Analisis Penjualan Sayuran Di Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan Kota Medan

Lampiran 1. Karakteristik Petani Sampel.
Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39

40
41

Umur
(tahun)
46
60
47
54
45
49
52
51
65
53
40
35
51
64
44

33
35
38
43
31
41
34
49
50
33
53
33
55
52
43
56
51
45
37
50

46
55
44
45
47
50

Tingkat
Pendidikan (tahun)
9
6
12
9
12
9
9
6
6
6
12

12
9
9
12
12
12
12
12
12
9
12
12
12
12
9
12
12
12
12
9

9
12
12
12
12
12
12
9
12
9

Jumlah
Tanggungan (jiwa)
2
1
3
3
2
1
5

3
2
1
2
6
3
1
5
3
4
4
5
3
7
2
4
1
3
2
3

2
2
5
1
3
6
4
2
3
4
2
3
4
1

61

Lama Bertani
(tahun)
13

40
17
20
16
27
35
30
45
25
15
11
30
15
21
9
12
8
10
5
17

6
22
30
8
25
5
32
24
16
21
19
17
5
27
12
30
15
12
21
30


Total Luas
Lahan (Ha)
0,2
0,08
0,24
0,2
0,16
0,2
0,2
0,2
0,06
0,5
0,2
0,2
0,24
0,08
0,2
0,2
0,2
0,12
0,16
0,16
0,16
0,2
0,16
0,2
0,16
0,16
0,16
0,2
0,16
0,2
0,2
0,16
0,16
0,36
0,2
0,16
0,5
0,12
0,12
0,12
0,44

62

42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
58
57
58
59
60
Total
Rataan

52
38
50
37
42
52
53
49
52
37
45
47
39
50
41
43
45
51
46
2.774
46,23

6
12
9
12
12
9
6
12
9
12
12
12
12
9
12
12
12
12
12
636
10,6

2
4
3
2
4
1
2
4
2
3
3
2
5
2
5
3
2
4
5
181
3,01

26
7
19
5
13
27
32
15
23
8
11
10
6
32
19
9
22
25
17
1124
18,73

0,48
0,16
0,16
0,2
0,16
0,3
0,24
0,2
0,2
0,2
0,24
0,32
0,08
0,4
0,2
0,2
0,2
0,36
0,08
12,6
0,21

63

Lampiran 2. Kombinasi Jenis Tanaman Yang diusahakan Petani Sampel
Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39

Kangkung








_










_










_
_








Jenis Tanaman yang Diusahakan
Sawi
Bayam
Terong Ungu Kacang panjang


_
_


_
_


_
_


_
_


_
_


_
_


_
_


_
_


_
_

_
_
_


_
_
_
_
_
_


_
_
_
_
_
_


_
_


_
_


_
_

_
_
_


_
_


_
_


_
_


_
_


_
_


_
_


_
_


_
_

_
_
_


_
_


_
_


_
_

_
_
_

_
_
_


_
_


_
_

_
_
_

_
_
_


_
_

_
_
_


_
_

64

40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
58
57
58
59
60





















_















_





















_







_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_

_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_

65

Lampiran 3. Pasar Tujuan, Pembeli dan Waktu Penjualan Sayuran
Sampel
Pasar Tujuan
1
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan,
2
Pasar Brayan
3
Pasar V Marelan
4
Pasar V Marelan
5
6
7

Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan

8
9
10
11
12
13

Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan,
Pasar Sikambing
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan

14
15

Pasar V Marelan
Pasar V Marelan

16

Pasar V Marelan

17
18
19
20
21
22
23
24
25

Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan

26
27
28
29
30
31
32
33

Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan

Pembeli
Pedagang Pengumpul

Waktu Penjualan
Pagi dan sore setelah dipanen

Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul,
Kedai Sampah
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul,
penjual mie
Pedagang Pengumpul

Pagi dan sore setelah dipanen
Pagi dan sore setelah dipanen
Pagi dan sore setelah dipanen

Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul,
pedagang mie
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul,
kedai sampah
Pedagang Pengumpul,
kedai sampah
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul,
pedagang mie, kedai
sampah
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul

Sore setelah panen
Pagi dan sore setelah dipanen
Pagi dan sore setelah dipanen
Sore setelah panen

Pagi dan sore setelah dipanen
Pagi dan sore setelah dipanen
Pagi dan sore setelah dipanen
Pagi dan sore setelah dipanen
Pagi dan sore setelah dipanen

Pagi dan sore setelah dipanen
Pagi dan sore setelah dipanen
Sore setelah panen
Pagi dan sore setelah dipanen
Sore setelah panen
Pagi dan sore setelah dipanen
Pagi dan sore setelah dipanen
Pagi dan sore setelah dipanen
Pagi dan sore setelah dipanen
Pagi dan sore setelah dipanen
Pagi dan sore setelah dipanen
Pagi setelah panen

Pagi dan sore setelah dipanen
Pagi dan sore setelah dipanen
Pagi dan sore setelah dipanen
Pagi dan sore setelah dipanen
Pagi dan sore setelah dipanen
Pagi dan sore setelah dipanen
Sore setelah panen
Pagi dan sore setelah dipanen

66

34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
58
57
58
59
60

Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan,
Pasar Sambu
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan,
Pasar Sentral
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan
Pasar V Marelan

Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul

Pagi dan sore setelah dipanen
Pagi dan sore setelah dipanen
Pagi dan sore setelah dipanen

Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul,
kedai sampah

Pagi dan sore setelah dipanen
Sore setelah panen
Sore setelah panen
Pagi dan sore setelah dipanen
Pagi dan sore setelah dipanen
Pagi dan sore setelah dipanen
Pagi
Pagi dan sore setelah dipanen
Pagi dan sore setelah dipanen

Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengumpul

Pagi dan sore setelah dipanen
Pagi dan sore setelah dipanen
Sore setelah panen
Pagi dan sore setelah dipanen
Pagi dan sore setelah dipanen
Pagi dan sore setelah dipanen
Pagi dan sore setelah dipanen
Pagi dan sore setelah dipanen
Pagi dan sore setelah dipanen
Pagi dan sore setelah dipanen
Pagi dan sore setelah dipanen
Pagi dan sore setelah dipanen
Pagi setelah panen
Pagi dan sore setelah dipanen

Pagi dan sore setelah dipanen

67

Lampiran 4. Rata-rata Produksi Dalam Satu Periode Tanam
Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

Kangkung
200
40
120
200
80
200
200
200
_
360
240
480
160
320
240
320
320
40
240
_
80
320
80
200
120
80
120
200
96
200
_
_
80
200
320
160
800
40

Produksi dalam satu periode tanam (kg)
Sawi
Bayam
Terong Ungu
Kacang Panjang
480
240
_
_
60
120
_
_
180
360
_
_
480
240
_
_
144
240
_
_
240
480
_
_
240
480
_
_
480
240
_
_
60
60
_
_
_
420
_
_
240
480
_
_
_
_
_
_
180
240
_
_
_
_
_
_
360
420
_
_
360
240
_
_
360
240
_
_
60
_
_
_
240
180
_
_
180
240
_
_
120
240
_
_
360
240
_
_
120
240
_
_
480
240
_
_
180
240
_
_
120
240
_
_
_
240
_
_
360
360
_
_
120
240
_
_
480
240
_
_
_
_
_
300
_
_
25
_
120
240
_
_
300
504
_
_
360
_
_
_
120
_
_
_
240
1200
_
_
60
_
_
_

