BAB III KEDUDUKAN PIALANG DALAM TRANSAKSI EFEK MELALUI
INTERNET A.
Pialang sebagai Profesi Penunjang Pasar Modal
Pialang adalah suatu profesi yang lahir akibat adanya globalisasi sektor pelayanan jasa, khususnya bidang keuangan yang berarti pengetahuan dan kesadaran
hukum yang berlaku guna memberikan pengetahuan dengan setiap akibat yang timbul dan ketentuan, sebagaimana yang diatur dalam UU No. 8 tahun 1995 tentang Pasar
Modal. Di dalam melaksanakan kegiatannya sebagai pedagang perantara efek, pialang harus terlebih dahulu memperoleh izin dari Bapepam Badan Pengawas Pasar
Modal sebagaimana diatur dalam pasal 30 ayat 1 UUPM Nomor 8 tahun 1995 dan Peraturan Bapepam Nomor V. B. 1 tentang Perijinan Wakil Perusahaan Efek,
Kep25PM1996, tangal 17 Januari 1996, sehingga pialang harus tunduk kepada SRO Self Regulation Organization yang diberikan Bapepam dan sekaligus kepada
semua peraturan Pasar Modal. Keberadaan Pialang di Pasar Modal merupakan ujung tombak operasional
Pasar Modal, konsekuensi ini tampak dan fungsinya, yaitu: setiap calon investor, baik investor beli maupun investor jual, baik perorangan maupun badan yang ingin
berinvestasi dan atau bertransaksi di pasar modal harus melalui pialang. Artinya, pertama sekali informasi tentang pasar modal diperoleh calon investor dari pialang.
Universitas Sumatera Utara
Informasi dimaksud disini dalam UUPM dikenal dengan istilah fakta materil. Dalam pasal 1 angka 7 UUPM menyatakan bahwa informasi atau fakta materil adalah
informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada bursa efek dan atau fakta tersebut.
43
Keterbukaan atas informasi fakta material menjadi fenomena hukum yang cukup dilematis, dimana percepatan maupun keterlambatan informasi akan membawa
dampak yang cukup signifikan terhadap harga saham yang akan diperdagangkan di pasar modal
44
. Secara singkat nya Pialang dapat diartikan juga sebagai perusahaan efek yang
mana pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek, perantara pedagang efek, dan atau Manajer Investasi atau bisa di sebut juga Broker. Pialang
memegang peranan penting dalam pasar modal karena menyangkut masalah prinsip keterbukaan atas fakta material dan tanggung jawab hukum.
Pengaturan perundang-undangan mengenai pasar modal tentang pialang belum diatur seara lengkap dan tegas dalam UU No. 8 tahun 1995 tentang pasar
modal, melainkan yang diatur hanya perusahaan efeknya saja, sedangkan pengaturan
43
UU No. 8 tahun 1995 pasal 1 angka 7 “informasi atau fakta material adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga
efek pada bursa efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut”.
Universitas Sumatera Utara
pialang hanya diatur dengan peraturan-peraturan di bawah undang-undang pokoknya, seperti dimuat dalam berbagai peraturan-peraturan Bapepam.
45
Demikian kalau ditelaah lebih jauh UU No. 8 Tahun 1995 belum mencerminkan pengaturan pialang sebagai perantara pedagang efek di Indonesia
secara maksimal, demikian halnya dengan tanggung jawab hukum pialang juga belum diatur secara terperinci di dalam UUPM, sehingga tidak jarang terjadi berbagai
praktek curang di Pasar Modal, seperti Insider Trading. Jumlah perusahaan sekuritas di Indonesia relative minim bila dilihat investor
pasar modal Indonesia yang berjumlah 350.000 orang sedangkan dengan jumlah perusahaan sekuritas 2000 perusahaan. Seiring bergeraknya waktu dan teknologi,
perdagangan saham telah mulai mengarah ke perdagangan saham secara online. Dan dari sekian banyak sekuritas tersebut, hanya terdapat sekitar 20 sekuritas saja yang
menggunakan sistem online trading. Contoh nya madiri sekuritas, sarijaya, Batavia, Makindo, Samuel, dan sebagainya.
