PEMIMPIN YANG BAIK MAMPU MEMBACA SITUASI

PEMIMPIN YANG BAIK MAMPU MEMBACA SITUASI DALAM
MEMIMPIN DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN
Latar Belakang Masalah
Berawal dari sebuah keinginan manusia cenderung melakukan segala hal hanya untuk
dapat memenuhi keinginannya, tanpa mengerti dan mengetahui akibat dari keinginannya itu
menjadikannya tidak dapat dipercaya dan tidak dapat memberikan contoh yang baik bagi
orang lain. Seseorang dapat dipercaya dan menjadi panutan bagi orang lain bukan karena dia
memiliki harta banyak, kedudukan tinggi dalam jabatannya, tetapi seseorang dapat dipercaya
karena dia mampu menyelesaikan permasalahan dan berperilaku bijak dalam segala
tindakannya terhadap orang lain.
Pemimpin yang berwibawa dan patut dicontoh adalah pemimpin yang dapat memiliki
teladan seperti berikut : mampu mencontoh caranya, mampu mengispirasikan visi bersama,
mampu menantang proses, mampu memungkinkan orang lain bertindak, dan mampu
menyemangati jiwa. Pemimpin adalah pemikir yang tepat dan pasti, walaupun tidak ada
kepastian tetapi dia harus membuat yang dia pikirkan menjadi pasti. Para pemimpin
mendorong semangat orang untuk mengubah cara berpikir dengan mempertanyakan rutinitas
serta melihat apa yang sedang terjadi dari berbagai perspektif yang terus berubah sejalan
dengan menghargai perbedaan dan tidak membiarkan kesuksesan mengubah cara berpikir
untuk tetap pada prinsip yang semula.
Pemimpin yang baik harus dapat melakukan audit kerja sama, menjadi orang pertama
yang dipercayai, selalu fokus pada keberhasilan, memiliki banyak alternatif, menciptakan

momen yang banyak, dan menciptakan iklim yang selalu kondusif untuk kepentingan
bersama. Seorang pemimpin harus dapat memperkuat orang lain dengan membagikan
kekuatan dan kebijakan.
Mencari pemimpin yang baik dan mampu memimpin, menurut Jakob Sumardjo, dalam
artikel 28 Agustus 2012 bahwa “pemimpin yang kita cari adalah kucing kaum komunis, yaitu
tidak peduli gemuk atau kurus, hitam atau putih, tetapi paham desakala yang artinya
pemimpin yang pandai membaca situasi dan masalahnya akan tahu kapan bertindak setepattepatnya. Dalam hal ini Jakob Sumardjo memakai peribahasa dari cina yang berkata “tidak
peduli kucing itu hitam atau putih yang penting dapat menerkam tikus” maksudnya pemimpin
itu tidak peduli harus berasal dari kaum bangsawan atau rakyat jelata yang terpenting adalah
dia sebagai pemimpin mampu memimpin dan bertindak dengan tepat dalam kondisi apapun
itu.
Seorang pemimpin yang selalu dinanti oleh kaum rakyat jelata adalah pemimpin yang
sempurna, padahal pemimpin yang sempurna pun sampai saat ini belum ada. Karena yang
mereka pikirkan adalah jika seorang pemimpin sempurna datang, maka komunitas mereka
dapat memberikan dukungan sosial bagi setiap individu, dan mampu menyembuhkan segala
penyakit yang mereka tanggung selama ini. Cara berpikir seperti ini menurut Jakob Sumardjo
adalah samar-samar dan tidak jelas keberadaannya. Menurut Jakob kalau ada orang yang
berhasil hidup di Indonesia berdasarkan 45 butir Pancasila, maka manusia seperti itulah yang

akan mampu memimpin Negara ini dan membebaskannya dari segala kejahatan yang

dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang di atas maka, kami dapat merumuskan pokok
permasalahan sebagai berikut :
Bagaimanakah seorang pemimpin dapat dikatakan sebagai pemimpin yang baik ?
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan kami dalam melakukan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana seorang pemimpin dapat dikatakan sebagai pemimpin
yang baik.
2. Untuk mengetahui apakah seorang pemimpin mampu menjadi pemimpin yang baik
bagi semua orang.
Manfaat Penulisan
Manfaat yang kami dapat dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk melatih diri dalam melakukan penulisan secara ilmiah yang dituangkan dalam
bentuk makalah yang berkaitan dengan pemimpin yang baik mampu memimpin diri
sendiri dan orang lain.
2. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang kepemimpinan pribadi.
3. Kami berharap agar tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pemimpin yang sedang
menjalankan fungsinya sebagai pemimpin diberbagai bidang.
Metode Penulisan

Untuk memudahkan kami dalam melakukan penulisan makalah ini, maka kami
menggunakan metode penulisan secara kualitatif, yaitu melakukan penulisan dengan cara
mengumpulkan data – data yang sesuai dengan artikel yang dibahas untuk mengkaitkannya
dengan literatur – literatur yang berhubungan dengan pemimpin yang baik dan mampu
membaca situasi dalam memimpin diri sendiri dan orang lain. Dalam hal ini penulisan tidak
menggunakan angka tetapi hanya menggunakan uraian berupa kalimat.
Analisa Data
Berdasarkan artikel dari penulis (Jacob) memberikan beberapa ilustrasi dengan
menggunakan istilah yang kami uraikan secara singkat pengertiannya:
1. “ Tidak peduli kucing itu hitam atau putih yang penting dapat menerkam tikus ”
(peribahasa cina komunis) artinya, setiap kucing yang cerdas tak asal tabrak tubruk
dengan cakar tajamnya untuk menerkam tikus. Jadi pemimpin yang baik harus bisa
membaca kapan ia bergerak dan apa serta bagaimana langkah tercepat dalam
melakukan tindakan terhadap bawahannya.

2. “ Desa kala patra ” (dalam ajaran hindhu) diartikan sebagai desa (tempat), kala (waktu),
patra (keadaan). Jadi artinya desa kala patra seorang pemimpin harus bergantung pada
tempat–waktu-kondisi dalam melakukan suatu tindakan yang juga bisa dimengerti
seperti memperhatikan watak perilaku lingkungan peradaban dan pendidikan di
masyarakat.

3. “ Satrio Piningit ” adalah sosok seorang pemimpin yang diharapkan dapat memimpin
Negara untuk menuju kemakmuran (prediksi ini muncul sejak jaman Majapahit) tetapi
sampai saat ini pemimpin tersebut belum ada.
4. “ Tikus – tikus Negara ” yaitu dipakai untuk istilah para koruptor yang ada di
Indonesia.
Kesimpulan Penulis
Dari keseluruhan isi artikel dan istilah – istilah yang digunakan oleh penulis,
menyimpulkan bahwa jika ada orang yang berhasil hidup di Indonesia berdasarkan 45 butir
Pancasila dialah manusia yang diharapkan sebagai pemimpin yang sempurna. Artinya
berdasarkan istilah Cina di atas penulis berkata manusia sempurna atau tidak yang penting
mampu menghabisi tikus – tikus Negara yang ada di Indonesia.
PEMBAHASAN
Seorang Pemimpin Dapat Dikatakan Sebagai Pemimpin Yang Baik
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu memimpin diri sendiri dan orang
lain dalam segala kondisi apapun. Pemimpin yang baik harus mampu memberikan teladan,
mengenal suara hati, berpandangan luas, melibatkan semua anggota, mencari peluang,
melakukan percobaan, menanggung risiko, kerja sama yang baik, memperdaya anggota,
mengakui kontribusi, dan merayakan nilai dan kemenangan yang dicapai.
Memberikan Teladan dan Mengenal Suara Hati
Dalam sebuah Negara tentunya terdiri dari beberapa unsusr misalnya Negara Indonesia

yang memiliki unsur, yaitu wilayah, pemerintah, manusia, Negara, dan pengakuan dari
Negara lain. Jadi dalam pembahasan makalah ini hanya terfokus pada pemimpin yang
mampu menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik sebagaimana ideologi yang dianut
dalam sebuah Negara.
Memimpin berarti harus menjadi teladan yang baik bagi bawahan atau anggota dan
melakukan apa yang dikatakan, karena pada saat demikian seorang pemimpin secara tidak
sengaja dapat mempengaruhi orang lain atau anggotanya dengan jujur.
Menurut Mary Godwin, Radius, untuk menjadi pemimpin yang baik bukanlah sesuatu
yang sering terjadi begitu saja. Dibutuhkan pemikiran, kepedulian, pengertian, komitmen,
serta energy yang besar untuk itu. Ketika semua hal tersebut ada, maka hal-hal itu akan
mengungkapkan yang terbaik dalam diri anda.
Dalam menjalankan fungsi sebagai pemimpin tentu tidak terlepas dari apa yang
dipikirkan dan bagimana hati nurani dalam bertindak untuk melakukan apa yang dipikirkan.

Jadi dalam melakukan kepemimpinan seorang pemimpin tidak terlepas dari esensi dirinya
sendiri sebagai seorang manusia yang mana harus memiliki idealism pribadi yang dapat
membuat semua bawahan atau anggota mengikuti apa yang disampaikan.
Seorang pemimpin harus memiliki kepercayaan pada diri sendiri terhadap sesuatu hal
yang dianggap terlebih dahulu dilakukan, sebelum membuat orang lain mempercayai dirinya.
Karena kalau seorang pemimpin tidak memiliki rasa percaya diri, maka tentunya dia tidak

mampu untuk membuat orang lain atau anggotanya mempercayainya.
Berpandangan Luas dan Melibatkan Semua Anggota
Seorang pemimpin yang berpandangan luas berarti pemimpin tersebut memiliki visi
tentang masa depan dan tidak hanya memikirkan satu masalah saja tetapi melihat berbagai
kemungkinan yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang. Seorang pemimpin hendaknya
menjadi pemimpin yang strategis bukan seorang pemimpin yang taktis.
Seorang pemimpin dapat menerima pernyataan yang dikemukakan anggotanya dan
dapat memotivasi semua anggotanya. Seorang pemimpin yang melibatkan semua anggotanya
adalah pemimpin yang mengenali semua pengikutnya dan mencari tahu jalan keluar terbaik
untuk anggotanya jika dalam masalah. Tidak berpikir untuk menang sendiri juga merupakan
salah satu ciri pemimpin yang mau melibatkan anggotanya.
Mencari Peluang dan Melakukan Percobaan
Selain memberikan teladan, mengenal suara hati serta mempunyai pandangan yang
luas, sebagai seorang pemimpin harus mampu untuk mencari peluang agar suatu organisasi
atau institusi yang dipimpinya dapat menjadi semakin baik dan semakin berkembang serta
dapat mencetak pemimpin-peminpin yang baru.
Pengetahuan dan pengalaman menjadi faktor yang penting untuk mendapatkan suatu
peluang atau kesempatan, karena peluang tidak akan pernah didapat dengan mencari akan
tetapi peluang akan timbul dengan sendirinya hal ini dapat dirasakan oleh seorang pemimpin
yang memiliki insting yang peka terhadap segala sesuatu yang ada dan yang terjadi.

Dalam setiap kesempatan dan waktu pasti ada peluang akan tetapi jika seorang
pemimpin tidak jeli atau peka, maka moment tersebut dianggap sebagai moment biasa dan
hilanglah peluang tersebut, kehilangan peluang atau kesempatan bagi seorang pemimpin
dapat menghambat karir atau bisa juga mengakhiri karirnya, karena untuk menjadi seorang
pemimpin-pun juga didapat oleh karena dapat membaca dan menangkap peluang tersebut.
Sebagai contoh : pada kasus kerusuhan Mei 1998 yang mengakibatkan gejolak politik
dan ekonomi yang sangat besar, hal ini bagi sebagian orang atau banyak orang merupakan
suatu masalah, sehingga pada saat itu banyak orang-orang yang eksodus keluar negeri dan
sebagian lagi bersikap pasif hanya menunggu bagaimana kerusuhan tersebut berakhir, akan
tetapi bagi orang-orang yang “oportunis” kerusuhan Mei 1998 merupakan peluang untuk
mencapai “cita-citanya” sehingga banyak aktivis-aktivis yang tergabung dalam organisasi
kemasyarakatan / kemahasiswaan menjadi pemimpin-pemimpin didalam lembaga Negara dan

lembaga pemerintahan pada era Reformasi (dalam bidang politik) dan banyak juga
pengusaha-pengusaha sukses, pada saat krisis moneter tahun 1997 dan tahun 1998 mengalami
kebangkrutan hal ini bertolak belakang dengan orang-orang yang dapat membaca situasi dan
dapat menangkap peluang, sehingga pada saat krisis tersebut membuat “orang biasa” dapat
menjadi pengusaha sukses di era selanjutnya.
Pemimpin bukan hanya sekedar mempunyai pengetahuan, pengalaman, dan inisiatif,
akan tetapi seorang pemimpin harus berani mengambil suatu sikap atau suatu keputusan pada

saat tertentu, karena tindakan nyata pemimpin lebih berharga daripada hanya sekedar
memberikan masukkan atau arahan. Faktor paling penting bagi seorang pemimpin dalam
mengambil suatu sikap/keputusan atau untuk mendapatkan peluang adalah mempunyai suatu
keberanian.
Menanggung Risiko dan Bekerja Sama yang Baik
Seorang pemimpin harus berani memimpin, berarti harus berani juga menanggung
segala resiko yang ada. Pemimpin itu tidak seharusnya ‘bersembunyi’, melainkan harus
berani menghadapi siapapun yang mengganggu dan mengancam kepentingan kelom
dipimpinnya. Sebelum dipilih hendaknya orang yang bakal jadi pemimpin itu harus siap
dengan segala hal yang berhubungan dengan segala kepentingannya, kalau tidak siap
mending tidak usah. Daripada setelah jadi pemimpin ada ketidakpuasan dari kelompoknya.
Begitu juga bagi kita yang memilih sang pemimpin itu. Jangan asal pilih saja.
Jangan memilih karena ‘bayaran’, jangan memilih karena ada ‘keterikatan’, tapi
pilihlah berdasarkan kriteria pemimpin yang dibutuhkan, jangan sekedar memilih. Sayang
suara kita sebagai pemilih kalau nantinya pemimpin yang terpilih tidak becus.
Memperdaya Anggota dan Mengakui Kontribusi
Seorang pemimpin yang baik harus dapat memperdaya anggotanya, sehingga dengan
mudah tujuan dapat dicapai. Anggota tim merasa kuat dan memiliki kemampuan karena
masukan yang diberikan oleh pemimpin pada mereka untuk membuat sesuatu perubaha.
Pemimpin yang baik harus mendukung anggotanya dan meluangkan waktu untuk bekerja

sama dengan para stafnya, sehingga dapat memahami apa yang akan dilakukan untuk
memberi anggota sebuah motivasi yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan anggota
dengan bijak.
Seorang pemimpin yang baik harus bangga dengan semua keberhasilan yang dicapai
oleh anggota dan tidak boleh meremehkan hasil jerihpaya bawahan meskipun banyak terjadi
kegagalan, namun memimpin harus tetap member pujian atas keberhasilan dan kegagalan
yang telah didapat. Seorang pemimpin harus memahami kebutuhan yang untuk mengakui
kontribusi serta tetap terlibat dalam tugas seperti memfokuskan diri pada standar-standar
yang jelas, selalu mengharapkan yang terbaik, selalu memberikan perhatian, dan member
pengakuan secara pribadi pada bawahan.
Merayakan Nilai dan Kemenangan yang Dicapai

Seorang pemimpin yang baik tentunya tidak hanya sekedar ingin tahu dan terfokus
pada kemenangan yang telah dicapai. Namun pemimpin itu harus dapat menciptakan sebuah
komunitas yang di antara para anggotanya dapat saling mendukung, sehingga penting untuk
melakukan perayaan atas nilai yang telah dicapai, resepsi perayaan ini diadakan bukan untuk
demi acaranya tetapi hal tesebut diadakan untuk menyentuh hati dan jiwa setiap anggota.
Dalam hal seorang pemimpin ingin melakukan perayaan nilai kemenangan yang dicapai,
maka pemimpin tersebut harus mampu menciptakan semangat dalam komunitas anggotanya,
bercerita pada anggota tentang masa-masa yang indah dan susah pada saat memulai sebuah

kepemimpinan.
Dalam merayakan nilai-nilai dan kemenangan yang dicapai, maka seorang pemimpin
memnerikan contoh dengan terlibat secara langsung dalam perayaan dan pengakuan
membiarkan setiap anggota mengetahui bahwa menyemangati hati adalah sesuatu yang harus
dilakukan oleh setiap orang dalam hal menjaling hubungan pribadi antara anggota dengan
anggota dan anggota dengan pimpinan. Tujuan hal ini adalah untuk mengurangi batasan
anatara pemimpin dengan pengikut.
Kesimpulan
Penjelasan berbagai uraian di atas yang tentunya tidak terlepas dari maksud penulis
dalam artikel bahaw, Mencari Pemimpi, maka kelompok kami membuat kesimpulan sebagai
inti dari pembahasan adalah sebagai berikut :
Pemimpin yang baik mampu membaca situasi dalam memimpin diri sendiri dan orang
lain adalah pemimpi yang memiliki kepekaan terhadap fungsi-fungsinya dalam menjalankan
kepemimpinan dengan berbagai faktor-faktor seperti berikaut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.


Memberikan teladan dan mengenal suara hati;
Berpandangan luas dan melibatkan semua anggota;
Mencari peluang dan melakukan percobaan;
Menanggung risiko dan bekerja sama yang baik;
Memperdaya anggota dan mengakui kontribusi;
Merayakan nilai dan kemenangan yang dicapai.

Saran
Dalam melakukan penulisan makalah ini, besar harapan kami agar makalah ini dapat
memberikan mamnfaat bagi pembaca khususyan mahasiswa Universitas Katoloik Darma
Cendika yang berjiwa untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, baik untuk memimpin diri
sendiri maupun untuk memimpin orang lain.
DAFTAR BACAAN
1. John D. Beckett, 2000, Loving Monday (Senin yang Menggairahkan), Yayasan Gloria,
Yogyakarta;
2. Kouzes, James M. dan Posner, Barry Z, 2004, Leadership The Challenge, Erlangga,
Jakarta;
3. Sumardjo, Jakob, 27 Agustus 2012, Mencari Pemimpin (artikel), Jawa Pos, Surabaya

Oleh :
KELOMPOK VIII
Daniel Nugraha; Engjel; Frianto Laia; Oktavia; Georano; Hedrian; Pitnong
UNIVERSITAS KATOLIK DARMA CENDIKA SURABAYA 2013