PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AXIS TELEKOM INDONESIA CABANG BANDAR LAMPUNG

(1)

EMPLOYEES TOWARDS THE PERFORMANCE OF EMPLOYEES OF PT. AXIS TELEKOM INDONESIA

IN BANDAR LAMPUNG BRANCH OFFICE By

DUWI SETIAWAN

Organization is a social system of which complexity is obviously seen by variety, hierarchy, form, and intensity of interaction. An absolute process involved in organization is communication, particularly the interpersonal communication among the employees. In organization, there is a process of information exchange, ideas, and experiences. One of the goals of interpersonal communication in organization is to maintain the good two ways communication among employees in order to keep the harmonious relationship among them. Recalling its important role in order to create a good communication process in organization, the attention to the interpersonal communication process among employees is somehow needed in organization of a company.

Based on the elaboration above, the aim of this research is to identify the influence of interpersonal communication towards the performance of employees in PT. Axis Telekom Indonesia of Bandar Lampung Branch office. The subject of this research is the employees of PT. Axis Telekom Indonesia of Bandar Lampung Branch office as many as 63 respondents.

The theory used in this research is Human Relation Theory; the method used in this research is Correlation Method. This method is used to identify the relation between the determined variables; those are variable X (interpersonal communication) and variable Y (the performance of employees). This research is included as analytical description illustrating and discussing the object of research. While the data analysis technique used in this research is simple linear regression which uses the determination coefficient (r square).

The result of the research shows that interpersonal communication among employees influences positively towards the performance of employees of PT. Axis Telekom Indonesia of Bandar Lampung Branch Office. The percentage of interpersonal


(2)

communication influence towards the performance of employees is as much as 33, 7 %, while the rest is as much as 66, 3 % influenced by causal factors originated beyond this linier regression model or beyond this research. This correlation is also significantly influenced the level of trust as much as 95 %, or interpersonal communication influences the performance of the employees significantly with the trust level as high as 95 %.


(3)

TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AXIS TELEKOM INDONESIA CABANG BANDAR LAMPUNG

Oleh

DUWI SETIAWAN

Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang kompleksitasnya jelas terlihat melalui jenis, peringkat, bentuk dan jumlah interaksi yang berlaku. Salah satu proses yang akan selalu terjadi dalam organisasi apapun adalah proses komunikasi, terutama proses komunikasi interpersonal antar karyawan. Melalui organisasi terjadi pertukaran informasi, gagasan, dan pengalaman. Salah satu tujuan komunikasi interpersonal dalam organisasi adalah untuk memelihara hubungan atau komunikasi dua arah yang baik antar para karyawan dalam upaya membina kerjasama dan hubungan yang harmonis di antara keduanya. Mengingat perannya yang sangat penting dalam menunjang kelancaran berorganisasi, maka perhatian yang cukup perlu dicurahkan untuk mengelola komunikasi interpersonal antar karyawan dalam sebuah organisasi perusahaan

Berdasarkan penjelasan diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja karyawan di PT. Axis Telekom Indonesia cabang Bandar Lampung. Objek dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Axis Telekom Indonesia cabang Bandar Lampung yang berjumlah 63 responden.

Teori yang di gunakan dalam peneltian ini adalah Human Rellation, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional. Metode ini digunakan untuk mengetahui hubungan dinatara variabel- variabel penelitian yaitu, variabel X ( Komunikasi interpersonal ) dan variabel Y ( Kinerja karyawan ). Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis yang menggambarkan dan membahas objek yang diteliti. Sedangkan teknik analisa data yang digunakan adalah regresi linear sederhana yang menggunakan koefesien determinasi (r square).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal antar karyawan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan PT. Axis Telekom Indonesia cabang Bandar Lampung. Besarnya pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja ialah


(4)

sebesar 33,7% sedangkan sisanya sebesar 66,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor penyebab lainnya yang berasal dari luar model regresi linear ini atau di luar penelitian ini. Hubungan tersebut juga signifikan pada taraf kepercayaan sebesar 95%, atau komunikasi interpersonal berpengaruh terhadap kineerja karyawan secara signifikan pada taraf kepercayaan 95%.


(5)

( Skripsi )

Oleh Duwi Setiawan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(6)

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka Pikir ... 42 2. Logo Axis ... 64 3. Bagan Struktur Organisasi Perusahaan PT Axis Telekom Indonesia


(7)

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR TABEL ... v

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Dan Perumusan Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Pengaruh ... 10

B. Tinjauan Tentang Komunikasi Interpersonal ... 11

1. Pengertian Komunikasi Interpersonal... 11

2. Sifat- Sifat Komunikasi Interpersonal ... 13

3. Komponen Komunikasi Interpersonal Dan Proses Komunikasi Interpersonal... 14

4. Fungsi Komunikasi Interpersonal ... 15

5. Tujuan Komunikasi Interpersonal ... 16

6. Efektivitas Komunikasi Interpersonal ... 18

7. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal ... 25

8. Hubungan Interpersonal ... 27

a. tahap- tahap hubungan interpersonal ... 28

b. faktor- faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal dalam komunikasi interpersonal ... 31

C. Tinjauan Tentang Kinerja Karyawan ... 34

1. Tujuan Penilaian Kinerja ... 36

D. Kerangka Pikir ... 37


(8)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian Dan Desain Penelitian ... 44

1. Metode Penelitian ... 44

2. Desain Penelitian ... 45

B. Operasional Variabel ... 46

C. Populasi ... 48

D. Jenis Dan Sumber Data ... 48

E. Tehnik Pengumpulan Data ... 50

F. Pengujian Instrument Penelitian ... 51

1. Uji Validitas ... 51

2. Uji Reliabilitas ... 53

G. Prosedur Pengolahan Data ... 54

H. Analisis Data ... 57

1. Analisis Korelasi ... 57

2. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 58

I. Pengujian Hipotesis ... 60

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Profil perusahaan PT. Axis Telekom Indonesia Cabang Bandar Lampung ... 61

1. Sejarah PT. Axis ... 61

2. Axis Kini dan Masa Depan ... 63

3. Tujuan dan Visi Perusahaan ... 63

4. Logo Axis ... 64

5. Tata Kelola Perusahaan ... 64

6. Budaya dan Kode Etik Perusahaan ... 65

7. Pemegang Saham ... 66

9. Deskripsi Tugas ... 68

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Karakteristik responden ... 71

1. Identitas responden ... 71

1.1 Identitas responden berdasarkan usia ... 71

1.2 Identitas responden berdasarkan jenis kelamin ... 72

1.3 Identitas responden berdasarkan jenis pendidikan ... 73

1.4 Identitas responden berdasarkan masa kerja ... 75

2. Uji Validitas ... 75

2.1 Uji validitas variabel X ... 77

2.2 Uji validitas variabel Y ... 78

3. Uji Reliabilitas ... 79

3.1 Uji reliabilitas variabel X ... 79


(9)

4.2 Gambaran data variabel Y ( Kinerja karyawan ) ... 85

5. Analisis tabel tunggal ... 88

5.1 Komunikasi interpersonal antar karyawan ( variabel X ) ... 88

5.1.1 Tanggapan responden terhadap keterbukaan ... 89

5.1.2 Tanggapan responden terhadap empati ... 94

5.1.3 Tanggapan responden terhadap sikap mendukung ... 98

5.1.4 Tanggapan responden terhadap sikap positif ... 103

51.5 Tanggapan responden terhadap kesetaraan ... 108

5.2 Tanggapan responden terhadap variabel Y ( Kinerja Karyawan ) ... 112

5.2.1 Tanggapan responden terhadap kualitas kerja ... 112

5.2.2 Tanggapan responden terhadap kreativitas ... 117

5.2.3 Tanggapan responden terhadap pengetahuan mengenai pekerjaan ... 118

5.2.4 Tanggapan responden terhadap kerjasama ... 122

5.2.5 Tanggapan responden terhadap ketergantungan ... 125

5.2.6 Tanggapan responden terhadap inisiatif ... 126

5.2.7 Tanggapan responden terhadap kualitas pribadi ... 128

6. Pengaruh komunikasi interpersonal antar karyawan terhadap kinerja Karyawan pada perusahaan PT. Axis Telekom Indonesia cabang Bandar lampung ... 132

6.1 Pengujian hipotesis penelitian ... 132

6.1.2 Analisis korelasi ... 133

6.1.3 Analisis regresi linear sederhana ... 134

B. Uji Hipoteisis ... 137

C. Pembahasan ... 138

1. Pembahasan komunikasi interpersonal antar karyawan ( variabel X ) ... 138

2. Pembahasan kinerja karyawan ( variabel Y ) ... 142

3. Pembahasan pengaruh komunikasi interpersonal antar karyawan ( Variabel X ) terhadap kinerja karyawan ( variabel Y ) ... 143

VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 147

B. Saran ... 148 DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR TABEL

1. Perilaku Defensif Dan Suportif Dari Jack Gibb ( 2004 ) ... 24

2. Operasionalisasi Variabel ... 47

3. Jenis Dan Sumber Data ... 49

4. Interpretasi Besarnya Variabel ... 54

5. Pola Pembobotan Skor Angket ... 55

6. Rekapitulasi Hasil Skoring Angket ... 55

7. Klasifikasi Koefesien Korelasi ... 58

8. Identitas responden berdasarkan usia ... 72

9. Identitas responden berdasarkan jenis kelamin ... 73

10. Identitas responden berdasarkan pendidikan ... 74

11. Identitas responden berdasarkan masa kerja ... 75

12. Uji validitas variabel X ... 77

13. Uji validitas variabel Y ... 78

14. Sesama karyawan bersedia untuk membuka diri, mengungkapkan Informasi yang dapat digunakan demi kebaikan karyawan ... 89

15. Sesama karyawan bereaksi jujur, terbukan dan spontan terhadap Informasi yang berasal dari karyawan ... 90

16. Apakah anda selalu bersikap terbuka kepada orang- orang yang Berinteraksi dengan anda saat bekerja ... 91

17. Kepedulian anda untuk memberi tanggapan terhadap informasi yang Disampaikan rekan kerja ... 92

18. Orentasi untuk penerimaan saran dan kritik yang diterima dari rekan kerja ... 93

19. Sesama karyawan dapat memahami dan menghargai sikap serta harapan Dan keinginan karyawan untuk masa mendatang ... 94

20. Sesama karyawan mampu menilai dan memahami sudut pandang Orang lain untuk mencari kejelasan ... 96

21. Apakah anda bisa memberikan solusi disaat rekan kerja anda sedang mengalami kesulitan dengan pekerjaannya ... 97

22. Apakah pimpinan mampu bersikap menjelaskan, menghindari ungkapan evaluasi yang bernada negatif ... 98

23. Apakah pimpinan mampu bersikap berterus terang dan terbuka Dalam mengutarakan pemikirannya ... 99

24. Sesama karyawan dapat bersikap menjelaskan, menghindari ungkapan Evaluasi yang bernada negatif ... 100


(11)

