BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) Berdasarkan Stake Countenance Model Jurusan Akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Deskripsi Umum Tempat Penelitian

SMK Negeri 1 Salatiga telah berdiri sejak tanggal

17 Januari 1967 dengan nama SMEA Negeri Salatiga dengan persetujuan Kepala Perwakilan Departemen Pendidikan dan Pengajaran Propinsi Jawa Tengah No. IDPE/ 435/ D/ 67 dengan status SMEA persiapan. Berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Pengajaran RI No. 191/ UUK-3/ 1968, tanggal 25 Mei 1968 statusnya berubah dari SMEA persiapan menjadi SMEA Negeri. Melihat perkembangan SMEA dari tahun ke tahun semakin meningkat, sesuai Surat Edaran Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 41007/A.A5/OT/1997 tanggal 3 April 1997 maka nama SMEA Negeri diubah menjadi SMK Negeri 1 Salatiga. Selama beberapa tahun, SMK Negeri 1 Salatiga telah mengalami perkembangan yang sangat pesat baik dari segi fasilitas, mutu maupun jumlah peserta didik. Jumlah peserta didik SMK Negeri

1 Salatiga pada tahun pelajaran 2017-2018 sejumlah 1.318 siswa. SMK Negeri 1 Salatiga memiliki jurusan/bidang keahlian yaitu; akuntansi, administrasi 1 Salatiga pada tahun pelajaran 2017-2018 sejumlah 1.318 siswa. SMK Negeri 1 Salatiga memiliki jurusan/bidang keahlian yaitu; akuntansi, administrasi

Jurusan akuntansi merupakan jurusan terfavorit di SMK Negeri 1 Salatiga. Setiap tahunnya jumlah pendaftar dari calon siswa baru selalu melebihi daya tampung jurusan akuntansi yakni 3 kelas dengan jumlah siswa tiap kelas rata-rata 36 siswa. Tiap tingkat memiliki 3 kelas paralel sehingga jumlah siswa jurusan akuntansi relative banyak. Data mengenai jumlah siswa jurusan akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga dari tahun pembelajaran 2013/ 2014 sampai dengan tahun pembelajaran 2017/2018 disampaikan dalam tabel berikut:

Tabel 3. Siswa Jurusan Akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga No

Tahun Pelajaran Jumlah Siswa

5 2017 / 2018 301 Sumber : Data Dapodik Diolah Jumlah siswa jurusan akuntansi yang banyak dan

faktor penentu keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Adapun seluruh kegiatan belajar mengajar di tiap-tiap program

berkualitas

merupakan merupakan

SMK Negeri 1 Salatiga melaksanakan Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) sejak dicanangkannya kurikulum 1994, pada tahun pelajaran 1994/ 1995. Tujuan penyelenggaraan Program PKL di SMK Negeri 1 Salatiga salah satunya yakni memberikan kompetensi kepada peserta didik sebagai bekal pengalaman nyata dalam dunia industri. Pada Program PKL, kegiatan pembelajaran dilaksanakan di sekolah dan di dunia usaha/ industri atau Institusi Pasangan (IP). Keseluruhan Program PKL dari awal perencanaan hingga penilaian dilakukan bersama secara sinkron dengan koordinasi antara pihak sekolah dengan pihak IP.

Sebagaimana dikemukakan oleh Kepala SMK Negeri 1 Salatiga yang menyatakan sebagai berikut: 1) Program PKL merupakan program wajib bagi siswa yang bertujuan untuk menyiapkan siswa agar memiliki kompetensi jurusan yang sesuai dengan permintaan dunia usaha/ industri, 2) Program PKL di SMK Negeri 1 Salatiga masih perlu dibenahi sehingga dapat memenuhi harapan dari pihak-pihak yang terlibat, 3) Sebagaimana dikemukakan oleh Kepala SMK Negeri 1 Salatiga yang menyatakan sebagai berikut: 1) Program PKL merupakan program wajib bagi siswa yang bertujuan untuk menyiapkan siswa agar memiliki kompetensi jurusan yang sesuai dengan permintaan dunia usaha/ industri, 2) Program PKL di SMK Negeri 1 Salatiga masih perlu dibenahi sehingga dapat memenuhi harapan dari pihak-pihak yang terlibat, 3)

Dari uraian di atas, diketahui bahwa Program PKL jurusan akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga merupakan program pendidikan yang bersifat wajib bagi siswa, yang sudah lama dilaksanakan dalam rangka menyiapkan peserta didik agar memiliki kesiapan dalam memasuki dunia kerja, namun belum pernah dilakukan evaluasi terhadap program tersebut.

4.2 Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan disajikan mengenai deskripsi gambaran terhadap hasil penelitian evaluasi Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) Jurusan Akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga , yang dilihat dari tahapan antecedens (masukan), transactions (proses) dan outcomes (dampak) dari penyelenggaraan program PKL jurusan akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga.

4.2.1 Antecedens (Masukan) Program PKL

Evaluasi anteseden (masukan) Program PKL jurusan akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga ini berisi tentang

gambaran

kondisi

sebelum program sebelum program

sebelum siswa diberangkatkan pada kegiatan PKL dan faktor-faktor yang diperkirakan akan mempengaruhi. Sub-sub komponen masukan yang menjadi fokus dalam mengevaluasi masukan Program PKL terdiri dari; a) kesiapan peserta didik, b) kesiapan manajemen PKL, c) kesiapan bagian kurikulum, d) kesiapan guru mapel produktif akuntansi dan guru pembimbing PKL, e) kesiapan sarana prasarana, f) kesiapan pihak DUDI, dan g) anggaran. Sub-sub komponen tersebut dievaluasi dengan cara melihat kesenjangan yang terjadi antar kondisi riil di lapangan dengan kondisi ideal dalam komponen masukan (antecedens), dengan memperhatikan

yaitu

(kesesuaian) dan kontingensi (ketergantungan) antar sub-komponen. Hasil studi dokumentasi berdasarkan notula rapat pada acara koordinasi awal tahun pelajaran 2017/2018 jurusan akuntansi hari Rabu tanggal 19 Juli 2017 yang dihadiri oleh wakil kepala sekolah bidang humas hubin, waka bidang kurikulum, waka bidang kesiswaan, waka bidang sarana prasarana, delapan guru produktif akuntansi, wali kelas jurusan akuntansi,

kongruensi

pembimbing PKL, menghasilkan beberapa kesimpulan, antara lain bahwa kondisi dalam penyelenggaraan PKL jurusan akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga mengalami kesenjangan dari sisi

dan

beberapa beberapa

Untuk lebih jelasnya mengenai gambaran hasil penelitian evaluasi komponen masukan (antecedens) Program PKL dapat diuraikan sebagai berikut:

4.2.1.1 Kesiapan Peserta Didik

Terkait dengan peserta didik yang menjadi peserta Program PKL, SMK Negeri 1 Salatiga mengacu pada pedoman penilaian kurikulum 2013 bahwa Program PKL diberlakukan bagi siswa yang sudah memenuhi persyaratan untuk praktik di industri.

Hasil studi dokumentasi pada bidang Humas Hubin menunjukkan adanya ketentuan tentang syarat- syarat bagi siswa agar dapat mengikuti Program PKL, yaitu:

1. Seluruh siswa SMK Negeri 1 Salatiga pada tingkat tertentu (kelas XI atau XII ) sesuai dengan gelombang praktek yang diberangkatkan.

2. Penempatan siswa praktek akan dilakukan oleh Ka. Prodi dengan koordinasi Wakil Kepala Sekolah dan Wali Kelas. 3. Penempatan siswa praktek akan dipengaruhi oleh: situasi dan kondisi lokasi praktek 4. Kwalitas siswa dilihat dari potensi sebagai sumber daya manusia 5. Siswa yang akan berangkat praktek wajib selalu berkoordinasi dan berkonsultasi dengan pembimbing serta Ka Prodi masing-masing.

6. Melengkapi admisnistrasi praktek seperti: Mengisi Biodata rangkap 2 (dua) Mengumpulkan Photo 3x4 hitam putih 2 (dua) lembar.

7. Memahami panduan praktek ini dan mempunyai komitmen untuk melaksanakannya.

8. Mematuhi Tata Tertib Praktek Lapangan (magang) (Humas SMK Negeri 1 Salatiga, 2017).

Siswa yang dianggap sudah memenuhi syarat untuk mengikuti Program PKL adalah siswa Kelas XI atau XII karena sudah memperoleh kompetensi dasar akuntansi di kelas X.

Dalam wawancara dengan beberapa siswa kelas XI sebagai peserta PKL jurusan akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga, tanggal 24 Juli 2017 didapatkan data bahwa siswa belum mendapatkan sosialisasi sebelumnya terkait waktu pemberangkatan PKL untuk mereka, sehingga cenderung kurang persiapan khususnya materi pelajaran/ kompetensi yang seharusnya dipelajari saat PKL. Berikut kutipan wawancara dengan beberapa siswa peserta PKL gelombang I dari kelas XI AK 1 SMK N 1 Salatiga.

“Kami baru masuk sekolah minggu lalu dari libur kenaikan kelas. Kami sudah agak lupa dengan pelajaran saat di kelas

X. Kami belum mengerti materi pelajaran kelas XI, belum tahu kompetensi apa yang harus kami kuasai sebelum PKL, masih bingung.” (Wawancara tanggal 24 Juli 2017).

Demikian pula sebagian besar siswa peserta PKL yang sudah kembali dari industri (yang saat ini naik ke kelas XII akuntansi) juga mengemukakan hal yang sama. Hal ini terlihat dari hasil wawancara sebagai berikut:

“Kami merasa belum siap saat mau ditempatkan PKL karena kemampuan akuntansi kami yang masih sangat dasar dan belum tahu bagaimana harus bersikap di tempat PKL. Beberapa kali kami ditegur saat salah dalam bersikap. Ini tidak akan terjadi jika sejak awal kami dibekali etika/ budaya kerja/ cara bekerja dikantor/ bersikap di tempat kerja atau di tempat PKL.” (Wawancara tanggal 13 Juni 2017).

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat kita ketahui terjadi permasalahan pada kesiapan peserta didik peserta PKL yang meliputi kurangnya sosialisasi kepada siswa yang akan PKL, kurangnya kepedulian guru terhadap kesiapan kompetensi mereka dan kurangnya pembekalan tentang budaya kerja industri, etika kantor dan wawasan lingkungan kerja di tempat PKL.

Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti juga menunjukkan adanya kekurangsiapan dari siswa kelas

XI akuntansi sebagai peserta Program PKL gelombang I, yang dapat dilihat dari sikap mereka yang kurang yakin saat

Namun untuk pemberangkatan Program PKL gelombang II dan III kesiapan siswa sudah lebih baik.

pemberangkatan

PKL.

Berdasarkan uraian di atas, dari hasil studi dokumentasi,

maupun hasil pengamatan dapat diketahui bahwa kesiapan siswa kelas XI sebagai peserta Program PKL masih kurang untuk tahap awal pemberangkatan, dari aspek skill maupun non skill. Namun untuk siswa yang

hasil

wawancara wawancara

4.2.1.2 Kesiapan Manajemen PKL

Manajemen PKL SMK Negeri 1 Salatiga terdiri dari empat orang yaitu; kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang Humas Hubin, staff Humas Hubin urusan PKL dan staff Humas Hubin- administrasi dan keuangan. Manajemen PKL ditentukan sejak awal tahun ajaran baru dengan penunjukan berdasar SK Pembagian Tugas Mengajar dan Tugas Sampiran Guru.

Berdasarkan hasil studi dokumentasi tentang Struktur

1 Salatiga sebagaimana terlihat dalam lampiran 16 dan SK Pembagian Tugas dari Kepala SMK Negeri 1 Salatiga tahun pelajaran 2016/ 2017 sebagaimana yang terlihat dalam lampiran 17, manajemen PKL dikelola oleh Waka Humas Hubin sebagai ketua, dibantu dua orang staff sebagai sekertaris dan bendahara. Berikut data manajemen PKL SMK Negeri 1 Salatiga untuk tahun pelajaran 2017/ 2018; pembina Haris Wahyudi, S.Pd.,M.Pd., ketua Viktor Haruman, S.P., sekertaris Setyawan Dwijo, S.Pd., dan bendahara Istiningsih, S.Pd. (Sumber data: SK Pembagian Tugas Mengajar dan

Organisasi

SMK

Negeri

Tugas Sampiran Guru Tahun Pelajaran 2016/ 2017 dan 2017/2018).

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dalam pembagian tugas tersebut terjadi pergantian personil yang mengelola PKL, sehingga staff urusan PKL yang saat ini bertugas masih relatif baru dan belum banyak pengalaman di lapangan. SDM pengelola PKL seharusnya dipersiapkan sejak awal sehingga lebih profesional. Kekurangsiapan pengelolaan PKL ini nampak pada cara kerja yang kurang efektif karena masih menggunakan cara konvensional, sehingga seringkali pengurusan PKL tidak sesuai rencana. Sistem pengelolaan PKL yang belum terbentuk di SMK Negeri 1 Salatiga ini semakin menyebabkan munculnya berbagai kendala di lapangan. Saat ini manajemen PKL SMK Negeri 1 Salatiga masih meneruskan sistem lama/ kebiasaan tahun sebelumnya yang cenderung bekerja secara

menggunakan sistem komputerisasi terpadu. Berdasarkan hasil studi dokumentasi sebagaimana yang terlihat dalam lampiran 19 diketahui bahwa sebenarnya manajemen PKL sudah berusaha merevisi pedoman PKL yang lama, yang terakhir kali disusun tahun ajaran 2000/ 2001, namun belum selesai sehingga baru merupakan draft hingga saat ini. Terdapat banyak persamaan dengan pedoman PKL

manual/

belum belum

Berdasarkan hasil studi dokumentasi tentang Juknis PKL di SMK Negeri Salatiga, terdapat program kerja Humas Hubin sebagaimana yang terlihat dalam lampiran 18 dan Program Kerja PKL tahun ajaran 2016/2017 yang ditampilkan dalam lampiran 20. Dalam lampiran 19 tampak bahwa manajemen PKL sudah melibatkan banyak perusahaan/ kantor sebagai Institusi Pasangan tempat siswa praktik, dan setiap tempat mendapatkan porsi jumlah siswa praktik yang berbeda-beda, dengan dibimbing oleh satu guru pembimbing di setiap lokasi PKL. Program kerja tersebut merupakan rancangan Program PKL dari jurusan akuntansi, yang menggambarkan ploting siswa dan guru pembimbing berdasarkan tempat PKL dan waktu pelaksanaan PKL. (Sumber: Program Kerja PKL Humas Hubin 2016, diolah).

Gambar 4 ALUR PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Penyusunan Peta Pengiriman Siswa dan Pembimbing

Praktik Kerja Lapangan (PKL) Selama 1 (satu) Tahun Pelajaran

oleh KKH dikirim ke HUMAS Penyusunan Daftar Nama Siswa Peserta

2 Praktik Kerja Lapangan di DU/DI untuk 1 (satu) Periode PKL

selama 3 (tiga) bulan oleh KKH dikirim ke HUMAS

Pembuatan dan Pengiriman 3 Surat Pemberitahuan Pengiriman

siswa peserta PKL ke DU / DI dari HUMAS kepada Pembimbing

Pengiriman 4 siswa peserta PKL ke DU / DI

oleh Pembimbing

5 Monitoring I

peserta PKL ke DU / DI oleh Pembimbing

6 Monitoring II

peserta PKL ke DU/DI oleh Pembimbing

7 Penarikan

peserta PKL ke DU / DI oleh Pembimbing

8 Penulisan Laporan Oleh peserta PKL 9 Presentasi laporan dan penilaian

(Sumber: Humas Hubin SMK N 1 Salatiga, 2017)

Hasil penelitian di atas menunjukkan berbagai permasalahan yang muncul dalam manajemen PKL antara lain keterlambatan pemberangkatan PKL karena alasan administrasi yang belum siap, monitoring yang tidak tepat sasaran karena kurangnya instrument PKL, evaluasi yang belum pernah dilakukan, dan masih banyak

terjadi karena kekurangsiapan pihak manajemen PKL tersebut. Hal tersebut diungkapkan oleh staff Humas Hubin periode sebelumnya (2016) dalam petikan wawancara sebagai berikut:

“ Masalah dalam Program PKL terlalu banyak, dan terjadi sudah cukup lama. Solusi belum ada, sudah ada pergantian personil pengelolanya.” (Wawancara tanggal 9 Mei 2017)

Hal yang senada diungkapkan oleh sekertaris POKJA PKL periode saat ini (2017), dalam kutipan wawancara sebagai berikut:

“Beberapa hal yang masih menjadi permasalahan dalam Program PKL antara lain kurangnya koordinasi dengan semua pihak yang terlibat dalam Program PKL, pelaksanaan tugas guru pengajar kelas XI dan guru pembimbing PKL yang belum maksimal, sulitnya mencari DUDI yang sesuai kompetensi siswa, kurangnya kepedulian DUDI terhadap kebutuhan siswa saat PKL, dan masih banyak lagi permasalahan PKL. Kami menyadari, semua itu bermuara dari sistem PKL yang belum berjalan dengan baik.” (Wawancara tanggal 9 Mei 2017).

didukung oleh bendahara dalam POKJA PKL mulai tahun pelajaran

Pernyataan

tersebut

juga

2013/2014 sampai

tahun pelajaran 2017/2018, dalam petikan wawancara sebagai berikut:

dengan

“Kurangnya koordinasi yang dilakukan bidang Humas Hubin dengan pihak-pihak yang terlibat dalam Program PKL, menyebabkan timbulnya masalah. Guru pengajar di kelas yang akan diberangkatkan PKL masih banyak yang belum menyiapkan sistem pembelajaran jarak jauh sehingga perencanaan pembelajaran yang dilakukan cenderung kurang tepat sasaran. Pembimbing internal maupun eksternal dalam Program PKL pun belum seluruhnya mengetahui SOP PKL yang seharusnya disosialisasikan sebelum pemberangkatan.” (Wawancara tanggal 10 Mei 2017).

Dari uraian di atas, berdasarkan hasil wawancara, studi dokumentasi, maupun hasil pengamatan diketahui bahwa kesiapan manajemen PKL masih kurang sehingga menimbulkan beberapa permasalahan dalam penyelenggaraan Program PKL di SMK Negeri 1 Salatiga.

4.2.1.3 Kesiapan Guru Pengajar dan Guru Pembimbing PKL

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam Program PKL jurusan akuntansi belum seluruhnya memiliki kesiapan sebelum program PKL dilaksanakan. Sebagai bukti ketimpangan tersebut terlihat dari hasil wawancara dengan Ketua Kompetensi Keahlian (KKH) akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga. Berikut disajikan petikan wawancara dengan KKH akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga:

“Saat siswa kelas XI semester 3 baru masuk sekitar seminggu di kelas, kami pun belum memahami karakter anak, kesiapan kompetensi akuntansi mereka sebelum PKL pun baru sekitar 30 % dari kompetensi kerja yang dipersyaratkan. Kami belum mampu menyediakan modul atau pun tugas yang baik bagi siswa peserta PKL yang akan diberangkatkan. Untuk guru pembimbing PKL di jurusan akuntasi terdapat beberapa orang yang berasal dari guru normatif adaptif ataupun dari jurusan lain yang tidak memahami kompetensi di jurusan akuntansi. Mereka ditunjuk karena faktor pemerataan tugas dan tidak didahului adanya sosialisasi/ pembekalan dari bidang Humas Hubin terhadap guru yang ditugaskan sebagai guru pembimbing PKL.” (Wawancara tanggal 24 Juli 2017).

Memperkuat pendapat di atas, seorang guru SMK Negeri 1 Salatiga yang juga menjadi pembimbing PKL dari jurusan akuntansi menyatakan kesenjangan yang terjadi antara rencana Program PKL dengan realisasi pelaksanaannya yang berlangsung sudah sejak lama namun belum pernah ada evaluasi dari pihak sekolah.

“Saya bukan guru produktif akuntansi namun mendapat tugas untuk membimbing siswa PKL dari jurusan akuntansi sehingga kurang memahami kompetensi yang dipersyaratkan bagi siswa sebelum PKL. Kami belum pernah mendapat sosialisasi/ pembekalan pembimbing sebelum ditugaskan.” (Wawancara tanggal 13 Juni 2017).

Waka Humas Hubin mengemukakan hal yang berbeda, yang menunjukkan adanya mis-komunikasi antara bidang Humas dengan jurusan akuntansi. Hal tersebut diungkapkan dalam wawancara berikut:

“Kami menindaklanjuti laporan jurusan akuntansi yang berupa pembagian tempat PKL bagi siswa yang akan diberangkatkan di setiap gelombang (biasanya 1 kelas) berdasarkan usulan wali kelas masing-masing. Pembagian “Kami menindaklanjuti laporan jurusan akuntansi yang berupa pembagian tempat PKL bagi siswa yang akan diberangkatkan di setiap gelombang (biasanya 1 kelas) berdasarkan usulan wali kelas masing-masing. Pembagian

Berdasarkan studi dokumentasi dari data hasil Ujian Kompetensi Guru (UKG) tahun 2015/2016 sebagaimana yang nampak di lampiran 18, ditemukan bahwa terdapat 4 orang dari 9 orang guru produktif akuntansi yang kurang memenuhi standar nilai UKG yang dipersyaratkan yaitu minimal 5,5. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 40% guru pengajar jurusan akuntansi masih belum kompeten. (Sumber: bidang Manajemen Mutu SMK Negeri 1 Salatiga, 2016/2017).

Hal tersebut juga tampak dari hasil pengamatan peneliti yang masih melihat beberapa guru akuntansi yang cenderung enggan untuk mengikuti pelatihan baik yang diselenggarakan pemerintah maupun pihak sekolah, terutama guru-guru yang sudah mendekati masa pensiun ataupun karena kesibukan tugas yang lain. Beberapa guru sudah meningkatkan kompetensi Hal tersebut juga tampak dari hasil pengamatan peneliti yang masih melihat beberapa guru akuntansi yang cenderung enggan untuk mengikuti pelatihan baik yang diselenggarakan pemerintah maupun pihak sekolah, terutama guru-guru yang sudah mendekati masa pensiun ataupun karena kesibukan tugas yang lain. Beberapa guru sudah meningkatkan kompetensi

Dari uraian di atas, berdasarkan hasil wawancara, studi dokumentasi maupun hasil pengamatan diketahui bahwa terdapat kesimpang siuran informasi mengenai penyiapan guru pengajar dan guru pembimbing PKL, sehingga masing-masing pihak yaitu pihak jurusan akuntansi maupun bidang Humas Hubin merasa tidak bertanggung jawab terhadap pembekalan untuk guru. Masing-masing pihak bekerja sesuai dengan persepsi masing-masing, tanpa ada standar yang jelas dalam pelaksanaan tugas.

4.2.1.4 Kesiapan Pihak Institusi Pasangan (DUDI)

Untuk meningkatkan kompetensi siswa, Program Keahlian

dengan Dunia Usaha/Dunia Industri (DUDI) yang memiliki bidang kerja yang sejalur dengan bidang akuntansi atau keuangan. Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa masih banyak industri yang bersedia menerima siswa PKL dari jurusan akuntansi, baik di daerah Salatiga maupun luar Salatiga. Industri/ kantor yang menjadi mitra jurusan akuntansi dalam Program PKL tersebut dapat dikategorikan sebagai lembaga/ perusahaan yang

Akuntansi

bermitra bermitra

Berdasarkan data dokumentasi dari bidang Humas SMK Negeri 1 Salatiga sebagaimana yang tampak dalam lampiran 20, terdapat 18 DUDI/ perusahaan yang menjadi mitra jurusan akuntansi dalam penempatan siswa PKL. DUDI tersebut memiliki reputasi baik di masyarakat, dan masuk kategori perusahaan daerah, perusahaan nasional bahkan multinasional seperti Coca Cola Amatil. (Sumber: Program Kerja PKL Humas Hubin 2017, diolah).

DUDI bertanggungjawab membina kompetensi siswa selama masa PKL. Namun masih ada beberapa DUDI yang belum mampu memberikan tempat magang yang sesuai dengan bidang akuntansi karena faktor resiko kerja bidang keuangan, keterbatasan bidang kerja yang boleh dimasuki siswa PKL dan keterbatasan daya tampung siswa di bagian-bagian tertentu. Hal ini diungkapkan dalam wawancara dengan Kabag Umum dan Kepegawaian dari STIE AMA Salatiga sebagai salah satu Institusi Pasangan Program PKL jurusan akuntansi, dalam petikan wawancara berikut:

“ Kami menjalin kerjasama dengan SMK Negeri 1 Salatiga dalam penempatan siswa PKL jurusan akuntansi sudah lama, sehingga kami hanya mengikuti kebiasaan tahun lalu dalam sistem penerimaan PKL di kantor kami. Kami berupaya menempatkan siswa sesuai kompetensinya. Namun keterbatasan tempat dan pekerjaan sehingga tidak semua siswa akuntansi yang PKL di tempat kami, dapat ditempatkan di bidang akuntansi.” (Wawancara tanggal 21 Juli 2017).

Hal yang sama dikemukakan oleh kepala bagian PAC (Public Affair Communication Executive) Coca Cola Amatil Indonesia yang merupakan perusahaan multinasional yang berada di daerah Ungaran (luar Salatiga) yang terangkum dalam hasil wawancara berikut:

“Kami menerima permohonan magang/ PKL dari beberapa pihak/ instansi termasuk dari SMK Negeri 1 Salatiga. Kami merupakan

pusat perusahaan multinasional PT. Coca Cola Amatil Indonesia yang bertempat di Ungaran, sehingga semua prosedur yang kami jalankan harus mengacu pada peraturan kantor pusat. Termasuk prosedur penerimaan PKL/magang sudah diatur dalam sistem administrasi bagian PAC (Public Affair Communication) PT Coca Cola Amatil Indonesia. Sehingga kami lebih siap melayani masyarakat dalam rangka pelayanan dunia pendidikan karena sudah ada SOP (Standar Operasional Prosedur) yang jelas.” (Wawancara tanggal 13 Juli 2017).

perwakilan

kantor

Senada dengan hasil wawancara di atas, dalam wawancara dengan bagian personalia PT. POS Indonesia juga dikemukan bahwa penempatan siswa PKL dari jurusan akuntansi tidak mutlak harus di bidang akuntansi, karena prinsip PKL tidak hanya Senada dengan hasil wawancara di atas, dalam wawancara dengan bagian personalia PT. POS Indonesia juga dikemukan bahwa penempatan siswa PKL dari jurusan akuntansi tidak mutlak harus di bidang akuntansi, karena prinsip PKL tidak hanya

Berdasarkan hasil wawancara, studi dokumentasi maupun hasil pengamatan, diketahui bahwa pihak industri sebagian besar sudah menggunakan prosedur kerja yang lebih jelas dalam penerimaan siswa PKL, karena budaya kerja industri selalu berusaha mengikuti perkembangan jaman sehingga lebih siap menghadapi perubahan agar tidak tertinggal.