46
Oleh karena itu, badan sekuritas atau di sebut juga pialang memiliki peranan yang sangat penting dalam pasar modal. Sebagai perantara perdagangan saham
ataupun efek pialang berperan untuk memberikan informasi penting yang dapat
45
Putri Sari Purnama, Tanggung Jawab Pialang Dalam Perdagangan Saham di Pasar Modal.
USU Respository,2007 hal. 3
46
http:bisnis.vivanews.comnewsread61988-pasar_modal_butuh_puluhan_ribu_pialang
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi harga saham dalam perdagangan serta menjadi perantara jual beli yang akan dilakukan investor.
B. Peran serta kedudukan pialang dalam perdagangan online
Perantara Perdagangan Efek Broker, Pialang adalah pihak yang melakukan
jual beli efek yang listing di bursa efek. Pialang memperoleh balas jasa dari layanan yang ia berikan kepada investor. Layanan tersebut berupa informasi yang dibutuhkan
investor untuk mengambil keputusan dalam pengelolaan keuangan financial management.
Badan atau perorangan dapat menjadi perantara perdagangan efek. Badan yang dimaksud dapat berbentuk LKBB, bank, atau badan hukum
berbentuk perseroan terbatas yang khusus bergerak di bidang perantara perdagangan efek. Badan atau perorangan yang ingin beroperasi sebagai perantara perdagangan
efek harus memenuhi syarat bahwa badan atau perorangan tersebut berada di Indonesia, mempunyai keahlian di bidang perdagangan efek, mempunyai modal
disetor minimal Rp25.000.000,00 dan harus memperoleh ijin Menteri Keuangan Republik Indonesia.
Perusahaan efek atau pialang diatur dalam peraturan bapepam yaitu Nomor : Kep-550BEJ05-2003 tentang peraturan nomor III-A tentang keanggotaan bursa.
Dalam peraturan itu diatur bagaimana cara mendirikan perusahaan efek atau pialang.
Universitas Sumatera Utara
Serta tata cara mendaftarkan perusahaan menjadi anggota bursa serta pendaftaran pialang yang menyediakan layanan online trading.
47
Seperti yang telah saya paparkan di bab sebelumnya, hal yang paling mendasar dari perdagangan dalam pasar modal adalah kepercayaan. Bisnis
kepercayaan yang dibangun dengan waktu dan energi yang besar. Rontok atau hancur karena ulah beberapa oknum pialang atau perusahaan sekuritas. Hal tersebut terbukti
seiring pasang surut nya pasar modal Indonesia yang ditinggalkan investor akibat merasa tidak securei akibat penyalagunaan tanggung jawab oleh sekuritaspialang.
Sehingga dalam hal ini pialang memegang peranan terpenting untuk menyampaikan informasi kepada para investor yang memilih badan sekuritaspialang
tersebut sebagai perantara perdagangan. Sehingga pialang berkewajiban untuk memberikan informasi terhadap investor. Serta menjaga kepercayaan investor yang
mana seluruh uang yang akan di gunakan untuk investasi akan disetorkan ke rekening sekuritas.
Banyak pula terdapat perusahaan sekuritas yang melakukan manipulasi. Dimana perusahaan menggunakan dana nasabah nya yang akan di investasikan ke
pasar modal untuk kepentingan pribadi. Kasus tersebut terjadi pada PT. Sarijaya Permana Sekuritas, yang mana Komisaris Utama perusahaan yakni Herman Ramli
menggelapkan uang nasabah nya sekitar Rp. 245 Miliar. Bapepam sebagai badan
47
Peraturan Bapepam No. Kep-550BEJ05-2003. Peraturan No. III-A tentang Keanggotaan Bursa.
Universitas Sumatera Utara
pengawas langsung mencabut izin sertifikat serta aktivitas perusahaan pialang tersebut.
