Rencana Allah dalam hidup Anda
RENCANA ALLAH DALAM HIDUP ANDA
Oleh Victor Christianto, [email protected]
Roma 8:28-30
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang
terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari
semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu,
menjadi yang sulung di antara banyak saudara.
Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan
mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang
dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.
Pendahuluan
Salah satu teks favorit umat Kristiani khususnya yang sedang mengalami ujian atau
kesulitan dalam hidup mereka adalah Roma 8:28. Dari teks ini umat Kristiani
memperoleh kekuatan dan dorongan saat menghadapi keputusasaan yang
mendalam.
Namun demikian teks ini juga sering menimbulkan kesalahpahaman, yaitu seolaholah segala sesuatu bekerja bagi kebaikan setiap orang.
Di samping itu teks ini juga seolah-olah menunjukkan bahwa kita mesti bersyukur
atas penyakit atau penderitaan yang kita alami, dan bukannya bersyukur kepada
Tuhan yang senantiasa memelihara hidup kita.
1
1. Mengapa terjadi perbedaan dalam teks?
Bagian pertama dari ayat 28 adalah dalam kenyataannya suatu aksioma baik dalam
Helenisme maupun Yudaisme. Plato mengatakan dalam Republic:
“This must be our notion of the just man, that even when he is in poverty or sickness, or
any other seeming misfortune, all things will in the end work together for good to him
in life and death: for the gods have a care for any whose desire is to become just and to
be like God (Republic, 10.613).”
Namun demikian benarkah Plato bahwa “all things will in the end work together for
good …”, atau benarkah Paulus yang menyatakan bahwa Allah turut bekerja dalam
segala sesuatu?
Perlu dicatat juga bahwa dalam Roma 8:28 terdapat beberapa kesulitan eksegesis
dan tekstual.
Masalah tekstual meliputi pertanyaan apakah “Allah” adalah subyek dari kata kerja
“bekerja”.
Dalam 3 manuskrip Yunani yang sangat penting (Codices Vaticanus dan
Alexandrinus dan Chester Beatty Papyrus) “Allah” adalah subyek.
Namun demikian ada naskah-naskah Yunani yang tidak menyebut kata ‘Allah’
sebagai subyek.
2
Versi Alkitab
Terjemahan Roma 8:28
KJV
All things work together for good.
RSV
We know that in everything God works for good.
NIV
And we know that in all things God works for the good.
NASB
And we know that God causes all things to work together for good.
NEB
“and in everything, as we know, he co-operates for good.”
American Standard Version
All things work together for good.
Dari tabel di atas jelas bahwa RSV, NIV, NASB, NEB semuanya menyertakan kata
“God” sebagai subyek kalimat, sementara itu hanya KJV dan American Standard
Version yang tidak menyertakan kata “God” sebagai subyek. Di luar KJV dan ASV,
masih ada lagi The Amplified Bible, Darby Bible dan New Revised Standard Version
yang tidak menyertakan kata “God” sebagai subyek kalimat.
Namun demikian berdasarkan ketiga naskah penting yang mencantumkan kata
“Allah” sebagai subyek, kita dapat menyimpulkan bahwa terjemahan LAI cukup
tepat, yaitu : “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu…”
3
Sebagai tambahan, Luther dalam komentarnya tentang ayat ini juga mengikuti
terjemahan seperti NIV, yaitu dalam bahasa Yunani: Panta sunergei ho Theos
(sunergei=works together).
Ilustrasi: seorang ibu menderita kanker ganas. Setelah ia membaca Roma 8:28 ibu ini
menyimpulkan bahwa penyakitnya mendatangkan kebaikan baginya karena dengan
sakit tersebut ia semakin dekat dengan Tuhan. Setujukah Anda dengan ibu ini bahwa
penyakitnya membawa kebaikan?
Aplikasi: Penyakit atau peristiwa buruk yang menimpa kita memang tidak
mendatangkan kebaikan, karena bukan segala hal adalah kebaikan, namun demikian
sebagai orang-orang percaya kita yakin bahwa Allah sedang merencanakan hal-hal
yang indah dengan hidup kita, termasuk supaya kita menjadi serupa dengan AnakNya.
2. Mengapa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu?
Ayat 29 dimulai dengan kata “Sebab…”, hal ini menunjukkan bahwa menurut rasul Paulus,
Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk kebaikan orang-orang yang mengasihi Dia,
karena Ia mengasihi mereka yang dipilih-Nya, dan Ia ingin menjadikan mereka serupa
dengan gambaran Anak-Nya.
Jadi tujuan akhir Allah bagi kita adalah menjadikan kita orang-orang percaya serupa
dengan gambaran Yesus, serta memperoleh kemuliaan saat kedatang-an-Nya yang kedua
kali.
4
Ilustrasi: sebuah keluarga yang tidak mengenal Tuhan, ternyata cukup sejahtera
dalam semua aspek kehidupan. Kedua anak mereka juga sehat, cerdas bahkan
berprestasi. Lalu menjadi pertanyaan, bolehkah kita mengatakan bahwa keluarga ini
diberkati oleh Tuhan dan segala sesuatu bekerja untuk kebaikan keluarga mereka?
Bagaimana pendapat Anda?
Aplikasi: mungkin dalam hidup kita di dunia ini kita adalah orang yang tidak
berkelebihan dalam hal kesejahteraan, namun kita tidak perlu merasa iri hati
dengan orang lain yang tidak mengenal Tuhan yang lebih sejahtera hidupnya,
karena ada hal terindah yang Tuhan rencanakan dalam hidup kita yaitu menjadi
serupa dengan gambaran Yesus dan memperoleh mahkota kemuliaan yaitu
kehidupan kekal.
Penutup
Jangan bersyukur atas penyakit atau peristiwa buruk lain yang menimpa kita,
namun bersyukurlah kepada Tuhan bahwa Ia sedang merencanakan hal yang
terindah dalam hidup kita melalui segala hal yang kita alami, yaitu menjadikan kita
serupa dengan gambaran Yesus, Anak-Nya yang tunggal.
Karena itulah ayat ini (ayat 28) merupakan ayat yang kuat untuk memberikan
ketenangan dan kepastian kepada kita di masa-masa sulit dalam hidup kita.
5
Daftar Pustaka
James R. Edwards, New International Biblical Commentary: Romans (Peabody,
Massachusetts: Hendrickson Publishers, Inc., 1992), 217-218.
Robert H. Stein, Interpreting Puzzling Texts in the New Testament (Grand Rapids,
Michigan: Baker Books, 1996), 285-286.
Martin Luther, Commentary on Romans, diterjemahkan oleh J. Theodore Muller
(Grand Rapids, Michigan: Zondervan Publishing House, 1954), 127-128.
6
Kertas Kerja: Roma 8:28-30
Pertanyaan-pertanyaan kritis:
1. Siapa yang menulis Kitab Roma?
2. Mengapa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan
bagi mereka yang mengasihi Dia?
3. Mengapa Paulus menulis ayat 28?
4. Apa yang dimaksud dengan ditentukanNya dari semula dalam ayat 29?
5. Kapan waktu penulisan Kitab Roma dan di mana tempat penulisannya?
6. Siapa penerima mula-mula Kitab Roma?
7. Apakah tujuan penulisan Kitab Roma?
Jawab:
1. Surat Roma mengklaim telah ditulis oleh Paulus (1:1), dan sejauh ini tidak ada
tantangan serius terhadap klaim tersebut.1 Tertius, yang disebut dalam 16:22,
kemungkinan adalah pembantu Paulus yang menulis tangan surat tersebut atau
amanuensisnya. Sementara ada kemungkinan Paulus mengijinkan amanuensisnya
memilih kata-kata dalam penulisan surat, terdapat sedikit bukti saja bahwa hal itu
terjadi pada Surat Roma. Beberapa orang mengajukan pandangan bahwa bagianbagian dari Roma ditulis oleh orang lain dan dimasukkan ke dalam surat Roma oleh
Paulus, namun tidak satupun dari teori-teori ini meyakinkan.
2. Sebab semua orang yang dipilihNya dari semula, mereka juga ditentukanNya dari
semula untuk menjadi serupa dengan gambaran AnakNya.
3. Untuk meyakinkan pembacanya bahwa pengharapan anak-anak Allah tidaklah siasia.
4. Kata ini berasal dari bahasa Yunani “proorizo” yang berarti “to mark out ahead of
time” (menandai terlebih dahulu). Frasa ini berarti bahwa Tuhan dengan kuasaNya
telah menentukan terlebih dahulu bahwa hal-hal tertentu akan terjadi.
1
D.A. Carson and Douglas J. Moo, An Introduction to the New Testament – Second Edition
(Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 2005), 393.
