Pengambilan Keputusan dalam keluarga minangkabau (9)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM
ORGANISASI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan dan Perilaku
Organisai
Dosen Pengampu:
i

Disusun oleh:

Asep Sakban Solikhin
NIM : 14913120

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER STUDI ISLAM
KONSENTRASI SUPERVISI PENDIDIKAN ISLAM
FA K U LTA S I L M U A G A M A I S LA M
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2015

1

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI

PENDAHULUAN
Setiap persoalan yang dihadapi manusia baik sebagai individu maupun
sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan pemecahan masalah. Untuk
memecahkan macam-macam permasalahan hidup yang dihadapi setiap hari,
terutama masalah yang rumit, manusia selalu diharuskan melakukan pilihan dari
sekian banyak alternatif.1 Untuk itu dibutuhkan kemampuan seseorang untuk
mengambil keputusan yang terbaik agar permasalahan yang dihadapi dapat
dipecahkan dengan tepat sesuai dengan kebutuhan. Untuk sampai pada satu
keputusan, manusia menggunakan enam cara, yaitu:
1. Memohon petunjuk kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
2. Memohon restu dan petunjuk dari orang-orang bijaksana (semakin tua
penasihat tersebut, makin baik atau makin arif petuah-petuahnya)
3. Mendasarkan diri pada filsafat dan intuisi sendiri
4. Menggunakan akal sehat atau common sense
5. Melandaskan diri pada daya pikir yang logis (logika)
6. Menggunakan cara-cara penyelesaian ilmiah. (yaitu disertai penelitian,
data factual, analisis, verifikasi, bukti-bukti).2
Dalam sebuah organisasi, terkait dengan posisi dan kedudukan seseorang,
di dalamnya senantiasa dihadapkan pada permasalahan berkaitan dengan tugas
dan tanggung jawabnya. Terutama dalam menyikapi kebijakan-kebijakan yang

ada agar jalannya roda organisasi dapat berjalan dengan lancar.
Membuat keputusan dalam rangka pemecahan masalah merupakan salah
satu peranan yang harus dimainkan setiap leader dan manajer. Oleh karena itu
seorang leader atau manajer hendaklah menjadi orang yang benar-benar
mengatahui permasalahan yang dihadapi organisasi yang dikelolanya. Karena
1 Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan Cetakan kedelapan, (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 1998), hlm. 129
2 Kartini Kartono, Pemimpin, hlm. 129

2

organisasi hanya akan berfungsi , jika para pemimpin memiliki kemampuan
mengambil keputusan, dan memerintahkan pelaksanaannya kepada anggota
organisasi sesuai dengan bidang tugas dan tanggung jawabnya. 3 Semua fungsi
manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, motivasi, kepemimpinan,
komunikasi, koordinasi, pengawasan, dan pengendalian memerlukan pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah.4
Begitu pentingnya peran leader atau manajer dalam pengambilan
keputusan, maka sangatlah wajar jika seorang pemimpin harus mengetahui model
dan sistem pengambilan keputusan dalam organisasi yang dipimpinnya. Herbet A.

Simon dalam Engkoswara menyimpulkan bahwa inti kepemimpinan administrasi
terletak pada bagaimana cara pengambilan keputusan.5 Berdasarkan uraian diatas,
makalah ini mencoba menguraikan tentang masalah dan pengambilan keputusan.
PEMBAHASAN
1. Masalah dan Pemecahannya
Masalah adalah setiap situasi dimana apa yang terjadi tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan. Semakin besar perbedaan tersebut, semakin
besar pula masalahnya.6 Husain Usman mengatakan bahwa masalah adalah
perbedaan das sein dengan das sollen.7 Yaitu perbedaan antara keadaan
sekarang (das sein) dengan keadaan yang akan datang yang diharapkan (das
sollen). Pada umumnya setiap masalah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Kesukaran yang sedang dihadapi
2. Kesukaran yang akan terjadi
3. Situasi kompleks yang membutuhkan tindakan penyelesaian
4. Peristiwa yang menyimpang dari yang seharusnya atau yang diharapkan

3 Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, Strategi Baru Pengelolaan Lembaga
Pendidikan Islam, (Surabaya: Erlangga), hlm. 292
4 Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2006), hlm. 321

