MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN Sistem Pendi (1)

MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN
Sistem Pendidikan Terpadu

Disusun Oleh:
Hendriansyah
Linda Setia Wati
Rini Wil Azmi
Satialisa
Sumarni
Wika bia adita

Dosen Pembimbing :
(Donal, M.pd)

BIMBINGAN DAN KONSELING

0

FAKULTAS ILMU KEGURUAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam
profesi keguruan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Pekanbaru, 22 Desember 2015

Penyusun

1

Daftar Isi

Kata pengantar

2

BAB I PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
1.4

3

Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan penulisan
Manfaat penulisan

BAB II PEMBAHASAN
A.
B.

C.
D.
E.

3
3
3
3

4

Sistem Pendidikan Terpadu 4
Karakteristik pendidikan keluarga
Lembaga Pendidikan Sekolah6
Lembaga Pendidikan Masyarakat
Karakteristik pendidikan keluarga

BAB II PENUTUP

8


A. Kesimpulan
B. Saran
8

8

6

6
6

Daftar Pustaka 9

2

BAB I
PENDAHULUAN
B.1Latar Belakang
Pendidikan merupakan sesuatu yang mempunyai posisi dan fungsi yang sangat mutlak

dan berlangsung sejak manusia ada dan berlaku sepanjkang jaman untuk itu, manusia wajib
menyadari bahwa proses pendidikan berlangsung disetiap bidang kegiatan hidup kapan dan
dimana saja.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pendidikan terpadu dalam sistem pendikan kita?
2. Dimana saja manusia dapat melakukan pendidikanya?
3. Mengapa manusia membutuhkan lembaga-lembaga pendidikan?
1.3 Tujuan penulisan
1. Agar pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem pendidikan terpadu.
2. Agar para pembaca dapat mengetahui dimana pendidikan dapat dilakukan.
3. Agar para pembaca dapat mengetahui apa manfaat dari lembaga-lembaga pendidikan
1.4 Manfaat penulisan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat pendidikan
2. Untuk menambah pengetahuan mengenai sistem pendidikan terpadu

3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Pendidikan Terpadu

Dalam menjalanisetiap kegiatan hidup, selalu berawal dari impulsi karsa, dan
pertimbangan rasa, dan menurut keputusan cipta. Karena itu, masalah pendidikan adalah proses
bagaimana ketiga potensi kodrat manusia itu dikembangkan secara dinamis dan berimbang.
Untuk mencapai sasaran itu, proses pendidikan harus dilangsungkan dari taraf individual sampai
taraf sosial seluas – luasnya. Jadi pendidikan berproses didalam diri pribadi seseorang, keluarga,
masyarakat lokal, nasional, regional, sampai taraf Internasional.
Fakta membuktikan bahwa manusia individual dan setiap jenjang kehidupan sosial selalu
berada didalam serba keterbatasan, padahal lingkup pendidikan begitu luas. Dengan fakta
keterbatasan itulah antara individu dan masyarakat berada dalam posisi dan fungsi mutlak saling
bergantung. Sifat dan kepribadian individual menentukan sifat dan watak sosial,dan sebaliknya,
watak sosial masyarakat menentukan individualitas.
Oleh sebab itu secara alamiah historeis terbentuklah lembaga pendidikan. Yaitu
pendidikan keluarga, pendidikan sekolah, dan lembaga pndidikn masyarakat. Didalam keluarga,
pendidikan bdrlangsung secara instingtif menurut rasa manusiawi dan lebih dominan pada aspek
kultural, moral, dan sepiritual. Kehidupan manusia tidak bisa berlangsung dengan hanya
kemampuan insting yang cendering bersifat mapan. Tuntutran perubahan mutlak perlu demi
kelangsungan hidup. Itulah sebabnya muncul lembaga sekolah untuk memproses pendidikan
menurut perencanaan dan program-program rasional, dengan sasaran-sasaran tertentu menurut
metode dan sistem yang dapat dikerjakan dan bernilai guna bagi tuntutan hidup sehari-hari. Prose
pendidikan sekoalh menghasilkan individu-individu yang ahli, cakap, dan terampil pada bidang

hidup tertentu.
Kompetensi individual itu baru akan membuahkan hasil jika dikelola secara padu
didalam sistem kehidupan sosial kemasyarakatanserta dalam aneka jenis dan bentuk kegiata
sosial yang kreatif, dinamis, dan produktif. Jika kompetensi individual itu tidak dikelola seperti
itu, justru hal itu hanya membuahkan kebangkruta sosisal, karena potensi kaersa bersifat kodrat
yang tidak pernah puas. Oleh sebab itu, masyarakat perlu dipandang, diposisikan, dan
difungsiakan secara etis dan bertanggungjawab sebagai lembaga pendidikan besar yang
berorientasi pada manajemen perubahan perilaku individu menjadi perilaku sosial untuk
meningkatkna kretivitas, dinamika, dan produktifitas. Kita harus sadar bahwa kemajuan dunia
pendidikn Nasional Indonesia masih belum melahirkan sumber daya manusia terdidik,
khususnya dalam aspek kecerdasan emosional. Oleh sebab itu dalam bab ini, akan dipaparkan
pemikiran tentang sustu sistem pendidikan terpadu, yaitu menata substansi saling berhubuingan
antara pendidikan keluarga, sekolah dan pendidikan masyarakat. Sistem pendidikan terpadu
4