27. Pimpinan mampu memberikan pujian atas prestasi yang telah dicapai

Oleh karyawan ... 103 28. Sesama karyawan mampu bersikap menganggap

penting setiap rekan kerja ... 104 29. Sesama karyawan mampu bersikap percaya diri

untuk membantu rekan kerja ... 105 30. Sesama karyawan mampu bersikap yakin ... 106 31. Sesama karyawan mampu memberikan pujian atas prestasi yang telah

Dicapai oleh karyawan yang lain ... 107 32. Selama anda bekerja apakah anda memperlakukan rekan kerja

Dengan baik ... 108 33. Apakah pimpinan mampu bersikap bahwa antara pimpinan dan karyawan

Punya peran dan sesuatu yang berharga dan bernilai untuk disumbangkan Keperusahaan ... 109 34. Apakah pimpinan mampu bekerjasama dengan karyawan untuk

Memecahkan masalah ... 110 35. Kemamapuan karyawan untuk menjalin hubungan dengan rekan kerja

Ketika berada dikantor ... 111 36. karyawan mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai standar yang telah

Ditetapkan oleh perusahaan ... 112 37. Karyawan selalu memeriksa kembali hasil pekerjaannya sebelum

Meninggalkan kantor ... 113 38. Karyawan mampu menggunakan peralatan yang tersedia

untuk menunjang kelancaran pekerjaan ... 114 39. Karyawan mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai target waktu

yang telah ditetapkan oleh perusahaan ... 115 40. Ketika mendapatkan tugas- tugas baru dari atasan

karyawan selalu bersemangat ... 116 41. Karyawan mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapi dalam

Pekerjaan ... 117 42. Pengetahuan karyawan karyawan terhadap

bidang pekerjaannya masing- masing ... 118 43. Penempatan karyawan sudah sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki

Oleh setiap karyawan ... 119 44. Penempatan karyawan sudah sesuai dengan keahlian

yang dimiliki oleh setiap karyawan ... 120 45. Penempatan karyawan sudah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

Oleh setiap karyawan ... 121 46. Intensitas kerjasama karyawan dengan rekan kerja dalam melaksanakan

Pekerjaannya ... 122 47. Menurut anda bagaimana hubungan antara karyawan

dalam menyelesaikan pekerjaan bersama- sama ... 123 48. Apakah antara karyawan bisa bekerjasama dengan baik


(12)

dalam menyelesaiakan setiap pekerjaan yang ada ... 124

49. Kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan tanpa bantuan rekan kerja yang lain ...125

50. Mengerjakan tugas yang dibebankan kekaryawan tanpa harus menunggu perintah dari atasan ... 126

51. Karyawan mampu bertindak untuk menyelesaikan persoalan- persoalan Yang timbul atau yang sedang terjadi dalam perusahaan ... 127

52. Tanggung jawab terhadap pekerjaan yang diemban oleh karyawan ... 128

53. Apakah anda sebagai karyawan mampu hadir tepat waktu ditempat kerja .. 129

54. Kejujuran dalam melaksanakan setiap pekerjaan ... 130

55. Apakah anda mampu memimpin ketika bekerja dalam sebuah tim ... 131

56. Koefesien korelasi ... 133

57. Klasifikasi koefesien korelasi ... 133

58. Model summary ( b ) ... 134

59. Anova ( b ) ... 135

60. Coefficients ( a ) ... 136

61. Pengujian hipotesis menggunakan uji t ... 137


(13)

1. Tim Penguji

Ketua

:

Dr. Andy Corry Wardhani, M.Si. ...

Penguji Utama :

Dhanik Sulistyarini, S.Sos., M.Comn & MediaSt....

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Drs. Agus Hadiawan, M.Si. NIP. 19580109 198603 1 002


(14)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap bismilahhirrohmanirohim

Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan

cinta

Kepada :

Kedua orang tuaku yang sangat kucintai Bapak dan

Ibuk,

Atas semua kasih sayang, pengorbanan, kesabaran,

nasehat, dan doa yang tidak pernah terputus untuk

anakmu yang sangat bandel ini..!!!

Kakak dan adikku tersayang, kakangku Briptu Dedi

Yuanto dan Agung Nur Prabowo yang menjadi

kebanggaan keluarga dan selalu memberikan rasa cinta

kasih, motivasi, dan semangat..!!!

Keluarga besarku, yang selalu memberikan cinta,

kasih, perhatian bagi diriku dan studiku..!!!


(15)

Penulis dilahirkan di Banyumas pada tanggal 26 September 1987, sebagai anak kedua dari dua bersaudara, buah hati pasangan Bapak Wagiyo dan Ibu Sodiyah.

Penulis menyelesaikan pendidikan di SD Negeri 03 Linggapura Lampung Tengah pada tahun 1999, SMP 03 Linggapura, Lampung Tengah pada tahun 2002 dan SMA Kesetaraan kelompok belajar Walisongo Maruyung, Bandar Putih Tua, Padang Ratu, Lampung Tengah pada tahun 2006. Pada tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasii Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama kuliah, penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kampung Notoharjo kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari pada bulan juli di akhir semester tujuh. Pada tahun 2006 penulis mulai bekerja pada perusahaan CV. Axxesindo, Jl. Panglima Polim No. 25 A Bandar Lampung sebagai Operator.


(16)

SANWACANA

Alhamdulillahhirabbil’alamin, segala puji hanya milik ALLAH SWT karena hanya dengan izin dan kehendak- Nya semata penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengaruh Komunikasi Interpersonal antar Karyawan terhadap Kinerja

Karyawan PT.Axis Telekom Indonesia cabang Bandar Lampung”. Sebagai salah satu

persyratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunannya, skripsi ini jauh dari kesempurnaan.

Berbekal kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak skripsi ini tidak mungkin terselesaikan. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih sebesar- besarnya kepada:

1. ALLAH SWT, atas segala yang telah Engkau berikan YA ALLAH, hamba MU ini Hanyalah lemah dan Engkaulah Maha Atas segalanya

2. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M. Si., Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Teguh Budi Raharjo, M. Si., Selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politk Universitas Lampung.


(17)

serta perbaikan yang sangat bermanfaat bagi penulis. Terimakasih Pak atas semua bimbingannya.

5. Ibu Dhanik Sulistyarini S.Sos., Mcomn&MediaSt., selaku Dosen Penguji Skripsi, Terimakasih banyak Bu atas segala masukkan, kemudahan, keramah tamahan, dan Nasehat Ibu selama ini.

6. Ibu Dra. Ida Nurhaida, M.Si., selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan Saran , Bimbingan, dan Pengarahan selama penulis menjalankan perkuliahan dari awalSampai akhir.

7. Seluruh staf, administrasi dan karyawan FISIP Unila, khususnya Jurusan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.

8. Bapak dan Ibu serta kakak dan adikku yang terkasih. Beribu ucapan terima kasih tidak cukup untuk mengganti segala cinta dan kasih sayang, pengorbanan, jerih payah yang kalian berikan kepadaku. Ibu Sodiyah, Ibuku tercinta yang selalu mendo’akan untuk kebaikan anak- anaknya, semangat serta kasih sayang, dukungan yang membuatku tegar selama ini dan terima kasih atas kesabaran Ibu dalam menghadapi anakmu yang sangat bandel dan merepotkan ini. Bapak Wagiyo, bapakku tercinta yang selalu bijak, memberikan arahan, semangat dan pengorbanan dan dukungan yang sangat luar biasa. Untuk Agung adikku tercinta selalu aku Do’akan agar kamu selalu dapat menjadikan kebanggaan keluarga. Untuk kakangku tersayang, Briptu Dedi Yuanto yang selalu memberikan dukungan disaat aku sudah lelah kalian yang membuatku bertahan sampai aku


(18)

mendapatkan gelar sarjana. Ucapan yang di tulis ini tidak dapat membalas semua kebaikan kalian kepadaku semoga ALLAH SWT memberikan kesempatan kepadaku untuk membahagiakan kalian Aamiin :D.

9. Keluarga besarku M’bah Wagiyem, Pakde, O’om. Mbok’de, lelek yang selalu

Memberikan semangat, dukungan dan nasehat yang berguna bagi penulis.

10. Keluarga Besar Axxesindo. Mas Hendro, Teh Yuli, Mas Hardi, Mbak Reni, Mas Yoto, Mas Hari, Mbak Mia, Mas Yudi ( Bung Yudi ) , Mass Zerry ( Brotheer Sweet ) Bung Sinto, Bung j03, ardi dan yang lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu karena jari- jari saya kram kalau mengetik terlalu banyak, terimakasih atas dukungan yang telah kalian berikan kepada saya.

11. Keluarga Besar Axxioma. Supervisor sales Axioma: Om Joko, Om Antra, Om Roni, terima kasih atas kebersamaan serta dukungannya semoga menjadi perusahaan besar di Bandar Lampung untuk kedepannya.

12. Buat teman- teman komunikasi’08: Hendi, Ajie, Mamik ( Jud’din ), Jhony, Arimey, Pinta Tama, Bagus, Nadya, Anggun, Aci, Ajeng, Ida, Angel, Barni, Bocil, Elok, Embun, Felin, Fitra, Herda, Indra, Isti, Jemeita, Jesika, Joe, Ledya, Memey, Mifta, Ogas, Patrik, Puspa, Putri, Rangga, Rara, Sulis, Tiya, Vera, Vita, Willy, Yuda, Yudi, Yulis, Zilvin, Alpe, Arya, Ary, Amri. Terimakasih Atas Kebersamaannya dan canda tawanya selama ini.


(19)

skripsiku.

14. Kakak-kakak dan adik tingkat Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2004, 2005,2006, 2007, 2009, 2010, dan 2011.

15. Almamater

Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih yang tiada henti, maaf dengan semua kekurangan dan kesalahan yang pernah terbuat. Semoga ALLAH SWT selalu merekatkan kita dan memberikan kebaikan dalam hidup hingga kelak nanti, Aamiin.

Bandar Lampung, 05 November 2012 Penulis,


(20)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini saya:

Nama : Duwi Setiawan NPM : 0816031024 Jurusan : Ilmu Komunikasi

Alamat : Linggapura RT/ RW 005 Dusun IV Kel. Linggapura Kec. Selagai Lingga Kab. Lampung Tengah.

No. Hp : 082181313131

Dengan ini menyatakan, bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Komunikasi Interpersonal antar Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan PT. Axis Telekom Indonesia Cabang Bandar Lampung” adalah benar- benar hasil karya saya sendiri, bukan plagiat ( milik orang lain) ataupun dibuat oleh orang lain.

Apabila dikemudian hari hasil penelitian/ skripsi saya, ada pihak- pihak yang merasa keberatan maka saya akan bertanggung jawab sesuai dengan peraturan yang berlaku dan siap untuk dicabut gelar akademik saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dalam tekanan dari pihak manapun.

Bandar Lampung, 5 November 2012

Duwi Setiawan NPM. 0816031024


(21)

A. Latar Belakang Masalah

Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang kompleksitasnya jelas terlihat melalui jenis, peringkat, bentuk dan jumlah interaksi yang berlaku. Proses dalam organisasi adalah salah satu faktor penentu dalam mencapai organisasi yang efektif. Salah satu proses yang akan selalu terjadi dalam organisasi apapun adalah proses komunikasi, terutama proses komunikasi interpersonal antar karyawan. Melalui organisasi terjadi pertukaran informasi, gagasan, dan pengalaman. Mengingat perannya yang sangat penting dalam menunjang kelancaran berorganisasi, maka perhatian yang cukup perlu dicurahkan untuk mengelola komunikasi Interpersonal antar karyawan dalam sebuah organisasi perusahaan.

Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi di antara seseorang dengan paling kurang dengan seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. Dengan bertambahnya orang yang terlibat dalam komunikasi, menjadi bertambahlah persepsi orang dalam kejadian komunikasi sehingga bertambah komplekslah komunikasi tersebut. Komunikasi Interpersonal adalah membentuk hubungan dengan orang lain (Muhammad, 2010: 159).


(22)

2

Berkomunikasi secara pribadi, atau secara ringkas yaitu berkomunikasi, merupakan keharusan bagi manusia. Manusia membutuhkan dan senantiasa berusaha menjalin hubungan dengan sesamannya. Dalam lingkungan bisnis yang semakin kompetitif, maka perusahaan dituntut untuk dapat memberdayakan dan mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimilikinya, termasuk sumber daya manusia yang ada dalam sebuah perusahaan.

Sumber daya manusia merupakan kunci pokok yang harus diperhatikan dalam setiap organisasi perusahaan, karena sumber daya manusia mempunyai peran yang sangat penting dalam setiap kegiatan perusahaan. Tanpa sumber daya manusia yang handal, maka kegiatan perusahaan tidak akan berjalan dengan baik. Untuk itu, masalah sumber daya manusia selalu menjadi sorotan utama dalam setiap perusahaan untuk tetap bertahan di era globalisasi.

Unjuk kerja pegawai merupakan suatu hal yang sangat penting dalam organisasi untuk mencapai tujuannya, sehingga berbagai kegiatan perlu dilakukan oleh organisasi untuk meningkatkannya (Effendi, 2002 :195). Pada kenyataannya seringkali karyawan atau anggota organisasi belum dapat menunjukkan kinerja yang optimal. Hal ini ditunjukkan oleh tindakan- tindakan karyawan yang dapat merugikan perusahaan, seperti masih adanya karyawan yang mangkir atau tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu serta masih terdapat kelalaian dalam melaksanakan pekerjaannya.


(23)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Staf di perusahaan PT. Axis Telekom Indonesia, Jl. Ra Kartini No. 126, Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung dengan Bapak Fajar Yusuf Dirgantara, yang dilakukan pada tanggal 30 maret 2012, penulis mengetahui bahwa keterbukaan antara karyawan dengan atasannya ataupun sesama karyawan dirasa masih kurang. Kekurangterbukaan antara karyawan dengan atasannya ini disebabkan oleh keengganan berkomunikasi secara interpersonal karena perbedaan status sosial mereka. Selain itu kekurangterbukaan dengan rekan sekerja juga sering terjadi. Hal ini lebih disebabkan oleh faktor dalam diri seperti rasa enggan untuk terbuka tentang masalahnya kepada orang lain, baik mengenai pekerjaannya maupun permasalahan pribadinya.

Kerjasama yang erat mutlak diperlukan di antara karyawan di semua bagian. Namun kerjasama ini tentunya akan terhambat apabila masih terdapat karyawan yang enggan untuk terbuka dengan rekan-rekannya. Sikap terbuka (open

mindedness) sangat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif.

Selain itu, masih ada karyawan yang mangkir saat jam kerja. Kemangkiran pada saat jam kerja ini menunjukkan disiplin karyawan yang masih rendah. Tingkat ketidakhadiran dan keterlambatan karyawan tersebut merupakan efek dari disiplin kerja karyawan yang masih rendah, yang akhirnya mengakibatkan adanya tugas-tugas yang tidak terselesaikan pada waktunya.


(24)

4

Kondisi karyawan seperti yang diuraikan di atas menunjukkan bahwa kinerja karyawan pada PT. Axis Telekom Indonesia di Bandar Lampung masih rendah. Menurut Bycio (Panggabean, 2004:142) bahwa “ketidakhadiran dapat mengakibatkan rendahnya kinerja”. Dengan demikian, tingkat kehadiran merupakan salah satu indikator yang menunjukkan tinggi rendahnya kinerja karyawan.

Pengertian kinerja karyawan menunjuk pada kemampuan karyawan dalam melaksanakan keseluruhan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Dharma (2003:9-11) mengungkapkan bahwa terdapat empat faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan, yaitu:

1. Pegawai, berkenaan dengan kemampuan dan kemauan dalam melaksanakan perkerjaan.

2. Pekerjaan, menyangkut desain pekerjaan, uraian pekerjaan dan sumber daya untuk melaksanakan pekerjaan.

3. Mekanisme kerja, mencakup sistem, prosedur pendelegasian dan pengendalian, serta struktur organisasi.

4. Lingkungan kerja, meliputi faktor-faktor lokasi dan kondisi kerja, iklim organisasi dan komunikasi.

Berdasarkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan yang diungkapkan oleh Agus Dharma di atas, kita dapat mengetahui bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan adalah lingkungan kerja, salah satunya dalam hal komunikasi antar karyawan.


(25)

Effendi (2004:61) mengungkapkan bahwa “jika dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi interpersonal dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku komunikan”.

Komunikasi yang efektif ditentukan oleh pihak–pihak yang terlibat di dalamnya, yaitu pimpinan dan karyawan. Pimpinan harus dapat memfasilitasi kondisi komunikasi antarpribadi yang efektif yang meliputi: a. keterbukaan (openness), b. empati (empathy), c. kepositifan (positiveness), d. dukungan (supportiveness), dan e. kesetaraan (equality) (Muhammad, 2007 : 172)

Kebutuhan akan komunikasi ini adalah kebutuhan sosial karyawan dalam hal berinteraksi baik dengan atasan, rekan kerja maupun bawahan yang harus dipenuhi. Jika komunikasinya berjalan baik, maka karyawan akan merasa lebih termotivasi untuk bekerja dan merasa puas terhadap hasil kerjanya dan dapat menunjukkan tingkat kinerja yang tinggi.

Komunikasi interpersonal dapat mempengaruhi perilaku karyawan mengenai peristiwa komunikasi, respon karyawan terhadap karyawan lainnya, harapan-harapan, konflik dan kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi. Untuk itu pihak manajemen harus dapat menciptakan dan memelihara suatu kondisi komunikasi dalam perusahaan yang baik dan harmonis.


(26)

6

Pihak pimpinan harus dapat lebih memahami karyawannya melalui berbagai pendekatan. Salah satu pendekatan yang paling penting adalah dengan berkomunikasi dan berinteraksi dengan mereka secara interpersonal sehingga karyawan merasa diperhatikan dan merasa diakui. Keharmonisan dalam berkomunikasi ini harus selalu dijaga karena dapat mempengaruhi sikap mental karyawan.

Ketidakharmonisan dalam komunikasi dapat menimbulkan terjadinya hubungan kerja yang kurang baik, dan apabila hal ini dibiarkan, maka akan menimbulkan implikasi yang kurang baik terhadap gairah kerja, motivasi kerja, konsentrasi kerja, dan pada akhirnya akan membawa dampak negatif terhadap kinerjanya.

Masalah komunikasi interpersonal ini tentunya harus mendapatkan perhatian lebih, karena bisa berdampak pada kegiatan operasional perusahaan. Seorang pemberi pesan/ informasi (komunikator), harus dapat mengkomunikasikan informasi yang dibawanya kepada penerima pesan (receiver) dengan baik dan dapat dipahami maksudnya, sehingga tidak akan terjadi perbedaan persepsi diantara para penerima pesan. Dengan demikian semua kegiatan operasional organisasi akan berjalan dengan lancar.


(27)

Peneliti memilih untuk melakukan penelitian di PT. Axis Telekom Indonesia Jl. Ra. Kartini No. 126, Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung. Karyawan yang berada di PT. Axis Telekom Indonesia saat ini berjumlah 63 orang. Alasan penulis lebih memfokuskan penelitian pada komunikasi adalah karena permasalahan yang peneliti rasa masih kurang di perusahaan PT. Axis Telekom Indonesia di Bandar Lampung tempat penulis mengadakan penelitian yaitu mengenai komunikasi interpersonal antar karyawan yang mengakibatkan kinerja karyawan tidak baik. Komunikasi merupakan sarana untuk mengadakan koordinasi antara berbagai subsistem dalam sebuah perusahaan. Kompetensi komunikasi yang baik antar karyawan akan mampu memperoleh dan mengembangkan tugas yang diembannya, sehingga tingkat kinerja suatu organisasi menjadi semakin baik dan sebaliknya.

Melihat pengaruh yang sangat penting antara proses komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi khususnya komunikasi interpersonal antar karyawan dengan tingkat kinerja karyawan maka penulis tertarik mengambil judul “Pengaruh Komunikasi Interpersonal Antar Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan PT. Axis Telekom Indonesia diBandar Lampung.”


(28)

8

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan berikut :

1. Masih kurangnya komunikasi interpersonal yang terjadi antar karyawan dikarenakan karyawan masih bersikap acuh dan asik dengan urusan kerja masing-masing yang secara tidak langsung menghambat komunikasi Interpersonal yang mendorong kinerja karyawan.

2. Masih banyak ditemukan kendala atau hambatan-hambatan dalam melakukan Komunikasi Interpersonal masalah ini terjadi dikarenakan tidak semua karyawan bersikap terbuka kepada rekan kerjannya.

3. Kurang baiknya kinerja karyawan akibat masih rendahnya kualitas komunikasi Interpersonal yang terjadi dalam perusahaan PT. Axis Telekom Indonesia Jl. Ra. Kartini No. 126, Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung.

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut : “Bagaimanakah pengaruh komunikasi interpersonal antar

karyawan terhadap kinerja karyawan PT. Axis Telekom Indonesia di Kota Bandar Lampung?”.


