Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Sumber Daya Manusia Dengan Menggunakan Konsep Total Quality Management Pada Pt. Gold Coin Indonesia
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN
MENGGUNAKAN KONSEP
TOTAL QUALITY MANAGEMENT
PADA PT. GOLD COIN INDONESIA
TUGAS SARJANA
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh
NOVA YANTI N.
0 8 0 4 0 3 0 9 0
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
(3)
(4)
(5)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian
dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Sumber
Daya Manusia dengan Menggunakan Konsep Total Quality Management pada PT. Gold Coin Indonesia” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik, Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Sumatera Utara.
Adapun isi dari laporan ini adalah mengetahui variabel independen yang
berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia perusahaan. Dengan
mengetahui kondisi tersebut selanjutnya diusulkan kepada pihak perusahaan untuk
fokus terhadap peningkatan nilai variabel independen tersebut.
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak terdapat
kekurangan, maka dengan kerendahan hati penulis mohon maaf dan menerima
kritik saran yang membangun dalam penelitian ini.
Medan, April 2013
(6)
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang
terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian laporan
Tugas Sarjana ini. Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih
yang tulus kepada:
1. Ketua Departemen Teknik Industri FT USU, Ir. Khawarita Siregar, MT, dan
juga selaku Dosen Pembanding II, yang telah memberikan banyak masukan
dalam penyelesaian laporan Tugas Sarjana ini.
2. Dosen Pembimbing I, Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng dan juga selaku
Koordinator Bidang Rekayasa Sistem Manufaktur yang telah banyak
membimbing dan mengajarkan ilmu serta motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan laporan Tugas Sarjana ini.
3. Dosen Pembimbing II, Ir. Ukurta Tarigan, MT dan juga selaku Sekretaris
Departemen Teknik Industri FT USU yang telah banyak membimbing dan
mengajarkan ilmu serta banyak mendukung penulis baik dari segi wawasan
dan motivasi dalam melakukan penelitian dan pengerjaan laporan Tugas
Sarjana ini.
4. Koordinator Tugas Sarjana, Ir. Rosnani Ginting, MT, yang telah membimbing
dan mengajarkan ilmu serta motivasi kepada penulis dalam pengerjaan
laporan Tugas Sarjana ini.
(7)
6. Kedua orangtua dan saudara-saudaraku (kak Santi, kak Dina, dan David)
beserta keluarga besar yang selalu memberikan dukungan kepada penulis serta
motivasi yang paling besar sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan
Tugas Sarjana ini.
7. Pimpinan PT. Gold Coin Indonesia, Ir. Boima Manihuruk, beserta seluruh staf
dan karyawan yang telah banyak membantu penulis dalam penelitian.
8. Saudara-saudara penulis di Fellowship (Marito dan Lusiana), adik-adik di
OhnChi, Shining Bridge dan Eliezer (Debora, Dhanne, Donald, Jackson,
Wanpider, Horas, Reguel) dan anggota UKM KMK USU yang senantiasa
menyemangati dan mendoakan penulis selama pengerjaan Tugas Sarjana ini.
9. Tim kerja sepelayanan, anggota jemaat HKBP Rogate, yang senantiasa
memberi semangat, perhatian, dan mendukung penulis selama pengerjaan
Tugas Sarjana ini.
10. Sahabat-sahabat yang membuat penulis lebih percaya diri dan lebih berharap
kepada Tuhan Yesus Kristus dalam pengerjaan laporan Tugas Sarjana ini
(Melanie, Enita dan Deasy).
11. Rekan-rekan angkatan 2008 Teknik Industri FT USU.
Medan, April 2013
(8)
ABSTRAK
Penerapan Total Quality Management memberikan manfaat pada perusahaan yang pada gilirannya meningkatkan daya saing di tengah era industrialisasi yang semakin kompetitif.
Penelitian ini dilakukan di PT. Gold Coin Indonesia. Perusahaan ini dihadapkan dengan suatu keadaan dimana adanya produk cacat yang ditelusuri disebabkan oleh sumber daya manusianya kurang bertanggung jawab melakukan pekerjaannya saat mengontrol proses produksi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia dengan menggunakan konsep TQM sehingga selanjutnya diusulkan alternatif pemecahan masalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia perusahaan.
Dengan menggunakan tipe penelitian deskriptif korelasional dan hipotesis jenis asosiatif, menunjukkan bahwa variabel dependen yang diteliti, yaitu kemampuan karyawan, kemampuan seseorang untuk mempengaruhi, kebersamaan antara pimpinan dan karyawan, kelengkapan sarana prasarana, dan kondisi kerja yang baik, mampu menjelaskan 61.25% terhadap kualitas sumber daya manusia, dan sisanya 38.75% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti, seperti fokus pada pelanggan, respek terhadap semua orang dan perbaikan berkesinambungan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara total, TQM memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas sumber daya manusia, dan secara parsial hanya peran aspek organisasi yang tidak memiliki pengaruh signifikan.
Dari penelitian yang dilakukan maka saran bagi pihak perusahaan adalah melakukan strategi dan kebijakan peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan meningkatkan kemampuan dan kemauan karyawan, kontribusi aktif pimpinan, hubungan harmonis antara pimpinan dan karyawan, serta penyediaan lingkungan kerja yang kondusif.
(9)
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii
KATA PENGANTAR ... vi
UCAPAN TERIMA KASIH ... vii
ABSTRAK ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xix
DAFTAR LAMPIRAN ... xx
I PENDAHULUAN ... I-1
1.1. Latar Belakang ... I-1
1.2. Rumusan Masalah... I-3
1.3. Tujuan dan Manfaat... I-3
1.4. Batasan Masalah dan Asumsi ... I-4
1.5. Sistematika Penulisan Laporan... I-4
II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1
(10)
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2
2.3. Organisasi dan Manajemen ... II-2
2.3.1. Struktur Organisasi ... II-2
2.3.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab... II-3
2.3.3. Jumlah Tenaga Kerja ... II-13
2.4. Proses Produksi... II-15
2.4.1. Bahan yang Digunakan... II-15
2.4.1.1.Bahan Baku ... II-15
2.4.1.2.Bahan Tambahan... II-16
2.4.1.3.Bahan Penolong ... II-17
2.4.2. Uraian Proses ... II-18
III TINJAUAN PUSTAKA... III-1
3.1. Kualitas ... III-1
3.2. Total Quality Management(TQM) ... III-1 3.2.1. Unsur TQM... III-4
3.2.2. Prinsip-prinsip TQM... III-6
3.2.3. Faktor Penentu Keberhasilan... III-7
(11)
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
3.5. Kuesioner... III-15
3.6. Metode Sampling... III-16
3.6.1. Populasi dan Sampel... III-16
3.6.2.Probability Sampling... III-18 3.6.2.1.Simple Random Sampling... III-18 3.6.2.2.Systematic Sampling... III-18 3.6.2.3.Stratified Random Sampling... III-19 3.6.2.4.Cluster Sampling... III-20 3.6.3.Non-Probability Sampling... III-20 3.6.3.1.Convinience Sampling... III-20 3.6.3.2.Judgement Sampling... III-21 3.6.3.3.Quota Sampling... III-21 3.6.3.4.Snowball Sampling... III-21 3.7. Ketelitian dan Kepercayaan... III-22
3.7.1. Tingkat Ketelitian (Precision) ... III-22 3.7.2. Derajad Kepercayaan (Confidence Level) ... III-23 3.8. Penentuan Ukuran Sampel, Ketelitian dan Kepercayaan ... III-24
3.9. Pengujian Validitas dan Reliabilitas... III-26
3.9.1. Validitas Data ... III-26
(12)
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
3.10. Pengujian Normalitas Data ... III-28
3.11. Pengujian Kecukupan Data ... III-28
3.12. Statistik Deskriptif... III-29
3.13. Pengujian Hipotesis ... III-29
3.13.1. Analisis Regresi Berganda... III-29
3.13.2. Uji Signifikan Total (Uji-F) ... III-30 3.13.3. Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... III-31 3.13.4. Koefisien Determinan (R2) ... III-31
IV METODE PENELITIAN ... IV-1
4.1. Kerangka Konseptual ... IV-1
4.2. Perumusan Hipotesis ... IV-1
4.3. Definisi Variabel Operasional ... IV-2
4.4. Tipe Penelitian ... IV-5
4.5. Metode Penelitian ... IV-5
4.5.1. Populasi ... IV-5
4.5.2. Sampel ... IV-5
4.5.3. Pengumpulan Data... IV-6
(13)
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
4.5.6. Uji Normalitas dan Kecukupan Data... IV-8
4.5.7. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis... IV-9
4.5.8. Koefisien Korelasi ... IV-10
4.6. Rancangan Penelitian ... IV-11
V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1
5.1. Frekuensi Responden... V-1
5.1.1. Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... V-1
5.1.2. Frekuensi Responden Berdasarkan Usia ... V-2
5.1.3. Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... V-2
5.1.4. Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja ... V-3
5.2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen... V-3
5.2.1. Validitas Instrumen ... V-3
5.2.2. Uji Reliabilitas... V-7
5.3. Statistik Deskriptif... V-10
5.4. Uji Normalitas ... V-11
5.5. Uji Kecukupan Data ... V-14
5.6. Pengujian Hipotesis ... V-15
5.6.1. Pengujian Hipotesis Parsial ... V-15
(14)
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
5.7. Koefisien Korelasi ... V-23
VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN... VI-1
6.1. Analisis ... VI-1
6.1.1. Analisis Uji Validitas... VI-1
6.1.2. Analisis Uji Reliabilitas... VI-1
6.1.3. Analisis Uji Normalitas ... VI-1
6.1.4. Analisis Kecukupan Data ... VI-2
6.1.5. Analisis Statistik Deskriptif... VI-2
6.1.6. Analisis Pengujian Hipotesis ... VI-3
6.2. Pembahasan ... VI-5
6.2.1. Pengaruh Variabel Peran Karyawan... VI-5
6.2.2. Pengaruh Variabel Peran Pimpinan ... VI-6
6.2.3. Pengaruh Variabel Peran Hubungan Pimpinan dan Karyawan .. VI-7
6.2.4. Pengaruh Variabel Peran Aspek Organisasi ... VI-8
6.1.5. Pengaruh Variabel Peran Lingkungan Kerja ... VI-8
VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1
(15)
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(16)
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Gold Coin Indonesia ... II-13
