Pemilihan dan Penyusunan Bahan Ajar

c. Bahan ajar pandang dengar audiovisual, yakni segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak sekuensial. d. Bahan ajar interaktif interactive teaching materials, yakni kombinasi dari kedua buah media audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video yang oleh penggunanya dimanipulasi atau diberi perlakuan untuk mengendalikan suatu perintah danatau perlakuan alami dari suatu presentasi. Analisis kebutuhan bahan ajar adalah suatu proses awal yang dilakukan untuk menyusun bahan ajar. Di dalamnya terdiri atas tiga tahapan, yaitu analisis terhadap kurikulum, analisis sumber belajar, dan penentuan jenis serta judul bahan ajar. Menurut Pratowo, 2011: 50-59 langkah pertama dalam menganalisis kurikulum untuk menentukan kmpetensi-kompetensi yang memerlukan bahan ajar. Untuk mencapai hal itu mesti mempelajari lima hal sebagai berikut. Pertama, standar kompetensi, yakni kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat danatau semester. Kedua, kompetensi dasar, yakni sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyususn indikator kompetensi. Ketiga, indikator ketercapaian hasil belajar. Indikator adalah rumusan kompetensi yang spesifik, yang dapat dijadikan acuan kriteria penilaian dalam menentukan kompeten tidaknya seseorang. Keempat, materi pokok, yakni sejumlah informasi utama, pengetahuan, keterampilan, atau nilai yang disusun sedemikian rupa oleh pendidik agar peserta didik menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Kelima, pengalaman belajar, yakni suatu aktivitas yang didesain oleh pendidik supaya dilakukan oleh para peserta didik agar mereka menguasai kompetensi yang telah ditentukan melalui kegiatan pembelajaran yang telah diselenggarakan. Setelah melakukan analisis kurikulum, langkah selajutya adalah menganalisis sumber belajar. Kriteria analisis terhadap sumber belajar dilakukan berdasarkan ketersediaan, kesesuaian, dan kemudahan dalam memanfaatkannya. Caranya adalah dengan menginventarisasi ketersedian sumber belajar yang dikaitkan dengan kebutuhan. Langkah yang ketiga adalah memilih dan menentukan bahan ajar. Langkah yang ketiga ini bertujuan memenuhi salah satu kriteria bahwa bahan ajar harus menarik dan membantu peserta didik untuk mencapai kompetensi. Berkaitan dengan pemilihan bahan ajar, ada tiga prinsip yang dapat dijadikan pedoman. Pertama, prinsip relevansi. Maksudnya, bahan ajar yang dipilih hendaknya ada relasi dengan pencapaian standar kompetensi maupun kompetensi dasar. Kedua, prinsip konsistensi. Maksudnya, bahan ajar yang dipilih memiliki nilai keajegan. Ketiga, prinsip kecukupan. Maksudnya, ketika memilih bahan ajar, hendaknya dicari yang memadai untuk membantu siswa kompetensi dasar yang diajarkan. Guru hendaknya mengadakan pemilihan bahan ajar berdasarkan wawasan yang ilmiah, misalnya; memperhitungkan kosa kata yang digunakan, memperhatikan segi ketatabahasaan dan sebagainya. Seorang guru hendaknya selalau berusaha memehami tingkat kebahasaan siswa-siwanya sehingga berdasarkan pemahama itu guru dapat memilih materi yang cocok untuk disajikan. Dalam usaha meneliti ketepatan teks yang dipilih, guru hendaknya tidak hanya memperhitungkan kosa kata dan tata bahasa, tetapi perlu mempertimbangkan situasi dan pengertian isi wacana termasuk ungkapan dan referensi yang ada. Di samping itu, perlu juga diperhatikan cara penulis menuangkan ide-idenya dan hubungan antar kalimat dalam wacana itu sehingga pembaca dapat memahami kata-kata kiasan yang digunakan Rahmanto, 1998:28. Salah satu bentuk bahan ajar adalah bahan ajar cetak. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan ajar cetak. Pertama, kita harus memperhatikan informasi yang terkandung di dalamnya, apakah sesuai dengan bahan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kompetensi peserta didik atau tidak. Kedua, jangan sampai bahan ajar yang kita pilih terkandung materi yang kurang sesuai dengan materi yang seharusnya menjadi menu peserta didik dalam mencapai kompetensi Prastowo, 2011: 376. BAB III METODE PENELITIAN Setiap penelitian yang akan dilakukan membutuhkan metode dalam pelaksanaannya. Hal tersebut penting untuk tercapainya tujuan dan manfaat dari penelitian tersebut. Begitu juga dengan penlitian ini, untuk melaksanakannya membutuhkan metode tersendiri. Mengenai metode-metode yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut.

3.1 Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Hal ini karena penulis bermaksud untuk mendeskripsikan penggunaan eufemisme dan disfemisme pada tajuk rencana surat kabar harian Radar Lampung dan Lampung Post. Selanjutnya mengimplikasikannya kedalam pembalajaran bahasa Indonesia di SMA dengan memperhatikan aspek kebahasaannya. Istilah deskriptif berasal dari istilah bahasa Inggris to describe yang berarti memaparkan atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan lain-lain. Penelitian deskriptif berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu Margono, 2010:8. Penelitian ini menggunakan analisis data semiotik untuk mencari bentuk dan struktur serta pola eufemisme dan disfemisme dalam teks melalui paradigma peneliti. Semiotik terutama berkaitan dengan makna dari tanda dan simbol dalam bahasa. Pentingnya ide ini adalah untuk mengungkapkan frekuensi yang muncu di dalam teks Moleong, 2009: 279. Sedangkan paradigma sebagai cara mendasar untuk mempersepsi, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan suatu secara khusus tentang visi realitas Harmon dalam Moleong, 2010:49. Sementara menurut Baker dalam Moleong, 2010:49, paradigma sebagai sperangkat aturan tertulis atau tidak tertulis yang melakukan dua hal: 1 hal itu membangun atau mendefinisikan batas-batas; 2 hal itu menceritakan bagaimana seharusnya melakukan sesuatu di dalam batas-batas itu agar bisa berhasil.

3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah tajuk rencana surat kabar harian Radar Lampung dan Lampung Post.

3.3 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Sebab sumber data yang digunakan penulis berupa dokumen tertulis, yakni tajuk rencana yang ada di surat kabar yang di dapat melalui media internet. Adapun langkah-langkah menganalisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengumpulkan tajuk rencana surat kabar harian Radar Lampung dan Lampung Post dari media online. 2. Membaca secara cermat tajuk rencana surat kabar harian Radar Lampung dan Lampung Post. 3. Menandaai bagian-bagian dari tajuk rencana yang berkaitan dengan eufemisme dan disfemisme. 4. Memberikan kode pada setiap eufemisme dan disfemisme yang telah diklasifikasikan berdasarkan tipe data yang ditemukan. 5. Mengkasifikasikan eufemisme dan disfemisme berdasarkan data berdasarkan bentuk gramatikal, referen, tujuan, subjek yang dituju, dan isinya. a. Berdasarkan bentuk gramatikal, eufemisme dan disfemisme diklasifikasikan ke dalam bentuk; kata dan frasa. b. Berdasarkan referannya, eufemisme dan disfemisme diklasifikasikan berdasarkan; peristiwa, keadaan, tindakanperilaku, karaktersifat, orang, dan tempat. c. Berdasarkan tujuannya, eufemisme diklasifikasikan berdasarkan tujuan; mengaburkan, menenangkan, dan mempersopan. Sedangkan disfemisme dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuannya; menguatkan, menakutkan, menyeramkan, menjijikkan, dan mengerikan. d. Berdasarkan subjek yang dituju, eufemisme dan disfemisme diklasifikasikan berdasarkan subjek; orang, masyarakat, dan golongan. e. Berdasarkan isinya, eufemisme dan disfemisme diklasifikasikan berdasarkan bidang; pemerintahan, kriminal, ekonomi, politik, sosial, dan pendidikan. 6. Membahas eufemisme dan disfemisme menggunakan teori semiotika Sausure dan Roland Barthes. a. Pembahasan menggunakan skema semiotika Roland Barthes berdasarkan dua lapis sitem pertandaan konotasi dan denotasi. Berikut adalah gambar skema semiotika Sausure tersebut. Penanda Petanda Tanda = Penanda Petanda Tanda Dalam kalimat dapat dilihat pada contoh berikut. Membengkaknya anggaran subsidi BBM pada 2012 menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah.R-8J13D21 Pada lapis denotasi, penanda membengkak bermakna ‘menjadi bengkak pada bagian tubuh’. Pada lapis konotasi, penanda membengkak bermakna ‘anggaran menjadi lebih besar dengan tidak wajar’. b. Pembahasan menggunakan skema semiotika Sausure berdasarkan hubungan sintagmatik dan paradigmatik. Berikut adalah gambar skema semiotika Sausure. poros paradigmatik poros sintagmatik Dalam kalimat dapat dilihat pada contoh beikut. denotasi ‘sarang’ ‘tempat bertelur’ ‘ ’ ‘daerah ’ ‘sarang’ konotasi ‘sarang’ ‘tempat bertelur’ ‘ ’ ‘daerah ’ ‘sarang’

Dokumen yang terkait

Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Tajuk Rencana Surat Kabar Di Medan

0 23 123

KOHESI DAN KOHERENSI WACANA JURNALISTIK PADA SURAT KABAR RADAR LAMPUNG EDISI APRIL 2014 DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

3 21 102

IMPLIKATUR PERCAKAPAN WACANA POJOK SURAT KABAR LAMPUNG POST EDISI JUNI 2012 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

0 10 58

AFIKS DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR LAMPUNG POST DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

10 27 102

KEEFEKTIFAN KALIMAT PADA TAJUK RENCANA SURAT KABAR HARIAN LAMPUNG POST EDISI MARET 2015 DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMK

1 68 64

NETRALITAS DAN INDEPENDENSI SURAT KABAR HARIAN LAMPUNG POST DAN RADAR LAMPUNG DALAM PEMBERITAAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH DI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

2 26 117

Penggunaan Penasalan pada Kolom Tajuk Rencana Surat Kabar Harian Kompas dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA

1 12 177

DEIKSIS PERSONA DALAM TAJUK RENCANA SURAT KABAR Deiksis Persona dalam Tajuk Rencana Surat Kabar Kompas Edisi November 2015 dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.

0 2 14

PENGGUNAAN SUFIKS-AN PADA TAJUK RENCANA HARIAN SURAT KABAR KOMPAS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMK Penggunaan Sufiks-An Pada Tajuk Rencana Harian Surat Kabar Kompas Sebagai Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMK Muhammadiyah 6 Gem

0 3 15

PENGGUNAAN SUFIKS-AN PADA TAJUK RENCANA HARIAN SURAT KABAR KOMPAS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMK Penggunaan Sufiks-An Pada Tajuk Rencana Harian Surat Kabar Kompas Sebagai Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMK Muhammadiyah 6 Gem

0 3 11