landasan psikologis pendidikan psikologis psikologis

LANDASAN PSIKOLOGIS PENDIDIKAN

ARTIKEL

OLEH
AWAL AKBAR JAMALUDDIN
NIM 160614801335

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA
2016
LANDASAN PSIKOLOGIS PENDIDIKAN

2

ARTIKEL
Diajukan
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
Dalam menyelesaikan tugas mata kuliah
Landasan Pendidikan dan Pembelajaran


Oleh
Awal Akbar Jamaluddin
NIM 160614801335

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA
2016
LANDASAN PSIKOLOGIS PENDIDIKAN

Awal Akbar J,

3
Jurusan Pendidikan Olahraga, Progam Pascasarjana
Matakuliah Landasan Pendidikan dan Pembelajaran
Universitas Negeri Malang
Email: [email protected]

Abstrak:

Psikologis dalam pendidikan sangat berperan penting untuk
menunjang keberhasilan proses belajar mengajar, karena bersinggungan
langsung dengan jiwa atau karakter peserta peserta didik itu sendiri, dan dalam
hal ini pendidik diharuskan peka terhadap kejiwaan peserta didiknya, oleh sebab
itu guru perlu memahami tentang konsep psikologis dalam pendidikan.
Kata Kunci: Landasan, Psikologis, Pendidikan

PENDAHULUAN

pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu

Dalam membicarakan masalah pendidikan
dan

pembelajaran

tidak

akan


pernah

berkesudahan, karena materi maupun objek
formanya adalah manusia yang senantiasa
berkembang secara progresif. Karasteristik
yang tidak berkesudahan ini tidak serta merta
menyalahkan gagasan sebelumnya, melainkan
sebagai

gagasan

untuk

lebih

meluaskan

pilar utama demi berdirinya suatu sistem
pendidikan yang kompleks, belajar tentang
psikologi


pada

dasarnya

bermuara

pada

perkembangan, dan kitapun selaku guru harus
bisa merumuskan masalah-masalah terkait
dengan perkembangan individu anak didik kita
agar supaya setiap individu itu mempunyai hak
dan perlakuan yang sama.

cakrawala dalam memformulasikan pendidikan

Pendidikan tak pernah lepas dari masalah,

dan pembelajaran yang sesuai sepanjang dan


terlebih masalah yang di hadapi individu selaku

sejagad hayat. Berbicara mengenai pendidikan

pelaku dalam pendidikan, dalam hal ini adalah

dan proses belajar mengajar tentulah bukan

anak didik itu sendiri, pentingnya pemahaman

hal yang sepele ada beberapa indikator yang

serta metode oleh para Pendidik terkait dari

mempengaruhinya,

bagaimana

masalah-masalah belajar siswa itu sendiri agar


perilaku siswa atau guru terhadap proses

dalam proses pembelajaran nantinya semua

belajar mengajar demi untuk menuju tujuan

anak bisa memiliki keinginan besar untuk bisa

dari pendidikan itu sendiri.

lebih

terkhusus

Selaku pendidik kita mesti sedikit banyak
dituntut untuk berinovasi dalam mendidik, tentu
dalam hal ini kita harus mengetahui aspekaspek yang ada dalam pendidikan itu sendiri,
khususnya


aspek

psikologi,

Psikologi

aktif

dalam

mengikuti

proses

pembelajaran.
PEMBAHASAN
1. KONSEP DASAR PSIKOLOGI PENDIDIKAN

4
a. Defenisi Psikologi Pendidikan


Psikologi pendidikan memiliki peran yang
penting dalam mendampingi dan membimbing

Istilah psikologi pendidikan pada dasarnya

guru dalam mencapai keberhasilan proses

merupakan sebuah frasa yang terdiri atas 2

pembelajaran.

susku kata, yaitu psikologi dan pendidikan.

pendidikan

Oleh karena itu untuk mengetahui keduanya

prinsip-prinsip


mari kita pisahkan terlebih dahulu antara

pendidikan

pengertian psikologi dan pendidikan.

pendidik dalam membantu siswa mendapatkan

1) Pengertian Psikologi, berasal dari bahasa
yunani yaitu psyce yang berarti jiwa dan logos
yang berarti ilmu. Jadi, psikologi adalah ilmu
yang mempelajari jiwa atau tingkah laku
manusia

baik

pembelajaran

psikologis


yang

dapat

adalah

dalam

dunia

digunakan

oleh

pengalaman-pengalaman

belajar

untuk


membangun kepribadian, kematangan, dan
kedewasaan.
Menurut Sumadi Suryabrata (2011: 1-2),
mengacu pada pengertian psikologi sebagai

kelompok serta pengaruh yang muncul akibat

sebuah ilmu pengetahuan untuk memahami

hubungan individu tersebut dengan lingkungan

sesama manusia agar

sekitarnya.

dengan baik, pengetahuan guru terhadap
Pendidikan,

individu

dalam

psikologi

maupun

2) Pengertian

sebagai

Kebermanfaatan

Usaha

untuk

mendewasakan dan memandirikan manusia
melalui kegiatan yang terencana dan disadari
melalui kegiatan belajar dan pembelajaran
yang melibatkan pendidik dan peserta didik.
3) Psikologi Pendidikan, dapt dipahami sebagai
cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari
tentang

penerapan-penerapan

teori-teori

psikologi dalam dunia pendidikan terhadap
siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai
pendidik serta hubungan keduanya dengan
lingkungan dalam proses belajar mengajar.
b. Pentingnya Psikologi Pendidikan dalam
Pembelajaran

memperlakukannya

kondisi psikologis siswa adalah penting Hal itu
menjadikan

psikologi

kedudukan

yang

pendidikan

penting

dalam

memiliki
proses

pendidikan dan pembelajaran.
Psikologi

pendidikan

bagi

mahasiswa

selaku calon pendidik perlu dipahami secara
komperhensif

sebagai

sebuah

ilmu

pengetahuan praktis yang tidak hanya cukup
sebagai sebuah pemahaman teori-teori, tetapi
lebih menekankan pada tataran bagaimana
aplikasinya dalam praktik pendidikan secara
nyata. Hal ini tidak terlepas dari proyeksi
mahasiswa program studi keguruan karena
mereka juga akan menjadi guru sehingga
semakin awal memahami psikologi pendidikan

5
maka akan semakin mampu melaksanakan

menyelesaikan

program-program

proses belajar dan pembelajaran yang lebih

pembelajaran sampai tuntas.

baik.
d. Ruang lingkup kajian psikologi pendidikan
c. Tujuan mempelajari Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan membahas proses
Psikologi pendidikan membahas tentang

belajar mengajar dari berbagai sudut pandang

siswa dengan berbagai karasteristiknya dalam

psikologis

siswa

dan

belajar dan juga guru dalam mengajar. Oleh

pendidikan

memandang

sebab itu, tujuan dari psikologi secara umum,

sebagai

pada dasarnya sebagai berikut :

pembahasan

objek

guru.
guru

yang

proses

Psikologi
dan

siswa

menjadi
belajar

fokus

mengajar

tersebut , terutama dalam setting pendidikan
1) Memahami bentuk-bentuk gejala psikologis

formal

disekolah.

Secara

lebih

khusus,

individu (siswa) secara umum dalam bentuk

psikologi pendidikan membahas sikap dan

sikap dan tingkah laku selama mengikuti

tingakah laku siswa sebagai individu, anggota

proses pembelajaran.

kelompok, dan hubugan antara keduanya

2) Memahami
potensi

kemampuan-kemampuan

siswa

dalam

mengikuti

dan
proses

pembelajaran.
3) Membantu siswa mengembangkan berbagai
jenis kemampuan dan potensi yang dimiliki
dalam bentuk proses-proses pembelajaran
yang berbasis pengembangan siswa.
4) Memahami

bagaimana

dengan lingkungan sekitar (guru, lingkungan
sekolah, keluarga, dan masyarakat) dalam
proses belajar mengajar.
Tujuan

utama

pembelajaran
kehidupan

proses
adalah

bangsa

dan

pendidikan

dan

mencerdaskan
mendewasakan

manusia. Dalam hal ini adalah siswa sebagai
peserta didik. Singkatnya, ruang lingkupnya

seharusnya

membahas

siswa

sebagai

individu

yang

pelaksanaan proses belajar dan pembelajaran

melakukan proses belajar dengan berbagai

agar

perbedaan karasteristik dan kebutuhannya

tercapai

tujuan-tujuan

pembelajaran

sehingga memberikan pandudan bagi pendidik

secara efektif.

dalam
5) Membantu

siswa

menyelesaikan

program

pembelajaran sehingga dengan pemahaman
guru

tentang

memberikan

psikologi
bantuan

pendidikan

pada

siswa

dapat
dalam

mengorganisasikan

proses

pembelajaran dengan tujuan siswa dapat
belajar lebih optimal.

6
2. PERKEMBANGAN

MANUSIA,

PERILAKU

DAN PRIBADI.

struktur

tulang

belulang.

Dalam

taraf

perkembangan selanjutnya, normalitas dari
konstitusi, struktur, dan kondisi jasmaniah

Mengenai pembawaan psikologis, ada yang

seseorang akan mempengaruhi normalitas

sama sekali tidak dapat dipengaruhi oleh

kepribadiannya, khususnya yang berkaitan

lingkungan, ada yang sedikit banyak terkena

dengan masalah body-image, self-concept,

pengaruh dari luar. Mata, pola gambaran

self-esteem,

tangan dan kaki, demikian pula letak hidung

Perkembangan fisik ini mencakup aspek-

dan telinga tidak dapat diubah oleh pengaruh

aspek anatomis dan fisiologis. Indeks tinggi

lingkungan.

dan berat badan, proporsi tinggi kepala dengan

Proses-proses seperti belajar, penggunaan
ingatan, penanaman kebiasaan yang dalam
pendidikan dan pengjaran merupakan unsurunsur penting, tidak hanya ditemui pada taraf
psikis tetapi juga pada taraf biologis. Dengan
demikian jelaslah kegunaan pendidikan dan
pengajaran pada taraf kehidupan biologis.
Para

ahli

pendidikan

dan

psikologis

berpendapat bahwa : Jalan hidup seseorang

tinggi

dan

garis

rasa

keajegan

harga

dirinya.

badan

secara

keseluruhan :
 Tulang belulang pada masa bayi berjumlah 27
yang

masih

lentur,

berpori

dan

persambugannya longgar; pada awal masa
remaja

menjadi

350

(proses

diferensiasi

fungsi) dan pada usia menjelang dewasa
menjadi 200 integrasi, persenyawaan dan
pergeseran (Crow & Crow 1956 : 36);

ditentukan oleh pendidikannya semasa kecil.
 Berat dan tinggi badan pada waktu lahir
umumnya sekita 3-4 kg dan 0,60 cm, masa
kanak-kanak sekitar 12-15 kg dan 90-120 cm,

1) Perkembangan Fisik dan Prilaku

pada awal masa remaja sekitar 30-40 kg dan
140-160

a) Perkembangan fisik

cm,

dan

selanjutnya

kepesatan

cenderung berkurang bahkan mapan.
Awal dari perkembangan pribadi seseorang
pada asasnya bersifat biologis (Allport, 1957).

 Proporsi tinggi kepala dan badan pada masa
bayi dan kanak-kanak sekitar 1 : 4 menjelang

 Perkembangan Anatomis
Perkembangan

anatomis

dewasa menjadi 1 : 8 atau 10.
ditunjukkan

dengan adanya perubahan kuantitatif pada

7
Adanya abnormalitas dalam perkembangan

sangat pesat, pada usia sekolah menjadi

fisik secara anatomis akan berpengaruh atas

lambat, mulai masa remaja terjadi amat

segi-segi kepribadiannya.

mencolok. Kemudian (pada permulaan masa
remaja akhir bagi wanita dan penghujung

 Perkembangan Fisiologis

remaja akhir bagi pria) laju perkembangan

Perkembangan fisiologis ditandai dengan
adanya

perubahan-perubahan

kuantitatif,

kualitatif,

dan

secara

fungsional

menurun sangat lambat.
b) Perkembangan Perilaku Motorik

dari

sistem-sistem kerja hayati seperti kontraksi

Perilaku psikomotorik memerlukan adanya

pernafasan,

koordinasi fungsional antara neuronmuscular

persyarafan, sekresi kelenjar dan pencernaan :

system (persyarafan dan otot) dan fungsi psikis

otot,

peredaran

darah

dan

(kognitif, afektif, dan konatif).
 Perubahan Bentuk otot.
Loree (1970 : 75) menyatakan bahwa ada 2
 Frekuensi denyut jantung pada masa bayi

macam perilaku psikomotorik utama yang

sekitar 140 permenit dengan meningkatnya

bersifat universal harus dikusasai oleh setiap

usia dapat berkurang sampai 62-63 meskipun

individu pada masa bayi atau pada masa

normalnya pada orang dewasa sekitar 72.

kanak-kanaknya ialah berjalan (walking) dan
memegang benda (prehension). Kedua jenis

 Presentase

tingkat

kesempurnaan

perkembangan secara fungsional.
 Keaktifan dan tingkat kematangannya sekreksi
tubuh.
 Proses Jalannya Perkembangan Fisik
Perkmbangan fisik berlangsung mengikuti
prinsip-prinsip cepalocaudal (mulai dari bagian
kepala menuju ekor kaki) dan proximodistal
(mulai bagian tengah ke tepi atau tangan). Laju
perkembangan berjalan secara berirama; Pada
masa bayi dan kanak-kanak perubahan fisik

keterampilan psikomotorik ini merupakan basis
bagi perkembangan ketrampilan yang lebih
kompleks seperti yang kita kenal dengan
sebutan

bermain

(playing)

dan

bekerja

(working).
Dua prinsip perkembangan utama yang
tampak

dalam

semua

bentuk

perilaku

psikomotorik ialah (1) bahwa perkembangan
itu berlangsung dari yang sederhana kepada
yang kompleks, dan (2) dari yang kasar dan
global (gross bodily movements) kepada yang
halus dan spesifik tetapi terkoordinasikan
(finely coordinated movements).

8

 Berjalan dan Memegang Benda

keterampilan-keterampilan menulis, mengetik,
menjahit, dan sebagainya sangat tepat saatnya

Perkembangan
berlangsung

psikomotorik

secara

dasar

sekuensial,

itu

mulai dikembangkan.

sebagai

berikut (1) keterampilan bergulir (rool over)

 Proses Perkembangan Motorik

dari telentang menjadi telungkup (5 : 8 bulan),
(2) gerak duduk (sit up) yang bebas (8,3

Di

samping

faktor

hereditas,

faktor-faktor

bulan), (3) berdiri bebas (9,0 bulan) berjalan

lingkungan alamiah, sosial, kultural, nutrisi dan

dengan bebas (13,8 bulan) (Lorre, 1970 :75).

gizi serta kesempatan dan latihan merupakan
hal-hal yang sangat berpengaruh terhadap

Dengan demikian, maka dalam gerakangerakan

psikomotorik

dasar

itu

tingkatan

proses dan produk perkembangan fisik dan
perilaku psikomotorik.

penguasaannya sudah dapat diprediksi. Kalau
terjadi kelambatan-kelambatan dari ukuran
normalitas waktu diatas, berarti menandakan
adanya kelainan tertentu.

manusia dengan hewan. Dengan bahasanya

Dengan dikuasainya keterampilan berjalan
maka anak akan menjadi lebih aktif, lebih
banyak melakukan aktifitas dan memanfaatkan
disekitarnya.

Kalau

diberikan

atau

disediakan alat-alat tertentu maka mereka
akan membuat sebuah kontruksi.

fantastik itu dapat beralih kepada berbagai
bentuk gerakan bermain yang ritmis dan
dinamis, tetapi belum terikat dengan aturanaturan yang ketat.
Pada usia remaja kegiatan motorik sudah
kepda

persiapan-persiapan

manusia mampu :
 Mengkondisifikasikan,

mencatat,

dan

menyimpan berbagai kesan dan tanggapan
(persepsi), informasi, fakta, dan data, konsep
atau pengertian (concept and ideas), dalil atau
kaidah atau hukum (principles) sampai kepada

Mulai usia 4-5 tahun bermain kontruksi yang

tertuju

a) Perkembangan Bahasa
Kemampuan berbahasalah yang membedakan

 Bermain dan Bekerja

benda

2) Perkembangan Bahasa dan Prilaku Kognitif

kerja,

bentuk ilmu pengetahuan (body of knowledge)
dan sistem-sistem nilai (Value system)
 Mentransformasikan dan mengolah berbagai
bentuk

informasi

tersebut

melalui

proses

berfikir

mempergunakan
(diferensiasi,

tersebut

diatas

dan

dengan

kaidah-kaidah

logika

asosiasi,

proporsi

atau

9
komparasi,

kausalitas,

prediksi,

konklusi,

menyenangkan, misalnya botol susu hangat,

generalisasi, interpretasi dan inferensi) dalam

belaian suara ibu, dan sebagainya) atau

rangka pemecahan masalah (problem solving)

gerakan negatif (menolak benda yang dingin,

dan mencari, mengkreasikan dan menemukan

dan sebagainya) ; bahasa mimik (senyuman

hal-hal baru.

dan

tawa)

;

(menangis
 Mengkoordinasikan dan mengekspresikan citacita, sikap, penilaian, dan penfhayata (etis,

bahasa

kalau

mendengar

emosional

lapar,

suara

ekpresif

kedinginan,

keras

meraba

atau
dan

sebagainya).

estetis, ekonoms, sosial, politis, religius, dan
b. Pada masa enam bulan kedua dari masa bayi,

kultural.

bahasa
 Mengkomunikasikan

(menyimpan

dan

sensorimotorik

berkurang,

sedangkan

tersebut
bahasa

menerima) berbagai informasi, buah pikiran,

semakin

terarah

dan

opini, sikap, penilaian, aspirasi, kehendak, dan

dapatnya

meniru

kata-kata

rencana kepada orang lain.

diucapkan orang disekitarnya.

