Metode Penghitungan Tenaga Keperawatan

b. Perawatan sebagian partial care, yaitu klien memerlukan bantuan sebagian dalam tindakan keperawatan dan pengobatan tertentu, misalnya pemberian obat intravena, mengatur posisi. c. Perawatan total total care, yaitu klien memerlukan bantuan secara penuh dalam perawatan diri dan memerlukan observasi secara ketat. d. Perawatan intensif intensive care, yaitu klien memerlukan observasi dan tindakan keperawatan yang terus menerus.

2.3.1 Metode Penghitungan Tenaga Keperawatan

2.3.1.1 Metode Rasio Metode rasio menurut SK Menkes No. 262 1979 Gillies 1994, dalam Arwani dan Supriyatno, 2006. Rumah Sakit Perbandingan Kelas A dan B tempat tidur:tenaga medis = 4-7:1 tempat tidur:tenaga keperawatan = 2:3-4 tempat tidur:tenaga non-keperawatan = 3:1 tempat tidur:tenaga non-medis = 1:1 Kelas C tempat tidur:tenaga medis = 9:1 tempat tidur:tenaga keperawatan = 1:1 tempat tidur:tenaga non-keperawatan = 5:1 tempat tidur:tenaga non-medis = 3:4 Kelas D tempat tidur:tenaga medis = 15:1 tempat tidur:tenaga keperawatan = 2:1 tempat tidur:tenaga non-medis = 6:1 Universitas Sumatera Utara 2.3.1.2 Metode Gillies Ilyas, 2004 Rumus menghitung jumlah tenaga keperawatan adalah sebagai berikut : Jumlah tenaga = AxBx365 365-C x jam kerja per hari Keterangan: A = jumlah kerja tenaga keperawatan per hari B = jumlah pasien rata-rata per hari C = hari libur Jumlah hari libur di Indonesia kira-kira 76 hari yang terdiri dari 52 hari minggu, 12 hari cuti, dan 12 hari libur nasional. Contoh: Rata-rata perawatan selama 24 jam adalah 6 jam, untuk rumah sakit dengan jumlah 100 tempat tidur dan BOR 70, kebutuhan tenaga perawat adalah: Sensus harian = TT x BOR = 100x 70 = 70 A x B x 365 = 6 x 70 x 365 = 153.300 365-C x jam kerjahari = 365 – 52 x 6 = 1878 Jumlah perawat yang dibutuhkan = 153.3001878 = 81.63 atau 82 perawat. 2.3.1.3 Metode Lokakarya Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Metode ini dikhususkan untuk menghitung tenaga keperawatan dengan menggunakan rumus: Universitas Sumatera Utara A x 52 Mg x 7 Hr TT x BOR TP= x 125 41 Mg x 40 jam Keterangan: TP = Tenaga Perawat A = Jumlah Perawatan 24 jam BOR = Bed Occupancy Rate Contoh: Rata-rata jam perawatan selama 24 jam adalah 6 jam, untuk rumah sakit dengan jumlah 100 tempat tidur dan BOR rata- rata 70, kebutuhan tenaga perawat, adalah: Ax 52 Mg x 7 hr TT x BOR = 6 x 52 x 7 x 100 x 0,7 = 152.880 152.880 : 41 x 40 x 125 = 116.5 atau 117 perawat. Ilyas, 2004. 2.3.1.4 Metode Thailand dan Filipina Metode ini didasarkan pada jumlah jam perawatan yang dibutuhakan per pasien, hari kerja efektif perawat dalam 1 tahun, dan jumlah jam kerja efektif dalam 1 tahun. Hari kerja efektif perawatan dalam 1 tahun diperinci berdasarkan jumlah hari dalam 1 tahun 365 hari, jumlah hari kerja non-efektif dalam 1 tahun jumlah hari minggu 52 hari, libur nasional 12 hari, dan cuti bulanan 12 hari, jumlah Universitas Sumatera Utara hari efektif dalam 1 tahun, yaitu 365-76= 289 hari, dan jumlah hari efektif per minggu yaitu 289:7=41. Jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun, yaitu jam kerja dalam 1 tahun yaitu 41minggux 40 jam=1640 jamtahun Arwani dan Supriyatno, 2006. Suatu penelitian yang dilakukan rumah sakit Propinsi di Filipina menghasilkan data sebagai berikut: Jenis Pelayanan Rata-rata jam perawatanpasienhari Non Bedah 3,4 Bedah 3,5 Campuran bedah dan non bedah 3,5 Post partum 3,0 Bayi baru lahir 2,5 2.3.1.5 Metode Ilyas Rumus pada metode Ilyas adalah TP = A x B x 365 255 x jam kerjahari Universitas Sumatera Utara Keterangan: A= jam perawatan24 jam waktu perawatan yang dibutuhkan Pasien. B= sensus harian BOR x jumlah tempat tidur Jam kerjahari = 6 jam per hari. 365= jumlah hari kerja selama setahun 255= hari kerja efektif perawattahun 365 – 12 hari libur nasional + 12 hari libur cuti tahunan x ¾ = 255 hari.

2.3.2 Pedoman Perhitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan