PERKEMBANGAN MASA KANAK KANAK AWAL

PERKEMBANGAN MASA KANAK – KANAK AWAL
I. Perkembangan Fisik Masa Kanak – Kanak Awal
Pertumbuhan fisik pada masa ini, berkembang lebih lambat jika dibandingkan
dengan masa bayi.
Aspek Perkembangan
1. Tinggi

Perubahan
Pertambahan tinggi setiap tahunnya ±3 inci. Usia enam
tahun tinggi anak ±46,6 inci.

2. Berat

Pertambahan berat badan setiap tahun ±3-5 pon. Usia
enam tahun berat anak perempuan ±48,5 pon dan anak
laki – laki ±49 pon.

3. Perbandingan Tubuh

Wajah tetap kecil, dagu tampak lebih jelas, leher lebih
memanjang. Tubuh cenderung berbentuk kerucut, perut

yang rata, dada yang bidang dan rata, bahu lebih luas.
Lengan dan kaki lebih panjang dan lebih lurus, tangan dan
kaki tumbuh lebih besar.

4. Postur Tubuh

Postur gemuk lembek (endomorfik), postur kuat berotot
(mesomorfik), postur yang relative kurus (ektomorfik).
Lihat gambar di bawah table!

5. Tulang dan Otot

Otot menjadi lebih besar, lebih kuat, dan lebih berat.
Endomorfik  jaringan lemak lebih > jaringan otot.

6. Lemak

Mesomorfik  jaringan otot > jaringan lemak. Ektomorfik
 otot kecil, jaringan lemak sedikit.


7. Gigi

4 – 6 bulan pertama masa anak, empat gigi bayi yang
terakhir –geraham belakang- muncul. Setengah tahun
terakhir gigi bayi tanggal, digantikan gigi tetap.

II. Perkembangan Motorik Masa Kanak – Kanak Awal
Usia
(Tahun)

Motorik Kasar

Motorik Halus

2,5 – 3,5

Berjalan dengan baik, berlari Meniru sebuah lingkaran, tulisan cakar
lurus ke depan dan melompat.

ayam, dapat makan menggunakan

sendok dan menyusun beberapa kotak.

3,5 – 4,5

Berjalan dengan 80% langkah Mengancingkan baju, meniru bentuk
orang

dewasa,

berlari

1/3 sederhana,

membuat

gambar

kecepatan lari orang dewasa, sederhana.
melempar dan menangkap bola
besar, tetapi lengan masih kaku.

Menyeimbangkan badan diatas Menggunting,

4,5 – 5,5

menggambar

orang,

satu kaki, berlari jauh tanpa meniru angka dan huruf sederhana,
jatuh, dapat berenang dalam air membuat
dangkal.

III.

susunan

yang

kompleks


dengan kotak – kotak.

Perkembangan Kognitif Masa Kanak – Kanak Awal
Berdasarkan teori kognitif Piaget, maka perkembangan kognitif pada masa
kanak – kanak awal disebut pra-operasional –suatu tahapan yang berlangsung ar
antara usia 2 – 7 tahun. Pada tahapan ini, Piaget membaginya lagi menjadi dua
bagian, yaitu :
a. Umur 2 – 4 tahun
Pada usia ini dicirikan oleh perkembangan pemikiran simbolis yang
ditandai dengan berkembangnya representasional atau symbolic function, yaitu
kemampuan menggunakan sesuatu untuk mewakili sesuatu yang lain dengan
menggunakan symbol – symbol (bahasa, gambar, tanda/isyarat, benda, gesture,
atau peristiwa) untuk melambangkan suatu kegiatan, benda yang nyata, atau
peristiwa.
b. Umur 4 – 7 tahun
Pada periode ini dicirikan oleh perkembangan intuitif. Pemikiran intuitif
yaitu persepsi langsung akan dunia luar tanpa dinalar terlebih dahulu. Begitu
seorang anak berhadapan dengan suatu hal, maka akan mendapatkan gagasan
atau gambaran yang akan langsung digunakan.


IV.Perkembangan Bahasa Masa Kanak – Kanak Awal
Tahap – tahap perkembangan bahasa menurut Brown
Tahap
I

Usia (Bulan)
12 – 26

MLU
1–2

Karakteristik
Kalimat Khas
Perbendaharaan
kata “dada
mama”,

terdiri atas kata benda “dada

papa”,


dan kata kerja, dengan “anjing besar”
sedikit kata sifat dan kata
II

27 – 30

2 – 2,5

bantu.
Kalimat – kalimat anak “boneka
lebih

kompleks,

majemuk

kata “mereka

tidur”,

cantik”,

terbentuk, “susu habis”

menggunakan preposisi,
kata kerja tak beraturan,
III

31 – 34

2,5 – 3

tensis, bentuk jamak.
Muncul pertanyaan “ya- “ayah
tidak”,

“siapa,

pulang”,


apa, “susi ngga mau

dimana”, kata – kata susu”
negative (tidak) dan kata
imperative
IV

35 – 40

3–3,75

(perintah

permohonan) digunakan.
Perbendaharaan
kata “itu
meningkat,
tata

mobil


penggunaan yang

bahasa

konsisten,

ibu

belikan

lebih untukku”, “kukira

mengaitkan itu merah”.

kalimat yang satu di
V

41 – 46


3,755,0

dalam kalimat lainnya.
Kalimat
kompleks “aku

ke

rumah

dengan menggabungkan Bob dan makan es
2 atau lebih kalimat, krim”, “aku mau
kalimat



kalimat kelinci

karena

sederhana dan hubungan lucu”.


hubungan

preposisi

terkoordinasi.

V.

Perkembangan Moral Masa Kanak – Kanak
Kohlberg (Hurlock, 1993 : 163) memperluas teori Piaget dan menyebut tingkat
kedua dari perkembangan moral masa ini sebagai tingkat moralitas dari aturan –
aturan dan penyesuaian konvensional. Pada tingkat ini, Kohlberg membagi menjadi
dua tahapan, diantaranya :

-

Tahap pertama  moralitas anak baik, anak mengikuti aturan untuk
mengambil hati orang lain dan untuk mempertahankan hubungan –

-

hubungan yang baik.
Tahap kedua  bila kelompok social menerima peraturan – peraturan yang
sesuai bagi semua anggota kelompok, ia harus menyesuaikan dri dengan
peraturan untuk menghindari celaan dan penolakan dari kelompok social.

VI. Tingkah Laku Lekat (Attachment Behavior) pada Masa Kanak –
Kanak Awal
Tingkah laku lekat (Attachment behavior) merupakan tingkah laku khusus
pada manusia, yaitu kecenderungan dan keinginan seseorang untuk mencarii
kedekatan dengan orang lain, untuk mencari kepuasan dalam berhubungan dengan
orang tersebut (Monks, dkk., 2001).
Manusia memiliki ciri khas untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Tingkah
laku lekat merupakan kecenderungan dasar yang dimiliki oleh seorang anak sebelum
terjadinya proses belajar. Perkembangan ini dimulai dari usia prasekolah sampai
akhir masa sekolah yang ditandai dengan mulai meluasnya lingkungan social.
Tingkah laku lekat pada dua tahun pertama yang cenderung tertuju pada seseorang
khususnya pada figure seorang ibu, kemudian akan berlanjut tertuju pada orang lain
di sekitarnya.
Anak – anak mulai melepaskan diri dari keluarga dan mulai mendekatkan diri
pada orang lain di samping keluarga. Meluasnya lingkungan social akan membawa
pengaruh yang ada di luar pengawasan orang tua. Di samping itu, perkembangan
motif prestasi dan identitas kelamin sangat penting begitu pula dengan
perkembangan pengertian norma atau moralitas.
Anak yang merasa aman dengan figur lekatnya, akan medapat perlakuan
hangat, sensitive, dan responsive yang konsisten dari sang figure dan menikmati
hubungan yang terjalin.
Sedangkan bagi anak – anak yang masa kecilnya tidak memiliki figure lekat,
cenderung sulit percaya pada orang lain, karena selama ini tidak ada orang yang
dirasa dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi dirinya. Anak akan merasa
bahwa dirinya tidak layak untuk dicintai dan tidak percaya orang lain peduli pada
dirinya. Sebagai mekanisme pertahanan diri, anak akan berkembang menjadi

individu yang apatis, tidak punya empati, namun sebenarnya di dalam dirinya ada
perasaan terluka, sedih, dan marah.

VII. Perkembangan Kepribadian pada Masa Kanak – Kanak Awal
Pola kepribadian yang pada dasarnya telah diletakkan pada masa bayi, mulai
terbentuk pada masa kanak – kanak awal. Sebab orang tua, saudara kandung, dan
sanak keluarga merupakan dunia social pertama pada setiap anak. Maka, bagaimana
perasaan dan bagaimana cara mereka memperlakukan seorang anak merupakan
faktor penting dalam pembentukan konsep diri yaitu inti pola kepribadian. Inilah
sebabnya Glasner mengatakan, “konsep diri anak terbentuk dalam rahim hubungan
keluarga”.
Dengan berjalannya periode awal masa kanak – kanak, maka anak semakin
banyak berhubungan dengan teman – teman sebayanya. Sikap awal lingkungan
sekitarnya sangat berperan penting dalam pembentukan konsep diri pada anak.
Sebab sekali dasar untuk konsep diri telah diletakkan, maka akan sulit untuk diubah.

PERKEMBANGAN MASA KANAK – KANAK AKHIR
I. Perkembangan Fisik Masa Kanak – Kanak Akhir
Aspek
Perkembangan
1. Tinggi

Perubahan
Kenaikan rata – rata tinggi per tahun 2 – 3 inci. Tinggi badan
rata – rata anak usia 11 tahun, perempuan 58 inci ; laki – laki

2. Berat

57,5 inci.
Kenaikan rata – rata berat per tahun 3 – 5 pon. Berat badan
rata – rata anak usia 11 tahun, perempuan 88,5 pon ; laki –

3.

4.
5.
6.

laki 85,5 pon.
Perbandingan
Kepala terlampau besar dibandingkan tubuh lainnya. Mulut
Tubuh
dan rahang bertambah besar, dahi melebar dan merata, bibir
lebih terisi, hidung menjadi lebih besar dan berbentuk. Badan
memanjang, lebih langsing, leher lebih panjang, dada
melebar, perut tidak buncit, lengan dan tungkai memanjang,
tangan dan kaki dengan lambat tumbuh membesar.
Kesederhanaan
Kurangnya perhatian pada penampilan dan kecenderungan
untuk berpakaian sama seperti teman sebayanya tanpa
mempedulikan pantas atau tidaknya.
Perbandingan Otot Jaringan lemak berkembang lebih cepat daripada jaringan
– Lemak
otot.
Gigi
Pada perlaan pubertas, umumnya anak sudah memiliki 22
gigi tetap. Keempat gigi terakhir disebut gigi kebijaksanaan
muncul selama masa remaja.

II. Perkembangan Motorik Masa Kanak – Kanak Akhir
Perkembangan motorik merupakan proses tumbuh kembang kemampuan gerak
seorang anak. Setiap gerakan yang dilakukan anak merupakan hasil pola interaksi
yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.
Perkembangan motorik meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik halus.
a. Perkembangan Motorik Kasar
Kemampuan anak untuk duduk, berlari, dan melompat termasuk contoh
perkembangan motorik kasar. Otot-otot besar dan sebagian atau seluruh
anggota tubuh digunakan oleh anak untuk melakukan gerakan tubuh.
Perkembangan motorik kasar dipengaruhi oleh proses kematangan anak.
Karena proses kematangan setiap anak berbeda, maka laju perkembangan
seorang anak bisa saja berbeda dengan anak lainnya.
b. Perkembangan Motorik Halus
Adapun perkembangan motorik halus merupakan perkembangan
gerakan anak yang menggunakan otot-otot kecil atau sebagian anggota tubuh
tertentu. Perkembangan pada aspek ini dipengaruhi oleh kesempatan anak
untuk belajar dan berlatih. Kemampuan menulis, menggunting, dan
menyusun balok termasuk contoh gerakan motorik halus.

III. Perkembangan Kognitif Masa Kanak – Kanak Akhir
Menurut Piaget, masa kanak-kanak akhir berbeda dalam tahap operasi konkret
dalam berfikir (usia 7-12 tahun), dimana konsep yang pada awal masa kanak-kanak
merupakan konsep yang samar-samar dan tidak jelas. Anak menggunakan operasi
mental untuk memecahkan masalah-masalah yang aktual, anak mampu menggunakan

kemampuan mentalnya untuk memecahkan masalah yang bersifat konkret. Kini anak
mampu berfikir logis meski masih terbatas pada situasi sekarang.
Masa kanak-kanak akhir menurut Piaget (Partini, 1995: 52-53) tergolong pada
masa operasi konkret dimana anak berfikir logis terhadap objek yang konkret.
Berkurang rasa egonya dan mulai bersikap sosial. Terjadi peningkatan pemeliharaan,
misalnya mulai mau memelihara alat permainannya. Mengelompokan benda-benda
yang sama. Memperhatikan dan menerima pandangan orang lain. Materi pembicaraan
lebih ditujukan kepada lingkungan sosial, tidak pada dirinya sendiri. Berkembang
pengertian tentang jumlah, panjang, luas dan besar.
Pada masa ini anak dapat melakukan banyak pekerjaan pada tingkat yang lebih
tinggi dari pada yang dapat mereka lakukan pada masa sebelunya. Pemahamannya
tentang konsep ruangan, kausalitas, kategorisasi, konversi dan penjumlahan lebh baik.
Anak usia 6 atau 7 tahun dapat dipercayamenemukan jalan dari dan ke sekolah.
Mereka mempunyai ide yang lebih baik tentang jarak dari satu tempat ke tempat lain,
lama waktu tempuhnya, dan dapat mengingat rute dan tanda-tanda jalan.
IV. Perkembangan Bahasa Masa Kanak – Kanak Akhir
Kemampuan bahasa terus tumbuh pada masa ini. Anak lebih baik kemampuanya
dalam memahami dan menginterpresentasikan komunikasi lisan dan tulisan.Pada
masa ini perkembangan bahasa nampak pada perubahan perbendaharaan kata dan tata
bahasa.
Belajar membaca dan menulis membebaskan anak-anak dari keterbatasan untuk
berkomunikasi langsung. Menulis merupakan tugas yang dirasa lebih sulit daripada
membaca bagi anak. Cara belajar menulis dilakukan setahap demi setahap dengan
latihan dan seiring dengan perkembangan membaca. Membaca memilik peran penting
dalam pengembangan bahasa. Pada masa ini perubahan terjadi dalam hal anak berfikir
tentang kata-kata. Mereka menjadi kurang terikat dengan kegiatan dan dimensi
pengamatan yang berhubungan dengan kata, dan menjadi lebih analistis dalam hal
penggunaan kata-kata.
Kosakata Khusus Pada Masa Kanak – Kanak Akhir
Kosakata Etiket  “minta tolong” ; “terima kasih”
Kosakata Warna  belajar nama – nama warna yang umum
Kosakata Bilangan  belajar nama dan arti bilangan
Kosakata Uang  belajar nama dan satuan uang
Kosakata Waktu  pengertiannya tentang kata-kata waktu terkadang tidak tepat

Kosakata Popular  belajar dari anak – anak yang lebih besar
Kosakata Rahasia  menggunakan kosakata rahasia untuk berkomunikasi dengan
sahabatnya
V. Perkembangan Moral Masa Kanak – Kanak Akhir
Kohlberg menyatakan adanya 6 tahap perkembangan moral. Enam tahap
tersebut terjadi pada tiga tingkatan, yakni tingkatan : (1) prakonvensional (2)
konvensional (3) pasca konvensional. Pada tahap prakonvensional, anak peka
terhadap peraturan-peraturan yang berlatar belakang budaya dan terhadap penilaian
baik buruk, benar-salah tetapi anak mengartikannya dari sudut akibat fisik suatu
tindakan. Pada tahap konvensional, memenuhi harapan-harapan keluarga, kelompok
atau agama dianggap sebagai suatu yang berharga pada dirinya sendiri, anak tidak
peduli apapun akan akibat-akibat langsung yang tejadi. Sikap yang nampak pada
tahap ini terlihat dari sikap ingin loyal, ingin menjaga, menunjang dan memberi
justifiksi pada ketertiban. Pada tahap pasca konvensional, ditandai dengan adanya
uasha yang jelas untuk mengartikan nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip yang sahih
serta dapat dilaksanakan, lepas dari otoritas kelompok atau orang yang memegang
prinsip-prinsip tersebut terlepas apakah individu yang bersangkutan termasuk
kelompok itu atau tidak.
VI. Perkembangan Emosi Masa Kanak – Kanak Akhir
Ciri-ciri Emosi Masa Kanak-kanak
a. Emosi anak berlangsung relatif singkat (sebentar)
Emosi anak hanya beberapa menit dan sifatnya tiba-tiba.Hal ini disebabkan
karena emosi anak menampakkan dirinya di dalam kegiatan atau gerakan
yang nampak.
b. Emosi anak kuat atau hebat
Hal ini terlihat bila anak takut, marah, atau sedang bersenda-gurau. Mereka
akan nampak marah sekali, takut sekali, tertawa terbahak-bahak meskipun
kemudian cepak hilang.
c. Emosi anak mudah berubah
Sering kita jumpai seorang anak yang baru saja menangis berubah menjadi
tertawa, dari marah berubah tersenyum. Sering terjadi perubahan, saling
berganti-ganti emosi, dari emosi susah ke emosi senang dan sebaliknya
dalam waktu yang singkat.
d. Emosi anak nampak berulang-ulang

Hal ini timbul karena anak dalam proses perkembangan kearah
kedewasaan. Ia harus mengadakan penyesuaian terhadap situasi di luar, dan
hal ini dilakukan secara berulang-ulang.
e. Respon emosi anak berbeda-beda
Pengamatan terhadap anak dengan berbagai tingkat usia menunjukkan
bervariasinya respon emosi. Pada waktu bayi lahir, pola responnya sama.
Secara

berangsur-angsur,

pengalaman

belajar

dari

lingkungannya

membentuk tingkah laku dengan perbedaan emosi secara individual.
f. Emosi anak dapat diketahui atau dideteksi dari gejala tingkah lakunya
Meskipun anak kadang-kadang tidak memperlihatkan reaksi emosi yang
nampak dan langsung, namun emosi itu dapat diketahui dari tingkah
lakunya.
g. Emosi anak mengalami perubahan dalam kekuatannya
Suatu ketika emosi anak begitu kuat, kemudian berkurang. Emosi yang lain
mula-mula lemah kemudian berubah menjadi kuat.
VII. Perkembangan Kepribadian Masa Kanak – Kanak Akhir
Konsep diri ideal
Menjelang berakhirnya masa kanak-kanak, anak mulai mengagumi
tokoh-tokoh dalam sejarah, cerita khayal, kemudian anak membentuk konsep
diri yang ideal seperti tokoh yang diinginkannya.
Mencari Identitas
Anak-anak pada umumnya memasuki periode akhir masa kanak-kanak
dan

berminat

dalam

keanggotaan

kelompok,

mereka

sangat

ingin

menyesuaikan mulai dari gaya berbicara sampai dengan standar penampilan
yang di tetapkan kelompok tersebut. Karena mereka takut kehilangan
dukungan dari anggota kelompok, mereka berusaha meniru namun kadangkadang berlebihan.

DAFTAR PUSTAKA
Desmita. (2013). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Gunawan,

Lilian.

(nn).

Penyebab

Anak

Lekat.

Retrieved

from

:

http://patahtumbuh.com/id/penyebab-anak-lekat//
Hurlock, B. Elizabeth. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga
Sijabat, Ridwan Max. (1980). Developmental Psychology. Jakarta: Gelora Aksara Pratama
W. Santrock, John. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga
Weiten, W. (2013). Psychology Themes and Variations. 9th ed. Canada : WadsWorth
Cengage Learning
Zulkifli, L. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, AKTIVITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PERUBAHAN LABA DI MASA DATANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

18 254 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

EFEK AWAL DAN AKHIR PEKAN TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi pada saham perusahaan kategori LQ 45)

0 49 19

PENGARUH TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEMATANGAN SOSIAL REMAJA AWAL DI FULL DAY SCHOOL

0 50 2

ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA ANGGOTA PENERIMA KREDIT PADA KOPERASI SERBA USAHA KARYA USAHA SEJAHTERA KECAMATAN SEMPU KABUPATEN BANYUWANGI

0 20 6

ANTARA IDEALISME DAN KENYATAAN: KEBIJAKAN PENDIDIKAN TIONGHOA PERANAKAN DI SURABAYA PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG TAHUN 1942-1945 Between Idealism and Reality: Education Policy of Chinese in Surabaya in the Japanese Era at 1942-1945)

1 29 9

PERKEMBANGAN YAYASAN PERGURUAN ISLAM DARUL HIKMAH DI JATILUHUR BEKASI 1997.2010

0 50 151

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKADAN MOTIFBERPRESTASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

8 74 14

ANALISIS KEMAMPUAN LABA OPERASI DALAM MEMPREDIKSI LABA OPERASI, ARUS KAS OPERASI DAN DIVIDEN KAS MASA DEPAN ( Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di BEI 2009-2011)

10 68 54

TINJAUAN HISTORIS GERAKAN SERIKAT BURUH DI SEMARANG PADA MASA KOLONIAL BELANDA TAHUN 1917-1923

0 26 47