7
5. Korintus adalah tempat yang paling mungkin bagi Paulus untuk menuliskan surat
ini. Menurut Carson dan Moo:2
“Corinth is the most likely place of writing. When Luke tells us that Paul spent three
months in Greece (Acts 20:3), it was most likely Corinth where Paul stayed (see 2
Cor. 13:1, 10). Confirmation comes from Paul’s commendation of a woman who
lived in Cenchrea, a neighboring city to Corinth (16:1–2); and the Gaius who sends
greetings in 16:23 may be the same Gaius whom Paul baptized in Corinth (1 Cor.
1:14). Some have also thought that the city treasurer Erastus (16:23) can be
identified with the Erastus mentioned on an inscription found at Corinth.”
Waktu penulisan surat ini oleh Paulus tentunya bergantung pada saat Paulus tinggal
selama tiga bulan di Yunani;3 menetapkan tanggal ini pada gilirannya bergantung
pada keseluruhan kronologi kehidupan dan pelayanan Paulus. Sementara kita tidak
dapat yakin hingga tahunnya, 57 Masehi merupakan alternatif terbaik. Walaupun
demikian, terdapat pendapat lainnya, seperti misalnya Charles Buck dan Greer
Taylor menunjukkan tahun 47 Masehi, Gerd Ludemann menunjukkan tahun 51/52
atau 54/55, J.R. Richards meletakkan Roma di antara tahun 52-54 karena ia
berpendapat bahwa Surat Roma harus mendahului Surat I Korintus.4 Sementara itu,
2
D.A. Carson and Douglas J. Moo, An Introduction to the New Testament – Second Edition
(Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 2005), 393.
3
D.A. Carson and Douglas J. Moo, An Introduction to the New Testament – Second Edition
(Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 2005), 394.
4
D.A. Carson and Douglas J. Moo, An Introduction to the New Testament – Second Edition
(Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 2005), 394.
8
Tobin berpendapat bahwa Surat Roma ditulis saat musim dingin antara tahun
56/57 Masehi.5
6. Dengan menganggap edisi bahasa Indonesia dari Alkitab terbitan LAI cukup teliti,
Surat Roma ditujukan kepada “kamu sekalian yang tinggal di Roma, yang dikasihi
Allah dan yang dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus” (1:7).6 Kita tidak
memiliki bukti yang sahih mengenai asal mula gereja di Roma atau mengenai
komposisinya saat Paulus menulis surat ini kepada mereka. Pada sekitar tahun 180
Masehi Irenaeus menetapkan Petrus dan Paulus sebagai pendiri gereja Roma,
sementara itu tradisi yang kemudian menyebut Petrus sebagai pendiri dan uskup
pertama di Roma (misalnya Catalogus Liberianus, 354 Masehi).7 Surat ini sendiri
menjelaskan bahwa Paulus adalah seorang yang asing bagi gereja di Roma (lihat
1:10, 13; 15:22), dan adalah hal yang tidak biasa jika Paulus merencanakan
kunjungan seperti yang dijelaskan pada pasal 1:8-15 jika gereja itu didirikan oleh
Petrus. Juga tampaknya tidak mungkin jika Petrus pergi ke Roma cukup awal untuk
mendirikan sebuah gereja di sana.8 Skenario yang paling mungkin adalah orangorang Yahudi yang bertobat saat hari Pentakostalah yang membawa Injil itu ke
Roma. Tampaknya Paulus menujukan suratnya pada sebagian kaum Yahudi Kristen
5
Thomas H. Tobin, SJ, “Paul’s Letter to the Romans.” Dalam The Blackwell Companion to the
New Testament, ed. David E. Aune (Chichester: Blackwell Publishing Ltd, 2010), 399.
6
D.A. Carson and Douglas J. Moo, An Introduction to the New Testament – Second Edition
(Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 2005), 394.
7
D.A. Carson and Douglas J. Moo, An Introduction to the New Testament – Second Edition
(Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 2005), 395.
8
D.A. Carson and Douglas J. Moo, An Introduction to the New Testament – Second Edition
(Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 2005), 395.
9
di antara jemaat gereja Roma, dan juga kepada kaum Kristen non-Yahudi (gentiles).