 Indikator Perkembangan Bahasa

c. Pada

masa

mengenal
Memperhatikan penjelasan diatas dapat
dirumuskan indikatornya antara lain : jumlah
pembendaharaan
struktur

dan

kata

bentuk

(vocabulary),

jenis,

kalimat,

yang

isi

dikandungnya; gambar dan lukisan, bentuk
gerakan-gerakan

tertentu

yang

bersifat

merabanya

berbentuk

kanak-kanak,
dan

berangsur
dengan

tertentu

individu

menguasai

yang

sudah

sejumlah

pembendaharaan kata-kata (vocabulary); usia
sekitar 3-4 tahun perbendaharaannya sekitar
300 dan pada usia 6-7 tahun mencapai 2.500
kata, bahkan dapat diduga lebih dari jumlah
tersebut (Lefrancois, 1975:186; Crow & Crow,
1956:65)

ekspresif. Dengan menggunakan berbegai
indikator

tersebut

maka

dapatlah

d. Pada masa anak sekolah, dengan dikuasainya

dideskripsikan perkembangan bahasa pada

keterampilan membaca dan berkomunikasi

manusia itu, sebagai berikut.

dengan orang lain, maka pada periode 6-8
tahun ia dengan senang hati sekali membaca

a. pada masa bulan pertama dari masa bayi,
individu

berinteraksi

dan

berkomunikasi

dengan lingkungannya secara spontan dan
instiktif secara positif (menerima, meraih, atau
mendapat

benda-benda

atau

suara

yang

atau mendengar dongeng fantasi; usia 10-12
gemar bercerita yang bersifat kritis (tentang
perjalanan,
sebagainya);

riwayat

para

pahlawan,

dan

10
e. Pada masa remaja awal, mereka senang
menggunakan bahasa sandi, atau bahasa

3. Perkembangan Perilaku Sosial, Moralitas,
dan Keagamaan

rahasia yang berlaku pada gang-nya sehingga
banyak menimbulkan kepenasaran pihak luar,
mereka berusaha memahaminya, perhatiannya
ke arah mempelajari bahasa asing mulai
berkembang.

bahasa pada anak-anak sangat dipengaruhi
faktor-faktor

proses

untuk

latihan
belajar

canditioning

dan

dan

motivasi

dengan

melalui

reinforcement

(Lefrancois, 1975).

harus

berada

dalam

interaksi

dengan

lingkungan manusia-manusia lain.

 Proses sosialisasi dan perkembangan sosial
Secepat individu menyadari bahwa di luar
dirinya itu ada orang lain, maka mulailah pula

b) Perkembangan Perilaku dan Fungsi-fungsi
Kognitif

menyadari bahwa ia harus belajar apa yang
seyogianya ia perbuat seperti yang diharapkan
orang lain. Proses belajar untuk menjadi

Terdapat hubungan yang amat erat antara
perkembangan bahasa dan perilaku kognitif.
Taraf-taraf

penguasaan

keterampilan

berbahasa dipengaruhi, bahkan bergantung
pada

sebagai mahluk sosial (zoon politicon), kata

Namun untuk mewujudkan potensi tersebut

Para ahli sependapat bahwa pembentukan

(kemauan)

Secara potensial (fitriah) manusia dilahirkan
Plato.

 Proses Perkembangan Bahasa

oleh

a. Perkembangan Perilaku Sosial

tingkat-tingkat

kematangan

dalam

kemampuan intelektual. Sebaliknya, bahasa
merupakan sarana dan alat yang strategis bagi
lajunya perkembangan perilaku kognitif. Dalam
laju perkembangan perilaku ditunjang oleh 2
hal yaitu : (a). Perkembangan Fungsi-fungsi
Kognitif secara Kuantitatif, (b). Perkembangan
perilaku Kognitif Secara Kualitatif.

mahkluk sosial ini disebut Sosialisasi.

 Kecenderungan Pola Orientasi Sosial
Branson
mengidentifikasi

(Loree,

1970:87-89)

berdasarkan

hasil

studi

longitudinalnya terhadap anak usia 5-16 tahun
bahwa ada tiga pola kecenderungan sosial
pada anak, ialah (1) withdrawal-expansive, (2)
reactivity-placidity,
Kalau

seseorang

(3)

passivity-dominance.

telah

memperlihatkan

orientasinya pada salah satu pola tersebut,
maka cenderung diikutinya sampai dewasa.
b. Perkembangan Moralitas

11
Secara

individu

merupakan

menyadari

bagian

ia

mengatur

tata

hidup

manusia

dan

alam

kelompoknya

semesta ini. Karenanya, manusia mematuhi

secepat itu pula pada umumnya individu

aturan itu dengan penuh kesadaran, ihklas

menyadari

aturan-aturan

disertai penyerahan diri dalam bentuk ritual

perilaku yang boleh, harus atau terlarang

(kebaktian) baik secara individual maupun

melakukannya.

kolektif, baik secara simbolik maupun dalam

bahwa

anggota

bahwa

terdapat

bentuk nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Proses

penyadaran

tersebut

berangsur

interaksi

dengan

3. GEJALA-GEJALA

lingkungannya dimana ia mungkin mendapat

DALAM BELAJAR

tumbuh

melalui

laragan,

suruhan,

pembenaran

atau

atau

atau

persetujuan,

kecaman

merasakan

akibat-akibat

celaan,
tertentu

yang

mungkin menyenangkan atau memuaskan
mungkin pula mengecewakan dari perbuatanperbuatan yang dilakukannya.

