HUBUNGAN CARA BELAJAR DAN KELENGKAPAN SARANA BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI TUGUMULYO KABUPATEN MUSI RAWAS PROPINSI SUMATERA SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN CARA BELAJAR DAN KELENGKAPAN SARANA BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI

SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI TUGUMULYO KABUPATEN MUSI RAWAS PROPINSI SUMATERA SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(Skripsi)

Oleh

Aprilia Endra Dewi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang hubungan cara belajar dan kelengkapan sarana belajar di rumah dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri Tugumulyo tahun pelajaran 2012-2013. Metode yang digunakan adalah metode penelitian korelasional dengan populasi yaitu siswa kelas XI IPS SMA Negeri Tugumulyo yang berjumlah 160 siswa yang kemudian diambil sampelnya sebanyak 79 siswa. Pengumpulan data mengunakan teknik kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Data penelitian ini dianalisis menggunakan korelasi Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara cara belajar dengan prestasi belajar geografi siswa, diperoleh koefisien korelasi (r) 0,806. 2. Ada hubungan positif dan signifikan antara kelengkapan sarana belajar siswa di rumah dengan prestasi belajar geografi siswa, diperoleh koefisien korelasi (r) 0,750. 3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara cara belajar dan kelengkapan sarana belajar di rumah dengan prestasi belajar geografi siswa, diperoleh koefisien korelasi (r) 0,837


(2)

HUBUNGAN CARA BELAJAR DAN KELENGKAPAN SARANA BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI

SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI TUGUMUYO KABUPATEN MUSI RAWAS PROPINSI SUMATERA SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2012-2013

Oleh

Aprilia Endra Dewi

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(3)

(4)

HUBUNGAN CARA BELAJAR DAN KELENGKAPAN SARANA BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI

SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI TUGUMULYO KABUPATEN MUSI RAWAS PROPINSI SUMATERA SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2012-2013

(Skripsi)

Oleh

Aprilia Endra Dewi

Pembimbing I : Dr. Sumadi, M.S.

Pembimbing II : Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. Pembahas : Drs. Zukarnain, M.Si.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Alur Kerangka Pikir Penelitian ... 29 2. Peta Lokasi SMA Negeri Tugumulyo ... 53 3. Denah Ruang Kelas SMA Negeri Tugumulyo Tahun Pelajaran


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Kegunaan Penelitian ... 9

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A Tinjauan Pustaka ... 11.

1. Pengertian Belajar ... 11

2. Pembelajaran Geografi ... 12

3. Cara Belajar ... 13

a. Pembuatan jadwal dan pelaksanaan di rumah ... 14

b. Membaca buku pelajaran ... 15

c. Membuat catatan ... 16

d. Mengulang bahan pelajaran ... 17

e. Mengerjakan tugas ... 18

f. Konsentrasi ... 18

g. Teman belajar... 19

4. Sarana Pendidikan Geografi di Sekolah ... 20

a. Sumber belajar ... 21

b. Media belajar ... 22

c. Alat belajar ... 24

d. Ruang belajar ... 25

e. Penerangan belajar ... 26

f. Perabotan belajar ... 27

5. Prestasi Belajar ... 28

B. Kerangka Pikir ... 28

C. Hipotesis ... 30

III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 32


(7)

B. Populasi dan Sampel ... 32

1. Populasi ... 32

2. Sampel... 33

C. Variabel Penelitian ... 34

D. Definisi Operasional Variabel ... 34

1. Cara belajar ... 35

2. Kelengkapan sarana belajar di rumah ... 37

3. Prestasi belajar ... 41

E. Teknik Pengumpulan Data ... 42

1. Teknik Kuisioner ... 42

2. Teknik Wawancara ... 43

3. Teknik Dokumentasi ... 43

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 44

1. Validitas Alat Pengumpul Data ... 44

2. Reliabilitas Alat Pengumpul Data ... 47

3. Revisi Instrumen ... 48

G. Teknik Analisis Data ... 49

H. Kriteria Uji Hipotesis ... 50

IV. PEMBAHASAN A. Tinjauan Umum SMA Negeri Tugumulyo ... 52

1. Lokasi Penelitian ... 52

2. Keadaan Sekolah ... 54

a. Sejarah berdirinya SMA Negeri Tugumulyo... 54

b. Visi dan misi SMA Negeri Tugumulyo ... 54

c. Keadaan siswa ... 55

d. Keadaan guru SMA Negeri Tugumulyo ... 57

e. Keadaan sarana dan prasarana ... 58

B. Deskripsi Hasil penelitian ... 61

1. Keadaan Responden Berdasarkan Prestasi Belajar ... 61

2. Gambaran Jawaban Responden Tentang Cara Belajar Siswa ... 63

a. Pembuatan jadwal dan pelaksanaan di rumah ... 64

b. Membaca buku ... 65

c. Membuat catatan ... 67

d. Mengulang pelajaran ... 68

e. Mengerjakan tugas ... 69

f. Konsentrasi ... 70

g. Teman belajar ... 71

3. Gambaran Jawaban Responden Tentang Kelengkapan Sarana Belajar Siswa di Rumah... 72

a. Sumber belajar ... 73

b. Media belajar ... 75

c. Alat belajar ... 76

d. Ruang belajar ... 76

e. Penerangan belajar ... 77

f. Perabotan belajar ... 78 xiv


(8)

C. Analisis Data dan Pembahasan ... 80 1. Hubungan Antara Cara Belajar Siswa di Sekolah dengan

Prestasi belajar ... 80 2. Hubungan Antara Kelengkapan Sarana Belajar di Rumah

dengan Prestasi Belajar ... 86 3. Hubungan Antara Cara Belajar dan Kelengkapan Sarana

Belajar Siswa di Rumah dengan Prestasi Belajar Siswa ... 91 V. PENUTUP

A. Simpulan ... 96 B. Saran ... 97 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Prestasi Belajar Sumatif Geografi kelas XI IPS di Kelas X semester II SMA Negeri Tugumulyo Desa F Trikoyo Kecamatan

Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas Tahun Pelajaran 2011-2012 ... 2

2. Jumlah Siswa kelas XI IPS di SMA Negeri Tugumulyo Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 33

3. Perolehan Hasil Uji Coba Validitas Kuesioner 14 Item Pertanyaan untuk Variabel Cara Belajar (X1) kelas XI IPS 2 pada Mata Pelajaran Geografi ... 45

4. Perolehan Hasil Uji Coba Validitas Kuesioner 14 Item Pertanyaan untuk Variabel Kelengkapan Sarana Belajar Siswa di Rumah (X2) Kelas XI IPS 2 pada Mata Pelajaran Geografi ... 46

5. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 51

6. Jumlah Siswa SMA Negeri Tugumulyo Tahun 2001-2012 ... 56

7. Jumlah Siswa SMA Negeri Tugumulyo Tahun Pelajaran 2012-2013 ... 56

8. Keadaan Guru Tetap di SMA Negeri Tugumulyo ... 57

9. Keadaan Guru dan Pegawai di SMA Negeri Tugumulyo ... 58

10. Sarana dan Prasarana di SMA Negeri Tugumulyo ... 59

11. Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS 1 di Kelas X ... 62

12. Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS 2 di Kelas X ... 63

13. Jawaban Responden Kategori Cara Belajar ... 64

14. Jawaban Responden Kategori Kelengkapan Sarana Belajar Siswa di Rumah ... 73


(10)

15. Tabel Silang AntaraVariabel Cara Belajar (X1) dengan Variabel Prestasi Belajar (Y) ... 81 16. Tabel Silang Antara Variabel Kelengkapan Sarana Belajar Siswa

Di rumah (X2) dengan Variabel Prestasi Belajar (Y) ... 87 xvii


(11)

MOTTO

Mengawali setiap langkah dengan restu orang tua (Aprilia Endra Dewi)


(12)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT, kupersembahkan karya sederhanaku ini kepada orang-orang terkasih dalam hidupku:

Bapak dan ibuku tercinta yang senantiasa memberikan dukungan dan do’a dalam setiap sujudnya untuk keberhasilan anak-anaknya. Kepada adikku tercinta Rendi

Yulian yang selalu memberikan semangat dan membuatku tersenyum.

Seluruh keluarga besarku yang telah memberikan banyak dukungan dan do’a Pada para dosen-dosenku, sahabat-sahabatku mei, rima, indah dan feni serta


(13)

Judul Skripsi : HUBUNGAN CARA BELAJAR DAN KELENGKAPAN SARANA BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS

SMA NEGERI TUGUMULYO KECAMATAN TUGUMULYO KABUPATEN MUSI RAWAS PROPINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2012-2013

Nama Mahasiswa : Aprilia Endra Dewi Nomor Pokok Mahasiswa : 0813034017

Program Studi : Pendidikan Geografi

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing 1 Pembimbing II

Dr. Sumadi, M.S. Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si.

NIP 19530717 198003 1 005 NIP 19570725 198503 1 001 2. Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Ketua Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Geografi Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Zulkarnain, M.Si. NIP 19560108 198503 1 002 NIP 19600111 198703 1 001


(14)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Sumadi, M.S.

Sekertaris : Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si.

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Zulkarnain, M.Si.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Lawang Agung pada tanggal 01 April 1991. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Surabit dan Ibu Endang Winarni. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 4 Muara Rupit pada tahun 2002. Masuk Sekolah Menengah Pertama di SLTP Negeri 1 Muara Rupit. Saat kelas VIII Semester II, penulis pindah ke SLTP Negeri 2 Lubuklinggau dan lulus pada tahun 2005. Penulis masuk ke SMA Negeri 2 Lubuklinggau lulus pada tahun 2008. Selajutnya pada tahun 2008 penulis diterima sebagai mahasiswan Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam organisasi kemahasiswaan yaitu Brigda BEM (Brigadir Muda Badan Eksekutif Mahasiswa) FKIP periode 2008-2009 sebagai anggota bidang internal. Pada tanggal 30 Juni-7 Juli 2008, penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan I (KKL I) di Gunung Rajabasa Kecamatan Kalianda dan KKL II di Pangandaran-Bandung pada Juni 2011. Kemudian pada awal Juli tahun 2011 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di


(16)

Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah dan Praktek Pengalaman Lapangan di SMA Negeri 1 Seputih Raman.


(17)

SANWACANA

Bismillahirohmanirrahim

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Cara Belajar dan Kelengkapan Sarana Belajar di Rumah dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa kelas XI IPS SMA Negeri Tugumulyo Tahun Pelajaran 2012-2013.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Selanjutnya, skripsi ini dapat terselesaikan berkat bimbingan, arahan, pemikiran, saran, nasihat, serta kesabaran dari Bapak Dr. Sumadi, M.S. selaku pembimbing utama, Bapak Drs I Gede Sugiyanta, M.Si. selaku pembimbing pembantu serta Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si. selaku penguji yang telah banyak memberikan bimbingan, petunjuk dan saran untuk perbaikan demi terselesainya skripsi ini. Tidak ada yang dapat diberikan oleh penulis selain do’a yang tulus dan ikhlas, semoga ilmu yang diberikan selama proses bimbingan dapat menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal ibadah di sisi Allah SWT.


(18)

Penulisan dan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dorongan, semangat, bimbingan dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah mengesahkan skripsi ini

2. Bapak Dr. M. Toha B.S. Jaya, M.S., sekalu Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang menangani bidang akademik di fakultas

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang menangani bidang kemahasiswaan di fakultas

4. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang menangani bidang kemahasiswaan di fakultas

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung

6. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung

7. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung

8. Kepala Sekolah SMA Negeri Tugumulyo Bapak Drs. Sunardi yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian


(19)

9. Bapak Surabit, Ibu Endang Winarni dan adikku tercinta Rendi Yulian yang selalu memberikan do’a dan dukungannya untuk keberhasilanku 10. Sahabat-sahabatku tersayang Feni Dini Riskia, Indah Sutriyani, Rima

Melati, Meilida Eka Sari; Mbak Wulan,Mbak Wanti, Novita, Novi R., Selvi, Dinar, Febri, Rindi, Mbak Erna, Dila, serta keluarga besar Geografi khususnya rekan-rekan seperjuanganku angkatan 2008 yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas persahabatan, kebersamaan, nasehat, semangatnya dan membantuku selama ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Namun, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandarlampung, 1 April 2013 Penulis


(20)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini;

Nama : Aprilia Endra Dewi

NPM : 0813034017

Program Studi : Pendidikan Geografi

Jurusan/Fakultas : Pendidikan IPS/FKIP

Alamat : Prumnas Nikan Blok G3 No. 68, Kec.

Lubuklinggau Timur 1, Lubuklinggau, Sumatera Selatan

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Bandarlampung, 28 Januari 2013

Aprilia Endra Dewi NPM. 0813034017


(21)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut undang-undang nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3, bahwa pengertian pendidikan adalah sebagai berikut:

Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas R.I. 2003: 2)

Berdasarkan pengertian di atas, pembangunan pendidikan bertujuan pada upaya peningkatan mutu pendidikan dengan mewujudkan anak bangsa yang berkualitas, kreatif namun memiliki sifat dan akhlak yang baik. Hal ini tercermin dalam berbagai usaha yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan antara lain dengan peningkatan kualitas tenaga pendidik, perbaikan kurikulum, dan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan. Dengan usaha-usaha ini diharapkan sekolah dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas.

Tujuan akhir dari proses pembelajaran adalah peningkatan pencapaian prestasi belajar siswa. Prestasi belajar merupakan salah satu alat ukur dalam sebuah keberhasilan proses pembelajaran. Dengan adanya prestasi belajar yang baik maka dapat diketahui sejauh mana keberhasilan guru dan siswa dalam pelaksanaan


(22)

2

proses pembelajaran. Pada kenyataannya tidak setiap siswa memiliki prestasi belajar yang baik, hal ini ditunjukkan dengan adanya siswa yang prestasi belajarnya masih kurang terutama pada mata pelajaran geografi. Kegiatan pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila siswa dapat menguasai materi pelajaran yang diajarkan di sekolah, yang diwujudkan dalam bentuk nilai dan prestasi belajar yang baik

Berdasarkan hasil observasi pada SMA Negeri Tugumulyo Desa F Trikoyo Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas pada Bulan Februari 2012 diperoleh informasi bahwa nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) untuk Mata Pelajaran Geografi adalah 72. Prestasi belajar geografi yang diperoleh siswa kelas XI di Kelas X Semester II SMA Negeri Tugumulyo Desa F Trikoyo Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas tahun pelajaran 2011-2012, seperti yang tercantum pada tabel berikut:

Tabel 1. Prestasi Belajar Sumatif Geografi Siswa Kelas XI IPS di Kelas X Semester II SMA Negeri Tugumulyo Desa F Trikoyo Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas Tahun Pelajaran 2011-2012

No Kriteria Nilai Siswa XI IPS 1 XI IPS 2 XI IPS 3 XI IPS 4 Jumlah Siswa Total Persentase (%) 1. 72 – 90 (tuntas) 9 7 6 5 27 16,87 2. 40 – 71 (tidak

tuntas) 29 34 35 35 133 83,13 Jumlah 38 41 41 40 160 100 Sumber: Dokumentasi Guru Bidang Studi Geografi Siswa Kelas X Semester II

SMA Negeri Tugumulyo Tahun Pelajaran 2011-2012

Dari data di atas dapat dilihat bahwa hasil nilai ujian siswa kelas XI IPS di SMA Negeri Tugumulyo pada semester genap tahun pelajaran 2011-2012 kurang baik. Karena 83,13% siswa atau sebanyak 133 siswa mendapat nilai UAS dibawah nilai KKM. Kelas XI IPS 1 hanya 9 orang yang memenuhi nilai KKM atau hanya


(23)

3

23,68%. Untuk kelas XI IPS 2 siswa yang memiliki nilai diatas nilai KKM adalah sebanyak 7 orang atau sebesar 17,07% dari jumlah seluruh siswa di kelas tersebut. Dan untuk kelas XI IPS 3 memiliki 6 siswa yang nilainya memenuhi standar KKM atau sebesar 14,63%. Sedangkan untuk kelas XI IPS 4 hanya sebesar 12,5% atau hanya sebanyak 5 siswa. Prestasi belajar yang kurang baik inilah yang mendorong penulis untuk meneliti apakah cara belajar dan kelengkapan sarana belajar siswa di rumah berhubungan dengan prestasi belajar siswa.

SMA Negeri Tugumulyo merupakan SMA tertua di Kabupaten Musi Rawas yang berdiri pada tahun 1983. Awalnya SMA Negeri Tugumulyo ini masih menumpang di SD Negeri 8 B Srikaton selama kurang lebih dua tahun. Pada tahun 1985 barulah proses pembelajaran dilakukan di gedung SMA Negeri Tugumulyo hingga sekarang.

SMA Negeri Tugumulyo memiliki sarana penunjang proses pembelajaran yang cukup lengkap. Memiliki berbagai ruang untuk kegiatan pembelajaran baik teori maupun praktek dan berbagai failitas untuk menunjang sarana pendidikan tersebut. Sarana-sarana penunjang tersebut meliputi ruang belajar, laboratorium biologi, laboratorium kimia, laboratorium komputer, perpustakaan, ruang media, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang UKS, ruang OSIS, ruang kesenian, perlengkapan komputer, amplifier, tape recorder, headset, LCD, layar LCD, printer, cassette tape recorder, cassette CD pembelajaran papan tulis, meja kursi dan lainnya.

SMA Negeri Tugumulyo sudah banyak mencapai prestasi-prestasi, baik prestasi akademik maupun nonakademik. Disamping prestasi yang telah diraih, jumlah


(24)

4

peserta didik SMA Negeri Tugumulyo setiap tahunnya mengalami peningkatan yang pesat. Dulu pada saat baru berdiri jumlah peserta didik di SMA Negeri Tugumulyo kurang lebih 120 siswa, namun hingga tahun 2011 jumlahnya meningkat menjadi 867 siswa.

Peningkatan ini tidak terlepas dari tingginya kesadaran masyarakat akan pendidikan bagi putra-putri mereka sehingga berupaya menyekolahkan anaknya. Disamping itu SMA Negeri Tugumulyo merupakan satu-satunya SMA Negeri yang ada di kecamatan Tugumulyo.

Banyak faktor yang memengaruhi hal tersebut, menurut Kartini Kartono (1985: 1) yaitu ada dua faktor yang memengaruhi prestasi belajar siswa:

1. Faktor Intern: kecerdasan, bakat, minat, perhatian, motif, kesehatan jasmani dan cara belajar

2. Faktor Ekstern: lingkungan alam, keluarga, masyarakat, sekolah dan peralatan belajar atau sarana prasarana

Dari pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa banyak faktor yang dapat memengaruhi prestasi belajar siswa, diantaranya cara belajar siswa dan kelengkapan sarana belajar siswa di rumah. Cara belajar yang digunakan oleh setiap siswa kelas XI IPS di SMA Negeri Tugumulyo berbeda-beda, karena berdasarkan hasil wawancara pada saat penelitian pendahuluan ternyata banyak siswa yang cara belajarnya masih tidak teratur, siswa masih malas untuk belajar di rumah, masih malas untuk membaca buku, masih malas untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, bahkan masih banyak siswa yang mengerjakan tugas pagi-pagi di sekolah sebelum waktu pengumpulan tugas, padahal guru sudah


(25)

5

memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk mengerjakan tugas tersebut di rumah.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008: 11) rahasia sukses belajar terletak pada pemilikan sikap mental cendekia dan satu kalimat “kunci” yaitu penguasaan cara belajar yang baik sebagai penuntun ke arah penguasaan ilmu yang optimal.

Dengan adanya penguasaan cara belajar yang baik, maka siswa akan dapat menguasai ilmu secara optimal sehingga dapat menigkatkan prestasi belajar siswa di sekolah.

Selain cara belajar siswa yang tidak teratur, ada faktor lainnya yaitu kelengkapan sarana belajar siswa di rumah. Tidak adanya buku pelajaran sebagai sumber belajar siswa di rumah menyebabkan siswa tidak bisa mempelajari materi apa yang akan diajarakan guru ketika di sekolah. Media dan alat-alat belajar juga sangat berpengaruh, jika siswa ingin mengetahui suatu lokasi maka siswa memerlukan sebuah peta, atlas, atau globe. Namun, ketika siswa mendapatkan tugas untuk membuat peta Indonesia, sementara siswa tersebut tidak memiliki peta, atlas, atau globe sebagai penunjuk lokasi maka siswa tidak tahu letak Negara Indonesia dimana dan bagaimana bentuk Indonesia jika di dalam peta. Tidak teraturnya cara belajar siswa dan tidak lengkapnya sarana belajar siswa di rumah inilah yang menyebabkan siswa akhirnya memiliki prestasi belajar yang rendah. Karena itulah penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara cara belajar dan kelengkapan sarana belajar terhadap prestasi belajar geografi siswa di SMA Negeri Tugumulyo.


