olahraga, Progam Pascasarjana
Matakuliah Landasan Pendidikan dan Pembelajaran
Universitas Negeri Malang
Email: [email protected]
Abstrak:
Psikologis dalam pendidikan sangat berperan penting untuk
menunjang keberhasilan proses belajar mengajar, karena bersinggungan
langsung dengan jiwa atau karakter peserta peserta didik itu sendiri, dan dalam
hal ini pendidik diharuskan peka terhadap kejiwaan peserta didiknya, oleh sebab
itu guru perlu memahami tentang konsep psikologis dalam pendidikan.
Kata Kunci: Landasan, Psikologis, Pendidikan
PENDAHULUAN
pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu
Dalam membicarakan masalah pendidikan
dan
pembelajaran
tidak
akan
pernah
berkesudahan, karena materi maupun objek
formanya adalah manusia yang senantiasa
berkembang secara progresif. Karasteristik
yang tidak berkesudahan ini tidak serta merta
menyalahkan gagasan sebelumnya, melainkan
sebagai
gagasan
untuk
lebih
meluaskan
pilar utama demi berdirinya suatu sistem
pendidikan yang kompleks, belajar tentang
psikologi
pada
dasarnya
bermuara
pada
perkembangan, dan kitapun selaku guru harus
bisa merumuskan masalah-masalah terkait
dengan perkembangan individu anak didik kita
agar supaya setiap individu itu mempunyai hak
dan perlakuan yang sama.
cakrawala dalam memformulasikan pendidikan
Pendidikan tak pernah lepas dari masalah,
dan pembelajaran yang sesuai sepanjang dan
terlebih masalah yang di hadapi individu selaku
sejagad hayat. Berbicara mengenai pendidikan
pelaku dalam pendidikan, dalam hal ini adalah
dan proses belajar mengajar tentulah bukan
anak didik itu sendiri, pentingnya pemahaman
hal yang sepele ada beberapa indikator yang
serta metode oleh para Pendidik terkait dari
mempengaruhinya,
bagaimana
masalah-masalah belajar siswa itu sendiri agar
perilaku siswa atau guru terhadap proses
dalam proses pembelajaran nantinya semua
belajar mengajar demi untuk menuju tujuan
anak bisa memiliki keinginan besar untuk bisa
dari pendidikan itu sendiri.
lebih
terkhusus
Selaku pendidik kita mesti sedikit banyak
dituntut untuk berinovasi dalam mendidik, tentu
dalam hal ini kita harus mengetahui aspekaspek yang ada dalam pendidikan itu sendiri,
khususnya
aspek
psikologi,
Psikologi
aktif
dalam
mengikuti
proses
pembelajaran.
PEMBAHASAN
1. KONSEP DASAR PSIKOLOGI PENDIDIKAN
4
a. Defenisi Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan memiliki peran yang
penting dalam mendampingi dan membimbing
Istilah psikologi pendidikan pada dasarnya
guru dalam mencapai keberhasilan proses
merupakan sebuah frasa yang terdiri atas 2
pembelajaran.
susku kata, yaitu psikologi dan pendidikan.
pendidikan
Oleh karena itu untuk mengetahui keduanya
prinsip-prinsip
mari kita pisahkan terlebih dahulu antara
pendidikan
pengertian psikologi dan pendidikan.
pendidik dalam membantu siswa mendapatkan
1) Pengertian Psikologi, berasal dari bahasa
yunani yaitu psyce yang berarti jiwa dan logos
yang berarti ilmu. Jadi, psikologi adalah ilmu
yang mempelajari jiwa atau tingkah laku
manusia
baik
pembelajaran
psikologis
yang
dapat
adalah
dalam
dunia
digunakan
oleh
pengalaman-pengalaman
belajar
untuk
membangun kepribadian, kematangan, dan
kedewasaan.
Menurut Sumadi Suryabrata (2011: 1-2),
mengacu pada pengertian psikologi sebagai
kelompok serta pengaruh yang muncul akibat
sebuah ilmu pengetahuan untuk memahami
hubungan individu tersebut dengan lingkungan
sesama manusia agar
sekitarnya.
dengan baik, pengetahuan guru terhadap
Pendidikan,
individu
dalam
psikologi
maupun
2) Pengertian
sebagai
Kebermanfaatan
Usaha
untuk
mendewasakan dan memandirikan manusia
melalui kegiatan yang terencana dan disadari
melalui kegiatan belajar dan pembelajaran
yang melibatkan pendidik dan peserta didik.
3) Psikologi Pendidikan, dapt dipahami sebagai
cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari
tentang
penerapan-penerapan
teori-teori
psikologi dalam dunia pendidikan terhadap
siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai
pendidik serta hubungan keduanya dengan
lingkungan dalam proses belajar mengajar.
b. Pentingnya Psikologi Pendidikan dalam
Pembelajaran
memperlakukannya
kondisi psikologis siswa adalah penting Hal itu
menjadikan
psikologi
kedudukan
yang
pendidikan
penting
dalam
memiliki
proses
pendidikan dan pembelajaran.
Psikologi
pendidikan
bagi
mahasiswa
selaku calon pendidik perlu dipahami secara
komperhensif
sebagai
sebuah
ilmu
pengetahuan praktis yang tidak hanya cukup
sebagai sebuah pemahaman teori-teori, tetapi
lebih menekankan pada tataran bagaimana
aplikasinya dalam praktik pendidikan secara
nyata. Hal ini tidak terlepas dari proyeksi
mahasiswa program studi keguruan karena
mereka juga akan menjadi guru sehingga
semakin awal memahami psikologi pendidikan
5
maka akan semakin mampu melaksanakan
menyelesaikan
program-program
proses belajar dan pembelajaran yang lebih
pembelajaran sampai tuntas.
baik.
d. Ruang lingkup kajian psikologi pendidikan
c. Tujuan mempelajari Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan membahas proses
Psikologi pendidikan membahas tentang
belajar mengajar dari berbagai sudut pandang
siswa dengan berbagai karasteristiknya dalam
psikologis
siswa
dan
belajar dan juga guru dalam mengajar. Oleh
pendidikan
memandang
sebab itu, tujuan dari psikologi secara umum,
sebagai
pada dasarnya sebagai berikut :
pembahasan
objek
guru.
guru
yang
proses
Psikologi
dan
siswa
menjadi
belajar
fokus
mengajar
tersebut , terutama dalam setting pendidikan
1) Memahami bentuk-bentuk gejala psikologis
formal
disekolah.
Secara
lebih
khusus,
individu (siswa) secara umum dalam bentuk
psikologi pendidikan membahas sikap dan
sikap dan tingkah laku selama mengikuti
tingakah laku siswa sebagai individu, anggota
proses pembelajaran.
kelompok, dan hubugan antara keduanya
2) Memahami
potensi
kemampuan-kemampuan
siswa
dalam
mengikuti
dan
proses
pembelajaran.
3) Membantu siswa mengembangkan berbagai
jenis kemampuan dan potensi yang dimiliki
dalam bentuk proses-proses pembelajaran
yang berbasis pengembangan siswa.
4) Memahami
bagaimana
dengan lingkungan sekitar (guru, lingkungan
sekolah, keluarga, dan masyarakat) dalam
proses belajar mengajar.
Tujuan
utama
pembelajaran
kehidupan
proses
adalah
bangsa
dan
pendidikan
dan
mencerdaskan
mendewasakan
manusia. Dalam hal ini adalah siswa sebagai
peserta didik. Singkatnya, ruang lingkupnya
seharusnya
membahas
siswa
sebagai
individu
yang
pelaksanaan proses belajar dan pembelajaran
melakukan proses belajar dengan berbagai
agar
perbedaan karasteristik dan kebutuhannya
tercapai
tujuan-tujuan
pembelajaran
sehingga memberikan pandudan bagi pendidik
secara efektif.
dalam
5) Membantu
siswa
menyelesaikan
program
pembelajaran sehingga dengan pemahaman
guru
tentang
memberikan
psikologi
bantuan
pendidikan
pada
siswa
dapat
dalam
mengorganisasikan
proses
pembelajaran dengan tujuan siswa dapat
belajar lebih optimal.
6
2. PERKEMBANGAN
MANUSIA,
PERILAKU
DAN PRIBADI.
struktur
tulang
belulang.
Dalam
taraf
perkembangan selanjutnya, normalitas dari
konstitusi, struktur, dan kondisi jasmaniah
Mengenai pembawaan psikologis, ada yang
seseorang akan mempengaruhi normalitas
sama sekali tidak dapat dipengaruhi oleh
kepribadiannya, khususnya yang berkaitan
lingkungan, ada yang sedikit banyak terkena
dengan masalah body-image, self-concept,
pengaruh dari luar. Mata, pola gambaran
self-esteem,
tangan dan kaki, demikian pula letak hidung
Perkembangan fisik ini mencakup aspek-
dan telinga tidak dapat diubah oleh pengaruh
aspek anatomis dan fisiologis. Indeks tinggi
lingkungan.
dan berat badan, proporsi tinggi kepala dengan
Proses-proses seperti belajar, penggunaan
ingatan, penanaman kebiasaan yang dalam
pendidikan dan pengjaran merupakan unsurunsur penting, tidak hanya ditemui pada taraf
psikis tetapi juga pada taraf biologis. Dengan
demikian jelaslah kegunaan pendidikan dan
pengajaran pada taraf kehidupan biologis.
Para
ahli
pendidikan
dan
psikologis
berpendapat bahwa : Jalan hidup seseorang
tinggi
dan
garis
rasa
keajegan
harga
dirinya.
badan
secara
keseluruhan :
Tulang belulang pada masa bayi berjumlah 27
yang
masih
lentur,
berpori
dan
persambugannya longgar; pada awal masa
remaja
menjadi
350
(proses
diferensiasi
fungsi) dan pada usia menjelang dewasa
menjadi 200 integrasi, persenyawaan dan
pergeseran (Crow & Crow 1956 : 36);
ditentukan oleh pendidikannya semasa kecil.
Berat dan tinggi badan pada waktu lahir
umumnya sekita 3-4 kg dan 0,60 cm, masa
kanak-kanak sekitar 12-15 kg dan 90-120 cm,
1) Perkembangan Fisik dan Prilaku
pada awal masa remaja sekitar 30-40 kg dan
140-160
a) Perkembangan fisik
cm,
dan
selanjutnya
kepesatan
cenderung berkurang bahkan mapan.
Awal dari perkembangan pribadi seseorang
pada asasnya bersifat biologis (Allport, 1957).
Proporsi tinggi kepala dan badan pada masa
bayi dan kanak-kanak sekitar 1 : 4 menjelang
Perkembangan Anatomis
Perkembangan
anatomis
dewasa menjadi 1 : 8 atau 10.
ditunjukkan
dengan adanya perubahan kuantitatif pada
7
Adanya abnormalitas dalam perkembangan
sangat pesat, pada usia sekolah menjadi
fisik secara anatomis akan berpengaruh atas
lambat, mulai masa remaja terjadi amat
segi-segi kepribadiannya.
mencolok. Kemudian (pada permulaan masa
remaja akhir bagi wanita dan penghujung
Perkembangan Fisiologis
remaja akhir bagi pria) laju perkembangan
Perkembangan fisiologis ditandai dengan
adanya
perubahan-perubahan
kuantitatif,
kualitatif,
dan
secara
fungsional
menurun sangat lambat.
b) Perkembangan Perilaku Motorik
dari
sistem-sistem kerja hayati seperti kontraksi
Perilaku psikomotorik memerlukan adanya
pernafasan,
koordinasi fungsional antara neuronmuscular
persyarafan, sekresi kelenjar dan pencernaan :
system (persyarafan dan otot) dan fungsi psikis
otot,
peredaran
darah
dan
(kognitif, afektif, dan konatif).
Perubahan Bentuk otot.
Loree (1970 : 75) menyatakan bahwa ada 2
Frekuensi denyut jantung pada masa bayi
macam perilaku psikomotorik utama yang
sekitar 140 permenit dengan meningkatnya
bersifat universal harus dikusasai oleh setiap
usia dapat berkurang sampai 62-63 meskipun
individu pada masa bayi atau pada masa
normalnya pada orang dewasa sekitar 72.
kanak-kanaknya ialah berjalan (walking) dan
memegang benda (prehension). Kedua jenis
Presentase
tingkat
kesempurnaan
perkembangan secara fungsional.
Keaktifan dan tingkat kematangannya sekreksi
tubuh.
Proses Jalannya Perkembangan Fisik
Perkmbangan fisik berlangsung mengikuti
prinsip-prinsip cepalocaudal (mulai dari bagian
kepala menuju ekor kaki) dan proximodistal
(mulai bagian tengah ke tepi atau tangan). Laju
perkembangan berjalan secara berirama; Pada
masa bayi dan kanak-kanak perubahan fisik
keterampilan psikomotorik ini merupakan basis
bagi perkembangan ketrampilan yang lebih
kompleks seperti yang kita kenal dengan
sebutan
bermain
(playing)
dan
bekerja
(working).
Dua prinsip perkembangan utama yang
tampak
dalam
semua
bentuk
perilaku
psikomotorik ialah (1) bahwa perkembangan
itu berlangsung dari yang sederhana kepada
yang kompleks, dan (2) dari yang kasar dan
global (gross bodily movements) kepada yang
halus dan spesifik tetapi terkoordinasikan
(finely coordinated movements).
8
Berjalan dan Memegang Benda
keterampilan-keterampilan menulis, mengetik,
menjahit, dan sebagainya sangat tepat saatnya
Perkembangan
berlangsung
psikomotorik
secara
dasar
sekuensial,
itu
mulai dikembangkan.
sebagai
berikut (1) keterampilan bergulir (rool over)
Proses Perkembangan Motorik
dari telentang menjadi telungkup (5 : 8 bulan),
(2) gerak duduk (sit up) yang bebas (8,3
Di
samping
faktor
hereditas,
faktor-faktor
bulan), (3) berdiri bebas (9,0 bulan) berjalan
lingkungan alamiah, sosial, kultural, nutrisi dan
dengan bebas (13,8 bulan) (Lorre, 1970 :75).
gizi serta kesempatan dan latihan merupakan
hal-hal yang sangat berpengaruh terhadap
Dengan demikian, maka dalam gerakangerakan
psikomotorik
dasar
itu
tingkatan
proses dan produk perkembangan fisik dan
perilaku psikomotorik.
penguasaannya sudah dapat diprediksi. Kalau
terjadi kelambatan-kelambatan dari ukuran
normalitas waktu diatas, berarti menandakan
adanya kelainan tertentu.
manusia dengan hewan. Dengan bahasanya
Dengan dikuasainya keterampilan berjalan
maka anak akan menjadi lebih aktif, lebih
banyak melakukan aktifitas dan memanfaatkan
disekitarnya.
Kalau
diberikan
atau
disediakan alat-alat tertentu maka mereka
akan membuat sebuah kontruksi.
fantastik itu dapat beralih kepada berbagai
bentuk gerakan bermain yang ritmis dan
dinamis, tetapi belum terikat dengan aturanaturan yang ketat.
Pada usia remaja kegiatan motorik sudah
kepda
persiapan-persiapan
manusia mampu :
Mengkondisifikasikan,
mencatat,
dan
menyimpan berbagai kesan dan tanggapan
(persepsi), informasi, fakta, dan data, konsep
atau pengertian (concept and ideas), dalil atau
kaidah atau hukum (principles) sampai kepada
Mulai usia 4-5 tahun bermain kontruksi yang
tertuju
a) Perkembangan Bahasa
Kemampuan berbahasalah yang membedakan
Bermain dan Bekerja
benda
2) Perkembangan Bahasa dan Prilaku Kognitif
kerja,
bentuk ilmu pengetahuan (body of knowledge)
dan sistem-sistem nilai (Value system)
Mentransformasikan dan mengolah berbagai
bentuk
informasi
tersebut
melalui
proses
berfikir
mempergunakan
(diferensiasi,
tersebut
diatas
dan
dengan
kaidah-kaidah
logika
asosiasi,
proporsi
atau
9
komparasi,
kausalitas,
prediksi,
konklusi,
menyenangkan, misalnya botol susu hangat,
generalisasi, interpretasi dan inferensi) dalam
belaian suara ibu, dan sebagainya) atau
rangka pemecahan masalah (problem solving)
gerakan negatif (menolak benda yang dingin,
dan mencari, mengkreasikan dan menemukan
dan sebagainya) ; bahasa mimik (senyuman
hal-hal baru.
dan
tawa)
;
(menangis
Mengkoordinasikan dan mengekspresikan citacita, sikap, penilaian, dan penfhayata (etis,
bahasa
kalau
mendengar
emosional
lapar,
suara
ekpresif
kedinginan,
keras
meraba
atau
dan
sebagainya).
estetis, ekonoms, sosial, politis, religius, dan
b. Pada masa enam bulan kedua dari masa bayi,
kultural.
bahasa
Mengkomunikasikan
(menyimpan
dan
sensorimotorik
berkurang,
sedangkan
tersebut
bahasa
menerima) berbagai informasi, buah pikiran,
semakin
terarah
dan
opini, sikap, penilaian, aspirasi, kehendak, dan
dapatnya
meniru
kata-kata
rencana kepada orang lain.
diucapkan orang disekitarnya.
Indikator Perkembangan Bahasa
c. Pada
masa
mengenal
Memperhatikan penjelasan diatas dapat
dirumuskan indikatornya antara lain : jumlah
pembendaharaan
struktur
dan
kata
bentuk
(vocabulary),
jenis,
kalimat,
yang
isi
dikandungnya; gambar dan lukisan, bentuk
gerakan-gerakan
tertentu
yang
bersifat
merabanya
berbentuk
kanak-kanak,
dan
berangsur
dengan
tertentu
individu
menguasai
yang
sudah
sejumlah
pembendaharaan kata-kata (vocabulary); usia
sekitar 3-4 tahun perbendaharaannya sekitar
300 dan pada usia 6-7 tahun mencapai 2.500
kata, bahkan dapat diduga lebih dari jumlah
tersebut (Lefrancois, 1975:186; Crow & Crow,
1956:65)
ekspresif. Dengan menggunakan berbegai
indikator
tersebut
maka
dapatlah
d. Pada masa anak sekolah, dengan dikuasainya
dideskripsikan perkembangan bahasa pada
keterampilan membaca dan berkomunikasi
manusia itu, sebagai berikut.
dengan orang lain, maka pada periode 6-8
tahun ia dengan senang hati sekali membaca
a. pada masa bulan pertama dari masa bayi,
individu
berinteraksi
dan
berkomunikasi
dengan lingkungannya secara spontan dan
instiktif secara positif (menerima, meraih, atau
mendapat
benda-benda
atau
suara
yang
atau mendengar dongeng fantasi; usia 10-12
gemar bercerita yang bersifat kritis (tentang
perjalanan,
sebagainya);
riwayat
para
pahlawan,
dan
10
e. Pada masa remaja awal, mereka senang
menggunakan bahasa sandi, atau bahasa
3. Perkembangan Perilaku Sosial, Moralitas,
dan Keagamaan
rahasia yang berlaku pada gang-nya sehingga
banyak menimbulkan kepenasaran pihak luar,
mereka berusaha memahaminya, perhatiannya
ke arah mempelajari bahasa asing mulai
berkembang.
bahasa pada anak-anak sangat dipengaruhi
faktor-faktor
proses
untuk
latihan
belajar
canditioning
dan
dan
motivasi
dengan
melalui
reinforcement
(Lefrancois, 1975).
harus
berada
dalam
interaksi
dengan
lingkungan manusia-manusia lain.
Proses sosialisasi dan perkembangan sosial
Secepat individu menyadari bahwa di luar
dirinya itu ada orang lain, maka mulailah pula
b) Perkembangan Perilaku dan Fungsi-fungsi
Kognitif
menyadari bahwa ia harus belajar apa yang
seyogianya ia perbuat seperti yang diharapkan
orang lain. Proses belajar untuk menjadi
Terdapat hubungan yang amat erat antara
perkembangan bahasa dan perilaku kognitif.
Taraf-taraf
penguasaan
keterampilan
berbahasa dipengaruhi, bahkan bergantung
pada
sebagai mahluk sosial (zoon politicon), kata
Namun untuk mewujudkan potensi tersebut
Para ahli sependapat bahwa pembentukan
(kemauan)
Secara potensial (fitriah) manusia dilahirkan
Plato.
Proses Perkembangan Bahasa
oleh
a. Perkembangan Perilaku Sosial
tingkat-tingkat
kematangan
dalam
kemampuan intelektual. Sebaliknya, bahasa
merupakan sarana dan alat yang strategis bagi
lajunya perkembangan perilaku kognitif. Dalam
laju perkembangan perilaku ditunjang oleh 2
hal yaitu : (a). Perkembangan Fungsi-fungsi
Kognitif secara Kuantitatif, (b). Perkembangan
perilaku Kognitif Secara Kualitatif.
mahkluk sosial ini disebut Sosialisasi.
Kecenderungan Pola Orientasi Sosial
Branson
mengidentifikasi
(Loree,
1970:87-89)
berdasarkan
hasil
studi
longitudinalnya terhadap anak usia 5-16 tahun
bahwa ada tiga pola kecenderungan sosial
pada anak, ialah (1) withdrawal-expansive, (2)
reactivity-placidity,
Kalau
seseorang
(3)
passivity-dominance.
telah
memperlihatkan
orientasinya pada salah satu pola tersebut,
maka cenderung diikutinya sampai dewasa.
b. Perkembangan Moralitas
11
Secara
individu
merupakan
menyadari
bagian
ia
mengatur
tata
hidup
manusia
dan
alam
kelompoknya
semesta ini. Karenanya, manusia mematuhi
secepat itu pula pada umumnya individu
aturan itu dengan penuh kesadaran, ihklas
menyadari
aturan-aturan
disertai penyerahan diri dalam bentuk ritual
perilaku yang boleh, harus atau terlarang
(kebaktian) baik secara individual maupun
melakukannya.
kolektif, baik secara simbolik maupun dalam
bahwa
anggota
bahwa
terdapat
bentuk nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Proses
penyadaran
tersebut
berangsur
interaksi
dengan
3. GEJALA-GEJALA
lingkungannya dimana ia mungkin mendapat
DALAM BELAJAR
tumbuh
melalui
laragan,
suruhan,
pembenaran
atau
atau
atau
persetujuan,
kecaman
merasakan
akibat-akibat
celaan,
tertentu
yang
mungkin menyenangkan atau memuaskan
mungkin pula mengecewakan dari perbuatanperbuatan yang dilakukannya.
Dengan kehalusan perasaan (fungsi-fungsi
afektifnya disertai kejernihan akal budi (Fungsifungsi kognitif)-nya, dan didorong keihklasan
itikad (fungsi-fungsi konatif)-nya, pada saat
seseorang
setidak-tidaknya
mengalami, mempercayai, bahkan meyakini
dan menerimanya tanpa keraguan (mungkin
pula masih ada yang masih ragu), bahwa di
luar dirinya ada sesuatu yang mahaagung
yang
melebihi
Brightman
apapun
(1956:17)
termasuk
dirinya.
menjelaskan
bahwa
pengahayatan keagamaan tidak sampai hanya
kepada
pengakuan
dan
SISWA
Persepsi
serta
Aplikasinya dalam Pembelajaran
1. Konsep Dasar Pengindraan dan Persepsi
c. Perkembangan Penghayatan Keagamaan
tertentu,
A. Pengindraan
PSIKOLOGIS
atas
keberadaan
melainkan juga mengakuinya sebagai sumber
nilai-nilai luhur yang eternal (abadi) yang
Alat indra menjembatani siswa dengan
dunia luar
secara objektif
dalam
bentuk
menerima informasi dan pengetahuan baru
persis seperti apa adanya. Informasi tersebut
kemudian
disampaikan
selanjutnya
pada
diterjemahkan
otak
oleh
yang
otak
sebagaimana persepsi yang dimiliki siswa
tersebut.
Oleh
sebab
itu,
penerjemahan
informasi, pengetahuan, atau stimulus baru
pada
setiap
siswa
dalam
satu
kelas
kemungkinan besar berbeda-beda. Hal ini
disebabkan proses penerjemahan tersebut
tidak lepas dari kondisi-kondisi psikologis
siswa
termasuk
pengetahuan
dimiliki siswa sebelumnya.
yang
telah
12
Hasil
proses
pengindraan
kemudian
Apabila menjelaskan secara lisan, gunakan
dimasukkan dan disimpan dalam otak untuk
suara yang keras dan jelas agar terdengar oleh
diintrepetasikan
seluruh siswa, dan pastikan terdengar oleh
dalam
proses
persepsi.
Pengertian dasar persepsi adalah proses
penerjemahan
atau
siswa yang duduk paling belakang.
mengintrepetasikan
stimulus yang masuk melalui alat indra oleh
Ketika
menggunakan
alat
peraga,
siswa
individu yang melakukan proses pengindraan
hendaknya diberikan waktu untuk mengenali
sebagai
lebih dekat alat peraga serta mengenalinya
sebuah
pengetahuan
baru
secara
(Sugihartono dkk, 2007 : 8).
keseluruhan
dari
berbagai
sudut
pandang.
2. Implikasi Pengindraan dan Persepsi dalam
Selalu adakan proses diskusi atau tanya jawab
Proses Pembelajaran
selama
Perbedaan interpretasi atau penerjamahan
proses
pembelajaran
untuk
membentuk kesamaan persepsi.
pengamatan sebagai hasil persepsi muncul
salah satunya dipengaruhi oleh perbedaan
Pastikan guru mampu menguasai kelas dalam
sudut pandang ruang, waktu, dan arti. Oleh
bentuk kemampuan melakukan gerak dan
sebab itu, sudah selayaknya menjadi perhatian
perpindahan tempat dengan baik sehingga
guru
tidak sekadar duduk saja atau bahkan berdiri
dalam
melaksanakan
proses
pembeljaran. Hal ini penting diperhatikan agar
saja.
Hal
inidisebabkan
materi pembelajaran yang disampaikan dapat
stimulus
diterima siswa seperti apa yang diharapkan
perhatian daripada stimulus yang diam.
yang
bergerak
oleh
rangsangan
lebih
menarik
guru, dan tidak menyimpang dari tujuan
B. Ingatan atau Memori dan Aplikasinya dalam
pembelajaran yang ingin dicapai.
Pembelajaran
Berdasarkan kondisi-kondisi tersebut, proses
penyamaan
persepsi
dalam
proses
pembelajaran perlu dilakukan guru sebagai
berikut.
Ketika guru akan menjelaskan sebuah materi
pelajaran, disampaikan juga tujuan-tujuan dari
mempelajari materi tersebut.
a. Konsep Dasar Ingatan atau Memori
Memori pada dasarnya adalah kemampuan
seseorang dalam menyimpan suatu informasi
atau
pengetahuan
dan
mengeluarkannya
kembali pada saat yang dibutuhkan. Memori
atau
ingatan
merupakan
aktivitas
yang
dilakukan individu dalam bentuk kecakapan-
13
kecakapan dalam menerima, menyimpan, dan
cenderung dilupakan karena dianggap tidak
memproduksi
kembali
kesan-kesan
atau
berguna
pengetahuan
sebagai
hasil
dan
mengatasinya perlu dilakukan tehnik tertentu
belajar
pengalaman (Suryabrata, 2011 : 44).
lagi.
Oleh
sebab
itu
untuk
seperti pengulangan-pengulangan. (b). Memori
jangka
Proses terciptanya sebuah memori tidak
panjang
menyimpan
memiliki
sebuah
kemampuan
informasi
atau
lepas dari proses-proses pengamatan yang
pengetahuan dalam jangka waktu yang sangat
mendahuluinya, yang pastinya berbed pada
lama dan cenderung menetap dalam otak.
masing-masing
Kemampuan
individu.
Oleh
sebab
itu,
memori
jangka
waktu
yang
terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan
sangat lama bahkan cenderung menetap dan
memori atau ingatan sebagai berikut:
tidak akan hilang. Kemampuan memori jangka
Memori tergangtung pada pengamatan dan
persepsi
panjang
sangat
disimpan
Proses pengamatan ada yang tidak tersimpan
tertentu
sehungga
proses
dan
dengan
cara
bagaimana memori tersebut disimpan. Dengan
demikian,
otak
pada
penyimpanannya, artinya bagaimana sebuah
informasi
Memori pada setiap individu Berbeda-beda
dibagian
bergantung
kadang
ada
banyak
faktor
yang
mempengaruhi kualitas penyimpanan dalam
memori jangka panjang. (c). Memori kerja
(working memory) berguna dalam proses
mudah terlupakan
pemecahan-pemecahan permasalahan, artinya
Dalam aktivitas mengingat atau memori selain
bisa ingat, juga terjadi bisa lupa.
informasi
bertemunya
panjang
Memori terbagi atas 2, yaitu, (a). Meromi
jangka pendek (short term memory) atau
disebut juga immediate memory merupakan
jenis memori yang bekerja sangat singkat dan
hanya bertahan sesaat. Memori ini dikatakan
memori jangka pendek disebabkan rentan
waktu
tersimpannya
sangat
singkat,
juga
karena proses mengingat yang cenderung
dipaksakan
dan
ini
disegerakan,
dan
juga
menghapalnya informasi/pengetahuan tersebut
bekerja
sebagai
informasi-informasi
dan
memecahkan
jangka
sebuah
pendek
tempat
jangka
untuk
permasalahan
yang
sedang dialami, baik dalam mengerjakan soal
maupun mencari solusi atas permasalahan
lain. Proses pengolahan informasi mulai dari
asalnya stimulus sampai dengan tersimpannya
dalam memori, baik memori jangka panjang
dan jangka pendek merupakan proses yang
panjang dan melibatkan banyak komponen.
Stimulus masuk melalui sistem indra kemudian
menjadi memori melalui bebrapa tahapan.
14
b. Konsep Dasar Terjadinya Lupa
Menggunakan
dalam
Berbicara tentang ingatan maka akan selalu
akan terasosiasi dengan lupa. Lupa pada
strategi-strategi
proses
menggunakan
mengingat
pembelajaran
jembatan
dengan
keledai
dan
sebagainya.
dasarnya merupakan ketidakmampuan individu
memunculkan
kembali
Tidak membebani individu untuk mengingat
informasi atau pengetahuaan yang pernah
materi yang panjang dalam waktu yang singkat
dimilikinya pada saat yang dibutuhkan dengan
dan
tepat.
kemampuan memori jangka pendek individu
c. Implikasi
atau
adanya
memanggil
Memori
dalam
Proses
Pembelajaran
`Adanya
segera.
Hal
ini
tidak
lepas
dari
Melakukan proses pengulangan-pengulangan
materi pelajaran, terutama poin-poin penting
pendek
individu
penting
Menghubung-hubungkan materi dan aktivitas
diperhatikan dan dilakukan selama proses
belajar dengan kondisi keseharin yang nyata-
pembelajaran. Hal ini tidak lepas dari kondisi-
nyata ada dan sering dijumpai siswa disekitar
kondisi
yang
lingkungannya. Hal ini tidak terlepas dari
membutuhkan efektivitas dan efisiensi guru
kemampuan memori jangka panjang dan
membantu
memori kerja.
panjang
pada
dalam
siswa
baik
dalam pelajaran
jangka
maupun
memori,
pembelajaran
untuk
berkembang
dan
menyelaseaikan tugas-tugas belajar dengan
baik. Penerapannya dalam pembelajaran tidak
Memberikan korelasi materi pelajaran dengan
lepas dari adanya jenis memori jangka pendek
pengalaman siswa
dan panjang. Proses belajar dan Pembelajaran
panjang dan kebermanfaatannya bagi individu
memiliki keterkaitan dan hubungan dengan
siswa dalam jangka pendek maupun panjang.
dalam
memori jangka
ingatan. Oleh sebab itu pendidik atau guru
perlu memperhatikan kemampuan siswa dalam
Mengikutkan dan memunulkan emosi siswa
(senang, ceria, semangat, dan sebagainya)
mengingat.
selama proses pembelajaran terutama untuk
Dengan
demikian,
pelaksanaan
proses
memori jangka panjang.
pembelajaran yang memerhatikan kemampuan
memori siswa dan kemungkinan terjadinya
lupa, dapat diantisipasi dengan kegiatankegiatan sebagai berikut :
C. Berpikir
Dan
Pembelajaran
Aplikasinya
Dalam
15
a. Konsep Dasar Berpikir
c. Implikasi Adanya Proses Berfikir Siswa dalam
Pembelajaran
Pada umumnya, berfikir hanya dilakukan
oleh orang-orang yang sedang mengalami
Berfikir merupakan proses yang penting
sebuah problem atau permasalahan, baik
dalam pendidikan, belajar dan pembelajaran.
dalam bentuk soal ujian, kehilangan sesuatu,
Proses berfikir pada siswa merupakan wujud
pengambilan
keseriusannya
keputusan
dan
sebagainya.
dalam
belajar.
Berfikir
Dengan demikian, pada dasarnya proses
membantu siswa untuk menghadapi persoalan
berfikir pada seseorang muncul sebagai usaha
atau masalah dalam proses pembelajaran,
untuk
ujian, dan kegiatan pendidikan lain seperti
memecahkan
masalah
yang
dihadapinya.
eksperimen, observasi, dan praktik lapangan
lainnya. Proses berfikir pada siswa dalam
b. Macam-Macam Berfikir
proses
berurutan, mencoba memahami sesuatu dari
detail ke global, membimbing untuk membaca
yang
berupa
kata-kata,
simbol, dan huruf, fokus kerjanya adalah pada
internal individu atau pengetahuan yang telah
dimiliki dan informasinya bersifat faktual”.
untuk
baik,
akhirnya
adalah
dan
efisien.
berharap
Ttujuan
siswa
akan
keterampilan-keterampilan
berfikirnya untuk memecahkan masalah yang
dihadapi
dalam
kehidupan
nyata
di
masyarakat.
terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan
berfikir
secara
acak,
memahami sesuatu dari global ke detail,
membaca dengan cara menyeluruh, lebih
fokus pada bentuk gambar dan grafik, proses
belajar diawali dengan melihat dahulu atau
mengalami yang kemudian terjadi proses
belajar secara alamiah dan spontan yang lebih
fokus pada eksternal.
efektif
menggunakan
guru
proses
benar,
Menurut Wasty Soemanto (2006 : 33-34),
Berfikir Otak Kanan
“Melakukan
bertujuan
dalam menyelesaikan permasalahan dengan
”Melakukan proses berfikir secara runtun atau
fonetik
mengajar
membangun dan membentuk kebiasaan siswa
Berfikir Otak Kiri
berdasar
belajar
untuk
mengembngkan
kemampuan
berfikir siswa sebagai berikut :
Guru
membantu
kemampuan
dan
mengembangkan
keterampilan
berbahasa
siswa sebagai dasar berfikir.
Proses pembelajaran yang dilakukan bukan
memberikan
banyaknya
pengetahuan
pada
siswa,
sebanyakmelainkan
16
membimbing pikiran dan struktur kognitif siswa
kecerdasan,
dalam
dengan
konsep intelegensia sangat penting untuk
memberikan sejumlah pengertian atau konsep
menunjang proses pembelajaran yang efektif
dasar
bagi siswa.
memahami
yang
sesuatu
fungsional
tentang
sebuah
pemahaman
guru
terhadap
pengetahuan baru dengan tujuan memicu
a. Konsep Dasar Intelegensia
perkembangan keterampilan berfikir siswa.
Proses pembelajaran dilakukan denga cara
guru memberikan pengertian-pengertian kunci
atau konsep dasarnya agar siswa dapat berfikir
cepat
dan
tepat
serta
mengembangkan
Intelegensia memiliki defenisi dan tafsir
yang sangat luas. Oleh sebab itu, terdapat
banyak tokoh yag menerjemahkan intelegensia
tersebut sehingga muncul banyak defenisi
dengan berbagai sudut pandangnya. Namun
kemampuan logikanya.
demikian,
Aplikasi
adanya
proses
berfikir
siswa
secara
umum
terdapat
tiga
kelompok besar yang menerjemahkan defenisi
dimanfaatkan dalam bentuk pelaksanaan ujian,
intelegensia
pelaksanaan pembelajaran praktikum, dan
banyak digunakan dan disepakati. Tiga hal
pembelajaran
tersebut
berbasis
masalah.
Tujuan
secara
yakni,
(a).
berbeda
yang
Intelegensia
paling
sebagai
pelaksanaan kegiatan tersebut adalah untuk
Kemampuan untuk Menyesuaikan Diri, (b).
mengembangkan kemampuan berfikir siswa,
Intelegensia
baik
Belajar, (c). Intelegensia sebagai Kemampuan
berfikir
memanfaatkan
reflektuf
(proses
pengetahuan
bagaimana
yang
dimiliki
sebagai
Kemampuan
untuk
untuk Berfikir Abstrak.
untuk memecahkan masalah) danterutama
berfikir kreatif.
D. Intelegensia
atau
Kecerdasan
dan
Aplikasinya dalam Pembelajaran
b. Faktor-Faktor
Istilah intelegensia memiliki arti yang sama
dengan kecerdasan. Namun demikian, banyak
ahli
yang
bersepakat
bahwa
sulit
untuk
mendefenisikan kecerdasan atau intelensia
secara akurat dan tepat serta disepakati oleh
para praktisi kecerdasan. Meskipun demikian,
dibalik banyaknya perbedaan konsep dasar
Yang
Memengaruhi
Perkembangan Intelegensia
Intelegensia atau kecerdasan meruapakan
salah satu bentuk gejala psikologis pada siswa
seperti juga pengindraan dan memori yang
dalam perkembangannya dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Menurut Sri Rukmini dkk.
17
(2006:10-11),
yang
atas rata-rata cenderung melebihin individu
Intelegensia
lainnya dalam hal hasil prestasi belajar namun
siswa yaitu, (a). Faktor Bawaan, dan (b.
penelitian lain menunjukkan bahwa orang
Faktor Lingkungan
dengan intelegensia tinggi belum tentu sukses
mempengaruhi
terdapat
dua
faktor
perkembangan
dikehidupan mendatang.
c. Macam-macam Bentuk Intelegensia.
e. Implikasi Intelegensia Dalam Pembelajaran
Garner dalam Sugihartono dkk (2007:18)
mengemukakan
setidaknya
ada
delapan
bentuk intelegensia, antara lain :
Pemahaman
guru
terhadap
tingkat
intelegensia atau kecerdasan individu sangat
diperlukan
Intelegensia Linguistik,
untuk
menunjang
keberhasilan
proses pembelajaran siswa disekolah. Hal ini
disebabkan perbedaan individu masing-masing
Intelegensia Matematik-Logik
siswa dengan siswa lainnya juga dapat terjadi
pada tingkat kecerdasan atau intelegensia yag
Intelegensia Spasial
mereka miliki. Siswa dalam satu kelas sangat
dimungkinkan terdiri dari siswa dengan tingkat
Intelegensia Kinestetik-Jasmani
kecerdasan sangat tinggi, kecerdasan tinggi,
rata-rata, bahkan dibawah rata-rata. Oleh
Intelegensia Musikal
sebab itu, guru harus mampu menyesuaikan
Intelegensia Intrapersonal, dan
metode
dan
model
penyampaian
materi
pelajaran dengan kondisi siswa.
Intelegensia Naturalistik
E. Motivasi dan Emosi serta Aplikasinya dalam
d. Peran Intelegensia Dalam Belajar
Pembelajaran
Peran nyata intelegensia dalam proses
a. Konsep Dasar Emosi dan Motivasi
belajar tidak dapat diamati secara sederhana.
Untuk
mengetahuinya
penelitian
yang
dilakukan
bebrapa
menghubungkan
antara
Emosi dan motivasi merupakan keadaan atau
gejala
psikologis
seorang
Adanya
dan hasil belajar yang diperoleh, memang
merasakan senang, sedih, cemburu, cinta,
dalam
aman,
penelitian
ditemukan
bahwa Individu dengan IQ (intelegensia) di
takut,
menyebabkan
individu.
intelegensia seseorang dengan proses belajar
kebanyakan
emosi
pada
semangat,
dan
seseorang
sebagainya.
Sementara motivasi menyebabkan seseorang
18
melakukan
sesuatu
dan
bertahan
dalam
melakukannya. Emosi dan motivasi memiliki
c. Peran Emosi dan Motivasi dalam Proses
Belajar
keterkaitan yang cukup erat.
Emosi
dalam
proses
pembelajaran
Motivasi belajar yang tinggi tercermin dalam
memberikan pengaruh dalam bentuk cepat
ketekunan yang tidak mudah patah semangat
atau lambatnya proses belajar siswa. Emosi
atau pantang menyerah sebelum mendapatkan
pada
apa yang diinginkan. Motivasi yang tinggi
membantu proses pembelajaran yang lebih
dapat menggerakkan siswa untuk mengikuti
menyenangkan dan bermakna bagi siswa.
individu
juga
berpengaruh
dalam
proses belajar mengajar. Motivasi yang tinggi
akan sangat mungkin muncul pada siswa
ketika adanya keterlibatan siswa yang tinggi
dalam pembelajaran, adanya keterlibatan dan
keaktifan siswa dalam belajar, dan adanya
upaya dari guru untuk memelihara agar siswa
senantiasa memiliki motivasi belajar yang
tinggi.
d. Implikasi Adanya Emosi dan Motivasi dalam
Pembelajaran
Motivasi yang dimiliki siswa memberikan
pengaruh terhadap proses pembelajaran yang
diikuti dan proses belajar yang dilakukan oleh
siswa.
Motivasi
yang
dimiliki
siswa
memberikan enegi dan semangat bagi siswa
untuk mempelajari sesuatu. Atas dasar itulah,
b. Macam-macam motivasi
guru diharapkan memahami dan mengerti
Motivasi yang dimiliki oleh individu biasanya
motivasi siswanya dalam mengikuti proses
lebih dari satu macam. Dalam proses belajar,
pembelajaran. Guru Perlu memunculkan dan
ada siswa yang belajar karena memang
menjaga motivasi siswa tetap tinggi sangat
menyukai mata pelajarannya dan ada juga
diperlukan selama proses pembelajaran.
yang termotivasi untuk mendapatkan prestasi
yang tinggi sehingga dapat melanjutkan ke
Selain melibatkan motivasi, keterlibatan
sekolah favorit. Menurut Sri Rukmini dkk
emosi siswa dalam proses belajar mengajar
(2006:
dibedakan
juga perlu diperhatikan. Hal ini disebabkan,
Motivasi
emosi yang positif akan memicu sikap-sikap
(b). Motivasi
dan perilaku positif yang mempermudah dan
12),
berdasarkan
motivasi
hal
dapat
berikut,
berdasarkan kemunculannya,
berdasarkan
sumbernya,
berdasarkan Isinya.
(a).
(c).
Motivasi
memperlancar proses penyerapan informasi di
otak.
KESIMPULAN
19
Pada pembahasan dari latar belakang
masalah
tentang
landasan
Psikologis
Pendidikan maka dapat ditarik kesimpulan
Makmun, A. 2001. Psikologi Kependidikan,
Perangkat Sistem Pengajaran Modul,
Bandung : Rosdakarya
bahwa psikologis adalah hal yang wajib
diketahui oleh para calon pendidik agar supaya
para pendidik tersebut mampu memilih metode
apa yang bisa diterapkan untuk menghadapi
para peserta didik dalam proses belajar
mengajar, mampu menguasai kelas dengan
keadaan jiwa dan karakter yang berbeda-beda,
dengan emosiyang pasang surut.
Oleh sebab itu para pendidik diwajibkan
mempunyai pedoman dalam mengajar, dan
salah satu pedoman tersebut adalah Psikologi
pendidikan
yang
dimana
bermuara
pada
kondisi perkembangan kejiwaan dan emosi
peserta didik terutama dalam proses belajar
mengajar. Jadi pendidik atau calon pendidik
dituntut
bisa
dalam
menghadapi
kondisi,
emosi, keadaan peserta didik agar supaya
nantinya perlahan demi perlahan kita tetap
bisa berada pada jalur yang dimana bisa
mewujudkan
pendidikan
nasional
secara
umum.
Daftar Rujukan
Irham, M & Wiyani , N. A. 2015, Psikologi
Pendidikan, Teori dan Aplikasi dalam
Proses Pembelajaran, Yogyakarta: Arruzz Media
Nurhayati, E. 2011.
Psikologi Pendidikan
Inovatif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Soeitoe,
S.
1982.
Mengutamakan
Psikologi
Pendidikan,
Segi-segi
Perkembangan, Jakarta: Fak. Ekonomi
UI
ARTIKEL
OLEH
AWAL AKBAR JAMALUDDIN
NIM 160614801335
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA
2016
LANDASAN PSIKOLOGIS PENDIDIKAN
2
ARTIKEL
Diajukan
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
Dalam menyelesaikan tugas mata kuliah
Landasan Pendidikan dan Pembelajaran
Oleh
Awal Akbar Jamaluddin
NIM 160614801335
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA
2016
LANDASAN PSIKOLOGIS PENDIDIKAN
Awal Akbar J,
3
Jurusan Pendidikan Olahraga, Progam Pascasarjana
Matakuliah Landasan Pendidikan dan Pembelajaran
Universitas Negeri Malang
Email: [email protected]
Abstrak:
Psikologis dalam pendidikan sangat berperan penting untuk
menunjang keberhasilan proses belajar mengajar, karena bersinggungan
langsung dengan jiwa atau karakter peserta peserta didik itu sendiri, dan dalam
hal ini pendidik diharuskan peka terhadap kejiwaan peserta didiknya, oleh sebab
itu guru perlu memahami tentang konsep psikologis dalam pendidikan.
Kata Kunci: Landasan, Psikologis, Pendidikan
PENDAHULUAN
pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu
Dalam membicarakan masalah pendidikan
dan
pembelajaran
tidak
akan
pernah
berkesudahan, karena materi maupun objek
formanya adalah manusia yang senantiasa
berkembang secara progresif. Karasteristik
yang tidak berkesudahan ini tidak serta merta
menyalahkan gagasan sebelumnya, melainkan
sebagai
gagasan
untuk
lebih
meluaskan
pilar utama demi berdirinya suatu sistem
pendidikan yang kompleks, belajar tentang
psikologi
pada
dasarnya
bermuara
pada
perkembangan, dan kitapun selaku guru harus
bisa merumuskan masalah-masalah terkait
dengan perkembangan individu anak didik kita
agar supaya setiap individu itu mempunyai hak
dan perlakuan yang sama.
cakrawala dalam memformulasikan pendidikan
Pendidikan tak pernah lepas dari masalah,
dan pembelajaran yang sesuai sepanjang dan
terlebih masalah yang di hadapi individu selaku
sejagad hayat. Berbicara mengenai pendidikan
pelaku dalam pendidikan, dalam hal ini adalah
dan proses belajar mengajar tentulah bukan
anak didik itu sendiri, pentingnya pemahaman
hal yang sepele ada beberapa indikator yang
serta metode oleh para Pendidik terkait dari
mempengaruhinya,
bagaimana
masalah-masalah belajar siswa itu sendiri agar
perilaku siswa atau guru terhadap proses
dalam proses pembelajaran nantinya semua
belajar mengajar demi untuk menuju tujuan
anak bisa memiliki keinginan besar untuk bisa
dari pendidikan itu sendiri.
lebih
terkhusus
Selaku pendidik kita mesti sedikit banyak
dituntut untuk berinovasi dalam mendidik, tentu
dalam hal ini kita harus mengetahui aspekaspek yang ada dalam pendidikan itu sendiri,
khususnya
aspek
psikologi,
Psikologi
aktif
dalam
mengikuti
proses
pembelajaran.
PEMBAHASAN
1. KONSEP DASAR PSIKOLOGI PENDIDIKAN
4
a. Defenisi Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan memiliki peran yang
penting dalam mendampingi dan membimbing
Istilah psikologi pendidikan pada dasarnya
guru dalam mencapai keberhasilan proses
merupakan sebuah frasa yang terdiri atas 2
pembelajaran.
susku kata, yaitu psikologi dan pendidikan.
pendidikan
Oleh karena itu untuk mengetahui keduanya
prinsip-prinsip
mari kita pisahkan terlebih dahulu antara
pendidikan
pengertian psikologi dan pendidikan.
pendidik dalam membantu siswa mendapatkan
1) Pengertian Psikologi, berasal dari bahasa
yunani yaitu psyce yang berarti jiwa dan logos
yang berarti ilmu. Jadi, psikologi adalah ilmu
yang mempelajari jiwa atau tingkah laku
manusia
baik
pembelajaran
psikologis
yang
dapat
adalah
dalam
dunia
digunakan
oleh
pengalaman-pengalaman
belajar
untuk
membangun kepribadian, kematangan, dan
kedewasaan.
Menurut Sumadi Suryabrata (2011: 1-2),
mengacu pada pengertian psikologi sebagai
kelompok serta pengaruh yang muncul akibat
sebuah ilmu pengetahuan untuk memahami
hubungan individu tersebut dengan lingkungan
sesama manusia agar
sekitarnya.
dengan baik, pengetahuan guru terhadap
Pendidikan,
individu
dalam
psikologi
maupun
2) Pengertian
sebagai
Kebermanfaatan
Usaha
untuk
mendewasakan dan memandirikan manusia
melalui kegiatan yang terencana dan disadari
melalui kegiatan belajar dan pembelajaran
yang melibatkan pendidik dan peserta didik.
3) Psikologi Pendidikan, dapt dipahami sebagai
cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari
tentang
penerapan-penerapan
teori-teori
psikologi dalam dunia pendidikan terhadap
siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai
pendidik serta hubungan keduanya dengan
lingkungan dalam proses belajar mengajar.
b. Pentingnya Psikologi Pendidikan dalam
Pembelajaran
memperlakukannya
kondisi psikologis siswa adalah penting Hal itu
menjadikan
psikologi
kedudukan
yang
pendidikan
penting
dalam
memiliki
proses
pendidikan dan pembelajaran.
Psikologi
pendidikan
bagi
mahasiswa
selaku calon pendidik perlu dipahami secara
komperhensif
sebagai
sebuah
ilmu
pengetahuan praktis yang tidak hanya cukup
sebagai sebuah pemahaman teori-teori, tetapi
lebih menekankan pada tataran bagaimana
aplikasinya dalam praktik pendidikan secara
nyata. Hal ini tidak terlepas dari proyeksi
mahasiswa program studi keguruan karena
mereka juga akan menjadi guru sehingga
semakin awal memahami psikologi pendidikan
5
maka akan semakin mampu melaksanakan
menyelesaikan
program-program
proses belajar dan pembelajaran yang lebih
pembelajaran sampai tuntas.
baik.
d. Ruang lingkup kajian psikologi pendidikan
c. Tujuan mempelajari Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan membahas proses
Psikologi pendidikan membahas tentang
belajar mengajar dari berbagai sudut pandang
siswa dengan berbagai karasteristiknya dalam
psikologis
siswa
dan
belajar dan juga guru dalam mengajar. Oleh
pendidikan
memandang
sebab itu, tujuan dari psikologi secara umum,
sebagai
pada dasarnya sebagai berikut :
pembahasan
objek
guru.
guru
yang
proses
Psikologi
dan
siswa
menjadi
belajar
fokus
mengajar
tersebut , terutama dalam setting pendidikan
1) Memahami bentuk-bentuk gejala psikologis
formal
disekolah.
Secara
lebih
khusus,
individu (siswa) secara umum dalam bentuk
psikologi pendidikan membahas sikap dan
sikap dan tingkah laku selama mengikuti
tingakah laku siswa sebagai individu, anggota
proses pembelajaran.
kelompok, dan hubugan antara keduanya
2) Memahami
potensi
kemampuan-kemampuan
siswa
dalam
mengikuti
dan
proses
pembelajaran.
3) Membantu siswa mengembangkan berbagai
jenis kemampuan dan potensi yang dimiliki
dalam bentuk proses-proses pembelajaran
yang berbasis pengembangan siswa.
4) Memahami
bagaimana
dengan lingkungan sekitar (guru, lingkungan
sekolah, keluarga, dan masyarakat) dalam
proses belajar mengajar.
Tujuan
utama
pembelajaran
kehidupan
proses
adalah
bangsa
dan
pendidikan
dan
mencerdaskan
mendewasakan
manusia. Dalam hal ini adalah siswa sebagai
peserta didik. Singkatnya, ruang lingkupnya
seharusnya
membahas
siswa
sebagai
individu
yang
pelaksanaan proses belajar dan pembelajaran
melakukan proses belajar dengan berbagai
agar
perbedaan karasteristik dan kebutuhannya
tercapai
tujuan-tujuan
pembelajaran
sehingga memberikan pandudan bagi pendidik
secara efektif.
dalam
5) Membantu
siswa
menyelesaikan
program
pembelajaran sehingga dengan pemahaman
guru
tentang
memberikan
psikologi
bantuan
pendidikan
pada
siswa
dapat
dalam
mengorganisasikan
proses
pembelajaran dengan tujuan siswa dapat
belajar lebih optimal.
6
2. PERKEMBANGAN
MANUSIA,
PERILAKU
DAN PRIBADI.
struktur
tulang
belulang.
Dalam
taraf
perkembangan selanjutnya, normalitas dari
konstitusi, struktur, dan kondisi jasmaniah
Mengenai pembawaan psikologis, ada yang
seseorang akan mempengaruhi normalitas
sama sekali tidak dapat dipengaruhi oleh
kepribadiannya, khususnya yang berkaitan
lingkungan, ada yang sedikit banyak terkena
dengan masalah body-image, self-concept,
pengaruh dari luar. Mata, pola gambaran
self-esteem,
tangan dan kaki, demikian pula letak hidung
Perkembangan fisik ini mencakup aspek-
dan telinga tidak dapat diubah oleh pengaruh
aspek anatomis dan fisiologis. Indeks tinggi
lingkungan.
dan berat badan, proporsi tinggi kepala dengan
Proses-proses seperti belajar, penggunaan
ingatan, penanaman kebiasaan yang dalam
pendidikan dan pengjaran merupakan unsurunsur penting, tidak hanya ditemui pada taraf
psikis tetapi juga pada taraf biologis. Dengan
demikian jelaslah kegunaan pendidikan dan
pengajaran pada taraf kehidupan biologis.
Para
ahli
pendidikan
dan
psikologis
berpendapat bahwa : Jalan hidup seseorang
tinggi
dan
garis
rasa
keajegan
harga
dirinya.
badan
secara
keseluruhan :
Tulang belulang pada masa bayi berjumlah 27
yang
masih
lentur,
berpori
dan
persambugannya longgar; pada awal masa
remaja
menjadi
350
(proses
diferensiasi
fungsi) dan pada usia menjelang dewasa
menjadi 200 integrasi, persenyawaan dan
pergeseran (Crow & Crow 1956 : 36);
ditentukan oleh pendidikannya semasa kecil.
Berat dan tinggi badan pada waktu lahir
umumnya sekita 3-4 kg dan 0,60 cm, masa
kanak-kanak sekitar 12-15 kg dan 90-120 cm,
1) Perkembangan Fisik dan Prilaku
pada awal masa remaja sekitar 30-40 kg dan
140-160
a) Perkembangan fisik
cm,
dan
selanjutnya
kepesatan
cenderung berkurang bahkan mapan.
Awal dari perkembangan pribadi seseorang
pada asasnya bersifat biologis (Allport, 1957).
Proporsi tinggi kepala dan badan pada masa
bayi dan kanak-kanak sekitar 1 : 4 menjelang
Perkembangan Anatomis
Perkembangan
anatomis
dewasa menjadi 1 : 8 atau 10.
ditunjukkan
dengan adanya perubahan kuantitatif pada
7
Adanya abnormalitas dalam perkembangan
sangat pesat, pada usia sekolah menjadi
fisik secara anatomis akan berpengaruh atas
lambat, mulai masa remaja terjadi amat
segi-segi kepribadiannya.
mencolok. Kemudian (pada permulaan masa
remaja akhir bagi wanita dan penghujung
Perkembangan Fisiologis
remaja akhir bagi pria) laju perkembangan
Perkembangan fisiologis ditandai dengan
adanya
perubahan-perubahan
kuantitatif,
kualitatif,
dan
secara
fungsional
menurun sangat lambat.
b) Perkembangan Perilaku Motorik
dari
sistem-sistem kerja hayati seperti kontraksi
Perilaku psikomotorik memerlukan adanya
pernafasan,
koordinasi fungsional antara neuronmuscular
persyarafan, sekresi kelenjar dan pencernaan :
system (persyarafan dan otot) dan fungsi psikis
otot,
peredaran
darah
dan
(kognitif, afektif, dan konatif).
Perubahan Bentuk otot.
Loree (1970 : 75) menyatakan bahwa ada 2
Frekuensi denyut jantung pada masa bayi
macam perilaku psikomotorik utama yang
sekitar 140 permenit dengan meningkatnya
bersifat universal harus dikusasai oleh setiap
usia dapat berkurang sampai 62-63 meskipun
individu pada masa bayi atau pada masa
normalnya pada orang dewasa sekitar 72.
kanak-kanaknya ialah berjalan (walking) dan
memegang benda (prehension). Kedua jenis
Presentase
tingkat
kesempurnaan
perkembangan secara fungsional.
Keaktifan dan tingkat kematangannya sekreksi
tubuh.
Proses Jalannya Perkembangan Fisik
Perkmbangan fisik berlangsung mengikuti
prinsip-prinsip cepalocaudal (mulai dari bagian
kepala menuju ekor kaki) dan proximodistal
(mulai bagian tengah ke tepi atau tangan). Laju
perkembangan berjalan secara berirama; Pada
masa bayi dan kanak-kanak perubahan fisik
keterampilan psikomotorik ini merupakan basis
bagi perkembangan ketrampilan yang lebih
kompleks seperti yang kita kenal dengan
sebutan
bermain
(playing)
dan
bekerja
(working).
Dua prinsip perkembangan utama yang
tampak
dalam
semua
bentuk
perilaku
psikomotorik ialah (1) bahwa perkembangan
itu berlangsung dari yang sederhana kepada
yang kompleks, dan (2) dari yang kasar dan
global (gross bodily movements) kepada yang
halus dan spesifik tetapi terkoordinasikan
(finely coordinated movements).
8
Berjalan dan Memegang Benda
keterampilan-keterampilan menulis, mengetik,
menjahit, dan sebagainya sangat tepat saatnya
Perkembangan
berlangsung
psikomotorik
secara
dasar
sekuensial,
itu
mulai dikembangkan.
sebagai
berikut (1) keterampilan bergulir (rool over)
Proses Perkembangan Motorik
dari telentang menjadi telungkup (5 : 8 bulan),
(2) gerak duduk (sit up) yang bebas (8,3
Di
samping
faktor
hereditas,
faktor-faktor
bulan), (3) berdiri bebas (9,0 bulan) berjalan
lingkungan alamiah, sosial, kultural, nutrisi dan
dengan bebas (13,8 bulan) (Lorre, 1970 :75).
gizi serta kesempatan dan latihan merupakan
hal-hal yang sangat berpengaruh terhadap
Dengan demikian, maka dalam gerakangerakan
psikomotorik
dasar
itu
tingkatan
proses dan produk perkembangan fisik dan
perilaku psikomotorik.
penguasaannya sudah dapat diprediksi. Kalau
terjadi kelambatan-kelambatan dari ukuran
normalitas waktu diatas, berarti menandakan
adanya kelainan tertentu.
manusia dengan hewan. Dengan bahasanya
Dengan dikuasainya keterampilan berjalan
maka anak akan menjadi lebih aktif, lebih
banyak melakukan aktifitas dan memanfaatkan
disekitarnya.
Kalau
diberikan
atau
disediakan alat-alat tertentu maka mereka
akan membuat sebuah kontruksi.
fantastik itu dapat beralih kepada berbagai
bentuk gerakan bermain yang ritmis dan
dinamis, tetapi belum terikat dengan aturanaturan yang ketat.
Pada usia remaja kegiatan motorik sudah
kepda
persiapan-persiapan
manusia mampu :
Mengkondisifikasikan,
mencatat,
dan
menyimpan berbagai kesan dan tanggapan
(persepsi), informasi, fakta, dan data, konsep
atau pengertian (concept and ideas), dalil atau
kaidah atau hukum (principles) sampai kepada
Mulai usia 4-5 tahun bermain kontruksi yang
tertuju
a) Perkembangan Bahasa
Kemampuan berbahasalah yang membedakan
Bermain dan Bekerja
benda
2) Perkembangan Bahasa dan Prilaku Kognitif
kerja,
bentuk ilmu pengetahuan (body of knowledge)
dan sistem-sistem nilai (Value system)
Mentransformasikan dan mengolah berbagai
bentuk
informasi
tersebut
melalui
proses
berfikir
mempergunakan
(diferensiasi,
tersebut
diatas
dan
dengan
kaidah-kaidah
logika
asosiasi,
proporsi
atau
9
komparasi,
kausalitas,
prediksi,
konklusi,
menyenangkan, misalnya botol susu hangat,
generalisasi, interpretasi dan inferensi) dalam
belaian suara ibu, dan sebagainya) atau
rangka pemecahan masalah (problem solving)
gerakan negatif (menolak benda yang dingin,
dan mencari, mengkreasikan dan menemukan
dan sebagainya) ; bahasa mimik (senyuman
hal-hal baru.
dan
tawa)
;
(menangis
Mengkoordinasikan dan mengekspresikan citacita, sikap, penilaian, dan penfhayata (etis,
bahasa
kalau
mendengar
emosional
lapar,
suara
ekpresif
kedinginan,
keras
meraba
atau
dan
sebagainya).
estetis, ekonoms, sosial, politis, religius, dan
b. Pada masa enam bulan kedua dari masa bayi,
kultural.
bahasa
Mengkomunikasikan
(menyimpan
dan
sensorimotorik
berkurang,
sedangkan
tersebut
bahasa
menerima) berbagai informasi, buah pikiran,
semakin
terarah
dan
opini, sikap, penilaian, aspirasi, kehendak, dan
dapatnya
meniru
kata-kata
rencana kepada orang lain.
diucapkan orang disekitarnya.
Indikator Perkembangan Bahasa
c. Pada
masa
mengenal
Memperhatikan penjelasan diatas dapat
dirumuskan indikatornya antara lain : jumlah
pembendaharaan
struktur
dan
kata
bentuk
(vocabulary),
jenis,
kalimat,
yang
isi
dikandungnya; gambar dan lukisan, bentuk
gerakan-gerakan
tertentu
yang
bersifat
merabanya
berbentuk
kanak-kanak,
dan
berangsur
dengan
tertentu
individu
menguasai
yang
sudah
sejumlah
pembendaharaan kata-kata (vocabulary); usia
sekitar 3-4 tahun perbendaharaannya sekitar
300 dan pada usia 6-7 tahun mencapai 2.500
kata, bahkan dapat diduga lebih dari jumlah
tersebut (Lefrancois, 1975:186; Crow & Crow,
1956:65)
ekspresif. Dengan menggunakan berbegai
indikator
tersebut
maka
dapatlah
d. Pada masa anak sekolah, dengan dikuasainya
dideskripsikan perkembangan bahasa pada
keterampilan membaca dan berkomunikasi
manusia itu, sebagai berikut.
dengan orang lain, maka pada periode 6-8
tahun ia dengan senang hati sekali membaca
a. pada masa bulan pertama dari masa bayi,
individu
berinteraksi
dan
berkomunikasi
dengan lingkungannya secara spontan dan
instiktif secara positif (menerima, meraih, atau
mendapat
benda-benda
atau
suara
yang
atau mendengar dongeng fantasi; usia 10-12
gemar bercerita yang bersifat kritis (tentang
perjalanan,
sebagainya);
riwayat
para
pahlawan,
dan
10
e. Pada masa remaja awal, mereka senang
menggunakan bahasa sandi, atau bahasa
3. Perkembangan Perilaku Sosial, Moralitas,
dan Keagamaan
rahasia yang berlaku pada gang-nya sehingga
banyak menimbulkan kepenasaran pihak luar,
mereka berusaha memahaminya, perhatiannya
ke arah mempelajari bahasa asing mulai
berkembang.
bahasa pada anak-anak sangat dipengaruhi
faktor-faktor
proses
untuk
latihan
belajar
canditioning
dan
dan
motivasi
dengan
melalui
reinforcement
(Lefrancois, 1975).
harus
berada
dalam
interaksi
dengan
lingkungan manusia-manusia lain.
Proses sosialisasi dan perkembangan sosial
Secepat individu menyadari bahwa di luar
dirinya itu ada orang lain, maka mulailah pula
b) Perkembangan Perilaku dan Fungsi-fungsi
Kognitif
menyadari bahwa ia harus belajar apa yang
seyogianya ia perbuat seperti yang diharapkan
orang lain. Proses belajar untuk menjadi
Terdapat hubungan yang amat erat antara
perkembangan bahasa dan perilaku kognitif.
Taraf-taraf
penguasaan
keterampilan
berbahasa dipengaruhi, bahkan bergantung
pada
sebagai mahluk sosial (zoon politicon), kata
Namun untuk mewujudkan potensi tersebut
Para ahli sependapat bahwa pembentukan
(kemauan)
Secara potensial (fitriah) manusia dilahirkan
Plato.
Proses Perkembangan Bahasa
oleh
a. Perkembangan Perilaku Sosial
tingkat-tingkat
kematangan
dalam
kemampuan intelektual. Sebaliknya, bahasa
merupakan sarana dan alat yang strategis bagi
lajunya perkembangan perilaku kognitif. Dalam
laju perkembangan perilaku ditunjang oleh 2
hal yaitu : (a). Perkembangan Fungsi-fungsi
Kognitif secara Kuantitatif, (b). Perkembangan
perilaku Kognitif Secara Kualitatif.
mahkluk sosial ini disebut Sosialisasi.
Kecenderungan Pola Orientasi Sosial
Branson
mengidentifikasi
(Loree,
1970:87-89)
berdasarkan
hasil
studi
longitudinalnya terhadap anak usia 5-16 tahun
bahwa ada tiga pola kecenderungan sosial
pada anak, ialah (1) withdrawal-expansive, (2)
reactivity-placidity,
Kalau
seseorang
(3)
passivity-dominance.
telah
memperlihatkan
orientasinya pada salah satu pola tersebut,
maka cenderung diikutinya sampai dewasa.
b. Perkembangan Moralitas
11
Secara
individu
merupakan
menyadari
bagian
ia
mengatur
tata
hidup
manusia
dan
alam
kelompoknya
semesta ini. Karenanya, manusia mematuhi
secepat itu pula pada umumnya individu
aturan itu dengan penuh kesadaran, ihklas
menyadari
aturan-aturan
disertai penyerahan diri dalam bentuk ritual
perilaku yang boleh, harus atau terlarang
(kebaktian) baik secara individual maupun
melakukannya.
kolektif, baik secara simbolik maupun dalam
bahwa
anggota
bahwa
terdapat
bentuk nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Proses
penyadaran
tersebut
berangsur
interaksi
dengan
3. GEJALA-GEJALA
lingkungannya dimana ia mungkin mendapat
DALAM BELAJAR
tumbuh
melalui
laragan,
suruhan,
pembenaran
atau
atau
atau
persetujuan,
kecaman
merasakan
akibat-akibat
celaan,
tertentu
yang
mungkin menyenangkan atau memuaskan
mungkin pula mengecewakan dari perbuatanperbuatan yang dilakukannya.
Dengan kehalusan perasaan (fungsi-fungsi
afektifnya disertai kejernihan akal budi (Fungsifungsi kognitif)-nya, dan didorong keihklasan
itikad (fungsi-fungsi konatif)-nya, pada saat
seseorang
setidak-tidaknya
mengalami, mempercayai, bahkan meyakini
dan menerimanya tanpa keraguan (mungkin
pula masih ada yang masih ragu), bahwa di
luar dirinya ada sesuatu yang mahaagung
yang
melebihi
Brightman
apapun
(1956:17)
termasuk
dirinya.
menjelaskan
bahwa
pengahayatan keagamaan tidak sampai hanya
kepada
pengakuan
dan
SISWA
Persepsi
serta
Aplikasinya dalam Pembelajaran
1. Konsep Dasar Pengindraan dan Persepsi
c. Perkembangan Penghayatan Keagamaan
tertentu,
A. Pengindraan
PSIKOLOGIS
atas
keberadaan
melainkan juga mengakuinya sebagai sumber
nilai-nilai luhur yang eternal (abadi) yang
Alat indra menjembatani siswa dengan
dunia luar
secara objektif
dalam
bentuk
menerima informasi dan pengetahuan baru
persis seperti apa adanya. Informasi tersebut
kemudian
disampaikan
selanjutnya
pada
diterjemahkan
otak
oleh
yang
otak
sebagaimana persepsi yang dimiliki siswa
tersebut.
Oleh
sebab
itu,
penerjemahan
informasi, pengetahuan, atau stimulus baru
pada
setiap
siswa
dalam
satu
kelas
kemungkinan besar berbeda-beda. Hal ini
disebabkan proses penerjemahan tersebut
tidak lepas dari kondisi-kondisi psikologis
siswa
termasuk
pengetahuan
dimiliki siswa sebelumnya.
yang
telah
12
Hasil
proses
pengindraan
kemudian
Apabila menjelaskan secara lisan, gunakan
dimasukkan dan disimpan dalam otak untuk
suara yang keras dan jelas agar terdengar oleh
diintrepetasikan
seluruh siswa, dan pastikan terdengar oleh
dalam
proses
persepsi.
Pengertian dasar persepsi adalah proses
penerjemahan
atau
siswa yang duduk paling belakang.
mengintrepetasikan
stimulus yang masuk melalui alat indra oleh
Ketika
menggunakan
alat
peraga,
siswa
individu yang melakukan proses pengindraan
hendaknya diberikan waktu untuk mengenali
sebagai
lebih dekat alat peraga serta mengenalinya
sebuah
pengetahuan
baru
secara
(Sugihartono dkk, 2007 : 8).
keseluruhan
dari
berbagai
sudut
pandang.
2. Implikasi Pengindraan dan Persepsi dalam
Selalu adakan proses diskusi atau tanya jawab
Proses Pembelajaran
selama
Perbedaan interpretasi atau penerjamahan
proses
pembelajaran
untuk
membentuk kesamaan persepsi.
pengamatan sebagai hasil persepsi muncul
salah satunya dipengaruhi oleh perbedaan
Pastikan guru mampu menguasai kelas dalam
sudut pandang ruang, waktu, dan arti. Oleh
bentuk kemampuan melakukan gerak dan
sebab itu, sudah selayaknya menjadi perhatian
perpindahan tempat dengan baik sehingga
guru
tidak sekadar duduk saja atau bahkan berdiri
dalam
melaksanakan
proses
pembeljaran. Hal ini penting diperhatikan agar
saja.
Hal
inidisebabkan
materi pembelajaran yang disampaikan dapat
stimulus
diterima siswa seperti apa yang diharapkan
perhatian daripada stimulus yang diam.
yang
bergerak
oleh
rangsangan
lebih
menarik
guru, dan tidak menyimpang dari tujuan
B. Ingatan atau Memori dan Aplikasinya dalam
pembelajaran yang ingin dicapai.
Pembelajaran
Berdasarkan kondisi-kondisi tersebut, proses
penyamaan
persepsi
dalam
proses
pembelajaran perlu dilakukan guru sebagai
berikut.
Ketika guru akan menjelaskan sebuah materi
pelajaran, disampaikan juga tujuan-tujuan dari
mempelajari materi tersebut.
a. Konsep Dasar Ingatan atau Memori
Memori pada dasarnya adalah kemampuan
seseorang dalam menyimpan suatu informasi
atau
pengetahuan
dan
mengeluarkannya
kembali pada saat yang dibutuhkan. Memori
atau
ingatan
merupakan
aktivitas
yang
dilakukan individu dalam bentuk kecakapan-
13
kecakapan dalam menerima, menyimpan, dan
cenderung dilupakan karena dianggap tidak
memproduksi
kembali
kesan-kesan
atau
berguna
pengetahuan
sebagai
hasil
dan
mengatasinya perlu dilakukan tehnik tertentu
belajar
pengalaman (Suryabrata, 2011 : 44).
lagi.
Oleh
sebab
itu
untuk
seperti pengulangan-pengulangan. (b). Memori
jangka
Proses terciptanya sebuah memori tidak
panjang
menyimpan
memiliki
sebuah
kemampuan
informasi
atau
lepas dari proses-proses pengamatan yang
pengetahuan dalam jangka waktu yang sangat
mendahuluinya, yang pastinya berbed pada
lama dan cenderung menetap dalam otak.
masing-masing
Kemampuan
individu.
Oleh
sebab
itu,
memori
jangka
waktu
yang
terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan
sangat lama bahkan cenderung menetap dan
memori atau ingatan sebagai berikut:
tidak akan hilang. Kemampuan memori jangka
Memori tergangtung pada pengamatan dan
persepsi
panjang
sangat
disimpan
Proses pengamatan ada yang tidak tersimpan
tertentu
sehungga
proses
dan
dengan
cara
bagaimana memori tersebut disimpan. Dengan
demikian,
otak
pada
penyimpanannya, artinya bagaimana sebuah
informasi
Memori pada setiap individu Berbeda-beda
dibagian
bergantung
kadang
ada
banyak
faktor
yang
mempengaruhi kualitas penyimpanan dalam
memori jangka panjang. (c). Memori kerja
(working memory) berguna dalam proses
mudah terlupakan
pemecahan-pemecahan permasalahan, artinya
Dalam aktivitas mengingat atau memori selain
bisa ingat, juga terjadi bisa lupa.
informasi
bertemunya
panjang
Memori terbagi atas 2, yaitu, (a). Meromi
jangka pendek (short term memory) atau
disebut juga immediate memory merupakan
jenis memori yang bekerja sangat singkat dan
hanya bertahan sesaat. Memori ini dikatakan
memori jangka pendek disebabkan rentan
waktu
tersimpannya
sangat
singkat,
juga
karena proses mengingat yang cenderung
dipaksakan
dan
ini
disegerakan,
dan
juga
menghapalnya informasi/pengetahuan tersebut
bekerja
sebagai
informasi-informasi
dan
memecahkan
jangka
sebuah
pendek
tempat
jangka
untuk
permasalahan
yang
sedang dialami, baik dalam mengerjakan soal
maupun mencari solusi atas permasalahan
lain. Proses pengolahan informasi mulai dari
asalnya stimulus sampai dengan tersimpannya
dalam memori, baik memori jangka panjang
dan jangka pendek merupakan proses yang
panjang dan melibatkan banyak komponen.
Stimulus masuk melalui sistem indra kemudian
menjadi memori melalui bebrapa tahapan.
14
b. Konsep Dasar Terjadinya Lupa
Menggunakan
dalam
Berbicara tentang ingatan maka akan selalu
akan terasosiasi dengan lupa. Lupa pada
strategi-strategi
proses
menggunakan
mengingat
pembelajaran
jembatan
dengan
keledai
dan
sebagainya.
dasarnya merupakan ketidakmampuan individu
memunculkan
kembali
Tidak membebani individu untuk mengingat
informasi atau pengetahuaan yang pernah
materi yang panjang dalam waktu yang singkat
dimilikinya pada saat yang dibutuhkan dengan
dan
tepat.
kemampuan memori jangka pendek individu
c. Implikasi
atau
adanya
memanggil
Memori
dalam
Proses
Pembelajaran
`Adanya
segera.
Hal
ini
tidak
lepas
dari
Melakukan proses pengulangan-pengulangan
materi pelajaran, terutama poin-poin penting
pendek
individu
penting
Menghubung-hubungkan materi dan aktivitas
diperhatikan dan dilakukan selama proses
belajar dengan kondisi keseharin yang nyata-
pembelajaran. Hal ini tidak lepas dari kondisi-
nyata ada dan sering dijumpai siswa disekitar
kondisi
yang
lingkungannya. Hal ini tidak terlepas dari
membutuhkan efektivitas dan efisiensi guru
kemampuan memori jangka panjang dan
membantu
memori kerja.
panjang
pada
dalam
siswa
baik
dalam pelajaran
jangka
maupun
memori,
pembelajaran
untuk
berkembang
dan
menyelaseaikan tugas-tugas belajar dengan
baik. Penerapannya dalam pembelajaran tidak
Memberikan korelasi materi pelajaran dengan
lepas dari adanya jenis memori jangka pendek
pengalaman siswa
dan panjang. Proses belajar dan Pembelajaran
panjang dan kebermanfaatannya bagi individu
memiliki keterkaitan dan hubungan dengan
siswa dalam jangka pendek maupun panjang.
dalam
memori jangka
ingatan. Oleh sebab itu pendidik atau guru
perlu memperhatikan kemampuan siswa dalam
Mengikutkan dan memunulkan emosi siswa
(senang, ceria, semangat, dan sebagainya)
mengingat.
selama proses pembelajaran terutama untuk
Dengan
demikian,
pelaksanaan
proses
memori jangka panjang.
pembelajaran yang memerhatikan kemampuan
memori siswa dan kemungkinan terjadinya
lupa, dapat diantisipasi dengan kegiatankegiatan sebagai berikut :
C. Berpikir
Dan
Pembelajaran
Aplikasinya
Dalam
15
a. Konsep Dasar Berpikir
c. Implikasi Adanya Proses Berfikir Siswa dalam
Pembelajaran
Pada umumnya, berfikir hanya dilakukan
oleh orang-orang yang sedang mengalami
Berfikir merupakan proses yang penting
sebuah problem atau permasalahan, baik
dalam pendidikan, belajar dan pembelajaran.
dalam bentuk soal ujian, kehilangan sesuatu,
Proses berfikir pada siswa merupakan wujud
pengambilan
keseriusannya
keputusan
dan
sebagainya.
dalam
belajar.
Berfikir
Dengan demikian, pada dasarnya proses
membantu siswa untuk menghadapi persoalan
berfikir pada seseorang muncul sebagai usaha
atau masalah dalam proses pembelajaran,
untuk
ujian, dan kegiatan pendidikan lain seperti
memecahkan
masalah
yang
dihadapinya.
eksperimen, observasi, dan praktik lapangan
lainnya. Proses berfikir pada siswa dalam
b. Macam-Macam Berfikir
proses
berurutan, mencoba memahami sesuatu dari
detail ke global, membimbing untuk membaca
yang
berupa
kata-kata,
simbol, dan huruf, fokus kerjanya adalah pada
internal individu atau pengetahuan yang telah
dimiliki dan informasinya bersifat faktual”.
untuk
baik,
akhirnya
adalah
dan
efisien.
berharap
Ttujuan
siswa
akan
keterampilan-keterampilan
berfikirnya untuk memecahkan masalah yang
dihadapi
dalam
kehidupan
nyata
di
masyarakat.
terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan
berfikir
secara
acak,
memahami sesuatu dari global ke detail,
membaca dengan cara menyeluruh, lebih
fokus pada bentuk gambar dan grafik, proses
belajar diawali dengan melihat dahulu atau
mengalami yang kemudian terjadi proses
belajar secara alamiah dan spontan yang lebih
fokus pada eksternal.
efektif
menggunakan
guru
proses
benar,
Menurut Wasty Soemanto (2006 : 33-34),
Berfikir Otak Kanan
“Melakukan
bertujuan
dalam menyelesaikan permasalahan dengan
”Melakukan proses berfikir secara runtun atau
fonetik
mengajar
membangun dan membentuk kebiasaan siswa
Berfikir Otak Kiri
berdasar
belajar
untuk
mengembngkan
kemampuan
berfikir siswa sebagai berikut :
Guru
membantu
kemampuan
dan
mengembangkan
keterampilan
berbahasa
siswa sebagai dasar berfikir.
Proses pembelajaran yang dilakukan bukan
memberikan
banyaknya
pengetahuan
pada
siswa,
sebanyakmelainkan
16
membimbing pikiran dan struktur kognitif siswa
kecerdasan,
dalam
dengan
konsep intelegensia sangat penting untuk
memberikan sejumlah pengertian atau konsep
menunjang proses pembelajaran yang efektif
dasar
bagi siswa.
memahami
yang
sesuatu
fungsional
tentang
sebuah
pemahaman
guru
terhadap
pengetahuan baru dengan tujuan memicu
a. Konsep Dasar Intelegensia
perkembangan keterampilan berfikir siswa.
Proses pembelajaran dilakukan denga cara
guru memberikan pengertian-pengertian kunci
atau konsep dasarnya agar siswa dapat berfikir
cepat
dan
tepat
serta
mengembangkan
Intelegensia memiliki defenisi dan tafsir
yang sangat luas. Oleh sebab itu, terdapat
banyak tokoh yag menerjemahkan intelegensia
tersebut sehingga muncul banyak defenisi
dengan berbagai sudut pandangnya. Namun
kemampuan logikanya.
demikian,
Aplikasi
adanya
proses
berfikir
siswa
secara
umum
terdapat
tiga
kelompok besar yang menerjemahkan defenisi
dimanfaatkan dalam bentuk pelaksanaan ujian,
intelegensia
pelaksanaan pembelajaran praktikum, dan
banyak digunakan dan disepakati. Tiga hal
pembelajaran
tersebut
berbasis
masalah.
Tujuan
secara
yakni,
(a).
berbeda
yang
Intelegensia
paling
sebagai
pelaksanaan kegiatan tersebut adalah untuk
Kemampuan untuk Menyesuaikan Diri, (b).
mengembangkan kemampuan berfikir siswa,
Intelegensia
baik
Belajar, (c). Intelegensia sebagai Kemampuan
berfikir
memanfaatkan
reflektuf
(proses
pengetahuan
bagaimana
yang
dimiliki
sebagai
Kemampuan
untuk
untuk Berfikir Abstrak.
untuk memecahkan masalah) danterutama
berfikir kreatif.
D. Intelegensia
atau
Kecerdasan
dan
Aplikasinya dalam Pembelajaran
b. Faktor-Faktor
Istilah intelegensia memiliki arti yang sama
dengan kecerdasan. Namun demikian, banyak
ahli
yang
bersepakat
bahwa
sulit
untuk
mendefenisikan kecerdasan atau intelensia
secara akurat dan tepat serta disepakati oleh
para praktisi kecerdasan. Meskipun demikian,
dibalik banyaknya perbedaan konsep dasar
Yang
Memengaruhi
Perkembangan Intelegensia
Intelegensia atau kecerdasan meruapakan
salah satu bentuk gejala psikologis pada siswa
seperti juga pengindraan dan memori yang
dalam perkembangannya dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Menurut Sri Rukmini dkk.
17
(2006:10-11),
yang
atas rata-rata cenderung melebihin individu
Intelegensia
lainnya dalam hal hasil prestasi belajar namun
siswa yaitu, (a). Faktor Bawaan, dan (b.
penelitian lain menunjukkan bahwa orang
Faktor Lingkungan
dengan intelegensia tinggi belum tentu sukses
mempengaruhi
terdapat
dua
faktor
perkembangan
dikehidupan mendatang.
c. Macam-macam Bentuk Intelegensia.
e. Implikasi Intelegensia Dalam Pembelajaran
Garner dalam Sugihartono dkk (2007:18)
mengemukakan
setidaknya
ada
delapan
bentuk intelegensia, antara lain :
Pemahaman
guru
terhadap
tingkat
intelegensia atau kecerdasan individu sangat
diperlukan
Intelegensia Linguistik,
untuk
menunjang
keberhasilan
proses pembelajaran siswa disekolah. Hal ini
disebabkan perbedaan individu masing-masing
Intelegensia Matematik-Logik
siswa dengan siswa lainnya juga dapat terjadi
pada tingkat kecerdasan atau intelegensia yag
Intelegensia Spasial
mereka miliki. Siswa dalam satu kelas sangat
dimungkinkan terdiri dari siswa dengan tingkat
Intelegensia Kinestetik-Jasmani
kecerdasan sangat tinggi, kecerdasan tinggi,
rata-rata, bahkan dibawah rata-rata. Oleh
Intelegensia Musikal
sebab itu, guru harus mampu menyesuaikan
Intelegensia Intrapersonal, dan
metode
dan
model
penyampaian
materi
pelajaran dengan kondisi siswa.
Intelegensia Naturalistik
E. Motivasi dan Emosi serta Aplikasinya dalam
d. Peran Intelegensia Dalam Belajar
Pembelajaran
Peran nyata intelegensia dalam proses
a. Konsep Dasar Emosi dan Motivasi
belajar tidak dapat diamati secara sederhana.
Untuk
mengetahuinya
penelitian
yang
dilakukan
bebrapa
menghubungkan
antara
Emosi dan motivasi merupakan keadaan atau
gejala
psikologis
seorang
Adanya
dan hasil belajar yang diperoleh, memang
merasakan senang, sedih, cemburu, cinta,
dalam
aman,
penelitian
ditemukan
bahwa Individu dengan IQ (intelegensia) di
takut,
menyebabkan
individu.
intelegensia seseorang dengan proses belajar
kebanyakan
emosi
pada
semangat,
dan
seseorang
sebagainya.
Sementara motivasi menyebabkan seseorang
18
melakukan
sesuatu
dan
bertahan
dalam
melakukannya. Emosi dan motivasi memiliki
c. Peran Emosi dan Motivasi dalam Proses
Belajar
keterkaitan yang cukup erat.
Emosi
dalam
proses
pembelajaran
Motivasi belajar yang tinggi tercermin dalam
memberikan pengaruh dalam bentuk cepat
ketekunan yang tidak mudah patah semangat
atau lambatnya proses belajar siswa. Emosi
atau pantang menyerah sebelum mendapatkan
pada
apa yang diinginkan. Motivasi yang tinggi
membantu proses pembelajaran yang lebih
dapat menggerakkan siswa untuk mengikuti
menyenangkan dan bermakna bagi siswa.
individu
juga
berpengaruh
dalam
proses belajar mengajar. Motivasi yang tinggi
akan sangat mungkin muncul pada siswa
ketika adanya keterlibatan siswa yang tinggi
dalam pembelajaran, adanya keterlibatan dan
keaktifan siswa dalam belajar, dan adanya
upaya dari guru untuk memelihara agar siswa
senantiasa memiliki motivasi belajar yang
tinggi.
d. Implikasi Adanya Emosi dan Motivasi dalam
Pembelajaran
Motivasi yang dimiliki siswa memberikan
pengaruh terhadap proses pembelajaran yang
diikuti dan proses belajar yang dilakukan oleh
siswa.
Motivasi
yang
dimiliki
siswa
memberikan enegi dan semangat bagi siswa
untuk mempelajari sesuatu. Atas dasar itulah,
b. Macam-macam motivasi
guru diharapkan memahami dan mengerti
Motivasi yang dimiliki oleh individu biasanya
motivasi siswanya dalam mengikuti proses
lebih dari satu macam. Dalam proses belajar,
pembelajaran. Guru Perlu memunculkan dan
ada siswa yang belajar karena memang
menjaga motivasi siswa tetap tinggi sangat
menyukai mata pelajarannya dan ada juga
diperlukan selama proses pembelajaran.
yang termotivasi untuk mendapatkan prestasi
yang tinggi sehingga dapat melanjutkan ke
Selain melibatkan motivasi, keterlibatan
sekolah favorit. Menurut Sri Rukmini dkk
emosi siswa dalam proses belajar mengajar
(2006:
dibedakan
juga perlu diperhatikan. Hal ini disebabkan,
Motivasi
emosi yang positif akan memicu sikap-sikap
(b). Motivasi
dan perilaku positif yang mempermudah dan
12),
berdasarkan
motivasi
hal
dapat
berikut,
berdasarkan kemunculannya,
berdasarkan
sumbernya,
berdasarkan Isinya.
(a).
(c).
Motivasi
memperlancar proses penyerapan informasi di
otak.
KESIMPULAN
19
Pada pembahasan dari latar belakang
masalah
tentang
landasan
Psikologis
Pendidikan maka dapat ditarik kesimpulan
Makmun, A. 2001. Psikologi Kependidikan,
Perangkat Sistem Pengajaran Modul,
Bandung : Rosdakarya
bahwa psikologis adalah hal yang wajib
diketahui oleh para calon pendidik agar supaya
para pendidik tersebut mampu memilih metode
apa yang bisa diterapkan untuk menghadapi
para peserta didik dalam proses belajar
mengajar, mampu menguasai kelas dengan
keadaan jiwa dan karakter yang berbeda-beda,
dengan emosiyang pasang surut.
Oleh sebab itu para pendidik diwajibkan
mempunyai pedoman dalam mengajar, dan
salah satu pedoman tersebut adalah Psikologi
pendidikan
yang
dimana
bermuara
pada
kondisi perkembangan kejiwaan dan emosi
peserta didik terutama dalam proses belajar
mengajar. Jadi pendidik atau calon pendidik
dituntut
bisa
dalam
menghadapi
kondisi,
emosi, keadaan peserta didik agar supaya
nantinya perlahan demi perlahan kita tetap
bisa berada pada jalur yang dimana bisa
mewujudkan
pendidikan
nasional
secara
umum.
Daftar Rujukan
Irham, M & Wiyani , N. A. 2015, Psikologi
Pendidikan, Teori dan Aplikasi dalam
Proses Pembelajaran, Yogyakarta: Arruzz Media
Nurhayati, E. 2011.
Psikologi Pendidikan
Inovatif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Soeitoe,
S.
1982.
Mengutamakan
Psikologi
Pendidikan,
Segi-segi
Perkembangan, Jakarta: Fak. Ekonomi
UI