68

39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
58
57
58
59
60
Total
Rataan

40
40
240
280
80
96
200
80
480
120
200
300
120
160
240
400
200
240
160
240
240
_
11212
186,86

60
60
360
360
144
144
360
180
480
180
360
360
180
180
240
_
300
480
300
480
240
60
13392
223,2

120
120
720
720
240
240
420
240
420
240
360
300
300
240
240
_
600
240
180
240
540
84
16188
269,8

_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
25
25

_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
300
300

69

Lampiran 5. Lama Ketahanan Bahan Hasil Panen Sayuran
Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

Kangkung
3
2
3
3
2
3
3
3
_
2
3
3
2
2
3
2
2
3
3
_
2
2
3
3
2
2
2
3
3
3
_
_
3
3
3
2
2
3

Lama Ketahanan Bahan / Waktu Simpan (hari)
Sawi
Bayam
Terong Ungu
Kacang Panjang
3
3
_
_
2
2
_
_
3
3
_
_
3
3
_
_
2
2
_
_
3
3
_
_
3
3
_
_
3
3
_
_
2
2
_
_
_
2
_
_
3
3
_
_
_
_
_
_
2
2
_
_
_
_
_
_
3
3
_
_
2
2
_
_
2
2
_
_
3
_
_
_
3
3
_
_
3
3
_
_
2
2
_
_
2
2
_
_
3
3
_
_
3
3
_
_
2
2
_
_
2
2
_
_
_
2
_
_
3
3
_
_
3
3
_
_
3
3
_
_
_
_
_
5
_
_
7
_
3
3
_
_
3
3
_
_
3
_
_
_
2
_
_
_
2
2
_
_
3
_
_
_

70

39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
58
57
58
59
60
Total
Rataan

3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
_
149
2,48

3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
_
3
3
3
3
3
2
144
2,4

3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
_
3
3
3
3
3
2
137
2,28

_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
7
7

_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
5
5

71

Lampiran 6. Harga Sayuran Yang Diterima Petani
Sampel

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

Harga Per Kilogram
Kangkung Sawi
2500
8500
2500
6000
2500
6000
2000
8500
2000
6000
2000
6000
2000
8500
2000
6000
_
8500
2500
_
2000
8500
2000
_
2000
6000
2000
_
2000
6000
2000
8500
2500
8500
2000
8500
2500
6000
_
8500
2000
8500
2500
6000
2000
8500
2000
8500
2000
8500
2000
8500
2000
_
2000
6000
2000
8500
2000
8500
_
_
_
_
2000
6000
2000
6000
2500
6000
2500
8500
2000
6000
2000
6000

Bayam
3000
3000
3000
4600
3000
4500
4600
3000
3000
4600
3000
_
3000
_
3000
4500
3000
_
3000
3000
3000
3000
3000
3000
3000
3000
3000
3000
3000
3000
_
_
3000
3000
_
_
3000
_

Terong Ungu
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
6500
_
_
_
_
_
_

Kacang
Panjang
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
4000
_
_
_
_
_
_
_

72

39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
58
57
58
59
60
Total
Rataan

2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2500
2000
2000
2500
2000
2000
2500
2000
2000
2000
2000
2000
2000
_
114000
2109,09

6000
6000
6000
6000
8500
6000
8500
8500
6000
8500
6000
8500
6000
6000
8500
_
8500
8500
6000
6000
6000
6000
380500
6341,6

3000
3000
3000
3000
3000
3000
3000
3000
3000
3000
3000
3000
3000
3000
3000
_
3000
4600
3000
3000
3000
3000
162400
2706,6

_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
6500
6500

_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
4000
4000

DAFTAR PUSTAKA

Ariadi, BY. 2011. Sistem Agribisnis Terintegrasi Hulu-Hilir. Muara Indah.
Bandung.
Downey,WD dan Erickson SP, 1992. Manajemen Agribisnis. Edisi Kedua.
Erlangga. Jakarta
Fadli, AM. 2013. Efektivitas Distribusi Fisik Dalam meningkatkan Penjualan.
Skripsi Fakultas Ekonomi Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Imbad, HP dan Nawangsih AA. 1999. Menyimpan Bahan Pangan. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Irawan, B. 2007. Fluktuasi Harga, Transmisi Harga, dan Marjin Pemasaran
Sayur dan Buah. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.
Bogor.
Kotler, Philip. 1997. Dasar-dasar Pemasaran. Prenhallindo. Jakarta.
Kotler, Philip. 1997. Analisis Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian.
Erlangga. Jakarta
Laksana,F. 2008. Manajemen Pemasaran: Pendekatan Praktis. Graha Ilmu.
Bandung
Moekijat, 2000. Kamus Manajemen. CV Mandar Maju. Bandung.
Morgan, WS. Iwantoro dan A. Lestari. 2004. Improving Indonesian Vegetable
Supply Chains. Dalam : GI Johnson dan PJ. Hoffman. Agri-Product Supply
Chain Management In Developing Countries. Proceeding of a workshop.
Bali.
Mosher, A.T. 1991. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. CV Yasaguna.
Jakarta
Mubyarto. 1985. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.
Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi. UGM. Yogyakarta.
Nazaruddin, 1999. Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Nugroho,H dan Novalinda, D. 2007. Usaha Sayuran Sehat Di Dataran Rendah.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Jambi.

59

60

Pantastico E.R.B. 2001. Fisiologi Pasca Panen Penanganan dan
Pemanfaatan Buah-buahan dan Sayur-sayuran Tropika dan Subtropika .
Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Rahadi,F. 2000. Agribisnis Tanaman Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta.
Said, EG dan Intan, AH. 2001. Manajemen Agribisnis. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Sanusi, 2003. Ekonomi Mikro. Perc Universitas Trisakti. Jakarta.
Sianturi, M. 2011. Analisis Usahatani Sayuran Di Kelurahan Tanah Enam Ratus
Kecamatan Medan Marelan. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Soekartawi, 1994. Pembangunan Pertanian. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Soekartawi, 2002. Prinsip-prinsip Manajemen Pemasaran Hasil-hasil Pertanian:
Teori dan Aplikasinya. Edisi Revisi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sudiyono, 2004. Pemasaran Pertanian. Edisi Kedua. UMM Press. Malang.
Sukirno, S. 2005. Mikroekonomi: Teori Pengantar. PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta
Supranto,J. 2001. Teknik Riset Pemasran dan Ramalan Penjualan. Edisi Revisi.
Rineka Cipta. Jakarta
Swastha, 1999. Azas-azas Marketing. Edisi Ketiga. BPFE. Yogyakarta.
Swastha, 1999. Saluran Pemasaran: Konsep dan Strategi Analisis Kuantitatif.
Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.
Swastha, 1998. Manajemen Penjualan. Edisi Ketiga. BPFE Universitas Gajah
Mada. Yogyakarta.
Syahza, A. 2007. Model Pemasaran Produk Pertanian Berbasis Agribisnis
Sebagai Upaya Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan. Lembaga
Penelitian Universitas Riau. Pekanbaru.
Umar, H. 1999. Riset Strategi Perusahaan. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Widi, R.K, 2010. Asas Metodologi Penelitian. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Winarno F.G 2001. Fisiologi Lepas Panen . Sastra Hudaya. Jakarta
Zulkarnain, 2009. Dasar-dasar Hortikultura. Bumi Aksara. Jakarta.

METODE PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian
Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive ( sengaja )
yaitu teknik penentuan suatu daerah berdasarkan pertimbangan tertentu. Daerah
yang dijadikan tempat penelitian adalah Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan
Medan Marelan Kota Medan. Pemilihan daerah tersebut didasarkan karena
kecamatan Medan Marelan merupakan salah satu daerah di Kota Medan yang
penduduknya bekerja sebagai petani sayuran. Dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :
Tabel 3. Jumlah Petani Sayuran Tahun 2009-2013
No

Tahun

Jumlah Petani Sayuran ( orang )

1

2009

138

2

2010

121

3

2011

143

4

2012

140

5

2013

147

Sumber :Penyuluh Pertanian Kecamatan Medan Marelan, 2014

Metode Penentuan Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah petani sayuran di Kelurahan Tanah
Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan.

30

Menurut

Umar

(1999),

untuk

31

menentukan ukuran sampel dari populasi dalam penelitian ini digunakan metode
Slovin dengan rumus sebagai berikut :

dimana :
n

: Ukuran sampel

N

: Ukuran Populasi

E

: Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan sebesar 10%
Dengan jumlah populasi sebanyak 147 orang petani maka dapat dapat

dihitung ukuran sampelnya dengan metode Slovin sebagai berikut :

=
= 60 orang

Sampel yang diteliti adalah petani sayuran di Kelurahan Tanah Enam
Ratus Kecamatan Medan Marelan. Jumlah sampel petani yang dipakai sebanyak
60 sampel. Dari sebanyak 60 petani sampel akan dikelompokkan menjadi ke
dalam 4 gabungan karakteristik sayuran yang diteliti. Dapat dijelaskan dengan
menggunakan tabel 3 dibawah ini :

32

Tabel 4. Penentuan Jenis Sayuran Berdasarkan Empat Karakteristik.

Dapat disimpan lama
≤ 2 hari

Tidak dapat
disimpan lama >2
hari

Sayur yang rutin
diminta setiap hari,
harga cukup rendah
dan fluktuasi
permintaan rendah

Sayur yang tidak rutin
diminta setiap hari,
harga tinggi, dan
fluktuasi permintaan
tinggi

15 sampel

15 sampel

15 sampel

15 sampel

Diketahui pada tabel di atas terdapat empat karakteristik sayuran sebagai
berikut :
1.

Sayuran yang rutin diminta atau diminta setiap hari tetapi dengan harga
yang relatif rendah dan fluktuasi permintaan rendah.

2.

Sayuran yang tidak rutin diminta atau tidak diminta setiap hari tetapi
dengan harga yang relatif tinggi dan fluktuasi permintaan tinggi.

3.

Sayuran yang dapat disimpan dalam waktu lama. (≤2 hari)

4.

Sayuran yang tidak dapat disimpan dalam waktu lama (>2 hari)
Semua populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih

menjadi sampel berdasarkan karakteristik yang dimaksud, siapapun, dimanapun,
dan kapanpun dapat ditemui yang selanjutnya dijadikan sebagai responden.
Teknik pengambilan sampel menggunakan metode Accidental Sampling
yaitu teknik pengambilan sampel dengan melakukan wawancara langsung dengan

33

sampel yang sesuai dengan karakteristik yang tidak sengaja bertemu dengan
peneliti di daerah penelitian hingga memenuhi kuota atau jumlah sampel yang
diinginkan (Widi, 2010).

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari
1.

Data primer
Data Primer adalah data yang didapat dari hasil wawancara langsung dengan
responden yang menjadi sampel dengan mengisi daftar kuesioner yang telah
dipersiapkan sebelumnya

2.

Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan dari lembaga atau instansi terkait
seperti Kantor Kelurahan, Penyuluh Pertanian, literatur, buku-buku atau
media lainnya yang sesuai dengan penelitian ini.

Metode Analisis Data
1. Untuk masalah 1 dijelaskan secara deskriptif yaitu dengan menjelaskan sistem
penjualan hasil panen sayur yaitu pasar tujuan serta sistem pembelian
pembayaran oleh pembeli.
2. Untuk masalah 2 dijelaskan secara deskriptif yaitu dengan menjelaskan
fluktuasi penjualan baik penjualan maksimum, penjualan minimum, maupun
penjualan rata-rata dan waktu penjualan pada setiap jenis sayuran.

34

3. Untuk masalah 3 dijelaskan secara deskriptif yaitu dengan menjelaskan
peluang karakteristik sayuran.
Karakteristik sayuran tersebut dibedakan atas :
1.

Sayuran yang rutin diminta atau yang diminta setiap hari tetapi dengan
harga yang relatif rendah dan fluktuasi permintaan rendah.

2.

Sayuran yang tidak rutin diminta atau tidak diminta setiap hari tetapi
dengan harga yang relatif tinggi dan fluktuasi permintaan tinggi.

3.

Sayuran yang dapat disimpan lama (≤2 hari).

4.

Sayuran yang tidak dapat disimpan lama (>2hari)

Definisi dan Batasan Operasional
Untuk mengatasi terjadinya kesalahpahaman dalam mengartikan hasil
penelitian ini, maka dibuat beberapa definisi dan batasan operasional.
Definisi
1.

Petani adalah penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus yang
bermatapencaharian usahatani sayuran.

2.

Fluktuasi permintaan adalah naik-turunnya jumlah permintaan
sayuran.

3.

Jumlah permintaan adalah banyaknya sayur yang bersedia dibeli oleh
konsumen pada tingkat harga tertentu.

4.

Pasar tujuan adalah pasar dimana petani di Kelurahan Tanah Enam
Ratus menjualkan hasil panen sayur.

5.

Sifat produk sayuran adalah mudah rusak.

35

Batasan Operasional
1.

Daerah penelitian adalah Kelurahan Tanah Enam Ratus, Kecamatan
Medan Marelan, Kota Medan

2.

Waktu Penelitian dimulai pada bulan Februari 2014.

KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

Deskripsi Daerah Penelitian
Kelurahan Tanah Enam Ratus adalah salah satu kelurahan yang ada di
Kecamatan Medan Marelan. Kelurahan Tanah Enam Ratus terdiri dari tujuh
lingkungan. Luas Kelurahan Tanam Enam Ratus adalah 342 Ha. Secara
Administratif Kelurahan Tanah Enam Ratus mempunyai batas-batas sebagai
berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan

: Kelurahan Rengas Pulau

Sebelah Timur berbatasan dengan

: Kelurahan Manunggal

Sebelah Selatan berbatasan dengan

: Kelurahan Titipapan

Sebelah barat berbatasan dengan

: Kelurahan Kumpang

Tata Guna Lahan

Berdasarkan luas wilayah yang dimiliki Kelurahan Tanah Enam Ratus,
maka penggunaan tanah dan tata guna lahan diklasisikasikan dalam tabel berikut :

36

37

Tabel 5. Penggunaan Lahan Di Kelurahan Tanah Enam Ratus Tahun 2013.
Jenis Penggunaan
No

Luas Lahan ( ha )

Persentase (%)

1 Pemukiman

166,63

48,72

2 Persawahan

144,5

42,206

3 Pekarangan

28,2

8,25

4 Kuburan

0,14

0,04

5 Perkebunan

2,5

0,73

6 Taman

0,02

0,005

7 Perkantoran

0,01

0,029

Jumlah

342

100

Lahan

Sumber : Kantor Kelurahan Tanah Enam Ratus, 2014

Pada Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa penggunaan lahan yang paling
luas adalah pemukiman sebesar 48,72%, persawahan 42,206%. Sementara
penggunaan lahan paling kecil adalah untuk perkantoran seluas 0,02%. Dari
pengamatan langsung di daerah penelitan bahwa usahatani sayuran yang ada di
Kelurahan Tanah Enam Ratus adalah termasuk ke dalam usahatani rakyat yang
diusahakan di lahan pekarangan dan di lahan persawahan.

Keadaan Penduduk
Kelurahan Tanah Enam Ratus memiliki jumlah penduduk sebanyak
29.310 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 13.940 jiwa dan

38

penduduk perempuan sebanyak 15.370 jiwa serta total kepala keluarga sebanyak
6.141 KK.
Untuk distribusi penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus berdasarkan
umur dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 6. Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur Tahun 2013
No

Umur (thn)

Jumlah Penduduk (jiwa)

Persentase (%)

1 0-16

8.358

28,51

2 17-25

17.319

59,1

3633

12,39

29.31

100

3 ≥45
Jumlah

Sumber : Kantor Kelurahan Tanah Enam Ratus, 2014

Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa golongan umur 0-16 tahun terdapat
sebanyak 28,51%, umur 17-45 tahun sebanyak 59,1% dan umur
≥45 tahun
sebanyak 12,39%.
Mata pencaharian utama penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus adalah
wiraswasta. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

39

Tabel 7. Distribusi Penduduk Menurut Pekerjaan Tahun 2013.
No

Jenis Pekerjaan

Jumlah (jiwa)

Persentase(%)

1 PNS

173

0,59

2 TNI

64

0,21

3 Tenaga Medis

42

0,14

4 Polri

27

0,09

5 Guru

111

0,37

6 Petani

1569

5,35

7 Nelayan

20

0,06

8 Pegawai BUMN

195

0,66

9 Wiraswasta

3863

13,17

670

2,28

22576

77,02

29.310

100

10 Pedagang
11 Lainnya
Jumlah
Sumber : Kantor Kelurahan Tanah Enam Ratus, 2014

Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa mata pencaharian penduduk
Kelurahan Tanah Enam Ratus yang paling dominan dan jelas adalah wiraswasta
sebanyak 13,17% dan diikuti petani sebanyak 5,35%. Sedangkan mata
pencaharian yang paling kecil adalah nelayan sebanyak 0,06%.
Penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus mayoritas adalah suku Jawa.
Perbandingannya sangat jauh sekali dengan beberapa suku atau etnis yang ada di
kelurahan ini. Tabel berikut ini menunjukkan sarana dan prasarana di Kelurahan
Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan 2013.

40

Tabel 8. Sarana Dan Prasarana Di Kelurahan Tanah Enam Ratus
Kecamatan Medan Marelan, 2013
No Sarana dan Prasarana
Fasililtas
Jumlah
1 Pendidikan

2 Kesehatan

3 Perekonomian

PAUD

14

SD

10

SLTP

1

SLTA

1

Perguruan Tinggi Swasta

2

Rumah Sakit

_

Puskesmas

1

Balai Pengobatan Umum

7

Klinik

17

Posyandu

12

Pertokoan

162

Pasar

_

Swalayan

1

SPBU

1

Kedai Sampah

4 Olahraga

122

Bank

_

Bola Kaki

2

Badminton

4

Futsal

3

Tennis Meja

3

Sumber : Kantor Kelurahan Tanah Enam Ratus, 2014

Dari tabel di atas dapat dilihat terdapat empat fasilitas yang ada di
Kelurahan Tanah Enam Ratus. Untuk sarana pendidikan terdapat 5 fasilitas yang
memadai yang mencakup satu kelurahan. Dengan fasilitas Pendidikan Anak Usia
Dini sebanyak 14 unit, Sekolah Dasar sebanyak 10 Unit, Sekolah Lanjutan

41

Tingkat Pertama 1 unit, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas sebanyak 1 unit dan
terdapat Perguruan tinggi swasta sebanyak 2 unit.
Pada sarana kesehatan terdapat 1 unit Puskesmas, Balai Pengobatan
Umum ada 7 unit, klinik 17 unit dan Posyandu 12 unit.Namun tidak terdapat
Rumah Sakit di Kelurahan Tanah Enam Ratus ini.
Untuk sarana perekonomian, terdapat 162 unit pertokoan, 1 unit swalayan,
1 unit SPBU dan 122 unit kedai sampah. Namun tidak terdapat bank dan pasar
tradisional. Karena pasar tradisional masuk ke dalam wilayah Kelurahan Rengas
Pulau.
Pasar tradisional merupakan pusat perekonomian masyarakat Kecamatan
Medan Marelan terdapat di kawasan Kelurahan Rengas Pulau. Pasar Lima
Marelan merupakan pasar utama dalam penjualan sayuran mencakup seluruh
kecamatan. Dengan keberadaan pasar yang dekat dengan areal pertanian
masyarakat akan memudahkan dalam pendistribusian hasil panen dan dapat
menekan biaya pengiriman.

Karakteristik Petani Sampel

Karakteristik petani sampel yaitu meliputi kehidupan sosial ekomomi
petani yaitu meliputi umur, luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, lama
pendidikan dan pengalaman bertani. Karakteristik petani sampel di Kelurahan
Tanah Enam Ratus dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini :

42

Tabel 9. Karakteristik Petani Sampel Kelurahan Tanah Enam Ratus
Kecamatan Medan Marelan Kota Medan, 2014
Uraian

No

Rataan

Rentang

1 Luas Lahan (Ha)

0,21

0,06-0,5

2 Umur (Tahun)

46,23

3 Lama Pendidikan ( Tahun)

10,6

6-12

4 Jumlah Tanggungan (Jiwa)

3,01

1-7

5 Pengalaman Bertani (Tahun)

18,73

5-45

31-65

Sumber : Lampiran 1

Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa karakteristik petani sampel meliputi
umur, luas lahan, lama pendidikan, jumlah tanggungan, dan pengalaman bertani.
Luas lahan yang diusahakan petani sampel rata-rata seluas 0,21 Ha.
Umur petani sampel merupakan salah satu faktor yang berkaitan erat
dengan kemampuan bekerja dalam melakukan kegiatan berusahatani. Semakin tua
umur petani maka kemampuan petani untuk bekerja semakin menurun pula dan
hal ini juga berpengaruh terhadap produksi dalam usahataninya. Karena dalam
berusahatani lebih banyak mengandalkan kemampuan fisik. Tabel dia atas
menunjukkan rata-rata umur petani sampel adalah 46,23 tahun dengan rentang
antara 31 -65 tahun. Rentang umur tersebut masih masuk ke dalam usia produktif
yang masih berpotensi dalam melakukan usahatani.
Pendidikan formal merupakan salah satu faktor yang penting dalam
mengelola usahatani terutama dalam hal menerima kemajuan teknologi untuk
mengoptimalkan usahataninya. Tingkat pendidikan formal yang pernah dicapai

43

oleh petani sampel pada umumnya adalah lulusan sekolah lanjutan tingkat
pertama (SLTP/ Sederajat), namun ada juga yang lulusan sekolah dasar (SD) dan
sekolah menengah umum (SMU/ sederajat). Dari tabel di atas diketahui bahwa
rata-rata lama pendidikan petani sampel adalah 10,6 (10 tahun).
Faktor lain yang memungkinkan makin meningkatnya keterampilan
berusaha tani adalah pengalaman bertani petani itu sendiri. Karena semakin lama
pengalaman bertani maka kemampuan untuk mengelola usahatani juga akan lebih
baik. Rata-rata pengalaman bertani petani sampel adalah 18,73 tahun. Dengan
rentang antara 5-45 tahun. Sedangkan rata-rata jumlah tanggungan keluarga petani
sampel adalah sebanyak 3,01 ( 3 orang) dengan rentang antara 1-7 orang.
Peran penyuluh pertanian salah satunya adalah memberikan pelatihanpelatihan terkait dengan usahatani sayuran yang dikelola petani sayur. Pelatihan
terkait usahatani sayuran yang pernah dilakukan adalah dengan mengembangkan
pemupukan dari kotoran ternak lembu yang juga dikelola oleh petani. Pelatihan
lain yang pernah diberikan pihak swasta adalah dengan mengembangkan sistem
pertanian organik dengan kualitas ekspor dan percobaan penenamn bawang
merah. Dengan bibitnya merupakan bantuan dari pihak yang swasta tersebut.
Kontribusi pendapatan keluarga beberapa petani di Kelurahan Tanah
Enam Ratus bukan saja hanya dari usahatani sayuran saja tetapi juga beternak
lembu. Namun mayoritas petani di sana mengelola usahatani sayuran. Dengan
berusahatani sayuran dan beternak lembu dirasa cukup untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sistem Penjualan Hasil Panen Sayuran Yang Dilakukan Petani Di Kelurahan
Tanah Enam Ratus.

Petani di Kelurahan Tanah Enam Ratus adalah termasuk petani yang
mandiri. Dikatakan mandiri karena mayoritas petani mengusahakan modal
usahataninya sendiri, mengelola usahantaninya sendiri walaupun dalam hal
pemanenan hasil terkadang dibantu oleh buruh panen. Bahkan untuk menjualkan
hasil panennya juga dilakukan sendiri. Hal ini dikarenakan pasar tujuan penjualan
hasil panen bisa dikatakan lumayan dekat dengan areal usahataninya.
Ada beberapa kelompok tani yang aktif di Kelurahan Tanah Enam Ratus.
Kegiatan yang rutin dijalankan kelompok tani di sana adalah menjalankan
kegiatan arisan. Dimana dalam kegiatan tersebut diadakan tukar pikiran dan ide
antar sesama anggota. Jika ada bantuan dari pemerintah atau pihak swasta
biasanya kegiatan untuk mendapatkan bantuan tersebut dilakukan bersama-sama.
Artinya peran kelompok tani sangat penting bagi petani untuk mengembangkan
usahataninya.
Menurut penelitian yang dilakukan di daerah penelitian ternyata dari ke
tujuh macam komoditi sayuran yang diproduksi di Kelurahan Tanah Enam Ratus
( Tabel 1) ternyata di ketahui di lapangan bahwa petani sangat berkonsentrasi
pada penanaman sayuran jenis kangkung, sawi, bayam, terong ungu dan kacang
panjang. Dari kelima jenis sayuran tersebut ada juga yang dikombinasikan

44

45

penanamannya, ada yang antar beberapa jenis dan ada juga yang petani yang
menanam satu jenis dari kelima jenis sayuran tersebut.
Beberapa kombinasi penanaman yang dilakukan petani adalah dapat
dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 10. Jumlah Petani Dengan Beberapa Kombinasi Penanaman Jenis
Sayuran
No Jenis Kombinasi Penanaman
Jumlah Petani
1 Kangkung-Sawi-Bayam

45

2 Kangkung-Sawi

4

3 Kangkung-Bayam

1

4 Sawi-Bayam

4

5 Kangkung

4

6 Terong Ungu

1

7 Kacang Panjang

1

Total

60

Sumber : Lampiran 2

Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa terdapat tujuh jenis kombinasi
penanaman sayuran dari lima jenis sayuran yang ditemui di lapangan. Kombinasi
penanaman yang paling banyak adalah kangkung-sawi bayam adalah sebanyak 45
petani. Hal ini disebabkan karena ketiga jenis tanaman tersebut memiliki waktu
panen yang sama yaitu sekitar 25 hari setelah tanam. Sehingga memudahkan
dalam hal waktu panen dan waktu penjualan.

Kombinasi tanam sayuran yang paling sedikit adalah terong ungu dan
kacang panjang masing-masing sebanyak 1 orang petani. Hal ini karena kedua
jenis sayuran ini cenderung memerlukan lahan yang cukup luas untuk
mendapatkan hasil maksimal. Dan juga masa panen teong ungu dan kacang

46

panjang dapat dikatakan lebih lama dibandingkan jenis sayuran sawi, kangkung
dan bayam. Masa panen terong ungu adalah sekitar 50 hari setelah tanam.
Sedangkan kacang panjang dapat dipanen mulai umur 40 hari. Sedangkan
kangkung, sawi dan bayam dapat dipanen mulai umur 25 hari saja.

Ada beberapa alasan mengapa petani jarang sekali menanam terong ungu
dan kacang panjang. Beberapa alasan yang diketahui menurut wawancara dengan
petani adalah bahwa sulitnya mendapatkan tenaga kerja yang sesuai. Maksudnya
tenaga kerja sekarang hanya menginginkan sistem kerja borongan saja padahal
petani lebih membutuhkan tenaga kerja harian.
Pada umumnya semua petani sayur menjualkan hassil panen kepada
pedagang pengumpul dalam jumlah yang banyak. Artinya petani tidak menerima
pembeli ritail/ eceran mengingat sifat sayuran yang cepat rusak. Tapi juga ada
warga sekitar lahan pertanian atau juga tetangga petani yang datang untuk
membeli sayur untuk keperluan rumah tangganya.


Pasar Tujuan
Menurut hasil wawancara dengan seluruh petani sampel di lapangan

diketahui bahwa petani menjualkan hasil panennya secara tetap ke Pasar V
Marelan yang terletak di Kecamatan Medan Marelan. Para petani menjualkan
sayuran melalui agen ke pengecer di Pasar V Marelan karena menurut petani
lokasi pasar tersebut sangat dekat sekali dengan areal pertaniannya.
Pedagang pengumpul selalu tetap mengambil hasil panen dari petani.
diketahui terdapat lima orang pedagang pengumpul yang aktif membeli hasil

47

panen di Kelurahan Tanah Enam Ratus. Sistem pembayaran yang dilakukan oleh
pedagang pengumpul adalah dengan cara membayar langsung kepada petani
ketika mengambil sayuran tersebut. Petani biasanya menjual hasil panen tidak
tetap pada satu pedagang saja karena ada lima pedagang pengumpul disana yang
biasanya membeli kepada petani.
Selain ke Pasar V Marelan petani juga menjual hasil panen sayuran di
Pasar Sikambing, Pasar Sambu, Pasar Brayan, dan Pasar Sentral di Pusat Kota
Medan. Namun biasanya hasil panen dijual oleh pedagang ke sana. Tabel di
bawah ini menunjukkan jumlah petani dengan pasar tujuan hasil sayurannya.
Tabel 11. Pasar Tujuan Petani
No

Pasar Tujuan

Jumlah Petani (orang)

Persentase(%)

1 Pasar v Marelan

56

93,33

2 Pasar Brayan

1

1,66

3 Pasar Sikambing

1

1,66

4 Pasar Sambu

1

1,66

5 Pasar Sentral

1

1,66

60

100

Total
Sumber : Lampiran 3

Pada tabel di atas dapat dilihat sebanyak 93,33% petani menjualkan
sayuran di Pasar V Marelan dan masing sebanyak 1,66% petani menjual hasil
panen di Pasar Brayan, Pasar Sikambing, Pasar Sambu dan Pasar Sentral. Petani
Di Keluraha Tanah Enam Ratus juga tidak mengantarkan hasil panen kepada
pedagang pengumpul dikarenakan sulitnya mendapatkan tenaga kerja dalam hal
pendistribusian dan juga mempertimbangkan ongkos pengiriman. Biasanya
pedagang pengumpullah yang datang mengambil hasil panen.

48


Sistem Pembelian Dan Pembayaran Oleh Konsumen
Berdasarkan hasil wawancara dengan petani sampel diketahui bahwa

secara keseluruhan petani menjualkan hasil panen kepada pedagang pengumpul
dengan sistem pembayaran langsung dibayar di tempat ketika pedagang
pengumpul tersebut mengambil hasil panen

Fluktuasi Penjualan Pada Setiap Jenis Sayuran Yang Diusahakan
Menurut hasil wawancara langsung dengan petani sampel bahwa tidak
pernah terjadi fluktuasi atau perubahan penjualan (jumlah penjualan) hasil panen
sayuran. Selalu tetap karena hasil panen sangat tergantung pada luas lahan yang
diusahakan petani.
Umumnya ada dua faktor yang mempengaruhi fluktuasi penjualan yaitu
musim kemarau dan hama penganggu. Sayur sangat membutuhkan air juga
kelembaban udara yang cukup. Jika hal itu tidak terpenuhi pertumbuhan sayur
akan terganggu.. Artinya sayur akan rusak dan penjualan menjadi berkurang.
Begitu juga dengan keberadaan hama penganggu. Namun sejauh ini masih bisa
diatasi oleh petani.
Hasil panen sayuran juga tidak pernah bersisa. Bagaimana pun petani tetap
mengusahakan agar hasil panen tidak bersisa walau harus menurunkan harga
serendah-rendahnya. Hasil panen yang mungkin tersisa adalah sayuran yang rusak
dalam jumlah sedikit.
Tabel berikut ini menunjukkan produksi hasil sayuran dalam satu periode
tanam:

49

Tabel 12. Produksi Sayuran Dalam Satu Periode Tanam.
Jenis Sayuran

Rata-rata Produksi (kg)

Kangkung

186,86

Sawi

223,2

Bayam

269,8

Terong Ungu

25

Kacang Panjang

300

Sumber : Lampiran 4

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa produksi kangkung sebanyak 186,86
kg dalam satu periode tanam, sawi sebanyak 223,2 kg, bayam 269,8 kg, terong
ungu 25 kg, dan kacang panjang 300 kg dalam satu periode tanam oleh petani
sampel di Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan.
Berikut ini tabel menunjukkan lama periode tanam sayuran di Kelurahan
Tanah Enam Ratus :

Tabel 13. Periode Tanam Sayuran
No

Jenis Sayuran

Periode Tanam ( Hari)

1 Kangkung

25

2 Sawi

25

3 Bayam

25

4 Terong Ungu

40

5 Kacang Panjang

50

Dari tabel di atas dilihat bahwa sayur kangkung, sawi dan bayam dipanen
pada umur 25 hari, terong ungu dipanen pada umur 40 hari sedangkan kacang

50

panjang dipanen pada umur 50 hari. Setiap jenis sayuran tersebut tidak dipanen
dalam waktu sekali panen saja, namun pemanenan dilakukan secara bertahan.
Karena disesuaikan dengan kemampuan petani untuk memanen dan dengan
memperhitungkan waktu penjualan sayuran tersebut.

Beberapa petani yang menanam sayur secara bertahap tentu saja akan
memanen sayuran juga secara bertahap. Biasanya sayur dipanen setiap hari hingga
semua hasil panen habis.


Waktu Penjualan Sayuran
Berdasarkan penelitian di lapangan ada tiga waktu penjualan yang

dilakukan oleh petani sampel. Dijelaskan pada tabel 11 berikut ini :
Tabel 14. Waktu Penjualan Sayuran Oleh Petani Sampel
No

Waktu Penjualan

Jumlah Petani

1 Pagi setelah panen

3

2 Sore setelah panen

8

3 Pagi dan sore setelah panen

49

Total

60

Sumber : (Lampiran 3)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas petani sampel menjualkan
hasil panennya pada waktu pagi dan sore hari yaitu sebanyak 49 petani. sedangkan
yang hanya menjual hasil panen pada pagi hari sebanyak 3 petani saja dan yang
menjual hasil panen pada sore hari setelah panen sebanyak 8 orang petani.

Ada beberapa alasan mengapa petani menjual pada waktu-waktu tersebut.
Misalnya pada sore hari karena petani tersebut memanen sayuran pada siang hari

51

untuk dijualkan sore harinya. Jika dijual untuk pagi hari, petani harus memanen
secepat mungkin pada pagi hari tersebut. Namun ada juga karena telah dipanen
sore kemarin untuk dijual pagi hari besoknya.
Petani yang menjualkan sayuran pada pagi dan sore itu artinya petani
tersebut menjualkan hasil panen kemarin untuk dijual pagi hari dan menjual pada
sore hari untuk hasil panen yang dipanen pada siang harinya. Hasil panen harus
segera dijual atau diantarkan ke pasar sebelum terjadi kerusakan. Jika terjadi
kerusakan akan menurunkan harga sayuran tersebut. Untuk hasil panen terong
ungu dapat bertahan cukup lama sehingga mudah diatur waktu penjualannya.

Petani yang menjual hasil sayuran mayoritas dilakukan pada pagi dan sore
setelah panen. Biasanya untuk pasar yang terdekat yaitu di pasar V Marelan waktu
penjualan pada pagi hari. Sedangkan untuk pasar yang cukup jauh biasanya
dijualkan pada sore hari kepada pedagang pengumpul. Kemudian pedagang
pengumpul menjualnya pada pagi hari di pasar tersebut.


Harga Sayuran (Harga Yang Diterima Petani )
Berdasarkan wawancara langsung dengan petani sampel bahwa secara

keseluruhan ke lima jenis sayuran yang diusahakan petani sampel cenderung tidak
terjadi fluktuasi harga dalam waktu satu minggu. Namun fluktuasi harga biasanya
terjadi per minggu nya.

52

Tabel 15. Harga Sayuran
No

Jenis Sayuran

Harga Rata-rata (Rp/Kg)

Rentang(Rp/Kg)

1 Kangkung

2000

2000-2500

2 Sawi

3000

2000-8500

3 Bayam

3000

3000-4600

4 Terong Ungu

6500

6500

5 Kacang Panjang

4000

4000

Sumber : lampiran 6

Dari Tabel di atas rentang yang paling tinggi adalah pada sayuran sawi
dengan rentang 6000-8500. Hal ini karena harganya cukup berfluktuasi tajam.
Sayur kangkung secara tetap berada pada harga Rp.25.000/ bal atau sama dengan
Rp. 2.000/ kg ( 1 Bal = 12 Kg). Namun pernah terjadi penurunan harga menjadi
Rp.2.000/kg. Untuk sayur sawi cenderung tetap pada harga Rp. 28.000/bal atau
sama dengan Rp.3.000/kg ( 1 Bal = 12 Kg). Harga sawi paling rendah adalah Rp.
25.000/bal atau sama dengan Rp.2.000/kg. yang paling tinggi mencapai
Rp.100.000/bal atau sama dengan Rp.8.500/kg.

Sayur bayam harga normal pada Rp.30.000/bal atau sama dengan
Rp.3000/kg ( 1 Bal = 12 Kg ). Pernah mengalami penurunan hingga
Rp.15.000/bal atau sama dengan Rp. 1.250/kg. Sedangkan Terong ungu selalu
tetap pada harga Rp.130.000/ bal atau sama dengan Rp.6.500/kg ( 1 bal = 20 kg).
pernah turun menjadi Rp.80.000/bal atau Rp.4.000/kg. Harga kacang panjang
sekitar Rp. 40.000/bal atau sama dengan Rp. 4.000/kg ( 1 bal = 10 Kg ). Pernah
mengalami penurunan hingga Rp.30.000/ bal atau Rp.3000/kg.

53

Peluang Meningkatkan Penjualan Berbagai Jenis Sayuran Berdasarkan
Karakteristik Sayuran.
Untuk mengetahui jenis sayuran berdasarkan 4 karakteristik sebelumnya
diketahui terlebih dahulu batasan waktu sayuran dapat disimpan pada tabel di
bawah ini :
Tabel 16. Batasan Waktu Sayuran Dapat Disimpan
No

Batas waktu (Hari)

Jenis Sayuran

1

2

Kangkung, Bayam

2

3

Sawi

3

5

Kacang Panjang

4

7

Terong Ungu

Sumber : Lampiran 5

Ada beberapa 4 karakteristik sayuran yang diteliti yaitu :
1.

Sayuran yang rutin diminta atau yang diminta setiap hari tetapi dengan
harga yang relatif rendah dan fluktuasi permintaan rendah.

2.

Sayuran yang tidak rutin diminta atau tidak diminta setiap hari tetapi
dengan harga yang relatif tinggi dan fluktuasi permintaan tinggi.

3.

Sayuran yang dapat disimpan lama.

4.

Sayuran yang tidak dapat disimpan lama.
Untuk ukuran dalam berbagai karakteristik diatas adalah sebagai berikut:

1. Sayuran yang rutin diminta artinya setiap hari dibeli oleh pedagang
pengumpul
Sayuran tidak rutin diminta artinya sayuran tidak setiap hari dibeli
pedagang pengumpul (sisa)

54

2. Fluktuasi permintaan tinggi artinya sering sekali terjadi turun naiknya
jumlah penjualan.
Fluktuasi permintaan rendah artinya sangat jarang terjadi turun naiknya
jumlah penjualan ( stabil ).
3. Ukuran tinggi rendahnya harga lihat Tabel 15
4. Ukuran lama waktu sayur dapat disimpan lihat Tabel 16.
Kemudian keempat karakteristik di atas digabung menjadi 4 gabungan
karakteristik dan masing-masing diuji dengan 15 sampel petani maka dihasilkan
sebagai berikut :
Tabel 17. Jenis Sayuran Berdasarkan Karakteristik
Sayur yang rutin diminta
setiap hari, harga cukup
rendah, dan fluktuasi
permintaan rendah

Sayur yang tidak diminta
setiap hari, harga cukup
tinggi, dan fluktuasi
permintaan tinggi

Dapat disimpan
lama (≤2 hari)

Bayam dan Kangkung

Sawi

Tidak dapat
disimpan lama
(>2 hari)

Terong ungu

Kacang Panjang

Dengan menggabungkan 4 karakteristik sayuran maka diketahui bahwa :
a. 15 sampel yang diteliti menjawab jenis sayuran yang termasuk ke dalam
karakteristik 1 dan 3 yaitu sayuran yang rutin diminta setiap hari, dengan
harga yang rendah, fluktuasi rendah dan dapat disimpan lama adalah
Kangkung dan Bayam. Termasuk sayur yang diminta setiap hari dengan
fluktuasi permintaan tinggi, harga jual lebih murah yaitu kangkung seharga
Rp 3.000/kg dan dan bayam Rp.2000 cukup dapat disimpan lama yaitu dua
hari.

55

b. 15 sampel yang diteliti menjawab jenis sayuran yang termasuk ke dalam
gabungan karakteristik 1 dan 4 yaitu sayuran yang rutin diminta setiap hari,
dengan harga yang rendah, permintaan tidak berfluktuasi dan tidak dapat
disimpan lama adalah Sawi. Termasuk sayur yang diminta setiap hari,
permintaan tidak fluktuatif, harga jual rendah yaitu Rp.3000/kgserta tidak
dapat disimpan lama hanya hingga tiga hari saja.
c. 15 sampel yang diteliti menjawab jenis sayuran yang termasuk ke dalam
gabungan karakteristik 2 dan 3 yaitu sayuran yang tidak rutin diminta tetapi
dengan harga yang tinggi, fluktuasi permintaan tinggi dan dapat disimpan
lama adalah Terong Ungu. Terong ungu diminta setiap hari, tidak pernah
terjadi fluktuasi permintaan, harga cukup tinggi yaitu Rp. 6.500/kg dan dapat
disimpan selama hingga tujuh hari.
d. 15 sampel yang diteliti menjawab jenis sayuran yang termasuk ke dalam
gabungan karakteristik 2 dan 4 yaitu sayuran yang tidak rutin diminta tetapi
dengan harga yang tinggi, fluktuasi permintaan tinggi dan tidak dapat
disimpan lama adalah Kacang Panjang. Sayuran jenis ini termasuk rutin
diminta setiap hari, dengan tidak pernah terjadi fluktuasi permintaan, harga
tinggi sekitar Rp. 4000/kg dan dapat disimpan lama hingga lima hari.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Petani menjual hasil panen sayuran kepada pedagang pengumpul. Kemudian
pedagang pengumpul menjual sayur tersebut kepada pengecer yang ada di
Pasar V Marelan, Pasar Brayam, Pasar Sikambing, Pasar Sambu dan Pasar
Sentral.
2. Dari 60 responden yang diteliti menyatakan bahwa tidak pernah terjadi
perubahan penjualan (jumlah penjualan) hasil panen sayuran. Selalu tetap
karena hasil panen sangat tergantung pada luas lahan yang diusahakan petani.
Artinya tidak pernah ada sisa/ tidak laku.
Mayoritas petani sampel menjualkan hasil panennya pada waktu pagi dan
sore hari yaitu sebanyak 49 petani. sedangkan yang hanya menjual hasil
panen pada pagi hari sebanyak 3 petani saja dan yang menjual hasil panen
pada sore hari setelah panen sebanyak 8 orang petani.
3. Jenis sayuran yang rutin diminta setiap hari, dengan harga yang rendah,
fluktuasi rendah dan dapat disimpan lama adalah Kangkung dan Bayam.
Termasuk sayur yang diminta setiap hari dengan fluktuasi permintaan tinggi,
harga jual lebih murah yaitu bayam Rp.2000/kg dan kangkung Rp.3000/kg
dan cukup dapat disimpan lama yaitu dua hari.
Jenis sayuran yang rutin diminta setiap hari, dengan harga yang rendah,
permintaan tidak berfluktuasi dan tidak dapat disimpan lama adalah Sawi.
Termasuk sayur yang diminta setiap hari, permintaan tidak fluktuatif, harga

56 56

57

jual rendah yaitu Rp.3000/kg serta tidak dapat disimpan lama hanya hingga
tiga hari saja.
Jenis sayuran yang tidak rutin diminta tetapi dengan harga yang tinggi,
fluktuasi permintaan tinggi dan dapat disimpan lama adalah Terong Ungu.
Terong ungu diminta setiap hari, tidak pernah terjadi fluktuasi permintaan,
harga cukup tinggi yaitu Rp. 6.500/kg dan dapat disimpan selama hingga
tujuh hari.
Jenis sayuran yang tidak rutin diminta tetapi dengan harga yang tinggi,
fluktuasi permintaan tinggi dan tidak dapat disimpan lama adalah Kacang
Panjang. Sayuran jenis ini termasuk rutin diminta setiap hari, dengan tidak
pernah terjadi fluktuasi permintaan, harga tinggi sekitar Rp. 4000/kg dan
dapat disimpan lama hingga lima hari.

Saran
Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa hal yang disarankan, yaitu :
1. Kepada Petani
Agar petani mampu mengatur penanganan pasca panen yang tepat agar
hasil panen tidak cepat rusak sehingga penjualan maksimal.
2. Kepada Pemerintah.
Agar adanya kegiatan penyuluhan mengenai teknologi penanganan pasca
panen yang tepat untuk menjaga kualitas hasil panen sehingga
meningkatkan penjualan hasil panen.
3. Kepada Peneliti

58

Agar meneliti lebih lanjut mengenai usaha mempertahankan kawasan
sentra produksi sayuran agar tidak terjadi alih fungsi lahan.

TINJUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN
KERANGKA PEMIKIRAN

Tinjauan Pustaka
Sayuran yang termasuk produk hortikultura, terdiri dari berbagai jenis dan
dapat di bedakan berdasarkan tempat tumbuhnya, kebiasaan tumbuh, dan bentuk
yang dikonsumsi.
- Berdasarkan tempat tumbuhnya
Setiap jenis sayuran menghendaki tempat tumbuh yang sesuai, sehingga
dikenal ada sayuran dataran tinggi, sayuran dataran rendah atau sayuran yang
dapat tumbuh pada kedua tempat tersebut. Sayuran dataran rendah adalah
sayuran yang hanya dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di daerah
dataran rendah. Begitu juga sebaliknya sayuran dataran tinggi dapat tumbuh
dan berproduksi dengan baik pada daerah dataran tinggi.
- Berdasarkan kebiasaan tumbuh
Kebiasaan tumbuh sayuran dapat dibedakan menjadi sayuran semusim dan
tahunan. Sayuran semusim adalah sayuran yang melengkapi siklus hidupnya
dalam satu musim dan diperbanyak dengan biji. Sedangkan sayuran yang
bersifat tahunan adalah sayuran yang pertumbuhan dan produksinya tak
terbatas.
- Berdasarkan bentuk yang dikonsumsi
Bentuk yang dikonsumsi sayuran di bedakan menjadi sayuran daun, buah,
bunga, umbi, dan rebung. Jenis-jenis sayuran ini mempunyai daya tahan yang
berbeda-beda setelah di panen (Rahardi, 2000).

7

8

Sayuran termasuk komoditas yang kadar airnya tinggi, terutama untuk
sayuran daun, sehingga mudah mengalami kerusakan yang akhirnya memicu
busuknya sayuran. Salah satu kegiatan pasca panen sayuran yang berperan dalam
meningkatkan

umur

simpan

sayuran

adalah

kegiatan penyimpanan

dan

pengemasan. Kegiatan tersebut harus dilakukan dengan tepat agar sayuran dapat
bertahan lama dan sampai di tangan konsumen dalam keadaan yang tetap baik.
Penyimpanan sendiri merupakan usaha untuk mempertahankan komoditi
(panenan) tersebut dari sejak dipanen hingga saatnya digunakan. Aktivitas
metabolisme pada sayuran segar dicirikan dengan adanya proses respirasi.
Respirasi menghasilkan panas yang menyebabkan terjadinya peningkatan panas,
sehingga proses kemunduran seperti kehilangan air, pelayuan, dan pertumbuhan
mikroorganisme akan semakin meningkat. Mikroorganisme pembusuk akan
mendapatkan kondisi pertumbuhannya yang ideal dengan adanya peningkatan
suhu, kelembaban dan siap menginfeksi sayuran melalui pelukaan-pelukaan yang
sudah ada. Selama transportasi ke konsumen, produk sayuran pasca panen
mengalami tekanan fisik, getaran, gesekan pada kondisi dimana suhu dan
kelembaban memacu proses pelayuan. Oleh karenanya perlu adanya tindakan
pasca panen yang tepat supaya terjaga mutunya sampai pada konsumen
nantinya (Imbad, HP dan Nawangsih, AA, 1999:129-130).
Untuk memperoleh hasil tanaman sayur yang berkualitas, baik penampilan
maupun rasanya, kegiatan panen dan pasca panen harus diperhatikan. Panen yang
tidak memenuhi syarat hanya akan menghasilkan tanaman sayur yang rendah
kualitasnya, apalagi jika tidak diikuti dengan kegiatan pasca panen yang
benar (Nugroho, H dan Novalinda,D, 2007 :19).

9

Penanganan sayur dilakukan untuk tujuan penyimpanan, transportasi dan
kemudian pemasaran. Seperti halnya pada buah, langkah yang harus dilakukan
dalam penanganan sayur setelah dipanen meliputi pemilihan, pemisahan
berdasarkan ukuran, pemilihan berdasarkan mutu, dan pengepakan. Namun
demikian, untuk beberapa komoditi atau jenis sayur tertentu memerlukan
tambahan penanganan seperti pencucian, penggunaan bahan kimia, pelapisan,
dan pendinginan awal, serta pengikatan, pemotongan bagian-bagian yang tidak
penting (Winarno, 2001).
Biasanya sayuran yang telah dipanen kemudian disimpan, klorofilnya akan
mengalami suatu pemecahan atau degradasi yang menyebabkan perubahan warna
sayuran tersebut dari hijau menjadi kuning yang bersamaan dengan terjadinya
kelayuan. Kecepatan perubahan warna pada sayuran ini dipengaruhi oleh tinggirendahnya suhu, lama penyimpanan dan komposisi udara ruang simpan.
Upaya

untuk memperpanjang waktu simpan produk hortikultura

dengan pewadahan/
diharapkan paling

pengemasan
tidak

dapat

yang

baik.

mengurangi

Dengan

terjadinya

adalah

pewadahan
kerusakan

ini

karena

terjadinya benturan sesama produk selama proses penyimpanan, selain juga dapat
mengendalikan

kelembaban

dari

produk

sehingga

produk

dapat

tetap

segar (Pantastico, 2001).
Secara umum, tanaman sayur penghasil daun maupun penghsil buah
mempunyai daya simpan yang sangat terbatas jika tidak mendapat penanganan
dengan baik. Kerusakan tanaman sayur pada dasarnya disebabkan oleh proses
penguapan air (transpirasi). Untuk memperlambat kerusakan tersebut bisa
dilakukan

dengan

menaikan

kelembaban

udara,

menurunkan

suhu

10

ruangan

pen