262121716 Proposal Penelitian Pola Asuh 2014

Kode/Rumpun Ilmu: 371/ Keperawatan

USULAN
PENELITIAN DOSEN PEMULA

HUBUNGAN POLA ASUH (PEMBERIAN ASI DAN STATUS GIZI) DENGAN
PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA 0 – 36 BULAN
DI PUSKESMAS SULI

TIM PENGUSUL
Ketua Peneliti
Warda, S.ST.,M.Kes
NIDN: 0911116304
Anggota Peneliti
Ns. Dian Setya Budi, S.Kep.,M.Kep
NIDN: 1120018001

AKADEMI KEPERAWATAN SAWERIGADING PEMDA LUWU
APRIL, 2014

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................
HALAMAN PEN GESAHAN ............................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................
RINGKASAN PENELITIAN ..............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian .........................................................
B. Rumusan Masalah ....................................................................
C. Tujuan Penelitian .......................................................................
D. Manfaat Penelitian ....................................................................
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep dan Teori .......................................................................
1. Tinjauan Umum tentang Pola Asuh .......................................
2. Tinjauan Umum tentang Motorik Kasar ................................
B. Kerangka Konsep .....................................................................
C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ...............................
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ......................................................................
B. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................
C. Populasi dan Sampel .................................................................
D. Metode Pengumpulan Data ........................................................
E. Teknik Analisis dan Pengolahan Data .......................................
BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
A. Biaya Penelitian ........................................................................
B. Jadwal Penelitian ........................................................................
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
LAMPIRAN 1 Justifikasi Anggaran Penelitian ...................................................
LAMPIRAN 2 Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas ............
LAMPIRAN 3 Biodata Ketua dan Anggota .......................................................
LAMPIRAN 4 Surat Pernyataan Ketua Peneliti

i
ii
iii
iv
v
5

6
7
7
9
10
13
14
15
17
17
17
18
18
20
21
22
23
24
25


RINGKASAN
Penelitian ini mengeksplorasi Pola asuh anak yang di berikan oleh orang tua kepada anak
–anaknya. Pola asuh adalah kemampuan seseorang untuk mengambil keputusan yang berdampak
luas pada kehidupan seluruh anggota keluarga yang menjadi dasar penyediaan pengasuhan yang
tepat dan bermutu pada anak termasuk pengasuhan makanan bergizi (Depkes RI, 2000).
Tujuan penelitian ini secara khusus adalah: (1) Untuk mengetahui gambaran pemberian
Asi anak usia 0-36 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Suli Kabupaten Luwu. (2) Untuk
mengetahui gambaran status gizi anak usia 0-36 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Suli
Kabupaten Luwu. (3) Untuk menganalisis hubungan Pola Asuh (Pemberian Asi dan status gizi)
dengan perkembangan motorik kasar anak 0-36 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Suli
Kabupaten Luwu.
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah bentuk kuantitatif
menggunakan pendekatan tipe cross sectional yang merupakan salah satu jenis studi observasi
yang dilakukan pada semua subjek untuk variabel, tetapi tiap subjek hanya diobservasi satu kali,
dan faktor risiko serta efek diukur menurut keadaannya. Instrumen berupa angket terlebih dahulu
di uji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data dilakukan dengan dua tahapan yakni analisis
univariat dengan mendeskripsikan semua variabel bebas dan terikat dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi dan narasi, Setelah itu dilakukan analisis bivariat untuk melihat distribusi frekuensi
(tabulasi silang) variabel bebas dan terikat. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang
bermakna antara variabel bebas dan terikat menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment

(apabila data pada variabel bebas dan variabel terikat berdistribusi normal). Untuk mengolah
data digunakan perangkat lunak Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0.
Luaran penelitian ini adalah: (1) jurnal ilmiah ber-ISSN yang akan didistribusikan pada
tempat pelayanan kesehatan, dan Sekolah menengah Atas; (2) hasil penelitian ini juga akan
diterbitkan dalam bentuk buku ber-ISBN sebagai bagian penting dari publikasi ilmiah; (3)
rekomendasi penelitian akan disampaikan kepada pemangku kebijakan kesehatan di Kabupaten
Luwu Sulawesi Selatan, sehingga dapat memaksimalkan perannya dalam mengantisipasi pola
asuh yang lebih baik.
Keywords: Pola Asuh, Pemberian Asi, Gizi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah SWT untuk
memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan
penyakit. Keseimbangan Air Susu Ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki
bentuk paling baik pada tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama, ASI juga sangat
kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan
perkembangan system syaraf. Makan-makanan tiruan untuk bayi yang diramu menggunakan
teknologi masa kini tidak menandingi keunggulan Air Susu Ibu.

Perkembangan Motorik adalah perkembangan pengendalian gerakan jasmani melaluin
kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Yang dapat dicapai oleh
seorang anak apabila anak mendaptkan asupan makanan yang cukup kualitas gizinya, hal ini
terdapat dalam ASI. Anak terganggu perkembangan motorik kasar apabila ibu tidak
memberikan ASI Eksklusif kepada bayi. Hal ini akan menjadi beban keluarga, anak tidak
mampu mandiri, bahkan mungkin tidak dapat diterima dalam lingkungan social.
Proses tumbuh-kembang merupakan proses utama, dan merupakan sesuatu yang
penting bagi anak. Untuk dapat tumbuh kembang dengan baik, sesorang anak harus
terpenuhi kebutuhan dasarnya seperti kebutuhan fisik, emosi, dan stimulasi Telah disadari
pemberian ASI secara eksklusif untuk 4-6 bulan pertama kehidupan sangat menunjang
kebutuhan tersebut. Sebagai sumber gizi bagi bayi, ASI memiliki sifat unggul karena
mengandung protein, lemak, laktosa, vitamin, dan mineral dengan komposisi yang sangat
sempurna. Disamping itu salah satu keunggulan ASI yang tidak terdapat pada susu botol
adalah kandungan antibody yang bersifat protektif terhadap infeksi yang menyerang
bayi.(Yanwirasti,2003:15).
Salah satu langkah awal penting untuk mewujudkannya adalah pemberian
makanan pertama dengan kualitas dan kuantitas optimal. Soalnya gangguan gizi pada
pertumbuhan bayi dapat menghambat pertumbuhan otak, yang tentu berpengaruh pada
kecerdasan bayi. Fakta-fakta ilmiah membuktikan, bayi dapat tumbuh lebih sehat dan cerdas
bila diberi Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif pada 4-6 bulan pertama kehidupannya. ASI

Eksklusif lebih tepat disebut pemberian ASI secara Eksklusif, artinya hanya pemberian ASI

pada bayi. Bayi tak mendapat tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air
the, air putih, juga tambahan makanan padat seperti pisang, papaya, bubur susu, biscuit,
bubur nasi, tim.(Soetjiningsih,1995:20)
Ada dua factor yang mempengaruhi kecerdasan. Yang pertama adalah faktor
genetik atau bawaan dari orang tua.Faktor lain adalah factor lingkungan.Faktor ini akan
menunjang apakah factor genetic bias berkembang optimal. Berbeda dengan factor genetic
yang tidak dapat direkayasa, Faktor lingkungan punya banyak sisi yang dapat
dimanipulasi.Secara garis besar ada tiga jenis factor lingkungan yang dapat mempengaruhi
perkembangan kecerdasan.Diantaranya pertumbuhan fisik biomedis otak.Untuk ini, nutrisi
berperan sangat penting. Makanan dengan kualitas kadar gizi dan kuantitas yang optimal
akan mendukung pertumbuhan otak yang optimal pula. Kata cerdas selalu diasosiasikan
dengan otak, salah satufactor organ paling penting.(Soetjiningsih,1995:25)
Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, Sumatera Utara 13,5 % mengalami kasus
gizi kurang dan 7,8 % gizi buruk dan menjadi peringkat ke-8 dari 33 provinsi di Indonesia
dengan status gizi buruk (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian
Kesehatan 2010).
Kurang pengetahuan ibu tentang pemberian makanan terjadi karena banyak tradisi dan
kebiasaan seperti penghentian penyusuan lebih awal dari 2 tahun, anak kecil hanya

memerlukan makanan sedikit dan pantangan terhadap makanan, ini merupakan faktor
penyebab masalah gizi di masyarakat (Depkes RI, 2004).
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan tahun 2009
prevalensi gizi buruk (4,4 %), gizi kurang (18,8 %) dari jumlah balita 1,6 juta jiwa. Di
Kabupaten Luwu tahun 2009 melalui hasil Survey Pemantauan Status Gizi (PSG) prevalensi
gizi buruk dan gizi kurang sebesar 1,25 % dan 9,73 % (Profil Dinkes Sulsel, 2009).
Berdasarkan survei awal peneliti di Puskesmas Suli (2013), menunjukkan bahwa
sebagian besar masyarakat kecamatan Suli memiliki jenis pekerjaan sebagai petani. Pada
umumnya ibu-ibu ikut membantu suami bekerja di ladang dan ada juga ibu bekerja sebagai
buruh tani harian yang intensitas waktu mengasuh anak kurang, dan rata-rata ibu
berpendidikan menengah.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pola
asuh dan status gizi anak usia 0-36 bulan di di Wilayah Kerja Puskesmas Suli Kabupaten
Luwu.
Kebahagiaan dan kebanggaan tidak terkira dirasakan ibu jika berhasil menyusui
bayinya. Sebab Air Susu Ibu merupakan makanan yang sempurna bagi bayi. Kunci
kesuksesan menyusui adalah rasa cinta, ketekunan, kesabaran, percaya diri, disertai
penerapan manajemen laktasi yang baik. Walaupun keunggulan dan manfaat ASI dalam
menunjang kelangsungan hidup bayi sudah terbukti, namun kenyataan belum diikuti

pemanfaatan secara optimal oleh ibu bahkan ada kecenderungan makin banyak ibu yang
tidak memberikan ASI Ekslusif khususnya di Puskesmas Wara Utara Kecamatan Wara Utara
Kota Palopo. Perkembangan motorik kasar anak usia 06-24 bulan berhubungan dengan
pemberian ASI Eksklusif. Atas dasar hal tersebut diatas maka peneliti meras tertarik
melakukan penelitian sejauhmana hubungan antara lama pemberian ASI Eksklusif dengan
perkembangan motoric kasar pada anak umur 06-24 bulan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang dipaparkan diatas maka dibuatlah rumusan
masalah sebagai berikut: “Bagaimana hubungan antara Pola Asuh (Pemberian ASI dan status
gizi) dengan Perkembangan Motorik Kasar anak usia 0 - 36 bulan di Puskesmas Suli ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pola asuh Pemberian Asi dan status gizi)

Dengan

perkembangan motorik kasar pada anak usia 0-36 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Suli
Kabupaten Luwu.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran pemberian Asi anak usia 0-36 bulan di Wilayah Kerja

Puskesmas Suli Kabupaten Luwu..
b. Untuk mengetahui gambaran status gizi anak usia 0-36 bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Suli Kabupaten Luwu..
c. Untuk menganalisis hubungan Pola Asuh (Pemberian Asi dan status gizi) dengan
perkembangan motorik kasar anak 0-36 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Suli
Kabupaten Luwu.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Puskesmas
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi petugas kesehatan (Puskesmas) setempat
mengenai gambaran pola asuh dan status gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Suli
Kabupaten Luwu dalam melaksanakan upaya peningkatan kesehatan.
2. Bagi Institusi
Sebagai bahan refrensi bagi perpustakaan AKPER Sawerigading Pemda Luwu dan
penelitian selanjutnya.
3. Bagi Masyarakat
Memberikan gambaran pada masyarakat tentang pola asuh yang nantinya dapat diketahui
bagaimana pola asuh yang baik untuk anak usia 0-36 bulan sehingga status gizi yang baik
pada anak dapat tercapai.
4. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan peneliti tentang hubungan pola asuh ibu dengan status gizi anak
balita.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Pola Asuh Anak
Manusia membutuhkan pengasuhan sejak bayi sampai usia anak sampai menjadi
lebih dewasa (Giddens, 1993 dalam Astuti dkk, 2003). Manusia tidak akan bertahan
hidup tanpa orang tua yang telah disosialisasikan untuk mengasuh. Calon ibu diajak
memelihara anak dan menerapkan berdasar pola yang diterima melalui sosialisasi
sebelumnya ( Goode, 2002).
Yang dimaksud dengan pola pengasuhan anak adalah sikap dan perilaku ibu atau
pengasuh lain dalam kedekatannya dengan anak. Memberikan makan, menyusui,
merawat, menjaga kebersihan, member kasih sayang, dan sebagainya. Kesemuanya
berhubungan dengan keadaan ibu dalam kesehatan(fisik dan mental), status gizi,
pendidikan, pengetahuan tentang pengasuhan anak ( Soekirman, 2000).
Pola asuh anak adalah kemampuan seseorang untuk mengambil keputusan yang
berdampak luas pada kehidupan seluruh anggota keluarga yang menjadi dasar penyediaan
pengasuhan yang tepat dan bermutu pada anak termasuk pengasuhan makanan bergizi
(Depkes RI, 2000).
Pada dasarnya orang tua mengetahui bahwa pengasuhan anak merupakan salah satu
kewajiban orang tua. Namun tidak semua orang tua terampil dalam mengasuh anak.
Demikian halnya, tidak semua orang tua mengetahui luas dan kedalaman dimensi
pengasuhan anak. Ada variasi dalam hal pengetahuan dan ketrampilan orang tua dalam
pengasuhan anak.
a. Praktik Pemberian Makanan
1) Pemberian Air Susu Ibu ( ASI ) dan Makanan Pendamping pada Anak
Pemberian makanan balita bertujuan untuk mendapat zat gizi yang
diperlukan tubuh untuk pertumbuhan dan pengaturan faal tubuh. Zat gizi berperan
memelihara dan memulihkan kesehatan serta untuk melaksanakan kegiatan
sehari-hari, dalam pengaturan makanan yang tepat dan benar merupakan kunci
pemecahan masalah (Suharjo, 2003).
Tujuan pemberian makanan pada anak balita adalah :

a) Untuk mendapat zat gizi yang diperlukan tubuh dan digunakan oleh tubuh.
b) Untuk pertumbuhan dan pengaturan faal tubuh.
c) Zat gizi berperan dalam memelihara dan memulihkan kesehatan serta untuk
melaksanakan kegiatan sehari-hari.
d) Untuk mencegah terjadinya berbagai gangguan gizi pada balita diperlukan
adanya prilaku penunjang dari para orang tua, ibu atau pengasuhan dalam
keluarga.
e) Selalu memberikan makanan bergizi yang seimbang kepada balita (Suharjo,
2003).
Air susu ibu merupakan makanan pokok yang terbaik bagi bayi. Bila ibu
dan bayi sehat, ASI hendaknya cepat diberikan. ASI diproduksi pada 1-5 hari
pertama dinamakan kolostrum, yaitu cairan kental berwarna kekuningan.
Kolostrum mengandung lebih banyak antibodi, protein, mineral dan vitamin A.
Pemberian ASI tidak dibatasi dan dapat diberikan setiap saat. ASI eksklusif
adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu
formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti
pisang, pepaya, bubur susu, biskuit dan tim.
Pertumbuhan anak usia 1-3 tahun tidak sama dengan masa bayi, tetapi pada
masa ini aktifitasnya lebih banyak. Golongan ini sangat rentan terhadap penyakit
dan gizi dan infeksi. Syarat makanan yang harus diberikan adalah makanan yang
mudah dicerna dan tidak merangsang (tidak pedas) dengan jadwal pemberian
makanan sama yaitu 3 kali makanan utama (pagi, siang, malam) dan 2 kali
makanan selingan (diantara 2 kali makanan utama). Jenis jumlah dan frekuensi
makan pada bayi dan anak balita, hendaknya diatur sesuai dengan perkembangan
usia dan kemampuan organ pencernaannya (Depkes RI, 2006).
Hasil penelitian Sarasani (2005) menyatakan bahwa anak yang mempunyai
praktik pemberian makanan yang baik lebih banyak ditemukan anak dengan status
gizi baik.
Pada anak usia 1-3 tahun anak bersifat konsumen pasif. Makanannya
tergantung pada apa yang disediakan ibu. Gigi susu telah tumbuh, tetapi belum
dapat digunakan untuk mengunyah makanan yang terlalu keras. Namun anak

hendaknya sudah diarahkan untuk mengikuti pola makan orang dewasa (As’ad,
2002).
Tabel 2.1. Pengukuran Makanan Balita
Umur

Jenis/bentuk

(bulan)

makanan

0- 6

ASI

bulan

Porsi Per hari

Frekuensi

Disesuaikan dengan kebutuhan
ASI

di

berikan

setiap

Min 6 kali
anak

menangis siang atau malam hari
makin sering makin baik
6–9

ASI

bulan

MP-ASI

Usia 6 bulan: 6 sendok makan

Makanan Lunak

(setiap kenaikan usia anak 1 bulan

Disesuaikan dengan kebutuhan

Min 6 kali

2 kali

porsi di tambah 1 sdm)
9-12

ASI

Disesuaikan dengan kebutuhan

Min 6 kali

bulan

Makanan

1 piring ukuran sedang (7 sdm)

4-5 kali

Lembik

1 piring ukuran sedang

1 kali

Makanan
Selingan
1-2 tahun

ASI

Disesuaikan dengan kebutuhan

Makanan

½ porsi orang dewasa (10 sdm)

3 kali

keluarga

½ porsi orang dewasa

2 kali

Makanan
selingan
> 24

Makanan

Disesuaikan kebutuhan

3 kali

bulan

Keluarga

Disesuaikan kebutuhan

2 kali

Makanan
Selingan
Sumber: Depkes RI, 2006

2) Kebutuhan Zat Gizi Anak Usia 0-36 Bulan

Gizi seimbang adalah makanan yang dikonsumsi dalam satu hari beragam
dan mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur sesuai dengan
kebutuhan tubuhnya. Keadaan ini tercermin dari derajat kesehatan dan tumbuh
kembang balita yang optimal (Direktorat Gizi Masyarakat, 2000).
Zat gizi yang dibutuhkan balita adalah :
a) Karbohidrat merupakan sumber energi utama yang terdiri dari dua jenis yaitu
karbohidrat sederhana (gula pasir dan gula merah) sedangkan karbohidrat
kompleks (tepung, beras, jagung, gandum)
b) Protein untuk pertumbuhan, terdapat pada ikan, susu, telur, kacang-kacangan,
tahu, dan tempe.
c) Lemak terdapat pada margarin, mentega, minyak goreng, lemak hewan atau
lemak tumbuhan.
d) Vitamin adalah zat-zat organik yang kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah
sangat kecil dan pada umumnya dapat dibentuk oleh tubuh.
(1) Vitamin A untuk pertumbuhan tulang, mata, dan kulit juga mencegah
kelainan bawaan, vitamin terdapat dalam susu, keju, mentega, kuning
telur, minyak ikan, dan sayuran dan buah-buahan segar (wortel, pepaya,
mangga, daun singkong, daun ubi jalar).
(2) Vitamin B untuk menjaga sistem susunan saraf agar berfungsi normal,
mencegah penyakit beri-beri dan anemia, vitamin ini terdapat di dalam
nasi, roti, susu, daging, dan tempe.
(3) Vitamin C berguna dalam pembentukan integritas jaringan dan
peningkatan penyerapan zat besi, untuk menjaga kesehatan gusi, banyak
terdapat mangga, jeruk, pisang, nangka.
e) Mineral berguna untuk menumbuhkan dan memperkuat jaringan serta
mengatur keseimbangan cairan tubuh.
(1) Zat besi, berguna dalam pertumbuhan sel-sel darah merah yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan, zat ini terdapat dalam daging, ikan, hati
ayam.
(2) Kalsium berguna untuk pertumbuhan tulang dan gigi zat ini terdapat
dalam susu sapi.

(3) Yodium berguna untuk menyokong susunan saraf pusat berkaitan dengan
daya pikir dan mencegah kecacatan fisik dan mental. Zat ini terdapat
dalam rumput laut, dan sea food (Widjaja, 2007).
2. Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan manusia adalah hal yang menarik untuk dipelajari.
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi
saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan and perkembangan.
Pertumbuhan (growth) berkitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah,
ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bias diukur dengan ukuran
berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan
metabolic (retensi kalsium dan nitrogen tubuh),(irawan,2002:12)
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, sebagai hasil dan
proses pematangan. Perkembangan menyangkut adanya perubahan dari sel-sel tubuh,
jaringan tubuh, organ-organ, dan system organ yan berkembang sedemikian rupa sehingga
masing-masing memiliki fungsi spesifik. Perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku
sebaagai hasil interaksi dengan lingkungan juga merupakan karakteristik adanya
perkembangan. (Kartika, diakses 20 Desember 2011).
Proses pertumbuhan dan perkembangan setiap orang berbeda-beda, hal ini
disebabkan banyak factor yang mempengaruhinya, baik factor yang tidak dapat
dirubah/dimodifikasi yaitu factor keturunan maupun factor yang dapat dirubah/dimodifikasi
yaitu factor lingkungan.
3.

Perkembangan Motorik
Perkembangan motoric berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmani
melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan oto yang terkoordinasi. Pengendalian tersebut
berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan massa yang ada pada waktu lahir. Sebelum
perkembangan tersebut terjadi, anak akan tetap tidak berdaya (Hurlock,2006 : 165).
Akan tetapi, kondisi ketidakberdayaan tersebut berubah cepat selama 4 atau 5 tahun
pertama pasca lahir, anak dapat mengendalikan gerakan yang asar. Gerakan tersebut
melibatkan bagian badan yang luas yang diginakan dalam berjalan, berlari, melompat,
berenang dan sebagainya. Setelah berumur 5 tahun, terjadi perkembangan yang besar dalam

mengendalikan koordinasi yang lebih baik yang melibatkan kelompok otot kecil yang
digunakan menggenggam, melempar, menangkap bola, menulis dan menggunakan
alat.(Staff pengajar FKUI, 2002:145)
Seandainya tidak ada gangguan lingkungan atau fisik atau hambatan mental yang
mengganggu perkembangan motoric, secara normal anak berumur 6 tahun akan siap
menyesuaikan diri dengan tuntutan sekolah dan berperan serta dalam kegiatan bermain
teman sebaya. Masyarakat mengaharapakan yang seperti itu pada anak. Seandainya tidak
ada gangguan kepribadian yang menghambat, anak yang memilki sifat yang sesuai dengan
harapan masyarakat akan melakukan penyesuaian social dan pribadi yang baik. Sebaliknya,
dalam diri anak dapat menyesuaikan diri dengan harapan masyrakat, akan berkembang
perasaan tidak mampu yang akan melemahkan semangat mereka untuk mencoba
mempelajari apa yang dilakukan teman sebaya mereka. (Arifin, diakses 20 Februari 2012)
Penelitian yang dilaksanakan oleh nurcahyani disemarang tentang hubungan
pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan keterampilan makan Bayi usia 6-12 bulan,
hasil yang diperoleh total sampel 69 bayi, terdapat 23 bayi yang mendapat ASI eksklusif
selama = 4 bulan dan 46 bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif. Reata pemberian ASI
eksklusif selama 2,31 bulan. Pemberian ASI eksklusif paling lama pada ibu dengan
pendidikan sedang. Perkembangan motoric halus, motoric oral pada penelitian ini memilki
kisaran umur yang luas. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok bayi
mendapat ASI eksklusif dengan perkembangan keterampilan makan pada usia 6 bulan, 9
bulan, dan 12 bulan. Pada usia 12 bulan didapatkan semua bayi mempunyai keterampilan
makan sesuai umur. (Depkes RI, 2001).
a. Keterampilan Motorik
Dalam keterampilan motoric terkoordinasi yang baik, otot yang lebih kecil
memainkan peran yang besar, dalam mendefenisikan keteampilan. Cronbach:
keterampilan dapat diuraikan dengan kata seperti otomatuk, cepat dan akurat. Meskipun
demikian, adalah keliru mengnggap keterampilan sebagai tindakan tunggal yang
sempurna setiap pelaksnaan sesuatu yang terlatih, walaupun hanya menulis huruf a,
merupakan suatu rangkaian koordinasi berates-ratus oto yang rumit yang melibatkan
perbedaan isyarat dan koreksi kesalahan yang berkesinambungan.

Keterampilan yang dipelajari dengan baik akan berkembang menjadi kebiasaan,
Hilgrad dkk, melukiskan kebiasaan sebagai bentuk berulang dengan cepat lancer,
tersusun dari pola gerakan yang dapat dikenal, umumnya seseorang kurang
memperhatikan rincian kegiatan kebiasaannya, relative otomatis, pola gerakan gerakan
yang berulang, khususnya sebagaimana gerakan terampil. (Budi, diakses 20 Februari
2012)
Setelah anak dapat mengendalikan gerakan tubuh secara kasar mereka siap untuk
mulai mempelajari keterampilan. Keterampilan tersebut didasarkan pada waktu lahir
telah mengubah aktivitas acak yang tidak berarti pada saat lahir,menjadi gerakan
terkoordinas. Seperti contoh pada waktu kematangan otot tangan mengahasilkan
kemampuan menggenggam dan memegang benda, anak siap mempelajari keterampilan
makan sendiri menggunakan sendok. Demikian juga, pada waktu kematangan oto
mengahsilkan kemampuan berjalan berarti anak telah siap belajar meluncur, melompat
tinggi dan melompat jauh. (Menkoksra,diakses 20 Desember 2011).
b. Beberapa ketermapilan motorik yang umu pada masa kanak-kanak
Karena pengalaman belajar dan harapan orang dewasa yang serupa, biasanya
diantara semua anak dalam kebudayaan tertentu ditemukan beberapa keterampilan
motorik yang sifatnya umum, sebagai contoh, dalam kebudayaan kita semua anak
diaharapkan mempelajari keterampilan tersebut yang kira-kira sama saat anak yang lain
mempelajarinya. Keterampilan tersebut merupakan perkembangan (developmental task)
1) Keterampilan Tangan
Pengendalian otot tangan, bahu, dan pergelangan tangan meningkat dengan cepat
selama kanak-kanak. Dari ketermapilan masa kanak-kanak yang banyak itu, yang
paling luas ditelaah adalah keterampilan utunk makan, berpakaian, merawat diri
sendiri, menulis, menjiplak, menangkap dan melempar bola, serta konstruksi rumit
semua telaah tersebut menggunakan kelompok anak yang cukup besar dan telah
menggunakan periode yang lama untuk menghasilkan ketentuan pada umur berapa
dikuasainya keterampilan yang berbeda dan untuk menunjukan apakah serupa pola
pengguasaan bagi sebagian besar anak. Sebagai ilustrasi akan digunakan 2 bidang
keterampilan yakni keterampilan makan sendiri serat keterampilan menangkap dan
melempar bola.

2) Keterampilan Kaki
Setelah anak berumur 18 bulan, perkembangan motorik pada kaki pada dasrnya
terdiri atas kesempurnaan berjalan dan perolehan keterampilan yang berkaitan
dengan kaki. Studi yang dilakukan mengenai keterampilan kaki lebih sedikit
ketimbang yang mengenai keterampilan tangan . Studi yang telah dilakukan pada
pola perkembangan keterampilan dan kira-kira pada umur berapa anak dapat
diharapkan memperolehnya. Keterampilan kaki yang mendapat perhatian ilmiah
paling banyak adalah berlari, melompat tinggi, meluncur, melompat jauh, mendaki,
berenang, mengendarai sepeda roda tiga dan roda dua. Mendaki dan mengendarai
sepeda roda dua atau roda tiga akan digunakan untuk perkembangan keterampilan
kaki. (Irawan, 2002:15)
c. Fungsi keterampilan motorik
Keterampilan motorik yang berbeda memainkan peran yang berbeda pula dalam
penyesuaian social dan pribadi anak. Sebagai contoh, sebagian keterampilan berfungsi
membantu anak untuk memperoleh kemandiriannya, sedangkan sebagian lainnya
berfungsi untuk membantu mendapatkan penerimaan sosial. Karena tidak mungkin
mempelajari keterampilan motoric sdecara serempak, anak akan memusatkanperhatian
untuk mempelajari keterampilan yang akan membantu mereka memperoleh bentuk
penyesuaian yang paling penting pada saat itu. Sebagai contoh, apabila anak merasa
sangat ingin mandiri, mereka akan memusatkan perhatian untuk menguasai
keterampilan yang memungkinkan mereka mandiri. Sebaliknya apabila anak ingin
mendapatkan penerimaan teman sebaya, maka mereka akan memusatkan perhatian
untuk mempelajari keterampilan yang diperlukan oleh kelompoknya. (Menkokesra,
diakses 20 Februari 2012)
d. Perkembangan anak usia 2-3 tahun
1) Perkembangan motorik kasar
-

Bisa berlari dengan baik

-

Bias berguling-guling dengan baik

-

Dapat menendang bola

-

Bias naik turun tangga dengan lancer

2) Perkembangan motorik halus

-

Bias membuat garis lurus dengan lingkaran

-

Dapat menyusun balok hingga 6 susun

-

Dapat memegang pensil dengan benar

3) Perkembangan kognitif
-

Perkembangan kognitif anak didasari perkembangan tahun-tahun sebelumnya

-

Permainan pura-pura melibatkan teman

Periode penting dalam tubuh anak adalah masa balita. Karena pada masa ini pertumbuhan
dasar akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini
perkembangan kemapuan berbahasa, kreativitas, kesadaran social, emosional dan intelegensia
berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan
moralah serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini. Bahkan ada sarjana yang
mengatakan bahwa the child the father of the man, sehingga setiap kelain/penyimpangan sekecil
apapun apabila tidak terdeteksi dan tidak ditangani dengan baik, akan mengurangi kulitas sumber
daya manusia kelak dikemudian hari.(Hurlock, 2009:160)
Dalam perkembangan anak terdapat masa krisi, dimana diperlukan ransangan/stimulasi
yang yang berguna agar potensi berkebang, sehingga perlu mendapat perhaitan. Perkembangan
psiko-sosial sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tuanya/orang
dewasa lainnya. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi social diusahakan sesuai dengan
kebutuhan anak pada bebagai tahap perkembangannya, bahkan sejak bayi masih didalam
kandungan. Sedangkan lingkungan yang tidak mendukung akan menghambat perkembangan
anak.
Frankenburg dkk (1981) melalui DDST (Denver Developmental Screening Test)
mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak
balita yaitu:
(a). personal social (kepribadian/tingkah laku sosial). Aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
(b). Fine motor adaptive (gerakan motoric halus). Aspek yang berhubungan dengan kemampuan
anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu saja yang akan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
Misalnya kemampuan untuk menggambarkan, memegang sesuatu benda, dll.

(c). language (bahasa). Kemampuan untuk memberikan respon suara, mengikuti perintah,
berbicara spontan.
(d). Gross motor (perkembangan motoric kasar). Aspek yang berhubungan dengan pergerakan
dan sikap tubuh.
Ada juga yang membagi perkembangan balita ini menjadi 7 aspek perkembangan, seperti
pada buku petunjuk program BKB (Bina Keluarga dan Balita) yaitu perkembangan : Tingkah
laku, menolong diri sendiri, intelektual, gerakan motorik halus, komunikasi pasif, komunikasi
aktif, gerakan motorik kasar. (Mashura, diakses 8 februari 2012).

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Metode Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah penelitian survey analitik dengan pendekatan cross
sectional study. Dimana data yang menyangkut variable bebas atau penyebab dan variable
terikat atau akibat akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan
B. Lokasi dan waktu penelitian
1. Lokasi
Penelitian ini dilaksnakan di Puskesmas suli Kabupaten Luwu.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2014
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah semua anak yang berumur 0 - 36 bulan Puskesmas Suli Kabupaten
Luwu
2. Sampel
Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah anak usia 0 - 36 bulan yang berada
Puskesmas suli Kabupaten Luwu.
D. Tehnik pengambilan sampel
Sampel yang diambil dalam penilitian ini adalah proporsional random sampling yaitu
tekni sampiling. Oleh karena besar sampel minimal dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :

Berdasarkan perhitungan diatas, diperlukan sampel minimal 50 orang anak usia 0 - 36
bulan.

E. Sumber data
Sumberdata diperoleh langsung sari ibu yang mempunyai anak usia 0 - 36 bulan yang ada di
Puskesmas suli Kabupaten Luwu.
F. Teknik pengumpulan
Anak usia 2 tahun yang memenuhi persyaratan sebagai subyek penelitian, dimana
ibunya diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai tujuan dan tata kerja penelitian serta
diminta kesediaan/persetujuannya untuk berperan serta. Apabila ibu yang memiliki anak
usia 2 tahun tersebut bersedia mengisi atau menandatangani lembar persetujuan (informed
concent). Serta diminta untuk mengisi biodata dan kuesioner yang disediakan. Adapun
teknik pengumpulan data dilakukan dengan survey menggunakan kuesioner pada ibu-ibu
yang mempunyai anak usia 0 - 36 bulan Puskesmas suli Kabupaten Luwu. Subyek diminta
untuk menjawab pertanyaan dengan pilihan yang tersedia.
G. Rancangan Anlisis/Rancangan Uji Hipotesis
Data yang diambil adalah data primer dan sekunder. Data sekunder mencatat namanama anak yang berusia 0 - 36 bulan. Data primer dengan melaksanakan wawancara
langsung dengan menggunakan kuesioner dan pemantauan perkembangan motoric kasar
anak usia 0 - 36 bulan. Kegiatan ini akan dibantu oleh bidan dan kader kesehatan yang
sebelumnya dilakukan pelatihan.
Data hasil penelitian dianalisis dengan analis varians untuk mencari perbedaan rata-rata
lebih dari 2 kategori, sedangkan analisis korelasi dan regresi untuk mencari hubungan antara
pola asuh (pemberian ASI) dengan perkembangan motoric kasar. Tingkat kepercayaan uji
ini 95% IK (Interval Konfident), Analisis ini menggunakan computer.
H. Defenisi Operasional
1) Anak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah yang berusia antara 0 - 36 bulan.
2) ASI eksklusif adalah bayi yang diberi ASI saja tanpa makanan pendamping ASI, Skala
pengukuran adalah interval, < 6 bulan, ≥ 6 bulan.
3) Perkembangan motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak
melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot besar skala nominal, tidak
ada penyimpangan, ada penyimpangan.
4) Status gizi adalah keadaan dan keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi
dana penggunaan zat-zat gizi tersebut, skala interval, baik, kurang, buruk.

I.

Tahap-tahap penelitian
a. Persiapan
1) Persiapan peneliti diawali denan penyusunan proposal penelitian serta melakukan
diskusi-diskusi yang berkaitan dengan ide dasar penelitian dan kerangka penelitian.
Setelah proposal diajukan kepada pembimbing dan distujui, langkah selanjutnya
adalah mempersiapkan skala-skala peneliti yang telah disusun berdasarkan aspekaspek yang akan diteliti.
2) Melakukan pendekatan dengan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu, Kepala
Puskesmas Suli, Bidan Puskesmas untuk memberikan informasi tentang kerjasama
yang akan dilakukan.
b. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan setelah mendapat ijin dari pihak-pihak terkait.
Dimulai dengan melakukan pengumpulan data sekunder.
c. Pengolahan Data
Tahap analisis data dilaksnakan dalam beberapa tahap sebagai berikut :
1) Pengecekan kembali data yang telah dikumpulkan dari ketiga skala tersebut, untuk
menghindar kesalahan data dan kekosongan data yang ditulis tidak sesuai dengan
kriteria yang diinginkan.
2) Entry data (tabulating) yaitu memasukkan data hasil dengan mudah dan cepat ke
program computer
3) Pengecekan kembali antara data yang telah dicetak dengan data yang tertera pada
konsep tabulasi
4) Analisis data secara univariate, bivariate dan multivariate

d. Penyusunan Laporan
Tahap ahir dari penelitian adalah penyusunan laporan tentang hasil penelitian,
meliputi laporan hasil analisis data, dilengkapi kesimpulan dan saran.

JADWAL PENELITIAN

No

Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

1

1

1

1

Agenda

1

Observasi Awal

2

Penyusunan Proposal

3

Penyusunan Kuesioner

4

Uji Instrumen

5

Pengumpulan data

6

Tabulasi Data

7

Analisis Data

8

Penyusunan laporan

9

Diseminasi hasil penelitian

10

Publikasi

2

3

2

3

2

3

2

3

DAFTAR PUSTAKA
Arifin

2009 Pemberian ASI Eksklusif dan factor-faktor yang mempengaruhinya.Online
(http.//www.lirary.usu.ac.id) diunduh 20 Februari 2012.

Badaan

Kerja Peningkatan Penggunaan ASI (BK PP ASI), 2005, Taktik Baru Pemasaran
dan Pelanggaran Kode International. Yayasan ASI Indonesia

Budi

2008. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Perkembangan Keterampilan
Makan Bayi Usia 6-12 bulan. Online (http.//www.diling.litbang.depkes.go.id)
diunduh 20 Februari 2012.

Deborah, Li- Ching, Laurence, Grummer, Assosiation Between Breastfeeding Practices and
Young Childrens Language and Motor Skill Development. Melalui http : //
www.com.online. Di unduh 18 November 2011.
Departemen Kesehatan Kerja RI. Kebijakan Departemen Kesehatan Tentang Peningkatan
Pemberian Air Susu Ibu ( ASI ). Pekerja Wanita. Melalui http : // www. Online di
unduh 3 Oktober 2011.
Departemen Kesehatan Sulsel. 2010 Profil Kesehatan Sulawesi Selatan. Makassar.
Departemen Kesehatan. 2005. Manajemen Laktasi. Jakarta : Penerbit Direktorat Jenderal Bina
Gizi Masyarakat.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2001. Rencana Strategis Making Pregnancy Safer (
MPS ) di Indonesia. Jakarta. Departemen Kesehatan dan WHO.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak, Direktorat Jenderal Pembinaan
Kesehatan Masyarakat.
Hurlock. 2009. Perkembangan Anak jilid 2. Penerjemah Tjandrasa Jakarta : Erlangga. 37 – 63.
Irawan. 2002. Pengaruh Ibu Bekerja Terhadap Keberhasilan Menyudui dan Terjadinya
Goncangan Pertumbuhan Bayi. Semarang. Bagaian IKA FK. UNDIP/ RS Dr.
Kariadi Semarang.
Kartika. 2008. Pola Pemberian Makan Anak ( 6 – 18 bulan ) dan Hubungannya dengan
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak pada Keluarga Miskin dan Tidak MIskin.
Online ( http. // www dilig. Litbang. Depkes ) di unduh 2 Februari 2012.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan. 2007. Pemberian Makan Kepada bayi : ASI / Susu
Sapi. Online ( http : // www meneg PP go. Id ) di unduh 20 Februari 2012.
Marnoto, Boediharjo, Masoara, Suradi, Sidi, 2008. Manajemen Laktasi.
Manajemen Laktasi – Perkumpulan Perinatologi Indonesia.

Jakarta : Program

Mashura. 2011. ASI eksklusif. Online ( http : // www. mail- archive. Com./ balita. Anda @ balita
– anda. Com ). Di unduh 8 Februari 2012.
Purwanti. 2014 Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.
Rahmatia. 2008. Bagaimana Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia. Jakarta : Shakti
Adiluhung dan Media Indonesia.
Ramaiah. 2006. ASI dan Menyusui, Jakarta : BIP Kelompok Gramedia.
Roesli. 2002. ASI Eksklusif, Jakarta : Trubus Agriwidya.
Roesli. 2008. Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta : Pustaka Bunda.
Soetijiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.
Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Indonesia. 2002. Ilmu Kesehatan
Anak. Jakarta. Indopmedika.
Yahya. 2009. Cairan Ajaib : Air Susu Ibu. Online ( http : //info.balita cerdas. Com/mod ). Di
unduh 2 Oktober 2011.
Yanwirasti. 2003. Pertumbuhan Bayi Menerima Air Susu Ibu Secara Eksklusif dan Non
Eksklusif di Daerah Perkotaan Sumatera Barat. Bagaian Anatomi Fakultas
Andalas Padang : Majalah Kedokteran Indonesia.

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
No
1
2
3
4

Jenis Pengeluaran

Biaya yang Diusulkan (Rp)

Gaji dan upah (20 %)
Bahan habis pakai dan peralatan (55%)
Perjalanan (15%)
Lain-lain (publikasi, seminar, laporan, lainnya
sebutkan) (10%)

Jumlah

3.000.000,8.250.000,2.250.000,1.500.000,-

15.000.000,-

Justifikasi Anggaran Penelitian
No
1

2

3

4

Komponen

Prosentase
(Rp)

Honor Tim Peneliti
1. Ketua Tim
: 150.000 x 12 bln
2. Anggota Tim : 100.000 x 12 bln
Sub Total 2 (20 %)
Bahan Habis Pakai dan Peralatan
1. Alat Perekam Suara, 2 buah x @Rp. 400.000
2. USB Flash Disk 2 buah x @Rp. 375.000
3. Kertas A4 70 gram 5 rim x @Rp. 40.000
4. Amplop, 2 box x @Rp. 30.500
5. Spidol 1 Box x@Rp. 75.000
6. Rental Mobil 5 kali x @Rp. 550.000
7. Konsumsi peserta FGD
8. Biaya Pengumpulan Data Primer
9. Foto Copy Kuesioner
10. Sewa LCD 2 kali x @Rp. 135.000

800.000,700.000,200.000,61.000,75.000,2.750.000,2.000.000,750.000,644.000,270.000,-

Sub Total 3 (55%)

8.250.000,-

Perjalanan
1. Peneliti 2 orang (Palopo-Makassar):
2 x 2 x @Rp. 400.000
2. Tim Peneliti (Palopo)
3 x @Rp. 250.000
Sub Total 4 (15%)
Lain-lain :
1. Tabulasi Data
2. Analisis Data
3. Publikasi
4. Pembuatan laporan

1.800.000,1.200.000,3.000.000,-

1.600.000,650.000,2.250.000,-

Sub Total 2 (15%)

250.000,500.000,500.000,250.000,1.500.000,-

Total (Sub total 1+2+3+4)

15.000.000,-

Lampiran 2: Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

No

Nama

NIDN

Bidang Ilmu

Alokasi
Waktu(Jam/Minggu)

Uraian Tugas

1

Warda, S.ST.,M.Kes.

0911116304

Ilmu
Keperawatan

24 jam/minggu

2

Ns. Dian Setya Budi,
S.Kep.,M.Kep

1120018001

Ilmu
Keperawatan

24 jam/minggu

- Penanggungja
wab
- Memberi
arahan kepada
tim
- Memantau
setiap tahapan
dalam
penelitian
- Mempersiapka
n
segala
sesuatu yang
dibutuhkan
dalam
penelitian
- Membuat
laporan hasil
penelitian
- Membantu
Ketua
Tim
member arahan
kepada tim
- Membantu
Ketua
Tim
mempersiapkan
tahapan
penelitian
- Membantu
Ketua
Tim
memantau
setiap tahapan
penelitian
- Membantu
Ketua
Tim
menyusun
laporan
penelitian

Lampiran 4. Format Biodata
1. Identitas Diri
1
Nama Lengkap

Warda, S.ST.,M.Kes

2

Jabatan Fungsional

Asisten Ahli

3

Jabatan Struktural

-

5

NIDN

09111116304

6

Tempat dan Tanggal Lahir

Rappang, 31 November 1962

7

Alamat Rumah

Binturu Kota Palopo

8

Nomor Telepon/Faks/HP

081343810245

9

Alamat Kantor

Jl. KH Ahmad Razak No 1 Kota Palopo

10

Nomor Telepon/Faks

0471 – 22778

11

Alamat Email

p3m_akbidmuhplp@yahoo.com

12

Lulusan yang telah dihasilkan

3 orang

13

Mata Kuliah yang Diampu

1.

Keperawatan Anak

2.

Keperawatan Maternitas

2. Riwayat Pendidikan

Nama Perguruan Tinggi
Bidang Ilmu
Tahun Masuk – Lulus
Judul Skripsi/Tesis
Nama Pembimbing

S1
Universitas Hasanuddin

S2
Universitas Hasanuddin

1.

1. .

3. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

(Bukan Skripsi, Tesis maupun Disertasi)
No

Tahun

Judul Penelitian

Pendanaan
Sumber

1
2

Jml (Juta Rp)

4. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat

No

Tahun

Judul Pengabdian Kepada
Masyarakat

Pendanaan
Sumber

Jml (Juta Rp)

1
2

5. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal 5 Tahun Terakhir

No

Tahun

Judul Pengabdian
Kepada Masyarakat

Publikasi
Volume/Nomor/
Tahun

Nama Jurnal

1
2

6. Pengalaman Penyampaian Makalah secara Oral pada Pertemuan/Seminar Ilmiah dalam 5
Tahun Terakhir

No

1
2

Nama Pertemuan Ilmiah

Judul Artikel Ilmiah

Waktu dan Tempat

7. Pengalaman Penulisan Buku 5 Tahun Terakhir

No

1
2
3

Judul Buku

Tahun

Jumlah
Halaman

Penerbit

Lampiran 4. Format Biodata
Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Nama Lengkap
Jabatan Fungsional
Jabatan Struktural
NIK
NIDN
Tempat dan Tanggal Lahir
Alamat Rumah
Nomor Telepon/Faks/HP
Alamat Kantor
Nomor Telepon/Faks
Alamat Email
Lulusan yang telah dihasilkan
Mata Kuliah yang Diampuh

Ns. Dian Setya Budi, S.Kep.,M.Kep
Asisten Ahli
1120018001
1120018001
Samarinda, 20 Januari 1980
Perum Permata Hijau Balandai Palopo
081343652558
Jl. KH. Ahmad Razak No 1 Kota Palopo
0471-22778
1. Keperawatan Anak
2. Keperawatan Medikal Bedah

3. Riwayat Pendidikan
S1
Nama Perguruan Tinggi Universitas Hasanuddin
Bidang Ilmu
Keperawatan
Tahun Masuk – Lulus
2001 - 2004
Judul Skripsi/Tesis
Komikasi Perawat di RSUP
Wahidin Sudirohusodo
Makassar
Nama Pembimbing
1. DR. Werna Nontji,
S.Kp.,M.Kep
2. DR. Aryanti Saleh,
S.Kp.,M.Kes

S2
Universitas Hasanuddin
Keperawatan
2014
Hubungan Perawat – Dokter
Dengan Kinerja Perawat di RSUD
Sawerigading Kota Palopo
DR. Elly L.Sjattar, S.Kp.,M.Kes
Prof. DR.dr. Budu, Sp.M.,M.Eded

3. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

(Bukan Skripsi, Tesis maupun Disertasi)

No

Tahun

Judul Penelitian

Pendanaan
Sumber

Jml (Juta Rp)

1

4. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat

No

Tahun

Judul Pengabdian Kepada
Masyarakat

Pendanaan
Sumber

Jml (Juta Rp)

1
2

5. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal 5 Tahun Terakhir

No

Tahun

Judul Pengabdian
Kepada Masyarakat

Publikasi
Volume/Nomor/
Tahun

1
2

Nama Jurnal

6.

Pengalaman Penyampaian Makalah secara Oral pada Pertemuan/Seminar Ilmiah dalam 5
Tahun Terakhir

No

Nama Pertemuan Ilmiah

Judul Artikel Ilmiah

Waktu dan Tempat

7. Pengalaman Penulisan Buku 5 Tahun Terakhir

No

Judul Buku

Tahun

Jumlah
Halaman

Penerbit

1
2
3

8. Pengalaman Perolehan HKI Buku 5-10 Tahun Terakhir

No

Judul / Tema HKI

Tahun

Jenis

Nomor P / ID