DAMPAK MASYARAKAT EKONOMI ASEAN TERHADAP

KARYA TULIS ILMIAH
DAMPAK MASYARAKAT EKONOMI ASEAN TERHADAP RANTAI
PASOKAN INDONESIA

Diajukan untuk mengikuti seleksi tahap 2
Management Olympiad 2015

EKA NANDA FITRIANI – 3331
NANDA PUTRA KRISTIAWAN – 3367
NEYSA EVELINE - 3369

SMA NEGERI 10 MALANG LEADERSHIP ACADEMY
MALANG
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya peniliti dapat menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah mengenai
”Dampak Masyarakat Ekonomi ASEAN terhadap Rantai Pasokan Indonesia”
dengan baik dan tepat waktu.
Peniliti mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu

dalam pengerjaan karya tulis ilmiah ini, kepada:
 Bapak Brahma Wahyu, selaku pembina sekaligus kawan diskusi kami
dalam penguatan argumen peniliti dalam karya tulis ini.
 Teman-teman XII IPS 4 yang selalu menyemangati kami dalam proses
pengerjaan karya tulis ini.
 SMAN 10 Malang Leadership Academy, sekolah kami tercinta yang tak
habis-habisnya menyediakan ilmu untuk kami petik.
Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
perbaikan karya tulis ilmiah di masa mendatang. Semoga laporan ini bermanfaat
bagi pembaca.

Malang, 2 Oktober 2015

Tim Peneliti
DAFTAR ISI

2

KATA PENGANTAR……………………………………………..……………...2
DAFTAR ISI………………………………………………………..……………..3

BAB I……………………………………………………………………………...5
PENDAHULUAN…………………………………………………………………5
1.1 Latar Belakang Masalah……..…….……………………….……………...5
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………..……………..6
1.3 Tujuan penelitian……………………………………………………..…....6
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………….……..........6
1.5 Tinjauan Pustaka…………………………………………………………..7
BAB II……………………………………………………………………………16
METODE PENELITIAN………………………………………………………..16
2.1 Pemilihan Topik………………………………………………..………...16
2.2 Pengumpulan sumber…………... ………………………………….……16
2.3 Verifikasi Internal dan Eksternal……..………………………….……....16
2.4 Interpretasi ………………………………………………………….........17
BAB III…………………………………………………………………………...18
HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………………….18
3.1 Persiapan Pemerintah Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi
ASEAN Tahun 2015………….……..……...……………………………18
3.2 Rantai Pasokan Indonesia sebagai Tolak Ukur Kesiapan Indonesia untuk
Berpartisipasi dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN…………...………..21
3.3 Dampak yang akan Ditimbulkan Masyarakat Ekonomi ASEAN terhadap

Rantai Pasokan Indonesia………………………………………...……...24
BAB IV…………………………………………………………………………..26
PENUTUP………………………………………………………………………..26

3

4.1 Kesimpulan……………………………………………………….……...26
4.2 Saran ……………………………….……………………………….……27
4.3 Daftar Rujukan……………………………………………………….…..29

BAB I
PENDAHULUAN
4

1.1

Latar Belakang Masalah
Indonesia sedang berpacu dengan waktu menyelesaikan sektor-sektor

prioritas menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN akhir tahun nanti. Setelah

beberapa konferensi dan pertemuan para menteri ASEAN, akhirnya dalam KTT
ASEAN ke-9 di Bali disepakati pembentukan komunitas ASEAN (ASEAN
Community) yang menjadi awal upaya ASEAN menjadikan Asia Tenggara
sebagai pasar tunggal dan basis produksi. Mempertimbangkan kondisi
perdagangannya, Indonesia selama ini belum optimal memanfaatkan potensi pasar
ASEAN. Pada periode Januari-Agustus 2013 misalnya, ekspor Indonesia ke pasar
ASEAN baru mencapai 23% dari nilai total ekspor. Hal ini antara lain karena
tujuan ekspor Indonesia masih terfokus pada pasar tradisional seperti Amerika
Serikat, Tiongkok dan Jepang. Tingkat utilitisasi preferensi tarif ASEAN yang
digunakan eksportir Indonesia untuk penetrasi ke pasar ASEAN baru mencapai
34,4% (Wangke. 2014). Ditilik melalui sudut pandang manajemen rantai pasokan,
Indonesia terhambat sebagai suplier barang jadi, operasional yang minim sumber
daya manusia terampil, dan belum optimal dalam distribusi produknya.
Mengingat heterogenitas perekonomian masyarakat ASEAN, Masyarakat
Ekonomi ASEAN dipandang sebagai ancaman maupun kesempatan dalam upaya
menyejahterahkan masyarakatnya. Perekonomian Indonesia yang belakangan ini
lesu akibat nilai rupiah yang melemah semakin membebani mental Indonesia
dalam menghadapi MEA.
Sistem produksi modern menuntut manajemen rantai pasokan yang efisien
untuk memungkinkan lebih rendahnya biaya pergudangan, pengolahan, standar


