LAPORAN LENGKAP PENYAKIT TANAMAN ACARA

ACARA I. PENGENALAN GEJAL DAN TANDA PENYAKIT TANAM AN

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanaman dikatakan sakit bila ada perubahan seluruh atau sebagian organ tanaman yang menyebabkan terganggunya kegiatan fisiologis sehari-hari.Secara singkat penyakit tanaman adalah penyimpangan dari keadaan normal.Penyebab sakit bermacam-macam antara lain cendawan, bakteri, virus, kekurangan air, kekurangan atau kelebihan unsur hara. Berbagai penyakit yang umumnya timbul misalnya bercak daun, kudis, penyakit gosong, penyakit layu, penyakit karat dan penyakit embun tepung.Penyebabnya berbeda- beda, misal penyakit layu dapat disebabkan oleh bakteri ataupun jamur. Pengetahuan mengenai berbagai jenis mikroorganisme yang menyebabkan penyakit sangat diperlukan, sehingga kita bisa merencanakan bagaimana cara penanganan penyakit tersebut.

Penyebab penyakit dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu biotik atau parasit dan abiotik atau non parasit. Biotik yaitu penyebab penyakit yang sifatnya menular atau infeksius, msalnya jamur, bakteri, nematoda, mycoplasma dan tanaman tinggi parasitik. Abiotik yaitu penyebab penyakit yang sifatnya tidak menular atau non infeksius.Penyakit- penyakit karena penyebab abiotik sering disebut penyakit fisiologis/fisiogenis, sedangkan patogennya disebut fisiopath. Fisiopath tersebut antara lain kondisi cuaca yang tidak menguntungkan, kondisi tanah yang kurang baik, dan kerusakan karena mekanik dan zat- zat kimia.

Utamanya yang menyerang tanaman adalah pathogen.Pada waktu sekarang telah dikenal banyak macam patogen tumbuhan dan tidak sedikit diantaranya yang mempunyai arti ekonomi penting.Patogen adalah organism penyebab penyakit tanaman. Patogen (pathos = menderita + gen = asal-usul) merupakan agen yang menyebabkan penderitaan (sakit).Setiap macam tanaman dapat diserang oleh banyak macam patogen tumbuhan, begitu pula satu macam patogen ada kemungkinan dapat menyerang sampai berpuluh- puluh tanaman.Sering pula terjadi, bahwa patogen tumbuhan tertentu dapat menyerang satu macam organ tanaman atau ada pula yang menyerang berbagai macam organ tanaman.

Berdasarkan uraian diatas, untuk mengetahui suatu tanaman terserang penyakit baik penyakit abiotik maupun penyakit biotic maka diperlukan unruk melakukan praktikum ini.

1.2. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenal dan mendeskripsikan gejala-gejala penyakit tumbuhan dan tipe gejala penyakit tumbuhan.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Penyakit tanaman adalah terjadinya perubahan fungsi sel dan jaringan inang sebagai akibat gangguan yang terus menerus oleh agensi patogen atau faktor lingkungan dan berkembangnya gejala dan Ketidak mampuan tumbuhan untuk memberi hasil yang cukup kuantitas maupun kualitasnya. Konsep penyakit tumbuhan dikenal dengan konsep segitiga penyakit yang merupakan konsep timbulnya penyakit yang dipengaruhi oleh tanaman inang, patogen, dan faktor lingkungan. 1) Tanaman inang adalah tanaman yang berpengaruh terhadap timbulnya suatu penyakit tergantung dari jenis tanaman inang, kerentanan tanaman, bentuk dan tingkat pertumbuhan, struktur dan kerapatan populasi, kesehatan tanaman dan ketahanan inang dan tanaman inang terbagi atas tujuh golongan yaitu tanaman inang rentan, tanaman inang resisten, tanaman inang toleran, tanaman inang sekunder, tanaman inang primer, tanaman inang alternative, dan tanaman inang perantara; 2)Pathogen adalah organisme hidup yang mayoritas bersifat mikro dan mampu untuk dapat menimbulkan penyakit tumbuhan antara lain yaitu cendawan, virus, bakteri, nematode, spiroplasma dan riketsia; 3) Faktor lingkungan merupakan faktor yang dapat memberikan pengaruh terhadap timbulnya suatu penyakit dapat berupa suhu udara, intensitas dan lama curah hujan, intensitas dan lama embun, suhu tanah, kandungan air tanah, kesuburan tanah, kandungan bahan organik, angin, api dan pencemaran air (Adinugroho, 2008)

Penyebab munculnya penyakit tanaman secara garis besar dibagi menjadi 3 golongan pathogen utama, yaitu jamur (cendawan), bakteri, dan virus. Jamur (cendawan) merupakan salah satu yang berpotensi menyebabkan tanaman sakit yang terbagi dalam 4 kelas, yaitu Phycomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes, dan Deuteromycetes. Penyakit yang disebabkan oleh jamur (cendawan) antara lain penyakit rebah kecambah oleh Phythium sp, penyakit embun tepung oleh Paranospora parasitica, busuk lunak buah dan sayuran oleh Rhizopus sp, busuk lunak timun suri oleh Choanephora cucurbitarum, embun bulu pada jagung oleh Peronosclerospora maydis dan lain-lain (Wikipedia, 2012).

Bakteri adalah mikroorganisme bersel satu dengan ukuran yang sangat kecil (panjang 0,6µ - 3,5 µ), yang mempunyai bentuk bulat (kokus), silindris/batang (bacillus), spiral (spirilia/spirilum), koma (vibrion) dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop dengan perbesaran tinggi. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri antara lain penyakit Bakteri adalah mikroorganisme bersel satu dengan ukuran yang sangat kecil (panjang 0,6µ - 3,5 µ), yang mempunyai bentuk bulat (kokus), silindris/batang (bacillus), spiral (spirilia/spirilum), koma (vibrion) dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop dengan perbesaran tinggi. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri antara lain penyakit

Virus adalah partikel hidup yang ultra mikroskopik, parasit obligat, yang terdiri dari asam nukleat (RNA) dan selubung protein. Penyakit yang disebabkan oleh virus antara lain penyakit kerdil rumput (Grassy stunt) pada tanaman padi, penyakit mosaik tembakau oleh virus TMV (tobacco mosaic virus), penyakit tungro oleh virus Tungro pada tanaman padi dan lain-lain (Wikipedia, 2012).

