HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATU (1)
, Vol. 9, No. 1 Februari 2012
!"#
$$ #%
!
&
!
%&%'
++&,
.)&
-
-
'
( &
) ! )'
!
! "#$
())& *
(++(
/
/
"
-
0
1
0
-
-
2
-
(&&
#
2
34(,5
36&,5
7
8 & .).
$ 8( 6('
9* )', 3& 64+ : . ;4(5
0
-
-
"
* <
'
-
-
/
-
/
dukungan emosional. Keluarga merupakan
+
Dukungan keluarga merupakan salah
satu bentuk dari terapi keluarga, melalui
keluarga berbagai masalah kesehatan bisa
muncul sekaligus dapat diatasi. Menurut
Friedmen (1998 : 198) disebutkan ada empat
jenis dukungan keluarga yaitu : Dukungan
Instrumental,
dukungan
dukungan
penilaian
(
informasional,
)
dan
utama bagi lansia dalam
mempertahankan
, 2008 : 42).
kesehatannya
(Maryam
WHO memperkirakan
kenaikan penduduk usia lanjut tahun 2025
dibandingkan tahun 1990 dibeberapa negara
dunia China 220%, India 242%, Thailand
337%, dan Indonesia 440% (Sudaryanto,
2010). Angka harapan hidup orang Indonesia
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa…
49
, Vol. 9, No. 1 Februari 2012
meningkat dari 65 tahun pada 1997 menjadi
mengikuti Posyandu Lansia di Posyandu
73 tahun pada 2025. Sehingga pada tahun
Lansia Jetis Desa Krajan Kecamatan Weru
1990
Kabupaten Sukoharjo.
sampai
2025
Indonesia
akan
mempunyai kenaikan jumlah lansia sebesar
Dari hasil studi pendahuluan yang
414% yang merupakan angka yang paling
dilakukan pada 30 responden mengenai
tinggi di dunia. Pada tahun 2000 jumlah
dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia
lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar
mengikuti posyandu lansia, didapatkan data
7,28% dan pada tahun 2020 menjadi sebesar
hasil 30% atau 9 dari 30 orang lansia yang
11,34%. ( Astuti
patuh mengikuti posyandu lansia dengan
, 2007).
Posyandu lansia adalah pos pelayanan
dukungan keluarganya.
terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu
Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin
wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang
mengetahui lebih lanjut tentang hubungan
digerakkan oleh masyarakat dimana mereka
dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia
bisa
dalam
mendapatkan
pelayanan
kesehatan.
mengikuti
posyandu
lansia
Kegiatan dari posyandu lansia meliputi
Posyandu
preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo.
(Ismawati, 2010 : )
Menurut
Kabupaten
penduduk
Badan
Pusat
Sukoharjo
Sukoharjo
Statistik
tercatat
jumlah
sebanyak
843.127
Lansia
Jetis
Desa
di
Krajan
+
Metode
adalah
penelitian
dengan
yang
digunakan
menggunakan
metode
orang. Dari jumlah tersebut jumlah penduduk
penelitian
yang berusia 45964 tahun sebanyak 155.081
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
orang dan penduduk yang berusia 65 tahun
metode
ke atas sebanyak 77.794 orang. Menurut
dilakukan penelitian di Dukuh Jetis. Populasi
laporan
Puskesmas
yang akan di teliti adalah lansia yang berusia
Kecamatan Weru Jumlah lansia dikecamatan
60974 tahun yang bertempat tinggal di
Weru sebanyak 16.191 orang. Berdasarkan
wilayah posyandu lansia jetis. Sampel yang
data dari Puskesmas Weru, jumlah lansia di
diigunakan dalam penelitian ini adalah 100
Kelurahan Krajan sebanyak 1441 orang. Dari
orang
hasil
2011,
penelitian ini menggunakan data primer dan
diperoleh keterangan bahwa Posyandu lansia
data sekunder. Sumber data primer yaitu
Jetis berjalan melalui kader9kader. Sampai
sumber yang langsung memberikan data atau
sekarang tercatat 390 anggota lansia yang
informasi kepada pengumpul data. Data
pendataan
survai
pada
Lansia
awal
Januari
dan metode pendekatan
. Lokasi yang akan
lansia.
Pengumpulan
data
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa…
pada
50
, Vol. 9, No. 1 Februari 2012
primer diperoleh peneliti dari lansia dengan
menggunakan
kuesioner.
Data
0/
&
# %
&."
Tabel. 2 Distribusi Karakteristik
Responden Menurut Jenis Kelamin
Lansia Di Posyandu Lansia Jetis
Tahun 2011
sekunder
merupakan data yang diperoleh dari hasil
laporan. Data sekunder diperoleh peneliti
berasal dari puskesmas dan posyandu lansia
jetis.
Analisa data dilakukan dengan analisa
Jenis Kelamin
Frekuensi
Laki9laki
Perempuan
Total
<
34
66
100
Prosentase
(%)
34
66
100
%&((
univariat, bivariat. Instrumen digunakan
Berdasarkan
untuk mengumpulan data adalah kuesioner
hasil
penelitian
mengenai jenis kelamin responden,
yang berisi serangkaian pertanyaan yang
menunjukkan bahwa jenis kelamin
mengacu pada variabel bebas.
lansia terbanyak yaitu perempuan
+
,+
#&
+
sebanyak 66 orang (66%).
- ) '
) !' ) &' !
&."
Karakteristik
digunakan
responden
meliputi
yang
umur,
jenis
kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan.
,/ % )
&."
1/
$! '
!
Tabel.3 Distribusi Karakteristik
Responden Menurut Tingkat
Pendidikan Lansia Di Posyandu
Lansia Jetis Tahun 2011
Pendidikan
Tabel 1 Distribusi Karakteristik
Responden Menurut Umur Lansia Di
Posyandu Lansia Jetis Tahun 2011
umur
60965 tahun
66970 tahun
> 70 tahun
Total
frekuensi
56
35
9
100
Sumber : Data primer, diolah tahun 2011
Berdasarkan
mengenai
hasil
umur
56
40
1
2
1
100
Berdasarkan
penelitian
responden,
Prosentase
(%)
56
40
1
2
1
100
%&((
Frekuensi
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
PT
Total
<
Prosentase (%)
56
35
9
100
&."
hasil
penelitian
menurut
tingkat
pendidikan
responden
menunjukkan
bahwa
menunjukkan bahwa umur responden
tingkat
terbanyak
terbanyak tidak sekolah (56%) dan
adalah
60965
sebanyak 56 orang (56%).
tahun
pendidikan
responden
tingkat pendidikan paling sedikit
yaitu SMP sebanyak 1 orang (1%)
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa…
51
, Vol. 9, No. 1 Februari 2012
2/
! )3
5/
&."
