HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA

 

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PERAWAT
DI UNIT RAWAT INAP RSUD KRATON KABUPATEN
PEKALONGAN

Manuscript

Oleh:
DWI KUSUMA INDAH
NIM: G2A209053

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN 2011

 

 


HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PERAWAT
DI UNIT RAWAT INAP RSUD KRATON KABUPATEN
PEKALONGAN
Dwi Kusuma Indah¹, Sri Rejeki,S.Kp. M.Kep.Sp.Mat²,
Edy Wuryanto,S.Kp.M.Kep³
Abstrak
Stres kerja yang terjadi akibat beban kerja yang berlebih pada perawat
RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan. Seperti banyaknya jumlah tenaga
keperawatan yang ijin akibat sakit, jumlah tenaga perawat yang sangat
minim dalam satu shift jaga, adanya program laboratorium pasien yang
sering terlewatkan, pemberian jatah ransum makanan yang terlewatkan,
komunikasi yang kurang baik antara pasien dan perawat maupun antara
sesama perawat sehingga terjadi mis komunikasi, jadual pemberian obat
oral maupun parenteral yang terlambat (sember: data sekunder dari
wawancara dan pengamatan langsung).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan
stres kerja perawat di unit rawat inap RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan.
Penelitian ini menggunakan rancangan pendekatan cross sectional dengan
metode analisis korelasi pearson product moment. Sampel dalam penelitian
ini adalah total sampling yaitu seluruh perawat di unit rawat inap dengan

jumlah 81 orang. Hasil penelitian menunjukkan beban kerja perawat RSUD
Kraton Kabupaten Pekalongan sebagian besar sedang sebanyak 40 orang
(49,4%), dan stres kerja sebagian besar sedang sebanyak 38 orang (46,9%),
ada hubungan positiv sedang antara beban kerja dengan stres kerja perawat
di unit rawat inap RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan dengan hasil p
value 0,040 < α (0,05) dan nilai r = 0,276. Kesimpulan pada penelitian ini
diketahui ada hubungan antara beban kerja dengan stres kerja perawat di
unit rawat inap RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan yang ditunjukkan


 

 

dengan hasil p value 0,040. Saran bagi Rumah Sakit, hasil dapat dijadikan
suatu kebijakan dalam menata jumlah shift dinas di ruangan dan menambah
jumlah tenaga perawat di unit rawat inap.
Kata kunci: beban kerja, stres kerja perawat

Abstract

Work stress caused by axcessive work load of the nurses in Kraton hospital
Pekalongan Regency, tend to have an impact on work performance, fatigue,
emotional instability, thus al lowing the occurrence of accidents, negligance
in carrying out the work. As the number of nursing staff that a permit due to
illness, the number of nurses were very minimal in a shift in case, the
patient’s laboratory program that is often overlooked, provision of
foodrations are overlooked, poor communication between patients and
nurses as well as between fellow nurses that resulted in miss
communications, schedule of oral and parenteral drug delivery is late (
source: secondary data from interviews and direct observation).
This study aims to determine the relationship with stressful work of nurse
work loads of nurses in inpatient units of Kraton District Public Hospital in
Pekalongan. Research method used for correlation studies with cross
sectional design. This research uses total sampling ie all the nurses inpatient
units with a total 81 people. The results showed the the work load of
hospital nurses Kraton Pekalongan mostly are as many 40 people(49,4%),
and most of the work stress was 38 people 46,9%), there is positive
correlation between work load with the stress of nurses in Inpatient unit of
Kraton Pekalongan Regency with the p value 0,040 < α (0,05) and r value
= 0,276. The conclusion of this research links are knon to exist between the

work load with the stress of nurses in Inpatient Units of Kraton Pekalongan
Regency wich is shown by the results of p value 0,040. Suggestions for


 

 

Hospital, the results can be used as apolicy in managing the amount of shift
duty in the room and increase the number of nurses in Inpatient units.
Keywords: workload, work stress nurses.

Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan yang
diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat berfungsi untuk
melakukan upaya kesehatan dan atau kesehatan rujukan dan atau upaya
kesehatan penunjang, didalam menjalankan fungsinya diharapkan senantiasa
memperhatikan fungsi sosial dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat (Dep.Kes. RI 2005).
Keberhasilan Rumah Sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai dengan
adanya mutu pelayanan prima Rumah Sakit. Keberadaan perawat sebagai

ujung tombak pelayanan harus benar-benar diperhatikan dan dikelola secara
profesional sehingga memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat
dan juga untuk kemajuan Rumah sakit itu sendiri.

Mutu Rumah Sakit sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun faktor
yang paling dominan adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia
yang terlibat secara langsung dalam pemberian pelayanan keperawatan
pasien adalah dokter, perawat, bidan, serta tenaga penunjang lainnya.
Diantara tenaga tersebut, tenaga perawat dan bidan menempati urutan
jumlah terbanyak yaitu 40%(Dep.Kes.RI,2005).

RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan ditinjau dari lokasi yang cukup
strategis memungkinkan terjadinya peningkatan jumlah pasien. Dengan
banyaknya jumlah pasien yang masuk ke RSUD Kraton Kabupaten
Pekalongan mengharuskan perawat berperan sebagai tenaga yang serba bisa,


 

 


berperilaku kreatif serta memiliki wawasan yang luas dengan motivasi kerja
keras, sehingga diharapkan memiliki kinerja yang baik.

Data ketenagaan yang diambil pada tahun 2009 dari Bidang Keperawatan
RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan berjumlah 95 orang dengan uraian
sebagai berikut: SPK: 4 orang (4,3%); AKPER dan AKBID: 76 orang
(81,7%);

Bidan: 7 orang (7,5%); S1: 8orang (8,6%), dengan kapasitas

tempat tidur 226 tempat tidur, jumlah ruang rawat inap adalah 11 ruang
sudah termasuk ruang intensif. Hasil pendataan yang dilakukan bagian
Rekam Medik mendapatkan data jumlah pasien masuk tahun 2009
berjumlah 13.115 orang. Hasil tersebut didapatkan dari bulan Januari: 1059
orang, Februari: 938 orang, Maret: 1.133 orang, April: 1.173 orang, Mei:
1.223 orang, Juni: 1.133 orang, Juli: 1.126 orang, Agustus: 1.173 orang,
September: 937 orang, Oktober: 1.018 orang, November: 1.052 orang,
Desember: 1.120 orang. Jumlah nilai rata-rata BOR (Bed Occupation Rate)
tahun 2009 adalah: 66,87% dari keseluruhan jumlah perawat RSUD Kraton

Kabupaten Pekalongan tersebut mempunyai

tingkat pendidikan yang

berbeda dan lamanya masa kerja serta pengalaman yang diperoleh dapat
menambah beban kerja perawat dan menjadi pemicu terhadap munculnya
stres kerja.

Stres kerja yang terjadi akibat beban kerja yang berlebih pada perawat
RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan, cenderung berdampak pada
performasi kerja, kelelahan, emosi yang labil,sehingga memungkinkan
terjadinya kecelakaan kerja, kelalaian dalam melaksanakan pekerjaan.
Seperti banyaknya jumlah tenaga keperawatan yang ijin akibat sakit, jumlah
tenaga perawat yang sangat minim dalam satu shift jaga, adanya program
laboratorium pasien yang sering terlewatkan, pemberian jatah ransum
makanan yang terlewatkan, komunikasi yang kurang baik antara pasien dan
perawat maupun antara sesama perawat sehingga terjadi mis komunikasi,


 


 

jadual pemberian obat oral maupun parenteral yang terlambat (sember: data
sekunder dari wawancara dan pengamatan langsung).
Pengaruh stres terhadap performasi kerja telah diteliti oleh beberapa ahli
psikologi dan meskipun bukti statistik tidak mudah ditemukan, tetapi dapat
disimpulkan bahwa beberapa kecelakaan kerja yang didistribusikan sebagai
kegagalan dan kesalahan personil adalah di disebabkan oleh adanya
keterlibatan faktor stres yang dialami oleh pekerja (King,1982) dalam Iman
(2007). Dampak lain stres kerja pada akhirnya akan menurunkan kinerja
dari perawat itu sendiri.
Stres kerja juga merupakan penentu penting timbulnya depresi, penyebab
keempat terbesar timbulnya penyakit di seluruh dunia (WHO,2009). Di
Belanda,

tingginya

stres


kerja

diketahui

meningkatkan

resiko

penyalahgunaan alkohol dan obat, masalah dalam hubungan sosial, depresi,
kecemasan dan bunuh diri (Jurnal Pusat Penelitian Kualitas Care,
Universitas Nijmegen, Megen Belanda 2009 (biomedcentral.com). 50.9%
perawat Indonesia yang bekerja di 4 propinsi mengalami stress kerja, sering
merasa pusing, dan lelah kemungkinan disebabkan tidak ada istirahat karena
beban kerja terlalu tinggi dan menyita waktu, gaji rendah tanpa insentif
yang memadai. Namuun Perawat yang bekerja di RS Swasta dengan gaji
yang lebih baik mengalami stress kerja yang lebih besar dibandingkan
Perawat yang bekerja di RS Pemerintah dengan penghasilan yang lebih
rendah (PPNI, 2006).

Canadian Nursing Association (CNA2003)


membuat suatu

model

lingkungan praktik profesional yang berkualitas. CNA mengidentifikasikan
enam kondisi tempat kerja yang sehat, yaitu (1) kontrol beban kerja, (2)
kepemimpinan dalam keperawatan, (3) kontrol kualitas pelayanan, (4)
dukungan dan penghargaan, (5) pengembangan profesi, serta (6) inovasi dan
kreatifitas (bondan manajemenblogspot.com).


 

 

Salah satu permasalahan yang sering muncul di suatu rumah sakit adalah
beban kerja perawat yang tidak seimbang. Walaupun seringkali manajer
sulit untuk mengetahui kualitas beban kerja tersebut karena lebih
mendasarkan pada keluhan-keluhan yang bersifat subyektif (Ilyas Y, 2004).

Biasanya situasi tersebut diawali dari tahap perencanaan kebutuhan tenaga
perawat yang tidak sesuai dengan kapasitas kerja suatu institusi pelayanan.
Hal ini sangat berisiko bagi kualitas pelayanan yang diberikan oleh perawat
karena apabila beban kerja tinggi maka ketelitian dan keamanan kerja
menjadi menurun .
Melihat fenomena tersebut menunjukkkan bahwa stres kerja ternyata bukan
suatu hal yang dianggap mudah untuk diatasi baik di tingkat internasional
maupaun dalam negeri, kemungkinan disebabkan multifaktor yang begitu
komplek. Untuk itulah stres kerja perlu sedini mungkin diatasi oleh
pimpinan agar hal-hal yang merugikan Rumah Sakit dapat dicegah dan
segera diatasi. Bila banyaknya tugas dengan kemampuan baik fisik maupun
keahlian dan waktu yang tersedia maka akan menjadi sumber stres ( Davis
& Newstrom.2001)
Hal inilah yang mendorong penulis untuk meneliti sejauh mana hubungan
beban kerja dengan stres kerja perawat di Unit rawat inap RSUD Kraton
Kabupaten Pekalongan.
METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan desain penelitian

cross sectional corelasi,

merupakan rancangan penelitian dengan melakukan pengamatan pada saat
bersamaan. Sampel dalam penelitian adalah seluruh perawat yang bekerja di
unit rawat inap RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan, dengan Total
sampling atau sampling jenuh, yaitu mengambil seluruh anggota populasi
menjadi sampel dengan jumlah 81 orang perawat. Penelitian dilakukan di
Unit rawat Inap RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan. Alat penelitian
berupa Kuesioner untuk menilai stres kerja dan survei work sampling untuk


 

 

mengukur beban kerja. Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu
peniliti melakukan uji validitas yang dilaksanakan di RSUD Kabupaten
Batang. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 3 Januari sampai 16 Februari
2011.
HASIL
Hasil persentase distribusi frekuensi beban kerja ringan sebanyak 5 orang
(6,2%), sedang sebanyak 40 orang (49,4%) dan berat sebanyak 36 orang
(44,4%). Distribusi frekuensi stres kerja ringan 7 orang (8,6%), sedang
sebanyak 38 orang (46,9%), dan berat sebanyak 36 (44,4%). Berdasarkan
hasil uji kenormalan data dengan hasil normal (> 0,05) maka dilakukan
analisis data dengan uji Pearson Product Moment dengan hasil bahwa ada
hubungan beban kerja perawat dengan stres kerja perawat di RSUD Kraton
Kabupaten Pekalongan, dengan menunjukkan titik-titik mengumpul dengan
garis positif dengan hasil nilai r =-0,276 dan p value = 0,040 < α (0,05),
hal ini berarti terdapat hubungan antara beban kerja perawat dengan stres
kerja perawat di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan dengan sifat
hubungan positif sedang.
Hasil penelitian hubungan beban kerja dengan stres kerja perawat di unit
rawat inap RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan didapatkan hasil stres
kerja ringan 7 orang perawat (8,6%), stres kerja sedang 38 perawat (46,9%),
dan stres kerja berat 36 perawat (44,4%). Beban kerja ringan 5 perawat
(6,2%), beban kerja sedang 40 perawat (49,9%) dan beban kerja berat 36
perawat (44,4%).
Berdasarkan hasil uji hubungan antara beban kerja perawat dengan stres
kerja

perawat

di

RSUD

Kraton

Kabupaten

menggunakan uji korelasi Pearson didapatkan

Pekalongan

dengan

nilai signifikasi p value

0,040 maka p < α (0,05) sehingga didapatkan Ho ditolak, artinya bahwa
ada hubungan positiv sedang beban kerja perawat dengan stres kerja
perawat di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan.


 

 

Tabel 1
Analisis Tendensi Sentral beban kerja perawat Di RSUD Kraton Kabupaten
Pekalongan Tahun 2011
Tendensi sentral

Beban kerja

Mean
Median
Modus
Std.Deviasi
Minimum
Maksimum

13,70
13,20
13
3,488
5
21

Tabel 2
Analisis Tendensi Sentral Stres Kerja Perawat di Unit Rawat Inap RSUD Kraton
Kabupaten Pekalongan Tahun 2011
Nilai tendensi sentral
Mean
Median
Modus
Std.Deviasi
Minimum
Maksimum

Stres kerja
57,91
60,00
64
14,105
25
87


 

 

Tabel 3
Analisis Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja Perawat Di
Unit Rawat Inap RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan Tahun 2011



 
    

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil distribusi frekuensi Beban kerja sebagian besar sedang
sebanyak 40 orang (49,4%), hal ini menunjukkan bahwa salah satu
permasalahan yang sering muncul di suatu rumah sakit adalah beban kerja
perawat yang tidak seimbang, tahap perencanaan kebutuhan tenaga
perawat yang tidak sesuai dengan kapasitas kerja suatu institusi pelayanan.
P value
0,040 r =0,276
Ini sangat berisiko bagi kualitas
pelayanan
yang diberikan oleh perawat

karena apabila beban kerja tinggi maka ketelitian dan keamanan kerja
menjadi menurun .

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi stres kerja sebagian besar sedang
sebanyak 38 orang (46,9%), hal ini menunjukkan bahwa stres kerja yang
terjadi pada perawat di unit rawat inap RSUD Kraton Kabupaten
Pekalongan, cenderung berdampak pada performasi kerja, kelelahan,
emosi yang labil, sehingga memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja,
kelalaian dalam melaksanakan pekerjaan, seperti banyaknya jumlah tenaga
keperawatan yang ijin akibat sakit, jumlah tenaga perawat yang sangat


 

 

minim dalam satu shift jaga, adanya program laboratorium pasien yang
sering terlewatkan, pemberian jatah ransum makanan yang terlewatkan,
komunikasi yang kurang baik antara pasien dan perawat maupun antara
sesama perawat sehingga terjadi mis komunikasi, jadwal pemberian obat
oral maupun parenteral yang terlambat.

Hasil penelitian hubungan beban kerja dengan stres kerja perawat di unit
rawat inap RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan didapatkan hasil stres
kerja ringan 7 orang perawat (8,6%), stres kerja sedang 38 perawat
(46,9%), dan stres kerja berat 36 perawat (44,4%). Beban kerja ringan 5
perawat (6,2%), beban kerja sedang 40 perawat (49,9%) dan beban kerja
berat 36 perawat (44,4%).

Berdasarkan hasil uji hubungan antara beban kerja perawat dengan stres
kerja perawat di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan dengan
menggunakan uji korelasi Pearson didapatkan nilai signifikasi p value
0,040 maka p < α (0,05) sehingga didapatkan Ho ditolak, artinya bahwa
ada hubungan positiv sedang beban kerja perawat dengan stres kerja
perawat di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan.

Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan antara lain: Pengukuran
beban kerja dalam penelitian ini dilakukan oleh enumerator yang
merupakan teman kerja responden sehingga kemungkinan terjadi bias
personal, menyita banyak waktu dan tenaga pada saat pengukuran beban
kerja. belum adanya instrumen yang baku untuk pengukuran stres kerja
perawat di unit rawat inap, pengumpulan data dengan kuesioner memiliki
jawaban yang banyak dipengaruhi oleh sikap dan harapan pribadi yang
bersifat subyektif sehingga hasilnya kurang mewakili secara kualitatif.
Pengumpulan data dengan kuesioner hanya terbatas pada pernyataan
maupun pertanyaan yang disusun oleh peneliti.

10 
 

 

PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa beban kerja perawat di unit rawat inap RSUD
Kraton Kabupaten Pekalongan sebagian besar sedang sebanyak 38 orang
(46,9%). Stres kerja perawat di unit rawat inap RSUD Kraton Kabupaten
Pekalongan sebagian besar sedang sebanyak 40 orang (49,4%). Ada
hubungan antara beban kerja dengan stres kerja perawat di unit rawat inap
RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan dengan hasil p value 0,040 < α
(0,05).
Dwi Kusuma Indah: Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes
Universitas Muhammadiyah Semarang.
Ns.

Sri

Rejeki,S.Kp.

Keperawatan

M.Kep.Sp.Mat:
Maternitas

Dosen

Fakultas

Kelompok

Ilmu

Keilmuan

Keperawatan

dan

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.
EdyWuryanto,S.Kp.M.Kep: Dosen dan Wakil Rektor Fakultas Ilmu
Keperawatan

dan

Kesehatan

Universitas

Muhammadiyah

Semarang.

KEPUSTAKAAN
Panji Anoraga.(2009). Psikologi Kerja. Cetakan ke 5. Jakarta: Rineka
Cipta.
Alimul Aziz.(2003). Riset Keperawatan. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba
Medika.
Arwana & Heru Supriyanto.(2006). Manajeman Bangsal Keperawatan.
Cetakan I. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Beban Kerja Jurnal.http://www.bondanmanajemenblogspot.com.Diakses 28
September 2010.

11 
 

 

Beberapa

Cara
Untuk
Menyiasati
Stres
Kerja.
http:
www.benih.net/lifestyle/gaya.hidup. Diakses 5 Oktober 2010

Dirjen Yan.Med.(2005). Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit.
Cetakan II. Jakarta: Dep.Kes.RI.
Dep.Kes.RI.(2004). Pedoman Penyusunan SDM Kesehatan di Tk.Propinsi/
Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit. Jakarta: Dep.Kes.RI.
Gillies, D. A. (1989). Nursing Management A System Approac.W.B.
Soundere Company. Philadelphia.
Ginanjar R.Mahwidhi.((2007). Pengaruh Beban Kerja Terhadap Stres
Kerja Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD dr.Soeroto Ngawi.
Skripsi FKM UNAIR.
Handoko.H.(2008). Manajemen personalia dan Sumber Daya Manusia.
Edisi 2. Yogyakarta:BPFE.
Hasibuan S.P.Malayu(2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan
ketiga belas . Jakarta: Bumi Aksara.
Hastono.SP.(2001). Analisis Data. Jakarta: FKM UI.
Ilyas Yaslis.(2000). Perencanaan SDM Rumah Sakit. Depok: Pusat Kajian
Ekonomi Kesehatan. FKM UI.
Irwandi

Kaplawi
(2007).
Beban
Kerja.
http:www.irwandykaplawi.wodpres.com. Diakses 28 September
2010

Iman Rohadi.(2007). Pengaruh Stres Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Pegawai di Ditjen ASPASAF Deplu.Tesis S2 Ilmu
Manajemen Universitas Pancasila Depok: tidak dipublikasikan.
Kanwil Kementrian Agama Provinsi NTB. Resiko Penyakit Akibat Stres
Kerja.http:www.facebook.com/topic. Diakses 22 Desember 2010
Pande Made Sumartaya.(2003). Analisa Beban Kerja Dalam Kegiatan
Asuhan Keperawatan Sebagai Dasar Perencanaan Kompensasi
Perawat di Insalasi Rawat Inap RSUD Kraton Pekalongan. Tesis
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat UGM. Yogyakarta.
Marquis, H (1996).Leadership Roles and Functions in Nursing. Lippincot,
Philadelpia.
Martini.

(2007). Hubungan Beban Kerja Perawat dengan Praktek
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Unit Rawat Inap BP RSUD
Salatiga. Tesis Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat UNDIP:
tidak dipublikasikan

12 
 

 

Rahayu Astuti.(2010). Manajemen Data. Program S1 Keperawatan
UNIMUS: tidak dipublikasikan.
Ratna Sitorus.(2006). Model Praktik Keperawatn Profesional di Rumah
Sakit. Cetakan I. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
National Safety Council.(2004). Manajemen Stres (Stress Management).
Cetakan I. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
News & Article Side.(2009).http://www.inna.ppni.or.id./download/resiko
penyakit akibat kerja. Diakses 28 September 2010.
Newstorm J.W, Davis K.A (2001). Organizational Behavior: Human at
Work . Mc.Graw Hill.
Ni Nyoman Novitasari.(2003). Pengaruh Stres Kerja Terhadap Motivasi
Kerja Karyawan PT.HM.Sampoerna tbk. Surabaya. Program
Pasca Sarjana UNAIR: tidak dipublikasikan.
Joko Pitoyo, at all.(2003). Jurnal Kesehatan.vol.1. Hubungan Beban Kerja
Perawat dengan Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan di RSUD
dr.Saeful Anwar Malang.Politeknik Kesehatan Malang.Malang
Riwidikdo Handoko.(2009). Statistik Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi
Program R dan SPSS. Cetakan I. Yogyakarta. Pustaka Rihana.
Robbins Stephen P.(2003). Perilaku Organisasi. Jilid I Edisi 9. Indeks
Kelompok Gramedia. Jakarta.
Siagian P.Sondang.(2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan
ketujuh belas . jakarta: Bumi Aksara.
Smet Bart.(1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Supardi.(2007). Analisis Stres Kerja Pada Kondisi dan Beban Kerja Perawat di
Ruang Rawat Inap RUMKIT TK.II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan.
Tesis S2 Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra
Utara: tidak dipublikasikan.
Tulus Winarsunu.(2008). Psikologi Keselamatan Kerja. Malang: UMM Pres

Velthzal Rivai & Datc’ Ahmad Fawzi Mohd. Basri.(2005). Performance
Apraisal. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

13 
 

 

14