PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI DENGAN MEDIA ANIMASI KOMPUTER DI KELAS X SMA NEGERI MODEL TERPASU MADANI PROPINSI SULAWESI TENGAH Nita Suriyani Etta
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI DENGAN MEDIA ANIMASI
KOMPUTER DI KELAS X SMA NEGERI MODEL TERPASU MADANIPROPINSI SULAWESI TENGAH
1
2
2 Nita Suriyani Etta , Asep Mahfuds , dan Nurvita
1
2 Mahasiswa Pendidikan Geografi Dosen Pendidikan Kewarganegaraan , Dosen Pendidikan
2 Geografi
Program Studi Penddikan Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako
ABSTRAK
Permasalahan yang mendasar pada penelitian ini adalah prestasi belajar yang rendah. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah dengan menggunakan media animasi komputer dapat meningkatkan
prestasi belajar Geografi pada siswa kelas X IPS SMA Negeri Model Terpadu Madani Palu Propinsi
Sulawesi Tengah. Lokasi Penelitian di SMA Negeri Model Terpadu Madani Palu Provinsi Sulawesi
Tengah. Adapun Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X IPS SMA Negeri Model Terpadu Madani
Palu. Metode penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dalam 2 siklus
yang masing-masing siklus terdiri dari empat langkah yaitu: Perencanaan, Tindakan, Pengamatan, dan
Refleksi. Hasil penelitian dapat dilihat dari hasil tes formatif yang mengalami peningkatan rata-rata
kelas pada siklus I dan siklus II yaitu dari 74,44 % menjadi 86,85 %, begitu pula untuk ketuntasan
belajar klasikal terjadi peningkatan dari siklus I yakni 62,96 % menjadi 85,18% pada siklus II. Siswa
yang tuntas juga mengalami peningkatan pada siklus I sebanyak 17 menjadi 23 siswa, Berdasarkan
Hasil selama proses pembelajaran tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan
media animasi komputer dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas X IPS SMA Negeri Model
Terpadu Madani Palu Propinsi Sulawesi Tengah Kata Kunci : Peningkatan Prestasi belajar, Media Animasi Komputer
ABSTRACT
The fundamental problem in this research is the low learning achievement. This research proposed to
know whether the Computer Animation Media can improve Geography Learning Achievement on the
student grade X Social Science SMA Negeri Model Ter X Social Science padu Madani Palu Central
Celebes Province. The Subject of this research is the students in grade X Social Science SMA Negeri
Model Terpadu Madani Palu. The research method being used is Classroom Action Research which has
been done in 2 cycles and there are four steps in each cycle, they are: planning, action, observation,
and reflection. The research result can be seen from the formative test result which showed the Grade
point average improvement on the first and the second cycle, from 74,44% to 86,85%. In addition, there
is improvement on the classical learning achievement. That is from 62.96% on the first cycle and
reached 85.18% on the second cycle. Next, the increasing happened to the students as well that is from
17 students become 23 students. Based on the result during this lesson, it can be concluded that the
Computer Animation Media can improve students learning achievement students in grade X Social
Science SMA Negeri Model Terpadu Madani Palu. Central Celebes Province.Keywords: Learning Achievement Increasing; Computer Animation Media PENDAHULUAN
Mata pelajaran geografi merupakan salah satu bidang studi yang mengkaji berbagai fenomena geosfer atau gejala-gejala yang ada di lingkungan sekitar. Penilaian siswa dalam memahami materi dapat dikaji berdasarkan analisis perolehan nilai pada setiap pembelajaran, ulangan harian maupun ulangan akhir semester. Perolehan nilai tersebut menjadi tolak ukur seorang guru dalam menentukan tindakan atau upaya yang akan dilakukan.
Keberhasilan proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam memilih strategi, media, dan metode pembelajaran yang tepat. Tindakan yang tepat harus dilakukan seorang guru salah satunya dengan memilih dan menggunakan berbagai media pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran. Pemilihan media juga harus disesuaikan dengan materi, sehingga siswa mudah dalam menerima meteri pembelajaran. Salah satu media pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah penggunaan media animasi komputer. Pemilihan media pembelajaran ini dengan melihat berbagai karakter siswa dan kemudahan dalam mencari animasi yang sesuai dengan materi pembelajaran geografi. kelas X IPS SMAN Model Terpadu Madani Palu terdapat beberapa catatan. Pertama, data hasil belajar geografi siswa kelas X IPS pada semester ganjil periode 2015/2016 masih belum memuaskan yaitu dengan nilai rata-rata kelas 73,56 dan kriteria ketuntasan minimal 70. Sedangkan standar ketuntasan belajar adalah 85% siswa mendapat nilai lebih besar atau sama dengan 75 (≥75). Kedua, berdasarkan hasil wawancara awal didapatkan bahwa banyak siswa yang menganggap pelajaran geografi itu sulit. Penyebabnya adalah kesulitan dalam memahami konsep dasargeografi. Kesulitan dalam memahami konsep ini selain dipengaruhi oleh faktor pribadi yang kurang tertarik dalam mempelajari geografi, juga dipengaruhi oleh keterbatasan media yang digunakan guru dalam mengajar. Hal ini mengakibatkan timbulnya kejenuhan bagi para siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar geografi di sekolah yang berakibat pada nilai-nilai hasil belajar siswa yang kurang memuaskan.
Wiryokusumo (2002) menjelaskan“media animasi komputer merupakan inovasi pembelajaran dengan teknologi komputer supaya materi yang disampaikan lebih mena rik,sehingga siswa mudah memahami pelajaran yang disampaikan”. Penggunaan media animasi komputer dalam proses pembelajarangeografi, diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep geografi yang bersifat abstrak. Penggunaan media animasi komputer dapat menampilkan animasi yang dapat menjelaskan konsep-konsep geografi yang bersifat abstrak tersebut, sehingga menjadi lebih konkrit. Oleh karena itu, dengan penggunaan media animasi komputer diharapkan dapat membawa perubahan yang lebih baik, meningkatkan motivasi belajar siswa, dan meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran geografi.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang direncanakan dalam 2 siklus dan akan dilaksanakan berdasarkan perubahan yang akan dicapai. Sesuai dengan tujuan PTK untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa, maka penelitian ini juga mengedepankan hasil belajar siswa sebagai tujuan utama yang dinilai melalui proses pembelajaran.
Penelitian dilaksanakan secara bersiklus yang mengacu pada model Kurt Lewin yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (1988:14) yang meliputi empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tidakan, (3) pengamatan/observasi dan (4) refleksi
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri Model Terpadu Madani Propinsi Sulawesi Tengah, yang dilaksanakan pada Semester genap tahun 2015/2016. Subjek penelitian adalah siswa kelas X IPS dengan jumlah 27 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.
1. Tahap-tahap Penelitian
1.1 Siklus 1
1. Tahap Perencanaan meliputi, (1) observasi di sekolah dan diskusi dengan mitra guru, (2) penyusunan proposal penelitian.
2. Tahap Persiapan meliputi, (1) pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), (2) pembuatan LO (Lembar Observasi), (3) pembuatan soal tes formatif, (4) pembuatan rambu-rambu penilaian, (5) uji coba instrumen, dan (6) seleksi dan revisi instrumen.
3. Tahap Pelaksanaan meliputi, (1) tahap pengumpulan data dan (2) tahap pengolahan data.
4. Tahap Penyelesaian meliputi, (1) penyusunan laporan penelitian dan (2) penggandaan laporan.
1.2 Siklus II
Perbedaan antara pelaksanaan tindakan pada siklus I dengan pelaksanaan tindakan siklus II hanyalah pada materi ajar dan hal-hal yang dianggap kurang dari siklus I, dan kemudian diperbaiki untuk diterapkan pada siklus II.
2. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendukung keperluan analisis data penelitian ini, peneliti memerlukan sejumlah data. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan dalam belajar yang dapat berupa penguasaan materi atau keterampilan bahkan sikap yang ditunjukkan dalam nilai tes yang diberikan oleh guru.
2. Animasi adalah gagasan atau pesan yang diungkapkan dengan gambar, tulisan (angka dan kata), peta, grafik dan sebagainya yang dibuat hidup/bergerak.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Silabus, Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.
2. Rencana Pelaksanaan Pelajaran (RPP) Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing PRP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.
3. Lembar Kegiatan Siswa Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil eksperimen.
4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.
3. Teknik Analisis data
Penganalisisan tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif Peneliti melakukan tes formatif untuk mengetahui seberapa besar daya serap siswa terhadap materi yang telah di ajarkan melalui penggunaan media animasi komputer. Penentuan daya serap klasikal siswa dengan menggunakan rumus:
∑
DSK (daya serap klasikal) = x 100%
∑
Sedangkan untuk menentukan daya serap individu menggunakan rumus:
∑
DSI (daya serap individu) = x 100% Persentase ketuntasan belajar secara individu maupun keseluruhan atau klasikal dikatakan tuntas apabila medapatkan sekurang-kurangnya 85% atau mendapatkan nilai > 75
(KKM Geografi kelas X).
2. Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
∑
KBK (ketuntasan belajar klasikal) = x 100%
∑
3. Analisis Persentase Kegiatan Guru dan Siswa dalam KBM Data hasil observasi kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran bertujuan untuk melihat aktivitas pada saat kegiatan berlangsung. Analisis data tersebut dapat dianalisis dengan menggunkan rumus sebagai berikut:
∑
Persentase nilai rata-rata (NR) = x 100% Kriteria taraf keberhasilan tindakan (Masyitah dalam Razak, 2010: 14):
1. : sangat baik 90% ≤ NR < 100%
2. : baik 70% ≤ NR < 90%
3. : cukup 50% ≤ NR < 70%
4. : kurang 30% ≤ NR 50%
5. : sangat kurang 0% ≤ NR < 30%
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Orientasi
Sebelum melakukan tindakan siklus I dan siklus II, peneliti melakukan kegiatan observasi awal di SMA Negeri Model Terpadu Madani Palu, yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Kegiatan observasi awal ini yaitu melakukan pertemuan dengan guru Geografi kelas X IPS, kemudian diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa kelas X IPS masih berada di bawah rata-rata standar KKM yang telah ditentukan. Hal ini dapat dilihat pada ketuntasan hasil belajar siswa pada pertengahan semester ganjil 2015/2016 yang masih berada di bawah rata-rata KKM dengan ketuntasan belajar klasikal hanya mencapai 73,56% sedangkan ketuntasan belajar klasikal dari sekolah adalah mencapai 85%.
Hasil Observasi Tindakan Siklus I
Observasi terhadap siswa dan guru pada siklus pertama dilakukan di dalam kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru dengan menggunakan media animasi komputer pada pokok bahasan Dinamika Atmosfer Dan
Dampaknya Terhadap Kehidupan sedangkan proses pengamatan guru pada saat mengajar dengan mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang kemudian diisi pada lembar observasi.
a. Aktivitas KBM Guru dan Siswa
Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dalam proses belajar mengajar skor perolehan sebesar 25 dengan skor maksimal 32, sehingga presentase yang diperoleh sebesar 78,75%. Dengan demikian, hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan siklus I masih dalam kategori baik.
Berdasarkan data observasi aktivitas siswa dapat dilihat bahwa hasil yang diperoleh dalam pertemuan siklus I menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masuk dalam kategori cukup. Indikator cukup karena perolehan jumlah skor siswa sebesar 27 dengan skor maksimal sebesar 40 sehingga memperoleh hasil presentase sebesar 67,5%.
b. Hasil Tes Evaluasi
Pada akhir pelaksanaan pembelajaran siklus I siswa diberikan tes evaluasi sebanyak 20 soal dalam bentuk soal pilihan ganda. Berdasarkan hasil tes tersebut dapat disimpulkan bahwa daya serap siswa dalam menerima materi Dinamika Atmosfer masih rendah yaitu dengan peresentase sebesar 74,44%. Selain itu dapat dilihat berdasarkan banyaknya siswa yang tuntas sehingga mempengaruhi persentase ketuntasan klasikal yaitu 62,97%. Dengan demikian perlu adanya perbaikan nilai karena masih ada 4 siswa dengan nilai rendah (60) dengan jumlah 10 siswa yang belum tuntas. Dalam hal ini hanya ada 17 siswa yang tuntas dalam mempelajari materi Dinamika Atmosfer dengan nilai rata-rata 75 atau sama dengan KKM mata pelajaran geografi kelas X IPS.
Hasil tersebut menunjukan bahwa hasil skor rata-rata yang diperoleh siswa belum mencapai kriteria ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan oleh SMA Negeri Model Terpadu Madani Palu Propinsi Sulawesi Tengah sebesar 85%, sehingga perlu dilakukan perbaikan pada tindakan siklus selanjutnya.
1) Refleksi Tindakan Siklus I
Keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada siklus I hasil refleksi antara peneliti dengan rekan sejawat adalah sebagai berikut:
1. Siswa menjadi lebih antusias dalam pembelajaran di kelas, bersemangat bekerja dalam kelompoknya, dan dengan antusias mencari tahu jawaban pertanyaan yang benar melalui penayangan animasi komputer.
2. Penayangan animasi secara keseluruhan mengganggu konsentrasi siswa dalam diskusi kelompok karena penayangan tidak diulang sehingga hasilnya tidak maksimal
3. Ruangan terlalu gelap sehingga siswa sulit untuk mencatat Kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus pertama akan dijadikan masukan dalam pembenahan atau perbaikan pada siklus kedua. Pembenahan atau perbaikan pada siklus kedua antara lain:
1. Tetap menjaga semangat dan antusias siswa dengan memberi penghargaan pada kelompok dan siswa yang berhasil menjawab soal yang diberikan dengan tepat.
2. Penayangan animasi dikontrol oleh guru sehingga guru dapat mengatur dimana dia akan menghentikan gerakan animasi dan melanjutkan animasi tersebut sehingga siswa dapat mendiskusikan setiap materi pelajaran
3. Mengatur pencahayaan dengan membuka gorden bagian belakang dan tengah sehingga siswa dapat mencatat materi pelajaran Berdasarkan hasil refleksi tersebut perlu dilakukan tindakan ke dua agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan mencapai hasil yang diharapkan.
2) Hasil Observasi Tindakan Siklus II
Observasi terhadap siswa dan guru pada siklus kedua dilakukan di dalam kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan proses pembelajaran siklus II sama dengan pelaksanaan tindakan kelas pada siklus I. dilaksanakan dengan menggunakan media animasi komputer pada pokok bahasan Cuaca dan Iklim sedangkan proses pengamatan guru pada saat mengajar dengan mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang kemudian diisi pada lembar observasi.
a. Aktivitas KBM Guru dan Siswa
Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dalam proses belajar mengajar pada Tabel 4.4 menunjukkan skor perolehan sebesar 30 dengan skor maksimal 32, sehingga presentase yang diperoleh sebesar 93,75%. Dengan demikian hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan siklus II dalam kategori sangat baik.
Berdasarkan data observasi aktivitas siswa, dapat dilihat bahwa hasil yang diperoleh dalam pertemuan siklus II menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masuk dalam kategori sangat baik. Indikator sangat baik karena perolehan jumlah skor siswa sebesar 37 dengan skor maksimal sebesar 40 sehingga memperoleh hasil presentase sebesar 92,5%.
b. Hasil Tes Evaluasi
Berdasarkan analisis data, dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan yang signifikan pada materi konsep-konsep geografi setelah di lakukan tindakan siklus II dengan menggunakan media animasi komputer. Daya serap siswa dalam menerima materi konsep-konsep geografi yaitu sebesar 86,85%. Dengan melihat ketuntasan klasikal sebesar 85,18% dimana siswa yang tuntas sebanyak 23 siswa, sehinggga dapat dikatakan bahwa materi yang diajarkan guru sudah dapat diterima baik oleh siswa. Hal tersebut di dukung dengan perolehan nilai tertinggi (skor 100) 2 siswa dan 1 siswa dengan nilai terendah (skor 65).
3. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisi data observasi, kegiatan pembelajaran pada siklus I masih ada beberapa kekurangan guru dalam melaksanakan tindakan. Sesuai dengan perolehan nilai rata- rata guru dalam melaksanakan tindakan yaitu sebesar 78,75% perlu adanya peningkatan aktivitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Melalui media animasi komputer yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar pada semester I. hal tersebut ditunjukkan dengan beberapa siswa sudah mulai mengerti dengan materi yang disampaikan yaitu dengan perolehan nilai daya serap klasikal sebesar 74,44 %, Hal tersebut dapat menunjukan adanya peningkatan nilai yang diperoleh siswa. Hasil belajar pada sillus I sudah mengalami peningkatan, Meskipun demikian masih terdapat 10 siswa yang belum tuntas, sehingga perlu diadakan perbaikan.
Hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus II menunjukkan kekurangan yang dilakukan pada siklus I sudah dapat diatasi dengan baik. Keberhasilan kinerja guru pada siklus
II ini juga terlihat dari prosentase keberhasilan guru menerapkan media animasi komputer yaitu siklus I sebesar 67,5% menjadi 93,75% pada siklus II, sehingga dikatakan pembelajaran berlangsung dengan baik. Berdasarkan hasil tes formatif terlihat terjadi peningkatan rata-rata kelas pada siklus I dan siklus II yaitu dari 74,44 % menjadi 86,85 %. Begitu juga untuk ketuntasan belajar klasikal terjadi peningkatan dari siklus I yakni 62,96 % menjadi 85,18%. Siswa yang tuntas juga mengalami peningkatan pada siklus I sebanyak 17 menjadi 23 siswa.
Penggunaan media pembelajaran animasi komputer secara maksimal meningkatkan hasil belajar siswa.
Hasil observasi kinerja guru, aspek kognitif siswa, dan ketuntasan hasil belajar klasikal menunjukkan adanya peningkatan efektifitas dari siklus I ke siklus II. Peningkatan tersebut membuktikan keberhasilan penerapan pembelajaran dengan memanfaatkan media animasi komputer dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian dan deskripsi penelitian yang telah dilakukan, hasil belajar siswa dan peran aktif siswa (afektif dan psikomotorik) dan kinerja guru meningkat. Dengan demikian, penerapan pembelajaran dengan menggunakan media animasi komputer yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa ini dapat diterapkan di SMA Negeri Model Terpadu Madani Palu, khususnya materi Dinamika Atmosfer
dan Dampaknya Terhadap Kehidupan dan sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi
permasalahan pembelajaran geografi di kelas X IPS.
Tabel Hasil Penilaian Siklus I dan Siklus II
Hasil TindakanNo. Aspek Yang Dinilai Keterangan
Siklus I Siklus II
1. Aktivitas KBM Guru 78,75% 93,75% Sangat Baik
2. Aktivitas KBM Siswa 67,5% 92,5% Sangat Baik
3. Daya Serap Klasikal 74,44% 86,85% Baik
Ketuntasan Belajar Klasikal 62,96% 85,18% Baik 4.
PENUTUP
Berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran dengan media animasi komputer memiliki dampak terhadap peningkatan prestasi belajar geografi di kelas X IPS SMA Negeri Model Terpadu Madani khususnya pada materi Dinamika Atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar secara klasikal dalam setiap siklus, yaitu siklus I (62,96 %), siklus II (85,18 %), dan daya serap klasikal yang meningkat yaitu pada siklus I (74,44 %) dan siklus II (86,85 %)
DAFTAR RUJUKAN
Nurhayati dan Sappe. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Makassar: FMIPA Jurusan Biologi UNM
Wiryokusumo. 2002. Inovasi Pendidikan Sebagai Usaha Menciptakan Manusia Belajar. UM: Makalah Seminar Pendidikan HMJ TEP
Zainularifin, Ahmad. 2013. Pemanfaatan Media Animasi Dalam Peningkatan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Shalat Kelas V di SDN 2 Semangkak Klaten Tengah Jawa Tengah .
Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga