Sukses Itu Bijak dalam Bergaul
.iLRrr,
'{iA
t
SUKSES ITU BIJAK DALAM BERGAT]L
Dr. Suwartono, M.Hum.
U
niversitas Muhammadiyah Purwokerto
suwa rtono2006@ya hoo. co. id
PE\D\HL-LTIAN
Jika ditanya. "Apa sukses itu?" barangkali hingga kini masih banyak orallg
"::l.lar.'ab sukses itu cerdas (hampir bisa dipastikan yan,q dimaksudkan adalah
-=:ias otaknr,'a). Atau. sukses itu milik orang berbakat (talented). Sayangnya, jika
:.;ernrati" di rnasa kini keberhasilan di dalam rnenapaki hidup tidak cukup hanya
l-rl{a11 bermodalkan kecerdasan otak atau cerdas secara intelektual
yan_q
:e.narkas di dalam otak saja. melainkan bera-9am kecerdasan (multi-intelligence)
.,.rut Illenunjang sukses seseorang. Salah satu kecakapan atau kecerdasan vang
,.
at,b, diperhitunekan adalah kecerdasan sosial.
Kecerdasan sosial ber-talian dengan posisi manusia yang sejatinya adalah
:lakhluk sosial, selain makhluk individu. Selain berurusan dengan diri sendiri,
;:lanusia juga membutuhkan interaksi dan kornunikasi dengan sesamanva. Dalam
ilubutigan autarinsan sebagai manusia organisasional
inilah
dibutuhkan
kecerdasan sosial. Orang yang memiliki kecerdasan sosial biasanya orang yang
biiak dalam membaca isi hati, suasana hati, dan keinginan orang lain. Ia dapat
dengan rnudah menyesuaikan
bererlpati kepada orang lain.
diri,
rnengambil hati, dan juga peduli serta
^ir)
(1.
4/
Dengan semakin ketatnya persaingan hidup dan kornpleksnya aspek-aspek
kehidupan, kecerdasan seba-qaimana digambarkan di atas dirasa semakin penting.
Lihat saja besarnya jumlah penduduk negeri ini. persaingan untuk mendapatkan
kursi dalam pendidikan dan bursa tena-qa kelja pun ticlak luput dari pengaruh
membengkaknya populasi penduduk. Belum la-ei persaingan bebas
di
daiam
kancah antarbangsa.
Di
dalam konteks pendidikan, kabar gembira datang dari pemberlakuan
Kurikuium 2013. Salah satu hal vang patut disyukuri aclalah perhatian yang lebih
besar terhadap aspek afektif, yang mencakup beberapa jenis kecerdasan, termasuk
di dalarnnya kecerdasan sosial. Ar-tinya, kurikulurn 1,ang sekarang ini diasumsikan
akan mampu menlperbesar peluang peraihan sukses rnasa depan anak bangsa.
Pasalnya, dalam kenyataan. banvak orang yang bukan termasuk intelektual.
berpendidikan ting-ei. atau berotak cemerlang rlamun sukses dengan kecerdasan
sosial yang ada padanya. contohnya,
Bill
Gates, pendiri, pemilik dan bos
Microsoft, yang sempat menyandang preclikat sebagai orang terkaya di dunia. Ia
kuliah hanya sampai tingkat dua. Namun, kepiawaiannva dalarn soal membangun
kerja sama dengan orang lain dinilai telah mengantarkannya kepada mega sukses.
Di sekitar kita sendiri, kisah inspiratif meraih sukses besar
deng
an
cara serupa
rnisalnya dialami oleh orang seperti Sudono Salim (Liem Sioe Liong) atau yang
lebih dikenal den-qan Om Liem. Orang yang pernah meu,andan-e predikat sebagai
orang terkaya se-Indonesia ini hanya tamat sekolah dasar. Banyak oran_q menilai
kr-rnci suksesnl'6 terletak pada kehebatan nrembangun
jaringan dan mengkarl,akan
orang Hebatnya lagi" rneskipun hanya tamatan sekolah dasar, ia
mengkaryakan sarj ana hingga doktor.
banyak
Contoh kisah sukses serupa yang tidak seekstrern itu tidak terhitung
iitrltlahnya. Sebagaimana disin,egung sebelumnya, makalah ini berpesan bahwa
kecerdasan sosial merupakan faktor penting, bukan satu-satunya. pada bagian
selanjutnya akan dibahas lebih mendalam. 1) hakikat kecerdasan sosial dimaksud.
l)
ilusterasinya dalam kehidupan sehari-hari, khususnva di daiam dunia kerja; 3)
implikasinya dalam kor\teks belajar untuk menyiapkan rnasa depan. dan sekelumit
pengalaman diri penulis terkait soal kecerdasan sosial ini
PEMBAHASAN
Diakui atau tidak, manusia terlahir sebagai makhluk sosial. Ia terlahir di
tengah-tengah kerumunan masyarakat. N{anusia
tidak bisa hidup
sendiri.
Dibutuhkan kemampuan berpikir dan bertindak untuk menialankan perannya
sebagai makhluk sosial
di dalam rnenjalin
hubungan dengan lingkungan atau
kelompok masyarakat. Dengan kata lain. manusia harus brlak dan cakap dalam
merigolah rasa dalam ber_eaul dengan sesamanya.