5

produksi, pengiriman just in-time dan biaya logistik. Pembentukan AEC
merupakan upaya serius ASEAN untuk menanggapi tuntutan
tersebut(Burmansyah, 2014). Oleh karena itu, tim peneliti mengangkat masalah
rantai pasokan Indonesia dalam menghadapi MEA 2015.
1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka pokok permasalahan dalam karya
tulis ilmiah ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana Masyarakat Ekonomi Asean akan mempengaruhi Rantai
Pasokan Indonesia?

1.3

Tujuan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, tim penulis bertujuan untuk:
1. Dapat menjelaskan konsep Masyarakat Ekonomi ASEAN.

2. Dapat menjelaskan tentang kondisi rantai pasokan Indonesia.
3. Dapat menjelaskan dampak yang akan ditimbulkan Masyarakat Ekonomi
ASEAN terhadap perekonomian khususnya rantai pasokan Indonesia.

1.4

Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Penulis
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis
dalam perkembangan Indonesia dalam menghadapi pengaruh Masyarakat
Ekonomi ASEAN di tahun 2015 terhadap perekonomian Indonesia.
1.4.2 Bagi Pembaca

6

Pembaca dapat mengetahui dan memahami lebih dalam pengaruh
Masyarakat Ekonomi ASEAN dan kaitannya dengan persiapan Indonesia
dalam menghadapi dampak-dampak yang akan dialami Indonesia.
1.4.3 Bagi Ilmu Manajemen
Karya tulis ilmiah ini menggagas ide dan analisis kritis terhadap

Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan dialami Indonesia pada tahun
2015 yang layak untuk dirujuk sebagai sumbangan dalam ilmu
manajemen.
1.5

Tinjauan Pustaka

1.5.1

Masyarakat Ekonomi ASEAN
KTT ASEAN ke-9 di Bali tahun 2003, menyepakati pembentukan

komunitas ASEAN (ASEANCommunity) yang terdiri dari ; ASEAN PoliticalSecurity Community, ASEAN Economic Community, dan ASEAN Socio-Culture
Community. Terbentuknya komunitas ini dilatarbelakangi krisis ekonomi yang
melanda Asia Tenggara dan bertujuan sebagai penanggulangan ke depan terhadap
krisis-krisis di masa yang akan datang. Setelah kesepakatan ASEAN Community,
ASEAN semakin giat membentuk kesepakatan-kesepakatan perdagangan bebas
dengan negara-negara mitra seperti India dan Tiongkok.
Dalam kesepakatan tersebut, ASEAN Economic Community atau
Masyarakat Ekonomi ASEAN menjadi pokok penting bermulanya liberalisme

pasar tunggal di Asia Tenggara. Meskipun tersebutlah India dan Tiongkok sebagai

7

mitra besar ASEAN dalam pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN, tujuan
utama dibentuknya MEA adalah untuk membentuk suatu komunitas ekonomi
yang kuat sehingga bisa berkompetisi dengan negara-negara yang ada di Asia
bahkan di dunia. Persaingan ketat akan terjadi dalam pasar barang, jasa, tenaga
kerja, dan investasi asing bagi negara-negara anggota ASEAN. Sehingga
diharapkan produk-produk yang dihasilkan akan mampu bersaing dengan negara
mitra maupun negara target pemasaran di lingkup global.
Persiapan demi persiapan dibentuk secara bertahap dalam konferensikonferensi ASEAN selanjutnya. Pada tahun 2006, para menteri ekonomi ASEAN
menyepakati dikembangkannya panduan pelaksanaan MEA yang disebut ASEAN
Economic Community Blueprint dengan empat pilar utama pembangunannya
yaitu; single market and production base, high competitiveness, equitable growth,
economic integration to the global economy.
Ketika berlangsung ASEAN Summit ke-9 tahun 2003 ditetapkan 11
Priority Integration Sectors (PIS). Namun pada tahun 2006 PIS yang ditetapkan
berkembang menjadi 12 yang dibagi dalam dua bagian yaitu tujuh sektor barang
industri dan lima sektor jasa. Ke-7 sektor barang industri terdiri atas produk

berbasis pertanian, elektronik, perikanan, produk berbasis karet, tekstil, otomotif,
dan produk berbasis kayu. Sedangkan kelima sektor jasa tersebut adalah
transportasi udara, e-asean, pelayanan kesehatan, turisme dan jasa
logistik.

8

Pada KTT ASEAN ke 13 di Singapura tahun 2007, para kepala negara/
pemerintahan anggota ASEAN menandatangani cetak biru masyarakat ekonomi
ASEAN (AEC Blueprint) dan piagam ASEAN ( ASEAN Charter). Piagam
ASEAN yang ini merupakan dokumen konstitusional yang memuat norma-norma,
hak-hak dan kewajiban serta sejumlah kekuasaan dalam proses legislatif,
eksekutif, dan yudisial yang wajib diratifikasi oleh seluruh negara anggotanya.
Dengan mulai berlakunya Piagam ASEAN pada tahun 2008, resmilah ASEAN
menjadi sebuah rezim baru perdagangan bebas (Burmasyah:2014)
Masyarakat Ekonomi ASEAN mendorong peningkatan sumber daya
manusia dalam bidang keterampilan, teknologi dan penggunaannya secara
optimal, dan pendayagunaan produk sehingga memiliki daya saing tinggi di pasar
bebas. Meningkatnya kompetisi antar negara juga mendukung integrasi ekonomi
ASEAN yang memungkinkan realisasi Masyarakat Ekonomi ASEAN akan

berjalan sukses, ASEAN juga membentuk mekanisme monitoring AEC Scorecard
yanh berfungsi sebagai alat pemantau dan pelaporan kemajuan pelaksanaan
berbagai langkah yang ditempuh negara-negara AEC. Instrumen tersebut juga
sebagai media untuk mengidentifikasi kesenjangan implementasi dan tantangan
yang dihadapi dari masing-masing Negara.
Negara-negara anggota kini tengah mempersiapkan sektor prioritasnya
dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN akhir 2015 nanti. Mendekati 1
Januari 2015, Sekjen ASEAN Le Loung Minh mengatakan upaya ASEAN
mewujudkan integrasi ekonomi telah mencapai 80%. Sedangkan Indonesia
sendiri, telah menyelesaikan 84,4 % dari empat pilar AEC. Dari sepuluh Negara
9

ASEAN, bersma Laos, Indonesia tergolong Negara yang rendah tingkat
implementasinya. Singapura adalah negara yang menempati posisi tertinggi
dengan tingkat implementasi sebesar 89,9 %, selanjutnya disusul Vietnam sebesar
89,0 %.
1.5.2

Manajemen Rantai Pasokan
Rantai Pasokan adalah sebuah sistem yang melibatkan proses


produksi, pengiriman, penyimpanan, distribusi dan penjualan produk dalam
rangka memenuhi permintaan akan produk tersebut .
Manajemen Rantai Pasok adalah kegiatan yang melibatkan koordinasi
pengelolaan bahan baku/material, informasi bisnis dan arus keuangan dalam
hubungan bisnis antar organisasi/perusahaan yang berpartisipasi(pemasok,
manufaktur, gudang, jasa transportasi, pengecer dan konsumen). Diartikan juga
sebagai seluruh jenis kegiatan pengolahan komoditas dasar hingga penjualan
produk akhir kepada konsumen untuk kemudian dilakukan proses daur ulang bagi
produk yang sudah dipakai, sehingga Rantai Pasok disini bersifat siklus yang
berjalan terus-menerus seiring dengan proses bisnis suatu perusahaan.
Pengelolaan yang efektif atas integrasi antar pemain dalam rantai
pasokan, perencanaan dan pengendalian yang baik atas kegiatan pengadaan
pasokan, efisiensi aliran pasokan hingga sampai ke titik konsumsi akhir. Rantai
Pasokan adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama
bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai
akhir.

10



Perusahaan-perusahaan tersebut termasuk supplier, pabrik, distributor,
toko atau ritel, sertu perusahaan pendukung seperti jasa logistik. Ada 3
macam hal yang harus dikelola dalam supply chain yaitu pertama, aliran
barang dari hulu ke hilir contohnya bahan baku yang dikirim dari supplier
ke pabrik, setelah produksi selesai dikirim ke distributor, pengecer,
kemudian ke pemakai akhir. Supply Chain Management antara lain
meliputi penetapan:
a. pembayaran secara tunai atau kredit (proses transfer)
b. supplier
c. distributor dan pihak yang membantu transaksi seperti Bank
d. pengangkutan
e. hutang –piutang
f. pergudangan
g. pemenuhan pesanan
h. informasi mengenai ramalan permintaan, produksi maupun
pengendalian persediaan.

1.5.3

Kondisi Rantai Pasokan Indonesia
Sistem produksi modern menuntut manajemen rantai pasokan yang efisien

untuk memungkinkan lebih rendahnya biaya pergudangan, pengolahan, standar
produksi, pengiriman just in-time dan biaya logistik. Seperti yang telah dijelaskan
di poin sebelumnya, Kegiatan-kegiatan utama yang tercakup dalam klasifikasi
manajemen rantai pasokan adalah bagian pengembangan produk, bagian
pengadaan, bagian perencanaan dan pengendalian, bagian produksi, dan bagian
11

distribusi. Untuk pemahaman yang lebih mudah klasifikasi dapat diamati pada
tabel di bawah ini:
Bagian

Cakupan kegiatan
Melakukan riset pasar, merancang

Pengembangan produk

produk baru, melibatkan pamasok
dalam perancang produk baru
Memilih pemasok, mengevaluasi
kinerja pemasok, melakukan pembelian

Pengadaan

bahan baku dan komponen, memonitor
resiko pasokan, membina dan
memelihara hubungan dengan pemasok
Perencanaan kebutuhan, peramalan

Perencanaan dan pengendalian

permintaan, perencanaan kapasitas,
perencanaan produksi dan persediaan.
Eksekusi produksi, pengendalian

Produksi
kualitas
Perencanaan jaringan distribusi,
penjadwalan pengiriman, mencari dan
memelihara hubungan dengan
Pengiriman/ distribusi
perusahaan jasa pengiriman, memonitor
tingkat pelayanan di tiap pusat
distribusi.
Tabel 5.3.1 : cakupan kegiatan manajemen rantai pasokan
Upaya pemerintah dalam memperbaiki rantai pasokan Indonesia dapat
dilihat pada table berikut:

12

Bagian

Usaha Indonesia
Melakukan pengembangan PUD ( Produk
Unggulan Dearah ) dengan UU no 9 tahun 2014

Pengembangan produk
tentang pedoman pengembangan produk
unggulan daerah
Munculnya kebjakan baru yaitu peraturan
presiden no 4 tahun 2015 yang mengatur
Pengadaan
mengenai pengadaan barang dan jasa di
Indonesia.
Peraturan pemerintah no 39 tahun 2006 tentang
Perencanaan dan pengendalian

tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan
rencana pembangunan.
Peraturan menteri ketenagakerjaan nomor 16
tahun 2015 yang mengatur tata cara

Produksi
penggunaan tenaga kerja asing dalam proses
produksi di Indonesia.
Adanya peraturan menteri perdagangan nomor
48/M-DAG/PER/8/2013 mengenai pedoman
pembangunan dan pengelolaan sarana distribusi
Pengiriman/ distribusi

perdagangan. Hal ini mencakup usaha
pemerintah untuk mengembangkan pasar
tradisional sebagai sarana distribusi di

Indonesia.
Tabel 5.3.2 : Upaya pemerintah dalam cakupan manajemen rantai pasokan
Mengingat luasnya cakupan pembenahan yang dihadapi pemerintah,
kendala utama Indonesia dalam persiapannya adalah pemerataan fungsi-fungsi

13

9

rantai pasokan Indonesia. Dari aspek pengembangan produk, Indonesia bisa
diandalkan dengan entrepreneurship yang populer tahun-tahun belakangan ini.
Beberapa wirausahawan Indonesia berhasil masuk pasar internasional dalam
pengembangan produk yang mayoritas berkonsep fashion, makanan, dan desain.
Namun, industri manufaktur Indonesia tidak banyak menarik interaksi modal dan
investasi luar negeri, rantai pasokan dalam industri ini banyak mengalami
hambatan dalam pengadaan bahan baku, minimnya supplier, dan terbatasnya
distributor bahkan untuk pasar regional. Manufaktur Indonesia masih tergolong
terpuruk dibanding sektor lainnya dikarenakan rantai pasokan industri yang
terputus di tahap barang setengah jadi. Terbukti, produk manufaktur Indonesia
memiliki daya saing lebih rendah bila dibandingkan dengan manufaktur keluaran
Tiongkok dan Thailand dengan prosentase 76% terhadap indikator harga dan
distribusi produk ke konsumen (Republika, 2014).
Pada sektor ketenagakerjaan Indonesia, pemerintah secara bertahap
memperbaiki sistem dan fasilitas pelatihan keterampilan tenaga kerja sebagai
pembakalan kerja. Salah satu faktor produksi ini mempengaruhi tingkat
produktivitas suatu usaha berkaitan dengan mutu barang hasil produksi dan
kualitas sumber daya manusia yang dipekerjakan. Taksiran lapangan kerja baru
hanya mencapai 1,9 juta atau 1,3% dari total pekerja. Menurut kajian tersebut,
sekitar setengah dari tenaga kerja sangat terampil diramalkan akan bekerja di
Indonesia. Tetapi sebagian besar lapangan pekerjaan itu justru akan direngkuh
oleh calon pekerja yang kurang terlatih dan minim pendidikan. Kesenjangan
kecakapan itu akan mengurangi produktivitas dan daya saing Indonesia.

14

BAB II
METODE PENELITIAN
1
1

Menurut Sartono Kartodirjo, Metode adalah cara “ Bagaimana orang
memperoleh pengetahuan” (How to know) dan metodologi sebagai “mengetahui
bagaimana harus mengetahui” (to know how know) (Kartodirjo,1992:IX). Peneliti
menggunakan pendekatan statistik deskriptif yang memberikan interpretasi data
dengan membandingkan hasil penelitian dengan hasil penelitian terkait terhadap
konsep yang relevan.
2.1 Pemilihan topik
15

Indonesia tengah bersiap dengan berbagai prioritas penting
perekonomiannya menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN. Peneliti menyadari
krusialnya masalah ini, melalui pendekatan statistik deskriptif, peneliti mengkaji
latar belakang dan dampak yang akan ditimbulkan Masyarakat Ekonomi ASEAN
terhadap rantai pasokan Indonesia.
2.2 Pengumpulan sumber
Sumber penelitian ini adalah dari buku, jurnal ilmiah, rubrik opini,
dan koran online.
2.3 Verivikasi
Verivikasi yang peniliti lakukan adalah dengan mengumpulkan
informasi

dan

data

kualitatif

yang

seragam

dan

membandingkannya dengan data aktual kuantitatif yang kami
dapat.

2.4 Interpretasi
Setelah data-data telah terverifikasi, kami menafsirkan dan
menganalisis data yang ada dan dilanjutkan dengan penyusunan hasil
interpretasi secara runtut.

16

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Persiapan Pemerintah Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat
Ekonomi ASEAN Tahun 2015
Setelah penandatanganan ASEAN Economic Community blueprint pada KTT
ASEAN ke-13, Indonesia semakin giat menyusun program-program peningkatan
stabilitas ekonomi negara. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia telah
menyiapkan tiga program dalam rangka menghadapi MEA 2015 yang juga

17

mendukung Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI).
Pertama, mengidentifkasi kebutuhan tenaga kerja profesional atau terampil
untuk mendukung 22 kegiatan ekonomi di enam koridor ekonomi dan
meningkatkan daya saing 12 sektor prioritas MEA 2015. Kedua, memfasilitasi
pengembangan standar kompetensi dan pembentukan lembaga sertifikasi profesi
(LSP) oleh Asosiasi Industri terkait 22 kegiatan ekonomi di koridor ekonomi dan
12 sektor prioritas MEA 2015.Ketiga, mengembangkan Kadin Training Center
(KTC) untuk mendorong pengembangan program pelatihan berbasis kompetensi
sesuai kebutuhan industri oleh Kadin Provinsi.
Selanjutnya, Kadin menginventaris 12 sektor prioritas MEA 2015 yang
disebut free flow of skilled labor (arus bebas tenaga kerja terampil), yaitu
perawatan kesehatan (health care), turisme (tourism), jasa logistik (logistic
services), E-ASEAN, jasa angkutan udara (air travel transport), produk berbasis
agro (agrobased products), barang-barang elektronik (electronics), perikanan
(fisheries), produk berbasis karet (rubber based products), tekstil dan pakaian
(textiles and apparels), otomotif (automotive), dan produk berbasis kayu (wood
based products).
Pihak Kadin juga meluncurkan beberapa program penguatan sektor UMKM,
antara lain dengan diadakannya ‘Pameran Koperasi dan UKM Festival’ pada 5
Juni 2013 lalu yang diikuti oleh 463 KUKM. Acara ini bertujuan untuk
memperkenalkan produk-produk UKM yang ada di Indonesia dan juga sebagai

18

stimulan bagi masyarakat untuk lebih kreatif lagi dalam mengembangkan usaha
kecil serta menengah.
Indonesia tengah meningkatkan indikator perubahan secara fleksibel.
Indonesia dikenal sebagai negara dengan kebijakan pemerintah yang fleksibel dan
memungkinkan dikeluarkannya kebijakan jangka pendek yang mendukung
persiapan Indonesia dalam menghadapi MEA. Reformasi kelembagaan dan
pemerinta misalnya, dalam rangka mendorong Percepatan Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi, telah ditetapkan strategi nasional pencegahan dan
pemberantasan korupsi jangka panjang 2012-2025 dan menengah 2012-2014
sebagai acuan bagi seluruh pemangku kepentingan untuk pelaksanaan aksi setiap
tahunnya. Upaya penindakan terhadap Tindak Pidana Korupsi (TPK) ditingkatkan
melalui koordinasi dan supervisi yang dilakukan oleh KPK kepada Kejaksaan dan
Kepolisian. Langkah ini sangat positif sebagai dasar perubahan pengendalian dan
alokasi keuangan negara.
Kebijakan-kebijakan lain yang dibuat sebagai penindaklanjutan usaha
persiapan menuju MEA 2015 tertuang pada UU no 9 tahun 2014 tentang pedoman
pengembangan produk unggulan daerah, peraturan presiden no 4 tahun 2015 yang
mengatur mengenai pengadaan barang dan jasa di Indonesia, Peraturan
pemerintah no 39 tahun 2006 tentang tata cara pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan., Peraturan menteri ketenagakerjaan nomor 16
tahun 2015 yang mengatur tata cara penggunaan tenaga kerja asing dalam proses
produksi di Indonesia, peraturan menteri perdagangan nomor
48/M-DAG/PER/8/2013 mengenai pedoman pembangunan dan pengelolaan

19

sarana distribusi perdagangan yang mencakup usaha pemerintah untuk
mengembangkan pasar tradisional sebagai sarana distribusi di Indonesia.
Ragam hasil berbagai studi dan riset yang menyimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang positif antara perkembangan industri TIK dengan pertumbuhan
ekonomi suatu negara - yang direpresentasikan dengan relasi atau kontribusi
positif antara pertumbuhan industri TIK dengan peningkatan GDP (Gross
Domestic Product) (Ashari.2011). Dalam rangka mendukung peningkatan daya
saing sektor riil, selama tahun 2010 telah berhasil dicapai peningkatan kapasitas
dan kualitas infrastruktur dalam Perbaikan dan Pengembangan Jalur Teknologi
Informasi dan Komunikasi (Sholeh. 2013).
Menilai persiapan-persiapan di atas, manajemen rantai pasokan yang baik
dapat digunakan dalam mengkaji kesempatan dan ancaman yang Indonesia miliki
sekaligus hadapi. Dengan begitu, interaksi antar aspek prioritas memungkinkan
lebih rendahnya biaya pergudangan, pengolahan, standar produksi,
pengiriman just in-time dan biaya logistik dalam suatu rantai pasokan yang
terintegrasi.
3.2 Rantai Pasokan Indonesia sebagai Tolak Ukur Kesiapan
Indonesia untuk Berpartisipasi dalam Masyarakat Ekonomi
ASEAN
Sebagai negara berkembang sudah diketahui bahwa saat ini Indonesia
masih dalam proses pembangunan tiap-tiap sektor di bidang perekonomian.
Termasuk dalam proses pengembangan manajemen rantai pasokan.

20

Pembangunan tersebut dilakukan di setiap aspek dalam manajemen rantai
pasokan. Seperti, melakukan pengembangan PUD ( Produk Unggulan Dearah )
dengan UU no 9 tahun 2014 tentang pedoman pengembangan produk unggulan
daerah, Peraturan menteri perdagangan nomor 48/M-DAG/PER/8/2013 mengenai
pedoman pembangunan dan pengelolaan sarana distribusi perdagangan. Hal ini
mencakup usaha pemerintah untuk mengembangkan pasar tradisional sebagai
sarana distribusi di Indonesia. Peraturan presiden no 4 tahun 2015 yang mengatur
mengenai pengadaan barang dan jasa di Indonesia. Peraturan pemerintah no 39
tahun 2006 tentang tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana
pembangunan. Peraturan menteri ketenagakerjaan nomor 16 tahun 2015 yang
mengatur tata cara penggunaan tenaga kerja asing dalam proses produksi di
Indonesia.Namun dengan dimunculkannya perundang-undangan tersebut sehingga
menghasilkan rantai pasokan Indonesia yang sedemikian rupa belum dirasa cukup
untuk menghadapi perusahaan-perusahaan asing di tengah Masyarakat Ekonomi
ASEAN.
Beberapa wirausahawan Indonesia berhasil masuk pasar internasional
dalam pengembangan produk yang mayoritas berkonsep fashion, makanan, dan
desain. Seperti contoh, Johny Andrean dengan J.co, Dian Pelangi dengan Busana
Muslimnya, Santoni dengan Rumah Makan Bumbu Desa. Namun, industri
manufaktur Indonesia tidak banyak menarik interaksi modal dan investasi luar
negeri, rantai pasokan dalam industri ini banyak mengalami hambatan dalam
pengadaan bahan baku, minimnya supplier, dan terbatasnya distributor bahkan
untuk pasar regional. Padahal potensi Sumber Daya Alam yang bisa digunakan

21

untuk industri di bidang manufaktur di Indonesia tergolong besar. Hutan rakyat di
Indonesia mempunyai potensi besar yang mampu menyediakan bahan baku
industri kehutanan. Potensi hutan rakyat tersebut mencakup populasi jumlah
pohon dan banyaknya rumah tangga yang mengusahakan tanaman kehutanan.
(www.dephut.go.id,2005). Manufaktur Indonesia masih tergolong terpuruk
dibanding sektor lainnya dikarenakan rantai pasokan industri yang terputus di
tahap barang setengah jadi. Terbukti, produk manufaktur Indonesia memiliki daya
saing lebih rendah bila dibandingkan dengan manufaktur keluaran Tiongkok dan
Thailand dengan prosentase 76% terhadap indikator harga dan distribusi produk
ke konsumen (Republika, 2014).
Meskipun pemerintah cukup optimistis menghadapi MEA 2015, hasil
pengukuran kartu skor MEA menunjukkan, Indonesia belum siap menghadapi
pasar bebas.Dari sepuluh negara anggota ASEAN, Indonesia bersama Laos
merupakan negara dengan tingkat implementasi paling rendah, yakni 84,4 persen.
Rendahnya tingkat implementasi ini juga berpengaruh pada kinerja perdagangan
Indonesia dengan negara-negara ASEAN. Indonesia perlu mewaspadai potensi
dampak yang mungkin ditimbulkan oleh liberalisasi ekonomi kawasan ini, baik
terhadap perdagangan, investasi, pasar modal, kesejahteraan, tenaga kerja,
maupun industri manufaktur.Di dalam negeri sendiri, banyak pihak meragukan
bahwa integrasi ekonomi ASEAN akan membawa manfaat besar bagi
perekonomian Indonesia.Beberapa alasan yang melatarbelakanginya adalah
ketidaksiapan infrastruktur dan sumber daya manusia, masih rendahnya daya
saing, serta tingginya ketergantungan pada sumber daya alam.Bagaimanapun,

22

Indonesia harus menghadapi liberalisasi perdagangan dalam skema MEA ini.
Terlebih karena Indonesia turut membuat kesepakatan dalam MEA dan sejumlah
FTA.
Dibutuhkan strategi jitu untuk melindungi pasar dalam negeri dari serbuan
barang dan jasa. Sejumlah kebijakan perlu dipertimbangkan untuk mengantisipasi
hal tersebut, yaitu pengetatan hambatan nontarif, penambahan produk yang
dimasukkan dalamgeneral exception, kebijakan pembangunan industri selektif,
dan kebijakan mewajibkan transfer teknologi. Kebijakan lain yang tak kalah
penting adalah memaksimalkan potensi tenaga kerja dan sumber daya alam serta
meningkatkan perdagangan dalam negeri melalui kemudahan perdagangan
antarpulau.( Teguh Nurhadi,2015)
Kondisi tersebut menunjukan bahwa Rantai Pasokan Indonesia masih
perlu dipersiapkan lebih lanjut dan lebih matang demi bertahannya perekonomian
dalam negeri. Indonesia masih belum siap menghadapi Masyarakat Ekonomi
ASEAN.
3.3 Dampak yang akan Ditimbulkan Masyarakat Ekonomi ASEAN
terhadap Rantai Pasokan Indonesia
Indonesia hanya akan menjadi sub-bagian dari rantai pasokan global, dan
berada pada mata rantai terlemah yaitu sebagai pemasok bahan-bahan mentah dan
komoditas pertanian (di bagian hulu) untuk industri-industri di luar (negara lain),
serta menjadi pasar bagi barang-barang jadi dari industri negara lain (hilir).

23

-

berkembangnya perdagangan antar perusahaan (inter-firm) maupun dalam
perusahaan (intra-firm), yang ditandai fragmentasi produksi dan
meningkatnya perdagangan barang-barang setengah jadi (semi-finished
goods) dan komponen. Akibat ini juga yang membuat Indonesia tidak bisa
memiliki ciri khas hasil produksi Indonesia sendiri. Karena pada dasarnya
Indonesia hanya mampu memproduksi barang setengah jadi lalu diekspor
dan akan diakui oleh negara lain.

-

Indonesia akan “dipaksa” berkembang. Seperti yang kita ketahui bahwa
Indonesia masih belum siap akan adanya MEA 2015 , namun mau tidak
mau Indonesia akan menghadapi bebasnya arus investasi, bebasnya arus
modal dan tentunya persaingan tenaga kerja lokal dan asing. Hal ini akan
berakibat pada “cultural shock” pada masyarakat lokal karena tidak
diimbanginya teknlogi , informasi dan komunikasi yang cukup memadai.
Tergantung pada sikap Indonesia nanti , akankah Indonesia berkembang
dan terus bergerak maju atau memilih untuk tetap pada posisinya tanpa
adanya kemajuan pada perkonomian bangsa Indonesia.

-

Akan adanya perubahan struktural besar besaran yang dimana disebabkan
oleh kebijakan kebijakan MEA seperti pembebasan pajak barang dan jasa.
Kecepatan orientasi perpajakan Indonesia harus bisa diiringi dengan
perencanaan dan pengawasan terhadap rantai pasok.

24

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Rantai pasokan Indonesia masih membutuhkan banyak perhatian dari
pemerintah dan juga pergerakan masyarakat dalam persiapan menuju Masyarakat
Ekonomi Asean pada akhir tahun. Dengan berbagai kebijakan dan programprogram yang diluncurkan pemerintah, Indonesia tengah mengupayakan
25

tercapainya tujuan integrasi dari setiap sektor prioritas. Dapat dilihat dari
peningkatan pengadaan infrastruktur, pmbenahan sistem pendidikan, peningkatan
jaraingan informasi dan pemngembangan teknologi, serta stimulant positif untuk
produksi dalam negeri khususnya UMKM Indonesia. Sementara itu, PDB dan
investasi menunjukkan terjadinya peningkatan, namun kenaikannya masih kecil
jika dibandingkan negara yang lainnya. Di bidang pasar modal, masih terdapat
masalah perbedaan tingkat keterbukaan dan integrasi pasar modal, serta disparitas
tahapan pertumbuhan pasar saham di negara-negara ASEAN yang ujungnya
menghambat integrasi pasar modal ASEAN.
Menilai dampak secara umum yang akan dihadapi Indonesia,
Masyarakat Ekonomi ASEAN membuka peluang Indonesia dalam rantai
pasokannya. Pengadaan bahan akan semakin mudah dengan terbukanya berbagai
aliran barang internasional maupun regional, operasional perusahaan akan
mengalami peningkatan produktivitas dengan sumber daya manusia yang kian
terampil dan berdaya saing tinggi, distribusi keluar-masuknya barang dan jasa
akan semakin tak terbatas sehingga memungkinkan Indonesia untuk meluncurkan
produk-produk keluaran dalam negeri ke persaingan yang lebih luas di pasar
ASEAN. Namun, persiapan Indonesia yangdinilai masih belum cukup
menyeluruh dalam mempersiapkan sektor-sektor prioritas MEA menempatkan
Indonesia dalam posisi yang terancam akan persaingan dan deficit neraca
keuangan yang diakibatkan aliran bebas barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja
dari luar negeri.
4.2 Saran
26

Untuk meningkatkan fungsi dan peluang rantai pasokan Indonesia dalam
mengahadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, tim peniliti mengajukan saran
sebagai berikut:
4.2.1

Diperlukan kedisiplinan dari pihak pemerintah, terutama

yang berkaitan dengan wacana persiapan menghadapi realisasi
AEC ditahun 2015, yaitu dengan peningkatan pengawasan
terhadap perkembangan implementasi sistem yang terdapat
dalam Blue Print AEC
4.2.2

Penyusunan prioritas pemerintah dalam peranannya

menetapkan strategi industri sehingga beban defisit neraca
perdagangan dapat diminimalisir.
4.2.3

Peningkatkan kualitas barang dan tenaga kerja dengan

memberikan pelatihan serta menyerap lebih banyak tenaga kerja
terampil.
4.2.4

Perlunya peningkatan dalam pengembangan fasilitas

produksi sehingga rantai pasokan Indonesia terintergrasi dengan
sempurna dan sukses memasarkan produk jadi dengan mutu
berdaya saing tinggi.

27

DAFTAR RUJUKAN
Burmansyah, Edy. 2014. Rezim Baru ASEAN : Memahami Rantai Pasokan dan
Masyarakat Ekonomi ASEAN. Sleman. Pustaka Sempu
Wangke, Humphrey. 2014. PELUANG INDONESIA DALAM MASYARAKAT
EKONOMI ASEAN 2015 (dalam Info Singkat VI/10/II/P3DI/April 2014)
SYARIF, AMIRUDIN. 2013. Manajemen Rantai Pasokan Sebagai Alat Untuk
Memenangkan Pasar Regional Asean (studi kasus produk UMKM: Kain Songket
Tradisional) dalam Prosiding Seminar Nasional & Call For Paper

28

Universitas Sumatera Utara Repository. 2013. BAB I Pendahuluan Dampak MEA
terhadap Ekspor-Impor Indonesia.
Koran Online
Republika.co.id/persiapan-indonesia-menghadapi-mea-2015
Metrotvnews.com/ jelang-mea-pemerintah-akui-persiapan-indonesia-masihkurang
Rubrik Opini
Kompasiana.com/pro-kontra-pasar-bebas-asean -di-indonesia
Avepress.com/mempertaruhkan-indonesia-dalam-kepungan-mea

Sumber Internet
stie-stmy.ac.id/Persiapan Indonesia Dalam Menghadapi MEA (Masyarakat
Ekonomi ASEAN)
bsulistyo.staff.gunadarma.ac.id/manajemen-rantai-pasokan-supply-chain-danecommerce
businessnews.co.id/mea-2015-dan-kesiapan-sumber-daya- manusia-indonesia
liputanislam.com/analisis/indonesia-mea-dan-rantai-pasokan-global

29

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CAFE MADAM WANG SECRET GARDEN MALANG

18 115 26