Beberapa Parameter Penting Batuan Dalam
Beberapa Parameter Penting Batuan Dalam Rekayasa Batuan
1. Komposisi Batuan
Kulit bumi, 99% dari beratnya terdiri dari 8 unsur; O, Si, Al, Fe, Ca, Na, Mg, dan H dan komposisi
dominan dari kulit bumi tersebut dapat terlihat pada tabel 1.1
Mineral
SiO2
Al2O
%
59,8
14,9
Mineral
CaO
MgO
%
4,9
3,7
Mineral
Fe
Na2O
%
3,39
3,25
Mineral
K2O
Fe2O3
H2O
%
2,98
2,69
2,02
2. Sifat Batuan
2.1
Homogen Vs Heterogen
Batuan disebut sebagai Homogen jika sifat-sifatnya sama disetiap titik. Namun demikian,
penentuan sifat batuan apakah homogen atau heterogen dapat dilihat dari beberapa faktor seperti;
keseragaman jenis mineral pembetuk batuan, ukuran dan bentuk partikel/butir berbeda di dalam
batuan, ukuran, bentuk dan penyebaran rongga yang berbeda di dalam batuan.
Contoh batuan beku homogen adalah basalt dengan kondisi berbutir halus yang mengandung
mineral yang tidak dapat dilihat mata tanpa bantuan kaca pembesar. Sedangkan untuk batuan
sedimen dapat diwakili oleh batuan lempung.
Secara matematik regangan biasanya dianggap gangguan heterogen. Namun demikian,
regangan heterogen apapun dalam sebuah material dapat dibagi menjadi daerah kecil yang
mencerminkan karakteristik regangan homogen. Regangan heterogen mempengaruhi material tak
padat dan tak kaku dalam bentuk tak beraturan. Bentuk ketidakseragaman ini dikatakan sebagai
regangan tak homogen. Saat terjadi regangan heterogen, garis sejajar sebelum regangan menjadi
tidak paralel setelah regangan, sedangkan lingkaran dan kubus atau bentuk tiga dimensi lainnya
akan terdistorsi ke dalam bentuk kompleks. Regangan homogen mempengaruhi batuan tak-kaku
dalam bentuk beraturan-paralel sebelum regangan akan tetap paralel setelah terjadinya regangan.
Oleh karena itu, kubus atau persegi panjang akan terdistorsi menjadi prisma dan paralelogram
sedangkan lingkaran dan bola akan menjadi elipsod dan elips.
2.2
Kontinyu Vs Diskontinyu
Massa batuan di alam tidak kontinyu (diskontinyu) karena adanya bidang-bidang lemah
(rekahan, kekar, patahan dan fissure) dimana kekerapan, perluasan dan orientasi dari bidangbidang lemah tersebut tidak kontinyu.
2.3
Isotropik Vs Anisotropik
Material atau batuan isotrop mempunyai kesamaan sifat ke semua arah dan massa batuan
di alam sungguhnya tidak isotrop.
1. Komposisi Batuan
Kulit bumi, 99% dari beratnya terdiri dari 8 unsur; O, Si, Al, Fe, Ca, Na, Mg, dan H dan komposisi
dominan dari kulit bumi tersebut dapat terlihat pada tabel 1.1
Mineral
SiO2
Al2O
%
59,8
14,9
Mineral
CaO
MgO
%
4,9
3,7
Mineral
Fe
Na2O
%
3,39
3,25
Mineral
K2O
Fe2O3
H2O
%
2,98
2,69
2,02
2. Sifat Batuan
2.1
Homogen Vs Heterogen
Batuan disebut sebagai Homogen jika sifat-sifatnya sama disetiap titik. Namun demikian,
penentuan sifat batuan apakah homogen atau heterogen dapat dilihat dari beberapa faktor seperti;
keseragaman jenis mineral pembetuk batuan, ukuran dan bentuk partikel/butir berbeda di dalam
batuan, ukuran, bentuk dan penyebaran rongga yang berbeda di dalam batuan.
Contoh batuan beku homogen adalah basalt dengan kondisi berbutir halus yang mengandung
mineral yang tidak dapat dilihat mata tanpa bantuan kaca pembesar. Sedangkan untuk batuan
sedimen dapat diwakili oleh batuan lempung.
Secara matematik regangan biasanya dianggap gangguan heterogen. Namun demikian,
regangan heterogen apapun dalam sebuah material dapat dibagi menjadi daerah kecil yang
mencerminkan karakteristik regangan homogen. Regangan heterogen mempengaruhi material tak
padat dan tak kaku dalam bentuk tak beraturan. Bentuk ketidakseragaman ini dikatakan sebagai
regangan tak homogen. Saat terjadi regangan heterogen, garis sejajar sebelum regangan menjadi
tidak paralel setelah regangan, sedangkan lingkaran dan kubus atau bentuk tiga dimensi lainnya
akan terdistorsi ke dalam bentuk kompleks. Regangan homogen mempengaruhi batuan tak-kaku
dalam bentuk beraturan-paralel sebelum regangan akan tetap paralel setelah terjadinya regangan.
Oleh karena itu, kubus atau persegi panjang akan terdistorsi menjadi prisma dan paralelogram
sedangkan lingkaran dan bola akan menjadi elipsod dan elips.
2.2
Kontinyu Vs Diskontinyu
Massa batuan di alam tidak kontinyu (diskontinyu) karena adanya bidang-bidang lemah
(rekahan, kekar, patahan dan fissure) dimana kekerapan, perluasan dan orientasi dari bidangbidang lemah tersebut tidak kontinyu.
2.3
Isotropik Vs Anisotropik
Material atau batuan isotrop mempunyai kesamaan sifat ke semua arah dan massa batuan
di alam sungguhnya tidak isotrop.