DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KUDUS UPT PENDIDIKAN KECAMATAN GEBOG

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KUDUS UPT PENDIDIKAN KECAMATAN GEBOG

SD 3 KARANGMALANG

Jl. Flamboyan Karangmalang RT 03/02 Gebog Kudus 59354

Program Supervisi Akademik SD 3 Karangmalang ini disetujui dan disahkan pada : Hari

: Tanggal :

Menyetujui Kudus, 10 Juni 2013 Pengawas TK/SD Dabin Karangmalang,

Kepala SD 3 Karangmalang,

Sukarto, S.Pd.,M.Pd. Sutiyono, S.Pd.SD

NIP 19600101 198304 1 006 NIP 19640513 198608 1 001

Mengesahkan Kepala UPT Pendidikan Kecamatan Gebog Kudus,

H.M. Suharto, S.Pd.,M.Pd.

Pembina NIP 19640513 198608 1 001

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sekalian, sehingga kami dapat melaksanakan amanat UUD RI 1945 dan UU Nomor 20 Tahun 2003 dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Program Supervisi ini merupakan gambaran atau deskripsi tentang kegiatan supervisi akademik yang kami lakukan dalam rangka meningkatkan kinerja guru dan kualitas pembelajaran. Program supervisi ini kami buat dengan sebenar-benarnya tanpa rekayasa, dengan harapan segala kekurangan yang ada dapat segera diperbaiki demi kemajuan di masa mendatang.

Kami menyadari bahwa semua kegiatan supervisi di SD 3 Karangmalang ini tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala hormat kami sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Jajaran Pemerintah Kabupaten Kudus;

2. Jajaran Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kudus;

3. Jajaran UPT Pendidikan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus;

4. Segenap Keluarga Besar SD 3 Karangmalang Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus;

5. Segenap Pengurus Komite SD 3 Karangmalang Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus;

6. Instansi terkait yang tak dapat kami sebutkan satu persatu. Akhirnya atas segala kekurangan kami mohon maaf, dan semoga Allah SWT senantiasa memberi petunjuk dan bimbingan kepada kita. Amin.

Kudus, 10 Juni 2013 Kepala SD 3 Karangmalang, ttd

Sutiyono, S.Pd.SD

NIP 19640513 198608 1 001

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan nasional sedang mengalami berbagai perubahan yang cukup mendasar, terutama berkaitan dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Sisdiknas), manajemen, dan kurikulum, yang diikuti oleh perubahan-perubahan teknislainnya. Perubahan-perubahan tersebut diharapkan dapat memecahkan berbagai permasalahan pendidikan, baik masalah- masalah konvensional maupun masalah-masalah yang muncul bersamaan dengan hadirnya ide-ide baru (masalah inovatif). Di samping itu, melalui perubahan tersebut diharapkan terciptanya iklim yang kondusif bagi peningkatan kualitas pendidikan, dan pengembangan sumber daya manusia (PSDM), untuk mempersiapkan bangsa Indonesia memasuki era kesejagatan dalam kesemrawutan global.

Perubahan-perubahan di atas, menurut berbagai tugas yang harus dikerjakan oleh para tenaga kependidikan sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing, mulai dari level makrosampai pada level mikro, yakni tenaga kependidikan di sekolah. Di sekolah terdapat dua pilar yang paling berperan dan sangat menentukan kualitas pendidikan; yakni kepala sekolah dan guru. Dalam perspektif globalisasi, otonomi daerah, dan desentralisasi pendidikan serta untuk menyukseskan manajemen berbasis sekolah. Kepala sekolah merupakan figur sentral yang harus menjadi teladan bagi para tenaga kependidikan lain di sekolah. Oleh karena itu, untuk menunjang keberhasilan dalam perubahan-perubahan yang dilakukan dan diharapkan, perlu dipersiapkan kepala sekolah profesional, yang mau dan mampu melakukan perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi terhadap berbagai kebijakan dan perubahan yang dilakukan secara efektif dan efisien. Urgensi dan signifikansi fungsi dan peranan kepala sekolah didasarkan pada pemahaman bahwa keberhasilan sekolah merupakan keberhasilan kepala sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu memiliki kompetensi yang disyaratkan agar dapat merealisasikan visi dan misi yang diemban sekolahnya.

Dalam kerangka ini direkomendasikan mereaktualisasi fungsi dan peranan kepala sekolah selaku EMASLIM-F dalam wujud good school governance untuk menyukseskan program yang sedang digulirkan pemerintah seperti desentralisasi,

penyelenggaraan pendidikan, MBS, KTSP, benchmarking, broad basic education, life skill contextual learning . Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional dan sebagainya. Untuk mewujudkan visi dan misi pendidikan di tingkat satuan pendidikan perlu ditunjang oleh kemampuan kepala sekolah yang handal dalam menjalankan fungsi dan peranannya. Meskipun pengangkatan kepala sekolah dilakukan secara terencana dan sistematis, bahkan diangkat dari guru yang sudah berpengalaman atau mungkin sudah lama menjabat sebagai wakil kepala sekolah, namun tidak otomatis membuat kepala sekolah profesional dalam melakukan tugasnya. Pada beberapa kasus ditunjukkan adanya kepala sekolah yang terpaku dengan urusan administratif yang sebenarnya bisa dilimpahkan kepada Tenaga Administrasi Sekolah (TAS). Sejumlah pakar sepakat bahwa kepala sekolah harus mampu melaksanakan pekerjaannya sebagai edukator, manajer, administrator dan supervisor, yang disingkat EMAS. Dalam perkembangan selanjutnya, sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman, kepala sekolah juga harus mampu berperan sebagai leader, inovator dan motivator di sekolahnya. Dengan demikian, dalam paradigma baru manajemen pendidikan, kepala sekolah minimal harusmampu berfungsi sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator danmotivator, disingkat EMASLIM. Perspektif ke depan mengisyaratkan bahwa kepala sekolah juga harus mampu berperan sebagai figur dan mediator bagi perkembangan masyarakat dan lingkungan. Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, maka kepala sekolah juga harus berjiwa wirausaha. Dengan demikian, pekerjaan kepala sekolah semakin hari semakin meningkat dan akan selalu meningkat sesuai dengan perkembangan pendidikan yang diharapkan. Dalam hal ini pekerjaan kepala sekolah tidak hanya dalam kerangka EMASLIM, tetapi akan berkembang menjadi EMASLIM-F karena kepala sekolah juga sebagai pejabat formal. Semua itu harus dipahami oleh kepala sekolah dan yang lebih penting adalah bagaimana kepala sekolah mampu mengamalkan dan menjadikan fungsi-fungsi tersebut dalam bentuk aksi nyata di sekolah. Pelaksanaan tugas dan fungsi kepala sekolah tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena saling terkait dan saling mempengaruhi serta menyatu dalam pribadi seorang kepala sekolah profesional. Kepala sekolah yang demikian akan mampu mendorong visi dan misi menjadi aksi dalam paradigma baru manajemen pendidikan.Sebagai supervisor, kepala sekolah mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan. Sergiovani dan

