Proposal Proyek Perubahan. doc x

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
a. Deskripsi Kondisi Umum Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Kelurahan
dan Nagari Kota Bukittinggi (Burning Flatform)
Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Kelurahan dan Nagari Kota
Bukittinggi merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Kota Bukittinggi Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Bukittinggi sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Kota Bukittinggi Nomor 9 Tahun 2013. Kantor
Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Kelurahan dan Nagari Kota Bukittinggi
memiliki tugas pokok dan fungsi dalam menyelenggarakan tugas Pemerintahan di bidang
Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Kelurahan dan Nagari. Dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsi Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Kelurahan dan
Nagari Kota Bukittinggi mempunyai Rencana Strategis (Renstra) tahun 2011 – 2015
yang menjadi dasar bagi aparatur dalam melaksanakan segala aktivitas untuk 5 (lima)
tahun kedepan. Secara substantif Renstra ini memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran,
Strategi, Kebijakan dan Program Prioritas serta kegiatan yang akan diaktualisasikan oleh
seluruh aparatur pada Kantor PMPKN.
Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Kelurahan dan Nagari Kota
Bukittinggi dipimpin oleh seorang Kepala Kantor, 1 (satu) orang Kasubag Tata Usaha,

dan 3 orang Kasi serta 11 (sebelas) orang staf. Kasi Pemberdayaan Masyarakat dan
Pengelolaan Sumber Daya Alam adalah salah satu Kasi yang mempunyai tugas antara
lain “Merumuskan kebijakan dan melakukan koordinasi dalam pelaksanaan pembinaan
pemberdayaan kesejahteraan keluarga dan pendayagunaan potensi sumber daya alam
dan sumber daya masyarakat dalam rangka pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat serta Melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan dengan unit kerja
terkait”

Page 1

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pembentukan Kelompok Kerja Operasional Pos Pelayanan Terpadu (Pokjanal
Posyandu) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2011 tentang
Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Posyandu diperlukan percepatan
dan usaha yang sungguh – sungguh serta sistematik untuk meningkatkan peran dan
fungsi Posyandu dengan membentuk dan mengaktifkan Kelompok Kerja Operasional
Posyandu secara berjenjang dan terus melakukan penguatan Pokjanal Posyandu di
Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan Pokja Posyandu di Desa/Kelurahan dengan
melalui forum koordinasi dengan berbagai SKPD terkait, monitoring dan evaluasi secara
berjenjang yang dikoordinasikan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.

Dengan terbitnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 tahun 2011
Posyandu yang semula hanya melayani kesehatan ibu dan anak, fungsinya diperluas
pada bidang – bidang layanan sosial dasar yang terintegrasi. Posyandu hadir di
masyarakat

sebagai

garda

terdepan

usaha

peningkatan

derajat

kehidupan

masyarakat.Posyandu tidak saja hadir untuk program kesehatan tetapi lebih dari itu,

posyandu hadir untuk semua program dimasyarakat. Keberhasilan posyandu akan
berperan besar meningkatkan taraf hidup di masyarakat. Karena Posyandu juga
berperan

dalam

bidang

pendidikan

(dengan

penyelenggaraan

Pos

PAUD),

pengembangan ekonomi keluarga, KB, dan Pemberdayaan Masyarakat.
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah salah satu bentuk upaya kesehatan

bersumber daya masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh untuk dan
bersama

masyarakat dalam penyelenggarakan

pembangunan

kesehatan, guna

memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka
kematian ibu dan bayi.
Pos PAUD adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini
sangat penting, karena di usia inilah anak membentuk pendidikan yang paling bagus. Di
Page 2

usia inilah anak-anak harus membentuk kesiapan dirinya menghadapi masa sekolah dan

masa depan. Investasi terbaik yang bisa diberikan untuk anak-anak adalah persiapan
pendidikan mereka di usia dini. Usia 0-5 tahun sering disebut sebagai golden age
(usia emas) dimana fisik dan otak anak sedang berada di masa pertumbuhan
terbaiknya.Pada usia emas, kemampuan otak anak untuk menyerap informasi sangat
tinggi. Apapun informasi yang diterima akan berdampak bagi anak. Di masa ini, anak
harus didik dalam mengoptimalkan kecerdasan anak baik secara intelektual, emosional,
dan spiritual. Usia emas merupakan waktu terbaik bagi anak untuk

mempelajari

berbagai

yang

macam

keterampilan,

membentuk


kebiasaan-kebiasaan

akan

berpengaruh pada masa kehidupan selanjutnya, dan memperoleh konsep-konsep dasar
untuk memahami diri dan lingkungan sekitar. Pemberi layanan adalah oleh kader Pos
PAUD
Bina Keluarga Balita adalah upaya peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan
kesadaran ibu serta anggota keluarga lain dalam membina tumbuh kembang balitanya
melalui rangsangan fisik, motorik, kecerdasan sosial, emosional serta moral yang
berlangsung dalam proses interaksi antara ibu / anggota keluarga lainnya dengan anak
balita. Jenis layananannya adalah sbb :
a. Penyuluhan kepada keluarga/orang tua tentang kesehatan, gizi, perawatan,
pengasuhan;
b. aspek-aspek perkembangan anak menggunakan alat permainan edukatif;
c. rujukan

bila

anak


mengalami

gangguan

tumbuh

kembang.

Pemberi layanan ini dilakuan oleh kader.
Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan adalah proses pemilihan
pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi
terhadap bermacam-macam jenis pangan dengan sasarannya adalah Ibu dan Keluarga.
Jenis layanannya adalah sosialisasi konsumsi pangan beragam, bergizi berimbang dan
aman berbasis sumber daya lokal, penempelan poster, leaflet serta pemutaran VCD.
Yang memberikan layanan adalah penyuluh, kader pangan dan tim pangan.
Peningkatan ekonomi keluarga ditujukan bagi Ibu dan keluarga dengan jenis
layanan meliputi simpan pinjam yang khusus dilakukan oleh kelompok perempuan,
Page 3


koperasi, pelatihan dan keterampilan peningkatan ekonomi keluarga.Pemberi layanan
adalah kader dan bisa dari SKPD terkait.
Di Kota Bukittinggi Posyandu terintegrasi sudah mulai di uji coba sebelum lahirnya
Permendagri tersebut, akan tetapi sampai tahun 2015 jumlah Posyandu terintegrasi
masih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah posyandu yang ada. Berikut Data
Posyandu dan data Posyandu terintegrasi se Kota Bukittinggi :

Tabel 1
Data Posyandu Kota Bukittinggi
NO.

TAHUN

JUMLAH
POSYANDU

JUMLAH
POSYANDU
TERINTEGRASI


PERSENTASE
JUMLAH POSYANDU
TERINTEGRASI

1.

2009

127

4

0,03%

2.

2010

129


5

0,04%

3.

2011

129

8

0,06%

4.

2012

131


10

0,08%

5.

2013

131

13

0,1%

6.

2014

133

14

0,11%

7.

2015

134

15

0,11%

Data Posyandu tersebut juga dapat dilihat pada grafik dibawah :

Page 4

Gambar Grafik 1
Data Posyandu Kota Bukittinggi
160
140

129

127

131

129

134

133

131

120
100
80
60
40
20
0

4

5

8

2009

2010

2011

10

13

14

15

2012

2013

2014

2015

Berdasarkan data diatas dapat kita lihat bahwa jumlah Posyandu terintegrasi jika
dibandingkan dengan jumlah Posyandu yang ada di Kota Bukittinggi, sangat jauh dari
apa yang diharapkan dan apa yang diamanatkan oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 19 Tahun 2011. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya pengetahuan Kader,
Pokja Posyandu Kelurahan dan Pokjanal Posyandu Kecamatan tentang Posyandu
Terintegrasi

dan pentingnya Posyandu terintegrasi itu bagi masyarakat luas untuk

pemenuhan kebutuhan layanan sosial dasar.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19
tahun 2011 ini terbit tanpa diiringi oleh petunjuk pelaksanaannya oleh Kementerian
Dalam Negeri, Berkenaan dengan hal tersebut,sangat dibutuhkan Pedoman Posyandu
Terintegrasi bagi Kader, Lurah dan stake holder di Kelurahan dan Camat beserta stake
holder di Kecamatan serta bagi Pokjanal Posyandu tingkat Kota untuk meningkatkan
pengetahuan tentang Posyandu terintegrasi sehingga kedepannya akan lahir posyandu posyandu terintegrasi yang sangat diharapkan dan dinanti-nantikan oleh masyarakat
Kota Bukittinggi.
Page 5

Uraian Singkat Tugas Dan Fungsi Unit Kerja

Visi dan Misi Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Kelurahan dan
Nagari Kota Bukittinggi.

Visi Kantor PMPKN Kota Bukittinggi adalah :
“Terwujudnya Kemandirian Masyarakat Bukittinggi yang Partisipatif”.

Adapun Misi Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Kelurahan dan Nagari
Kota Bukittinggi adalah :
1.

Penguatan Pemerintahan Kelurahan dan Nagari

2.

Penguatan Kelembagaan dan Pengembangan Paritisipasi Masyarakat

3.

Pemberdayaan Adat dan Pengembangan Kehidupan Sosial dan Budaya
Masyarakat

4.

Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat

5.

Pemberdayaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna (TTG).

Uraian Tugas Pokok dan Fungsi

Susunan Organisasi kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Kelurahan dan
Nagari Kota Bukittinggi terdiri dari :
a. Kepala Kantor
b. Sub Bagian Tata Usaha
c. Seksi Pemerintahan Kelurahan dan Nagari
d. Seksi Penguatan Kelembagaan dan Pengembangan Partisipasi Masyarakat
e. Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Pengelolaan Sumber Daya Alam; dan
f.

Kelompok Jabatan Fungsional

Page 6

Berdasarkan Peraturan Walikota Bukittinggi Nomor : 19 Tahun 2009 tentang
Tugas Pokok dan Fungsi Eselon III serta rincian tugas eselon IV pada Kantor
Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Kelurahan dan Nagari Kota Bukittinggi
ditetapkan Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Kantor dan masing – masing Seksi pada
Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Kelurahan dan Nagari Kota Bukittinggi.
Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Pengelolaan Sumber Daya Alam
merupakan unit organisasi pada Kantor PMPKN yang memiliki Rincian Tugas sebagai
berikut :
a. Menghimpun peraturan perundang-undangan, pedoman dan petunjuk teknis serta
bahan kerja yang berhubungan dengan pelaksanaan urusan pemberdayaan
masyarakat dan pengelolaan sumber daya alam sebagaimana pedoman dan
landasan kerja;
b. Menghimpun,

mengumpulkan

dan

mengolah

data

serta

informasi

yang

berhubungan dengan bidang pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan sumber
daya alam;
c. Menginventarisir

permasalahan

yang

berhubungan

dengan

pembedayaan

masyarakat dan Pengelolaan sumber daya alam serta menyiapkan bahan petunjuk
pemecahan masalah;
d. Menyusun rencana kegiatan tahunan Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan
Pengelolaan

Sumber

Daya

Alam

sesuai

Program

dan

urusan

dengan

mempedomani rencana strategis Kantor Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan
Kelurahan dan Nagari;
e. Menyusun program dan rencana kerja dengan anggaran berbasis kinerja
berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan
Pengelolaan Sumber Daya Alam;
f.

Menyusun

dan

melaksanakan

program

serta

memfasilitasi

hasil

kerja

pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan ekonomi masyarakat;
g. Melaksanakan peningkatan pendayagunaan potensi sumber daya alam dan
sumber daya masyarakat lainnya;
h. Menyusun dan melaksanakan program serta memfasilitasi dan membuat laporan
hasil kerja pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan sumber daya alam;
Page 7

i.

Merumuskan kebijakan dan menyiapkan tenaga pemberdayaan masyarakat dalam
pengembangan ekonomi masyarakat;

j.

Memfasilitasi dan melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam peningkatan
usaha perkreditan dan simpan pinjam untuk menunjang pengembangan usaha dan
ekonomi masyarakat;

k. Mempersiapkan bahan penyelenggaraan bimbingan teknis dan uji coba teknologi
tepat guna dan teknologi lokal dalam pengembangan ekonomi masyarakat;
l.

Melakukan inventarisasi dan pendataan jenis usaha, teknologi dan pemasaran
produksi usaha masyarakat;

m. Menyusun konsep program pengembangan usaha jasa dan industri rumah tangga
melalui pemanfaatan teknologi sederhana;
n. Merumuskan kebijakan dan melakukan koordinasi dalam pelaksanaan
pembinaan pemberdayaan kesejahteraan keluarga dan pendayagunaan
potensi sumber daya alam dan sumber daya masyarakat dalam rangka
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat;
o. Melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan dengan unit kerja terkait;
p. Melaksanakan penyimpanan berkas kerja, data dan bahan menurut aturan yang
berlaku;
q. Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang telah dilaksanakan
sebagai dokumen kerja;
r.

Mempertanggjawabkan kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai aturan;

s. Melaksanakan tugas penunjang dan tugas yang bersifat rutinitas;
t.

Melaksanakan dan membantu tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

Gambar 2

Page 8

Struktur Organisasi Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan
Kelurahan dan Nagari Kota Bukittinggi
KEPALA KANTOR
RISMAL HADI,SSTP,M.Si
Pembina- IV/a
NIP.19760516 199603 1 004

SUB BAGIAN TU
LASMITA, S.Sos
Penata Tk.I – III/d
196001291981012002

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

SEKSI PEMERINTAHAN
KELURAHAN
EKO HERDINNDES.H,S.STP

Penata – III/c
198112142000121001

ASLI MURNIATI,
M.Pd
NIP.196409231986032004
STAF KASI PEMKEL
NURDIN
196012071981031005

SEKSI PENGUATAN
KELEMBAGAAN &
PENGEMBANGAN PARTISIPASI
MASYARAKAT

MIHANDRIK,S.STP,M.Si
Penata – III/c
198204302000121004

LOIS SAFITRI S.Sos
198015142000032002
Staf KASI PKPPM

SEKSI PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DAN PENG.
SUMBER DAYA ALAM

EVI YANTI, SE
Penata – III/c
197711112002122003

HENNY ASNAINI,M.Pd
196404121985032007
STAF KASI PMSDA

JONNERI,S.Sos
197606122002121001
Staf KASI PKPPM

Akbar Faisal, A.Md
198112312010011052
STAF KASI PMSDA

DELIA, Amd
198710231010012006
Staf KASI PEMKEL
FITRAH
RAMADHANI, Amd
198705242010011002
Staf TU

MELANI, Amd
198707121010012014
Staf TU
HJ ZULFA
'196412111989032003

ASNI SUHARTI
S.Sos
197106042005012009

b. Rasional pemilihan/penetapan area perubahan (dukungan fakta & data)

Page 9

Berdasarkan datapada Gambar Grafik 1diatas, jumlah Posyandu terintegrasi yang
ada pada saat sekarang ini masih sedikit sekali jika dibandingkan dengan jumlah
Posyandu yang ada di Kota Bukittinggi, jumlah posyandu terintegrasi sangat jauh dari
apa yang diharapkan dan apa yang diamanatkan oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 19 Tahun 2011. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya pengetahuan
Kader, Pokja Posyandu Kelurahan dan Pokjanal Posyandu Kecamatan tentang
Posyandu Terintegrasi dan pentingnya Posyandu terintegrasi itu bagi masyarakat luas
untuk pemenuhan kebutuhan layanan sosial dasar masyarakat.
c. Keterkaitan area perubahan dengan isu stratejik (arah kebijakan) organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 tahun 2011 tentang
Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Posyandu diperlukan percepatan
dan usaha yang sungguh – sungguh serta sistematik untuk meningkatkan peran dan
fungsi Posyandu dengan membentuk dan mengaktifkan Kelompok Kerja Operasional
Posyandu secara berjenjang dan terus melakukan penguatan Pokjanal Posyandu di
Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan Pokja Posyandu di Desa/Kelurahan dengan
melalui forum koordinasi dengan berbagai SKPD terkait, monitoring dan evaluasi secara
berjenjang yang dikoordinasikan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 tahun 2011 ini terbit tanpa diiringi oleh
petunjuk pelaksanaannya oleh Kementerian Dalam Negeri,

oleh sebab itu sangat

dibutuhkan produk hukum daerah yang mengatur tentang Pedoman Pelaksanaan
Posyandu Terintegrasi di Kota Bukittinggi.
1.2 Tujuan Perubahan
a. Tujuan
Adapun tujuan proyek perubahan ini dapat dibedakan atas tujuan jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang sebagai berikut :
1) Tujuan Jangka Pendek

Page 10

1. Terbentuknya Tim penyusunan pedoman Posyandu Terintegrasi.
2. Terlaksananya koordinasi dengan SKPD teknis terkait tentang penyusunan
Pedoman Posyandu Terintegrasi.
3. Tersusunnya Pedoman Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi berupa Peraturan
Walikota Bukitinggi.
4. Terlaksananya legalisasi Peraturan Walikota Bukittinggi tentang Pedoman
Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi
5. Terlaksananya sosialisasi tentang Pedoman Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi.
6. Terlaksananya pemilihan Posyandu yang akan dijadikan pilot project Posyandu
Terintegrasi.
7. Terbentuknya Tim Pembinaan Terpadu oleh SKPD teknis pada 1 Posyandu yang
dijadikan sebagai pilot project Posyandu terintegrasi di Kota Bukitinggi.
8. Terlaksananya Pembinaan terpadu oleh SKPD teknis (Pokjanal Posyandu Kota
Bukittinggi) pada 1 (satu) Posyandu yang dijadikan sebagai pilot project Posyandu
terintegrasi di Kota Bukittinggi.
2) Tujuan Jangka Menengah
1. Terbentuknya Posyandu terintegrasi minimal 1 (satu) Posyandu terintegrasi di
Kelurahan yang sama sekali belum mempunyai Posyandu terintegrasi.
2. Terlaksananya Pembinaan terpadu oleh Pokjanal Posyandu Kota Bukittinggi pada 1
(satu) Posyandu di masing –masing Kelurahan se Kota Bukittinggi.
3) Tujuan Jangka Panjang
Terwujudnya Peningkatan Peran Pokja/Pokjanal Posyandu Dalam Rangka
Mewujudkan Posyandu Terintegrasi Melalui Penyusunan Pedoman Posyandu
Terintegrasi”
b. Output Kunci

Page 11

1. Surat Keputusan Kepala Kantor Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Kelurahan
dan Nagari Kota Bukittinggi tentang

PembentukanTim penyusunan pedoman

Posyandu Terintegrasi.
2. Bahan-bahan / Data pendukung dari SKPD teknis tentang Posyandu Terintegrasi.
3. Draft Peraturan Walikota tentang Pedoman Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi.
4. Peraturan Walikota Bukittinggi tentang Pedoman Posyandu Terintegrasi
5. Laporan sosialisasi tentang pedoman Posyandu Terintegrasi
6. Data Posyandu terpilih untuk dijadikan pilot project
7. Surat Keputusan Kepala Kantor Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Kelurahan
dan Nagari Kota Bukittinggi tentang Tim Pembinaan Terpadu pada 1 Posyandu yang
dijadikan sebagai pilot project Posyandu terintegrasi di Kota Bukitinggi.
8. Laporan Pembinaan terpadu oleh SKPD teknis (Pokjanal Posyandu Kota Bukittinggi)
pada 1 (satu) Posyandu yang dijadikan sebagai pilot project Posyandu terintegrasi di
Kota Bukittinggi.
1.3 Skop Proyek Perubahan
a. Area Perubahan
Skop proyek perubahan ini adalah mewujudkan optimalisasi jumlah Posyandu
terintegrasi di Kota Bukittinggi melalui pedoman Pelaksanaan Posyandu terintegrasi.
Dengan adanya pedoman Pelaksanaan Posyandu terintegrasi di Kota Bukittinggi berupa
Peraturan Walikota Bukittinggi yang merupakan payung hukum bagi SKPD terkait dan
stake holder dalam melakukan pembinaan terhadap Posyandu se Kota Bukittinggi.
b. Ruang Lingkup Proyek Perubahan
Kegiatan-kegiatan penting yang akan dilakukan sehubungan dengan peningkatan
peran Pokja/Pokjanal Posyandu dalam rangka

mewujudkan Posyandu Terintegrasi

melalui penyusunan Pedoman Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi di Kota Bukittinggi
adalah :
1. MembentukTim penyusunan pedoman Posyandu Terintegrasi.
Page 12