3.1. Ukuran Sampel pada Tingkat Signifikansi (S) 1%, 5% dan 10% III-25 5.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... V-1
5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... V-2
5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... V-2
5.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... V-3
5.5. Uji Validitas Variabel Peran Karyawan Pertanyaan 1... V-3
5.6. Pengujian Validitas Konstruksi Pertanyaan ... V-6
5.7. Data Variabel Peran Karyawan ... V-7
5.8. Reliabilitas Data Instrumen ... V-10
5.9. Hasil Analisis Statistik Deskriptif ... V-10
5.10. Data Variabel Peran Karyawan (X1) ... V-11
5.11. Perhitungan Selang Kelas dan Frekuensi ... V-12
5.12. Perhitunganχ2Hitung dengan MenggunakanChi-square... V-13 5.13. Hasil Pengujian Normalitas Data ... V-13
5.14. Hasil Pengujian Kecukupan Data ... V-14
5.15. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Variabel Independen
terhadap Variabel Dependen secara Parsial... V-16
(17)
DAFTAR TABEL (Lanjutan)
TABEL HALAMAN
5.18. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Variabel Independen
(18)
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
2.1. Struktur Organisasi PT. Gold Coin Indonesia ... II-4
3.1. ManfaatTotal Quality Management(TQM) ... III-3 3.2. Prinsip Perancangan Kuesioner ... III-16
3.3. Hubungan Antara Sampel dan Populasi ... III-17
4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-2
(19)
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
I. HargarkritisProduct Momentpada Tingkat Signifikansi 5%
dan 10% ... L-1
II. Luas Area (A) di Bawah Kurva Normal ... L-2
III. Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat ... L-3
IV. Nilai Distribusi F padaα= 5% ... L-4
V. Nilai Kritis pada Distribusit ... L-5 VI. Kuesioner ... L-6
VII. Rekapitulasi Hasil Kuesioner ... L-7
VIII. Perhitungan Validitas ... L-8
IX. Perhitungan Reliabilitas Peran Karyawan ... L-9
X. Perhitungan Reliabilitas Peran Pimpinan ... L-10
XI. Perhitungan Reliabilitas Peran Hubungan Pimpinan dan
Karyawan ... L-11
XII. Perhitungan Reliabilitas Peran Aspek Organisasi ... L-12
XIII. Perhitungan Reliabilitas Peran Lingkungan Kerja ... L-13
XIV. Perhitungan Reliabilitas Kualitas Sumber Daya Manusia ... L-14
XV. Perhitungan Uji Normalitas ... L-15
XVI. Surat Pengajuan Tugas Akhir ... L-16
XVII. Surat Penjajakan... L-17
(20)
DAFTAR LAMPIRAN (Lanjutan)
LAMPIRAN HALAMAN
XIX. Surat Keputusan Tugas Akhir ... L-19
XX. Surat Perpanjangan Keputusan Tugas Akhir ... L-20
(21)
ABSTRAK
Penerapan Total Quality Management memberikan manfaat pada perusahaan yang pada gilirannya meningkatkan daya saing di tengah era industrialisasi yang semakin kompetitif.
Penelitian ini dilakukan di PT. Gold Coin Indonesia. Perusahaan ini dihadapkan dengan suatu keadaan dimana adanya produk cacat yang ditelusuri disebabkan oleh sumber daya manusianya kurang bertanggung jawab melakukan pekerjaannya saat mengontrol proses produksi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia dengan menggunakan konsep TQM sehingga selanjutnya diusulkan alternatif pemecahan masalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia perusahaan.
Dengan menggunakan tipe penelitian deskriptif korelasional dan hipotesis jenis asosiatif, menunjukkan bahwa variabel dependen yang diteliti, yaitu kemampuan karyawan, kemampuan seseorang untuk mempengaruhi, kebersamaan antara pimpinan dan karyawan, kelengkapan sarana prasarana, dan kondisi kerja yang baik, mampu menjelaskan 61.25% terhadap kualitas sumber daya manusia, dan sisanya 38.75% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti, seperti fokus pada pelanggan, respek terhadap semua orang dan perbaikan berkesinambungan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara total, TQM memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas sumber daya manusia, dan secara parsial hanya peran aspek organisasi yang tidak memiliki pengaruh signifikan.
Dari penelitian yang dilakukan maka saran bagi pihak perusahaan adalah melakukan strategi dan kebijakan peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan meningkatkan kemampuan dan kemauan karyawan, kontribusi aktif pimpinan, hubungan harmonis antara pimpinan dan karyawan, serta penyediaan lingkungan kerja yang kondusif.
(22)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap
pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia industri harus
memberikan perhatian penuh pada kualitas. Usaha untuk memantapkan kondisi
perusahaan diperumit lagi dengan berlakunya era perdagangan bebas AFTA
(2003) dan akan berlakunya APEC (2020). Hal ini berakibat semakin banyaknya
pesaing baru, di samping pesaing lama yang turut terlibat di bisnis untuk
memperebutkan pangsa yang juga meluas. Suatu perusahaan, dalam rangka
pencapaian tujuan perusahaannya sangat mengandalkan sumber daya manusia
sebagai sumber daya penggerak pencapaian tujuan perusahaan. Peningkatan daya
kompetensi organisasi dapat dicapai bila sumber daya manusia dikembangkan
kualitasnya. Dengan pengembangan kualitas tersebut, sangatlah penting bagi
sebuah perusahaan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai
aset yang dapat mendukung keberhasilan perusahaan, yaitu menghasilkan produk
berkualitas yang bebas dari kerusakan dan berharga kompetitif. Hal ini akan
meningkatkan penjualan dari produk-produk tersebut yang berarti pula
meningkatkan pangsa pasar sehingga pada akhirnya akan meningkatkan
pendapatan perusahan.
(23)
pakan ternak. Produk yang dihasilkan ada tiga jenis, yaitu mesh, pellet, dan
crumble. Perusahaan ini memasarkan produknya ke beberapa daerah yang terdapat di Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, dan Aceh.
Dalam gerak kerjanya, PT. Gold Coin mengandalkan sumber daya manusia
dalam mencapai tujuannya. Sehingga sangat diharapkan setiap sumber daya
manusia memiliki rasa tanggung jawab dan mampu memberikan kontribusi yang
maksimal bagi kemajuan perusahaan. Namun PT. Gold Coin dihadapkan dengan
suatu keadaan dimana kurangnya perhatian dan tanggung jawab dari sumber daya
manusia terhadap pekerjaannya. Hal ini dapat dilihat dari adanya produk cacat
karena pekerja kurang mengontrol setiap proses produksi seperti proses
penuangan (intake) dan pembutiran (peletizing). Hal ini mengakibatkan produk cacat tersebut harus diproses kembali. Untuk itu perusahaan perlu melakukan
suatu pendekatan untuk mencari solusi dari masalah tersebut.
Total Quality Management (TQM) adalah sistem manajemen yang menempatkan kualitas sebagai strategi usaha, melibatkan setiap fungsi dan
anggota organisasi. TQM dapat meningkatkan performansi secara terus-menerus
pada setiap level proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi,
dengan menggunakan sumber daya manusia dan modal yang tersedia. Andi pada
tahun 2004 melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Peran Total Quality Management Terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia”. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ternyata ada pengaruh secara nyata peran
karyawan, peran pimpinan, hubungan pimpinan dengan karyawan, aspek
(24)
kualitas SDM, baik secara parsial maupun simultan. Untuk itu perlu dicari tahu
faktor yang paling mempengaruhi kualitas sumber daya manusia untuk
meningkatkan kinerja perusahaan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan maka
permasalahan yang akan dicari pemecahannya melalui penelitian ini adalah belum
maksimalnya kinerja sumber daya manusia dalam mencapai tujuan perusahaan.
Sehubungan dengan permasalahan tersebut, maka perlu dicari variabel yang
mempengaruhi kualitas sumber daya manusia dan alternatif yang tepat untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia perusahaan.
1.3. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui variabel yang
mempengaruhi kualitas sumber daya manusia dan mendapatkan alternatif
pemecahan masalah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di PT.
Gold Coin Indonesia.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan menerapkan perbaikan kualitas
dengan konsepTotal Quality Management.
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi perusahaan untuk
(25)
3. Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya dalam mencari solusi dalam
perbaikan kualitas.
1.4. Batasan Masalah dan Asumsi
Sehubungan dengan rumusan masalah dan tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian ini, ruang lingkup dan batasan penelitian yang akan dilakukan yaitu:
1. Penelitian dilakukan dengan mengevaluasi kinerja sumber daya manusia di
perusahaan dengan menggunakan kuesioner dan uji statistik.
2. Penelitian hanya difokuskan pada kinerja sumber daya manusia.
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Mesin bekerja dalam kondisi normal.
2. Metode kerja tidak mengalami perubahan selama penelitian berlangsung.
1.5. Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika penulisan ini bertujuan memberikan gambaran umum tentang
penelitian yang dilakukan. Sistematika penulisan penelitian ini adalah:
BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan permasalahan,
tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah dan asumsi yang
digunakan serta sistematika penulisan tugas akhir.
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Menjelaskan tentang sejarah umum perusahaan, struktur organisasi,
(26)
BAB III LANDASAN TEORI
Menjelaskan tentang dasar teori yang digunakan dalam analisis dan
pemecahan masalah yang dirumuskan untuk mencapai tujuan dan
sasaran studi.
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
Berisi tentang metode penelitian yang digunakan sebagai kerangka
pemecahan masalah, baik dalam mengumpulkan data ataupun dalam
menganalisis data.
BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini memuat data yang diperoleh dan pengolahannya untuk
pemecahan masalah sesuai dengan langkah-langkah yang telah
diuraikan.
BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berisi uraian analisis dan pembahasan-pembahasan yang dilakukan
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan dari hasil penelitian serta saran yang diberikan
(27)
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
Sejarah perusahaan pakan ternak di Asia Tenggara diawali oleh Perusahaan
Zuellig Group, perintis produksi pakan ternak di Asia Tenggara, sejak tahun 1953. Dimana, perusahaan induk berada di Swiss dengan nama Gold Coin Group. Di
Indonesia perusahaan ini diberi nama PT. Gold Coin Indonesia. Perusahaan Gold
Coin Group bergerak dalam bidang usaha produksi pakan ternak yaitu pakan sapi,
kambing, babi, unggas, ikan, udang, dan hewan peliharaan lainnya di wilayah
Asia Pasifik. Pabrik dan kantor pemasaran Perusahaan Gold Coin Group telah
tersebar di Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, Vietnam, China, Philipina,
Srilangka, India dan Laos. Melihat perkembangan peluang pasar yang semakin
luas dan kesempatan pasar yang baik, maka didirikanlah PT. Gold Coin Indonesia
Medan.
Seiring dengan perkembangannya, PT. Gold Coin Group menggunakan
teknologi terbaru dengan tenaga-tenaga ahli yang berpengalaman dalam
memproduksi pakan ternak yang berkualitas tinggi dan bisa diterima masyarakat.
Selain itu PT. Gold Coin Group senantiasa didukung oleh tenaga-tenaga teknis
yang mempunyai pengalaman tinggi di lapangan.
Selain didukung oleh tenaga ahli, Gold Coin Group juga didukung dengan
(28)
dalam menjamin terjaganya kualitas bahan baku untuk dapat menghasilkan
produk pakan ternak dengan hasil yang baik.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Gold Coin Group memiliki ruang lingkup bidang usaha dalam bidang
produksi pakan ternak di wilayah Asia Pasifik. PT. Gold Coin Indonesia-Medan
Mill tiap tahunnya menghasilkan 300.000 ton pakan ternak sebagai produk utama
dan pakan khusus. Adapun pakan ternak yang dihasilkan adalah:
1. Produk pakan utama : pakan unggas, babi, sapi, dan kambing.
2. Produk pakan khusus : pakan ikan, udang, dan katak.
2.3. Organisasi dan Manajemen 2.3.1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan gambaran secara skematis tentang
hubungan–hubungan kerja sama dari orang-orang yang terdapat dalam rangka
usaha untuk mencapai suatu tujuan. Struktur organisasi berupa urutan sistematis
yang dapat menggambarkan aliran informasi dari perusahaan tersebut.
Bentuk struktur organisasi yang digunakan pada PT. Gold Coin Indonesia
adalah berbentuk lini fungsional. Disebut lini karena tiap kepala bagian divisi
memberikan perintah secara langsung kepada bawahannya, dan bawahannya
bertanggung jawab kepada kepala bagian bidangnya. Disebut fungsional karena
(29)
langsung. Stuktur organisasi PT. Gold Coin Indonesia dapat dilihat pada Gambar
2.1.
2.3.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
Adapun pembagian tugas dan tanggung jawab pada masing-masing
jabatan di PT. Gold Coin Indonesia ini adalah:
1. General Manager
a. Mengontrol kinerja perusahaan secara keseluruhan.
b. Bertanggungjawab atas kemajuan perusahaan.
2. Secretary
a. Menerima surat-surat yang masuk dan membuat laporannya.
b. Menerima telepon untuk general manager dan menyusun janji secara selektif.
c. Menerima data aktifitas mengenai bahan baku.
(30)
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Gold Coin Indonesia General Manager Gardener Personnel Executive Receptionist Security Messenger Driver Cleaning Service Sales Manager Technicial Service Sales Staff Sales Divisi Aqua Purchasing Executive Account Payable Admin Mill Controller
GL & Tax Credit Controller DO Clerk Sales Admin Factory Manager Sweeper Stock Supervisor Production Admin Receiving Delivery Weight Bridge Forklift Operator Production Supervisor Control Room Dumping Operator Sacking Off Pellet Operator Sweeper Maintenance Supervisor Mechanical Electrical Store Keeper Boiler Operator Chemist Lab. Assistant QAO QAO Assistant Secretary Keterangan : Hubungan lini Hubungan fungsional
(31)
3. Personalia Executive
a. Mengontrol absensi pegawai yang dikoordinasi dengan satpam.
b. Menyelesaikan semua surat dan dokumen perusahaan kepada pemerintah.
c. Mendaftarkan pegawai pada PT. JAMSOSTEK dan asuransi lainnya.
d. Membuat daftar gaji pegawai dan mendistribusikannya.
e. Membuat daftar kerja lembur dan memasukkannya pada daftar gaji.
f. Membuat perencanaan pelatihan pegawai sesuai dengan kebutuhan.
g. Melakukan analisis dan evaluasi pekerjaan.
h. Melakukan penilaian terhadap kinerja pegawai bersama dengan pihak
manajemen.
4. Receptionist
a. Menerima telepon dan menghubungkannya dengan pegawai yang
bersangkutan.
b. Melayani tamu yang berkunjung ke perusahaan.
c. Memeriksa tagihan telepon.
5. Security
a. Memeriksa kehadiran karyawan, mencatat jumlah ketidakhadiran, alasan
ketidakhadiran dan identitas karyawan kemudian melaporkannya ke
bagian personalia.
b. Memeriksa dan mengawasi tamu dan pemasok bahan baku yang masuk ke
areal pabrik.
c. Mencatat data-data tamu dan pemasok bahan baku yang masuk ke areal
(32)
d. Mengontrol situasi pabrik selama beroperasi.
6. Messenger
a. Mengatur pesanan berupa dokumen-dokumen perusahaan-perusahaan yang
dituju baik swasta maupun pemerintah.
b. Melakukan pembayaran sesuai dengan kuitansi dengan persetujuan dari
atasan kepada perorangan, perusahaan maupun lembaga-lembaga
keuangan yang ditunjuk.
7.Driver
Mengantar atasan ke tempat-tempat manapun untuk kepentingan perusahaan.
8.Cleaning service/gardener/sweeper
Menjaga kebersihan kantor dan taman.
9.Sales manager
a. Merencanakan program promosi yang akan dilakukan.
b. Memeriksa pembayaran atas produk dari tim penjualan.
c. Memasukkan data faktur penerimaan terakhir pada program komputer
setelah memeriksa jumlah penerimaan terakkhir.
d. Memasukkan data faktur dari penjualan yang lain.
e. Bertanggungjawab atas kelancaran penjualan dan pencapaian target.
f. Bertanggungjawab kepada pimpinan perusahaan untuk melaporkan tentang
hasil penjualan baik secara lisan maupun tulisan.
10.Technical Service
(33)
c. Membantu pertumbuhan produksi dan melakukan perbaikan
d. Menanggapi dan menyelidiki keluhan dari pelanggan
11.Sales staff
a. Memasarkan produk ke pasar.
b. Mencari pelanggan
12.Sales Divisi Aqua
Bertugas untuk memasarkan pakan udang maupun burung.
13.Purchasing Executive
a. Merencanakan system pengadaan dan persediaan bahan.
b. Mempersiapkan permintaan kebutuhan bahan dan menetapkan harga.
c. Memperbaharui perjanjian kontrak.
14.Ac. Payable admin
Bertanggungjawab terhadap pembukuan utang perusahaan.
15.Mill Controller
Mengontrol keuangan, pengucuran kredit, penentuan harga, menghitung
profit, menerima pembayaran, mencatat pembayaran, mengeluarkan
tagihan-tagihan.
16.GL&Tax
a. Menerima laporan darisupervisor stocksetiap hari yang dibuat dalam daftar nomor, harga dan nomor kontrak per komoditas dan per supplier.
b. Menerima laporan harga dari bagian pembelian dan membuat daftar nomor
(34)
c. Pembayaran voucherpada kasir dan membuat nomor kontrol, nomor daftar, nomor kontrak bahan baku, bahan kemasan dan lain-lain.
17.Credit Control
Bertanggungjawab terhadap penjualan yang dilakukan secara kredit.
18. DO Clerk
a. Menerima pesanan dari pelanggan dan meneruskan ke bagian produksi
b. Melakukan koordinasi dengan bagian produksi khususnya bagian delivery
untuk mengetahui posisi stok produk jadi
c. Mencatat jumlah barang yang keluar meliputi jenis, harga, dan pelanggan
yang membeli.
19.Sales Admin
a. Memeriksa pembayaran atas produk dari tim penjualan
b. Membuat laporan aktivitas dari pelanggan
c. Memasukkan data faktur penerimaan terakhir pada komputer setelah
memeriksa jumlah penerimaan akhir
20. Factory Manager
a. Bertanggungjawab atas jumlah, jenis, dan mutu produk yang dihasilkan.
b. Bertanggungjawab terhadap pemeliharaan peralatan produksi.
c. Berkoordinasi dengan setiap supervisor proses produksi.
d. Memberikan jumlah dan jenis pakan yang diproduksi kepada sales manager
atau bagian penjualan.
(35)
b. Menyusun dan membuat laporan penerimaan dan pengeluaran.
c. Memeriksa bahan baku dan hasil produksi di laboratorium.
22.Admin. Production
Menerima laporan dari bagian produksi, gudang, misalnya hasil dosing,
premix, pengeluaran produk dan laporanstock. 23. Receiving
a. Melakukan pengambilan sampel.
b. Menghitung jumlah batch pada saat pembongkaran bahan baku dan penempatannya di gudang, memeriksa kondisi fisik.
c. Melakukan update stock di lapangan, yaitu keluarnya barang dari gudang yang digunakan untuk proses produksi.
24.Delivery
Melakukan pengeluaran produk sesuai dengandelivery order. 25.Weight Bridge Operator
a. Menimbang bahan baku yang masuk ke pabrik.
b. Menimbang produk yang keluar dari pabrik.
26. Operatorforklift
a. Bertanggungjawab dalam pengoperasianforkliftsesuai dengan bagiannya. b. Merawatforklift.
27.Sweeper
Menjaga kebersihan areal produksi dan gudang.
28.Production Supervisor
(36)
b. Merencanakan pembagian bahan baku dan bahan aditif
c. Melakukan perencanaan pekerjaan dan waktu.
d. Mengadakan pemeriksaan, penelitian, analisis, serta evaluasi pekerjaan
bawahannya.
29. Control Room
a. Melaksanakan produksi sesuai dengan formula yang telah ditetapkan.
b. Menentukanintakedumping.
c. Memberikan instruksi ke operator feed aditive sesuai dengan rencana produksi.
d. Berkoordinasi dengan bagian maintenancemengenai penggantian saringan, pembersihan magnet.
e. Berkoordinasi dengan operator pellet tentang ration yang diproduksi dan jumlahbatch.
