T ree (S truktur

Praktikum 16
Tree (Struktur Pohon)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah melakukan praktikum dalam bab ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mampu membuat struktur pohon (tree) dengan menggunakan array.
2. Mampu membuat flowchart pembentukan tree dengan menggunakan struktur data
list.
3. Mampu mengimplementasikan tree sesuai flowchart yang sudah dibuat.

B. DASAR TEORI
Struktur pohon (tree) biasanya digunakan untuk menggambarkan hubungan
yang bersifat hirarkis antara elemen-elemen yang ada. Contoh penggunaan struktur
pohon :


Silsilah keluarga



Hasil pertandingan yang berbentuk turnamen




Struktur organisasi dari sebuah perusahaan

B.1 Pohon Biner (Binary Tree)
Sebuah binary tree adalah sebuah pengorganisasian secara hirarki dari
beberapa buah simpul, dimana masing-masing simpul tidak mempunyai anak lebih
dari 2. Simpul yang berada di bawah sebuah simpul dinamakan anak dari simpul
tersebut. Simpul yang berada di atas sebuah simpul dinamakan induk dari simpul
tersebut.
Masing-masing simpul dalam binary tree terdiri dari tiga bagian yaitu sebuah
data dan dua buah pointer yang dinamakan pointer kiri dan kanan.
Algoritma dan Struktur Data

140

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Simpul juga mempunyai sibling, descendants, dan ancestors. Sibling dari
sebuah simpul adalah anak lain dari induk simpul tersebut. Descendants dari sebuah

simpul adalah semua simpul-simpul merupakan cabang (berada di bawah) simpul
tersebut. Anchestors dari sebuah simpul adalah semua simpul yang berada di atas
antara simpul tersebut dengan root. Penampilan dari sebuah tree akan ditampilkan
dengan berat dari tree tersebut, angka yang menunjukkan jumlah level yang ada di
dalamnya.
Tingkat suatu simpul ditentukan dengan pertama kali menentukan akar sebagai
bertingkat 1. Jika suatu simpul dinyatakan sebagai tingkat N, maka simpul-simpul
yang merupakan anaknya akan berada pada tingkatan N + 1.
Tinggi atau kedalaman dari suatu pohon adalah tingkat maksimum dari simpul
dalam pohon dikurangi dengan 1.
Selain tingkat, juga dikenal istilah derajad (degree) dari suatu simpul. Derajad
suatu simpul dinyatakan sebagai banyaknya anak atau turunan dari simpul tersebut.

Level 0

44

67

39


Level 1

Level 2

20

Level 3

03

25

75

60

42

59


65

72

89

Gambar 16.1 Ilustrasi Sebuah Pohon Biner (Binary Tree)
Keterangan:
simpul akar

induk dari 60 &

simpul daun

Algoritma dan Struktur Data

descendant dari

ancestor dari 03 &

sibling

anak dari 67
cabang

141

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

B.2 Deklarasi Pohon
B.2.1 Penyajian Dengan Array
Pohon biner dapat disajikan secara berurutan dengan menggunakan array atau
file. Untuk itu diperlukan adanya satu aturan tertentu dengan mengingat definisi
pohon biner. Pohon yang mempunyai kedalaman N mempunyai simpul maksimum
2(N-1), dengan N adalah kedalaman simpul. Sebagai contoh pohon dengan kedalaman
4, mempunyai simpul secara keseluruhan (dari tingkat 1 sampai dengan 4) adalah 15
buah.
Dengan demikian, penyajian pohon biner secara berurutan dalam sebuah array
adalah sebagai berikut. Akar pohon (simpul tingkat pertama) selalu menempati
elemen pertama array. Simpul-simpul tingkat 2 diletakkan sebagai elemen ke-2 dan 3.

Simpul-simpul pada tingkat 3 diletakkan sebagai elemen ke-4, 5, 6, 7. Simpul-simpul
tingkat 4 diletakkan sebagai elemen ke-8 sampai ke-15.

A

C

B

D

H

I

L

K

J


G

F

E

M

N

O

1

2

3

4


5

6

7

8

9

10

11

12

13

14


15

A

B

C

D

E

F

G

H

I


J

K

L

M

N

O

akar

tk. 2

tk. 3

tk. 4


(tk.1)

Gambar 16.2 Ilustrasi Penyajian Tree dengan Array

Algoritma dan Struktur Data

142

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Cara penyimpanan seperti ini hanya baik jika pohon binernya berupa pohon
biner lengkap. Jika pohon binernya tidak lenkap, pemakaian memori tidak efisien.

A

C

B

E

D

F
1

2

3

A

B

C

4

5

6

D

7

8

9

10

11

12

13

14

E

15

F

Gambar 16.3 Contoh Penyajian Pohon Biner Menggunakan Array yang Tidak
Efisien

B.2.2 Penyajian Dengan Linked List
Simpul dalam pohon biner dapat disajikan dengan list sebagai berikut:

Kiri

Info

Kanan

Deklarasi struktur pohon :
typedef char TypeInfo;
typedef struct Simpul *Tree;
struct Simpul {
TypeInfo Info;
tree Kiri,
tree Kanan;

/* cabang kiri */
/* cabang kanan */

};

Algoritma dan Struktur Data

143

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

B.3 Pembentukan Pohon Biner
Diketahui suatu persamaan
(A+B)*((B–C)+D)
Lihat pembentukan tree pada contoh table diatas dengan ketentuan sebagai berikut :

1.

Buatlah dua buah stack, tumpukan operator dan tumpukan operand.
Baca ungkapan dalam notasi infix, misalnya S, tentukan panjang ungkapan
tersebut, misalnya N karakter, siapkan sebuah stack kosong dan siapkan
derajad masing-masing operator, misalnya: ^ berderajad 3, * dan / berderajad
2, + dan – berderajad 1 dan ( berderajad 0.

2.

Dimulai dari i = 0 sampai N-1 kerjakan langkah-langkah sebagai berikut:
a.

R = S[I]

b.

Test nilai R. Jika R adalah:

-

(1) Bila karakter yang dibaca berupa operator (‘+’, ‘-‘, ‘*’, ‘/’) dan tanda
‘(‘ maka masukkan karakter tersebut ke stack operator. Buat Simpul
dengan Info adalah karakter operator tersebut dengan Kiri dan Kanan
bernilai null.

-

(2) Bila karakter yang dibaca berupa operand ‘A’ .. ‘Z’ maka masukkan ke
stack operand. Buat Simpul dengan Info adalah karakter operand
tersebut dengan Kiri dan Kanan bernilai null.

-

(3) Bila karakter yang dibaca adalah tanda ‘(‘ lakukan hal berikut :
Pop stack operator, Simpul ini sebagai simpul induk.
Pada stack operand, lakukan :


Pop ujung stack, simpul ini sebagai simpul kanan
simpul induk.



Pop ujung stack, simpul ini sebagai simpul kiri simpul
induk.

Kemudian masukkan simpul tersebut ke stack operand
+
A

B

Algoritma dan Struktur Data

144

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Lakukan proses ini jika di stack operator, terdapat Simpul
dengan Info operator. Jika di stack operator adalah Simpul
dengan info ‘(‘, maka pop isi stack operator.
c.

Jika di akhir, isi stack operand dan operator belum kosong, maka lakukan
langkah b3, sampai isi stack operand dan operator kosong.

Maka pembentukan pohon biner dapat dilihat pada table di bawah ini:
Karakter yang
dibaca

Tumpukan operator

Tumpukan operand

(

(

A

(

A

+

(+

A

B

(+

AB

)

Pohon biner yang terbentuk

+

+
B

A
*

*

+

(

*(

+

(

*((

+

B

*((

+B

-

*((-

+B

C

*((-

+BC

)

(*

+-

-

+
A
+

*(+

+-

D

*(+

+-D

)

*

++

Algoritma dan Struktur Data

B

C

B

+
145

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

+
A

B

B

D
C

B.4 Metode Traversal
Proses traversing dari sebuah binary tree artinya melakukan kunjungan pada
setiap simpul pada suatu pohon biner tepat satu kali. Kunjungan dapat dilakukan
dengan tiga cara, yaitu kunjungan secara preorder, inorder, dan secara postorder.
Selain itu, berdasarkan kedudukan setiap simpul dalam pohon, juga bisa dilakukan
kunjungan secara levelorder. Ketiga macam kunjungan yang pertama bisa
dilaksanakan secara rekursif.

B.4.1 Kunjungan Preorder
Kunjungan preorder dilakukan dengan mencetak simpul yang dikunjungi,
kunjungan cabang kiri, dan kunjungan cabang kanan. Untuk lebih jelasnya perhatikan
pohon biner pada gambar 11.4.
A

C

B

D

F

E

G

H

I

Gambar 16.4 Contoh Pohon Biner
Kunjungan preorder, juga disebut dengan depth first order, menggunakan
urutan:
-

Cetak isi simpul yang dikunjungi

-

Kunjungi cabang kiri

Algoritma dan Struktur Data

146

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

-

Kunjungi cabang kanan

Dari gambar 10.5 nampak pelacakan kunjungan PreOrder. Hasil dari
pelacakan kunjungan secara PreOrder tersebut akan didapatkan hasil ‘ABDGCEHIF’.

PreOrder

Cetak Simpul A

Cetak Simpul B

Cabang Kiri

Cabang Kiri

B

Cetak Simpul D
Cabang Kiri

Cetak Simpul G

(kosong)
Cabang Kanan

Cabang Kiri

D

(kosong)

D

G

G

Cabang Kanan
(kosong)

G

Cabang Kanan
(kosong)
Cetak Simpul C

Cabang Kanan

Cabang Kiri

C

H

Cetak Simpul H

Cabang Kiri

Cabang Kiri

E
F

E

Cetak Simpul E

H

(kosong)
H

I

Cabang Kanan
(kosong)
Cetak Simpul I

I
Cabang Kanan

Cabang Kiri
(kosong)

I

Cabang Kanan
(kosong)

Cetak Simpul F
Cabang Kanan

Cabang Kiri
(kosong)

F

Cabang Kanan
(kosong)

Gambar 16.5 Kunjungan PreOrder dari pohon biner pada Gambar 10.4

B.4.2 Kunjungan Inorder
Kunjungan secara inorder, juga sering disebut dengan symmetric order,
menggunakan urutan:
-

Kunjungi cabang kiri

-

Cetak isi simpul yang dikunjungi

-

Kunjungi cabang kanan

Algoritma dan Struktur Data

147

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Dari gambar 10.6 nampak pelacakan kunjungan InOrder. Hasil dari pelacakan
kunjungan secara InOrder tersebut akan didapatkan hasil ‘DGBAHEICF’.
Cabang Kiri
(kosong)
Cetak Simpul D

Cabang Kiri
D
G

Cabang Kanan

(kosong)
Cetak Simpul G

G

Cabang Kanan
(kosong)
Cabang Kiri

Cetak Simpul B

Cabang Kiri
B

Cabang Kanan

Cabang Kiri

(kosong)

D

InOrder

(kosong)
Cetak Simpul H
Cabang Kanan
(kosong)

H
G

Cabang Kiri

Cabang Kiri

Cetak Simpul E

Cetak Simpul A
Cabang Kiri
(kosong)

E
Cabang Kanan
H
Cabang Kanan

Cetak Simpul C

Cetak Simpul I
Cabang Kanan

I
I

(kosong)

C
Cabang Kiri
F

E

Cabang Kanan
H

(kosong)
Cetak Simpul F
Cabang Kanan

I
F

(kosong)

Gambar 16.6 Kunjungan InOrder dari pohon biner pada Gambar 10.4

B.4.3 Kunjungan Postorder
Kunjungan secara postorder menggunakan urutan:
-

Kunjungi cabang kiri

-

Kunjungi cabang kanan

-

Cetak isi simpul yang dikunjungi

Dari gambar 10.7 nampak pelacakan kunjungan PostOrder. Hasil dari
pelacakan kunjungan secara PostOrder tersebut akan didapatkan hasil
‘GDBHIEFCA’.

Algoritma dan Struktur Data

148

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Cabang Kiri

Cabang Kiri

Cabang Kiri

(kosong)
Cabang Kanan

(kosong)
Cabang Kanan
(kosong)
Cetak Simpul G

D
G
G
Cabang Kanan

Cabang Kiri

Cetak Simpul D

(kosong)
B

Cetak Simpul B

Cabang Kiri

Cabang Kiri
(kosong)
Cabang Kanan
(kosong)
Cetak Simpul H

D
H
G

Cabang Kiri

Cabang Kiri

Cabang Kanan

(kosong)
Cabang Kanan
(kosong)
Cetak Simpul I

I
E
H

InOrder

Cabang Kanan

Cetak Simpul E
I

Cabang Kanan

Cabang Kiri
(kosong)
Cabang Kanan
(kosong)
Cetak Simpul F

C
F
F

E

Cetak Simpul C
H

I

Cetak Simpul A

Gambar 16.7 Kunjungan PostOrder dari pohon biner pada Gambar 10.4

C. TUGAS PENDAHULUAN
Pada dasarnya pembentukan pohon (tree) menggunakan implementasi
tumpukan (stack) dengan double linked list. Buatlah flowchart untuk pembentukan
pohon biner untuk suatu persamaan yang diinputkan (asumsi : persamaan yang
diinputkan harus selalu benar). Lihat pembentukan tree pada contoh table diatas
dengan ketentuan sebagai berikut :

1.

Buatlah dua buah stack, tumpukan operator dan tumpukan operand.
Baca ungkapan dalam notasi infix, misalnya S, tentukan panjang ungkapan
tersebut, misalnya N karakter, siapkan sebuah stack kosong dan siapkan

Algoritma dan Struktur Data

149

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

derajad masing-masing operator, misalnya: ^ berderajad 3, * dan / berderajad
2, + dan – berderajad 1 dan ( berderajad 0.
2.

Dimulai dari i = 0 sampai N-1 kerjakan langkah-langkah sebagai berikut:
d.

R = S[I]

e.

Test nilai R. Jika R adalah:

-

(1) Bila karakter yang dibaca berupa operator (‘+’, ‘-‘, ‘*’, ‘/’) dan tanda
‘(‘ maka masukkan karakter tersebut ke stack operator. Buat Simpul
dengan Info adalah karakter operator tersebut dengan Kiri dan Kanan
bernilai null.

-

(2) Bila karakter yang dibaca berupa operand ‘A’ .. ‘Z’ maka masukkan ke
stack operand. Buat Simpul dengan Info adalah karakter operand
tersebut dengan Kiri dan Kanan bernilai null.

-

(3) Bila karakter yang dibaca adalah tanda ‘(‘ lakukan hal berikut :
Pop stack operator, Simpul ini sebagai simpul induk.
Pada stack operand, lakukan :


Pop ujung stack, simpul ini sebagai simpul kanan
simpul induk.



Pop ujung stack, simpul ini sebagai simpul kiri simpul
induk.

Kemudian masukkan simpul tersebut ke stack operand
+
A

B

Lakukan proses ini jika di stack operator, terdapat Simpul
dengan Info operator. Jika di stack operator adalah Simpul
dengan info ‘(‘, maka pop isi stack operator.
f.

Jika di akhir, isi stack operand dan operator belum kosong, maka lakukan
langkah b3, sampai isi stack operand dan operator kosong.

Algoritma dan Struktur Data

150

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

D. PERCOBAAN
1. Buatlah workspace untuk praktikum Struktur Data dengan menggunakan Visual
C++.
2. Buatlah project untuk praktikum KESEPULUH.
3. Cobalah untuk masing-masing percobaan di bawah ini.
4. Implementasikan flowchart yang anda buat pada Tugas Pendahuluan.
Percobaan 1 : Membangun Tree Baru
Tree ini dibangun dengan aturan :
-

Simpul awal akan menjadi root

-

Simpul kiri(anak kiri) dari simpul orang tua memiliki nilai lebih kecil
dibandingkan nilai dari simpul orang tua.

-

Simpul kanan(anak kanan) dari simpul orang tua memiliki nilai lebih besar
dibandingkan nilai dari simpul orang tua.

Selanjutnya melakukan proses traversal Tree dengan inorder, preorder dan postorder.
#include
#include
#include
typedef struct tree *pohon;
/* Deklarasi dari tree dengan menggunakan linked list */
struct tree{
char info;
pohon kiri;
pohon kanan;
};
/* Fungsi untuk membuat simpul yang pertama */
pohon baru(char hrf)
{
pohon br;
br=(pohon)malloc(sizeof(struct tree));
br->info=hrf;
br->kiri=NULL;
br->kanan=NULL;
return (br);
}
/*
Fungsi untuk menyisipkan simpul pada tree yang sudah dibangun
*/
void sisip (pohon ph, pohon sp)
Algoritma dan Struktur Data

151

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

{
pohon P,Q;
P = ph;
Q = ph;
while((sp->info != ph->info)&&(Q!=NULL))
{
P = Q;
if (sp->info < P->info)
Q = P->kiri;
Else
Q = P->kanan;
}
if(sp->info == P->info)
printf("Sudah ada");
else
if(sp->info < P->info)
P->kiri=sp;
Else
P->kanan=sp;
}
/*
Fungsi-fungsi untuk metode traversal secara rekurs
*/
void preorder(pohon ph)
{
if (ph != NULL)
{
printf("%c ", ph->info);
preorder(ph->kiri);
preorder(ph->kanan);
}
}
void inorder(pohon ph)
{
if (ph != NULL)
{
inorder(ph->kiri);
printf("%c ", ph->info);
inorder(ph->kanan);
}
}
void postorder(pohon ph)
{
if (ph != NULL)
{
postorder(ph->kiri);
postorder(ph->kanan);
printf("%c ", ph->info);
}
}

Algoritma dan Struktur Data

152

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

main()
{
int j=0;char input,jawab[2];
pohon br, ssp;
while(1)
{
printf("Ketikkan huruf :");scanf("%c",&input);
fflush(stdin);
if (j==0) br = baru(input);
else
{
ssp = baru(input);
sisip(br,ssp);
}
printf("Ada data lagi(y/t):"); scanf("%s",&jawab);
fflush(stdin)
if((strcmp(jawab,"Y")==0)||(strcmp(jawab,"y")==0))
{
j++;continue;
}
Else
if((strcmp(jawab,"T")==0)||(strcmp(jawab,"t")==0))
break;
}
preorder(br); printf("\n");
inorder(br); printf("\n");
postorder(br);
}

E. LATIHAN
1. Implementasikan tree untuk persamaan matematika seperti yang ada dalam Dasar
Teori, yang mana flowchart-nya sudah anda buat dalam Tugas Pendahuluan,
dengan langkah sebagai berikut:
a) Buatlah struktur data stack untuk tumpukan operator.
b) Buatlah struktur data stack untuk tumpukan operand.
c) Buatlah struktur data tree seperti pada dasar teori.
d) Pada program utama inputkan persamaan yang akan dibentuk tree nya :
i) POHON BINER UNTUK PERSAMAAN MATEMATIKA
ii) Inputkan Persamaan : _
e) Buatlah prosedur InitializeStack untuk inisialisasi tumpukan operator dan
tumpukan operand.
f) Buatlah prosedur InitializeTree untuk inisialisasi pohon yang dibentuk.
g) Buatlah fungsi Empty untuk memeriksa apakah stack dalam keadaan kosong.

Algoritma dan Struktur Data

153

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

h) Buatlah fungsi Full untuk memeriksa apakah stack dalam keadaan penuh.
i) Buatlah prosedur Tree_Process untuk pembentukan tree.
j) Buatlah prosedur Tree_Preorder untuk menampilkan tree secara preorder.
k) Buatlah prosedur Tree_Postorder untuk menampilkan tree secara postorder.
2. Buatlah fungsi yang menampilkan isi dari tree dengan metode traversal tanpa
proses rekursif.
3. Buatlah fungsi untuk mengetahui jumlah simpul di tree yang telah dibangun.
4. Buatlah fungsi untuk mengetahui kedalaman maksimum dari tree yang telah
dibangun.
Contoh untuk soal 3 – 4
Jumlah simpul : 9

A

Kedalaman : 3
C

B

D

F

E

G

H

I

F. LAPORAN RESMI
1. Kerjakan hasil percobaan(D) dan latihan(E) di atas dan tambahkan analisa.
2. Tuliskan kesimpulan dari percobaan dan latihan yang telah anda lakukan.

Algoritma dan Struktur Data

154

Dokumen yang terkait

AN ALIS IS YU RID IS PUT USAN BE B AS DAL AM P E RKAR A TIND AK P IDA NA P E NY E RTA AN M E L AK U K A N P R AK T IK K E DO K T E RA N YA NG M E N G A K IB ATK AN M ATINYA P AS IE N ( PUT USA N N O MOR: 9 0/PID.B /2011/ PN.MD O)

0 82 16

Anal isi s L e ve l Pe r tanyaan p ad a S oal Ce r ita d alam B u k u T e k s M at e m at ik a Pe n u n jang S MK Pr ogr a m Keahl ian T e k n ologi , Kese h at an , d an Pe r tani an Kelas X T e r b itan E r lan gga B e r d asarkan T ak s on om i S OL O

2 99 16

E RB E DA AN P E RI L AKU S E KS UA L RE M AJA YA NG M E NGI KUT I DA N T I DA K M E NGI KUT I P USAT I NF ORM ASI DA N KO S E L I NG RE M AJA ( P I K R ) P AD A RE M AJA S M U DI KAB UP AT E N JE M B E R

0 21 18

I M P L E M E N T A S I P R O G R A M P E N Y A L U R A N B E R A S U N T U K K E L U A R G A M I S K I N ( R A S K I N ) D A L A M U P A Y A M E N I N G K A T K A N K E S E J A H T E R A A N M A S Y A R A K A T M I S K I N ( S t u d i D e s k r i p t i f

0 15 18

JAR AK AT AP P UL P A T E RHAD AP T E P I I N S I S AL GI GI I NSI S I VU S S E NT RA L P E RM AN E N RA HAN G AT AS P AD A S UB RA S DE UT ROM E L AY U ( T in j au an L ab or at o r is d an Radi ol ogis )

0 35 16

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGHETHER (NHT) DAN SNOWBALL THROWING (ST) DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VIII DI SMP YP 17 BARADATU WAYKANAN T

0 25 90

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGHETHER (NHT) DAN SNOWBALL THROWING (ST) DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VIII DI SMP YP 17 BARADATU WAYKANAN T

2 37 89

Buku Panduan M T Q (1)

0 2 32

T Dasar Pemrograman Java baru

0 0 35