Starrat (1993) menyatakan bahwa supervisi merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor mempelajari tugas sehari-hari di sekolah, agar dapat menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk memberikan layanan yang lebih baik pada orang tua peserta didik dan sekolah, serta berupayamenjadikan sekolah sebagai komunitas belajar yang lebih efektif. Supervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang berperan sebagai supervisor, tetapi dalam sistem organisasi pendidikan modern diperlukan supervisor khusus yang independen dan dapat meningkatkan objektivitas pembinaan dan pelaksanaan tugasnya. Jika supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah, maka ia harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar tenaga kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih cermat melaksanakan pekerjaannya. Pengawasan dan pengendalian yang dilakukan kepala sekolah terhadap tenaga kependidikan khususnya guru, disebut supervisi klinis, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pembelajaran efektif.

Salah satu supervisi akademik yang popular adalah supervisi klinis, yang memiliki karakteristik sebagai berikut;

1. Supervisi diberikan berupa bantuan (bukan perintah), sehingga inisiatif tetap berada ditangan tenaga kependidikan;

2. Aspek yang disupervisi berdasarkan usul guru, yang dikaji bersama kepala sekolah sebagai supervisor untuk dijadikan kesepakatan;

3. Instrumen dan metode observasi dikembangkan bersama oleh guru dan kepala sekolah;

4. Mendiskusikan dan menafsirkan hasil pengamatan dengan mendahulukan interpretasi guru,

5. Supervisi dilakukan dalam suasana terbuka secara tatap muka, dimana supervisor lebih banyak mendengar serta menjawab pertanyaan guru daripada memberi saran dan pengarahan;

6. Supervisi klinis sedikitnya memiliki tiga tahap, yakni pertemuan awal, pengamatan danumpan balik;

7. Adanya penguatan dan umpan balik dari kepala sekolah sebagai supervisor terhadap perubahan perilaku guru yang positif sebagai hasil pembinaan,

8. Supervisi dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan suatu keadaan memecahkan suatu masalah. Tugas kepala sekolah sebagai supervisor diwujudkan dalam kemampuannya menyusun dan melaksanakan program supervisi pendidikan serta memanfaatkan hasilnya. Kemampuan menyusun program supervisi pendidikan harus diwujudkan dalam penyusunan program supervisi kelas, pengembangan program supervisi untuk kegiatan ekstra-kurikuler, pengembangan program supervise perpustakaan, laboraturium dan ujian. Kemampuan melaksanakan program supervisi pendidikan diwujudkan dalam pelaksanaan program supervisi klinis dan dalam program supervisi kegiatan ekstra-kurikuler. Sedangkan kemampuan memanfaatkan hasil supervisi pendidikan diwujudkan dalam pemanfaatan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan dan pemanfaatan hasil supervisi untuk mengembangkan sekolah.Kepala sekolah sebagai supervisor perlu memperhatikan prinsip-prinsip: (1) hubungan konsultatif, kolegial dan bukan hirarkis; (2) dilaksanakan secara demokratis; (3) berpusat pada tenaga kependidikan; (4) dilakukan berdasarkan kebutuhan tenaga kependidikan; dan (5) merupakan bantuan profesional.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum : Tujuan umum Supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar.

2. Tujuan khusus :

a. Meningkatkan kinerja siswa dalam perannya sebagai peserta didik.

b. Meningkatkan mutu kinerja guru sehingga berhasil membantu membimbing siswa untuk mencapai prestasi belajar dan pribadi.

c. Meningkatkan efektifitas kurikulum sehingga berdayaguna dan berhasil guna, baik dalam proses belajar serta mendukung dimilikinya kemampuan pada diri lulusan.

d. Meningkatakan keefektifan sarana dan efisiensi prasarana untuk dikelola dandimanfaatkan dengan baik.

e. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah.

f. Meningkatkan kualitas situasi umum.

C. Sasaran

Adapun sasaran utama dari pelaksanaan kegiatan supervisi tersebut adalah peningkatan kemampuan profesional guru (Depdiknas, 1986; 1994 & 1995).

SD 3 Karangmalang terdapat sepuluh (10) orang guru, yaitu:

1. Supiah, S.Pd.SD

Guru Kelas I

2. Windaryati, S. Pd.SD

Guru Kelas II

3. Siti Pertimah, S.Pd.SD

Guru Kelas III

4. Dra. Hj. Muzdalifah Al Choiriyah

Guru Kelas IV

5. Rizky Oktavian Saputra, A.Ma.

Guru Kelas V

6. Setyo Utomo, S.Pd.SD

Guru Kelas VI

7. Abdullah, S.Ag.

Guru PAI

8. Heri Rustanto, S.Pd.

Guru Penjas

9. Ardhika Sari, S.Pd. Guru Bahasa Inggris

10. Zumrotush Solikhah, S.Pd.I

Guru PAI

D. Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan supervisi manajerial dan supervise akademik ini, adalah :

1. Meningkatnya kompetensi guru, meliputi :

a. Kompetensi paedagogis,

b. Kompetensi profesional,

c. Kompetensi kepribadian,

d. Kompetensi Sosial.