30. Dumping Operator
a. Melakukan perencanaan pekerjaan dan waktu
b. Bertanggung jawab terhadap pemenuhan bahan baku yang digunakan pada
proses produksi melalui koordinasi dengan bagiancontrol room
c. Mencatat jumlah bahan baku yang telah didumping
d. Bertanggung jawab terhadap keberhasilan areal kerja
e. Bertanggung jawab terhadap penggulungansecond hand gonny bag
f. Bertanggung jawab kepadafactory manager
(37)
- Produk jadi yang diproduksi harus sesuai dengan karung plastiknya dan
feed ticketnya.
- Pengambilan sampel produk jadi.
b. Berkoordinasi dengan bagiancontroll room.
c. Berkoordinasi dengan bagianmaintenance. 32. Operator Pellet
a. Bertanggungjawab terhadap produk pellet yang dihasilkan oleh mesin
pellet.
b. Bertanggungjawab terhadap kualitas pellet.
c. Koordinasi dengan bagianmaintenancedalam pengoperasian mesin pellet. 33. Maintenance Supervisor
a. Mengkoordinir pembagian tugas bawahannya.
b. Melakukan perencanaan perawatan mesin.
34. Mechanical
a. Bertanggungjawab atas perawatan mesin secaramechanical.
b. Menjalankan jadwal pemeriksaan mesin, pelumasan, dll sesuai dengan
petunjuk.
c. Merencanakan jadwal pemeriksaan berkala.
d. Membuat laporan kerja dan laporan bulanan pada atasan.
35. Electrical
a. Bertanggungjawab akan perawatanelectrical system. b. Merencanakan jadwal pemeriksaan berkala.
(38)
d. Memeberitahukan aturan pengoperasian alatelectricalkepada operator. e. Membuat laporan yang diperlukan terutama dalam pemakaian arus listrik
PLN.
f. Menjaga alat-alat kerja dan kebersihanelectrical system. 36. Store Keeper
a. Bertanggung jawab akan penerimaan dan penyimpananspare part
b. Merencanakan persediaanspare partdan penggantianspare part
c. Memberikan laporan kepada atasan, pemakaian solar, air danspare part
d. Menyampaikan saran/usul kepada atasan guna mencapai hasil yang lebih
baik
37. Boiler Operator
a. Bertanggungjawab akan pengoperasianboilerdan saluran pipa uap. b. Merawatboiler.
c. Menyiapkan laporan yang diperlukan atasboiler. 38. Chemist
a. Melakukan analisis bahan baku maupun produk jadi.
b. Melakukan hasil pemeriksaan kepada bagian QAO danBranch manager. 39. Quality Assurance Officer
a. Memastikan pemakaianraw materialdengan benar.
b. Mengawasi sistem FIFO untuk setiap raw material yang dipakai maupun
finished product.
(39)
- Dumping raw materialdan pemakaianfeed additif
- Memastikan saringan dengan benar
- Mengawasi bagian sacking, meliputi kualitas fisik, kualitas jahitan dan jumlah berat
e. Memastikan produk yang keluar dalam keadaan baik.
- Kualitas sesuai dengan standar masing-masing
- Bak truk kering dan basah sebelum pakan dimuat
- Jumlah tonase pakan sesuai
f. Mencatat dan membuat laporan yang ditujukan kepada general manager
dan bagian yang terkait.
2.3.3. Jumlah Tenaga Kerja
Tenaga kerja pada PT. Gold Coin Indonesia berjumlah 95 orang yang
dikelompokkan sesuai dengan tingkat pendidikannya yaitu S1 keatas, D III dan
SMU kebawah. PT. Gold Coin Indonesia juga memiliki sistem kontrak kerja yang
bersifat sementara tergantung permintaan masing-masing departemen dan jenis
pekerjaan yang akan dikerjakan. Jumlah tenaga kerja PT. Gold Coin Indonesia
dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Gold Coin Indonesia
No Jabatan Jumlah
1 General Manager 1
2 Secretary 1
3 Personnel Executive 1
4 Receptionist 1
5 Security 7
6 Messenger 1
(40)
Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Gold Coin Indonesia-Medan (Lanjutan)
No Jabatan Jumlah
8 Cleaning Service 2
9 Gardener 1
10 Sales Manager 1
11 Technical Service 3
12 Sales Staff 2
13 Sales Divisi Aqua 2 14 Purchasing Executive 1 15 Account Payable Admin 1 16 Mill Controller 1
17 GL & Tax 1
18 Credit Controller 1
19 DO Clerk 2
20 Sales Admin 1
21 Factory Manager 1 22 Stock Supervisor 1 23 Production Admin 2
24 Receiving 3
25 Delivery 2
26 Weight Bridge 1
27 Forklift Operator 4
28 Sweeper 4
29 Production Supervisor 2
30 Control Room 3
31 Dumping Operator 11 32 Sacking Off Operator 10 33 Pellet Operator 2 34 Maintenance Operator 1
35 Mechanical 1
36 Electrical 2
37 Store Keeper 1
38 Boiler Operator 2
39 Chemist 3
40 Lab Assistant 2
41 QAO 1
42 QAO Assistant 1
(41)
2.4. Proses Produksi
Berdasarkan tipenya PT. Gold Coin Indonesia merupakan industri yang
bergerak dibidang manufacturing, industri proses, karena berkenaan dengan peningkatan nilai tambah produk yang dihasilkan melalui pencampuran dan
pembentukan atau dengan proses kimia. Sedangkan berdasarkan volume
produksinya, PT. Gold Coin Indonesia digolongkan dalam jenis batch production
karena produksi dilakukan adalah dalam ukuran lot tertentu.
2.4.1. Bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan untuk memproduksi pakan ternak pada PT.
Gold Coin Indonesia meliputi bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong
yang disesuaikan dengan standar mutu yang telah ditetapkan. Bahan-bahan
tersebut mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh ternak. Zat-zat gizi yang
dibutuhkan tersebut adalah protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan air.
2.4.1.1. Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses
produksi dengan komposisi persentase yang tinggi dan merupakan bahan yang
membentuk suatu produk jadi. Bahan baku yang digunakan dalam memproduksi
pakan ternak pada PT. Gold Coin Indonesia yaitu:
1. Jagung
2. Dedak
(42)
4. Tepung Ikan
5. Tepung Daging dan Tulang
6. Kopra
7. Minyak Sawit (CPO)
8. Ampas Sawit
2.4.1.2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan
suatu produk, tetapi pemakaiannya sangat sedikit atau cukup kompleks yang dapat
mempengaruhi kualitas dan produk. Selain itu, bahan tambahan juga merupakan
bahan yang ditambahkan pada produk akhir untuk menambah nilai jual produk
tersebut. Adapun bahan tambahan yang digunakan adalah:
1. Karung plastik sebagai pembungkus produk agar produk siap dijual. Karung
plastik dibeli dari beberapa pabrik karung plastik lokal.
2. Benang jahit, yang digunakan untuk menjahit kemasan karung. Benang ini
biasanya dibeli dari Jawa.
3. Feed card, yaitu kertas yang menunjukkan kode produksi berupa waktu produksi, jenis, dan komposisinya.
4. Garam dan mineral, seperti sodium, pig mineral, dan poultry mineral. Digunakan untuk pertumbuhan tulang dan menjaga keseimbangan asam basa
(43)
(44)
5. Vitamin, seperti lysine, danluprosi, yaitu merupakan komponen organik yang dibutuhkan untuk melakukan proses metabolisme dalam tubuh hewan ternak.
Bahan ini berasal dari Australia.
6. Minyak nabati, yaitu berfungsi untuk melengkapi kekurangan sumber energi
dalam bahan pakan ternak. Minyak ini akan mempermudah adonan pakan
melewati saringan. Bahan ini juga biasa diimport dari USA.
7. Zat aditif, sepertitapioca, yaitu berfungsi untuk memperbaiki pencernaan dan mempercepat pertumbuhan hewan ternak. Bahan ini diimport dari Spanyol.
8. Bahan liquid, seperti rhodimet dan choline Cl Cairan ini berfungsi untuk memperhalus permukaan pakan ternak, yaitu dicampur pada saat proses
pelleting. Bahan ini berasal dari USA.
2.4.1.3. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang tidak tampak dalam produk jadi tetapi
hanya menolong proses produksi agar berjalan dengan lancar. Adapun bahan
penolong yang digunakan di PT. Gold Coin Indonesia-Medan ini adalah:
1. Solar sebagai bahan bakar
Berfungsi sebagai bahan bakar untuk dryer dan boiler dan berasal dari Pertamina.
2. Minyak pelumas sebagai pelumas
Berfungsi sebagai pelumas peralatan-peralatan produksi dan berasal dari
(45)
3. Air
Sebagai bahan penolong air digunakan untuk air umpan pada boiler. Air yang digunakan berasal dari air tanah.
2.4.2. Uraian Proses
Untuk mendapatkan produk pakan ternak standard PT. Gold Coin
Indonesia-Medan bahan baku dan bahan tambahan harus melalui berbagai
tahapan, tentunya dengan bantuan bahan penolong. Adapun tahapan di PT. Gold
Coin Indonesia-Medan yaitu:
1. Penimbangan (dosing)
Penimbangan merupakan tahapan proses produksi pertama. Semua bahan baku
sebelumnya telah menempati bin-bin sesuai dengan yang telah ditentukan.
Kemudian akan dilakukan penimbangan (dosing). Timbangan terdapat dua unit yaitu timbangan I (kapasitas 3 ton) dan timbangan II (kapasitas 1,5 ton).
