PENINGKATAN KETERAMPILAN METAKOGNISI SISWA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW- MODIFIKASI

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014

ISSN 2087-9016

PENINGKATAN KETERAMPILAN METAKOGNISI SISWA
DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
JIGSAW- MODIFIKASI
Cornelius Sri Murdo Yuwono
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Mahasaraswati Denpasar
cornelius_smy@yahoo.co.id

ABSTRACT
The study aimed at developing cooperative learning materials based on the
modified-Jigsaw through Lesson Studies (LS), and metacognitive skills toward
learning models between students of different academic abilities. The procedure of
the learning materials development referred to 4-D model (Define, Design, Develop,
dan Desseminate). The define phase was done through survey research. The design
phase produced such products as syllabuses, lesson plans, students’ worksheets, and
assessment tools. The develop phase was done through workshop LS to biology
teachers of SHSs of Denpasar city and peer teaching through plan, do, and see. The

disseminate phase, finally, was done through the actual try out in the class started
with LS, and this was followed by the experimental research. The experimental
research design used was quasi experiment with pretest-postest non-equivalent
control group design. Research population was all class XI science students of all
public and private SHSs in Denpasar city. The sample was selected using stratified
random sampling to determine 8 schools. Metacognitive skill was measured using a
rubric integrated with essay questions using with Hart scale. The results of the
learning materials development through LS showed that products of the learning
materials were in the forms of syllabuses, lesson plans, students’ worksheets, and
assessment tools reliable in improving metacognitive skill. Learning model of
modified Jigsaw type and that of originally Aronson’s Jigsaw had equal potential in
improving the metacognitive skill based on the rubric on the students with low
academic ability.
Key words: Modified-Jigsaw, development,
academic abilities

merupakan

PENDAHULUAN
Pelajaran


metacognitive skill, different

proses

dalam

berupaya

kehidupan sehari-hari. Pembelajaran

membekali siswa dengan berbagai

biologi diharapkan telah menerapkan

kemampuan

tujuan

“mengetahui”


biologi

aspek

tentang
yang

berupa

cara

belajar

berdasar

standar

aspek


kompetensi dan kompetensi dasar

produk, dan cara “mengerjakan” yang

yang membentuk sikap positif, dan

Peningkatan Keterampilan Metakognisi Siswa dengan Pembelajaran
Kooperatif Jigsaw- Modifikasi
Cornelius Sri Murdo Yuwono
dapat

bekerjasama

untuk

masalah pembelajaran. Eggen dan

mengembangkan kemampuan berpikir

Kauchak


analitis, induktif, deduktif dengan

pengembangan

menggunakan konsep

metakognisi pada siswa adalah tujuan

dan prinsip

(1996)

menyatakan,
kecakapan

pendidikan yang berharga, karena

biologi.
Berdasar hasil penelitian survei,


kecakapan ini dapat membantu mereka

kenyataan dilapangan sesuai dengan

menjadi self-regulated learner, di

apa

mana

yang

dinyatakan

Depdiknas

siswa

bertanggungjawab


(2008), bahwa adanya permasalahan

terhadap kemajuan belajar bagi diri

pembelajaran biologi masih banyak

sendiri.

yang harus dipecahkan seperti hal-hal

Suzana (2004) menyatakan, bahwa

berikut: (1) siswa belajar biologi

pembelajaran

terorientasi

keterampilan


konsep,

kepada

(2)

menghafalkan

pembelajaran

biologi

Livingstone

(1997)

dengan

pendekatan


metakognisi

pembelajaran

yang

dan

sebagai

menanamkan

terorientasi pada tes, (3) pengalaman

kesadaran

belajar

berorientasi


keterampilan perencanaan diri (self-

kepada kompetensi dasar, (4) siswa

planning), keterampilan pemantauan

belajar biologi terbatas kepada ranah

diri

berpikir tingkat rendah, (5) evaluasi

keterampilan mengontrol tentang yang

belajar biologi berorientasi kepada

mereka ketahui (self-evaluation).

biologi


pro-duk,

dan

tidak

(5)

siswa

bagaimana

(self-monitoring),

Hasil

tidak

merancang

survey

serta

2010,

dari

dibiasakan mengembangkan potensi

kuesioner yang di analisis 100%

berpikir,

seharusnya

belum

diberdayakan dari segala potensi yang

untuk

ada dalam diri siswa oleh guru dengan

metakognisi secara sengaja dalam

baik, sehingga bagi siswa yang kurang

proses pembelajaran di kelas, hal ini

berprestasi

terindikasi

bahwa

memahami

langkah-langkah

yang

merasa

dihargai

serta

didorong untuk lebih maju.
Pengetahuan metakognisi kurang
mendapatkan

perhatian

padahal

berperan penting dalam menyelesaikan

memberdayakan
menggunakan

memberdayakan

siswanya

keterampilan

guru

belum
dalam

keterampilan

metakognisi, serta belum menyadari

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014
dapat mempengaruhi proses belajar

peserta

siswa (Yuwono, 2010).

terbiasa untuk memecahkan masalah

Pemberdayaan

keterampilan

didik,

ISSN 2087-9016

secara

sehingga

mandiri

dan

mereka

profesional.

metakonisi siswa sebaiknya sudah

Mulyasa (2009) menyatakan, untuk

dilaksanakan

membentuk kemandirian seorang guru

didukung

oleh

guru.

Susantini

Hal

(2004)

ini
yang

dapat

dilaksanakan

melalui

melalui

Musyawarah Guru Mata Pelajaran

metakognisi siswa mampu menjadi

(MGMP), dengan salah satu cara yang

pebelajar

dapat

menyatakan

sikap

bahwa,

mandiri,
jujur,

menumbuhkan

berani

mengakui

kesalahan, dan dapat meningkatkan

menyatakan,

keterampilan

guru

adalah

dengan melakukan kegiatan Lesson
Study (LS).
Ide yang terkandung di dalam LS

hasil belajar secara nyata. Nindiasari
(2004)

dilaksanakan

adalah guru berkolaborasi melakukan

untuk

pengkajian bagaimana merencanakan

mengembangkan kemampuan siswa

pembelajaran (Plan), melaksanakan

dalam meningkatkan kognitifnya.

proses pembelajaran di kelas nyata

metakognisi

penting

Beberapa
menyatakan
kooperatif

hasil
model

penelitian,
pembelajaran

yang digunakan dalam

pembelajaran

di

kelas

meningkatkan

dapat

keterampilan

(Do)

dan

selanjutnya

melakukan

diskusi refleksi untuk mendapatkan
umpan

balik

meningkatkan

dalam
proses

rangka

pembelajaran

berikutnya (See) (Syamsuri, 2008).

metakognis (Suratno (2009), Miranda

Guru

berusaha

agar

anak

(2008), Warouw (2009), dan Zen

didiknya

(2010),

minimal sama atau melampaui standar

Kemandirian

seorang

guru

mencapai

kompetensi

kemampuan

yang telah ditetapkan

diperlukan dalam menghadapi serta

melalui kurikulum, sa-. lah satu usaha

memecahkan berbagai problem yang

guru

sering muncul dalam pembelajaran.