Ini mungkin berarti bahwa sebagian ayat ditujukan kepada para Yahudi Kristen, dan
sebagian ayat dialamatkan kepada kaum Kristen non-Yahudi. Atau mungkin kita
mesti menyimpulkan bahwa Paulus menulis untuk komunitas campuran Yahudi
Kristen dan non-Yahudi Kristen dari gereja Roma.9
7. Ini merupakan salah satu pertanyaan yang sering diperdebatkan mengenai surat ini:
Apakah tujuan penulisan surat Paulus kepada jemaat di Roma? Pernyataan Paulus
sendiri dalam Roma 15:15 tidak begitu jelas: “aku di sana sini dengan agak berani
telah menulis kepadamu untuk mengingatkan kamu.”10 Opini-opini tentang
pertanyaan ini umumnya bergerak dalam dua arah yang berbeda: mereka yang
fokus kepada keadaan Paulus dan kebutuhannya sebagai situasi yang mendorong
munculnya surat tersebut, dan mereka yang menekankan keadaan jemaat Kristen di
Roma sebagai motivasi surat tersebut. Hanya sedikit solusi yang mengabaikan salah
satu faktor tersebut, umumnya berbagai pendekatan memberikan penekanan
masing-masing.
Kita akan mulai dengan faktor yang menekankan keadaan Paulus sendiri sebagai
pendorong ditulisnya surat Roma.
Pertama adalah Spanyol. Paulus bermaksud pergi ke Spanyol dalam rangka menanam dan
menumbuhkan gereja baru di sana. Ia akan berhenti di Roma dalam perjalanan ke sana,
dan salah satu tujuan adalah untuk mendapatkan bantuan yang diperlukan dalam
perjalanan tersebut. Paulus menyiratkan harapan tersebut dengan menggunakan kata
‘propempo’ dalam 15:24 yang berkonotasi: bantuan dalam perjalanan dengan dukungan
material.11 Salah satu tujuan Paulus dalam menulis surat ini, kemudian, mungkin adalah
9
D.A. Carson and Douglas J. Moo, An Introduction to the New Testament – Second Edition
(Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 2005), 398.
10
D.A. Carson and Douglas J. Moo, An Introduction to the New Testament – Second Edition
(Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 2005), 403.
11
D.A. Carson and Douglas J. Moo, An Introduction to the New Testament – Second Edition
(Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 2005), 404.
10
untuk memperkenalkan dirinya sendiri kepada jemaat Kristen di Roma sebagai suatu cara
untuk mempersiapkan kunjungannya dan permintaannya akan bantuan. Sesungguhnya
beberapa orang menemukan bahwa ini adalah alasan utama Paulus menulis.
Yang kedua adalah Korintus/Galatia. Salah satu yang mendorong Paulus menulis tentang
masalah kaum Yahudi di Roma adalah refleksi atas pengalamannya dengan para
pendukung Yudaisme yang mengganggunya di Galatia dan Korintus.12 Namun demikian,
alasan ini masih menyisakan satu pertanyaan penting tidak terjawab: mengapa mengirim
sebuah monograf teologi kepada jemaat Roma?
Yang ketiga adalah Yerusalem. Alasan ini intinya menunjukkan bahwa Paulus menulis surat
Roma dengan menyertakan pidato yang rencananya akan dibawakannya dalam
kunjungannya ke Yerusalem dengan membawa dana yang dikumpulkannya.
Dari sudut pandang yang lain, salah satu alasan yang mungkin adalah perlunya
menyatukan kembali kaum Yahudi Kristen dengan kaum non-Yahudi Kristen di Roma.
Selain itu juga ada alasan yang mungkin yakni adanya polemik terhadap ajaran Paulus yang
dianggap anti-hukum Taurat dan anti-Yahudi, sehingga Paulus merasa perlu untuk
menjelaskan posisinya sebenarnya dan untuk mempertahankan sikapnya kepada jemaat di
Roma.13
12
D.A. Carson and Douglas J. Moo, An Introduction to the New Testament – Second Edition
(Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 2005), 405.
13
D.A. Carson and Douglas J. Moo, An Introduction to the New Testament – Second Edition
(Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 2005), 407.
11
Menyusun struktur teks:
Kita tahu sekarang,
Bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu
Untuk mendatangkan kebaikan
Bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu
Bagi mereka yang terpanggil sesuai
Dengan rencana Allah.
Sebab semua orang yang dipilihNya dari semula,
Mereka juga ditentukanNya dari semula
Untuk menjadi serupa dengan gambaran anakNya,
Supaya Ia , anakNya itu,
Menjadi yang sulung di antara banyak saudara
Dan mereka yang ditentukanNya dari semula,
Mereka itu juga dipanggilNya.
Dan mereka yang dipanggilNya,
Mereka itu juga dibenarkanNya,
Dan mereka yang dibenarkanNya,
Mereka itu juga dimuliakanNya.
12
Oleh Victor Christianto, [email protected]
Roma 8:28-30
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang
terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari
semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu,
menjadi yang sulung di antara banyak saudara.
Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan
mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang
dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.
Pendahuluan
Salah satu teks favorit umat Kristiani khususnya yang sedang mengalami ujian atau
kesulitan dalam hidup mereka adalah Roma 8:28. Dari teks ini umat Kristiani
memperoleh kekuatan dan dorongan saat menghadapi keputusasaan yang
mendalam.
Namun demikian teks ini juga sering menimbulkan kesalahpahaman, yaitu seolaholah segala sesuatu bekerja bagi kebaikan setiap orang.
Di samping itu teks ini juga seolah-olah menunjukkan bahwa kita mesti bersyukur
atas penyakit atau penderitaan yang kita alami, dan bukannya bersyukur kepada
Tuhan yang senantiasa memelihara hidup kita.
1
1. Mengapa terjadi perbedaan dalam teks?
Bagian pertama dari ayat 28 adalah dalam kenyataannya suatu aksioma baik dalam
Helenisme maupun Yudaisme. Plato mengatakan dalam Republic:
“This must be our notion of the just man, that even when he is in poverty or sickness, or
any other seeming misfortune, all things will in the end work together for good to him
in life and death: for the gods have a care for any whose desire is to become just and to
be like God (Republic, 10.613).”
Namun demikian benarkah Plato bahwa “all things will in the end work together for
good …”, atau benarkah Paulus yang menyatakan bahwa Allah turut bekerja dalam
segala sesuatu?
Perlu dicatat juga bahwa dalam Roma 8:28 terdapat beberapa kesulitan eksegesis
dan tekstual.
Masalah tekstual meliputi pertanyaan apakah “Allah” adalah subyek dari kata kerja
“bekerja”.
Dalam 3 manuskrip Yunani yang sangat penting (Codices Vaticanus dan
Alexandrinus dan Chester Beatty Papyrus) “Allah” adalah subyek.
Namun demikian ada naskah-naskah Yunani yang tidak menyebut kata ‘Allah’
sebagai subyek.
2
Versi Alkitab
Terjemahan Roma 8:28
KJV
All things work together for good.
RSV
We know that in everything God works for good.
NIV
And we know that in all things God works for the good.
NASB
And we know that God causes all things to work together for good.
NEB
“and in everything, as we know, he co-operates for good.”
American Standard Version
All things work together for good.
Dari tabel di atas jelas bahwa RSV, NIV, NASB, NEB semuanya menyertakan kata
“God” sebagai subyek kalimat, sementara itu hanya KJV dan American Standard
Version yang tidak menyertakan kata “God” sebagai subyek. Di luar KJV dan ASV,
masih ada lagi The Amplified Bible, Darby Bible dan New Revised Standard Version
yang tidak menyertakan kata “God” sebagai subyek kalimat.
Namun demikian berdasarkan ketiga naskah penting yang mencantumkan kata
“Allah” sebagai subyek, kita dapat menyimpulkan bahwa terjemahan LAI cukup
tepat, yaitu : “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu…”
3
Sebagai tambahan, Luther dalam komentarnya tentang ayat ini juga mengikuti
terjemahan seperti NIV, yaitu dalam bahasa Yunani: Panta sunergei ho Theos
(sunergei=works together).
Ilustrasi: seorang ibu menderita kanker ganas. Setelah ia membaca Roma 8:28 ibu ini
menyimpulkan bahwa penyakitnya mendatangkan kebaikan baginya karena dengan
sakit tersebut ia semakin dekat dengan Tuhan. Setujukah Anda dengan ibu ini bahwa
penyakitnya membawa kebaikan?
Aplikasi: Penyakit atau peristiwa buruk yang menimpa kita memang tidak
mendatangkan kebaikan, karena bukan segala hal adalah kebaikan, namun demikian
sebagai orang-orang percaya kita yakin bahwa Allah sedang merencanakan hal-hal
yang indah dengan hidup kita, termasuk supaya kita menjadi serupa dengan AnakNya.
2. Mengapa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu?
Ayat 29 dimulai dengan kata “Sebab…”, hal ini menunjukkan bahwa menurut rasul Paulus,
Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk kebaikan orang-orang yang mengasihi Dia,
karena Ia mengasihi mereka yang dipilih-Nya, dan Ia ingin menjadikan mereka serupa
dengan gambaran Anak-Nya.
Jadi tujuan akhir Allah bagi kita adalah menjadikan kita orang-orang percaya serupa
dengan gambaran Yesus, serta memperoleh kemuliaan saat kedatang-an-Nya yang kedua
kali.
4
Ilustrasi: sebuah keluarga yang tidak mengenal Tuhan, ternyata cukup sejahtera
dalam semua aspek kehidupan. Kedua anak mereka juga sehat, cerdas bahkan
berprestasi. Lalu menjadi pertanyaan, bolehkah kita mengatakan bahwa keluarga ini
diberkati oleh Tuhan dan segala sesuatu bekerja untuk kebaikan keluarga mereka?
Bagaimana pendapat Anda?
Aplikasi: mungkin dalam hidup kita di dunia ini kita adalah orang yang tidak
berkelebihan dalam hal kesejahteraan, namun kita tidak perlu merasa iri hati
dengan orang lain yang tidak mengenal Tuhan yang lebih sejahtera hidupnya,
karena ada hal terindah yang Tuhan rencanakan dalam hidup kita yaitu menjadi
serupa dengan gambaran Yesus dan memperoleh mahkota kemuliaan yaitu
kehidupan kekal.
Penutup
Jangan bersyukur atas penyakit atau peristiwa buruk lain yang menimpa kita,
namun bersyukurlah kepada Tuhan bahwa Ia sedang merencanakan hal yang
terindah dalam hidup kita melalui segala hal yang kita alami, yaitu menjadikan kita
serupa dengan gambaran Yesus, Anak-Nya yang tunggal.
Karena itulah ayat ini (ayat 28) merupakan ayat yang kuat untuk memberikan
ketenangan dan kepastian kepada kita di masa-masa sulit dalam hidup kita.
5
Daftar Pustaka
James R. Edwards, New International Biblical Commentary: Romans (Peabody,
Massachusetts: Hendrickson Publishers, Inc., 1992), 217-218.
Robert H. Stein, Interpreting Puzzling Texts in the New Testament (Grand Rapids,
Michigan: Baker Books, 1996), 285-286.
Martin Luther, Commentary on Romans, diterjemahkan oleh J. Theodore Muller
(Grand Rapids, Michigan: Zondervan Publishing House, 1954), 127-128.
6
Kertas Kerja: Roma 8:28-30
Pertanyaan-pertanyaan kritis:
1. Siapa yang menulis Kitab Roma?
2. Mengapa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan
bagi mereka yang mengasihi Dia?
3. Mengapa Paulus menulis ayat 28?
4. Apa yang dimaksud dengan ditentukanNya dari semula dalam ayat 29?
5. Kapan waktu penulisan Kitab Roma dan di mana tempat penulisannya?
6. Siapa penerima mula-mula Kitab Roma?
7. Apakah tujuan penulisan Kitab Roma?
Jawab:
1. Surat Roma mengklaim telah ditulis oleh Paulus (1:1), dan sejauh ini tidak ada
tantangan serius terhadap klaim tersebut.1 Tertius, yang disebut dalam 16:22,
kemungkinan adalah pembantu Paulus yang menulis tangan surat tersebut atau
amanuensisnya. Sementara ada kemungkinan Paulus mengijinkan amanuensisnya
memilih kata-kata dalam penulisan surat, terdapat sedikit bukti saja bahwa hal itu
terjadi pada Surat Roma. Beberapa orang mengajukan pandangan bahwa bagianbagian dari Roma ditulis oleh orang lain dan dimasukkan ke dalam surat Roma oleh
Paulus, namun tidak satupun dari teori-teori ini meyakinkan.
2. Sebab semua orang yang dipilihNya dari semula, mereka juga ditentukanNya dari
semula untuk menjadi serupa dengan gambaran AnakNya.
3. Untuk meyakinkan pembacanya bahwa pengharapan anak-anak Allah tidaklah siasia.
4. Kata ini berasal dari bahasa Yunani “proorizo” yang berarti “to mark out ahead of
time” (menandai terlebih dahulu). Frasa ini berarti bahwa Tuhan dengan kuasaNya
telah menentukan terlebih dahulu bahwa hal-hal tertentu akan terjadi.
1
D.A. Carson and Douglas J. Moo, An Introduction to the New Testament – Second Edition
(Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 2005), 393.
7
5. Korintus adalah tempat yang paling mungkin bagi Paulus untuk menuliskan surat
ini. Menurut Carson dan Moo:2
“Corinth is the most likely place of writing. When Luke tells us that Paul spent three
months in Greece (Acts 20:3), it was most likely Corinth where Paul stayed (see 2
Cor. 13:1, 10). Confirmation comes from Paul’s commendation of a woman who
lived in Cenchrea, a neighboring city to Corinth (16:1–2); and the Gaius who sends
greetings in 16:23 may be the same Gaius whom Paul baptized in Corinth (1 Cor.
1:14). Some have also thought that the city treasurer Erastus (16:23) can be
identified with the Erastus mentioned on an inscription found at Corinth.”
Waktu penulisan surat ini oleh Paulus tentunya bergantung pada saat Paulus tinggal
selama tiga bulan di Yunani;3 menetapkan tanggal ini pada gilirannya bergantung
pada keseluruhan kronologi kehidupan dan pelayanan Paulus. Sementara kita tidak
dapat yakin hingga tahunnya, 57 Masehi merupakan alternatif terbaik. Walaupun
demikian, terdapat pendapat lainnya, seperti misalnya Charles Buck dan Greer
Taylor menunjukkan tahun 47 Masehi, Gerd Ludemann menunjukkan tahun 51/52
atau 54/55, J.R. Richards meletakkan Roma di antara tahun 52-54 karena ia
berpendapat bahwa Surat Roma harus mendahului Surat I Korintus.4 Sementara itu,
2
D.A. Carson and Douglas J. Moo, An Introduction to the New Testament – Second Edition
(Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 2005), 393.
3
D.A. Carson and Douglas J. Moo, An Introduction to the New Testament – Second Edition
(Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 2005), 394.
4
D.A. Carson and Douglas J. Moo, An Introduction to the New Testament – Second Edition
(Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 2005), 394.
8
Tobin berpendapat bahwa Surat Roma ditulis saat musim dingin antara tahun
56/57 Masehi.5
6. Dengan menganggap edisi bahasa Indonesia dari Alkitab terbitan LAI cukup teliti,
Surat Roma ditujukan kepada “kamu sekalian yang tinggal di Roma, yang dikasihi
Allah dan yang dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus” (1:7).6 Kita tidak
memiliki bukti yang sahih mengenai asal mula gereja di Roma atau mengenai
komposisinya saat Paulus menulis surat ini kepada mereka. Pada sekitar tahun 180
Masehi Irenaeus menetapkan Petrus dan Paulus sebagai pendiri gereja Roma,
sementara itu tradisi yang kemudian menyebut Petrus sebagai pendiri dan uskup
pertama di Roma (misalnya Catalogus Liberianus, 354 Masehi).7 Surat ini sendiri
menjelaskan bahwa Paulus adalah seorang yang asing bagi gereja di Roma (lihat
1:10, 13; 15:22), dan adalah hal yang tidak biasa jika Paulus merencanakan
kunjungan seperti yang dijelaskan pada pasal 1:8-15 jika gereja itu didirikan oleh
Petrus. Juga tampaknya tidak mungkin jika Petrus pergi ke Roma cukup awal untuk
mendirikan sebuah gereja di sana.8 Skenario yang paling mungkin adalah orangorang Yahudi yang bertobat saat hari Pentakostalah yang membawa Injil itu ke
Roma. Tampaknya Paulus menujukan suratnya pada sebagian kaum Yahudi Kristen
5
Thomas H. Tobin, SJ, “Paul’s Letter to the Romans.” Dalam The Blackwell Companion to the
New Testament, ed. David E. Aune (Chichester: Blackwell Publishing Ltd, 2010), 399.
6
D.A. Carson and Douglas J. Moo, An Introduction to the New Testament – Second Edition
(Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 2005), 394.
7
D.A. Carson and Douglas J. Moo, An Introduction to the New Testament – Second Edition
(Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 2005), 395.
8
D.A. Carson and Douglas J. Moo, An Introduction to the New Testament – Second Edition
(Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 2005), 395.
9
di antara jemaat gereja Roma, dan juga kepada kaum Kristen non-Yahudi (gentiles).