Oleh karena itu, untuk menjaga agar tidak terjadinya penyalah gunaan tersebut. Maka sekuritaspialang pun memiliki kode etik yang menjadi rambu-rambu
bagi pialang dalam menjalankan tugas sebagai perantara perdagangan :
48
1. Pialang wajib memahami segala hak dan kewajibannya dalam berkegiatan di
pasar modal, serta memahami segala sanksi yang melekat pada kegiatan tersebut.
2. pialang dilarang bekerja rangkap di perusahaan sekuritas efek lainnya.
3. pialang wajib melaksanakan amanat perintah investor, mengkonfirmasi
amanat tersebut kepada investor, dan memelihara catatan-catatan sehubungan dengan pelaksanaan amanat yang dilakukan.
4. Pialang dilarang menggunakan saham efek milik investor untuk kepentingan
lain tanpa seizing investor sendiri, seperti melakukan transaksi demi meningkatkan komisi pialang, melakukan kegiatan short selling, atau
memindahbukuan efek ke rekening selain milik investor. 5.
Pialang dilarang meminta atau memungut biaya di luar ketentuan yang telah ditetapkan perusahaan sekuritas.
48
Sinaga Benni, MM. Op.cit. hal. 10.
Universitas Sumatera Utara
6. Pialang wajib menolak amanat investor yang tidak etis atau dapat merusak
citra pasar modal, seperti melakukan transaksi semu dengan memanipulasi pergerakan harga pasar cornering. Pialang atau perusahaan sekuritas yang
melanggar poin di atas, akan menerima ganjaran seperti: a.
Teguran secara tertulis b.
Teguran keras secara tertulis c.
Pemberhentian sementara selama tiga sampai dengan enam bulan d.
Pencabutan izin pialang atau izin perusahaan sekuritas e.
Pemberhentian f.
Penjara. C.
Perlindungan Hukum terhadap nasabah yang memberi dana tanpa jaminan kepada perusahaan sekuritas
Seiring dengan berkembangnya jaman, perusahan sekuritas bukan hanya dijadikan tempat untuk berspekulasi tetapi juga untuk berinvestasi. Perusahaan
sekuritas bergerak dalam kegiatan pasar modal yang para nasabahnya memberikan kepercayaan kepada perusahaan sekuritas untuk mengadakan jual beli saham dengan
memberikan dana tanpa jaminan. Untuk menjadi nasabah pada perusahaan sekuritas. Nasabah wajib menandatangani Perjanjian nasabah yang berbentuk Perjanjian baku
yang isinya lebih melindungi pihak sekuritas dibandingkan dengan pihak nasabah. Pada pasal 14 ayat 1 UUPM No.8 Tahun 1995 hanya mengatur tentang penjaminan
penyelesaian transaksi bursa. Mengacu pada UUPM maka jaminan yang diberikan perusahaan sekuritas hanya berupa jaminan transaksi oleh Kliring Penjamin Efek
Universitas Sumatera Utara
Indonesia KPEI yaitu berupa jaminan bahwa setiap orang yang membeli akan mendapatkan barangnya, dan orang yang menjual akan mendapatkan uangnya.
Perusahaan sekuritas mempunyai bentuk perjanjian baku yang dibuat secara sepihak. Para nasabah yang memberikan dananya kepada perusahaan sekuritas harus
tunduk dan mematuhi semua peraturanisi perjanjian yang tercantum di dalam perjanjian nasabah.
Jika dilihat dari perjanjian yang dari perjanjian yang dibuat secara sepihak, maka kedudukan nasabah berada dipihak yang kurang menguntungkan. Bukan berarti
perjanjian baku hanya dijumpai dalam perjanjian nasabah dengan perusahaan sekuritas, akan tetapi hal ini juga dijumpai pada perjanjian asuransi, perjanjian kredit
dan perjanjian lainnya. Menurut Mariam Darus, gejala-gejala perjanjian baku yang terdapat di
masyarakat dapat dibedakan atas empat jenis:
49
1. Perjanjian baku sepihak, adalah perjanjian yang isinya di tentukan oleh
pihak yang kuat kedudukannya adalah pihak kreditur yang lazimnya mempunyai posisi ekonomi kuat dibandingkan dengan debitur.