Dengan kehalusan perasaan (fungsi-fungsi
afektifnya disertai kejernihan akal budi (Fungsifungsi kognitif)-nya, dan didorong keihklasan
itikad (fungsi-fungsi konatif)-nya, pada saat
seseorang

setidak-tidaknya

mengalami, mempercayai, bahkan meyakini
dan menerimanya tanpa keraguan (mungkin
pula masih ada yang masih ragu), bahwa di
luar dirinya ada sesuatu yang mahaagung
yang

melebihi

Brightman

apapun

(1956:17)

termasuk

dirinya.

menjelaskan

bahwa

pengahayatan keagamaan tidak sampai hanya
kepada

pengakuan

dan

SISWA

Persepsi

serta

Aplikasinya dalam Pembelajaran
1. Konsep Dasar Pengindraan dan Persepsi

c. Perkembangan Penghayatan Keagamaan

tertentu,

A. Pengindraan

PSIKOLOGIS

atas

keberadaan

melainkan juga mengakuinya sebagai sumber
nilai-nilai luhur yang eternal (abadi) yang

Alat indra menjembatani siswa dengan
dunia luar

secara objektif

dalam

bentuk

menerima informasi dan pengetahuan baru
persis seperti apa adanya. Informasi tersebut
kemudian

disampaikan

selanjutnya

pada

diterjemahkan

otak
oleh

yang
otak

sebagaimana persepsi yang dimiliki siswa
tersebut.

Oleh

sebab

itu,

penerjemahan

informasi, pengetahuan, atau stimulus baru
pada

setiap

siswa

dalam

satu

kelas

kemungkinan besar berbeda-beda. Hal ini
disebabkan proses penerjemahan tersebut
tidak lepas dari kondisi-kondisi psikologis
siswa

termasuk

pengetahuan

dimiliki siswa sebelumnya.

yang

telah

12
Hasil

proses

pengindraan

kemudian

 Apabila menjelaskan secara lisan, gunakan

dimasukkan dan disimpan dalam otak untuk

suara yang keras dan jelas agar terdengar oleh

diintrepetasikan

seluruh siswa, dan pastikan terdengar oleh

dalam

proses

persepsi.

Pengertian dasar persepsi adalah proses
penerjemahan

atau

siswa yang duduk paling belakang.

mengintrepetasikan

stimulus yang masuk melalui alat indra oleh

 Ketika

menggunakan

alat

peraga,

siswa

individu yang melakukan proses pengindraan

hendaknya diberikan waktu untuk mengenali

sebagai

lebih dekat alat peraga serta mengenalinya

sebuah

pengetahuan

baru

secara

(Sugihartono dkk, 2007 : 8).

keseluruhan

dari

berbagai

sudut

pandang.
2. Implikasi Pengindraan dan Persepsi dalam
 Selalu adakan proses diskusi atau tanya jawab

Proses Pembelajaran

selama
Perbedaan interpretasi atau penerjamahan

proses

pembelajaran

untuk

membentuk kesamaan persepsi.

pengamatan sebagai hasil persepsi muncul
salah satunya dipengaruhi oleh perbedaan

 Pastikan guru mampu menguasai kelas dalam

sudut pandang ruang, waktu, dan arti. Oleh

bentuk kemampuan melakukan gerak dan

sebab itu, sudah selayaknya menjadi perhatian

perpindahan tempat dengan baik sehingga

guru

tidak sekadar duduk saja atau bahkan berdiri

dalam

melaksanakan

proses

pembeljaran. Hal ini penting diperhatikan agar

saja.

Hal

inidisebabkan

materi pembelajaran yang disampaikan dapat

stimulus

diterima siswa seperti apa yang diharapkan

perhatian daripada stimulus yang diam.

yang

bergerak

oleh

rangsangan

lebih

menarik

guru, dan tidak menyimpang dari tujuan
B. Ingatan atau Memori dan Aplikasinya dalam

pembelajaran yang ingin dicapai.

Pembelajaran
Berdasarkan kondisi-kondisi tersebut, proses
penyamaan

persepsi

dalam

proses

pembelajaran perlu dilakukan guru sebagai
berikut.
 Ketika guru akan menjelaskan sebuah materi
pelajaran, disampaikan juga tujuan-tujuan dari
mempelajari materi tersebut.

a. Konsep Dasar Ingatan atau Memori
Memori pada dasarnya adalah kemampuan
seseorang dalam menyimpan suatu informasi
atau

pengetahuan

dan

mengeluarkannya

kembali pada saat yang dibutuhkan. Memori
atau

ingatan

merupakan

aktivitas

yang

dilakukan individu dalam bentuk kecakapan-

13
kecakapan dalam menerima, menyimpan, dan

cenderung dilupakan karena dianggap tidak

memproduksi

kembali

kesan-kesan

atau

berguna

pengetahuan

sebagai

hasil

dan

mengatasinya perlu dilakukan tehnik tertentu

belajar

pengalaman (Suryabrata, 2011 : 44).

lagi.

Oleh

sebab

itu

untuk

seperti pengulangan-pengulangan. (b). Memori
jangka

Proses terciptanya sebuah memori tidak

panjang

menyimpan

memiliki

sebuah

kemampuan

informasi

atau

lepas dari proses-proses pengamatan yang

pengetahuan dalam jangka waktu yang sangat

mendahuluinya, yang pastinya berbed pada

lama dan cenderung menetap dalam otak.

masing-masing

Kemampuan

individu.

Oleh

sebab

itu,

memori

jangka

waktu

yang

terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan

sangat lama bahkan cenderung menetap dan

memori atau ingatan sebagai berikut:

tidak akan hilang. Kemampuan memori jangka

 Memori tergangtung pada pengamatan dan
persepsi

panjang

sangat

disimpan

 Proses pengamatan ada yang tidak tersimpan
tertentu

sehungga

proses

dan

dengan

cara

bagaimana memori tersebut disimpan. Dengan
demikian,

otak

pada

penyimpanannya, artinya bagaimana sebuah
informasi

 Memori pada setiap individu Berbeda-beda

dibagian

bergantung

kadang

ada

banyak

faktor

yang

mempengaruhi kualitas penyimpanan dalam
memori jangka panjang. (c). Memori kerja
(working memory) berguna dalam proses

mudah terlupakan

pemecahan-pemecahan permasalahan, artinya
 Dalam aktivitas mengingat atau memori selain
bisa ingat, juga terjadi bisa lupa.

informasi
bertemunya
panjang

Memori terbagi atas 2, yaitu, (a). Meromi
jangka pendek (short term memory) atau
disebut juga immediate memory merupakan
jenis memori yang bekerja sangat singkat dan
hanya bertahan sesaat. Memori ini dikatakan
memori jangka pendek disebabkan rentan
waktu

tersimpannya

sangat

singkat,

juga

karena proses mengingat yang cenderung
dipaksakan

dan

ini

disegerakan,

dan

juga

menghapalnya informasi/pengetahuan tersebut

bekerja

sebagai

informasi-informasi
dan

memecahkan

jangka
sebuah

pendek

tempat
jangka
untuk

permasalahan

yang

sedang dialami, baik dalam mengerjakan soal
maupun mencari solusi atas permasalahan
lain. Proses pengolahan informasi mulai dari
asalnya stimulus sampai dengan tersimpannya
dalam memori, baik memori jangka panjang
dan jangka pendek merupakan proses yang
panjang dan melibatkan banyak komponen.
Stimulus masuk melalui sistem indra kemudian
menjadi memori melalui bebrapa tahapan.

14
b. Konsep Dasar Terjadinya Lupa

 Menggunakan
dalam

Berbicara tentang ingatan maka akan selalu
akan terasosiasi dengan lupa. Lupa pada

strategi-strategi

proses

menggunakan

mengingat

pembelajaran
jembatan

dengan

keledai

dan

sebagainya.

dasarnya merupakan ketidakmampuan individu
memunculkan

kembali

 Tidak membebani individu untuk mengingat

informasi atau pengetahuaan yang pernah

materi yang panjang dalam waktu yang singkat

dimilikinya pada saat yang dibutuhkan dengan

dan

tepat.

kemampuan memori jangka pendek individu

c. Implikasi

atau

adanya

memanggil

Memori

dalam

Proses

Pembelajaran
`Adanya

segera.

Hal

ini

tidak

lepas

dari

 Melakukan proses pengulangan-pengulangan
materi pelajaran, terutama poin-poin penting

pendek

individu

penting

 Menghubung-hubungkan materi dan aktivitas

diperhatikan dan dilakukan selama proses

belajar dengan kondisi keseharin yang nyata-

pembelajaran. Hal ini tidak lepas dari kondisi-

nyata ada dan sering dijumpai siswa disekitar

kondisi

yang

lingkungannya. Hal ini tidak terlepas dari

membutuhkan efektivitas dan efisiensi guru

kemampuan memori jangka panjang dan

membantu

memori kerja.

panjang

pada

dalam
siswa

baik

dalam pelajaran

jangka

maupun

memori,

pembelajaran
untuk

berkembang

dan

menyelaseaikan tugas-tugas belajar dengan
baik. Penerapannya dalam pembelajaran tidak

 Memberikan korelasi materi pelajaran dengan

lepas dari adanya jenis memori jangka pendek

pengalaman siswa

dan panjang. Proses belajar dan Pembelajaran

panjang dan kebermanfaatannya bagi individu

memiliki keterkaitan dan hubungan dengan

siswa dalam jangka pendek maupun panjang.

dalam

memori jangka

ingatan. Oleh sebab itu pendidik atau guru
perlu memperhatikan kemampuan siswa dalam

 Mengikutkan dan memunulkan emosi siswa
(senang, ceria, semangat, dan sebagainya)

mengingat.

selama proses pembelajaran terutama untuk
Dengan

demikian,

pelaksanaan

proses

memori jangka panjang.

pembelajaran yang memerhatikan kemampuan
memori siswa dan kemungkinan terjadinya
lupa, dapat diantisipasi dengan kegiatankegiatan sebagai berikut :

C. Berpikir

Dan

Pembelajaran

Aplikasinya

Dalam

15
a. Konsep Dasar Berpikir

c. Implikasi Adanya Proses Berfikir Siswa dalam
Pembelajaran

Pada umumnya, berfikir hanya dilakukan
oleh orang-orang yang sedang mengalami

Berfikir merupakan proses yang penting

sebuah problem atau permasalahan, baik

dalam pendidikan, belajar dan pembelajaran.

dalam bentuk soal ujian, kehilangan sesuatu,

Proses berfikir pada siswa merupakan wujud

pengambilan

keseriusannya

keputusan

dan

sebagainya.

dalam

belajar.

Berfikir

Dengan demikian, pada dasarnya proses

membantu siswa untuk menghadapi persoalan

berfikir pada seseorang muncul sebagai usaha

atau masalah dalam proses pembelajaran,

untuk

ujian, dan kegiatan pendidikan lain seperti

memecahkan

masalah

yang

dihadapinya.

eksperimen, observasi, dan praktik lapangan
lainnya. Proses berfikir pada siswa dalam

b. Macam-Macam Berfikir

proses

berurutan, mencoba memahami sesuatu dari
detail ke global, membimbing untuk membaca
yang

berupa

kata-kata,

simbol, dan huruf, fokus kerjanya adalah pada
internal individu atau pengetahuan yang telah
dimiliki dan informasinya bersifat faktual”.

untuk

baik,

akhirnya

adalah

dan

efisien.

berharap

Ttujuan

siswa

akan

keterampilan-keterampilan

berfikirnya untuk memecahkan masalah yang
dihadapi

dalam

kehidupan

nyata

di

masyarakat.

terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan

berfikir

secara

acak,

memahami sesuatu dari global ke detail,
membaca dengan cara menyeluruh, lebih
fokus pada bentuk gambar dan grafik, proses
belajar diawali dengan melihat dahulu atau
mengalami yang kemudian terjadi proses
belajar secara alamiah dan spontan yang lebih
fokus pada eksternal.

efektif

menggunakan

guru
proses

benar,

Menurut Wasty Soemanto (2006 : 33-34),

 Berfikir Otak Kanan
“Melakukan

bertujuan

dalam menyelesaikan permasalahan dengan

”Melakukan proses berfikir secara runtun atau

fonetik

mengajar

membangun dan membentuk kebiasaan siswa

 Berfikir Otak Kiri

berdasar

belajar

untuk

mengembngkan

kemampuan

berfikir siswa sebagai berikut :
 Guru

membantu

kemampuan

dan

mengembangkan

keterampilan

berbahasa

siswa sebagai dasar berfikir.
 Proses pembelajaran yang dilakukan bukan
memberikan
banyaknya

pengetahuan
pada

siswa,

sebanyakmelainkan

16
membimbing pikiran dan struktur kognitif siswa

kecerdasan,

dalam

dengan

konsep intelegensia sangat penting untuk

memberikan sejumlah pengertian atau konsep

menunjang proses pembelajaran yang efektif

dasar

bagi siswa.

memahami
yang

sesuatu

fungsional

tentang

sebuah

pemahaman

guru

terhadap

pengetahuan baru dengan tujuan memicu
a. Konsep Dasar Intelegensia

perkembangan keterampilan berfikir siswa.
 Proses pembelajaran dilakukan denga cara
guru memberikan pengertian-pengertian kunci
atau konsep dasarnya agar siswa dapat berfikir
cepat

dan

tepat

serta

mengembangkan

Intelegensia memiliki defenisi dan tafsir
yang sangat luas. Oleh sebab itu, terdapat
banyak tokoh yag menerjemahkan intelegensia
tersebut sehingga muncul banyak defenisi
dengan berbagai sudut pandangnya. Namun

kemampuan logikanya.

demikian,
Aplikasi

adanya

proses

berfikir

siswa

secara

umum

terdapat

tiga

kelompok besar yang menerjemahkan defenisi

dimanfaatkan dalam bentuk pelaksanaan ujian,

intelegensia

pelaksanaan pembelajaran praktikum, dan

banyak digunakan dan disepakati. Tiga hal

pembelajaran

tersebut

berbasis

masalah.

Tujuan

secara

yakni,

(a).

berbeda

yang

Intelegensia

paling
sebagai

pelaksanaan kegiatan tersebut adalah untuk

Kemampuan untuk Menyesuaikan Diri, (b).

mengembangkan kemampuan berfikir siswa,

Intelegensia

baik

Belajar, (c). Intelegensia sebagai Kemampuan

berfikir

memanfaatkan

reflektuf

(proses

pengetahuan

bagaimana

yang

dimiliki

sebagai

Kemampuan

untuk

untuk Berfikir Abstrak.

untuk memecahkan masalah) danterutama
berfikir kreatif.
D. Intelegensia

atau

Kecerdasan

dan

Aplikasinya dalam Pembelajaran

b. Faktor-Faktor

Istilah intelegensia memiliki arti yang sama
dengan kecerdasan. Namun demikian, banyak
ahli

yang

bersepakat

bahwa

sulit

untuk

mendefenisikan kecerdasan atau intelensia
secara akurat dan tepat serta disepakati oleh
para praktisi kecerdasan. Meskipun demikian,
dibalik banyaknya perbedaan konsep dasar

Yang

Memengaruhi

Perkembangan Intelegensia
Intelegensia atau kecerdasan meruapakan
salah satu bentuk gejala psikologis pada siswa
seperti juga pengindraan dan memori yang
dalam perkembangannya dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Menurut Sri Rukmini dkk.

17
(2006:10-11),

yang

atas rata-rata cenderung melebihin individu

Intelegensia

lainnya dalam hal hasil prestasi belajar namun

siswa yaitu, (a). Faktor Bawaan, dan (b.

penelitian lain menunjukkan bahwa orang

Faktor Lingkungan

dengan intelegensia tinggi belum tentu sukses

mempengaruhi

terdapat

dua

faktor

perkembangan

dikehidupan mendatang.
c. Macam-macam Bentuk Intelegensia.
e. Implikasi Intelegensia Dalam Pembelajaran
Garner dalam Sugihartono dkk (2007:18)
mengemukakan

setidaknya

ada

delapan

bentuk intelegensia, antara lain :

Pemahaman

guru

terhadap

tingkat

intelegensia atau kecerdasan individu sangat
diperlukan

 Intelegensia Linguistik,

untuk

menunjang

keberhasilan

proses pembelajaran siswa disekolah. Hal ini
disebabkan perbedaan individu masing-masing

 Intelegensia Matematik-Logik

siswa dengan siswa lainnya juga dapat terjadi
pada tingkat kecerdasan atau intelegensia yag

 Intelegensia Spasial

mereka miliki. Siswa dalam satu kelas sangat
dimungkinkan terdiri dari siswa dengan tingkat

