4 Berlanjutnya sembelit meskipun seharusnya sudah mulai mereda pada minggu
pertamapasca melahirkan. 5
Rontoknya rambut. 6
Ketidaknyamanan pada payudara dan nyeri puting sampai hubungan menyusui sudah terbentuk dengan baik Murkoff, 2006, hlm. 543.
b. Perubahan Psikologis Masa Nifas
Menurut Pieter, 2011, hlm.256, Perubahan psikologis selama masa nifas tidak terlepas dari meningkatnya kesehatan ibu. Seorang ibu yang baru melahirkan dan
umumnya digambarkan tampak gembira, penuh kasih, dan sangat tenang. Adapun
perubahan psikis yang umum terjadi selama masa nifas yaitu :
1 Baby Blues
Hampir 50-70 dari seluruh wanita pasca melahirkan akan mengalami baby blues atau postnatal syndrome yang terjadi pada hari ke 4-10 pasca persalinan.
Penyebabnya ialah hormon progesteron yang sejak masa kehamilan mengalami peningkatan. Tentu kondisi ini akan memengaruhi fisik dan emosi.
2 Postpartum Blues
Postpartum blues adalah perasaan sedih yang dibawa ibu sejak masa hamil yang berhubungan dengan kesulitan ibu menerima kehadiran bayinya. Perubahan ini
sebenarnya merupakan respon alami dari kelelahanpasca persalinan. Ciri-ciri psikis postpartum blues adalah menangis, perasaan cemas, merasa kesepian, khawatir
akan kondisi bayi, penurunan gairah seksual, dan kurang percaya diri. 3
Depresi postpartum Adalah perasaan sedih akibat berkurangnya kebebasan bagi ibu, penurunan estetika
dan perubahan tubuh, berkurangnya interaksi sosial dan kemandirian.
Universitas Sumatera Utara
4 Depresi Masa Nifas
Depresi masa nifas merupakan keadaan yang sangat serius, karena pada masa ini ibu harus memerlukan istirahat dan dukungan dari orang-orang di sekitarnya.
C. Seks Dan Seksulitas 1. Pengertian
Seks merupakan pembedaan jenis kelamin secara biologis. Perbedaan ini dibawa sejak lahir dan tidak dapat diubah karena merupakan kodrat yang di berikan tuhan dan tidak
dapat dipertukarkan. Menurut Maramis, 2006, hlm.196, seksualitas artinya lebih luas, yaitu bagaimana
seorang laki-laki atau perempuan berperilaku sebagai laki-laki atau perempuan. Seksualitas juga adalah Bagaimana perempuan memandang laki-laki, memegang
pundaknya dan menyandarkan kepala kepadanya, bagaimana mereka berdua saling mengungkapkan perasaan, sampai dengan hubungan seksual. Semua orang mempunyai
seksualitas, baik yang sudah menikah maupun yang belum. Dalam hal ini, seksualitas dalam arti kata yang luas, bukan hubungan seks saja, tetapi bagaimana kita sebagai laki-
laki atau perempuan berperilaku terhadap orang dengan jenis kelamin lain. Banyaknya variasi seksualitas dan perilaku seksual membutuhkan perspektif yang
holistik menyeluruh. Bagaimanapun seksualitas dan kesehatan seksual memiliki banyak dimensi antara lain: dimensi sosiokultural, agama dan etika, psikologis, serta
biologis. a.
Dimensi Sosiokultural Merupakan dimensi yang melihat bagaimana seksualitas muncul dalam relasi antar
manusia, bagaimana seseorang menyesuaikan diri dengan tuntutan peran dari
Universitas Sumatera Utara
lingkungan sosial, serta bagaimana sosialisasi peran dan fungsi seksualitas dalam kehidupan manusia.
b. Dimensi agama dan etika
Seksualitas berkaitan dengan standar pelaksanaan agama dan etik jika keputusan seksual yang dibuat melewati batas kode etik individu maka akan menimbulkan
konflik internal, seperti perasaan bersalah, berdosa, dan lain-lain. Spektrum sikap menegenai seksualitas memiliki rentang mulai dari pandangan tradisional
hubungan seks hanya boleh dalam perkawinan sampai dengan sikap yang memperbolehkan sesuai dengan keyakinan individu tentang perbuatannya.
c. Dimensi psikologis
Seksualitas mengandung perilaku yang dipelajari sejak dini dalam kehidupannya melalui pengamatan terhadap perilaku orang tuanya. Untuk itulah orang tua
memiliki pengaruh secara signifikan seksualitas anak-anaknya. d.
Dimensi biologis Merupakan dimensi yang berkaitan dengan anatomi dan fungsional organ
reproduksi termasuk di dalamnya bagaimana menjaga kesehatan dan memfungsikan secara optimal Kusmiran, 2011, hlm.27.
Menurut Hurlock 1992, Menyatakan bahwa manifestasi dorongan seksual dalam perilaku seksual dipengaruhi oleh dua faktor yaitu: faktor internal stimulus
yang berasal dari dalam diri individu yang berupa bekerjanya hormon-hormon alat reproduksi sehingga menimbulkan dorongan seksual pada individu yang bersangkutan
dan hal ini menuntut untuk segera dipuaskan. Dan faktor eksternal stimulus yang berasal dari luar individu yang menimbulkan dorongan seksual sehingga
memunculkan perilaku seksual. Stimulus eksternal dapat diperoleh melalui pengalaman kencan, informasi mengenai seksualitas, diskusi dengan teman,
Universitas Sumatera Utara
pengalaman mastrubasi, jenis kelamin, pengaruh orang dewasa, serta pengaruh buku- buku bacaan dan tontonan porno kusmiran, 2011, hlm 28.
2. Tahap-tahap respon seksual