Ini mungkin berarti bahwa sebagian ayat ditujukan kepada para Yahudi Kristen, dan
sebagian ayat dialamatkan kepada kaum Kristen non-Yahudi. Atau mungkin kita
mesti menyimpulkan bahwa Paulus menulis untuk komunitas campuran Yahudi
Kristen dan non-Yahudi Kristen dari gereja Roma.9
7. Ini merupakan salah satu pertanyaan yang sering diperdebatkan mengenai surat ini:
Apakah tujuan penulisan surat Paulus kepada jemaat di Roma? Pernyataan Paulus
sendiri dalam Roma 15:15 tidak begitu jelas: “aku di sana sini dengan agak berani
telah menulis kepadamu untuk mengingatkan kamu.”10 Opini-opini tentang
pertanyaan ini umumnya bergerak dalam dua arah yang berbeda: mereka yang
fokus kepada keadaan Paulus dan kebutuhannya sebagai situasi yang mendorong
munculnya surat tersebut, dan mereka yang menekankan keadaan jemaat Kristen di
Roma sebagai motivasi surat tersebut. Hanya sedikit solusi yang mengabaikan salah
satu faktor tersebut, umumnya berbagai pendekatan memberikan penekanan
masing-masing.
Kita akan mulai dengan faktor yang menekankan keadaan Paulus sendiri sebagai
pendorong ditulisnya surat Roma.
Pertama adalah Spanyol. Paulus bermaksud pergi ke Spanyol dalam rangka menanam dan
menumbuhkan gereja baru di sana. Ia akan berhenti di Roma dalam perjalanan ke sana,
dan salah satu tujuan adalah untuk mendapatkan bantuan yang diperlukan dalam
perjalanan tersebut. Paulus menyiratkan harapan tersebut dengan menggunakan kata
‘propempo’ dalam 15:24 yang berkonotasi: bantuan dalam perjalanan dengan dukungan
material.11 Salah satu tujuan Paulus dalam menulis surat ini, kemudian, mungkin adalah
9
D.A. Carson and Douglas J. Moo, An Introduction to the New Testament – Second Edition
(Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 2005), 398.
10
D.A. Carson and Douglas J. Moo, An Introduction to the New Testament – Second Edition
(Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 2005), 403.
11
D.A. Carson and Douglas J. Moo, An Introduction to the New Testament – Second Edition
(Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 2005), 404.
10
untuk memperkenalkan dirinya sendiri kepada jemaat Kristen di Roma sebagai suatu cara
untuk mempersiapkan kunjungannya dan permintaannya akan bantuan. Sesungguhnya
beberapa orang menemukan bahwa ini adalah alasan utama Paulus menulis.
Yang kedua adalah Korintus/Galatia. Salah satu yang mendorong Paulus menulis tentang
masalah kaum Yahudi di Roma adalah refleksi atas pengalamannya dengan para
pendukung Yudaisme yang mengganggunya di Galatia dan Korintus.12 Namun demikian,
alasan ini masih menyisakan satu pertanyaan penting tidak terjawab: mengapa mengirim
sebuah monograf teologi kepada jemaat Roma?
Yang ketiga adalah Yerusalem. Alasan ini intinya menunjukkan bahwa Paulus menulis surat
Roma dengan menyertakan pidato yang rencananya akan dibawakannya dalam
kunjungannya ke Yerusalem dengan membawa dana yang dikumpulkannya.
Dari sudut pandang yang lain, salah satu alasan yang mungkin adalah perlunya
menyatukan kembali kaum Yahudi Kristen dengan kaum non-Yahudi Kristen di Roma.
Selain itu juga ada alasan yang mungkin yakni adanya polemik terhadap ajaran Paulus yang
dianggap anti-hukum Taurat dan anti-Yahudi, sehingga Paulus merasa perlu untuk
menjelaskan posisinya sebenarnya dan untuk mempertahankan sikapnya kepada jemaat di
Roma.13
12
D.A. Carson and Douglas J. Moo, An Introduction to the New Testament – Second Edition
(Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 2005), 405.
13
D.A. Carson and Douglas J. Moo, An Introduction to the New Testament – Second Edition
(Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 2005), 407.
11
Menyusun struktur teks:
Kita tahu sekarang,
Bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu
Untuk mendatangkan kebaikan
Bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu
Bagi mereka yang terpanggil sesuai
Dengan rencana Allah.
Sebab semua orang yang dipilihNya dari semula,
Mereka juga ditentukanNya dari semula
Untuk menjadi serupa dengan gambaran anakNya,
Supaya Ia , anakNya itu,
Menjadi yang sulung di antara banyak saudara
Dan mereka yang ditentukanNya dari semula,
Mereka itu juga dipanggilNya.
Dan mereka yang dipanggilNya,
Mereka itu juga dibenarkanNya,
Dan mereka yang dibenarkanNya,
Mereka itu juga dimuliakanNya.
12