(29)

C. Pembatasan Masalah

Penelitian dibatasi pada permasalahan komunikasi Interpersonal yang terjadi pada karyawan yang berada pada perusahaan PT. Axis Telekom Indonesia Jl. Ra. Kartini No. 126, Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi Interpersonal antar karyawan terhadap kinerja karyawan PT. Axis Telekom Indonesia cabang Bandar Lampung.

E. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat dari penelitian ini yaitu: 1. Manfaat Teoritis

Dengan diadakannya penelitian ini maka diharapkan dapat menambah sumbangan bagi ilmu pengetahuan untuk kajian lebih lanjut mengenai pengaruh komunikasi Interpersonal antar karyawan terhadap kinerja karyawan.

2. Manfaat Praktis

Dengan penelitian ini, diharapkan dapat berguna bagi perusahaan sebagai bahan informasi untuk dapat menciptakan iklim komunikasi yang baik, dalam hal ini komunikasi Interpersonal di perusahaannya agar lebih kondusif sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawannya.


(30)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Pengaruh

Pengaruh adalah salah satu elemen dalam komunikasi yang sangat penting untuk mengetahui berhasil tidaknya komunikasi yang kita inginkan. Semua peristiwa komunikasi yang dilakukan secara terencana mempunyai tujuan yaitu mempengaruhi khalayak atau penerima. Pengaruh adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan (Stuart dalam Cangara, 1998: 147).

Pengaruh dapat dikatakan mengena apabila perubahan yang terjadi pada penerima sama dengan tujuan yang diinginkan oleh komunikator. Dalam hal ini pengaruh menekankan pada adanya kekuatan pada sesuatu, orang atau benda sehingga mampu merubah keadaan dari sesuatu, orang atau benda tersebut. Pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan pada pengetahuan (knowledge). Sikap (attitude), dan perilaku (behaviour) seseorang. Sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh adalah perubahan atau penguatan keyakinan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan (cangara, 1998:147).

Pengaruh sangat ditentukan oleh sumber, pesan, media, dan penerima. Dalam komunikasi antarpribadi, pengaruh dapat diamati secara langsung, misalnya mengangguk-angguk sebagai tanda mengerti terhadap apa yang di sampaikan oleh


(31)

pembicara. Berdasarkan definisi diatas, maka dapat di simpulkan bahwa pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku. Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah daya yang ada atau timbul dari komunikasi antarpribadi Antar karyawan Terhadap Kinerja karyawan PT. Axis Telekom Indonesia, Jl. Ra Kartini No. 125, Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung.

B. Tinjauan Tentang Komunikasi Interpersonal 1. Pengertian Komunikasi Interpersonal

Komunikasi Interpersonal merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang (Wiryanto,2004:32). Komunikasi interpersonal merupakan salah satu bentuk komunikasi dimana komunikan dan komunikator dapat berkomunikasi secara langsung dan dialogis. Proses berubahnya tingkah laku individu adalah melalui beberapa tahapan dimana satu tahap dengan tahap lainnya saling berhubungan. Seseorang individu menerima informasi, kemudian mengolahnya, menyimpannya dan menghasilkan kembali dalam bentuk suatu keputusan berupa penolakan atau penerimaan informasi tersebut. Hal ini dikenal dengan sensasi, persepsi, memori, dan berpikir (Rahmat, 1986).


(32)

12

Pada dasarnya, komunikasi interpersonal merupakan suatu proses sosial dimana orang-orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Sebagaimana diungkapkan oleh Devito (1997:97), bahwa komunikasi interpersonal merupakan pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain, atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang langsung.

Selanjutnya Devito (1997:169-170) menjabarkan komunikasi interpersonal menjadi tiga pendekatan secara umum, yaitu :

a. Komunikasi interpersonal didefinisikan sebagai pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain. Atau sekelompok kecil orang, dengan efek dan umpan balik yang langsung.

b. Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi antara dua orang yang memang telah ada hubungan di antara keduanya.

c. Interpersonal communication is seen a kind of progrestion (or development) from interpersonal communication at one extreme to personal communication at the other extreme, yang artinya “Komunikasi antarpribadi merupakan bentuk perkembangan atau peningkatan dari komunikasi dari satu sisi menjadi komunikasi pribadi pada sisi yang lain”.

Dalam bukunya “Komunikasi Interpersonal” Alo Liliweri (1991:12), mengemukakan bahwa pada hakikatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara komunikator dengan seorang komunikan. Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam hal mengubah sikap, pendapat, atau perilaku sesorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan dan arus balik bersifat langsung. Komunikator mengetahui


(33)

tanggapan komunikan ketika itu juga, pada saat komunikasi dilancarkan. Komunikan mengetahui pasti apakah komunikasi itu positif atau negatif, berhasil atau tidak. Jika tidak, ia dapat memberikan kesempatan kepada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya.

Menurut Evert M. Rogers, dalam Komunikasti Interpersonal (Liliweri 1991:46) ada beberapa cirri komunikasi yang menggunakan saluran interpersonal, yaitu :

1) Arus pesan yang cenderung dua arah 2) Konteks komunikasinya tatap muka 3) Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi

4) Kemampuan mengatasi tingkat selektifitas (terutama “selectivitas exposure’) yang tinggi

5) Kecepatan jangkauan terhadap audiens yang besar relatif lambat 6) Efek yang mungkin terjadi ialah perubahan sikap

2. Sifat-Sifat Komunikasi Interpersonal

Komunikasi Interpersonal dari mereka yang saling mengenal lebih bermutu dari mereka yang belum mengenal karena setiap pihak mengetahui secara baik tentang liku-liku hidup pihak lain, pikiran, dan pengetahuannya, perasaanya, maupun menanggapi tingkah lakunya. Sehingga jika hendak menciptakan komunikasi anatarpribadi yang lebih bermutu maka didahului dengan keakraban, dengan kata lain tidak semua bentuk interaksi yang dilakukan antara dua orang dapat digolongkan ke dalam komunikasi antarpribadi.


(34)

14

Ada tujuh sifat yang menunjukan bahwa sesuatu komunikasi antara dua orang merupakan sikap komunikasi interpersonal dan bukanya komunikasi lainnya yang terangkum dari pendapat Effendy (2003:.46) Sifat-sifat komunikasi interpersonal itu sendiri adalah : (1) melibatkan di dalamnya perilaku verbal dan non verbal; (2) melibatkan pernyataan ataupun ungkapan yang spontan, scripted, dan contrived; (3) tidak statis, namun dinamis; (4) melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi dan koherensi (pernyataan satu dan harus berkaitan dengan sebelumnya); (5) dipandu oleh tata aturan yang bersifat intrinsic dan ekstrinsik. (6) komunikasi antarpribadi merupakan satu kegiatan dan tindakan; (7) melibatkan didalamnya bidang persuasif (Liliweri,1991:31).

3. Komponen Komunikasi Interpersonal dan Proses Komunikasi Interpersonal Menurut Effendy (2003:7), yang mencoba mengutip paradigma Laswell. Ada lima komponen penting yang menyebabkan suatu komunikasi dapat berjalan dengan baik, yaitu:

a) Who: komunikator : pihak penyampaian pesan

b) Says what: pesan : pernyataan yang didukung oleh lambang- lambang c) In which channel: media : sarana atau saluran penyampaian pesan d) To whom: komunikan : pihak penerima pesan

e) With what effect: efek : dampak yang timbul sebagai pengaruh dari pesan

Apabila digambarkan secara sederhana kelima komponen yang telah diuraikan di atas melalui proses sebagai berikut : Komunikator dan komunikan dalam proses komunikasi antarpribadi dapat berganti peran, artinya suatu ketika komunikator dapat berganti peran, demikian juga sebaliknya dengan komunikasi (Effendy, 2003:12).


(35)

4. Fungsi Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal memiliki beberapa fungsi, seperti yang diungkapkan oleh Widjaja (2000 : 9-10) sebagai berikut:

a. Informasi: pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan opini dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti.

b. Sosialisasi (pemasyarakatan): penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang besikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif.

c. Motivasi: mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar. d. Perdebatan dan diskusi: menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan

untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik.

e. Pendidikan: pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual.

f. Memajukan kebudayaan: penyebaran hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu.

g. Hiburan: penyebarluasan sinyal, simbol, suara dan image dari drama, tari, kesenian dan lain-lain untuk rekreasi, kesenangan kelompok dan individu.

h. Integrasi: menyediakan bagi bangsa, kelompok dan individu kesempatan untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar mereka dapat saling kenal dan mengerti dan menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain.


(36)

16

Fungsi-fungsi komunikasi interpersonal yang diungkapkan oleh A. W. Widjaja di atas lebih bersifat umum, berikut ini fungsi komunikasi interpersonal yang lebih menjurus ke dalam suatu organisasi perusahaan yang diungkapkan Hasibuan (2001:196) yaitu: 1. Instructive, artinya komunikasi dalam hal ini berfungsi untuk memberikan

perintah dari atasan kepada bawahan.

2. Evaluative, artinya komunikasi berfungsi untuk menyampaikan laporan dari bawahan kepada atasan.

3. Informative, komunikasi dalam hal ini berfungsi untuk menyampaikan informasi, berita, dan pesan-pesan lainnya.

4. Influencing, artinya komunikasi dalam hal ini berfungsi untuk memberikan saran-saran, nasihat-nasihat dari seseorang kepada orang lain.

5. Tujuan Komunikasi Interpersonal

Devito (1992:13-14) yang dikutip dalam J.Permana (2003:22) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa tujuan dilakukannya komunikasi interpersonal, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk memperlajari secara lebih baik dunia luar, seperti berbagai objek, peristiwa dan orang lain.

2. Untuk memelihara hubungan dan mengembangkan kedekatan atau Keakraban. 3. Untuk memperngaruhi sikap-sikap dan perilaku orang lain.


(37)

Lebih lengkap lagi Widjaja (2000:122) mengemukakan enam tujuan komunikasi interpersonal, yaitu:

1. Mengenal diri sendiri dan orang lain

Salahsatu cara untuk mengenal diri kita sendiri adalah melalui komunikasi antarpribadi. Komunikasi antarpribadi memberi kesempatan bagi kita untuk memperbincangkan diri kita sendiri. Dengan membicarakan tentang diri kita sendiri pada orang lain, kita akan mendapat perspektif baru tentang diri kita sendiri dan lebih memahami secara lebih mendalam tentang sikap dan perilaku kita. 2. Mengetahui dunia luar

Komunikasi antar pribadi memungkinkan kita untuk memahami lingkungan kita secara baik yakni tentang objek, kejadian-kejadian dan orang lain.