pembelajaran

Guru diharapkan mampu mengambil

bersama

tindakan

kelompok berprestasi yaitu kelompok

terhadap

berbagai

adalah

permasalahan secara tepat waktu, tepat

yang

sasaran, serta menjadi figur bagi

anggota

menggunakan
untuk

peserta

mampu

model

kepentingan
didik

mengangkat

kelompoknya

dalam

setiap

memberikan

Peningkatan Keterampilan Metakognisi Siswa dengan Pembelajaran
Kooperatif Jigsaw- Modifikasi
Cornelius Sri Murdo Yuwono
nilai

bidang-nya yang akan berkontribusi

perkembangan kelompok yang paling

pada kelompok ahli maupun saat di

maksimal melalui belajar kelompok.

kelompok asal.

kontribusi

mencapai

Berdasarkan
harapan

dan

Kekurangan

kesenjangan
kenyataan,

bahwa

ketidaktercapaian

tujuan

pelajaran

berdasar

kompetensi

dari

model

pembelajaran kooperatif Jigsaw dalam
meningkatkan

keterampilan

dan

metakognisi, dapat diperbaiki dengan

kompetensi dasar adalah dari faktor

mengembang-kan model pembelajaran

guru itu sendiri sehingga perlu adanya

kooperatif

pergeseran

tidak

standar

paradigma

proses

Jigsaw-Modifikasi

menyimpang

dari

yang
sintaks

pembelajaran

dari

paradigma

pembelajaran Jigsaw secara umum.

pengajaran

ke

paradigma

Model

pembelajaran.

Model

pembelajaran

pembelajar

an

kooperatif

Jigsaw-Modifikasi lebih meningkatkan

biologi dalam mengatasi kesenjangan

tanggungjawab

yang juga dapat membuka kesempatan

mempelajari materi sebagai pekerjaan

mengevaluasi

rumah (PR), yang berakibat siswa

dan

memperbaiki

individu

pemahaman metakognisi pada diri

dapat

siswa adalah model pembelajaran

planning, self-monitoring, dan self-

koperatif Jigsaw.

evaluating. Adanya kontribusi pada

Model pembelajaran kooperatif
Jigsaw

dicirikan

bergantungan

antara

Interdependency)
asal

dan

kegiatan

self-

kelompok ahli melalui diskusi, dan

saling

keharusan presentasi kelas melalui

(Positive

kelompok asal, akan meningkatkan

adanya

positif

melakukan

saat

kelompok

saling

bergantungan

positif

antar

individu.

kelompok

ahli,

jika

dengan

baik

akan

Penelitian ini diharapkan dapat

meningkatkan

keterampilan

menjawab permasalahan yang ada

metakognisi.

Keterampilan

dalam materi biologi sehingga dapat

diberdayakan

metakognisi

(self-planning,

monitoring,

dan

self-

self-evaluating)

meningkatkan

keterampilan

metakognisi. Tujuan dari penelitian ini

rangka

adalah: (1) mengembangkan perangkat

mempersiapkan diri menjadi ahli di

pembelajaran melalui Silabus, RPP,

dibutuhkan

dalam

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014

ISSN 2087-9016

Tahap Pendefinisian bertujuan

LKS, dan assesmen pembelajaran
dengan

model

menetapkan

kooperatif

Jigsaw

syarat-syarat pembelajaran. Tahap ini

Modifikasi melalui kegiatan Lesson

dengan melakukan analisis tujuan

Study, (2) mengetahui apakah model

dalam batasan materi pelajaran yang

pembelajaran berpengaruh terhadap

dikembangkan perangkatnya.

biologi

SMA

pembelajaran

keterampilam metakognisi terhadap
siswa

berkemampuan

berbeda.

Spesifik

Produk

diharapkan

berupa

pembelajaran

hasil

sesuai

model

akademik

dan

mendefinisikan

Tahap Perancangan ditujukan
untuk

menghasilkan

prototipe

yang

perangkat pembelajaran mencakup:

perangkat

Silabus yang dikembangkan adalah

pengembangan

silabus kelas XI IPA semester ganjil

pembelajaran

yang

dengan SK. dan KD. sesuai standar isi

ditetapkan. meliputi Silabus, Rencana

KTSP matapelajaran biologi. yaitu

Pelaksanaan

menjelaskan

Pembelajaran

(RPP),

keterkaitan

antara

Lembar Kerja Siswa (LKS), dan

struktur, fungsi, dan proses serta

Assesmen dengan tes keterampilan

kelainan penyakit yang dapat terjadi

metakognisi

pada

menggunakan

rubrik

sistem

gerak

dan

sistem

keterampilan metakognisi terintegrasi

peredaran darah pada manusia. RPP

dalam bentuk instrumen tes uraian

disusun sesuai model pembelajaran

yang dikembangkan oleh Corebima

kooperatif yang diteliti yaitu RPP

(Corebima, 2009).

model

pembelajaran

kooperatif

Jigsaw-Modifikasi), RPP Jigsaw Asli
METODE PENELITIAN
Prosedur

Aronson, dan RPP Jigsaw II Slavin.
penelitian

pengembangan

mengikuti

pengembangan

model
perangkat

pembelajaran Thiagarajan dkk. (1974)
dan Ibrahim (2001, 2008) berupa
model
Perancangan,

4-P

(Pendefinisian,

Pengembangan,

Penyebaran) atau

Define,

Develop, dan Disseminate.

dan

Design,

Sintaks
kooperatif

model

pembelajaran

Jigsaw-Modifikasi

yang

dikembangkan adalah menggabungkan
sintaks model pembelajaran kooperatif
Jigsaw Asli Aronson dengan sintaks
model pembelajaran kooperatif Jigsaw
II Slavin.
Lembar

Kegiatan

Siswa

(student worksheet) disusun sesuai

Peningkatan Keterampilan Metakognisi Siswa dengan Pembelajaran
Kooperatif Jigsaw- Modifikasi
Cornelius Sri Murdo Yuwono
dengan model pembelajaran yang

(membaca materi, meringkas materi,

diterapkan dan divalidasi oleh para

diskusi

ahli/pakar.

pertanggungjawaban

Struktur

dikembangkan

terdiri

kompetensi

dasar,

LKS

yang

dari:

judul,

indikator

dalam

kelompok
individu

ahli,
ke

kelompok asal), presentasi kelas, dan
penilaian.

pencapaian kompetensi, prosedur kerja
Tabel 1. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw-Modifikasi

2.

Bekerja didalam
kelompok asal

3.

Evaluasi dan Review
materi

Memberikan tes individu dan
memberikan review materi

Tingkah laku Siswa
Pimpinan diskusi terbentuk,
Dalam keahlian yang sama bertemu
untuk berdiskusi, meren- canakan
materi yang akan disampaikan dalam
kelompok asal dengan menggunakan
lembar ahli.
Saling bergantian mengajar teman satu
kelompok
Masing-masing kelompok asal
mempersiapkan materi presentasi
Presenter bukan ahli dibidang materi
yang akan dipresentasikan melainkan
anggota kelompok asal yang bukan ahli,
anggota lain membagi diri sebagai
moderator, notulen, maupun menjawab
pertanyaan/ saran/masukkan
Siswa mengerjakan tes individu dan
memperhatikan review

4.

Recognisi tim

Memberikan penghargaan melalui
tim

Siswa menerima penghargaan
kelompok dan termotivasi bekerja

1.

Fase
Bekerja dalam
kelompok ahli

Tingkah Laku Guru
Membentuk pimpinan diskusi dalam
kelompok ahli oleh guru Meminta
siswa menyiapkan materi untuk
disampaikan kepada kelompok asal
melalui diskusi dengan
menggunakan lembar ahli
Membimbing siswa dalam kelompok
asal
Memberi arahan untuk persiapan
presentasi kelas sesuai materi yang
ditunjuk oleh guru
Presentasi kelas

Assesmen yang dikembangkan
untuk

mengukur

keterampilan

simulasi,

yaitu

kegiatan

mengoperasionalkan RPP, LKS, dan

metakognisi menggunakan rubrik yang

assesmen,

untuk

terintegrasi dengan tes uraian oleh

keterlaksanaan perangkat, kecocokan

Corebima (Corebima, 2009).

waktu,

kerja

mengecek

perangkat,

dan

Tahap pengembangan bertujuan

sebagainya, dan (3) uji coba pengguna

menghasilkan perangkat pembelajaran

dengan siswa sesungguhnya. Tujuan

yang

tahap pengembangan adalah untuk

sudah

direvisi

berdasarkan

masukan para ahli/pakar. Tahap ini

menghasilkan

bentuk

akhir

dari

meliputi (1) validasi perangkat oleh

perangkat pembelajaran yang telah

ahli/pakar diikuti dengan revisi, (2)

direvisi.

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014
Pengecekan

keterlaksanaan

sebagai

ISSN 2087-9016

dasar

revisi.

Tahap

perangkat, kecocokan waktu, dan kerja

pelaksanaan (Do), pengamat dengan

perang-kat yang digunakan oleh guru,

menggunakan

dilakukan melalui workshop yang

mencatat

kejadian-kejadian

melibatkan 40 guru-guru biologi kelas

terjadi

selama

XI IPA SMA Negeri dan Swasta di

pengamatan

kota Denpasar. Kegiatan workshop

tingkahlaku siswa selama mengikuti

dikembangkan melalui Lesson Study

pembelajaran, dan dilanjutkan tahap

(LS) agar guru memperoleh gambaran

refleksi

inovasi

menyampaikan

pembelajaran

yang

Workshop melalui kegiatan LS
betujuan

memperoleh

persamaan

persepsi

terhadap

rancangan

pengamat

hasil

pengamatan

guna

(disseminate),

dilanjutkan

penelitian

peer

pada

perbaikan

Tahap D-4 adalah penyebaran

(2009),

kegiatan

pembelajaran,

difokuskan

Do

yang

pembelajaran berikutnya.

pembelajaran yang diterapkan yang
dengan

pengamatan

(See),

selama

ditawarkan.

lembar

menurtut

sekaligus

Corebima

sebagai

eksperimen

tahap
dengan

teaching. Peer teaching dibagi dalam

menggunakan

tiga

masing-masing

kuasi eksperimen (Quasi Experimental

kelompok berjumlah 13 guru untuk

Research) melalui desain penelitian

melakukan

kelompok,

menggunakan

rancangan penelitian

kegiatan

pembelajaran

Pretest-Posttes

model

pembelajaran

Control-Group Design.

Non-Equivalent

kooperatif Jigsaw Modifikasi, Jigsaw

Populasi penelitian adalah siswa

Asli Aronson, dan Jigsaw II Slavin.

kelas XI IPA SMA Negeri dan Swasta

Tiap kelompok, 1 guru bertindak

di

sebagai guru model, 2 guru sebagai

Kota Denpasar tahun pelajaran

pengamat (observer), dan 10 guru

2011/2012

sebagai

tahap

Penarikan sampel untuk sekolah baik

perencanaan (Plan) peserta dalam

negeri maupun swasta yang mewakili

kelompok mengkaji Silabus, RPP,

kemampuan

LKS,

telah

ditentukan dari nilai rata-rata UN SMP

divalidasi untuk seluruh KD yang

input sekolah pada tahun pelajaran

digunakan, hasil kajian digunakan

2010/2011 dengan teknik stratified

siswa.

dan

Dalam

Assesmen

yang

sebanyak

22

akademik

sekolah.

siswa,

Peningkatan Keterampilan Metakognisi Siswa dengan Pembelajaran
Kooperatif Jigsaw- Modifikasi
Cornelius Sri Murdo Yuwono
random sampling. Jumlah sampel

Signifikansi perbedaan nilai rata-rata

yang mewakili sekolah strata atas 95

variabel

siswa dan mewakili sekolah strata

Significance

bawah 95 siswa, sehingga total sampel

Penghitungan statistik menggunakan

190 siswa.

program Exel for Windows dan SPSS

Variabel terikat yang diteliti
adalah,

keterampilan

diukur

dengan

dengan

tes

metakognisi

rubrik
soal

16

for

menggunakan

uji

Least
(LSD).

Different

dengan

Windows

taraf

signifikansi 0,005 (p < 0,05).

terintegrasi
uraian

dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

keterlaksanaan pembelajaran diukur

Deskripsi

Produk

Perangkat

dengan instrumen observasi proses

Pembelajaran

yang berupa lembar keterlaksanaan

(Define,

pembelajaran. Jenis data yang diambil

Disseminate) dari Thiagarajan (1974)

berupa data hasil pretes dan postes

dan Ibrahim (2001).

keterampilan metakognisi dengan tes

Tahap Pendefinisian

soal uraian.

menggunakan

Design,

Develop,

4-D
dan

Menghasilkan perumusan tujuan

Data

dianalisis

menggunakan

pembelajaran

mencakup:

materi

statistik deskriptif dan inferensial.

biologi kelas XI IPA untuk semester

Analisis deskriptif digunakan untuk

ganjil menjelaskan keterkaitan antara

mendeskripsikan

keterampilan

struktur, fungsi, dan proses serta

metakognisi berdasar rubrik, Analisis

kelainan penyakit yang dapat terjadi

inferensial

pada

menggunakan

analisis

sistem

gerak

dan

sistem

kovarian (anakova) untuk menguji

peredaran darah pada manusia.

hipotesis

penelitian.

Sebelun

Tahap Perancangan

anakova,

dilakukan

uji

statistik

parametrik

berupa

normalitas

data,

uji

uji

prasarat

Menghasilkan

uji

perangkat

homogenitas

mencakup

prototipe

pembelajaran

yang

langkah-langkah

varian, Uji normalitas menggunakan

penyusunan

uji One-Sample Kolmogorov Smirnov

RPP, LKS, dan assesmen. Silabus

Test.

Uji

menggunakan

homogenitas
uji

Levene’s

varian
Test.

perancangan

Silabus,

dikembangkan merujuk pada format
Permendiknas

dikembangkan

pula

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014
komponen perilaku berkarakter pada
produk silabus. RPP produk utama

ISSN 2087-9016

Tahap Pengembangan
Tahap

validasi

pengembangan adalah terdiri dari,

dilaksanakan

model

revisi, dan penilaian

pembelajaran

kooperatif

pakar

melalui

konsultasi,

Asli

kembali sampai produk perangkat

Aronson, dan Jigsaw II Slavin. Tiap

pembelajaran dinyatakan layak untuk

RPP

Jigsaw-Modifikasi,

Jigsaw

dikembangkan

disertakan

dapat diuji cobakan kepada pengguna

bekarakter

beserta

melalui Workshop dalam kegiatan

keterampilan sosial. Pengembangan

Lesson Study dilanjutkan dengan peer

LKS

memberdayakan

teaching. Hasil penilaian perangkat

keterampilan

pembelajaran dari peserta workshop

perilaku

bertujuan

kemampuan

LKS

menunjukkan perangkat pembelajaran

dikembangkan sesuai dengan model

andal dan dapat digunakan, dengan

pembelajaran

beberapa

metakognisi.

Struktur

kooperatif
terdiri

Modifikasi
kompetensi

prosedur

dari:

dasar,

pencapaian

Jigsawjudul,
indikator

kompetensi,
kerja

meringkas

(membaca

materi,

diskusi

catatan

dari

peserta

workshop. (1) Silabus dan RPP hasil
pengembangan

yang

bercirikan

tujuan,

karakter masih perlu diperbaiki secara

materi,

redaksional

dalam

untuk

dikembangkan

karakter

atau

dicapai,

(2)

RPP

agar

kelompok ahli, pertanggungjawaban

Alokasi

individu ke kelompok asal), presentasi

diperhatikan, karena beberapa sekolah

kelas,

menerapkan

dan

penilaian.

Selain

itu

waktu

yang

pada

satu

jam

pelajaran

dikembangkan pula LKS Jigsaw Asli

berbeda, berkisar 40-45 menit. (3)

Aronson, Jigsaw II Slavin. Produk

Media pembelajaran harus disiapkan

assesmen

dengan cermat terutama power point,

terdiri

dari

keterampilan
menggunakan

assesmen
metakognisi

rubrik

keterampilan

metakognisi terintegrasi dengan tes
soal uraian.

dan macro media flash.
Tahap Penyebaran
Tahap Penyebaran produk hasil
pengembangan

perangkat

dengan

penelitian eksperimen melalui Lesson
Study (LS). pada kelas sebenarnya.
Data pretes dan postes untuk variabel

Peningkatan Keterampilan Metakognisi Siswa dengan Pembelajaran
Kooperatif Jigsaw- Modifikasi
Cornelius Sri Murdo Yuwono
yang diukur saat LS adalah variabel

Rata-rata nilai postes keterampilan

keterampilan

metakognisi berdasar rubrik dalam

metakognisi

berdasar

rentang 61,63-70,66. Rata-rata nilai

rubrik
Data rata-rata nilai pretes dan
postes

keterampilan

metakognisi

postes

keterampilan

metakognisi

berdasar rubrik 61,63 pada model

berdasar rubrik pada tabel 2. Rata-rata

pembelajaran

nilai pretes keterampilan metakognisi

Modifikasi dan 70,66 pada Jigsaw Asli

berdasar rubrik dalam rentang 35,28-

Aronson.

72,89.

Rata-rata

keterampilan

nilai

postes

metakognisi

berdasar

kooperatif

Rata-rata
keterampilan

Jigsaw-

nilai

pretes

metakognisi

berdasar

rubrik dalam rentang 54,43-73,21.

rubrik pada kelompok kemampuan

Terjadi peningkatan rata-rata nilai

akademik dalam rentang 35,28-54,19.

pretes ke postes dari kategori kualitatif

Rata-rata nilai pre-tes keterampilan

Not really dan Developing menjadi

metakognisi berdasar rubrik 35,28

kategori Developing dan Ok. Hal ini

pada kemampuan AB dan 54.19 pada

dapat dinyatakan bahwa keterampilan

kemampuan AA. Rata-rata nilai postes

metakognisi siswa dari tidak mampu

keterampilan

memisahkan

dipikirkan

rubrik pada kelompok kemampuan

berpikir,

akademik dalam rentang 61,49-69,86.

meningkat menjadi dapat membantu

Rata-rata nilai postes keterampilan

menuju kesadaran berpikir sendiri jika

metakognisi berdasar rubrik 61,49

ada dorongan dan dukungan.

pada kemampuan AB dan 69,86 pada

dengan

apa

yang

bagaimana

Pada

ia

kelompok

model

pembelajaran kooperatif, rata-rata nilai
pretes

keterampilan

metakognisi

metakognisi

berdasar

kemampuan AA.
Pada
model

kelompok

kombinasi

pembelajaran

dengan

berdasar rubrik dalam rentang 36,07-

kemampuan akademik, rata-rata nilai

56,92.

pretes

Rata-rata

keterampilan

nilai

metakognisi

pretes
berdasar

keterampilan

metakognisi

berdasar rubrik dalam ren-tang 35,28-

rubrik 36,07 pada model pembelajaran

72,89.

kooperatif Jigsaw-Modifiksi dan 56,92

keterampilan

metakognisi

pada

rubrik

kelompok

pembelajaran

Konvensional.

Rata-rata

pada

nilai

pretes
berdasar

kombinasi

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014

ISSN 2087-9016

model pembelajaran dan kemampuan

73,21 pada Jigsaw Asli Aronson AA.

akademik dalam rentang 54,43-73,21.

Diagram rata-rata nilai pretes dan

Rata-rata nilai postes keterampilan

postes

metakognisi berdasar rubrik 54,43

berdasar rubrik terdapat pada Gambar

pada pembelajaran Konvensional dan

1.

keterampilan

metakognisi

100
80
60
Pretes
Postes

Nilai 40
20
0
A B

C D E F G H I J K L M N
Kelompok/Kelompok Kombinasi
Gambar 1.Diagram Rata-rata Nilai Pretes dan Postes Keterampilan Metakognisi Berdasar Rubrik
Keterangan:
A= Jigsaw Asli Aronson
B= Jigsaw II Slavin
C= Jigsaw Modifikasi
D= Konvensional
E= Kemampuan akademik atas (AA)
F= Kemampuan akademik bawah (AB)
G= Jigsaw Asli Aronson AA

H= Jigsaw Asli Aronson AB
I= Jigsaw II Slavin AA
J= Jigsaw II Slavin AB
K= Jigsaw Modifikasi AA
L= Jigsaw Modifikasi AB
M= Konvensional AA
N= Konvensional AB

Deskripsi pergeseran rata-rata
nilai pretes ke postes keterampilan
metakognisi berdasar rubrik terdapat

(68,13%) pada model pembelajaran
kooperatif Jigsaw II Slavin.
Pergeseran

rata-rata nilai pretes

pada Tabel 2. Pergeseran rata-rata

ke postes keterampilan metakognisi

nilai pretes ke postes keterampilan

berdasarkan rubrik pada kelompok

metakognsi

pada

kemampuan akademik dalam rentang

kelompok model pembelajaran dalam

15,67-26,22. Pergeseran rata-rata nilai

rentang 5,97-27,13. Pergeseran rata-

pretes

rata nilai pretes ke postes kete-

metakognisi berdasar rubrik 15,67

rampilan metakognisi berdasar rubrik

(28,91%)

5,97 (10,49%) pada pembelajaran

Pergeseran rata-rata nilai pretes ke

Konvensional.

postes

berdasar

rubrik

Pergeseran

rata-rata

ke

postes

pada

keterampilan

kemampuan

keterampilan

AA.

metakognisi

nilai pretes ke postes keterampilan

berdasar rubrik 26,22 (74,32%) pada

metakognisi ber- dasar rubik 27,13

kemampuan AB.

Peningkatan Keterampilan Metakognisi Siswa dengan Pembelajaran
Kooperatif Jigsaw- Modifikasi
Cornelius Sri Murdo Yuwono
Pergeseran rata-rata nilai pretes
ke postes keterampilan metakognisi
berdasar

rubrik

pada

kelompok

gabungan model pembelajaran dengan
kemampu-

Tabel 2. Pergeseran Rata-rata Nilai Keterampilan Metakognisi berdasar Rubrik dari Pretes ke
Postes
Kelompok/Kelompok Kombinasi
1. Kooperatif Jigsaw Asli Aronson
2. Kooperatif Jigsaw II Slavin
3. Kooperatif Jigsaw Modifikasi
4. Konvensional
5. Kemampuan Akademik Atas (AA)
6. Kemampuan Akademik Bawah (AB)
7. Kooperatif Jigsaw Asli Aronson AA
8. Kooperatif Jigsaw Asli Aronson AB
9. Kooperatif Jigsaw II Slavin AA
10. Kooperatif Jigsaw II Slavin AB
11. Kooperatif Jigsaw Modifikasi AA
12. Kooperatif Jigsaw Modifikasi AB
13. Konvensional AA
14. Konvensional AB

Kenaikan
22,11
27,13
25,56
5,97
15,67
26,22
13,74
30,49
29,26
25,01
-8,48
17,91
17,15
19,15

Persentase
45,55
68,13
70,85
10,49
28,91
74,32
23,10
81,04
70,48
65,57
-11,63
43,73
31,65
54,30

an akademik dalam rentang -8,48-

(0,39) dan postes (0,09) dan kelompok

30,49. Pergeseran rata-rata nilai pretes

kemampuan akademik bawah data

ke postes keterampilan metakognisi

pretes (0,29) dan postes (0,71) lebih

berdasar rubrik -8,48 (-11,63%) pada

besar dari pada alpha 0,05, maka Ho

model

Jigsaw

yang menyatakan data keterampilan

Modifikasi AA. Pergeseran rata-rata

metakognisi berdasar rubrik tidak

nilai pretes ke postes keterampilan

menyimpang dari distribusi normal

metakognisi berdasar rubrik 30,49

diterima.

pembelajaran

(81,04%) pada model pembelajaran
kooperatif Jigsaw Asli Aronson AB.
Hasil
keterampilan
rubrik

uji

uji

uji

homogenitas

antar

varian data keterampilan metakognisi

data

berdasar Rubrik dengan Levene’s Test

berdasar

diperoleh sig. (p-level) 0,06 lebih

One-Sample

besar dari alpha 0,05, maka Ho yang

normalitas

metakognisi

dengan

Hasil

Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh

menyatakan

varian

angka sig. (p-level) pada kelompok

keterampilan

metakognisi

kemampuan akademik atas data pretes

antar

data

berdasar

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014

ISSN 2087-9016

rubrik tidak berbeda atau homogen

terhadap

diterima.

metakognisi berdasar rubrik dapat

Hasil uji anakova keterampilan
metakognisi

berdasar

rubrik

keterampilan

diinterpretasikan sebagai berikut. Pada

pada

model

model

pembelajaran

kooperatif

diperoleh angka sig. = 0,000 lebih

pembelajaran,
akademik,

dan

pembelajaran

kemampuan
interkasi

dengan

kecil dari alpha 0,05 ( < 0,05), maka

model

Ho yang menyatatakan tidak ada

kemampuan

perbedaan keterampilan metakognisi

akademik terdapat pada Tabel 4. Hasil
uji

hasil

anakova

pengaruh

berdasar

rubrik

antara

model

-

perlakuan

Tabel 4. Hasil Uji Anakova Pengaruh Perlakuan terhadap Keterampilan Metakognisi Berdasar
Rubrik
Tests of Between-Subjects Effects
Variabel terikat: Postes Keterampilan Metakognisi Rubrik SK3
Type III Sum of
Squares
7826.531a
2532.698
391.707
740.443

Source
Corrected Model
Model Pembelajaran
Kemampuan Akademik
Model*Kemampuan Akademik

pembelajaran

kooperatif

ditolak.

df
8
3
1
3

Mean Square
978.316
844.233
391.707
246.814

F
11.735
10.127
4.699
2.961

diterima, sehingga dapat disimpulkan

Hipotesis penelitian yang menyatakan

ada

ada

keterampilan

pembelajaran terhadap keterampilan

metakognisi berdasar rubrik antara

metakognisi berdasar rubrik. Posisi

model pembelajaran kooperatif Jigsaw

masing-masing model pembelajaran

Modifikasi, Jigsaw Asli Aronson,

diungkap melalui uji LSD pada taraf

Jigsaw II Slavin, dan Konvensional

sig. = 0,05 pada Tabel. 5.

perbedaan

pengaruh

nyata

model

Tabel 5. Rata-rata Nilai Terkoreksi Keterampilan Metakognisi pada Sumber Model
Pembelajaran Berdasar Rubrik
Model
Konvensional
Jigsaw Modifikasi
Jigsaw II Slavin
Jigsaw Asli Aronson

RUBX
56,92
36,07
39,83
48,55

RUBY
62,89
61,63
66,96
70,66

Uji LSD dengan nilai LSD 5% =
3,60

menunjukkan,

model

Selisih
5,97
25,56
27,13
22,11

RUBCOR
59,94
63,73
68,15
69,74

Notasi
A
B
C
C

pembelajaran kooperatif Jigsaw Asli
Aronson dan Jigsaw II Slavin berbeda

Sig.
.000
.000
.031
.034

Peningkatan Keterampilan Metakognisi Siswa dengan Pembelajaran
Kooperatif Jigsaw- Modifikasi
Cornelius Sri Murdo Yuwono
nyata dengan Jigsaw Modifikasi, dan

pembelajaran kooperatif Jigsaw Asli

Konvensional. Model pembelajaran

Aronson 16,35% lebih tinggi daripada

kooperatif Jigsaw Asli Aronson dan

pembelajaran Konvensional.

II

Jigsaw

Slavin

meningkatkan
kognisi

setara

dalam

keterampilan

meta-

dibanding

dengan

Jigsaw

Pengaruh kemampuan akademik
terhadap

kerampilan

metakognisi

berdasarkan rubrik, pada kelompok

Modifikasi dan Konvensional. Model

kemampuan

pembe-lajaran

Jigsaw

angka sig. = 0,031 lebih kecil dari

dengan

alpha 0,05 ( < 0,05), maka Ho yang

Modifikasi

kooperatif

berbeda

nyata

akademik

pembelajaran Konvensional. Model

menyatakan

pembelajaran

keterampilan

kooperatif

Modifikasi

lebih

Jigsaw

baik

meningkatkan

dalam

keterampilan

metakognisi

dibanding

dengan

ada

perbedaan

metakognisi

berdasar

rubrik antara siswa berkemampuan
AA

dan

penelitian

AB

ditolak.

yang

Hipotesis

menyatakan

ada

perbedaan keterampilan metakognisi

Konvensional.
Jika dilihat dalam persentase
selisih

tidak

diperoleh

nilai

rata-rata

terkoreksi

berdasar rubrik antara kemampuan AA
dan AB diterima. Sehingga dapat

pembelajaran

disimpulkan

ada

pengaruh

kooperatif Jigsaw II Slavin 13,70%

kemampuan

akademik

terhadap

lebih tinggi daripada pembelajaran

keterampilan

metakognisi

berdasar

Konvensional.

rubrik.

diketahui

model

Rata-rata

nilai

Rata-rata

nilai

terkoreksi

terkoreksi model pembelajaran koo-

keterampilan

peratif Jigsaw Modifikasi 6,32% lebih

rubrik

tinggi daripada pembelajaran Konven-

akademik terdapat pada Tabel 6.

pada

metakognisi
sumber

berdasar

kemampuan

sional. Rata-rata nilai terkoreksi model
Tabel 6. Rata-rata Nilai Terkoreksi Keterampilan Metakognisi Berdasar Rubrik pada Sumber
Kemampuan Akademik
Kemampuan
AB
AA

RUBX
35,26
54,19

Rata-rata
keterampilan

nilai

metakognisi

RUBY
61,49
69,86

Selisih
26,22
15,67

RUBCOR
63,36
67,42

Notasi
A
B

terkoreksi

rubrik pada kemampuan AA 67,42.

berdasar

Rata-rata nilai terkoreksi keterampilan

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014
metakognisi

berdasar

rubrik

kemampuan

pada

ISSN 2087-9016

akademik

diperoleh

kemampuan AB 63,36. Kemampuan

angka sig. = 0,034 lebih kecil dari

AA berbeda dengan kemampuan AB

alpha 0,05, maka Ho yang menyatakan

sehingga kemampuan AA berpotensi

tidak ada perbedaan interaksi model

meningkatkan

pembelajaran

keterampilan

kooperatif

dengan

kemampuan

akademik

terhadap

Persentase selisih pergeseran rata-rata

keterampilan

metakognisi

berdasar

nilai

rubrik ditolak. Hipotesis penelitian

metakognisi

berdasar

keterampilan

rubrik.

metakognisi

berdasar rubrik dari pretes ke postes

yang

diketahui, keterampilan metakognisi

interaksi

berdasar

AB

kooperatif

dengan

sedangkan

akademik

diterima,

rubrik

meningkat

kemampuan

74,32%,

menyatakan

ada

model

perbedaan

pembelajaran
kemampuan
sehingga

kemampuan AA 28,91%. Temuan ini

disimpulkan

interaksi

model

mengindikasikan,

pembelajaran

kooperatif

dengan

metakognisi
kemampuan

keterampilan
berdasar

AB

lebih

kemampuan akademik berpengaruh

rubrik

nyata

terangkat

pembelajaran

interaksi

model

kooperatif

keterampilan

metakognisi berdasar rubrik. Uji LSD

dibandingkan kemampuan AA.
Pengaruh

terhadap

terhadap

posisi

dengan

pembelajaran

interaksi

kooperatif

model
dengan

kemampuan

akademik

terhadap

kemampuan

akademik

terhadap

keterampilan

metakognisi

berdasar

keterampilan

metakognisi

berdasar

rubrik, menyatakan interaksi model
pembelajaran

kooperatif

rubrik terdapat pada Tabel 7.

dengan

Tabel 7.Uji LSD Interaksi Model Pembelajaran Kooperatif dengan Kemampuan Akademik
terhadap Keterampilan Metakognisi Berdasar Rubrik

Model
Konvensional
Jigsaw Modifikasi
Jigsaw Modifikasi
Konvensional
Jigsaw II Slavin
Jigsaw Asli
Aronson
Jigsaw Asli
Aronosn
Jigsaw II Slavin

Kemampuan
Bawah
Bawah
Atas
Atas
Bawah

Kode
8
6
5
7
4

RUBX
40,95
25,52
46,63
72,89
38,15

RUBY
54,43
58,85
64,41
71,34
63,16

Selisih
13,48
33,33
17,78
-1,54
25,01

RUBCOR
55,35
63,50
63,95
64,53
64,75

Atas

1

59,47

73,21

13,74

69,64

C

Bawah
Atas

2
3

37,62
41,51

68,11
70,77

30,49
29,26

69,84
71,55

C
C

Uji LSD dengan nilai LSD 5% =
3,60

menunjukkan,

model

Notasi
A
B
B
B
B

pembelajaran kooperatif Jigsaw II
Slavin AA, Jigsaw Asli Aronson AA

Peningkatan Keterampilan Metakognisi Siswa dengan Pembelajaran
Kooperatif Jigsaw- Modifikasi
Cornelius Sri Murdo Yuwono
dan AB berbeda nyata dengan model

AA dan AB 0,27%, Persentase selisih

pembelajaran kooperatif Jigsaw II

rata-rata nilai terkoreksi keterampilan

Slavin AB, Jigsaw Modifikasi AA dan

metakognisi

AB, dan pembelajaran Konvensional

model pembelajaran Jigsaw II slavin

AA dan AB. Dalam meningkatkan

AA dan AB 10,49%, Persentase selisih

keterampilan

rata-rata nilai terkoreksi keterampilan

metakognisi

model

berdasar

pembelajaran kooperatif Jigsaw II

metakognisi

Slavin dan Jigsaw Asli Aronson AA

model

dan

Modifikasi

AA

Persentase

selisih

AB

setara

mempunyai

dibanding

kemampuan

dengan

model

rubrik

berdasar

rubrik

pembelajaran
dan

pada

pada
Jigsaw

AB

0,71%,

rata-rata

nilai

pembelajaran kooperatif Jigsaw II

terkoreksi keterampilan metakognisi

Slavin AB, Jigsaw Modifikasi AA dan

berdasar rubrik pada pembela-jaran

AB, dan pembelajaran Konvensional

Konvensional AA dan AB 16,60%.

AA dan AB. Model pembelajaran

Bila dinyatakan dalam bentuk

kooperatif Jigsaw II Slavin AB,

persentase pada kelompok kombinasi

Jigsaw Modifikasi AA dan AB, dan

model pembelajaran kooperatif dengan

pembelajaran

kemampuan AA menujukkan, model

Konvensional

AA

berbeda nyata dengan Konvensional

pembelajaran

kooperatif

AB. Model pembelajaran kooperatif

Modifikasi

AA

Jigsaw Asli Aronson AA dan AB,

keterampilan

Jigsaw II Slavin AA dan AB, Jigsaw

rubrik

Modifikasi

AA

pembelajaran

dan

AB,

dan

dibandingkan

Konvensional

AA

Konvensional

mempunyai

metakognisi

0,90%

Jigsaw

berdasar

lebih

rendah

pembelajaran
AA.

Model

berbeda nyata dengan pembelajaran

pembelajaran kooperatif Jigsaw Slavin

Konvensional

AA

meningkatkan

AB

dalam
keterampilan

metakognisinya.

mempunyai

keterampilan

metakognisi berdasar rubrik 10,87%
lebih rendah dibandingkan dengan

Persentase selisih rata-rata nilai

pembelajaran

Konvensoinal

AA.

terkoreksi keterampilan metakognisi

Model pembelajaran kooperatif Jigsaw

berdasar

Asli

rubrik

pada

model

pembelajaran Jigsaw Asli Aronson

Aronson

keterampilan

AA

mempunyai

metakognisi

berdasar

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014

ISSN 2087-9016

tinggi

sedangkan pada Model pembelajaran

dibandingkan dengan pembelajaran

kooperatif Jigsaw Asli Aronson AA

Konvensoinal AA. Pada kelompok

meningkat 23,10%. (2) Keterampilan

kombinasi

metakognisi

rubrik

7,92%

lebih

model

pembelajaran

berdasar

rubrik

pada

kooperatif dengan kemampuan AB

Model pembelajaran kooperatif Jigsaw

menujukkan,

II Slavin AB meningkat 70,48%,

model

kooperatif Jigsaw

pembelajaran

Modifikasi

AB

sedangkan pada Model pembelajaran

mempunyai keterampilan metakognisi

kooperatif

berdasar rubrik 14,73% lebih tinggi

meningkat 65,57%. (3) Keterampilan

dibandingkan

metakognisi

pembelajaran

Jigsaw

II

berdasar

Slavin

rubrik

AA

pada

Model

Model pembelajaran kooperatif Jigsaw

pembelajaran kooperatif Jigsaw Slavin

Modifikasi AB meningkat 130,62%,

AB

keterampilan

sedangkan pada Model pembelajaran

metakognisi berdasar rubrik 17,00%

kooperatif Jigsaw Modifikasi AA

lebih tinggi

meningkat 38,13%. (4) Keterampilan

Konvensional

AB.

mempunyai

dibandingkan dengan

pembelajaran

Konvensoinal

AB.

metakognisi

berdasar

rubrik

pada

Konvensional

AB

Model pembelajaran kooperatif Jigsaw

pembelajaran

Asli

meningkat 32,93%, sedangkan pada

Aronson

keterampilan
rubrik

AB

mempunyai

metakognisi

26,18%

berdasar

lebih

tinggi

pembelajaran
meningkat

Konvensional
2,12%.

dibandingkan dengan pembelajaran

mengidentifikasikan,

Konvensoinal AB.

pembelajaran

Persentase pergeseran rata-rata
nilai

keterampilan

metakognisi

berdasar rubrik dari pretes ke postes

AA

Temuan

cende-rung

ini

model
mampu

mengangkat keterampilan metakognisi
berdasar rubrik pada kemampuan AB
dibandingkan kemampuan AA.

pada interaksi model pembelajaran
kooperatif
akademik

dengan

kemampuan

menunjukkan

hal-hal

sebagai berikut. (1) Keterampilan
metakognisi

berdasar

rubrik

pada

Model pembelajaran kooperatif Jigsaw
Asli Aronson AB meningkat 81,04%,

PENUTUP
Simpulan
Produk perangkat pembelajaran
hasil

pengembangan

pembelajaran
Modifikasi

kooperatif

model
Jigsaw-

berupa Silabus, Rencana

Peningkatan Keterampilan Metakognisi Siswa dengan Pembelajaran
Kooperatif Jigsaw- Modifikasi
Cornelius Sri Murdo Yuwono
Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar

metakognisi

Kerja Siswa, dan Assesmen melalui

model

LS dalam meningkatkan keterampilan

Jigsaw-Modifikasi

metakognisi

akademik bawah (130,62%) lebih

berdasar

rubrik

pada

pembelajaran

siswa berkemampuan akademik atas

unggul

dan

keterampilan

bawah;

kooperatif

Model

pembelajaran

Jigsaw-Modifikasi

dan

Jigsaw II Slavin mempunyai potensi
yang

setara

dalam

keterampilan

rubrik

berdasarkan

rubrik,
kooperatif

kemampuan

mampu

meningkatankan

metakognisi

berdasar

pada kemampuan

kademik

bawah.

meningkatkan

metakognisi;

Siswa

Saran

berkemampuan akademik atas lebih

Model pembelajaran kooperatif

mampu meningkatkan keterampilan

Jigsaw Modifikasi dari Aronson dan

metakognisi

Slavin

dibandingkan

berkemampuan

akademik

siswa
bawah,

hasil

penelitian

dapat

diterapkan sebagai salah satu model

namun berdasar selisih pergeseran

pembelajaran

rata-rata

postes

saling bergantungan positif (Positive

kemampuan akademik atas memiliki

Interdependency) yang merupakan ciri

keterampilan metakognisi (28,91%)

khas pembelajaran kooperatif; Model

lebih rendah daripada kemampuan

pembelajaran

akademik bawah (74,32%). Hal ini

Modifikasi dari Aronson dan Slavin

menunjukkan

bahwa

kemampuan

dapat diterapkan dalam meningkatkan

akademik

bawah

mampu

nilai

pretes

meningkatkan
metakognisi.

ke

keterampilan
. Model pembelajaran

dalam

meningkatkan

kooperatif

keterampilan

Jigsaw

metakognisi;

Tersedianya produk hasil penelitian
perangkat

pembelajaran

model

dan

kooperatif Jigsaw Modifikasi, dapat

mempunyai

digunakan sebagai referensi untuk

potensi yang setara meningkatkan

melalukan inovasi pembelajaran baru,

keterampilan

demikian bagi guru biologi yang akan

kooperatif
Jigsaw

Jigsaw-Modifikasi,

Asli

Aronson

metakognisi

pada

kemampuan akademik bawah, namun

meningkatkan

berdasarkan selisih pergeseran rata-

dalam

rata nilai pretes ke postes keterampilan

mengembangkan

keprofesionalannya

pembelajaran

dapat
perangkat

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014
pembelajaran

secara

kolaborasi

dengan guru bidang studi melalui
kegiatan

Lesson

pembelajaran

Model

Study;

kooperatif

Jigsaw

Modifikasi dari Aronson dan Slavin
dapat

digunakan

kemampuan

dalam

metakognisi

bagi

untuk

keterampilan
siswa

berkemampuan

akademik

(AB);

dalam

dan

pembelajaran

melatih

di

bawah
perbaikan

kelas

meningkatkan

yang

guna

keterampilan

metakognisi dan hasil belajar kognitif.
Dinas pendidikan dan olah raga kota
Denpasar dapat merekomendasikan
kepada

guru

di

sekolah

untuk

mengguna-kan model pembelajaran
kooperatif,

termasuk

model

pembelajaran

kooperatif

Jigsaw

Modifikasi.

DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L.W. Krathwohl, D.R.,
Airasian, P.W., Cruikshank,
K.A., Mayer, R.E., Pintrich,
P.R., James Raths, Wittrock,
M.C.
(Eds.).
(2001).
A
Taxonomy
for
Learning,Teaching,
and
Assessing: A Revision of
Bloom’s Taxonomy of Education
Objectives. Addison Wesley:
Longman,Inc.
BSNP. (2006). Panduan Penyusunan
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan Jenjang Pendidikan

ISSN 2087-9016

Dasar dan Menengah. Jakarta:
BSNP.
BSNP. (2007). Peraturan Menteri
Pendidikan RI nomor 41, tahun
2007, Tentang Standar Proses
untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah. Jakarta: BSNP.
Corebima, A.D. (2009). Pengalaman
Berupaya
Menjadi
Guru
Profesional. Pidato Pengukuhan
Guru Besar dalam Bidang
Genetika
pada
Fakultas
Matematika
dan
Ilmu
Pengetahuan Alam, disampaikan
pada Sidang Terbuka Senat
Universitas Negeri Malang, 30
Juli 2009.
Depdiknas.
(2008).
Panduan
Pengembangan Bahan Ajar,
Jakarta:
Depdiknas,
Dirjen
Pendidikan
Dasar
dan
Menengah,
Direktorat
Pembinaan SMA.
Eggen, P.D. & Kauchak, D.P. (1996).
Strategies
for
Teachers:
Teaching Contentand Thinking
Skill, (Third Edition). Boston:
Allyn & Bacon.
Ibrahim,
M.
(2001).
Model
Pengembangan
Perangkat
Pembelajaran menurut Jerold E.
Kemp & Thiagarajan. Jakarta:
Proyek Pengembangan Mutu
SLTP Dirjen Pendidikan Dasar
dan Menengah, Depdikans.
Ibrahim,
M.
(2008).
Model
Pembelajaran Inovatif IPA
Melalui Pemaknaan. Surabaya:
Depdiknas.
BalitbangPuslitjaknov.
Livingston,
J.A.
(1997).
Metacognition: An overview.
(Online),
(http:
//www.gse.buffalo.edu/fas/
shuell/cep564/Metacog.htm),
diakses 23 September 2005.

Peningkatan Keterampilan Metakognisi Siswa dengan Pembelajaran
Kooperatif Jigsaw- Modifikasi
Cornelius Sri Murdo Yuwono
Miranda.
(2008).
Pembelajaran
Metakognitif dalam Strategi
Kooperatif
Think-Pair-Shere
dan TPS + Metakognitif
terhadap
Kemampuan
Metakognitif Siswa pada Biologi
di SMA Negeri Palangkaraya.
Disertasi
tidak
diterbitkan,
Malang: Program Pascasarjana
Universitas Negeri Malang UM).
Mulyasa, E. (2009). Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan:
Suatu
Panduan
Praktis.
Bandung:
PT.
Remaja
Rosdakarya.
Nindiasari, H. (2004). Pembelajaran
Metakognitif
untuk
Meningkatkan Pemahaman dan
Koneksi Matematik Siswa SMU
Ditinjau dari Perkembangan
Kognitif Siswa. Tesis, Tidak
Diterbitkan, Bandung: Program
Pascasarjana
Universitas
Pendidikan Indonesia: Bandung.
Puskur. (2001). Kurikulum Berbasis
Kompetensi
Matapelajaran
Biologi untuk SMA. Jakarta:
Departemen
Pendidikan
Nasional Badan Kurikulum
Penelitian dan Pengembangan
Pusat Kurikulum.
Suratno. (2009). Pengaruh Startegi
Kooperatif
Jigsaw
dan
Reciprocal Teaching terhadap
Ketrampilan Metakognisi dan
Hasil Belajar Biologi Siswa
SMA Berkemampuan Atas dan
Bawah di Jember. Disertasi
tidak
diterbitkan,
Malang:
Program
Pascasarjana
Universitas Negeri Malang
(UM).
Susantini, E., Rahayu, Y. S., Indana,
S., dan Corebima, A.D. (2004).
Pengembangan
Perangkat
Pembelajaran Biologi dengan

Strategi Metakognitif untuk
Memberdayakan
Kecakapan
Berpikir Siswa SMA. Universitas
Negeri
Surabaya:
Laporan
Penelitian
Hibah
Bersaing
Lanjutan
Suzana, Y. (2004). Pembelajaran
dengan Pendekatan Metakognitif
untuk
Meningkatkan
Kemampuan
Pemahaman
Matematik
Siswa
SMU.
Disajikan
pada
Seminar
Nasional
Matematika:
Matematika dan Kontribusinya
terhadap Peningkatan Kualitas
SDM dalam Menyongsong Era
Industri
dan
Informasi.
Bandung, 15 Mei 2004.
Syamsuri, I., Ibrohim. (2008). Lesson
Study (Studi Pembelajaran),
Model Pembinaan Pendidikan
secara
Kolaboratif
dan
Berkelanjutan
dipetik
dari
Program SISTTEMS-JICA di
Kabupaten Pasuruhan, Jawa
Timur (2006-2008). Malang:
FMIPA UM.
Thiagarajan,S.D.,
Semmel,S.&
Semmel,M.L.(1974).
Instructional Development for
Training Teacher of Axceptional
Childrean. A Source Book
Bloomington:
Center
for
Innovation on Teaching the
Handicap.
Warouw, Z.W.M. (2009). Pengaruh
Pembelajaran
Metakognitif
dalam Strategi Cooperatif Script
dan Reciprocal Teaching pada
Kemampuan Akademik Berbeda
terhadap
Kemampuan
dan
Keterampilan
Metakognitif,
Berpikir Kritis, Hasil Belajar
Biologi Siswa, serta Retensinya
di SMP Negeri Manado.
Disertasi
tidak
diterbitkan,

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014
Malang: Program Pascasarjana
Universitas Negeri Malang
(UM).
Yuwono, S. M. (2010). Gambaran
Umum
Profil
Guru
dan
Karakteristik
Pembelajaran
Biologi dalam Meningkatkan
Hasil Belajar di Sekolah SMA
Kota
Denpasar.
Makalah
disajikan
dalam
Seminar
Nasional
MIPA,
Malang:
FMIPA UM, 13 November 2010
Zen, R. A. (2010). Hubungan
Keterampilan Metakognitif dan
Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD
dalam Pembelajaran Sains pada
Penerapan
Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL)
dan
Inkuiri.
Tesis
tidak
diterbitkan, Malang: Program
Pascasarjana Universitas Negeri
Malang (UM).

ISSN 2087-9016