2. Meningkatnya pengelolaan pembelajaran;

3. Meningkatnya kinerja guru;

4. Meningkatnya prestasi belajar siswa;

5. Meningkatnya prestasi sekolah, baik akademis maupun non akademis.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Supervisi

Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi belajar-mengajar agar memperoleh kondisi yang lebih baik. Meskipun tujuan akhirnya tertuju pada hasil belajar siswa, namun yang diutamakan dalam supervisi adalah bantuan kepada guru.

Supervisi merupakan istilah baru yang menunjuk pada suatu pekerjaan pengawasan tetapi sifatnya lebih "human, manusiawi". Di dalam kegiatan supervisi, pelaksanaan bukan mencari-cari kesalahan atau kekurangan, tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinaan, agar pekerjaan yang disupervisi diketahui kekurangannya (tetapi bukan semata-mata kesalahannya).

Di dalam buku Pedoman Kurikulum tahun 1975 dan diperbarui sebagai kurikulum 1984, disebutkan bahwa Supervisi merupakan pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar dengan lebih baik.

K.A. Acheson dan M.D Gail mengemukakan bahwa Supervisi merupakan suatu proses membantu guru memperkecil ketidak sesuain antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan tingkah laku mengajar yang ideal. Di dalam bukunya "Effective Supervision" Wayne K. Hoy dan Patrick B. Forsyth mengatakan bahwa pekerjaan supervisi bukan bertujuan untuk untuk memberikan vonis tentang kemampuan seseorang atau mengontrol pekerjaannya, tetapi lebih mengarah kepada bentuk kerja sama antara atasan dan bawahan.

Istilah supervisi muncul kurang lebih tiga dasa warsa terakhir ini. Istilah yang digunakan sebelumnya adalah inspeksi, pemeriksaan, pengawasan, atau penilikan. Supervisi merupakan bagian dari proses administrasi dan manajemen. Pengertian beberapa istilah tersebut adalah :

1. Inspeksi dikonotasikan sebagai kegiatan melihat untuk mencari-cari kesalahan.

2. Pemeriksaan adalah melihat apa yang terjadi dalam suatu kegiatan.

3. Pengawasan dan penilikan adalah melihat apa yang positif dan apa yang yang negatif.

4. Supervisi adalah melihat bagian mana dari kegiatan di sekolah yang masih negatif untuk diupayakan menjadi positif, dan melihat mana yang sudah positif untuk dapat ditingkatkan menjadi lebih positif lagi, dan yang penting adalah pembinaan.

Istilah supervisi berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua akar kata, yaitu super ya ng artinya “di atas”, dan vision, yang berarti “melihat”, maka secara keseluruhan supervisi diartikan sebagai “melihat dari atas”. Dengan pengertian itulah, maka supervisi diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh pengawas dan kepala sekolah sebagai pejabat yang berkedudukan di atas atau lebih tinggi dari guru untuk melihat atau mengawasi pekerjaan guru. Supervisi merupakan peningkatan makna dari inspeksi yang berkonotasi mencari-cari kesalahan.

1. Arti Supervisi menurut asal usul (etimologi), bentuk perkataannya (morfologi), maupun isi yang terkandung dalam perkataan itu (semantik):

a. Secara morfologis, Supervisi berasal dari dua kata bahasa Inggris, yaitu super dan vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan orang yang berposisi di atas, pimpinan terhadap hal-hal yang ada di bawahnya. Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan supervisi bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki

b. Secara sematik, Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya.

c. Secara Etimologi, supervisi diambil dalam perkataan bahasa Inggris “Supervision” artinya pengawasan di bidang pendidikan.

Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor.

2. Arti Supervisi menurut para ahli

a. Good Carter, memberi pengertian supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan a. Good Carter, memberi pengertian supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan

b. Boardman, menyebutkan Supervisi adalah salah satu usaha menstimulir, mengkoordinir dan membimbing secarr kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran dengan demikian mereka dapat menstmulir dan membimbing pertumbuan tiap-tiap murid secara kontinyu, serta mampu dan lebih cakap berpartsipasi dlm masyarakat demokrasi modern. Boardman. Melihat supervisi sebagai lebih sanggup berpartisipasi dlm masyarakat modern.

c. Wilem Mantja (2007), mengatakan bahwa, supervisi diartikan sebagai kegiatan supervisor (jabatan resmi) yang dilakukan untuk perbaikan proses belajar mengajar (PBM). Ada dua tujuan (tujuan ganda) yang harus diwujudkan oleh supervisi, yaitu; perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan. Willem Mantja memandang supervisi sebagai kegiatan untuk perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan.

d. Kimball Wiles (1967), konsep supervisi modern dirumuskan sebagai berikut : “Supervision is assistance in the development of a better teaching learning situation”. Kimball Wiles beranggapan bahwa faktor manusia yg memiliki kecakapan (skill) sangat penting untuk menciptakan suasana belajar mengajar yg lebih baik.

e. Mulyasa (2006), supervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang berperan sebagai supervisor, tetapi dalam sistem organisasi modern diperlukan supervisor khusus yang lebih independent, dan dapat meningkatkan obyektivitas dalam pembinaan dan pelaksanaan tugas.

f. Ross L (1980), mendefinisikan bahwa supervisi adalah pelayanan kapada guru- guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan pengajaran, pembelajaran dan kurikulum. Ross L memandang supervisi sebagai pelayanan kapada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan.

g. Purwanto (1987), supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif.

B. Tujuan Supervisi

Tujuan utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran (Neagly & Evans, 1980; Oliva, 1984; Hoy & Forsyth, 1986; Wiles dan Bondi, 1986; Glickman, 1990). Tujuan umum Supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar. Tujuan Supervisi, adalah :

1. Meningkatkan mutu kinerja guru

a. Membantu guru dalam memahami tujuan pendidikan dan apa peran sekolah dalam mencapai tujuan tersebut

b. Membantu guru dalam melihat secara lebih jelas dalam memahami keadaan dan kebutuhan siswanya.

c. Membentuk moral kelompok yang kuat dan mempersatukan guru dalam satu tim yang efektif, bekerjasama secara akrab dan bersahabat serta saling menghargai satu dengan lainnya.

d. Meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa.

e. Meningkatkan kualitas pengajaran guru baik itu dari segi strategi, keahlian dan alat pengajaran.

f. Menyediakan sebuah sistim yang berupa penggunaan teknologi yang dapat membantu guru dalam pengajaran.

g. Sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan bagi kepala sekolah untuk reposisi guru.

2. Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan baik.

3. Meningkatkan keefektifan dan keefesiensian sarana dan prasarana yang ada untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan keberhasilan siswa.

4. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah khususnya dalam mendukung terciptanya suasana kerja yang optimal yang selanjutnya siswa dapat mencapai prestasi belajar sebagaimana yang diharapkan.

5. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sehingga tercipta situasi yang tenang dan tentram serta kondusif yang akan meningkatkan kualitas pembelajaran yang menunjukkan keberhasilan lulusan.

Catatan:

Tujuan supervisi harus dikomunikasikan dan dipahami oleh semua pihak. Supervisi harus terencana dengan baik, membangun dan demokratis. Guru harus diberi informasi tentang tujuan supervisi.

C. Kriteria Supervisi

1. Guru perlu diberitahu penilaian apa yang akan dipakai dalam proses supervisi

2. Kriteria penilaian harus dikembangkan mulai dari prioritas pengajaran, tujuan program, sistim sekolah serta perkembangan profesional guru

3. Kriteria dalam observasi guru harus ada hubungannya dengan deskripsi kerja guru.

D. Fungsi Supervisi

1. Fungsi meningkatkan mutu pembelajaran, ruang lingkupnya sempit, hanya tertuju pada aspek akademik, khususnya yang terjadi di ruang kelas ketika guru sedang memberikan bantuan dan arahan kepada siswa.

2. Fungsi memicu unsur yang terkait dengan pembelajaran lebih dikenal dengan nama Supervisi Administrasi.

3. Fungsi membina dan memimpin.

E. Tipe-tipe Supervisi

1. Tipe Inspeksi

Tipe seperti ini biasanya terjadi dalam administrasi dan model kepemimpinan yang otokratis, mengutamakan pada upaya mencari kesalahan orang lain, bertindak sebagai “Inspektur” yang bertugas mengawasi pekerjaan

guru. Supervisi ini dijalankan terutama untuk mengawasi, meneliti dan mencermati apakah guru dan petugas di sekolah sudah melaksanakan seluruh tugas yang diperintahkan serta ditentukan oleh atasannya.

2. Tipe Laisses Faire

Tipe ini kebalikan dari tipe sebelumnya. Kalau dalam supervisi inspeksi bawahan diawasi secara ketat dan harus menurut perintah atasan, pada supervisi Laisses Faire para pegawai dibiarkan saja bekerja sekehendaknya tanpa diberi petunjuk yang benar. Misalnya: guru boleh mengajar sebagaimana yang mereka inginkan baik pengembangan materi, pemilihan metode ataupun alat pelajaran.

3. Tipe Coersive

Tipe ini tidak jauh berbeda dengan tipe inspeksi. Sifatnya memaksakan kehendaknya. Apa yang diperkirakannya sebagai sesuatu yang baik, meskipun tidak cocok dengan kondisi atau kemampuan pihak yang disupervisi tetap saja dipaksakan berlakunya. Guru sama sekali tidak diberi kesempatan untuk bertanya mengapa harus demikian. Supervisi ini mungkin masih bisa diterapkan secara tepat untuk hal-hal yang bersifat awal. Contoh supervisi yang dilakukan kepada guru yang baru mulai mengajar. Dalam keadaan demikian, apabila supervisor tidak bertindak tegas, yang disupervisi mungkin menjadi ragu-ragu dan bahkan kehilangan arah yang pasti.

4. Tipe Training dan Guidance

Tipe ini diartikan sebagai memberikan latihan dan bimbingan. Hal yang positif dari supervisi ini yaitu guru dan staf tata usaha selalu mendapatkan latihan dan bimbingan dari kepala sekolah. Sedangkan dari sisi negatifnya kurang adanya kepercayaan pada guru dan karyawan bahwa mereka mampu mengembangkan diri tanpa selalu diawasi, dilatih dan dibimbing oleh atasannya.

5. Tipe Demokratis

Selain kepemimpinan yang bersifat demokratis, tipe ini juga memerlukan kondisi dan situasi yang khusus. Tanggung jawab bukan hanya seorang pemimpin saja yang memegangnya, tetapi didistribusikan atau didelegasikan kepada para anggota atau warga sekolah sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing- masing.

F. Prinsip-prinsip Supervisi

Secara sederhana prinsip-prinsip supervisi adalah sebagai berikut :

1. Supervisi hendaknya memberikan rasa aman kepada pihak yang disupervisi.

2. Supervisi hendaknya bersifat Kontrukstif dan Kreatif

3. Supervisi hendaknya realistis didasarkan pada keadaan dan kenyataan sebenarnya.

4. Kegiatan supervisi hendaknya terlaksana dengan sederhana.

5. Dalam pelaksanaan supervisi hendaknya terjalin hubungan profesional, bukan didasarkan atas hubungan pribadi.

6. Supervisi hendaknya didasarkan pada kemampuan, kesanggupan, kondisi dan sikap pihak yang disupervisi.

7. Supervisi harus menolong guru agar senantiasa tumbuh sendiri tidak tergantung pada kepala sekolah

Pendapat lain mengenai prinsip-prinsip supervisi adalah :

1. Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan memberikan bantuan kepada guru dan staf sekolah lain untuk mengatasi masalah dan mengatasi kesulitan dan bukan mencari-cari kesalahan.

2. Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung, artinya bahwa pihak yang mendapat bantuan dan bimbingan tersebut tanpa dipaksa atau dibukakan hatinya dapat merasa sendiri serta sepadan dengan kemampuan untuk dapat mengatasi sendiri.

