Pendekatan Saintifik dalam Pemb elajaran

Pendekatan Scientifik Pelajaran Matematika
pada Kurukulum 2013
PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN
MATEMATIKA SMP KELAS VII MATERI OPERASI BILANGAN

OLEH :
ANSORI HASIBUAN
NIM. 8146172005

PROGRAM PENDIDIKAN MATEMATIKA
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

1. PENDAHULUAN
Pemberlakuan Kurikulum 2013 secara serempak di seluruh Tanah Air sudah berlangsung sejak
14 Juli 2014. Meski para guru menyambut positif, tetap saja ada kendala di lapangan, seperti
keterlambatan buku teks siswa dan guru-guru yang belum mengikuti pelatihan kurikulum 2013.
Terlepas dari berbagai kendala tersebut, sekedar mengeluh dan menimpakan kesalahan kepada
pemerintah juga juga tidak membawa solusi. Seperti kata pepatah “tiada rotan akar pun jadi”.
Ada baiknya setiap guru mempersiapkan diri dengan sebaik-baik mungkin dengan segala kondisi
dan keterbatasan yang ada.
Adapun Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan pradigma antara lain

:
1. Pesreta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu;

2. Guru sebagai satu-sayu sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar;
3. Pendekatan tkstual menjadi pendekatan proses sebagai penguatanpenggunaan pendekatan
ilmiah;
4. Pembelajaran berbasis konten menjadi pembelajaran berbasis kompetensi;
5. Pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu;
6. Pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran yang
kebenarannya multi dimensi;
7. Pembelajaran verbalisme menjadi kleterampilan aplikatif
8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hadrskills) dan
keterampuiloan mental (softskills);
9. Pembealajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
sebagai pelajar sepanjang hayat;
10. Pembelaran uyang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung
tulodo) membangun kemauan (ing madyo mangun karso) dan mengembangkan
kreativitas pserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handyani);
11. Pembelajaran yang yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat ;
12. Pembelajaran yang menekankan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah

siswa, dan dimana saja adalah kelas;
13. Pemanfaatan tehnologi imformasi dan komunikasiuntuk meningkatkan efesiensi dan
efektivitas pembelajaran;
14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.
Satu tawaran menarik didalam kurikulum ini adalah pendekatan scientifik learning atau scientifik
approach (pendekatan ilmiah). Penggunaan pendekatan ini bukanlah tanpa sebab, dalam modul
pelatihan kurikulum 2013 yang diterbitkan kemendikbud ditegaskan bahwa pendekatan scientifik
diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan peserta didik. Sebab didalam pendekatan atau proses kerja memenuhi kriteria
ilmiah yakni para ilmuan lebih mengedepankan penalaran induktif (induktif reasoning)
ketimbang penalaran deduktif ( deduktif reasoning). Penalaran deduktif melihat fenomen umum
untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif memandang
fenomena atau situasi spesifik kemudian mengambil kesimpulan secara keseluruhan. Sejatinya
penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik kedalam realasi yang lebih luas. Dan
pendekatan ilmiah ini berlaku ke setiap mata pelajaran yang salah satunya mata pelajaran

matematika. Untuk lebih jelasnya tentang pendekatan ilmiah ini akan di uraikan penulis di
pembahasan.
1. PEMBAHASAN
2. Pendekatan scientifik

Pendekatan sicientifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam
membangun pengetahuan melalui metode ilmiah atau lebih umum dikatakan pendekatan dalam
kurikulum 2013. Dalam pelaksanaannya, ada yang menjadikan scientific sebagai pendekatan atau
metode. Namun karakteristik dari pendekatan scientific tidak berbeda dengan metode scientific
(scientific method). Sesuai dengan standar kompetensi lulusan, sasaran pembelajaran mencakup
pengembangan ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan yang di elaborasi untuk setiap satuan
pendidikan. Sesuai dengan (Joice & well: 1996) bahwa model pembelajaran yang dibutuhkan
adalah yang mampu menghasilkan kemauan untuk belajar. Bukan saja diperolehnya sejumlah
pengetahuan, keterampilaan, dan sikap tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan,
keterampilan itu diperoleh peserta didik (Zamroni,2000)
Networking (Membentuk jejaring)
Experimenting ( mencoba)
Asiosating (menalar)
Questioning (menanya)
Observing (mengamati)
Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas” mengingat,memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta”. Keterampilan diperoleh dari melalui aktivitas
“mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”. Karakteristik
kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik
standar proses (permen No. 65 Tahun 2013). Pendekatan scientific dalam pembealajaran

sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk
jejaring untuk semua mata pelajaran.
Untuk memperkuat pendekatan scientifik diperlukan adanya penalaran dan sikap kritis siwa
dalam rangka pencarian (penemuan). Agar dapat disebut ilmiah metode pencarian (Method of
Inquiri) harus berbasisis pada bukti-bukti dari objek yang dapat di observsasi, empiris, dan
terukut dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik.
Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namun proses
pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran saintifik menekankan
pada keterampilan proses. Model pembeajaran berbasi peningkatan keterampilan proses saints
adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains kedalam sistem
penyajian materi terpadu (Beyer,1991). Model ini menekankan pada proses pencarian
pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai objek belajar yang
perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitataor yang
membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model ini peserta didik diajak
untuk melakukan prosesb pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui

berbagai aktivitas proses sains sebagaimana yang dilakukan para ilmuwan (scientish) dalam
melakuakn penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk
menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep dan niali-nilai baru yang diperukan
untuk kehidupannya. Fokus proses permbelajaran diarahankan pengembangan keterampilan

dalam memproses pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan
nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992).
Selanjutnya secara sederhana penddekatan ilmiah merupakan suatu cara atau meklanisme untuk
mendapatkan pengetahuan dengan prosedur yang didasarkan pada suatu metoe ilmiah. Proses
pembelajaran harus terhindar dari dari sifat-sfat atau nilai-nilai non ilmiah. Pendekatan non
ilmiah dimaksud meliputi semata-mata berdasarkan intuisi, akal sehat, prasangka, penemuan,
melalui coba-coba, dan asal berpikir kritis (kemendikbud, 2013: 142). Perubahan proses
pembelajaran [ dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu] dan proses penilaian [ dari
berbasis output menjadi proses dan output]. Penilaian proses pembelajaran menggunakan
pendekatan penilaian otentik (authentik asessment) yang menilai esiapan siswa, proses dan hasil
belajar yang utuh (permen no. 65 tahun 2013).
Pendekatan scientifik menjadi trending topic pada pelaksanaan kurikuluk 2013. Pembelajaran
berbasis pendekatan scientifik ini lebih efektif hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran
tradisional. Hasil penelitian membuktikan bahwa dalam pembelajaran tradisonal, retensi
imformasi dari guru sebesar 10 persen setelah 15 menit dan perolehan pemahaman kontekstual
sebesar 25 persen. Pada pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, retensi imformasi dari guru
sebesar lebih darin 90 persen setelah dua hari dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 5070 persen. Jadi ilmuwan jika kita amati dengan seksama, pendekatan scientifik sama persis
mengikuti pola kerjaseorang ilmuwan dalam meneliti sebuah gejala atau fenomena.
2. Pendekatan Scientifik pada pembelajaran Matematika Kelas VII SMP pada Materi
Operasi Bilangan.

Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains, berpotensi dasar hidup siswa melalui
pengembangan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses kontruksi pengetahuansecara
bertahap. Keterampilan proses pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic
learning tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk suatu landasan pada setiap
individu dalam mengembangkan diri (Chain ang Evans : 1990). Karakteristik pembelajaran
matematika memiliki ciri-ciri khas, yang berbeda dengan pembelajaran lainnya. Menurut
suherman (2003) karakteristik pembelajaran matematika di sekolah yaitu sebagai berikut :
(1) Pembelajaran matematika langsung (bertahap)
Materi pembelajaran diajarkan secara berjenjang atau bertarap yaitu dari hal konkrit ke abstrak,
hal yang sederhana ke kompleks atau konsep mudah ke konsep yang lebih sukar.
(2) Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral
Setiap mempelajari konsep baru perlu memperhatikan konsep ataubahan yang telah dipelajari
sebelumnya. Bahan yang baru selaludikaitkan dengan bahan yang telah dipelajari. Pengulangan

konsep dalam bahan ajar dengan cara memperluas dan memperdalam adalah perlu dalam
pembelajaran matematika (spiral melebar dan naik).
(3) Pembelajaran matematika menekankan pola pikir deduktif
Matematika adalah deduktif, matematika tersusun secara deduktif,aksiomatik. Namun demikian
harus dapat dipilihkan pendekatan yang cocok dengan kondisi siswa. Dalam pembelajaran belum
sepenuhnya menggunakan pendekatan tetapi masih campur dengan deduktif.

(4) Pembelajaran matematika menganti kebenaran konsistensi
Kebenaran-kebenaran dalam matematika pada dasarnya merupakan kebenaran konsistensi, tidak
bertentangan antara kebenaran suatu konsep dengan yang lainnya. Suatu pernyataan dianggap
benar bila didasarkan atas pernyataan-pernyataan yang terdahulu yang telah diterima
kebenarannya.
Scientifik Mathematic merupakan proyek eropa yang melibatkan kerja sama interdisiplinary
antara matematika dan ilmu pengetahuan. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan pembelajaran
ke arah belajar yang komprehensif dan multidimensional mengenai isi dan konsep
matematika.ide dasarnya adalah untuk mendorong pembelajaran matematika dalam konteks
ilmiah dan kegiatan siswa (beckhamnn, 2009:9). Kemudian disebutkan bahwa pendekatan ini
mengaitkan matematika dengan ilmu pengetahuan, sehingga siswa akan mempelajari matematika
dengan cara yang menarik. abik Belajar dengan berkegiatan dan berkontribusi terhadap pehaman
intuitif matematika siswa. Dengan kata lain, belajar matematika yang baik adalah mengalami dan
berkegiatan.
Pada pembelajaran matematika, langkah-langkah pendekatan scietifik ini terdiri pengumpulan
data dari percobaan, pengembangan dan penyelidikan suatu model matematikandalam bentuk
refresentasi yang berbeda, dan refleksi ( Beckmann et al, 2009: 9). Pendekatan scientifik pada
kurikulum 2013 yang diterapkan di indonesia menjabarkan langkah-langkah pembelajaran
tersebut menjadi lima, yaitu : mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan
(Kemendikbud, 2013).

LEMBAR KEGIATAN SISWA
Indikator : Menetukan konsep Bilangan Bulat
Tulis nama kelompokmu : ……………………………….
………………………….

Kelas :



Amati bebagai jenis kegiatan berikut



Diskusikan dengan temanmu penyelesaian (jawaban) dari kegiatan-kegiatan berikut !

Kegiatan A

Perhatikan kegiatan berikut !

(sumber : Buku pegangan siswa kurikulum 2013 )

Dengan penetapan kota Greenwich sebagai titik acuan atau titik nol waktu dunia dapat kita lihat
pada pengelompokan daerah dan urutannya. Pandang urutan bilangan yang ada pada gambar !
(mengamati dan mengkomunikasikan)
1. Apa yang timbul dipikiran anak ketika melihat penetapan waktu greennwich ?
Jawaban :
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
(menanya)
1. Ajukan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan gambar, seperti “Jika sekarang di
Greenwich pukul 00.00 pukul berapakah di Jakarta dan di Kalimantan?”
Jawaban :
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

1. KESIMPULAN
Suatu pendekatan berfikir dan berbuat yang di awali dengan mengamati dan menanya sampai
kemudian mereka berupaya untuk mencoba, mengolah, menyaji, menalar dan akhirnya mencipta.
Itulah mengapa pendekatan scientifik ini bermuara kepada tingkatan pencipta (to create) yang
tentunya terdapat unsur kreativitas di dalamnya. Dalam pembelajaran matematika intinya adalah
anak/ siswa/ peserta didik berkegiatan. Diharapkan dengan mereka berkegiatan selama proses

pembelajaran, matematika akan lebih bermakna dan sesuai dengan topik yang di buat oleh bapak
dosen mata kuliah metode pendidikan matematika program pendidikan matematika pascasarjana
universitas negeri medan.

DAFTAR PUSTAKA
http://m.suaramerdeka.com/indekx.php/read/cetak/2014/08/269634
http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-of-science-education
Beckmann, A et al. 2009. The scienceMath projekt. Germany: The Sciencemath-Group
Bell, F.H. 1978. Teaching and learning mathematics. Lowa:WBC
Hodson, D. (1996). Laboratory work as sciensifik method: Three decades of comfusion and
distortion. Journal of curriculum studies, 28(2),115-135
Kemendikbud.2013. Kompetensi Dasar Matematika SMP/MTs. Jakarta: Kemendikbud
Kemendikbud.2013.Pendekatan Scientifik (ilmiah) dalam pembelajaran. Jakarta: Pusbangprodik
Kemendikbud RI (2013).Matematika kelas VII SMP/MTs. Politeknik Negeri Media Kreatif,
Jakarta.
Buku panduan pelatihan Implementasi kurikulum 2013, dalam pelajaran matematika, (Yanti
Triana MA Widyaiswara Matematika LPMP Jabar.