Literatur menunjukkan bahwa kemampuan untuk arif dan cakap dalam
mengolah rasa dalam bergaul dengan sesama mengacu kepada apa yang disebut
dengan kecerdasan sosial. Beragarn pengertian diberikan oleh para ahli dan pakar
berkaitan dengan kecerdasan sosial
ini. Ada yang rlenyamakannya
dengan
sosialisasi, seperli Ambron (198i), yaitu sosialisasi itu sebagai proses belajar yang
memtrirnbing seseorang ke arah perkemban_qan kepribadian sosial sehingga dapat
menjadi anggota masyarakat yang bertanggun-s jawab dan eflektif.
Could (1994) menjelaskan kecerdasan sosial merupakan suatu kemampuan
untuk memahami dan mengelola (manage) hubungan nranusia. Kecerdasan ini
adalah kecerdasan yang mengangkat fungsi jiu,a sebagai perangkat internal diri
\ alrq memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada di balik
kenvataan apa adanya
ini
Dengan bahasa .vang sederhana,
di daiam
kosakata
bahasa Jawa ada kata nyralenl (memahami atau mengefti orang lain). Contoh,
jika
kita merasakan sakit ketika dicubit, maka jangan mencubit orang lain. Ini berar-ti
nrenyangkut soal nilai-nilai juga. Benar. kecerdasan sosial erat kaitann.va dengan
soal kearit-an (wisdom), dan nilai-nilai (values).
Untuk memperjelas hakikat kecerdasan sosial. berikut
dicontohkan
sejumlah butir yang merupakan penjabaran dari variabel kecerdasan sosial.
i.
Sesibuk apapun saya, ketika ada tetangga yang meminta tolong saya
segera datang menolongnya.
Saya akan menunda acara yang telah lama saya rencatrakan karena ada
teman saya yang mengalami kecelakaan dan membutuhkan bantuan saya.
1
J,
Sa-va mengalah kepada
orang yang lebih tr,ra uutuk duduk
di dalam
kendaraan umum.
A
T,
Saya mau mengambil sebagian tabungan saya r-rrttuk menolong teman Yang
memerlukan dukungan dana pada saat itu.
).
Sa-va senang
mengikuti organisasi atatl kegiatan sosial Yang membarltu
orang-orang yang terkena beucana alam.
Saya berusaha menjauhkan
diri
supaya tidak
ikut dalam
kepanitiaan
sosialisasi dengan alasan pekerjaan 1'ang cukup sibuk.
7.
Ketika ada masalah dalam keiompok masyarakat atau kerja, saya lebih
senang
8
iika diselesaikan dengan bermusyawatah
Tidak mau ikut campur dengan Llrusan orallg lain yanu tidak ada sangkut
pautnya dengan saya.
9
Lebih baik rlenghindar ketika ada permasalahan dengan orang lain dan
pura-pura tidak tahu apa-apa.
I
0.
Saya bersosialisasi baik dengan orang lain supaya rnendapat sanjungan
atau pujian dari mereka.
11 Ketika memberi atau menyurnbangkan sesuatu untuk kegiatan amal, saya
mau orang lain juga mengetahuinya.
12 Ketika dalam lingkungan saya ada pendatang baru. saya langsung
mengunjun-qinya.
13. Keinginan
untuk mengenal satu sama lain berasal dari dalam diri sendiri,
bukan karena paksaan
14.
Ada rasa acuh tak acuh dari dalam diri ketika melihat seseorang di
lingkungan kita terkena musibah
15
Saya berusaha untuk
memiliki hubungan yang baik dengan yang lain
16. Saya menjalin hubungan yang baik dengan orang lain supaya ketika saya
membutuhkan bantuan, mereka juga datang untuk menolong saya
Lebih jauh, barangkali ditanyakan ada atau tidaknva kaitan antara kearit'an
dan nilai-nilai dengan kecerdasan spiritual. Jawabnya ada. Tidak mudah meng-
kavling beragam kecerdasan. Orang yang terketuk hatinva untuk terlibat dalam
usaha menggalang dana bantuan bencana alam adalah orang yang bersikap cerdas
secara sosial yang tersentuh nilai-niiai kemanusiaan Orang yang bersikap
demikian boleh jadi
jrgu
teraktivasi nilai-nilai keagamaan, sebab agama
mengajarkan kepada pemeluknya untuk peduli sesama.
Jika sekarang ini maju pesat social metliu dan sistem ieiaring sosial, maka
apakah pengguna yang
aktif dapat secara serta merta dikatakan cerdas secara
sosial? Barangkali bisa dipertirtrbangkan Dikhabarkan bahrva
di beberapa negara
't,esar seper-ti Jerman, Perancis, Ing-eris
dan Amerika social media seperti
Facebook data dan informasinya dimanfaatkan sebagai bahan seleksi pelamar
keqa (media.kompasiana com). Namun demikian. masih terlah-r dini untuk
.iisimpulkan bahr.va pengguna aktif social media dan jejaring sosial memiliki
kecerdasan
di atas rata-rata dibandingkan yang tidak. Perlu kajian lebih
jauh,
sebab bagaitnauapun juga interaksi dan kornunikasi melalui social media dan
sistem jejaring sosial merupakan interaksi dan komunikasi dalam dunia maya.