. '
Tabel 6. Analisa Univariat
Kepatuhan Lansia Di Posyandu
Lansia
Jetis Tahun 2011
Tabel 4 Distribusi Karakteristik
Responden Menurut Pekerjaan
Lansia Di Posyandu Lansia Jetis
Tahun 2011
Pekerjaan
Frekuensi
Buruh
Tani
Wiraswasta
Pensiunan
Tidak Bekerja
Total
28
31
18
1
22
100
<
Prosentase
(%)
28
31
18
1
22
100
Kepatuhan
Frekuensi
Patuh
Tidak Patuh
Total
<
29
71
100
Berdasarkan
mengenai
%&((
penelitian
mengenai
pekerjaan
responden
yaitu
pekerjaan
tingkat
menunjukan
Berdasarkan Diagram 4.3 Hasil
hasil
Prosentase
(%)
29
71
100
%&((
penelitian
kepatuhan
bahwa
tingkat
kepatuhan lansia dalam mengikuti
posyandu lansia mayoritas adalah
dengan
responden terbanyak adalah petani
kategori
tidak
patuh
sebanyak 71 orang (71%).
sebanyak 31 orang (31%) dan paling
sedikit adalah pensiunan sebanyak 1
0+
orang (1%).
4/
!
$
#
Dukungan Keluarga Lansia Di
Posyandu Lansia Jetis Tahun 2011
Frekuensi
40
60
100
- ) '
Tabel 7. Analisa Bivariat Hubungan
Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan
Lansia Mengikuti Posyandu Lansia Di
Posyandu Lansia Jetis Tahun 2011
)$
Tabel 5 Analisa Univariat
Dukungan
Keluarga
Tinggi
Rendah
Total
<
#&
Dukungan
Keluarga
Tinggi
Rendah
Total
Prosentase
(%)
40
60
100
%&((
Kepatuhan
Patuh
Tidak
Patuh
26
14
45
15
71
29
Total
Pvalue
χ²
CI 95%
Lower Upper
40
60
100
0.393
1.666
0.674 9 3.871
Sumber : Data primer, diolah tahun 2011
Tabel menunjukkan bahwa 14 orang
Berdasarkan hasil penelitian
(14%) mempunyai dukungan keluarga
mengenai dukungan keluarga, dari
tinggi dengan kategori kepatuhan yaitu
100 responden menunjukkan bahwa
patuh dan 26 orang (26%) mempunyai
dukungan kelurga terbanyak yaitu
dukungan keluarga tinggi dengan kategori
dukungan rendah sebanyak 60 orang
kepatuhan yaitu tidak patuh. Sedangkan
(60%).
15 orang (15%) mempunyai dukungan
keluarga
rendah
dengan
kategori
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa…
52
, Vol. 9, No. 1 Februari 2012
kepatuhan yaitu patuh dan 45 orang (45%)
mempunyai pengaruh yang signifikan
mempunyai dukungan keluarga rendah
terhadap pemanfaatan posyandu lansia.
dengan kategori kepatuhan yaitu tidak
Artinya pemanfaatan posyandu akan
patuh.
meningkat seiring dengan bertambahnya
Hasil
analisa
menggunakan 9
statistik
7
dengan
umur lansia. Ada kecenderungan semakin
pada derajat
tua umur seseorang semakin sering
kebebasan (df) 1 dan taraf signifikasi 95%
mereka
mengalami
sakit
sehingga
didapatkan hasil Pvalue 0.393 > 0.05 dan
semakin
sering
pula
mereka
χ² hitung (1.666) < χ² tabel (3.841), hal
memanfaatkan pelayanan kesehatan di
ini menunjukkan tidak ada hubungan yang
posyandu lansia tersebut.
signifikan
antara
dukungan
keluarga
dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti
posyandu lansia.
0+
&
# %
Berdasarkan
data
karakteristik
responden lansia dapat dilihat bahwa
jumlah lansia perempuan lebih banyak
+
,+
yaitu
% )
Berdasarkan
data
66
orang
(66%)
dari
pada
karakteristik
responden lansia yang laki9laki yaitu 34
reponden lansia dapat dilihat bahwa umur
orang (34%). Menurut Hardywinoto
lansia terbanyak yaitu umur 60965 tahun
(2005) Jumlah penduduk lanjut usia
sebanyak 56 orang (56%).
Menurut
wanita pada umumnya lebih banyak
pendapat
hal
ini
dibandingkan dengan pria, hal ini dapat
mungkin dikarenakan lansia mengalami
dilihat dari presentasi pria dan wanita
perubahan
dalam
serta ratio jenis kelamin dari penduduk
berbagai aspek kehidupannya, baik secara
lanjut usia pria dan wanita. Hal ini
fisik maupun psikis. Hal ini sependapat
sependapat dengan penelitian Henniwati
dengan penelitian Rahayu
(2008) yang mengatakan bahwa secara
Wijayanti
atau
(2008)
kemunduran
(2010)
yang mengatakan bahwa lansia yang
umum
berusia 70 tahun keatas tidak aktif
perempuan lebih tinggi dan perempuan
mengikuti posyandu dikarenakan adanya
lebih
penurunan fungsi tubuhnya.
sehingga perempuan harus lebih banyak
Hal ini berbanding terbalik dengan
penelitian
mengatakan
Henniwati
bahwa
angka
cenderung
morbiditas
merasakan
pada
sakit
berkonsultasi dengan pihak kesehatan
(2008)
yang
untuk pemeriksaan fisiknya ke bagian
umur
tidak
kebidanan dan poli gigi, perempuan
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa…
53
, Vol. 9, No. 1 Februari 2012
lebih sensitif terhadap perasaan sakit
orang9orang
dibandingkan laki9laki, namun laki9laki
bersekolah. Hal ini sependapat dengan
lebih mementingkan kualitas hidup salah
penelitian Rahayu
satunya adalah unsur kesehatan.
menyatakan bahwa tingkat pendidikan
Jenis kelamin adalah perbedaan
tidak
tertentu
yang
bisa
(2010) yang
mempengaruhi
intensitas
bentuk, sifat, dan fungsi biologis laki9
kunjungan ke posyandu lanjut usia. Hal
laki dan perempuan yang menentukan
ini berbanding terbalik dengan penelitian
perbedaan
dalam
Henniwati (2008) yang mengatakan
menyelenggarakan upaya meneruskan
bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
garis keturunan (Mubarak, W. I. 2009 :
seseorang akan meningkatkan pula ilmu
256)
pengetahuan, informasi yang didapat.