4.2.1.5 Kesiapan Sarana Prasarana

Sarana pendidikan di SMK Negeri 1 Salatiga sudah cukup memadai. Namun demikian, berdasarkan hasil pengamatan peneliti masih nampak kekurangan jumlah ruangan terkait jurusan akuntansi yaitu ruang guru produktif akuntansi/ ruang insrtuktur (yang saat ini masih digabung dengan guru jurusan pemasaran), ruang praktik manual akuntansi dan ruang laboratorium komputer akuntansi. Ruang praktik akuntansi manual saat ini masih menggunakan ruang teori kelas. Fasilitas pembelajaran khususnya praktik jurusan akuntansi masih menunjukkan adanya kekurangan ruang praktik komputer akuntansi, yaitu ruangan yang ada hanya satu yang berukuran 9 m x 10 m untuk menampung siswa sebanyak 40 sehingga sangat sempit. Di samping itu sarana umum seperti Sarana pendidikan di SMK Negeri 1 Salatiga sudah cukup memadai. Namun demikian, berdasarkan hasil pengamatan peneliti masih nampak kekurangan jumlah ruangan terkait jurusan akuntansi yaitu ruang guru produktif akuntansi/ ruang insrtuktur (yang saat ini masih digabung dengan guru jurusan pemasaran), ruang praktik manual akuntansi dan ruang laboratorium komputer akuntansi. Ruang praktik akuntansi manual saat ini masih menggunakan ruang teori kelas. Fasilitas pembelajaran khususnya praktik jurusan akuntansi masih menunjukkan adanya kekurangan ruang praktik komputer akuntansi, yaitu ruangan yang ada hanya satu yang berukuran 9 m x 10 m untuk menampung siswa sebanyak 40 sehingga sangat sempit. Di samping itu sarana umum seperti

Gambar 5. Fasilitas Ruang Praktik Komputer Akuntansi Berikut disajikan petikan wawancara dengan

Kepala SMK Negeri 1 Salatiga:

“Ternyata

1 masih membutuhkan pembangunan fisik seperti pembangunan laboratorium akuntansi untuk praktik manual, laboratorium komputer akuntansi yang hanya punya 1, padahal jika mengacu pada peraturan pemerintah kita butuh minimal 2, mengingat jumlah siswa jurusan

SMK

Negeri

akuntansi yang banyak.”

Wawancara tanggal 10 Juni 2017. Waka Sarpras mengemukakan hal yang sama

dalam wawancara sebagai berikut:

“Pada saat akreditasi di tahun 2016 kemarin, kelemahan kita saat penilaian di jurusan akuntansi antara lain tidak tersedianya ruang praktek manual akuntansi maupun kurangnya

komputer akuntansi.” Wawancara tanggal 12 Juni 2017.

ruang

praktek

Hal ini sejalan dengan hasil wawancara dengan Kepala Laboratorium Akuntansi berikut:

“ Laboratorium komputer akuntansi baru ada satu untuk praktek sekitar 324 siswa dari kelas X, XI dan XII. Peralatan yang ada di laboratorium akuntansi pun masih perlu ditambah antara lain printer, beberapa set komputer dan rak

buku praktek.” (Wawancara tanggal 17 Juli 2017).

Berdasarkan hasil studi dokumentasi, kondisi ideal sesuai lampiran Permendiknas, Nomor 40 Tahun 2008 Tanggal 31 Juli 2008 tentang Standar Sarana Dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) sebagai berikut:

Ruang Praktik Program Keahlian Akuntansi: a. Ruang praktik Program Keahlian Akuntansi berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran: pembukuan dan siklus akuntansi secara manual dan komputerisasi.

b. Luas minimum ruang praktik Program Keahlian Akuntansi adalah 176 m² untuk menampung 32 peserta didik yang meliputi: ruang praktik akuntansi dasar 64 m², ruang praktik akuntansi lanjut 32 m², ruang praktik unit usaha 32 m², ruang penyimpanan dan instruktur 48 m².

c. Ruang praktik Program Keahlian Akuntansi dilengkapi prasarana. (Lampiran Permendiknas, Nomor 40 Tahun 2008: 133).

Hal tersebut merupakan dasar penyiapan fasilitas belajar praktik akuntansi, yang lebih rinci diatur seperti terlihat dalam tabel 4.

Tabel 4

Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana Ruang Praktik Program Keahlian Akuntansi

No. Jenis

Deskripsi 1 Ruang

Rasio

Kapasitas untuk 16 akuntansi dasar

praktik 4m²/peserta

didik

peserta didik. Luasminimum

64 m². Lebar minimum 8 m.

2 Ruang

Kapasitas untuk 8 akuntansi lanjut

praktik 4m²/peserta

didik

peserta didik. Luasminimum

32 m². Lebar minimum 4 m.

3 Ruang

Kapasitas untuk 8 unit usaha

praktik 4m²/peserta

didik

peserta didik. Luasminimum

32 m². Lebar minimum 4 m.

4 Ruang

Luasminimum 48 penyimpanan

4m²/peserta

m². dan instruktur

didik

Lebar minimum 6 m.

(Sumber: lampiran Permendiknas, Nomor 40 Tahun 2008 Tanggal 31 Juli 2008: tentang Standar Sarana Dan Prasarana Sekolah SMK/MAK : 134).

Berdasar hasil penelitian, diketahui bahwa prasarana ruang praktik komputer akuntansi di SMK Negeri 1 Salatiga hanya 1 ruang dengan luas 90m² kapasitas untuk 40 peserta didik, dengan rasio 2 m²/ peserta didik, sehingga hal ini menunjukkan belum sesuai dengan standar yang diharapkan yakni 64 m² untuk 16 peserta didik dengan rasio 4 m²/ peserta didik. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap kegiatan praktik akuntansi yang belum bisa dilaksanakan dengan nyaman dan efektif.

Sebagaimana yang tercantum dalam lampiran Permendiknas, Nomor 40 Tahun 2008 Tanggal 31 Juli

2008: tentang Standar Sarana Dan Prasarana Sekolah SMK/ MAK, ruang praktik program keahlian akuntansi seharusnya dilengkapi pula sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 5.

Tabel 5

Standar Sarana pada Ruang Praktik Akuntansi Dasar

No Jenis

Deskripsi 1 Perabot

Rasio

1 set/ ruang

1.1 Meja kerja Untuk minimum 8 1.2 Kursi kerja/stool

peserta didik pada 1.3 Lemari simpan alat

pekerjaan dan bahan

pembukuan, dan siklus

akuntansi manual,

serta komputerisasi

2 Peralatan

1 set/ ruang

2.1 Peralatan

Untuk minimum 8 pekerjaan

untuk

peserta didik pada akuntansi dasar.

pekerjaan pembukuan,

dan siklus

akuntansi manual,

serta komputerisasi 3 Media pendidikan

1 buah/

3.1 Papan tulis

Untuk mendukung buah/ruang untuk

1 ruang

minimum 8 peserta mendukung

didik pada minimum 8

pelaksanaan peserta didik pada

kegiatan belajar pelaksanaan

mengajar yang bersifat teoritis 4 Perlengkapan lain

4.1 Kotak kontak Minimum 2 Untuk mendukung Minimum 2

buah/ ruang

operasionalisasi peralatan

yang memerlukan

daya listrik

4.2 Tempat sampah Minimum 1 Minimum 1

buah/ ruang

buah/ruang.

(Sumber: lampiran Permendiknas, Nomor 40 Tahun 2008 Tanggal 31 Juli 2008: tentang Standar Sarana Dan Prasarana Sekolah SMK/MAK : 137).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan sarana prasarana jurusan akuntansi dalam penyiapan Program PKL masih kurang karena keterbatasan dana sehingga pembangunan prasarana dan sarana praktik masih menjadi agenda sekolah di tahun depan.

4.2.1.6 Kesiapan Anggaran

Berdasarkan hasil pengamatan nampak bahwa kewenangan penetapan anggaran untuk Program PKL diberikan oleh sekolah kepada bidang Humas Hubin sebagai bagian dari mata anggaran untuk bidang Humas Hubin secara keseluruhan. Acuan yang digunakan bidang Humas Hubin dalam menyusun anggaran untuk PKL adalah RKAS yang sudah diputuskan, yang penyusunannya dilakukan setiap tahun.

Menurut dua staff Humas Hubin yaitu bendahara dan sekertaris POKJA PKL, anggaran PKL sudah disiapkan sebelum awal tahun ajaran baru karena kegiatan PKL sudah harus dimulai pada awal semester Menurut dua staff Humas Hubin yaitu bendahara dan sekertaris POKJA PKL, anggaran PKL sudah disiapkan sebelum awal tahun ajaran baru karena kegiatan PKL sudah harus dimulai pada awal semester

10 Mei 2017). Hal yang sama dikemukakan oleh Waka Humas Hubin dalam petikan wawancara sebagai berikut:

“ Kami sudah harus menyiapkan pembiayaan untuk urusan PKL sebelum siswa masuk di awal tahun ajaran baru karena pemberangkatan PKL akan dimulai pada awal semester 3 dan berakhir pada awal semester 5. Anggaran untuk PKL menjadi bagian dari total anggaran untuk bidang Humas Hubin, sehingga pengelolaannya menjadi satu di bagian administrasi & keuangan Humas Hubin yang dilakukan oleh bendahara Humas Hubin. Rencana anggaran Program PKL tahun ajaran 2017/2018 ini antara lain untuk kegiatan lobi ke DUDI, pengantaran, monitoring, penjemputan siswa PKL dan administrasi urusan PKL.” (Wawancara tanggal 21 juni 2017).

Selain itu berdasarkan studi dokumentasi dari data bidang Humas Hubin dapat diketahui bahwa rencana anggaran bidang Humas Hubin khusus untuk kegiatan PKL jurusan akuntansi antara lain digunakan untuk kegiatan dengan rincian sebagai berikut:

1. Lobi ke DUDI (dalam 1tahun)

3 gelombang = 54 lokasi x Rp 50.000,-

2. Pengantaran = 54 lokasi x Rp 50.000,-

3. Monitoring = 54 lokasi x Rp 50.000,-

4. Penjemputan siswa = 54 lokasi x Rp 50.000,-

5. Administrasi PKL untuk ATK, cindera mata dan pengelola kegiatan sebesar Rp 7.500.000,-. (Sumber data: Waka Humas Hubin, 2017).

Berdasarkan hasil pengamatan, hasil wawancara studi dokumentasi menunjukkan bahwa anggaran untuk Program PKL sudah disiapkan sejak awal sebelum pemberangkatan PKL siswa gelombang 1 yang dimulai di bulan Juli.

4.2.1.7 Kongruensi (Kesesuaian) dan Ketergantungan (Kontingensi) antar sub komponen masukan (antecedens)

Dalam satu tahun pelajaran terdapat 3 gelombang pemberangkatan

dilaksanakan secara berkelanjutan mulai dari gelombang 1 dari kelas XI akuntansi 1 selama 3 bulan dari bulan Agustus- Oktober. Dilanjutkan gelombang II dari kelas XI akuntansi 2 selama 3 bulan dari bulan Nopember- Januari, dan terakhir gelombang III dari kelas XI akuntansi 3 selama 3 bulan dari bulan Februari – April. Jadwal pemberangkatan PKL yang dibuat oleh manajemen PKL (POKJA PKL) dari tahun ke tahun tidak sama, disesuaikan dengan kebijakan/ kondisi sekolah dan industri. Tahun 2017 ini dilaksanakan lebih awal dari tahun kemarin sehingga mengakibatkan kesiapan dari semua pihak yang terlibat dalam Program PKL pun relatif kurang. Kekurangsiapan dari peserta didik peserta PKL, manajemen PKL, guru pengajar dan

yang

guru pembimbing, bagian kurikulum, bagian sarana prasarana dan anggaran ditunjukkan dengan adanya kesenjangan dalam komponen masukan tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan perencanaan sistem block selama 3 bulan dalam pelaksanaan PKL sebenarnya sudah sesuai dengan pedoman penilaian pada SMK yang tertulis sebagai berikut:

Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014 menyatakan bahwa PKL dapat dilaksanakan menggunakan sistem blok selama setengah semester (sekitar 3 bulan) atau dapat pula dengan menggunakan sistem semi blok selama 1 (satu) semester yakni melaksanakan PKL dengan komposisi 3 hari melaksanakan PKL pada mitra DU/DI dan 3 hari melaksanakan pembelajaran di sekolah setiap minggunya. Untuk memenuhi pemerataan jumlah jam di Institusi Pasangan/Industri yang memiliki jam kerja kurang dari 6 hari per minggu maka sekolah perlu mengatur sirkulasi/perputaran kelompok peserta PKL. (Kemdikbud, 2015: 45).

Kesenjangan yang nampak di bagian kurikulum, antara lain belum tertatanya sistem pembelajaran jarak jauh bagi siswa PKL yang seharusnya sudah disiapkan sebelum tahun ajaran dimulai. Sistem pembelajaran selama PKL masih belum sesuai ketentuan yang ada sebagaimana yang terlihat dalam pedoman penilaian pada SMK sebagai berikut:

Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran kelompok wajib A dan B pada periode tersebut dapat dilakukan di satuan pendidikan dan/atau industri (terintegrasi dengan Praktik Kerja Lapangan). Jika pembelajaran mata pelajaran kelompok A dan B tidak terintegrasi dalam kegiatan PKL maka pembelajaran mata pelajaran kelompok A dan B tersebut dilakukan di satuan pendidikan (setelah peserta Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran kelompok wajib A dan B pada periode tersebut dapat dilakukan di satuan pendidikan dan/atau industri (terintegrasi dengan Praktik Kerja Lapangan). Jika pembelajaran mata pelajaran kelompok A dan B tidak terintegrasi dalam kegiatan PKL maka pembelajaran mata pelajaran kelompok A dan B tersebut dilakukan di satuan pendidikan (setelah peserta

PKL di Institusi pasangan/industri) dengan jumlah jam setara dengan jumlah jam satu semester. (Kemdikbud, 2015: 45-46).

dari

kegiatan

Kesenjangan di bagian sarana prasarana nampak di ketersediaan fasilitas pembelajaran yakni kurangnya fasilitas ruang praktik manual akuntansi dan ruang praktik komputer akuntansi, kurangnya fasilitas kamar mandi, dan kurangnya peralatan-peralatan pendukung praktik seperti lemari untuk buku praktik, papan informasi, rambu-rambu dan peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang seharusnya terdapat di tempat praktik.

Kesenjangan di bidang anggaran nampak pada belum adannya penganggaran khusus PKL yang masih tergabung dalam anggaran Humas Hubin keseluruhan.

Kesenjangan di peserta didik peserta PKL antara lain kekurangsiapan saat pemberangkatan PKL khususnya gelombang I dan II, baik dari kesiapan skill (kompetensi akuntansi) maupun attitude yang dibutuhkan saat bekerja.

Kesenjangan di bagian Humas Hubin nampak di pengelolaan manajemen PKL yang masih semrawut, belum adanya sistem manajemen PKL yang baik. Sistem pengelolaan PKL yang belum terbentuk di SMK Negeri 1 Salatiga ini semakin menyebabkan munculnya berbagai kendala di lapangan. Saat ini manajemen PKL SMK Negeri 1 Salatiga masih meneruskan sistem lama/ Kesenjangan di bagian Humas Hubin nampak di pengelolaan manajemen PKL yang masih semrawut, belum adanya sistem manajemen PKL yang baik. Sistem pengelolaan PKL yang belum terbentuk di SMK Negeri 1 Salatiga ini semakin menyebabkan munculnya berbagai kendala di lapangan. Saat ini manajemen PKL SMK Negeri 1 Salatiga masih meneruskan sistem lama/

menggunakan sistem komputerisasi terpadu. Hal ini semakin menimbulkan berbagai permasalahan antara lain keterlambatan pemberangkatan PKL karena alasan administrasi yang belum siap, monitoring yang tidak tepat sasaran karena kurangnya instrument PKL, evaluasi yang belum pernah dilakukan, dan masih banyak masalah lain yang terjadi karena kekurangsiapan pihak manajemen PKL tersebut.

manual/

belum

Kesenjangan-kesenjangan ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain; 1)kesiapan manajemen PKL masih kurang, perencanaan program belum matang, jadwal pemberangkatan PKL gelombang I terlalu awal (di minggu awal tahun pelajaran baru) sehingga menyebabkan kekurangkesiapan siswa dalam hal skill dan attitude kerja, 2) kurangnya sosialisasi kepada siswa dan orang tua wali murid tentang Program PKL menyebabkan siswa kurang memahami program yang akan mereka ikuti sehingga mengakibatkan banyak siswa yang belum tahu tentang tujuan PKL, apa yang mereka cari dan apa yang harus mereka lakukan, 3) kurangnya pembekalan skill dari guru pengajar dan kurangnya kesadaran dan kemampuan guru untuk menyiapkan materi pembelajaran jarak jauh sehingga siswa belum memiliki bekal yang cukup saat PKL, 4) Kesenjangan-kesenjangan ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain; 1)kesiapan manajemen PKL masih kurang, perencanaan program belum matang, jadwal pemberangkatan PKL gelombang I terlalu awal (di minggu awal tahun pelajaran baru) sehingga menyebabkan kekurangkesiapan siswa dalam hal skill dan attitude kerja, 2) kurangnya sosialisasi kepada siswa dan orang tua wali murid tentang Program PKL menyebabkan siswa kurang memahami program yang akan mereka ikuti sehingga mengakibatkan banyak siswa yang belum tahu tentang tujuan PKL, apa yang mereka cari dan apa yang harus mereka lakukan, 3) kurangnya pembekalan skill dari guru pengajar dan kurangnya kesadaran dan kemampuan guru untuk menyiapkan materi pembelajaran jarak jauh sehingga siswa belum memiliki bekal yang cukup saat PKL, 4)

Kesenjangan-kesenjangan tersebut menunjukkan adanya ketergantungan (kontingensi) dan kesesuaian (kongruensi)

antar sub-komponen antecedens (masukan) sehingga kekurangsiapan masing-masing sub-komponen mempengaruhi sub-komponen yang lainnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa upaya mengatasi kesenjangan dalam komponen masukan haruslah dilakukan secara menyeluruh, terpadu sehingga tepat sasaran.

4.2.1.8 Matrik Deskripsi Komponen Masukan (Antecedens)

Deskripsi komponen masukan (antecedents) sebagaimana yang nampak dalam tabel matrik deskripsi komponen masukan dalam lampiran 21 menunjukkan adanya maksud program berdasarkan rencana

perbandingannya berdasarkan hasil pengamatan yang berupa gambaran

awal

program

dan dan

4.2.1.9 Matrik Pertimbangan Komponen Masukan (Antecedens)

Pertimbangan yang berupa penilaian terhadap komponen masukan berdasarkan standar relatif yaitu Juknis Program PKL dari pemerintah dan standar absolut yaitu SOP PKL SMK Negeri 1 Salatiga, sebagaimana hasil penelitian yang berupa tabel matrik pertimbangan yang nampak dalam lampiran 22, menunjukkan

penilaian terhadap penyelenggaraan Program PKL jurusan akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga berdasarkan standar relatif dan absolut

adanya

dengan mempertimbangkan hubungan ketergantungan dan kesesuaian antar sub-komponen masukan yaitu: kesiapan peserta didik, kesiapan manajemen PKL, kesiapan bidang kurikulum, kesiapan guru pengajar, kesiapan guru pembimbing, kesiapan DUDI, kesiapan sarana prasarana, kesiapan anggaran.

4.2.2 Transactions ( Proses) Program PKL

Program PKL memberikan gambaran tentang hal-hal yang terkait pelaksanaan program dari awal hingga akhir program dijalankan. Sub-sub komponen yang menjadi fokus dalam mengevaluasi pelaksanaan Program PKL terdiri dari; a) kinerja siswa peserta PKL, b) kinerja guru pengajar dan guru pembimbing PKL c) kinerja manajemen PKL, d) peran pembimbing di industri, e) hambatan-hambatan dalam pelaksanaan PKL, f) upaya mengatasi permasalahan dalam pelaksanaan PKL. Sub- sub komponen tersebut dievaluasi dengan cara menganalisis transaksi/ proses pelaksanaan Program PKL untuk melihat ketergantungan (kontingensi) dan kesesuaian

Evaluasi transaksi

(proses)

sub-komponen, berdasarkan kesenjangan yang terjadi dalam komponen transaksi/ proses pelaksanaan PKL yang kemudian dipetakan dalam matrik deskriptif dan matrik pertimbangan.

(kongruensi)

antar

Gambaran hasil penelitian evaluasi komponen transaksi (proses) Program PKL dapat diuraikan sebagai berikut:

4.2.2.1 Kinerja Peserta Didik Peserta PKL

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, siswa peserta PKL jurusan akuntansi rata-rata memiliki sikap yang baik, sopan dan bertanggung jawab dalam Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, siswa peserta PKL jurusan akuntansi rata-rata memiliki sikap yang baik, sopan dan bertanggung jawab dalam

Untuk beberapa siswa dalam kasus tertentu menggambarkan attitude siswa yang masih rendah dalam bekerja, kedisiplinan yang masih kurang dari siswa, kurangnya kreatifitas dalam mengatasi permasalahan di DUDI, kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang masih lambat, kemampuan berkomunikasi bisnis yang masih kurang, dan kemampuan mengasah kompetensi akuntansi dan menggali ilmu akuntansi dari industri untuk dapat di bawa ke sekolah saat kembali dari PKL.

Berikut hasil wawancara dengan beberapa orang siswa yang PKL di PT. Charoen Pokphan Indonesia:

“Sebelumnya kami belum memiliki gambaran tentang tempat praktik yang menjadi tempat PKL bagi kami. Ternyata kami tidak semuanya mendapat tugas di bagian akuntansi/ keuangan. Beberapa diantara kami ditempatkan di customer servise/ pelayanan, di bagian administrasi juga ada. Tugas kami yang berkaitan dengan jurusan akuntansi rata-rata hanya melakukan pekerjaan merekap bukti transaksi dan menginput data barang ke dalam komputer. Selain itu kami dimintai tolong untuk membantu pekerjaan administrasi seperti memfotokopi, mengarsip surat, menerima telepon, dan beberapa tugas lain yang di luar jurusan akuntansi.” ( Wawancara tanggal 8 Juni 2017).

Hal senada juga diungkapkan oleh beberapa siswa yang PKL di PT Coca Cola Amatil Indonesia dalam hasil wawancara berikut ini:

“Di PT Coca Cola kami ditempatkan di bagian General Affair, di bagian maintenance engineering dan di gudang spare part. Tugas kami tidak semuanya mengerjakan pekerjaan akuntansi, tergantung tugas yang diberikan. Jika dihitung dari waktu kerja dalam sehari, waktu untuk bekerja hanya sekitar 3 jam, lainnya hanya ngobrol. Ada teman kami yang pernah ditegur oleh pembimbing industri karena kurang pas saat bersikap menerima tamu perusahaan dan teman lain ditegur karena kurang pas saat membantu menerima telepon.” ( Wawancara tanggal 13 Juni 2017).

Sebagian besar data diperoleh lewat hasil pengamatan

dengan banyak responden, sedangkan teknik dokumentasi meskipun sudah diupayakan peneliti, belum dapat mendukung oleh karena sistem administrasi terkait kinerja siswa selama praktik dalam Program PKL tidak dilaksanakan oleh pembimbing industri maupun guru pembimbing sehingga tidak terdokumentasikan dengan baik.

dan

wawancara

Gambar 6: Wawancara dengan Responden Siswa

Jadi, berdasarkan hasil penelitian dapat kita ketahui, bahwa kinerja siswa peserta PKL jurusan akuntansi rata-rata masih menunggu instruksi dari atasan atau pembimbing industri, kurang kreatif sehingga pekerjaan yang mereka lakukan masih sangat standar.

4.2.2.2 Kinerja Guru Pengajar dan Guru Pembimbing PKL

Berdasarkan hasil pengamatan, pelaksanaan tugas mengajar sebelum siswa diberangkatkan PKL hanya sekitar seminggu sehingga guru pengajar belum seluruhnya memahami karakter siswa, dan baru sedikit materi pelajaran yang diajarkan. Kondisi ini terjadi hampir pada semua guru di kelas XI gelombang I yang dijadwal berangkat pertama di awal semerter 3. Rata- rata para guru belum menyusun materi pembelajaran khusus bagi siswa yang akan PKL. Tugas yang diberikan guru terkesan kurang terprogram.

Kekurangsiapan dari sebagian besar guru pengajar tersebut terangkum dalam hasil wawancara dengan beberapa guru mapel kelas XI di jurusan akuntansi berikut:

“ Kami baru masuk di kelas XI akuntansi 1 sekitar seminggu yang lau, kami baru memberikan gambaran mata pelajaran seperti silabus, pedoman penilaian, KKM, dan baru sedikit materi yang kami berikan. Tugas untuk siswa PKL kami berikan secara bertahap, seperti tugas untuk kelas yang lain. Kami belum memiliki instrument pembelajaran jarak jauh. Dan dari kurikulum pun belum pernah mengharuskan kami “ Kami baru masuk di kelas XI akuntansi 1 sekitar seminggu yang lau, kami baru memberikan gambaran mata pelajaran seperti silabus, pedoman penilaian, KKM, dan baru sedikit materi yang kami berikan. Tugas untuk siswa PKL kami berikan secara bertahap, seperti tugas untuk kelas yang lain. Kami belum memiliki instrument pembelajaran jarak jauh. Dan dari kurikulum pun belum pernah mengharuskan kami

Berdasarkan hasil dokumentasi, peneliti tidak menemukan laporan dari bagian kurikulum tentang administrasi pembelajaran dari para guru pengajar, karena

mereka belum mengumpulkan. Materi khusus untuk siswa yang akan berangkat PKL pun belum pernah dilaporkan oleh guru ke bagian kurikulum, sehingga data di bagian kurikulum hanya berupa kumpulan file dari administrasi guru tahun pelajaran lalu, sedangkan untuk tahun ajaran 2017/ 2018 belum terkumpul.

Gambar 7. Wawancara dengan Responden Guru Pengajar dan Guru Pembimbing

Berikut hal-hal yang menjadi catatan dalam proses pembelajaran selama PKL dalam petikan wawancara dengan KKH Akuntansi:

“Beberapa hal yang menjadi catatan dalam pelaksanaan PKL antara lain: (1) sebagian besar guru produktif akuntansi belum mengumpulkan administrasi pembelajaran di awal tahun pelajaran karena masih proses penyusunan, (2)pembelajaran jarak jauh untuk siswa PKL belum dirancang dengan baik, (3) kepedulian guru mata pelajaran “Beberapa hal yang menjadi catatan dalam pelaksanaan PKL antara lain: (1) sebagian besar guru produktif akuntansi belum mengumpulkan administrasi pembelajaran di awal tahun pelajaran karena masih proses penyusunan, (2)pembelajaran jarak jauh untuk siswa PKL belum dirancang dengan baik, (3) kepedulian guru mata pelajaran

Dokumen yang terkait

EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN SOFT SKILLS PADA PENYIAPAN PESERTA DIDIK PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK NEGERI 2 SALATIGA DALAM MEMASUKI DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan untuk

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Luaran Perilaku Berbagi-Pengetahuan pada Insan Intelektual: Studi pada Dosen PTS di Wilayah Kopertis 6

0 1 23

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN MODEL PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Luaran Perilaku Berbagi-Pengetahuan pada Insan Intelektual: Studi pada Dosen PTS di Wilayah Kopertis 6

0 1 64

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Luaran Perilaku Berbagi-Pengetahuan pada Insan Intelektual: Studi pada Dosen PTS di Wilayah Kopertis 6

0 0 20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Luaran Perilaku Berbagi-Pengetahuan pada Insan Intelektual: Studi pada Dosen PTS di Wilayah Kopertis 6

0 0 74

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Luaran Perilaku Berbagi-Pengetahuan pada Insan Intelektual: Studi pada Dosen PTS di Wilayah Kopertis 6

0 0 32

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Luaran Perilaku Berbagi-Pengetahuan pada Insan Intelektual: Studi pada Dosen PTS di Wilayah Kopertis 6

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) Berdasarkan Stake Countenance Model Jurusan Akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga

0 0 10

BAB II LANDASAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) Berdasarkan Stake Countenance Model Jurusan Akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga

0 0 36

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) Berdasarkan Stake Countenance Model Jurusan Akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga

0 0 10