Sebelumnya formula telah dimasukkan ke computer batching sesuai komposisi produk yang ingin diproduksi. Tiap bahan akan ditimbang sesuai
dengan persentase kebutuhan dari formula yang telah ditetapkan untuk
diproses tiapbatchnya dimana 1batch adalah sebanyak 3 ton. Lalu dibawa ke
bin hopperdengan menggunakanchain conveyordanbucket elevator. 2. Penggilingan (Grinding)
Selanjutnya bahan baku yang berada di bin hopper dibawa vibrator shiever
dengan menggunakan slide gate. Proses penggilingan dimulai setelah bahan baku masuk ke dalam vibrator shiever (saringan bergetar) untuk memisahkan
(46)
bahan baku dengan ukuran yang kasar, sedang dan halus. vibrator shiever
memiliki saringan dengan ukuran 14 mesh, 16 mesh dan 20 mesh. Bahan baku
dengan ukuran kasar dan sedang akan mengalami proses penggilingan terlebih
dahulu sebelum masuk ke dalam mesin mixer, sedangkan bahan baku halus dapat langsung menuju mesin mixer. Proses penggilingan dilakukan dengan dua buah mesin hammer mill yang berkapasitas 22 ton/jam dan berputar dengan kecepatan 3000 rpm dengan daya sebesar 132 KW. Bahan baku yang
masuk akan mengalami proses pemukulan dengan kecepatan tinggi sehingga
bahan baku akan terpukul dan terlempar ke arah saringan/pengayak yang
dipasang sepanjang sisi mesin penggiling. Mesin penggiling ini dilengkapi
dengandust collector yang berfungsi membuang udara panas hasil sampingan dari proses penggilingan. Udara panas hasil pengilingan dihisap oleh blower
melaluidust filtersehingga udara panas yang bersih di buang ke udara, sedangkan debu bahan baku yang menempel pada dust filter akan tersaring jatuh ke hopper
penampung oleh udara kejut yang disemprotkanjet filter. Pada proses ini,blower
berfungsi untuk mempercepat proses penggilingan sehingga bahan yang halus akan cepat tersaring dan bahan yang kasar akan cepat terpukul oleh pisau-pisau. Setelah itu bahan baku yang telah halus dilanjutkan ke mesinmixer.
3. Pencampuran (mixing)
Hasil penggilingan dari hammer mill akan dicampur hingga rata di mixer. Pada saat proses mixing ini, bahan tambahan cair berupa CPO, rhodimet dan
(47)
hopper mixer oleh operator Hand and Dumping II. Mesin mixer yang digunakan berkecepatan 22 rpm dan kapasitas 6000 liter dengan daya 30 KW.
Mesin ini terdiri dari pisau-pisau pengaduk yang berputar pada sumbunya.
Lama pencampuran dapat diatur dengan alat pengontrol dari ruang control dan
biasanya pencapuran telah sempurna pada waktu 4 menit. Jika produk yang
diinginkan dalam bentuk mash (tepung), hasil pencampuran dari mesin mixer
akan dibawa langsung ke bin finished product. Namun untuk produk berbentuk pellet, bahan hasil campuran akan melalui proses peletizing
sedangkan untuk produk berbentuk crumble akan diteruskan ke proses
peletizingdancrumbling. 4. Pembutiran (Peletizing)
Hasil campuran dari mesin mixer akan dibawa ke mesin pellet mill dan dilakukan pemanasan dengan tujuan untuk memudahkan pembentukan pellet. Bahan terlebih dahulu dipanaskan dengan steam yang berasal dari boiler. Steam yang digunakan bersuhu 70-80oC dan bertekanan 8-9 bar. Pemanasan dilakukan agar proses penekanan atau pelleting menjadi lebih mudah. Proses pemeletan dilakukan dengan mesin press yang terdiri dari 2 buah ring die press yang bekerja berputar dan menekan die ring yang memiliki lubang-lubang dengan ukuran tertentu, dimana die ring berputar dengan kecepatan 1500 rpm dan kapasitas 15 ton/jam dengan daya 200 KW. Dengan demikian
bahan campuran yang masuk akan berputar dan ditekan keluar melalui
lubang-lubang yang terdapat padaring die press sesuai dengan ukuran cetakan produk yang diinginkan, di luar ring die press terdapat pisau yang akan memotong
(48)
hasilpellet, sehingga ukuran sesuai dengan yang diinginkan. Cetakan atau ring die memiliki banyak jenis ukuran, yaitu 2, 4, 6, 8, 10, dan 12 mm. Setelah itu
butiran bentuk pellet dibawa ke mesin cooler untuk didinginkan sampai temperatur udara luar (28oC). Hasil dari mesin cooler ini akan dibawa ke bin finished product jika produk yang diinginkan dalam bentuk pellet. Sisa dari proses pelleting yang tidak sesuai ukuran yang diinginkan akan dibawa kembali ke mesin hammer mill untuk proses penggilingan kembali. Namun jika produk yang diinginkan dalam bentuk crumble, maka hasil dari mesin
coolerini akan diteruskan ke mesincrumble. 5. Proses Pembentukan (Crumble Crumbling)
Untuk mendapatkan bentuk crumble, butiran pellet dicacah menjadi ukuran yang lebih kecil sesuai dengan yang diinginkan dengan menggunakan mesin
crumble yang berputar dengan kecepatan 22 rpm dan daya 1,5 KW. Crumble
yang dihasilkan kemudian akan melewati penyaringan oleh vibrator screen
untuk memperoleh ukuran yang diinginkan. Selanjutnya crumble hasil pengayakan yang diperoleh akan dibawa ke bin finished productuntuk proses
sacking. Sisa dari proses pengayakan akan dibawa kembali ke mesin hammer milluntuk proses penggilingan kembali.
6. Pengepakan (Sacking Off)
Hasil akhir proses produksi dapat berupa mash, pellet, dan crumble akan dibawa ke proses sacking off. Produk jadi akan dicurahkan ke karung plastik melalui slide gate sebanyak 50 kg/karung setelah dilakukan penyetelan pada
(49)
machine untuk dijahit dan dengan menambahkan feed ticket pada karung. Karung yang telah dijahit akan disusun pada pallet lalu diangkut ke gudang produk jadi denganforklift.
(50)
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Kualitas1
Di bawah ini dikemukakan pengertian kualitas dari lima pakar TQM:
1. Menurut Juran, kualitas produk adalah kecocokan penggunaan produk untuk
memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.
2. Menurut Crosby, kualitas adalah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang diisyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki kualitas
apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan.
3. Menurut Deming, kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar.
Perusahaan harus benar-benar dapat memahami apa yang dibutuhkan
konsumen atas suatu produk yang akan dihasilkan.
4. Menurut Feigenbaum, kualitas adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya, yaitu
sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen atas suatu produk.
5. Menurut Garvin, kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan
dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen.
3.2.Total Quality Management(TQM)2
TQM diartikan sebagai perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke dalam
(51)
produktivitas, dan pengertian serta kepuasan pelanggan. Definisi lainnya
menyatakan bahwa TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat
kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan
melibatkan seluruh anggota organisasi.
Untuk memudahkan pemahamannya, pengertian TQM dapat dibedakan dalam
dua aspek. Aspek pertama menguraikan apa yang yang dimaksud dengan TQM
dan aspek kedua membahas bagaimana mencapainya.
Total Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui
perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses, dan
lingkungannya.
Keuntungan yang didapatkan perusahaan karena menyediakan barang dan jasa
berkualitas, baik berasal dari pendapatan penjualan yang lebih tinggi dan biaya
yang lebih rendah, adalah meningkatkan profitabilitas dan pertumbuhan
perusahaan. Gambar 3.1 adalah suatu model kualitas/laba yang menunjukkan
interaksi pengaruh berbagai faktor. Sisi sebelah kiri adalah faktor-faktor yang
dipengaruhi oleh kebijakan, program dan prosedur kualitas perusahaan.
Dalam implementasi manajemen mutu terpadu , tidak satupun rumus, kiat
ataupun cara tertentu yang universal dan dapat menghasilkan kesuksesan dalam
segala kondisi dan untuk semua organisasi. Setiap organisasi harus mengadaptasi
ide-ide dan teknik-teknik yang sesuai dengan organisasinya, kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki, budaya organisasi, dan situasi kerja yang digeluti
(52)
Gambar 3.1. ManfaatTotal Quality Management(TQM)
Implementasi manajemen mutu terpadu membutuhkan suatu proses yang
sistematis. George dan Weimerskirch menyatakan ada beberapa fase utama dalam
implementasi manajemen mutu terpadu, yaitu :
1. Peran manajemen senior terhadap perubahan
2. Peran/keterlibatan pegawai
3. Hubungan pegawai dengan pimpinan baik secara internal maupun eksternal
4. Perbaikan atau penyempurnaan sistem dan kondisi lingkungan kerja yang
mendukung pelaksanaan pekerjaan
Dalam TQM, pegawai dibebani kesempatan untuk terlibat aktif di dalam
sistem dengan pengembangan kemampuannya, baik kemampuan manajerial
maupun kemampuan pelaksanan operasional. Sasaran yang terpenting didalam
TQM adalah bagaimana meningkatkan gairah dan semangat kerja pegawai serta
(53)
3.2.1. Unsur TQM3
Yang membedakan TQM dengan pendekatan-pendekatan lain dalam
menjalankan usaha adalah komponen bagaimana. Komponen ini memiliki sepuluh
unsur utama TQM yang masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Fokus pada pelanggan (Eksternal dan Internal)
Pelanggan eksternal menentukan kulitas produk/jasa yang disampaikan kepada
mereka, sedangkan pelanggan internal berperan dalam menentukan kualitas
manusia, proses, dan lingkungan yang berhubungan dengan produk/jasa.
2. Obsesi terhadap kualitas
Dengan kualitas yang ditetapkan, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi
atau melebihi apa yang ditentukan tersebut. Hal ini berarti bahwa semua
karyawan pada semua level berusaha melaksanakan setiap aspek pekerjaannya
berdasarkan perspektif “Bagaimana kita dapat melakukannnya denggan lebih
baik?”
3. Pendekatan ilmiah
Pendekatan ilmiah diperlukan untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan
pekerjaan yang didesain tersebut.
4. Komitmen jangka panjang
Komitmen jangka panjang sangat penting guna mengadakan perubahan
(54)
5. Kerja sama tim
Kerja sama tim, kemitraan dan hubungan dijalin dan dibina, baik antar
karyawan perusahaan maupun dengan pemasok, lembaga-lembaga
pemerintah, dan masyarakat sekitarnya.
6. Perbaikan sistem secara berkesinambungan
Sistem yang ada perlu diperbaiki secara terus-menerus agar kualitas yang
dihasilkan dapat meningkat.