3. Menciptakan dan memelihara hubungan

Banyak waktu yang kita pergunakan dalam komunikasi antarpribadi bertujuan untuk menciptakan dan memelihara hubungan sosial dengan orang lain. Hubungan demikian membantu mengurangi kesepian dan ketegangan serta membuat kita merasa lebih positif tentang diri kita sendiri.

4. Mengubah sikap dan perilaku

Dalam komunikasi antarpribadi sering kita berupaya menggunakan sikap dan perilaku orang lain. Kita ingin seseorang memilih suatu cara tertentu, berpikir dalam cara tertentu, percaya bahwa sesuatu benar atau salah dan sebagainya. Singkatnya kita banyak mempergunakan waktu untuk mempersuasi orang lain melalui komunikasi antarpribadi.


(38)

18

5. Bermain dan mencari hiburan

Bermain mencakup semua kegiatan untuk memperoleh kesenangan. Seringkali tujuan ini dianggap tidak penting, tetapi sebenarnya komunikasi yang demikian perlu dilakukan karena bisa memberi suasana yang lepas dari keseriusan, ketegangan, kejenuhan dan sebagainya.

6. Membantu orang lain

Psikiater, psikolog klinik dan ahli terapi adalah contoh-contoh profesi yang mempunyai fungsi menolong orang lain. Tugas-tugas tersebut sebagian besar dilakukan melalui komunikasi antarpribadi.

6. Efektivitas Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal sebagai suatu bentuk perilaku dapat berubah dari sangat efektif menjadi sangat tidak efektif. Kumar yang dikutip oleh Wiryanto (2005:36) berpendapat bahwa hubungan interpersonal akan terjadi secara efektif apabila kedua belah pihak memenuhi kondisi berikut:

1. Keterbukaan. Kemampuan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima didalam menghadapi hubungan antar pribadi.

2. Empati. Merasakan apa yang dirasakan orang lain.

3. Dukungan. Situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi berlangsung efektif.

4. Rasa positif. Seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya, mendorong orang lain untuk lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi komunikasi yang kondusif untuk interaksi yang efektif.


(39)

5. Kesetaraan. Pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak saling menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan.

Komunikasi interpersonal yang efektif adalah penting bagi anggota organisasi antar karyawan diharapkan dapat membawa hasil pertukaran informasi dan saling pengertian (mutual understanding). Efektivitas komunikasi interpersonal menurut De Vito (2005:4) dilihat dari dua persepektif yaitu :

1. Persepektifhumanistic: a. Keterbukaan (opennes)

Sifat keterbukaan menunjuk paling tidak dua aspek tentang komunikasi interpersonal. Aspek pertama, bahwa kita harus terbuka pada orang-orang yang berinteraksi dengan kita. Hal ini tidak berarti bahwa kita harus menceritakan semua latar belakang kehidupan kita. Namun yang penting ada kemauan untuk membuka diri pada masalah-masalah umum. Dengan demikian, orang lain akan mengetahui pendapat, pikiran, dan gagasan kita, sehingga komunikasi akan mudah dilakukan. Aspek kedua, adalah kemauan kita untuk memberikan tanggapan terhadap orang lain dengan jujur dan terus terang tentang segala sesuatu yang dikatakannya. Demikian pula sebaliknya, kita ingin orang lain memberikan tanggapan secara jujur dan terbuka tentang segala sesuatu yang kita katakan.


(40)

20

b. Empati (Empathy)

Empati merupakan kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain melalui kacamata orang lain. Berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya. Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang. Empati yang akurat melibatkan kepekaan baik kepekaan terhadap perasaan yang ada maupun fasilitas verbal untuk mengkomunikasikan pengertian ini.

c. Sikap Mendukung (supportiveness)

Hubungan Interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Sikap supportif merupakan sikap yang mengurangi sikap defensif. Sikap ini muncul bila individu tidak dapat menerima, tidak jujur dan tidak empatik. Sikap defensif mengakibatkan komunikasi interpersonal menjadi tidak efektif, karena orang yang defensif akan lebih banyak melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya dalam situasi komunikasi daripada memahami komunikasi. Komunikasi defensif dapat terjadi karena faktor-faktor personal (ketakutan, kecemasan, harga diri yang rendah) atau faktor-faktor situasional yang berupa perilaku komunikasi orang lain.


(41)

d. Sikap Positif(positiveness)

Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek komunikasi interpersonal. Pertama, komunikasi interpersonal terbina jika orang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri. Kedua, mempunyai perasaan positif terhadap orang lain dan berbagai situasi komunikasi.

e. Kesamaan(equality)

Kesamaan dalam komunikasi interpersonal ini mencakup dua hal. Pertama adalah kesamaan bidang pengalaman diantara para pelaku komunikasi. Artinya,komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila para pelaku komunikasi mempunyai nilai, sikap, perilau dan pengalaman yang sama. Hal ini tidak berarti bahwa ketidaksamaan tidaklah komunikatif. Tentu saja dapat, namun komunikasi mereka lebih sulit dan perlu banyak waktu untuk menyesuaikan diri. Kedua, kesamaan dalam memberikan dan menerima pesan. Sebagai contoh, bila seseorang berbicara terus dan orang lain mendengar terus, tentunya komunikasi interpersonal kurang efektif.

2. Prespektif Pragmatis

a. Bersikap Yakin (Confidence)

Komunikasi antarpersonal ini terlihat lebih efektif apabila seseorang tidak merasa malu, gugup atau gelisah menghadapi orang lain.


(42)

22

b. Kebersamaan (Immediacy)

Sikap kebersamaan ini dikomunikasikan secara verbal maupun non-verbal. Secara verbal orang yang memiliki sifat ini, dalam berkomunikasi selalu mengikut sertakan dirinya sendiri dengan orang alin dengan istilah seperti kita, memanggil nama seseorang, memfokuskan pada ciri khas orang lain, memberikan umpan balik yang relevan dan segera, serta menghargai pendapat orang lain. Secara non-verbal, orang yang memiliki sifat ini akan berkomunikasi dengan mempertahankan kontak mata dan menggunakan gerakan-gerakan.

c. Manajemen Informasi

Seseorang yang menginginkan komunikasi yang efektif akan mengontrol dan menjaga interaksi agar dapat memuaskan kedua belah pihak sehingga tidak seorang pun merasa diabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan mengatur isi, kelancaran, arah pembicaraan, menggunakan pesan-pesan verbal dan nonverbal secara konsisten.

d. Perilaku Ekspresif (Expressivenness)

Memperlihatkan keterlibatan seseorang secara sungguh-sungguh dalam berinteraksi dengan orang lain. Orang yang berperilaku ekspresif akan menggunakan berbagai variasi pesan, baik secara verbal maupun nonverbal, untuk menyampaikan keterlibatan dan perhatiannya pada apa yang dibicarakannya.

e. Orientasi Pada Orang Lain (Other Orientation)

Seseorang harus memiliki sifat yang berorientasi pada orang lain untuk mencapai efektivitas komunikasi. Artinya seseorang mampu untuk beradaptasi dengan orang lain


(43)

selama berlangsungnya komunikasi interpersonal. Dalam hal ini, seseorang harus mampu melihat perhatian dan kepentingan orang lain, mampu merasakan situasi dan interaksi dengan sudut pandang orang lain serta menghargai perbedaan orang lain dalam menjelaskan suatu hal.

Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Menurut Rakhmat (2004:129) ada tiga faktor menumbuhkan hubungan interpersonal, yaitu: 1. Percaya.

Definisi ini menyebutkan tiga unsur percaya, yaitu:

a. Ada situasi yang menimbulkan resiko. Bila orang menaruh kepercayaan kepada orang lain, ia akan menghadapi resiko.

b. Orang yang menaruh kepercayaan pada orang lain berarti menyadari bahwa akibat-akibatnya bergantung pada perilaku orang lain.

c. Orang yakin bahwa perilaku pihak lain akan berakibat baik baginya. Selain itu, faktor kepercayaan juga berhubungan dengan karakterisitik dan maksud orang lain, hubungan kekuasaan, serta sifat dan kualitas komunikasi.

2. Sikap Suportif

Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif dalam berkomunikasi. Orang dikatakan defensif bila tidak menerima, tidak jujur, dan tidak empatis; dan tentunya akan menggagalkan komunikasi interpersonal.


(44)

24

Jack R. GIBB (Rahkmat 2004:134) menyebutkan enam prilaku sportif, yaitu sebagi berikut:

Tabel 1

Perilaku Defensif dan suportif dari Jack Gibb (2004) Iklim Defernsif Iklim Suportif

1. Evaluasi 2. Control 3. Strategi 4. Netralisasi 5. Superioritas 6. Kepastian

1. Deskripsi

2. Orientasi masalah 3. Spontanitas 4. Empati 5. Persamaan 6. Profesionalisme

3. Sikap terbuka Sikap terbuka (open mindness) amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif. Brooks dan Emmert (Rakhmat. 2004:136), mengkarakteristikkan orang bersikap terbuka sebagai orang yang menilai pesan objektif dengan data dan logika, serta membedakan dengan mudah dengan melihat suasana.


(45)

7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal

Scott M. Cultip dan Allen H. Center (Wursanto, 2003:68-70) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal, sebagai berikut:

1. Keterpercayaan Dalam komunikasi antara komunikator dan

komunikan harus saling mempercayai. Kalau tidak ada unsur saling mempercayai, komunikasi tidak akan berhasil atau terhambat.

2. Hubungan/ pertalian

Keberhasilan komunikasi berkaitan erat dengansituasi atau kondisi lingkungan pada waktu komunikasi berlangsung.

3. Kepuasan

Komunikasi harus menimbulkan rasa kepuasan, antara kedua belah pihak. Kepuasan ini akan tercapai apabila isi berita dapat dimengerti oleh komunikan dan sebaliknya pihak komunikan mau memberikan reaksi atau respon kepada pihak komunikator.

4. Kejelasan

Kejelasan yang dimaksud adalah kejelasan yang meliputi kejelasan akan berita, tujuan yang hendak dicapai dan kejelasan istilah-istilah yang dipergunakan.

5. Kesinambungan dan konsistensi

Komunikasi harus dilakukan terus-menerus dan informasi yang disampaikan jangan bertentangan dengan informasi yang terdahulu. 6. Kemampuan pihak penerima berita/pesan

Komunikator harus menyesuaikan istilah-istilah yang dipergunakan dengan kemampuan dan pengetahuan komunikan.


(46)

26

7. Saluran pengiriman berita

Agar komunikasi berhasil, hendaknya dipakai saluran-saluran komunikasi yang sudah biasa digunakan dan sudah dikenal oleh umum.

Sedangkan Bret D. Ruben (Cangara, 2006:144) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal, sebagai berikut:

1. Penerima

a. Keterampilan berkomunikasi b. Kebutuhan

c. Tujuan yang diinginkan

d. Sikap, nilai, kepercayaan dan kebiasaan- kebiasaan e. Kemampuan untuk menerima dan Kegunaan pesan 2. Pesan

a. Tipe dan model pesan

b. Karakteristik dan fungsi pesan c. Struktur pengelolaan pesan d. Kebaharuan (aktualisasi) pesan 3. Sumber

a. Kredibilitas dan kompetensi dalam bidang yang disampaikan b. Kedekatan dengan penerima

c. Motivasi dan perhatian d. Kesamaan dengan penerima


(47)

4. Media

a. Tersedianya media

b. Kehandalan (daya input) media c. Kebiasaan menggunakan media d. Tempat dan situasi

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat dilihat terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi komunikasi interpersonal, yaitu:

1. Keterpercayaan harus ditumbuhkan agar komunikasi interpersonal dapat berjalan lancar.

2. Hubungan antara kedua belah pihak harus harmonis agar komunikasi interpersonal dapat berhasil.

3. Berita yang disampaikan harus jelas agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran.

8. Hubungan Interpersonal

Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Kegagalan komunikasi sekunder terjadi bila isi pesannya dapat dipahami, tapi hubungan diantara komunikan menjadi rusak. Anita Taylor et al (1977:187) dalam Jalaluddin Rakhmat (2007:119) menyatakan bahwa: “Komunikasi interpersonal yang efektif meliputi banyak unsur, tetapi hubungan interpersonal barangkali yang paling penting, Banyak penyebab dari rintangan komunikasi berakibat kecil saja bila ada hubungan baik diantara komunikan. Sebaliknya, pesan yang paling jelas,


(48)

28

paling tegas, dan paling cermat tidak dapat menghindari kegagalan, jika terjadi hubungan yang jelek.” Setiap kali kita melakukan komunikasi, kita tidak hanya sekedar menyampaikan isi pesan, kita juga menentukan kadar hubungan interpersonal.

a). Tahap-Tahap Hubungan Interpersonal

Jalaluddin Rakhmat (2007:125) menyatakan bahwa hubungan interpersonal dapat berlangsung melewati tiga tahap: pembentukan hubungan, peneguhan hubungan, dan pemutusan hubungan.

1. Pembentukan Hubungan Interpersonal

Tahap ini sering disebut tahap perkenalan (acquaintance process). Steve Duck (Jalaluddin Rakhmat, 2007:125) menulis:

“...acquaintance is the process whereby an individual transmits (consciously) or cenveys (sometimes unintentionally) information about his personality structure and content to potential friends, using subtly different means at different stages of the friendship’s development.” (“...perkenalan adalah proses komunikasi dimana individu mengirimkan (secara sadar) atau menyampaikan (kadang-kadang tidak sengaja) informasi tentang struktur dan isi kepribadiannya kepada bakal sahabatnya, dengan menggunakan cara-cara yang agak berbeda pada bermacam- macam tahap perkembangan.”)


(49)

2. Peneguhan Hubungan Interpersonal

Hubungan interpersonal tidak bersifat statis, melainkan selalu berubah-ubah. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal, perubahan memerlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan (equilibrium). Ada empat faktor yang amat penting dalam memelihara keseimbangan ini, yaitu:

1. Keakraban, merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang. Hubungan interpersonal akan terpelihara apabila kedua belah pihak sepakat tentang tingkat keakraban yang diperlukan.

2. Kontrol, yaitu mengenai kesepakatan tentang siapa yang mengontrol siapa dan bilamana.

3. Ketepatan respon, artinya respon A harus diikuti oleh respon B yang sesuai. Misalnya, pertanyaan disambut dengan jawaban, lelucon dengan tertawa, dan permintaan keterangan dengan pejelasan. Respon ini bisa berupa konfirmasi dan diskonfirmasi. Konfirmasi akan memperteguh hubungan interpersonal, sedangkan diskonfirmasi akan merusaknya.

4. Ketepatan nada emosional, yaitu keserasian suasana emosional pada saat berlangsungnya komunikasi. Walaupun mungkin saja terjadi dua orang berinteraksi dengan suasana emosional yang berbeda, tetapi interaksi itu tidak akan stabil. Besar kemungkinan salah satu pihak mengakhiri interaksi atau mengubah suasana emosi.


(50)

30

3. Pemutusan Hubungan Interpersonal

Walaupun kita dapat menyimpulkan bahwa jika empat faktor di atas tidak ada, hubungan interpersonal akan diakhiri, penelitian tentang pemutusan hubungan masih jarang dilakukan. Namun kita dapat mengambil analisis R. D. Nye (1973) dalam bukunya Conflict Among Humans (jalaluddin Rakhmat, 2007:129). Nye menyebutkan lima sumber konflik, yaitu:

1) Kompetisi, salah satu pihak berusaha memperoleh sesuatu dengan mengorbankan orang lain; misalnya menunjukkan kelebihan dalam bidang tertentu dengan merendahkan orang lain,

2) Dominasi, salah satu pihak berusaha mengendalikan orang lain sehingga orang itu merasa hak-haknya dilanggar,

3) Kegagalan, masing-masing berusaha menyalahkan orang lain apabila tujuan bersama tidak tercapai,

4) Provokasi, salah satu pihak terus menerus berbuat sesuatu yang ia ketahui menyinggung perasaan orang lain,

5) Perbedaan nilai, kedua pihak tidak sepakat tentang nilai-nilai yang mereka anut.


(51)

b). Faktor-Faktor yang Menumbuhkan Hubungan interpersonal dalam Komunikasi Interpersonal

Pola-pola komunikasi intrpersonal mempunyai efek yang berlainan pada hubungan interpersonal. Belum tentu jika semakin sering orang melakukan komunikasi interpersonal, maka makin baik hubungan mereka. Yang menjadi masalah bukanlah berapa kali komunikasi dilakukan, tetapi bagaimana komunikasi itu dilakukan.

Jalaluddin Rakhmat (2007:129-136) mengungkapkan tiga hal yang dapat menumbuhkan hubungan interpersonal dalam komunikasi interpersonal, yaitu:

1. Percaya (Trust)

Diantara beberapa faktor yang dapat mempengaruhi komunikasi interpersonal, faktor percaya adalah yang paling penting. Rasa percaya dapat menentukan efektivitas komunikasi. “Percaya” dapat meningkatkan komunikasi interpersonal karena membuka saluran komunikasi, memperjelas pengiriman dan penerimaan informasi, serta memperluas peluang komunikan untuk mencapai maksudnya. Hilangnya kepercayaan pada orang lain dapat menghambat perkembangan hubungan interpersonal yang akrab.


(52)

32

Sejauh mana kita percaya pada orang lain dipengaruhi oleh faktor personal dan situasional. Menurut Deutch (Jalaluddin Rakhmat, 2007:130), harga diri dan otorianisme mempengaruhi percaya. Orang yang harga dirinya positif cenderung mempercayai orang lain, sebaliknya orang yang otoriter cenderung sukar mempercayai orang lain. Disamping faktor personal, ada empat faktor yang berhubungan dengan sikap percaya, yaitu:

1) Karakteristik dan maksud orang lain. Orang akan menaruh kepercayaan pada orang yang dianggap memiliki kemampuan, keterampilan, atau pengalaman dalam bidang tertentu.

2) Hubungan kekuasaan. Percaya tumbuh apabila orang-orang mempunyai kekuasan terhadap orang lain.

3) Sifat dan kualitas komunikasi. Bila komunikan bersifat terbuka, bila maksud dan tujuan sudah jelas, bila ekspektasi sudah dinyatakan, maka akan tumbuh sikap percaya.

2. Sikap Suportif

Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif dalam komunikasi. Orang bersikap defensif apabila ia tidak menerima, tidak jujur dan tidak empatis. Dengan sikap defensif, komunikasi interpersonal akan gagal; karena orang defensif akan lebih banyak melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya dalam situasi komunikasi ketimbang memahami pesan orang lain.


(53)

3. Sikap Terbuka

Sikap terbuka (open-mindedness) amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

1) Komunikasi interpersonal dapat meningkatkan hubungan kemanusiaan diantara pihak-pihak yang berkomunikasi.

2) interpersonal dapat membina hubungan baik sehingga dapat menghindari dan mengatasi terjadinya konflik antar pribadi dan dapat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain.

3) Komunikasi interpersonal dapat melancarkan penerimaan tugas atau perintah dari pimpinan organisasi kepada karyawannya dan begitu juga sebaliknya karyawan lebih mudah melaporkan tugas-tugasnya kepada pimpinan sehingga tujuan organisasi lebih mudah dicapai.

4) Komunikasi interpersonal dapat memperngaruhi perilaku dan persepsi orang lain seingga bisa memperbaiki kualitas kerjanya.

5) Agar komunikasi interpersonal yang kita lakukan melahirkan hubungan interpersonal yang efektif, maka dogmatisme harus digantikan dengan sikap terbuka.


(54)

34

C. Tinjauan Kinerja Karyawan

Pengertian karyawan adalah sesorang yang ditugaskan sebagai pekerja dari sebuah perusahaan untuk melakukan kegiatan operasional perusahaan dan dia bekerja untuk digaji. berhubungan dengan karyawan pasti takkan lepas dari kinerja karyawan maka setiap perusahaan akan selalu melakukan penilaian kinerja karyawan. (http://definisipengertian.com/2011/pengertian-karyawan/ Diakses tanggal 29/ 01/ 2012 Pukul 22:20)

Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan. Seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakan. Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan perannya dalam instansi. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya instansi untuk mencapai tujuan. Instansi umumnya mendasarkan perencanaan tujuan yang hendak dicapai di masa depan dengan perilaku yang diharapkan dari keseluruhan personel dalam mewujudkan tujuan tersebut). Tujuan utama penilaian kinerja pegawai adalah untuk memotivasikan karyawan dalam mencapai sasaran operasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya. Berikut ini adalahbeberapa pengertian kinerja menurut para ahli :


(55)

Menurut Bernadin dan Russel yang dikutip Gomes Lardoso Faustino (2000;135): “Kinerja adalah outcome yang dihasilkan dari fungsisuatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama satuperiode tertentu.”

Prepared by Ridwan Iskandar Sudayat. SE. Smith W. Augt yang dikutip oleh sedarmayanti (2001 : 50), mengungkapkan bahwa kinerja adalah :

“Ouput drive from process, human or otherwise (Kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatuproses).”

Kinerja merupakan hasil dan keluaran yang dihasilkan oleh seorang pegawai sesuai dengan perannya dalam organisasi dalam suatu periode tertentu. Kinerja pegawai yang baik adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam upaya instansi untuk meningkatan produktivitas. Kinerja merupakan indicator dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu organisasi atau instansi.

Istilah kinerja berasal dari kata job performance, yang juga bisa berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, atau unjuk kerja. Seperti yang diungkapkan Lembaga Administrasi Negara (1992:3) dalam Sedarmayanti (2001:50) yang mengungkapkan bahwa “Performance diterjemahkan menjadi kinerja, juga berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau prestasi kerja atau unjuk kerja atau penampilan kerja”.


(56)

36

Efendi (2002:195) mengemukakan bahwa “unjuk kerja merupakan hasil kerja yang dihasilkan oleh pegawai atau perilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan perannya dalam organisasi”. Sedangkan Agus Dharma (2001:33) merumuskan bahwa “kinerja karyawan adalah kadar hasil yang dapat ditunjukkan seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya”. Selain itu Anwar Prabu (2000:7) juga mengungkapkan bahwa “kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugas- tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

Berdasarkan definisi-definisi mengenai kinerja yang diungkapkan oleh para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan penampilan kerja yang ditunjukkan oleh karyawan di tempat kerjanya dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

1.Tujuan penilaian kinerja.

Schuler dan jackson dalam bukunya yang berjudul Manajemen sumber daya manusia edisi keenam, jilid kedua pada tahun 1996 menjelaskan bahwa sebuah studi yang dilakukan akhir-akhir ini mengidentifikasi ada dua puluh macam tujuan informasi kinerja yang berbeda-beda, yang dapat dikelompokkan dalam empat macam kategori, yaitu:

1. Evaluasi yang menekankan perbandingan antar-orang.

2. Pengembangan yang menekankan perubahan-perubahan dalam diri seseorang dengan berjalannya waktu.


(57)

3. Pemeliharaan sistem.

4. Dokumentasi keputusan-keputusan sumber daya manusia bila terjadi peningkatan.

Efektifitas dari penilaian kinerja diatas yang dikategorikan dari dua puluh macam tujuan penilaian kinerja ini tergantung dalam sasaran bisnis strategis yang ingin dicapai. Oleh sebab itu penilaian kinerja diintegrasikan dengan sasaran-sasaran strategis karena berbagai alasan yaitu:

a. Mensejajarkan tugas individu dengan tujuan organisasi yaitu, menambahkan deskripsi tindakan yang harus diperlihatkan karyawan dan hasil-hasil yang harus mereka capai agar suatu strategi dapat hidup.

b. Mengukur kontribusi masing-masing unut kerja dan masing-masingkaryawan. c. Evaluasi kinerja memberi kontribusi kepada tindakan dan

keputusan-keputusan administratif yang mempetinggi dan mempermudah strategi.

d. Penilaian kinerja dapat menimbulkan potensi untuk mengidentifikasi kebutuhan bagi strategi dan program-program baru.

D. Kerangka Pikir

Keberadaan manusia dalam organisasi memiliki posisi yang sangat vital. Keberhasilan organisasi sangat ditentukan oleh kualitas orang-orang yang bekerja di dalamnya. Perubahan lingkungan yang begitu cepat menuntut kemampuan mereka dalam menangkap fenomena perubahan tersebut, menganalisa dampaknya terhadap organisasi dan menyiapkan langkah-langkah guna menghadapi kondisi tersebut.


(58)

38

Organisasi tidak semata-mata mengejar pencapaian produktivitas kerja yang tinggi tetapi lebih pada kinerja dalam proses pencapaiannya. Kinerja setiap kegiatan dan individu merupakan kunci pencapaian produktivitas. Karena kinerja adalah suatu hasil dimana orang-orang dan sumber daya lain yang ada dalam organisasi secara bersama-sama membawa hasil akhir yang didasarkan pada tingkat mutu dan standar yang telah ditetapkan.

Seperti yang dikemukakan oleh Sedarmayanti (2001:50-51) bahwa “Kinerja mempunyai hubungan yang erat dengan masalah produktivitas karena merupakan indikator dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu organisasi. Untuk itu standar kinerja perlu dirumuskan dijadikan tolak ukur dalam mengadakan perbandingan antara apa yang telah dilakukan dengan apa yang diharapkan, kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan yang telah dipercayakan kepada seseorang”. Dalam penelitian ini penulis lebih memfokuskan pada kinerja dalam ukuran perilaku. Artinya bahwa yang diteliti adalah masalah perilaku yang ditunjukkan oleh karyawan dalam proses pelaksanaan tugas dan tanggungjawab yang diberikan kepadanya, bukan hasil kerja secara kuantitas.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja atau perilaku karyawan adalah hubungan antar pribadi yang serasi. Seperti yang dikemukakan oleh Amitai Etzioni dalam teori Human Relation-nya (Wursanto, 2003:264) berikut ini:


(59)

Teori organisasi hubungan kemanusiaan berangkat dari suatu anggapan bahwa dalam kenyataan sehari-hari organisasi merupakan hasil dari hubungan kemanusiaan (human relation). Teori ini beranggapan bahwa organisasi dapat diurus dengan baik dan dapat mencapai sasaran yang ditetapkan apabila di dalam organisasi itu terdapat hubungan antar pribadi yang serasi. Hubungan itu dapat berlangsung antara pimpinan dengan bawahan, antar bawahan dengan pimpinan, antara bawahan dengan bawahan.

Berdasarkan teori di atas, maka dapat kita ketahui bahwa hubungan antar pribadi atau interpersonal baik antara pimpinan dengan karyawan maupun antara karyawan dengan karyawan dapat mempengaruhi perilaku karyawan dalam hal ini kinerja karyawan dan ketercapaian sasaran organisasi. Hubungan interpersonal ini dapat terjalin dengan baik apabila terjalin komunikasi yang baik diantara para anggota organisasi.

Redding dan Sanborn dalam Arni Muhammad (2001:65) mengungkapkan bahwa: “Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuanpengelola,komunikasidownward atau komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi antara orang-orang yang sama level atau tingkatannya dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis, dan komunikasi evaluasi program”.


(60)

40

Komunikasi mutlak memegang peranan yang penting dalam suatu organisasi. Tanpa komunikasi yang harmonis dan efektif, perusahaan tidak akan dapat mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Komunikasi yang efektif, memungkinkan terciptanya hubungan kerja yang harmonis antara sesama anggota organisasi, sehingga kerjasama yang erat didukung dengan rasa pengertian dan keterbukaan akan meningkatkan gairah kerja dan motivasi kerja yang tinggi, dan pada akhirnya kinerjanya pun diharapkan akan meningkat. Komunikasi dapat memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan kepada para karyawan tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka mengerjakannya dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika sedang berada di bawah standar.

Peningkatan kinerja karyawan secara perorangan akan mendorong kinerja sumber daya manusia secara keseluruhan dan memberikanfeed backyang tepat terhadap perubahan perilaku, yang direkflesikan dalam kenaikan produktivitas. Onong Uchyana Effendi (2000:61) mengungkapkan bahwa “jika dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi interpersonal dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku komunikan.”


(61)

Komunikasi interpersonal yang efektif adalah penting bagi anggota organisasi antar karyawan diharapkan dapat membawa hasil pertukaran informasi dan saling pengertian (mutual understanding). Efektivitas komunikasi interpersonal menurut De Vito (2005:4) dilihat dari persepektifhumanisticyaitu :

1. Keterbukaan (opennes) 2. Empati (Empathy)

3. Sikap Mendukung (supportiveness) 4. Sikap Positif(positiveness)

5. Kesamaan(equality)

James A. F. Stoner dan R. E. Freeman (Dharma, 2001:554) menyatakan bahwa dalam melakukan penilaian terhadap kinerja, yang perlu diperhatikan adalah:

1. Kualitas kerja

2. Pengetahuan mengenai pekerjaan 3. Kreativitas

4. Kerjasama 5. Inisiatif

6. Ketergantungan 7. Kualitas pribadi


(62)

42

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat digambarkan model kerangka berpikir sebagai berikut:

Gambar 1: Bagan Kerangka pikir Komunikasi Interpersonal

(variabel X)

Kinerja Karyawan (variabel Y)

Indikator: 1. Keterbukaan 2. Empati 3. Dukungan 4. Rasa positif 5. Kesetaraan De Vito (2005:4)

Indikator: 1. Kualitas kerja 2. Kreativitas 3. Pengetahuan

mengenai pekerjaan 4. Kerjasama

5. Ketergantungan 6. Inisiatif

7. Kualitas pribadi (A. F. Stoner dan R.E. Freeman dalam Dharma, 2001:554)


(63)

F. Hipotesis

Arikunto Suharsimi (2002:64) mendefinisikan hipotesis sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Sugiyono (2005:82) mengemukakan bahwa:

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah tersebut dapat berupa pernyataan tentang hubungan dua variabel atau lebih, perbandingan (komparasi), atau variabel mandiri (deskripsi). berdasarkan definisi di atas, hipotesis dari penelitian ini adalah:

H0 : Tidak terdapat pengaruh komunikasi interpersonal antar karyawan terhadap kinerja karyawan.

Ha : Terdapat pengaruh komunikasi interpersonal antar karyawan terhadap kinerja karyawan.


(64)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel lain (Sugiyono, 2005:11). Penelitian deskriptif disini bertujuan untuk memperoleh gambaran komunikasi interpersonal antar karyawan yang berjalan di PT Axis Telekom Indonesia, Jln. Ra Kartini No. 125, Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung terhadap peningkatan kinerja karyawan yang dihasilkan.

Penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan (Tim TPPS, 2002:21). Penelitian ini menguji mengenai pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja karyawan.


(65)

Berdasarkan jenis penelitian tersebut, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif survey ataupun explanatory survey. Metode deskriptif survey ataupun explanatory survey merupakan metode yang dilakukan dengan populasi besar ataupun kecil. Dalam penelitian yang menggunakan metode ini, informasi yang didapatkan dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari responden terhadap objek penelitian yang sedang diteliti.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian dapat diartikan sebagai rencana, struktur, dan strategi. Sebagai rencana dan struktur, desain penelitian merupakan perencanaan penelitian, yaitu penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis, sampai rancangan analisis data, yang dituangkan secara tertulis ke dalam bentuk usulan atau proposal penelitian. Sebagai strategi, desain penelitian merupakan penjelasan rinci tentang apa yang akan dilakukan peneliti dalam rangka pelaksanaan penelitian.

Istiyanto (2005: 29) mengungkapkan bahwa desain riset dapat dibagi menjadi tiga macam. Pertama, riset eksplanatori yaitu desain riset yang digunakan untuk mengetahui permasalahan dasar. Kedua, riset deskriptif yaitu desain riset yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu. Dan ketiga, riset kausal yaitu untuk menguji hubungan “sebab-akibat”. Ketiga jenis riset ini menghasilkan informasi yang berbada-beda sehingga penentuan desain riset yang akan digunakan tergantung pada informasi yang akan dicari dalam riset.


(66)

✂6

Masalah yang menjadi inti dalam penelitian ini memiliki ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya. Penelitian ini sendiri menguji tingkat pengaruh variabel bebas atau independent variable terhadap variabel terikat atau dependent variable. Maka dari itu, desain penelitiannya bersifat kausal (sebab- akibat). Dalam hal ini penulis meneliti tentang komunikasi interpersonal antar karyawan yang mempengaruhi atau menyebabkan perubahan pada kinerja karyawan PT Axis Telekom Indonesia, Jln. Ra Kartini No. 125, Tanjung Karang Pusat di Bandar Lampung

metode yang digunakan adalah cross sectional. Metode explanatory dalam jangka waktu tertentu disebut “cross sectional” yaitu mempelajari objek dalam kurun waktu tertentu (tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang), Husein Umar (2005:45).

B. Operasionalisasi Variabel

Variabel yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah komunikasi interpersonal antar karyawan (variabel X) dan kinerja karyawan (variabel Y). Tujuan pembuatan definisi variabel adalah untuk menghindari terjadinya salah pengertian atau kekeliruan dalam mengartikan variabel yang diteliti dan juga sebagai kerangka acuan untuk mendeskripsikan permasalahan yang hendak diungkap. Untuk menjabarkan variabel-variabel tersebut, berikut ini ditampilkan dalam tabel berikut ini:


(67)

sub variabel Komunikasi Interpersonal Antar karyawan (Variabel X)

Keterbukaan - Tingkat kemauan

Menanggapi informasi yang yang diterima dari rekan kerja

- Tingkat kemauan Memberitanggapan terhadap orang lain dengan jujur dan terus terang

Ordinal

Ordinal Empati - Tingkat merasakan apa yang dirasakan

orang lain

Ordinal Dukungan - Tingkat respon Dalam memberi

dukungan

Ordinal Rasa positif - Tingkat kepercayaan diri Ordinal Kesetaraan - Tingkat pengakuan bahwa kedua belah

pihak saling menghargai

Ordinal Kinerja

Karyawan (Variabel Y)

Kualitas kerja - Tingkat kesesuaian hasil yang dicapai dengan standar

- Tingkat ketelitian dalam melaksanakan pekerjaan

- Tingkat kemampuan menggunakan peralatan

- Tingkat ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan

Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal

Kreativitas - Tingkat kemampuan menyelesaikan persoalan pekerjaan

- Tingkat kemampuan dalam mencari alternatif solusi dalam menyelesaikan pekerjaan Ordinal Ordinal Pengetahuan Mengenai Pekerjaan

- Tingkat Pengetahuan mengenai pekerjaan

Ordinal

Kerjasama - Tingkat intensitas

Kerjasama dalam menyelesaikan pekerjaan

Ordinal

Ketergantungan - Tingkat kemandirian dalam menyelesaikan pekerjaan

Ordinal Inisiatif - Tingkat kemampuan inisiasi dalam

bekerja

Ordinal Kualitas pribadi - Tingkat kedisiplinan karyawan

- Tingkat kemampuan bersosialisai - Tingkat kejujuran

Ordinal


(1)

148

memberi tanggapan terhadap informasi yang disampaikan rekan kerja. Sedangkan untuk hubungan dalam menyelesaikan pekerjaan 63, 5% responden menyatakan kurang baik, hal ini dikarenakan para karyawan lebih fokus terhadap pekerjaan masing- masing dan ini juga bisa mencerminkan bahwa sebagian besar lebih bersikap individualisme untuk urusan kerja.

2. Berdasarkan perhitungan analisis regresi, pengaruh komunikasi interpersonal antar karyawan terhadap kinerja karyawan di PT. Axis Telekom Indonesia di Jl. Ra Kartini No. 126, Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung, Korelasi positif menunjukkan bahwa hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja adalah searah. Artinya jika komunikasi interpersonal semakin ditingkatkan maka kinerja juga akan meningkat. dapat dilihat dari angka probabilitas (sig) diperoleh angka sebesar 0.04 yang menunjukkan bahwa nilai probabilitas (sig) lebih kecil dari 0.05, maka kesimpulannya ada hubungan yang signifikan antara kedua variable tersebut.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian mengenai pengaruh komunikasi interpersonal antar karyawan terhadap kinerja karyawan PT. Axis Telekom Indonesia cabang Bandar Lampung maka penulis mengajukan beberapa saran.

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal antar karyawan PT. Axis Telekom Indonesia cabang Bandar Lampung pada level baik dan sesuai


(2)

149

dengan harapan sebagian besar karyawan. Namun efektivitas komunikasi interpersonal antar karyawan yang ada belum optimal sehingga masih perlu ditingkatkan lagi. Untuk itu perusahaan perlu menciptakan suatu kondisi komunikasi yang akrab nyaman, harmonis dan penuh rasa kekeluargaan baik dinatara para karyawan dengan rekan kerjannya maupun dengan atasannya, dan dengan siapapun yang ada disekitar lingkungan kerjannya. Hal ini dapat diwujudkan diantaranya dengan beberapa hal sebagai berikut:

1). Kegiatan-kegiatan yang melibatkan semua karyawan seperti acara arisan untuk para karyawan dan PT. Axis membuat koperasi yang dimaksudkan untuk mempererat hubungan antar karyawan dan agar komunikasi interpersonal dapat sering terjadi.

2). Perlu ditingkatkan hubungan kerja sama antar karyawan secara keseluruhan sehingga tidak terbatas atau terkotak-kotak pada masing-masing fungsi, misalnya membuat program kerja yang melibatkan keaktifan dari semua fungsi unit kerja.

3). Pada saat melihat kesalahan pada rekan kerja, sebaiknya karyawan memberitahukan kesalahannya tanpa ada sikap mencemooh atau menilai keperibadiannya.

2. berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa kinerja karyawan pada PT. Axis Telekom Indonesia cabang Bandar Lampung berada pada kriteria sedang atau biasa saja. Untuk itu kinerja karyawan masih perlu ditingkatkan agar menjadi lebih


(3)

150

baik dikemudian harinya. Oleh karena itu untuk meningkatkan kinerja karyawan, penulis memberikan saran kepada perusahaan , diantaranya yaitu sebagai berikut:

1). Membangun kerjasama yang erat antar karyawan dalam melaksanakan pekerjaan . karena dengan kerjasama yang baik akan diperolah hasil kerja yang maksimal dan sesuai harapan perusahaan.

2). Perlu ditingkatkan pembinaan dan pelatihan terhadap karyawan misalnya seperti diklat-diklat agar karyawan lebih mampu menyelesaikan persoalan- persoalan yang timbul atau yang sedang terjadi dalam perusahaan, Perusahaan perlu meningkatkan pengawaasan terhadap para karyawan terutama dalam hal kedisiplinan selain itu pimpinan harus memberikan sanksi yang tegas seperti teguran lisan dan tertulis bagi karyawan yang kurang disiplin dalam bekerja guna meningkatkan efisiensi kerja masing-masing karyawan. Hal ini dikarenakan masih banyak karyawan yang sering datang terlambat kekantor yang secara tidak langsung akan merugikan perusahaan.

3). Perusahaan perlu memancing daya kreativitas untuk melihat keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan- tindakan yang dilakukan untuk menyelesaikan persoalan- persoalan yang muncul. Ini dapat dilakukan dengan memberikan tugas- tugas baru kepada karyawan sehingga karyawan dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif.


(4)

DAFTAR PUSTAKA:

Arikunto, Suharsimi. (2002).Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Cangara, Hafied. (1998).Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajagrafindo:

Persada.

Cangara, Hafied. (2006).Perilaku Organisasi. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

De Vito, Joseph H. (2005).The Interpersonal Communication.Book.Person Education.Inc

Dharma, Agus. (2001).Manajemen Supervisi, Petunjuk Praktis Bagi Para Supervisor. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

Devito, Joseph A. (1997).Human Communication, Jakarta, Profesional Books Effendy, O U. (1981).Dimensi-Dimensi Komunikasi, Bandung, hak

Efendi, Marihot Tua. (2002).Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Effendy, Onong Uchjana. (2004).Dinamika Komunikasi. Bandung. Remaja Rosda Karya.

Effendy, Onong. (1994).Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung, Reamaja Rosdakarya.

Hasibuan, Malayu SP (2001).Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Bumi Aksara.

Luthans, Fred. (2006).Perilaku Organisasi (Alih bahasa VA Yuwono, dkk) Edisi Bahasa Indonesia. Yogyakarta. ANDI


(5)

Mulyana, Deddy. (2005). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung, Remaja Rodakarya

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2006).Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung. Refika Aditama

Pace, R. Wayne, dan Faules, Don F. (2001).Komunikasi Organisasi (Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan)Editor. Dedy Mulyana. Bandung. Remaja Rosda Karya

Panggabean, Mutiara S. (2004).Manajemen Sumber Daya Manusia. Bogor. Ghalia Indonesia

Permana, J. (2003).Teknik Komunikasi Interpersonal dan Usaha Membina Kerjasama. Bandung. Modul

Prijaksono, Ariwibowo, dan Mardianto, Marlan. (2005).The Power of Transformation. Jakarta. Elex Media Komputindo

Rakhmat, Jalaluddin. (2004).Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statistik. PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Rakhmat, Jalaluddin. (2007).Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Bandung. Remaja Rosda Karya

Rivai, Veitzhal. (2004).Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada

Robbins, Stephen P.(2003).Perilaku Organisasi (Alih Bahasa Tim Indeks). Jakarta. Indeks gramedia.

Sedarmayanti. (2001).Sumber Daya Manusia Dan Produltivitas Kerja. Bandung. Mandar Maju

Simamora, Henri. (2001).Manajemen Sumber Daya Manusia edisi ke 3. Bandung. STIE YPKN

Sugiyono. (2005).Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Soeprianto, J. (1996),Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan. BPFE, Yogyakarta.

Ukas. Maman. (2004).Manajemen (Konsep, Prinsip, dan Aplikasi). Bandung: Ossa promo


(6)

Umar, Husein. (2001).Metode Penelitian dan Implikasi dalam Pemasaran. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Umum.

Wiryanto. (2004).Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta, Grasindo.

Widjaja, AW (2000).Komunikasi (Komunikasi Dan Hubungan Masyarakat). Jakarta. PT. Rineka Cipta.

Wiryanto. (2005).Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. Grasindo Wursanto, Ig. (2003).Etika Komunikasi Kantor. Yogyakarta: Kanisius

Sumber Internet

http://definisipengertian.com/2011/pengertian-karyawan/ Diakses tanggal 29/ 01/ 2012 Pukul 22:20