Jika seseorang aktif dan berteman dengan hingga rubian orang dalam facebook,
tetapi ia selalu soliter, apakah dapat dikategorikan bijakiarifl Data bisa saja palsu.
infbrmasi bisa saja semu. Lihat saja bagaimana foto-tbto yang diunggah, ticiak
jararrg hanyalah sel/ie belaka.
Di dalam kehidupan nyata sehari-hari, kecerdasan sosial sangat menunjan*e
keberhasilan seseorang dalam menapaki kehidupan. Jika seseorans menutup diri,
maka ia akan terkucil dari kelompok atau lingkungan masyarakatnya. Setyawan
(200;1. 78
-
89) tidak secara eksplisit
men-e_eunakan
istilah kecerdasan sosial,
meiainkan kecerdasan ernosional dan spiritual, dalam rnembahas empat sifat
terkait erat dengan kecerdasan sosial yang harus dijauhi manusia
jika
ingin
hidupnya sarat dengan kebermaknaan Empat perkara tersebut secara hirarkis
benurut-turut. 1) tidak peduli atau cuek; 2) penuh curi-ga; 3) apatis, dan 4)
bermusuhan.
Tidak peduli atau cuek bisa membuat hidup seseorang senqsara
secara
emosional dan spiritual. Oran-q yang memiliki sitat ini tidak peduli dengan apa
yang terjadi pada lingkungannya. Dalam lingkungan kerja, dicontohkan seorang
manajer di sebuah kantor sangat
-eila
kerja (workaholic)" Begitu gilanya ia lupa
akan lingkungannya. hingga baw'ahannya menjadi korban karena tuntutan kerja
dengan standar dirinya sendiri. Tentu, akan banyak orang _vang tidak simpatik
kepadanya dan ia akan diiauhi. Seorang bos yang terburu-buru mene-qur seorang
bawahan Yang menguap ketika rapat yang dipimpinnya tengah berlangsune
sempat membuat bawahannya dipermalukan. Kejadian itr-r mestinya juga telah
rnembuat diri bos nterasa rnalu sendiri. Pasalnva. baw.ahan tersebut memberikan
penielasan bahwa nralam sebelumnya ia harus menunggui anaknya di ruang ICU
rumah sakit, sehingga ia dalam kondisi kurang tidur. Namun, justru karena ia
merasa rapat itu penting ia rnemaksakan diri untuk tetap hadir.
Sifat apatis sebagai sifat tidak cerdas secara sosial (socially uninteliigent)
mengancanl peluang sukses seseorang. Dicontohkan seorang kaw'an
di
)'ang terlunda kesempatan naik pangkat dan karirny'a gara-_qara
menjauhkan
diri dari lingkungannya. Ia
sangat jarang berada
kantor
semakin
di kantor, sulit
dihubungi" bahkan ketika sekali bertemu pimpinan dan disarnpaikan kepadanya
tiba kesempatan bagi dirinya uutuk rnengikuti proses kenaikan pangkat, alih-alih
menindaklanjuti informasi tersebut"
ia tidak menunjukkan
respon positip.
Hilanglah kesempatan. Meman-e, terkesan bahwa kawan tersebut kecewa dengan
sikap sebagian ternan yang tidak/kurang senang karena kau,an tersebut tidak
simpatik. Namun, mestinya kar.van tersebui menyikapinya dengan b4ak, tidak
perlu melancarkan "dendam" sehingga tidak merugikan dirinya sendiri.
Memiliki sikap bermusuhan merupakan puncak dari sifat tidak
secara sosial. Hampir
bermusuhan (hostile).
di
Di
cerdas
setiap tempat terdapat orang yang memiliki sifat
sudut-sudut kota besar, kerap diberitakan mudahnya
Apa vang akan mahasis*'a lakukan jika tengah menanyakan kekeliruan
nilai pada KHS, namun hams berhadapan dengan
mahasiswa yang
karyar.van sewot? Jika
tidak cerdas secara sosial barangkali balas sewot,
maka
sebaliknva mahasis*'a yan*e cerdas secara sosial rnunekin tidak terlalu reaktif,
rnenyadari bahwa pada lain waktu ia masih akan berhLrbungan clan membutuhkan
layanan.
Kegiatan-kegiatan yang ditarvarkan di dalam kampus selain perkuliahan
bisa dipilih yang sekiranya paling sesuai. Disadari atau tidak kegiatan sepefti
kepramukaan, broadcasting, vocal group, jurnalistik dan advokasi banyak
membantu mahasiswa kelak setelah terjun di tengah-ten,uah masyarakat dan dunia
ker.ja asal ditekuni dengan sungguh-sungguh.
Di luar kampus, sesuai porsinya, mahasiswa perlu mulai men_eenal
bagairtrana tnasvarakat bergaul. Cepat atau lambat ntahasiswa juga akan terjun di
,'r,jfi',:ii.'i;:;;::,.,
masyarakat, tidak ada
..!ffi;r;ai@u1r,ptx, di rumah, ia juga perlu
mulai mengasah keca
raket
di luar kampuSdengan.baik. Hal ini
dapat dilakukan, mi
,L1,.