(26)

6

Keadaan cara-cara belajar siswa tersebut yaitu belum memiliki jadwal belajar sebagai pedoman untuk setiap kegiatan dalam belajarnya, masih banyak siswa yang tidak teratur belajar, terus-menerus belajar jika keesokan harinya ada ulangan dan belajar bila ada pekerjaan rumah saja. Jadi, cara belajar yang tidak teratur tersebut dapat menyebabkan siswa yang memiliki kemampuan menjadi gagal dalam belajar dan menyebabkan rendahnya prestasi belajar.

Dengan keadaan tersebut maka setiap siswa perlu secara teratur, setiap hari hendaknya materi yang telah disampaikan oleh guru pada hari itu pula harus dipelajari ulang di rumah. Kemudian dengan pembagian waktu yang tepat dan cukup banyak istirahat akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Belajar memerlukan konsentrasi yang baik, maka lingkungan belajar di rumah yang tenang, aman dan nyaman sangatlah penting agar siswa dapat berkonsentrasi dalam belajar.

Selain itu faktor dari keluarga juga sangat mendukung siswa dalam membantu proses belajar siswa di rumah. Ada kalanya siswa tidak mengerti materi yang sedang dipelajarinya, ini penting bagi anggota keluarga lainnya untuk membimbing, membantu, mengarahkan siswa dalam belajar terutama pada materi-materi yang sulit dimengerti oleh siswa tersebut.

Faktor lainnya adalah kelengkapan sarana belajar siswa di rumah. Kelengkapan sarana belajar merupakan salah satu faktor yang berkaitan dengan proses belajar. Kegiatan belajar dapat dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan pada diri siswa, salah satu diwujudkan dalam bentuk prestasi yang dicapai oleh siswa. Untuk mendukung hal tersebut maka diperlukan sarana belajar yang baik. Di


(27)

7

sekolah maupun di rumah sarana belajar merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi kegiatan pembelajaran termasuk peningkatan prestasi belajar. Siswa lebih banyak berada dalam lingkungan rumah, sehingga memungkinkan kegiatan lebih banyak dilakukan di rumah. Hal ini dapat diketahui dari lamanya waktu siswa di sekolah dari hari Senin hingga Kamis dan hari Sabtu jam belajar di sekolah berlangsung pukul 07.30-13.15 WIB. Sedangkan pada hari Jum’at jam belajar di sekolah hanya sampai pukul 11.20 WIB. Dengan demikian, setelah selesai kegiatan pembelajaran di sekolah maka kegiatan belajar lebih banyak dilakukan di rumah baik mengerjakan tugas maupun kegiatan belajar lain.

Dengan adanya sarana belajar yang lengkap di rumah maka akan sangat membantu siswa dalam belajar. Karena dengan adanya sarana belajar yang lengkap di rumah akan menimbulkan motivasi siswa untuk belajar di rumah dan memberi kemudahan siswa dalam proses belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Oemar Hamalik (1983: 278) bahwa tersedianya sarana belajar yang cukup dan bahan yang diperlukan menjadi sumber belajar yang dapat menimbulkan gairah belajar, kekurangan akan hal ini setidaknya akan menghambat kelancaran dalam belajar anak.

Sarana belajar ini dapat berupa sumber belajar (buku ajar, LKS, Koran, kliping, majalah dan sebagainya), media belajar (peta, globe, dan atlas), alat belajar (pena, pensil, penggaris, penghapus, jangka, busur, kertas, dan sebagainya), kepemilikan ruang belajar di rumah, penerangan di ruang belajar di rumah, dan perabotan belajar (meja, kursi, rak buku, ventilasi dan sebagainya)


(28)

8

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas terdapat beberapa masalah, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah belum diketahuinya sarana pembelajaran geografi di SMA Negeri Tugumulyo Desa F Trikoyo Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas Propinsi Sumatera Selatan, yaitu:

1. Faktor Intern: kecerdasan, bakat, minat, perhatian, motif, kesehatan jasmani dan cara belajar

2. Faktor Ekstern: lingkungan alam, keluarga, masyarakat, sekolah dan peralatan belajar atau sarana prasarana

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar lebih terarahnya penelitian ini maka penulis membatasi masalah yang ada sebagai berikut:

1. Cara belajar siswa di rumah (intern)

2. Kelengkapan sarana belajar di rumah (ekstern) 3. Prestasi belajar

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara cara belajar dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS semester I di SMA Negeri Tugumulyo tahun pelajaran 2012-2013?


(29)

9

2. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara kelengkapan sarana belajar siswa di rumah dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS semester I di SMA Negeri Tugumulyo tahun pelajaran 2012-2013?

3. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara cara belajar dan kelengkapan sarana belajar siswa di rumah dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS semester I di SMA Negeri Tugumulyo tahun pelajaran 2012-2013?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hubungan antara cara belajar dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri Tugumulyo tahun pelajaran 2012-2013

2. Untuk mengetahui hubungan antara kelengkapan sarana belajar siswa di rumah dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri Tugumulyo tahun pelajaran 2012-2013

3. Untuk mengetahui hubungan positif dan signifikan antara cara belajar dan kelengkapan sarana belajar di rumah dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS semester I di SMA Negeri Tugumulyo tahun pelajaran 2012-2013

F. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi siswa tentang pentingnya cara belajar yang teratur dan kepemilikan sarana belajar yang lengkap guna meningkatkan prestasi belajar geografi yang lebih baik


(30)

10

2. Sebagai salah satu syarat bagi peneliti untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi

3. Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai bidang pendidikan, terutama tentang pentingnya cara belajar dan kepemilikan sarana belajar dalam proses pembelajaran

4. Sebagai bagan referensi bagi sekolah agar dapat mamfasilitasi sarana belajar guna menunjang proses pembelajaran di sekolah

5. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi guru untuk membimbing siswa agar dapat belajar dengan teratur

G. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang lingkup objek penelitian: Cara belajar dan kelengkapan sarana belajar di rumah dengan prestasi belajar geografi

2. Ruang lingkup subjek: Siswa kelas XI Program IPS semester I di SMA Negeri Tugumulyo Desa F Trikoyo Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas tahun pelajaran 2012-2013

3. Ruang lingkup tempat dan waktu: SMA Negeri Tugumulyo Desa F Trikoyo Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas Propinsi Sumatera Selatan tahun 2012

4. Ruang lingkup ilmu: Pendidikan Geografi adalah mengantarkan siswa pada suatu studi tentang persamaan dan perbedaan gejala geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan sesuai dengan jenjang periodisasi pemahamannya (Depdikbud Dirjen Pendasmen)


(31)

11

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah bentuk pertumbuhan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan pelatihan (Oemar Hamalik, 1983: 21)

Tingkah laku yang baru itu misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian-pengertian baru, perubahan sikap kebisaaan-kebisaaan, keterampilan, kesanggupan menghargai, perkembangan sifat sosial, emosional dan pertumbuhan jasmaniah.

Menurut Slameto, (2010: 2) belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungnnya.

Slameto (2010:3-8) menyatakan ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar adalah:

1. Perubahan terjadi secara sadar

Seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya


(32)

12

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara kesinambungan, tidak statis. Setiap perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.

3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya 4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap

5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Itu berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai

6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku

Berdasarkan dari pendapat tersebut bahwa dengan adanya proses pembelajaran maka akan terjadi perubahan tingkah laku pada siswa secara keseluruhan. Sebagai lembaga pendidikan, sekolah merupakan tempat pelaksanaan proses pembelajaran.

2. Pembelajaran Geografi

Menurut Nasution (1997: 37) pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu aktivitas psikis atau mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman keterampilan dan sikap.

Dan menurut Abdillah dalam Aunurrahman (2008: 26) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu upaya mengubah siswa yang belum terdidik menjadi siswa yang terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan tentang sesuatu menjadi siswa yang memiliki pengetahuan.


(33)

13

Pengertian geografi menurut pakar-pakar geografi pada Seminar dan Lokakarya Peningkatan Kualitas Pengajaran Geografi di Semarang tahun 1988, merumuskan konsep geografi sebagai berikut:

Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan (Nursid Sumaatmadja, 1997: 11)

Dari pendapat di atas, maka objek geografi adalah permukaan bumi yang meliputi litosfer (lapisan batuan atau kulit bumi), hidrosfer (lapisan air atau perairan), biosfer (lapisan kehidupan), dan atmosfer (lapisan udara) dilihat dari persamaan dan perbedaan objek geografi di permukaan bumi yang ditinjau dari sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan serta hubungan antar unsur-unsur geografi dalam ruang.

3. Cara Belajar

Cara belajar adalah kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan dalam mempelajari sesuatu artinya kegiatan yang seharusnya dilakukan dalam situasi belajar tertentu Cara belajar adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam mempelajari sesuatu. (Oemar Hamalik, 1983: 30)

Artinya kegiatan yang dilakukan pada saat belajar dan umumnya setiap siswa mempunyai cara belajar yang berbeda-beda. Banyak siswa yang telah belajar dengan giat tetapi usaha itu tidak memberikan hasil yang maksimal. Bekerja keras saja belum menjamin seseorang mendapatkan prestasi yang baik, selain bekerja keras diperlukan juga cara belajar yang efisien dan efektif.


(34)

14

Menurut Oemar Hamalik (1983: 3), cara belajar yang efisien dan efektif artinya cara belajar yang tepat, praktis, ekonomis, terarah, sesuai dengan tuntutan yang ada guna mencapai tujuan belajar.

Dalam belajar kita tidak bisa melepaskan diri dari beberapa hal yang dapat mengantarkan kita berhasil dalam belajar. Banyak orang belajar dengan bersusah payah, tetapi tidak mendapat hasil apa-apa. Penyebabnya tidak lain karena tidak teratur, tidak disiplin, dan kurang bersemangat, tidak bisa berkonsentrasi dalam belajar dan istirahat yang tidak cukup sehingga kurang tidur. (Syaiful Bahri Djamarah, 2008: 15)

Adapun cara belajar yang efektif dan efisien menurut Slameto (2010:82) berupa pembuatan jadwal, membaca buku pelajaran, membuat catatan, mengulangi bahan pelajaran dan mengerjakan tugas. Cara belajar ini akan diuraikan sebagai berikut: a. Pembuatan jadwal dan pelaksanaan di rumah

Pembuatan jadwal merupakan pembagian waktu untuk sejumlah kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang setiap harinya. Jadwal juga berpengaruh terhadap belajar, agar belajar dapat berjalan dengan baik dan berhasil perlulah seorang mempunyai jadwal yang baik dan melaksanakannya dengan teratur. Adapun cara membuat jadwal yang baik menurut Slameto (2010: 82) sebagai berikut:

1. Mempertimbangkan waktu setiap hari untuk keperluan tidur, makan, mandi, olah raga dan lain-lain

2. Menyelidiki dan menentukan waktu yang tersedia setiap hari

3. Merencanakan penggunaan belajar dengan cara menetapkan jenis-jenis mata pelajaran dan urutan-urutan yang harus dipelajari

4. Menyelidiki waktu-waktu mana yang dipergunakan untuk belajar dengan hasil yang terbaik, sesudah waktu diketahui kemudian digunakan untuk mempelajari pelajaran yang dianggap sulit, pelajaran yang mudah dipelajari pada jam lain

5. Berhematlah dengan waktu, setiap siswa janganlah ragu-ragu untuk memulai pekerjaan termasuk juga belajar


(35)

15

Suatu perhitungan dan pembagian waktu menurut Slameto (2010:83) lebih sederhana dapat memakai dasar harian yaitu sebagai berikut:

Setiap siswa harinya memiliki waktu 24 jam. Jumlah itu dapat dibeda-bedakan dan digolongkan untuk keperluan sebagai berikut:

1. Tidur : 8 jam

2. Makan, mandi dan olahraga : 3 jam 3. Urusan pribadi : 2 jam 4. Sisanya (1, 2, 3) untuk belajar : 11 jam

Waktu belajar yang 11 jam digunakan untuk belajar di sekolah kurang lebih 7 jam, sedangkan sisanya 4 jam digunakan untuk belajar di rumah, kemudian macam-macam mata pelajaran dipelajari untuk setiap harinya diatur dan dijalankan secara sungguh-sungguh supaya berhasil dalam belajar.

b. Membaca buku pelajaran

Sebagian besar kegiatan belajar adalah membaca, agar dapat belajar dengan baik maka perlulah membaca dengan baik pula. Agar siswa dapat membaca dengan efisien maka perlu memiliki cara-cara yang baik. Menurut The Liang Gie (1984: 85), ciri-ciri pembaca yang baik adalah:

1. Mempunyai kebisaaan-kebisaaan yang baik dalam membaca, artinya memperhatikan kesehatan membaca dan memberi tanda-tanda pada buku pelajaran

2. Mengerti betul buku yang dibacanya

3. Sehabis membaca dapat mengingat sebagian besar dari pokok-pokok apa yang dibacanya

4. Dapat membaca dengan cepat

Selanjutnya The Liang Gie (1984: 85) menyatakan bahwa ada hubungan yang pasti dan penting antara kesanggupan membaca dengan angka hasil ujian para siswa di sekolah. Siswa yang sanggup secara efisien dan teratur membaca


(36)

buku-16

buku yang diwajibkan biasanya memperoleh angka yang baik dan akhirnya sukses dalam studinya.

Berdasarkan pendapat di atas, upaya untuk meningkatkan hasil belajar yang baik tiap siswa harus teratur membaca buku pelajarannya maka hasil belajar yang dicapai akan baik.

c. Membuat catatan

Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, setiap siswa melakukan pencatatan pada materi yang dipelajari. Membuat catatan sangat besar pengaruhnya dalam membaca. Hal ini sesuai dengan pendapat Oemar Hamalik (1983: 42) yaitu apabila membaca atau mendengar sesuatu yang penting, maka buatlah catatan tentang hal itu agar dapat mengingatnya. Pada waktu membaca buku sebaiknya menulis ide-ide yang dianggap penting.

Dan menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008: 40) menyatakan bahwa mencatat yang termasuk sebagian aktifitas belajar yaitu apabila dalam mencatat itu orang menyadari kebutuhan dan tujuannya, serta menggunakan seperangkat tertentu agar catatan itu nantinya berguna bagi pencapaian tujuan belajar.

Kemudian menurut The Liang Gie (1995: 23) pembacaan buku yang dilakukan seseorang kebanyakan akan menjadi sia-sia kalau ia tidak membuat catatan-catatan dari bahan bacaannya, karena pikiran tak dapat seketika mengingat begitu banyak butir pengetahuan tanpa berulang-ulang menghafalnya. Oleh karena itu, membuat aneka catatan yang diperlukan untuk studi selanjutnya merupakan suatu keharusan setelah selesai membaca buku.


(37)

17

Membuat catatan sangatlah penting untuk mempermudah siswa dalam belajar, menentukan hal-hal yang penting dari isi materi yang dipelajari tanpa harus menghafal semua materi yang ada.

d. Mengulang bahan pelajaran

mengulang bahan pelajaran besar pengaruhnya dalam belajar, karena dengan adanya pengulangan akan tetap tertanam dalam otak seseorang. Mengulang dapat secara langsung sesudah membaca, tetapi yang lebih penting adalah mempelajari kembali bahan pelajaran yang sudah dipelajari. Agar dapat mengulang dengan baik maka diperlukan waktu untuk mengulang dan menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya, untuk menghafal dengan bermakna dan memahami bahan yang diulang secara sungguh-sungguh.

Ini sesuai dengan pendapat Slameto (2010: 85) mengulang besar pengaruhnya dalam belajar, karena denga adanya pengulangan (review) bahan yang belum begitu dikuasai serta mudah terlupakan akan tetap tertanam dalam otak seseorang. Mengulang dapat secara langsung sesudah membaca, tetapi juga bahkan lebih penting adalah mempelajari pelajaran yang sudah dipelajari

Belajar dengan cara mengulangi bisa dibantu dengan membandingkan bahan pelajaran yang baru saja diserap dengan buku paket atau buku penunjang lainnya. Biasanya penjelasan guru yang belum jelas akan menjadi jelas dengan bantuan buku yang berhubungan dengan pokok masalah yang diulangi dalam belajar sendiri (Syaiful Bahri Djamarah, 2008: 63)


(38)

18

e. Mengerjakan tugas

Salah satu prinsip dalam belajar adalah ulangan dan latihan-latihan. Mengerjakan tugas dapat berupa mengerjakan tes atau ulangan yang diberikan guru dan juga termasuk mengerjakan latihan-latihan yang ada dalam buku ataupun soal-soal buatan sendiri. Agar siswa berhasil dalam belajarnya, perlulah mengerjakan tugas secara teratur dan dengan sebaik-baiknya. Tugas ini mencakup mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR), menjawab soal latihan dalam buku pegangan, tes/ulangan harian,ulangan umum dan ujian.

Semua tugas tidak bisa diabaikan dan jika menunda pengerjaannya hingga menjelang tentamen (ujian) akan menghadapi masalah yang serius. Inilah sikap yang tidak baik, bermalas-malasan mengerjakan tugas sama halnya dengan menumpuk persoalan di dalam diri (Syaiful Bahri Djamarah, 2008: 73).

Bila guru memberikan tugas rumah kepada siswa sebaiknya lekas diselesaikan agar tugas tersebut bisa dikerjakan dengan sebaik-baiknya dan tidak terbebani oleh tugas yang belum dikerjakan. Bila tugas yang satu tidak cepat dikerjakan dan mendapatkan tugas yang lainnya lagi, maka akan membuat siswa tergesa-gesa mengerjakannya bila sudah mendekati waktu pengumpulan tugas. Akibatnya tugas tersebut dikerjakan hanya asal-asalan saja.

f. Konsentrasi

Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Dengan adanya suasana rumah yang


(39)

19

baik maka dapat menciptakan konsentrasi belajar yang baik pula bagi siswa ini sesuai dengan pendapat Slameto (2010:86-87):

“Dalam kenyataan seseorang sering mengalami kesulitan untuk konsentrasi, hal ini disebabkan karena kurang berminat terhadap mata pelajaran yang dipelajari, terganggu oleh keadaan lingkungan (bising, keadaan yang semrawut, cuaca buruk dan lain-lain), pikiran kacau dengan banyak urusan/masalah-masalah kesehatan (jiwa dan raga) yang terganggu (badan lemah), bosan terhadap pelajaran/sekolah dan lain-lain.”

Dalam proses belajar memerlukan konsentrasi untuk memahami materi yang sedang dipelajari. Bila siswa tidak dapat berkonsentrasi dengan baik dikarenakan faktor lingkungan yang kurang mendukung maka akan mengganggu proses belajar siswa di rumah. Oleh sebab itu, adanya lingkungan yang nyaman, tenang dan aman sangat dibutuhkan siswa dalam melaksanakan proses belajar di rumah. g. Teman belajar

Orang tua harus menerapkan pendekatan pada anak seperti berdialog saat senggang untuk mengetahui kejadian-kejadian apa saja yang dialami anak dan kesulitan-kesulitan apa saja yang dialami anak dalam belajar. Ini sesuai dengan pendapat Saeful Zaman dan Aundriani Libertina (2012: 14-15) respon orang tua yang tepat akan memudahkan anak untuk mengurangi rasa penasarannya sehingga bisa berguna bagi pengetahuannya dan membantu proses berpikir dan pemahaman si anak.

Tidak setiap anak dapat memahami materi pelajaran yang sedang dipelajarinya. Sering kali anak membutuhkan teman belajar untuk bertanya hal-hal yang tidak mengerti anak mengenai materi pelajaran yang dipelajarinya. Teman belajar yang memungkinkan untuk belajar di rumah adalah anggota keluarga. Anggota


(40)

20

keluarga ini meliputi kedua orang tua, saudara (kakak atau adik), paman, bibi, atau anggota keluarga lain yang tinggal dalam satu rumah.

Setiap anak tak pernah ada yang sama satu dengan lainnya. Dengan keunikan dan kekhasannya, tentu orang tua yang paling mengetahui apa yang disukainya, yang paling dibenci, keinginan, harapan, serta kebisaaannya. Mengarahkan anak untuk mengembangkan kemampuan, berdasarkan kekuatan khas yang dimilikinya (Saeful Zaman dan Aundriani Libertina, 2012: 69). Dengan adanya komunikasi antara siswa dan anggota keluarga lainnya akan membantu proses belajar siswa di rumah.

4. Sarana Belajar di Rumah

Menurut The Liang Gie (1984: 45) bahwa belajar tidak dapat dilakukan tanpa adanya sarana belajar yang secukupnya, semakin lengkap sarana belajar semakin dapat seorang siswa belajar dengan tidak terganggu, disamping buku-buku pelajaran dan alat-alat lain yang harus dimiliki siswa adalah pulpen, tinta, kertas tulis, buku notes dan lain-lain.

Pendapat di atas didukung juga dengan pendapat yang dikemukakan oleh Syaiful Bahri Djamarah (2008: 61) yaitu, fasilitas dan sarana belajar ikut menentukan keberhasilan belajar seseorang. Orang yang belajar tanpa dibantu dengan fasilitas tidak jarang mendapatkan hambatan dalam menyelesaikan kegiatan belajar. Karenanya, fasilitas tidak bisa diabaikan dalam masalah belajar.

Lengkapnya sarana pembelajaran menentukan jaminan terselenggaranya proses belajar yan berhasil baik (Damyati dan Mujiyono, 1999: 249).


(41)

21

Dilihat dari pengertian di atas bahwa ada sarana dan prasarana pendidikan yang berhubungan secara langsung dengan proses pembelajaran. Sarana belajar ini dapat berupa sumber belajar (buku ajar, LKS, Koran, kliping, majalah dan sebagainya), media belajar (peta, globe, dan atlas), alat belajar (pena, pensil, penggaris, penghapus, jangka, busur, kertas dan sebagainya), kepemilikan ruang belajar di rumah, penerangan di ruang belajar di rumah, dan perabotan belajar (meja, kursi, rak buku, ventilasi dan sebagainya). Untuk lebih jelasnya sarana belajar geografi dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Sumber belajar

Menurut Slameto (2010:150) sumber belajar adalah segala sesuatu yang memungkinkan seseorang belajar, yang menyangkut penyediaan fasilitas belajar. Menurut Ahmad Rohani (1997: 102) sumber belajar adalah segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) yang memungkinkan dan memudahkan terjadinya proses belajar.

Kemudian menurut pendapat Oemar Hamalik (1983: 45) bahwa salah satu sumber yang vital dalam belajar di rumah ialah buku bacaan dan berbagai buku lainnya, seperti: buku kerja, majalah, brosur bulletin, pamplet dan lain sebagainya.

Dalam mempelajari ilmu tidak terlepas dari sumber belajar baik buku wajib maupun buku penunjang, karena dari sanalah seseorang akan mendapatkan pengetahuan dan ilmu pengetahuan tidak mungkin dapat dikuasai tanpa adanya sumber belajar (Wenti Antarika, 2005: 15).


(42)

22

Ada hubungan yang erat antara sumber belajar dengan prestasi belajar siswa, pada umumnya bila sumber belajar yang digunakan dalam proses pembelajaran di rumah tidak lengkap maka akan berhubungan dengan prestasi yang diperoleh siswa juga akan cenderung rendah.

Sumber-sumber belajar ini dapat berupa buku wajib dan buku penunjang. Buku wajib ini berupa buku ajar dan Lembar Kerja Siswa (LKS), sedangkan buku penunjang dapat berupa koran, majalah, brosur, buletin dan lainnya.

b. Media belajar

Media dalam arti sempit adalah media pengajaran yang terencana, sedangkan dalam arti luas, media tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang kompleks, tetapi juga mencakup alat-alat sederhana seperti slide, fotografi, diagram, bagan buatan guru, objek-objek nyata serta kunjungan ke luar sekolah (Oemar Hamalik, 2002: 202).

Media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran (Azhar Arsyad, 2008: 4).

Media pembelajaran ini bertujuan sebagai perantara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Adanya media pembelajaran ini maka dapat mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.


(43)

23

Menurut Oemar Hamalik (1986) dalam (Azhar Arsyad, 2008: 4), hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi.

Hal ini didukung oleh pendapat Gagne dan Briggs (1975) dalam (Azhar Arsyad, 2008: 4), secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tape rcorder, kaset, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi dan komputer.

Menurut Oemar Hamalik (1985) dalam (Azhar Arsyad. 2008: 15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

Dengan menggunakan media maka akan lebih mudah dalam mempelajari materi pelajaran dan siswa akan lebih tertarik dan lebih mudah mengerti dengan materi yang diajarkan.

Berikut ini akan diuraikan tentang media pembelajaran geografi: 1) Peta

Menurut Nursid Sumaatmadja (1997: 97) bahwa peta merupakan konsep (round earth on the flat paper) dan hakikat dasar pada geografi dan pengajaran geografi. Oleh karena itu, mengajar dan mempelajari geografi tanpa peta, tidak akan membentuk citra dan konsep yang baik pada diri anak didik yang mempelajarinya. Pembentukan citra dan konsep yang baik pada diri anak didik yang dapat meningkatkan kognitif, afektif, dan psikomotor mereka, haruslah memanfaatkan peta. Prosesnya mulai dari pengenalan, pembacaan (map reading), pemilihan dan pembuatan peta


(44)

24

2) Atlas

Menurut Nursid Sumaatmadja (1997: 80), atlas adalah kumpulan peta dalam bentuk buku. Dalam atlas ini disajikan berbagai peta berdasarkan kenegaraan, gejala alam, penyebaran sumber daya, penyebaran aspek kebudayaan, dan lain sebagainya.

3) Globe

Menurut Nursid Sumaaatmadja (1997:81) bahwa gelobe merupakan model dan bentuk yang sangat mini dari bola bumi. Globe ini selain fungsinya sama dengan peta dan atlas, lebih jauh lagi ia dapat membina dan mengembangkan citra serta konsep tentang waktu, iklim, musim dan gejala-gejala alam lainnya baik yang berkenaan dengan atmosfer, hidrosfer, maupun litosfernya.

4) Diagram dan Grafik

Diagram dan grafik yang dapat mendeskripsikan data kuantitatif gejala-gejala geografi, dapat meningkatkan citra dan konsep geografi yang bersifat matematis-kuatitatif kepada anak didik (Nursid Sumaatmadja, 1997: 82)

Sedangkan menurut pendapat Daldjoeni (2001: 225) adalah sebagai berikut: “Baik di sekolah maupun di rumah perlu dilengkapi dengan alat-alat bantu belajar seperti pena, atlas, bagan, diagram, (skema pemerintah desa, skema skor-skor penduduk, jumlah angkatan kerja, jumlah ternak dan lain sebagainya)”.

c. Alat belajar

Selain sumber belajar dan media belajar, diperlukan juga alat belajar. Dalam proses belajar memerlukan berbagai macam alat belajar seperti alat tulis pensil, pena, penggaris, penghapus, kertas, jangka, busur dan lainnya. Hal ini sesuai


(45)

25

dengan pendapat Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991: 83), bahwa keadaan peralatan seperti pensil, tinta, penggaris, buku tulis, jangka dan lain-lain akan membentu kelancaran dalam belajar. Kurangnya alat-alat itu akan mengahambat kemajuan belajar anak.

Untuk yang masih duduk di bangku sekolah menengah, barangkali Cuma membutuhkan pensil, pena tinta, kertas tak mengkilap, penghapus, penggaris,

marker atau pensil berwarna, klip, gunting, kamus, lem, pembolong kertas dan jangka (Hasbullah Thabrany, 1994: 55)

Menurut pendapat Thamrin dan Nurhalijah Nasution (1985: 34) bahwa dengan tersedianya alat belajar yang memadai anak akan lebih berkonsentrasi terhadap pelajaran tanpa harus memikirkan hal-hal yang lain, misalnya tidak adanya alat-alat tulis. Jika alat-alat belajar tidak tersedia maka akan membuat anak semakin malas untuk belajar dan dapat berpengaruh terhadap nilai belajarnya.

Alat-alat belajar ini dapat berupa pena, pensil, karet penghapus, tipex, penggaris, buku tulis, busur, jangkar, stabilo, dan spidol. Adanya alat belajar yang lengkap dapat membantu memperlancar proses belajar. Dengan tersedianya alat-alat belajar yang memadai, anak akan berkonsentrasi pada pelajaran dan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar.

d. Ruang belajar

Ruang belajar harus bebas dari gangguan orang lain. Ruang belajar ini idealnya hanya untuk belajar. Tidak bersatu dengan ruang tidur dan ruang rekreasi. Kalau terpaksa menempatkan tempat tidur, letakkanlah tempat tidur di belakang meja


(46)

26

belajar. Jangan letakkan di depan atau di samping, karena mudah terlihat dan merangsang untuk tidur (Hasbullah Thabrany, 1994: 49).

Ruang belajar haruslah memiliki sirkulasi yang baik agar siswa dan guru yang melaksanakan proses belajar tidak merasa pengap dan dengan penerangan yang baik maka siswa dapat melihat tulisan yang akan dibacanya. Ini sesuai dengan pendapat Hasbullah Thabrany (1994: 50), ruangan belajar yang pengap dan panas karena sirkulasi udara yang kurang baik akan membuat kita cepat lelah. Karena energi (glukosa darah) yang diperlukan untuk proses belajar tidak dapat dibakar dengan sempurna jika kurangnya oksigen.

Sirkulasi dan pengaturan cahaya yang baik dapat dilakukan dengan cara membuat ventilasi yang cukup besar agar cahaya dan oksigen bisa masuk ke dalam ruang kelas. Ventilasi dan pengaturan cahaya menurut Ahmad Rohani (2004: 129) adalah:

Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan peserta didik. Jendela harus cukup besar sehingga memungkinkan panas cahaya matahari masuk, udara sehat dengan ventilasi yang baik, sehingga semua peserta didik dalam kelas dapat menghirup udara segar yang cukup mengandung O2 (oksigen), peserta didik harus dapat melihat tulisan dengan jelas, tulisan di papan, pada bulletin board, buku bacaan dan sebagainya. Cahaya harus datang dari sebelah kiri, cukup terang akan tetapi tidak menyilaukan.

e. Penerangan belajar

Cahaya yang kurang terang atau terlalu terang akan memaksa otot-otot mata kita berkontraksi untuk mendapatkan gambaran huruf yang bisa kita baca. Begitu juga sinar lampu iluminasi (seperti lampu neon) kurang baik untuk belajar. Akibat


(47)

otot-27

otot mata berkontraksi terus menerus, maka mata kita akan cepat lelah (Hasbullah Thabrany, 1994: 51)

Selanjutnya menurut The Liang Gie (1984: 56) manyatakan bahwa:

“Penerangan itu harus tidak berlebihan dan tidak kurang untuk melakukan studi sebaik-baiknya. Penerangan yang berlebihan, misalnya dari sinar matahari kearah halaman buku akan menimbulkan kesilauan dan membuat buku tidak terbaca. Penerangan yang kurang misalnya hanya 10 watt dari lampu listrik akan membuat buku sukar dibaca dan cepat menimbulkan kelelahan mata”.

Dan masih menurut pendapat Hasbullah Thabrany (1994: 52) lagi yang menyatakan bahwa:

“Dimalam hari, gunakanlah lampu penerangan yang cukup. Menurut Voeks, cahaya lampu pijar tak langsung yang lembut berkekuatan 50 watt (3 lilin) dengan jarak kira-kira satu meter. Sebaiknya jika menulis dengan tangan kanan, maka cahaya datangnya dari arah kiri. Hal ini akan membantu memberikan penerangan yang cukup pada tulisan yang ditulis”.

f. Perabotan belajar

Ruang belajar bisanya berisi meja dan kursi untuk siswa, menurut Hasbullah Tabrany (1994: 53) tinggi kursi hendaknya sedemikian rupa sehingga tapak kaki dapat menyentuh lantai atau tidak menggantung, meja yang digunakan hendaknya cukup lebar dan tidak terbuat dari bahan yang mengkilap yang bisa menyilaukan mata.

Kemudian Hasbullah Thabrany (1994:54) juga mengemukakan bahwa rak buku juga harus diletakkan pada tempat yang mudah dijangkau. Di depan dan di atas meja belajar, merupakan tempat yang ideal. Dengan demikian, tidak perlu bangun dari tempat duduk bila membutuhkan suatu buku.


(48)

28

Dari pendapat di atas dapat diketahui penempatan perabotan belajar harus memiliki aturan sehingga memudahkan siswa dalam belajar dan dapat menjaga kondisi kesehatannya. Perabotan belajar ini meliputi meja, kursi, rak buku, dan tempat untuk meletakkan alat tulis.

5. Prestasi Belajar

Menurut Oemar Hamalik (1983: 84) bahwa prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku, yang diharapkan para murid setelah melaksanakan proses pembelajaran. Prestasi belajar merupakan penilaian penugasan, baik yang bersifat kognitif, afektif, maupun psikomotor sehingga merupakan pencerminan adanya perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil belajar yang telah diikutinya melalui program pembelajaran di sekolah.

Dan menurut Abu Ahmadi (1988: 21) prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai dalam suatu usaha kegiatan belajar dan perwujudannya dapat dilihat dari nilai yang diperoleh setiap mengikuti tes.

Prestasi belajar siswa dapat dilihat dalam bentuk angka dan skala penilaian tertentu yang dinilai oleh guru mata pelajaran melalui suatu tes ulangan/ujian. Penilaian ini dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai.

B. Kerangka Pikir

Mutu pendidikan formal di sekolah tidak terlepas dari hasil yang dicapai oleh siswa. Untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dan maksimal diperlukan usaha yang sungguh-sungguh, baik oleh siswa maupun guru. Untuk mencapai hal tersebut tidak terlepas dari faktor-faktor yang memengaruhi proses pembelajaran, baik yang berasal dari dalam diri siswa (internal) maupun dari luar diri siswa (eksternal).


(49)

29

Mengingat banyaknya faktor yang dapat memengaruhi prestasi belajar siswa, maka peneliti hanya akan meneliti tentang cara belajar siswa dan kelengkapan saran belajar di rumah. Cara belajar yang ditentukan adalah kuantitas waktu belajar, bahwa belajar dengan waktu yang relatif pendek tetapi sering lebih baik daripada belajar dengan waktu yang lama tetapi sekaligus.

Selain cara belajar siswa, sarana belajar geografi di rumah merupakan salah satu faktor yang memengaruhi prestasi belajar. Sarana pembelajaran geografi ini meliputi kelengkapan sumber belajar, kelengkapan media pembelajaran, kelengkapan alat belajar, dan keadaan ruang belajar, peneragan ruang belajar dan kelengkapan perabotan belajar. Dengan tersedianya sarana pembelajaran geografi yang baik di sekolah maka akan semakin mempermudah siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai prestasi yang baik.

Untuk lebih jelas mengenai kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut:

Gambar 1. Alur Kerangka Pikir Hubungan Cara Belajar dan Kelengkapan Sarana Belajar di Rumah dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa

Prestasi Belajar Geografi (Y)

Cara Belajar Siswa di Rumah (X1)

Kelengkapan Sarana Belajar di Rumah (X2)

Prestasi Belajar Geografi (Y)


(50)

30

C. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris (Sumadi Suryabrata, 1998: 69). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Ada hubungan positif, erat, dan signifikan antara cara belajar dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri Tugumulyo Tahun Pelajaran 2012-2013.

Rahasia sukses belajar terletak pada pemilikan sikap mental cendekia dan satu kalimat “kunci” yaitu penguasaan cara belajar yang baik sebagai penuntun ke arah penguasaan ilmu yang optimal (Syaiful Bahri Djamarah, 2008: 11)

2. Ada hubungan positif, erat, dan signifikan antara kelengkapan sarana belajar di rumah dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri Tugumulyo Tahun Pelajaran 2012-2013

Belajar tidak dapat dilakukan tanpa adanya sarana belajar yang secukupnya, semakin lengkap sarana belajar semakin dapat seorang siswa belajar dengan baik tidak terganggu (The Liang Gie, 1984: 45)

Fasilitas dan sarana belajar ikut menentukan keberhasilan belajar seseorang. Orang yang belajar tanpa dibantu dengan fasilitas tidak jarang mendapatkan hambatan dalam menyelesaikan kegiatan belajar. Karenanya fasilitas tidak bisa diabaikan dalam masalah belajar (Syaiful Bahri Djamarah, 2008: 61)


(51)

31

3. Ada hubungan positif, erat, dan signifikan antara cara belajar dan kelengkapan sarana belajar di rumah dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS semester I di SMA Negeri Tugumulyo tahun pelajaran 2012-2013


(52)

32

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010: 3)

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Menurut Suharsmi Arikunto (2002: 239) penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu. Korelasi merupakan penelaah hubungan antara dua variabel pada satu situasi atau sekelompok subjek. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan antara suatu variabel dengan variabel lain.

B Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. (Suharsimi Arikunto, 2002: 32), hal ini sesuai dengan pendapat Moh. Pabundu Tika (2005: 24), populasi adalah himpunan individu atau objek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas


(53)

33 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua siswa kelas XI IPS SMA Negeri Tugumulyo yang mempelajari mata pelajaran geografi dalam 4 kelas dengan jumlah siswa 160. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Jumlah Siwa kelas XI IPS di SMA Negeri Tugumulyo Tahun Pelajaran

2011-2012

No Kelas Jumlah Siswa

1 XI. IPS 1 38

2 XI. IPS 2 41

3 XI. IPS 3 41

4 XI. IPS 4 40

Jumlah 160

Sumber: Dokumentasi Guru Bidang Studi Geografi di SMA Negeri Tugumulyo 2. Sampel

Menurut Sugiyono (2010: 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Dan menurut pendapat Moh. Pabundu Tika (2005: 24) bahwa sampel adalah sebagian dari objek atau individu-individu yang mewakili suatu populasi.

Dalam penelitian ini, menggunakan sampel bertujuan (purposive sample). Menurut Suharsimi Arikunto (2002:117). Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh. Tujuan penelitian


(54)

34 ini menggunakan Purposive Sampel adalah karena keadaan di lapangan pada saat penelitian tidak memungkinkan untuk membentuk kelas baru untuk sampel penelitian, sehingga penelitian ini menggunakan sampel dari kelas yang sudah ada dari sekolah.

Populasi penelitian ini adalah sebanyak 160 siswa yang berada dalam 4 kelas. Karena keterbatasan waktu, tenaga dan dana maka penulis mengambil 2 kelas untuk sampel penelitian yaitu kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 atau sebanyak 79 siswa. Kelas XI IPS 1 dan kelas XI IPS 2 ini juga dianggap mewakili nilai-nilai yang bervariasi dari nilai terendah hingga nilai tertinggi.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 2002: 97). Variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah cara belajar (X1) dan

kelengkapan sarana belajar di rumah (X2)

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri Tugumulyo Tahun Pelajaran 2012-2013. D. Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini menggunakan Rating Scale. Menurut Sugiyono (2010: 141) rating scalel lebih fleksibel, tidak terbatas pada pengukuran sikap saja tetapi


(55)

35 untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur status sosial, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan dan lain-lain.

Indikator variabel adalah kategori data yang harus dikumpulkan oleh peneliti (Suharsimi Arikunto, 1997: 95). Indikator dalam penelitian ini adalah:

1. Cara belajar

Cara belajar merupakan metode yang digunakan siswa secara teratur pada saat belajar, artinya kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa dalam situasi belajar dan dilaksanakan secara teratur. Cara belajar siswa menyangkut hal-hal sebagai berikut:

a. Pelaksanaan jadwal merupakan pembuatan jadwal kegiatan dan pembagian waktu untuk sejumlah kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang yang dilaksanakan setiap hari secara teratur.

1) Dibuat dan selalu dilaksanakan setiap hari 2) Dibuat dan kadang-kadang dilaksanakan

3) Tidak dibuat dan tidak dilaksanakan dilaksanakan

b. Membaca buku pelajaran, merupakan suatu kegiatan memahami isi (makna) dari apa yang tertulis pada buku tersebut. Siswa membaca materi pelajaran yang akan dipelajari di sekolah besok.

1) Selalu membaca buku pelajarannya setiap hari 2) Kadang-kadang


(56)

36 c. Membuat catatan, merupakan kegiatan merangkum atau mengambil inti sari dari apa yang telah didapatnya, baik dari hasil membaca atau mendengarkan penjelasan yang telah disampaikan oleh guru dalam buku catatannya.

1) Selalu

2) Kadang-kadang 3) Tidak

d. Mengulangi bahan pelajaran, merupakan kegiatan mempelajari kembali materi pelajaran yang telah didapatnya, baik dari hasil membaca atau mendengarkan penjelasan yang telah disampaikan oleh guru.

1) Selalu

2) Kadang-kadang 3) Tidak pernah

e. Mengerjakan tugas, adalah melakukan kegiatan yang telah diberikan oleh guru dan wajib untuk dikerjakan oleh siswa. Tugas yang diberikan oleh guru sebaiknya lekas dikerjakan dan jangan ditunda-tunda.

1) Selalu dikerjakan dengan segera

2) Kadang-kadang ditunda untuk dikerjakan

3) Tidak pernah dikerjakan dan menyontek dari teman yang telah mengerjakannya

f. Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Tempat belajar yang bising dan terdapat gangguan akan mengakibatkan siswa tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar.


(57)

37 2) Kadang-kadang

3) Tidak pernah

g. Teman belajar, adalah teman untuk berdiskusi dan bertanya mengenai materi yang dipelajari siswa di rumah. Saat di rumah, teman belajar siswa adalah anggota keluarga lainnya saat mengalami kesulitan dalam belajar.

1) Selalu

2) Kadang-kadang 3) Tidak pernah

Untuk mendapatkan data mengenai cara belajar siswa, siswa diberi beberapa pertanyaan dalam bentuk angket. Jumlah pertanyaan dalam angket sebanyak 12 pertanyaan. Skor yang diberikan untuk setiap item adalah skor 3 untuk jawaban yang digolongkan cara belajar yang teratur, skor 2 untuk jawaban yang digolongkan cara belajar yang kurang teratur dan skor 1 untuk jawaban yang digolongkan cara belajar yang tidak teratur.

Setelah kuesioner disebar kepada responden, langkah selanjutnya adalah menggolongkan tingkatan cara belajar menurut kategori teratur, kurang teratur dan tidak teratur berdasarkan rumus interval. Skor tertinggi 36 dan skor terendah 12, maka:

Kelas Interval (P) = (Danang Sunyoto, 2008: 12) P =


(58)

38 Berdasarkan rumus interval di atas maka cara belajar dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Skor 28-36 : Cara belajar teratur

Skor 20-27 : Cara belajar kurang teratur Skor 12-19 : Cara belajar tidak teratur

2. Kelengkapan sarana belajar geografi di rumah

a. Sumber belajar geografi, semua sumber belajar yang dapat menunjang proses pembelajaran. Sumber belajar yang dimaksud adalah buku ajar, LKS geografi, koran, dan majalah.

1) Lengkap, apabila memiliki semua

2) Cukup lengkap, apabila siswa memiliki 2-3 3) Tidak lengkap, apabila siswa hanya memiliki 1

b. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk membawa pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran. Media pembelajaran yang digunakan di rumah adalah peta, atlas, globe, diagram dan grafik

1) Lengkap, apabila memiliki semua 2) Cukup lengkap, apabila memiliki 2-4 3) Tidak lengkap, apabila memiliki 1

c. Alat belajar adalah alat tulis yang berguna dalam proses pembelajaran. Alat geografi yang digunakan di rumah seperti pena, pensil, karet penghapus, tipex, penggaris, buku tulis, busur, jangkar, stabilo, dan spidol.


(59)

39 2) Cukup lengkap, jika memiliki 4-9

3) Tidak lengkap, jika di rumah siswa memiliki kurang dari 4

d. Ruang belajar adalah suatu ruangan atau tempat yang digunakan untuk pelaksanaan proses pembelajaran. Ruang belajar yang baik adalah ruang yang luas memungkinkan semua bergerak leluasa, memiliki ventilasai yang baik, pengaturan cahaya yang baik, cahaya yang datang harus sebelah kiri, memiliki tinggi kursi yang sesuai dengan siswa agar kaki siswa dapat menyentuh lantai atau tidak menggantung dan menggunakan ruang khusus untuk belajar

1) Lengkap, apabila memiliki ruang belajar khusus dan memiliki ventilasi yang baik

2) Cukup lengkap, apabila siswa belajar di ruang belajar yang bergabung dengan kamar tidur, diberi skor 2

3) Tidak lengkap apabila siswa belajar selain di ruang belajar khusus atau di kamar, diberi skor 1

e. Penerangan belajar adalah sinar atau cahaya lampu yang berperan penting bagi kelancaran belajar siswa di rumah terutama pada malam hari dengan menggunakan lampu listrik dan menggunakan penerangan dari cahaya matahari saat belajar pada siang hari

1) Lengkap, minimal berupa lampu listrik 50 watt lampu bohlam atau 10 watt lampu neon,

2) Cukup lengkap, kurang dari 50 watt lampu bohlam atau 10 watt lampu neon


(60)

40 3) Tidak lengkap, tidak menggunakan lampu listrik atau hanya menggunakan penerangan berbahan bakar minyak ataupun menggunakan lilin

f. Perabotan belajar adalah sejumlah perabotan belajar yang dimiliki siswa yang dapat menunjang proses belajar. Perabotan belajar ini berupa meja, kursi, rak buku dan tempat meletakkan alat tulis

1) Lengkap apabila memiliki semua

2) Cukup lengkap jika siswa hanya memiliki 2-3 3) Tidak lengkap, jika siswa hanya memiliki 1

Untuk mendapatkan data mengenai cara belajar siswa, siswa diberi beberapa pertanyaan dalam bentuk kuesioner. Jumlah pertanyaan dalam kuesioner sebanyak 13 pertanyaan. Skor yang diberikan untuk setiap item adalah skor 3 untuk jawaban yang digolongkan sarana belajar di rumah lengkap, skor 2 untuk jawaban yang digolongkan sarana belajar di rumah cukup lengkap dan skor 1 untuk jawaban yang digolongkan sarana belajar di rumah tidak lengkap.

Setelah kuesioner disebar kepada responden, langkah selanjutnya adalah menggolongkan tingkatan cara belajar menurut kategori lengkap, kurang lengkap dan tidak lengkap berdasarkan rumus interval . Skor tertinggi 39 dan skor terendah 13, maka:

Panjang Kelas Interval (P) = P =


(61)

41 Berdasarkan rumus interval di atas maka cara belajar dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Skor 31-39 : Sarana belajar lengkap

Skor 22-30 : Sarana belajar kurang lengkap Skor 13-21 : Sarana belajar tidak lengkap 3. Prestasi belajar

Prestasi belajar yang dimaksud adalah hasil atau nilai belajar geografi yang diperoleh siswa dalam satu semester. Adapun skala atau rentang nilai yang diberikan adalah nilai yang diberikan 0-100, dengan tingkat ketuntasan belajar atau Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu sebagai berikut:

1) Tuntas : Apabila nilai yang diperoleh siswa > 72 2) Tidak tuntas : Apabila nilai yang diperoleh siswa < 72

Skor pada Devinisi Operasional Variabel Cara Belajar (X1) adalah sebagai berikut:

1) Siswa yang menjawab angket dengan pilihan pertama maka akan mendapat skor 3 pada pertayaan tersebut. Jika siswa memilih sebagian besar pilihan pertama maka dikategorikan siswa tersebut memiliki cara belajar yang teratur.

2) Siswa yang menjawab angket dengan pilihan kedua maka akan mendapat skor 2. Jika siswa memilih sebagian besar pilihan kedua maka


(62)

42 3) Siswa yang menjawab angket dengan pilihan ketiga maka akan mendapat

skor 1. Jika siswa memilih sebagian besar pilihan ketiga maka

dikategorikan siswa tersebut memiliki cara belajar yang tidak teratur. Skor pada Devinisi Operasional Variabel Kelengkapan Sarana Belajar (X2) adalah sebagai berikut:

1) Siswa yang menjawab angket dengan pilihan pertama maka akan mendapat skor 3 pada pertayaan tersebut. Jika siswa memilih sebagian besar pilihan pertama maka dikategorikan siswa tersebut memiliki sarana belajar yang lengkap

2) Siswa yang menjawab angket dengan pilihan kedua maka akan mendapat skor 2. Jika siswa memilih sebagian besar pilihan kedua maka

dikategorikan siswa tersebut memiliki sarana belajar yang kurang lengkap 3) Siswa yang menjawab angket dengan pilihan ketiga maka akan mendapat

skor 1. Jika siswa memilih sebagian besar pilihan ketiga maka

dikategorikan siswa tersebut memiliki sarana belajar yang tidak lengkap E. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik kuesioner

Menurut Hadari Nawawi, angket (kuesioner) adalah usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis oleh responden (Moh. Pabundu Tika, 2005: 54).

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data primer dalam penelitian, yaitu data mengenai sarana pembelajaran geografi di SMA Negeri Tugumulyo. Kuisioner ini


(63)

43 disusun berdasarkan variabel penelitian. Sebelum kuisioner ini dibuat terlebih dahulu dikonsultasikan kepada pembimbing, setelah itu diujicobakan kepada siswa SMA Negeri Tugumulyo, setelah diujicobakan dan hasilnya siswa dapat mengerti atau memahami pertanyaan dari kuisioner tersebut, sehingga kuisioner ini layak untuk dijadikan atau digunakan sebagai kuisioner penelitian.

2. Teknik wawancara

Menurut Nasution, wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian (Moh. Pabundu Tika, 2005 50).

Teknik ini digunakan untuk pengumpulan data yang dilakukan dengan cara berhubungan langsung dan tanya jawab dengan responden atau pihak-pihak terkait seperti kepala sekolah, guru geografi dan staf tata usaha.

Teknik wawancara ditujukan kepada guru mata pelajaran geografi di SMA Negeri Tugumulyo yang berjumlah 2 guru. Teknik wawancara ini digunakan untuk mengetahui kondisi proses pembelajaran, prestasi siswa, kelengkapan dan penggunaan sarana pembelajaran di sekolah.

3. Teknik dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah suatu cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang merupakan catatan-catatan, transkip, buku, surat kabar, agenda dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2002: 206)


(64)

44 Teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai masalah yang sedang diteliti yang berasal dari dokumen yang ada hubungannya objek yang sedang diteliti. Dalam hal ini adalah data tentang prestasi belajar siswa dalam bidang studi geografi.

F. Uji Persyaratan Instrumen 1. Validitas alat pengumpul data

Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2010: 363) Validitas digunakan sebagai alat ukur untuk hasil yang dikatakan valid (tepat). Untuk menguji validitas data maka peneliti menggunakan SPPS 16.

Dalam penelitian ini menggunakan validitas eksternal, menurut Sugiyono (2010: 364) Validitas eksternal berkenaan dengan derajad akurasi apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi dimana sampel tersebut diambil. Bila sampel penelitian representatif, instrumen penelitian valid dan reliabel, cara pengumpulan dan analisis data benar, maka penelitian akan memiliki validitas eksternal yang tinggi.

Kriteria pengujian apabila rhitung > rtabel dengan taraf signifikan sebesar 5%

(α=0,05), maka alat ukur dikatakan valid dan sebaliknya, jika didapat rhitung < rtabel

maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid (Moh. Pabundu Tika, 2005: 78)) Cara perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Hasil uji validitas item berjumlah 14 butir soal diujikan kepada 10 siswa dengan menggunakan


(65)

45 SPSS 16 untuk variabel cara belajar siswa (X1) kelas XI IPS 2 pada Mata Pelajaran Geografi adalah:

Tabel 3. Perolehan Hasil Uji Coba Validitas Kuesioner 14 Item Pertanyaan untuk Variabel Cara Belajar (X1) Kelas XI IPS 2 pada Mata Pelajaran Geografi

No Soal rxy rtabel Keterangan

1 0,874 0,632 Valid

2 0,813 0,632 Valid

3 0,828 0,632 Valid

4 0,480 0,632 Tidak Valid

5 0,756 0,632 Valid

6 0,908 0,632 Valid

7 0,828 0,632 Valid

8 0,726 0,632 Valid

9 0,807 0,632 Valid

10 0,318 0,632 Tidak Valid

11 0,853 0,632 Valid

12 0,862 0,632 Valid

13 0,675 0,632 Valid

14 0,955 0,632 Valid

Sumber: Data perhitungan uji coba angket tahun 2012

Dari hasil perhitungan yang tercantum pada tabel di atas, dapat diketahui ada dua butir item angket yang tidak valid yaitu item nomor 4 dan item nomor 10, sedangkan item soal yang lain sudah menunjukkan kevalidan. Pada soal nomor 4

rhitung hanya 0,480 ini menunjukkan bahwa soal tersebut tidak valid karena

nilainya lebih kecil dari rtabel yaitu sebesar 0,632. Begitu pula dengan soal nomor

10 yang nilai rhitung hanya 0,318 yang lebih kecil dari nilai rtabel yang menggunakan

sampel 10 siswa.

Perhitungan hasil uji validitas X2 dengan item berjumlah 15 butir soal diujikan kepada 10 siswa dengan menggunakan SPSS 16. Pengujian validitas ini tetap menggunakan rtabel sebesar 0,632, karena besarnya nilai rtabel ditentukan oleh


(1)

50 Untuk hipotesis 3 menggunakan rumus Korelasi Ganda:

1 2 = 1. + 2. − 2( 1. )( 2. )( 1. 2)1 − 1. 2

(Moh. Pabundu Tika, 2005: 86) Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y r yx1x2.y = Nilai Koefisien Korelasi Ganda r = Koefisien Korelasi

r2 = Koefisien Korelasi yang telah dikuadratkan X1 X2 = Variabel Bebas

Y = Variabel terikat

(∑X)2 = Jumlah nilai X yang telah dikuadratkan (∑Y)2 = Jumlah nilai Y yang telah dikuadratkan ∑X2 = Jumlah kuadrat dari nilai X

∑Y2 = jumlah kuadrat dari nilai Y ∑XY = Jumlah hasil perkalian X dan Y

n = Jumlah sampel yang diteliti (Moh. Pabundu Tika, 2005: 85)

A. Kriteria Uji Hipotesis

a. Ada hubungan antara X dan Y jika koefisien korelasi tidak sama dengan 0 (nol) atau (rxy ≠ 0) dan tidak ada hubungan jika rxy sama dengan 0 (nol) atau (rxy = 0)

b. Jika nilai koefisien korelasi (rxy) positif maka hubungan antara X dan Y bersifat positif, dan jika nilai koefisien korelasi (rxy) negatif maka hubungan antara X dan Y bersifat negatif

c. Untuk mengetahui kategori keeratan hubungan antara X dan Y dapat diketahui setelah nilai r yang diperoleh dikonsultasikan pada tabel interpretasi nilai r (tabel 4)

d. Terdapat hubungan yang signifikan bila rxy hitung sama atau lebih besar daripada rxy tabel (rxy hitung > rxy tabel)


(2)

51 Tabel 5: Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

No Besar Nilai r Interpretasi

1 Antara 0,90 sampai dengan 1,00 Sangat Erat 2 Antara 0,78 sampai dengan 0,89 Erat

3 Antara 0,64 sampai dengan 0,77 Sedang 4 Antara 0,46 sampai dengan 0,63 Rendah

5 Antara 0,00 sampai dengan 0,45 Sangat Rendah Sumber: Moh. Pabundu Tika, 2005: 78


(3)

96

V. PENUTUP

A. Simpulan

Dari data dan hasil pembahasan penelitian tentang hubungan antara cara belajar dan kelengkapan saran belajar dengan prestasi belajar Mata Pelajaran Geografi di SMA Negeri Tugumulyo tahun pelajaran 2012-2013 dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Ada hubungan yang tinggi, positif, dan signifikan antara cara belajar dengan prestasi belajar. Ini berarti, semakin teratur cara belajar maka akan semakin baik pula prestasi belajar siswa

2. Ada hubungan yang sedang, positif dan signifikan antara kelengkapan sarana belajar siswa di rumah dengan prestasi belajar. Ini berarti, semakin lengkap sarana belajar maka akan semakin baik pula prestasi belajar siswa 3. Ada hubungan yang erat, positif dan signifikan antara cara belajar dan

kelengkapan sarana belajar dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri Tugumulyo. Ini berarti, semakin baik cara belajar dan kelengkapan sarana belajar maka akan semakin baik pula prestasi belajar siswa


(4)

97

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan antara cara belajar dan kelengkapan sarana belajar siwa di rumah dengan prestasi belajar siswa kelas XI IPS di SMA Negeri Tugumulyo, maka disarankan:

1. Sebaiknya orang tua hendaknya memberikan bimbingan mengenai cara belajar yang baik kepada siswa, diharapakan dengan adanya bimbingan dari orang tua dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

2. Untuk orang tua siswa, hendaknya melengkapi sarana-sarana belajar anak di rumah diharapkan dapat mengoptimalkan proses belajar anak di rumah agar tercapai prestasi belajar yang baik bagi siswa


(5)

96

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Abu Ahmadi.1988. Didaktik Metodik. Semarang: CV Toha Putra

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono.1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Ahmad Rohani. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta

………..2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Azhar Arsyad. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Daldjoeni.2001. Dasar-Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial.Bandung: Alumni

Danang Sunyoto. 2008. Statistik Ekonomi Dasar. Yogyakarta: Amara Books

Depdiknas. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun

2003. Jakarta: Absolut

Dimyati dan Mujiyono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Eko Tri rahardjo dan Sucahyanto. 1998. Ilmu Geografi dalam Pelestarian

Lingkungan Hidup dalam PIPS. Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendasmen

Hasbullah Tabrany. 1994. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Kartini Kartono. 1985. Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi. Jakarta: Rajawali

Moh. Pabundu Tika. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara Nursid Sumaaatmadja. 1997. Metodologi Pengajaran Geografi. Jakarta: Bumi

Aksara

Nasution. 2004. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Oemar Hamalik. 1983. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar.


(6)

97

………..2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.

Jakarta: Bumi Aksara

Saeful Zaman, Aundriani Libertina. 2012. Membuat Anak Rajin Belajar Itu Gampang. Jakarta: Visimedia

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Memengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta

Sukardi. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Sumadi Suryabrata. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara

Syaiful Bahri Djamarah. 2008. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Thamrin dan Nurhalijah Nasution. 1985. Peranan Orang Tua dalam

Meningkatkan Prestasi Belajar Anak. Jakarta: Gunung Mulya The Liang Gie. 1984. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press

………..1995. Cara Belajar yang Efisien (Edisi Keempat). Yogyakarta: Liberty Wenti Antarika. 2005. Deskripsi Kelengkapan SaranaBelajar Geografi di Rumah

Siswa Kelas I dan Kelas II SMA Muhammadiyah Desa Pujorahayu Kecamatan Belitang Kabupaten Oku Timur Tahun 2004. Skripsi. Universitas Lampung

Winarno Surahmad. 1982. Pengantar Penelitian Ilmu Dasar Metode Taknik:


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR VISUAL, AUDITORIAL DAN KINESTETIK DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XII IPS SMA MUTIARA NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

3 19 74

HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA PERINTIS I BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 17 66

HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN SUASANA SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI IPS SMA YP UNILA BANDAR LAMPUNG TAHUN PEMBELAJARAN 2009/2010

0 6 12

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KOTABUMI LAMPUNG UTARA TAHUN PELAJARAN 2011-2012

0 14 72

HUBUNGAN CARA BELAJAR DAN KELENGKAPAN SARANA BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI TUGUMULYO KABUPATEN MUSI RAWAS PROPINSI SUMATERA SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 21 75

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMAN 1 BELALAU TAHUN PELAJARAN 2012-2013

0 7 42

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

3 12 87

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR GEOGRAFI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA UTAMA WACANA METRO TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

1 2 39

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR PENGANTAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 2 SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

2 12 83

HUBUNGAN PERHATIAN ORANGTUA DAN MANAJEMEN WAKTU BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

11 108 89