 Intelegensia Kinestetik-Jasmani

kecerdasan sangat tinggi, kecerdasan tinggi,
rata-rata, bahkan dibawah rata-rata. Oleh

 Intelegensia Musikal

sebab itu, guru harus mampu menyesuaikan
 Intelegensia Intrapersonal, dan

metode

dan

model

penyampaian

materi

pelajaran dengan kondisi siswa.
 Intelegensia Naturalistik
E. Motivasi dan Emosi serta Aplikasinya dalam
d. Peran Intelegensia Dalam Belajar

Pembelajaran

Peran nyata intelegensia dalam proses

a. Konsep Dasar Emosi dan Motivasi

belajar tidak dapat diamati secara sederhana.
Untuk

mengetahuinya

penelitian

yang

dilakukan

bebrapa

menghubungkan

antara

Emosi dan motivasi merupakan keadaan atau
gejala

psikologis

seorang

Adanya

dan hasil belajar yang diperoleh, memang

merasakan senang, sedih, cemburu, cinta,

dalam

aman,

penelitian

ditemukan

bahwa Individu dengan IQ (intelegensia) di

takut,

menyebabkan

individu.

intelegensia seseorang dengan proses belajar
kebanyakan

emosi

pada

semangat,

dan

seseorang
sebagainya.

Sementara motivasi menyebabkan seseorang

18
melakukan

sesuatu

dan

bertahan

dalam

melakukannya. Emosi dan motivasi memiliki

c. Peran Emosi dan Motivasi dalam Proses
Belajar

keterkaitan yang cukup erat.
Emosi

dalam

proses

pembelajaran

Motivasi belajar yang tinggi tercermin dalam

memberikan pengaruh dalam bentuk cepat

ketekunan yang tidak mudah patah semangat

atau lambatnya proses belajar siswa. Emosi

atau pantang menyerah sebelum mendapatkan

pada

apa yang diinginkan. Motivasi yang tinggi

membantu proses pembelajaran yang lebih

dapat menggerakkan siswa untuk mengikuti

menyenangkan dan bermakna bagi siswa.

individu

juga

berpengaruh

dalam

proses belajar mengajar. Motivasi yang tinggi
akan sangat mungkin muncul pada siswa
ketika adanya keterlibatan siswa yang tinggi
dalam pembelajaran, adanya keterlibatan dan
keaktifan siswa dalam belajar, dan adanya
upaya dari guru untuk memelihara agar siswa
senantiasa memiliki motivasi belajar yang
tinggi.

d. Implikasi Adanya Emosi dan Motivasi dalam
Pembelajaran
Motivasi yang dimiliki siswa memberikan
pengaruh terhadap proses pembelajaran yang
diikuti dan proses belajar yang dilakukan oleh
siswa.

Motivasi

yang

dimiliki

siswa

memberikan enegi dan semangat bagi siswa
untuk mempelajari sesuatu. Atas dasar itulah,

b. Macam-macam motivasi

guru diharapkan memahami dan mengerti
Motivasi yang dimiliki oleh individu biasanya

motivasi siswanya dalam mengikuti proses

lebih dari satu macam. Dalam proses belajar,

pembelajaran. Guru Perlu memunculkan dan

ada siswa yang belajar karena memang

menjaga motivasi siswa tetap tinggi sangat

menyukai mata pelajarannya dan ada juga

diperlukan selama proses pembelajaran.

yang termotivasi untuk mendapatkan prestasi
yang tinggi sehingga dapat melanjutkan ke

Selain melibatkan motivasi, keterlibatan

sekolah favorit. Menurut Sri Rukmini dkk

emosi siswa dalam proses belajar mengajar

(2006:

dibedakan

juga perlu diperhatikan. Hal ini disebabkan,

Motivasi

emosi yang positif akan memicu sikap-sikap

(b). Motivasi

dan perilaku positif yang mempermudah dan

12),

berdasarkan

motivasi
hal

dapat

berikut,

berdasarkan kemunculannya,
berdasarkan

sumbernya,

berdasarkan Isinya.

(a).
(c).

Motivasi

memperlancar proses penyerapan informasi di
otak.
KESIMPULAN

19
Pada pembahasan dari latar belakang
masalah

tentang

landasan

Psikologis

Pendidikan maka dapat ditarik kesimpulan

Makmun, A. 2001. Psikologi Kependidikan,
Perangkat Sistem Pengajaran Modul,
Bandung : Rosdakarya

bahwa psikologis adalah hal yang wajib
diketahui oleh para calon pendidik agar supaya
para pendidik tersebut mampu memilih metode
apa yang bisa diterapkan untuk menghadapi
para peserta didik dalam proses belajar
mengajar, mampu menguasai kelas dengan
keadaan jiwa dan karakter yang berbeda-beda,
dengan emosiyang pasang surut.
Oleh sebab itu para pendidik diwajibkan
mempunyai pedoman dalam mengajar, dan
salah satu pedoman tersebut adalah Psikologi
pendidikan

yang

dimana

bermuara

pada

kondisi perkembangan kejiwaan dan emosi
peserta didik terutama dalam proses belajar
mengajar. Jadi pendidik atau calon pendidik
dituntut

bisa

dalam

menghadapi

kondisi,

emosi, keadaan peserta didik agar supaya
nantinya perlahan demi perlahan kita tetap
bisa berada pada jalur yang dimana bisa
mewujudkan

pendidikan

nasional

secara

umum.
Daftar Rujukan
Irham, M & Wiyani , N. A. 2015, Psikologi
Pendidikan, Teori dan Aplikasi dalam
Proses Pembelajaran, Yogyakarta: Arruzz Media

Nurhayati, E. 2011.

Psikologi Pendidikan

Inovatif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Soeitoe,

S.

1982.

Mengutamakan

Psikologi

Pendidikan,
Segi-segi

Perkembangan, Jakarta: Fak. Ekonomi
UI