2. Mengkoordinasikan dengan SKPD teknis terkait tentang penyusunan Pedoman
Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi.
3. Menyusun Pedoman Posyandu Terintegrasi berupa Peraturan Walikota Bukitinggi.
4. Melaksanakan proses legalisasi Peraturan Walikota Bukittinggi tentang Pedoman
Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi.
5. Mensosialisasikan pedoman Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi
6. Melaksanakan pemilihan Posyandu terintegrasi yang akan dijadikan pilot project.
7. MembentukTim Pembinaan Terpadu oleh SKPD teknis

pada 1 Posyandu yang

dijadikan sebagai pilot project Posyandu terintegrasi di Kota Bukitinggi.
8. Melaksanakan Pembinaan terpadu oleh SKPD teknis (Pokjanal Posyandu Kota
Bukittinggi) pada 1 (satu) Posyandu yang dijadikan sebagai pilot project Posyandu
terintegrasi di Kota Bukittinggi.
1.4 Standar Kriteria Keberhasilan
Untuk melihat keberhasilan dari sebuah proyek perubahan dapat dilihat dari sejauh
mana tercapainya sasaran dari proyek perubahan yang telah disusun. Adapun standar
kriteria keberhasilan dalam proyek perubahan ini adalah sebagai berikut :
1. Terbentuknya Tim penyusunan pedoman Posyandu Terintegrasi.
2. Tersedianya Bahan-bahan / Data pendukung dari SKPD teknis tentang Posyandu
Terintegrasi.
3. Tersedianya Draft Peraturan Walikota tentang Pedoman Pelaksanaan Posyandu
Terintegrasi.
4. Peraturan Walikota Bukittinggi tentang Pedoman Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi.
5. Terlaksananya sosialisasi tentang pedoman Posyandu Terintegrasi
6. Terpilihnya Posyandu yang akan dijadikan pilot project Pembinaan.
7. Terbentuknya Tim Pembinaan Terpadu
8. Terlaksananya Pembinaan terpadu oleh SKPD teknis (Pokjanal Posyandu Kota
Bukittinggi) pada Posyandudi Kota Bukittinggi.

Page 13

BAB II
DESKRIPSI DAN ANALISIS PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN

2.1 Deskripsi Pelaksanaan Proyek Perubahan
Untuk mewujudkan tujuan dari pelaksanaan Proyek Perubahan ini ada beberapa milestone
dan kegiatan yang dilakukan antara lain :
Analisis Pelaksanaan Milestone 1
Penjelasanrencana gagasan proyek

perubahan

tentang

Peningkatan

Peran

Pokja/Pokjanal Posyandu Dalam Rangka Mewujudkan Posyandu Terintegrasi.

Gagasan proyek perubahan tentang Peningkatan Peran Pokja/Pokjanal Posyandu Dalam
Rangka Mewujudkan Posyandu Terintegrasi melalui Pedoman Pelaksanaan Posyandu
Terintegrasi di Kota Bukittinggi, dijelaskan kepada atasan dan Pejabat beserta staf di
lingkungan Kantor Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Kelurahan dan Nagari kota
Bukittinggi
Analisis Pelaksanaan Milestone 2
Pembentukan Tim Pelaksana
Untuk mencapai tujuan Peningkatan Peran Pokja/Pokjanal Posyandu Dalam Rangka
Mewujudkan Posyandu Terintegrasi melalui Pedoman Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi
di Kota Bukittinggi perlu dibentuk Tim Pelaksana yaitu Tim penyusunan Pedoman
Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi di Kota Bukittinggi yang melibatkan SKPD teknis
terkait.
Analisis Pelaksanaan Milestone 3
Pelaksanaan koordinasi dengan SKPD teknis terkait
Dalam rangka Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi di Kota
Bukittinggi yang melibatkan SKPD teknis terkait, diperlukan koordinasi dengan SKPD teknis
Page 14

dimaksud untuk menghimpun data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan Peraturan
Walikota yang nantinya produk hukum tersebut akan dijadikan sebagai payung hukum oleh
SKPD teknis terkait dan stake holder dalam pembinaan terhadap Posyandu di Kota
Bukittinggi. SKPD terkait tersebut adalah :
1. Dinas Kesehatan Kota
2. Kantor PPKB
3. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
4. Dinas Pertanian
5. Kantor Ketahanan Pangan
6. Dinas Koperindag
7. TP.PKK Kota Bukittinggi
Analisis Pelaksanaan Milestone 4
Penyusunan Draft Perwako tentang pedoman Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi.
Setelah

melakukan

koordinasi

dengan

SKPD

terkait

dan

diperolehnya

data

pendukung/referensi untuk pembuatan Peraturan Walikota tentang Pedoman Pelaksanaan
Posyandu Terintegrasi, maka dirancang draft Perwako tentang Pedoman Pelaksanaan
Posyandu Terintegrasi di Kota Bukittinggi.

Analisis Pelaksanaan Milestone 5
Pembahasan Draft Perwako tentang pedoman Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi
Draft awal Perwako yang telah dibuat perlu dilakukan pembahasan substansi materinya
dengan SKPD teknis terkait, supaya apa yang tertuang dalam Perwako tersebut bisa
mengakomodir kebutuhan layanan sosial dasar yang sesuai dengan fungsi SKPD teknis
tersebut.

Page 15

Analisis Pelaksanaan Milestone 6
Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi
Setelah dilakukan pembahasan substansi materi Perwako dengan SKPD teknis terkait
maka dilakukan perbaikan sesuai dengan hasil pembahasan tersebut.
Analisis Pelaksanaan Milestone 7
Pelaksanaan konsultasi dan Legalisasi draft Perwako tentang Pedoman Pelaksanaan
Posyandu Terintegrasi ke Bagian Hukum.
Draft Perwako yang telah diperbaiki disampaikan ke Bagian Hukum Sekretariat Daerah
Kota Bukittinggi
Analisis Pelaksanaan Milestone 8
Pelaksanaan sosialisasi tentang pedoman posyandu terintegrasi
Perwako yang telah diundangkan perlu dilakukan Sosialisasi terhadap stake holders terkait.

Page 16

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan eksekusi terhadap proyek perubahan, maka tersedialah produk
hukum berupa Peraturan Walikota Bukittinggi yang akan menjadi acuan dalam
pembinaan dan pelaksanaan kegiatan di Posyandu bagi Pemerintah Kota Bukittinggi dan
stake holders terkait.Posyandu yang semula hanya melayani kesehatan ibu dan anak,
fungsinya

diperluas

pada

bidang



bidang

layanan

sosial

dasar

yang

terintegrasi.Posyandu hadir di masyarakat sebagai garda terdepan usaha peningkatan
derajat kehidupan masyarakat.Posyandu tidak saja hadir untuk program kesehatan tetapi
lebih dari itu, posyandu hadir untuk semua program dimasyarakat. Keberhasilan
posyandu akan berperan besar meningkatkan taraf hidup di masyarakat. Karena
Posyandu juga berperan dalam bidang pendidikan (dengan penyelenggaraan Pos
PAUD), pengembangan ekonomi keluarga, KB, dan Pemberdayaan Masyarakat.

Page 17

BLUE PRINT PENINGKATAN PERAN POKJA/POKJANAL POSYANDU
DALAM RANGKA MEWUJUDKAN POSYANDU TERINTEGRASI MELALUI
PENYUSUNAN PEDOMAN PELAKSANAAN
POSYANDU TERINTEGRASIDI KOTA BUKITTINGGI

TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN PERUBAHAN

OLEH :
NAMA
NIM

: EVIYANTI
: 15081071

UNIVERSITAS NEGERI PADANG
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
TAHUN 2017
Page 18

Page 19