ASPEK HUKUM PENDIRIAN DAN OPERASIONALISASI RUMAH SAKIT FRESLEY HUTAPEA, SH, MH, MARS Kuliah S2 - MARS

  ASPEK HUKUM PENDIRIAN DAN OPERASIONALISASI RUMAH SAKIT FRESLEY HUTAPEA, SH, MH, MARS Kuliah S2 - MARS PERTEMUAN 7 & 8

  

TUJUAN

  • • Mahasiswa dapat menyebutkan tujuan mata ajar

    Aspek Hukum Pendirian Dan Operasionalisasi Rumah Sakit

    • Mahasiswa dapat menguraikan topik- topik dan

    jadwal mata ajar Aspek Hukum Pendirian Dan Oprasionalisasi Rumah Sakit

    • Mahasiswa dapat menggambarkan sistem

    evaluasi pembelajaran dan buku wajib
  • • Mahasiswa mampu memahami kompetensi yang

    diharapkan dari mata ajar

MATERI PEMBAHASAN

  • Prinsip dasar pengaturan
  • Persyaratan pendirian RS
  • Persyaratan operasional RS
  • Pembinaan dan pengawasan

  • Fungsi pengaturan & pengendalian

  pemerintah

  • Aspek perlindungan hukum
  • Kompetensi dan kewenangan
  • Mengurangi pelayanan di bwh standar

  • Memacu profesionalisme, efsien
  • Izin mekanisme upaya mutu paling tua

  • Izin ada batas waktu (dapat dicabut)

  • Tenaga kesehatan/tenaga kerja :

    praktek tenaga medis, praktek bidan, izin kerja tenaga kerja asing
  • Institusi / sarana kes RS, Balai

    Pengobatan, Rumah Bersalin, Apotik, Laboratorium, dll
  • Penggunaan peralatan : izin

    penggunaan radioaktif/radiologi, izin boiler, izin genset,dll

PRINSIP DASAR MUTU PELAYANAN

  • PERIZINAN

SARANA YANKES

  • AKREDITASI
  • KLASIFIKASI
  • SERTIFIKASI

  AKUNTABILITAS

  • STRATIFIKASI

PADA MASYARAKAT

  • STANDARD

  PERIZINA Kelayakan utk melaksanakan N kegiatan (Standar input) Proses pelaksanan AKREDITA pemenuhan standar SI pelayanan (Standar input, proses & output/outcome) Pengelompokan secara KLASIFIKA berting- kat berdasarkan SI kemampuan yan di RS (standar input) Kompetensi seseorang atau SERTIFIKA kelayakan peralatan SI

RS SEBAGAI SARANA PELAYANAN KES

  a. Jenis pelayanan

  • RSU  semua bidang dan jenis penyakit
  • RSK  bidang dan jenis penyakit tertentu, berdasarkan disiplin ilmu, gol. Umur, organ, jenis penyakit dll

  b. Kepemilikan

  • RS Publik  Pemerintah Berbentuk BLU (UPT, LTD)
  • RS Privat / dikelola Badan Hukum

PERATURAN YANG MENGATUR KEHIDUPAN RS

  I. PERATURAN DASAR - Keputusan Pemerintah BLU - Swasta AD / ART (PT/Yayasan/Badan hukum lainnya)

  II. PERATURAN PERUMAHSAKITAN - Permenkes - SK Menkes / Mendagri

  III. PERATURAN INTERNAL RS / HBL harus dibuat

  IV. PERATURAN TEKNIS PELAKSANA - STANDAR, SOP

  

V. ATURAN HK UMUM - (KUHP, KUHPerd, UU Lingkungan, UU

Tenaga Kerja, UU Perlindungan

Konsumen, Peraturan Pajak, Perda dll)

HUBUNGAN HUKUM DALAM RUMAH SAKIT DIREKSI

  PEMILIK NAKES / DOKTER PASIEN

  1. Pemilik, Direksi, SMF

  2. Direksi, Nakes, Adm + Kary

  3. Direksi dan SMF, Nakes

  4. Direksi, Nakes, Pasien

ADMINISTRASI RS PEMASOK

  5. Direksi, Adm RS, Pemasok HBL SOP STANDARD

  Standar/sop HK Umum HUKUM UMUM Administrasi

  Aspek Hukum Perdata

PERATURAN YANG TERKAIT DGN PENYELENGGARAAN RS

  1. Ketentuan hak tanah (Badan Pertanahan)

  2. Perizinan mendirikan badan usaha (Dep.Kehakiman)

  3. Perizinan lokasi, perizinan usaha (Dep.Dalam Negeri)

  4. Perizinan Usaha Perusahaan (Dep.Perdagangan)

  5. Izin Bangunan (IMB dan IPB – Pemda)

  6. Ketentuan Kelestarian Lingkungan (Menneg Lingkungan Hidup)

  7. Bea masuk barang dan perpajakan (Dep.Keuangan)

  8. Pajak Daerah : Papan Reklame dll (Pemda)

  9. Ketentuan Ketenaga-kerjaan (Depnaker)

  11. Perlindungan Bahaya Kebakaran (Pemda)

  12. Ketentuan Perlindungan Radiasi (Batan, Bapeten)

  13. Investasi & Permodalan (BKPM)

  14. Penerapan tarif dan kelas (Kadinkes atau Kemampuan Pasar)

  15. Ketenagaan Kesehatan (Depdikbud, Depkes)

  16. Penelitian Klinis (Menneg, Ristek, Depkes)

  17. Perbekalan Farmasi (Depkes)

  18. Pengaturan Keprofesian (IDI, PPNI, ISFI dll)

  19. Pengendalian Etika (ERSI, KODEKI dll)

  20. Perlindungan Hukum (Dep.Kehakiman)

PERIZINAN RUMAH SAKIT

   Izin mendirikan  Izin operasional

  

Tata Cara Perizinan RS

  1.Pemilik atau pengelola mengajukan permohonan Izin Mendirikan sesuai dengan klasifkasi Rumah Sakit.

  2.Lampiran a.fotokopi akta pendirian badan hukum yang sah, kecuali instansi Pemerintah atau Pemerintah Daerah; b.studi kelayakan;

  c.master plan; d.Detail Engineering Design;

  e.dokumen pengelolaan dan pemantauan lingkungan (UPL,AMDAL) f.fotokopi sertifkat tanah/bukti kepemilikan tanah atas nama badan hukum pemilik rumah sakit; g.izin undang-undang gangguan (Hinder Ordonantie/HO); h.Surat Izin Tempat Usaha (SITU); i.Izin Mendirikan Bangunan (IMB);

PERSYARATAN PENDIRIAN RS

  1. Penyelenggara RS

  2. Study Kelayakan dan Master Plan

  3. Persyaratan Lokasi

  4. Persyaratan Bangunan

  5. Persyratan Prasarana

  6. Persyaratan Tenaga

  7. Persyaratan Peralatan

PERSYARATAN PENDIRIAN RS (1)

1. PENYELENGGARA RUMAH SAKIT • Pemerintah (Berbentuk BLU / BLUD) • Swasta  Badan Hukum - Yayasan - Perseroan Terbatas - Koperasi - Perkumpulan - Badan hukum lainnya

BENTUK-BENTUK BADAN HUKUM

  • Perkumpulan (pasal 1654-1665 KUH Perdata)
  • Perseroan Terbatas (UU No.1 / 1995)
  • Koperasi (UU No.12 / 1967)
  • Yayasan UU No.16 / 2001 jo UU No.28 Tahun 2004
  • Badan Hukum Pendidikan (diisyaratkan dalam pasal

53 UU No.20 / 2003 tentang Sikdiknas

PERSYARATAN PENDIRIAN RS (2)

2. Study Kelayakan dan Master Plan

  • analisa kebutuhan pelayanan
  • rancangan pengembangan
  • analisa keuangan dan kemampuan pembiayaan
  • analisa kebutuhan sarana, prasarana, tenaga dan peralatan
  • program fungsi

  

Studi Kelayakan (Gambaran kegiatan perencanaan Rumah Sakit

secara fsik dan nonfsik) :

  • Kajian kebutuhan pelayanan Rumah Sakit, yang meliputi kajian

    demograf: luas wilayah dan kepadatan penduduk serta karakteristik

    penduduk (umur, jenis kelamin, dan status perkawinan);
  • kajian sosio-ekonomi yang mempertimbangkan kultur/kebudayaan,

    tingkat pendidikan, angkatan kerja, lapangan pekerjaan, pendapatan

    domestik rata-rata bruto;
  • kajian morbiditas dan mortalitas, mempertimbangkan sepuluh

    penyakit utama, angka kematian (GDR, NDR), dan angka persalinan;
  • kajian kebijakan dan regulasi, pengembangan wilayah

    pembangunan sektor nonkesehatan, kesehatan, dan perumah sakitan.

  • kajian aspek internal Rumah Sakit rancangan sistem-sistem yang

    akan dilaksanakan atau dioperasionalkan (sistem manajemen

    organisasi sistem manajemen unit-unit pelayanan,system unggulan

    pelayanan, teknologi peralatan, sistem tarif, serta rencana kinerja dan

    keuangan).

  

Kajian kebutuhan lahan, bangunan, prasarana, sumber

daya manusia, dan peralatan sesuai kriteria klasifkasi Rumah Sakit :

  • Lahan dan bangunan Rumah Sakit harus dalam satu kesatuan lokasi yang saling berhubungan dengan ukuran, luas dan bentuk lahan serta bangunan/ruang mengikuti ketentuan tata ruang daerah setempat yang berlaku.

  Kajian kemampuan pendanaan/pembiayaan :

  • prakiraan jumlah kebutuhan dana investasi dan sumber pendanaan;
  • prakiraan pendapatan atau proyeksi pendapatan terhadap prakiraan jumlah kunjungan dan pengisian tempat tidur;
  • prakiraan biaya atau proyeksi biaya tetap dan biaya tidak tetap terhadap prakiraan sumber daya manusia;
  • proyeksi arus kas 5 (lima) sampai 10 (sepuluh) tahun; dan •proyeksi laba atau rugi 5 (lima) sampai 10 (sepuluh) tahun.

PERSYARATAN PENDIRIAN RS (3)

3. Persyaratan Lokasi

  a. Persyaratan kesehatan lingkungan

  • upaya pemantauan lingkungan (UPL)
  • upaya pengelolaan lingkungan (UKL)
  • analisa dampak lingkungan (amdal)

  b. Persyaratan Tata Ruang

  • RTRW (rencana tata ruang wilayah)
  • RDTRKP (rencana detail tata ruang kawasan perbatasan)
  • RTBL (rencana tata bangunan lingkungan)

  Persyaratan lokasi meliputi :

  • Tidak berada di lokasi area berbahaya (di tepi lereng, dekat

    kaki gunung yang rawan terhadap longsor, dekat anak sungai

    atau badan air yang dpt mengikis pondasi, dekat dengan jalur patahan aktif/gempa, rawan tsunami, rawan banjir, berada dalam zona topan/badai, dan lain-lain).
  • Harus tersedia infrastruktur aksesibilitas untuk jalur transportasi.
  • Ketersediaan utilitas publik mencukupi seperti air bersih, jaringan air kotor, listrik, jalur komunikasi/telepon.
  • Ketersediaan lahan parkir.
  • Tidak berada di bawah pengaruh SUTET.
  • rencana cakupan, jenis pelayanan kesehatan, dan fasilitas lain;
  • jumlah, spesialisasi, dan kualifkasi sumber daya manusia; dan
  • jumlah, jenis, dan spesifkasi peralatan mulai dari peralatan

  • Master plan memuat strategi pengembangan aset untuk sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun kedepan dalam pemberian pelayanan kesehatan secara optimal yang meliputi identifkasi proyek perencanaan, demografs, tren masa depan, fasilitas yang ada, modal dan pembiayaan.
  • Detail Engineering Design merupakan gambar perencanaan

    lengkap Rumah Sakit yang akan dibangun yang meliputi gambar arsitektur, struktur dan mekanikal elektrikal sesuai dengan persyaratan teknis yang ditetapkan oleh Menteri.
  • Dokumen pengelolaan dan pemantauan lingkungan

  atas upaya pengelolaan lingkungan (UKL), upaya pemantauan lingkungan (UPL), atau analisis dampak lingkungan (AMDAL) berdasarkan klasifkasi Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

  • Izin undang-undang gangguan (hinder ordonantie/HO) dan/

    atau surat izin tempat usaha (SITU), dan izin mendirikan bangunan (IMB) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g, huruf h, dan huruf i diperoleh sesuai dengan ketentuan

PERSYARATAN PENDIRIAN RS (4)

4. Persyaratan Bangunan

  a. Persyaratan administratif

  • status hak atas tanah
  • status pemilik bangunan
  • izin mendirikan bangunan (IBM)
  • izin penggunaan bangunan (IPB)

  b. Persyaratan Teknis

  • tata bangunan (peruntukan, insentitas, arsitek bangunan)
  • keandalan bangunan (keselamatan kes, kenyamanan dan persyaratan kemudahan)

  c. Bangunan yang diperlukan (RJ, RI, IGD, KO, Lab, RO,

PERSYARATAN PENDIRIAN RS (5)

5. Persyaratan Prasarana Kesehatan

  a. memenuhi standar pelayanan di K3

  • instalasi air, listrik, gas, uap
  • instalasi pengolahan limbah (padat, cair, gas, radioaktif)
  • pencegahan dan penanggulangan kebakaran
  • penyejuk udara
  • komunikasi informasi
  • genset, UPS

b. Sarana terpelihara dan berfungsi

PERSYARATAN PENDIRIAN RS (6)

6. Persyaratan Ketenagaan

  a. Jenis tenaga

  • tenaga medis
  • tenaga keperawatan (perawat dan bidan)
  • tenaga kesehatan lain (sesuai kebutuhan)
  • tenaga non kesehatan

  b. Tenaga mempunyai surat izin praktik (SIP/SIK)

  c. Sesuai kompetensi dan kewenangan

PERSYARATAN PENDIRIAN RS (7)

7. Persyaratan Peralatan

  • peralatan medis (keperluan diagnosa, terapi, rehab dan peneliti medik)
  • peralatan non medis (mendukung keperluan tindakan medis)
  • peralatan medis melalui penapisan teknologi, pengujian dan kalibrasi(sesuai kebutuhan)
  • operasionalisasi oleh petugas yang kompetensi

IZIN OPERASIONAL

  • • Izin Operasional merupakan izin yang

    diberikan kepada pengelola Rumah Sakit untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan
  • • Izin operasional berlaku untuk jangka waktu 5

    (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan
  • • Perpanjangan izin operasional dilakukan

    dengan mengajukan permohonan perpanjangan selambat-lambatnya 6 bulan

    sebelum habis masa berlaku Izin Operasional

IZIN OPERASIONAL

  • • Izin Mendirikan Rumah Sakit, bagi permohonan untuk

    pertama kali;
  • • profl Rumah Sakit, (visi dan misi, lingkup kegiatan, rencana

    strategi, dan struktur organisasi);
  • • isian instrumen self assessment sesuai klasifkasi Rumah

    Sakit (pelayanan, sumber daya manusia, peralatan, bangunan dan prasarana);
  • • gambar desain (blue print) dan foto bangunan serta sarana

    dan prasarana pendukung;
  • izin penggunaan bangunan (IPB) dan sertifkat laik fungsi;
  • dokumen pengelolaan lingkungan berkelanjutan;
  • daftar sumber daya manusia;
  • daftar peralatan medis dan nonmedis;
  • daftar sediaan farmasi dan alat kesehatan;
  • • berita acara hasil uji fungsi peralatan kesehatan disertai

    kelengkapan berkas izin pemanfaatan • dokumen administrasi dan manajemen.

  • Instrumen self assessment
  • Dokumen administrasi dan manajemen :

  a. badan hukum atau kepemilikan;

  b. peraturan internal Rumah Sakit (hospital bylaws);

  c. komite medik;

  d. komite keperawatan;

  e. satuan pemeriksaan internal;

  f. surat izin praktik atau surat izin kerja tenaga kesehatan;

g. standar prosedur operasional kredensial staf medis;

  h. surat penugasan klinis staf medis; dan i. surat keterangan/sertifkat hasil uji/kalibrasi alat kesehatan.

  

Pimpinan atau Kepala RS

  • Pasal 34 UU No 44 Th2009 tentang Rumah Sakit : (1).Kepala Rumah Sakit harus seorang tenaga medis yang mempunyai kemampuan dan keahlian di bidang perumahsakitan. (2) Tenaga struktural yang menduduki jabatan sebagai pimpinan harus berkewarganegaraan Indonesia. (3) Pemilik Rumah Sakit tidak boleh merangkap menjadi kepala Rumah Sakit.

  

TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEMILIK RUMAH SAKIT

. menetapkan misi, falsafah dan tujuan rumah sakit .

  • menentukan AD/ART rumah sakit;
  • •bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Peraturan Pemerintah yang

    berhubungan dengan perumahsakitan;
  • •mengangkat dan memberhentikan badan pembina (dewan penyantun);

  • mengangkat dan memberhentikan direksi, penguasaan perbendaharaan;
  • pencari dana dan penerima donasi
  • penjamin kredit atau penjamin leasing
  • mengagunkan kekayaan dan atau menghapuskan kekayaan;
  • •menerima laporan kekayaan dari dewan penyantun (dewan pengawas)

    dan direksi
  • merencanakan dan melaksanakan pembangunan dan pengembangan rumah sakit.

  TUGAS POKOK DAN FUNGSI PENGELOLA RUMAH SAKI T

  • melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan

    secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan

    serta melaksanakan upaya rujukan;
  • melaksanakan fungsi-fungsi manajemen rumah sakit secara terpadu, efsien, efektif dan kreatif;
  • menyusun kebijaksanaan pelaksanaan kegiatan di rumah sakit;
  • membina pelaksanaan kegiatan di rumah sakit;
  • • mengoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas rumah sakit sesuai

    dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku;
  • menyusun rencana kerja dan rencana anggaran tahunan;
  • melaksanakan program kerja dan anggaran tahunan yang telah disetujui;
  • mengusulkan rencana pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana rumah sakit yang diperlukan sejalan dengan kebutuhan saat ini dan pengembangan di masa depan; • bertanggung jawab atas pengurusan RS kepada Pemilik Rumah Sakit.

STANDAR KOMPETENSI PEJABAT DI

  

RS

(Permenkes 971/2008 )

PERSYARATAN UMUM

  • Standar kompetensi jabatan meliputi Kompetensi Dasar, Kompetensi Bidang dan Kompetensi Khusus.
  • Kompetensi Dasar harus dimiliki oleh Pejabat Struktural sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan.
  • Kompetensi Bidang didapat melalui pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional kesehatan sesuai dengan bidang pekerjaannya
  • Kompetensi Khusus harus dimiliki oleh pejabat struktural dalam mengemban tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan jabatan dan kedudukannya.

I. Kompetensi dasar :

  • Integritas;
  • Kepemimpinan;
  • Perencanaan;
  • Penganggaran;
  • Pengorganisasian;
  • Kerjasama; dan •Fleksibel.

  Kompetensi Direktur Utama

/Direktur RS

  1. Harus seorang tenaga medis yang mempunyai kemampuan dan keahlian di bidang perumahsakitan.

  2. Telah mengikuti pelatihan perumahsakitan meliputi Kepemimpinan, Kewirausahaan, Rencana Strategis Bisnis, Rencana Aksi Strategis, Rencana Implementasi dan Rencana Tahunan, Tatakelola Rumah Sakit, Standar Pelayanan Minimal, Sistem Akuntabilitas, Sistem Remunerasi Rumah Sakit, Pengelolaan Sumber Daya Manusia.

  3. Pelatihan harus dipenuhi sebelum atau paling lama satu tahun pertama setelah menduduki jabatan struktural.

  4. Pengalaman jabatan meliputi :

  

5. Direktur Rumah Sakit Kelas A pernah memimpin Rumah Sakit

Kelas B dan/atau pernah menjabat sebagai Wakil Direktur Rumah Sakit Kelas A paling singkat selama 3 (tiga) tahun.

  

6. Direktur Rumah Sakit Kelas B pernah memimpin Rumah Sakit

Kelas C dan/atau pernah menjabat sebagai Wakil Direktur Rumah Sakit Kelas B paling singkat selama 3 (tiga) tahun.

  

7. Direktur Rumah Sakit Kelas C pernah memimpin Rumah Sakit

Kelas D dan/atau pernah menjabat sebagai Kepala Bidang

Rumah Sakit Kelas C paling singkat selama 1 (satu) tahun.

  8. Direktur Rumah Sakit Kelas D pernah memimpin Puskesmas paling singkat selama 1 (satu) tahun. a. Kepemimpinan, b. Kewirausahaan, c. Rencana Strategis Bisnis,

  d. Rencana Aksi Strategis, e. Rencana Implementasi dan Rencana Tahunan, f. Tatakelola Rumah Sakit,

  Kompetensi Direktur/Wakil Direktur Pelayanan Medis

Rumah Sakit Pendidikan : Rumah Sakit yang menyelenggarakan pendidikan

profesi kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan pendidikan tenaga kesehatan lainnya berlatar belakang pendidikan Dokter Spesialis atau Dokter dengan pendidikan Sarjana Strata 2 (dua) bidang kesehatan.

Rumah Sakit Non Pendidikan : Rumah Sakit yang tidak menyelenggarakan

pendidikan profesi kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan pendidikan tenaga kesehatan lainnya berlatar belakang pendidikan tenaga medis dengan pendidikan Sarjana Strata 2 (dua) bidang kesehatan. • Telah mengikuti pelatihan perumahsakitan meliputi :

  g. Standar Pelayanan Minimal, h. Sistem Akuntabilitas, i. Sistem Remunerasi Rumah Sakit, dan j. Pengelolaan Sumber Daya Manusia.

• Pelatihan harus dipenuhi sebelum atau paling lama 1 (satu) tahun pertama

setelah menduduki jabatan struktural.

  • Wakil Direktur diutamakan memiliki pengalaman jabatan paling singkat 3 (tiga) tahun di bidang pelayanan medik/ kesehatan.

  Kompetensi Direktur/ Wakil Direktur Administrasi Umum

  • Wakil Direktur Administrasi Umum berlatar belakang pendidikan Sarjana dengan pendidikan Sarjana Strata 2 (dua) bidang Kesehatan.
  • Wakil Direktur Administrasi Umum telah mengikuti pelatihan :
  • Kepemimpinan • Kewirausahaan,
  • Rencana Aksi Strategis,
  • Rencana Implementasi dan Rencana Tahunan,
  • Sistem Rekruitment Pegawai, dan • Sistem Remunerasi.
  • Pelatihan harus dipenuhi sebelum atau paling lama 1 (satu) tahun pertama setelah menduduki jabatan struktural.
  • Wakil Direktur Administrasi Umum diutamakan memiliki pengalaman jabatan paling singkat 3 (tiga) tahun dalam bidang tugasnya.

  Kompetensi Direktur / Wakil Direktur Keuangan :

  

a. Berlatar belakang pendidikan paling sedikit

Sarjana Ekonomi atau Akuntansi atau sejenis

b. Telah mengikuti pelatihan Rencana Aksi

Strategi, Rencana Implementation dan

  Rencana Tahunan, Laporan Pokok Keuangan, Akuntansi, Rencana Bisnis Anggaran, dan Sistem Informasi.

  

c. Pelatihan harus dipenuhi sebelum atau paling

lama 1 (satu) tahun pertama setelah menduduki jabatan struktural.

  

d. Diutamakan memiliki pengalaman jabatan

paling singkat 3 (tiga) tahun dalam bidang keuangan.

  Kompetensi Direktur / Wakil Direktur SDM :

  a. Latar belakang pendidikan Sarjana dengan pendidikan Sarjana Strata 2 (dua) bidang kesehatan.

  b. Telah mengikuti pelatihan Kepemimpinan dan Kewirausahaan, Rencana Aksi Strategis, Rencana Implementasi dan Rencana Tahunan, Sistem Rekruitment Pegawai, dan Sistem Remunerasi.

  c. Pelatihan harus dipenuhi sebelum atau paling lama 1 (satu) tahun pertama setelah menduduki jabatan struktural.

  d. Diutamakan memiliki pengalaman jabatan paling singkat 3 (tiga) tahun dalam bidang Sumber Daya Manusia.

  Kompetensi Direktur / Wakil Direktur Pendidikan :

  

a. Berlatar belakang pendidikan tenaga

medis dengan pendidikan Sarjana Strata 2 bidang kesehatan.

  

b. Telah mengikuti pelatihan Kepemimpinan

dan Kewirausahaan, Rencana Aksi Strategis, Rencana Implementasi dan Rencana Tahunan, Sistem Rekruitment Pegawai, dan Sistem Remunerasi.

  

c. Pelatihan harus dipenuhi sebelum atau paling

lama 1 (satu) tahun pertama setelah menduduki jabatan struktural.

  

d. Diutamakan memiliki pengalaman jabatan

paling singkat 3 (tiga) tahun dalam bidang pendidikan dan penelitian.

  

Kompetensi Kepala Bidang dan/atau

Kepala Bagian

  

a. Berlatar belakang pendidikan paling

sedikit Sarjana sesuai dengan bidang kerjanya.

  

b. Telah mengikuti pelatihan

Kepemimpinan dan Kewirausahaan, Rencana Aksi Strategis, Rencana Implementasi dan Rencana Tahunan, Sistem Rekruitment Pegawai, dan Sistem Remunerasi.

  

c. Pelatihan harus dipenuhi sebelum atau

paling lama 1 (satu) tahun pertama setelah menduduki jabatan struktural.

  

d. Diutamakan memiliki pengalaman

jabatan paling singkat 3 (tiga) tahun

  

Kepala Seksi dan/atau Kepala

Subbagian

  a. Berlatar belakang pendidikan paling sedikit Sarjana sesuai dengan bidang kerjanya.

  b. Telah mengikuti pelatihan Kepemimpinan dan Kewirausahaan, Rencana Aksi Strategis, Rencana Implementasi dan Rencana Tahunan, Sistem Rekruitment Pegawai, dan Sistem Remunerasi.

  c. Pelatihan harus dipenuhi sebelum atau paling lama 1 (satu) tahun pertama setelah menduduki jabatan struktural

  Trend Issue Perumah

Sakitan

  Perubahan Manajemen Tradisional ke Manajemen Transformational

  Era desentralisasi mengharuskan pelaksanaan Good Governance

  RS sebagai industri yang padat modal, padat karya dan padat teknologi multi profesi Good Corporate Governance

  Konsep opinion based treatment evidence-based treatment Good Clinical Governance

PRINSIP DALAM LIBERALISASI KESEHATAN

  

 Kebijaksanaan mengikuti azas dari WTO, AFTA

 Kebijaksanaan berazas melindungi kepentingan

masyarakat Indonesia  Kebijakan liberalisasi bidang kesehatan dilakukan secara bertahap, memperhatikan tujuan nasional, tingkat kemajuan dan fleksibel  Kebijaksanaan disusun bersama berdasarkan azas manfaat : alih teknologi, perluasan usaha dan pertumbuhan ekonomi  Kebijakan sektor kesehatan disusun sesuai dengan kepentingan nasional, dan kemampuan domestik

  

SARANA YANG DIBUKA DALAM RANGKA PMA

  1. Rumah Sakit

  2. Medical Cek Up

  3. Laboratorium Klinik

  4. Pelayanan Rehabilitasi Mental

  5. Penyewaan Peralatan Medis

  6. Jasa asistensi evakuasi dalam darurat

  7. Jasa Manajemen Rumah Sakit

  8. Jasa Maintenance (Test and Repair)

1. Persyaratan Rumah Sakit

  a. RS dengan pelayanan tersier (minimal 200 tt)

  b. PMA harus berpatungan dengan Perusahaan Nasional

  c. RS dipimpin oleh Direktur (seorang tenaga medis WNI)

  d. Semua tenaga medis WNI

  e. Lokasi pendirian RS harus sesuai analisa kebutuhan pelayanan kesehatan dan studi kelayakan

  f. Perizinan RS PMA

  1. Mengajukan permohonan ke Menkes

  2. Penilaian studi kelayakan Depkes

  3. Rekomendasi Depkes

  4. Mengajukan permohonan ke BKPM, Depkes mengeluarkan Izin

sementara atau persetujuan BPM (Dinkes)

  

5. Mengajukan izin operasional ke Depkes (cq. Ditjen Yanmed)

  6. Depkes mengeluarkan izin operasional

  7. Mendapat perpanjangan izin harus sudah mengikuti program akreditasi PEMBINAAN DAN PENGAWASAN TERHADAP RUMAH SAKIT

  • Tujuan pembinaan dan pengawasan
  • Pelaksana pembinaan dan pengawasan

PEMBINAAN DAN

  • Substansi pembinaan

  PENGAWASAN dan pengawasan

  (BINWAS)

  • Mekanisme pembinaan dan pengawasan
  • Penerapan aturan yang berlaku

  • Peningkatan mutu pelayanan
  • Profesionalisme
  • Akuntabilitas kepada masyarakat
  • Transparansi pelayanan
  • Pengawasan dilakukan oleh Badan Pengawas Rumah Sakit, Badan Pengawas Rumah Sakit Daerah

  • Binwas dilaksanakan secara berkala dan berjenjang

   Pem. Pusat, Provinsi, Kab/Kota

  • Melibatkan organisasi profesi dan perumahsakitan
  • Kordinasi dengan instansi terkait (Diknas, Naker, Dagri dll)
  • Aspek perijinan

  • - Sarana kesehatan - Tenaga kesehatan - Peralatan
    • Pelaksanaan kegiatan pelayanan di RS
    • HBL, SOP, Standar Profesi
    • Pencatatan dan Pelaporan - Rekam Medis - Penggunaan SDM, Sarana , Prasana,Alat ( SPA )