3. Apabila supervisor merencanakan akan memberikan saran atau umpan balik, sebaiknya disampaikan sesegera mungkin agar tidak lupa. Sebaiknya supervisor memberikan kesempatan kepada pihak yang disupervisi untuk mengajukan pertanyaan atau tanggapan.

4. Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala misalnya 3 bulan sekali, bukan menurut minat dan kesempatan yang dimiliki oleh supervisor.

5. Suasana yang terjadi selama supervisi berlangsung hendaknya mencerminkan adanya hubungan yang baik antara supervisor dan yang disupervisi tercipta suasana kemitraan yang akrab. Hal ini bertujuan agar pihak yang disupervisi tidak akan segan-segan mengemukakan pendapat tentang kesulitan yang dihadapi atau kekurangan yang dimiliki.

6. Untuk menjaga agar apa yang dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau terlupakan, sebaiknya supervisor membuat catatan singkat, berisi hal – hal penting yang diperlukan untuk membuat laporan.

Sedangkan menurut Tahalele dan Indrafachrudi (1975), prinsip-prinsip supervisi sebagai berikut :

1. Supervisi harus dilaksanakan secara demokratis dan kooperatif,

2. Supervisi harus kreatif dan konstruktif,

3. Supervisi harus ”scientific” dan efektif,

4. Supervisi harus dapat memberi perasaan aman pada guru-guru,

5. Supervisi harus berdasarkan kenyataan,

6. Supervisi harus memberi kesempatan kepada supervisor dan guru-guru untuk mengadakan “self evaluation”

Karena prinsip-prinsip supervisi di atas merupakan kaidah-kaidah yang harus dipedomani atau dijadikan landasan di dalam melakukan supervisi, maka hal itu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari para supervisor, baik dalam konteks hubungan supervisor guru, maupun di dalam proses pelaksanaan supervisi.

1. Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan memberikan bantuan kepada guru dan staf sekolah lain untuk mengatasi masalah dan mengatasi kesulitan dan bukan mencari-cari kesalahan.

2. Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung, artinya bahwa pihak yang mendapat bantuan dan bimbingan tersebut tanpa dipaksa atau dibukakan hatinya dapat merasa sendiri serta sepadan dengan kemampuan untuk dapat mengatasi sendiri.

3. Apabila supervisor merencanakan akan memberikan saran atau umpan balik, sebaiknya disampaikan sesegera mungkin agar tidak lupa. Sebaiknya supervisor memberikan kesempatan kepada pihak yang disupervisi untuk mengajukan pertanyaan atau tanggapan.

4. Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala misalnya 3 bulan sekali, bukan menurut minat dan kesempatan yang dimiliki oleh supervisor.

5. Suasana yang terjadi selama supervisi berlangsung hendaknya mencerminkan adanya hubungan yang baik antara supervisor dan yang disupervisi tercipta suasana kemitraan yang akrab. Hal ini bertujuan agar pihak yang disupervisi tidak akan segan-segan mengemukakan pendapat tentang kesulitan yang dihadapi atau kekurangan yang dimiliki.

6. Untuk menjaga agar apa yang dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau terlupakan, sebaiknya supervisor membuat catatan singkat, berisi hal-hal penting yang diperlukan untuk membuat laporan.

G. Jenis-jenis Supervisi

Ditinjau dari objek yang disupervisi, ada 3 macam bentuk supervisi:

1. Supervisi Akademik

Menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang berlangsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu.

2. Supervisi Administrasi

Menitikberatkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya pembelajaran.

3. Supervisi Lembaga

Menyebarkan objek pengamatan supervisor pada aspek-aspek yang berada di sekolah. Supervisi ini dimaksudkan untuk meningkatkan nama baik sekolah atau kinerja sekolah secara keseluruhan. Misalnya: Ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah), Perpustakaan dan lain-lain.

H. Teknik-teknik Supervisi

Teknik supervisi Pendidikan adalah alat yang digunakan oleh supervisor untuk mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhir dapat melakukan perbaikan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Dalam pelaksanaan supervisi pendidikan, sebagai supervisor harus mengetahui dan memahami serta melaksanakan teknik-teknik dalam supervisi. Berbagai macam teknik dapat digunakan oleh supervisor dalam membantu guru meningkatkan situasi belajar mengajar, baik secara kelompok maupun secara perorangan ataupun dengan cara langsung bertatap muka dan cara tak langsung bertatap muka atau melalui media komunikasi (Sagala 2010: 210).

Adapun teknik-teknik Supervisi adalah sebagai berikut :

1. Teknik Supervisi yang bersifat kelompok

Teknik Supervisi yang bersifat kelompok ialah teknik supervisi yang dilaksanakan dalam pembinaan guru secara bersama-sama oleh supervisor dengan Teknik Supervisi yang bersifat kelompok ialah teknik supervisi yang dilaksanakan dalam pembinaan guru secara bersama-sama oleh supervisor dengan

a. Pertemuan Orientasi bagi guru baru.

Pertemuan orientasi adalah pertemuan antar supervisor dengan supervisi (terutama guru baru) yang bertujuan menghantar supervisi memasuki suasana kerja yang baru dikutip menurut pendapat Sagala (2010: 210) dan Sahertian (2008: 86). Pada pertemuan Orientasi supervisor diharapkan dapat menyampaikan atau menguraikan kepada supervisi hal-hal sebagai berikut (Sahertian 2008: 86) :

1) Sistem kerja yang berlaku di sekolah itu.

2) Proses dan mekanisme administrasi dan organisasi sekolah.

3) Biasanya diiringi dengan tanya jawab dan penyajian seluruh kegiatan dan situasi sekolah.

4) Sering juga pertemuan orientasi ini juga diikuti dengan tindak lanjut dalam bentuk diskusi kelompok dan lokakarya.

5) Ada juga melalui perkunjungan ke tempat – tempat tertentu yang berkaitan atau berhubungan dengan sumber belajar.

6) Salah satu ciri yang sangat berkesan bagi pembinaan segi sosial dalam orientasi ini adalah makan bersama.

7) Aspek lain yang membantu terciptanya suasana kerja ialah bahwa guru baru tidak merasa asing tetapi guru baru merasa diterima dalam kelompok guru lain.

b. Rapat guru

Rapat Guru adalah teknik supervisi kelompok melalui rapat guru yang dilakukan untuk membicarakan proses pembelajaan, dan upaya atau cara meningkatkan profesi guru. (Pidarta 2009: 71). Tujuan teknik supervisi rapat guru yang dikutip menurut pendapat Sagala (2010: 212) dan Pidarta (2009: 171) adalah sebagai berikut :

1) Menyatukan pandangan-pandangan guru tentang masalah-masalah dalam mencapai makna dan tujuan pendidikan.

2) Memberikan motivasi kepada guru untuk menerima dan melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik serta dapat mengembangkan diri dan jabatan mereka secara maksimal.

3) Menyatukan pendapat tentang metode kerja yang baik guna pencapaian pengajaran yang maksimal.

4) Membicarakan sesuatu melalui rapat guru yang bertalian dengan proses pembelajaran.

5) Menyampaikan informasi baru seputar belajar dan pembelajaran, kesulitan-kesulitan mengajar, dan cara mengatasi kesulitan mengajar secara bersama dengan semua guru disekolah.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam suatu rapat guru yang dikutip menurut pendapat Sagala (2010: 211), antara lain :

1) Tujuan-tujuan yang hendak dicapai harus jelas dan konkrit.

2) Masalah-masalah yang akan menjadi bahan rapat harus merupakan masalah yang timbul dari guru-guru yang dianggap penting dan sesuai dengan kebutuhan mereka.

3) Masalah pribadi yang menyangkut guru di lembaga pendidikan tersebut perlu mendapat perhatian.

4) Pengalaman-pengalaman baru yang diperoleh dalam rapat tersebut harus membawa mereka pada peningkatan pembelajaran terhadap siswa.

5) Partisipasi guru pada pelaksanaan rapat hendaknya dipikirkan dengan sebaik-baiknya.

6) Persoalan kondisi setempa, waktu, dan tempat rapat menjadi bahan pertimbangan dalam perencanaan rapat guru.

c. Studi kelompok antar guru

Studi kelompok antara guru adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah guru yang memiliki keahlian di bidang studi tertentu, seperti MIPA, Bahasa, IPS dan sebagainya, dan dikontrol oleh supervisor agar kegiatan dimaksud tidak berubah menjadi ngobrol hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan materi. Topik yang akan dibahas dalam kegiatan ini telah dirumuskan dan disepakati terlebih dahulu. Tujuan pelaksanaan teknik supervisi ini adalah sebagai berikut :

1) Meningkatkan kualitas penguasaan materi dan kualitas dalam memberi layanan belajar.

2) Memberi kemudahan bagi guru-guru untuk mendapatkan bantuan pemecahan masalah pada materi pengajaran.

3) Bertukar pikiran dan berbicara dengan sesama guru pada satu bidang studi atau bidang-bidang studi yang serumpun.

d. Diskusi

Diskusi adalah pertukaran pikiran atau pendapat melalui suatu percakapan tentang suatu masalah untuk mencari alternatif pemecahannya. Diskusi merupakan salah satu teknik supervisi kelompok yang digunakan supervisor untuk mengembangkan berbagai ketrampilan pada diri para guru dalam mengatasi berbagai masalah atau kesulitan dengan cara melakukan tukar pikiran antara satu dengan yang lain. Melalui teknik ini supervisor dapat membantu para guru untuk saling mengetahui, memahami, atau mendalami suatu permasalahan, sehingga secara bersama-sama akan berusaha mencari alternatif pemecahan masalah tersebut (Sagala 2010: 213). Tujuan pelaksanaan supervisi diskusi adalah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi guru dalam pekerjaannya sehari-hari dan upaya meningkatkan profesi melaluii diskusi.

Hal-hal yang harus diperhatikan supervisor sebagai pemimpin diskusi sehingga setiap anggota mau berpartisipasi selama diskusi berlangsung supervisor harus mampu :

1) Menentukan tema perbincangan yang lebih spesifik ;

2) Melihat bahwa setiap anggota diskusi senang dengan keadaan dan topik yang dibahas dalam diskusi.

3) Melihat bahwa masalah yang dibahas dapat dimengerti oleh semua

anggota dan dapat memecahkan masalah dalam pengajaran.

4) Melihat bahwa kelompok merasa diperlukan dan diikutsertakan untuk mencapai hasil bersama.

5) Mengakui pentingnya peranan setiap anggota yang dipimpinnya.

e. Workshop

Workshop adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terjadi dari sejumlah pendidik yang sedang memecahkan masalah melalui percakapan dan bekerja secara kelompok. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu pelaksanaan workshop antara lain :

1) Masalah yang dibahas bersifat “Life cntred” dan muncul dari guru tersebut,

2) Selalu menggunakan secara maksimal aktivitas mental dan fisik dalam kegiatan sehingga tercapai perubahan profesi yang lebih tinggi dan lebih baik.

f. Tukar menukar pengalaman

Tukar menukar pengalaman “Sharing of Experince” suatu teknik perjumpaan dimana guru menyampaikan pengalaman masing-masing dalam mengajar terhadap topik-topik yang sudah diajarkan, saling memberi dan menerima tanggapan dan saling belajar satu dengan yang lain. Langkah- langkah melakukan sharing antara lain :

1) Menentukan tujuan yang akan dicapai.

2) Menentukan pokok masalah yang akan dibahas.

3) Memberikan kesempatan pada setiap peserta untuk menyumbangkan pendapat pendapat mereka

4) Merumuskan kesimpulan.

2. Teknik Individual dalam Supervisi

Teknik Individual Menurut Sahertian yang dikutip oleh Sagala (2010: 216) adalah teknik pelaksanaan supervisi yang digunakan supervisor kepada pribadi- pribadi guru guna peningkatan kualitas pengajaran disekolah. Teknik – teknik individual dalam pelaksanaan supervisi antara lain :

a. Teknik kunjungan kelas.