peran
mereka
Jenis kelamin atau seks merupakan
Hal ini menunjukkan semakin tinggi
pembagian dua jenis kelamin yang
pendidikan maka kebutuhan dan tuntutan
ditentukan secara biologis, yaitu bahwa
terhadap pelayanan kesehatan semakin
pria
meningkat
memiliki
penis
(zakar)
serta
pula,
semakin
rendah
memproduksi sperma, sedangkan wanita
pendidikan akan mengakibatkan mereka
memiliki
alat
memiliki
rahim,
reproduksi
seperti
sulit
payudara
(untuk
diberikan oleh tenaga penyuluh.
menyusui) dan vagina (saluran untuk
menerima
Menurut
penyuluhan
Mubarak
yang
(2007)
melahirkan), serta memproduksi sel
pendidikan sebagai suatu proses dalam
telur. Jenis kelamin secara permanen
rangkaian mempengaruhi dan dengan
tidak berubah dan merupakan ketentuan
demikian akan menimbulkan perubahan
biologis
perilaku pada dirinya, karena tidak dapat
atau
ketentuan
kodrati
(Sudarman, M. 2008 : 188).
dipungkiri
bahwa
makin
tinggi
pendidikan seseorang semakin mudah
1+
$! '
pula
!
Berdasarkan
hasil
mereka
menerima
informasi
penelitian
kesehatan. Sebaliknya jika seseorang
menurut tingkat pendidikan responden
yang tingkat pendidikannya rendah, akan
menunjukkan
menghambat perkembangan seseorang
bahwa
paling
banyak
responden lansia tidak sekolah yaitu
terhadap
sebanyak 56 orang (56%) hal ini
kesehatan dan nilai – nilai baru yang
dikarenakan waktu mereka masih usia
diperkenalkan.
penerimaan,
informasi
sekolah, sekolah masih jarang dan hanya
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa…
54
, Vol. 9, No. 1 Februari 2012
2+
dengan penelitian Hidayati (2002) yang
! )3
Menurut hasil penelitian bahwa
menyimpulkan
intensitas
yang bekerja sebagai buruh
hubungan dengan orang lain tidak
sebesar 28 orang (28%), Tani sebesar 31
mempengaruhi intensitas kunjungan ke
orang (31%) hal ini dikarenakan lansia
posyandu
tidak ingin tergantung pada keluarganya,
manusia adalah makhluk sosial, selama
lansia ingin hidup mandiri tanpa bantuan
manusia masih hidup ingin berhubungan
dari keluarganya. Hal ini didukung oleh
dengan
penelitian Rahayu
meskipun
lansia
(2010) yang
mengatakan bahwa ketidakaktifan lansia
lansia.
orang
Dikatakan
lain
sudah
demikian
lanjut
usia
bahwa
juga
ingin
berhubungan dan dihubungi orang lain.
karena lansia mayoritas masih bekerja
Menurut Setiadi (2008) bahwa
dan lansia juga mengatakan tidak ingin
keluarga adalah unit pelayanan karena
tergantung pada orang lain. Jadi sedapat
masalah
mungkin
berkaitan dan saling mempengaruhi
mereka
ingin
mempunyai
kesehatan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
mempengaruhi pula keluarga9keluarga
Henniwati (2008) menjelaskan bahwa
yang ada disekitarnya atau masyarakat
pekerjaan tidak mempunyai pengaruh
sekitarnya atau dalam konteks yang luas
yang signifikan terhadap pemanfaatan
berpengaruh terhadap negara.
$
Hasil
#
anggota
dan
saling
antara
!
sesama
keluarga
sumber daya sendiri. Hal ini tidak sesuai
akan
Peran keluarga sangat penting
pelayanan posyandu lansia.
4+
bahwa
dalam tahap9tahap perawatan kesehatan,
)$
menunjukkan
mulai dari tahap peningkatan kesehatan,
bahwa dari 100 responden lansia, 60
pencegahan, pengobatan sampai dengan
orang responden mempunyai dukungan
rehabilitasi. Dukungan
keluarga yang rendah dan sebagian besar
diperlukan oleh setiap individu didalam
responden mempunyai kategori tidak
setiap siklus kehidupannya. Dukungan
patuh dalam mengikuti posyandu lansia.
sosial akan semakin dibutuhkan pada
Ini dikarenakan lansia yang tidak di
saat
ingatkan
masalah atau sakit, disinilah peran
keluarganya
penelitian
jadwal
karena
posyandu
oleh
keluarga
sibuk
seseorang
anggota
keluarga
sedang
sosial sangat
mengalami
diperlukan
untuk
bekerja dan keluarga tidak memberi
menjalani masa9masa sulit dengan cepat
semangat pada lansia dalam menghadiri
(Efendi, 2009).
posyandu lansia. Hal ini sependapat
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa…
55
, Vol. 9, No. 1 Februari 2012
Akan tetapi pada hasil penelitian
menyatakan
hubungan
program medis. Keluarga dan teman
dukungan keluarga dengan kepatuhan
dapat membantu mengurangi ansietas
lansia dalam mengikuti posyandu lansia.
yang disebabkan oleh penyakit tertentu,
Hal ini dikarenakan karena banyak
mereka dapat menghilangkan godaan
keluarga lansia yang sibuk dengan
pada
pekerjaannya sendiri jadi tidak sempat
seringkali
mengingatkan ataupun mengantar lansia
pendukung untuk mencapai kepatuhan
ke posyandu lansia. Selain itu faktor lain
(Niven, 2000 : 197).
yang
tidak
mempengaruhi
ada
dalam kepatuhan terhadap program9
ketidakaktifan
lansia dalam menghadiri posyandu lansia
6+
ketidaktaatan,
dapat
7 $
!
$
. '
$ ! ' "&
dan
mereka
menjadi
$
#
kelompok
)$
# %
&
&
adalah karena lansia merasa dirinya
Hasil
sehat.
5+
Menurut hasil penelitian, sebagian
besar lansia di Posyandu Lansia Jetis
Krajan
Kecamatan
Weru
Kabupaten Sukoharjo tidak patuh dalam
menghadiri
posyandu
lansia
yaitu
sebanyak 71 orang (71%) dikarenakan
karena
menunjukkan
bahwa dari 100 orang (100%) responden
. '
Desa
penelitian
lansia
masih
banyak
yang
bekerja. Hal ini sependapat dengan
penelitian Rahayu
(2010) yang
mengatakan
faktor9faktor
mempengaruhi
ketidakaktifan
yang
lansia
datang ke posyandu lansia antara lain
yaitu gangguan fungsi organ tubuh,
pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan
dukungan
sosial
emosional
menghadiri posyandu lansia dengan
dukungan
keluarga
dalam
bentuk
dari
anggota
keluarga yang lain, teman, waktu dan
uang merupakan faktor9faktor penting
keluarga
tinggi
baik
dukungan
maupun
dukungan
keluarga rendah. Jadi sebagian besar
lansia tidak patuh dalam menghadiri
posyandu
lansia.