7. Pendidikan dan pelatihan
Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar. Dalam hal ini
berlaku prinsip bahwa belajar merupakan proses yang tidak ada akhirnya dan
tidak mengenal batas usia. Dengan belajar, setiap orang dalam perusahaan
dapat meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesionalitasnya.
8. Kebebasan yang terkendali
Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting karena dapat
meningkatkan ‘rasa memiliki’ dan tanggung jawab karyawan terhadap
keputusan yang telah dibuat. Selain itu unsur ini juga dapat memperkaya
wawasan dan pandangan dalam suatu keputusan yang diambil, karena pihak
yang terlibat lebih banyak.
9. Kesatuan tujuan
Perusahaan harus memliki kesatuan tujuan sehingga setiap usaha dapat
(55)
10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
Usaha untuk melibatkan karyawan membawa dua manfaat utama. Pertama, hal
ini akan meningkatkan kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik,
rencana yang lebih baik, atau perbaikan yang lebih efektif karena juga
mencakup pandangan dan pemikiran dari pihak-pihak yang langsung
berhubungan dengan situasi kerja. Kedua, keterlibatan karyawan juga
meningkatkan ‘rasa memiliki’ dan tanggung jawab atas keputusan dengan
melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya.
3.2.2. Prinsip-prinsip TQM4
Menurut Hensler dan Brunell, ada empat prinsip utama dalam TQM, yaitu:
1. Kepuasan pelanggan
Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek,
termasuk di dalamnya harga, keamanan, dan ketepatan waktu. Kualitas yang
dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai yang diberikan dalam rangka
meningkatkan kaulitas hidup para pelanggan. Semakin tinggi nilai yang
diberikan maka semakin besar pula kepuasan pelanggan.
2. Respek terhadap setiap orang
Setiap karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan
kreativitas tersendiri yang unik. Dengan demikian karyawan merupakan
(56)
dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk
terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambil keputusan.
3. Manajemen berdasarkan fakta
Setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar pada perasaan.
Ada dua konsep pokok berkaitan dengan hal ini. Pertama, prioritisasi yakni
suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada
saat yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh
karena itu dengan menggunakan data maka manajemen dan tim dalam
organisasi dapat memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang vital.
Kedua, variasi kinerja manusia. Data statistik dapat memberikan gambaran
mengenai variabilitas yang merupakan bagian yang wajar dari setiap sistem
organisasi. Dengan demikian manajemen dapat memprediksi hasil dari setiap
keputusan dan tindakan yang dilakukan.
4. Perbaikan berkesinambungan
Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses secara sistematis
dalam melaksanakan perbaikan berkesinambungan. Konsep yang berlaku di
sini adalah siklus PDCA (plan-do-check-action).
3.2.3. Faktor Penentu Keberhasilan (FPK)5
Faktor Penentu Keberhasilan (FPK) atau Key Success Factors, merupakan suatu unsur dalam manajemen yang perlu diperhatikan dengan sebaik-baiknya.
(57)
peran karyawan, peran pimpinan, hubungan antar karyawan dan dan pimpinan,
aspek organisasi dan manajemen serta aspek lingkungan kerja.
1. Peran karyawan
a. Keuletan membina kreativitas
Ini menjadi penting karena kreativitas merupakan alat yang ampuh dalam
menciptakan pembaharuan atau meningkatkan mutu pribadi. Bagi mereka
yang tetap puas dengan kondisi saat ini berarti akan merosot mutunya.
b. Keikhlasan dalam menjalankan program
Untuk menjamin kesinambungan program Pengendalian Mutu Terpadu
perlu diciptakan semangat dari dalam, yaitu dengan menumbuhkan
keikhlasan hati dengan penuh kesadaran. Ikhlas di hati untuk menjalankan
program belum berarti setuju, namun perbedaan pendapat itu diselesaikan
dengan jalur tersendiri demi kesatuan dan persatuan perusahaan.
c. Kemauan untuk mengembangkan diri
Aset perusahaan yang paling berarti adalah pribadi-pribadi karyawannya,
sehingga pembinaan kemauan mengembangkan diri perlu dibina terus.
Pengembangan tidak terbatas pada pengetahuan dan keterampilan, juga
termasuk pengembangan sikap dan perilakunya. Oleh karena itu
pengembangan tidak dibatasi pada pendidikan klasikal juga menimba ilmu
sambil bekerja.
d. Keyakinan dan kepercayaan
Tanpa adanya keyakinan atas sesuatu yang akan dilakukan, dapat
(58)
2. Pimpinan
a. Keikutsertaan aktif (involvement) pimpinan
Keikutsertaan aktif para pemimpin akan memperjelas program serta
mempercepat proses kerjanya. Dengan dorongan moral pimpinan,
semangat karyawan akan bangkit.
b. Keterbukaan dalam komunikasi
Komunikasi yang baik akan membantu kesuksesan suatu organisasi dan
keterbukaannya akan memperkecil senjang salah paham. Keterbukaan
komunikasi tidaklah sama dengan keterbukaan informasi karena bisa jadi
suatu informasi adalah rahasia bagi perusahaan. Berbicara dari hati ke hati
dengan tulus ikhlas, jujur, dan benar akan menambah kepercayaan
bersama (mutual trust). c. Kemampuan berkembang
Perkembangan perusahaan perlu diciptakan oleh pimpinan. Kemauan dan
kemampuannya diyakini sebagai alat yang dapat memperkokoh program
Pengendalian Mutu Terpadu.
3. Hubungan antar karyawan dan pimpinan
a. Kesepakatan dan keikatan (commitment) menerima program
Orientasi kegiatan yang telah ditegaskan sebelumnya belum cukup,
penghayatan oleh setiap pribadinya membentuk kesepakatan dan
(59)
b. Kesebahasan dalam tindakan
Maksud dan tujuan program yang telah disepakati sebaiknya diwujudkan
dalam tindakan secara taat asas sehingga kesebahasan dalam tindakan
dapat terus menjamin kelancaran program. Satu tujuan dan satu bahasa
diwujudkan bersama melalui perjuangan dan bukan terjadi semata.
c. Kebersamaan dalam analisis
Konkretnya, kebersamaan bawahan dan pimpinan selalu ada setiap
menghadapi masalah.
d. Keserasian langkah tindakan
Apa yang telah dirumuskan baik namun bila tidak dilaksanakan dengan
baik akan membawa kesulitan. Bentuk tindak pelaksanaan yang baik
adalah serasi atau terpadu dengan sasaran yang ingin dicapai.
e. Kesukarelaan dalam kerjasama
Unsur kesukarelaan dalam bekerjasama yang tulus dan lahir dari dalam
diri akan membentuk kekuatan juang yang kokoh. Kesukarelaan ini perlu
dibentuk dan dibina oleh setiap karyawan.
4. Aspek organisasi dan manajemen
a. Kemandirian dalam usaha dan kemantapan organisasi
Kemantapan organisasi sangat menunjang keberhasilan perusahaan,
terlebih lagi bila kemantapan itu ditunjang dengan sifat sendiri.
Maksudnya tanpa ada ketergantungan yang berlebihan pada perusahaan
(60)
b. Keterpaduan individu dalam sistem
Penghayatan pribadi karyawan sebagai kesatuan yang utuh akan lebih
mendalam jika masing-masing merasa adanya keterikatan dan
ketergantungan satu sama lain.
c. Rasa memiliki bersama
Rasa kepemilikan pada perusahaan (sense of belonging) dari karyawan dapat merupakan tolok ukur sejauh mana kemantapan pribadi tersebut
dalam perusahaan. Itu semua sulit kalau hanya berhenti disini.
d. Kelengkapan sarana dan kejelasan program kerja
Sarana dan program kerja dalam perusahaan dapat membantu kelancaran
karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya, termasuk di dalamnya
sarana manajemen seperti sasaran kerja, kebijakan program, rencana
jangka panjang dan sebagainya.
e. Kesesuaian situasi dan kondisi
f. Kelugasan menjalankan sistem penghargaan
Motivasi kerja seseorang ada yang tidak stabil namun motivasi itu sendiri
dapat dibina kestabilannya. Salah satu mekanisme yang dapat membantu
kinerja perusahaan adalah adanya sistem penghargaan (reward system) yang dilaksanakan dengan lugu dan tegas, jelas serta taat asas.
5. Aspek lingkungan kerja
a. Kedisplinan kerja
(61)
b. Keterlibatan dalam tindakan
Tertib dan teratur yang baik adalah terbit dari hati sanubari pribadi yang
bersangkutan bukan karena aturan dan paksaaan semata.
c. Kerapian lingkungan dan proses kerja
Rapi tidaknya hasil karya kita adalah perwujudan dari rapi tidaknya pola
kerja benak kita. Sehingga kerapian lingkungan kerja perlu dibina karena
sekaligus juga membina pola berpikir.
d. Kebersihan tempat kerja
Pengalaman menggambarkan bahwa kecenderungan manusia adalah
mengotori tempat yang kotor. Sering dijumpai, orang tidak segan
membuang puntung rokok atau kulit keruk di jalan yang kotor. Maka
setiap karyawan haruslah memberi perhatian pada penjagaan kebersihan,
karena dengan kebersihan akan lebih nyaman dan lebih bergairah serta
berprestasi.
e. Kesegaran jasmani
Kondisi fisik seseorang sangat menentukan hasil karyanya.
3.3. Kualitas Sumber Daya Manusia6
Sumber daya manusia yang berkualitas dalam arti sebenarnya adalah kerja
yang dikerjakannya akan menghasilkan sesuatu yang memang dikehendaki dari
(62)
Bilamana dikehendaki seseorang yang akan diserahi pekerjaan yang sudah
jelas dan pasti standar syarat-syarat yang dituntutnya, maka perlu dikembangkan
cara-cara pembuktian untuk menyatakan adanya kecocokan antara jabatan dan
melaksanakan pekerjaan itu. Peningkatan mutu sumber daya manusia
dimaksudkan untuk berbagai keperluan seperti:
1. Menyiapkan seseorang agar saatnya di hari tugas tertentu yang belum tahu
secara khusus apa tugas itu dengan harapan akan mampu bilamana nanti
diserahi tugas yang sesuai
2. Memperbaiki kondisi seseorang yang sudah diberi tugas dan sedang
menghadapai tugas tertentu yang merasa ada kekurangan pada dirinya untuk
mampu mengemban tugas itu sebagaimana mestinya
3. Mempersiapkan seseorang untuk diberi tugas tertentu yang sudah pasti yang
syarat-syaratnya lebih berat dari tugas yang dikerjakannya sekarang
4. Melengkapi seseorang dengan hal-hal apapun yang mungkin timbul di seputar
tugasnya, baik yang langsung mauun tidak langsung berpengaruh terhadap
pelaksanaan tugasnya
5. Menyesuaikan seseorang kepada tugas-tugas yang mengalami perubahan
karena berubahnya syarat-syarat untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan itu
secara sebagian atau seluruhnya
6. Menambah keyakinan dan percaya diri kepada seseorang bahwa dia adalah
orang yang benar-benar cocok untuk tugas yang diembannya.
(63)
Peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat diukur dari keberhasilan:
1. Peningkatan kemampuan teoritis adalah suatu kapasitas individu untuk
mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan
2. Peningkatan kemampuan teknis adalah metode atau sistem mengerjakan
suatu pekerjaan
3. Peningkatan kemampuan konseptual adalah mampu memprediksi segala
sesuatu yang ada kaitannya dengan sasaran yang akan dituju
4. Peningkatan moral adalah mampu melaksanakan koordinasi, mampu
bekerjasama, selalu berusaha menghindari perbuatan tercela dan mampu
bersedia mengembangkan diri.
3.4. Skala Likert7
Metode pengukuran dengan skala berkenaan dengan penetapan angka atau
simbol mengenai pendapat responden terhadap objek, kejadian atau kegiatan yang
ditanyakan kepadanya. Ada dua kategori utama skala yang digunakan yaitu rating scale dan ranking scale. Rating scalemempunyai sejumlah kategori respons dan digunakan untuk mendapatkan respons dari objek terkait.Ranking scale membuat perbandingan diantara objek, kejadian atau kegiatan dan respon pilihan dan
ranking antara mereka.
Skala Likert adalah salah satu variasi skala yang termasuk dalam rating scale. Skala Likert dirancang untuk menguji tingkat kesetujuan responden terhadap suatu pernyataan. Tingkat kesetujuan itu pada umumnya dibagi atas lima
(64)
tingkatan yaitu, Sangat Tidak Setuju (1), Tidak Setuju (2), Netral (3), Setuju (4)
dan Sangat Setuju (5). Responden diminta melingkari nomor yang sesuai dengan
penilaiannya.
Skala Likert adalah termasuk dalam skala interval dan perbedaan dalam
jawaban antara dua poin dalam skala mempunyai nilai yang sama.
3.5. Kuesioner
Kuesioner adalah suatu bentuk instrumen pengumpulan data dalam format
pertanyaan tertulis yang dilengkapi dengan kolom dimana responden akan
menuliskan jawaban atas pertanyaan yang diarahkan kepadanya. Dibandingkan
dengan instrumen pengumpulan data dengan observasi dan interview, kuesioner
adalah instrumen yang memiliki mekanisme yang efisien jika si peneliti
mengetahui secara baik apa yang dibutuhkannya dan bagaimana mengukur
variabel yang diinginkan.
Karena dalam pengisian kuesioner, para responden tidak didampingi oleh si
peneliti maka setiap pertanyaan dalam kuesioner harus mudah dipahami oleh
responden dan tidak memungkinkan responden memberi jawaban yang tidak
sesuai dengan maksud dari pertanyaan tersebut. Prinsip perancangan kuesioner
(65)
Gambar 3.2. Prinsip Perancangan Kuesioner
3.6. MetodeSampling
Sampling adalah metode pengumpulan data yang sangat populer karena manfaatnya yang demikian besar dalam pengehematan sumber daya waktu dan
biaya dalam kegiatan pengumpulan data. Sampling sering dilawankan dengan sensus yaitu suatu metode pengumpulan data secara menyeluruh yaitu seluruh
sumber data ditelusuri dan setiap elemen data yang dibutuhkan diambil.
3.6.1. Populasi dan Sampel
Karena penelitian harus mengungkap masalah yang dihadapi oleh objek
penelitian maka perlu diketahui batasan (boundary) dari objek tersebut.Boundary
(66)
didefinisikan bahwa populasi ialah keseluruhan anggota atau kelompok yang
membentuk objek yang dikenakan investigasi oleh peneliti.
Sampel adalah sebuah subset dari populasi. Sebuah subset terdiri dari
sejumlah elemen dari populasi ditarik sebagai sampel melalui mekanisme tertentu
dengan tujuan tertentu. Elemen yang ditarik dari populasi disebut sebagai sebuah
sampel apabila karakteristik yang dimiliki oleh gabungan seluruh elemen-elemen
yang ditarik tersebut mempresentasikan karakteristik dari populasi. Maksud dari
penarikan sampel dari populasi ialah untuk mempelajari karakteristik populasi
melalui penelitian karakteristik sampel.
Sampling ialah proses penarikan sampel dari populasi melalui mekanisme tertentu melalui mana karakteristik populasi dapat diketahui atau didekati. Kata
mekanisme tertentu mengandung makna bahwa baik jumlah elemen yang ditarik
maupun cara penarikan harus mengikuti atau memenuhi aturan tertentu agar
sampel yang diperoleh mampu mempresentasikan karakteristik populasi dari
mana sampel tersebut diambil atau ditarik, seperti yang dapat dilihat pada Gambar
3.3.
Gambar 3.3. Hubungan Antara Sampel dan Populasi
Populasi Sampel
Parameter (µ, σ, σ2) Statistik (X , S, S2)
(67)
3.6.2.Probability Sampling
Dalam probability sampling, setiap elemen dari populasi diberi kesempatan untuk ditarik menjadi sampel. Rancangan atau metode probability sampling ini digunakan apabila faktor keterwakilan (representiveness) oleh sampel terhadap populasi sangat dibutuhkan dalam penelitian antara lain agar
hasil penelitian dapat digeneralisasi secara lebih luas.
3.6.2.1.Simple Random Sampling
Dalam simple random sampling yang sering juga disebut unrestricted probability sampling, setiap elemen dari populasi mempunyai kesempatan atau peluang yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel. Dikatakan tidak
terbatas (unrestricted) karena semua elemen diperlakukan sama dalam arti semuanya mempunyai kesempatan terpilih yang sama walaupun karakteristik
masing-masing mungkin tidak sama. Penggunaan metode ini terbatas pada kondisi
populasi yang memiliki elemen dengan karakteristik atau properti yang tidak
berfluktuasi besar.Simple random samplingmensyaratkan bahwa elemen populasi haruslah relatif homogen.
3.6.2.2.Systematic Sampling
Systematic sampling adalah suatu metode pengambilan sampel dari populasi dengan cara menarik elemen setiap kelipatan ke ndari populasi tersebut mulai dari urutan yang dipilih secara random diantara nomor 1 hingga n. Seperti halnya simple random sampling, systematic sampling juga mempunyai
(68)
keterbatasan jika digunakan secara luas karena metode ini tetap mensyaratkan
homogenitas elemen populasi walaupun tidak sekeras yang dipersyaratkan metode
simple random sampling. Oleh karena itu, penggunaan metode sampling ini haruslah sesuai dengan konteksnya.
3.6.2.3.Stratified Random Sampling
Penarikan sampel menurut metode stratified random sampling merupakan perluasan sekaligus mengatasi kelemahan dari metode simple random sampling. Pada metode stratified random sampling, strata elemen dalam populasi mendapat perhatian sehingga populasi dibagi sesuai dengan strata yang ada. Strata dalam
populasi dalam tingkatan tersebut relevan dengan sasaran penelitian.
Stratified random sampling sesuai dengan sebutannya berkenaan dengan proses stratifikasi populasi dan penarikan sampel dari setiap strata dilakukan
dengan metodesimple random sampling. Artinya, jika populasi terdiri dari 3 strata maka pada setiap strata yaitu strata pertama, kedua dan ketiga dilakukan
penarikan sampel menurut metode simple random sampling ataupun systematic sampling karena setiap elemen dalam masing-masing strata telah dianggap homogen dalam hal karakteristik yang menjadi perhatian penelitian.
3.6.2.4.Cluster Sampling
Dalam banyak kejadian, populasi berada dalam keadaan seperti
(69)
masing kultur tentu memperlihatkan cirinya sendiri dan akan sulit hidup bersama
kecuali dengan mengadopsi toleransi terhadap perbedaan. Ada kultur yang peka
terhadap peluang ekonomi sehingga setiap kesempatan bisnis yang terbaca oleh
sub-grup ini langsung ditindaklanjuti dengan menerima semua resiko
pengorbanan. Ada pula kultur yang sangat bersifat religius sehingga tidak terlalu
peka terhadap peluang bisnis tetapi peka dengan nilai ketuhanan, demikian
seterusnya. Jika penelitian tentang perilaku masyarakat terhadap partisipasi dalam
pembangunan dilakukan di wilayah yang multi-kultur ini dengan populasi adalah
seluruh penduduk yang sudah berumur > 15 tahun maka metodecluster sampling
sangat tepat digunakan.
3.6.3.Non Probability Sampling
Berbeda dengan probability sampling, pada non-probability sampling, setiap elemen populasi yang akan ditarik menjadi anggota sampel tidak
berdasarkan pada probabilitas yang melekat pada setiap elemen tetapi berdasarkan
karakteristik khusus masing-masing elemen. Hal ini mengindikasikan bahwa
temuan-temuan dari analisis terhadap sampel terpilih tidak dimaksudkan untuk
generalisasi tetapi untuk mendapatkan informasi awal yang cepat dengan cara
murah.
3.6.3.1.Convinience Sampling
Pengampilan sampel dengan cara ini yaitu dengan cara mengambil
(70)
dilakukan penelitian terhadap mahasiswa tingkat persiapan yang memiliki bubuk
A. Disini akan diambil sampel dengan cara menutup mata dan dipanggil
mahasiswa yang akan ditanyai.
3.6.3.2.Judgement Sampling
Untuk pengambilan sampel dengan cara ini diperlukan tenaga ahli yang
akan menentukan anggota populasi yang akan menjadi anggota sampel. Misalnya
akan diadakan penelitian tentang penerimaan masyarakat terhadap suatu jenis
kosmetika. Para ahli biasanya mengambil segolongan orang yang selalu memakai
kosmetika, jadi tidak seluruh penduduk kota akan diambil sebagai pilihan.
3.6.3.3.Quota Sampling
Pada quota sampling, sampel yang akan diambil adalah sekelompok anggota populasi yang mempunyai karakteristik yang sama, misalnya akan
dilakukan penelitian tentang masalah Keluarga Berencana (KB), maka dilakukan
pengelompokan golongan penduduk, misalnya penduduk suku Batak, Aceh,
Minang, dan sebagainya. Dari tiap golongan diambil dengan cara sebanding dari
jumlah keseluruhan.
3.6.3.4.Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya sampel, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding
(71)
dipilih satu atau dua orang, kemudian dua orang ini disuruh memilih
teman-temannya yang dijadikan sampel.
3.7. Ketelitian dan Kepercayaan
Dua faktor penting yang menjadi perhatian dalam penelitian ialah ketelitian
(precision) dan derajad kepercayaan (level of confidence). Tingkat ketelitian adalah suatu parameter yang menjelaskan seberapa dekat sebuah estimasi
karakteristik sampel terhadap karakteristik sesungguhnya dari populasi. Derajad
kepercayaan menjelaskan besarnya kepercayaan bahwa estimasi tersebut benar
menjelaskan karakteristik populasi.
3.7.1. Tingkat Ketelitian (Precision)
Suatu estimasi dikatakan 100% teliti jika angka estimasinya itu persis sama
dengan angka sesungguhnya. Dalam ilmu statistik, ketelitian adalah fungsi dari
kisaran variabilitas rata-rata sampel dari distribusisampling. Distribusi harga rata-rata sampel tersebut mempunyai harga rata-rata-rata-rata yang disimbolkan dengan dan
juga dispersi atau standar error yang disimbolkan dengan S. Populasi dari mana sampel-sampel tersebut ditarik juga mempunyai harga rata-rata yang disimbolkan
denganµ dan standar deviasi yang disimbolkan denganσ.
Suatu hal yang perlu disadari bahwa tidak selalu dibutuhkan penarikan
sampel berulang-ulang dari populasi untuk mengestimasi parameter populasi. Bila
(72)
rata-rata dari distribusi sampel atau sering disebut sebagai standar error yang
diberi simbol Sx dapat diestimasi dengan menggunakan rumus berikut :
n S Sx
Dimana S adalah standar deviasi dari sampel, n adalah ukuran sampel dan
x S adalah standar error yang mengindikasikan ketelitian yang diberikan oleh sampel.
Makin kecil standar error makin tinggi tingkat ketelitian dan sebaliknya makin
besar standar error makin rendah tingkat ketelitian.
3.7.2. Derajad Kepercayaan (Confidence Level)
Kisaran dispersi yang lebih besar akan memberikan derajad kepercayaan
yang lebih tinggi dan sebaliknya kisaran variabilitas yang lebih kecil akan
menurunkan derajad kepercayaan. Derajad kepercayaan dapat bervariasi antara
0% hingga 100%. Derajad kepercayaan 95% mempunyai arti dari 100 kali
estimasi dibuat, sebanyak 95 kali angka estimasi yang dihasilkan oleh sampel
merefleksikan dengan benar parameter populasi dan sebanyak 5 kali dalam
keadaan tidak benar. Derajad kepercayaan pada umunya dinyatakan sebagai
tingkat signifikansi yang besarannya 100% dikurangi dengan bilangan derajad
kepercayaan. Bila derajad kepercayaan 95% maka ditulis signifikansi p≤0.05 yaitu
(73)
3.8. Penentuan Ukuran Sampel, Ketelitian dan Kepercayaan
Dengan diketahuinya X dan Smaka dapat dibentuk derajad kepercayaan sekitar X untuk mengestimasi kisaran harga µ. Standar error Sx dan derajad kepercayaan yang diinginkan akan menentukan lebarnya kisaran µ seperti ditunjukkan oleh rumus berikut ini. Bilangan yang disimbolkan oleh huruf K
adalah statistiktpada derajad kepercayaan yang diinginkan.
x KS X
µ
Karena besarnya standar error Sx dapat dicari melalui formula Sx S/ n. Tingkat ketelitian yang dicerminkan oleh standar error
x
S dan derajad
kepercayaan yang diinginkan akan menentukan estimasi kisaran parameter µ dari populasi. Ukuran sampelnadalah fungsi dari:
1. Variabilitas dalam populasi, makin besar variabilitas makin besar ukuran
sampel yang dibutuhkan untuk mendapatkan tingkat ketelitian dan derajad
kepercayaan tertentu.
2. Tingkat ketelitian, makin tinggi tingkat ketelitian estimasi yang diinginkan
makin besar ukuran sampel dibutuhkan.
3. Derajad kepercayaan, makin tinggi derajad kepercayaan yang diinginkan
terhadap estimasi makin besar ukuran sampel dibutuhkan.
4. Tipe random sampling yang digunakan, metode random sampling yang sesuai
dengan sifat populasi akan membuat sampel yang dibutuhkan berukuran kecil.
Banyak cara yang telah dikembangkan untuk mendapatkan ukuran sampel
(74)
telah menyusun rumus perhitungan ukuran sampel. Harry King mengembangkan
nomogram dengan menggunakan hubungan antara besar populasi, tingkat
signifikansi untuk mendapatkan ukuran sampel sebagai persentase dari ukuran
populasi. Hal yang lebih menarik ialah karya Isaac dan Michael yang membuat
sebuah tabel yang disebutnya Tabel Ukuran Sampel pada Tingkat Signifikansi
1%, 5% dan 10% (Tabel 3.1.) pada ukuran populasi tertentu yaitu dari 10 hingga
1.000.000.
Tabel 3.1. Ukuran Sampel pada Tingkat Signifikansi (S) 1%, 5% dan 10%
N S N S N S
1% 5% 10% 1% 5% 10% 1% 5% 10%
10 10 10 10 280 197 155 138 2800 537 310 247
15 15 14 14 290 202 158 140 3000 543 312 248
20 19 19 19 300 207 161 143 3500 558 317 251
25 24 23 23 320 216 167 147 4000 569 320 254
30 29 28 27 340 225 172 151 4500 578 323 255
35 33 32 31 360 234 177 155 5000 586 326 257
40 38 36 35 380 242 182 158 6000 598 329 259
45 42 40 39 400 250 186 162 7000 606 332 261
50 47 44 42 420 257 191 165 8000 613 334 263
55 51 48 46 440 265 195 168 9000 618 335 263
60 55 51 49 460 272 198 171 10000 622 336 263
65 59 55 53 480 279 202 173 15000 635 340 266
70 63 58 56 500 285 205 176 20000 642 342 267
75 67 62 59 550 301 213 182 30000 649 344 268
80 71 65 62 600 315 221 187 40000 653 345 269
85 75 68 65 650 329 227 191 50000 655 346 269
90 79 72 68 700 341 233 195 75000 658 346 270
95 83 75 71 750 352 238 199 100000 659 347 270
100 87 78 73 800 363 243 202 150000 661 347 270
110 94 84 78 850 374 247 205 200000 661 348 270
120 102 89 83 900 382 251 208 250000 662 348 270
130 109 95 88 950 391 255 211 300000 662 348 270
140 116 100 92 1000 399 258 213 350000 662 348 270
150 122 105 97 1100 414 265 217 400000 662 348 270
(75)
Tabel 3.1. Ukuran Sampel pada Tingkat Signifikansi (S) 1%, 5% dan 10% (Lanjutan)
N S N S N S
1% 5% 10% 1% 5% 10% 1% 5% 10%
190 148 123 112 1500 460 283 229 600000 663 348 270
200 154 127 115 1600 469 286 232 650000 663 348 270
210 160 131 118 1700 477 289 234 700000 663 348 270
220 165 135 122 1800 485 292 235 750000 663 348 270
230 171 139 125 1900 492 294 237 800000 663 348 271
240 176 142 127 2000 498 297 238 850000 663 348 271
250 182 146 130 2200 510 301 241 900000 663 348 271
260 187 149 133 2400 520 304 243 950000 663 348 271
270 192 152 135 2600 529 307 245 1000000 663 348 271
∞ 664 349 272
3.9. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Pengujian terhadap validitas dan reliabilitas instrumen pengumpulan data
khususnya kuesioner yang menggunakan berbagai tipe skala pengukuran perlu
dilakukan sebelum instrumen itu dioperasikan secara utuh dalam pengumpulan
data. Pengujian dilakukan dengan menggunakan data pendahuluan. Jika validitas
dan reliabilitas instrumen tersebut tidak memadai maka perbaikan harus
dilakukan. Tanpa pengujian validitas dan reliabilitas instrumen, data yang
terkumpul akan menimbulkan keraguan terhadap temuan dan hasil penelitian.
3.9.1. Validitas Data
Validitas data ialah suatu ukuran yang mengacu kepada derajad kesesuaian
antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya dalam sumber data. Data yang
valid akan diperoleh apabila instrumen pengumpulan data juga valid. Oleh karena
itu, untuk menguji validitas data maka pengujian dilakukan terhadap instrumen
(76)
Cara yang umum digunakan untuk menguji validitas instrumen ialah melalui
analisis korelasi. Analisis korelasi dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi
Product Momentyang dikembangkan oleh Pearson yaitu sebagai berikut:
Dimana : rxy= koefisien korelasi antara Y dan X
Xi= skor variabel independen X
Yi= skor variabel dependen Y
3.9.2. Reliabilitas Data
Reliabilitas sebuah alat ukur berkenaan dengan derajad konsistensi dan
stabilitas data yang dihasilkan dari proses pengumpulan data dengan
menggunakan instrumen tersebut. Teknik pengujian yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah koefisien Alpha Cronbach. Koefisien Alpha Cronbach
digunakan untuk mengukur reliabilitas instrumen yang pertanyaan-pertanyaannya
menggunakan skor dalam rentangan tertentu misalnya antara 1 dan 5 atau antara 1
dan 10 dan sebagainya. Rumus yang digunakan dalam menghitung koefisien
Alpha Cronbachadalah sebagai berikut:
Dimana: r11= reliabilitas instrumen (koefisienAlpha Cronbach)
k = jumlah butir pertanyaan dalam instrumen Σσ 2= jumlah varians butir-butir pertanyaan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)