PENGEMBANGAN KURUKULUM PENDIDIKAN ANAK U

PENGEMBANGAN KURUKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Endri Yanti
17330016
[email protected]
Program Pascasarjana
Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

ABSTRAK
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Kurikulum PAUD tidak hanya menyangkut sisi akademik tetapi juga psikologis dan
medis karena siswa paud adalah anak dibawah lima tahun, aspek perkembangan anak
dibagi dalam beberapa tahap yaitu 0-2 tahun 2- 4 tahun dan 4-5 tahun sehingga
kurikulumnya harus disesuaikan dengan perkembangan anak. 10 Prinsip-Prinsip
Pembalajaran PAUD Kurikulum 2013 Dalam Buku Panduan Pendidik Kurikulum
2013 PAUD Anak Usia 5-6 Tahun.Lingkup kurikulum PAUD meliputi: 1) Program
kegiatan pembentukan prilaku yang meliputi penegembangan moral dan agama,
pengembangan sosial dan emosional, dan keterampilan hidup; 2) Program kegiatan
pengembangan kemampuan dasar, yang meliputi: pengembangan kognitif,

pengembangan bahasa, pengembangan motorik, dan penegembangan seni. Pelayanan
Paud terbagi atas TK Kelompok bermain tempat penitipan anak dan satuan
pendidikan PAUD. Kurikulum PAUD tentu berbeda dengan kurikulum tingkat dasar
dan menegah yang memuat delapan setandar sedangkan standar PAUD terdiri atas
empat kelompok, yaitu: 1) Standar Tingkat Pencapaian, 2) Standar Pendidik dan
Tenaga Kependidikan, 3) Standar Isi, Proses, dan Penilaian, dan 4) Standar Sarana
dan Prasarana, Pengelolaan dan pembiayaan.

A. Pendahuluan
Pada usia 0-6 tahun (menurut UU No 20 tahun 2003), 0-7 tahun adalah
usia emas /Golden Age karena pada usia ini perkembangan otak percepatannya
hingga 80% dari keseluruhan otak orang dewasa. Hal ini menunjukkan bahwa
seluruh potensi dan kecerdasan serta dasar-dasar perilaku seseorang telah mulai
terbentuk pada usia tersebut. (Anita. 2013:32)
Menurut Suryana (2014:68) usia satu sampai dua tahun. Pada usia tahun
kedua perkembangan dan kemampuan belajar akan berkembang dengan cepat.
Aktivitas fisik anak usia satu sampai dua tahun bagaikan batere yang penuh tidak
ada habisnya, antusiame, dan rasa ingin tahu yang tinggi. Usia satu tahun menuju
dua tahun merupakan sebagai akhir dari kemampuan seorang bayi dan membuka
kemampuan yang baru bagi usianya. Pada usia ini berkembang kemampuan

gerak, otonomi, dan kemampuan menolong diri sendiri dari apa yang
dikerjakannya,

seperti

saat

anak

baru

belajar

mencuci

tangan

dan

mengeringkannya, belajar makan sendiri, atau memakai baju sendiri. Anak usia

ini mencoba melakukan pekerjaannya sendiri walaupun merasakan kesulitan dan
dapat menjadikan keluar emosionalnya. Pada usia ini orang dewasa harus
memperhatikan kemanan dan keselamatan, karena pada usia ini anak sedang
beracia Dada masa ek snlorasi denoan berjalan dan berlari, sehingga perlu
mendapatkan ruang gerak yang cukup dengan memperhasikan keamanan dan
keselamatan. Anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga berada pada
tahap trial and error.
Kesadaran akan kebutuhan pendidikan kini cenderung meningkat. Pendidikan
secara universal dapat dipahami sebagai upaya pengembangan potensi kemanusiaan
secara utuh dan penanaman nilai nilai sosial budaya yang diyakini oleh sekelompok
masyarakat agar dapat mempertahankan hidup dan kehidupan secara layak. Sarana
utama untuk membangun harkat, martabat dan derajat manusia adalah melalui jalur
pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. (Hasballah. 2014:13)
Salah satu komponen oprasional pendidikan sebagi suatu system adalah
materi. Materi pendidikan adalah semua bahan pelajaran yang disampaikan kepada

peserta didik dalam suatu system institusional pendidikan. Materi pendidikan ini lebih
dikenal dengan istilah kurikulum, sedangkan kurikulum menunjuk kepada materi
yang sebelumnya telah disusun secara sistematis guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Pada hakekatnya belajar harus berlangsung sepanjang hayat. Untuk
menciptkan generasi yang berkualitas masyarakat sangat mengharapkan adanya
pendidikan yang memadai untuk putra putrinya terlebih pada saat mereka masih
berada dalam tataran usia dini. Dewasa ini, isu hangat dalam dunia pendidikan adalah
tentang

penyelenggaraan

Pendidikan

Anak

Usia

dini


(PAUD).

Dengan

diberlakukannya Undang-Undang No. 20 tahun 2003, maka sistem pendidikan di
Indonesia sekarang terdidri dari Pendidikan anak usia dini, Pendidikan dasar,
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi yang keseluruhannya merupakan
kesatuan yang sistemik. PAUD diselenggrakan sebelum jenjang pendidikan dasar
melalui kurikulum.
Menurut Suryana D (2015:2) pengembangan Kurikulum, artinya bukan
kurikulum baru seluruhnya. Khususnya pendekatan saintifik kaitannya dengan
penelitian ini, adalah bukan metode baru dalam proses belajar mengajar, namun
ternyata guru belum memahami secara utuh proses belajar mengajar melalui
pendekatan saintifik, guru belum memahami mengembangkan kemampuan
mengobservasi, mengembangkan kemampuan menanya anak, mengembangakan
kemampuan mengumpulkan informasi, mengembangkan kemampuan menalar, dan
mengembangkan kemampuan mengomunikasikan.

Hurlock, E. B. (2013:20) PAUD dapat diselenggarakan melalui jalur
pendidikan formal, nonformal dan atau informal. PAUD pada jalur pendidikan

formal berbentuk taman kanak kanak (TK) Raudatul Athfal (RA) atau bentuk lain
yang sederajat. PAUD pada jalur nonformal berbentuk kelompok bermain
(KOBER) taman penitipan kanak kanak (TPA) atau bentuk lain yang sederajat.
PAUD pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga dan yang
diselenggrakan oleh lingkungan masyarakat dimana ia tinggal. Batasan masalah
dalam penulisan makalah ini yaitu pengembangan kurukulum pendidikan anak
usia dini. Selanjutnya, tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu mendeskripsikan
pengembangan kurukulum pendidikan anak usia dini.

B. Landasan Teoritis
1. Hakikat Anak Usia Dini
Usia dini adalah masa keemasan anak yang juga tahap keemasan dari
keseluruhan pendidikan setiap orang masa ini adalah masa terbaik untuk
mengoptimalkan fungsi otak anak dengan memberikan stimulasi yang sesuai. karena
itu pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan pada anak anak
usia dini, yang dilaksanakan melalui pemberian rangsangan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani mereka agar mereka memiliki
kesiapan untuk memasuki pendidikan dasar dan kehidupan berikutnya. (Hasballah.
2014:21)
Pembagian rentang usia berdasarkan keunikan menurut Suryana (2015:4)

dalam tingkat pertumbuhan dan perkembangannya di Indonesia, tercantum dalam
buku kurikulum dan hasil belajar anak usia dini yang terbagi ke dalam rentang
tahapan. Pertama, Masa bayi berusia lahir – 12 bulan. Kedua, Masa “toddler” atau
batita usia 1-3 tahun. Ketiga, Masa prasekolah usia 3-6 tahun. Keempat, Masa
kelas B TK usia 4-5/6 tahun. Masa ini saat yang sangat tepat untuk meletakan
dasar dasar pengembangan kemampuan fisik, Bahasa, sosial emosional, konsep

diri, seni, moral dan nilai nilai agama, serta kecakapan hidup yang diberikan secara
terintegrasi dalam pelaksanaan pendidikan. Oleh karena itu, dibutuhkan kondisi
dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan
perkembangan anak tercapai.
Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia
ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan
kepribadian anak (Arief 2015:43). Usia dini merupakan usia di mana anak
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia dini disebut sebagai
usia emas (golden age). Makanan yang bergizi yang seimbang serta stimulasi yang
intensif sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut.
Sementara itu, menurut Anita (2014:32) dalam direktorat pendidikan anak
usia dini, pengertian anak usia dini adalah anak usia 0 – 6 tahun, baik yang
terlayani maupun yang tidak terlayani di lembaga pendidikan anak usia dini. 27 hal

ini sesuai dengan ketentuan umum Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan anak
usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani

dan

rohani

agar

anak

memiliki

kesiapan

dalam


memasuki

pendidikan lebih lanjut. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan
mendasar di sepanjang

rentang pertumbuhan dan perkembangan kehidupan

manusia. Pada masa ini ditandai oleh berbagai periode penting yang fundamental
dalam kehidupan anak selanjutnya sampai periode akhir perkembangannya. Salah
satu periode yang menjadi penciri masa usia dini adalah the golden age atau
periode keemasan.

2. Prinsip-prinsip Pengembangan Pembelajaran PAUD
Ahmad (2013:56) Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam
pembelajaran PAUD meliputi: 1) Berorientasi pada perkembangan anak. Dalam
melakukan kegiatan pembelajaran, guru perlu memberikan kegiatan yang sesuai
dengan tahapan perkembangan anak, maka perlu memperhatikan perbedaan anak. 2)
Bermain sambil belajar. Bermain adalah keinginan anak secara alamiah. Mainan
berpengaruh terhadap pertumbuhan anak. Kadang kadang anak anak lebih

mementingkan bermain daripada makan dan minum, maka seorang guru PAUD harus
dapat mengarahkan anak kepermainan yang dapat meningkatkan perkembangan
intelek (Kognitif) dan juga memilih permaian yang mengarah ke psikomotor.
Nurhaini (2014:40) bermain merupakan penedekatan dalam melaksanakan
pembelajaran PAUD. Kegiatan pembelajaran yang disiapkan oleh pendidik
hendaknya dilakukandalam situasi yang menyenangkan dan menggunakan strategi/
bahan yang menarik serta mudah diikuti anak. 3) Lingkungan Kondusif. Lingkungan
pemebelajaran harus diciptakan sedemikan menarik dan menyenagkan serta
demokratis sehingga anak selalu betah dalam lingkunaga sekolah baik didalam
maupun diluar kelas. Lingkunag belajar hendaknya tidak memisahkan anak dari nilai
nilai budayanya, yaitu tidak membedakan nilai nilai yamng dipelajari dirumah dan
disekoalh ataupun dilingkungan sekitar, seorang guru PAUD harus peka terhadap
karakteristik budaya masing masing anak. 4) Menggunakan berbagai media dan
sumber belajar. Setiap kegaiatan untuk menstimulasi perkembanagan potensi anak
perlu memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar, anatara lain lingkungan
alam sekitar atau bahan yang dibuat yang disiapkan oleh guru.
Prinsip-Prinsip Pembalajaran PAUD Kurikulum 2013 dengan pendekatan
sentifik. Pengertian prinsip-prinsip pembelajaran adalah kerangka teoretis sebuah
metode pembelajaran. Kerangka teoretis adalah teori-teori yang mengarahkan harus
bagaimana sebuah metode dilihat dari segi: (1) bahan yang akan dibelajarkan, (2)

prosedur pembelajaran (bagaimana siswa belajar dan bagaimana guru mengajarkan

bahan), (3) gurunya, dan (4) siswanya. Nurhaini (2014:43) 10 Prinsip-Prinsip
Pembalajaran PAUD Kurikulum 2013 usia 3-6 tahun disebutkan ada sepuluh prinsipprinsip pembelajaran PAUD yaitu sebagai berikut:
1. Belajar melalui bermain
Anak di bawah usia 6 tahun berada pada masa bermain. Pemberian
rangsangan pendidikan dengan cara yang tepat melalui bermain, dapat memberikan
pembelajaran yang bermakna pada anak.
2. Berorientasi pada perkembangan anak
Pendidik harus mampu mengembangkan semua aspek perkembangan sesuai
dengan tahapan usia anak. Guru harus tahu dengan perkembangan anak. Guru
dituntut harus selsktif dengan hal tersebut.
3. Berorientasi pada kebutuhan anak
Pendidik harus mampu memberi rangsangan pendidikan atau stimulasi
sesuai dengan kebutuhan anak, termasuk anak-anak yang mempunyai kebutuhan
khusus.
4. Berpusat pada anak
Pendidik harus menciptakan suasana yang bisa mendorong semangat
belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi, dan kemandirian
sesuai dengan karakteristik, minat, potensi, tingkat perkembangan, dan kebutuhan
anak.

5. Pembelajaran aktif
Pendidik harus mampu menciptakan suasana yang mendorong anak aktif
mencari, menemukan, menentukan pilihan, mengemukakan pendapat, dan melakukan
serta mengalami sendiri.
6. Berorientasi pada pengembangan nilai-nilai karakter
Pemberian rangsangan pendidikan diarahkan untuk mengembangkan nilainilai yang membentuk karakter yang positif pada anak. Pengembangan nilai- nilai
karakter tidak dengan pembelajaran langsung, akan tetapi melalui pembelajaran untuk
mengembangkan

kompetensi

pengetahuan

dan

keterampilan

serta

melalui

pembiasaan dan keteladanan.
7. Berorientasi pada pengembangan kecakapan hidup
Pemberian

rangsangan

pendidikan

diarahkan

untuk

mengembangkan

kemandirian anak. Pengembangan kecakapan hidup dilakukan secara terpadu baik
melalui pembelajaran untuk mengembangkan kompetensi pengetahuan dan
keterampilan maupun melalui pembiasaan dan keteladanan.
8. Didukung oleh lingkungan yang kondusif
Lingkungan pembelajaran diciptakan sedemikian rupa agar menarik,
menyenangkan, aman, dan nyaman bagi anak. Penataan ruang diatur agar anak dapat
berinteraksi dengan pendidik, pengasuh, dan anak lain.

9. Berorientasi pada pembelajaran yang demokratis
Pembelajaran yang demokratis sangat diperlukan untuk mengembangkan
rasa saling menghargai antara anak dengan pendidik, dan antara anak dengan anak
lain.
10. Pemanfaatan media belajar, sumber belajar, dan narasumber
Penggunaan media belajar, sumber belajar, dan narasumber yang ada di
lingkungan PAUD bertujuan agar pembelajaran lebih kontekstual dan bermakna.
Termasuk narasumber adalah orang-orang dengan profesi tertentu yang dilibatkan
sesuai dengan tema, misalnya dokter, polisi, nelayan, dan petugas pemadam
kebakaran.
Menurut Suryana (2017:70) pembelajaran dengan pendekatan saintifik
didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran
dengan pendekatan saintifik adalah untuk meningkatan kemampuan intelektual anak,
khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi anak; untuk membentuk kemampuan
anak dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik; terciptanya kondisi
pembelajaran di mana anak merasa bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan;
diperolehnya hasil capaian perkembangan yang signifikan; 1) untuk melatih anak
dalam mengomunikasikan ide-ide khususnya dalam menghasilkan suatu karya atau
pekerjaan; untuk mengembangkan karakter anak. 2) Prinsip-prinsip pembelajaran
dengan pendekatan saintifik.
3. Model Perkembangan Kurukulum PAUD
Menurut Suryana (2013:200) sikap mengajar guru pendidikan anak usia dini
tercermin pada respons guru terhadap setiap peristiwa dengan melakukan catatan,
sebagai usaha untuk mengetahui peristiwa-peristiwa khusus yang terjadi pada anak.
sikap mengajar guru yang positif di hadapan anak mempengaruhi terhadap kegiatan

pembelajaran yang diikuti oleh anak. saat guru memiliki sikap yang baik, maka anak
merasa kehangatan dan perasaan diperhatikan dan dipedulikan. Hal itu sejalan dengan
prinsip-prinsip pembelajaran bagi anak usia dini yang menerapkan pembelajaran
seraya bermain ataupun model-model pembelajaran.
Hurlock, E. B. (2013:23) model pembelajaran adalah langkah-langkah
pemebelajaran dengan memperhatikan karakteristik anak dan kompetensi yang akan
dicapai, interaksi dalam proses pembelajaran, alat/media, dan penilaian. Karena
model pemebalajaran di PAUD bersifat tematis yang dilakukan secara integrative,
maka pemebalajaran di PAUD tidak bisa dilakukan dengan metode tunggal,
pembelajaran yang dikenalkan di PAUD adalah yang bersifat paduan (integral).
Ada banyak model yang dapat digunakan diantaranya: 1) Model
keterhubungan (connected). Pembelajaran yang dilakukan mengaitkan satu pokok
bahasan dengan satu pokok bahasan berikutnya, mengaitkan satu konsep dengan
konsep lainnya, mengaitkan satu keterampilan dengan keterampilan lainnya.
kelebihan dari konsep ini adalah konsep utama saling terhubung mengarah pada
pengulangan dengan konsep lain. Kelemahannya disiplin disiplin ilmu tidak berkaitan
konten tetap pada disiplin ilmu. 2) Model jaring laba laba. Model jaring laba laba
adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan penedekatan tematik, pendekatan ini
pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu.
Model
menggambarkan

pembelajaran
proses

PAUD

rincian

dan

suatu

desain

penciptaan

atau

situasi

rancangan

yang

lingkungan

yang

memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran, sehingga terjadi perubahan
atau perkembangan pada diri anak. Adapun komponen model pembelajaran meliputi :
konsep, tujuan pembelajaran, materi/tema, langkah-langkah/prosedur, metode,
alat/sumber belajar, dan teknik evaluasi.
Ramli, M. (2015:45) penyusunan model pembelajaran di TK didasarkan pada
silabus yang dikembangkan menjadi perencanaan semester, satuan kegiatan

mingguan (SKM), dan satuan kegiatan harian (SKH). Dengan demikian model
pembelajaran merupakan gambaran konkrit yang dilakukan pendidik dan peserta
didik sesuai dengan satuan kegiatan harian.Ada beberapa model pembelajaran yang
dilaksanakan di Taman Kanak-Kanak, diantaranya adalah Model Pembelajaran
Klasikal, Model Pembelajaran Kelompok dengan Kegiatan Pengaman, Model
Pembelajaran Berdasarkan Sudut-Sudut Kegiatan, Model Pembelajaran Area, dan
Model Pembelajaran Berdasarkan Sentra. Model-model pembelajaran tersebut pada
umumnya menggunakan langkah-langkah yang relatif sama dalam sehari, yaitu
kegiatan

pendahuluan/awal,

kegiatan

inti,

istirahat/makan,

dan

kegiatan

akhir/penutup.
Menurut Hurlock, E. B. (2013:34) (1) Kegiatan pendahuluan adalah kegiatan
awal

dalam

pembelajaran

yang

ditujukan

untuk

memfokuskan

perhatian,

membangkitkan motivasi sehingga peserta didik siap untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran. (2) Kegiatan inti, merupakan proses untuk mencapai kompetensi dasar
yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan
partisipatif. Kegiatan inti dilakukan melalui proses eksplorasi, eksperimen, elaborasi,
dan konfirmasi. (3) Kegiatan penutup adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mengakhiri aktivitas pembelajaran. Bentuk kegiatannya berupa menyimpulkan,
umpan balik, dan tindak lanjut
4. Struktur Perkembangan Kurikulum PAUD
Menurut Hurlock, E. B. (2013:35) adalah suatu perencanaan pengalaman
belajar secara tertulis. khusus yang berkaitan dengan PAUD. Ia mengatakan bahwa
kurikulum adalah seluruh usaha/kegiatan sekolah untuk merangsang anak supaya
belajar dalam rangka pengembangan seluruh aspek yang ada pada dirinya baik
didalam maupun diluar kelas serta lingkungannya. Batasan ini dapat dikemukakan
bahwa semua upaya yang akan dilakukan dalam rangka pengembangan anak tertuang

dalam kurikulum. Ini berarti dari kurikulum dapat diketahui gambaran pengalaman
belajar apa yang akan diperoleh anak.
Hurlock, E. B. (2013:43) ruang Lingkup kurikulum PAUD meliputi: 1)
Program kegiatan pembentukan prilaku yang meliputi penegembangan moral dan
agama, pengembangan sosial dan emosional, dan keterampilan hidup; 2) Program
kegiatan pengembangan kemampuan dasar, yang meliputi: pengembangan kognitif,
pengembangan bahasa, pengembangan motorik, dan penegembangan seni.
Tabel 1.
Perbandingan Perkembangan Kurikulum PAUD
Tahun
2006

Usia Perkembangan
0 – 1 Tahun
1 – 2 Tahun
2 – 3 Tahun
3 – 4 Tahun
5 – 6 Tahun

Menu-Menu
Moral dan nilai nilai agama
Fisik
Bahasa
Kognitif
Sosial Emosional Seni

2009

0 – 1 Tahun
1 – 2 Tahun
2 – 3 Tahun
3 – 4 Tahun
5 – 6 Tahun

2013

0-3 bulan
1-2 bulan
6-9 bulan
9-12 bulan
1-2 tahun
2-3 tahun
3-4 tahun
5-6 tahun

Fisik
Bahasa
Kognitif
Seni
Moral dan Nilai nilai agama
Sosial dan emosional
Kemandirian
Agama dan moral
Motorik kasar
Motorik halus
Bahasa
Kognitif
Social emosional Seni
Ketempilan hidup

Menu Kurikulum PAUD tahun 2006 sampai tahun 2013 terbagi beberapa sub,
sebagai berikut.

Fisik

: Kemampuan dalam mengkordinasikan beberapa gerakan kasar (dapat
mengangkat kaki dan memainkan jari tangan)

Bahasa

: Kemampuan berbicara, kemampuan mendengar

Kognitif

: Kemampuan mengenal hubungan pola dan fungsi

Sosial Emosional : Berinteraksi dengan orang lain
Kemandirian

: Kemampuan makan

Menu kurikulum tahun 2006, 2009 dan 2013 untuk moral dan nilai agama
tidak terbagi sub. Adapun Struktur dan muatan kurikulum PAUD meliputi sejumlah
pengembangan keluasaan dan kedalamannya merupakan program belajar bagi peserta
didik pada satuan pendidikan.
Menurut Trianto (2014:42) struktur dan muatan kurikulum PAUD dapat
dikelompokan dalam lima cakupan program pembelajaran yaitu: 1) Program
pembelajaran agama dan akhlak mulia; 2) Program pembelajaran sosial dan
kepribadian; 3) Program pembelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; 4) Program
pembelajaran estetika; dan 5) Program pembelajaran jasmani, olah raga dan
kesehatan.

No
1.

Tabel 2.
Program Pembembangan Pembelajaran Pada Kurukulum PAUD
Program
Cakupan
Pembelajaran
Agama dan akhlak Peningkatan potensi spiritual peserta didik melalui contoh
mulia
pengalaman dari pendidik agar menjadi kebiasaan sehari hari,
baik didalam maupun di luar sekolah sehingga menjadi bagian
dari budaya sekolah.

2. Sosial dan

Pembentukan kesadaran dan wawasan peserta didik
hak kepribadian dan kewajibannya sebagai warga
masyarakat dan dalam interaksi sosial serta
pemahaman terhadap diri dan peningkatan
kualitas diri sebagai manusia sehinggamemiliki
rasapercaya diri

3.

4.

Pengetahuan dan
tekhnologi

Estetika

Mempersiapkan peserta didik secara akademik memasuki
SD/MI dengan menekankan pada penyiapan kemampuan
berkomunikasi dan berlogikamelalui berbicara, mendengarkan
pra membaca, pra menulis dan pra berhitungyang harus
dilaksanakan secara hati hati tidak memaksa dan menyengkan
sehingga anak menyukai belajar.
Meningkatkan sensitivitas kemampuan mengekpresikan diri
dan kemampuan mengekpresikan keindahandan harmoni yang
terwujud dalam tingkah laku keseharian.

C. Kesimpulan
Pengembangan kurikulum, artinya bukan kurikulum baru seluruhnya.
Khususnya pendekatan, bukan metode baru dalam proses belajar mengajar, namun
ternyata guru belum memahami secara utuh proses belajar mengajar melalui
pendekatan guru belum memahami mengembangkan kemampuan mengobservasi,
mengembangkan kemampuan menanya anak, mengembangakan kemampuan
mengumpulkan

informasi,

mengembangkan

kemampuan

menalar,

dan

mengembangkan kemampuan mengomunikasikan. Kurikulum PAUD tidak hanya
menyangkut sisi akademik tetapi juga psikologis dan medis karena siswa paud adalah
anak dibawah lima tahun, aspek perkembangan anak dibagi dalam beberapa tahap
yaitu 0-2 tahun 2- 4 tahun dan 4-5 tahun sehingga kurikulumnya harus disesuaikan
dengan perkembangan anak. Kurikulum PAUD tentu berbeda dengan kurikulum
tingkat dasar dan menegah yang memuat delapan setandar sedangkan standar PAUD
terdiri atas empat kelompok, yaitu: 1) Standar Tingkat Pencapaian, 2) Standar
Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 3) Standar Isi, Proses, dan Penilaian, dan 4)
Standar Sarana dan Prasarana, Pengelolaan dan pembiayaan

KEPUSTAKAAN

Dadan Suryana, Elina, Nurevi, dan Ratnawilis. 2015. Model Pembelajaran Berbasis
Pendekatan Sentifik Pada Anak-Anak Kota Padang. Dipa Universitas Negeri
Padang. Jurnal UNP/National.
Dadan Suryana. 2013. Pengetahuan Tentang Strategi Pembelajaran, Sikap, dan
Motivasi Guru. Jurnal National/Universitas Negeri Padang.
Dadan Suryana. 2014. Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Berbabasis
Perkebangan Anak. Jurnal National. ISSN. 1-72. April 2014.2337-9227.
Universitas Negeri Padang.
Dadan Suryana. 2017. Pembelajaran Tematik Terpadu Berbasis Pendekatan Saintifik
Di Taman Kanak-Kanak. Jurnal Pendidikan Usia Dini. Volume 11 Edisi 1, April
2017. Universitas Negeri Padang. DOI: https://doi.org/10.21009/JPUD.111.05.
Hasballah. 2014. Pertumbuhan dan perkembangan anak. Yayasan Pena: Banda Aceh.
Hurlock, E. B. 2013. Perkembangan Anak Jilid 2. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Nurhaini. 2014. Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Non Formal. Dinas
Pendidikan Propinsi Banten.
Ramli, M. 2015. Pendampingan Anak Usia Dini. Departemen Pendidikan Nasional:
Jakarta.
Sadiman, Arief. 2015. Media Pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta
Susanto, Ahmad. 2013. Perkembangan Anak Usia Dini.Kencana: Jakarta.
Trianto. 2014. Struktur dan Muatan Kurikulum PAUD. PT. Raja Grafindo Persada:
Jakarta
Yus, Anita. 2011. Penilaian Perkembangan Belajar Anak TK, Jakarta: Kencana.
Yus, Anita. 2013. Undang Undang Sisdiknas. Bandung: Citra Umbara.
Yus, Anita. 2014. Penilaian Perkembangan Belajar Anak TK, Jakarta: Kencana.