tersebut merupakan tawaran yang diharapkan dapat dipertimbangkan sebagai alternatif untuk
lebih mendorong dinamika pendidikan Nasional.
Pendidikan keluarga juga diposisikan dan difungsikan sebagai lahan subur bagi
pembentukan kecerdasan spiritual, karena didalam keluarga terdapat benih kepercayaanh
spiritual dan tradisi yang secra alami terpelihara sebagai potensi kebudayaan. Pendidikan sekolah

diposisikan dan difungsikan sebagai laboratorium yang memproses potensi-potensi budaya yang
bersumber dari keluarga menjadi sebuah kecerdasan intelektual yang syarat daya kreatifitas,
adapun pendidikan masyarakat diposisikan dan difungsikan sebagai lahan subur penanaman bibit
kecerdasan intelektual.
Berdasar pada pandangan bahwa antara pendidikan dan masyarakat berhubungan secara
timbal balik, kritik penilaian terhadap pendidikan pun tentu berpengaruh etrhadap masyarakat
dan begitu sebaliknya. Dari hasil penilaian itu, mendorong sebuah pemkiran tentang “sistem
pendidikan terpadu” sebagai berikut.
Orientasi kehidupan masyarakat cenderung semakin sekuler dan materialistik. Nilai
kemanusiaan diukur menurut kekayaan yang dimiliki. Reformasi sisitem pendidikan bukan
hanya untuk lembaga pendidikan sekolah saja, tetap juga berkonsekuensi terhadap pendidikan
masyarakat dan lebih-lebih terhadap pendidikan keluarga. Ketiga lembaga pendidikan ini perlu
dirangkai dalam suatu keterikatan utuh dan terpadu. Selanjutnya, kurikulum pendidikan
sekoalhah perlu rekontruksi secara kreatif, dendan isi materi yangberorientsi pada kecakapan dan
keterampilan hidup. Orientasi itu dimaksud agar sitiap lulusan / tamatan pendidikan sekolah
mampu berperan sebagai sumbaer daya manusia dengan daya kreativitas dan produktifitas yang
tinggi. Sumberdaya manusia seperti itu berfungsi sangat menentukan bagi perkembangan
kehidupan masyarakat.
Antara manusia dan pendidikan diketahui sebagi dua hal yang saling memberi artu dan
peranan. Pendidikan ada dimanapun manusia berada. Karena itu pendidikan pada hakikatnya

berada dalam kehidupan keluarga dan dalam kehidupan masyarat luas. Dibalik kedua jenis
pendidikan itu, ada satu pendidikan, yaitu pendidikan sekolah. Jadi ada tiga jenis pendidikan
dalam hubungan segitiga.Posisi pendidikan sekolah itu memberikan arti dan fungsi baik terhadap
pendidikan keluarga maupun pendidikan masyarakat.
Berikut ini dipaparkan bahasan tentang sistem pendidikan terpadu. Suatu sistem
hubungan sebab akibat dari tiga sentra pendidikan itu. Pembahasanya dikembangkan menurut
asumsi bahwa pendidikan sekolah berposisi sentral dan berfungsi sebagai media pembaruan
terhadap pembudayaan pendidikan keluarga dan masyarakat.

5

B.

6

C. Karakteristik pendidikan keluarga
Telah menjadi pengatahuan umum bahwa keluarga adalah tempat dimana proses
pendidikan berlangsung, karena didalam keluargalah yang menjadi lingkungan pendidikan lapis
pertama. Di dalam kehidupan keluarga, anak mendapat bimbingan dan perawatan yang akan
membentuk perwatakan dan kepribadian anak, untuk menjadi dirinya sendiri.

Di dalam kehidupan pendidikan keluarga,pembelajaran ditekankan pada potensi
kecerdasan sepiritual, yang berupa :
1. Moral syukur dalam menerima setiap kelahiran, keberuntungan dan bahkan nasib buruk
sekalipun
2. Moral sabar dalam menghadapi segala macam persoalan hidup
3. Moral ikhlas dalam menghadapi akhir kehidupan dan bencana yang memusnahkan
D. Lembaga Pendidikan Sekolah
Pendidikan sekolah tergolong organisasi sosial, dengan obyek kegiatan belajar yang
diatur secara terjadwal, sistematis, dan berjenjang menurut aturan yang ditetapkan. Dan lembaga
pendidikan bersifat formal yang berkewajiban mendidik seluruh anggota masyarakat dalam suatu
system kehidupan social kenegaraan, yang kedudukanya berada setelah pendidikan keluarga.
Lembaga pendidikan sekolah mempunyai tanggung jawab, fungsi, dan perananya secara
komulatif dapat digambarkan sebagai berikut :
1. mempertanggung jawabkan kepercayaan keluarga dan masyarakat luas dalam hal
pembinaan potensi akademis. Potensi akademis adalah membina kecerdasan intelekyual
yang meliputi kecakapan membaca, menulis, dan berhitung.
2. mendorong peserta didik dalam mengembangkan disiplin perilaku.
3. bertanggung jawab dalam pembentukan kreativitas dan sikap otonom(kecerdasan moral).
E. Lembaga Pendidikan Masyarakat
Masyarakat dapat diartikan sebagai bentuk kehidupan sosialdan merupakan perluasan

darikeluarga, yang mempunyai bentuk dan sruktur berdasarkan tata nilai dan tata budaya sendiri.
Masyarakat dapat dipahami sebagai pendidikan lapisan ketiga setelah pendidikan sekolah.
Karena untuk memasuki lingkungan pendidikan ketiga, diperlukan keahlian, kecakapan dan
keterampalan tertentu. Pada dasarnya pendidikan masyarakat dapat di kategorikan menjadi tiga
jenis :
1. Bagi mereka yang tidak mampu bersekolah.
2. Bagi mereka yang putus sekolah.
3. Bagi mereka yang sedang aktif mengikuti kegiatan pendidikan sekolah.
7

Berdasar pada sifatnya lembaga pendidikan masyarakat dapat di perinci sebagai berikut :
1. Tidak mengenal jenjang(kelas/strata), tetapi diproses menurut paket.
2. Bersifat hiterogen. Peserta didik tidak dakategorikan menurut umur, jenis kelamin,
pekerjaan, dan kepentingan.
3. Seperti system pendidikan pendidikan sekolah, pembelajaran diselenggarakan menurut
jadwal, metode formal, dan dilakukan evaluasi.
4. Lebih ditekankan pada keterampilan kerja demi keperluan peningkatan taraf hidup.
Kemudian, setelah manyalesaikan satuan materi pembelajaran, diberikan pula
sertifikat(untuk menunjang kepentingan kerja).
Berdasarkan target sasaranya, pendidikan masyarakat diperuntukan bagi masyarakat
kalangan luas dan bervariasi. Beberapa contoh sebaga berikut :
1. Bagi remaja putus sekolah. Karena golongan ini berpotensi menjadi pengangguran.
2. Bagi para buruh, petani, dan nelayan. Karena mereka umumnyatergolong komponen
masyarakat yang kurang berpendidikan.
3. Bagi orang tua. Seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, di antara mereka yang
pada mudanya belum mempelajarinya.
4. Bagi para ibu rumah tangga yang kurang berpendidikan, perlu juga disediakan
pendidikan khusus.

8

9

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari rumusan masalah tentang pendidikan terpadu ini, kami mendapatkan beberapa
pemecahannya :
1. Yang dimaksud dengan sistem pendidikan terpadu adalah sistem hubungan sebab akibat
dari tiga sentral pendidikan yaitu pendidikan keluarga, pendidikan sekolah dan
pendidikan dimasyarakat.
2. kegiatan pendidikan dapat dilakukan dimanapunmanusia berada.
3. lembaga-lembaga pendidikan sangat berguna dalam sistem pendidikan

B. Saran
makalah ini bukanlah merupakan suatu bahan kajian yang tuntas (exhaustive), jauh dari
itu. Akan tetapi sekedar sumbang saran pemikiran untuk bahan rangsangan awal bagi diskusi
lebih lanjut. Beberapa kemungkinan makna pendidikan umum telah dicoba diidentifikasi.
Gambaran kerangka dasar struktural secara tentatif telah dicoba dikembangkan. Kemungkinankemungkinan format SPT dan sekalligus SSPU di dalamnya telah dicoba dijajagi contoh model
formatnya. Serta kemungkinan implikasi kurikuler dan manajerialnya secara tentatif pula telah
dikemukakan. Pokok-pokok pikiran yang dikemukakan di sini, sudah barang tentu memerlukan
sambutan kritis dari rekan sejawat pakar pendidikan yang sangat diharapkan.

10

Daftar Pustaka
1. Sistem Pendidikan Terpadu Sebagai Alternatif Pengembangan Sumber Daya Manusia
Nanggroe Aceh Darussalam Oleh : Prof. Dr. Ir. H. Bachtiar Hasan, Msie Forum
Masyarakat Aceh Se-Jawa Hotel Horison, 19 April 2008 Bandung.
2. Jurnal pdf : Pendidikan Terpadu

11