Ini
dimungkinkan
karena sebagian besar lansia tidak di
ingatkan oleh keluarga kapan jadwal
posyandu lansia dan kesibukan dari para
lansia.
Hal
penelitian
ini
sependapat
dengan
(2008)
yang
Putro
menyatakan bahwa tidak ada hubungan
yang
signifikan
keluarga
dan karena lansia merasa dirinya sehat.
Dukungan
hanya 29 orang (29%) lansia yang patuh
terhadap
menghadiri
penelitian
menyatakan
dukungan
antara
dukungan
motivasi
lansia
posyandu
lansia
dan
Chintyawati
(2010)
yang
tidak
keluarga
ada
dengan
hubungan
tekanan
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa…
56
, Vol. 9, No. 1 Februari 2012
darah terkontrol di Posyandu Lansia
dapat dipercaya, sehingga seseorang
Puskesmas Lidah Kulon Surabaya.
akan tau bahwa ada orang lain yang
Penelitian ini tidak sependapat
dengan Ismawati
memperhatikan,
menghargai,
dan
(2010) yang
mencintainya. Efek dari dukungan sosial
menyatakan dukungan keluarga sangat
terhadap kesehatan dan kesejahteraan
berperan dalam mendorong minat atau
berfungsi
kesediaan
spesifik, keberadaan dukungan sosial
lansia
untuk
mengikuti
bersamaan.
Secara
lebih
kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa
yang
menjadi motivator kuat bagi lansia
dengan menurunnya mortalitas, lebih
apabila selalu menyediakan diri untuk
mudah
mendampingi atau mengantar lansia ke
kognitif, fisik, dan kesehatan emosi.
posyandu, mengingatkan lansia jika lupa
Disamping itu, pengaruh positif dari
jadwal
posyandu,
membantu
terbukti
sembuh
dari
berhubungan
sakit,
fungsi
dan
berusaha
dukungan sosial keluarga adalah pada
mengatasi
segala
penyesuaian terhadap kejadian dalam
permasalahan bersama lansia.
kehidupan yang penuh dengan stress
Menurut Penelitian Rahayu
(2010)
adekuat
mengatakan
bahwa
(Setiadi. 2008 : 23).
dalam
masyarakat kita selaku orang timur
dengan
budaya
kekeluargaan
yang
Dukungan keluarga pada lansia di
sangat kental, anak, cucu, dan sanak
posyandu
saudara lanjut usia pada umumnya
Kecamatan
sangat tidak keberatan untuk menerima
mayoritas adalah rendah dan sebagian besar
keberadaan
lansia
lanjut
keluarganya.
usia
di
Ketidakaktifan
dalam
ke
lansia
Weru
Jetis
Desa
Kabupaten
mayoritas
hanya
Krajan
Sukoharjo
mempunyai
dukungan instrumental. Kepatuhan lansia
posyandu antara responden yang tinggal
dalam
dengan suami atau istri dan yang tinggal
posyandu
dengan
sama,
Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo yaitu
meskipun lanjut usia saling di motivasi
sebagian besar tidak patuh. Tidak terdapat
oleh anggota keluarganya dan mendapat
hubungan yang signifikan antara dukungan
dukungan dari anak9anaknya.
keluarga dengan kepatuhan lansia dalam
anak
Dukungan
hampir
sosial
tidak
adalah
mengikuti
posyandu
lansia
Jetis
lansia
Desa
di
Krajan
suatu
mengikuti posyandu lansia di Posyandu
keadaan yang bermanfaat bagi individu
Lansia Jetis Desa Krajan Kecamatan Weru
yang diperoleh dari orang lain yang
Kabupaten Sukoharjo.
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa…
57
, Vol. 9, No. 1 Februari 2012
8
Putro, N. H. 2008. #
1
/
/
[skripsi]. Semarang : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
1
Astuti, D. Budi, U. Ambarwati. 2007. “Menjaga Kesehatan Usia Lanjut di Posyandu Lansia Sruni”, "
Volume 10/Nomor 2/ September 2007.
Chintyawati, Y. 2010. #
-
#
[skripsi]. Surabaya : Fakultas Kesehatan Masyarakat
Effendi, F. 2009. Medika.
2
Friedman, M. 1998. Jakarta: EGC.
-
2
-
/
/
<
2
-
3=
Hardywinoto. 2005.
-
>
. Jakarta: Salemba
<
5
..
. Jakarta : Gramedia.
Henniwati. 2008. =
"
-
:=
1
!
/
?
[Tesis]. Medan : Universitas Sumatera Utara
-
Hidayati, S. 2002.
!
@
2
1
Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
Ismawati, C; Pebriyanti, S; Proverawati, A. 2010.
Yogyakarta : Nuha Medika.
!
[skripsi]. Yogyakarta : Fakultas
A
<
Maryam, RC Ekasari, M; Rosidawati; Jubaedi, A; Batubara I 2009. 1
Jakarta: Salemba Medika.
Mubarak, W. I. 2006. B
*
-
Niven, N. 2000.
: EGC.
-
2
2
-
?
%
?
2
A
B
/
A-
2
.
A
-
<
?
Jakarta: Agung Seto.
!
-
Putro, N. H. 2008. #
1
/
/
[skripsi]. Semarang : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
/
%. Jakarta
1
Rahayu, S; Purwanta; Harjanto, D. 2010. “Faktor9Faktor yang Mempengaruhi Ketidakaktifan Lanjut Usia ke
Posyandu di Puskesmas Cebogan Salatiga”, 0
2
, Volume 6/Nomor 1/
Juni 2010. Yogyakarta : ISSN.
Setiadi. 2008. -
A
-
2
-
. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudaryanto, A & Irdawati. 2008. “Persepsi Lansia Terhadap Kegiatan Pembinaan Kesehatan Lansia di Posyandu
Wilayah Kerja Puskesmas Prambanan 1 Yogyakarta “, 0
, Volume 1/ Nomor 1/ Juni
2008.
Sudarman, M. 2008.
?
-
. Jakarta: Salemba Medika
Wijayanti. 2008. “Hubungan Kondisi Fisik RTT Lansia Terhadap Kondisi Sosial Lansia di RW 03 RT 05
Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Candisari, Semarang”. 0
*
, Volume 7/Nomor 1/Maret 2008
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa…
58
!"#
$$ #%
!
&
!
%&%'
++&,
.)&
-
-
'
( &
) ! )'
!
! "#$
())& *
(++(
/
/
"
-
0
1
0
-
-
2
-
(&&
#
2
34(,5
36&,5
7
8 & .).
$ 8( 6('
9* )', 3& 64+ : . ;4(5
0
-
-
"
* <
'
-
-
/
-
/
dukungan emosional. Keluarga merupakan
+
Dukungan keluarga merupakan salah
satu bentuk dari terapi keluarga, melalui
keluarga berbagai masalah kesehatan bisa
muncul sekaligus dapat diatasi. Menurut
Friedmen (1998 : 198) disebutkan ada empat
jenis dukungan keluarga yaitu : Dukungan
Instrumental,
dukungan
dukungan
penilaian
(
informasional,
)
dan
utama bagi lansia dalam
mempertahankan
, 2008 : 42).
kesehatannya
(Maryam
WHO memperkirakan
kenaikan penduduk usia lanjut tahun 2025
dibandingkan tahun 1990 dibeberapa negara
dunia China 220%, India 242%, Thailand
337%, dan Indonesia 440% (Sudaryanto,
2010). Angka harapan hidup orang Indonesia
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa…
49
, Vol. 9, No. 1 Februari 2012
meningkat dari 65 tahun pada 1997 menjadi
mengikuti Posyandu Lansia di Posyandu
73 tahun pada 2025. Sehingga pada tahun
Lansia Jetis Desa Krajan Kecamatan Weru
1990
Kabupaten Sukoharjo.
sampai
2025
Indonesia
akan
mempunyai kenaikan jumlah lansia sebesar
Dari hasil studi pendahuluan yang
414% yang merupakan angka yang paling
dilakukan pada 30 responden mengenai
tinggi di dunia. Pada tahun 2000 jumlah
dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia
lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar
mengikuti posyandu lansia, didapatkan data
7,28% dan pada tahun 2020 menjadi sebesar
hasil 30% atau 9 dari 30 orang lansia yang
11,34%. ( Astuti
patuh mengikuti posyandu lansia dengan
, 2007).
Posyandu lansia adalah pos pelayanan
dukungan keluarganya.
terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu
Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin
wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang
mengetahui lebih lanjut tentang hubungan
digerakkan oleh masyarakat dimana mereka
dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia
bisa
dalam
mendapatkan
pelayanan
kesehatan.
mengikuti
posyandu
lansia
Kegiatan dari posyandu lansia meliputi
Posyandu
preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo.
(Ismawati, 2010 : )
Menurut
Kabupaten
penduduk
Badan
Pusat
Sukoharjo
Sukoharjo
Statistik
tercatat
jumlah
sebanyak
843.127
Lansia
Jetis
Desa
di
Krajan
+
Metode
adalah
penelitian
dengan
yang
digunakan
menggunakan
metode
orang. Dari jumlah tersebut jumlah penduduk
penelitian
yang berusia 45964 tahun sebanyak 155.081
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
orang dan penduduk yang berusia 65 tahun
metode
ke atas sebanyak 77.794 orang. Menurut
dilakukan penelitian di Dukuh Jetis. Populasi
laporan
Puskesmas
yang akan di teliti adalah lansia yang berusia
Kecamatan Weru Jumlah lansia dikecamatan
60974 tahun yang bertempat tinggal di
Weru sebanyak 16.191 orang. Berdasarkan
wilayah posyandu lansia jetis. Sampel yang
data dari Puskesmas Weru, jumlah lansia di
diigunakan dalam penelitian ini adalah 100
Kelurahan Krajan sebanyak 1441 orang. Dari
orang
hasil
2011,
penelitian ini menggunakan data primer dan
diperoleh keterangan bahwa Posyandu lansia
data sekunder. Sumber data primer yaitu
Jetis berjalan melalui kader9kader. Sampai
sumber yang langsung memberikan data atau
sekarang tercatat 390 anggota lansia yang
informasi kepada pengumpul data. Data
pendataan
survai
pada
Lansia
awal
Januari
dan metode pendekatan
. Lokasi yang akan
lansia.
Pengumpulan
data
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa…
pada
50
, Vol. 9, No. 1 Februari 2012
primer diperoleh peneliti dari lansia dengan
menggunakan
kuesioner.
Data
0/
&
# %
&."
Tabel. 2 Distribusi Karakteristik
Responden Menurut Jenis Kelamin
Lansia Di Posyandu Lansia Jetis
Tahun 2011
sekunder
merupakan data yang diperoleh dari hasil
laporan. Data sekunder diperoleh peneliti
berasal dari puskesmas dan posyandu lansia
jetis.
Analisa data dilakukan dengan analisa
Jenis Kelamin
Frekuensi
Laki9laki
Perempuan
Total
<
34
66
100
Prosentase
(%)
34
66
100
%&((
univariat, bivariat. Instrumen digunakan
Berdasarkan
untuk mengumpulan data adalah kuesioner
hasil
penelitian
mengenai jenis kelamin responden,
yang berisi serangkaian pertanyaan yang
menunjukkan bahwa jenis kelamin
mengacu pada variabel bebas.
lansia terbanyak yaitu perempuan
+
,+
#&
+
sebanyak 66 orang (66%).
- ) '
) !' ) &' !
&."
Karakteristik
digunakan
responden
meliputi
yang
umur,
jenis
kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan.
,/ % )
&."
1/
$! '
!
Tabel.3 Distribusi Karakteristik
Responden Menurut Tingkat
Pendidikan Lansia Di Posyandu
Lansia Jetis Tahun 2011
Pendidikan
Tabel 1 Distribusi Karakteristik
Responden Menurut Umur Lansia Di
Posyandu Lansia Jetis Tahun 2011
umur
60965 tahun
66970 tahun
> 70 tahun
Total
frekuensi
56
35
9
100
Sumber : Data primer, diolah tahun 2011
Berdasarkan
mengenai
hasil
umur
56
40
1
2
1
100
Berdasarkan
penelitian
responden,
Prosentase
(%)
56
40
1
2
1
100
%&((
Frekuensi
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
PT
Total
<
Prosentase (%)
56
35
9
100
&."
hasil
penelitian
menurut
tingkat
pendidikan
responden
menunjukkan
bahwa
menunjukkan bahwa umur responden
tingkat
terbanyak
terbanyak tidak sekolah (56%) dan
adalah
60965
sebanyak 56 orang (56%).
tahun
pendidikan
responden
tingkat pendidikan paling sedikit
yaitu SMP sebanyak 1 orang (1%)
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa…
51
, Vol. 9, No. 1 Februari 2012
2/
! )3
5/
&."
. '
Tabel 6. Analisa Univariat
Kepatuhan Lansia Di Posyandu
Lansia
Jetis Tahun 2011
Tabel 4 Distribusi Karakteristik
Responden Menurut Pekerjaan
Lansia Di Posyandu Lansia Jetis
Tahun 2011
Pekerjaan
Frekuensi
Buruh
Tani
Wiraswasta
Pensiunan
Tidak Bekerja
Total
28
31
18
1
22
100
<
Prosentase
(%)
28
31
18
1
22
100
Kepatuhan
Frekuensi
Patuh
Tidak Patuh
Total
<
29
71
100
Berdasarkan
mengenai
%&((
penelitian
mengenai
pekerjaan
responden
yaitu
pekerjaan
tingkat
menunjukan
Berdasarkan Diagram 4.3 Hasil
hasil
Prosentase
(%)
29
71
100
%&((
penelitian
kepatuhan
bahwa
tingkat
kepatuhan lansia dalam mengikuti
posyandu lansia mayoritas adalah
dengan
responden terbanyak adalah petani
kategori
tidak
patuh
sebanyak 71 orang (71%).
sebanyak 31 orang (31%) dan paling
sedikit adalah pensiunan sebanyak 1
0+
orang (1%).
4/
!
$
#
Dukungan Keluarga Lansia Di
Posyandu Lansia Jetis Tahun 2011
Frekuensi
40
60
100
- ) '
Tabel 7. Analisa Bivariat Hubungan
Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan
Lansia Mengikuti Posyandu Lansia Di
Posyandu Lansia Jetis Tahun 2011
)$
Tabel 5 Analisa Univariat
Dukungan
Keluarga
Tinggi
Rendah
Total
<
#&
Dukungan
Keluarga
Tinggi
Rendah
Total
Prosentase
(%)
40
60
100
%&((
Kepatuhan
Patuh
Tidak
Patuh
26
14
45
15
71
29
Total
Pvalue
χ²
CI 95%
Lower Upper
40
60
100
0.393
1.666
0.674 9 3.871
Sumber : Data primer, diolah tahun 2011
Tabel menunjukkan bahwa 14 orang
Berdasarkan hasil penelitian
(14%) mempunyai dukungan keluarga
mengenai dukungan keluarga, dari
tinggi dengan kategori kepatuhan yaitu
100 responden menunjukkan bahwa
patuh dan 26 orang (26%) mempunyai
dukungan kelurga terbanyak yaitu
dukungan keluarga tinggi dengan kategori
dukungan rendah sebanyak 60 orang
kepatuhan yaitu tidak patuh. Sedangkan
(60%).
15 orang (15%) mempunyai dukungan
keluarga
rendah
dengan
kategori
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa…
52
, Vol. 9, No. 1 Februari 2012
kepatuhan yaitu patuh dan 45 orang (45%)
mempunyai pengaruh yang signifikan
mempunyai dukungan keluarga rendah
terhadap pemanfaatan posyandu lansia.
dengan kategori kepatuhan yaitu tidak
Artinya pemanfaatan posyandu akan
patuh.
meningkat seiring dengan bertambahnya
Hasil
analisa
menggunakan 9
statistik
7
dengan
umur lansia. Ada kecenderungan semakin
pada derajat
tua umur seseorang semakin sering
kebebasan (df) 1 dan taraf signifikasi 95%
mereka
mengalami
sakit
sehingga
didapatkan hasil Pvalue 0.393 > 0.05 dan
semakin
sering
pula
mereka
χ² hitung (1.666) < χ² tabel (3.841), hal
memanfaatkan pelayanan kesehatan di
ini menunjukkan tidak ada hubungan yang
posyandu lansia tersebut.
signifikan
antara
dukungan
keluarga
dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti
posyandu lansia.
0+
&
# %
Berdasarkan
data
karakteristik
responden lansia dapat dilihat bahwa
jumlah lansia perempuan lebih banyak
+
,+
yaitu
% )
Berdasarkan
data
66
orang
(66%)
dari
pada
karakteristik
responden lansia yang laki9laki yaitu 34
reponden lansia dapat dilihat bahwa umur
orang (34%). Menurut Hardywinoto
lansia terbanyak yaitu umur 60965 tahun
(2005) Jumlah penduduk lanjut usia
sebanyak 56 orang (56%).
Menurut
wanita pada umumnya lebih banyak
pendapat
hal
ini
dibandingkan dengan pria, hal ini dapat
mungkin dikarenakan lansia mengalami
dilihat dari presentasi pria dan wanita
perubahan
dalam
serta ratio jenis kelamin dari penduduk
berbagai aspek kehidupannya, baik secara
lanjut usia pria dan wanita. Hal ini
fisik maupun psikis. Hal ini sependapat
sependapat dengan penelitian Henniwati
dengan penelitian Rahayu
(2008) yang mengatakan bahwa secara
Wijayanti
atau
(2008)
kemunduran
(2010)
yang mengatakan bahwa lansia yang
umum
berusia 70 tahun keatas tidak aktif
perempuan lebih tinggi dan perempuan
mengikuti posyandu dikarenakan adanya
lebih
penurunan fungsi tubuhnya.
sehingga perempuan harus lebih banyak
Hal ini berbanding terbalik dengan
penelitian
mengatakan
Henniwati
bahwa
angka
cenderung
morbiditas
merasakan
pada
sakit
berkonsultasi dengan pihak kesehatan
(2008)
yang
untuk pemeriksaan fisiknya ke bagian
umur
tidak
kebidanan dan poli gigi, perempuan
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa…
53
, Vol. 9, No. 1 Februari 2012
lebih sensitif terhadap perasaan sakit
orang9orang
dibandingkan laki9laki, namun laki9laki
bersekolah. Hal ini sependapat dengan
lebih mementingkan kualitas hidup salah
penelitian Rahayu
satunya adalah unsur kesehatan.
menyatakan bahwa tingkat pendidikan
Jenis kelamin adalah perbedaan
tidak
tertentu
yang
bisa
(2010) yang
mempengaruhi
intensitas
bentuk, sifat, dan fungsi biologis laki9
kunjungan ke posyandu lanjut usia. Hal
laki dan perempuan yang menentukan
ini berbanding terbalik dengan penelitian
perbedaan
dalam
Henniwati (2008) yang mengatakan
menyelenggarakan upaya meneruskan
bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
garis keturunan (Mubarak, W. I. 2009 :
seseorang akan meningkatkan pula ilmu
256)
pengetahuan, informasi yang didapat.
