A. Perkembangan Politik Islam Indonesia1

A. Perkembangan Politik Islam Indonesia1
1. Politik Islam Masa Penjajahan
a) Masa Penjajahan Belanda
Pada tahun 1755 VOC berhasil menjadi pemegang hegemoni politik
pulau jawa dengan perjanjian Giyanti, karena itu raja Jawa kehilangan
kekuasaan politiknya. Rakyat kehilangan pimpinan, ekploitasi hasil
bumi merajalela, penggusuran dan perampasan semakin digalakkan.
Dalam kondisi seperti ini rakyat mencari pemimpin nonformal (para
ulama, kyai atau bangsawan) yang masih memperhatikan mereka.
Peran ulama dalam bidang politik pada zaman kerajaankerajaan Islam terwujud dalam peranannya sebagai penasihat raja-raja
(sultan) untuk menentukan langkah-langkah politiknya.
Adanya keresahan dan penderitaan rakyat akibat kondisi
tersebut, mendorong kyai, ulama, atau haji untuk menghimpun rakyat
tampil sebagai pemimpin dengan cara menghubungi beberapa
pesantren. Banyak para ulama yang berjuang melalui organisasiorganisasi seperti: NU, Muhammadiyah, dan Syarikat Islam.
b) Masa Penjajahan Jepang
Tahun 1938-1945 terjadi Perang Dunia II. Sebagai penjajah, Jepang
jauh lebih kejam daripada Belanda. Pada awal kedatangan Jepang,
timbul simpati dan harapan baru bangsa Indonesia. Jepang
menerapkan politik mendekati golongan Islam, tetapi tidak terhadap
kelompok nasional secular, Jepang mendorong dan memberi prioritas

kepada kalangan Islam untuk mendirikan organisasi-orgaisasi Islam.
Bertambahnya

kekuasaan

politik

Islam

dalam

struktur

pemerintahan ini memberikan pengalaman berharga. Pemerintah
Jepang membubarkan MIAI pada tahun 1943, karena dinilai anti
Jepang dan tidak bisa dikendalikan, lalu Jepang membentuk organisasi
federative baru MASYUMI (Majelis Syura Muslim Indonesia).
2. Politik Islam Masa Kemerdekaan
1


Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012), hlm. 2892.

a) Masa Revolusi
Keadaan perang asia Timur berkembang sangat cepat. Rusia menyusul
mengumumkan perang kepada Jepang, sehingga Jepang mengalami
kekalahan. Pada masa awal Jepang datang ke Indonesia, mereka anti
Barat. Oleh karena iu, mereka berusaha untuk merangkul Islam,
terutama pemimpin-pemimpinnya. Oleh karena itu, kelompuk Islam,
baik yang berasal dari Muhammadiyah, maupun dari pesantren,
dipersatukan, diikutsertakan dalam birokrasi, dilatih dalam bidang
politik.
Pada akhir masa pendudukan Jepang, perhatian penguasa
militer Jepang beralih dari golongan Islam ke golongan nasionalis
sekuler. Berkaitan dengan itu Jepang membentuk BPUPKI.
Menurut wakil Islam yang menonjol seperti Wahid Hasyim,
K.H. Ahmad Sanusi, Ki Bagus Hadikusuma, Islam adalah agama yang
sangat berkepentingan dengan masalah politik duniawi. Islam. Islam
tidak membedakan masalah agama dan keduniawian.
b) Masa Mempertahankan Kemerdekaan
Selama pendudukan Jepang, kelompok-kelompok pemuda

Indonesia melancarkan sikap anti Belanda. Tujuan semula untuk
memperoleh dukungan penduduk Indonesia yang beragama Islam
dalam perang, tetapi hasilnya adalah penggalangan kekuatan Islam
pada seluruh lapisan. Disamping itu, organisasi-organisasi besar Islam
seperti Masyumi, NU, dan Muhammadiyah mengeluarkan fatwa
bahwa perang melawan sekutu itu adalah jihad, mengikuti jihad adalah
wajib ‘ain, mati dalam medan perang adalah syahid.
3. Politik Islam Masa Orde Lama
Sejak masa demokrasi terpimpin, Indonesia mengalami masa yang disebut
Orde Lama, sebagaimana yang diterangkan pada tanggal 10 oktober 1956
ketika sidang majelis konstituante di Bandung, soekarno menyatakan bahwa
Demokrasi Parlementer perlu diganti menjadi Demokrasi Terpimpin.
Pada masa Demokrasi Terpimpin, masyumi dan PSII dibubarkan.
Akan tetapi masih ada wakil umat Islam di parlemen yaitu: NU, sejumlah

organisasi khusus, organisasi pelajar dan mahasiswa seperti IPNU, PMII juga
untuk mengimbangi kekuatan PKI, NU, PSII dan Perti mendirikan organisasi
seperti HMI, PII, IMM. Tahun 1966, aksi pemuda, mahasiswa dan pelajar dan
ABRI berhasil menurunkan Soekarno dan membubarkan PKI.
4. Politik Islam Masa Orde Baru

Dikalangan umat Islam, kemenangan terhadap G30S PKI dianggap
sebagai

kesempatan

untuk

merehabilitasi

Masyumi

sehingga

bisa

memperjuangkan Islam melalui jalan politik. Pada masa orde baru, umat
Islam berhasil menggalang persatuan. Pada masa ini, umat Islam mulai
berjuang untuk mengatasi berbagai macam masalah seperti: Monopoli
pengelolaan perjalanan haji, Pelaksanaan hukum Islam, Masalah ekonomi
pemerintah membuat BAZIS.

5. Poltik Islam Masa Reformasi
Jatuhnya pemerintah orde baru yang otoriter dan korup membawa harapan
munculnya pemerintahan pasca orde baru yang demokratis. Hal itu tercermin
dari kebebasan mendirikan partai politik. Termasuk partai Islam. Keadaan ini
juga mempengaruhi ulama untuk kembali aktif di dunia politik dengan terjun
langsung untuk memenangkan partai tertentu sesuai dengan posisinya.
Kehadiran ulama dalam berpolitik seharusnya berdampak positif,
dalam pengertian memberikan sumbangan bagi terciptanya bangunan struktur
politik yang bermoral, karena ulama adalah simbol moral.

B. PERKEMBANGAN SENI BUDAYA ISLAM INDONESIA2
Kesenian Islam Indonesia sebenarnya sangat minim bila dibandingkan dengan
kesenian Islam di Negara lain, sebut saja Kerajaan Mughal di India. Walaupun
demikian, Islam datang ke Nusantara membawa tamaddun (kemajuan) dan
kecerdasan.
Ada beberapa sebab mengapa hal tersebut terjadi:
1. Islam datang ke Indonesia secara besar-besaran, kira-kira abad ke-13 M,
adalah akibat arus balik dampak kehancuran Baghdad.
2


Musyrifah Sunanto,….., hlm. 92-104.

2. Di Indonesia , terutama Jawa, ketika Islam datang sudah memiliki peradaban
asli yang dipengaruhi Hindu-Budha yang sudah mengakar kuatterutama di
pusat pemerintahan, maka seni Islam harus menyesuaikan diri.
3. Umat Islam yang datang ke Indonesia meyoritas adalah pedagang yang tentu
orientasinya adalah datang untuk sementara dan untuk memcari keuntungan
untuk dibawa ke negerinya.
4. Ketika sudah umat Islam pribumi, kebanyakan keturunan pedagang atau sufi
pengembara yang kemudian menjadi raja Islam di Nusantara dan mulai
membangun kebudayaan Islam , datang bangsa barat yang sejak awal
kedatangannya memusuhi umat Islam, sehingga raja-raja Islam pribumi
belum sempat membangun.
5. Islam yang datang ke Indonesia coraknya adalah Islam tasawuf yang lebih
mementingkan olah rohani daripada masalah duniawi.
6. Nusantara adalah negeri yang merupakan jalur perdagangan internasional,
sehingga penduduknya lebih mementingkan masalah perdagangan daripada
kesenian.
7. Islam datang ke Indonesia dengan jalan damai, maka terjadilah asimilasi,
yaitu asal tidak melanggar aturan agama.

Kesenian-kesenian Islam yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut:
1) Batu Nisan
Kebudayaan Islam dalam bidang seni, mula-mula masuk ke Indonesia
dalam bentuk batu nisan. Namun, kebudayaan batu nisan ini tidak
berkembang lebih lanjut. Yang termasyhur adalah makam Malik alShaleh di Perlak dan makam Maulana Malik Ibrahim, wali pertama di
Gresik.
2) Arsitektur (Seni Bangun)
Seni bangun yang berjiwa Islam Indonesia amat miskin. Hampir tidak
ada bangunan Islam yang menunjukan keagungan Islam setaraf
dengan bangunan bersejarah di Negara Islam lain.
Dalam seni bangun Islam Indonesia, pada garis besarnya
mempunyai dua corak, yaitu asli dan baru.