Gejala adalah perubahan yang ditunjukkan oleh tumbuhan itu sendiri sebagai akibat adanya serangan suatu penyebab penyakit. Berdasarkan peruubahan yang terjadi pada sel tumbuhan, gejala penyakit tumbuhan dapat dibagi 3 (tiga) yaitu nekrotik, hipoplastis, dan hiperplastis. a) Nekrotik merupakan gejala yang terjadi akibat adanya kerusakan pada sel atau bagian sel bahkan kematian sel. Nekrotik terbagi atas hidrosis, klorosis, nekrosis, perforasi, busuk, eksudasi, layu, mati ujung (die back), dan terbakar. b) Hipoplastis merupakan gejala yang disebabkan karena terhambat atau terhentinya pertumbuhan sel. Hipoplastis terbagi atas etiolasi, kerdil, klorosis, perubahan simetri, dan roset. c) Hiperplastis merupakan gejala yang disebabkan karena adanya pertumbuhan sel yang lebih dari biasanya (overdevelopment). Hiperplastis terbagi atas fasiasi, intumesensia, erinose, kudis (Scab), menggulung atau mengeriting, prolepsis, sapu, erinos, dan sesidium (Fahmi, 2012).

Morfologi penyebab penyakit tumbuhan dibagi menjadi 2 (dua) kelompok yaitu yang bersifat biotik dan abiotik. penyakit biotik merupakan penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh penyakit infeksius bukan binatang dan dapat menular dari tumbuhan satu ke tumbuhan yang lain dengan patogen penyakit biotik meliputi jamur, bakteri, virus, nematode, tumbuhan tingkat tinggi parasitik, dan mikoplasma. Sedangkan penyakit abiotik merupakan penyakit yang disebabkan oleh penyakit noninfeksi atau penyakit yang tidak dapat ditularkan dari tumbuhan satu ke tumbuhan yang lain dengan patogen penyakit abiotik meliputi suhu tinggi, suhu rendah, kadar oksigen yang tak sesuai, kelembaban udara yang tak sesuai, keracunan mineral, kekurangan mineral, senyawa kimia alamiah beracun, senyawa kimia pestisida, polutan udara beracun, dan hujan es dan angin (Hasna, 2012).

Gejala dapat setempat (lesional) atau meluas (habital, sistemik). Gejala dapat dibedakan yaitu gejala primer dan sekunder.Gejala primer terjadi pada bagian yang terserang oleh penyebab penyakit. Gejala sekunder adalah gejala yang terjadi di tempat lain dari tanaman sebagai akibat dari kerusakan pada bagian yang menunjukkan gejala primer. Berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam sel, gejala dapat dibagi menjadi tiga tipe pokok yaitu: 1) Tipe nekrotis : Gejalanya disebut nekrosis, meliputi gejala-gejala yang terjadinya karena adanya kerusakan pada sel atau matinya sel. 2) Tipe hipoplastis : Gejalanya disebut hipoplasia, meliputi gejala-gejala yang terjadinya karena terhambatnya atau terhentinya pertumbuhan sel (underdevelopment). 3) Tipe hiperplastis : Gejalanya disebut hiperplasia, meliputi gejala-gejala yang terjadinya karena pertumbuhan sel yang melebihi biasa (overdevelopment) (Sinaga, 2006).

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum dilaksanakan pada hari selasa 10 November 2015 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

3.2. Alat dan Bahan Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah ose, mikroskop dan perlengkapan tulis menulis. Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah bintik-bintik pada daun mangga, mimifikasi jambu, karat daun dan kriting kacang tanah, busuk basah wortel, keriting pada daun cabe, kresek dan hawar padi dan penyakit TMP pada daun tomat.

3.3. Prosedur Kerja

Gejala Penyakit Tanaman

1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.

2. Diamati gejala-gejala pada bagian tubuh tanaman seperti, akar, batang, daun, bunga dan buah

3. Digambar dan dideskripsikan atau disimpulkan dari gejala yang diamati

BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan Tabel 1. Gejala Penyakit Tanaman

NO Bagian yang di amati Gejala yang di amati Nama penyakit Penyebab penyakit

1 Daun Mangga

Bercak dengan

Blight/hawar

Xanthomonas

warna coklat sampai

campestris

kehitaman, batas warna terlihat jelas.

2 Daun kecipir

Bintik-bintik yang Karat daun

Pacos pora

berwarna coklat

3 Padi

Pada ujung daun

Hawar daun

Xlantomonas

padi terdapat warna coklat

4 Daun kacang tanah

Bintik-bintik

Karat daun

Cescospora

berwarna coklat

5 Kacang tanah

Daun keriting dan keriting

Virus

kerdil

Daun tomat

warna coklat, kuning keriting

Mozaik virus

6 kecoklatan, dan kriting

7 Wortel (umbi)

Basah, berlendir,

Busuk Basah

Erwinia

berbau tidak sedap,

carotovora

terdapat warna coklat dan putih.

8 Buah jambu

Warna hitam pada Buah hitam

Jamur

seluruh bagian buah

9 Daun cabai

Bintik-bintik

krriting

Virus kuning

berwarna kuning pada permukaan

daun

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada bagian daun mangga yang terserang penyakit blight, gejala yang tampak adalah Bercak dengan warna coklat sampai kehitaman, dan batas warna terlihat jelas. Penyakit blight pada daun mangga termasuk tipe gejala nekrosis, yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas camperis. Daur hidup dari bakteri Xanthomonas camperis adalah sebagai patogen penyebab penyakit blight pada daun mangga merupakan parasit obligat merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya saja, serta mempunyai habitat yang sangat luas penyebarannya sampai keseluruh bagian tumbuhan. Pengendalian penyakit blight yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas camperis, adalah 1) Masa pratanaman, dengan sanitasi tanaman inang dan pemilihan varietas tahan sesuai sebaran ras; 2) Persemaian, dengan penggunaan benih sehat, Sanitasi inang pada saluran irigasi, dan Hindari penggenangan terlalu dalam;

3) Tanaman muda, dengan Pemupukan berimbang sesuai anjuran setempat, Sanitasi rerumputan sumber pathogen, Pengeringan lahan secara berkala, yaitu 1 hari diairi dan 3-

4 hari dikeringkan, dan terutama pada daerah endemik serangan penyakit; 4) Sanitasi lingkungan, dengan memotong bagian tanaman yang sakit dan membakarnya. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dari bagian daun kecipir pada bagian daun yang terserang karat daun, gejala yang tampak adalah terdapat bercak-bercak coklat seperti karat pada hampir semua permukaan daun yang di sebabkan oleh jamur pacospora yang menyebar melalui udara.pengendalian penyakit karat daun ini adalah dengan membakar langsung daun yang terserang agar tidak menyebar ke tanaman lain.

Padi yang terserang Gejala bercak-bercak sempit memanjang, berwarna coklat kemerahan, sejajar ibu tulang daun. Siklus infeksi jamur penyebab penyakit bercak daun mengadakan penetrasi ke jaringan melalui stomata. Miselia berkembang didalam jaringan parenkim dan didalam sel epidermis. Faktor lingkungan yang berpengaruh , dipengaruhi pemupukan dan kekeringan. Untuk pengendalian bercak daun pada tanaman padi ini yaitu dengan pemberian N, P, K yang sesuai, serta fungisida difenoconazol 1 kali dengan dosis 1cc per liter air 400-500 l/ha.

Pada kacang tanah Gejalanya yaitu muncul bercak – bercak cokelat memanjang di batang dan daun bagian bawah yang lama kelamaan menyebar kesemua bagian tanaman. Penyakit ini disebabkan oleh serangan cendawan Cescospora. Siklus penyakit ini dimulai dari penyebaran Cescospora dengan bantuan angin, hujan maupun serangga. Bagian tanman yang diserang biasanya adalah bagian batang dan daunnya. Pengendaliannya yaitu dengan menggunakan varietas tanamn yang resisten terhadap penyakit atau hama yang menyerang, pergiliran tanaman, serta penggunaan pestisida yang tepat dan sesuai.

Pada pengamatan pada tanaman tomat yang terserang penyakit keriting pada daun terdapat gejala terdapat pada bagian pinggir daun mulai menggumpal atau mengkeriting dan terdapat bercak-bercak coklat. Infeksi terjadi karena akibat virus mozaik yang menyebar melalui udara.

pada wortel (Dacus carotavora) yang terserang penyakit Busuk basah, terdapat gejala serangan antara lain umbi pada tanaman wortel yang busuk hitam kecoklatan, terjadi pembusukan yang berair yang berair yang berbau tidak sedap, karena terjadi kerusakan jaringan tanaman. Bakteri berada dalam sel tanaman yang rusak (luka) dan mengeluarkan enzim-enzim yang dapat menyebar ke sel-sel sekelompoknya dan melarutkan midel lamela dindin sel. Hal ini diikuti oleh plasmolisa dan kematian sel. Jadi pada wortel (Dacus carotavora) yang terserang penyakit Busuk basah, terdapat gejala serangan antara lain umbi pada tanaman wortel yang busuk hitam kecoklatan, terjadi pembusukan yang berair yang berair yang berbau tidak sedap, karena terjadi kerusakan jaringan tanaman. Bakteri berada dalam sel tanaman yang rusak (luka) dan mengeluarkan enzim-enzim yang dapat menyebar ke sel-sel sekelompoknya dan melarutkan midel lamela dindin sel. Hal ini diikuti oleh plasmolisa dan kematian sel. Jadi

Pada buah jambu yang terserang jamur, gejala yang tampak pada buah jambu adalah bercak-bercak hitam pda buah yang masih muda,dan lama kelamaan bercak hitam tersebut menyebar ke seluruh bagian buah. Dan yang terakhir pengamatan pada daun cabai yang di sebabkan oleh virus kuning, gejala yang terjapi pada permukaan daun terdapat titik-titik kuning yang tersebar pada permukkaan dan lama-kelamaan bintik atau titik-titik tersebut menyebar ke seluruh daun.

BAB V KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal yaitu:

1. Penyebab penyakit pada tanaman berupa patogen, yakni jamur, bakteri, nematoda, dan virus.

2. Setiap tanaman memiliki gejala penyakit yang berbeda-beda, karena diesebabkan oleh jamur atau bakteri yang berbeda pula.

3. Gejala bercak dan karat pada daun rata-rata ditimbulkan oleh jamur.

4. Gejala busuk basah pada tanaman disebabkan oleh bakteri.

ACARA II. ISOLASI TANAMAN SAKIT

BABA I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia. Dengan berbagai teknik isolasi kita akan coba mengetahui teknik mana yang paling tepat dan paling baik untuk pertumbuhan bakteri atau mikroorganisme.

Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Setalah bakteri dan jamur yang akan diamati tumbuh barulah kita dapat mengamatinya. Untuk mengamatinya dapat menggunakan mikroskop untuk mengetahui struktur patogen tersebut.

Hal tersebut sangat penting kita mengetahui gejala bentuk fisik patogen tersebut karena pada mata kuliah ilmu penyakit tumbuhan tidak hanya mengetahui nama patogennya tetapi harus mengetahui bentuk fisik patogen tersebut agar dalam melakukan analisis patogen tidak terjadi kesalahan. Selain itu dengan mengetahui bentuk fisiknya kita dapat mengetahui perbedaan tiap patogen yang menyerang atau menginfeksi tanaman-tanaman apakah dengn patogen yang sama dapat menyerang tanaman lain atau tidak.

Berdasarkan uraian diatas, maka diperlukan melakukan praktikum ini untuk mengetahui morfologi mikroorganiame yang menyerang tanaman

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui morfologi beberapa jamur atau bakteri yang menyerang tanaman.

BAB II.TINJAUAN PUSTAKA

Dua mikroorganisme terdiri dari lima kelompok organisme; bakteri, protozoa, virus, sera algae dan cendawan mikroskopis. Kita mempelajari banyak segi mengenai jasad-jasad renik ini (juga dinanamakan mikrobe atau protista): di mana adanya, ciri- cirinya, kekerabatan antara sesamanya seperti juga dengan kelompok organisme lainnya, pengandaliannya, dan peranannya dalam kesehatan serta kesejahtaraan kita. Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita (Ferdias, 1992).

Isolasi mikroorganisme mengandung arti proses pengambilan mikroorganisme dari lingkungannya untuk kemudian ditumbuhkan dalam suatu medium di laboratorium. Proses isolasi ini menjadi penting dalam mempelajari identifikasi mikrobia, uji morfologi, fisiologi, dan serologi. Sedangkan pengujian sifat-sifat tersebut di alam terbuka sangat mustahill untuk dilakukan (Pelczar,1986).

Prinsip kerja isolasi bakteri cukup sederhana yakni dengan menginokulasikan sejumlah kecil bakteri pada suatu medium tertentu yang dapat menyusung kehidupan bakteria. Sejumlah kecil bakteri ini didapat dari bermacam-macam tempat tergantung dari tujuan inokulasi. Dalam kajian mikrobiologi yang berhubungan dengan sumber bakteri adalah mikrobia tanah, air, makanan dan udara (Talaro,1999).

Apabila ingin mendapatkan kultur murni suatu mikrobia yang digunakan adalah metode streak plate, karena hasil akhir metode ini adalah berupa kumpulan sel-sel yang semakin jarang pada ujung streak sehingga dapat diambil bakteri pada jumlah seluler (satu sel). Selain itu bakteri yang didapat seharusnya merupakan bakteri yang memang ingin dibiakkan di kultur tersebut dengan kata lain bukan bakteri kontaminan, sebab yang diambil/dicuplik adalah koloni bakteri yang berada di atass tr eak yang dibuat dan bukan di luars tr eak. Kelebihan metode ini adalah dapat segera diketahui adanya kontaminasi. Sedangkan kekurangannya metode ini sulit dilakukan dan hanya dapat digunakan untuk menumbuhkan bakteri aerob saja. (Burrrow,1959).

Ada bermacam-macam metode isolasi yang dapat digunakan. Macam-macam metode. Isolasi tersebut antara lain : (1) Isolasi tunggal merupakan metode isolasi dengan cara meneteskan bahan yang mengandung mikroorganisme pada suatu kaca penutup dengan menggunakan mikropipet, yang kemudian diteliti dibawah obyektif mikroskop. (2) Isolasi gores merupakan metode isolasi dengan cara menggeser atau menggoreskan ujung Ada bermacam-macam metode isolasi yang dapat digunakan. Macam-macam metode. Isolasi tersebut antara lain : (1) Isolasi tunggal merupakan metode isolasi dengan cara meneteskan bahan yang mengandung mikroorganisme pada suatu kaca penutup dengan menggunakan mikropipet, yang kemudian diteliti dibawah obyektif mikroskop. (2) Isolasi gores merupakan metode isolasi dengan cara menggeser atau menggoreskan ujung

Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan suatu jenis mikroba dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Pada percobaan penghitungan populasi jamur tanah dengan metode plat pengenceran. Untuk mengisolasi

jamur tanah pengenceran yang digunakan adalah pengenceran 10 -5 dan 10 . Pengenceran ini dimaksudkan untuk agar partikel-partikel tanah tidak ikut. Pada penentuan populasi

jamur tanah media agar yang digunakan adalah PDA yang telah diberi antibiotik. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat, karena dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya. Media yang digunakan dalam isolasi ini harus sesuai dengan mikroorganisme yang akan kita ketahui populasinya. Karena kalau tidak sesuai agarnya maka mikroorganisme tidak akan tumbuh. Jika sel-sel tersebut tertangkap oleh media padat pada beberapa tepat yang terpisah, maka setiap sel atau kumpulan sel yang hidup akan berkembang menjadi suatu koloni yang terpisah (Wikipedia, 2010).

BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa 10 November 2015 pukul 11.30 –

13.00 WITA di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

3.2. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu cawan petri, jarum ose dan lampu bunsen. Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu wortel yang terserang penyakit busuk buah.

3.3. Cara Kerja

Adapun cara kerja pada praktikum ini yaitu sebagai berikut ;

1. Disiapakan alat dan bahan,

2. Diambil organ tanaman yang sakit akibat infeksi jamur dan bakteri,

3. Dikorek bagian permukaan organ tanaman sakit dengan menggunakan jarum ose secara aseptis dan letakkan pada cawan petri yang sebelumnya telah diberi PDA.

4. Diisolasi selama 2 hari.

5. Diamati morfologi pada biakan tersebut dan dicatat morfologinya.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

A. Isolasi jamur pada tanaman kecipir Isolasi jamur pada media PDA berwarna putih dan seperti kapas

B. Isolasi bakteri wortel Isolasi bakteri pada media NA berwarna putih dan bentuk koloninya bulat halus. Tabel 2. Bentuk koloni bakteri

Bentuk koloni

Dari atas

Dari samping

Tepi koloni

Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Proses pemisahan atau pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam- macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya.

Bakteri dapat mengubah dirinya dari bentuk vegetatif menjadi spora apabila dalam keadaan memburuk. Pada bentuk spora kegiatan bakteri akan berhenti, tidak bermetabolisme ataupun bereproduksi (dorman). Dalam bentuk ini bakteri sangat resisten dan bisa tahan hidup dalamwaktu lama meskipun dalam keadaan lingkungan yang kurang baik karena panas, kekurangannutrien, radiasi, ultraviolet, atau adanya zat kimia toksik. Bakteri yang kita amati pada praktikum ini hanya perlu waktu 24 jam untuk mengamatinya agar praktikan dapat menghitung jumlah bakteri tersebut dengan Bakteri dapat mengubah dirinya dari bentuk vegetatif menjadi spora apabila dalam keadaan memburuk. Pada bentuk spora kegiatan bakteri akan berhenti, tidak bermetabolisme ataupun bereproduksi (dorman). Dalam bentuk ini bakteri sangat resisten dan bisa tahan hidup dalamwaktu lama meskipun dalam keadaan lingkungan yang kurang baik karena panas, kekurangannutrien, radiasi, ultraviolet, atau adanya zat kimia toksik. Bakteri yang kita amati pada praktikum ini hanya perlu waktu 24 jam untuk mengamatinya agar praktikan dapat menghitung jumlah bakteri tersebut dengan

Apabila digunakan media cair, sel-sel mikroba sulit dipisahkan secara individu karena terlalu kecil dan tidak tetap tinggal di tempatnya. Akan tetapi bila sel-sel tersebut di pisahkan dengan cara pengenceran, kemudian di tumbuhkan dalam media padat dan di biarkan membentuk koloni, maka sel-sel tersebut selanjutnya dapat diisolasi dalam tabung-tabung reaksi atau cawan petri yang terpisah.

Fungi (jamur adalah sel mikroskopis yang tumbuh memanjang seperti benang yang dikenal dengan hypa. Diameter hypa hanya beberapa µm, tetapi dapat tumbuh memanjang hingga mencapai beberapa meter. Beberapa fungi hanya bersel satu seperti ragi. Hypa yang tumbuh membentuk masa disebut mycelium atau tebal menyerupai kawat dan disebut sebagai rhizomorphs yang tampak seperti akar.Pada isolasi jamur dengan metode pengenceran ini dilakukan pengamatan sebanyak 3 kali yaitu setelah 48 jam, 72 jam dan 96 jam. Hal ini dikarenakan pada jamur masih membutuhkan proses yang cukup lama untuk menjadi jamur dan memiliki hifa, sehingga pada pengamatan 48 jam masih terhitung banyak koloni yang telah terhitung seperti yang ada pada hasil, namun secra kesuluruhan data golongan, semakin lama lama yaitu pada pengamatan ke 72 jam dan 96 jam jika di rta – rata hasil yang diamati jumlah koloni jamur semakin berkurang, hal ini dikarenakan semakin lama waktu yang digunakan untuk mengamati maka jamur tersebut akan berkembang tau berdefernsiasi dan memebentuk atau menggorombol menjadi satu dan membentuik hifa, sehingga ketika diamati koloni – koloni tersebut menjadi semakin sedikit. Perubahan – perubahan ini dikarenakan jamur mulai berkembang biak dan memebutuhkan proses yang lebih lama dibandingkan dengan bakteri.

Jumlah jamur dapat mendominasi didalam tanah dibandingkan dengan mikroorganisme yang lain. Disebabkan jamur mempunyai ukuran yang relatif besar. Namun, pada media yang digunakan dalam praktikum jamur tidak dapat tumbuh dengan optimum. Hal ini dapat disebabkan karena antibiotik untuk mencegah adanya mikroorganisme lain tumbuh pada media tidak bekerja secara mksimal sehingga ada bakteri dan mikroorganisme lain yang tumbuh pada media PDA ini. Sehingga pertumbuhan jamur pun terhambat. Dari hasil penuangan suspensi tanah kedalam petridish didapat koloni jamur, dimana terdapat koloni yang berukuran kecil yang Jumlah jamur dapat mendominasi didalam tanah dibandingkan dengan mikroorganisme yang lain. Disebabkan jamur mempunyai ukuran yang relatif besar. Namun, pada media yang digunakan dalam praktikum jamur tidak dapat tumbuh dengan optimum. Hal ini dapat disebabkan karena antibiotik untuk mencegah adanya mikroorganisme lain tumbuh pada media tidak bekerja secara mksimal sehingga ada bakteri dan mikroorganisme lain yang tumbuh pada media PDA ini. Sehingga pertumbuhan jamur pun terhambat. Dari hasil penuangan suspensi tanah kedalam petridish didapat koloni jamur, dimana terdapat koloni yang berukuran kecil yang

Dalam hal ini ammonium teroksidasi membentuk nitrat dan ion nitrogen yang mengakibatkan penurunana pH tanah. Faktor lingkungan seperti pH tanah, pupuk anorganik, kandungan bahan organic, dan kelembaban tanah merupakan faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan fungi.

BAB V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Isolasi adalah cara untuk mendapatkan biakan murni.

2. Sterilisasi mutlak dibutuhkan pada saat isolasi.

3. Untuk mengetahui mikrobiologi dan perkembangannya dapat dilakukun dengan menggunakan media yang telah di tentukan dan diamati secara teliti sehingga memperoleh data yang sesuai.

4. Perkembangan bakteri jeruk dapat diteliti dengan metode isolasi pour plate dan streak plate.

5. Sedangkan perkembangan jamur tempe dapat diteliti dengan metode Isolasi jamur tempe .

ACARA III. PENGENALAN MORFOLOGI JAMUR DAN BAKTERI

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jamur Fusarium sp. merupakan salah satu anggota famili Tuberculariaceae, ordo Hypocreales yang potensial sebagai penghasil mikotoksin yang banyak dijumpai pada bahan makanan ternak maupun bahan pangan. Jamur ini berada dimana-mana, bersifat saprofit dan parasit. Jamur ini dapat bertahan lama dalam tanah dengan bentuk klamidiospora. Jamur melakukan infeksi pada akar terutama melalui luka-luka atau melalui luka pada akar. Fusarium dapat berkembang pada suhu tanah 21- 33˚C, dengan suhu optimumnya adalah 28˚C. Jamur Fusarium dapat hidup pada pH tanah yang luas

variasinya. (Medhy, 2013). Pengamatan morfologi sangat penting untuk identifikasi dan determinasi. Bahkan pengamatan morfologi ini lebih penting daripada pengamatan fisiologis. Terdapat beberapa cara atau metode pengamatan yaitu dengan pembuatan slide cultur atau hanging drop . Untuk pengamatan morfologi dapat dilakukan pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis. (Medhy, 2013).

Bakteri dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu Gram positif dan Gram negatif didasarkan pada perbedaan struktur dinging sel. Pada umumnya bakteri gram negatif lebih tahan terhadap aktivitas antimikroba dibandingkan dengan bakteri gram positif. Perbedaan daya tahan ini disebabkan karena perbedaan komponen penyusun dinding sel . Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang terdiri dari 40 lapis rangka dasar murein, meliputi 30-70 % berat kering dinding sel bakteri. Sementara bakteri Gram negatif memiliki 1 lapis rangka dasar murein, dan hanya meliputi + 10% dari berat kering dinding sel.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk melakukan pengamatan dan pengukuran, bentuk ukuran dan warna dari spora, hifa, tangkai pendukung spora atau sifat yang spesifik lainnya yang ditemukan pada waktu pengamatan serta untuk mengetahui sifat-sifat bakteri dengan pengecatan gram.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Fungi (jamur) merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum. Fungi umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan dan reproduksinya. Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Tubuh jamur tersusun atas komponen dasar yang disebut hifa. Hifa merupakan pembentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium yang menyusun jalinan-jalinan semua menjadi tubuh. Bentuk hifa menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa (Aqsha, 2013).

Sebagian besar tubuh fungi terdiri dari atas benang-benang yang disebut hifa, yang saling berhubungan menjalin semacam jala yaitu miselium. Miselium dapat dibedakan atas miselium vegetatif yang berfungsi meresap menyerap nutrient dari lingkungan , dan miselium fertile yang berfungsi dalam reproduksi. Fungi tingkat tinggi maupun tingkat rendah mempunyai cirri khas yaitu berupa benang tunggal atau bercabang-cabang yang disebut hifa. Fungi dibedakan menjadi dua golongan yaitu kapang dan khamir.(Medhy, 2013).

Bakteri berasal dari kata bakterion, dalam bahasa Yunani itu berarti tongkat atau batang. Sekarang nama itu dipakai untuk menyebut sekelompok mikroorganisme yang bersel satu, tidak berklorofil, berbiak dengan pembelahan diri, serta demikian kecilnya sehingga hanya tampak dengan mikroskop (Dwidjoseputro, 1998).

Bakteri tersusun atas dinding sel dan isi sel. Disebelah luar dinding sel terdapat selubung atau kapsul. Di dalam sel bakteri tidak terdapat membrane dalam (endomembran) dan organel bermembran seperti kloroplas dan mitkondria. Struktur tubuh bakteri dari lapisan luar hingga bagian dalam sel yaitu flagela, dinding sel, membrane sel, mesosom, lembaran fotosintetik, sitoplasma, DNA, plasmid, ribosom, dan endospora (Itamar, 2004).

Jamur Fusarium sp. merupakan salah satu anggota famili Tuberculariaceae, ordo Hypocreales yang potensial sebagai penghasil mikotoksin yang banyak dijumpai pada bahan makanan ternak maupun bahan pangan. Jamur ini berada dimana-mana, bersifat saprofit dan parasit. Jamur ini dapat bertahan lama dalam tanah dengan bentuk Jamur Fusarium sp. merupakan salah satu anggota famili Tuberculariaceae, ordo Hypocreales yang potensial sebagai penghasil mikotoksin yang banyak dijumpai pada bahan makanan ternak maupun bahan pangan. Jamur ini berada dimana-mana, bersifat saprofit dan parasit. Jamur ini dapat bertahan lama dalam tanah dengan bentuk

variasinya. Ada beberapa macam metode pengecatannya yaitu sebagai berikut 1) Pengecatan diferensial. Prosedur pengecatan yang menampilkan perbedaan diantara sel-sel mikrobe atau bagian-bagian sel mikroba disebut teknik pewarnaan diferensial. Dengan teknik ini biasanya digunakan lebih dari satu larutan zat pewarna atau reagen pewarna ( Pelczar dan Chan, 1986). 2) Pengecatan Gram. Pengecatan ini pertama kali dikemukan oleh Cristian

Gram (1884). Dengan pengecatan ini film bakteri mula-mula dilapisi dengan larutan zat warna karbol gentinviolet (karbol violet, karbol metal violet) dan didiamkan beberapa lama, kemudian disiram dengan larutan iodium dan dibiarkan terendam dalam waktu yang sama, sampai tingkat pengecatan ini selesai, semua bakteri akan berwarna ungu, selanjutnya preparat di dekolorisasi dengan alkohol atau campuran alkohol dengan aseton sampai semua zat warna tampak luntur dari film. Setelah dicuci dengan air, preparat diberi warna kontras (counterstan), seperti safranin korbol tuksin encer, air tuksin, tengguli bismack, dan lain-lain.

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum dilaksanakan pada hari selasa 17 November 2015 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

3.2. Alat dan Bahan Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah lampu spritus, korek api, jarum ent dan cawan petri. Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah biakan bakteri 1, bakteri 2 dan jamur Fusarium sp.

3.3. Prosedur Kerja

Cara Kerja untuk Jamur :

1. Diambil koloni jamur dengan menggunakan jarum ose dan diletakkan pada gelas benda disamping lampu spiritus agar tetap steril.

2. Ditutup dengan gelas penutup.

3. Diamati dibawah mikroskop, diamati bentuk, ukuran, letak spora pada tangkai pendukungnya atau sifat-sifat lain yang spesifik yang ditemukan pada saat pengamatan.

Cara Kerja untuk Bakteri :

1. Disiapkan gelas benda yang telah diolesi oleh suspensi bakteri disamping lampu spiritus agar tetap steril

2. Diteteskan cat gram A dan didiamkan selama 1 menit

3. Dicuci gelas benda tersebut dengan air mengalir yang tlah dicat gram A kemudian dikering anginkan

4. Diteteskan cat gram B setelah kering dan diamkan selama 1 menit kemudian dicuci dengan air mengalir

5. Dicat kembali denagn cat gram C didiamkan selama 30 detik kemudian dicuci dengan air mengalir

6. Dicat dengan gram D dan dicuci kembali sampai kering

7. Ditutup dengan gelas penutup kemudian diamati dibawah mikroskop.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

Tabel 3. Morfologi Jamur Dan Bakteri

Pengamatan dengan Patogen

Deskripsi

mikroskop Bakteri 1

Bakteri ini berbentuk spiral, memiliki warna ungu pada pinggir bakteri dan merupakan gram positif dikarenakan berwarna biru

Perbesaran 10 X 40 BAKTERI

Bakteri 2 Bakteri ini berbentuk batang, dan merupakan

negatif dikarenakan berwarna merah dan bakteri ini menyebabkan penyakit

gram

Perbesaran 10 X 40 Fusarium sp

Jamur ini tidak berwarna, memiliki hifa bercabang, tidak bersekat, Spora berbentuk bulan sabit

JAMUR

Perbesaran 10 X 40

4.2 Pembahasan Jamur adalah tumbuhan yang berinti, berspora, dan tidak berklorofil, berupa sel atau benang yang bercabang-cabang, dengan dinding dari selulosa atau dari kitin atau dari keduanya dan umumnya berkembang biak secara seksual dan aseksual. Jamur ini tergolong tumbuhan thallus karena belum bisa dibedakan antara bagian batang, daun, maupun akarnya.

Perbedaan yeast dan mold yaitu yeast biasa kita kenal dengan khamir sedangkan mold adalah kapang. Kapang merupakan fungi yang berfilamen atau mempunyai miselium, sedangkan khamir merupakan fungi bersel tunggal dan tak berfilamen. Kapang merupakan fungi yang morfologinya multiseluler atau kapang mempunyai miselium atau filament dan pertumbuhannya dalam bahan makanan mudah sekali dilihat, yakni sperti kapas. Pertumbuhan fungi mula – mula berwarna putih, tetapi bila tidak memproduksi spora maka akan terbentuk berbagai warna tergantung Dari jenis kapang. Sifat – sifat kapang baik penampakan mikroskopis ataupun makroskopik digunakan untuk identifikasi dan klasifikasi kapang. Sedangkan khamir termasuk cendawan, tetapi bentuk berbeda dengan kapang karena bentuknya yang terutama uniseluler. Reproduksi vegetatife terjadi dengan cara pertunasan.

Pewarnaan bakteri bertujuan untuk memudahkan melihat bakteri dengan mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar dan struktur dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola, menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang khas daripada bakteri dengan zat warna, serta meningkatkan kontras mikroorganisme dengan sekitarnya.

Identifikasi patogen penyebab penyakit sangat perlu dilakukan untuk mengetahui gejala yang ditimbulkan pada tanaman dan untuk mengetahui cara pengendalian yang tepat. Oleh karena itu, morfologi patogen penyebab penyakit perlu diketahui.

Pada praktikum ini, di lakukan pengamatan terhadap morfologi jamur dan bakteri, patogen penyebab penyakit yang diidentifikasi adalah jamur Fusarium sp ., bakteri 1 dan bakteri 2..

Jamur Fusarium sp. merupakan salah satu anggota famili Tuberculariaceae ordo Hypocreales yang potensial sebagai penghasil mikotoksin yang banyak dijumpai pada bahan makanan ternak maupun bahan pangan. Jamur ini berada dimana-mana, bersifat Jamur Fusarium sp. merupakan salah satu anggota famili Tuberculariaceae ordo Hypocreales yang potensial sebagai penghasil mikotoksin yang banyak dijumpai pada bahan makanan ternak maupun bahan pangan. Jamur ini berada dimana-mana, bersifat

Pada pengamatan bakteri digunakan 2 jenis bakteri yaitu bakteri 1 dan bakteri 2, bakteri 1 ini berbentuk spiral, berwarna biru, termasuk bakteri gram positif sedangkan bakteri 2 ini memiliki bentuk batang berwarna merah dan termasuk gram negatif dan bakteri ini menyebabkan penyakit.

Penyebab terjadinya dua golongan bakteri yaitu Gram positif dan Gram negatif adalah berhubungan dengan struktur dan komposisi dinding sel. Perbedaan ketebalan antara kedua golongan itu dapat merupakan hal yang penting; dinding sel bakteri Gram negatif pada umumnnya lebih tipis dari yang dimiliki bakteri Gram positif. Presentasi kandungan lipid bakteri Gram negatif lebih tinggi daripada Gram positif. pada bakteri Gram negatif kandungan peptidoglikan jauh lebih sedikit sehingga kerapatan jalinannya jauh lebih sedikit daripada baktri gram posiif. Pori-pori dalam peptidoglikan bakteri Gram negatif tetap masih cukup besar untuk dapat disari keluar kompleks karbol gentian violet dan lugol. Selautnya, bila sel-sel Gram positif diperlakukan dngan lisozim untuk menyingkirkan dinding selnya, sisa strukturnya yang disebut protoplas atau sel tanpa dinding akan tercatat juga oleh kompleks karbol gentian violet dan lugol. Tetapi, sel ini mudah dihapuskan oleh alkohol. Kenyataan ini menunjukkan bahwa struktur dinding sel bakteri Gram positif itu yag menjadi tempat tertahannya zat pewarna pertama yaitu karbol gentian violet.

BAB V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Jamur adalah tumbuhan yang berinti, berspora, dan tidak berklorofil, berupa sel atau benang yang bercabang-cabang, dengan dinding dari selulosa atau dari kitin atau dari keduanya dan umumnya berkembang biak secara seksual dan aseksual. Jamur ini tergolong tumbuhan thallus karena belum bisa dibedakan antara bagian batang, daun, maupun akarnya.

ACARA IV. PENGARUH LINGKUNGAN (ANGIN) TERHADAP PENYEBARAN SPORA KACANG TANAH

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angin merupakan salah satu unsur cuaca yang dapat berpengaruh terhadap lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara luas angin akan mempengaruhi unsur cuaca yang lain seperti suhu, kelembaban udara maupun pergerakan awan. Arah datangnya angin akan berpengaruh terhadap kandungan uap air yang dibawanya. Ketika angin banyak mengandung air maka akan terbentuk awan. Hal ini terjadi pada saat awal musim hujan. Selain itu, angin yang banyak mengandung uap air akan meningkatkan kelembaban udara dan dapat pula menurunkan suhu udara.

Angin dalam budidaya pertanian dapat berpengaruh langsung seperti merobohkan tanaman. Namun pengaruh angin secara tidak langsung sangat komplek baik yang menguntungkan maupun merugikan bagi tanaman. Dengan adanya angin maka akan membantu dalam penyerbukan tanaman dan pembanihan alamiah. Namun kelemahannya juga akan terjadi penyerbukan silang dan penyebaran benih gulma yang tidak dikehendaki. Selain itu angin merupakan salah satu penyebar hama dan patogen yang dapat mempertinggi serangan hama dan penyakit yang akan sangat merugikan.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu di lakukan pengamatan mengenai penyebar (angin) jamur parasit tumbuhan serta mengamati dan mendeskripsikan gejala yang ditimbulkan.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan mengamati peranan agen penyebar (angin) jamur parasit tumbuhan serta mengamati dan mendeskripsikan gejala yang ditimbulkan.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Penyebaran patogen berarti proses berpindahnya patogen atau inokulum dari sumbernya ke tempat lain. Penyebaran patogen dapat terjadi secara aktif maupun pasif. Penyebaran pasif yang berperan besar dalam menimbulkan penyakit, yaitu dengan perantaraan angin, air, hewan (terutama serangga), dan manusia. Beberapa patogen dapat melakukan penyebaran secara aktif, misalnya nematoda, zoospora dan bakteri motil. Ketiga macam inokulum ini mampu berpindah dalam jarak yang relatif pendek (mungkin hanya beberapa milimeter atau sentimeter) dengan menggunakan kekuatan sendiri sehingga kurang efektif dari segi perkembangan penyakit (gyoti, 2011).

Penyebaran inokulum penyakit tumbuhan merupakan hal yang paling penting, karena inokulum dapat menyebar, tumbuh, dan berkembang ke daerah-daerah yang jauh tempatnya dari sumber inokulum. Inokulum dapat menyebar secara aktif dan pasif. Penyebaran secara pasif ini sangat tergantung pada pembawanya, tapi cara ini lebih efektif menyebarkan inokulum hingga jauh jaraknya. Agen-agen pembawa ini dapat berupa air, angin, manusia, hewan, bahan tanaman itu sendiri atau agen-agen lainnya. Misalnya penyebaran jamur. Banyak jamur parasit yang penyebarannya terutama dilakukan oeh angin ( fahriza, 2010).

Angin ini mempengaruhi penyakit infeksi pada tanaman terutama melalui peningkatan penyebaran patogen tanaman dan jumlah luka pada tanaman inang dan dalam jumlah yang lebih kecil dapat mempercepat pengeringan permukaan tanaman yang basah. Kebanyakan penyakit tanaman yang menyebar secara cepat dan diasumsikan mempunyai proporsi epidemik yang besar yang disebabkan oleh patogen jamur, bakteri, dan virus disebabkan oleh angin baik secara langsung atau tidak langsung melalui vektor yang dapat terbawa dalam jarak jauh oleh angin. Angin juga dapat menyebabkan permukaan tanaman terluka karena hembusan kerasnya atau karena saling bersinggungan antar tanaman atau melalui pasir yang diterbangkan dan hal ini memungkinkan terjadinya infeksi (Abadi, 2003).

Banyak jamur parasit yang penyebarannya terutama dilakukan oleh angin, karena jamur membentuk dan membebaskan spora ke udara dalam jumlah yang tidak terhitung, mempunyai ukuran yang kecil dan ringan sekali, sehingga mudah diangkut oleh angin dalam jarak jauh. Meskipun spora-spora jamur pada umumnya terdapat dalam lapisan Banyak jamur parasit yang penyebarannya terutama dilakukan oleh angin, karena jamur membentuk dan membebaskan spora ke udara dalam jumlah yang tidak terhitung, mempunyai ukuran yang kecil dan ringan sekali, sehingga mudah diangkut oleh angin dalam jarak jauh. Meskipun spora-spora jamur pada umumnya terdapat dalam lapisan

Penyebaran sebagian besar jamur patogenik tumbuhan dari suatu tumbuhan yang sama bergantung pada kesempatan penyebaran oleh agensia-agensia seperti angin, air, burung, serangga, hewan lain serta manusia. Jamur terutama disebarkan dalam bentuk spora, penyebaran spora pada hampir semua jamur berlangsung secara pasif, walaupun awal pelepasannya pada beberapa jenis jamur dibantu oleh tekanan. Jauhnya spora tersebar bervariasi yang tergantung pada agensia penyebarannya. Angin mungkin agensia penyebaran spora yang paling penting dari sebagian besar jenis jamur, serta angin dapat membawa spora dengan jarak yang jauh (Agrios, 1997).

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum dilaksanakan pada hari selasa 1 Desember 2015 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

3.2. Alat dan Bahan Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah kipas angin, gelas benda dan mikroskop. Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah tanaman kacang tanah yang terinfeksi penyakit.

3.3. Prosedur Kerja

1. Dibersihkan beberapa gelas benda dan dioleskan dengan vasline setipis mungkin pada salah satu sisinya.

2. Diletakkan gelas benda pada beberapa posisi, yaitu, 1 m, 2 m, 3 m, 4 m dan 5 m dari kipas angin.

3. Diambil tanaman kacang tanah dengan gejala karat, dan dipegang di depan kipas angin.

4. Digoyangkan tanaman kacang tanah tersebut secara konstan selama 10 menit dengan kekuatan putaran kedua pada kipas angin.

5. Dihentikan putaran kipas angin dan diamati spora-spora yang jatuh yang tertangkap di gelas benda pada jarak yang berbeda beda.

6. Di hitung jumlah spora perbidang pandang dan bandingkan jumlah spora jamur antar jarak.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan Tabel 4. Penyebaran Inokulum Oleh Angin

Rata – Jarak(m) Ulangan

Bidang Pandang

Penyebaran inokulum penyakit tumbuhan penting untuk diketahui. Hal ini karena penyebaran inokulum penyakit yang luas dapat menyebabkan penyakit juga akan semakin berkembang. Penyebaran spora jamur dapat disebarkan oleh agensia-agensia seperti angin, air, burung, serangga, hewan lain serta manusia. Pada praktikum, agen penyebaran yang diamati adalah angin dengan mengunakan 5 preparat. Angin merupakan agensia penyebaran spora yang paling penting dari sebagian besar jenis jamur, serta angin dapat membawa spora dengan jarak yang jauh. Ulangan 1 berwarna kuning merupakan pucinia sp dan ulangan 2 berwarna merah merupakan cercospora sp.

Dari hasil pengamatan penyebaran inokulum penyakit tanaman, didapatkan hasil yang berbeda-beda. Pada jarak 1 meter diperoleh jumlah rata-rata spora pada ulangan 1 dan ulangan 2 secara berturut-turut yaitu 3,2 dan 1,6. Pada jarak 2 meter yaitu 4,2 dan0,2.

Pada jarak 3 meter yaitu 3,6 dan 1. Pada jarak 4 meter yaitu 2,4 dan 0,2 serta pada jarak 5 meter yaitu sebesar 4 dan 1,8.

Dokumen yang terkait

PENGARUH KOMPOSISI KONSENTRASI ZAT PENGATUR TUMBUH TERHADAP PERTUMBUHAN TIGA HIBRID TANAMAN ANGGREK Dendrobium sp.

10 148 1

HASIL PENELITIAN KETERKAITAN ASUPAN KALORI DENGAN PENURUNAN STATUS GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSU DR SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE NOVEMBER 2010

7 171 21

PENGEMBANGAN PROGRAM ACARA CHATZONE(Studi Terhadap Manajemen Program Acara di Stasiun Televisi Lokal Agropolitan Televisi Kota Batu)

0 39 2

FUNGSI MEDIA KOMUNIKASI TRADISIONAL WAYANG KULIT DALAM ACARA RUWATAN ALAM (Studi Pada Tradisi Ruwatan Alam Di Desa Sendi, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto)

0 94 37

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

INSTRUMEN UKUR KADAR KEBUTUHAN PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG MENGGUNAKAN METODE FUZZY LOGIC

13 68 149

RUMAH SAKIT KHUSUS ANAK TEMA DIMENSI DAN BENTUK SEBAGAI STIMULAN PENYEMBUH PENYAKIT ANAK

0 51 9

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF TANAMAN PADI TADAH HUJAN (Oryza sativa L.) PADA LAHAN KELMPOK TANI KARYA SUBUR DI DESA PESAWARAN INDAH KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN

3 52 58

KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUALTERHADAP STANDAR PENGOBATAN PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUAL DI PUSKESMAS PANJANG BANDAR LAMPUNG PERIODE JANUARI-JUNI 2012

2 36 33

UJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANONITROFOS DAN KOMBINASINYA DENGAN PUPUK KIMIA TERHADAP PERTUMBUHAN, SERAPAN HARA DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merr) PADA MUSIM TANAM KETIGA

2 27 50