,
*giatanigotong royong di
lingkun_qan kos mem
dan kepemudaan di
u,aktu adalah isu
n
membagi
se
bahwa menghargai waktu sangatlah penting sebagaimana terdapat pacla bagian
aw'al sejumlah surat
di
dalam
Al
Qur'an (Al-Lail, Al-Fajr, Al-Dhuha.
dan
terutama Al-Ashr)
Tidak kuran-e warga yang merasa kehilan*ean sosok yang dulu pernah
trnggal kos di situ dan masih terus menjalin hubungan hingga suclah berkeluarga.
Bahkan terjalinnya silaturrahim, membuat orang-orang yang demikian ini
mendapatkan rizki yan-e tidak disangka-sangka. Bandin-qkan dengan nrahasiswa
yang hanva hadir di kelas, mungkin aktif terlibat mungkin juga tidak, tidak ada
kuliah pulang ke tempat kos, banyak teman namun tidak cukup nlenalrtang.
menghabiskan waktu untuk omong kosong, mungkin akan menyelesaikan
studinya. Namun demikian, dapat dipastikan akan sulit bersaing.
Pada bagiart akhir makalah
ini
akan diriianfaatkan oleh penr-rlis untuk
berbagi cerita lumayan sukses yang menurutnl,a acla kaitannya dengan bahasan
makalah
ini, yaitu kecerdasan sosial. peftama, penulis punya kegemaran
"berburu" orang asin-e semasa duduk di bangku kuliah (Sur.vafiono. 200g) Hal
yan-e belakangail diketahuinya sebagai
'straiegi' belajar bahasa kedua/asing ini
dirasakan telah menjadikannya lancar berbahasa
Inggris Bukan hanya itu,
sebagian kenalan dan orang asing sendiri memberikan sanjungan perihal kualitas
1atal bahasa Inggris penulis. Kenapa kolega tidari ada yan-q memberikan
sanjungan dalam hal ini?
Selepas kuliah S1 penulis masili terus menjalin hubungan baik den-uan
sebagian mantan dosennya
di kota Solo.
Suatu hari penuiis mendapatkan
informasi prospek berkarir di kota lain yang berjarak sekitar 6 jarn perjalan darat
pada malam
hari
(Purwoker-to). Berawal dari silaturahmi vang terjalin dengan
baik, maka Alloh telah membuka jalan lurus kepada tercapainva cita-cita penulis
sebagai seorang dosen, yaitu Dosen Tetap, bukan lagi tetap dosen.
Hal lain yang terbilang sukses cukup lumayan berkat
kecerclasap sosial
adalah kemampuan rnenjalin komunikasi yang baik clengan kenalan di
mancanegara hingga mendapatkan kesempatan menghadiri forum semacanl
konfbrensi di hampir 9 ne-9ara. Bahkan untuk clenl yanq digelar bulan April ini di
Osaka. Jepang, penuiis sempat melewati saat-saat sulit yang membutuhkan
kesabaran ekstra dalam mengkomunikasikan kesalahpahaman dengan pihak
penyelenggaru dr Jepang. Kesabaral. vang merupakan mutiara kehidupan, sangat
menunjan-e keberhasilan penulis dalam meraih tiket ke Osaka.
KESIMPIILAN
Cerdas secara sosial berar-ti bijak dalam rnen-geiola diri. membawa diri
dalam pergauian. Kecerdasan sosial merupakan kearit'an dalam bergaul dengan
sekarang, kecerdasan sosial
ini
sangat
diperhitungkan guna menunjang kesuksesan dalam hidup. Kecerdasan
ini
dirasa
lingkungan atau orang lain.
Di jaman
semakin penting seiring dengan persaingan global dalam berbagai aspek
kehidupan.
REFERENST
Brinkman, R. dan I(irschner, R. Dettling vith Di.//ic:trlt i)eogtla ledisi terjemahan
oleh Rudiianto). Jakarla: Penerbit PT Bhuana llmu Populer.
Scevonovonic" Andre. "Status Facebook Menentukan Kecerdasan Sosial Kita",
Kontpitsiona: Opiti {24 Juni 2011) Diakses pada l8l02l2}l4 dari
http',//media.kompasiana.com/new-media/201 i106,'24lstatr-rs-fbcebookrn enenf r lrcn-kecerr{.2 qq n -qn ci c I -L-if , - I 73 R? 7 hf ff I
r
Setyawan, P. T.2004. Daun Berserokclt: Sebuah Renuttgcn Hctti. Jakarta: Gema
Insani.
Suwartono. 2008. Sukses Belcjar Bohcrsct A.sing. Semarang. Penerbit C\i. Mimbar
Media Utama.
Watson, C. E. 2002. Wol Smurt Peogtlc l)o v:hen l)rmb
Jakar-ta. Penerbit PT Gramedia Pustaka LTtama
'fhing,s
Halryten
at Work.
Wongso, Andrie. 2005. l5 Wi,sdonr and Sircce.s.r.' ('lu:.;icctl lvlolit,tttiott
Jakar-ta. Penerbit PT Elex N.{edia Komputindo.
S'1r;r'le.i'
'{iA
t
SUKSES ITU BIJAK DALAM BERGAT]L
Dr. Suwartono, M.Hum.
U
niversitas Muhammadiyah Purwokerto
suwa rtono2006@ya hoo. co. id
PE\D\HL-LTIAN
Jika ditanya. "Apa sukses itu?" barangkali hingga kini masih banyak orallg
"::l.lar.'ab sukses itu cerdas (hampir bisa dipastikan yan,q dimaksudkan adalah
-=:ias otaknr,'a). Atau. sukses itu milik orang berbakat (talented). Sayangnya, jika
:.;ernrati" di rnasa kini keberhasilan di dalam rnenapaki hidup tidak cukup hanya
l-rl{a11 bermodalkan kecerdasan otak atau cerdas secara intelektual
yan_q
:e.narkas di dalam otak saja. melainkan bera-9am kecerdasan (multi-intelligence)
.,.rut Illenunjang sukses seseorang. Salah satu kecakapan atau kecerdasan vang
,.
at,b, diperhitunekan adalah kecerdasan sosial.
Kecerdasan sosial ber-talian dengan posisi manusia yang sejatinya adalah
:lakhluk sosial, selain makhluk individu. Selain berurusan dengan diri sendiri,
;:lanusia juga membutuhkan interaksi dan kornunikasi dengan sesamanva. Dalam
ilubutigan autarinsan sebagai manusia organisasional
inilah
dibutuhkan
kecerdasan sosial. Orang yang memiliki kecerdasan sosial biasanya orang yang
biiak dalam membaca isi hati, suasana hati, dan keinginan orang lain. Ia dapat
dengan rnudah menyesuaikan
bererlpati kepada orang lain.
diri,
rnengambil hati, dan juga peduli serta
^ir)
(1.
4/
Dengan semakin ketatnya persaingan hidup dan kornpleksnya aspek-aspek
kehidupan, kecerdasan seba-qaimana digambarkan di atas dirasa semakin penting.
Lihat saja besarnya jumlah penduduk negeri ini. persaingan untuk mendapatkan
kursi dalam pendidikan dan bursa tena-qa kelja pun ticlak luput dari pengaruh
membengkaknya populasi penduduk. Belum la-ei persaingan bebas
di
daiam
kancah antarbangsa.
Di
dalam konteks pendidikan, kabar gembira datang dari pemberlakuan
Kurikuium 2013. Salah satu hal vang patut disyukuri aclalah perhatian yang lebih
besar terhadap aspek afektif, yang mencakup beberapa jenis kecerdasan, termasuk
di dalarnnya kecerdasan sosial. Ar-tinya, kurikulurn 1,ang sekarang ini diasumsikan
akan mampu menlperbesar peluang peraihan sukses rnasa depan anak bangsa.
Pasalnya, dalam kenyataan. banvak orang yang bukan termasuk intelektual.
berpendidikan ting-ei. atau berotak cemerlang rlamun sukses dengan kecerdasan
sosial yang ada padanya. contohnya,
Bill
Gates, pendiri, pemilik dan bos
Microsoft, yang sempat menyandang preclikat sebagai orang terkaya di dunia. Ia
kuliah hanya sampai tingkat dua. Namun, kepiawaiannva dalarn soal membangun
kerja sama dengan orang lain dinilai telah mengantarkannya kepada mega sukses.
Di sekitar kita sendiri, kisah inspiratif meraih sukses besar
deng
an
cara serupa
rnisalnya dialami oleh orang seperti Sudono Salim (Liem Sioe Liong) atau yang
lebih dikenal den-qan Om Liem. Orang yang pernah meu,andan-e predikat sebagai
orang terkaya se-Indonesia ini hanya tamat sekolah dasar. Banyak oran_q menilai
kr-rnci suksesnl'6 terletak pada kehebatan nrembangun
jaringan dan mengkarl,akan
orang Hebatnya lagi" rneskipun hanya tamatan sekolah dasar, ia
mengkaryakan sarj ana hingga doktor.
banyak
Contoh kisah sukses serupa yang tidak seekstrern itu tidak terhitung
iitrltlahnya. Sebagaimana disin,egung sebelumnya, makalah ini berpesan bahwa
kecerdasan sosial merupakan faktor penting, bukan satu-satunya. pada bagian
selanjutnya akan dibahas lebih mendalam. 1) hakikat kecerdasan sosial dimaksud.
l)
ilusterasinya dalam kehidupan sehari-hari, khususnva di daiam dunia kerja; 3)
implikasinya dalam kor\teks belajar untuk menyiapkan rnasa depan. dan sekelumit
pengalaman diri penulis terkait soal kecerdasan sosial ini
PEMBAHASAN
Diakui atau tidak, manusia terlahir sebagai makhluk sosial. Ia terlahir di
tengah-tengah kerumunan masyarakat. N{anusia
tidak bisa hidup
sendiri.
Dibutuhkan kemampuan berpikir dan bertindak untuk menialankan perannya
sebagai makhluk sosial
di dalam rnenjalin
hubungan dengan lingkungan atau
kelompok masyarakat. Dengan kata lain. manusia harus brlak dan cakap dalam
merigolah rasa dalam ber_eaul dengan sesamanya.
Literatur menunjukkan bahwa kemampuan untuk arif dan cakap dalam
mengolah rasa dalam bergaul dengan sesama mengacu kepada apa yang disebut
dengan kecerdasan sosial. Beragarn pengertian diberikan oleh para ahli dan pakar
berkaitan dengan kecerdasan sosial
ini. Ada yang rlenyamakannya
dengan
sosialisasi, seperli Ambron (198i), yaitu sosialisasi itu sebagai proses belajar yang
memtrirnbing seseorang ke arah perkemban_qan kepribadian sosial sehingga dapat
menjadi anggota masyarakat yang bertanggun-s jawab dan eflektif.
Could (1994) menjelaskan kecerdasan sosial merupakan suatu kemampuan
untuk memahami dan mengelola (manage) hubungan nranusia. Kecerdasan ini
adalah kecerdasan yang mengangkat fungsi jiu,a sebagai perangkat internal diri
\ alrq memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada di balik
kenvataan apa adanya
ini
Dengan bahasa .vang sederhana,
di daiam
kosakata
bahasa Jawa ada kata nyralenl (memahami atau mengefti orang lain). Contoh,
jika
kita merasakan sakit ketika dicubit, maka jangan mencubit orang lain. Ini berar-ti
nrenyangkut soal nilai-nilai juga. Benar. kecerdasan sosial erat kaitann.va dengan
soal kearit-an (wisdom), dan nilai-nilai (values).
Untuk memperjelas hakikat kecerdasan sosial. berikut
dicontohkan
sejumlah butir yang merupakan penjabaran dari variabel kecerdasan sosial.
i.
Sesibuk apapun saya, ketika ada tetangga yang meminta tolong saya
segera datang menolongnya.
Saya akan menunda acara yang telah lama saya rencatrakan karena ada
teman saya yang mengalami kecelakaan dan membutuhkan bantuan saya.
1
J,
Sa-va mengalah kepada
orang yang lebih tr,ra uutuk duduk
di dalam
kendaraan umum.
A
T,
Saya mau mengambil sebagian tabungan saya r-rrttuk menolong teman Yang
memerlukan dukungan dana pada saat itu.
).
Sa-va senang
mengikuti organisasi atatl kegiatan sosial Yang membarltu
orang-orang yang terkena beucana alam.
Saya berusaha menjauhkan
diri
supaya tidak
ikut dalam
kepanitiaan
sosialisasi dengan alasan pekerjaan 1'ang cukup sibuk.
7.
Ketika ada masalah dalam keiompok masyarakat atau kerja, saya lebih
senang
8
iika diselesaikan dengan bermusyawatah
Tidak mau ikut campur dengan Llrusan orallg lain yanu tidak ada sangkut
pautnya dengan saya.
9
Lebih baik rlenghindar ketika ada permasalahan dengan orang lain dan
pura-pura tidak tahu apa-apa.
I
0.
Saya bersosialisasi baik dengan orang lain supaya rnendapat sanjungan
atau pujian dari mereka.
11 Ketika memberi atau menyurnbangkan sesuatu untuk kegiatan amal, saya
mau orang lain juga mengetahuinya.
12 Ketika dalam lingkungan saya ada pendatang baru. saya langsung
mengunjun-qinya.
13. Keinginan
untuk mengenal satu sama lain berasal dari dalam diri sendiri,
bukan karena paksaan
14.
Ada rasa acuh tak acuh dari dalam diri ketika melihat seseorang di
lingkungan kita terkena musibah
15
Saya berusaha untuk
memiliki hubungan yang baik dengan yang lain
16. Saya menjalin hubungan yang baik dengan orang lain supaya ketika saya
membutuhkan bantuan, mereka juga datang untuk menolong saya
Lebih jauh, barangkali ditanyakan ada atau tidaknva kaitan antara kearit'an
dan nilai-nilai dengan kecerdasan spiritual. Jawabnya ada. Tidak mudah meng-
kavling beragam kecerdasan. Orang yang terketuk hatinva untuk terlibat dalam
usaha menggalang dana bantuan bencana alam adalah orang yang bersikap cerdas
secara sosial yang tersentuh nilai-niiai kemanusiaan Orang yang bersikap
demikian boleh jadi
jrgu
teraktivasi nilai-nilai keagamaan, sebab agama
mengajarkan kepada pemeluknya untuk peduli sesama.
Jika sekarang ini maju pesat social metliu dan sistem ieiaring sosial, maka
apakah pengguna yang
aktif dapat secara serta merta dikatakan cerdas secara
sosial? Barangkali bisa dipertirtrbangkan Dikhabarkan bahrva
di beberapa negara
't,esar seper-ti Jerman, Perancis, Ing-eris
dan Amerika social media seperti
Facebook data dan informasinya dimanfaatkan sebagai bahan seleksi pelamar
keqa (media.kompasiana com). Namun demikian. masih terlah-r dini untuk
.iisimpulkan bahr.va pengguna aktif social media dan jejaring sosial memiliki
kecerdasan
di atas rata-rata dibandingkan yang tidak. Perlu kajian lebih
jauh,
sebab bagaitnauapun juga interaksi dan kornunikasi melalui social media dan
sistem jejaring sosial merupakan interaksi dan komunikasi dalam dunia maya.
Jika seseorang aktif dan berteman dengan hingga rubian orang dalam facebook,
tetapi ia selalu soliter, apakah dapat dikategorikan bijakiarifl Data bisa saja palsu.
infbrmasi bisa saja semu. Lihat saja bagaimana foto-tbto yang diunggah, ticiak
jararrg hanyalah sel/ie belaka.
Di dalam kehidupan nyata sehari-hari, kecerdasan sosial sangat menunjan*e
keberhasilan seseorang dalam menapaki kehidupan. Jika seseorans menutup diri,
maka ia akan terkucil dari kelompok atau lingkungan masyarakatnya. Setyawan
(200;1. 78
-
89) tidak secara eksplisit
men-e_eunakan
istilah kecerdasan sosial,
meiainkan kecerdasan ernosional dan spiritual, dalam rnembahas empat sifat
terkait erat dengan kecerdasan sosial yang harus dijauhi manusia
jika
ingin
hidupnya sarat dengan kebermaknaan Empat perkara tersebut secara hirarkis
benurut-turut. 1) tidak peduli atau cuek; 2) penuh curi-ga; 3) apatis, dan 4)
bermusuhan.
Tidak peduli atau cuek bisa membuat hidup seseorang senqsara
secara
emosional dan spiritual. Oran-q yang memiliki sitat ini tidak peduli dengan apa
yang terjadi pada lingkungannya. Dalam lingkungan kerja, dicontohkan seorang
manajer di sebuah kantor sangat
-eila
kerja (workaholic)" Begitu gilanya ia lupa
akan lingkungannya. hingga baw'ahannya menjadi korban karena tuntutan kerja
dengan standar dirinya sendiri. Tentu, akan banyak orang _vang tidak simpatik
kepadanya dan ia akan diiauhi. Seorang bos yang terburu-buru mene-qur seorang
bawahan Yang menguap ketika rapat yang dipimpinnya tengah berlangsune
sempat membuat bawahannya dipermalukan. Kejadian itr-r mestinya juga telah
rnembuat diri bos nterasa rnalu sendiri. Pasalnva. baw.ahan tersebut memberikan
penielasan bahwa nralam sebelumnya ia harus menunggui anaknya di ruang ICU
rumah sakit, sehingga ia dalam kondisi kurang tidur. Namun, justru karena ia
merasa rapat itu penting ia rnemaksakan diri untuk tetap hadir.
Sifat apatis sebagai sifat tidak cerdas secara sosial (socially uninteliigent)
mengancanl peluang sukses seseorang. Dicontohkan seorang kaw'an
di
)'ang terlunda kesempatan naik pangkat dan karirny'a gara-_qara
menjauhkan
diri dari lingkungannya. Ia
sangat jarang berada
kantor
semakin
di kantor, sulit
dihubungi" bahkan ketika sekali bertemu pimpinan dan disarnpaikan kepadanya
tiba kesempatan bagi dirinya uutuk rnengikuti proses kenaikan pangkat, alih-alih
menindaklanjuti informasi tersebut"
ia tidak menunjukkan
respon positip.
Hilanglah kesempatan. Meman-e, terkesan bahwa kawan tersebut kecewa dengan
sikap sebagian ternan yang tidak/kurang senang karena kau,an tersebut tidak
simpatik. Namun, mestinya kar.van tersebui menyikapinya dengan b4ak, tidak
perlu melancarkan "dendam" sehingga tidak merugikan dirinya sendiri.
Memiliki sikap bermusuhan merupakan puncak dari sifat tidak
secara sosial. Hampir
bermusuhan (hostile).
di
Di
cerdas
setiap tempat terdapat orang yang memiliki sifat
sudut-sudut kota besar, kerap diberitakan mudahnya
Apa vang akan mahasis*'a lakukan jika tengah menanyakan kekeliruan
nilai pada KHS, namun hams berhadapan dengan
mahasiswa yang
karyar.van sewot? Jika
tidak cerdas secara sosial barangkali balas sewot,
maka
sebaliknva mahasis*'a yan*e cerdas secara sosial rnunekin tidak terlalu reaktif,
rnenyadari bahwa pada lain waktu ia masih akan berhLrbungan clan membutuhkan
layanan.
Kegiatan-kegiatan yang ditarvarkan di dalam kampus selain perkuliahan
bisa dipilih yang sekiranya paling sesuai. Disadari atau tidak kegiatan sepefti
kepramukaan, broadcasting, vocal group, jurnalistik dan advokasi banyak
membantu mahasiswa kelak setelah terjun di tengah-ten,uah masyarakat dan dunia
ker.ja asal ditekuni dengan sungguh-sungguh.
Di luar kampus, sesuai porsinya, mahasiswa perlu mulai men_eenal
bagairtrana tnasvarakat bergaul. Cepat atau lambat ntahasiswa juga akan terjun di
,'r,jfi',:ii.'i;:;;::,.,
masyarakat, tidak ada
..!ffi;r;ai@u1r,ptx, di rumah, ia juga perlu
mulai mengasah keca
raket
di luar kampuSdengan.baik. Hal ini
dapat dilakukan, mi
,L1,.
,
*giatanigotong royong di
lingkun_qan kos mem
dan kepemudaan di
u,aktu adalah isu
n
membagi
se
bahwa menghargai waktu sangatlah penting sebagaimana terdapat pacla bagian
aw'al sejumlah surat
di
dalam
Al
Qur'an (Al-Lail, Al-Fajr, Al-Dhuha.
dan
terutama Al-Ashr)
Tidak kuran-e warga yang merasa kehilan*ean sosok yang dulu pernah
trnggal kos di situ dan masih terus menjalin hubungan hingga suclah berkeluarga.
Bahkan terjalinnya silaturrahim, membuat orang-orang yang demikian ini
mendapatkan rizki yan-e tidak disangka-sangka. Bandin-qkan dengan nrahasiswa
yang hanva hadir di kelas, mungkin aktif terlibat mungkin juga tidak, tidak ada
kuliah pulang ke tempat kos, banyak teman namun tidak cukup nlenalrtang.
menghabiskan waktu untuk omong kosong, mungkin akan menyelesaikan
studinya. Namun demikian, dapat dipastikan akan sulit bersaing.
Pada bagiart akhir makalah
ini
akan diriianfaatkan oleh penr-rlis untuk
berbagi cerita lumayan sukses yang menurutnl,a acla kaitannya dengan bahasan
makalah
ini, yaitu kecerdasan sosial. peftama, penulis punya kegemaran
"berburu" orang asin-e semasa duduk di bangku kuliah (Sur.vafiono. 200g) Hal
yan-e belakangail diketahuinya sebagai
'straiegi' belajar bahasa kedua/asing ini
dirasakan telah menjadikannya lancar berbahasa
Inggris Bukan hanya itu,
sebagian kenalan dan orang asing sendiri memberikan sanjungan perihal kualitas
1atal bahasa Inggris penulis. Kenapa kolega tidari ada yan-q memberikan
sanjungan dalam hal ini?
Selepas kuliah S1 penulis masili terus menjalin hubungan baik den-uan
sebagian mantan dosennya
di kota Solo.
Suatu hari penuiis mendapatkan
informasi prospek berkarir di kota lain yang berjarak sekitar 6 jarn perjalan darat
pada malam
hari
(Purwoker-to). Berawal dari silaturahmi vang terjalin dengan
baik, maka Alloh telah membuka jalan lurus kepada tercapainva cita-cita penulis
sebagai seorang dosen, yaitu Dosen Tetap, bukan lagi tetap dosen.
Hal lain yang terbilang sukses cukup lumayan berkat
kecerclasap sosial
adalah kemampuan rnenjalin komunikasi yang baik clengan kenalan di
mancanegara hingga mendapatkan kesempatan menghadiri forum semacanl
konfbrensi di hampir 9 ne-9ara. Bahkan untuk clenl yanq digelar bulan April ini di
Osaka. Jepang, penuiis sempat melewati saat-saat sulit yang membutuhkan
kesabaran ekstra dalam mengkomunikasikan kesalahpahaman dengan pihak
penyelenggaru dr Jepang. Kesabaral. vang merupakan mutiara kehidupan, sangat
menunjan-e keberhasilan penulis dalam meraih tiket ke Osaka.
KESIMPIILAN
Cerdas secara sosial berar-ti bijak dalam rnen-geiola diri. membawa diri
dalam pergauian. Kecerdasan sosial merupakan kearit'an dalam bergaul dengan
sekarang, kecerdasan sosial
ini
sangat
diperhitungkan guna menunjang kesuksesan dalam hidup. Kecerdasan
ini
dirasa
lingkungan atau orang lain.
Di jaman
semakin penting seiring dengan persaingan global dalam berbagai aspek
kehidupan.
REFERENST
Brinkman, R. dan I(irschner, R. Dettling vith Di.//ic:trlt i)eogtla ledisi terjemahan
oleh Rudiianto). Jakarla: Penerbit PT Bhuana llmu Populer.
Scevonovonic" Andre. "Status Facebook Menentukan Kecerdasan Sosial Kita",
Kontpitsiona: Opiti {24 Juni 2011) Diakses pada l8l02l2}l4 dari
http',//media.kompasiana.com/new-media/201 i106,'24lstatr-rs-fbcebookrn enenf r lrcn-kecerr{.2 qq n -qn ci c I -L-if , - I 73 R? 7 hf ff I
r
Setyawan, P. T.2004. Daun Berserokclt: Sebuah Renuttgcn Hctti. Jakarta: Gema
Insani.
Suwartono. 2008. Sukses Belcjar Bohcrsct A.sing. Semarang. Penerbit C\i. Mimbar
Media Utama.
Watson, C. E. 2002. Wol Smurt Peogtlc l)o v:hen l)rmb
Jakar-ta. Penerbit PT Gramedia Pustaka LTtama
'fhing,s
Halryten
at Work.
Wongso, Andrie. 2005. l5 Wi,sdonr and Sircce.s.r.' ('lu:.;icctl lvlolit,tttiott
Jakar-ta. Penerbit PT Elex N.{edia Komputindo.
S'1r;r'le.i'