Nilai waktu dari uang (1)

Value for Money
Value for money merupakan pendekatan nilai untuk uang yang artinya
dimana nilai uang untuk menilai biaya suatu produk atau layanan terhadap
kualitas penyediaan. Value for money merupakan inti pengukuran kinerja
pada organisasi pemerintah. Kinerja pemerintah tidak dapat dinilai dari
output yang dihasilkan saja, akan tetapi harus mempertimbangkan input,
output dan outcome secara bersama-sama. Pengukuran kinerja berdasarkan
alokasi biaya dan pelayanan. Dengan demikian sering disebut 3E (ekonomi,
efisiensi dan efektivitas).
Dalam hal ini value for money merupakan konsep pengelolaan organisasi
sektor publik yang mendasarkan pada 3 elemen utama, yaitu :
1. Ekonomi : pemerolehan input dengan kualitas tertentu pada harga yang
terendah.
2. Efisiensi : pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau
penggunaan input yang terendah untuk mencapai output tertentu.
3. Efektivitas : tingkat pencapaian hasil program dengan target yang
ditetapkan atau perbandingan outcome dengan ouput.
Implementasi Konsep Value For Money
Value for Money dapat tercapai apabila organisasi telah menggunakan
input paling kecil untuk mencapai output yang optimum dalam rangka
mencapai tujuan organisasi.

1. Ekonomi berkaitan dengan hubungan antara pasar dan masukan (cost of
input). Pengertian ekonomi (hemat/tepat guna) sering disebut kehematan
yang mencakup juga pengelolaan secara hati-hati atau cermat (prudency)
dan tidak ada pemborosan. Suatu kegiatan operasional dikatakan ekonomis
jika dapat menghilangkan atau mengurangi biaya yang tidak perlu.
2. Efisiensi (daya guna) mempunyai pengertian yang berhubungan erat
dengan konsep produktivitas. Pengukuran efisiensi dilakukan dengan
menggunakan perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input
yang digunakan (cost of output). Proses kegiatan operasional dapat
dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai
dengan penggunaan sumber daya dan dana yang serendah-rendahnya
(spending well). Jadi, pada dasarnya ada pengertian yang serupa antara
efisiensi dengan ekonomi karena kedua-duanya menghendaki penghapusan
atau penurunan biaya (cost reduction).
3. Efektivitas (hasil guna) merupakan hubungan antara keluaran dengan
tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Pengertian efektivitas ini pada
dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan.
Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan tersebut
mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan (spending wisely).


1.
2.
3.
4.
5.

1.
2.

3.

4.

5.

Manfaat implementasi konsep value for money pada organisasi
sektor publik :
Meningkatkan efektivitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan yang
diberikan tepat sasaran.
Meningkatkan mutu pelayanan publik

Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan
terjadinya penghematan dalam penggunaan input
Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik
Meningkatkan kesadaran akan uang publik (public costs awareness) sebagai
akar pelaksanaan akuntanbilitas publik.
Mekanisme penentuan indikator kinerja membutuhkan :
Sistem perencanaan dan pengendalian
Meliputi proses, perosedur dan struktur yang member jaminan bahwa tujuan
organisasi telah dijelaskan dan dikomunikasikan keseluruh bagian organisasi.
Spesifikasi teknis dan standarisasi
Kinerja suatu kegiatan, program, dan organisasi diukur dengan
menggunakan spesifikasi teknis secara detail untuk memberikan jaminan
bahwa spesifikasi teknis tersebut dijadikan sebagai standar penilaian.
Kompetensi teknis dan profesionalisme
Untuk memberikan jaminan terpenuhinya spesifikasi teknis dan standarisasi
yang ditetapkan maka diperlukan personel yang memiliki kompetensi teknis
dan profesional dalam bekerja .
Mekanisme ekonomi dan mekanisme pasar
Mekanisme ekonomi terkait dengan pemberian penghargaan dan hukuman
yang bersifat financial sedangkan mekanisme pasar terkait dengan

penggunaan sumber daya yang menjamin terpenuhinya value for money.
Mekanisme sumber daya manusia
Pemerintah perlu menggunakan beberapa mekanisme untuk memotivasi
sifatnya untuk memperbaiki kinerja personel dan organisasi.

Value for Money Audit
Tujuan value for money audit adalah untuk meningkatkan akuntabilitas
lembaga sektor publik dan untuk perbaikan kinerja pemerintah. Dalam
pemeriksaan yang konvensional, lingkup pemeriksaan hanya sebatas audit
terhadap keuangan dan kepatuhan (financial and compliance audit),
sedangkan dalam pendekatan baru ini selain audit keuangan dan kepatuhan
juga perlu dilakukan audit kinerja (performance audit), meliputi audit
ekonomi, efisiensi dan efektivitas.

Audit ekonomi dan efisiensi disebut juga management audit atau operational
audit, Sedangkan audit efektivitas disebut program audit. Istilah lain
performance audit adalah VFM audit atau 3E’s audit.
Karakteristik Value for Money

Ekonomi


3E

Efisiensi

Efektivitas

Audit
manajeme
n

Audit Kinerja/
Value for Money
Audit

Audit
Program

Audit kinerja merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan
prosedurnya. Pengertian audit dalam audit keuangan adalah suatu proses

yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif
mengenai asersi atas tindakan dan kejadian ekonomi, kesesuaiannya dengan
kriteria/standar yang telah ditetapkan dan kemudian mengkomunikasikan
hasilnya kepada pihak-pihak pengguna laporan tersebut (malan, 1984).
Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan
kejadian-kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau fungsi
yang diaudit. Definisi audit kinerja adalah suatu proses sistematis untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif, agar dapat melakukan
penilaian secara independen atas ekonomi dan efisiensi operasi, efektifitas
dala pencapaian hasil yang diinginkan, dan kepatuhan terhadap kebijakan,
peraturan dan hukum yang berlaku, menentukan kinerja yang telah dicapai
dengan
kinerja
yang
telah
ditetapkan
sebelumnya,
serta
mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak pengguna laporan tersebut
(Malan, 1984).

Salah satu yang membedakan VFM audit dengan conventional audit adalah
dalam hal laporan audit. Dalam laporan audit konvensional, hasil audit
berupa pendapat (opini) auditor secara independen dan obyektif tentang
kewajaran laporan keuangan sesuai dengan kriteria standar yang telah
ditetapkan, tanpa pemberian rekomendasi perbaikan. Sedangkan dalam VFM
audit tidak sekedar menyampaikan kesimpulan berdasarkan tahapan audit

yang telah dilaksanakan, akan tetapi juga dilengkapi dengan rekomendasi
untuk perbaikan dimasa mendatang.
Audit Ekonomi dan Efisiensi
The General Accounting Office Standadrs (1994) menegaskan bahwa audit
ekonomi dan efisiensi dilakukan dengan mempertimbangkan apakah entitas
yang diaudit telah:
a. Mengikuti ketentuan pelaksanaan pengadaan yang sehat,
b. Melakukan pengadaan sumber daya (jenis, mutu, dan jumlah) sesuai
dengan kebutuhan pada biaya terendah,
c. Melindungi dan memelihara semua sumber daya yang ada secara
memadai,
d. Menghindari duplikasi pekerjaan atau kegiatan yang tanpa tujuan atau
kurang jelas tujuannya,

e. Menghindari adanya pengangguran sumber daya atau jumlah pegawai
yang berlebihan,
f. Menggunakan prosedur kerja yang efisien,
g. Menggunakan sumber daya (staf, peralatan, dan fasilitas) yang minimum
dalam menghasilkan atau menyerahkan barang/jasa dengan kuantitas
dan kualitas yang tepat,
h. Mematuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan perolehan, pemeliharaan, penggunaan sumber daya Negara,
i. Melaporkan ukuran yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan
mengenai kehematan dan efisiensi.
Prosedur untuk melakukan audit ekonomi dan efisiensi sama dengan jenis
audit lainnya. Secara umum, tahapan-tahapan audit yang dilakukan
meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.

Perencanaan audit,

Me-review sistem akuntansi dan pengendalian intern,
Menguji system akuntansi dan pengendalian intern,
Melaksanakan audit, dan
Menyampaikan laporan.

Audit Efektivitas
Efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan. Audit efektivitas (audit
program) bertujuan untuk :
1. Menilai tujuan program
2. Menetukan tingkat pencapaian hasil suatu program yang diinginkan
3. Menilai efektivitas program/unsur-unsur program baik sendiri/terpisah

4. Mengidentifikasi faktor yang menghambat pelaksanaan kinerja yang baik
dan memuaskan
5. Menentukan apakah manajemen telah mempertimbangkan alternatif
untuk melaksanakan program yang mungkin dapat memberikan hasil
yang lebih baik dan dengan biaya yang lebih rendah
6. Menentukan apakah program tersebut saling melengkapi, tumpang-tindih
atau bertentangan dengan program yang terkait
7. Mengidentifikasi cara untuk dapat melaksanakan program tersebut

dengan lebih baik
8. Menilai ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku
untuk program tersebut
9. Menilai apakah system pengendalian manajemen sudah cukup memadai
untuk mengukur, melaporkan, dan memantau tingkat efektivitas program
10. Menentukan apakah manajemen telah melaporkan ukuran yang sah
dan dapat dipertanggungjawabkan mengenai efektivitas program.

Kategori Kegiatan Value for Money Audit
Value for money secara umum mempunya tiga kategori kegiatan :
1. ‘By-product ‘ VFM Work
VFM hanya bertujuan sekunder, yakni berupaya untuk mencari
penghematan-penghematan dengan jalan melakukan sedikit perubahan
dalam praktik kerja.
2. An ‘Arrangement Review ‘
Untuk menjamin/memastikan bahwa klien telah melakukan tugas
adminstrasi yang diperlukan untuk mencapai VFM. Auditor dapat
mengecek dan menilai keberadaan peraturan formal semacam ini.
Memberikan gambaran bagi auditor untuk me-review kinerja dan mereview jasa-jasa tertentu/khusus.
3. Performance Review

Untuk menilai secara obyektif VFM yang telah dicapai oleh klien dan
membandingkannya dengan kriteria (pembanding) yang valid. Penilaian
terhadap kinerja klien dapat dilakukan dengan membandingkan hasil
yang telah di capai dengan kinerja masa lalu, target yang telah
ditetapkan sebelumnya atau kinerja organisasi sejenis lainnya.
Untuk melaksanakan proses audit kinerja pada organisasi sektor publik
(pemerintahan) diperlukan beberapa prasyarat, yaitu :

1. Auditor (orang/lembaga yang melakukan audit), auditee (pihak yang
diaudit), recipent (pihak yang menerima hasil audit).
2. Hubungan akuntanbilitas antara auditee (subordinate) dan audit
recipient (otoritas yang lebih tinggi).
3. Independensi antara auditor dan auditee.
4. Pengujian dan evaluasi tertentu atas aktivitas yang menjadi tanggung
jawab auditee oleh audit recipent.
Dua prosedur utama untuk melaksanakan praktik auditing kinerja organisasi
secara komprehensif, yaitu :
1. Management and Technical Review
Telaah fungsi manajemen secara umum mengenai perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan metode/teknik khusus yang
digunakan oleh entitas untuk menentukan apakah :
- Rencana yang matang telah dikembangkan untuk mencapai hasil
yang diinginkan
- Terdapat struktur yang memadai tentang wewenang dan tanggung
jawab manajemen
- Manajemen telah secara jelas mengkomunikasikan ekspektasinya
kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab atas operasi
- Pelaksanaan diawasi dan dievaluasi secara regular dengan
menggunakan criteria yang memadai sehingga varian dari rencana
dapat dideteksi dan dikoreksi tepat pada waktunya
2. Special Studies
Telaah yang diarahkan untuk mencapai kesesuaian terhadap spesifikasi
tertentu sesuai dengan permintaan. Sebagai contoh, special studies
mungkin dilaksanakan untuk :
- Penelitian mengenai dugaan terjadinya kesalahan atau kecurangan
- Menilai kecukupan pengendalian internal dalam system infotmasi
manajemen atau system akuntansi yang diterapkan
- Konsultasi dengan manajemen berkaitan dengan masalah keuangan
khusus atau berkaitan dengan masalah kinerja
- Mengevaluasi penggunaan dana untuk kegiatan investasi yang
mungkin berpengaruh terhadap operasi organisasi di masa
mendatang.

Standar Audit Pemerintahan (SAP) Tahun 1995
Sejauh ini, audit kinerja terhadap lembaga-lembaga pemerintahan di
Indonesia dilakukan dengan berpedoman pada SAP yang dikeluarkan Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) tahun 1995. SAP tersebut merupakan buku

standar untuk melakukan audit atas semua kegiatan pemerintah yang
meliputi pelaksanaan APBN, APBD, pelaksanaan anggaran tahunan BUMN
dan BUMD, serta kegiatan yayasan yang didirikan oleh pemerintah, BUMN
dan BUMD atau badan hokum lain yang didalamnya terdapat kepentingan
keuangan negara atau yang menerima bantuan pemerintah.
Standar-standar yang menjadi pedoman dalam audit kinerja terhadap
lembaga pemerintahan menurut SAP adalah sebagai berikut.
1. Standar Umum
a. Staf yang ditugasi untuk melaksanakan audit harus secara kolektif
memiliki kecakapan profesional yang memadai untuk tugas yang
diisyaratkan.
b. Semua yang berkaitan dengan pekerjaan audit itu harus
independen.
c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor
wajib menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan
seksama.
d. Setiap organisasi/lembaga audit yang melaksanakan audit
berdasarkan SAP harus memiliki sistem pengendalian intern yang
memadai, dan sistem pengendalian mutu tersebut harus di review
oleh pihak lain yang kompeten (pengendalian mutu ekstern).
2. Standar Pekerjaan Lapangan Audit Kinerja
a. Perencanaan
Pekerjaan harus direncanakan secara memadai.
b. Supervisi
Staf harus diawasi dengan baik.
c. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
Auditor harus waspada terhadap situasi atau transaksi yang dapat
merupakan indikasi adanya unsur perbuatan melanggar/melawan
hokum atau penyalahgunaan wewenang.
d. Pengendalian manajemen
Auditor harus benar-benar memahami pengendalian manajemen
yang relevan dengan audit.
3. Standar Pelaporan Audit Kinerja
a. Bentuk
Auditor harus membuat laporan audit secara tertulis untuk dapat
mengkomunikasikan hasil setiap audit.
b. Ketepatan waktu
Auditor harus dengan semestinya menerbitkan laporan untuk
menyediakan informasi yang dapat digunakan secara tepat waktu.
c. Isi laporan
- tujuan, lingkup, dan metodologi audit

- hasil audit
- rekomendasi
- pernyataan standar audit
- kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
- penyalahgunaan wewenang
- pengendalian manajemen
- tanggapan pejabat yang bertanggung jawab
- hasil/prestasi kerja yang patut dihargai
- hal yang memerlukan penelaahan lebih lanjut
- informasi istimewa dan rahasia
d. Penyajian laporan
Laporan harus lengkap, akurat, obyektif, meyakinkan, serta jelas
dan ringkas sepanjang hal ini dimungkinkan.
e. Distribusi Laporan
Laporan tertulis audit diserahkan oleh organisasi/lembaga audit
kepada
- Pejabat yang berwewenang dalam organisasi pihak yang diaudit
- Kepada pejabat yang berwenang dalam organisasi pihak yang
meminta audit
- Kepada lembaga lain yang mempunyai tanggung jawab atas
pengawasan secara hukum
- Kepada pihak lain yang diberi wewenang oleh entitas yang
diaudit untuk menerima laporan tersebut

Audit Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Konteks Otonomi Daerah
Terdapat tiga aspek utama yang mendukung terciptanya kepemerintahan
yang baik (good governance), yaitu pengawasan, pengendalian, dan
pemeriksaan.






Pengawasan mengacu pada tindakan atau kegiatan yang dilakukan
oleh pihak diluar eksekutif (masyarakat dan DPR/DPRD) untuk turut
mengawasi kinerja pemerintahan.
Pengendalian (control) adalah mekanisme yang dilakukan oleh
eksekutif (pemerintah) untuk menjamin dilaksanakannya sistem dan
kebijakan manajemen sehingga tujuan organisasi tercapai.
Pemeriksaan (audit) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak
yang memiliki independensi dan memiliki kompetensi profesional
untuk memeriksa apakah hasil kinerja pemerintah telah sesuai dengan
standar kinerja yang ditetapkan.

Keterangan :

 Pada tataran teknis aplikatif juga berbeda, yaitu pengawasan oleh
DPR/DPRD dilakukan pada tahap awal; lalu pengendalian manajemen dan
pengendalian tugas pada tahap menengah; dan tahap akhir baru di
lakukan pemeriksaan.
 Objek yang diperiksa berupa kinerja anggaran dan laporan pertanggung
jawaban yang terdiri dari laporan dan nota perhitungan APBN/APBD,
neraca, dan laporan aliran kas.
Permasalahan Audit Kinerja Lembaga Pemerintahan di Indonesia
Pemberian otonomi dan desentralisasi yang luas, nyata dan bertanggung
jawab kepada daerah kabupaten/kota akan membawa konsekuensi
perubahan pada pola dan system pengawasan dan pemeriksaan. Perubahanperubahan tersebut juga memberikan dampak pada unit-unit kerja
pemerintah daerah, seperti tuntutan kepada pegawai/aparatur pemerintah
daerah untuk lebih terbuka, transparan, dan bertanggung jawab atas
keputusan yang dibuat.
Sebagai upaya untuk meningkatkan pengawasan dan pemeriksaan dalam
rangka memberantas praktik KKN, pemerintah bersama DPR kemudian
mengesahkan Undang-undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. UU No. 28
tahun 1999 tersebut kemudian menjadi landasan hukum dibentuknya Komisi
Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara (KPKPN). Dengan demikian,
untuk mengawasi jalannya pemerintahan saat ini terdapat lembaga-lembaga
pengawas dan pemeriksa yang sifatnya independen dan memiliki tugas yang
berbeda-beda, diantaranya badan ombudsmen, KPKPN, dan BPK. Disamping
itu masyarakat tetap harus ikut berperan aktif, yaitu dengan memberikan
informasi dan menyampaikan saran serta pendapatnya secara bertanggung
jawab.
Kelemahan Audit Pemerintahan di Indonesia
1. Kelemahan bersifat inherent
 Tidak tersedianya indikator kinerja (performance indicator) yang
memadai sebagai dasar untuk mengukur kinerja pemerintah daerah.
 Belum adanya SAKP (Standar Akuntansi Keuangan Pemerintah) yang
baku, karena pada dasarnya pengauditan terhadap pemerintah daerah
adalah membandingkan hasil yang dicapai dengan standar dan kriteria
yang ditetapkan.
2. Kelemahan bersifat structural

 Banyaknya lembaga pemeriksa fungsional overlapping satu dengan
lainnya yang menyebabkan pelaksanaan pengauditan tidak efisien dan
tidak efektif.
 Untuk menciptakan lembaga audit yang efisien dan efektif, maka
diperlukan reposisi terhadap lembaga audit yang ada. Reposisi yang
dimaksud berupa pemisahan tugas dan fungsi yang jelas dari lembagalembaga pemeriksa pemerintah tersebut, apakah sebagai auditor
internal atau auditor eksternal.

Akuntansi Dana
Akuntansi Dana adalah sistem akuntansi yang sering digunakan oleh organisasi organisasi nirlaba dan institusi sektor publik. Sistem tersebut merupakan metode pencatatan dan
penampilan entitas dalam akuntansi seperti aset, dan kewajiban yang dikelompokkan menurut
kegunaannya masing-masing.
Pada dasarnya dana sangat mempengaruhi jenis usaha setiap perusahaan yang
bersangkutan. Berikut adalah jenis-jenis dana :


Dana umum adalah dasar operasi sebuah pemerintah dana dan rekening untuk segala
sesuatu tidak diperhitungkan dalam dana lain.



Dana penerimaan khusus yang dimaksudkan untuk digunakan untuk melaporkan sumber
pendapatan khusus yang terbatas untuk digunakan untuk tujuan tertentu, seperti bantuan
transportasi. Dalam praktiknya, pemerintah juga menggunakan mereka untuk
melaporkan: semua kegiatan keuangan yang berhubungan dengan fungsi tunggal (seperti
pemeliharaan jalan), kelas pendapatan (misalnya, semua hibah federal), dan "hari hujan"
sumber daya.



Utang dana layanan account untuk pembayaran utang. Jika pemerintah adalah
mengumpulkan sumber daya untuk tujuan melakukan pembayaran utang jasa, harus
melaporkannya dalam dana utang. Pada kenyataannya, beberapa sumber daya yang
dimaksudkan untuk membiayai pembayaran utang layanan dapat ditemukan dalam dana
pemerintah lainnya. Selain itu, utang transaksi yang terkait dengan kegiatan proprietary
dan fidusia dicatat dalam dana tersebut.



Modal proyek akun dana untuk pembangunan, rehabilitasi, dan akuisisi aset modal,
seperti bangunan, peralatan, dan jalan. Pemerintah tidak diwajibkan untuk menjelaskan
semua belanja modal dalam jenis dana, bagaimanapun, dan karena itu juga dapat muncul
dalam dana umum atau dana pendapatan bahkan istimewa.



Dana Tetap menjelaskan sumber daya yang tidak dapat dikeluarkan, tetapi harus
diadakan selama-lamanya. Umumnya, sumber daya yang diinvestasikan dan pemerintah
mungkin menghabiskan pendapatan, seringkali untuk tujuan yang ditentukan oleh
penyedia sumber daya.

B. Persamaan Akuntansi Komersial dan Akuntansi Dana
 Akuntansi Komersial
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas

 Akuntansi Dana
Aktiva = Kewajiban + Saldo Dana

Persamaan akuntansi komersial dan akuntansi dana yaitu sebagai berikut:
1. Sama-sama memberikan informasi mengenai posisi keuangan dan hasil operasi
2. Mengutip prinsip dan standar akuntansi yang diterima umum :

Prinsip Konsistensi, di mana harus menggunakan metode akuntansi yang sama dari

tahun

ke tahun, agar laporan yang dihasilkan dapat diperbandingkan.
 Prinsip obyektivitas, yaitu harus digunakannya bukti-bukti yang sah sehingga laporan
yang dihasilkan dapat diuji dan diandalkan.
 Prinsip materialitas, yaitu transaksi ekonomi yang cukup manfaatnya dan dikategorikan
material harus dicatat dan dilaporkan.
 Prinsip Pengungkapan yang Memadai, di mana setiap transaksi atau kejadian ekonomi
harus diungkapkan secara jelas, memadai, dan teliti sehingga tidak menyesatkan pengguna
laporan keuangan.
3. Mengacu pada konsep dasar: kesinambungan, periodesasi akuntansi, dan Pengukuran dalam
nilai mata uang.
Perbedaan Akuntansi Dana dan Akuntansi Komersial
Perbedaan antara akuntansi dana dan akuntansi komersial adalah sebagai berikut:
 Akuntansi Dana
1. Tujuan utama adalah untuk mengukur pelaksanaan anggaran yang telah ditetapkan
2. Dapat terdiri dari lebih dari satu entitas (beberapa jenis dana)
3. Transaksi pengeluaran/penerimaan neraca (real account) dilaporkan baik dalam

laporan

neraca maupun laporan aktivitas
4. Sangat dipengaruhi oleh peraturan atau ketentuan-ketentuan yang berlaku, sehingga
bersifat kurang fleksibel (lebih kaku)
 Akuntansi Komersial
1. Tujuan utama adalah untuk mengukur tingkat keuntungan
2. Hanya terdiri dari satu entitas akuntansi
3. Transaksi pengeluaran/penerimaan neraca (real account) tidak dilaporkan dalam

laporan

aktivitas
4. Bersifat lebih fleksibel
Perbedaan antara akuntansi dana dan akuntansi komersial tersebut mengakibatkan adanya
perbedaan baik terhadap pengakuan akuntansinya (account treatment) maupun jenis dan
bentuk laporan keuangan yang dihasilkan.
Neraca pada pemerintahan
Lembar dana perimbangan pemerintah menyajikan pertama aset pemerintah, sumber daya
yang dikendalikan yang memungkinkannya untuk menyediakan layanan. (Lihat Gambar 1.)
Mengingat dasar akuntansi, aset-aset ini umumnya saat ini dalam alam-cash, investasi
jangka pendek, dan jangka pendek piutang.
"Keseimbangan" dalam neraca antara aset di satu sisi dan kewajiban dan saldo dana di
sisi lain. Kewajiban adalah jumlah yang terhutang (lebih tepatnya, kewajiban hampir tidak dapat
dihindari untuk mengorbankan sumber daya). Kewajiban umumnya diharapkan akan puas dalam
waktu satu tahun. Anda akan sering menemukan pendapatan yang ditangguhkan di sini juga.
Dalam akuntansi akrual, pendapatan ditangguhkan biasanya merupakan sumber daya pemerintah
telah menerima yang diakibatkan oleh periode mendatang.
Contoh Neraca pada Akuntansi Pemerintahan

Ilustrasi lain Laporan beraca pada akuntansi pemerintahan
Suatu unit pemerintahan X memiliki neraca per 31 Desember 2001 sebagia berikut :
Pemerintah X
Neraca

31 Desember 2001
Kas
100.000
Piutang pajak tertunggak
60.000
Cadangan piutang pajak tertunggak ( 10.000 )
Voucher terutang
70.000
Saldo dana bebas
80.000
Selama tahun 2001 , jadi transaksi-transaksi sebagai berikut.
A. Anggaran disetujui oleh DPR, yaitu sebagai berikut:
Pendapatan..................................................................... 450.000
Pajak................................................................................300.000
Pungutan non pajak.......................................................... 50.000
Hibah.................................................................................50.000
Lain-lain............................................................................50.000
Belanja............................................................................400.000
Belanja rutin :.................................................................200.000
-

Belanja pegawai...................................................50.000

-

Belanja barang ...................................................150.000

Belanja pembangunan...................................................100.000
Pembayaran hutang.......................................................100.000
Surplus ( Defisit )..............................................................50.000
Jurnal :
Estimasi pendapatan
Appropriasi
Saldo dana besas

450.000
400.000
50.000

B. Semua piutang pajak pertunggak dilunasi dan diterima tunai 60.000. ditambah
bunga dan denda sebesar 15.000
Jurnal :
Kas

75.000
Piutang pajak tertunggak
Pendapatan

60.000
15.000

Cadangan pitang pajak tertunggak
Pendapatan

10.000

10.000

C. Mengeluarkan surat tagihan pajak sebesar 200.000. yang dicadangkan tidak
tertagih 1 %.
Jurnal :
Piutang pajak tahun berjalan
200.000
Cad. piutang pajak thn berjalan tak tertagih 2000
Pendapatan
190.000
D. Kontrak ditandatangani :
-Belanja barang
-Belanja pembangunan
Jurnal :
Ecumbrance
Cadangan encumbrance

150.000
100.000
250.000
250.000

E. Diterima tunai pendapatan dari pungutan nonpajak 30.000 hibah 40.000 dan
lain-lain 20.000
Jurnal

:

kas

90.000
Pendapatan

90.000

F. Dibayar tunai belanja pegawai 45.000
Jurnal :
Belanja

45.000
Kas

45.000

G. Diterima tagihan atas kontrak yang telah ditandatangani dan dikerjakan, sebagai
berikut :
Nilai Kontrak Nilai Realisasi
-

Belanja barang

-

Belanja pembangunan

100.000

110.000

75.000

70.000

Jurnal :
Cadangan encumbrance

175.000

Encunbrance
Belanja

175.000
180.000

Voucher terutang

180.000

H. Membayar voucher terutang sebesr 100.000
Jurnal :
Voucher terutang
Kas

100.000
100.000

I. Diterima pandapatan pajak tahun berjalan sebesar 180.000. sisa piutang tahun
berjalan dicatat sebagai piutang pajak tertunggak dan demikian pula cadangan
piutang pajak tak tertagih.
Jurnal :
Kas
Piutang pajak tahun berjalan

180.000
180.000

Piutang pajak terhutang
20.000
Cad. Piutang pajak thn b’jalan tk teragih
2000
Piutang pajak tahun berjalan
20.000
Cad.piutang pajak tertunggak tk tertagih
2000
J. Mencatat transfer yang harus dilakukan ke Debt Service Fund sebesar 60.000
( belum di bayar tunai ),
Jurnal :
Transfer ke Dept Service Funds
Voucher terutang

60.000
60.000