Metode pendekatan psikologi dalam mengurangkan

METODE PENDEKATAN PSIKOLOGI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Umum

Iwan Aji Santa
Nim. 06.20301.00090

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2009

Psikologi
I. Definisi Psikologi
Psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos =
kata, dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena
sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi
dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya,
sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari tingkah laku dan proses mental.
Berbicara tentang hal jiwa, terlebih dahulu kita harus dapat membedakan
antara nyawa dengan jiwa. Nyawa adalah daya jasmaniah yang adanya tergantung

pada hidup jasmani dan menimbulkan perbuatan badaniah (organic behavior),
yaitu perbuatan yang ditimbulkan oleh proses belajar. Misalnya : instink, reflek,
nafsu dan sebagainya. Jika jasmani mati, maka mati pulalah nyawanya.
Sedangkan jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat abstrak, yang
menjadi penggerak dan pengatur bagi sekalian perbuatan-perbuatan pribadi
(personal behavior) dari hewan tingkat tinggi manusia. Perbuatan pribadi ialah
perbuatan sebagai hasil proses belajar yang dimungkinkan oleh keadaan jasmania,
rohania, social dan lingkungan. Proses belajar ialah proses untuk meningkatkan
kepribadian (personality dengan jalan berusaha mendapatkan pengertian baru,
nilai-nilai baru, dan kecakapan baru, sehingga ia dapat berbuat yang lebih sukses
dalam menghadapi kontradiksi-kontradiksi dalam hidu[. Jadi jiwa mengandung
pengertian-pengertian, nilai-nilai kebudayaan dan kecakapan-kecakapan.

Ilmu jiwa berdasarkan atas renungan-renungan untuk mencari jawaban :
Apakah jiwa itu ? Dari mana asalnya ? Bagaimana sifatnya ? Di mana
tempatnya ? Apa tujuannya ? Kemana perginya dan seterusnya, disebut Ilmu jiwa
kehikmatan atau Ilmu jiwa metafisis.
Bila dibandingkan dengan ilmu-ilmu lain seperti : ilmu pasti, ilmu alam
dan lain-lain, maka ilmu jiwa dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan yang
serba kurang tegas, sebab ilmu ini mengalami perubahan, tumbuh, berkembang

untuk mencapai kesempurnaan. Karena sifatnya yang abstrak, maka kita tidak
dapat mengetahui jiwa secara wajar, melainkan kita hanya dapat mengenal
gejalanya saja.
II. Obyek Pembahasan Psikologi
Setiap ilmu pengetahuan mempunyai obyek tertentu dalam
pembahasannya. Obyek ilmu tumbuh-tumbuhan misanya mempercakapkan
tentang tumbuh-tumbuhan. Obyek ilmu hewan ialah dunia hewan. Obyek ilmu
falak ialah matahari, bulan, bintang dan seterusnya.
Demikian pula ilmu jiwa juga mempunyai obyek, yaitu jiwa. Seperti yang
di jelaskan di atas bahwa jiwa itu sampai saat ini masih belum diketahui. Ia
bersifat abstrak, tidak dapat dilihat, didengar, dirasa, dicium, ataupun diraba
dengan panca indera kita.

III.Fungsi Ilmu Psikologi
Psikologi memiliki tiga fungsi sebagai ilmu yaitu:


Menjelaskan
Yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku
itu terjadi. Hasilnya penjelasan berupa deskripsi atau bahasan yang bersifat

deskriptif.



Memprediksikan
Yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa, bagaimana, dan
mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil prediksi berupa prognosa, prediksi
atau estimasi.



Pengendalian
Yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan.
Perwujudannya berupa tindakan yang sifatnya prevensi atau pencegahan,
intervesi atau treatment serta rehabilitasi atau perawatan.

IV. Pendekatan Psikologi
Tingkah laku dapat dijelaskan dengan cara yang berbeda-beda, dalam
psikologi sedikitnya ada 5 cara pendekatan yaitu :
1. Pendekatan neurobiologist

Tingkah laku manusia pada dasarnya dikendalikan oleh aktivitas otak dan
sistem syaraf. Pendekatan neurobiologis berupaya mengaitkan perilaku yang
terlihat dengan impuls listrik dan kimia yang terjadi didalam tubuh serta
menentukan proses neurobiologi yang mendasari perilaku dan proses mental.
2. Pendekatan perilaku
Menurut pendekatan perilaku, pada dasarnya tingkah laku adalah respon
atas stimulus yang datang. Secara sederhana dapat digambarkan dalam model S -

R atau suatu kaitan Stimulus - Respon. Ini berarti tingkah laku itu seperti reflek
tanpa kerja mental sama sekali. Pendekatan ini dipelopori oleh J.B. Watson
kemudian dikembangkan oleh banyak ahli, seperti B.F.Skinner, dan melahirkan
banyak sub-aliran.
3. Pendekatan kognitif
Pendekatan kognitif menekankan bahwa tingkah laku adalah proses
mental, dimana individu (organisme) aktif dalam menangkap, menilai,
membandingkan, dan menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi. Individu
menerima stimulus lalu melakukan proses mental sebelum memberikan reaksi atas
stimulus yang datang.
4. Pendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisa dikembangkan oleh Sigmund Freud. Ia meyakini

bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar.
Sehingga tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, seperti
keinginan, impuls, atau dorongan. Keinginan atau dorongan yang ditekan akan
tetap hidup dalam alam bawah sadar dan sewaktu-waktu akan menuntut untuk
dipuaskan.
5. Pendekatan fenomenologi
Pendekatan fenomenologi ini lebih memperhatikan pada pengalaman
subyektif individu karena itu tingkah laku sangat dipengaruhi oleh pandangan
individu terhadap diri dan dunianya, konsep tentang dirinya, harga dirinya dan
segala hal yang menyangkut kesadaran atau aktualisasi dirinya. Ini berarti melihat
tingkah laku seseorang selalu dikaitkan dengan fenomena tentang dirinya.

DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmad, Psikologi Umum, Surabaya: PT Bina Ilmu.
Patty, Kasmiran Woeryo, Noor Syam, Wayan Ardhana, Indung Saleh, 1982,
Pengantar Psikologi Umum, Surabaya: Usaha Nasional.