Teknik kunjungan kelas adalah suatu teknik kunjungan yang dilakukan supervisor ke dalam satu kelas pada saat guru sedang mengajar dengan tujuan untuk membantu guru menghadapi masalah/kesulitan mengajar selama melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kunjungan kelas dilakukan dalam upaya Teknik kunjungan kelas adalah suatu teknik kunjungan yang dilakukan supervisor ke dalam satu kelas pada saat guru sedang mengajar dengan tujuan untuk membantu guru menghadapi masalah/kesulitan mengajar selama melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kunjungan kelas dilakukan dalam upaya

Kunjungan kelas dapat dilakukan dengan 3 cara, yatiu :

1) Kunjungan kelas tanpa diberitahu,

2) Kunjungan kelas dengan pemberitahuan,

3) Kunjungan kelas atas undangan guru,

4) Saling mengunjungi kelas.

b. Teknik Observasi Kelas

Teknik observasi kelas dilakukan pada saat guru mengajar. Supervisor mengobservasi kelas dengan tujuan untuk memperoleh data tentang segala sesuatu yang terjadi proses belajar mengajar. Data ini sebagai dasar bagi supervisor melakukan pembinaan terhadap guru yang diobservasi. Tentang waktu supervisor mengobservasi kelas ada yang diberitahu dan ada juga tidak diberi tahu sebelumnya, tetapi setelah melalui izin supaya tidak mengganggu proses belajar mengajar. Selama berada dikelas supervisor melakukan pengamatan dengan teliti, dan menggunakan instrumen yang ada terhada lingkungan kelas yang diciptakan oleh guru selama jam pelajaran.

c. Percakapan Pribadi

Percakapan pribadi merupakan Dialog yang dilakukan oleh guru dan supervisornya, yang membahas tentang keluhan – keluhan atau kekurangan yang dikeluarkan oleh guru dalam bidang mengajar, di mana di sini supervisor dapat memberikan jalan keluarnya. Dalam percakapan ini supervisor berusaha menyadarkan guru akan kelebihan dan kekurangannya. mendorong agar yang sudah baik lebih di tingkatkan dan yang masih kurang atau keliru agar diupayakan untuk memperbaikinya.

d. Intervisitasi (mengunjungi sekolah lain)

Teknik ini dilakukan oleh sekolah-sekolah yang masih kurang maju dengan menyuruh beberapa orang guru untuk mengunjungi sekolah-sekolah yang ternama dan maju dalam pengelolaannya untuk mengetahui kiat-kiat yang telah diambil sampai seekolah tersebut maju. Manfaat yang dapat diperoleh dari teknik supervisi ini adalah dapat saling membandingkan dan belajar atas kelebihan dan kekurangan berdasarkan pengalaman masing-masing. Sehingga masing-masing guru dapat memperbaiki kualitasnya dalam memberi layanan belajar kepada peserta didiknya.

e. Menyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar

Teknik pelaksanaan supervisi ini berkaitan dengan aspek-aspek belajar mengajar. Dalam usaha memberikan pelayanan profesional kepada guru, supervisor pendidikan akan menaruh perhatian terhadap aspek-aspek proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang efektif. supervisor harus mempunyai kemampuan menyeleksi berbagai sumber materi yang digunakan guru untuk mengajar. Adapun cara untuk mengikuti perkembangan keguruan kita, ialah dengan berusaha mengikuti perkembangan itu melalui kepustakaan profesional, dengan mengadakan "profesional reading". Ini digunakan untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Hal ini menyatakan bahwa teknik penyeleksian berbagai suber materi untuk mengajar memiliki arti bahwa Teknik ini yang menitik beratkan kepada kemampuan Supervisor dalam menyeleksi buku-buku yang dimiliki oleh guru pada saat mengajar yang sesuai dengan kebutuhan kegiatan belajar mengajar.

f. Menilai diri sendiri

Guru dan supervisor melihat kekurangan masing-masing yang mana ini dapat memberikan nilai tambah pada hubungan guru dan supervisor tersebut,yang akhirnya akan memberikan nilai positif bagi kegiatan belajar mengajar yang baik. Menilai diri sendiri merupakan tugas yang tidak mudah bagi guru, karena suatu pengukuran terbalik karena selama ini guru hanya menilai murid-muridnya. Ada beberapa cara atau alat yang dapat digunakan untuk menilai diri sendiri, antara lain membuat daftar pandangan atau pendapat Guru dan supervisor melihat kekurangan masing-masing yang mana ini dapat memberikan nilai tambah pada hubungan guru dan supervisor tersebut,yang akhirnya akan memberikan nilai positif bagi kegiatan belajar mengajar yang baik. Menilai diri sendiri merupakan tugas yang tidak mudah bagi guru, karena suatu pengukuran terbalik karena selama ini guru hanya menilai murid-muridnya. Ada beberapa cara atau alat yang dapat digunakan untuk menilai diri sendiri, antara lain membuat daftar pandangan atau pendapat

3. Diskusi Panel

Teknik ini dilakukan dihadapan guru oleh para pakar dari bermacam sudut ilmu dan pengalaman terhadap suatu masalah yang telah ditetapkan. Mereka akan melihat suatu masalah itu sesuai dengan pandangan ilmu dan pengalaman masing- masing sehingga guru dapat masukan yang sangat lengkap dalam menghadapi atau memecahkan suatu masalah. Manfaat dari kegiatan ini adalah lahirnya sifat cekatan dalam memecahkan masalah dari berbagai sudut pandang ahli.

4. Seminar

Seminar adalah suatu rangkaian kajian yang diikuti oleh suatu kelompok untuk mendiskusikan, membahas dan memperdebatkan suatu masalah yang berhubungan dengan topik. Berkaitan dengan pelaksanaan supervisi, dalam seminar ini dapat dibahas seperti bagaimana menyusun silabus sesuai standar isi, bagaimana mengatasi masalah disiplin sebagai aspek moral sekolah, bagaimana mengatasi anak-anak yang selalu membuat keributan dikelas, dll. Pada waktu pelaksanaan seminar kelompok mendengarkan laporan atau ide-ide menyangkut permasalahan pendidikan dari salah seorang anggotanya.

