Peran Aktif Ikhwanul Muslimin Dalam Peme

Peran Aktif Ikhwanul Muslimin Dalam Pemerintahan Mesir
Pasca Revolusi Mesir Tahun 2011
Ditulis oleh :
Nursilam (1112022000073)
SKI V A (TIMTENG)

Abstrak
Wacana dan konsep demokrasi mulai memasuki kawasan semenanjung
Arab dan memberikan dampak tersendiri pada perubahan dunia politik dan sosial
di negara-negara Arab. Terutama dalam kesempatan pembukaan bagi partai-partai
politik Islam dan berbagai gerakan Islam untuk berpartisipasi dalam arena politik.
Fenomena yang paling menarik untuk dilihat adalah munculnya Ikhwanul
Muslimin (Ikhwanul Muslimin) gerakan di Mesir yang menyediakan warna
tersendiri antara nuansa partai politik yang meramaikan demokrasi di negeri ini.
Meskipun berasal dari kelompok kecil dengan keanggotaan terbatas, namun
berkat kecemerlangan ide-ide mereka dan konsistensi mereka dalam
memperjuangkan tujuan mereka, gerakan itu bisa mendapatkan respon positif dari
masyarakat Mesir.
Skenario politik Mesir yang cenderung dimainkan oleh ideologi dan
kepentingan pribadi elit politik dan kaum kapitalis, membuat gerakan
memutuskan untuk berpartisipasi dalam ranah politik. Namun kemenangan di

bidang politik bukan harga tetap untuk gerakan ini, tetapi ada tujuan yang lebih
mulia mereka yaitu dalam rangka berjuang untuk melestarikan dan menyebarkan
Islam. Oleh karena itu, gerakan ini muncul untuk menarik emansipasi dan
transformasi komunitas Muslim dan untuk mengatur ulang identitas politik dan
ekonomi sosial masyarakat Muslim agar sejalan dengan nilai-nilai etika Islam.
Adapun dalam makalah ini penulis menggunakan metode penelitian
analisis data yang terkumpul dari berbagai sumber literatur, seperti buku, website,
publikasi resmi, artikel, dan jurnal. Selanjutnya penulis menjelaskan, mencatat,
menganalisis, dan menginterprestasikan tentang hal-hal yang melandasi pokok
permasalahan tentang bagaimana peran aktif Ikhwanul Muslimin dalam mewarnai
perpolitikan di Mesir di bawah para pemimpin yang pro-Barat (Inggris, Amerika,
Israel) sampai terjadinya revolusi di Mesir pada tahun 2011.

 Tulisan ini dikumpulkan pada hari Senin, 24 November 2014. Sebagai tugas mata
kuliah Perubahan Sosial dan Budaya Masyarakat Asia Barat (Abad 11-18).

1

Pendahuluan
Dalam dunia politik kontemporer, banyak para ahli yang meyakini bahwa

politik dan keyakinan (kepercayaan) adalah hal yang terpisah dan tidak ada lagi
yang menerapkannya dalam bernegara. Namun di abad ini masih tumbuh gerakangerakan yang besar, kokoh dan berpegaruh yang berdasarkan kepada keyakinan
akan Tuhan untuk membangun sebuah negara yang baik. Gerakan Ikhwanul
Muslimin merupakan salah satu gerakan Islam terbesar yang terorganisir dan
berpengaruh di Mesir, di Timur Tengah, Afrika Utara, bahkan berpengaruh di
berbagai belahan dunia.
Ikhwanul Muslimin (IM) meyakini bahwa Islam bukanlah sekedar agama
yang menuntut keyakinan dan rangkaian kegiatan-kegiatan ibadah semata, akan
tetapi Islam adalah solusi untuk semua hal. IM menekankan bahwa Islam adalah
ideologi yang menyeluruh (comprehensive) untuk kehidupan pribadi maupun
kehidupan bermasyarakat, serta sebagai landasan membangun masyarakat dan
negara Islam. Hassan Albanna pendiri IM menyebutkan bahwa:
“... Islam adalah aqidah dan ibadah, negara dan kewarganegaraan, toleransi
dan kekuatan, moral dan material, peradaban dan perundang-undangan. ...”
Ikhwanul Muslimin merupakan organisasi Islam yang didirikan atas dasar
keinginan untuk menyatukan umat Islam setelah runtuhnya kekhalifahan Turki
Utsmani tahun 1924. Hasan Al-Banna mendirikan organisasi ini tahun 1928 untuk
merangkul masyarakat Mesir agar kembali menerapkan ajaran Islam dalam
kehidupan dan berupaya membentengi kebudayaan barat yang berkembang di
Mesir. Tahun 1952, IM bergabung dengan militer Mesir dan berhasil

menggulingkan raja Farouq yang dinilai sudah menjadi boneka kerajaan Inggris.
IM tumbuh membangun Mesir bersama militer hingga terjadi perselisihan dengan
Gamal Abdul Naser yang menilai gerakan keagamaan mengancam stabilitas
nasional. IM dibubarkan dari di Mesir dan menyebar di berbagai kawasan Timur
Tengah.
 Sana Abed-Kotob. The Accommodationists Speak: Goals and Strategies of the Muslim
Brotherhood of Egypt. International Journal of Middle East Studies, Vol. 27, No. 3 (Aug., 1995)
hal. 323.
 Hasan Al-Banna. Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin 2 (Surakarta: 2012) hal. 67.

2

Setelah

meninggalnya

Gamal Abdul

Naser, Anwar


sadat

yang

menggantikan posisi presiden mengalami kesulitan dalam menjaga stabilitas
pemerintahannya akibat pengaruh komunis. Sadat membebaskan anggota-anggota
IM yang ditahan selama pemerintahan Sadat dan memanggil pemimpin IM yang
berada di luar negeri. Sadat memanfaatkan organisasi ini untuk mendapatkan
dukungan dan menekan perkembangan komunis. Namun situasi ekonomi Mesir
yang tidak stabil akibat perperangan yang berkelanjutan dengan Israel menjadi
beban pemerintahan Sadat. Untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi tersebut,
Sadat memilih mengikuti diplomasi yang dilakukan AS untuk mengakhiri perang
dengan Israel dan menyepakati perjanjian damai dengan Israel tahun 1978 dan
1979. Hasil dari kesepakatan tersebut memberikan Mesir atas hak milik Sinai dan
Mesir menerima bantuan militer serta ekonomi berkelanjutan dari AS. Namun
konsekuensi dari tindakan tersebut, Mesir dikucilkan dari dunia Arab dan
kehilangan pengaruh di kawasan Timur Tengah. Gerakan-gerakan ekstrimis pun
bermunculan yang berujung pada pembunuhan Anwar Sadat. Tahun 1981, Husni
Mubarak memimpin Mesir dengan menjalankan apa yang telah dimulai oleh
pendahulunya, Sadat. Ikhwanul Muslimin dibiarkan berkembang namun tetap

dianggap sebagai organisasi ilegal.
Kebijakan luar negeri Mubarak tunduk pada kepentingan AS di Timur
Tengah. Kebijakan yang dikeluarkan Mubarak cenderung menguntungkan AS dan
sekutunya Israel. Sebagai negara Arab dan mayoritas muslim, Mesir tidak lagi
mejalankan perannya dengan semestinya. Kebijakan terhadap kawasan Afrika
hanya untuk mengambil keuntungan dari Sungai Nil dan menolak untuk
membicarakan pembagian secara adil. Hubungan Mesir-Afrika tidak baik selama
rezim Mubarak. Meskipun terjadi banyak tuntutan dari kelompok-kelompok
masyarkat, Mubarak tidak memberikan lawan politiknya untuk tampil
menyainginya. Kelompok Ikhwanul Mulsimin terus mengawalnya dari parlemen.
Dengan alasan keamanan dan stabilitas negara, Mubarak selalu membubarkan
 Abd al-Monein Said Aly and Manfred W. Wenner. Modern Islamic Reform Movements:
The Muslim Brotherhood in Contemporary Egypt. Middle East Journal, Vol. 36, No. 3 (Summer,
1982) hal. 348.
 Rizfa Amalia. Kebijkan-Kebijakan Hosni Mubarak Di Mesir (1981-2011), Skripsi UI
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (Depok: 2012) hal. 26.

3

parlemen jika tidak mendukung pemerintah. Meskipun ilegal, aktifitas gerakan IM

tetap tumbuh dan berkembang dalam masyarakat kecil melalui kegiatan-kegiatan
sosial masyarakat. Setelah 30 tahun rezim Mubarak bertahan, negara-negara Arab
dilanda gelombang protes terhadap pemerintah-pemerintah. Demonstrasi pertama
terjadi di Tunisia, menuntut mundur rezim Ben Ali menjadi pememicu semangat
reakyat Mesir menyuarakan tuntutan untuk mengakhiri rezim Mubarak. Desakan
yang besar memaksa Mubarak untuk meletakkan jabatannya pada tanggal 11
Febuari 2011.
30 April 2011, IM mendirikan partai Freedom and Justice Party (FJP)
sebagai sayap politik untuk mengikuti pemilihan parlemen Desember 2011Januari 2012. IM berhasil memenangkan 47,2 % suara dan diikuti oleh partai AnNour yang berafiliasi dengan kelompok Salafi 24,22% suara. Kemenangan FJP
dan An-Nour menjadikan parlemen Mesir didominasi oleh kelompok Islam.
Muhammad Mursi yang diusung Ikhwanul Muslimin dan Partai An-Nour
memenangkan pemilihan presiden pada bulan Juni 2012. Setelah terpilihnya
Mursi sebagai presiden baru Mesir secara demokratis, Mursi mulai melakukan
pergeseran pola politik luar negeri Mesir, terutama dengan negara Inggris,
Amerika, dan Israel.
Pergerakan Ikhwanul Muslimin merupakan jawaban dari kondisi
masyarakat Mesir di bawah pemimpin yang pro-barat, terutama dalam aspek
sosial, pendidikan, dan agama. Sehingga pergerakannya pun bukan hanya
berpusat di kalangan bawah (masyarakat), tetapi Ikhwanul Muslimin juga ikut
andil dalam perpolitikan Mesir dan puncaknya ketika aktivis Ikhwan berhasil

menjadi presiden Mesir yang dipilih secara demokratis yakni Muhammad Mursi.
Dengan menguasai pemerintahan pusat maka Ikhwanul Muslimin akan lebih
mudah dalam mensyi’arkan dakwah Islam dan akan lebih mudah mewujudkan
cita-cita Ikhwanul Muslimin, yaitu mengembalikan identitas politik dan ekonomi
sosial masyarakat Muslim agar sejalan dengan nilai-nilai etika Islam.
Ikhwanul Muslimin Di Era Hosni Mubarak
 Sita Hidriyah. Terpilihnya Muhammad Mursi dan Babak Baru Demokrasi di Mesir. Info
Singkat Hubungan Internasional, Vol. IV, No. 13/I/P3DI/Juli/2012.
 Ibid.

4

Ikhwanul Muslimin memiliki peranan yang signifikan di Mesir bahkan di
luar negeri. Kelompok Islam moderat ini berkecimpung tidak hanya dalam bidang
agama, namun juga ikut serta dalam bidang politik. Meskipun secara teoritis
nasionalisme dan Islam seharusnya terpisah, Ikhwanul Muslimin mampu
menjalankannya secara bersamaan. Kehadiran Ikhwanul Muslimin membuat
Hosni Mubarak resah. Kegiatan-kegiatannya dianggap mengancam kekuasaan
Mubarak di Mesir. Berbagai kebijakan juga dilakukan terhadap kelompok islam
moderat tersebut.

Ikhwanul Muslimin merupakan organisasi agama Islam yang religius
dengan tujuan menyebarkan Islam dan berakhlak yang mulia. Organisasi ini
didirikan oleh Hasan Al-Banna di Mesir pada 1928. Sejak organisasi ini berdiri,
sasarannya adalah sosial dan politik, namun tetap berbasis Islam. Hasan Al Banna
adalah pendiri Ikhwanul Muslimin di Mesir. Dia lahir pada Oktober 1906 di
Buhairah, timr laut Kairo. Ayahnya seorang imam dan pengajar di masjid. Ketika
berumur belasan tahun, dia mulai mempelajari sufi, mengajar, dan memiliki
nasionalisme yang tinggi. Gabungan dari berbagai pengaruh, mulai dari sufisme,
pemikiran Muhammad Rashid Ridha dan gerakan Salafiyah, nasionalisme hingga
ajaran dari ajaran ayahnya, membuat Al-Banna membuat sebuah pemikirannya
sendiri. Sewaktu menjadi seorang pengajar, dia banyak bergaul dengan
masyarakat setempat. Pada 1927, Al-Banna mendukung berdirinya Ikatan Pemuda
Muslim di Kairo dan pada tahun 1928, dia mendirikan jamaahnya sendiri yang
bernama Ikhwanul Muslimin. Dia terbunuh oleh polisi pada 12 Februari 1949.
Dalam pergerakannya, Ikhwanul Muslimin menggunakan konsep ketaatan
kepada pemimpin dan pola organisasinya yang ketat yang menghubungkan
pimpinan tertinggi sampai satuan terkecil, seperti keluarga. Organisasi ini juga
mencakup hubungan yang cukup luas, mulai dari teknis dan komite maupun
dewan penasihat. Ikhwanul Muslimin telah memiliki lebih dari 300 cabang yang
menyebarluaskan gagasan-gagasannya. Ikhwanul Muslimin juga mendirikan

pabrik, perusahaan, sekolah, dan rumah sakit sendiri.
 Abd al-Monein Said Aly and Manfred W. Wenner. Op. Cit. Hal. 337.
 Michael Judy. The muslim Brother and the Theat to U.S. National Securuity-The
Movement. Global Scurity Studies, Vol.2, Issu.4, tahun 2011. Hal. 38.

5

Ikhwanul Muslimin memiliki daya tarik yang kuat. Banyak kalangan
masyarakat Mesir yang mendukung mereka, mulai dari guru besar, mahasiswa,
dokter, pengacara sampai kaum professional lainnya. Meskipun pemerintahan
melarang dan menyatakan tidak sah, organisasi ini tetap diterima secara de facto.
Ikhwanul Muslimin juga mampu menunjukkan kepada masyarakat bahwa
kelompok-kelompok Islam secara umum mampu memperoleh legitimasi dan
pengaruh positif yang mereka miliki dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
menjalankan misinya, Ikhwanul Muslimin bekerja melalui organisasi-organisasi
sah yang ada di Mesir.
Pada saat Mubarak sibuk menumpas kelompok Islam radikal, Ikhwanul
Muslimin memposisikan diri mereka menjadi sebuah kekuatan politik alternatif
dan bersuara moderat. Ikhwanul Muslimin memang menjadi pihak yang
diuntungkan dalam permasalahan tersebut, namun dia juga tidak bisa luput dari

kecaman pemerintahan Mubarak. Akan tetapi, meskipun Mubarak berusaha
menumpas mereka, hal itu tidak membuat Ikhwanul Muslimin ini hancur.
Ikhwanul Muslimin merupakan sebuah organisasi yang cukup unik. Dia
merupakan sebuah organisasi yang berkecimpung di dunia keagamaan, dalam hal
ini adalah Islam, sosial, dan politik.
Ikhwanul Muslimin terkadang memilih menggunakan cara kekerasan
untuk menentang kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dengan prinsip yang
mereka yakini. Ikhwanul Muslimin juga seringkali menyesuaikan strateginya
dengan angin politik yang sedang berhembus. Hal ini dibuktikan saat Ikhwanul
Muslimin mencoba mengambil hati Mubarak ketika pemerintahan Mesir sedang
bersitegang dengan kelompok Islam radikal. Ketika itu Ikhwanul Muslimin
muncul sebagai sebuah organisasi Islam moderat.
Dalam pemerintahannya, Mubarak menjalin hubungan yang dapat
dikatakan cukup baik dan lebih akomodatif dengan pihak oposisinya, yaitu
dengan memberi ruang kepada mereka agar pihak oposisi dapat menyalurkan
aspirasinya. Hal ini dilakukan Mubarak karena dia sadar bahwa “Kebangkitan
 Barry Rubin. The Muslim Brotherhood: The Organization and Political of a
GlobalIslamic Movement (United States: 2010) Hal. 39.
 Rizfa Amalia. Op Cit. hal. 39


6

Islam” bukanlah kekuatan asing yang merupakan kelanjutan dari gerakan-gerakan
sebelumnya yang telah berlangsung lama dan melibatkan banyak unsur sesuai
perkembangan demokrasi dan kapitalisme. Keleluasaan yang diberikan oleh
Mubarak agar Ikhwanul Muslimin dapat bekerja sama dengan pemerintah supaya
tidak memunculkan kelompok Islam yang lebih radikal tidak lagi menentang
pemerintahan Mubarak, namun pemerintah sendiri akan membatasi gerak-gerak
Ikhwanul Muslimin agar tidak menyalahgunakan kewenangan tersebut.
Ikhwanul Muslimin ikut serta dalam politik Mesir. Pemerintah Mesir
memang tidak mengakui Ikhwanul Muslimin sebagai sebuah partai politik, namun
diakui sebagai semi organisasi. Pemerintahan Mubarak juga mengizinkan
Ikhwanul Muslimin untuk ikut dalam pemilihan umum parlemen dan berkoalisi
dengan partai politik lainnya. Pada 1980 sampai 1990, Ikhwanul Muslimin lebih
menunjukkan eksistensinya dalam bidang agama, baik secara moderat maupun
militan. Pada Agustus 1995, Mubarak menangkap ratusan aktivis Ikhwanul
Muslimin ke pengadilan militer yang biasanya digunakan untuk mengadili para
tersangka teroris.
Penjelasan di atas menjelasakan bahwa Mubarak juga melakukan tindakan
dan kebijakan terhadap Ikhwanul Muslimin. Berbeda dengan Al-Jamaah Wa
Jihad, Ikhwanul Muslimin lebih moderat. Dalam hal ini, Mubarak sempat
memberikan keleluasaan terhadap kegiatan-kegiatan Ikhwanul Muslimin,
misalnya mengizinkan Ikhwanul Muslimin mengikuti pemilihan umum meskipun
hanya berkoalisi dengan salah satu partai politik. Meskipun diberi kebebasan,
Mubarak tetap membatasi gerak-gerik para anggota Ikhwanul Muslimin serta
menangkap kemudian menghukum anggota yang dianggap mengancam kekuasaan
Mubarak.
Dinamika politik Timur Tengah yang rawan konflik sangat mempengaruhi
politik luar negeri Mesir. Di era pemerintahan Husni Mubarak, Mesir merupakan
negara sekutu AS yang membantu keberlangsungan kepentingan AS di Timur
Tengah terutama terkait keberadaan Israel yang terjalin sejak penandatanganan
perjanjian Camp David. Kedekatan AS dan Mesir menyebabkan politik luar
 Ibid. Hal. 40

7

negeri Mesir cenderung menguntungkan kepentingan-kepentingan AS di Timur
Tengah dan banyak merugikan kelompok-kelompok Islam yang merupakan
kelompok dominan di Timur Tengah. Pemerintah Mesir mengembangkan
sekulerisme dan membantu AS membelenggu gerakan-gerakan Islam yang
diyakini AS sebagai kelompok-kelompok teroris yang mengancam keamanan
internasional.
Keberpihakan Mesir terhadap dunia barat menghilangkan jati diri Mesir
sebagai bangsa Arab. Mesir kehilangan kepercayaan dan kekuatan untuk
merangkul persatuan bangsa Arab seperti yang pernah terjadi pada masa
pemerintahan Gamal Abdul Nasir. Mesir semakin terpuruk dalam kendali AS,
semakin tergantung pada bantuan ekonomi AS dan tidak dapat berbuat apa-apa
terhadap konflik disekitarnya yang berkaitan dengan agresi Israel.
Setelah terjadinya pergolakan di beberapa negara kawasan Timur Tengah
(Arab Spiring), demonstran Mesir berhasil memaksa Husni Mubarak untuk
mundur dari jabatan presiden dan menyerahkan kekuasaan sementara pada Dewan
Agung Militer. Kelompok Ikhwanul Muslimin sebagai gerakan Islam terbesar di
Timur Tengah mendapatkan peluang untuk mendapatkan kepercayaan rakyat
untuk memerintah Mesir. Pada pemilihan parlemen tahun Desember 2011 hingga
Januari 2012, FJP sebagai sayap politik Ikhwanul Muslimin memenangkan
pemilihan umum dengan mendapatkan 47,2% suara. IM juga mendapatkan
kepercayaan rakyat dengan terpilihnya Muhammad Mursi salah seorang petinggi
IM sebagai presiden terpilih Mesir untuk menjalankan pemerintahan yang baru.
Gerakan Ikhwanul Muslimin merupakan gerakan muslim terbesar di Mesir
dan Timur Tengah bahkan paling berpengaruh di Dunia. IM menilai hegemoni AS
yang kuat di Timur Tengah dan Mesir memberikan dampak buruk terhadap dunia
Islam. IM didirikan sejak tahun 1928 dibangun atas dasar keinginan untuk
mengembalikan semua aspek kehidupan masyarakat pada ajaran Islam. IM
memandang AS telah melakukan penindasan terhadap kelompok-kelompok Islam
 Robert. S. Leiken amd Steven Brooke. The Moderate Muslim Brother. Jurnal Foreign
Affairs, Vol. 86, No. 2 (Mar-April, 2007) Hal. 121.
 The Guardian. Muslim Brotherhood's Mohammed Morsi wins Egypt's presidential
race.posted:June 2012. Dapat diakses di: http://www.guardian.co.uk/world/middle-eastlive/2012/jun/24/egypt-election-results-live. Diakses pada tanggal 17 Desember 2014. Pikul 15.21.

8

apalagi keberpihakannya terhadap Israel yang menduduki Palestina. Meskipun
gerakan ini mendapatkan tekanan yang sangat kuat sejak didirikan namun terus
berkembang pesat menjadi kekuatan paling berpengaruh terhadap peta politik di
Timur Tengah. Setelah IM menguasai Mesir, IM menata ulang negara Mesir
dengan menekankan aspek demokrasi yang disesuaikan dengan prinsip-prinsip
Islam. Perbedaan Ideologi yang mendasar dari kepemimpinan IM dari
pemerintahan sebelumnya akan berpengaruh pada arah kebijakan luar negeri
Mesir pasca terjadinya revolusi.
Ikhwanul Muslimin Di Era Muhammad Mursi
Era Muhammad Mursi, Politik luar negeri Mesir untuk Palestina semakin
berkembang setelah Mesir berada di bawah kepemimpinan Muhammad Mursi.
Pada tahun 2012 atau ketika Muhammad Mursi memimpin Mesir, perbatasan
Mesir-Palestina kembali dibuka, dan rakyat Palestina diizinkan untuk memasuki
Mesir tanpa visa. Sembari membela hak-hak rakyat Palestina, Mesir dengan
dukungan pihak pertahanan terus mengkritik operasi militer yang dilakukan Israel
di Gaza. Perbatasan Rafah dibuka selama 12 jam, dan dibuka enam kali dalam
seminggu, dan penduduk Gaza yang yang berusia antara 18-40 tahun harus
melapor untuk dapat melintasi perbatasan tersebut, sementara wanita dan anakanak tidak perlu melapor. Mereka yang menggunakan perbatasan untuk tujuan
berdagang dalam skala besar masih dipertimbangkan untuk dapat melintasi
perbatasan tersebut.
Duta besar Mesir untuk Israel ditarik dan duta besar Israel untuk Mesir
mendapat protes resmi dari Mesir. Dan orang yang ada di balik dukungan nyata
Mesir ini adalah presiden terpilih hasil pemilu, Muhammad Mursi. Mursi terpilih
menjadi presiden Mesir pada 8 Juli 2012. Mursi pernah menyatakan bahwa “The
Israelis must realise that this aggression is unacceptable and would only lead to
instability in the region”. Liga Arab mendukung protes terhadap Israel dengan
melakukan serangkaian pertemuan dan meminta dukungan dari Dewan Keamanan
PBB.
 Middle East Policy Council, Egypt Opens Its Border with Gaza, dalam
http://www.mepc.org/articles-commentary/commentary/egypt-opens-its-border-gaza?print.Diakses
pada tanggal 17 Desember 2014. Pukul 14.56.

9

Semenjak Mursi berkuasa, hubungan Mesir-Palestina sangat aktif, selain
membuka kembali perbatasan Rafah, pada 29 November 2012, Mesir juga
mendukung Palestina menjadi anggota PBB dengan upaya voting United Nations
General Assembly resolution 67/19. Keputusan resolusi tersebut menjadikan
Palestina sebagai salah satu peninjau non-anggota di PBB, posisi tersebut sama
seperti Vatikan.
Dibukanya

kembali

perbatasan

Rafah

menunjukkan

keberhasilan

kebijakan luar negeri Mursi, karena dianggap lepas dari tekanan Israel. Dibukanya
kembali perbatasan memudahkan penduduk Gaza yang berjumlah sekitar 1.5 juta
orang mendapatkan akses ke dunia yang lebih luas, karena selama ini mereka
merasa di blokade oleh Israel dan dihalang-halangi oleh Mesir. Terbukanya
kembali perbatasan Rafah menurut Alan Phils, penulis harian di The National,
UEA, menunjukkan adanya gap antara Mesir dan Israel, dan menunjukkan sinyal
bahwa politik luar negeri Mesir telah berubah dan Mesir akan bertindak tanpa
harus berkonsultasi dulu dengan Israel.
Masyarakat Palestina terutama Gaza menyadari bahwa mereka menaruh
harapan yang besar pada Mursi, yang akan lebih simpati dengan mereka, dan
memiliki kedekatan ideologis dengan organisasi nomor satu di Gaza, HAMAS.
Diakui Mesir, bahwa pembukaan perbatasan Rafah belum mengakhiri blokade
terhadap Gaza, namun ini menunjukkan perubahan yang signifikan.
Politik domestik Mesir mengalami kekisruhan di tahun 2013 yang
menyebabkan Mursi harus mundur dari jabatan. Turunnya Mursi dari presiden
menyebabkan militer kembali berkuasa di Mesir. Perubahan politik domestik ini
kemudian mempengaruhi urusan luar negeri Mesir seperti isu Palestina. Tak lama
setelah penggulingan Mursi pada 3 Juli 2013, militer kembali menutup perbatasan
Rafah, dengan alasan terjadi penembakan terhadap 20 orang polisi di dekat
perbatasan dan pelakunya diduga dari militan HAMAS. Peristiwa ini menjadi
perhatian karena selama masa Mursi memimpin, perbatasan Rafah dilewati 1200
orang tiap harinya. Penutupan kembali perbatasan Rafah diduga dipengaruhi

 Ibid.

10

pihak lain terutama Israel, dan HAMAS memiliki hubungan yang tidak baik
dengan pemerintahan Mesir yang berasal dari latar belakang militer.
Ikhwanul Muslimin dan Dasar Pemikirannya
Jama’ah Al-Ikhwan Al-Muslimun (Muslim Brotherhood) atau Ikhwanul
Muslimin adalah kelompok gerakan Islam Suni yang didirikan oleh Al-Banna
pada tahun 1928. Ikhwanul Muslimin didirikan sebagai solusi atas kemunduran
Islam yang terpecah belah dan semakin jauh dari nilai-nilai kehidupan Islam.
Keruntuhan kekhalifahan Turki Usmani tahun 1924 adalah puncak dari
kemunduran umat Islam. Krisis keyakinan, ideologi, ekonomi, perpecahan
diberbagai negeri muslim, bahkan penjajahan dan pendudukan diberbagai wilayah
muslim semakin melemahkan dan memuat umat Islam tidak berdaya. Dari hal-hal
seperti inilah, Hasan Al-Banna mendirikan IM agar dapat mengobarkan persatuan
umat Islam dan menjadikan nilai-nilai dan hukum-hukum Islam kembali menjadi
dasar-dasar dari seluruh aspek kehidupan.
Kondisi-kondisi kemunduran Islam dan keadaan Mesir yang sudah
menjauhkan nilai-nilai Islam dari kehidupannya menjadi salah satu tujuan utama
Al-Banna mendirikan IM. Setelah perang dunia pertama usai, Inggris dan Prancis
menjadi negara yang paling memiliki kekuasaan di negeri-negeri muslim. Inggris
memiliki kekuasaan antara lain di Mesir, Sudan, Irak, Palestina, India (sebelum
terpisah dengan Pakistan), Malaysia, Nigeria dan beberapa wilayah Afrika.
Sedang kan Prancis memiliki wilayah jajahan yaitu Suriah, Libanon, Afrika Utara
(Tunisia, Al-Jazair, dan Maroko) Mauritania, Sinegal dan beberapa wilayah
lainnya. Hukum positif Inggris menggantikan secara utuh hukum Islam (Syari’ah
Law) yang selama tiga belas abad menjadi sumber hukum agama, peradilan dan
perundang-undangan di Mesir. Pemikiran Barat mulai berkembang dalam semua
aspek, baik dalam filsafat, moral, politik, ekonomi, dan budaya barat menjadi
rujukan serta tren menggantikan budaya Islam yang sudah bekembang sejak lama.

 Gaza: Hamas urges Egypt to reopen Rafah crossing, BBC, 23 Agustus 2013, dalam
http://www.bbc.co.uk/news/world-middle-east- 23809332. Diakses pada tanggal 17 Desember
2014. Pukul 14.51.
 Michael Judy.Op. Cit.. Hal. 51.

11

Keadaan-keadaan yang terjadi di Mesir menimbulkan tuntutan-tuntutan
dari berbagai kalangan masyarakat di penjuru negeri Islam untuk mengembalikan
ke khalifahan Islam yang telah runtuh tahun 1924. Para kalangan atas, pemukapemuka masyarakat dan pemuka agama juga mengikuti arus westernisasi sehingga
intervensi Inggris semakin kuat, terutama dalam bidang ekonomi. Akhirnya enam
orang rekan-rekan Al-Banna berkumpul berbagi visinya untuk Ismailiyah dan
Mesir dan membicarakan perlunya gerakan untuk mengembalikan keadaan
masyarakat yang menjunjung nilai-nilai Islam. Melalui pertemuan ini, Al-Banna
mendirikan organisasi “Ikhwanul Muslimin” yang dipimpin langsung olehnya.
Nama Ikhwanul Muslimin dipilih oleh Al-Banna :
“We are brothers in the service of Islam; hence we are “The Muslim
Brothers.”
Al-Banna meyakini bahwa Islam memiliki sistem yang lengkap, aturanaturan bersumber dari Tuhan baik permasalahan keseharian, hukum, politik dan
berbagai aspek lainnya.
Ikhwanul Muslimin merupakan sebuah organisasi Islam berlandaskan
ajaran Islam. IM menganut paham sunni yang moderat dan universal sesuai
dengan Al Qur’an dan Hadis yang dijadikan landasan utama. IM memandang
bahwa Islam adalah agama yang universal dan menyeluruh, bukan hanya sekedar
agama yang mengurusi ibadah ritual seperti shalat, zakat, puasa, haji saja.”
Pandangan dasar IM terhadap Islam mengikuti mazhab Hambali salah satu dari
empat ulama mazhab utama dalam Islam. Mazhab Hambali ini merupakan
mazhab yang sangat teliti dalam menafsirkan dan menerapkan Al-Qur’an dan
Hadist.
Perhatian utama dari IM berpusat pada dominasi Mesir oleh kekuatan
asing yang telah merubah budaya Islam di Mesir, kemiskinan, merosotnya moral
masyarakat yang telah terjadi diseluruh pelosok Mesir. IM meyakini bahwa solusi
untuk semua permasalahan ini hanya dengan mengembalikan ajaran Islam sebagai
pedoman utama dalam masyarakat dan perlunya untuk membangun pemahaman
 Esra Aavsar. The Transformation Of The Political Ideology And The Democracy
Discourse Of The Muslim Brotherhood In Egypt (Thesis ,Middle East Studies: 2008) Hal. 24.

12

bahwa umat Islam adalah umat yang satu dan harus brsama-sama melawan
pengaruh buruk dari budaya barat. Mengenai pandangan tentang persatuan umat
Islam ini, IM juga mendapatkan ide-ide dari cendikiawan Islam Jamaludin AlAfghani. Jamaludin Al-Afghani memiliki pandangan perlunya persatuan umat
Islam di seluruh dunia (Pan-Islam) untuk menyingkirkan dominasi barat dan
menerapkan Islam sebagai dasar utama dalam kehidupan.  Perbedaan-pebedaan
dalam padangan Islam harus dicermati dengan baik sehingga tidak memecah
belah umat Islam dan semakin menenggelamkan Islam. Pandangan ini juga
menjadi dasar bagaimana IM dalam tindakan-tindakan organisasinya.
Hassan Al-Banna merupakan tokoh utama sebagai pendiri dan meletakkan
dasar-dasar gerakan Ikhwanul Muslimin. Prinsip-prinsip dasar IM dikumpulkan
dalam buku Risalah Pergerakan Al-Ikhwan Al-Muslimun. Diantara prinsip dasar
gerakan IM terdapat lima selogan, yaitu : Allah ghayatuna (Allah adalah tujuan
kami), Ar-Rasul qudwatuna (Rasul adalah teladan kami), Al-Qur'an syir'atuna
(Qurban adalah undang-undang kami), Al-Jihad sabiluna (jihad adalah jalan
kami), dan Asy-Syahadah umniyyatuna (Mati syahid adalah cita-cita kami).
Cara pandang Al-Banna tentang pentingnya persatuan umat Islam
diseluruh dunia sangat dekat dengan Pan-Islam yang digulirkan oleh Jamaludin
Al-Afghani. Jamaludin Al-Afghani merupakan seorang syi’ah yang memiliki
pandangan universal sehingga mengenyampingkan perbedaan-perbedaan yang ada
dan

mengedepankan

persatuan.

Ide

Pan-Islam

inilah

yang

terus

dikembambangkan Al-Banna meskipun secara akidah (keyakinan) berbeda dengan
Al-Afghani.
Al-Banna mempunyai visi untuk menyatukan seluruh umat Islam dan
persatuan negara-negara Islam. Tujuan utama Al-Banna dalam IM adalah untuk
mempersatukan umat yang terpecah belah setelah runtuhnya kekhalifahan Turki
Utsmani. Sejak awal gerakan ini muncul, IM sangat gencar untuk menyatukan
pihak-pihak yang saling bercerai dan bermusuhan dalam kerangka perjuangan
 Zafar Ishaq Ansarī. Contemporary Islam and Nationalism a Case Study of Egypt. Brill:
Die Welt des Islams, New Series, Vol. 7, Issue 1/4 (1961). Hal. 12
 Indri Nur. Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam Imam Hasan Al-Banna. Artikel
STAIN Sorong. Hal. 5

13

untuk Islam, dari kelompok, individu maupun lembaga. Al-Banna menegaskan
gerakan

tersebut

adalah

untuk

membangun

dan

menghimpun,

tidak

menghancurkan, tidak memecah belah.
Keinginan Al-Banna terhadap IM bukan untuk meleburkan akidah, akan
tetapi untuk menyatukan barisan (Tauhidus Sufuf) dari keduanya sebagai
rekonsiliasi, sekaligus koalisi untuk membendung arus ateisme, komunisme,
sosialisme, kapitalisme, imperialisme dan hedonisme yang telah terjadi di negerinegeri Islam.
Al-Banna menyanggah pendapat-pendapat yang menganggap bahwa
berpengang pada Islam berarti mengancam hubungan dengan barat, menjadikan
barat takut dengan Islam dan berprasangka buruk. Mengenai hal ini, Al-Banna
mengemukakan bahwa banyak orang mengira bahwa sistem Islam dalam
kehidupan baru akan menjauhkan umat Islam dari negara-negara barat dan dapat
merusak hubungan yang sudah terjalin baik, namun dugaan ini tidak beralasan.
Islam secara tegas berbicara tentang perjanjian-perjanjian dan melaksanakan
kesepkatan-kesepakatan. Meskipun berhadapan dengan kelompok yang tidak
seakidah, Islam tetap meletakkan prinsip-prinsip untuk menghormati perjanjian
dan harus dilaksanakan.
Ikhwanul Muslmin adalah organisasi Islam Suni terbesar yang paling
terorganisir bahkan hingga pada level mayarakat terkecil. Tingkat yang paling
dasar dari organisasi ini adalah keluarga sebagai sel terkecil yang terdiri sekitar 5
orang. Kemudian sel-sel ini berinteraksi dan berbagi dengan sel-sel yang lainnya
dan menunjuk seorang pemimpin yang disebut dengan Naqib untuk mewakili di
dewan administrasi cabang Ikhwanul Muslimin setempat. Setiap keluarga
diperlukan untuk memimpin masyarakat sekitarnya untuk menuntun gaya hidup
secara Islam, memperkuat ikatan dengan umat Islam lainnnya, melakukan
pertemuan mingguan, serta kegiatan-kegiatan rutinitas seperti sholat, berpuasa,
mempelajari Al-Qur’an dengan sesama anggota gerakan, menyumbangkan
sebagian pendapatan untuk dana solidaritas yang digunakan untuk anggota yang
membutuhkan dan sebagian dimasukkan dalam anggaran kesejahteraan umum
 Esra Avsar. The Transformation of the Poliutical Ideologi and The Democracy
Discourse of the Muslim Brother in Egypt (Middle East Technical Univerasity: 2008) Hal. 115.

14

dari markas IM. Aktifitas sel-sel ini sangat efektif sebagai pelatihan terhadap
anggota-anggota gerakan.
Aktifitas dari sel-sel ini dipantau oleh tingkat administrasi daerah. Bagian
ini titunjuk sebagai badan independen baik secara sosial (kegiatan-kegiatan sosial
dalam masyarakat) maupun politik. Ditingkat administrasi daerah ini tunduk pada
pedoman dari Mursyid ‘Am. Di tingkat tertinggi pimpinan Ikhwanul Muslimin
disebut Mursyid 'Am atau Ketua Umum. Adapun tugas dari Mursyid 'Am adalah
untuk mengatur organisasi Ikhwanul Muslimin di Mesir hingga cabang-cabang
seluruh dunia. Mursyid ‘Am di tunjuk oleh dewan syura.
Mursyid 'Am yang pernah memimpin Ikhwanul Muslimin adalah Hassan
al-Banna (1928-1949), Hassan al-Hudhaibi (1949-1972), Umar at-Tilmisani (1972
- 1986), Muhammad Hamid Abu Nasr (1986-1996), Mustafa Masyhur (1996 2002), Ma'mun al-Hudhaibi (2002-2004), Muhammad Mahdi Akif (2004-2010),
Muhammad Badie (2010-sekarang).
Kebijakan-kebijakan Muhammad Mursi Pasca Revolusi 2011
Dalam pembentukan politik luar negeri suatu negara, faktor psikologis dan
latar belakang pengambil keputusan merupakan hal penting yang harus
dieprhatikan. Pasca revolusi Mesir, Kelompok Ikhwanul Muslimin menjalankan
peran sebagai kelompok yang menguasai posisi-posisi strategis dalam politik
Mesir. Ideologi yang dibangun oleh gerakan ini akan sangat mempengaruhi
bagaimana kebijakan baru politik luar negeri Mesir. Walaupun pengambil
keputusan adalah seorang individu, faktor organisasional yang menjadi latar
belakang invividu tersebut akan memberikan pengaruh besar dalam membuat
suatu keputusan. Peran IM dalam menentukan pola baru politik luar negeri Mesir
tidak hanya didukung oleh kuatnya basis dalam masyarakat, namun juga
keberadaan anggota dari kelompok ini sebagai pengambil putusan.
Politik luar negeri Mesir yang telah dibangun Mubarak mulai berubah
sejak duduknya Mursi sebagai presiden baru. Mursi mengambil langkah aktif
dalam menempatkan Mesir dalam peran regional dan internasional. Sebelum maju
 Michael Judy. Op. Cit. Hal. 38

15

dalam pemilihan presiden Mesir, Muhammad Mursi merupakan ketua partai FJP
yang merupakan sayap politik Ikhwanul Muslimin. FJP dan IM secara aktif
menerima kunjungan dan menemui delegasi dari berbagai negara untuk
memperkuat hubungan Mesir dan peningkatan kerjasama ekonomi dan politik.
Meskipun Mesir merupakan sekutu utama AS di Timur Tengah, Mursi tidak
menunjukkan aksi positif dalam hubungan AS-Mesir sebagai mitra strategis.
Mursi memulai kunjungan luar negerinya ke Arab Saudi, Cina, Iran yang
menyebabkan timbulnya berbagai spekulasi politik. Mursi memperkuat hubungan
dengan Arab Saudi serta mengambil langkah aktif terhadap krisis yang terjadi di
Suriah. Mesir berhasil mengajak Arab Saudi, Turki dan Iran sebagai kelompok
Islam untuk membantu menyelesaikan konflik Suriah. Mursi juga mengunjungi
Ethiopia menghadiri KTT Uni Afrika yang tidak pernah dihadiri oleh Mubarak
sejak tahun 1995.
Langkah Mursi untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara Arab
semakin kuat ketika menghadiri KTT non-blok pad 30-31 Agustus di Teheran.
Kunjungan Mursi merupakan kontak pertama hubungan antara Mesir dan Iran
sejak terjadinya pemutusan hubungan diplomatik tahun 1979. Sambutan yang
disampaikan Mursi dalam pembukaan KTT ini menekankan untuk segera
mencarikan solusi untuk krisis Suriah. Tindakan Mursi untuk menghadiri KTT
Non-Blok di Teheran mencerminkan bentuk baru dari kebijakan luar negeri Mesir.
Mursi tidak hanya menunjukkan keinginan Mesir untuk hubungan yang lebih
terbuka, namun juga memperlihatkan kebijakan Mesir yang bebas tanpa tekanan
dari AS. Padahal sebelumnya pemerintahan Obama telah berupaya menghalangi
negara-negara anggota PBB untuk menghadiri pertemuan di Teheran karena
dinilai akan mengganggu upaya internasional untuk melaksanakan sanksi terhadap
Iran.

 Republika Online. Oposisi Suriah Dukung Pidato Mursi di GNB. Diposting pada
tanggal 31 August 2012, 00:14 WIB. Bisa diakses dalam
http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/global/12/08/31/m9kvww-oposisi-suriahdukung-pidato-mursi-di-gnb. diakses pada tanggal 21 Desember 2014.
 Ernesto Londoño., Visit by Egypt’s Morsi to Iran reflects foreign policy shift. Diakses
dari : http://articles.washingtonpost.com/2012-08-27/world/35491859_1_morsi-nuclear-programminister-ali-akbar- salehi. Diakses pada tanggal 17 Desember 2014. Pikul 16.51.

16

Upaya Mesir untuk melibatkan Iran dalam “Contact Group” penanganan
krisis Suriah merupakan bagian dari keinginan Ikhwanul Muslmin dalam
merangkul negara-negara Islam dalam satu kekuatan. Negara-negara Arab
terutama Arab Saudi memiliki hubungan yang buruk dengan Iran. Konflik Islam
Sunni dan Syiah menjadil latar belakang memburuknya hubungan kedua negara
ini. Iran sebagai negara Islam Syi’ah terbesar, berupaya melindungi rezim Bashar
Assad yang berlatar belakang Syi’ah



dan menuduh Arab Saudi dan Turki

mendukung pemberontak untuk menjatuhkan rezim. Sementara negara-negara
Arab lainnya menuntut rezim Assad mengikuti keinginan rakyat Suriah. Mursi
berupaya melibatkan Iran dalam pembicaraan perdamaian bersama negara-negara
Arab lainya, meskipun banyak negara-negara yang menyangsikan keberadaan Iran
tidak akan memberikan solusi.
Hubungan Mesir-AS semakin dingin setelah terjadinya serangan terhadap
kedutaan besar AS di Mesir. Obama mengecam pemerintah Mesir yang dinilai
lamban dalam menangani kasus serangan terhadap kedubesnya. Dalam
wawancara yang dilakukan The New York Times Mursi menjawab kritikan
Obama dengan menyatakan bahwa pemerintah Mesir akan menindak tegas namun
harus melakukan tindakan dalam situasi yang tepat. Dalam wawancara tersebut
Mursi mengkritik Barat untuk merubah cara pandang dan pendekatannya terhadap
dunia Arab.
“If Washington is asking Egypt to honor its treaty with Israel, he said,
Washington should also live up to its own Camp David commitment to
Palestinian self-rule. He said the United States must respect the Arab
world’s history and culture, even when that conflicts with Western values.”
Menurut Mursi, Barat harus merubah sikapnya terhadap dunia Arab
dengan menghormati nilai-nilai yang ada dan harus membantu membangun
negara Palestina agar kebencian yang telah terbangun selama puluhan tahun dapat
hilang. Hubungan sekutu antara AS dan Mesir tidak lagi dapat dilihat dari sikap
yang ditunjukkan kedua pemimpin negara ini. Obama juga menyatakan bahwa
 Bridget Johnson. Bashar Al-Assad. Diakses pada tanggal 17 Desember 2014.
Pukul.17.02. dapat diakses pada: http://worldnews.about.com/od/syria/p/Bashar-Al-Assad.htm.

17

Mesir bukanlah sekutu AS namun juga bukan Musuh baginya. Obama
mengatakan :
"I don't think we would consider them an ally, but we don't consider them
an enemy. They are a new government that is trying to find its way,"
Mursi juga menyatakan pemerintahannya akan menjaga hubungan baik
dengan Barat akan tetapi tidak akan sama seperti rezim terdahulu. Mursi meminta
AS untuk memenuhi tanggung jawabnya terhadap kemerdekaan Palestina. AS
dinilai bertanggung jawab untuk memenuhi perjanjian Camp David 1978 untuk
memaksa Israel menarik mundur pasukan dari Gaza dan Tepi Barat serta
menyerakan pemerintahan secara penuh pada rakyat Palestin. Mursi menyatakan:
“As long as peace and justice are not fulfilled for the Palestinians, then
the treaty remains unfulfilled,”
Meskipun selama bertahun-tahun AS sebagai negara utama yang
mendukung perekonomian Mesir, Mursi tidak memanfaatkan kedekatan tersebut
untuk membangun kembali perekonomian yang terpuruk pasca revolusi. Mursi
lebih memilih mengupayakan kerjasama ekonomi dan bantuan dari negara-negara
Arab dan Islam bahkan Cina dari pada memanfaatkan kedekatan dengan AS.
Kesimpulan
Ikhwanul Muslimin merupakan sebuah oraganisasi sosial yang terbentuk
atas dasar semangat juang umat Islam Mesir yang dipelopori oleh Hasan AlBanna. Kondisi masyarakat Islam Mesir yang sedang mengalami kemunduran
dalam segala aspek kehidupan; Sosial, politik, ekonomi dan agama. Kemiskinan
dan kesenjangan sosial yang terjadi di Mesir benar-bnar dirasakan oleh
masyarakat Mesir, itu disebabkan karena keberpihakan elit politik pada negaranegara barat (Amerika, Inggris dan Israel). Keberpihakan kaum elit plotik tersebut
akan menimbulkan ketidaksenangan masyarakat Mesir terhadap pemerintahan,
karena kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintahan selalu dipengaruhi oleh
pihak-pihak asing dan kebijakan tersebut banyak menguntungkan pihak asing dan
merugikan rakyat Mesir. Sehingga kepala pemerintahan hanya sebagai bonekanya
 Barry Rubin. Op Cit. Hal. 44.

18

asing, yang lebih mengedepankan kepentingkan negara Asing. Kondisi seperti ini
yang membuat geram dan membangkitkan semangat sekumpulan kaum Muslimin
yang membentuk dan berhimpun dalam sebuah organisasi yang dinamakan
dengan Ikhwanul Muslimin.
Era Muhammad Mursi atau pasca revolusi mampu untuk mengubah
haluan politik luar negeri yang pro-barat, dan membangun dan mengembalikan
kembali kepercayaan negara-negara Timur Tengah terhadap Mesir. Dibuktikan
dengan kunjungan resmi Muhammad Mursi ke negara Arab Saudi disusul
Ethiopia, Cina, dan Iran. Tindakan yang dilakukan Mursi ini menunjukan bahwa
tidak menjadikan AS sebagai sekutu utama Mesir. Mursi lebih memilih
melakukan penguatan huubungan ekonomi dengan Cina daripada mempererat
hubungan dengan AS telah lama menjadi kekuatan utama membantu ekonomi dan
militer Mesir. Mursi juga membawa Mesir terlibat aktif dalam upaya perdamaian
dan kemerdekaan Palestina. Mursi juga merangkul Iran, Turki dan Arab Saudi
untuk terlibat akitif dalam menyelesaikan konflik Suriah. Hubungan Mesir dan AS
terlihat semakin menjauh, hingga akhir 2012 tidak ada terjadi pertemuan bilateral
tingkat kepala negara diantara kedua negara ini.
Oleh karena itu maka Ikhwanul Muslimin merupakan sebuah kekuatan
oposisi yang cukup kuat dan sangat efektif. Bahkan, seorang penulis di Mesir
yang mengamati dan memahami masalah ini mengatakan bahwa Ikhwanul
Muslimin menjadi kelompok alternatif Islamis yang berpengaruh, baik di kalngan
masyarakat bawah juga di kalangan elit politik pemerintahan.

Daftar Pustaka

19

Aavsar, Esra. The Transformation Of The Political Ideology And The Democracy
Discourse Of The Muslim Brotherhood In Egypt (Thesis ,Middle
East Studies: 2008)
Devina, Rachilda. Konsep Syura Perspektif Hassan Al-Banna. Jakarta: Institu
Institutional Repository UI, 2007.
Faris, Ahmad. Transformasi Ikhwanul Muslimin Dari Gerakan Sosial ke Gerakan
Politik. Artikel Ilmiah STIU Dirosat Islamiyah Al-Hikmah, 2014.
Jurdi, Syarifudin. Gerakan Sosial Islam: Kemunculan, Eskalasi, Pembentukan
Blok Politik dan Tipologi Artikulasi Gerakan. Jurnal Politik
Profetik, Vol.1, No.1 tahun 2013.
Hasan Al-Banna. Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin 2. Surakarta: Era
Edicitira Intermedia, 2012.
Said Aly, Abd al-Monein and W. Wenner, Manfred. Modern Islamic Reform
Movements: The Muslim Brotherhood in Contemporary Egypt.
Middle East Journal, Vol. 36, No. 3. Summer, 1982. Accessed:
18/11/2014 05:00. http://www.jstor.org/stable/4326425.
Rubin, Barry. The Muslim Brotherhood: The Organization and Political of a
GlobalIslamic Movement. United States: Palgrave Macmillan,
2010.
Sana Abed-Kotob. The Accommodationists Speak: Goals and Strategies of the
Muslim Brotherhood of Egypt. International Journal of Middle
East: Cambridge University Press, Vol. 27, No. 3. Aug., 1995.
Accessed: 18/11/2014 05:35. http://www.jstor.org/stable/176254.
Hidriyah, Sita. Terpilihnya Muhammad Mursi dan Babak Baru Demokrasi di
Mesir. Info Singkat Hubungan Internasional, Vol. IV, No.
13/I/P3DI/Juli/2012.
Judy, Michael. The muslim Brother and the Theat to U.S. National Securuity-The
Movement. Global Scurity Studies, Vol.2, Issu.4, tahun 2011.
Nur, Indria. Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam Imam Hasan Al-Banna.
Artikel STAIN Sorong. Accessed: 06/12/14 23.50. http:www.stainsorong.ac.id.
Amalia, Rizfa. Kebijkan-Kebijakan Hosni Mubarak Di Mesir (1981-2011), Skripsi
UI Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (Depok: 2012) hal. 26.
Robert. S. Leiken amd Steven Brooke. The Moderate Muslim Brother. Jurnal
Foreign Affairs, Vol. 86, No. 2 (Mar-April, 2007). Accessed:
07/12/2014 09:37. http://www.jstor.org/stable/20032287.
20

Ansarī, Zafar Ishaq. Contemporary Islam and Nationalism a Case Study of Egypt. Brill:
Die Welt des Islams, New Series, Vol. 7, Issue 1/4 (1961). Accessed:
18/11/2014 05:27. http://www.jstor.org/stable/1569567.
Gaza: Hamas urges Egypt to reopen Rafah crossing, BBC, 23 Agustus 2013, dalam
http://www.bbc.co.uk/news/world-middle-east- 23809332. Diakses pada
tanggal 17 Desember 2014. Pukul 14.51.
Middle

East

Policy Council, Egypt Opens Its Border with Gaza, dalam
http://www.mepc.org/articles-commentary/commentary/egypt-opens-itsborder-gaza?print.Diakses pada tanggal 17 Desember 2014. Pukul 14.56.

The Guardian. Muslim Brotherhood's Mohammed Morsi wins Egypt's presidential
race.posted:June
2012.
Dapat
diakses
di:
http://www.guardian.co.uk/world/middle-east-live/2012/jun/24/egyptelection-results-live. Diakses pada tanggal 17 Desember 2014. Pikul
15.21.

Ernesto Londoño., Visit by Egypt’s Morsi to Iran reflects foreign policy shift.
Diakses dari : http://articles.washingtonpost.com/2012-0827/world/35491859_1_morsi-nuclear-program-minister-ali-akbarsalehi. Diakses pada tanggal 17 Desember 2014. Pikul 16.51.
Bridget Johnson. Bashar Al-Assad. Diakses pada tanggal 17 Desember 2014.
Pukul.17.02.
dapat
diakses
pada:
http://worldnews.about.com/od/syria/p/Bashar-Al-Assad.htm.
Republika Online. Oposisi Suriah Dukung Pidato Mursi di GNB. Diposting pada tanggal
31
August
2012,
00:14
WIB.
Bisa
diakses
dalam
http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/global/12/08/31/m
9kvww-oposisi-suriah-dukung-pidato-mursi-di-gnb. diakses pada tanggal
21 Desember 2014.

21