5 Engkoswara, dkk, Administrasi Pendidikan, Cetakan kedua, (Bandung: CV Alfabeta,
2011), hlm. 104
6 Ibid, hlm. 105
7 Husaini Usman, Manajemen, hlm. 339

3

5. Pilihan yang sulit.8
Dalam suatu organisasi atau lembaga, permasalahan seperti halnya
ciri-ciri diatas akan selalu ada, baik itu terkait dengan situasi yang dihadapi,
individu-individu

yang

berbeda,

maupun

kebijakan-kebijakan


yang

berhubungan dengan organisasi atau lembaga. Seringkali masalah dalam
organisasi bersifat mendasar dan kompleks yang menuntut pemecahan
masalah dengan berbagai kemungkinan jawaban dan adakalanya memerlukan
penelitian atau eksperimen untuk mendapatkan jawabannya.9 Pemecahan
masalah merupakan upaya mencari jawab atas apa yang dirasakan sebagai
masalah atau beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalahmasalah yang timbul.10
Kemampuan pimpinan mengenali masalah yang dihadapi menentukan
arah kebijakan yang akan dibuat. Setiap permasalahan tentunya harus
dirumuskan, akan tetapi permasalahan harus diidentifikasi terlebih dahulu
karena identifikasi masalah merupakan langkah awal dalam perumusan
masalah. Tanpa melakukan identifikasi masalah secara teliti, tidak akan
ditemukan masalah yang sebenarnya sedang dihadapi.11 Mengidentifikasi dan
merumuskan masalah penting dilakukan karena akan mempermudah dalam
mencari jalan keluar atau pemecahan masalahnya.
2. Pengambilan Keputusan
Dalam kondisi ketidakpastian dengan banyak perubahan yang
mendadak, maka aktivitas pengambilan keputusan merupakan unsur yang
paling sulit dalam manajemen, namun juga merupakan usaha yang paling

penting bagi pemimpin. Dalam pengambilan keputusan tersebut tercakup
kemahiran menyeleksi dan menentukan keputusan yang paling tepat dari
sekian banyak alternatif jawaban atau pemecahan masalah. Pengambilan
8 U. Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam Cetakan I, (Bandung: CV Pustaka Setia,
2012), hlm. 307
9 Engkoswara, dkk, Administrasi, hlm. 106
10 Engkoswara, dkk, Administras, hlm. 106
11 Ibid, hlm. 309

4

keputusan terasa sangat sulit di tengah masyarakat pluralitas yang memiliki
macam-macam ideology, kemauan dan interest sendiri-sendiri. Sebab dalam
masyarakat sedemikian pasti banyak keranekaragaman, rivalitas, dan
konflik/pertentangan.12
Salah satu kegiatan manajemen yang penting adalah memahami sistem
sepenuhnya untuk mengambil keputusan-keputusan yang tepat yang akan
dapat memperbaiki hasil sistem keseluruhan dalam batas-batas tertentu.13
Ngalim Purwanto dalam Saefullah menjelaskan bahwa pengambilan
keputusan merupakan kegiatan dalam aktivitas kepemimpinan. Cara

pengambilan keputusan yang dilakukan seorang pemimpin menunjukkan gaya
kepemimpinannya. Dan kualitas keputusan yang diambil para manajer adalah
tolok ukur keefektifan mereka.14 Dengan demikian, pengambilan keputusan
merupakan fungsi kepemimpinan yang turut menentukan proses dan tingkat
keberhasilan kepemimpinan itu sendiri.15 Sementara Engkoswara menyatakan
bahwa Pengambilan keputusan ialah proses pemecahan masalah dengan
menentukan pilihan dari beberapa alternatif untuk menetapkan suatu tindakan
dalam mencapai tujuan yang diinginkan.16
Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan
oleh banyak ahli, diantaranya sebegai berikut17:
a. G.R.Terry: pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang
didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.
b. Claude S. George, Jr: pengambilan keputusan dikerjakan oleh
kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang
termasuk pertimbangan, penilaian, dan pemilihan diantara sejumlah
alternatif.

