ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PD BPR BANK DAERAH KARANGANYAR TAHUN 2007-2010

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PD BPR BANK DAERAH KARANGANYAR TAHUN 2007-2010

Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

SONI HARIADI

NIM. F1107063

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

MOTTO

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua. (Aristoteles)

Apabila anda berbuat kebaikan kepada orang lain, maka anda telah berbuat baik terhadap diri sendiri. ( Benyamin Franklin )

Kerjakan sesuatu dengan ikhlas dan mohon petunjuk Tuhan Yang Maha Esa. ( Penulis )

Masalah bukalah untuk dihindari ataupun dijauhi tetapi untuk di selesaikan Serta diahiri

Kesuksesan dan Keberhasilan tidak hanya diperoleh karna kecerdasan dan kepintaran seseorang, tetapi kerja keras serta keinginan untuk maju dan berubah

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk : · Bapak dan ibuku Tercinta yang telah mendukung dan membiayai selama

ini · Adik’ku ERZA Tesayang, terima kasih semangat dan doanya. · Semua teman – teman EP Non Reg 07, terima kasih untuk semua yang

pernah kita lakukan bersama. · PQR. Terima kasih atas dukungannya

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ”ANALISI TINGKAT KESEHATAN PD. BPR BANK DAERAH KARANGANYAR TAHUN 2007-2010 “. Adapun skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa adanya dorongan, bimbingan, petunjuk, serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka penyelesaian skripsi ini, terutama kepada:

1. Bapak Drs.Sutanto, M.Si., selaku dosen pembimbing yang dengan begitu luar biasa membimbing serta mengarahkan penulis mulai dari awal hingga karya ini terselesaikan. Penulis sangat bersyukur dan mengahturkan hormat yang setinggi-tingginya atas segala yang beliau berikan. 2. Bapak Dr.Wisnu Untoro, Ms., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang secara langsung maupun tidak langsung telah banyak membantu penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi UNS 3. Bapak Drs. Supriyono, MEP., selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan di Fakultas Ekonomi UNS. 4. Bapak Bimo Rizki, selaku pembimbing akademik yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan.

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta seluruh staff dan karyawan yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan pelayanan kepada penulis. 6. Bapak dan Ibuku tercinta yang senantiasa membiayai dan meberikan fasilitas – fasilitas selama menuntut ilmu dari kecil hingga sekarang. 7. Adikku ( ERZA ) dan seluruh keluarga tercinta yang memberikan dukungan dan semangat. 8. Teman – teman seperjuangan EP NONREG 2007, canda tawa saat bersama kalian tak pernah kulupakan. 9. Teman – teman Yustinus, Asep, Arip(Simbah), Anton, Imam, Danank, Cipluk, Lampung, Fatih, Kampret, Ekonomi Pembangunan tetep kompak, semangat dan lanjutkan terus. 10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu baik secara langsung maupun tidak atas bantuannya kepada penulis hingga terselesaikannya penelitian ini. Demikian skripsi ini penulis susun dan tentunya masih banyak kekurangan yang

perlu dibenahi. Semoga karya ini dapat bermafaat bagi seluruh pihak yang membaca dan

terkait dengan skripsi ini. Surakarta, Januari 2012

Penulis

B. Badan Perkreditan Rakyat (BPR .............................................. 12 1. Pengertian BPR ....................................................................

12 2. Kegiatan dan Larangan Usaha BPR ....................................

12 3. Bentuk Hukum Dan Alokasi Kredit BPR ............................

13 C. Laporan Keuangan ...................................................................

14 D. Tingkat Kesehatan Bank ..........................................................

15 E. Analisis Camel .........................................................................

17 1. Capital Adequency (Penilaian Terhadap Permodalan) .......

18 2. Assets Quality ( Penilaian Kualitas Aktiva Produktif) .......

18 3. Management (Aspek Kualitas Manajemen) ......................

18 4. Earnings (Aspek Rentabilitas) ...........................................

19 5. Liquidyty (Aspek Likuiditas) ..............................................

19 F. Penelitian Terdahulu .................................................................

20 G. Kerangka Pemikiran .................................................................

22 H. Hipotesis ................................................................................... 24 BAB III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................

25 B. Jenis Dan Sumber Data ............................................................

25 1. Jenis data ............................................................................

25 2. Sumber Data .......................................................................

25 3. Teknik Pengumpulan Data .................................................

26 C. Definisi Operasional Variabel Penelitian .................................

27 D. Metode Analisis Data ...............................................................

1. Capital (Permodalan) .......................................................... 29 2. Asset Quality (Penilaian Kualitas Aktiva Prodif) ..............

29 3. Management (manajemen) .................................................

32 4. Earning (rentabilitas) .........................................................

33 5. Liquidity (likuiditas) ..........................................................

34 BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan ..................................................

38 1. Dasar pendirian PD.BPR Bank Daerah Karanganyar ........

38 2. Gambaran Umum PD.BPR Bank Daerah Karanganyar .....

38 3. Visi Dan Misi .....................................................................

39 4. Dasar Hukum ......................................................................

40 5. Struktur Organisasi PD.BPR Bank Daerah Karanganyar ..

41 6. Uraian Jabatan ....................................................................

42 B. Analisis Data ............................................................................

48 1. Perhitungan CAMEL PD. BPR Bank Daerah Karanganyar Tahun 2007 ..........................................................................

49 2. Perhitungan CAMEL PD. BPR Bank Daerah Karanganyar Tahun 2008 ..........................................................................

63 3. Perhitungan CAMEL PD. BPR Bank Daerah Karanganyar Tahun 2009 ..........................................................................

77 4. Perhitungan CAMEL PD. BPR Bank Daerah Karanganyar Tahun 2010 ..........................................................................

C. Pembahasan .............................................................................. 105 1. Capital Adequency ............................................................. 106 2. Kualitas Aktiva Produktif ................................................... 106 3. Manajemen ......................................................................... 106 4. Rentabilitas ......................................................................... 107 5. Likuiditas ............................................................................ 107

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................... 125 B. Saran ......................................................................................... 126

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 113 LAMPIRAN ..................................................................................................

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

3.1 Bobot nilai kredit dan predikat kesehatan aktiva produktif yang diklasifikasikan .............................................................................

30 3.2 Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio PPAPYD........

3.3 Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Kualitas Aktiva

Produktif ........................................................................................ 31 3.4 Bobot nilai kredit dan predikat kesehatan faktor manajemen .......

3.5 Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio Biaya

Operasional Terhadap Pendapatan Operasional ............................ 34

3.6 Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio Alat Likuid

Terhadap Hutang Lancar ............................................................... 35

3.7 Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio Kredit

Terhadap Dana Yang Diterima ..................................................... 36 3.8 Kategori Tingkat Kesehatan Bank ................................................

36 4.1 Perhitungan Rasio Modal Tahun 2007 ..........................................

50 4.2 Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif Tahun 2007 .....................

4.3 Perhitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)

Tahun 2007.................................................................................... 54 4.4 Perhitungan Manajemen Tahun 2007 ...........................................

56 4.5 Perhitungan Rentabilitas Tahun 2007 ...........................................

57 4.6 Perhitungan Rata-Rata Faktor Likuiditas Tahun 2007..................

4.7 Perhitungan Jumlah Dana yang Diterima ..................................... 61 4.8 Perhitungan Faktor LDR ...............................................................

62 4.9 Perhitungan Rasio Modal Tahun 2008 ..........................................

64 4.10 Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif Tahun 2008 .....................

4.11 Perhitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)

Tahun 2008.................................................................................... 68 4.12 Perhitungan Manajemen Tahun 2008 ...........................................

70 4.13 Perhitungan Rentabilitas Tahun 2008 ...........................................

71 4.14 Perhitungan Rata-Rata Faktor Likuiditas Tahun 2008..................

74 4.15 Perhitungan Jumlah Dana yang Diterima .....................................

75 4.16 Perhitungan Faktor LDR ...............................................................

76 4.17 Perhitungan Rasio Modal Tahun 2009 ..........................................

78 4.18 Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif Tahun 2009 .....................

4.19 Perhitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)

Tahun 2009.................................................................................... 82 4.20 Perhitungan Manajemen Tahun 2009 ...........................................

83 4.21 Perhitungan Rentabilitas Tahun 2009 ...........................................

85 4.22 Perhitungan Rata-Rata Faktor Likuiditas Tahun 2009..................

87 4.23 Perhitungan Jumlah Dana yang Diterima .....................................

89 4.24 Perhitungan Faktor LDR ...............................................................

90 4.25 Perhitungan Rasio Modal Tahun 2010 ..........................................

91 4.26 Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif Tahun 2010 .....................

4.27 Perhitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)

Tahun 2010.................................................................................... 96 4.28 Perhitungan Manajemen Tahun 2010 ...........................................

97 4.29 Perhitungan Rentabilitas Tahun 2010 ...........................................

98 4.30 Perhitungan Rata-Rata Faktor Likuiditas Tahun 2010.................. 102 4.31 Perhitungan Jumlah Dana yang Diterima ..................................... 103 4.32 Perhitungan Faktor LDR ............................................................... 104 4.33 Perbandingan Ratio PenilaianTingkat Kesehatan Bank ................ 105 4.34 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank ............................................... 108

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

2.1 Skema kerangka Pemikiran ..................................................................

23

DAFTAR LAMPIRAN

Aspek penilaian manejemen PD. BPR Bank Daerah Karanganyar Neraca Bulanan PD. BPR Bank Daerah Karanganyar Daftar Rincian Laba/Rugi PD. BPR Bank Daerah Karanganyar Data Kolektibilitas PD. BPR Daerah Karanganyar

Lampiran 2 Data Penelitian Lampiran 3 Hasil Regresi Data Lampiran 4 Uji Multikolinieritas Lampiran 5 Uji Heteroskesdastisitas

“ ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PD BPR BANK DAERAH KARANGANYAR”

TAHUN 2007-2010

Oleh: Nama : Soni Hariadi

NIM : F1107063

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan bank pada PD BPR Bank Daerah Karanganyar Tahun 2007-2010. Rumusan masalah yang akan di teliti adalah bagai mana tingakat kesehatan PD BPR Bank Daerah Karanganyar, termasuk dalam kata gori sehat, cukup sehat, kurang sehat atau tidak sehat apabila dilihat dengan metode CAMEL.

Dalam penelitian ini, menggunakan metode analisi CAMEL yang merupakan suatu metode yang di gunakan untuk mengetahui tingakat kesehatan bank. Data yang di perlukan adalah gambaran umum, neraca, laporan laba/rugi PD BPR Bank Daerah Karanganyar dan kuisioner untuk penilaian faktor manajemen. teknik pengumpulan data yaitu dengan dokumentasi, wawancara, kepustakaan. Analisis data yang menggunakan analisis kuantitatif dengan metode CAMEL.

Hasil yang di peroleh dalam penelitian ini kelima faktor CAMEL berada di predikat sehat semua. Sehingga hipotesis dalam penelitian ini, diduga predikat kesehatan PD. BPR Bank Daerah Karanganyar adalah sehat terbukti kebenarannya.

Saran yang di berikan untuk kemajuan PD BPR bank daerah karanganyar diantaranya adalah mengingat tujuan didirikan PD. BPR Bank Daerah Karanganyar adalah untuk membantu meningkatkan kegiatan usaha ekonomi lemah , seyogyanya ketentuan-ketentuan tentang kebijakan penyaluran kredit lebih di arah kan untuk kepentingan pedagang, pengusaha dan para karyawan yang masuk dalam katagori ekonomi lemah denganan persyaratan-persyaratan yang lunak di mungkinkan dapat di penuhi oleh para debitur sehingga usaha mereka semakin produktif. Dan dalam mengahadapi persaingan dalan dunia perbankan yang sangat ketat, PD. BPR Bank Daerah Karanganyar harus membayar kepercayaan kepada masyarakat. Langkah- langkah yang di ambil yaitu dengan meningkatkan kemampuan perusahaan dengan menjaga likuiditas tetap tercukupi, ikut serta dalam program pemerintah yaitu penjaminan simpanan, dan memberikan serta mempertahankan pelayanan yang baik kepada nasabah.

Kata kunci: CAMEL, ratio keuangan, kredit, permodalan, asset, laba bersih, likuiditas, kinerja dan kondisi keuangan

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejalan dengan semakin berkembangnya pelaku ekonomi mengakibatkan penggunaan kebutuhan terhadap uang akan semakin meningkat, transaksi antara pihak yang kelebihan dana dan kekurangan dana sering dilakukan, tetapi hal itu tidak hanya dapat dilakukan dengan pertemuan secara langsung, kehadiran pihak perantara menjadi suatu hal yang penting. Perantara dalam kegiatan ekonomi itu sering disebut lembaga keuangan. Lembaga keuangan dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk, yaitu : bank dan bukan bank. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha perusahaan dan lain-lain. Sedangkan bukan bank adalah lembaga keuangan yang menghimpun dana secara tidak langsung dari masyarakat. ( Suyatno Thomas, 1997:1)

Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit) serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar aliran lalu lintas pembayaran. Di samping itu, bank juga sebagai suatu industri yang dalam kegiatan usahanya mengandalkan kepercayaan masyarakat. Dalam hal ini adalah dalam Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit) serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar aliran lalu lintas pembayaran. Di samping itu, bank juga sebagai suatu industri yang dalam kegiatan usahanya mengandalkan kepercayaan masyarakat. Dalam hal ini adalah dalam

Keberadaan bank dalam perekonomian modern sudah menjadi kebutuhan yang sulit dihindari, karena bank sudah menyentuh kehidupan orang dan menyentuh semua lapisan masyarakat. Kalau dahulu masyarakat masih menyimpan uang di bawah bantal atau di celengan yang terbuat dari gerabah, saat ini masyarakat akan lebih senang menyimpan uangnya di bank, karena uang tersebut dapat mengahasilkan bunga dan lebih aman. Sementara itu, masyarakat yang membutuhkan dana akan lebih cepat datang ke bank daripada mencari orang yang dapat dan mau meminjamkan dana kepada yang memerlukan.

Dengan menyimpan dana masyarakat dan menyalurkan kembali dalam bentuk kredit, bank telah menjembatani fihak-fikak yang kelebihan dana dan menbutuhkan dana. Sehubungan dengan apa yang dilakukan tersebut, bank disebut lembaga yang menjalankan fungsi intermediasi. Dalam perkembangan selanjutnya bank tidak hanya menjalankan fungsi dari intermediasi tetapi juga memberikan fungsi dan pelayanan lain kepada masyarakat, misalnya dalam lalulintas pembayaran maupun jasa kuangan lainnya.

bermanfaat bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan tetapi juga sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan ekonomi suatu negara. Dalam proses intermediasi, dana yang di kerahkan atau di mobilisasi oleh suatu bank selanjutnya akan di salurkan dan di investasikan ke sektor- sektor ekonomi yang produktif. Kegiatan bank ini tentu saja akan meningkatkan investasi, produksi, serta konsumsi barang dan jasa yang berarti akan meningkatkan kegiatan ekonomi suatu negara. Sementara itu bank juga sangat membantu melancarkan dalam hal kegiatan transaksi, produksi, serta konsumsi melalui fungsi bank sebagai lembaga yang melaksanakan lalu lintas pembayaran. Sementara itu, perbankan juga berperan dalam hal kebijakan moneter efektifitas kebijakan moneter akan sangat di pengaruhi oleh kesehatan bank.

Melihat peran perbankan yang sangat strategis tersebut, maka kesehatan perbankan menjadi sesuatu yang sangat vital. Bank yang sehat baik secara individu maupun secara keseluruhan sebagai suatu sistem merupakan kebutuhan suatu perekonomian yang ingin tumbuh dan berkembang dengan baik. Kesehatan perbankan akan sangat berpengaruh terhadap pasang surut suatu perekonomian. Sebagai gambaran, dengan terganggunya fungsi intermediasi perbankan setelah krisis di Indonesia antara lain telah mengakibatkan melambatnya kegiatan investasi dan pertumbuhan ekonomi.

Kesehatan suatu bank dapat diartikan kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan oprasional perbankan secara normal dan mampu

perbankan yang berlaku (Susilo,Y. Sri, Sigit Triadaru Dan A. Totok Budi Santoso. 2000:22). Menyadari arti pentingnya kesehatan suatu bank bagi pembentukan kepercayaan kepada dunia perbankan serta untuk melaksanakan prinsip kehati-hatian atau” prudential banking” dalam dunia perbankan, maka Bank Indonesia menerapkan peraturan tentang kesehatan bank ini untuk memberikan jaminan kepada masyarakat yang berhubungan dengan perbankan. Bank yang beroperasi dan berhubungan dengan masyarakat diharapkan hanya Bank dengan kondisi yang benar-benar sehat. Aturan tentang kesehatan bank yang di terapkan oleh bank Indonesia mencakub berbagai aspek dalam kegiatan Bank, mulai dari penghimpunan dana sampai penggunaan dana dan penyaluran dana.

Kondisi persaingan antar bank yang begitu ketat dan ancaman likuidasi bagi bank-bank yang bermasalah membuat para bankir harus bekerja lebih keras. Dampak persaingan tersebut lebih di rasakan oleh bank-bank kecil salah satu contoh nya adalah BPR, hal ini di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain karna modal yang di miliki BPR relatife lebih kecil dibandingkan dengan bank umum dan bidang usaha yang di miliki oleh BPR lebih sempit bila di bandingkan dengan bank umum

Tingkat kesehatan pada bank dapat di ukur dengan metode CAMEL dan analisis rasio keuangan untuk mengetahui perkembangan likuiditas, solvabilaitas, rentabilitas, resiko usaha dan efisiensi usaha dengan cara membandingkan dengan ratio keuangan terdahulu. Melalui laporan keuangan

bank tersebut sehat atau tidak. Tingkat kesehatan bank bukan ditujukan untuk bank umum saja, tetapi harus di tujukan kepada PD. BPR Bank Daerah Karanganyar adalah lembaga perbankan yang sampai saat ini keberadaannya masih cukup eksis di Kabupaten Karanganyar. Namun hal tersebut tidak boleh membuat fihak menejemen PD. BPR Bank Daerah Karanganyar untuk lengah. Munculnya pesaing yang memiliki modal dan jaringan yang kuat harus selalu di perhatikan oleh PD. BPR Bank Daerah Karanganyar jika ingin tetap eksis.

PD. BPR Bank Daerah Karanganyar adalah salah satu badan usaha milik pemerintah Kabupaten Karanganyar yang usahanya bergerak dibidang jasa perbankan, yang melayani kalangan usaha mikro, kecil dan menengah. Dengan adanya pemberian pinjaman kredit tersebut diharapkan masyarakat ekonomi menengah dapat memanfaatkanya untuk mendapatkan kredit guna menjalankan usahanya sehingga taraf hidup masyarakat dapat meningkat.

Tujuan PD. BPR Bank Daerah Karanganyar adalah untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah disegala bidang dan sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Analisis

manajemen untuk mengidentifikasikan perubahan-perubahan pokok pada trend jumlah, dan manajemen untuk mengidentifikasikan perubahan-perubahan pokok pada trend jumlah, dan

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penulisan skripsi ini penulis mengambil judul “ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PD BPR BANK

DAERAH KARANGANYAR TAHUN 2007-2010 ”

B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas di dalam rencana penelitian ini secara garis besar adalah sebagai berikut: Bagaimanakah kondisi tingkat kesehatan PD BPR Bank Daerah Karanganyar Tahun 2007-2010, termasuk dalam kategori sehat, cukup sehat, kurang sehat, atau tidak sehat apabila dilihat dengan metode CAMEL?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan diatas maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Karanganyar menurut penilaian CAMEL.

D. Manfaat Penelitian

Dari pembahasan permasalahan diatas, diharapkan rencana penelitian ini akan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan, antara lain:

1. Bagi PD BPR Bank Daerah Karanganyar

a. Sebagai tolok ukur menetapkan arah pembinaan dan pengembangan bank dimasa yang akan datang.

b. Sebagai tolok ukur bagi manajemen bank untuk menilai apakah pengelolaan bank telah dilakukan sejalan dengan ketentuan yang berlaku.