Pada abad ke-16 agama Islam sudah tersebar luas di I donesia,
terutama di Jawad an Sumatera. Kegiatan keagamaan diadakan di
masjid atau mushalla. Model masjidnya berbeda dengan bentuk masjid
Negara Islam lainnya. Masjid tertua yang memperlihatkan ragam seni
bangun itu misalnya Masjid Demak, Kudus, Cirebon, Banten, dan
Ampel. Ciri-ciri model seni bangunan lama yang merupakan peniruan
dari seni bangun Hindu-Budha itu adalah sebagai berikut:

a) Atap tumpeng, yaitu atap yang bersusun, semakin ke atas semakin
kecil dan yang paling atas biasanya semacam mahkota.
b) Tidak ada menara karenanya pemberitahuan waktu shalat dilakukan
dengan memukul bedug.
c) Masjid-masjid tua, bahkan masjid yang dibangun selalu terletak di tepi
barat lapangan. Di belakang masjid terdapat makam-makam.
Setelah Indonesia merdeka dan dapat berhubungan dengan Negara
lain, maka unsur lama secara berangsur-angsur hilang. Pada masa
peralihan kea rah corak baru maih sering terlihat perpaduan antara
keduanya, terutama atapnya: jumlah atapnya masih tumpeng dua, yang
ketga diganti dengan kubah peniruan dari masjid India.
3) Seni Sastra
Bidang sastra Indonesia banyak pengaruhnya dari Persia, antara lain
buku-buku yang kemudian disadur ke dalam bahasa Indonesia.
Hampir semua Salinan itu dinamakan hikayat. Selain itu, kesusastraan
Islam Indonesia adalah syair, kaligrafi Arab, seni tari dan seni musik.
4) Seni Ukir
Ketika Islam baru datang ke Indonesia, terutama ke jawa, ada kehatihatian para penyiar agama. Banyak candi-candi besar, termasuk candi
Borobudur, yang semula ditimbun tanah supaya tidak mengganggu
para muallaf. Membuat patung dan seni ukir pun dilarang. Kalaupun

timbul kembali, kesenian itu harus disamarkan., sehingga seni ukir dan
seni patung menjadi terbatas kepada seni ukir hias saja.
C. Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia3
3

Musyrifah Sunanto,….., hlm. 104-131.

1. Pendidikan Zaman Kerajaan Islam
Berdasarkan kunjungan Ibn Batutah pada tahun 1354, Samudera Pasai
merupakan tempat studi Islam paling tua. Sistem pengajaran bagi setiap
muslim sama seperti Negara-negara muslim yang lain, yaitu dengan pengajian
Al-qur’an dengan mempelajari tajwid, juz ‘Amma untuk tahap pemula.
Pendidikan Islam terus berkembang setelah para ulama mengarang
buku-buku pelajaran keIslaman menggunakan bahasa melayu. Ulama yang
berperan antara lain, Hamzah Fansuri, Nurudin Al-Raniri, dan masih banyak
lagi. Seiring berkembangnya zaman, setiap daerah mempunyai istilah untuk
lembaga pendidikannya. Di jawa lembaga pendidikan Islam dikenal dengan
istilah pesantren. Di Aceh disebut Dayah atau rangkang, di Minang Kabau
disebut dengan Surau.
2. Pendidikan Islam pada Zaman Penjajahan

a) Pendidikan Zaman Belanda
Penaklukan bangsa Barat atas Indonesia dimulai dalam bidang
perdagangan, dengan kekuatan militer. Pada tahun 1900 M
kemunduran pendidikan di Nusantara mencapai puncaknya. Tahun
1925, belanda mengeluarkan peraturan lebih ketat, bahwa tidak semua
kyai boleh mengajar pengajian. Dan masih banyak lagi kebijakan
pemerintah belanda terhadap bangsa pribumi khususnya muslim
pribumi.
Pada tahun 1901 belanda melakukan polirik etis, yaitu
mendirikan pendidikan rakyat sampai ke desa yang memberikan hakhak pendidikan bagi pribumi. Dari sinilah maka lahirlah gerakan
pembaharuan pendidikan Islam.
b) Pendidikan Zaman Jepang
Pada masa awalnya pemerintah Jepang seakan-akan membela
kepentingan Islam sebagai siasat untuk memenangkan perang. Untuk
menarik

dukungan

masyarakat,


pemerintah

membolehkan

didirikannya sekolah-sekolah agamadan pesantren yang terbebas dari
pengawasan Jepang. Kebijakannya sebagai berikut: Pondok pesantren
mendapat bantuan dari pembesar Jepang, sekolah-sekolah Negeri

diberi pelajaran Agama, Jepang mengizinkan berdirinya Sekolah
Tinggi Islam, Umat Islam mendirikan Masyumi.
c) Pendidikan Zaman Kemerdekaan
Setelah merdeka, pendidikan Islam mulai mendapat kedudukan yang
sangat penting dalam sistem pendidikan nasional. Selain itu
pendidikan agama disekolah juga mendapat tempat yang teratur,
seksama dan penuh perhatian. Pendidikan Islam setahap demi setahap
dimajukan. Upaya ini merupakan usaha untuk menata diri ditengahtengan realitas sosial modern dan kompleks.
D. Perkembangan Intelektual Islam di Indonesia
1. Perkembangan Fiqh
Istilah fikih yang berkembang di Indonesia mempunyai hubungan erat dengan
syari’at dan hukum Islam. Hubungan itu disebabkan oleh adanya
perkembangan pembahasan dari disiplin ilmu yang berkaitan dengan
penggalian hukum Islam. Hukum Islam baru dikenal di Indonesia setelah
agama Islam disebarkan di tanah air. Istilah hukum Islam ini mungkin
dipergunakan untuk hukum fiqih Islam mungkin juga dipergunakan untuk
hukum syariat Islam.
Hukum Islam dalam makna fiqih Islam adalah hukum syariat Islam
terdapat dalam al-qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad, dikembangkan
melalui ijtihad oleh para ulama atau ahli hukum Islam yang memenuhi syarat
untuk berijtihad dengan cara-cara yang telah ditentukan.
Kitab fiqih yang dikembangkan di daerah jawa dan sekitarnya adalah
sebagai berikut: Kitab al-Taqrib fi al-fiqh, Fath al- Qarib, Kifayat al-Akhyar,
Fath al-Muin, Nihayah al-Zaen, Sullam al-Taufiq, Kasyifah al-Syaja’, dll.
2. Perkembangan Pemikiran Kalam
Untuk Indonesia, ajaran kalam ini dibahas oleh ulama-ulama yang sekaligus
ahli kalam dan ahli tasawuf. Sebagai sebuah ilmu, aliran kalam di Nusantara,
pusat pengembangannya di mulai di Aceh sekitar abad ke 16-17 M.
Ulama-ulama yang terkenal adalah:
a) Hamzah Fansuri
b) Syamsuddin al-Sumatrani

c) Nuruddin al-Raniri
d) Abd. Al-Rauf al-Jawi al-Fansuru al-Sinkili
3. Perkembangan Tasawuf dan Tarekat
Dalam perkembangan tasawuf di Indonesia, pengaruh Ghazali AsySyafi’I lebih besar daripada pengaruh Al-Hallaj Asy-Syi’i. pada zaman
kerajaan Islam Pasai, sudah ada orang Indonesia menjadi guru tasawuf yang
tinggi dan diakui, bukan saja dinegerinya, bahkan mengajar di tanah Arab.
Diantaranya Al-Yafi’I, seorang syaikh yang karangan-karangannya tentang
tasawuf menjadi pedoman mereka sampai sekarang.
Di pulau Sumatera terdapat ulama tasawuf yang sangat berpengaruh
yaitu: Syekh Hamzah Pansuri, Syekh Syamsuddin bin Abdillah As-Sumatrani,
Syekh Abdur Rauf bin Ali Fansuri. Di Kalimantan : Syekh Muhammad Nafis
bin Idris bin Husein Al-Banjari.
Pada abad ke 16 dan 17, tarekat telah menjadi bagian penting di dalam
kehidupan Masyarakat. Tarekat yang berkembang antara lain: Qadiriyah,
Syattariyah, Naqsabandiyah, Khalwatiyah, Samaniyah dan Alaawiyah.
Tarekat Qadiriyah adalah tarekat pertama yang masuk ke Indonesia. Di
Indonesia, tarekat yang paling banyak pengaruhnya adalah tarekat Qadiriyah
dan Naqsabandiyah.