12 Kartini Kartono, Pemimpin, hlm. 128
13 Sri Dewi Anggadini, Analisis Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer Dalam
Proses Pengambilan Keputusan, Majalah Ilmiah Unikom, Vol 11 No 2, hlm. 180-181

14 John M. Ivancevich, Organizzation, Behavior And Management, Seventh Edition, alih
bahasa Dharma Yuwono, (Jakarta: PT Erlangga, 2006), hlm. 158
15 U. Saefullah, Manajemen, hlm. 310
16 Engkoswara, dkk, Administrasi, hlm. 107
17 U. Saefullah, Manajemen , hlm. 315

5

c. Harold dan Cyriil O’Donnell: pengambilan keputusan adalah
pemilihan diantara alternative mengenai suatu cara bertindak, yaitu inti
perencanaan. Rencana dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan,
sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
d. P. Siagian: pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis
terhadap masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang
matang atas alternatif dan tindakan.
Dari beberapa pengertian tentang pengambilan keputusan diatas dapat
diambil pengertian bahwa pengambilan keputusan adalah suatu kegiatan
dalam rangka memecahkan permasalahan dengan memilih alternatif terbaik
dari beberapa alternatif pilihan solusi yang telah dirumuskan sebelumnya.
Dasar dalam pengambilan keputusan tersebut dapat bermacam-macam

tergantung dari permasalahan yang dihadapi, atau bahkan tergantung pada
individu yang membuat keputusan itu sendiri. Berdasarkan hal ini, Ibnu
Syamsi menyebutkan beberapa dasar pengambilan keputusan, yaitu: (1)
pengambilan keputusan berdasarkan intuisi, (2) pengambilan keputusan
berdasarkan rasional, (3) pengambilan keputusan berdasarkan fakta, (4)
pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman, dan (5) pengambilan
keputusan berdasarkan wewenang.18
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa seorang pemimpin
memiliki peran yang sangat strategis dalam mengambil keputusan. Untuk itu,
suatu keputusan harus diambil dengan tegas. Ketegasan sangat diperlukan agar
permasalahan yang dihadapi tidak mengambang dan tak tentu arah. Ketegasan
dalam mengambil keputusan mampu meredam kebimbangan dan mewujudkan
kepastian sikap yang harus dijalani19. Namun demikian, dalam mengambil
keputusan seorang pemimpin juga harus sangat hati-hati, karena “keputusan

18 Ibnu Syamsi, Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi, (Jakarta: Bumi Aksara,
2000), hlm. 16-17
19 Mujamil Qomar, Manajemen, hlm. 294

6


merupakan permulaan dari suatu tindakan”20. Jika pemulaannya baik maka
pekerjaan yang dihasilkan juga akan baik.
Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin diharapkan
menghasilkan suatu kebijakan yang tepat yang akan membawa kebaikan bagi
semua pihak. Hal itu dapat terwujud apabila sebelum mengambil keputusan
seorang pemimpin hendaklah berusaha untuk mengumpulkan fakta secara
lengkap, mau mendengarkan pendapat, suara-suara dari berbagai elemen.
Dengan begitu seorang pemimpin diharapkan mampu membuat suatu formula,
strategi pemecahan masalah yang berfokus pada tujuan dan visi yang telah
ditentukan sebelumnya. Memformulasikan strategi, mensyaratkan kemampuan
untuk mengintegrasikan pengetahuan tentang lingkungan, visi dan misi
dengan kompetensi yang dimiliki bersama.21
Dalam konteks praktik kehidupan Muslim, pengambilan keputusan
hendaklah ditetapkan atas dasar musyawarah mufakat. Karena Musyawarah
sangat diperlukan sebagai bahan pertimbangan dan tanggungjawab bersama
pada setiap proses pengambilan keputusan, sehingga setiap keputusan yang
dikeluarkan akan menjadi tanggung jawab bersama. 22 Hal ini senada dengan
firman Allah swt dalam Al Qur’an Surat Ali Imran ayat 159:


      





     




     
      
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah
mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan
mereka dalam urusan itu, kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad,
20 Litdia Diana, Persepsi Pegawai dalam Pengambilan Keputusan Oleh Pimpinan Pada
Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Agam, Volume 1 Nomor 1 Oktober 2013, Bahana
Manajemen Pendidikan, Jurnal Administrasi Pendidikan, hlm. 102-461
21 Fuad Nashori, dkk, Psikologi Kepemimpinan, (Yogyakarta: Pustaka Fahima, 2009),
hlm. 33
22 Ahmad Sabri, Kebijakan dan Pengambilan Keputusan Dalam Pendidikan Islam,
Jurnal Al Ta’lim, Jilid 1 Nomor 5 Juli 2013, hlm. 373-379

7

Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orangorang yang bertawakkal kepada-Nya.23
Dalam mengambil keputusan yang efektif seorang pemimpin harus
memperhatikan beberapa hal yang dapat mempengaruhi hasil keputusannya.
Hal tersebut dapat mencakup masalah dasar yang digunakan dalam mengambil
keputusan, jenis keputusan yang diambil, proses pengambilan keputusan, para
pengambil keputusan, keterlibatan orang-orang (bawahan) dalam mengambil
keputusan, bentuk pengambilan keputusan, dan efektivitas pengambilan
keputusan oleh pimpinan.24
Sementara itu Asnawir mengemukakan beberapa faktor yang dapat
memepengaruhi dalam pengambilan keputusan antara lain (1) sistem nilai
yang berlaku dalam hubungan antara individu dan masyarakat, (2) persepsi
atau pandangan seseorang terhadap suatu masalah. Persepsi ini juga
dipengaruhi oleh sistem nilai yang berlaku dan pengalaman yang
dimiliki/dialami, (3) keterbatasan manusiawi antara lain ketidakmampuan
mengumpulkan informasi secara langsung, (4) perilaku politik, kekuasaan dan
kekuatan yang terjadi. Banyak keputusan yang diambil tidak maksimal, tetapi
hanya merumuskan perilaku politik tertentu, (5) keterbatasan waktu,
kesibukan waktu, mengakibatkan informasi-informasi yang diperoleh sangat
terbatas pula untuk digunakan dalam pengambilan keputusan dan (6) gaya
kepemimpinan yang dimiliki seseorang juga akan mewarnai corak keputusan
yang diambil.25
Melihat uraian tentang teori pengambilan keputusan diatas, maka dapat
dipahami bahwa pembuatan keputusan dalam organisasi menempati posisi
strategis. Proses dan teknik pembuatan keputusan yang benar akan
mengarahkan organisasi pada jalur yang tepat dalam mencapai tujuannya.
Akan tetapi, pembuatan keputusan juga harus memperhatikan dimensi
hubungan manusiawi. Pembuatan keputusan berhubungan dengan masalah.
23 Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur’an Kementerian Agama RI, Alqur’an dan
terjemahnya, (Bandung: CV. Jabal Roudhotu Jannah, 2010), hlm. 30
24 Litdia Diana, Persepsi, hlm. 102-461
25 Asnawir, Manajemen Pendidikan, (Padang: IAIN IB Press, 2006), hlm. 221-222

8

Suatu masalah muncul karena keadaan sebenarnya berbeda dengan yang
diharapkan. Dalam banyak hal, masalah mungkin adalah peluang yang
tersembunyi. Proses penemuan masalah sering kali informal dan intuitif.
3. Proses Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan adalah suatu usaha yang rasional dari
administrator untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan pada bagian
awal dari fungsi perencanaan.26 H.A Simon dalam bukunya “Administrasi
Behaviour” seperti yang dikutip oleh Kartini Kartono mengemukakan tiga
proses dalam pengambilan keputusan, yaitu:
1. Intelegence activity, yaitu proses penelitian situasi dan kondisi dengan
wawasan yang intelegent.
2. Design activity, yaitu proses menemukan masalah, mengembangkan
pemahaman dan menganalisa kemungkinan pemecahan masalah serta
tindakan lebih lanjut; jadi ada perencanaan pola kegiatan.
3. Choise activity, yaitu memilih salah satu tindakan dari sekian banyak
alternatif atau kemungkinan pemecahan.27
Sementara proses pengambilan keputusan menurut G.R. Terry dalam
Saefullah adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan problem yang dihadapi;
b. Menganalisis problem tersebut;
c. Menetapkan sejumlah alternatif;
d. Mengevaluasi alternatif;
e. Memilih alternatif keputusan yang akan dilaksanakan.28
Dari beberapa pendapat diatas bila diperhatikan maka dapat dipahami
bahwa proses pengambilan keputusan adalah sebuah proses pemilihan
26 Herson Anwar, Proses Pengambilan Keputusan untuk Mengembangkan Mutu
Madrasah, Nadwa, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 8, Nomor 1, April 2014, hlm. 45
27 Kartini Kartono, Pemimpin, hlm. 128-129
28 U. Saefullah, Manajemen, hlm. 316

9

alternatif pemecahan masalah untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang
membutuhkan

keterampilan

dan

pengetahuan.

Proses

ini

tentunya

membutuhkan waktu yang relatif lama dan tidak dapat dilakukan secara
instan. Untuk itu, pengambilan keputusan membutuhkan proses dan ini
mengindikasikan bahwa pengambilan keputusan tidak bisa dilakukan secara
kebetulan.
Hal ini senada dengan pendapat Nurs yang dikutip Herson Anwar yang
mengemukakan

bahwa

dalam

mengambil

sebuah

keputusan,

harus

memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) dalam proses pengambilan
keputusan tidak terjadi secara kebetulan; 2) pengambilan keputusan dilakukan
secara sistemik, yaitu: tersedianya sumber-sumber untuk melaksanakan
keputusan yang akan diambil, kualifikasi tenaga kerja yang tersedia, falsafah
yang dianut organisasi, situasi lingkungan internal dan eksternal yang akan
mempengaruhi administrasi dan manajemen di dalam organisasi; 3) masalah
harus diketahui dengan jelas; 4) pemecahan masalah harus didasarkan pada
fakta-fakta yang terkumpul dengan sistematis; 5) keputusan yang baik adalah
keputusan yang telah dipilih dari berbagai alternatif yang telah dianalisa
secara matang.29
Hendayat Soetopo menyatakan bahwa pembuatan keputusan harus
dilakukan dengan memperhatikan lima hal berikut:
1. Proses pembuatan keputusan dilakukan dengan kesengajaan.
2. Pembuatan keputusan menggunakan pendekatan sistematik, dalam arti
tidak asal jadi.
3. Pembuatan keputusan pada hakikatnya merupakan pemecahan masalah
dengan sebaik-baiknya.
4. Pemecahan masalah dalam pembuatan keputusan harus didasarkan atas
fakta yang diolah, bukan atas dasar mereka-reka.
5. Keputusan yang baik adalah hasil pemilihan berbagai alternatif, setelah
dianalisis dengan matang.30
29 Herson Anwar, Proses, hlm. 46
30 Hendyat Soetopo, Perilaku Organisasi Teori dan Praktik Dalam Bidang Pendidikan,
Cetakan Pertama (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 248

10

Jika demikian, agar dihasilkan keputusan yang baik hal-hal diatas
harus benar-benar diperhatikan. Karena hasil dari pengambilan keputusan
adalah sebuah kebijakan yang akan mempengaruhi jalannya roda organisasi.
Ada beberapa tahapan yang harus dilalui dalam proses pengambilan keputusan
agar keputusan yang diambil sesuai dengan diharapkan. Menurut Herbart A.
Simon (dalam Asnawir, 2006), menyatakan bahwa:
“setidaknya ada tiga tahap yang ditempuh dalam pengambilan
keputusan, yaitu: (1) Tahap penyelidikan; tahap ini dilakukan dengan
mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan keputusan.
Pada tahap ini data mentah yang diperoleh, diolah dan diuji dan
dijadikan petunjuk untuk mengetahui atau mengenal persoalan, (2)
Tahap perancangan; pada tahap ini dilakukan pendaftaran,
pengembangan, penganalisaan arah tindakan yang mungkin dilakukan,
dan (3) Tahap pemilihan; pada tahap ini dilakukan kegiatan pemilihan
arah tindakan dari semua yang ada.”31
Ketiga tahapan pengambilan keputusan yang ditawarkan oleh Herbart
A. Simon diatas dapat digambarkan sebagai berikut:
Penyelidikan
Perancangan
Pemilihan
Lebih jauh Hendayat Soetopo mengemukakan bahwa pembuatan
keputusan dapat dilakukan melalui hasil keputusan proses sebagai berikut:
1. Pengenalan dan perumusan masalah yang dihadapi dan hendak
dipecahkan;
2. Pengumpulan data pendahuluan.
3. Penetapan kebijaksanaan umum untuk pemecahan masalah;
4. Perkiraan serta telaah staf; kegiatan ini meliputi lima aspek, yaitu: (1)
Pengembangan

alternative-alternatif;

(2)

Penilaian

atas

setiap

alternative; (3) Pembandingan antar konsekuensi; (4) Pemilihan
31 Asnawir, Manajemen, hlm. 215

11

alternative yang dampaknya terbaik; (5) Analisis cara bertindak yang
berlawanan;
5. Pengajuan saran;
6. Pertimbangan atas saran;
7. Pemilihan atas saran
8. Implementasi keputusan.32
Lebih jelas lagi Engkoswara mengutip skema yang dibuat oleh Stoner
(1996:248) yang menggambarkan proses pengambilan keputusan sebagai
berikut33:
Pengamatan Situasi
Definisikan masalah
Diagnosis penyebabnya
Tentukan tujuan keputusan

Kembangkan Alternatif
Cari alternative secara kreatif
Jangan mengevaluasi dulu

Implementasikan keputusan dan monitor hasil
Rencanakan implementasi
Implementasikan rencana
Monitor implementasi dan buat penyesuaian yang baru

Mengevaluasi alternatif dan memilih yang terbaik
Evaluasi alternatif
Pilih alternatif terbaik

4. Tipe-tipe Keputusan
Keputusan yang diambil oleh pemimpin suatu organisasi atau lembaga
sangat penting, karena keputusan itulah yang nantinya akan menghasilkan
program-program yang

akan dilaksanakan

dalam organisasi. Dalam

pembuatan keputusan, seorang pemimpin harus memperhatikan prinsipprinsip yang mendasari keputusan itu dibuat. Karena suatu keputusan
merupakan asas dasar atas suatu kebenaran yang menjadi pokok dasar berfikir,
bertindak dan sebagainya. Beberapa prinsip pembuatan keputusan yang harus
diperhatikan adalah:
32 Hendyat Soetopo, Perilaku, hlm. 257-258
33 Engkoswara, dkk, Administrasi, hlm. 112

12

a. Keputusan berada dalam kekuasaan. Keputusan tidaklah sah apabila
dibuat bukan oleh orang yang memiliki kekuasaan. Keputusan
organisasi sepenuhnya dibuat di bawah tindakan pembuat keputusan.
b. Mempertimbangkan semua hal yang relevan dan membuang jauh-jauh
hal yang tidak relevan.
c. Pembuat keputusan tidak boleh membuat keputusan untuk perbuatan
tidak jujur dan untuk tujuan yang salah.
d. Pembuat keputusan harus menjamin bahwa kegiatan didasarkan pada
bukti.
e. Keputusan harus masuk akal.
f. Orang yang mungkin terkait dengan keputusan harus disetujui dengan
prosedur yang adil yang merupakan prinsip-prinsip keadilan.
g. Mempertimbangkan kebijakan pemerintahan.
h. Pembuat keputusan tidak mendasarkan keputusannya hanya atas
petunjuk orang lain atau seseorang.34
Dengan memperhatikan prinsip-prinsip diatas diharapkan keputusan
yang dihasilkan akan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dan tidak
berbenturan dengan peraturan atau kebijakan pemerintah. Karena masalah
yang berbeda membutuhkan tipe pembuatan keputusan yang berbeda pula.35
Berkaitan dengan ini, Mujamil Qomar menyatakan bahwa keputusan dapat
dibedakan atas dua tipe, yaitu terprogram (structured) dan tidak terprogram
(unstructured). Keputusan terprogram ialah keputusan yang selalu diulang
kembali, sedangkan keputusan tidak terprogram ialah keputusan yang diambil
untuk menghadapi situasi rumit dan/atau baru.36
Sebuah keputusan disebut keputusan terprogram jika bersifat berulang,
rutin, dan memiliki prosedur penanganan yang baku. 37 Sedangkan sebuah
keputusan disebut keputusan tidak terprogram ketika benar-benar baru dan
belum terstruktur. Tidak ada prosedur yang pasti dalam menangani masalah
tersebut, baik karena belum pernah ditemukan situasi yang sama sebelumnya,
atau karena bersifat sangat kompleks atau sangat penting.38 Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Keputusan terprogram
34 Engkoswara, dkk, Administrasi, hlm. 110
35 Ibid
36 Mujamil Qomar, Manajemen .hlm. 295
37 John M. Ivancevich, Organizzation, hlm. 159
38 Ibid

Keputusan tidak terprogram

13

Jenis masalah
Prosedur

Contoh

Sering, repetitive, adanya
kepastian dalam hubungan
sebab akibat
Tergantung
kebijakan,
peraturan, dan prosedur
yang pasti
 Perusahaan: pengaturan
inventaris secara periodic
 Universitas:
penentuan
standar rata-rata kelulusan
 Layanan
kesehatan:
prosedur
penerimaan
pasien
 Pemerintahan:
system
promosi pegawai negeri