2. Bagi Penulis

a. Dapat menambah wawasan penulis dibidang analisis perbankan.

b. Dapat menambah wawasan penulis tentang penilaian kesehatan bank.

3. Bagi Akademis Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan bisa dikembangkan lebih lanjut oleh peneliti yang akan melakukan penelitian dalam bidang atau masalah yang sama.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perbankan

1. Pengertian Bank Bank adalah lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran system pembayaran, dan yang tidak kalah pentingnya adalah sebagai lembaga yang menjadi sarana dalam pelaksana kebijakan pemerintah, yaitu kebijakan moneter. Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. Jika di tinjau dari asal mula terjadinya bank, maka pengertian bank adalah meja atau tempat untuk menukarkan uang.

Seiring dengan perkembangan bank, definisi bank dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Berikut ini dapat dikemukakan beberapa pendapat tentang pengertian bank:

a. Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

(Suyatno, 1996:1)

c. Bank adalah lembaga atau perusahaan yang aktivitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito tabungan dan simpanan yang lain dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit ) kemudian menempatkanya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana (deficit spending unit) melalui penjualan jasa keuangan yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak (Taswan, 6,2010)

d. Menurut Dictionary of Banking and financial service by Jerry Rosenberg bahwa yang dimaksud bank adalah lembaga yang menerima simpanan giro, deposito, dan membayar atas dasar dokumen yang ditarik pada orang atau lembaga tertentu, mendiskonto surat berharga, memberikan pinjaman dan menanamkan dananya dalam surat berharga.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, pengertian bank telah mengalami evolusi sesuai dengan perkembanganya itu sendiri. Kedua, fungsi bank pada umumnya adalah menerima berbagai bentuk simpanan dari masyarakat, memberikan kredit ke masyarakat, dan memberikan jasa-jasa lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.

Bank dan lembaga keuangan bukan bank mempunyai peranan yang sangat penting dalam sistem keuangan yaitu: (Totok Budi Santoso,2006:11)

a. Pengalihan Asset (Asset Transmutation) Dalam hal ini bank dan lembaga keuangan akan memberikan pinjaman kepada pihak yang membutuhkan dana dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati. Sumber dana pinjaman tersebut diperoleh dari pemilik dana yaitu unit surplus yang jangka waktunya dapat diatur sesuai keinginan pemilik dana.

b. Transaksi (Transaction) Bank dan lembaga keuangan bukan bank memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi barang dan jasa.

c. Likuiditas (Liquidyty) Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk produk-produk berupa giro, tabungan, deposito dan sebagainya. Produk-produk tersebut masing-masing mempunyai tingkat likuiditas yang berbeda-beda.

d. Efisiensi (Efficiency) Bank dan lembaga keuangan bukan bank dapat menurunkan biaya transaksi dengan jangkauan pelayanannya.

umum fungsi bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau financial intermediary. Secara lebih spesifik fungsi bank antara lain:

a. Agent of trust Dasar utama kegiatan bank adalah kepercayaan (trust), baik dalam penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan bersedia menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan.

b. Agent of development Tugas bank sebagai penghimpun dana dan penyalur dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian disektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa mengingat semua kegiatan tersebut berkaitan dengan penggunaan uang, maka kelancaran kegiatan investasi, distribusi dan konsumsi tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.

c. Agent of service Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa ini c. Agent of service Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa ini

B. Badan Perkreditan Rakyat (BPR)

1. Pengertian BPR Bank Perkreditan Rakyat menurut UU No.10 Tahun 1998, yaitu adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran.

2. Kegiatan dan Larangan Usaha Badan Perkreditan Rakyat

Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat adalah: (Totok Budi Santoso, 2000:51)

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan / atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

b. Memberikan kredit.

c. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank lain.

Sedangkan kegiatan- kegiatan yang dilarang bagi BPR adalah sebagai berikut: Sedangkan kegiatan- kegiatan yang dilarang bagi BPR adalah sebagai berikut:

2) Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.

3) Melakukan penyertaan modal

4) Melakukan usaha perasuransian.

5) Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud di atas.

Berdasarkan kegiatan usaha dan larangan-larangannya, maka Bank Perkreditan Rakyat secara umum mempunyai kegiatan yang lebih terbatas dibandingkan Bank Umum.

3. Bentuk Hukum dan Alokasi Kredit Badan Perkreditan Rakyat Bentuk hukum Bank Perkreditan Rakyat dapat berupa:

a. Perusahaan Daerah

b. Koperasi

c. Perseroan Terbatas

d. Bentuk lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Dalam mengalokasikan kredit, ada beberapa hal yang harus

diperhatikan oleh BPR, yaitu :

a. Dalam memberikan kredit, BPR wajib mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi utangnya sesuai dengan perjanjian.

b. Dalam memberikan kredit, BPR wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai batas maksimum pemberian kredit, pemberian b. Dalam memberikan kredit, BPR wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai batas maksimum pemberian kredit, pemberian

c. Dalam memberikan kredit, BPR wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai batas maksimum pemberian kredit, pemberian jaminan, atau hal lain yang serupa, yang dapat dilakukan oleh BPR kepada pemegang saham (dan keluarga) yang memiliki 10% atau lebih dari modal disetor, anggota dewan komisaris (dan keluarga), anggota direksi (dan keluarga), pejabat BPR lainnya, serta perusahaan- perusahaan yang di dalamnya terdapat kepentingan pihak pemegang saham (dan keluarga) yang memiliki 10% atau lebih dari modal disetor, anggota dewan komisaris (dan keluarga), anggota direksi (dan keluarga), pejabat BPR lainnya. Batas maksimum tersebut tidak melebihi 10% dari modal yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.

C. Laporan Keuangan

Laporan keuangan yaitu laporan semua kegiatan keuangan selama periode tertentu. Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi Laporan keuangan yaitu laporan semua kegiatan keuangan selama periode tertentu. Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi:

1. Neraca

2. Laporan rugi laba

3. Laporan perubahan ekuitas

4. Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas atau laporan arus dana

5. Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan

D. Tingkat Kesehatan Bank

Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan bank Umum menjelaskan bahwa bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara triwulan. Peraturan tersebut menjelaskan bahwa tingkat kesehatan bank merupakan hasil penelitian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan bank Umum menjelaskan bahwa bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara triwulan. Peraturan tersebut menjelaskan bahwa tingkat kesehatan bank merupakan hasil penelitian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap

Menyadari arti pentingnya kesehatan suatu bank bagi pembentukan kepercayaan dalam dunia perbankan serta untuk melaksanakan prinsip kehati- hatian (Prudential Banking) dalam dunia perbankan, maka Bank Indonesia merasa perlu untuk menetapkan aturan tentang kesehatan bank.

Dengan adanya aturan tentang kesehatan bank ini, perbankan diharapkan selalu dalam kondisi sehat, sehingga bank tidak akan merugikan masyarakat yang berhubungan dengan perbankan. Bank yang beroperasi dan berhubungan dengan masyarakat diharapkan hanya bank yang benar-benar sehat. Penilaian tingkat kesehatan bank adalah merupakan penilaian terhadap hasil usaha bank dalam kurun waktu berdasarkan faktor-faktor yang telah ditentukan, yang dapat dianalisis dari laporan keuangan bank meliputi neraca dan laporan laba rugi serta keadaan manajemen secara utuh.

Berdasarkan UU NO.7 tahun 1992 dalam bukunya Totok Budi Santoso (2000:33) tentang perbankan, dijelaskan bahwa apabila dalam suatu bank mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya maka, Bank Indonesia dapat melakukan tindakan agar:

1. Pemegang saham menambah modal.

3. Bank menghapus bukukan kredit atau pembiayaan berdasarkan syariah yang macet.

4. Bank melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain.

5. Bank dijual kepada pembeli yang bersedia mengambil alih seluruh kewajiban.

6. Bank menyerahkan pengelolaan seluruh atau sebagian kegiatan bank kepada pihak lain.

7. Bank menjual sebagian atau seluruh harta dan atau kewajiban bank kepada bank atau pihak lain.

Metode CAMEL berisikan langkah-langkah perhitungan tingkat kesehatan suatu bank umum sebagai berikut (Dendawijaya, 2003) : Langkah I : Menghitung rasio berdasarkan rumus yang ditetapkan Langkah II : Menghitung besarnya nilai kredit (credit point) untuk

masing-masing komponen CAMEL

Langkah III : Mengalikan nilai kredit (credit point) tersebut dengan bobot

bagi masing-masing komponen CAMEL. Langkah IV : Menjumlahkan seluruh nilai komponen CAMEL. Langkah VI : Menetapkan kategori kesehatan bank yang bersangkutan

E. Analisis Camel

Sebagaimana layaknya manusia, bank sebagai perusahaan perlu juga dinilai kesehatannya. Tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi bank Sebagaimana layaknya manusia, bank sebagai perusahaan perlu juga dinilai kesehatannya. Tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi bank

Untuk menilai kesehatan suatu bank dapat diukur dengan berbagai metode. Penilaian kesehatan akan berpengaruh terhadap kemampuan bank dan loyalitas nasabah terhadap bank yang bersangkutan. Salah satu alat untuk mengukur kesehatan bank adalah dengan analisis CAMEL. Sesuai SK DIR BI No. 30/12/KEP/DIR dan SE BI No. 30/3/UPPB tanggal 30 April 1997 tentang tata cara penilaian kesehatan BPR, faktor-faktor dan komponen CAMEL yang dinilai sebagai berikut :

1. Capital Adequency (Penilaian Terhadap Permodalan) Pada aspek permodalan ini yang dinilai adalah struktur permodalan yang ada di bank tersebut dalam operasi kegiatannya sehari-hari. Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR (Capital Adequency Ratio) yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Perbandingan rasio tersebut adalah perbandingan modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko.

2. Assets Quality ( Penilaian Kualitas Aktiva Produktif) Aktiva produktif adalah semua aktiva dalam rupiah maupun valuta asing yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan. Pada aspek kualitas asset ini merupakan penilaian jenis-jenis asset yang dimiliki oleh bank, yaitu dengan cara membandingkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan aktiva produktif. Kemudian perbandingan penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva 2. Assets Quality ( Penilaian Kualitas Aktiva Produktif) Aktiva produktif adalah semua aktiva dalam rupiah maupun valuta asing yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan. Pada aspek kualitas asset ini merupakan penilaian jenis-jenis asset yang dimiliki oleh bank, yaitu dengan cara membandingkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan aktiva produktif. Kemudian perbandingan penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva

3. Management (Aspek Kualitas Manajemen) Manajemen adalah suatu cara untuk mengatur pola operasi dari berbagai aktiva bank terutama dalam mengantisipasi resiko bisnis. Penilaian terhadap manajemen mencakup beberapa komponen yaitu:

b. Manajemen Resiko Dalam hal manajemen, manajemen dinilai atas dasar 25 pertanyaan

atau pernyataan yang diajukan. Jumlah pertanyaan sebanyak 25 yang terdiri dari 10 pertanyaan atau pernyataan manajemen umum dan 15 pertanyaan atau pernyataan manajemen resiko. Daftar 25 pertanyaaan atau pernyataan tersebut telah dicantumkan pada lampiran.

4. Earnings (Aspek Rentabilitas) Rentabilitas adalah kemampuan bank dalam meningkatkan labanya apakah setiap periode atau tahun meningkat dengan baik atau tetap atau sebaliknya turun. Pada aspek rentabilitas ini yang dilihat adalah kemampuan bank dalam meningkatkan laba dan efisiensi usaha yang dicapai. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas yang terus meningkat. Metode penilaiannya dapat juga dilakukan dengan:

a. Perbandingan laba terhadap total asset (ROA).

b. Perbandingan biaya operasi dengan pendapatan operasi (BOPO).

5. Liquidyty (Aspek Likuiditas) Likuiditas menunjukkan ketersediaan dana dan sumber dana bank pada saat ini dan masa yang akan datang. Pengaturan likuiditas bank terutama dimaksudkan agar bank setiap saat dapat memenuhi kewajiban-kewajiban yang harus segera dibayar. Pada aspek likuiditas ini penilaian didasarkan atas kemampuan bank dalam membayar semua hutang-hutangnya terutama simpanan tabungan, giro, dan deposito pada saat ditagih dan

Yang dianalisis dalam rasio ini adalah:

a. Rasio Alat Likuid Terhadap Hutang Lancar (Cash Ratio)

b. Rasio Kredit Terhadap Dana Yang Diterima Oleh Bank (LDR)

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti tentang kesehatan bank diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Agustin Dwi Hatuti dan Kussudyarsono Agustin dan Kussudyarono (2007) menganalisis tingkat kesehatan pada PD BPR BKK Sragen tahun 2003-2005 dengan menggunakan rasio CAMEL. CAMEL terdiri dari modal, kualitas aktiva, manajemen, rentabilitas dan likuiditas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesehatan bank pada PD BPR BKK Sragen Kota dari tahun 2003 sampai 2005 sebesar 97,2%. Ini menunjukkan bahwa kesehatan PD BPR BKK Sragen Kota dalam kategori sehat.

2. Venny Lestari Venny (2008) menilai tingkat kesehatan bank-bank pemerintah dengan metode CAMEL. Rasio yang digunakan terdiri dari CAR, KAP, ROA, BOPO, dan LDR. Hasil yang didapat adalah tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat kesehatan Bank BNI, Bank BRI, dan Bank Mandiri jika dilihat dari kelima aspek CAMEL tersebut. Penelitian 2. Venny Lestari Venny (2008) menilai tingkat kesehatan bank-bank pemerintah dengan metode CAMEL. Rasio yang digunakan terdiri dari CAR, KAP, ROA, BOPO, dan LDR. Hasil yang didapat adalah tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat kesehatan Bank BNI, Bank BRI, dan Bank Mandiri jika dilihat dari kelima aspek CAMEL tersebut. Penelitian

3. Wiriyanto Wahyuana Wiriyanto (2005) mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan BUMN pada sektor perbankan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel CAR, KAP, PPAP, NPM, ROA, BOPO, dan LDR. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Bank BNI secara umum memiliki tingkat rasio keuangan yang lebih rendah dibanding bank-bank yang lain yaitu Bank BRI dan Bank Mandiri. Berdasar uji tingkat kesehatan perbankan dengan model CAMEL diperoleh bahwa Bank BNI dimasukkan dalam kategori kurang sehat sedangkan Bank BRI dan Bank Mandiri termasuk dalam kategori sehat.

2. Dari beberapa penelitian terdahulu tersebut terdapat perbedaan hasil analisis dimana Dayu (2008) menyatakan bahwa ada perbedaan tingkat kesehatan Bank Mandiri dengan Bank BRI dilihat dari aspek BOPO sedangkan Venny (2008) menyatakan bahwa tidak ada perbedaan tingkat kesehatan Bank BNI, Bank BRI dan Bank Mandiri baik dilihat dari aspek CAR, KAP, ROA, BOPO, maupun LDR. Oleh karena itu, penulis ingin meneliti kembali penelitian mengenai tingkat kesehatan bank pemerintah dengan metode CAMEL. Penelitian ini merupakan replikasi pengembangan dari penelitian yang telah dilakukan oleh Agustin Dwi Hatuti dan Kussudyarsono 2. Dari beberapa penelitian terdahulu tersebut terdapat perbedaan hasil analisis dimana Dayu (2008) menyatakan bahwa ada perbedaan tingkat kesehatan Bank Mandiri dengan Bank BRI dilihat dari aspek BOPO sedangkan Venny (2008) menyatakan bahwa tidak ada perbedaan tingkat kesehatan Bank BNI, Bank BRI dan Bank Mandiri baik dilihat dari aspek CAR, KAP, ROA, BOPO, maupun LDR. Oleh karena itu, penulis ingin meneliti kembali penelitian mengenai tingkat kesehatan bank pemerintah dengan metode CAMEL. Penelitian ini merupakan replikasi pengembangan dari penelitian yang telah dilakukan oleh Agustin Dwi Hatuti dan Kussudyarsono

G. Kerangka Pemikiran

Penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan dengan maksud untuk menilai sejauh mana kelayakan usaha dan kelangsungan hidup BPR. Pentingnya penilaian tingkat kesehatan bank ini ditegaskan dalam UU No. 10 Tahun 1998 pasal 29 ayat 2 yang menyatakan bahwa bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas asset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian.

Adapun analisis tingkat kesehatan bank itu sendiri dilakukan sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia No. 30/12/KEP/DIR/97 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 30/3/UPPB/97 tanggal 30 April 1997 tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat, yaitu dengan cara menilai faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas atau yang disebut CAMEL. Penilaian tingkat kesehatan itu sendiri didasarkan pada ketentuan perhitungan rasio atas berbagai faktor dan komponen yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Rasio yang diperoleh dari hasil penilaian faktor dan komponen tersebut selanjutnya diberi kredit 0 sampai dengan 100. Nilai kredit yang diperoleh dari Adapun analisis tingkat kesehatan bank itu sendiri dilakukan sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia No. 30/12/KEP/DIR/97 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 30/3/UPPB/97 tanggal 30 April 1997 tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat, yaitu dengan cara menilai faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas atau yang disebut CAMEL. Penilaian tingkat kesehatan itu sendiri didasarkan pada ketentuan perhitungan rasio atas berbagai faktor dan komponen yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Rasio yang diperoleh dari hasil penilaian faktor dan komponen tersebut selanjutnya diberi kredit 0 sampai dengan 100. Nilai kredit yang diperoleh dari

Permodalan

Rasio CAR

(Capital)

Rasio KAP

KAP

(Asset)

Rasio PPAP

Predikat Tingkat Kesehatan Bank No.30/11/KEP/DIR

Laporan Aspek

Manajemen

Manaj. Umum

Daerah

Keuangan

Sehat,Cukup Sehat, Kurang Sehat, SE BI No.30/2/UPPB

CAMEL

(Management)

Manaj. Resiko

Karanga

nyar

Tidak Sehat

Rentabilitas

Rasio ROA (Earnings) Rasio BOPO

Likuiditas

Cash Ratio

(Liquidity)

LDR

H. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara yang masih memerlukan pengujian berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan, maka untuk penelitian ini diajukan hipotesis yang akan di uji kebenarannya adalah sebagai berikut:

Diduga kondisi tingkat kesehatan PD BPR Bank Daerah Karanganyar Tahun 2007-2010, termasuk dalam kategori sehat apabila dilihat dengan metode CAMEL.

METODELOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan studi kasus, studi kasus merupakan penelitian dilakukan didasarkan pada suatu permasalahan yang dihadapi dalam suatu objek.

Penelitian yang dilakukan dengan mengambil data laporan keuangan dari tahun 2007 sampai 2010. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus pada PD. BPR Bank Daerah Karanganyar dengan menggunakan metode CAMEL.

B. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data Kualitatif Yaitu data yang berisikan gambaran umum PD BPR Bank Daerah Karanganyar.

b. Data Kuantitatif Yaitu data laporan keuangan PD BPR Bank Daerah Karanganyar yang terdiri dari laporan laba rugi dan neraca.

a. Data Primer Yaitu data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian. Data ini diperoleh dengan cara observasi, wawancara.

b. Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dari lokasi penelitian dan berbentuk dokumen yaitu berbentuk neraca dan laporan laba rugi dari tahun 2007-2010

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Metode Dokumentasi Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data sekunder sebagai pendukung data primer. Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data laporan keuangan pada PD. BPR Bank Daerah Karanganyar, untuk mengetahui aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditasnya.

b. Metode Wawancara Metode pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan pada PD. BPR Bank Daerah Karanganyar.

c. Metode Kepustakaan Metode penelitian yang dilakukan dengan mempelajari buku- buku, referensi, laporan-laporan, peraturan-peraturan, catatan-catatan kuliah, jurnal dan sumber lainnya yang berkaitan dengan masalah yang c. Metode Kepustakaan Metode penelitian yang dilakukan dengan mempelajari buku- buku, referensi, laporan-laporan, peraturan-peraturan, catatan-catatan kuliah, jurnal dan sumber lainnya yang berkaitan dengan masalah yang

Definisi operasional variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kesehatan Bank Adalah kemampuan suatu bank untuk melakukan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi kewajibannya dengan baik, dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku.