Latar belakang Analisa Mutu Minyak Produksi Dari Vacum Dryer Di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT Perkebunan Nusantara II Pagar Merbau-Lubuk Pakam.

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pabrik kelapa sawit pagar merbau direncanakan pada tahun 1974 oleh direksi PTP IX. Pada tahun 1975 pembangunan pabrik di mulai dengan kapasitas awal 30 ton TBSjam, dari yang direncanakan 50 ton TBSjam. Pembangunan pabrik diselesaikan akhir November 1976 dan pada bulan Januari 1977 mulai beroperasi secara berangsur–angsur. Dalam upaya peningkatan kapasitas pabrik dan menjadi 50 ton TBSjam, pembangunan dilakukan secara bertahap terhadap instalasi kedua mulai pada tahun 1983 dan selesai tahun 1985. Pabrik kelapa sawit pagar merbau diresmikan secara sibolik oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 4 April 1977 dengan penandatanganan prasasti di PT. Perkebunan IV Adolina. Pada awalnya pabrik kelapa sawit pagar merbau dikelola oleh PTP IX yang kemudian menjadi PTP Nusantara II Persero yang dipimpin oleh seorang administrator sedangkan untuk pabrik dipimpin oleh seorang manager pabrik sesuai dengan surat keputusan direksi PTP Nusantara II No. 02KPTSR.31999 pada tanggal 30 April 1999. Walaupun terjadi pemisahan antara pabrik dan kebun, namun keduanya saling mendukung karena pengadaan persediaan bahan baku pabrik untuk diolah setiap harinya sebagian besar berasal dari kebun itu sendiri. Dengan kata lain pabrik tidak akan berjalan dengan baik tanpa dukungan kebun dan sebaliknya kebun tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan pabrik. Universitas Sumatera Utara Adapun jenis bibit yang dipergunakan adalah persilangan antara Dura dan Pesivera, Dura dengan Tenera, Tenera dengan Pesivera. Pembiayaan penanaman kelapa sawit dari tahun 1971 sampai 1972 seluruhnya dari PTP IX yang pada tanggal 11 maret 1996 menjadi PTP Nusantara II Persero. Pengolahan tandan buah segar TBS di pabrik kelapa sawit PKS dimaksudkan untuk memperoleh kelapa sawit Crude Palm Oil dari daging buah dan inti sawit kernel dari biji sawit. Minyak kelapa sawit merupakan salah komoditi yang sangat penting disamping migas yang juga memiliki nilai ekspor yang cukup baik. Oleh sebab itu, maka perlu adanya pengawasan untuk menjaga kualitas maupun kuantitas komoditi tersebut. Minyak sawit yang dihasilkan tersebut haruslah didukung dengan mutu yang baik pula. Dengan mutu yang baik, akan lebih mudah memasar minyak sawit tersebut kepada konsumen dengan harga yang sesuai dan mampu bersaing dengan minyak sawit yang lain. Disamping itu hasil produksi minyak sawit tersebut harus dapat bertahan lama, sesuai permintaan konsumen. Beberapa kriteria minyak sawit yang diperlukan adalah memiliki warna yang dan rasa bau yang enak, dapat disimpan dalam jangka yang lama, mudah dimurnikan dan tingkat hidrolisa pada pembentukan asam lemak bebas ALB yang dihasilkan rendah. Untuk itu perlu dilakukan analisa mutu produksi dengan cara menganalisa kadar ALB, air dan kotoran dalam minyak sawit tersebut apakah telah sesuai dengan mutu yang ditetapkan, sehingga dapat bersaing di pasar internasional. Untuk memperoleh hasil yang maksimal baik kualitas maupun kuantitas maka dalam pengolahan kelapa sawit di pabrik Universitas Sumatera Utara mulai dari tahap proses pengolahan sampai penimbunan harus dijaga dan diperhatikan norma–norma standar mutu yang berlaku pada perusahaan tersebut. Tim Standarisasi Pengolahan Kelapa Sawit, 1997

1.2. Permasalahan