Baru, tidak terstruktur, ada
ketidakpastian
mengenai
hubungan sebab akibat
Memerlukan
kreativitas,
intuisi, toleransi terhadap
ambiguitas,
pemecahan
masalah kreatif
 Perusahaan:
diversifikasi
produk atau pasar yang baru
 Universitas: pembangunan
ruang kelas yang baru
 Layanan
kesehatan:
pembelian
peralatan
eksperimental
 Pemerintahan: reorganisasi
departemen di pemerintahan

5. Pengambilan Keputusan dalam Perspektif Islam
Dalam Islam dapat

dikatakan

bahwa

pengambilan

keputusan adalah suatu proses pilihan yang diambil oleh
seorang pemimpin dari berbagai alternatif untuk memecahkan
permasalahan yang berdasarkan nilai-nilai Islami yaitu AlQur’an dan Sunnah Rasul. Berdasarkan pemahaman tersebut
dapat kita pahami bahwa menurut Islam yang menjadi
barometer dalam pengambilan keputusan adalah nilai-nilai
Islam yakni Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah. Apabila ada halhal yang dianggap melanggar Islam maka dapat dikatakan
bahwa keputusan tersebut kurang baik. Hal ini bukan berarti
Islam sangat eksklusif dan tertutup terhadap hal-hal yang
bukan berasal dari Islam, harus kita pahami bahwa Islam
sangat menjujung tinggi nilai-nilai yang dapat menunjang
kehidupan manusia sendiri, seperti demokrasi, hak asasi
manusia dan sebagainya.
Di dalam Islam pengambilan keputusan bagi pemimpin yang beriman
selalu dapat mencari dan menemukan dasarnya di dalam firman-firman Allah

14

SWT dan Hadits Rasullah SAW. Menurut Hadari Nawawi proses pengambilan
keputusan dalam Islam berlangsung sebagai berikut:39
1. Menghimpun dan melakukan pencatatan serta pengembangan data, yang
jika perlu dilakukan melalui kegiatan penelitian, sesuai dengan bidang
yang akan di tetapkan keputusannya.
2. Menghimpun firman-firman Allah SWT dan Hadist Rasullah SAW sebagai
acuan utama, sesuai dengan bidang yang akan di tetapkan keputusannya.
3. Melakukan analisis data dengan merujuk pada firman-firman Allah SWT
dan Hadits Rasullah SAW, untuk memisahkan dan memilih yang relevan
dan tidak relevan untuk di rangkai menjadi kebulatan.
4. Memantapkan keputusan yang ditetapkan, setelah meyakini tidak
bertentangan dengan kehendak Allah SWT berdasarkan firman-firamanNya dan Hadits Rasullah SAW.
5. Melaksanakan keputusan secara operasional dalam bentuk kegiatankegiatan kongkrit oleh para pelaksana.
6. Menghimpun data operasional sebagai data baru, baik yang mendukung
ataupun yang menolak keputusan yang telah ditetapkan. Data tersebut
dapat di pergunakan langsung untuk memperbaiki keputusan sebagai
umpan balik (feedback), apabila ternyata terdapat kekeliruan.
6. Kondisi di Indonesia (bidang pendidikan)
Perkembangan

bidang

pendidikan

di

Indonesia

dewasa

ini,

memandang bahwa pendidikan dan lembaga sekolah sebagai suatu sistem
organisasi yang membutuhkan manajemen yang andal. Aspek penting dalam
organisasi dan manajemen pendidikan adalah soal kepemimpinan pendidikan.
Dari aspek perilaku organisasi pendidikan, pengambilan keputusan menjadi
hal yang dapat meningkatkan kualitas penyelenggaraan proses pendidikan di
sekolah. Kompetensi pemimpin sekolah dalam hal mengambil keputusan
menjadi unsur yang menentukan kinerja dan keberhasilan penyelenggaraan
39 Hadari Nawawi, Kepemimpinan menurut Islam, (Yogyakarta : Gajah Mada University
Press, 1993), hlm. 64-77

15

sekolah sebagai lembaga pendidikan. Dilihat dari fungsi kepala sekolah
sebagai manajer atau pemimpin sekolah, maka salah satu fungsi yang harus
dilakukan adalah sebagai pengambil keputusan.
7. Kesimpulan
Dalam organisasi atau lembaga, seorang pemimpin memiliki peran
penting dalam pengambilan keputusan dalam rangka memecahkan masalah.
Masalah adalah suatu keadaan yang dihadapi tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Keterampilan dan pengetahuan yang memadai tentang hal ini
adalah mutlak dikuasai oleh seorang pemimpin. Karena inti dari
kepemimpinan adalah pengambilan keputusan. Keputusan yang dihasilkan
mempengaruhi jalannya roda organisasi yang dipimpinnya. Setiap pemimpin
dalam organisasi bahkan setiap orang harus mengetahui bagaimana cara
mengambil keputusan yang baik dan tidak berselisih paham dengan pihak lain
atau tidak merugikan pihak lain
Pengambilan keputusan menurut Islam sebenarkan tidak betentangan
dengan pengambilan keputusan menurut ahli barat, hanya saja pengambilan
keputusan menurut Islam lebih menekankan kepada hukum-hukum yang telah
di tuliskan di dalam Al-Qur’an dan Hadist. Sehingga hal tersebut lebih terlihat
sempurna karena ada batasan-batasan tertentu yang bertujuan untuk kebaikan
bersama, bukan hanya kebaikan bagi beberapa orang ataupun kelompok
semata.
Atas kesimpulan ini ada beberapa rekomendasi yang dapat diajukan:
a. Dalam rekrutmen para pemimpin suatu lembaga atau organisasi hendaknya
dipertimbangkan kompetensi dalam pembuatan keputusan sebagai kriteria
utama, karena hal ini akan sangat berpengaruh pada kualitas kebijakan
yang akan dihasilkan.
b. Untuk meningkatkan profesionalitas para pemimpin lembaga atau
organisasi perlu untuk merancang model-model pelatihan berkaitan dengan

16

pengambilan keputusan guna mengatasi permasalahan lembaga atau
organisasi terutama dalam memnuhi kepuasan pelanggan.

17

DAFTAR PUSTAKA
Anggadini, Sri Dewi. “Analisis Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer
Dalam Proses Pengambilan Keputusan”, Majalah Ilmiah Unikom, Vol 11
No 2
Anwar, Herson. 2014. “Proses Pengambilan Keputusan untuk Mengembangkan
Mutu Madrasah”, Nadwa, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 8, Nomor 1, April
2014
Asnawir, 2006. Manajemen Pendidikan, Padang: IAIN IB Press
Diana, Litdia. 2013. “Persepsi Pegawai dalam Pengambilan Keputusan Oleh
Pimpinan Pada Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Agam”,
Bahana Manajemen Pendidikan, Volume 1 Nomor 1 Oktober 2013, Jurnal
Administrasi Pendidikan
Engkoswara, dkk. 2011. Administrasi Pendidikan, Cetakan kedua, Bandung: CV
Alfabeta
Ivancevich, John M. 2006. Organizzation, Behavior And Management, Seventh
Edition, alih bahasa Dharma Yuwono, Jakarta: PT Erlangga
Kartono, Kartini. 1998. Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada
Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur’an Kementerian Agama RI, 2010. Alqur’an
dan terjemahnya, Bandung: CV. Jabal Roudhotul Jannah
Nashori, Fuad, dkk. 2009. Psikologi Kepemimpinan, Yogyakarta: Pustaka Fahima
Nawawi, Hadari, 1993, Kepemimpinan menurut Islam, Yogyakarta : Gajah Mada
University Press
Qomar, Mujamil. Manajemen Pendidikan Islam, Strategi Baru Pengelolaan
Lembaga Pendidikan Islam, Surabaya: Erlangga
Sabri, Ahmad. 2013. “Kebijakan dan Pengambilan Keputusan Dalam Pendidikan
Islam”, Jurnal Al Ta’lim, Jilid 1 Nomor 5 Juli 2013
Saefullah, U. 2012. Manajemen Pendidikan Islam, Bandung: CV Pustaka Setia
Soetopo, Hendyat. 2010. Perilaku Organisasi Teori dan Praktik Dalam Bidang
Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

18

Syamsi, Ibnu. 2000. Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi, Jakarta: Bumi
Aksara
Usman, Husaini. 2006. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta:
PT Bumi Aksara