2. Perjanjian baku timbal balik, adalah perjanjian baku yang isinya
ditentukan oleh kedua belah pihak misalnya perjanjian baku yang pihak- pihaknya terdiri dari pihak majikan kreditur dan pihak lainnya dalam
organisasi.
49
Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis. Alumni, Bandung, Buku III 1994, hal. 52
Universitas Sumatera Utara
3. Perjanjian baku yang ditetapkan oleh pemerintah, adalah perjanjian baku
yang isinya ditentukan oleh pemerintah terhadap perbuatan-perbuatan hukum tertentu misalnya perjanjian yang mempunyai objek hak atas
tanah. 4.
perjanjian baku yang ditentukan di lingkungan notaries atau advokat adalah perjanjian yang konsepnya sejak semula sudah disediakan untuk
memenuhi permintaan dari anggota masyarakat yang minta bantuan ke notaris atau advokat yang bersangkutan.
50
Banyak terjadinya kasus-kasus pada perusahaan sekuritas seperti contohnya pada P.T. jasabanda Garta Sekuritas JG dan PT.Bepede Jawa Tengah Sekuritas
BJS yang merugikan para nasabahnya membuktikan perjanjian nasabah Standard Contract
yang dibuat oleh perusahaan sekuritas tersebut kurang mempunyai kekuatan hukum. Sedangkan dari pihak Bapepam sendiri tidak memberikan ketentuan
khusus mengenai standar dari bentuk perjanjian nasabah. Sehingga setiap perusahaan sekuritas mengacu pada Perjanjian Baku Standard Contract tersebut yang sudah ada
sejak awal.
51
Sedangkan pada kasus PT. Bepede Jawa Tengah Sekuritas BJS, terjadi kesalahaan akibat tidak diuraikannya secara jelas dalam perjanjian nasabah bahwa
Rekening Perusahaan harus terbuat terpisah dengan Rekening Nasabah. Hal tersebut
50
Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, Alumni, Bandung, Buku III. 1994, hal. 52
51
Suli, Perlindungan Hukum terhadap Nasabah yang memberikan dana Tanpa Jaminan Kepada Perusahaan Sekuritas.
Pasca Sarjana USU, 2005. Hal, 74.
Universitas Sumatera Utara
mengakibatkan digunakannya dana nasabah yang mana juga ikut dipertaruhkan dalam melakukan operasional rutin akibat terjadinya kesuliatan keuangan dalam badan
sekuritas tersebut.
52
Padahal dalam pasal 37 jo 38 Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 telah mengatur hal pemisahaan rekening perusahaan dengan rekening Nasabah.
Dimana dalam pasal 37 jelas dikatakan bahwa Perusahaan efek yang menerima Efek dari nasabahnya wajib:
1. menyimpan efek tersebut dalam rekening yang terpisah dari rekening
Perusahaan efek. 2.
menyelenggarakan pembukuan secara terpisah untuk setiap nasabah dan 3.
menyediakan tempat penyimpanan yang aman atas harta nasabahnya sesuai dengan tata cara yang ditetapkan oleh Bapepam.
Sedangkan dalam pasal 38 dijelaskan perusahaan efek yang bertindak sebagai Perantara pedagang efek dilarang melakukan transaksi atas efek yang tercatat pada
Bursa Efek untuk pihak terafiliasi atau kepentingan sendiri apabila nasabah yang tidak terafiliasi dari perusahaan efek tersebut telah memberi instruksi untuk membeli
atau menjual efek yang bersangkutan dan perusahaan efek tersebut belum melaksanakan instruksi tersebut.
Jelas bahwa UUPM telah mengatur tentang pemisahan rekening dan pembukuan antara perusahaan sekuritas dengan nasabah, tapi karena perjanjian
nasabah sudah merupakan perjanjian baku, maka isi perjanjian nasabah tersebut
52
Ibid, Hal 75.
Universitas Sumatera Utara
belum direvisi sampai sekarang. Akan tetapi sangat disayangkan UUPM tidak mengatur lebih lanjut tentang pelanggaran dari Pasal 37 dan pasal 38 UUPM ini.
Sebenarnya UUPM berniat ntuk melindungi kedua belah pihak dari pengaturannya melalui kedua pasal ini, akan tetapi tidak diatur cara penyelesaiannya atau akibatnya
jika ketentuan ini dilanggar. Namun, sebenarnya kunci utama dalam mencegah terjadinya pelanggaran-
pelanggaran maupun penyalagunaan wewenang perusahaan sekuritas haruslah berlandaskan prinsip Good Corporate Governance. Setiap perusahaan sekuritas harus
lah memegang tanggung jawab utama yakni melaksanakan sistem corporate governance
yang baik di dalam perusahaan. Perusahaan harus menyadari bahwa sistem corporate governance yang baik sangat berarti bagi kepentingan-kepentingan
pemengang saham, finansirnya penyandang dana serta karyawannya. Sistem corporate governance yang baik akan memberikan perlindungan
efektif kepada para pemegang saham dan pihak kreditur, ehingga mereka bisa meyakinkan dirinya akan memperoleh kembali investasinya dengan wajar dan
bernilai tinggi. Oleh karena itu, sistem tersebut harus juga membantu menciptakan lingkungan yang kondunsif terhadap pertumbuhan sektor usaha yang efisien dan
berkesinambungan. Beberapa defenisi tentang corporate governance dari beberapa sumber:
1. James E. Post, Anne T. Lawrence and James Webber
Universitas Sumatera Utara
Corporate governance is any structured system of allocating power in a corporation that othermise how and by whom the company is to be
governed.
53
2. Imam Sjahputra Tunggal and Amin Widjaja Tunggal
Corporate governance adalah sistem yang mengatur, mengelola, dan
mengawasi proses pengendalian usaha untuk menaikkan nilai saham. Sekaligus sebagai bentuk perhatian kepada stake holder, karyawan,
kreditor, dan masyarakat sekitar.
54
Dari berberapa defenisi dapat disimpulkan good corporate governance adalah pengelolaan perusahaan dengan baik oleh manajemen perusahaan guna memberikan
manfaat kepada para investornya stake holder, share holder, karyawan, kreditor dan masyarakat sekitar dengan mengacu pada prinsip keadilan efisiensi, transparansi, dan
akuntabilitas. Jadi intinya terdapat empat prinsip utama good corporate governance yang
dapat dijelaskan sebagai berikut:
55
1. Fairness bagi pemegang saham minoritas, yaitu dalam rangka melindungi
kecurangan, atau praktik-praktik insider yang merugikan. 2.
Transparency melalui peningkatan disclosure dengan cara penyampaian informasi kinerja perusahaan yang akurat dan tepat waktu.
53
Iman Sjahputra Tunggal dan Amin Widjaja Tunggal, memahami konsep Corporate Governance,
Harvarindo, 2002, hal 6.
54
Ibid., hal. 8
55
Tjiptoni Darmadji, Hendy M. Fakbruddin, Pasar Modal di Indonesia, Selemba Empat, Jakarta 2001. hal 75.
Universitas Sumatera Utara
3. Accountability manajemen melaluin pengawasan efektif yang
mendasarkan pada keseimbangan kekuasaan antara direksi, pemegang saham, komisaris dan auditor.
4. Responsibility tanggung jawab perusahaan sebagai bagian dari
masyarakat wajib mematuhi hukum dan undang-undang yang berlaku.
56
Sistem corporate governance yang baik memberikan perlindungan efektif kepada para pemegang saham dan pihak kreditur, sehingga mereka bisa menyakinkan
dirinya akan memperoleh kembali investasinya dengan wajar dan bernilai tinggi. Oleh karena itu, sistem tersebut harus juga membantu menciptakan lingkungan yang
kondunsif terhadap pertumbuhan sektor usaha yang efisien dan berkesinambungan.
56
ibid. hal. 75
Universitas Sumatera Utara
BAB IV Perlindungan Hukum terhadap Investor dalam Transaksi Efek melalui