peran
mereka
Jenis kelamin atau seks merupakan
Hal ini menunjukkan semakin tinggi
pembagian dua jenis kelamin yang
pendidikan maka kebutuhan dan tuntutan
ditentukan secara biologis, yaitu bahwa
terhadap pelayanan kesehatan semakin
pria
meningkat
memiliki
penis
(zakar)
serta
pula,
semakin
rendah
memproduksi sperma, sedangkan wanita
pendidikan akan mengakibatkan mereka
memiliki
alat
memiliki
rahim,
reproduksi
seperti
sulit
payudara
(untuk
diberikan oleh tenaga penyuluh.
menyusui) dan vagina (saluran untuk
menerima
Menurut
penyuluhan
Mubarak
yang
(2007)
melahirkan), serta memproduksi sel
pendidikan sebagai suatu proses dalam
telur. Jenis kelamin secara permanen
rangkaian mempengaruhi dan dengan
tidak berubah dan merupakan ketentuan
demikian akan menimbulkan perubahan
biologis
perilaku pada dirinya, karena tidak dapat
atau
ketentuan
kodrati
(Sudarman, M. 2008 : 188).
dipungkiri
bahwa
makin
tinggi
pendidikan seseorang semakin mudah
1+
$! '
pula
!
Berdasarkan
hasil
mereka
menerima
informasi
penelitian
kesehatan. Sebaliknya jika seseorang
menurut tingkat pendidikan responden
yang tingkat pendidikannya rendah, akan
menunjukkan
menghambat perkembangan seseorang
bahwa
paling
banyak
responden lansia tidak sekolah yaitu
terhadap
sebanyak 56 orang (56%) hal ini
kesehatan dan nilai – nilai baru yang
dikarenakan waktu mereka masih usia
diperkenalkan.
penerimaan,
informasi
sekolah, sekolah masih jarang dan hanya
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa…
54
, Vol. 9, No. 1 Februari 2012
2+
dengan penelitian Hidayati (2002) yang
! )3
Menurut hasil penelitian bahwa
menyimpulkan
intensitas
yang bekerja sebagai buruh
hubungan dengan orang lain tidak
sebesar 28 orang (28%), Tani sebesar 31
mempengaruhi intensitas kunjungan ke
orang (31%) hal ini dikarenakan lansia
posyandu
tidak ingin tergantung pada keluarganya,
manusia adalah makhluk sosial, selama
lansia ingin hidup mandiri tanpa bantuan
manusia masih hidup ingin berhubungan
dari keluarganya. Hal ini didukung oleh
dengan
penelitian Rahayu
meskipun
lansia
(2010) yang
mengatakan bahwa ketidakaktifan lansia
lansia.
orang
Dikatakan
lain
sudah
demikian
lanjut
usia
bahwa
juga
ingin
berhubungan dan dihubungi orang lain.
karena lansia mayoritas masih bekerja
Menurut Setiadi (2008) bahwa
dan lansia juga mengatakan tidak ingin
keluarga adalah unit pelayanan karena
tergantung pada orang lain. Jadi sedapat
masalah
mungkin
berkaitan dan saling mempengaruhi
mereka
ingin
mempunyai
kesehatan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
mempengaruhi pula keluarga9keluarga
Henniwati (2008) menjelaskan bahwa
yang ada disekitarnya atau masyarakat
pekerjaan tidak mempunyai pengaruh
sekitarnya atau dalam konteks yang luas
yang signifikan terhadap pemanfaatan
berpengaruh terhadap negara.
$
Hasil
#
anggota
dan
saling
antara
!
sesama
keluarga
sumber daya sendiri. Hal ini tidak sesuai
akan
Peran keluarga sangat penting
pelayanan posyandu lansia.
4+
bahwa
dalam tahap9tahap perawatan kesehatan,
)$
menunjukkan
mulai dari tahap peningkatan kesehatan,
bahwa dari 100 responden lansia, 60
pencegahan, pengobatan sampai dengan
orang responden mempunyai dukungan
rehabilitasi. Dukungan
keluarga yang rendah dan sebagian besar
diperlukan oleh setiap individu didalam
responden mempunyai kategori tidak
setiap siklus kehidupannya. Dukungan
patuh dalam mengikuti posyandu lansia.
sosial akan semakin dibutuhkan pada
Ini dikarenakan lansia yang tidak di
saat
ingatkan
masalah atau sakit, disinilah peran
keluarganya
penelitian
jadwal
karena
posyandu
oleh
keluarga
sibuk
seseorang
anggota
keluarga
sedang
sosial sangat
mengalami
diperlukan
untuk
bekerja dan keluarga tidak memberi
menjalani masa9masa sulit dengan cepat
semangat pada lansia dalam menghadiri
(Efendi, 2009).
posyandu lansia. Hal ini sependapat
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa…
55
, Vol. 9, No. 1 Februari 2012
Akan tetapi pada hasil penelitian
menyatakan
hubungan
program medis. Keluarga dan teman
dukungan keluarga dengan kepatuhan
dapat membantu mengurangi ansietas
lansia dalam mengikuti posyandu lansia.
yang disebabkan oleh penyakit tertentu,
Hal ini dikarenakan karena banyak
mereka dapat menghilangkan godaan
keluarga lansia yang sibuk dengan
pada
pekerjaannya sendiri jadi tidak sempat
seringkali
mengingatkan ataupun mengantar lansia
pendukung untuk mencapai kepatuhan
ke posyandu lansia. Selain itu faktor lain
(Niven, 2000 : 197).
yang
tidak
mempengaruhi
ada
dalam kepatuhan terhadap program9
ketidakaktifan
lansia dalam menghadiri posyandu lansia
6+
ketidaktaatan,
dapat
7 $
!
$
. '
$ ! ' "&
dan
mereka
menjadi
$
#
kelompok
)$
# %
&
&
adalah karena lansia merasa dirinya
Hasil
sehat.
5+
Menurut hasil penelitian, sebagian
besar lansia di Posyandu Lansia Jetis
Krajan
Kecamatan
Weru
Kabupaten Sukoharjo tidak patuh dalam
menghadiri
posyandu
lansia
yaitu
sebanyak 71 orang (71%) dikarenakan
karena
menunjukkan
bahwa dari 100 orang (100%) responden
. '
Desa
penelitian
lansia
masih
banyak
yang
bekerja. Hal ini sependapat dengan
penelitian Rahayu
(2010) yang
mengatakan
faktor9faktor
mempengaruhi
ketidakaktifan
yang
lansia
datang ke posyandu lansia antara lain
yaitu gangguan fungsi organ tubuh,
pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan
dukungan
sosial
emosional
menghadiri posyandu lansia dengan
dukungan
keluarga
dalam
bentuk
dari
anggota
keluarga yang lain, teman, waktu dan
uang merupakan faktor9faktor penting
keluarga
tinggi
baik
dukungan
maupun
dukungan
keluarga rendah. Jadi sebagian besar
lansia tidak patuh dalam menghadiri
posyandu
lansia.
Ini
dimungkinkan
karena sebagian besar lansia tidak di
ingatkan oleh keluarga kapan jadwal
posyandu lansia dan kesibukan dari para
lansia.
Hal
penelitian
ini
sependapat
dengan
(2008)
yang
Putro
menyatakan bahwa tidak ada hubungan
yang
signifikan
keluarga
dan karena lansia merasa dirinya sehat.
Dukungan
hanya 29 orang (29%) lansia yang patuh
terhadap
menghadiri
penelitian
menyatakan
dukungan
antara
dukungan
motivasi
lansia
posyandu
lansia
dan
Chintyawati
(2010)
yang
tidak
keluarga
ada
dengan
hubungan
tekanan
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa…
56
, Vol. 9, No. 1 Februari 2012
darah terkontrol di Posyandu Lansia
dapat dipercaya, sehingga seseorang
Puskesmas Lidah Kulon Surabaya.
akan tau bahwa ada orang lain yang
Penelitian ini tidak sependapat
dengan Ismawati
memperhatikan,
menghargai,
dan
(2010) yang
mencintainya. Efek dari dukungan sosial
menyatakan dukungan keluarga sangat
terhadap kesehatan dan kesejahteraan
berperan dalam mendorong minat atau
berfungsi
kesediaan
spesifik, keberadaan dukungan sosial
lansia
untuk
mengikuti
bersamaan.
Secara
lebih
kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa
yang
menjadi motivator kuat bagi lansia
dengan menurunnya mortalitas, lebih
apabila selalu menyediakan diri untuk
mudah
mendampingi atau mengantar lansia ke
kognitif, fisik, dan kesehatan emosi.
posyandu, mengingatkan lansia jika lupa
Disamping itu, pengaruh positif dari
jadwal
posyandu,
membantu
terbukti
sembuh
dari
berhubungan
sakit,
fungsi
dan
berusaha
dukungan sosial keluarga adalah pada
mengatasi
segala
penyesuaian terhadap kejadian dalam
permasalahan bersama lansia.
kehidupan yang penuh dengan stress
Menurut Penelitian Rahayu
(2010)
adekuat
mengatakan
bahwa
(Setiadi. 2008 : 23).
dalam
masyarakat kita selaku orang timur
dengan
budaya
kekeluargaan
yang
Dukungan keluarga pada lansia di
sangat kental, anak, cucu, dan sanak
posyandu
saudara lanjut usia pada umumnya
Kecamatan
sangat tidak keberatan untuk menerima
mayoritas adalah rendah dan sebagian besar
keberadaan
lansia
lanjut
keluarganya.
usia
di
Ketidakaktifan
dalam
ke
lansia
Weru
Jetis
Desa
Kabupaten
mayoritas
hanya
Krajan
Sukoharjo
mempunyai
dukungan instrumental. Kepatuhan lansia
posyandu antara responden yang tinggal
dalam
dengan suami atau istri dan yang tinggal
posyandu
dengan
sama,
Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo yaitu
meskipun lanjut usia saling di motivasi
sebagian besar tidak patuh. Tidak terdapat
oleh anggota keluarganya dan mendapat
hubungan yang signifikan antara dukungan
dukungan dari anak9anaknya.
keluarga dengan kepatuhan lansia dalam
anak
Dukungan
hampir
sosial
tidak
adalah
mengikuti
posyandu
lansia
Jetis
lansia
Desa
di
Krajan
suatu
mengikuti posyandu lansia di Posyandu
keadaan yang bermanfaat bagi individu
Lansia Jetis Desa Krajan Kecamatan Weru
yang diperoleh dari orang lain yang
Kabupaten Sukoharjo.
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa…
57
, Vol. 9, No. 1 Februari 2012
8
Putro, N. H. 2008. #
1
/
/
[skripsi]. Semarang : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
1
Astuti, D. Budi, U. Ambarwati. 2007. “Menjaga Kesehatan Usia Lanjut di Posyandu Lansia Sruni”, "
Volume 10/Nomor 2/ September 2007.
Chintyawati, Y. 2010. #
-
#
[skripsi]. Surabaya : Fakultas Kesehatan Masyarakat
Effendi, F. 2009. Medika.
2
Friedman, M. 1998. Jakarta: EGC.
-
2
-
/
/
<
2
-
3=
Hardywinoto. 2005.
-
>
. Jakarta: Salemba
<
5
..
. Jakarta : Gramedia.
Henniwati. 2008. =
"
-
:=
1
!
/
?
[Tesis]. Medan : Universitas Sumatera Utara
-
Hidayati, S. 2002.
!
@
2
1
Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
Ismawati, C; Pebriyanti, S; Proverawati, A. 2010.
Yogyakarta : Nuha Medika.
!
[skripsi]. Yogyakarta : Fakultas
A
<
Maryam, RC Ekasari, M; Rosidawati; Jubaedi, A; Batubara I 2009. 1
Jakarta: Salemba Medika.
Mubarak, W. I. 2006. B
*
-
Niven, N. 2000.
: EGC.
-
2
2
-
?
%
?
2
A
B
/
A-
2
.
A
-
<
?
Jakarta: Agung Seto.
!
-
Putro, N. H. 2008. #
1
/
/
[skripsi]. Semarang : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
/
%. Jakarta
1
Rahayu, S; Purwanta; Harjanto, D. 2010. “Faktor9Faktor yang Mempengaruhi Ketidakaktifan Lanjut Usia ke
Posyandu di Puskesmas Cebogan Salatiga”, 0
2
, Volume 6/Nomor 1/
Juni 2010. Yogyakarta : ISSN.
Setiadi. 2008. -
A
-
2
-
. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudaryanto, A & Irdawati. 2008. “Persepsi Lansia Terhadap Kegiatan Pembinaan Kesehatan Lansia di Posyandu
Wilayah Kerja Puskesmas Prambanan 1 Yogyakarta “, 0
, Volume 1/ Nomor 1/ Juni
2008.
Sudarman, M. 2008.
?
-
. Jakarta: Salemba Medika
Wijayanti. 2008. “Hubungan Kondisi Fisik RTT Lansia Terhadap Kondisi Sosial Lansia di RW 03 RT 05
Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Candisari, Semarang”. 0
*
, Volume 7/Nomor 1/Maret 2008
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa…
58