SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KAR

HIERARCHY PROSES ( AHP )

( Studi kasus pada PT Anindya Mitra Internasional Yogyakarta )

SKRIPSI

Skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Teknik Informatika

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta

Disusun Oleh :

Karman Maulana 123050155/IF

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA 2011

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KARYAWAN BERPRESTASI BERDASARKAN KINERJA BERBASIS WEB ( Studi kasus pada PT Anindya Mitra Internasional Yogyakarta )

Disusun Oleh :

Karman Maulana 123050155

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk disidangkan Pada tanggal : 05 Oktober 2011

Menyetujui, Pembimbing I

Pembimbing II

Frans Richard K.ST.,M.KOM YuliFauziah.ST.,M.T NPY. 26 202 95 00061

NPY. 27 107 98 01801

Mengetahui, Koordinator Skripsi

Juwairiah,S.Si., M.T NPY. 2 7607 00 0230 1

ABSTRAK

Keberhasilan suatu perusahaan baik besar maupun kecil bukan semata-mata ditentukan oleh sumber daya alam yang tersedia, akan tetapi banyak ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia adalah sumbangan yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan perusahaan. Untuk itu perusahaan perlu melakukan penilaian atas kinerja para karyawannya. Terdapat beberapa faktor yang menjadi penilaian, misalnya pengetahuan tentang pekerjaan, kreativitas, pelaksanaan instruksi, kualitas kerja, kerjasama dan sikap terhadap karyawan lain, kehadiran, keuletan. PT Anindya Mitra Internasional merupakan usaha Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. PT Anindya Mitra Internasional bergerak dalam bidang industri, jasa dan perdagangan umum. Walaupun bukan merupakan perusahaan yang cukup besar, namun memiliki para karyawan yang cukup berpotensi. Untuk itu perlu dirancang sebuah aplikasi sistem bantu agar dapat memberikan kemudahan dalam proses penilaian karyawan. Hal inilah yang mendorong Penulis untuk mengadakan penelitian pada PT Anindya Mitra Internasional dengan membuat sistem baru yang diharapkan dapat memberikan kemudahan-kemudahan dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan. metode yang digunakan adalah metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Konsep metode AHP adalah merubah nilai- nilai kualitatif menjadi nilai kuantitatif sehingga keputusan-keputusan yang keluar lebih objektif.

Metodologi yang digunakan didalam sistem ini ialah waterfall, yang terdiri dari 6 tahapan, yaitu analisis kebutuhan sistem, spesifikasi, perancangan, implementasi, uji coba dan pemeliharaan. Sistem ini menerima input data penilaian, seperti pengetahuan tentang pekerjaan, kreativitas, pelaksanaan instruksi, kualitas kerja, kerjasama dan sikap terhadap karyawan lain, kehadiran, keuletan, sehingga user dapat melihat hasil kinerja yang telah diproses berdasarkan beberapa penilaian. Sistem ini juga mempunyai kemampuan untuk menambah, mengupdate, serta menghapus data.

Software yang digunakan di dalam sistem ini dibuat dengan pemograman PHP dan MySQL. sedangkan Macromedia Dreamweaver MX dan Adobe Photoshop sebagai editor layout dan disain.

Gambar 5.9 Tampilan Halaman Kelola Data Karyawan Admin ...........................................82 Gambar 5.10 Tampilan Halaman Kelola Data Karyawan Admin Ubah ...............................83 Gambar 5.11Tampilan Halaman Kelola Data Karyawan Admin Tambah Karyawan…………………………………………………………………………………..84 Gambar 5.12Tampilan Halaman Kelola Data Nilai Karyawan Admin .................................85 Gambar 5.13Tampilan Halaman Kelola Data Nilai Karyawan Admin Ubah .......................86 Gambar 5.14Tampilan Halaman Kelola Data Nilai Karyawan Admin Tambah Nilai ..........87 Gambar 5.15 Tampilan Login Pimpinan Devisi .....................................................................87 Gambar 5.16 Tampilan Home Pimpinan Devisi ....................................................................88 Gambar 5.17 Tampilan Data Karyawan Pimpinan Devisi ....................................................89 Gambar 5.18 Tampilan Rangking Karyawan Pimpinan Devisi .............................................90 Gambar 5.19 Tampilan Login User ........................................................................................90 Gambar 5.20 Tampilan Home User ........................................................................................91 Gambar 5.21 Tampilan Rangking Karyawan User ................................................................92

Tabel 4.38 Tabel Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Komunikasi ..................................57 Tabel 4.39 Tabel Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Kepemimpinan ....................58 Tabel 4.40 Tabel Matriks Nilai Kriteria Kepemimpinan ........................................................58 Tabel 4.41 Tabel Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Kepemimpinan .......................58 Tabel 4.42 Tabel Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Kepemimpinan ............................58 Tabel 4.43 Tabel Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Jujur .....................................58 Tabel 4.44 Tabel Matriks Nilai Kriteria Jujur .........................................................................58 Tabel 4.45 Tabel Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Jujur .......................................59 Tabel 4.46Tabel Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Jujur ..............................................59

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Keberhasilan suatu perusahaan baik besar maupun kecil bukan semata- mata ditentukan oleh sumber daya alam yang tersedia, akan tetapi banyak ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan sumbangan yang terpenting bagi pertumbuhan dan perkembangan perusahaan. Untuk itu perusahaan perlu melakukan penilaian atas kinerja para karyawannya. Penilaian kinerja merupakan persoalan yang penting dalam mengelola kinerja karyawan. Hal ini ditujukan untuk mengetahui seberapa kualitas kinerja yang dimiliki para karyawan, mengingat karyawan merupakan bagian yang penting dalam berkembangnya sebuah perusahaan. Dalam hal ini biasanya terdapat beberapa faktor yang menjadi penilaian, misalnya kreativitas, disiplin, tanggung jawab, jujur, perilaku, komunikasi, kepemimpinan, dan adaptasi.

PT Anindya Mitra Internasional untuk mengetahui kinerja para karyawannya, pihak manajemen melakukan suatu proses penilaian. Namun dalam hal ini pihak manajemen belum bisa membuat suatu analisa-analisa yang efektif, mengingat dalam proses penilaian ini masih bersifat manual. Perhitungan nilai kinerja karyawan yang kurang efektif serta pendokumentasian proses penilaian tidak dilakukan dengan baik.

Untuk itu perlu dirancang sebuah aplikasi sistem pendukung keputusan Untuk itu perlu dirancang sebuah aplikasi sistem pendukung keputusan

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diambil rumusan masalah yaitu bagaimana membangun suatu Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Karyawan Berprestasi Berdasarkan Kinerja Berbasis Web dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Proses (AHP).

1.3 Batasan masalah

Batasan permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini yaitu:

1. Metode AHP yang digunakan hanya terdiri dari dua hirarki.

2. Kriteria yang digunakan adalah delapan kriteria yaitu kreativitas, disiplin, tanggung jawab, jujur, perilaku, komunikasi, kepemimpinan, adapatasi dan minimalnya tiga kriteria.

3. Sistem pendukung keputusan ini tidak bisa untuk kenaikan jabatan.

1.4 Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan suati Sistem

Pendukung Keputusan untuk memberikan penilaian karyawan berprestasi atas

kinerja para karyawannya berbasis web menggunakan metode AHP.

1.5 Manfaat Penelitian

Sistem ini diharapkan dapat membantu pihak manajemen di dalam membangun pertumbuhan dan perkembangan perusahaannya. Sistem ini juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas kinerja para karyawan.

1.6 Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam pengembangan sistem adalah metode waterfall yang memiliki tahapan sebagai berikut: (Pressman, 2002)

1. Perencanaan merupakan tahap perencanaan sistem yang akan dibuat dengan cara mengumpulkan data-data dari studi pustaka dan wawancara terhadap orang yang terlibat dan atau membutuhkan sistem informasi ini.

2. Analisis tahap ini meliputi proses pengumpulan kebutuhan yang diintensifkan dan difokuskan khususnya pada perangkat lunak. Hal ini dilakukan untuk memahami sifat program yang dibangun.

3. Perancangan sistem merupakan tahap mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan fungsional pemakai sebagai langkah awal dalam merancang sebuah sistem. Perancangan ini meliputi perancangan Data Flow Diagram (DFD), arsitektur dan interface.

4. Implementasi pada tahap ini terjadi proses coding atau penerjemahan disain ke dalam kode program.

5. Pengujian tahap ini adalah tahap pengujian sistem informasi yang telah dibuat untuk menemukan kesalahan-kesalahan. Apabila muncul kesalahan, maka proses akan kembali ke posisi terjadinya kesalahan.

6. Pemeliharaan tahap ini meliputi kegiatan-kegiatan koreksi kesalahan dan penyesuaian perangkat lunak terhadap perubahan lingkungan. Pada skripsi ini dilakukan hanya sampai pada tahap kelima yaitu tahap pengujian.

1.7 Sistematika Penyusunan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam pembuatan laporan skripsi ini adalah: BAB I PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II DASAR TEORI Berisi landasan teori yang selanjutnya digunakan dalam bagian pembahasan dan sebagai dasar dalam pembuatan sistim pendukung BAB II DASAR TEORI Berisi landasan teori yang selanjutnya digunakan dalam bagian pembahasan dan sebagai dasar dalam pembuatan sistim pendukung

BAB III GAMBARAN UMUM Berisi mengenai profil tempat penelitian dari sistem yang akan dibangun. BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

Berisi paparan analisis dan disain dari sistem yang akan dibangun, Perancangan ini meliputi perancangan Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD) arsitektur dan interface.

BAB V IMPLEMENTASI Merupakan implementasi dari perancangan yang telah dibuat beserta pembahasannya, meliputi tampilan atau interface dari program serta modul program yang mendukung.

BAB V PENUTUP Berisi kesimpulan dan saran dari semua pihak yang mendukung untuk memperbaiki aplikasi yang telah dibuat untuk masa yang akan datang.

BAB II DASAR TEORI

2.1 Pengertian Dasar Sistem

Sistem merupakan jaringan dari elemen-elemen yang saling berhubungan, membentuk suatu kesatuan untuk melaksanakan suatu tujuan pokok dari sistem tersebut. Tujuan pokok dari sistem komputer adalah mengolah data untuk menghasilkan informasi. Sistem yang dimaksud di sini adalah sistem yang terotomatisasi, yang merupakan bagian dari sistem manusia dan berinteraksi atau dikontrol oleh satu atau lebih komputer sebagai bagian dari sistem yang digunakan (Kadir, 2003).

Suatu sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu (Hartono, 1999), yaitu :

1. Komponen Sistem (System Component) suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling bekerjasama membentuk suatu kesatuan. Komponen- komponen sistem atau elemen sistem dapat berupa suatu kesatuan subsistem atau bagian-bagian dari sistem, perhatikan Gambar 2.1 Elemen-elemen Sistem.

2. Batas Sistem (System Boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan suatu sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya.

3. Lingkungan Luar Sistem (System Environment) lingkungan luar dari suatu sistem adalah batas luar sistem yang mempengaruhi operasi sistem.

Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.

4. Penghubung Sistem (System Interface) merupakan media penghubung antara suatu subsistem dengan subsistem yang lain dan memungkinkan sumber daya yang mengalir dari suatu subsistem ke subsistem lain. Keluaran (output) dari suatu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung.

5. Masukan Sistem (Input System) masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk subsistem yang lain.

6. Pengolah Sistem (System Output) suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya.

7. Sasaran Sistem (System Objectives) sistem harus mempunyai sasaran. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Sedangkan suatu sistem dikatakan berhasil apabila mengenai sasaran atau tujuan.

Tujuan Batasan

Kontrol

2.2 Sistem Pendukung Keputusan

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan sistem informasi komputer yang menghasilkan berbagai alernatif keputusan untuk membantu pemimpin dalam menangani berbagai permasalahan semi terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model ( Daihani, 2001).

Decision support system merupakan sebagai suatu pasangan model dasar berisi prosedur-prosedur untuk mengolah data dan kebijakan untuk membantu pemimpin dalam mengambil keputusan (Daihani,2001). Sistem yang baik haruslah mudah dalam pemakaian, kuat, mudah dikendalikan, mampu menyesuaikan diri, lengkap pada persoalan yang penting dan mudah dikomunikasikan.

2.2.1 Karateristik Sistem Pendukung Keputusan

Konsep Sistem Pendukung Keputusan pertama kali diperkenalkan pada tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton dengan istilah Management

Decision Model (Sprague, 1982). Konsep sistem pendukung keputusan ditandai dengan sistem interaktif berbasis komputer yang membantu pengambil keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tidak terstruktur.

Pada dasarnya sistem pendukung keputusan dirancang untuk mendukung seluruh tahap pengambilan keputusan mulai dari mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan, sampai mengevaluasi pemilihan interaktif.

Peranan sistem pendukung keputusan dalam konteks keseluruhan sistem informasi ditujukan untuk memperbaiki kinerja melalui aplikasi teknologi informasi. Terdapat sepuluh karakteristik dasar sistem pendukung keputusan yang efektif, yaitu :

1. Mendukung proses pengambilan keputusan, menitikberatkan pada management

by perception .

2. Adanya interface manusia/ mesin dimana manusia (user) tetap mengontrol proses di dalam pengambilan keputusan.

3. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah-masalah terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur.

4. Menggunakan model-model matematis dan statistik yang sesuai.

5. Memiliki kapabilitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan model interaktif.

6. Output ditunjukkan untuk personil organisasi dalam semua tingkatan.

7. Memiliki subsistem-subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi

sebagai kesatuan sistem.

8. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi keseluruhan tingkatan manajemen.

9. Pendekatan easy to use. Ciri suatu sistem pendukung keputusan yang efektif adalah kemudahan untuk digunakan, dan memungkinkan keleluasaan pemakai untuk memilih atau mengembangkan pendekatan- pendekatan baru dalam membahas masalah yang dihadapi.

10. Kemampuan sistem beradaptasi secara tepat, dimana pengambil keputusan dapat menghadapi masalah-masalah baru, dan pada saat yang sama dapat menangani dengan cara mengadaptasi sistem terhadap kondisi-kondisi perubahan yang terjadi.

2.2.2 Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Suatu sistem pendukung keputusan memiliki tiga subsistem utama yang menentukan kapabilitas teknis sistem pendukung keputusan tersebut, yaitu :

a. Subsistem Manajemen Basis Data (Data base Management Subsystem). SPK membutuhkan proses ekstraksi dan DBMS yang dalam pengelolaannya harus cukup fleksibel untuk memungkinkan penambahan dan pengurangan. Kemampuan yang dibutuhkan dari manajemen database dapat diringkas, sebagai berikut :

1. Kemampuan untuk mengkombinasikan berbagai variasi data melalui pengambilan dan 1. Kemampuan untuk mengkombinasikan berbagai variasi data melalui pengambilan dan

2. Kemampuan untuk menambahkan sumber data secara cepat dan mudah.

3. Kemampuan untuk menggambarkan struktur data logikal sesuai dengan pengertian pemakai sehingga pemakai mengetahui apa yang tersedia dan dapat menentukan kebutuhan penambahan dan pengurangan.

4. Kemampuan untuk menangani data secara personil sehingga pemakai dapat mencoba

berbagai alternatif pertimbangan personil.

5. Kemampuan untuk mengelola berbagai variasi data.

b. Subsistem Manajemen Basis Model (Model Base management Subsystem) Salah satu keunggulan dalam sistem pendukung keputusan adalah kemampuan untuk mengintegrasikan akses data dan model-model keputusan. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan model-model keputusan ke dalam sistem informasi yang menggunakan database sebagai mekanisme integrasi dan komunikasi di antara model-model.

Kemampuan yang dimilki subsistem basis model meliputi :

1. Kemampuan untuk menciptakan model-model baru secara cepat dan mudah

2. Kemampuan untuk mengakses dan mengintegrasikan model-model keputusan.

3. Kemampuan untuk mengelola basis data dengan fungsi manajemen yang analog dan

manajemen basis data (seperti mekanisme untuk menyimpan, membuat dialog, meng-hubungkan, dan mengakses model).

Management Software ) fleksibilitas dan kekuatan karakteristik sistem pendukung keputusan timbul dari kemampuan interaksi antara sistem dan pemakai, yang dinamakan subsistem dialog. Bennet mendefinisikan pemakai, terminal dan sistem perangkat lunak sebagai komponen-komponen dari sistem dialog. Ia membagi subsistem dialog menjadi tiga bagian, yaitu :

1. Bahasa aksi, meliputi apa yang dapat digunakan pemakai dalam berkomunikasi

dengan sistem.

2. Bahasa tampilan atau presentasi, meliputi apa yang harus diketahui oleh pemakai.

3. Basis Pengetahuan, meliputi apa yang harus diketahui oleh pemakai.

Arsitektur dari sistem pendukung keputusan ditunjukan seperti pada gambar berikut :

2.3 Pengertian Dasar Analitik Hirarki Proses

Analitik Hirarki Proses (AHP) adalah sebuah model dengan hirarki fungsional dimana input utamanya adalah persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu masalah kompleks dan tidak terstruktur dipecahkan kedalam kelompok - kelompoknya. Kemudian kelompok - kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki (Permadi, 1992). Model AHP pendekatannya hampir identik dengan model perilaku politis, yaitu merupakan model keputusan (individual) dengan menggunakan pendekatan kolektif dari proses pengambilan keputusannya.

AHP yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, dapat memecahkan masalah yang kompleks dimana aspek atau kriteria yang diambil cukup banyak. Juga kompleksitas ini disebabkan oleh struktur masalah yang belum jelas, ketidakpastian tersediannya data statistik yang akurat atau bahkan tidak ada sama sekali.

2.3.1 Prinsip Kerja AHP

Prinsip keja AHP adalah penyederhanaan suatu persolan kompleks yang tidak terstruktur, strategi dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hirarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap variable diberi nilai numeric secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan dengan variabel lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut ( Marimin, 2004 ).

2.3.2 Prosedur Metode AHP

Peralatan utama dari model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya adalah persepsi manusia. Jadi perbedaan yang mencolok model AHP dengan model lainnya terletak pada jenis inputannya. Terdapat 4 aksioma - aksioma yang terkandung dalam model AHP .

1. Reciprocal Comparison artinya pengambilan keputusan harus dapat membuat perbandingan dan menyatakan preferensinya. Preferensinya tersebut harus memenuhi syarat resiprokal yaitu apala A lebih disukai daripada B dengan skala x, maka B lebih disukai daripada A dengan skala 1/x.

2. Homogenity artinya preferensi seseorang harus dapat dinyatakan dalam skala terbatas atau dengan kata lin elemen-elemennya dapat dibandingkan satu sama lainnya. Kalau aksioma ini tidak dipenuhi maka elemen-elemen yang dibandingkan tersebut tidak homogeny dan harus dibentuk cluster (kelompok elemen) yang baru.

3. Independence artinya preferensi dinyatakan dengan mengasumsikan bahwa kriteria tidak dipengaruhi oleh alternatif - alternatif yang ada melainkan oleh objektif keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa pola ketergantungan dalam AHP adalah searah, maksudnya perbandingan antara elemen-elemen dalam satu tingkat dipengaruhi atau tergantung oleh elemen-elemen pada tingkat diatasnya.

4. Expectation artinya untuk tujuan pengambil keputusan. Struktur hirarki diasumsikan lengkap. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka pengambil keputusan tidak memakai seluruh criteria atau objektif yang tersedia atau diperlukan sehingga keputusan yang diambil dianggap tidak lengkap.

Selanjutnya Saaty (1993) menyatakan bahwa proses hirarki analitik (AHP) menyediakan kerangka yang memungkinkan untuk membuat suatu keputusan efektif atas isu komples dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pendukung keputusan. Pada dasarnya AHP adalah suatu metode dalam merinci suatu situasi yang kompleks, yang terstruktur kedalam suatu komponen-komponennya. Artinya dengan menggunakan pendekatan AHP kita dapat memecakan suatu masalah dalam pengembalian keputusan.

2.3.3 Langkah-langkah AHP

Pada dasarnya langkah-langkah dalam metode AHP meliputi :

1. Menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi. Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur - unsurnya, yaitu kriteria dan alternatif, kemudian disusunn menjadi struktur hirarki seperti gambar di bawah ini (Saaty, 1993).

Gambar 2.2 Struktur Hierarki AHP

2. Penilaian Kriteria dan Alternatif Kriteria dan alternaif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut Saaty (1993), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan saaty dapat dilihat pada table 2.1

Table 2.1 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan Intensitas

Keterangan Kepentingan

1 Kedua elemen sama penting

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainya

5 Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya

7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya

9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya 2,4,6,8

Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya

Perbandingan skala dilakukan berdasarkan kebijakan pembuat keputusan dengan menilai tingkat kepentingan satu elemen terhadap elemen lainya proses perbandingan berpasangan, dimulai dari level hirarki paling atas yang ditunjukan untuk memilih kriteria, misalnya A, kemudian diambil elemen yang akan dibandikan , misal A1, A2, dan A3. Maka susunan elemn yang dibandingkan tersebut akan tampak seperti pada gambar matriks di bawah ini :

Tabel 2.2 Contoh matriks perbandingan berpasangan

Untuk menentukan nilai kepentingan relatif antar elemen digunakan skala bilangan dari 1 sampai 9 seperti pada tabel 1., penilaian ini dilakukan oleh seorang pembuat keputusan yang ahli dalam bidang persoalan yang sedang di analisa dan mempunyai kepentingan terhadapnya.

Apabila suatu elemen dibandingkan dengan dirinya sendiri maka diberi nilai 1. Jika elemen i dibandingkan dengan elemen j mendapatkan nilai tertentu, maka elemen j dibandingkan denga elemen i merupakan kebalikannya.

Dalam PHP ini, penilaian alternatif dapat dilakukan dengan metode langsung (direct ), yaitu metode yang digunakan untuk memasukan data kuantitatif. Biasanya nilai – nilai ini berasal dari sebuah analisis sebelumnya atau dari pengalaman dan pengertian yang detail dari masalah keputusan tersebut. Jika sipengambil keputusan memiliki pengalaman atau pemahaman yang besar mengenai masalah keputusan yang dihadapi, maka dia dapat langsung memasukan pembobotan dari setiap alteratif.

3. Penentuan Prioritas

Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparisons). Nilai – nilai perbandingan relatif kemudian diolah untuk menentukan peringkat alternatif dari seluruh alternatif.

Baik kriteria kualitatif maupun kriteria kuantitatif dapat dibandingkan sesuai dengan penilaian yang telah didtentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas . Bobot atau prioritas dihitung dengan manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematik.

Pertimbangan – pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas melalui tahapan – tahapan berikut :

a. Kuadratkan matriks hasil perbandingan berpasangan.

b. Hitung jumlahnilai dari setiap baris, kemudian lakukan normalisasi matriks.

4. Konsistensi Logis Semua elemen dikelompokan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Matrik bobot yang diperoleh dari hasil perbandingan secara berpasangan tersebut harus mempunyai hubungan cardinal dan ordinal. Hubungan tersebut dapat ditunjukan sebagai berikut ( Suryadi & Ramdhani, 1998 ) :

Hubungan kardinal : aij. ajk = ajk Hubungan ordinal

:Ai>Aj, Aj> Ak maka Ai > Ak

Hubugan diatas dapat dilihat dari dua hal sebagai berikut :

a. Dengan melihat preferensi multiplikatif, misalnya bila anggur lebih enak empat kali dari mangga dan mangga lebih enak dua kali dari pisang maka anggur lebih enak delapan kali dari pisang.

b. Dengan melihat preferensi transitif, misalnya anggur lebih enak dari mangga Dan mangga lebih enak dari pisang.

Pada keadaan sebenarnya akan terjadi beberapa penyimpangan dari hubungan tersebut, sehingga matriks tersebut tidak konsisten sempuna. Hal ini terjadi karena ketidakkonsistenan dalam preferensi seseorang.

Perhitungan konsistensi logis dilakukan dengan mengikuti langkah – langkah sebagai berikut :

a. Mengalihkan matriks dengan proritas bersesuaian.

b. Menjumlahkan hasil perkalian per baris.

c. Hasil penjumlahan tiap baris dibagi prioritas bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan.

d. Hasil c dibagi jumlah elemen, akan didapat λmaks.

e. Indeks konsistensi (CI) = (λmaks-n) / (n-1)

f. Rasio konsistensi = CI/RI, di mana RI adalah indeks random konsistensi. Jika rasio konsistensi ≤ 0,1, hasil perhitungan data dapat dibenarkan. Daftar RI dapat dilihat pada table 2.3

Table 2.3. Nilai indeks random

Ukuran Matriks

Nilai RI

2.3.4 Kelebihan Metode AHP dengan metode yang lainnya

Ada beberapa keuntungan dengan menggunakan metode AHP (Saaty, 1993):

1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekkuansi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam.

2. Memperhitungkan validitasi sampai dengan batas toleransi inkonsistansi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilh oleh pengambil keputusan.

3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensivitas pengembalian keputusan. Secara naluri, manusia dapat mengestimasi besaran sederhana melalui

indranya. Proses yang paling mudah adalah membandingkan dua hal dengan keakuratan perbandingan tersebut dapat dipertanggung jawabkan. Saaty (1993) menetapkan skala kuantitatif 1 sampai 9 untuk menilai perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen terhadap elemen lain.

2.4 Basis data

Basis data terdiri dari dua kata yaitu basis dan data. Basis dapat diartikan sebagai tempat berkumpul atau gudang. Sedangkan Data merupakan deskripsi tentang benda, kejadian, aktivitas, dan transaksi yang tidak mempunyai makna sehingga tidak memiliki pengaruh langsung kepada pemakai (Fathansyah,1999). Maka basis data dapat didefinisikan dalam sejumlah pengertian yaitu :

1. kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa perulangan yang tidak perlu.

2. kumpulan data atau arsip atau file yang saling berhubungan satu sama lain yang disimpan dalam media penyimpanan.

3. Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elekronis.

Beberapa istilah yang berhubungan dengan database, yaitu:

a. Entity suatu obyek atau peristiwa yang nyata dan informasinya akan direkam.

b. Atribute/Field elemen dari entity atau sebutan suatu data. Setiap entity mempunyai atribute atau sebutan untuk mewakili suatu entity.

c. Data Value (nilai atau isi data) adalah data aktual atau informasi yang disimpan pada tiap data elemen atau attribute.

d. Record/Turple kumpulan element atau field – field yang saling berkaitan dalam menginformasikan tentang suatu entity secara lengkap. Satu record mewakili satu data.

e. File kumpulan record-record sejenis yang mempunyai panjang element yang sama, atribut yang sama, namun berbeda-beda data valuenya.

f. Database Management System (DBMS) kumpulan file yang saling berkaitan bersama dengan program untuk pengelolanya disebut DBMS. Databas e adalah kumpulan datanya, sedangkan program pengelolanya berdiri sendiri dalam satu paket program yang komersial untuk membaca data, mengisi data, menghapus data, melaporkan data dalam database.

2.5. Diagram Entity-Relationship (Diagram E-R)

Model Entity Relationship Diagram atau Diagram E-R yang berisi komponen-komponen Himpunan Entitas dan Himpunan Relasi yang masing- masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang mempresentasikan seluruh fakta dari ’dunia nyata’ yang ditinjau dan dapat digambarkan dengan lebih sistematis dengan menggunakan Diagram Entity Relationship (Fathansyah, 1999).

Berikut adalah notasi-notasi simbolik di dalam Diagram E-R yang dapat digunakan (Kendall, 2003):

Tabel 2.4 Notasi-notasi Simbol Diagram E-R

No Notasi Simbol Diagram E-R Gambar

1 Persegu panjang, menyatakan Himpunan Entitas

Himpunan Entitas E

2 Lingkaran atau Elips, menyatakan Atribut (Atribut yang berfungsi sebagai Key digarisbawahi

Atribut a sebagai key 3 Belah ketupat, menyatakan Himpunan Relasi

Himpunan Relasi R

4 Garis, sebagai penghubung antara Himpunan Entitas dengan Atribut Himpunan Entitas dan Himpunan Entitas dengan Atributnya

Link

5 Persegi Panjang dan Belah Ketupat, Entitas Terhubung yang berfungsi untuk menghubungkan dua entitas

Entitas Terhubung

2.6 Derajat Hubungan

Derajat Hubungan menyatakan jumlah anggota entitas yang terlibat di dalam ikatan yang terjadi. Ikatan yang terjadi akan membentuk instant hubungan. Derajat hubungan pada relation_type, batasan Structural Cardinality Ratio memiliki jenis (Fathansyah, 1999):

a. 1 : 1 (One to One Relationship) Satu entitas pada tipe entitas A berhubungan dengan satu entitas pada tipe entitas B dan sebaliknya.

b. 1 : N (One to Many Relationship) Satu entitas di A dihubungkan dengan sejumlah entitas di B.

c. N : 1 (Many to One Relationship) Sejumlah entitas di A dihubungkan dengan satu entitas di B.

d. N : N (Many to Many Relationship) Sejumlah entitas di A dihubungkan dengan sejumlah entitas di B.

2.7 Data Flow Diagram (DFD)

DFD merupakan sebuah teknik grafis yang menggambarkan aliran informasi dan transformasi yang diaplikasikan pada saat data bergerak dari input menjadi output (Pressman,2002). Selain itu DFD juga dapat diartikan sebagai suatu bagan untuk mewakili arus atau aliran data dalam suatu sistem. Bagan aliran data digambarkan dengan notasi simbol yang mewakili komponen dalam pembuatan suatu model yang sistematis. Penggunaan notasi dalam diagram arus data ini sangat membantu sekali dalam memahami suatu sistem pada semua tingkat kompleksitasnya (Hartono, 1996).

DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang sudah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau lingkungan fisik data tersebut disimpan. DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur. Pembuatan data flow diagram dimulai dengan sumber informasi atau data. Data flow diagram juga dapat digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada ataupun sistem baru yang akan dikembangkan lagi pada setiap tingkatannya. Aliran data DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang sudah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau lingkungan fisik data tersebut disimpan. DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur. Pembuatan data flow diagram dimulai dengan sumber informasi atau data. Data flow diagram juga dapat digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada ataupun sistem baru yang akan dikembangkan lagi pada setiap tingkatannya. Aliran data

Simbol-simbol yang digunakan diantaranya:

Tabel 2.5 Tabel Simbol Penggambaran DFD

Simbol Nama Keterangan Input dari luar sistem (orang, organisasi

External Entity

atau sistem lain diluarnya) yang akan

(Entitas Luar)

memberikan input ke sistem dan menerima output dari sistem.

Arus data ini dapat berupa masukan untuk

Data Flow

sistem atau hasil proses dari sistem. Nama

(Arus Data)

dari arus data ini dituliskan pada garis panahnya.

Process

Kegiatan yang dihasilkan oleh suatu arus

(Proses)

data untuk menghasilkan arus data yang keluar dari proses.

Data Store

Menyimpan data yang akan atau telah di

(Penyimpanan Data)

proses.

1. Entitas Luar setiap sistem pasti mempunyai batas sistem (boundary) yang memisahkan suatu sistem dengan lingkungan luarnya. Kesatuan luar (external entity ) merupakan kesatuan (entity) di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau ouput. Kesatuan luar atau entitas luar disimbolkan dengan persegi empat dengan identifikasi nama entitas luar.

2. Arus data arus data (data flow) di DFD diberi simbol suatu anak panah. Arus ini mengalir diantara proses (process) , penyimpanan data (data store), dan entitas luar (external entity). Arus data ini menunjukkan arus dari data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.

3. Proses suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang , mesin, atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses. Suatu proses disimbolkan dengan lingkaran.

4. Penyimpanan data penyimpanan data merupakan simpanan dari data yang dapat berupa file basis data sistem komputer, arsip atau catatan manual, tabel acuan manual. Penyimpanan data disimbolkan dengan sepasang garis horizontal paralel.

Data flow diagram memiliki beberapa level yang merupakan hasil perjenjangan dari suatu sistem yang dibuat (level 0, 1, 2, dan seterusnya).

1. Data Flow Diagram Level 0 (diagram context) menggambarkan seluruh elemen sistem dengan sebuah proses tunggal dengan data input atau output yang ditunjukkan oleh anak panah yang masuk dan keluar secara berurutan.

2. Data Flow Diagram Level 1 menggambarkan proses dan jalur informasi pada DFD Level 0 yang lebih detail.

3. Data Flow Diagram Level 2 merupakan pengembangan alur data atau pemecahan proses menjadi proses yang terpisah-pisah, tetapi masih berkaitan.

DFD level 2 biasanya dipecah menjadi DFD level 2 proses 1 dan DFD level 2

2.8 PHP (Pear Hypertext Preprocessor)

PHP merupakan bahasa server-side scripting yang menyatu dengan HTML (Hypertext Markup Language) untuk membuat halaman web yang dinamik. Artinya semua sintaks yang diberikan akan sepenuhnya dijalankan pada server sedangkan yang dikirimkan ke browser hanya hasilnya saja. PHP dapat mengirim HTTP header, dapat mengeset cookies, mengatur authentication dan redirect users (Nugroho, 2004).

Intepreter PHP dalam mengeksekusi kode PHP pada sisi server (server- side ) berbeda dengan mesin maya Java yang mengeksekusi program pada sisi klien (client-side).

Proses eksekusi kode PHP yang disisipkan pada halaman HTML dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Gambar 2.3 Struktur Pembacaan Web Server

PHP juga dapat melakukan koneksi dengan beberapa basis data antara lain Oracle, Sybase, mSQL, MySQL, Solid, PostgreSQL, Adabas, FilePro dan lain- lain. Pada PHP dapat digunakan beberapa tipe data di antaranya integer, floating poin dan string. Selain menggunakan tipe data, juga digunakan operator-operator yang digunakan dalam fungsi yang kita buat.

PHP merupakan suatu bahasa pemrograman, sehingga dapat juga digunakan struktur kontrol, diantaranya percabangan dan perulangan. Perintah percabangan adalah perintah yang memungkinkan pemilihan atas perintah yang akan dijalankan sesuai dengan kondisi tertentu. Dalam PHP terdapat 3 macam perintah percabangan yaitu: if, if..else, dan switch. Selain percabangan, struktur kontrol yang digunakan lainnya adalah perulangan. Pada perulangan ini digunakan untuk mengulang suatu perintah. Perintah-perintah yang dapat digunakan diantaranya : for, while dan do..while.

2.9 MySQL

MySQL merupakan Relational Database Management System (RDMS) yang didistribusikan secara gratis dibawah lisensi General Public License (GPL). Dimana setiap orang bebas untuk menggunakan MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat closed source atau komersial. MySQL dapat berperan sebagai multi database yang menggunakan bahasa Structured Query Language (SQL). MySQL dalam operasi client server melibatkan server daemon MySQL disisi server dan berbagai macam program serta library yang berjalan disisi client. MySQL mampu menangani data yang cukup besar. SQL MySQL merupakan Relational Database Management System (RDMS) yang didistribusikan secara gratis dibawah lisensi General Public License (GPL). Dimana setiap orang bebas untuk menggunakan MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat closed source atau komersial. MySQL dapat berperan sebagai multi database yang menggunakan bahasa Structured Query Language (SQL). MySQL dalam operasi client server melibatkan server daemon MySQL disisi server dan berbagai macam program serta library yang berjalan disisi client. MySQL mampu menangani data yang cukup besar. SQL

Didalam MySQL terdapat berbagai macam perintah yang diantaranya langsung menggunakan SQL dan juga perintah khusus untuk menjalankan daemon dengan menjalankan perintah (Nugroho. 2004).

2.10 Macromedia Dreamweaver 8.0

Macromedia Dreamweaver 8.0 merupakan HTML editor professional yang mendesain, melakukan coding, dan mengembangkan website yang paling terkenal di dunia web. Salah satu kelebihan Dreamweaver merupakan ruang kerja dan tool yang tersedia dapat digunakan secara mudah dan cepat tanpa melakukan coding . Dreamweaver dapat mendukung pembuatan web yang berbasis HTML, selain itu juga dapat mendukung program-program web lain diantaranya PHP, ASP, Perl, dan Javascript (Wahidin, 2005).

Ada beberapa komponen yang dapat digunakan untuk mempermudahkan kita dalam membangun sebuah website :

1. Panel Insert menu insert merupakan sekumpulan menu yang berhubungan dengan operasi pemasukan dan pembuatan obyek seperti gambar, form, table, layer , frame dan lainnya pada halaman web.

2. Panel Common (Utama) menu Common merupakan menu yang memiliki beberapa menu standar pada saat mendisain web. Menu-menu yang terdapat pada menu common di antaranya : table, layer, image, imageplaceholder, 2. Panel Common (Utama) menu Common merupakan menu yang memiliki beberapa menu standar pada saat mendisain web. Menu-menu yang terdapat pada menu common di antaranya : table, layer, image, imageplaceholder,

3. Panel Layout dapat digunakan untuk melakukan perancangan web dengan mudah dan cepat dengan cara memetak-metakkan halaman web sesuai dengan disain yang diinginkan.

4. Panel Text Menu text digunakan untuk memformat teks yang ada. Menu-menu yang digunakan untuk memformat text diantaranya, font tag editor, bold, italic , strong, paragraph, blockquote, formated text, heading, unordered list.

5. Panel Table digunakan untuk mendisain web. Dengan cara mengatur jumlah kolom dan baris yang akan digunakan untuk menempatkan posisi gambar maupun teks sesuai dengan disain yang diinginkan.

6. Panel Frame digunakan untuk memilih bentuk disain pada halaman utama yang akan dibuat. Frame dapat ditempatkan pada posisi kanan, kiri, atas, bawah, kiri bawah, kanan bawah, kanan atas, kiri atas, atas bawah.

7. Panel Forms ini biasanya digunakan untuk membuat formulir. Pada menu form ini terdapat berbagai macam menu yang dapat digunakan seperti form, text field , hidden field, text area, check box, radio button, radio group, list, jump menu , image field, file field, button, label, fieldset.

8. Panel Characters menu character biasanya digunakan untuk melakukan operasi halaman dan pengaturan paragraf.

9. Panel Media digunakan untuk melakukan penggabungan file dari luar program Dreamweaver. Seperti akan memasukkan menu animasi dari Flash maupun Firework.

10. Panel Application menu application digunakan untuk operasi database.

11. Panel Properties menu properties merupakan sekumpulan menu yang berfungsi sebagai tool dalam pemformatan obyek yang ada pada halaman web yang dibuat.

2.11 Adobe Photoshop CS2

Adobe photoshop CS2 merupakan salah satu program pengolah image yang terbaru dari Adobe System Incorporated. Sebagai salah satu program aplikasi yang sangat powerful, photoshop telah banyak digunakan oleh para pakar profesional untuk membuat dan memanipulasi gambar, baik untuk keperluan media percetakan, internet maupun elektronik. Beberapa manipulasi dasar pengeditan gambar dengan fasilitas Photoshop, yaitu :

1. Untuk memanipulasi gambar sehingga hanya berpengaruh pada area yang telah diseleksi. Cara melakukan seleksi antara lain : Marquee Tool, Lasso Tool, Menu Select dan Magic Wand Tool.

2. Untuk menulis dapat menggunakan Type Tool, Palet Character dan Palet Paragrap.

3. Tool yang dapat digunakan untuk menggambar yaitu : Brush Tool, Pencil Tool, History Brush Tool dan Art History Brush.

4. Untuk membentuk dan mengedit gambar bentuk tertentu secara cepat dapat menggunakan Shape Tool.

5. Path/Pen Tool digunakan untuk membuat gambar vektor, baik berbentuk kurva terbuka maupun kurva tertutup.

6. Pewarnaan, Gradient Tool dan Paint Bucket Tool sering digunakan dalam manipulasi warna pada gambar

7. Healing Brush Tool dan Patch Tool digunakan untuk memperbaiki gambar.

2.12 Web Server

Web server merupakan sebuah bentuk server yang khusus untuk menyimpan halaman website atau home page. Komputer dapat dikatakan sebagai web server jika memiliki suatu program yang disebut Personal Web Server (PWS). PWS difungsikan agar halaman web yang ada di dalam sebuah computer server dapat dipanggil oleh computer klien.

Web server biasanya dijalankan sebagai suatu Daemon (istilah dalam sistem operasi UNIX) atau Service (istilah dalam operasi Windows NT) yang siap melayani setiap permintaan bila dibutuhkan. Pada umumnya web server yang ada memiliki dukungan terhadap ASP (VB Script) sehingga memungkinkan dihasilkannya halaman web yang bersifat dinamis.

2.13 Studi Pustaka

Judul yang diangkat penulis yaitu “Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Karyawan Berprestasi Berdasarkan Kinerja Berbasis Web Menggunakan Metode Analytical Hierarcy Proses”. Mengacu pada penelitian oleh Diah Rusdiana I.P angkatan 2003 mahasiswi Teknik Informatika dari Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Tema yang diambil dari penelitian sebelumnya yaitu “Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Bonus Dengan Metode Analytical Hierarcy Proses”. Pada tugas akhir ini menggunakan Judul yang diangkat penulis yaitu “Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Karyawan Berprestasi Berdasarkan Kinerja Berbasis Web Menggunakan Metode Analytical Hierarcy Proses”. Mengacu pada penelitian oleh Diah Rusdiana I.P angkatan 2003 mahasiswi Teknik Informatika dari Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Tema yang diambil dari penelitian sebelumnya yaitu “Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Bonus Dengan Metode Analytical Hierarcy Proses”. Pada tugas akhir ini menggunakan

Sedangkan pada penelitian “Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Karyawan Berprestasi Berdasarkan Kinerja Berbasis Web Menggunakan Metode Analytical Hierarcy Proses ” dan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database-nya adalah MySQL. Macromedia Dreamweaver 8 dan adobe Photoshop CS2 sebagai editor layout dan desain. Kriteria-kriteria yang dimasukkan ada delapan kriteria dengan tiga alternatif. Didalam sistem terdapat tiga entitas yaitu Pimpinan, User dan Admin dimana yang memberikan penilaian adalah Pimpinan.

BAB III GAMBARAN UMUM

3.1 Profil PT Anindya Mitra Internasional PT Anindya Mitra Internasional merupakan hasil perubahan bentuk badan

hukum Perusahan Daerah Aneka Industri dan Jasa "ANINDYA" Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor

8 Tahun 2004 tentang Perubahan Bentuk Badan Hukum Perusahan Daerah Aneka Industri dan Jasa "ANINDYA" Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Menjadi Perseroan Terbatas (PT). PT Anindya Mitra Internasional didirikan berdasarkan Akta Nomor 11 tertanggal 28 November 2005 sebagaimana terakhir kali diubah dengan Akta Nomor 9 tertanggal 29 Desember 2005 yang dibuat oleh Notaris Mochammad Agus Hanafi, SH. di Yogyakarta. PT Anindya Mitra Internasional bergerak dalam bidang industri, jasa dan perdagangan umum. Saat ini Anindya memiliki enam divisi yakni Divisi Properti, Divisi Pariwisata, Divisi Perdagangan, Divisi Pertambangan, Divisi Percetakan & Penerbitan serta Divisi Rekayasa Industri (Purosani Engineering).

Sebelum menjadi Perseroan Terbatas, Anindya memiliki nama resmi Perusahaan Daerah Aneka Industri dan Jasa "ANINDYA" Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang merupakan usaha Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang dibentuk melalui Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 1987. Perusahaan ini merupakan merger dari

1. Perusahaan Daerah Percetakan Negeri

2. Perusahaan Daerah Pertambangan

3. Perusahaan Daerah Purosani

4. Perusahaan Daerah Arga Jasa

5. Perusahaan Daerah Pabrik Kulit Adi Carma

3.2 Tujuan PT Anindya Mitra Internasional

Membangun karya inovatif dengan mensinergikan gagasan, jaringan dan regulasi secara efektif dan terintegrasi dalam semangat enterpreneurship

3.3 Visi dan Misi PT Anindya Mitra Internasional

Visi : Menjadi lembaga usaha yang tangguh, profesional dan mandiri yang berperan sebagai agen pembangunan daerah.

Misi :

1. Pioner dalam pengembangan usaha strategis dalam pembangunan daerah

2. Akselerator bagi pengembangan ekonomi masyarakat

3. Sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)

3.4 Struktur Organisasi

Berikut adalah struktur organisasi dalam PT.Anindya Mitra International dimana mempunyai lima divisi yaitu divisi pariwisata, divisi perdagangan, divisi percetakan & penerbitan, divisi property dan divisi pertambangan.

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

4.1 Analisis dan Kebutuhan

Sistem yang akan dibangun merupakan sistem pendukung keputusan penilaian karyawan berprestasi berdasarkan kinerja karyawan berbasis web dengan menggunakan metode AHP. Pada prosesnya aplikasi AHP akan memproses data kasus pengambilan keputusan dalam model hierarki sebagai wujud dari representasi suatu masalah atau kasus oleh user.

Aplikasi ini memiliki tujuan untuk memberikan suatu pertimbangan alternatif terbaik dari berbagai pilihan atau opsi alternative yang ada, yang kemudian dapat diambil sebagai suatu keputusan. Penentuan suatu alternatif terbaik diperoleh dari suatu proses perhitungan sistematis. Di dalam metode AHP terdapat proses pembobotan pada perbandingan opsi. Pembobotan dan prioritas dapat ditentukan dengan cara melakukan perbandingan antara kriteria dan alternatif, nilai seluruh alternatif kriteria bisa disesuaikan dengan judgement yang telah ditentukan. Bobot dan prioritas dihitung dengan memanipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematika. Pada aplikasi ini terdapat dua perhitungan yaitu perhitungan priority weight sebagai pemberi nilai prioritas dan perhitungan consistency ratio (CR) sebagai indicator apakah proses pembibitan dapat diterima atau ditolak sehingga pembobotan harus diulang. Pada satu tingkatan, proses akan berakhir pada perhitungan nilai prioritas. Bila semua opsi Aplikasi ini memiliki tujuan untuk memberikan suatu pertimbangan alternatif terbaik dari berbagai pilihan atau opsi alternative yang ada, yang kemudian dapat diambil sebagai suatu keputusan. Penentuan suatu alternatif terbaik diperoleh dari suatu proses perhitungan sistematis. Di dalam metode AHP terdapat proses pembobotan pada perbandingan opsi. Pembobotan dan prioritas dapat ditentukan dengan cara melakukan perbandingan antara kriteria dan alternatif, nilai seluruh alternatif kriteria bisa disesuaikan dengan judgement yang telah ditentukan. Bobot dan prioritas dihitung dengan memanipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematika. Pada aplikasi ini terdapat dua perhitungan yaitu perhitungan priority weight sebagai pemberi nilai prioritas dan perhitungan consistency ratio (CR) sebagai indicator apakah proses pembibitan dapat diterima atau ditolak sehingga pembobotan harus diulang. Pada satu tingkatan, proses akan berakhir pada perhitungan nilai prioritas. Bila semua opsi