Aliran investasi asing harus mampu menin

PAPER PEREKONOMIAN INDONESIA

KEMAMPUAN ALIRAN MODAL ASING UNTUK
MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS RAKYAT DAN DAYA
SAING DI PASAR INTERNASIONAL
Bella Arum Kristanti
135020101111027
Program Studi Ekonomi Pembangunan, Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang, 2015.

ABSTRAK
Pada dasarnya hal yang sedang dibutuhkan oleh negaranegara berkembang adalah modal, yang merupakan
suatu syarat utama dalam mencapai kemajuan ekonomi.
Dengan begitu para pelaku ekonomi dapat meningkatkan
kapasitas produksinya. Investasi asing bagi Indonesia
merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan
dalam

proses

pembangunan


dan

peningkatan

produktivitas di Indonesia. Terdapat berbagai kontribusi
modal investasi asing terhadap pertumbuhan ekonomi.
Tulisan ini ditulis untuk membahas kontribusi modal
investasi asing terhadap produktivitas rakyat dan dasa
saing pada pasar internasional serta hubungannya
dengan pertumbuhan ekonomi.
Kata kunci : Modal, Investasi, Produktivitas, Ekonomi

PENDAHULUAN
Pada setiap negara sangat diperlukan adanya pembangunan nasional yang
mencangkup peningkatan perekonomian dinegara tersebut. Apalagi dalam negara
berkembang seperti di Indonesia yang sangat membutuhkan dana yang cukup
besar untuk melaksanakan pembangunan nasional. Dengan dana ini Indonesia
akan meningkatkan pembangunan-pembangunan yang merata di setiap wilayah
dan adanya upaya untuk mengejar ketertinggalan pembangunan dari negaranegara maju dan berkembang di seluruh dunia. Maka dari itu Indonesia berupaya

menggali sumber daya pembiayaan atau modal dari luar negeri, pemerintah juga
mengundang sumber pembiayaan luar negeri, salah satunya adalah penanaman
modal dan investasi asing.
Penanaman modal asing dan investasi merupakan salah satu sumber
pembiayaan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional serta penunjang
modal untuk peningkatan produktivitas suatu negara. Penanaman modal asing,
baik

penanaman

modal

langsung

maupun

investasi,

diarahkan


untuk

menggantikan peranan dari utang luar negeri sebagai sumber pembiayaan
pertumbuhan dan pembangunan perekonomian Nasional.
Dengan datangnya penanaman modal asing juga diharapkan secara langsung
maupun tidak langsung akan dapat lebih merangsang dan menggairahkan iklim
atau kehidupan dunia usaha dalam berbagai bidang usaha, serta dapat
dimanfaatkan sebagai upaya menembus jaringan pemasaran Internasional.
Selanjutnya modal asing diharapkan secara langsung dapat mempercepat proses
pembangunan ekonomi Indonesia.

PEMBAHASAN
Aliran Modal dan Investasi Asing

Pembangunan ekonomi merupakan prasyarat mutlak bagi semua negara
termasuk Indonesia, untuk menghilangkan ketertinggalannya dibidang ekonomi
dan kesejahteraan masyarakat dari negara lain yang lebih maju. Upaya
pembangunan ekonomi di negara-negara tersebut yang umumnya terkendala
akibat kurang tersedianya sumber-sumber daya ekonomi yang produktif. Untuk
mencukupi kekurangan sumberdaya modal ini, maka pemerintah berusaha untuk

mendatangkan sumberdaya modal dari luar negeri. Sumberdaya modal yang
didatangkan dari luar negeri yang umumnya dari negara-negara maju, modak ini
wujudnya bisa seperti penanaman modal asing (direct invesment) serta
keuntungan yang diperoleh dari perdagangan internasional.
Tambunan

(2014)

“pertumbuhan

ekonomi

sangat

ditentukan

pada

ketersediaan dan kualitas dari faktor-faktor produksi seperti Sumber Daya
Manusia (SDM), kapital atau modal, teknologi, bahan baku, entrepreneurship,

dan energi. Pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh faktor internal yang dapat
dibedakan antara lain faktor ekonomi dan faktor non ekonomi khususnya politik
dan sosial sedangkan faktor eksternal didominasi oleh faktor-faktor ekonomi
seperti perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi kawasan atau
dunia.”
Pengertian penanaman modal asing dalam Undang-undang No. 1 Tahun
1967, ditegaskan bahwa pengertian penanaman modal asing didalam undangundang hanya meliputi penanaman modal asing secara langsung dan investasi
yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan undang-undang
dan yang digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam arti
bahwa pemilik modal secara langsung menanggung risiko dari penanaman modal
tersebut. Pengertian modal asing dalam Undang-undang ini menurut pasal 2
adalah :
1.

Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaan
devisa Indonesia, yang dengan persetujuan Pemerintah digunakan untuk
pembiayaan perusahaan di Indonesia.

2.


Alat-alat untuk perusahaan, termasuk penemuan-penemuan baru milik orang
asing dan bahan-bahan, yang dimasukkan dari luar ke dalam wilayah
Indonesia, selama alat-alat tersebut tidak dibiayai dari kekayaan devisa
Indonesia.

3.

Bagian dari hasil perusahaan yang berdasarkan Undang-undang ini
diperkenankan ditransfer, tetapi dipergunakan untuk membiayai perusahaan
di Indonesia.
Adapun modal asing dalam Undang-undang ini tidak hanya berbentuk valuta

asing, tetapi meliputi pula alat-alat perlengkapan tetap yang diperlukan untuk
menjalankan perusahaan di Indonesia, penemuan-penemuan milik orang/badan
asing yang dipergunakan dalam perusahaan di Indonesia dan keuntungan yang
boleh ditransfer ke luar negeri tetapi dipergunakan kembali di Indonesia.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007
Tentang Penanaman Modal, Penanaman Modal Asing (PMA) adalah kegiatan
menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia
yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing

sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.
Menurut Michael P. Todaro (2011) terdapat dua kelompok pandangan
mengenai modal dan investasi asing. Pertama, kelompok yang mendukung modal
dan investasi asing, mereka memandang modal dan investasi asing sebagai
pengisi kesenjangan antara persediaan tabungan, devisa, penerimaan pemerintah,
ketrampilan manajerial, serta untuk mencapai tingkat pertumbuhan. Kedua,
kelompok yang menentang modal dan investasi asing dengan perusahaan multi
nasionalnya, berpendapat bahwa modal dan investasi asing cenderung
menurunkan tingkat tabungan dan investasi domestik. Tetapi aliran Investasi
asing bagi perekonomian suatu negara memiliki sisi positif yakni modal asing
dapat menambah likuiditas perekonomian serta menutupi kebutuhan dana untuk
pembiayaan perekonomian yang tidak seluruhnya dapat dibiayai oleh dana dari
dalam negeri. Jika modal masuk dalam bentuk komitmen jangka panjang, maka
modal asing ini akan sangat bermanfaat bagi pembiayaan pembangunan

perekonomian domestik. Agar arus modal asing itu tidak berdampak negatif
terhadap ekonomi nasional, pemerintah perlu menjaga stabilitas makro ekonomi.
Contohnya adalah iklim ekonomi yang kondusif, penurunan inflasi dan defisit
transaksi berjalan, serta kebijakan fiskal.
STEVE LORIS GUI-DIBY dan RENARD (2015) dalam studinya di Afrika menunjukkan


bahwa arus masuk FDI tidak memiliki signifikan berdampak pada industrialisasi
negara. Terdapat salah satu alasan kegagalan FDI untuk berkontribusi yakni
adanya kebijakan pemerintah yang tidak mendukung adanya industrialisasi. Hal
ini ditujukan kepada pembuat kebijakan Afrika untuk memikirkan kembali desain
kebijakan nasional yang bertujuan untuk menarik FDI, serta merancang dan
melaksanakan kebijakan industri.
Sebenarnya terdapat faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya aliran modal
dari negara maju ke negara berkembang, yaitu adanya iklim penanaman modal di
negara-negara penerima modal itu sendiri yang mendukung keamanan berusaha
(risk

country),

perkembangan

yang

ditunjukkan


ekonomi

dinegara

oleh

stabilitas

penerima

politik

modal,

serta

kemudian

tingkat
prospek


perkembangan usaha di negara penerima modal, tersedianya prasarana dan sarana
yang diperlukan, ditambahi dengan tersedianya bahan baku, tenaga kerja yang
relatif murah serta potensi pasar dalam negara penerima modal, serta aliran modal
pada umumnya cenderung mengalir kepada negara-negara yang tingkat
pendapatan nasionalnya perkapita relatif tinggi.
Untuk Serbia, sebagai negara yang masih dalam masa transisi, menarik
langsung investasi asing merupakan prasyarat dari keberhasilan pelaksanaan
proses transisi dan untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan
pengembangan. Serbia memiliki suatu potensi yang memilki keuntungan yang
bisa diklasifikasikan sangat menarik bagi investor dan area yang menguntungkan
untuk lokasi investasi. Namun, intensifikasi arus masuk dan kemungkinan
penyerapan penuh manfaat FDI di masa depan akan sebagian besar tergantung
pada mengambil langkah-langkah otoritas negara yang akan ditujukan untuk
meningkatkan kualitas semua aspek lingkungan investasi saat ini, dan
memastikan penaikan penuh keunggulan komparatif (Mihajlov dkk : 2013).

Di Indonesia sendiri sangat mengaharapkan adanya modal asing untuk
masuk, dengan berbagai kebijakan pemerintah, sumber daya alam yang
mendukung, pembangunan infrastruktur dan upaya lain yang sekiranya

mendukung aliran modal asing untuk masuk telah banyak diupayakan sehingga
sampai saat ini aliran modal dan investasi asing masuk ke Indonesia.
Grafik di bawah ini menunjukkan bahwa pada Triwulan I tahun 2014 realisasi
investasi total meningkat.

Perkembangan Realisasi Investasi 2010 – Maret 2014 : Per Triwulan

Realisasi PMA berdasarkan 5 besar sektor usaha adalah : Pertambangan
(US$ 1,7 miliar); Industri Makanan (US$ 0,8 miliar); Industri Alat Angkutan dan
Transportasi Lainnya (US$ 0,6 miliar); Tanaman Pangan dan Perkebunan (US$
0,6 miliar) dan Industri Kertas, Barang dari kertas dan Percetakan (US$ 0,5
miliar). Sedangkan apabila seluruh sektor industri digabung maka terlihat industri
memberikan kontribusi sebesar US$ 3,5 miliar atau 50,9% dari total PMA.
Realisasi PMA berdasarkan lokasi proyek (5 besar) adalah : Jawa Barat (US$ 1,8
miliar); Kalimantan Timur (US$ 0,8 miliar); Riau (US$ 0,6 miliar); Banten (US$
0,6 miliar) dan DKI Jakarta (US$ 0,4 miliar). Realisasi PMA berdasarkan asal

negara (5 besar) adalah : Singapura (US$ 1,3 miliar); Jepang (US$ 1,0 miliar);
Mauritius (US$ 0,4 miliar); Korea Selatan (US$ 0,3 miliar) dan Australia (US$
0,3 miliar).
Dengan masuknya modal asing, pemerintah dapat melakukan pembangunan.
Pembangunan tersebut diantaranya perbaikan infrastruktur, rangsangan kepada
dunia usaha serta perbaikan teknologi serta pengembangan Sumber Daya
Manusia. Investasi asing juga akan meningkatkan pertumbuhan industri dan jasa
karena mendapat dorongan dari investor asing. Selain dari kriteria keberhasilan
pembangunan, peran investor asing juga membantu mewujudkan beberapa tujuan
pembangunan ekonomi Indonesia, yaitu memenuhi kebutuhan pokok masyarakat
dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan hadirnya investor asing, maka
akan menambah modal bagi perusahaan domestik. Dengan begitu, perusahaanperusahaan besar akan muncul dan tentu akan meningkatkan outputnya.

Kegiatan Ekonomi Rakyat
Kegiatan ekonomi merupakan kegiatan yang dilakukan masyarakat untuk
memperoleh barang dan jasa, dengan kata lain juga bisa kegiatan ekonomi adalah
kegiatan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam Kegiatan
Ekonomi untuk kehidupan sehari-hari tidak dapat lepas dari proses produksi,
distribusi

dan

konsumsi.

Ketiganya

pun

saling

berkoordinasi

dan

berkesinambungan serta saling melengkapi antara satu dengan lainnya. Produksi
adalah kegiatan menghasilkan atau menambah nilai guna barang atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan dengan beberapa bahan atau input. Input yang digunakan
dapat berupa modal yang dimana modal ini sebagi salah satu faktor produksi
yang krusial dan sangat besar dalam mendorong perkembangan produktivitas
masyarakat dalam dunia usaha
Kegiatan ekonomi dapat dibagi menjadi kegiatan ekonomi dalam bidang
pertanian,

perkebunan,

peternakan,

perikanan,

kehutanan,

perindustrian,

perdagangan, dan pelayanan jasa pariwisata. Berbicara tentang kegiatan ekonomi
penduduk artinya berbicara tentang mata pencaharian penduduk, dimana terdapat

beberapa kegiatan ekonomi yang memiliki potensi besar dan harus dikembangkan
supaya dapat lebih besar dan mendorong pendapatan serta dapat memiliki daya
saing tinggi menuju pasar internasional. Dalam hal ini yang harus diperhatikan
adalah ketika dengan adanya aliran modal yang masuk maka akan sangat
mendorong beberapa kegiatan ekonomi masyarakat terutama kegiatan ekonomi
dalam bidang pertanian, perkebunan, perikanan maupun kehutanan karena
beberapa sektor tersebut dapat dikatakan suatu potensi yang besar melihat
Indonesia merupakan suatu negara yang memilki Sumber Daya Alam yang
melimpah dan sangat menguntungkan jika dikembangkan terutama bidang
pertanian, jika banyak modal yang masuk dan mendukung ke sektor ini maka
memiliki kemungkinan besar sektor ini akan dapat berkembang dengan baik
sehingga masyarakat pun dapat mengolah nya sendiri dan dapat mengekspornya
tidak hanya berupa bahan mentah tetapi dengan nilai tambah didalamnya.
Di negara Cina telah terbukti bahwa FDI yang terkonsentrasi di kota-kota
pesisir China memiliki dampak positif dan signifikan terhadap pertumbuhan di
daerah pedalaman. (FU dan OUYANG : 2012)

Sektor pada UMKM

Tingginya populasi usia produktif di Indonesia yang tak berbanding lurus
dengan ketersediaan jumlah lapangan pekerjaan, sehingga mendorong orang
Indonesia berlomba-lomba menciptakan beberapa cara untuk meningkatkan daya
saing demi memajukan perekonomian masing-masing. Tidak heran semakin
banyak bermunculan pelaku usaha sektor industri Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM), sehingga di Indonesia terdapat banyak sekali Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM) yang mulai berkembang dengan input dari
Sumber Daya Alam dan hal ini merupakan tumpuan penghasilan masyarakat
pedesaan. Hasil alam berupa pertanian dan perkebunan lah yang menjadi salah
satu sektor besar yang dikembangkan dan dikelola oleh UMKM. Untuk itu perlu
banyak aliran modal yang nantinya harus diarahkan ke sektor ini. Di Indonesia
sendiri terdapat sekitar 57,9 juta pelaku UMKM. UMKM mampu memberi
kontribusi terhadap PBD 58,92 persen dan kontribusi dalam penyerapan tenaga
kerja 97,30 persen
Dengan berbagai kreatifitas mereka serta dukungan pemerintah yang cukup
mereka mulai mengembangkan sayap untuk mulai mengekspor hasil produksinya
sehingga ikut berkontribusi dalam meningkatkan PDB negara Indonesia.
Ditambah dengan adanya aliran modal dari pihak luar negeri akan mempercepat
produktivitas mereka karena dengan modal ini masyarakat akan dapat
meningkatkan kemampuan mereka, adanya kemajuan teknologi yang semakin
memudahkan mereka untuk meningkatkan kualitas dan output.

Peningkatan Produktivitas Rakyat dan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita.
Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan
output riil per orang. Pertumbuhan ekonomi diukur dalam bentuk perkembangan
ekonomi dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional riil perekonomian selama
satu periode jangka panjang. Pembangunan ekonomi sebagai peningkatan
pendapatan per kapita masyarakat yaitu tingkat pertumbuhan PDB atau PNB pada
suatu tahun tertentu adalah melebihi tingkat pertumbuhan penduduk, atau
perkembangan PDB atau PNB yang terjadi dalam suatu negara dibarengi oleh
perombakan dan modernisasi struktur ekonominya.
Mukherjee dan Maiti (2013) menjelaskan bahwa tata kelola ekonomi yang
baik mendorong perusahaan dari mikro ke perusahaan besar untuk mengarah
pada perusahaan multinasional untuk berproduksi lebih karena iklim investasi
dan keadaan ekonomi yang lebih baik. Pada penelitian yang dilakukannya

menunjukkan bahwa efek dari FDI bergantung pada cara pemerintahan yang baik
sehingga dapat mempengaruhi biaya kegiatan ekonomi domestik per unit dan
tenaga kerja serta produktivitas.
Savoiu dan Taicu (2014) dalam penelitiannya di negara Eropa Tengah dan
Timur, juga mengatakan bahwa dalam menentukan FDI, bahwa pentingnya
lokalisasi atau penempatan untuk menanam modal serta mengenai negara tuan
rumah merupakan variabel penting untuk menentukan besarnya investasi yang
masuk untuk mengembangkan potensi daerah dan membawa dampak positif.
Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian
akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu.
Karena pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan
faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output, yang diukur dengan
menggunakan indikator PDB.
Upaya

untuk

mendorong

produktivitas

nasional

dilakukan

melalui

peningkatan realisasi investasi. Data dari BKPM menunjukkan, realisasi investasi
mencapai lebih dari Rp. 398 triliun. Selain itu juga, Indonesia sedang melakukan
percepatan pembangunan infrastruktur seperti bandara udara, pelabuhan, rel
kereta api, air bersih, pembangkit listrik, dan jalan raya. Kombinasi antara
investasi dan pembangunan infrastruktur diharapkan akan mempermudah segala
kegiatan ekonomi masyarakat dan dengan daakan pembangunan ini dengsn terus
menerus diharapkan akan meningkatkan kapasitas dan efisiensi sistem produksi
nasional.
Modal asing dapat memberikan kontribusi yang lebih baik kedalam proses
pembangunan dan pertumbuhan suatu negara. Kegiatan investasi memungkinkan
suatu masyarakat untuk meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja,
serta meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran
masyarakat sehingga meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi karena adanya
sumber daya pembiayaan atau modal untuk mengembangkan usaha.

Data diatas menunjukkan peningkatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia,
tentunya dari terus meningkatnya pertumbuhan ini juga dipengaruhi oleh adanya
aliran modal dari luar negeri yang turut mendukung pertumbuhan produktivitas
masyarakat sehingga meningkatkan PDB.
Perdagangan internasional berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
dikarenakan dengan dilaksanakannya perdagangan internasional maka konsumsi
masyarakat bertambah, produksi mengingkat, dan pendapatan riil masyarakat
meningkat. Jadi perdagangan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan
adanya penanaman modal investasi asing juga diharapkan secara langsung
maupun tidak langsung dapat lebih merangsang dan menggairahkan iklim atau
kehidupan dunia usaha dalam berbagai bidang usaha, serta dapat dimanfaatkan
sebagai upaya menembus jaringan pemasaran internasional melalui jaringan yang
dimiliki.

Selanjutnya

modal

asing

diharapkan

secara

langsung

dapat

mempercepat proses pembangunan ekonomi Indonesia.
Pemerintah negara Indonesia berupaya terus meningkatkan komitmennya
dalam mendukung optimalisasi daya saing guna memacu produktivitas dan
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas baik melalui penarikan investasi dan

modal asing serta berbai cara lainnya. Membaiknya daya saing Indonesia antara
lain dikarenakan oleh pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Peningkatan daya saing Indonesia juga banyak didorong oleh kemajuan
pembangunan infrastruktur. Kenaikan peringkat daya saing Indonesia seharusnya
dapat terus diupayakan percepatannya dalam menghadapi persaingan global,
strategi utama yang dapat dipertimbangkan adalah memacu terus perkembangan
dunia usaha Indonesia. Dengan adanya banyak investasi dan modal yang ada di
Indonesia tentunya masyarakat akan lebih siap dan lebih produktif untuk mulai
masuk kepada pasar Internasional.
Indonesia dan negara-negara di wilayah Asia Tenggara akan membentuk
sebuah kawasan yang terintegrasi yang dikenal sebagai Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA). MEA merupakan bentuk realisasi dari tujuan akhir integrasi
ekonomi di kawasan Asia Tenggara. MEA akan dibentuk sebagai kawasan
ekonomi dengan tingkat kompetisi yang tinggi. MEA pun akan dijadikan sebagai
kawasan yang memiliki perkembangan ekonomi yang merata, dengan
memprioritaskan pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Kemampuan
daya saing dan dinamisme UMKM akan ditingkatkan dengan memfasilitasi akses
mereka terhadap informasi terkini, kondisi pasar, pengembangan sumber daya
manusia dalam hal peningkatan kemampuan, keuangan, serta teknologi. MEA
akan diintegrasikan secara penuh terhadap perekonomian global.
Bagi Indonesia MEA akan menjadi kesempatan yang baik karena
hambatan perdagangan akan cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal
tersebut akan berdampak pada peningkatan eskpor yang pada akhirnya akan
meningkatkan PDB Indonesia. Pada sisi investasi, kondisi ini dapat menciptakan
iklim yang mendukung masuknya Foreign Direct Investment (FDI) yang dapat
menstimulus pertumbuhan ekonomi melalui perkembangan teknologi, penciptaan
lapangan kerja, pengembangan sumber daya manusia (human capital) dan akses
yang lebih mudah kepada pasar dunia. Maka dengan adanya MEA para pelaku
usaha di Indonesia akan dapat dengan mudah mendapatkan kesempatan untuk
memesuki pasar Internasional tentunya dengan beberapa modal asing yang

mereka terima maka produktifitas mereka akan semakin meningkat dan terus
berkembang.

Peran Investasi Asing untuk Produktivitas Masyarakat
Porsi investasi asing terhadap PDB di Indonesia sebenarnya masih sangat
kecil, masih di bawah 3% (2.46% di 2010, 2.57% di 2011, dan 2.92% di 2012
berdasar data BKPM). Ekonomi Indonesia masih membutuhkan banyak bantuan
dari investasi asing. Dengan besaran investasi asing yang ada, ditambah faktor
kekuatan ekonomi domestik, Indonesia dapat meningkatkan modal untuk
produktivitas masyarakat dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang cukup
tinggi.
Penarikan investasi asing ke Indonesia perlu ditingkatkan. Oleh karena itu
maka hal ini perlu dilakukan penyederhaan proses pengurusan izin-izin dan
adanya keterpaduan koordinasi antar departemen melalui pemotongan jalur
birokrasi, serta diterapkannya insentif perpajakan yang transparan. Disamping itu
investasi asing mempunyai potensi untuk memberikan kontribusi yang nyata bagi
pertumbuhan ekonomi tidak hanya melalui transfer teknologi dan perbaikan
pengetatan

manajemen

misalnya

dengan

pengembangan

kualitas

dan

produktivitas sumber daya manusia, mendukung teknologi yang diterapkan,
sehingga rencana alih teknologi dapat terlaksana dengan baik. Dengan adanya
modal para pelaku ekonomi dapat meningkatkan kapasitas produksinya.
Salah satu contoh dari penelitian yang dilakukan oleh Duc Anh Dang (2013)
menyimpulkan bahwa hasil penelitiannya yang menunjukkan bahwa arus masuk
FDI memiliki dampak yang lebih besar pada lembaga di provinsi pada Vietnam
bagian utara dibandingkan dengan mereka pada kinerja nasional. Dari penelitian
yang dilakukan menunjukkan bahwa pengembangan negara dapat menggunakan
investasi asing langsung sebagai katalis untuk reformasi kelembagaan dalam
negeri dan untuk meningkatkan kualitas kelembagaan di daerah.

Untuk itu bahwa menunjukkan adanya aliran modal asing langsung yang
masuk sangat memilki banyak dampak positif selain bagi pemerintah tetapi juga
memilki dampak positif bagi konstitusi yang ada, dari kemajuan dan peningkatan
kualitas kelembagaan tentunya akan dapat menuntun masyarakatnya untuk lebih
produktif, maju dan berwawasan intelektual tinggi. Terbukti dampak postif dari
penanaman modal dan investasi asing adalah dari kesimpulan yang disampaikan
oleh Al-Abri dan Baghestani (2015) dalam penelitiannya terhadap negara-negara
di kawasan Asia, bahwa FDI meningkatkan volatilitas nilai tukar riil untuk
Indonesia, Filipina, dan Thailand.
Dampak marjinal FDI (Aliran masuk modal asing) terhadap pertumbuhan
tergantung pada kebebasan kegiatan ekonomi di negara-negara tuan rumah atau
yang menerima aliran modal masuk. Menggunakan data panel untuk 85 negara
selama periode 1975-2004, dapat ditarik beberapa kesimpulan penting dari
analisis empiris. Pertama, ditemukan bahwa FDI dengan sendirinya tidak
memiliki langsung berdampak pada pertumbuhan output. Kedua, ditemukan
menjadi penting penggerak pertumbuhan jangka panjang bagi negara-negara
tersebut. Dengan itu maka perusahaan dapat lebih mudah menyerap dan
mengadopsi teknologi baru dan manfaat lain yang terkait dengan arus masuk FDI.
Ini juga menjelaskan mengapa manfaat yang diperoleh dari hubungan dengan
perusahaan multinasional asing dengan keuntungan kinerja yang lebih tinggi pada
beberapa negara termasuk negara berkembang. (Azman-Saini, Ahmad Zubaidi
Baharumshah, Siong Hook Law : 2010)

Grafik diatas menunjukkan bahwa dari tahun 2013 sampai tahun 2015
penanaman modal asing di Indonesia semakin meningkat, hal ini menunjukkan
bahwa upaya pemerintah dan kebijakannya mampu menarik investor asing untuk
menanamkan modalnya ke Indonesia. Tentunya dengan semakin meningkatnya
investasi modal asing ini akan dapat menambah laju pertumbuhan ekonomi
indonesia dan dapat mendorong usaha masyarakat untuk lebih produktif dan
dapat bersaing ke pasar internasional dari adanya modal maupun investasi serta
pembaruan teknologi.
Pertumbuhan modal berperan untuk sebagian besar dari pertumbuhan PDB - 4461% di Indonesia pada tahun 1967-1998. Oleh karena itu, kasus Indonesia muncul untuk
menawarkan dukungan Investasi Asing. Namun, telah dicatat bahwa modal di Indonesia
cenderung memiliki dampak perwujudan teknologi modern, dan penyesuaian pendidikan
pekerjaan yang merupakan bagian dari pertumbuhan produktivitas yang terjadi (Eng :
2010)

Sedangkan dari data yang ada pada Badan Koordinator Penanaman Modal
(BKPM), rencana modal asing yang akan masuk ke Indonesia adalah sebesar US$
75 miliar hal ini menunjukkan bahwa investasi akan menjadi pendorong
perekonomian Indonesia ke depan. Rencana investasi US$ 75 miliar tersebut

merupakan bagian dari rencana investasi yang dijanjikan sejumlah investor
kepada pemerintah, seperti Foxconn Technology Group, pemasok Apple Inc,
yang akan berinvestasi sekitar US$ 5-10 miliar. Terdapat enam investor asing
lainnya telah berkomitmen untuk memperkuat investasinya di Indonesia. Para
investor tersebut antara lain Drydocks World yang bergerak di bidang pembuatan
kapal, Barry Callebaut (pengolahan cokelat),PT Celanese (etanol/batubara), PT
Coca Cola Amatil, 'Oreal,dan PT Oceanic Cattle (peternakan). Chairman
Drydocks World memilih Batam untuk daerah investasinya karena daerah
tersebut memiliki potensi luar biasa, terutama lautnya yang sangat luas.
Kemudian Barry Callebaut Asia Pacific tengah dalam proses pendirian pabrik di
daerah Makassar yang akan menyerap tenaga kerja lebih dari 100 orang.

Dengan masuknya perusahaan asing ini dalam kegiatan investasi di Indonesia
dimaksudkan sebagai pelengkap untuk mengisi sektor-sektor usaha dan industri
yang belum dapat dilaksanakan sepenuhnya oleh pihak swasta nasional, baik
karena alasan teknologi, manajemen, maupun alasan permodalan. Penelitian yang
dilakukan oleh Kim dan Ham (2014) bahwa FDI di sektor jasa cenderung sangat
berkonsentrasi di daerah Ibu kota yakni Seoul, sementara FDI di bidang
manufaktur dilakukan untuk pinggiran dan pedalaman Seoul.

Modal asing juga diharapkan secara langsung maupun tidak langsung dapat
lebih merangsang dan menggairahkan iklim atau kehidupan dunia usaha dalam
berbagai bidang usaha, serta dapat dimanfaatkan sebagai upaya menembus
jaringan pemasaran internasional melalui jaringan yang mereka miliki.
Selanjutnya modal asing diharapkan secara langsung dapat mempercepat proses
pembangunan ekonomi Indonesia

Kesiapan bersaing di Pasar Internasional
Semakin banyak investor asing yang menanamkan modalnya di indonesia,
itu berarti dalam sektor industri mengalami pertumbuhan. Sehingga semakin luas
kesempatan kerja bagi masyarakat Indonesia, serta Indonesia sedikit demi sedkit
mampu mengurangi ketergantungannya terhadap negara lain dan juga dengan
besarnya modal ini akan mampu mendorong produktivitas sehingga mendorong
daya saing dan mampu sampai bersaing ke ranah Internasional.

Pertumbuhan ekspor Indonesia berkembang terus membaik, hal ini karena
pertumbuhan ekonomi dunia meningkat, kondisi ini tentu sangat membawa
kebaikan terutama bagi ekpor di Indonesia, oleh karena itu Kementerian
Perdagangan pertumbuhan ekspor Indonesia sebesar 4,1 persen pada 2014. Target
peningkatan ekspor 2014 dilakukan berdasarkan pertumbuhan produk ekspor
yang terbagi dalam kategori produk utama (main products), produk prospektif
(prospective products), dan produk nonmigas lainnya. Pada target pertumbuhan
ekspor selanjutnya, sangat diperlukan peran aktif dari para pengusaha dan adanya
modal lebih untuk meningkatkan output. Melalui kerja sama dengan para investor
asing ini diharapkan mampu menjadi poros kemitraan strategis dalam setiap
usaha sehingga Indonesia dapat terus melakukan peningkatan ekspor.
Perjanjian perdagangan bebas memiliki dampak positif pada arus masuk
modal dan investasi asing langsung. Namun, manfaat dari arus masuk FDI
tergantung pada daya serap domestik ekonomi dan wilayah. Sangat penting bagi
ASEAN untuk menyelaraskan infrastruktur, sumber daya manusia dan teknologi
untuk memberikan perusahaan multinasional dengan hubungan yang diperlukan
untuk jaringan global dan juga untuk mengarahkan industri dalam negeri secara
baik sampai pada produksi di rantai ekonomi global. (Narjoko dan Tangavelu :
2014).
Peningkatan aliran FDI juga membawa peningkatan nilai tukar, nilai tukar
dapat memberikan kontribusi pada pertumbuhan daya saing ekonomi dengan
merangsang ekspor, mengurangi impor dan menciptakan lingkungan yang
menguntungkan dan stabil untuk investor (Iavorschi : 2014).
Peningkatan

produktivitas

merupakan

syarat

utama

bagi

tumbuh

kembangnya ekonomi suatu negara. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi
suatu negara merupakan fungsi peningkatan produktivitas yang tercermin pada
peningkatan output nasional. Untuk bisa tumbuh secara berkelanjutan sistem
ekonomi suatu negara membutuhkan peningkatan produktivitas sektor utama
seperti industri manufaktur, pertanian, jasa, transportasi, komunikasi dan
konstruksi. Dimana produktivitas sektor-sektor tersebut merupakan fungsi dari

sejumlah hal seperti kualitas tenaga kerja, infrastruktur, regulasi dan stabilitas
politik.
Pertumbuhan ekonomi nasional akan berkelanjutan seiring dengan semakin
meningkatnya produktivitas nasional. Produktivitas sektor pertanian, kelautan
dan perkebunan juga terus meningkat melalu berbagai macam kebijakan seperti
perluasan akses pembiayaan atau modal, penyuluhan, penyediaan subsidi pupuk,
dan pemasaran produk serta program pembangunan infrastruktur..
Program-program yang tengah berjalan ini juga akan semakin meningkatkan
nilai tambah hasil untuk ekspor. Selain itu, sektor transportasi, perhubungan dan
komunikasi juga akan dimajukan untuk menekan biaya logistik nasional.
Sehingga akan mengefisienkan biaya produksi dalam negeri dan daya saing
nasional juga akan terus meningkat sampai ke pasar internasional.

KESIMPULAN
Indonesia tidak bisa terlepas dari investor asing yang menanamkan modalnya
di Indonesia dalam melakukan perkembangan perekonomian Indonesia. Investasi
asing sendiri mempunyai peranan yang penting untuk mendukung pertumbuhan
maupun perkembangan perekonomian Indonesia. Penanaman modal asing dapat
membantu penggerak perekonomian suatu negara.itu dapat didalamnya terdapat
juga peran serta pemerintah dalam meningkatkan laju penanaman modal asing.
Kehadiran penanaman modal asing bagi negara sedang berkembang sangat
diperlukan untuk mempercepat pembangunan ekonomi. Modal asing membantu
dalam industrialisasi untuk peningkatan produktivitas. Investasi dan modal asing
langsung memiliki efek stabilisasi pada output pada era Moderasi (Ćorić dan Pugh :
2013). Untuk itu, Indonesia perlu menggalakan aliran masuk Penanaman Modal

Asing diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dan perdagangan. Beberapa
kebijakan yang perlu di buat oleh pemerintah tentang Penanaman Modal Asing
agar para investor asing tertarik datang ke Indonesia dan menanamkan modalnya.

DAFTAR PUSTAKA
Todaro, Michael P. & Smith Stephen C. (2011), “Pembangunan Ekonomi”,
Jakarta : Erlangga.
http://www.bkpm.go.id
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.
Tambunan, Tulus T.H (2014), Perekonomian Indonesia Kajian Teoritis dan
Analisis Empiris, Jakarta : Ghalia Indonesia.
http://www.tradingeconomics.com
STEVE LORIS GUI-DIBY and MARY-FRANC, OISE RENARD (2015),
“Foreign Direct Investment Inflows and the Industrialization of African
Countries”, World Development Vol. 74, pp. 43–57.
Duc Anh Dang (2013), “How foreign direct investment promote institutional
quality: Evidence from Vietnam”, Journal of Comparative Economics 41, pp
1054–1072.

W.N.W. Azman-Saini, Ahmad Zubaidi Baharumshah, Siong Hook Law (2010)
“Foreign direct investment, economic freedom and economic growth:
International evidence”. Economic Modelling vol 27 , pp.1079–1089
Shandre M. Thangavelu and Dionisius Narjoko (2014) “Human capital, FTAs and
foreign direct investment flows into ASEAN”, Journal of Asian Economics vol
35, pp. 65–76
Bruno Ćorić, And Geoff Pugh (2013) “Foreign direct investment and output
growth volatility: A worldwide analysis” International Review of Economics and
Finance Vol 25, pp. 260–271
Dibyendu Maiti And Arijit Mukherjee (2013) “Governance, foreign direct
investment and domestic welfare”, International Review of Economics and
Finance vol 27, pp. 406–415

Mihajlov, dkk (2013), “An Analysis of the Location Determinants of Foreign
Direct Investment: The Case of Serbia” Procedia - Social and Behavioral
Sciences vol 81, pp. 181 – 187
Gheorghe Savoiua, Marian Taicu (2014), “Foreign Direct Investment Models,
Based on Country Risk for Some Post-Socialist Central and Eastern European
Economies” Procedia Economics and Finance vol 10, pp. 249 – 260
Almukhtar Al-Abri, Hamid Baghestani (2015), “Foreign investment and real
exchange rate volatility in emerging Asian countries”, Journal of Asian
Economics vol 37, pp. 34–47
Eng, Pierre van der (2010), “The sources of long-term economic growth in
Indonesia, 1880–2008”, Explorations in Economic History vol 47, pp. 294–309
Iavorschi, Mihaela (2014), “The Influence of Foreign Direct Investments and the
Current Account of the Balance of Payments on the Evolution of the Lei/Euro
Exchange Rate in Romania”, Procedia Economics and Finance vol 16, pp. 448 –
457

OUYANG, Puman And FU, Shihe (2012), “Economic growth, local industrial
development and inter-regional spillovers from foreign direct investment:
Evidence from China”, China Economic Review 23 (2012) 445–460
Kim, Hyung Min and Han, Sun Sheng (2014), “Inward Foreign Direct
Investment in Korea: Location patterns and local impacts”, Habitat International
vol44, pp.146-157