5. Simposium

Kegiatan mendatangkan seorang ahli pendidikan untuk membahas masalah pendidikan. Simposium menyuguhkan pidato-pidato pendek yang meninjau suatu topik dari aspek-aspek yang berbeda. Penyuguh pidato biasanya tiga orang dimana guru sebagai pengikut diharapkan dapat mengambil bekal dengan mendengarkan pidato-pidato tersebut.

6. Dokumen Mengajar

Usaha peningkatan belajar mengajar dengan cara mendemonstrasikan cara mengajar dihadapan guru dalam mengenalkan berbagai aspek dalam mengajar di kelas oleh supervisor.

7. Buletin Supervisi

Suatu media yang bersifat cetak dimana disana didapati peristiwaperistiwa pendidikan yang berkaitan dengan cara-cara mengajar,tingkah laku siswa,dan sebagainnuya.Diharapkan ini dapat membantu guru untuk menjadi lebih baik.

8. Kelemahan dan Kelebihan

a. Kelemahan Teknik-teknik Dalam Pelaksanaan Supervisi

1) Perlu biaya yang banyak, waktu yang tepat, sekolah jadi kurang efektif.

2) Perlu penyediaan waktu yang tepat

3) Tidak mencerminkan keadaan sehari-hari

4) Kurang demokratis

5) Mengganggu kelas lain dalam KBM, kelas sendiri ditinggalkan

6) Agak sulit menentukan dan cukup menyita waktu

7) Agak sulit menemukan waktu

8) Guru merasa canggung dan kurang bebas

b. Kelebihan Teknik-teknik Dalam Pelaksanaan Supervisi

1) Dapat mengetahui kelebihan yang dapat dikembangkan, mengetahui kelemahan untuk perbaikan, memberikan saran sesuai dengan kebutuhan

2) Bantuan diberikan kepada seluruh guru dalam satu kali pertemuan, pertukaran pikiran secara umum

3) Hal-hal yang baik dapat dijadikan contoh, hal yang kurang dapat didiskusikan

4) Dapat memberikan bimbingan aktual

5) Guru dapat menunjukan hasil usahanya

6) Dapat melayani kebutuhan khusus setempat

7) Dapat mengetahui kelebihan yang dapat dikembangkan, mengetahui kelemahan untuk perbaikan, memberikan saran sesuai dengan kebutuhan.

I. Perangkat Supervisi

Salah satu perangkat yang digunakan dalam melaksankan supervisi ialah instrument observasi pembelajaran/check list terutama untuk supervisi kelas, supervisi Salah satu perangkat yang digunakan dalam melaksankan supervisi ialah instrument observasi pembelajaran/check list terutama untuk supervisi kelas, supervisi

1. Persiapan dan apersepsi

2. Relevansi materi dengan tujuan instruksional

3. Penguasaan materi

4. Strategi

5. Metode

6. Manajemen kelas

7. Pemberian motivasi kepada siswa

8. Nada dan suara

9. Penggunaan bahasa

10. Gaya dan sikap perilaku.

J. Peran dan Fungsi Guru

1. Guru sebagai manager

Guru mengelola lingkungan pembelajaran secara keseluruhan. Kegiatan ini melibatkan siswa sebagai individu dan sebagai kelompok, program pembelajaran, lingkungan dan sumber-sumber pembelajaran

2. Guru sebagai observer

Kemampuan guru untuk meneliti secara cermat peserta didik, tindakan mereka, reaksi dan interaksi mereka.

3. Guru sebagai diagnostician

Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari tiap peserta didik termasuk merencanakan program bagi peserta didik

4. Guru sebagai educator

Kegiatan ini melibatkan pembuatan tujuan dan sasaran sekolah, sifat dan isi dari kurikulum dan program pembelajaran

5. Guru sebagai organizer

Kemampuan guru untuk mengorganisir program pembelajaran

6. Guru sebagai decision-maker

Memilih bahan/ materi pembelajaran yang sesuai, memutuskan topik dan proyek yang akan dilaksanakan serta membuat program pribadi

7. Guru sebagai presenter

Guru sebagai pembuka, narator, penanya, penjelas dan peneliti dari setiap diskusi.

8. Guru sebagai communicator

Kemampuan guru untuk berkomunikasi dengan peserta didik maupun rekan kerja.

9. Guru sebagai fasilitator

Guru berfungsi sebagai mediator anatara peserta didik/ kelas dan masalah- masalah yang timbul.

10. Guru sebagai motivator

Guru memberikan motivasi kepada peserta didik

11. Guru sebagai counsellor

Guru sebagai konselor bagi siswa dibidang pendidikan, personal, sosial dan emosional.

12. Guru sebagai evaluator

Guru mengevaluasi, menilai, mencatat kemampuan, pencapaian dan kemajuan siswa.

BAB III KEADAAN DAN POTENSI SEKOLAH

A. Deskripsi Sekolah

1. Tinjauan Historis SD 3 Karangmalang Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus

SD 3 Karangmalang Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus berdiri dengan ijin operasional tahun 1986 dengan NSS: 101031908037. Sejak berdiri hingga sekarang SD 3 Karangmalang Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus telah banyak terjadi pergantian Kepala Sekolah dan 4 (empat) Kepala Sekolah terakhir yaitu Mursidi, Sulistiyowati, Sukarto, S.Pd.,M.Pd. dan Sutiyono, S.Pd.SD (Sumber: Profil SD 3 Karangmalang Gebog Kudus, diolah 2013: 1).

2. Letak Geografis SD 3 Karangmalang Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus

Secara geografis SD 3 Karangmalang terletak di Desa Karangmalang Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus. Jarak orbitasi SD 3 Karangmalang Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus dengan Kantor Balai Desa ± 1 km, dengan Kantor Kecamatan Gebog berjarak ± 3 Km, dengan pusat kota Kabupaten Kudus ±

7 km, Ibu kota propinsi berjarak ± 57 km dan Ibu kota negara ± 607 Km. SD 3 Karangmalang walaupun berada di pedesaan namun mudah dijangkau sarana transportasi karena terletak ditepi jalan desa.

3. Struktur Organisasi SD 3 Karangmalang Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus