Berdasarkan hasil penelitian mengenai indikator keterbukaan yang terdiri dari 5 item , dapat disimpulkan tingkaat keterbukaan antar karyawan sudah sesuai dengan harapan
. Meskipun sebagian besar karyawan menyatakan keterbukaan antara karyawan sudah
baik dan sesuai dengan harapan, namun keterbukaan antar karyawan harus tetap ditingkatkan, karena bila komunikasi bersifat terbuka, bila maksud dan tujuan sudah
jelas maka akan tumbuh sikap percaya, seperti yang diungkapkan Jalaluddin Rakhmat 2007: 129- 136 bahwa “diantara beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
komunikasi interpersonal, faktor percaya adalah yang paling penting. Rasa percaya dapat menentukan efektifitas komunikasi.” Dalam komunikasi komunikator dan
komunikan harus saling mempercayai. Kalau tidak ada unsur saling mempercayai, komunikasi tidak akan berhasil atau terhambat. Sikap terbuka open- mindedness
amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif.
5. 1.2 Tanggapan Responden Terhadap Empati. Tabel 19
Sesama Karyawan Dapat Memahami Dan Menghargai Motivasi, Sikap Serta Harapan Dan Keinginan Karyawan Untuk Masa Mendatang.
Jawaban Responden Frekuensi F
Persentase
Sangat Setuju 17
27 Setuju
20 31, 7
Ragu- ragu 26
41, 3 Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju Jumlah
63 100
Sumber: kuisioner pertanyaan no. 6
Berdarakan tabel 19, dapat kita lihat 17 responden atau 27 sangat setuju sesama karyawan dapat memahami dan menghargai motivasi, sikap serta harpan dan
keinginan karyawan untuk masa yang akan datang, dan 20 responden atau 31, 7 setuju karyawan dapat memahami dan menghargai motivasi, sikap serta harapan dan
keinginan karyawan untuk massa yang akan datang. Sedangkan 26 responden atau 41, 3 menyatakan ragu- ragu karyawan dapat memahami dan menghargai, sikap serta
harapan untuk massa yang akan datang.
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan mayoritas karyawan sangat setuju dan setuju terhadap pernyataan bahwa sesama karyawan dapat memahami dan menghargai
motivasi, sikap serta harapan dan keinginan karyawan untuk masa yang akan datang. Hal ini menunjukkan bahwa sesama karyawan bisa memahami dan memotivasi serta
mengetahui keinginan para karyawan. Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan
keinginan merka untuk masa mendatang. Sedangkan 26 responden menyatakan ragu- ragu ini dikarenakan sebagian karyawan masih bersikap acuh dan tidak peduli dengan
urusan rekan kerja yang lain sehingga kurang mampu memahami dan menghargai motivasi, sikap serta harapan dan keinginan karyawan untuk masa yang akan datang.
Tabel 20 Sesama Karyawan Mampu Menilai Dan Memahami Sudut Pandang Orang Lain
Untuk Mencari Kejelasan Jawaban Responden
Frekuensi F Persentase
Sangat Setuju 15
23, 9 Setuju
20 31, 7
Ragu- ragu 11
17, 5 Tidak Setuju
17 26, 9
Sangat Tidak Setuju Jumlah
63 100
Sumber: kuisioner pertanyaan no. 7
Berdasarkan tabel 20, dapat dilihat 15 responden atau 23, 9 menyatakan sangat setuju karyawan mampu menilai dan memahami sudut pandang orang lain untuk
mencari kejelasan. Sedangakan 20 responden atau 31, 7 menyatakan setuju karyawan mampu menilai dan memahami sudut pandang orang lain untuk mencari
kejelasan dan 11 responden atau 17, 5 ragu- ragu mampu menilai dan memahami sudut pandang orang lain sedangakn 17 responden atau 26, 9 karyawan menyatakan
tidak setuju untuk mampu menilai dan memahami sudut orang lain. Dari tabel diatas menunjukkan mayoritas sesama karyawan mempunyai kemampuan menilai dan
memahami sudut pandang orang lain untuk mencari kejelasan mengenai informasi yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan PT Axis Telekom Indonesia bisa
menilai dan memahami sudut pandang untuk mencari kejelasan yang benar. Orang yang empatik mempunyai kemampuan untuk mengetahui apa yang sedang dialami
orang lain.
Tabel 21 Memberikan Solusi Disaat Rekan Kerja Mengalami Kesulitan Dengan
Pekerjaannya Jawaban Responden
Frekuensi F Persentase
Selalu 22
34, 9 Sering
12 19
Kadang- kadang 29
46, 1 Jarang
Tidak pernah Jumlah
63 100
Sumber: kuisioner pertanyaan no. 8
Berdasarkan tabel 21, menunjukkan bahwa 22 responden atau 34, 9 menyatakan selalu memberikan solusi saat rekan kerja sedang mengalami kesulitan. Sedangkan 12
responden atau 19 sering memberikan solusi saat rekan kerja sedang mengalami kesulitan dan 29 responden atau 46, 1 menyatakan kadang- kadang bisa
memberikan solusi saat rekan kerja sedang mengalami kesulitan. Berdasarkan tabel diatas peneliti menyimpulkan bahwa sebagian besar karyawan hanya meberikan
solusi ketika rekan kerja sedang mengalami kesulitan jika mereka dimintai bantuan untuk memberikan solusi pada permasalahan kerja yang sedang dihadapi. Karena
kesibukan masing- masing membuat karyawan cenderung berkonsentrasi terhadap tugas masing- masing daripada membuang- buang waktu dengan membantu
memberikan solusi kepada rekan kerja yang lain, yang dapat menggangu pekerjaan mereka.
5. 1.3 Tanggapan Responden Terhadap Sikap Mendukung. Tabel 22