Mengembalikan Matahari ke Timur pdf
Mengembalikan Mataharai ke Timur
2014
1
M ENGEM BALIKAN M ATAHARI KE TIM UR
2
Ribut Achw andi
Sejak lam a kit a dihadapkan pada sebuah kenyat aan, bahw a peperangan ant ara bangsa Timur dan
Barat adalah sebuah perist iw a yang t idak semat a berkait an dengan polit ik dan ekonomi. Tet api, melingkupi seluruh aspek kehidupan manusia. Dengan pongah, Barat m enganggap, m erekalah bangsa
yang paling beradab. M aka, apa yang mereka lakukan di bangsa-bangsa Timur adalah usaha unt uk
mem beradabkan manusia bangsa Tim ur. Lalu, apa ukuran yang mereka pakai? Adalah ilmu penget ahuan.
Bangsa Barat mengklaim bahw a kebudayaan dan peradaban yang m ereka bangun adalah hasil
dari penemuan-penemuan ilmiah. M ereka merasa menjadi bangsa paling berilmu. M ereka bahkan
menulis sejarah perkem bangan ilm u penget ahuan mereka it u dengan begit u bangganya. Sampaisampai bangsa Timur pun dibikin t ak berkut ik dan har us mengakuinya sebagai sumber rujukan yang
benar. Alhasil, sejarah perkembangan ilmu penget ahuan yang kit a pelajari pun t idak lain adalah sejarah mereka. Bukan sejarah kit a.
Cobalah t engok, buku-buku kuliah, dikt at , bahkan lembar-lembar kerja dosen, at au jurnal-jurnal ilmiah di masa kini, sem uanya diaw ali dengan pandangan-pandangan filsafat Barat . Lalu, di m ana
filsafat kit a? Filsafat kit a t elah hangus dibakar oleh kebodohan kit a sebagai bangsa. Kit a t elan ment ah-ment ah pandangan Barat t erhadap filsafat Timur yang m enganggap bahw a filsafat Timur it u bukan filsafat , melainkan sekumpulan t akhayul, mit os, cerit a fiksi yang mengada-ada dan tak ilmiah.
Padahal, jika kit a mengurai kembali sejarah filsafat Barat yang berakar dari filsafat Yunani Kuno, nasibnya just ru lebih parah dari bangsa Timur. Filsafat Yunani yang menjadi cikal bakal filsafat
Barat sem ula hanya sekumpulan mit os-mit os yang bahkan t idak memiliki dasar yang kuat. Rasionalisme yang diusung oleh filsafat Yunani hanya berkut at pada soal objek mat eri (kebendaan). Sement ara dunia met afisik yang meliput i keyakinan, just ru lim bung. Keyakinan at au agam a m ereka t idak
mam pu m enjamah pada persoalan-persoalan yang krusial. M engapa? Karena di dalam keyakinan
mereka, penggambaran dew a-dew a Yunani t ak jauh beda dengan manusia, baik secara fisik maupun
perilakunya. Ada dew a yang suka kawin, sepert i Zeus. Ada yang suka berperang, sepert i Ares. Ada juga yang jadi makcomblang, sepert i dew a Cupid dan Aprodhit e. Dan masih banyak lagi.
Tet api, yang perlu diingat , bahw a perkem bangan filsafat Yunani t idak lepas dari peran bangsabangsa Timur sebagai pendahulunya, sepert i M esir, M esopot amia, Sum eria, Babylonia, bahkan India
Kuno. Filsafat Yunani Kuno adalah bagian dari apa yang sudah dipelajari oleh bangsa-bangsa Tim ur.
Tet api, mereka mencoba mem perbaruinya. Sayangnya, pembaruan yang mereka lakukan meninggalkan apa yang dijadikan inti dari ajaran-ajaran Timur, yait u t ent ang spirit ualit as. Oleh sebab it u, t idaklah mengherankan cara berpikir bangsa Yunani pada masa it u hanya mendasarkan pada pemikiran
rasional. Apa yang mereka cerap dari pancaindera it ulah yang m enjadi bahasan di dalam filsafat mereka.
M elom pat ke era Renaissance, Barat kemudian m embangun kebudayaannya dengan mengusung t ema kembali ke asal. Yait u kembali pada semangat Yunani set elah Barat mengalam i era kegelapan yang dimulai aw al abad masehi sampai abad pert engahan. M asa it u, di Eropa, t erjadi sebuah
pert ikaian. Orang-orang yang berada di baris keilmuan melaw an ot orit as gereja. M ereka menganggap bahw a gereja adalah ot orit as yang m enghalang-halangi perkem bangan ilm u penget ahuan. Kekuasaan gereja pun dibat asi dan dihabisi kalau perlu. M aka, saat it u, gereja t idak lagi memiliki kekuasaan at as perkem bangan ilm u penget ahuan. Jika sebelumnya, set iap apa yang menjadi pemikiran orang per orang it u dikaji dan dit ent ukan benar-salahnya lew at gereja, saat it u, siapa pun yang m emiliki pemikiran yang dianggap ilmiah menjadi t idak diharuskan t unduk pada ot orit as gereja. Alhasil,
perkem bangan ilm u penget ahuan menjadi begit u cepat . Dan sejak saat it u pula, Barat menjadi pe1
Bahan materi disampaikan pada LKMM TDI Lembaga Kemahasiswaan STMIK Widya Pratama yang diselenggarakan pada
Sabtu, 6 Desember 2014, di Kali Paingan, Linggoasri, Kabupaten Pekalongan.
2
Staf pengajar di Universitas Pekalongan, sastrawan dan budayawan.
Ribut Achwandi | Komunitas Sogan
1
Mengembalikan Mataharai ke Timur
2014
nguasa ilmu penget ahuan. Sam pai sekarang, dampak dari perist iw a it u pun m asih dirasakan dalam
dunia ilmu penget ahuan.
Tet api, mari kit a t engok dengan kondisi di Nusantara, negeri gemah ripah loh jinaw i ini pada
masa yang sama. Di era sebelum Renaissance muncul, bangsa Nusant ara, pada abad ke 8 telah berhasil m embangun sebuah m onumen ilm u penget ahuan, yang dinam ai Borobudur. Orang kelak menyebut nya sebagai Candi Borobudur. Kat a Candi pada dasarnya bermakna bangunan. Sepert i kit a
menam ai bangunan megah dengan sebut an gedung. Borobudur pada hakikat nya adalah sebuah mahakarya bangsa Nusant ara yang luar biasa megahnya. Ia t idak hanya m enjadi t empat sem bahyang
bagi penganut Buddha, tet api juga sebuah sist em kalender yang mem adukan t iga sist em, yait u sist em solar (mat ahari), sist em lunar (rembulan), dan sist em ast ronomi (perbint angan).
Selain it u, baru-baru ini seorang pengam at dari Barat mengat akan pula bahw a Borobudur it u
semacam t ablet raksasa yang di dalamnya t erdapat panel-panel yang sangat lengkap. Set iap bagian
dan set iap reliefnya adalah dat a-dat a penting yang m engungkapkan kesemest aan (kosmos), baik mikro kosmos (alam manusia) dan makro kosmos (kesejagat an). Dikat akan pula, Borobudur t idak ubahnya sebuah sist em komput er yang menyimpan dat a-dat a pent ing. Ia sepert i sebuah chip dalam ukuran besar yang di dalam nya setiap relief it u t erhubung sat u sama lain melalui rumus-rumus t ert entu.
Hal ini t erlihat melalui pelet akan st upa dan relief yang saling berhubungan, sert a akurasi dalam
mem bent uk suat u segi empat yang simet ris. Oleh sebab it u, sang pakar ini mengat akan bahw a pembangunan Borobudur past i t idak hanya berdasarkan pada int uisi (perasaan) t et api dilakukan dengan
t eknik yang t inggi. Pembangunan Borobudur memadukan unsur ilmu penget ahuan, t eknologi, dan
seni yang sangat tinggi.
Dalam pandangan yang lain, kait annya dengan keyakinan, Borobudur dianggap pula sebagai
salah sat u bangunan yang di dalam nya t erpahat ajaran-ajaran agam a Buddha. Boleh dibilang,
Borobudur it u semacam kit ab suci dalam bent uk bangunan. Sebagai kit ab suci, sudah past i apa yang
t erdapat di dalam nya adalah ajaran-ajaran agama Buddha. Dalam hal ini, bagian-bagian pada
Borobudur di bagi ke dalam t iga bagian pent ing yang menjadi ajaran agam a Buddha, yait u
Kamadhat u, Rupadhat u, dan Arupadhat u.
Kamadhat u adalah bagian t erbaw ah yang menggambarkan dunia haw a nafsu. Ini menggambarkan pula bahw a manusia yang hanya mengandalkan nafsu rendahnya akan menempat i kedudukan t erbaw ah. M anusia yang demikian t idak ubahnya sepert i binat ang. Sedangkan Rupadhat u adalah dunia ant ara, art inya dunia yang telah t erbebas dari belenggu nafsu. Posisi Rupadhat u t erlet ak
sat u lant ai di at as Kamadhat u dan sat u lant ai di baw ah Arupadhat u. Bagian ini menggambarkan kehidupan manusia sebagaimana umumnya. Dalam pengert ian ini, kehidupan manusia yang t elah mencapai pada usaha pengendalian nafsu unt uk menyeimbangkan kebut uhan mat eri dan rohani. Dari sini, t ampak pula bahw a peranan mat eri masih dipandang pent ing guna mencapai pada kehidupan rohani yang lebih baik. Dan Arupadhat u merupakan bagian t ert inggi. Arupadhat u secara harfiah diart ikan sebagai dunia t anpa w ujud. Arupadhat u melam bangkan pencapaian kesempurnaan hidup. Kehidupan yang t idak lagi berorient asi pada nafsu dan m at eri, t et api diabdikan pada sikap kerohanian
yang mendalam unt uk mencapai nibana (nirwana). Pada bagian ini dipuncaki oleh st upa paling besar
yang melambangkan bahw a kehidupan nirw ana adalah kehidupan yang t ak t erjangkau oleh rasionalit as akal. Nirw ana t idak dapat digambarkan secara gamblang. Tet api, ia harus diraih, karena di dalam nirw ana mengalir kebahagiaan yang t ak t erkira.
Jika konsep t ent ang Kam adhat u, Rupadhat u, dan Arupadhat u disandingkan dengan t eori psikoanalisis Sigmund Freud, m aka sesungguhnya konsep t eori psikoanalisis modern ini sudah sangat
t ert inggal jauh dengan apa yang t elah dilakukan oleh bangsa Nusant ara. Dalam konsep psikoanalisis
Freud m engat akan, kehidupan m anusia dikuasai oleh t iga hal, yait u Id , Ego , dan Superego. Id adalah
bent uk kehidupan manusia yang hanya mem pert imbangkan unsur kesenangan (nafsu). Sement ara Ego adalah bent uk kehidupan manusia yang mem pertimbangkan rasio (manfaat yang diperoleh). Dan
Superego adalah bent uk kehidupan manusia yang mempert imbangan aspek-aspek norm a. Sebagai
misal, ket ika kit a lapar, maka jika pert imbangannya pada Id , kit a akan segera makan biar kenyang.
Tet api, jika kit a gunakan Ego , maka kit a akan memikirkan t ent ang manfaat apa yang didapat dari
Ribut Achwandi | Komunitas Sogan
2
Mengembalikan Mataharai ke Timur
2014
makanan? Apakah hanya akan mem buat kenyang at au ada manfaat lain, sepert i unt uk alasan kesehat an. Tet api jika kit a gunakan Superego , maka akan kit a pikirkan pula t ent ang kem ungkinan unt uk
berpuasa pada saat it u, karena dengan berpuasa kit a akan bisa m erasakan bet apa menderit anya orang yang kelaparan dan juga menyehat kan. At au pula dengan pert imbangan lain, bahw a dengan
berpuasa kit a juga melaksanakan ajaran agama, harapannya kit a akan m endapat kan pahala.
Jelaslah, bahw a apa yang dit eorikan oleh Barat jauh lebih t ert inggal dari bangsa Timur. Teori
psikoanalisis yang digagas Sigmund Freud muncul di abad 20, sedangkan Borobudur muncul di abad
8. Dengan begit u, selisih ant ara keduanya adalah 1200 t ahun. Tidak hanya it u, konsep t ent ang Kam adhat u, Rupadhat u, dan Arupadhat u jauh lebih kompleks. Konsep ini mam pu memasuki sendi-sendi
kerohanian. Sement ara konsep psikoanalisis hanya mendasarkan pada rasionalit as m odern yang lebih mem erhat ikan aspek mat eri. Karena, ilm u penget ahuan modern yang digelont orkan oleh Barat
lebih menghendaki pada ket erukuran. Sedang ukuran hanya berlaku pada hal-hal yang t ampak nyat a
(kebendaan). Sement ara, pada aspek spirit ualit as, filsafat Barat modern cenderung mengabaikannya
bahkan ada pula yang sengaja m erusaknya. Sepert i pandangan Niet zsche, Bert rand Russel, at au bahkan Karl M arx.
Pandangan ket iga t okoh it u, cenderung mem asukkan keyakinan ke dalam ranah sosiologi yang
berkait an dengan pembent ukan sist em sosial. Agam a dilihat sebagai cara lain dalam berpolit ik, sehingga agama seolah-olah menjadi produk dari kebudayaan. M engapa hal it u t erjadi? Ini semat a karena ket iga t okoh ini mem andang agama dari apa yang dilakukan oleh pemuka agama, terut ama agam a-agama yang berlaku di Eropa. Tet api, mereka kurang cermat di dalam melihat agam a sebagai
pokok ajaran. Dengan kat a lain, tindakan para pemuka agam a dianggap sebagai cerminan ajaran agama. Padahal, hal it u belum t ent u benar.
Begit u kaya ilmu penget ahuan bangsa Timur. Ilm u penget ahuan Tim ur pada hakikat nya dijiw ai
oleh semangat kerohanian yang begit u kent al. Sangat berbeda dengan ilmu penget ahuan Barat yang
nyaris kehilangan akar kerohaniannya. M ereka memisahkan ilmu penget ahuan dengan agama. Padahal, agam a juga mengajarkan t ent ang ilmu penget ahuan yang bahkan t idak diket ahui oleh bangsa
manapun.
Lalu, sejak kapan m asa kegemilangan Tim ur it u meredup? Jaw abnya, sejak ekspansi bangsa
Barat digencarkan, melalui imperealisme dan kolonialismenya. Pelayaran yang dilakukan bangsabangsa Eropa sejak abad 13 m embaw a misi penyebaran ilmu penget ahuan. Bukan hanya mencari
sumber-sumber ekonomi.
Di Nusant ara, kolonialisme bangsa-bangsa Eropa t elah berpengaruh besar t erhadap perubahan sist em budaya yang selanjut nya berhasil pula mengubah sist em sosial. Perubahan it u t erutama
sekali t erjadi sejak kolonialisme bangsa Belanda yang mampu memengaruhi penguasa-penguasa lokal. Kerajaan-kerajaan di Nusant ara pada abad 15 sat u per sat u dapat dit undukkan dengan cara yang
sangat halus, yait u melalui kerja sama perdagangan. Tet api, lambat laun kerja sama it u sampai pula
pada upaya mereka mengubah sist em budaya dan sistem sosial.
Apa yang m embuat demikian? Adalah t ema yang mereka usung, yait u modernisasi. Bangsa Barat menganggap bahw a budaya Timur, budaya Nusantara it u kuno, t idak njamani. Lalu, setelah mereka menganggap demikian, mereka menaw arkan sist em budaya masyarakat modern yang merujuk
pada sist em budaya Barat . Langkah it u sebagai kelanjut an dari proyek yang dikembangkan oleh
Charles Darw in lew at t eori Evolusinya. Bahw a bangsa-bangsa di luar Eropa adalah bangsa yang t ert inggal jauh dari kemajuan bangsa Eropa. Anggapan itu t ampaknya m engabaikan sisi sejarah bangsa
Timur yang sebenarnya t elah m aju sejak sebelum Barat muncul sebagai bangsa unggul sepert i sekarang ini.
Kat a modern, secara harfiah diart ikan sebagai masa kini, m asa paling kini. Jika kat a modern it u
diart ikan sebagai m asa paling kini, maka sebenarnya apa it u budaya modern? M enurut hemat saya,
jika merujuk pada pengertian yang demikian, maka budaya m odern adalah budaya t anpa bent uk. Kat a modern bert ent angan dengan ist ilah budaya, sebab budaya berakar dari pengalam an dan penget ahuan bangsa-bangsa yang diproses dalam w akt u yang t idak singkat , sehingga dihasilkan sebuah
produk yang nam anya nilai-nilai. Sem ent ara, jika yang dimaksud m odern it u adalah perihal yang pa-
Ribut Achwandi | Komunitas Sogan
3
Mengembalikan Mataharai ke Timur
2014
ling kini, maka bagaimana mungkin budaya akan t erbent uk? Jelasnya, modernisasi hanyalah sebuah
reaksi sosial yang t imbul at as hal-hal yang t erjadi pada kekinian. Dengan demikian, budaya modern
t idak ubahnya sebuah euforia, sepert i sorak-sorai penont on di dalam st adion saat menyaksikan pert andingan sepak bola yang dari m enit ke menit selalu berubah-ubah reaksinya karena permainan
yang dilakoni para pemain bola pun berubah-ubah.
Sement ara budaya, m emiliki pola yang t erat ur. Budaya lebih memandang kehidupan sebagai
sesuat u yang berharga, maka apa pun yang t erjadi pada kehidupan akan dipelajari dengan saksama.
Selanjut nya, hal-hal yang dipelajari it u dimaknai. Kemudian dari pemaknaan kehidupan it u disusunlah sist em nilai yang pada akhirnya akan dijadikan pengajaran yang dit urunkan pada generasi berikut nya. Begit ulah semest inya budaya. Bukan sekadar euforia yang hanya let upan-let upan reaksi sesaat .
Di sisi lain, t ampaknya ada salah pengert ian di dalam memahami m odern sebagai budaya. Sebab, apa yang digagas bangsa Barat t ent ang m odern bukanlah cult ure (budaya) melainkan civilizati on (yang diindonesiakan menjadi peradaban). Penerjemahan ist ilah civilization ke dalam bahasa Indonesia inilah yang t ampaknya pat ut dicurigai. Istilah civilization berasal dari kat a civil. Kat a civil berart i sipil at au yang berhubungan dengan penduduk, pemerint ahan sipil, dan sikap sopan. Ist ilah civilization baru digunakan di Eropa bersaman dengan gelombang Revolusi Sosial dan Revolusi Indust ri,
t epat nya pada abad 18. M aka, bisa jadi civilization at au saya menyebut nya sivilisasi adalah sebuah
sist em sosial yang dibangun unt uk merunt uhkan kekuasaan m onarki. Dalam hal ini, sivilisasi berupaya m enempat kan setiap anggot a masyarakat sebagai manusia merdeka dengan t ujuan unt uk t erlibat
di dalam pengembangan ilmu penget ahuan, t eknologi, seni, hukum dan sem ua aspek kehidupan di
dalam masyarakat .
Dari it u dapat kit a pahami, bahw a modernisasi menghendaki set iap individu memiliki hak yang
sama di dalam membangun sebuah sist em kehidupan bermasyarakat . Tet api, di sisi lain, modernisasi
pada akhirnya juga menjadikan tiap individu saling berbent uran. M odernisasi menjadi ajang perebut an kekuasaan yang t erkadang just ru mencipt akan kekacauan.
Tet api, apakah bangsa Timur t ak kalah modern dengan bangsa Barat ? Sebenarnya, bangsa Timur jauh lebih m odern dari bangsa Barat . Di Nusant ara, bangsa ini t elah digem bleng sekian rat us abad lam anya, dengan kondisi masyarakat yang plural (majem uk). Nusant ara adalah t empat bertemunya sem ua bangsa di dunia, sehingga bangsa Nusant ara adalah bangsa yang beraneka ragam. Tet api,
kekuasaan di masa lalu, terut ama di era sebelum kedatangan bangsa Eropa, t elah mampu mencipt akan sist em masyarakat yang m ampu mengakomodir seluruh bangsa.
Di era kejayaan Kalingga (kerajaan t ua di pesisir ut ara Jaw a abad 7), kekuasaan dibangun unt uk menjam in kehidupan m asyarakat lebih baik. Hukum dijalankan dengan sangat t egas. Bahkan, dalam sebuah prasast i dikisahkan pula put ra Rat u Shim a harus dipenggal kakinya karena kakinya menyent uh kot ak perhiasan yang berada di t engah jalan. M ulanya, seorang saudagar dari Tiongkok
mendengar kabar, bahw a di Jaw a ada kerajaan yang sangat masyhur. Kerajaan it u menerapkan sist em hukum yang ket at, sehingga kehidupan di sana begit u aman dan damai. Tidak ada sat u pun w arga yang berani melaw an hukum. Unt uk menguji kebenaran kabar it u, sang saudagar sengaja m elet akkan peti yang berisi perhiasan di t engah jalan. Selama t iga t ahun peti it u tak bergeser dari t empat nya. Tak sat u pun ada yang berani memindahkannya. Tet api, karena dirasa mengganggu jalan,
sang put ra mahkot a pun m emindahkan pet i it u dengan menendangnya. Kejadian it u dilaporkan kepada Rat u Shima, sehingga Rat u pun menghukum sang put ra mahkot a dengan m emot ong kakinya.
Di sisi lain, apa yang membuat hukum di negeri Kalingga begitu tegas, tidak lain karena mereka memiliki dasar kit ab undang-undang hukum yang jelas. Kit ab it u bernama Kalingga Dharmasast ra.
Kit ab it u berisi 174 pasal yang memuat pasal-pasal pidana dan perdat a. Kit ab it u merupakan kit ab
hukum yang didasari oleh hukum dalam ajaran agama Hindu.
Yang lebih menariknya lagi, adalah sabda sang Rat u. Dalam sabdanya, sang Rat u menegaskan
bahw a apa yang membuat hukum it u t idak berjalan adalah ket idakjujuran. M aka, sang Rat u pun berkat a kalau dirinya akan m erasa m alu jika ada sat u pun w arga negaranya yang t idak jujur. Oleh sebab
it u, ia pun mempert aruhkan jabat annya sebagai raja. Ia bersabda, akan t urun dari t ampuk kepemim-
Ribut Achwandi | Komunitas Sogan
4
Mengembalikan Mataharai ke Timur
2014
pinan jika ada sat u pun w arga negaranya yang berlaku t idak jujur, karena it u art inya ia t idak berhasil
mem impin negeri Kalingga.
Sedemikian hebat nya sang Rat u ini memimpin negeri Kalingga, sampai-sampai kabar it u t erdengar oleh Ut sman bin Affan, khalifah ketiga set elah m asa kepemimpinan Abu Bakar dan Umar bin
Khat ab. Pada masa it u pula, Ut sman bin Affan m engirimkan ut usan M uaw iyah bin Abu Sufyan kepada Rat u Shima. Tidak lain, misi Ut sman bin Affan adalah mengislamkan kerajaan Kalingga. Tet api,
dalam proses negosiasi it u, M uaw iyah bin Abu Sufyan just ru t erkagum dengan sist em hukum yang
berlaku di Kalingga, karena sudah m enerapkan syariat yang diajarkan Islam . Sang ut usan ini kembali
ke M ekah dan memberit akan perihal it u. Lalu, negosiasi kem bali dilakukan dengan mengubah proposalnya, yait u m enyempurnakan ajaran t auhidnya. Negosiasi ini baru berhasil pada masa kekuasaan Jay Shim a, put ra sang Rat u Shim a. Jay Shim a akhirnya m asuk Islam diikut i oleh para pejabat kerajaan yang bernama Rakyan Sancang, seorang pangeran dari Tarumanegara. Tidak main-m ain, masuknya Rakyan Sancang ini juga diikut i upayanya membant u pasukan Ali bin Abi Thalib dalam pert em puran menaklukkan Cyprus, Tripoli, dan Afrika Ut ara, sert a membant u mendirikan kekhalifahan di Iran,
Afganist an, dan Sind.
Tet api, fakt a ini t idak mungkin kit a dapat kan dari t ulisan-t ulisan sarjana sejarah Barat at au sarjana-sarjana didikan Barat. M engapa? Barat takut jika semangat Timur menyala kembali. M ereka t akut jika it u terjadi, mereka akan kembali t erperosok pada sit uasi yang sama di era kegelapan. Karena
sebenarnya mereka t ak memiliki kebudayaan. Oleh sebab it u, set iap ada gerakan kebangkit an dari
bangsa Timur, seperti yang pernah dilakukan oleh Tiongkok beberapa w akt u lalu, selalu dit umbangkan melalui kekuat an polit ik ekonomi. Begit u pula yang t erjadi di Irak, Iran, dan beberapa negara Timur Tengah lainnya, yang berupaya mengusung semangat kult ur mereka, selalu dit umbangkan lewat
embargo ekonomi, kebijakan polit ik dunia, dan berbagai macam isu yang berkait an dengan Hak Azasi
M anusia.
Lalu, bagaimana dengan bangsa Indonesia yang dulunya dikenal sebagai Nusant ara? Nasibnya
sama dengan m ereka yang ingin bangkit . Era Soekarno yang menggelorakan sem angat Nusant ara digem pur dengan berbagai isu polit ik, sampai pada akhirnya dit umbangkan melalui perist iw a ’65. Begit u pula di era Soehart o, t erut ama saat menjelang masa akhir kekuasaannya, Soehart o yang kem udian dianggap menelikung Am erika dan Sekut unya pun diringkus. Apalagi di era Habibie yang berjalan
singkat . Harus diket ahui, keberadaan Habibie di Indonesia bagi Barat adalah ancaman. Karena Barat
t idak menghendaki ada orang cerdas dan berani yang muncul ke publik di negeri-negeri Timur. Begit u pula dengan Gus Dur, yang dianggap Barat sebagai sosok fenomenal yang membahayakan bagi
Barat . M aka Gus Dur pun harus lengser. Di era M egawat i, tampaknya Barat t ampak w as-w as. M engingat , M egaw at i adalah put ri dari sang Proklam at or, sang Put ra Fajar. M aka pemerint ahan M egaw at i
pun dibikin t idak banyak berkut ik. Demikian juga dengan pemerint ahan SBY. Barat kala it u begit u
berhat i-hat i mendekat i SBY, sampai akhirnya Barat bisa sedikit mengendalikan Indonesia dari jauh.
Lalu, bagaimana dengan era kepemimpinan sekarang? Era Jokow i. Kit a akan saksikan apakah benar
akan ada revolusi ment al at au just ru jauh dari harapan? Semua sangat bergant ung dari kemauan kit a
sebagai generasi masa kini unt uk mengubah keadaan.
Pengalaman m asa lalu sebagai bangsa jajahan t ak boleh lepas dari ingat an. Tet api, bukan
berart i kit a harus mew arisi w at ak bangsa terjajah, melainkan m ew arisi semangat Nusant ara, bangsa
penjelajah yang dulu kala mampu menguasai 2/ 3 w ilayah dunia. Dari belahan barat benua Amerika
bagian selat an sampai ke w ilayah M adagaskar. Penguasaan it u t idak dijalankan dengan imperealisme
maupun kolonialisme, melainkan dihasilkan dari not a kesepahaman (M oU) yang dinamai Amukti
Palapa .
Perlu diket ahui pula, bahw a Amukti Palapa yang dibacakan oleh Gajah M ada bukanlah sebuah
sumpah unt uk menguasai Nusant ara, melainkan sumpah untuk memancarkan kembali cahaya Nusant ara yang sempat redup set elah Sriw ijaya t erpuruk. Sumpah it u adalah hasil dari kesepakat an
yang dit andat angani oleh raja-raja yang ikut hadir dan mau bekerjasam a dengan M ajapahit di dalam
mem bangun sebuah sist em masyarakat Nusant ara. Bukan at as hasil penaklukan kerajaan-kerajaan
lain. Sebab, yang dilakukan oleh M ajapahit adalah kerja sama di dalam mem bangun sebuah sist em
Ribut Achwandi | Komunitas Sogan
5
Mengembalikan Mataharai ke Timur
2014
kekerabat an dunia yang dijalankan dengan cara yang damai, t anpa peperangan, t anpa menumpahkan darah rakyat .
Inilah yang kemudian dit iru oleh Barat dengan m endirikan Liga Bangsa-bangsa (LBB) yang kemudian berubah m enjadi Perserikat an Bangsa-bangsa (PBB). Tet api ada perbedaan mendasar, yakni
cara-cara yang dilakukan Barat sebelum m unculnya gagasan LBB maupun PBB. Barat mencipt akan
perang di mana-mana, lalu Barat sendiri yang mengakhiri perang dengan dalih bahw a perang t elah
menciderai sendi-sendi kemanusiaan. Kemudian, mereka seolah-olah t ampil sebagai pahlaw an kemanusiaan, penyelamat dunia. Sungguh, ini adalah sandiw ara polit ik yang menurut saya paling konyol dilakukan oleh sebuah bangsa. Ingin t ampil sebagai pahlaw an, tet api dengan cara-cara yang t idak manusiaw i.
Kini, seiring berjalannya w akt u, Barat terus mencokolkan kekuasaan mereka lew at perkembangan ilmu penget ahuan dan teknologi. Dan lagi-lagi, kit a dipaksa t unduk lew at kemalasan kit a unt uk
berbuat . Kit a dididik unt uk sekadar menjadi bangsa konsumen. M asyarakat user yang hanya bisa
menggunakan t anpa m ampu mencipt akan. Sist em pendidikan kit a t idak lain hanyalah hasil impor
dari Barat . Begit u pula dengan t eori-t eori yang kit a pelajari adalah barang dagangan Barat yang
dijual kepada kit a lalu hanya dibeli t anpa kit a m au memfilt ernya. Hingga pada akhirnya, kit a t ak
sadar bahw a mat ahari yang dulu t erbit dari t imur, sudah berpindah di barat . Kit a silau memandang
Barat seolah-olah sebagai cahaya t erang yang menerangi dunia. Kit a silau memandang Barat sebagai
pencerahan. Bahkan, kit a harus berkeringat karena dit empa cahaya mat ahari yang t elah diam bil oleh
Barat . Kit a menjadi bangsa budak. Ya, bangsa Barat t elah merebut mat ahari Timur dengan begit u
dahsyat nya. Dimulai dari angka nol!
Perlu disadari, bahw a penemuan angka nol, angka t erakhir yang dit em ukan dalam dunia
mat emat ika, berasal dari Tim ur. Bukan Barat ! Sekali lagi, bukan Barat!
Sejarah penemuan angka nol dim ulai dari bangsa Sumeria yang meninggali kaw asan sungai
Tigris dan Efrat . Tet api, mereka t idak menganggap nol sebagai angka, melainkan sebagai sim bol.
Begit u juga dengan bangsa M esopot amia, Babylonia, dan Persia. M ereka menganggap nol bukan
sebagai angka. Barulah di India, pada abad 4-5 masehi, nol dimasukkan ke dalam sist em angka. Ada
dua sist em angka yang berkembang di India w akt u it u, yait u angka Brahma dan Gupt a. Sist em angka
ini dicipt akan melalui ajaran agam a Hindu. Sist em angka Brahma dikenal India sebelum abad 4
masehi, dan angka Gupt a baru dikenal pada abad 4 masehi. Sist em angka Brahma menganggap nol
it u t idak ada at au kosong. Tet api pada sist em angka Gupt a nol dianggap ada. Oleh Brahmagupt a,
seorang pendet a Hindu, angka nol kemudian dim aknai sebagai angka. Tet api, di dalam
pengoperasian sist em hit ung t ampak muncul kekacauan, t erut ama pada pembagian 0 dengan 0.
Brahm agupta m enyatakan bahw a 0 + 0 = 0, 0 – 0 = 0, 0 x 0 = 0, dan 0 : 0 = 0.
Tiga sampai empat abad kemudian, angka nol ini dipelajari oleh Al Khaw arizmi, seorang penemu aljabar berkebangsaan Persia. Dalam hal ini, Al Kharizm i berhasil m emecahkan sist em hit ung
angka nol yang sempurna. Bahw a, 0 + 0 = 0, 0 – 0 = 0, 0 x 0 = 0, 0 : 0 = Error, 0 + 1 = 1, 0 - 1 = -1, 0 x 1
= 0, 1 x 0 = 0, 0 : 1 = 0, 1 : 0 = ~. Penemuan ini menggem parkan dunia m atematika. Dan ketika angka
nol dikenalkan pada bangsa Barat , Barat m enolaknya. M engapa? Karena pada m asa it u, ot orit as
gereja merasa t erganggung dengan penemuan angka nol. Otorit as gereja ket ika it u bahkan
menganggap angka nol sebagai angka sial, angka set an. M engapa? Karena mereka menganggap
angka nol akan merusak paham t rinit as. M ungkin anggapan it u t idak keliru, sebab dasar hukum
hit ungan angka nol Al Khaw arizmi dimulai dari pem ikiran t auhidnya sebagai seorang M uslim. Dimulai
dari kalimat t auhid laailahaillallah (t idak ada Tuhan, selain Allah). Tidak ada Tuhan maka art inya nol
(0), selain Allah m aka art inya hanya ada sat u yait u Allah (1). Art inya, selain Allah it u adalah makhluk.
Dan nilai makhluk itu sama yaitu nol, karena yang ada hanya satu yaitu Allah. M aka ketika 0 : 1 = 0.
Art inya, makhuk it u jika dibandingkan dengan Allah, t idak ada apa-apanya. Dan ket ika 1 : 0 = ~.
Art inya, Allah di hadapan m akhluk it u M aha Segalanya.
Dalam perkem bangannya kemudian, bangsa Barat baru bisa menerima angka nol di abad 15.
Art inya ant ara 700 sam pai 800 t ahun set elah filsuf M uslim yang bernama Al Khaw arizmi it u
menem ukan rumus hit ungan angka nol. Angka nol dikenalkan ke Eropa lew at t angan Fibonaci yang
Ribut Achwandi | Komunitas Sogan
6
Mengembalikan Mataharai ke Timur
2014
pernah belajar di Arab. Tet api, ia t idak menggunakannya dalam w ilayah filsafat , melainkan hanya
digunakan di bidang hit ungan perdagangan. Lalu, m uncullah sat uan 10, 100, 1000 dan set erusnya.
Juga muncul pecahan desimal 0,1, 0,01, 0,001, dan set erusnya.
Jika demikian, bangsa Tim ur, sejak dulu t erus m emimpin dalam hal perkembangan ilmu
penget ahuan dan t eknologi. Tet api, semangat it u t erus dilemahkan. Sebagai generasi bangsa Timur,
semest inya semangat ini kit a nyalakan kembali. Dengan cara apa? M ari kit a t engok pengalam an
bangsa Jepang. Diakui at au t idak, salah sat u bangsa Timur yang cukup cerdas di dalam menanggapi
dan menyikapi perubahan zaman. M ereka m emodifikasi paham modernisme yang diusung Barat
dengan t et ap mempert ahankan ket im urannya. Filsafat Timur yang mereka punya dijadikan bekal
dalam mengusung kehidupan spirit ual mereka. Sement ara modernit as yang diam bil dari Barat
sebat as pada hal-hal yang bersifat mat erinya.
Kini t inggal pekerjaan rumah bagi kaum int elekt ual, bagaimana kemudian spirit Nusant ara
menjadi esensi kehidupan bagi bangsa Nusant ara. Kaum int elekt ual perlu membuat kajian-kajian
mendalam mengenai ilmu penget ahuan yang t elah dimiliki oleh bangsa Nusant ara guna menem ukan
kembali spirit Nusant ara. Saya yakin, spirit Nusant ara akan bangkit kembali. Sebab bagi saya, spirit
Nusant ara adalah keniscayaan. Spirit Nusant ara berakar dari pemaknaan hidup dan penghormat an
pada set iap pribadi sebagai individu yang unik dengan dasar pemahaman yang komprehensif at as ajaran-ajaran agam a. M aka, t idak m engherankan jika spirit Nusant ara dijiw ai oleh landasan pemikiran
ke-bhineka-an. Sepert i m at ahari yang m emberi t erang pada semua bangsa t anpa mem bedakan asalusulnya.
Sumber bacaan:
Adian, Donny Gahral. 2001. M atinya M etafisika Barat . Jakart a: Komunit as Bam bu.
Diamond, Jared. 2014. Collapse: Runtuhnya Peradaban-peradaban Dunia (dit erjemahkan oleh
Damaring Tyas Wulandari Palar). Jakart a: Gramedia.
Eliade, M ircea. 2002. M itos Gerak Kembali yang Abadi, Kosmos dan Sejarah. Dit erjemahkan oleh Cuk
Anant a dari buku The M yth of the Eternal Return or, Cosmos and History (1991). Yogyakart a:
Ikon Teralitera.
Kusum ohamidjojo, Budiono. 2009. Filsafat Kebudayaan: Proses Realisasi M anusia . Yogyakart a:
Jalasut ra.
M aksum, Ali. 2012. Pengantar Filsafat dari M asa Klasik Hingga Postmodernisme. Yogyakarta: Ar Ruzz
M edia.
Noerhadi, Toety Heraty. 2013. Aku dalam Budaya: Telaah Teori dan M etodologi Filsafat Budaya.
Jakart a: Gramedia.
Rendra, W.S. 2008. M embela M asa Depan: Kumpulan Orasi. Jakart a: Burungmerak Press.
Sunyoto, Agus. 2013. Atlas Wali Songo . Depok: Pustaka Iiman.
Suseno, Franz M agnis. 2001a. Etika Jaw a: Sebuah Analisis Falsafi t entang Kebijakan Hidup Jawa .
Jakart a: Gramedia.
Takw in, Bagus. 2003. Filsafat Timur: Sebuah Pengantar ke Pemikiran-pemikiran Timur. Yogyakart a:
Jalasut ra.
Toynbee, Arnold. 2004. Sejarah Umat M anusia: Uraian Analit is, Kronologis, Naratif, dan Komparatif
(dit erjemahkan oleh Agung Prihant oro dkk). Yogyakart a: Pustaka Pelajar.
Wahid, Abdurrahm an. 2010. M embaca Sejarah Nusantara: 25 Kolom Sejarah Gus Dur . Yogyakart a:
LKiS.
Ribut Achwandi | Komunitas Sogan
7
2014
1
M ENGEM BALIKAN M ATAHARI KE TIM UR
2
Ribut Achw andi
Sejak lam a kit a dihadapkan pada sebuah kenyat aan, bahw a peperangan ant ara bangsa Timur dan
Barat adalah sebuah perist iw a yang t idak semat a berkait an dengan polit ik dan ekonomi. Tet api, melingkupi seluruh aspek kehidupan manusia. Dengan pongah, Barat m enganggap, m erekalah bangsa
yang paling beradab. M aka, apa yang mereka lakukan di bangsa-bangsa Timur adalah usaha unt uk
mem beradabkan manusia bangsa Tim ur. Lalu, apa ukuran yang mereka pakai? Adalah ilmu penget ahuan.
Bangsa Barat mengklaim bahw a kebudayaan dan peradaban yang m ereka bangun adalah hasil
dari penemuan-penemuan ilmiah. M ereka merasa menjadi bangsa paling berilmu. M ereka bahkan
menulis sejarah perkem bangan ilm u penget ahuan mereka it u dengan begit u bangganya. Sampaisampai bangsa Timur pun dibikin t ak berkut ik dan har us mengakuinya sebagai sumber rujukan yang
benar. Alhasil, sejarah perkembangan ilmu penget ahuan yang kit a pelajari pun t idak lain adalah sejarah mereka. Bukan sejarah kit a.
Cobalah t engok, buku-buku kuliah, dikt at , bahkan lembar-lembar kerja dosen, at au jurnal-jurnal ilmiah di masa kini, sem uanya diaw ali dengan pandangan-pandangan filsafat Barat . Lalu, di m ana
filsafat kit a? Filsafat kit a t elah hangus dibakar oleh kebodohan kit a sebagai bangsa. Kit a t elan ment ah-ment ah pandangan Barat t erhadap filsafat Timur yang m enganggap bahw a filsafat Timur it u bukan filsafat , melainkan sekumpulan t akhayul, mit os, cerit a fiksi yang mengada-ada dan tak ilmiah.
Padahal, jika kit a mengurai kembali sejarah filsafat Barat yang berakar dari filsafat Yunani Kuno, nasibnya just ru lebih parah dari bangsa Timur. Filsafat Yunani yang menjadi cikal bakal filsafat
Barat sem ula hanya sekumpulan mit os-mit os yang bahkan t idak memiliki dasar yang kuat. Rasionalisme yang diusung oleh filsafat Yunani hanya berkut at pada soal objek mat eri (kebendaan). Sement ara dunia met afisik yang meliput i keyakinan, just ru lim bung. Keyakinan at au agam a m ereka t idak
mam pu m enjamah pada persoalan-persoalan yang krusial. M engapa? Karena di dalam keyakinan
mereka, penggambaran dew a-dew a Yunani t ak jauh beda dengan manusia, baik secara fisik maupun
perilakunya. Ada dew a yang suka kawin, sepert i Zeus. Ada yang suka berperang, sepert i Ares. Ada juga yang jadi makcomblang, sepert i dew a Cupid dan Aprodhit e. Dan masih banyak lagi.
Tet api, yang perlu diingat , bahw a perkem bangan filsafat Yunani t idak lepas dari peran bangsabangsa Timur sebagai pendahulunya, sepert i M esir, M esopot amia, Sum eria, Babylonia, bahkan India
Kuno. Filsafat Yunani Kuno adalah bagian dari apa yang sudah dipelajari oleh bangsa-bangsa Tim ur.
Tet api, mereka mencoba mem perbaruinya. Sayangnya, pembaruan yang mereka lakukan meninggalkan apa yang dijadikan inti dari ajaran-ajaran Timur, yait u t ent ang spirit ualit as. Oleh sebab it u, t idaklah mengherankan cara berpikir bangsa Yunani pada masa it u hanya mendasarkan pada pemikiran
rasional. Apa yang mereka cerap dari pancaindera it ulah yang m enjadi bahasan di dalam filsafat mereka.
M elom pat ke era Renaissance, Barat kemudian m embangun kebudayaannya dengan mengusung t ema kembali ke asal. Yait u kembali pada semangat Yunani set elah Barat mengalam i era kegelapan yang dimulai aw al abad masehi sampai abad pert engahan. M asa it u, di Eropa, t erjadi sebuah
pert ikaian. Orang-orang yang berada di baris keilmuan melaw an ot orit as gereja. M ereka menganggap bahw a gereja adalah ot orit as yang m enghalang-halangi perkem bangan ilm u penget ahuan. Kekuasaan gereja pun dibat asi dan dihabisi kalau perlu. M aka, saat it u, gereja t idak lagi memiliki kekuasaan at as perkem bangan ilm u penget ahuan. Jika sebelumnya, set iap apa yang menjadi pemikiran orang per orang it u dikaji dan dit ent ukan benar-salahnya lew at gereja, saat it u, siapa pun yang m emiliki pemikiran yang dianggap ilmiah menjadi t idak diharuskan t unduk pada ot orit as gereja. Alhasil,
perkem bangan ilm u penget ahuan menjadi begit u cepat . Dan sejak saat it u pula, Barat menjadi pe1
Bahan materi disampaikan pada LKMM TDI Lembaga Kemahasiswaan STMIK Widya Pratama yang diselenggarakan pada
Sabtu, 6 Desember 2014, di Kali Paingan, Linggoasri, Kabupaten Pekalongan.
2
Staf pengajar di Universitas Pekalongan, sastrawan dan budayawan.
Ribut Achwandi | Komunitas Sogan
1
Mengembalikan Mataharai ke Timur
2014
nguasa ilmu penget ahuan. Sam pai sekarang, dampak dari perist iw a it u pun m asih dirasakan dalam
dunia ilmu penget ahuan.
Tet api, mari kit a t engok dengan kondisi di Nusantara, negeri gemah ripah loh jinaw i ini pada
masa yang sama. Di era sebelum Renaissance muncul, bangsa Nusant ara, pada abad ke 8 telah berhasil m embangun sebuah m onumen ilm u penget ahuan, yang dinam ai Borobudur. Orang kelak menyebut nya sebagai Candi Borobudur. Kat a Candi pada dasarnya bermakna bangunan. Sepert i kit a
menam ai bangunan megah dengan sebut an gedung. Borobudur pada hakikat nya adalah sebuah mahakarya bangsa Nusant ara yang luar biasa megahnya. Ia t idak hanya m enjadi t empat sem bahyang
bagi penganut Buddha, tet api juga sebuah sist em kalender yang mem adukan t iga sist em, yait u sist em solar (mat ahari), sist em lunar (rembulan), dan sist em ast ronomi (perbint angan).
Selain it u, baru-baru ini seorang pengam at dari Barat mengat akan pula bahw a Borobudur it u
semacam t ablet raksasa yang di dalamnya t erdapat panel-panel yang sangat lengkap. Set iap bagian
dan set iap reliefnya adalah dat a-dat a penting yang m engungkapkan kesemest aan (kosmos), baik mikro kosmos (alam manusia) dan makro kosmos (kesejagat an). Dikat akan pula, Borobudur t idak ubahnya sebuah sist em komput er yang menyimpan dat a-dat a pent ing. Ia sepert i sebuah chip dalam ukuran besar yang di dalam nya setiap relief it u t erhubung sat u sama lain melalui rumus-rumus t ert entu.
Hal ini t erlihat melalui pelet akan st upa dan relief yang saling berhubungan, sert a akurasi dalam
mem bent uk suat u segi empat yang simet ris. Oleh sebab it u, sang pakar ini mengat akan bahw a pembangunan Borobudur past i t idak hanya berdasarkan pada int uisi (perasaan) t et api dilakukan dengan
t eknik yang t inggi. Pembangunan Borobudur memadukan unsur ilmu penget ahuan, t eknologi, dan
seni yang sangat tinggi.
Dalam pandangan yang lain, kait annya dengan keyakinan, Borobudur dianggap pula sebagai
salah sat u bangunan yang di dalam nya t erpahat ajaran-ajaran agam a Buddha. Boleh dibilang,
Borobudur it u semacam kit ab suci dalam bent uk bangunan. Sebagai kit ab suci, sudah past i apa yang
t erdapat di dalam nya adalah ajaran-ajaran agama Buddha. Dalam hal ini, bagian-bagian pada
Borobudur di bagi ke dalam t iga bagian pent ing yang menjadi ajaran agam a Buddha, yait u
Kamadhat u, Rupadhat u, dan Arupadhat u.
Kamadhat u adalah bagian t erbaw ah yang menggambarkan dunia haw a nafsu. Ini menggambarkan pula bahw a manusia yang hanya mengandalkan nafsu rendahnya akan menempat i kedudukan t erbaw ah. M anusia yang demikian t idak ubahnya sepert i binat ang. Sedangkan Rupadhat u adalah dunia ant ara, art inya dunia yang telah t erbebas dari belenggu nafsu. Posisi Rupadhat u t erlet ak
sat u lant ai di at as Kamadhat u dan sat u lant ai di baw ah Arupadhat u. Bagian ini menggambarkan kehidupan manusia sebagaimana umumnya. Dalam pengert ian ini, kehidupan manusia yang t elah mencapai pada usaha pengendalian nafsu unt uk menyeimbangkan kebut uhan mat eri dan rohani. Dari sini, t ampak pula bahw a peranan mat eri masih dipandang pent ing guna mencapai pada kehidupan rohani yang lebih baik. Dan Arupadhat u merupakan bagian t ert inggi. Arupadhat u secara harfiah diart ikan sebagai dunia t anpa w ujud. Arupadhat u melam bangkan pencapaian kesempurnaan hidup. Kehidupan yang t idak lagi berorient asi pada nafsu dan m at eri, t et api diabdikan pada sikap kerohanian
yang mendalam unt uk mencapai nibana (nirwana). Pada bagian ini dipuncaki oleh st upa paling besar
yang melambangkan bahw a kehidupan nirw ana adalah kehidupan yang t ak t erjangkau oleh rasionalit as akal. Nirw ana t idak dapat digambarkan secara gamblang. Tet api, ia harus diraih, karena di dalam nirw ana mengalir kebahagiaan yang t ak t erkira.
Jika konsep t ent ang Kam adhat u, Rupadhat u, dan Arupadhat u disandingkan dengan t eori psikoanalisis Sigmund Freud, m aka sesungguhnya konsep t eori psikoanalisis modern ini sudah sangat
t ert inggal jauh dengan apa yang t elah dilakukan oleh bangsa Nusant ara. Dalam konsep psikoanalisis
Freud m engat akan, kehidupan m anusia dikuasai oleh t iga hal, yait u Id , Ego , dan Superego. Id adalah
bent uk kehidupan manusia yang hanya mem pert imbangkan unsur kesenangan (nafsu). Sement ara Ego adalah bent uk kehidupan manusia yang mem pertimbangkan rasio (manfaat yang diperoleh). Dan
Superego adalah bent uk kehidupan manusia yang mempert imbangan aspek-aspek norm a. Sebagai
misal, ket ika kit a lapar, maka jika pert imbangannya pada Id , kit a akan segera makan biar kenyang.
Tet api, jika kit a gunakan Ego , maka kit a akan memikirkan t ent ang manfaat apa yang didapat dari
Ribut Achwandi | Komunitas Sogan
2
Mengembalikan Mataharai ke Timur
2014
makanan? Apakah hanya akan mem buat kenyang at au ada manfaat lain, sepert i unt uk alasan kesehat an. Tet api jika kit a gunakan Superego , maka akan kit a pikirkan pula t ent ang kem ungkinan unt uk
berpuasa pada saat it u, karena dengan berpuasa kit a akan bisa m erasakan bet apa menderit anya orang yang kelaparan dan juga menyehat kan. At au pula dengan pert imbangan lain, bahw a dengan
berpuasa kit a juga melaksanakan ajaran agama, harapannya kit a akan m endapat kan pahala.
Jelaslah, bahw a apa yang dit eorikan oleh Barat jauh lebih t ert inggal dari bangsa Timur. Teori
psikoanalisis yang digagas Sigmund Freud muncul di abad 20, sedangkan Borobudur muncul di abad
8. Dengan begit u, selisih ant ara keduanya adalah 1200 t ahun. Tidak hanya it u, konsep t ent ang Kam adhat u, Rupadhat u, dan Arupadhat u jauh lebih kompleks. Konsep ini mam pu memasuki sendi-sendi
kerohanian. Sement ara konsep psikoanalisis hanya mendasarkan pada rasionalit as m odern yang lebih mem erhat ikan aspek mat eri. Karena, ilm u penget ahuan modern yang digelont orkan oleh Barat
lebih menghendaki pada ket erukuran. Sedang ukuran hanya berlaku pada hal-hal yang t ampak nyat a
(kebendaan). Sement ara, pada aspek spirit ualit as, filsafat Barat modern cenderung mengabaikannya
bahkan ada pula yang sengaja m erusaknya. Sepert i pandangan Niet zsche, Bert rand Russel, at au bahkan Karl M arx.
Pandangan ket iga t okoh it u, cenderung mem asukkan keyakinan ke dalam ranah sosiologi yang
berkait an dengan pembent ukan sist em sosial. Agam a dilihat sebagai cara lain dalam berpolit ik, sehingga agama seolah-olah menjadi produk dari kebudayaan. M engapa hal it u t erjadi? Ini semat a karena ket iga t okoh ini mem andang agama dari apa yang dilakukan oleh pemuka agama, terut ama agam a-agama yang berlaku di Eropa. Tet api, mereka kurang cermat di dalam melihat agam a sebagai
pokok ajaran. Dengan kat a lain, tindakan para pemuka agam a dianggap sebagai cerminan ajaran agama. Padahal, hal it u belum t ent u benar.
Begit u kaya ilmu penget ahuan bangsa Timur. Ilm u penget ahuan Tim ur pada hakikat nya dijiw ai
oleh semangat kerohanian yang begit u kent al. Sangat berbeda dengan ilmu penget ahuan Barat yang
nyaris kehilangan akar kerohaniannya. M ereka memisahkan ilmu penget ahuan dengan agama. Padahal, agam a juga mengajarkan t ent ang ilmu penget ahuan yang bahkan t idak diket ahui oleh bangsa
manapun.
Lalu, sejak kapan m asa kegemilangan Tim ur it u meredup? Jaw abnya, sejak ekspansi bangsa
Barat digencarkan, melalui imperealisme dan kolonialismenya. Pelayaran yang dilakukan bangsabangsa Eropa sejak abad 13 m embaw a misi penyebaran ilmu penget ahuan. Bukan hanya mencari
sumber-sumber ekonomi.
Di Nusant ara, kolonialisme bangsa-bangsa Eropa t elah berpengaruh besar t erhadap perubahan sist em budaya yang selanjut nya berhasil pula mengubah sist em sosial. Perubahan it u t erutama
sekali t erjadi sejak kolonialisme bangsa Belanda yang mampu memengaruhi penguasa-penguasa lokal. Kerajaan-kerajaan di Nusant ara pada abad 15 sat u per sat u dapat dit undukkan dengan cara yang
sangat halus, yait u melalui kerja sama perdagangan. Tet api, lambat laun kerja sama it u sampai pula
pada upaya mereka mengubah sist em budaya dan sistem sosial.
Apa yang m embuat demikian? Adalah t ema yang mereka usung, yait u modernisasi. Bangsa Barat menganggap bahw a budaya Timur, budaya Nusantara it u kuno, t idak njamani. Lalu, setelah mereka menganggap demikian, mereka menaw arkan sist em budaya masyarakat modern yang merujuk
pada sist em budaya Barat . Langkah it u sebagai kelanjut an dari proyek yang dikembangkan oleh
Charles Darw in lew at t eori Evolusinya. Bahw a bangsa-bangsa di luar Eropa adalah bangsa yang t ert inggal jauh dari kemajuan bangsa Eropa. Anggapan itu t ampaknya m engabaikan sisi sejarah bangsa
Timur yang sebenarnya t elah m aju sejak sebelum Barat muncul sebagai bangsa unggul sepert i sekarang ini.
Kat a modern, secara harfiah diart ikan sebagai masa kini, m asa paling kini. Jika kat a modern it u
diart ikan sebagai m asa paling kini, maka sebenarnya apa it u budaya modern? M enurut hemat saya,
jika merujuk pada pengertian yang demikian, maka budaya m odern adalah budaya t anpa bent uk. Kat a modern bert ent angan dengan ist ilah budaya, sebab budaya berakar dari pengalam an dan penget ahuan bangsa-bangsa yang diproses dalam w akt u yang t idak singkat , sehingga dihasilkan sebuah
produk yang nam anya nilai-nilai. Sem ent ara, jika yang dimaksud m odern it u adalah perihal yang pa-
Ribut Achwandi | Komunitas Sogan
3
Mengembalikan Mataharai ke Timur
2014
ling kini, maka bagaimana mungkin budaya akan t erbent uk? Jelasnya, modernisasi hanyalah sebuah
reaksi sosial yang t imbul at as hal-hal yang t erjadi pada kekinian. Dengan demikian, budaya modern
t idak ubahnya sebuah euforia, sepert i sorak-sorai penont on di dalam st adion saat menyaksikan pert andingan sepak bola yang dari m enit ke menit selalu berubah-ubah reaksinya karena permainan
yang dilakoni para pemain bola pun berubah-ubah.
Sement ara budaya, m emiliki pola yang t erat ur. Budaya lebih memandang kehidupan sebagai
sesuat u yang berharga, maka apa pun yang t erjadi pada kehidupan akan dipelajari dengan saksama.
Selanjut nya, hal-hal yang dipelajari it u dimaknai. Kemudian dari pemaknaan kehidupan it u disusunlah sist em nilai yang pada akhirnya akan dijadikan pengajaran yang dit urunkan pada generasi berikut nya. Begit ulah semest inya budaya. Bukan sekadar euforia yang hanya let upan-let upan reaksi sesaat .
Di sisi lain, t ampaknya ada salah pengert ian di dalam memahami m odern sebagai budaya. Sebab, apa yang digagas bangsa Barat t ent ang m odern bukanlah cult ure (budaya) melainkan civilizati on (yang diindonesiakan menjadi peradaban). Penerjemahan ist ilah civilization ke dalam bahasa Indonesia inilah yang t ampaknya pat ut dicurigai. Istilah civilization berasal dari kat a civil. Kat a civil berart i sipil at au yang berhubungan dengan penduduk, pemerint ahan sipil, dan sikap sopan. Ist ilah civilization baru digunakan di Eropa bersaman dengan gelombang Revolusi Sosial dan Revolusi Indust ri,
t epat nya pada abad 18. M aka, bisa jadi civilization at au saya menyebut nya sivilisasi adalah sebuah
sist em sosial yang dibangun unt uk merunt uhkan kekuasaan m onarki. Dalam hal ini, sivilisasi berupaya m enempat kan setiap anggot a masyarakat sebagai manusia merdeka dengan t ujuan unt uk t erlibat
di dalam pengembangan ilmu penget ahuan, t eknologi, seni, hukum dan sem ua aspek kehidupan di
dalam masyarakat .
Dari it u dapat kit a pahami, bahw a modernisasi menghendaki set iap individu memiliki hak yang
sama di dalam membangun sebuah sist em kehidupan bermasyarakat . Tet api, di sisi lain, modernisasi
pada akhirnya juga menjadikan tiap individu saling berbent uran. M odernisasi menjadi ajang perebut an kekuasaan yang t erkadang just ru mencipt akan kekacauan.
Tet api, apakah bangsa Timur t ak kalah modern dengan bangsa Barat ? Sebenarnya, bangsa Timur jauh lebih m odern dari bangsa Barat . Di Nusant ara, bangsa ini t elah digem bleng sekian rat us abad lam anya, dengan kondisi masyarakat yang plural (majem uk). Nusant ara adalah t empat bertemunya sem ua bangsa di dunia, sehingga bangsa Nusant ara adalah bangsa yang beraneka ragam. Tet api,
kekuasaan di masa lalu, terut ama di era sebelum kedatangan bangsa Eropa, t elah mampu mencipt akan sist em masyarakat yang m ampu mengakomodir seluruh bangsa.
Di era kejayaan Kalingga (kerajaan t ua di pesisir ut ara Jaw a abad 7), kekuasaan dibangun unt uk menjam in kehidupan m asyarakat lebih baik. Hukum dijalankan dengan sangat t egas. Bahkan, dalam sebuah prasast i dikisahkan pula put ra Rat u Shim a harus dipenggal kakinya karena kakinya menyent uh kot ak perhiasan yang berada di t engah jalan. M ulanya, seorang saudagar dari Tiongkok
mendengar kabar, bahw a di Jaw a ada kerajaan yang sangat masyhur. Kerajaan it u menerapkan sist em hukum yang ket at, sehingga kehidupan di sana begit u aman dan damai. Tidak ada sat u pun w arga yang berani melaw an hukum. Unt uk menguji kebenaran kabar it u, sang saudagar sengaja m elet akkan peti yang berisi perhiasan di t engah jalan. Selama t iga t ahun peti it u tak bergeser dari t empat nya. Tak sat u pun ada yang berani memindahkannya. Tet api, karena dirasa mengganggu jalan,
sang put ra mahkot a pun m emindahkan pet i it u dengan menendangnya. Kejadian it u dilaporkan kepada Rat u Shima, sehingga Rat u pun menghukum sang put ra mahkot a dengan m emot ong kakinya.
Di sisi lain, apa yang membuat hukum di negeri Kalingga begitu tegas, tidak lain karena mereka memiliki dasar kit ab undang-undang hukum yang jelas. Kit ab it u bernama Kalingga Dharmasast ra.
Kit ab it u berisi 174 pasal yang memuat pasal-pasal pidana dan perdat a. Kit ab it u merupakan kit ab
hukum yang didasari oleh hukum dalam ajaran agama Hindu.
Yang lebih menariknya lagi, adalah sabda sang Rat u. Dalam sabdanya, sang Rat u menegaskan
bahw a apa yang membuat hukum it u t idak berjalan adalah ket idakjujuran. M aka, sang Rat u pun berkat a kalau dirinya akan m erasa m alu jika ada sat u pun w arga negaranya yang t idak jujur. Oleh sebab
it u, ia pun mempert aruhkan jabat annya sebagai raja. Ia bersabda, akan t urun dari t ampuk kepemim-
Ribut Achwandi | Komunitas Sogan
4
Mengembalikan Mataharai ke Timur
2014
pinan jika ada sat u pun w arga negaranya yang berlaku t idak jujur, karena it u art inya ia t idak berhasil
mem impin negeri Kalingga.
Sedemikian hebat nya sang Rat u ini memimpin negeri Kalingga, sampai-sampai kabar it u t erdengar oleh Ut sman bin Affan, khalifah ketiga set elah m asa kepemimpinan Abu Bakar dan Umar bin
Khat ab. Pada masa it u pula, Ut sman bin Affan m engirimkan ut usan M uaw iyah bin Abu Sufyan kepada Rat u Shima. Tidak lain, misi Ut sman bin Affan adalah mengislamkan kerajaan Kalingga. Tet api,
dalam proses negosiasi it u, M uaw iyah bin Abu Sufyan just ru t erkagum dengan sist em hukum yang
berlaku di Kalingga, karena sudah m enerapkan syariat yang diajarkan Islam . Sang ut usan ini kembali
ke M ekah dan memberit akan perihal it u. Lalu, negosiasi kem bali dilakukan dengan mengubah proposalnya, yait u m enyempurnakan ajaran t auhidnya. Negosiasi ini baru berhasil pada masa kekuasaan Jay Shim a, put ra sang Rat u Shim a. Jay Shim a akhirnya m asuk Islam diikut i oleh para pejabat kerajaan yang bernama Rakyan Sancang, seorang pangeran dari Tarumanegara. Tidak main-m ain, masuknya Rakyan Sancang ini juga diikut i upayanya membant u pasukan Ali bin Abi Thalib dalam pert em puran menaklukkan Cyprus, Tripoli, dan Afrika Ut ara, sert a membant u mendirikan kekhalifahan di Iran,
Afganist an, dan Sind.
Tet api, fakt a ini t idak mungkin kit a dapat kan dari t ulisan-t ulisan sarjana sejarah Barat at au sarjana-sarjana didikan Barat. M engapa? Barat takut jika semangat Timur menyala kembali. M ereka t akut jika it u terjadi, mereka akan kembali t erperosok pada sit uasi yang sama di era kegelapan. Karena
sebenarnya mereka t ak memiliki kebudayaan. Oleh sebab it u, set iap ada gerakan kebangkit an dari
bangsa Timur, seperti yang pernah dilakukan oleh Tiongkok beberapa w akt u lalu, selalu dit umbangkan melalui kekuat an polit ik ekonomi. Begit u pula yang t erjadi di Irak, Iran, dan beberapa negara Timur Tengah lainnya, yang berupaya mengusung semangat kult ur mereka, selalu dit umbangkan lewat
embargo ekonomi, kebijakan polit ik dunia, dan berbagai macam isu yang berkait an dengan Hak Azasi
M anusia.
Lalu, bagaimana dengan bangsa Indonesia yang dulunya dikenal sebagai Nusant ara? Nasibnya
sama dengan m ereka yang ingin bangkit . Era Soekarno yang menggelorakan sem angat Nusant ara digem pur dengan berbagai isu polit ik, sampai pada akhirnya dit umbangkan melalui perist iw a ’65. Begit u pula di era Soehart o, t erut ama saat menjelang masa akhir kekuasaannya, Soehart o yang kem udian dianggap menelikung Am erika dan Sekut unya pun diringkus. Apalagi di era Habibie yang berjalan
singkat . Harus diket ahui, keberadaan Habibie di Indonesia bagi Barat adalah ancaman. Karena Barat
t idak menghendaki ada orang cerdas dan berani yang muncul ke publik di negeri-negeri Timur. Begit u pula dengan Gus Dur, yang dianggap Barat sebagai sosok fenomenal yang membahayakan bagi
Barat . M aka Gus Dur pun harus lengser. Di era M egawat i, tampaknya Barat t ampak w as-w as. M engingat , M egaw at i adalah put ri dari sang Proklam at or, sang Put ra Fajar. M aka pemerint ahan M egaw at i
pun dibikin t idak banyak berkut ik. Demikian juga dengan pemerint ahan SBY. Barat kala it u begit u
berhat i-hat i mendekat i SBY, sampai akhirnya Barat bisa sedikit mengendalikan Indonesia dari jauh.
Lalu, bagaimana dengan era kepemimpinan sekarang? Era Jokow i. Kit a akan saksikan apakah benar
akan ada revolusi ment al at au just ru jauh dari harapan? Semua sangat bergant ung dari kemauan kit a
sebagai generasi masa kini unt uk mengubah keadaan.
Pengalaman m asa lalu sebagai bangsa jajahan t ak boleh lepas dari ingat an. Tet api, bukan
berart i kit a harus mew arisi w at ak bangsa terjajah, melainkan m ew arisi semangat Nusant ara, bangsa
penjelajah yang dulu kala mampu menguasai 2/ 3 w ilayah dunia. Dari belahan barat benua Amerika
bagian selat an sampai ke w ilayah M adagaskar. Penguasaan it u t idak dijalankan dengan imperealisme
maupun kolonialisme, melainkan dihasilkan dari not a kesepahaman (M oU) yang dinamai Amukti
Palapa .
Perlu diket ahui pula, bahw a Amukti Palapa yang dibacakan oleh Gajah M ada bukanlah sebuah
sumpah unt uk menguasai Nusant ara, melainkan sumpah untuk memancarkan kembali cahaya Nusant ara yang sempat redup set elah Sriw ijaya t erpuruk. Sumpah it u adalah hasil dari kesepakat an
yang dit andat angani oleh raja-raja yang ikut hadir dan mau bekerjasam a dengan M ajapahit di dalam
mem bangun sebuah sist em masyarakat Nusant ara. Bukan at as hasil penaklukan kerajaan-kerajaan
lain. Sebab, yang dilakukan oleh M ajapahit adalah kerja sama di dalam mem bangun sebuah sist em
Ribut Achwandi | Komunitas Sogan
5
Mengembalikan Mataharai ke Timur
2014
kekerabat an dunia yang dijalankan dengan cara yang damai, t anpa peperangan, t anpa menumpahkan darah rakyat .
Inilah yang kemudian dit iru oleh Barat dengan m endirikan Liga Bangsa-bangsa (LBB) yang kemudian berubah m enjadi Perserikat an Bangsa-bangsa (PBB). Tet api ada perbedaan mendasar, yakni
cara-cara yang dilakukan Barat sebelum m unculnya gagasan LBB maupun PBB. Barat mencipt akan
perang di mana-mana, lalu Barat sendiri yang mengakhiri perang dengan dalih bahw a perang t elah
menciderai sendi-sendi kemanusiaan. Kemudian, mereka seolah-olah t ampil sebagai pahlaw an kemanusiaan, penyelamat dunia. Sungguh, ini adalah sandiw ara polit ik yang menurut saya paling konyol dilakukan oleh sebuah bangsa. Ingin t ampil sebagai pahlaw an, tet api dengan cara-cara yang t idak manusiaw i.
Kini, seiring berjalannya w akt u, Barat terus mencokolkan kekuasaan mereka lew at perkembangan ilmu penget ahuan dan teknologi. Dan lagi-lagi, kit a dipaksa t unduk lew at kemalasan kit a unt uk
berbuat . Kit a dididik unt uk sekadar menjadi bangsa konsumen. M asyarakat user yang hanya bisa
menggunakan t anpa m ampu mencipt akan. Sist em pendidikan kit a t idak lain hanyalah hasil impor
dari Barat . Begit u pula dengan t eori-t eori yang kit a pelajari adalah barang dagangan Barat yang
dijual kepada kit a lalu hanya dibeli t anpa kit a m au memfilt ernya. Hingga pada akhirnya, kit a t ak
sadar bahw a mat ahari yang dulu t erbit dari t imur, sudah berpindah di barat . Kit a silau memandang
Barat seolah-olah sebagai cahaya t erang yang menerangi dunia. Kit a silau memandang Barat sebagai
pencerahan. Bahkan, kit a harus berkeringat karena dit empa cahaya mat ahari yang t elah diam bil oleh
Barat . Kit a menjadi bangsa budak. Ya, bangsa Barat t elah merebut mat ahari Timur dengan begit u
dahsyat nya. Dimulai dari angka nol!
Perlu disadari, bahw a penemuan angka nol, angka t erakhir yang dit em ukan dalam dunia
mat emat ika, berasal dari Tim ur. Bukan Barat ! Sekali lagi, bukan Barat!
Sejarah penemuan angka nol dim ulai dari bangsa Sumeria yang meninggali kaw asan sungai
Tigris dan Efrat . Tet api, mereka t idak menganggap nol sebagai angka, melainkan sebagai sim bol.
Begit u juga dengan bangsa M esopot amia, Babylonia, dan Persia. M ereka menganggap nol bukan
sebagai angka. Barulah di India, pada abad 4-5 masehi, nol dimasukkan ke dalam sist em angka. Ada
dua sist em angka yang berkembang di India w akt u it u, yait u angka Brahma dan Gupt a. Sist em angka
ini dicipt akan melalui ajaran agam a Hindu. Sist em angka Brahma dikenal India sebelum abad 4
masehi, dan angka Gupt a baru dikenal pada abad 4 masehi. Sist em angka Brahma menganggap nol
it u t idak ada at au kosong. Tet api pada sist em angka Gupt a nol dianggap ada. Oleh Brahmagupt a,
seorang pendet a Hindu, angka nol kemudian dim aknai sebagai angka. Tet api, di dalam
pengoperasian sist em hit ung t ampak muncul kekacauan, t erut ama pada pembagian 0 dengan 0.
Brahm agupta m enyatakan bahw a 0 + 0 = 0, 0 – 0 = 0, 0 x 0 = 0, dan 0 : 0 = 0.
Tiga sampai empat abad kemudian, angka nol ini dipelajari oleh Al Khaw arizmi, seorang penemu aljabar berkebangsaan Persia. Dalam hal ini, Al Kharizm i berhasil m emecahkan sist em hit ung
angka nol yang sempurna. Bahw a, 0 + 0 = 0, 0 – 0 = 0, 0 x 0 = 0, 0 : 0 = Error, 0 + 1 = 1, 0 - 1 = -1, 0 x 1
= 0, 1 x 0 = 0, 0 : 1 = 0, 1 : 0 = ~. Penemuan ini menggem parkan dunia m atematika. Dan ketika angka
nol dikenalkan pada bangsa Barat , Barat m enolaknya. M engapa? Karena pada m asa it u, ot orit as
gereja merasa t erganggung dengan penemuan angka nol. Otorit as gereja ket ika it u bahkan
menganggap angka nol sebagai angka sial, angka set an. M engapa? Karena mereka menganggap
angka nol akan merusak paham t rinit as. M ungkin anggapan it u t idak keliru, sebab dasar hukum
hit ungan angka nol Al Khaw arizmi dimulai dari pem ikiran t auhidnya sebagai seorang M uslim. Dimulai
dari kalimat t auhid laailahaillallah (t idak ada Tuhan, selain Allah). Tidak ada Tuhan maka art inya nol
(0), selain Allah m aka art inya hanya ada sat u yait u Allah (1). Art inya, selain Allah it u adalah makhluk.
Dan nilai makhluk itu sama yaitu nol, karena yang ada hanya satu yaitu Allah. M aka ketika 0 : 1 = 0.
Art inya, makhuk it u jika dibandingkan dengan Allah, t idak ada apa-apanya. Dan ket ika 1 : 0 = ~.
Art inya, Allah di hadapan m akhluk it u M aha Segalanya.
Dalam perkem bangannya kemudian, bangsa Barat baru bisa menerima angka nol di abad 15.
Art inya ant ara 700 sam pai 800 t ahun set elah filsuf M uslim yang bernama Al Khaw arizmi it u
menem ukan rumus hit ungan angka nol. Angka nol dikenalkan ke Eropa lew at t angan Fibonaci yang
Ribut Achwandi | Komunitas Sogan
6
Mengembalikan Mataharai ke Timur
2014
pernah belajar di Arab. Tet api, ia t idak menggunakannya dalam w ilayah filsafat , melainkan hanya
digunakan di bidang hit ungan perdagangan. Lalu, m uncullah sat uan 10, 100, 1000 dan set erusnya.
Juga muncul pecahan desimal 0,1, 0,01, 0,001, dan set erusnya.
Jika demikian, bangsa Tim ur, sejak dulu t erus m emimpin dalam hal perkembangan ilmu
penget ahuan dan t eknologi. Tet api, semangat it u t erus dilemahkan. Sebagai generasi bangsa Timur,
semest inya semangat ini kit a nyalakan kembali. Dengan cara apa? M ari kit a t engok pengalam an
bangsa Jepang. Diakui at au t idak, salah sat u bangsa Timur yang cukup cerdas di dalam menanggapi
dan menyikapi perubahan zaman. M ereka m emodifikasi paham modernisme yang diusung Barat
dengan t et ap mempert ahankan ket im urannya. Filsafat Timur yang mereka punya dijadikan bekal
dalam mengusung kehidupan spirit ual mereka. Sement ara modernit as yang diam bil dari Barat
sebat as pada hal-hal yang bersifat mat erinya.
Kini t inggal pekerjaan rumah bagi kaum int elekt ual, bagaimana kemudian spirit Nusant ara
menjadi esensi kehidupan bagi bangsa Nusant ara. Kaum int elekt ual perlu membuat kajian-kajian
mendalam mengenai ilmu penget ahuan yang t elah dimiliki oleh bangsa Nusant ara guna menem ukan
kembali spirit Nusant ara. Saya yakin, spirit Nusant ara akan bangkit kembali. Sebab bagi saya, spirit
Nusant ara adalah keniscayaan. Spirit Nusant ara berakar dari pemaknaan hidup dan penghormat an
pada set iap pribadi sebagai individu yang unik dengan dasar pemahaman yang komprehensif at as ajaran-ajaran agam a. M aka, t idak m engherankan jika spirit Nusant ara dijiw ai oleh landasan pemikiran
ke-bhineka-an. Sepert i m at ahari yang m emberi t erang pada semua bangsa t anpa mem bedakan asalusulnya.
Sumber bacaan:
Adian, Donny Gahral. 2001. M atinya M etafisika Barat . Jakart a: Komunit as Bam bu.
Diamond, Jared. 2014. Collapse: Runtuhnya Peradaban-peradaban Dunia (dit erjemahkan oleh
Damaring Tyas Wulandari Palar). Jakart a: Gramedia.
Eliade, M ircea. 2002. M itos Gerak Kembali yang Abadi, Kosmos dan Sejarah. Dit erjemahkan oleh Cuk
Anant a dari buku The M yth of the Eternal Return or, Cosmos and History (1991). Yogyakart a:
Ikon Teralitera.
Kusum ohamidjojo, Budiono. 2009. Filsafat Kebudayaan: Proses Realisasi M anusia . Yogyakart a:
Jalasut ra.
M aksum, Ali. 2012. Pengantar Filsafat dari M asa Klasik Hingga Postmodernisme. Yogyakarta: Ar Ruzz
M edia.
Noerhadi, Toety Heraty. 2013. Aku dalam Budaya: Telaah Teori dan M etodologi Filsafat Budaya.
Jakart a: Gramedia.
Rendra, W.S. 2008. M embela M asa Depan: Kumpulan Orasi. Jakart a: Burungmerak Press.
Sunyoto, Agus. 2013. Atlas Wali Songo . Depok: Pustaka Iiman.
Suseno, Franz M agnis. 2001a. Etika Jaw a: Sebuah Analisis Falsafi t entang Kebijakan Hidup Jawa .
Jakart a: Gramedia.
Takw in, Bagus. 2003. Filsafat Timur: Sebuah Pengantar ke Pemikiran-pemikiran Timur. Yogyakart a:
Jalasut ra.
Toynbee, Arnold. 2004. Sejarah Umat M anusia: Uraian Analit is, Kronologis, Naratif, dan Komparatif
(dit erjemahkan oleh Agung Prihant oro dkk). Yogyakart a: Pustaka Pelajar.
Wahid, Abdurrahm an. 2010. M embaca Sejarah Nusantara: 25 Kolom Sejarah Gus Dur . Yogyakart a:
LKiS.
Ribut Achwandi | Komunitas Sogan
7