BAB I PENDAHULUAN - Pengalokasian Pesanan Bahan Baku Yang Optimum Pada Pt. Gold Coin Indonesia Dengan Metode Analytic Network Process (Anp) Dan Goal Programming

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

   Era globalisasi menyebabkan banyak perusahaan harus menghadapi

  kompetisi yang ketat di dalam industri. Dalam menghadapi kompetisi tersebut, perusahaan harus senantiasa mengoptimalkan setiap kegiatan yang dilakukan, yang diawali dari kegiatan pengadaan bahan baku, proses transformasi menjadi barang setengah jadi atau barang jadi (kegiatan produksi), dan proses pendistribusiannya oleh distributor ke tangan konsumen.

  Proses pengadaan bahan baku merupakan proses vital pada perusahaan yang menjamin kelancaran proses produksi. Pengadaan bahan baku oleh pemasok (supplier) dilakukan oleh bagian pembelian (purchasing). Pada bagian inilah, pengeluaran untuk pembelian bahan baku dan kebutuhan lainnya pada perusahaan manufaktur dilakukan dan besarnya dapat mencapai 50%-80% dari seluruh

  

  anggaran perusahaan. Pemborosan dan ketidaktelitian dalam melakukan pembelian bahan baku dan bahan lainnya, akan sangat mempengaruhi kinerja perusahaan yang bersangkutan.

  PT. Gold Coin Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang produksi pakan ternak. Perusahaan ini menghasilkan berbagai jenis pakan 1 yakni pakan ternak ayam, itik, babi, dan lembu yang diproduksi dalam bentuk

  Richardus Eko Indrajit. (2005). Strategi Manajemen Pembelian dan Supply Chain Pendekatan

  

mash , pellet, atau crumble. Seiring dengan permintaan pelanggan yang semakin

  meningkat, perusahaan ini menjalin kerjasama dengan berbagai supplier untuk memenuhi pasokan bahan baku yang dibutuhkan. Tabel 1.1. menunjukkan daftar beberapa bahan baku yang digunakan pada PT. Gold Coin Indonesia beserta supplier -nya.

Tabel 1.1. Daftar Supplier Bahan Baku PT. Gold Coin Indonesia No Bahan Baku Supplier Impor/ Lokal

  PT.Central Rezeki Agrindotama Lokal

  (PT. CRA)

  1 Jagung Kuning PT.Serba Guna (PT. SG) Lokal PT.Agrim Indutries (PT. AI) Lokal

  2 Soya Bean Meal PT.FKS Multi Agro Impor

  3 Corn Gluten Meal PT.FKS Multi Agro Impor

  4 Guar Meal PT.FKS Multi Agro Impor

  5 Rapeseed Meal PT.FKS Multi Agro Impor Aphan Lokal

  6 Dedak Padi Arifin Lokal BP (Berangkat Perangin Angin) Lokal

   Sumber: Bagian Purchasing PT. Gold Coin Indonesia

  Pada Tabel 1.1. di atas dapat dilihat bahwa dalam memenuhi jumlah pasokan bahan baku khususnya jagung kuning dan dedak padi, PT. Gold Coin Indonesia menjalin kerjasama dengan banyak supplier (multi supplier). Untuk seluruh bahan baku yang diimpor, perusahaan bekerja sama dengan PT. FKS Multi Agro (single supplier). Penggunaan sistem multi supplier perlu dilakukan untuk menjamin ketersediaan pasokan bahan baku pada PT. Gold Coin Indonesia.

  Pada pemasok bahan baku dengan sistem multi supplier, pemilihan pemasok yang berdasarkan penawaran harga yang rendah tentu sudah tidak relevan lagi karena dapat mengabaikan kriteria-kriteria penting lainnya. Kriteria yang umumnya digunakan dalam penilaian kinerja supplier diantaranya kriteria kualitas, pengiriman (ketepatan waktu dan jumlah pengiriman), serta kebijakan klaim dan jaminan. Akan tetapi pada sistem ini, juga mengakibatkan adanya perbedaan kinerja dari tiap supplier berdasarkan beberapa kriteria di atas.

  Kinerja supplier yang dimaksud disini merupakan performansi dari setiap

  

supplier dalam proses pemenuhan kebutuhan bahan baku pada perusahaan yang dapat

  dinilai dari berbagai kriteria penilaian. Salah satu yang dapat dijadikan acuan dalam penilaian kinerja supplier adalah 23 Kriteria Pemilihan Supplier oleh Dickson.

  Terkait dengan adanya perbedaan kinerja pada sistem multi supplier, PT.Gold Coin Indonesia juga menunjukkan permasalahan tersebut. Perbedaan ini tampak dari segi kualitas bahan baku yang dihasilkan oleh tiap supplier. Perusahaan akan melakukan penolakan terhadap bahan baku yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan perusahaan. Grafik persentase penolakan bahan baku pada sistem multi

  

supplier di PT. Gold Coin Indonesia-Medan Mill dapat dilihat pada Gambar 1.1.

  berikut.

  14000 Jumlah pemesanan jagung kuning 12000 Jumlah penolakan jagung kuning

  Jumlah pemesanan dedak padi 10000 ) n

  Jumlah penolakan dedak padi to

  8000 ( h a

  6000 ml Ju

  4000 11,34% 13,28%

9,78%

Penolakan Bahan Baku 1461,21 1630,98 838,40 47,72 158,21 53,77 Jumlah Pemesanan 2000

PT. CRA PT.SG PT. AI AP AR PB

12883 12285 8571 1359 1465 1181 3,51% 10,8% 4,5%

Gambar 1.1. Perbandingan Jumlah Pemesanan dan Jumlah Penolakan Bahan Baku pada Tiap Supplier pada Tahun 2014

  Penolakan bahan baku yang terjadi dapat disebabkan karena kadar air (moisture) yang tidak sesuai (>22%), kandungan jamur (aflatoxin) lebih dari 50 ppb, ataupun dikarenakan jumlah tongkol jagung yang terlalu tinggi (>2%).

  Perusahaan akan mengeluarkan surat penolakan bahan baku pada supplier beserta keterangan penyebab penolakan, dan pihak supplier akan melakukan pengiriman kembali bahan baku sesuai dengan jumlah bahan baku yang ditolak.

  Pada Gambar 1.1. di atas juga dapat dilihat bahwa jumlah pemesanan pada masing-masing supplier berbeda satu sama lain. Perbedaan ini dapat disebabkan karena kebijakan setiap supplier yang berbeda-beda misalnya dalam penentuan jumlah minimum dan maksimum pemesanan. Selain itu, faktor harga bahan baku pada tiap supplier juga menjadi pertimbangan perusahaan dalam melakukan pemesanan.

2 Penelitian terdahulu terkait pemilihan supplier dan jumlah alokasi pesanan

  pernah dilakukan oleh Malihe Dehghani (2013) yang menggunakan metode Fuzzy ANP dan Linear Multi Objective Programming Model pada perusahaan manufaktur yang memproduksi auto body parts hidrolik. Penggunaan kedua metode ini mengurangi resiko pembelian yang terjadi dan memaksimalkan nilai total pembelian pada perusahaan sebesar 3,9%. Perusahaan juga dapat menerapkan interaksi strategis yang tepat terkait dengan performa dari supplier bahan baku yang sangat penting.

  Malihe, D. 2013. Employing Fuzzy ANP for Green Supplier Selection and Order Allocations: A

3 Masoud Rezaei (2013) menerapkan metode yang mengintegrasikan Fuzzy

  

ANP , Fuzzy VIKOR, dan Goal Programming untuk penentuan sumber bahan

  baku pada rantai pasokan industri pembuatan kabel. Metode ini digunakan untuk meminimalkan biaya logistik yang harus dikeluarkan dan memaksimalkan nilai pembelian. Hasil yang didapat pada penelitian ini, yakni diperoleh biaya optimal logistik yang memenuhi pencapaian kedua tujuan di atas.

   Analytic Network Process (ANP) merupakan metode penilaian multi

  kriteria yang mampu mengakomodasi keterkaitan antar kriteria atau alternatif sehingga nantinya dapat diperoleh total bobot penilaian kinerja supplier.

  Selanjutnya, digunakan metode Goal Programming untuk menentukan alokasi pembelian bahan baku yang tepat dengan tetap mempertimbangkan jumlah kebutuhan bahan baku, harga bahan baku, minimum dan maksimum order yangditetapkan oleh supplier. Sehingga integrasi dari kedua metode ini merupakan cara yang tepat untuk menjawab permasalahan pada perusahaan.

1.2. Perumusan Masalah

  Masalah yang terjadi yaitu adanya perbedaan pada kinerja supplier pada sistem multi supplier bahan baku jagung kuning dan dedak padi pada PT. Gold Coin Indonesia, sehingga diperlukan metode yang dapat memberikan keputusan pembelian bahan baku yang optimal berdasarkan kinerja supplier.

  Mazoud R. 2013. Integrated Fuzzy ANP, Fuzzy VIKOR, and Goal Programming for Sourcing in

  1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh keputusan pembelian

  bahan baku yang optimal pada masing-masing supplier bahan baku, yakni:

  • Mengetahui kinerja supplier berdasarkan bobot penilaian dari setiap kriteria dengan metode Analytic Network Process (ANP).
  • Mengetahui alokasi pesanan bahan baku yang optimum untuk tiap supplier dengan metode Goal Programming.

  1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.

  Meningkatkan kompetensi mahasiswa mengobservasi, menganalisis dan melakukan evaluasi terhadap suatu permasalahan di dalam perusahaan dengan menggunakan disiplin ilmu teknik industri.

  2. Memberikan masukan berupa penilaian kinerja supplier dan alternatif alokasi pemesanan bahan baku yang optimal berdasarkan kinerja supplier guna peningkatan efisiensi biaya dan kinerja perusahaan.

3. Menjalin hubungan kerjasama antara perusahaan dengan Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, USU.

1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian

   Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah, fokus, dan dapat mencapai

  tujuan, maka penelitian ini perlu dibatasi dalam hal-hal sebagai berikut: 1.

  Bahan baku yang diteliti yakni jagung kuning lokal (corn yellow) dan dedak padi (rice bran).

  2. Bahan baku yang diteliti adalah bahan baku yang berasal dari sistem multi supplier .

  3. Perhitungan supermatriks pada ANP dilakukan dengan menggunakan software Super Decision .

  4. Penyelesaian model goal programming dilakukan dengan menggunakan software LINDO.

  Asumsi yang digunakan pada penelitian ini yaitu: 1. Tidak terjadi perubahan kebijakan terkait harga, jumlah kebutuhan, dan kebijakan lainnya yang signifikan baik dari luar perusahaan maupun dari dalam selama penelitian dilakukan.

  2. Perusahaan telah menjalin kerjasama cukup lama dengan pihak supplier.

  3. Tidak ada supplier yang diistimewakan oleh pihak perusahaan.

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

  Laporan tugas akhir ini dibagi ke dalam sejumlah bab, yang isi setiap bab- nya adalah sebagai berikut: Bab I, Pendahuluan, menjelaskan gambaran mengenai latar belakang diadakannya penelitian, perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian, tujuan penelitian, manfaat dari penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian serta sistematika penulisan tugas akhir.

  Bab II, Gambaran Umum Perusahaan, menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan secara keseluruhan meliputi sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang usaha, lokasi perusahaan, struktur organisasi, bahan baku, bahan penolong, dan bahan tambahan yang digunakan, serta uraian proses produksi yang dilakukan.

  Bab III, Landasan Teori,menguraikan mengenai tinjauan pustaka yang berisi teori-teori mengenai bagian pembelian, tujuan pembelian bahan baku, pemilihan pemasok, Analytic Network Process (ANP), dan Goal Programming yang mendukung penelitian.

  Bab IV, Metodologi Penelitian, memaparkan metodologi yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian meliputi penentuan lokasi dan waktu penelitian, jenis penelitian, objek penelitian, kerangka berpikir, variabel penelitian, instrumen penelitian, dan prosedur penelitian.

  Bab V, Pengumpulan dan Pengolahan Data, berisi data yang diperoleh dari penelitian, yakni data kriteria dan subkriteria penilaian kinerja supplier, data hubungan antar subkriteria, struktur jaringan penilaian kinerja supplier, data perbandingan berpasangan penilaian kinerja supplier, data jumlah kebutuhan bahan baku, data harga dan biaya pembelian bahan baku, data jumlah penolakan bahan baku, serta data minimum dan maksimum order pada supplier. Pengolahan data yang akan dibahas untuk pemecahan masalah adalah menghitung bobot parsial untuk pengolahan ANP, menghitung konsistensi jawaban responden, dan menghitung jumlah alokasi pemesanan bahan baku yang sesuai dengan metode Goal Programming .

  Bab VI, Analisis Pemecahan Masalah, berisi analisis hasil pengolahan data ANP yang meliputi analisis hasil supermatrix ANP dan hasil pembobotan ANP, serta hasil alokasi pesanan dengan metode Goal Programming.

  Bab VII, Kesimpulan dan Saran, berisikesimpulan yang diperoleh dari hasil pemecahan masalah dan saran yang bermanfaat bagi perusahaan dan penelitian selanjutnya.