Perlindungan Hukum terhadap Anggota Kliring atas Kegagalan dalam Penyelesaian Transaksi Efek dalam Pasar Modal Indonesia

(1)

DAFTAR PUSTAKA

A.Buku

Ali, H. Zainuddin. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Sinar Grafika, 2009.

Anoraga, Panji, dkk. Pasar Modal; Keberadaan dan Manfaatnya bagi

Pembangunan. Jakarta: Rineka Cipta, 1995.

Balfas, Hamud M. Hukum Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Tatanusa, 2006. Darmadji, Tjiptono dan Handy M. Fakhruddin, Pasar Moddal di Indonesia;

Pendekatan Tanya Jawab Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat, 2006.

Fuady, Munir., Pembiayaan Perusahaan Masa Kini (Tinjauan Hukum Bisnis). Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1997.

Kansil, C.S.T dan Christine S.T. Pokok-Pokok Hukum Pasar Modal. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1997.

Nasarudin, M. Irsan dan Indra Surya. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Kencana, 2004.

Pramono, Nindyo. Sertifikasi Saham PT Go Publik dan Hukum Pasar Modal di

Indonesia. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1997.

Rokhmatussa’dyah, Ana dan Suratman. Hukum Investasi dan Pasar Modal. Jakarta: Sinar Grafika, 2009.

Situmorang, M. Paulus.. Pengantar Pasar Modal. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2008.

Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press, 2010.

Sumantoro, Aspek-Aspek Hukum dan Potensi Pasar Modal di Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998.

Suta, I. Putu Gede Ary. Menuju Pasar Modal Modern. Jakarta: Yayasan Sad Satria Bhakti, 2000.

Tunggal, Iman SjahputrA. Tanya Jawab Aspek Hukum Pasar Modal di Indonesia. Jakarta: Harvarindo, 2000.


(2)

Widoatmodjo, Sawidji. Pasar Modal Indonesia; Pengantar dan Studi Kasus. Bogor: Ghalia Indonesia, 2009.

Yulfasni. Hukum Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Badan Penerbit Iblam, 2005. Yulianti, Sri, Handaru. Manajemen Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta:

Andi Offset, 1996.

B.Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 juncto Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014 tentang Penjaminan Penyelesaian transaksi Bursa.

Keputusan Ketua OJK Nomor Kep-07/PM/1996 tentang Perizinan Lembaga Kliring dan Penjaminan (Peraturan III. B. 1).

PT.KPEI, Peraturan PT Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia, Lampiran Keputusan Direksi PT KPEI No. KEP-001/DIR/KPEI/0116 tentang Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Kontrak Berjangka Indeks Efek.

PT.KPEI, Peraturan PT Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia, Lampiran Keputusan Direksi PT KPEI No. KEP-006/DIR/KPEI/0505 tentang Perubahan Peraturan Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Opsi Saham.

PT.KPEI, Peraturan PT Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia, Lampiran Keputusan Direksi PT KPEI No. KEP-008/DIR/KPEI/0612 tentang Penyelenggaraan Kliring dan Penyelesaian Transaksi Bursa Efek Bersifat Ekuitas.

C. Koran

KPEI Newsletter Edisi 2 Triwulan III.


(3)

http;//www.kpei.co.id/page/Sekilas-KPEI (diakses tanggal 18 Februari 2016).

http;//id.m.wikipedia.org/wiki/ (diakses tanggal 20 Februari 2016).


(4)

A. Ruang Lingkup Kegiatan Kliring

Pengembangan pasar modal dalam jangka panjang difokuskan pada penyempurnaan instrument dan infrastruktur pasar, seperti melengkapi struktur peraturan sekaligus menegakkannya. Pada masa mendatang, OJK, bursa efek dan perusahaan efek akan berperan besar bagi pengenalan instrument-instrumen baru pasar modal. Pengkayaan instrument itu perlu dilakukan untuk memperkuat pasar modal domestic. Hal-hal lain yang perlu memperoleh perhatian adalah memperkuat jasa kustodian dan administrasi efek, perdagangan obligasi,

securities finance, reksadana, options dan futures market serta derivative

instruments lainnya. Pembenahan di lembaga penunjang pasar modal juga mesti dilakukan dalam rangka pelaksanaan scripless trading dan book entry settlement oleh PT KPEI.79

Lembaga kliring dan penjaminan semata-mata berfungsi untuk menyelenggarakan kegiatan kliring, penjaminan, penyelesaian transaksi bursa, dan kustodian sentral secara aman, teratur, wajar dan efisien. Atas dasar itu pendapatan LKP dipergunakan untuk membiayai pelaksanaan fungsi tersebut.80

Kegiatan LKP sangat erat hubungan dengan penyelesaian transaksi yang terjadi di bursa efek. Oleh karena itu, pemilikan saham LKP diutamakan kepada

79

I Putu Gede Ary Suta, Op.Cit., hlm. 25.

80


(5)

lembaga-lembaga yang menggunakan jasa lembaga ini, seperti bursa efek, perusahaan efek, BAE, dan bank kustodian. Namun, jika kebutuhan dana penyelenggara LKP dirasakan tidak dapat terpenuhi oleh lembaga-loembaga tersebut, dimungkinkan pihak lain trurt serta sebagai pemegang saham berdasarkan persetujuan OJK. Mayoritas saham LKP wajib dimiliki oleh bursa efek.81

Lembaga Kliring dan Penjamina wajib menetapkan peraturan mengenai peraturan kegiatan kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa, termasuk ketentuan mengenai biaya pemakaian jasa. Agar kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa dapat terlaksana secara teratur, wajar, dan efisien, perlu suatu aturan yang jelas yang dapat melindungi kepentingan para pemakai jasa. Untuk itu, kepada LKP diberi kewenangan untuk menetapkan peraturan-peraturan yang mengikat dan wajib ditaati oleh para pemakai jasa tersebut. Sebagai suatu lembaga yang tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan, besarnya biaya atas pemakaian jasa LKP harus disesuaikan dengan kebutuhan dana penyelenggaraan dan pengembangan LKP setelah mempertimbangkan kepentingan pemakai jasa. Peraturan yang wajib ditetapkan oleh LKP, termasuk perubahannya, mulai berlaku setelah mendapatkan persetujuan OJK. Agar peraturan yang dikeluarkan oleh LKP sesuai dengan UU Pasar Modal dan atau peraturan pelaksananya, peraturan tersebut wajib mendapat persetujuan OJK terlebih dahulu sebelum dinyatakan berlaku.82

81

Ibid., hlm. 81.

82Ibid


(6)

Lembaga Kliring dan Penjaminan adalah pihak yang menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa. Lembaga ini pada dasarnya merupakan kelanjutan dari kegiatan Bursa Efek, namun mengingat kegiatan tersebut juga menyangkut dana masyarakat, LKP harus memenuhi persyaratan teknis tertentu agar penyelesaian transaksi dapat dilaksanakan secara teratur, wajar, dan efisien.83

Oleh karena kegiatan bursa efek dan LKP merupakan satu kesatuan kegiatan yang saling berkaitan mulai dari kegiatan transaksi sampai dengan penyelesaian transaksi, kedua lembaga dimaksud wajib menjamin terlaksananya kegiatan tersebut secara efisien dan aman. Untuk menjamin pelaksanaan kegiatan tersebut, kedua lembaga dimaksud wajib membuat kontrak tertulis diantara mereka, antara lain memuat waktu dan tahap-tahap penyelesaian transaksi, jumlah dan cara pemenuhan dana jaminan yang wajib dipenuhi oleh anggota bursa efek, dan penentuan biaya transaksi dan penyelesaian transaksi. Untuk menjamin penyelesaian transaksi bursa LKP dapat menetapkan dana jaminan yang wajib dipenuhi oleh pemakai jasa LKP.84

Kegiatan kliring merupakan suatu proses yang digunakan untuk menetapkan hak dan kewajiban para Anggota Bursa Efek atas transaksi yang mereka lakukan, sehingga mereka mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing.85

83

M. Paulus Situmorang, Op.Cit., hlm. 35.

84

C.S.T. Kansil & Christine S.T. Kansil, Op.Cit., hlm. 210.

85

M. Paulus Situmorang, Op.Cit., hlm. 35.


(7)

Kliring Penjaminan Efek Indonesia memiliki dua fungsi utama. Pertama, sebagai lembaga kliring. Kedua, sebagai lembaga penjaminan atas penyelesaian transaksi bursa. Dalam menjalankan kedua fungsi tersebut, KPEI membentuk divisi penunjang, salah satunya divisi KPP. KPP merupakan divisi yang terdiri dari 11 awak dan terbagi menjadi tiga unit kerja berdasarkan produk yang ditanganinya, yaitu Unit Ekuiti (EKU), Unit Surat Utang dan Derivatif (SUD), dan Unit Pinjam Meminjam Efek dan Repo (PER).86

Berdasarkan kedua fungsi di atas maka hak dan kewajiban yang akan didapat oleh pihak investor dan kegiatannya melakukan transaksi bursa ditentukan oleh pihak Lembaga Kliring dan Penjaminan begitu pula apabila pihak investor atau wakilnya tidak mendapatkan hak dan kewajibannya meskipun telah melakukan kegiatan transaksi bursa maka dapat mempertanyakan kepada Lembaga Kliring dan Penjaminan sebagai pihak yang menjamin akan didapatkannya hak dan kewajiban oleh pihak-pihak yang telah melakukan kegiatan transaksi bursa.87

Ruang lingkup kegiatan kliring yaitu melaksanakan kegiatan kliring atas semua transaksi bursa untuk produk ekuitas, derivatif dan obligasi pada bursa efek di Indonesia dan melaksanakan proses penentuan hak dan kewajiban anggota kliring yang timbul di transaksi bursa.88

Kegiatan kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa merupakan satu kesatuan dengan kegiatan bursa efek. Sehubungan dengan itu dalam rangka

86

KPEI Newsletter Edisi 2 Triwulan III 2015 tentang POJK 26/2014 Memberi Kepastian Penyelesaian Transaksi Bursa, hlm 1.

87

Irfan Iskandar, Hukum Pasar Modal Bidang Kustodian (Jakarta: Djambatan, 2001), hlm. 20.

88


(8)

menjamin keselarasan antara pelaksanaan kegiatan kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa dengan kegiatan Bursa Efek, ditentukan bahwa mayoritas saham Lembaga Kliring dan Penjaminan dimiliki oleh Bursa Efek. Mayoritas saham adalah pemegang saham yang memiliki lebih dari 50 % (lima puluh persen) dari modal yang ditempatkan dan disetor Perusahaan.89

Transaksi di bursa efek dikliringkan oleh KPEI secara terus-menerus sehingga dapat ditentukan hak dan kewajiban anggota bursa yang melaksanakan transaksi. Di samping melaksanakan fungsi kliring, KPEI juga menjamin penyelesaian transaksi di bursa efek yang pelaksanakan dengan menempatkan KPEI sebagai counter-party dari anggota bursa yang melakukan transaksi.90 Hal tersebut dimungkinkan dengan kliring secara netting dengan novasi, sehingga masing-masing Anggota Kliring hanya berhubungan dengan KPEI dalam penyelesaian transaksi bursanya.91

Bursa efek harus menyiapkan sistem sehingga transaksi jual dan beli dapat dilakukan pada hari yang sama. Komputer KPEI harus terus-menerus on untuk melacak order terbuka, hak dan kewajiban anggota bursa dan jaminan yang disimpan anggota bursa di KSEI. Hal ini dilakukan untuk menilai risiko dan juga untuk menetapkan kecukupan suatu jaminan.

92

89

C.S.T. Kansil & Christine S.T. Kansil, Op.Cit., hlm. 82.

90

M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Op.Cit., hlm. 149.

91

I Putu Gede Ary Suta, Op.Cit., hlm. 197.

92


(9)

B. Bentuk-Bentuk Penyelesaian Dalam Transaksi Efek di Pasar Modal Indonesia

Pasar modal memuat istilah pasar primer dan pasar sekunder. Istilah yang pertama berkaitan dengan kegiatan penawaran efek Emiten kepada masyarakat dengan menggunakan prospektus sebelum efek yang ditawarkan tersebut diperdagangkan di bursa efek. Istilah pasar primer ini dikenal pula dengan sebutan pasar perdana atau Initial Public Offering atau IPO. Setelah masa penawaran umum perdana berakhir, maka bila efek Emiten tersebut tercatat dibursa efek, investor yang memilikinya dapat menjualnya melalui perantara perdagangan efek yang menjadi anggota bursa dimana efek tersebut dicatat. Kegiatan memperjualbelikan efek emiten di bursa efek inilah yang disebut dengan perdagangan efek di pasar sekunder. Dengan kata lain, pasar sekunder adalah bursa efek dimana efek emiten diperdagangkan. Pada saat ini di Indonesia hanya mempunyai 1 (satu) pasar sekunder, yakni Bursa Efek Indonesia.93

Sebelum membahas mengenai bentuk-bentuk penyelesaian dalam transaksi efek ada baiknya kita mengetahui bentuk dan jenis transaksi yang dapat dilakukan di pasar sekunder. Secara umum transaksi di dalam pasar sekunder dapat dibedakan dalam:

94

1. Transaksi bursa

Transaksi bursa kontrak yang dibuat oleh anggota bursa efek sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh bursa efek mengenai jual beli efek, pinjam-meminjam efek, atau kontrak lain mengenai efek atau harga efek.

93

M. Paulus Situmorang, Op.Cit., hlm. 117-118.

94


(10)

Transaksi bursa yang negosiasinya terjadi secara otomatis mengikat saat penawaran beli dan penawaran jual bertemu melalui sistem komputer, dan transaksi tersebut hanya dapat dibatalkan apabila disetujui oleh anggota bursa efek beli, anggota bursa efek jual, dan bursa efek pada hari yang sama sebelum kliring dilaksanakan. Transaksi bursa yang terjadi sebagai akibat negosiasi langsung antar anggota bursa efek mulai mengikat pada saat sebagaimana diatur oleh peraturan bursa efek yang dapat didasarkan pada konfirmasi yang disampaikan oleh anggota bursa efek beli, anggota bursa efek jual, atau keduanya, dengan atau tanpa persetujuan atas konfirmasi dimaksud.

2. Transaksi di luar bursa

Transaksi di luar bursa adalah transaksi antar perusahaan efek atau antara perusahaan efek dengan pihak lain yang tidak diatur oleh bursa efek, dan transaksi antar pihak yang bukan perusahaan efek.

3. Transaksi nasabah pemilik rekening

Transaksi nasabah pemilik rekening adalah transaksi yang dilaksanakan oleh perusahaan efek untuk kepentingan rekening nasabahnya sesuai dengan kontrak antara perusahaan efek dengan nasabah tersebut. Transaksi nasabah pemilik rekening antara lain meliputi pesanan jual beli, pesanan pinjam meminjam, penerimaan hak-hak rekening atas efek, serta hal-hal yang berhubungan dengan rekening efek nasabah tersebut.

4. Transaksi nasabah umum

Transaksi adalah transaksi melalui pemesanan efek dalam penawaran umum oleh pemodal yang tidak mempunyai rekening pada perusahan efek.


(11)

5. Transaksi nasabah kelembagaan

Transaksi nasabah kelembagaan adalah transaksi efek antara perusahaan efek dengan nasabah tertentu yang didasarkan pada perjanjian antara perusahaan efek dengan nasabah kelembagaan tersebut seperti perusahaan asuransi, reksa dana, bank atau lembaga keuangan lainnya yang tidak mempunyai rekening efek pada perusahaan efek tersebut.

Selain 5 (lima) jenis transaksi efek diatas, dikenal juga bentuk transaksi yang dilakukan dalam pasar sekunder, antara lain :95

1. Transaksi marjin

Transaksi margin adalah transaksi efek oleh nasabah dimana pembiayaannya sebagian dilakukan oleh perusahaan efek (perantara pedagang efek) dengan jaminan saham dan atau dana yang dibeli. Pada transaksi ini, nasabah diwajibkan untuk membuka rekening efek marjin dan menandatangani kontrak marjin yang dibuat oleh perusahaan efek. Perusahaan efek menentukan besarnya pembiayaan yang diberikan kepada nasabah (nilai pembiayaan tidak melibihi 50% dari nilai transaksi).

2. Transaksi titipan

Transaksi titipan adalah transaksi yang dilkaukan oleh perusahaan efek (perantara pedagang efek) atau pesanan dari perantara pedagang efek lain dimana imbalannya diberikan dalam bentuk pembagian komisi atas transaksi tersebut berdasarkan persetujuan antara mereka.

3. Transaksi pinjam-meminjam efek (securitas lending and borrowing)

95


(12)

Transaksi pinjam-meminjam efek (securitas lending and borrowing) adalah transaksi yang dilakukan antar perusahaan efek (perantara pedagang efek) dengan tujuan untuk menghndari gagal serah dari perusahaan efek.

4. Transaksi menjual/membeli efek dengan perjanjian membeli/menjual kembali

(repurchasing agreement reverse repo)

Repurchasing agreement / transaksi menjual dengan perjanjian untuk membeli kembali adalah transaksi dimana perantara perdagangan efek menjual efek kepada nasabah atau pihak lain dengan harga tertentu dan membeli kembali efek yang sejenis pada tanggal tertentu dengan harga yang sama ditambah dengan bungan atau dengan harga yang lebih tinggi.

Reverse Repo/transaksi membeli efek dengan perjanjian untuk menjual kembali adalah transaksi dimana perantara pedagang efek membeli dari pihak lain dengan harga tertentu dan akan menjual kembali kepada pihak yang sama pada tanggal yang telah ditentukan di kemudian hari dengan harga yanglebih tinggi.

Transaksi di Bursa Efek yang terjadi adalah mengenai jual beli efek, pinjam meminjam efek, dan kontrak lain mengenai efek atau harga efek (berdasarkan kontrak yang dibuat oleh anggota bursa efek). Sebagaimana yang sudah kita maklumi bersama dalam transaksi bursa selalu melibatkan pihak penjual dan pembeli efek dan bahwa kedua pihak tersebut tidak dapat melakukan secara langsung untuk dapat bertransaksi. Kepentingan kedua pihak tersebut diwakili oleh pihak perantara pedagang efek yang bertungas melaksanakan order yang diberikan oleh pihak investor yang menjadi kliennya. Order yang diberikan oleh investor tersebut berupa instruksi jual atau instruksi beli dengan patokan


(13)

suatu harga tertentu. Berdasarkan patokan harga yang diinstruksikan kepada itulah, maka perantara pedagang efek mempertemukannya dalam transaksi yang terjadi di bursa efek. Bila terjadi persesuaian harga yang diinginkannya maka tugas perantara pedagang efek telah berakhir.96

Dengan terjadinya suatu transaksi jual beli maka akan mengakibatkan telah beralihnya hak kepemilikan atas efek yang diperdagangkan yang diikuti dengan adanya suatau hak dan kewajiban sebagai akibat beralihnya kepemilikan efek tersebut. Dengan demikian terdapat suatu kegiatan yang harus dilakukan untuk itu. Kegiatan tersebut berupa penyelesaian transaksi bursa, penyelesaian transaksi bursa dapat dilaksanakan dengan: penyelesaian pembukuan, penyelesaian fisik atau cara lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.97

Undang-Undang tentang pasar modal menyebutkan bahwa penyelesaian transaksi bursa dapat dilaksanakan dengan penyelesaian pembukuan, penyelesaian fisik, atau cara lain yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah.98

1. Penyelesaian pembukuan

Penyelesaian pembukuan (book entry settlement) adalah pemenuh hak dan kewajiban yang timbul sebagai akibat adanya transaksi bursa yang dilaksanakan dengan cara mengurangi Efek dari rekening Efek yang satu dan menambahkan Efek dimaksud pada rekening Efek yang lain pada custodian, yang dalam hal ini dapat dilakukan secara elektronik.99

96

Irfan Iskandar, Op.Cit., hlm 18.

97 Ibid. 98

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 55.

99

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal,, Penjelasan Pasal 55.


(14)

Sistem perdagangan tanpa warkat (scripless trading) di Indonesia, yaitu si pembeli dan si penjual sudah tidak lagi menyerahkan saham secara fisik, tetapi cukup dengan pemindahbukuan dari bank e-rekening anggota bursa investor bersangkutan. Dalam sistem scripless trading, sudah tidak ada lagi saham yang beredar di masyarakat. Sebagai bukti bahwa investor memiliki saham, setiap bulan investor akan mendapatkan konfirmasi tertulis mengenai status saham yang dimiliki dari broker tempat investor biasa berdagang. Saham milik investor yang tersimpan di sentral kustodian (KSEI) saat ini masih diatasnamakan anggota bursa masing-masing tempat investor melakukan pesanan, sehingga sahamnya berstatus

street name stock.100

Penyelesaian transaksi bursa secara penyelesaian pembukuan (book entry

settlement) merupakan cara penyelesaian transaksi dalam hal scriptless trading.

Dikatakan juga bahwa peralihan hak atas efek terjadi pada saat penyerahan efek atau pada waktu efek tersebut dikurangkan dari rekening efek yang satu ke rekening efek yang lain. Dengan demikian, jika kita kembali kepada sistem penyerahan benda dalam KUH Perdata Indonesia, maka terjadi titik kesamaan antara levering secara fakta (feitelijk levering) dengan levering secara legal (juridische levering). Dan ini terjadi pada saat efek dimaksud dikurangkan dari rekening efek yang satu dan ditambahkan kepada rekening efek yang lain. Jadi final dari levering adalah pada saat sudah masuknya efek ke rekening efek untuk pembeli. Dan saat itulah secara yuridis hak atas kepemilikan saham telah beralih. Pentingnya kita mengetahui saat persisnya peralihan hak secara yuridis atas saham

100


(15)

tanpa warkat tersebut adalah untuk mendapatkan kepastian tentang perbuatan-perbuatan hukum.101

Scripless Trading menguntungkan antara lain karena keamanan lebih

tinggi, penyelesaian transaksi lebih cepat, dan likuiditas pasar akan meningkat. Registrasi tidak diperlukan lagi, porsi asing dan pemegang saham menjadi transparan, dan perdagangan lebih fleksibel. Trading seperti ini juga dapat memperbaiki efisiensi back office dan kualitas jasa dalam proses penyelesaian transaksi sekaligus dapat mengurangi risiko saham hilang dan saham palsu.102

Tentunya tentang bagaimana teknis pelaksanaan saham tanpa warkat diatur oleh bursa yang bersangkutan. Sedangkan tentang teknis kliring/netting dan penjaminan dapat diatur oleh lembaga/badan yang menyelengarakan kegiatan tersebut. Demikian juga halnya dengan badan/lembaga kustodian yang juga dapat mengatur teknis penyimpanan. Demikian juga suatu bursa efek dapat mengatur jenis-jenis efek mana yang boleh diperdagangan secara scriptless, dan masing-masing efek tersebut dapat diperdagangkan di pasar yang bagaimana, apakah di pasar regular (misalnya T+4), pasar negosiasi, pasar cepat/segera (misalnya T+1) atau pasar tunai (T+0). Dengan demikian terdapat beberapa lembaga yang merinci aturan tentang scripless trading, yang merupakan peraturan pelaksanaan dari Pasal 55 UU Pasar Modal, yaitu pihak regulator (Menteri Keuangan dan OJK) dari pihak self regulatory body, in casu bursa efek, Lembaga/badan kliring dan Penjaminan, serta Lembaga/badan Kustodian, ketiga lembaga ini memang diakui

101

Munir Fuady, Pasar Modal Modern; Tinjauan Hukum (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2009), hlm. 34-35.

102

Aristides Katoppo, Pasar Modal Indonesia; Retrospeksi Lima Tahun Swastanisasi BEJ (Jakarta: PT Jayakarta Agung Offset, 1997), hlm. 134.


(16)

bahkan diperkenalkan secara eksplisit oleh UU Pasar Modal (vide Pasal 6 sampai dengan Pasal 17).103

2. Penyelesaian fisik

Penyelesaian fisik adalah penyelesaian transaksi bursa yang dilakukan langsung oleh setiap Perantara Pedagang Efek yang melakukan transaksi, berdasarkan serah terima fisik warkat efek.104

3. Cara lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Yang dimaksud dengan cara lain antara lain adalah :105

a. penyelesaian transaksi bursa secara langsung pada daftar pemegang efek tanpa melalui rekening efek pada Kustodian;

b. penyelesaian tranasaksi bursa secara internasional atau melalui negara lain; c. penyelesaian transaksi bursa secara elektronik atau cara lain yang mungkin ditemukan dan diterapkan di masa datang sesuai dengan perkembangan teknologi; dan

d. penyelesian transaksi bursa lain yang wajib dilaksanakan apabila terdapat peraturan perundang-undangan baru.

103Ibid

., hlm. 35-36.

104

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Penjelasan Pasal 55.

105

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Penjelasan Pasal 55.


(17)

C. Bentuk Kegagalan Dalam Penyelesaian Transaksi Efek di Pasar Modal Indonesia

Setiap transaksi bursa wajib diselesaikan oleh para pihak yang melakukan transaksi bursa karena merupakan transaksi yang saling berkaitan dari waktu ke waktu. Transaksi yang terjadi sebelumnya merupakan dasar bagi transaksi berikutnya, sehingga pembatalan transaksi bursa sebelumnya akan mempengaruhi transaski bursa berikutnya.106

Transaksi efek yang terjadi membawa konsekuensi kepada nasabah jual/beli untuk menerima/menyerahkan efek/dana melalui perusahaan efek masing-masing sesuai dengan pesanan. Pemilik saham atau kuasanya dapat meminta kepada emiten atau BAE atau melalui perusahaan efek untuk meregistrasi sahamnya pada daftar pemegang saham dengan menyerahkan surat saham asli, konfirmasi penyelesaian transaksi efek, copy slip penyelesaian yang dikeluarkan LKP yang telah dilegalisasi oleh perusahaan efek anggota bursa.107

Setiap anggota bursa wajib menjadi anggota kliring agar penyelesaian transaksi mudah dilakukan. Anggota bursa yang tidak menjadi anggota kliring wajib bekerja sama dengan anggota kliring yang sudah ada agar dapat menitipkan penyelesaiannya. Setiap anggota bursa wajib membuka rekening dana dan rekening efek pada KPEI/KSEI. KPEI dan anggota kliring memiliki rekening pada bank yang sama yang telah ditunjuk untuk menangani penyelesaian dana. Perdagangan efek di bursa dilakukan antaranggota bursa dengan cara tawar menawar (auction market) dan apabila tawaran harga beli dan tawaran harga jual

106

C.S.T. Kansil & Christine S.T. Kansil, Op.Cit, hlm. 128.

107


(18)

sama, maka terjadilah transaksi. Proses tawar menawar harga ini dilakukan di komputer karena setiap anggota bursa mengoperasikan terminal komputer perdagangan yang disediakan oleh pihak bursa. Dalam melakukan perdagangan efek di bursa, investor beli dan investor jual tidak pernah bertemu langsung karena pesanan beli atau pesanan jual dilakukan melalui broker efek yang kantornya terpencar di luar gedung bursa. Anggota bursa jual seolah-olah menjual kepada KPEI dan anggota bursa beli seolah-olah membeli dari KPEI. Jadi KPEI dapat disebut sebagai pusat penyelesaian (central clearing). Dalam sistem scripless

trading, investor tidak lagi menerima saham secara fisik, melainkan menerima

rekening Koran setiap bulannya yang merupakan bukti kepemilikan. Dalam rekening koran itu tertera semua transaksi jual dan beli saham selama bulan yang bersangkutan. Semua saham disimpan di KSEI sebagai central custodian.108

Penyelesaian transaksi tergantung pada segmen pasar mana transaksi dilakukan, yaitu apakah di pasar regular, pasar tunai, atau pasar neggosiasi. Penyelesaian menurut jenis pasar adalah sebagai berikut: pasar regular = T + 3; pasar negosiasi = kesepakatan; dan pasar tunai = T + 0. Penyelesaian T + 3 berarti saham dan uang harus diserahkan selambat-lambatnya 3 hari bursa setelah tanggal transaksi. Apabila transaksi terjadi pada hari Senin, maka investor harus membayar dan menyerahkan saham kepada anggota bursa paling lambat hari Kamis. Pada waktu T + 3 penyelesaian transkasi di KPEI untuk pembayaran dan di KSEI untuk penyerahan saham. Kegagalan penyelesaian dapat saja terjadi pada pembayaran dan penyerahan. Apabila anggota bursa beli gagal melakukan

108


(19)

pembayaran kepada KPEI, maka terjadi gagal bayar, sedangkan apabila anggota bursa jual gagal menyerahkan saham ke KSEI, maka terjadi gagal serah, KPEI akan menjual saham (sell-out) milik anggota bursa yang mengalami gagal bayar untuk menutupi kekurangan pembayarannya. Sebaliknya, KPEI akan membeli saham (buy-in) apabila anggota bursa jual mengalami gagal serah untuk menutupi kekurangan penyerahan saham. Tindakan sell-out dan buy-in ini dilakukan oleh KPEI di pasar tunai. Gagal bayar dapat juga terjadi karena anggota bursa tidak minta uang muka pesanan kepada investor beli, sedangkan gagal serah dapat terjadi karena anggota bursa tidak memvalidasi efek yang dimiliki investor sebelum order jual dilaksanakan.109

Penyelesaian efek dinyatakan gagal apabila terjadi gagal bayar dan gagal serah. Gagal serah terjadi apabila nasabah (perusahaan efek) jual tidak dapat menyerahkan saham untuk penyelesaian transaksi efek, sedangkan gagal bayar terjadi apabila nasabah (perusahaan efek) beli tidak dapat menyerahkan dana untuk penyelesaian transaksi efek.110

Gagal bayar menurut Keputusan Direksi PT KPEI adalah tidak dipenuhinya sebagian atau seluruh kewajiban anggota Kliring untuk melakukan pembayaran sejumlah uang kepada KPEI dalam rangka pemenuhan kewajiban penyelesaian transaksi bursa.111

109

Mohammad Samsul, Op.Cit., hlm. 103.

110

M. Paulus Situmorang, Op.Cit., hlm. 125.

111

Bagian I angka 7 Keputusan Direksi PT KPEI Nomor KEP-008/DIR/KPEI/0612 tentang Penyelenggaraan Kliring dan Penyelesain Transaksi Bursa Efek Bersifat Ekuitas (Peraturan KPEI Nomor : II-5).

Dalam hal anggota kliring tidak memenuhi kewajibannya sesuai dengan Daftar Hasil Kliring, maka anggota kliring juga dinyatakan gagal bayar dalam hal ini maka KPEI akan mengenakan sanksi sesuai


(20)

Peraturan KPEI nomor II-8 dan melaporkan kepada bursa, kegagalan pemenuhan kewajiban penyelesaian transaksi bursa oleh anggota kliring mengakibatkan penundaan pemenuhan hak anggota kliring yang bersangkutan. Dengan adanya penundaan hak anggota kliring, KPEI memindahbukukan efek dan atau dana yang akan diterima anggota kliring yang gagal memenuhi kewajibannya ke rekening jaminan anggota kliring.112 Apabila penggunaan Dana Pengaman tidak mencukupi pemenuhan kewajiban untuk kerugian (loss) atas posisi Kontrak berjangka indeks efek maka anggota kliring tersebut dinyatakan Gagal Bayar juga.113

Keterlambatan pemindahanbukuan efek Bersifat Ekuitas dan atau uang terkait penyelesaian transaksi bursa disebabkan oleh:114

1. Permasalahan teknis pada e-CLEARS disebabkan oleh; Data application atau system error, kapasitas e-CLEARS dan c-BEST penuh, rusaknya e-CLEARS dan c-BEST, terputusnya jaringan (link) antara e-CLEARS dan c-BEST, dan permasalahan teknis pada infrastruktur pendukung e-CLEARS.

2. Terjadinya permasalahan teknis pada sistem penyim[anan dan penyelesaian KSEI yang mengakibatkan tidak dapat dilakukan proses penjaminan dan atau penyelesaian transaksi bursa;

3. Bencana, antara lain : gempa bumi, banjir, kebakaran;

112

Bagian IV Keputusan Direksi PT KPEI Nomor KEP-008/DIR/KPEI/0612 tentang Penyelenggaraan Kliring dan Penyelesain Transaksi Bursa Efek Bersifat Ekuitas (Peraturan KPEI Nomor: II-5).

113

Bagian XI Angka 1 Huruf c Lampiran Keputusan Direksi PT KPEI Nomor; KEP-001/DIR/KPEI/0116 tentang Kliring dan penjaminan Penyelesaian Transaksi Kontrak Berjangka Efek (Peraturan KPEI Nomor: III-2).

114

Bagian III angka 10 Keputusan Direksi PT KPEI Nomor KEP-008/DIR/KPEI/0612 tentang Penyelenggaraan Kliring dan Penyelesain Transaksi Bursa Efek Bersifat Ekuitas (Peraturan KPEI Nomor: II-5).


(21)

4. Terjadinya gangguan keamanan, social dan politik, antara lain; pemberontakan, ledakan bom, kerusuhan, hura-hura, sabotase, pemogokan dan epidemic;

5. Terjadinya gangguan pada infrastruktur social seperti jaringan listrik, telekomunikasi dan transportasi.

Maka keterlambatan tersebut tidak dapat dinyatakan sebagai kegagalan pemenuhan hak dan kewajiban Anggota Kliring atau KPEI.


(22)

A. Bentuk-Bentuk Penjaminan Penyelesaian Transaksi Efek Dalam Kliring Salah satu tujuan pendirian Lembaga Kliring dan Penjaminan adalah untuk melaksanakan penjaminan penyelesaian transaksi bursa yang teratur, wajar, dan efisien sebagaimana yang telah diamanatkan dalam UU Pasar Modal. Penjaminan penyelesaian transaksi bursa merupakan salah satu kegiatan pengelolaan risiko di bidang pasar modal yang memerlukan adanya pengaturan yang jelas dan menjamin kepastian hukum . penjaminan penyelesaian transaksi bursa adalah kewajiban Lembaga Kiring dan Penjaminan untuk seketika dan langsung mengambil alih tanggung jawab anggota kliring yang gagal memenuhi kewajibannya berkaitan dengan penyelesaian transaksi bursa dan untuk menyelesaikan transaksi tersebut pada waktu dan cara yang sama sebagaimana diwajibkan kepada anggota kliring yang bersangkutan.115

Lembaga kliring dan penjaminan adalah pihak yang menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa, yaitu kontrak yang dibuat oleh anggota bursa efek, yaitu perantara pedagang efek yang telah memperoleh izin usaha dari OJK dan mempunyai hak untuk mempergunakan sistem dan atau sarana bursa efek menurut peraturan bursa efek, sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh bursa efek mengenai jual beli efek,

115

Pasal 1 angka 1 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014 tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa.


(23)

meminjam efek, atau kontrak lain mengenai efek atau harga efek. Saat ini, untuk di Indonesia dilakukan oleh PT KPEI. KPEI wajib menetapkan peraturan mengenai kegiatan kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa, termasuk ketentuan mengenai biaya pemakaian jasa (Pasal 16 ayat (1) UU Pasar Modal). Dalam peraturan KPEI diatur antara lain mengenai ketentuan dan persyaratan: menjadi anggota kliring KPEI, dana jaminan dan cadangan dana jaminan, jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi tanpa warkat, dan pemenuhan serta kegagalan pemenuhan hak dan kewajiban anggota. Pelaksanaan kegiatan KPEI yang berkaitan langsung dengan fungsi dan kegiatan KSEI dalam penyelesaian transaksi bursa tanpa warkat atau pemindahbukuan (book entry settlement) adalah kegiatan kliring KPEI yang merupakan dasar penyelesaian transaksi bursa melalui KSEI.116

Jaminan yang dimaksud dapat berupa dana, efek, dan jaminan bank kustodian untuk menyelesaiakan transaksi tertentu. Dengan sistem penjaminan tersebut, pemesan hanya dapat memasuki sistem perdagangan jika KPEI menyetujui karena sudah terdapat cukup jaminan untuk menyelesaiakan transaksi. KPEI harus terus-menerus menyesuaikan nilai jaminan menurut nilai pasar dan meminta jaminan tambahan apabila diperlukan. Anggota bursa wajib menyelesaikan transaksi dengan menyerahkan dana dan efek pada rekening efek di KSEI. Jika anggota bursa gagal dalam menyelesaikan transaksi, KPEI akan membeli atau menjual efek pada pasar tunai.117

116

Adrian Sutedi, Segi-Segi Hukum Pasar Modal (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), hlm. . 23-24.

117


(24)

Setiap transaksi bursa wajib diselesaikan oleh para pihak yang melakukan transaksi bursa karena merupakan transaksi yang saling terkait dari waktu ke waktu. Transaksi yang terjadi sebelumnya dasar bagi transaksi berikutnya, sehingga pembatalan transaksi sebelumnya akan mempengaruhi transaksi berikutnya dengan merealisasikan pemenuhan hak dan kewajiban masing-masing anggota bursa efek yang melakukan transaksi bursa.118

1. Penjaminan penyelesaian transaksi bursa efek bersifat ekuitas

Efek bersifat ekuitas adalah saham atau efek yang dapat ditukar dengan saham atau efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham sebagaimana dimaksud dalam Peraturan OJK Nomor IX.J. 1 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik.119

Daftar transaksi bursa adalah dokumen elektronik yang berisikan seluruh transaksi bursa yang dilakukan oleh setiap anggota bursa efek pada setipa hari bursa yang disediakan oleh bursa untuk anggota bursa efek dan KPEI pada setiap akhir sesi perdagangan.120

118

Imam Sjahputra, Tanya Jawab Aspek Hukum Pasar Modal di Indonesia (Jakarta: Harvarindo,2000), hlm. 80.

119

Bagian I angka 6, Lampiran Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia No. Kep-00071/BEI/11-2013 tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas.

120

Bagian I angka 4, Lampiran Keputusan Direksi PT KPEI No. KEP-008/DIR/KPEI/0612 tentang Penyelenggaraan Kliring dan Penyelesaian Transaksi Bursa Efek Bersifat Ekuitas.

Berdasarkan daftar transaksi bursa ini, KPEI melakukan kliring terhadap transaksi bursa efek bersifat ekuitas setiap anggota kliring. KPEI melakukan kegiatan kliring dengan ketentuan untuk transaksi efek bersifat ekuitas di pasar regular dan pasar tunai dilakukan secara netting dan untuk transaksi bursa efek bersifat ekuitas di pasar negosiasi dilakukan secara


(25)

Per-transaksi.121 Netting adalah kegiatan kliring yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi setiap anggota kliring untuk menyerahkan dan atau menerima saldo efek tertentu untuk setiap jenis efek yang ditransaksikan dan untuk menerima atau membayar sejumlah uang untuk seluruh efek yang ditransaksikan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan OJK LK Nomor III.A. 10 tentang Transaksi Efek.122 Sedangkan Per-transaksi adalah penentuan pemenuhan hak dan kewajiban untuk setiap transaksi oleh setiap anggota bursa efek jual dan anggota bursa efek beli yang dilakukan secara langsung atas efek yang ditransaksikan.123

121

Bagian II, Lampiran Keputusan Direksi PT KPEI No. KEP-008/DIR/KPEI/0612 tentang Penyelenggaraan Kliring dan Penyelesaian Transaksi Bursa Efek Bersifat Ekuitas.

122

Bagian I angka 12, Lampiran Keputusan Direksi PT KPEI No. KEP-008/DIR/KPEI/0612 tentang Penyelenggaraan Kliring dan Penyelesaian Transaksi Bursa Efek Bersifat Ekuitas.

123

Bagian I angka 13, Lampiran Keputusan Direksi PT KPEI No. KEP-008/DIR/KPEI/0612 tentang Penyelenggaraan Kliring dan Penyelesaian Transaksi Bursa Efek Bersifat Ekuitas.

Berdasarkan hasil kliring, KPEI menyediakan daftar hasil kliring untuk setiap anggota kliring. Selain daftar hasil kliring, KPEI juga menyediakan informasi posisi hak dan kewajiban setiap nasabah anggota kliring. Daftar hasil kliring merupakan tagihan KPEI kepada anggota kliring untuk pemenuhan kewajiban dalam rangka penyelesaian transaksi bursa efek bersifat ekuitas. KPEI menyediakan daftar hasil kliring dengan ketentuan untuk transaksi bursa efek bersifat ekuitas di pasar regular dan pasar negosiasi, selambat-lambatnya pukul 19:30 WIB pada hari bursa dilaksanakannya transaksi bursa efek bersifat ekuitas (T+0) dan untuk transaksi efek bersifat ekuitas di pasar tunai diterbitkan selambat-lambatnya pukul 13:00 WIB pada hari bursa dilaksanakannya transaksi bursa efek bersifat ekuitas (T+0). KPEI melakukan perhitungan kembali hak dan kewajiban


(26)

transaksi efek bersifat ekuitas di pasar regular dengan transaksi bursa efek bersifat ekuitas di pasar tunai yang tanggal penyelesaiannya jatuh pada hari bursa yang sama.124

a. Penyelesaian transaksi bursa bersifat ekuitas

Penyelesaian transaksi bursa efek bersifat ekuitas, anggota kliring wajib membuka hanya 1 (satu) sub rekening efek jaminan (sub rekening 004) bagi setiap nasabah anggota kliring yang telah memiliki sub rekening efek depositori (sub rekening efek 001) pada anggota kliring, untuk menempatkan efek dan atau dana guna penyelesaian transaksi bursa dan atau jaminan penyelesaian transaksi bursa untuk kepentingan nasabah yang bersangkutan. Pemenuhan kewajiban anggota kliring kepada KPEI dilakukan dengan pemindahbukuan efek bersifat ekuitas dan atau uang ke rekening serah terima anggota kliring selambat-lambatnya pukul 12.15 WIB pada tanggal penyelesaian yang ditetapkan dalam daftar hasil kliring. Untuk pemenuhan kewajiban nasabah anggota kliring kepada anggota kliring, KPEI melakukan pemindahbukuan efek bersifat ekuitas dan atau uang dari sub rekening efek jaminan nasabah anggota kliring ke rekening serah terima anggota kliring yang bersangkutan selambat-lambatnya pukul 12.15 WIB pada tanggal penyelesaian yang ditetapkan dalam daftar hasil kliring. Anggota kliring bertanggung jawab terhadap kewajiban penyelesaian transaksi bursa efek bersifat ekuitas baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan ansabah anggota kliring sesuai dengan waktu dan tata cara yang telah ditetapkan. Dalam hal anggota kliring tidak dapat memenuhi sebagian atau seluruh kewajiban serah

124

Bagian II, Lampiran Keputusan Direksi PT KPEI No. KEP-008/DIR/KPEI/0612 tentang Penyelenggaraan Kliring dan Penyelesaian Transaksi Bursa Efek Bersifat Ekuitas.


(27)

efek bersifat ekuitas terkait pemenuhan kewajiban anggota kliring kepada KPEI, anggota kliring wajib mengganti kewajiban serah efek bersifat ekuitas yang tidak dipenuhinya menjadi kewajiban serah uang pengganti (Alternate Cash Settlement) kepada KPEI sebesar 125% (seratus dua puluh lima persen) dari harga tertinggi atas efek bersifat ekuitas yang sama terjadi di pasar regular dan pasar tunai yang jatuh tempo penyelesaiannya pada tanggal yang sama dan pasar regular yang terjadi pada sesi pertama di hari penyelesaian transaksi dimaksud.125

Pemenuhan hak anggota kliring oleh KPEI, dilakukan dengan pemindahbukuan efek bersifat ekuitas dan atau uang ke rekening serah terima anggota kliring selambat-lambatnya pukul 13.30 WIB pada tanggal penyelesaian yang ditetapkan dalam daftar hasil kliring. Untuk pemenuhan hak nasabah anggota kliring dari anggota kliring, KPEI melakukan pemindahbukuan efek bersifat ekuitas dan atau uang dari rekening serah terima anggota kliring ke sub rekening efek jaminan nasabah anggota kliring yang bersangkutan selambat-lambatnya pukul 13.30 WIB pada tanggal penyelesaian yang ditetapkan dalam daftar hasil kliring. Dalam hal KPEI tidak memenuhi sebagian atau seluruh kewajiban serah efek bersifat ekuitas terkait pemenuhan hak terima anggota kliring, maka berlaku ketentuan berdasarkan efek bersifat ekuitas yang tersedia, pemenuhan hak terima efek bersifat ekuitas anggota kliring didahulukan kepada anggota kliring yang memiliki posisi hak terima efek bersifat ekuitas yang lebih tinggi dan dalam hal efek bersifat ekuitas yang tersedia tidak mencukupi, maka

125

Bagian III, Lampiran Keputusan Direksi PT KPEI No. KEP-008/DIR/KPEI/0612 tentang Penyelenggaraan Kliring dan Penyelesaian Transaksi Bursa Efek Bersifat Ekuitas.


(28)

KPEI akan mengganti kewajiban serah efek bersifat ekuitas menjadi kewajiban serah uang pengganti (Alternate Cash Settlement) sebesar 125 % (seratus lima puluh lima persen) dari harga tertinggi atas efek bersifat ekuitas yang sama yang terjadi di pasar regular dan pasar tunai yang jatuh tempo penyelesaiannya pada tanggal yang sama dan pasar reguLer yang terjadi pada sesi pertama hari penyelesaian transaksi dimaksud. Pemindahbukuan uang pengganti (Alternate

Cash Settlement) sebagaimana dimaksud diatas dilakukan oleh KPEI ke rekening

serah terima angggota kliring. Berdasarkan status pemenuhan kewajiban anggota kliring, KPEI menyediakan laporan penyelesaian kewajiban yaitu dokumen elektronik yang memuat status pemenuhan hak dan kewajiban masing-masing anggota kliring dan nasabah anggota kliring dalam bentuk elektronik agar dapat diakses anggota kliring selambat-lambatnya pukul 19.30 WIB.126

Dalam hal anggota kliring gagal bayar, maka KPEI berhak melakukan hal-hal sebagai berikut :127

1) Menjual efek yang berada dalam rekening jainan anggota kliring dan memberikan konfirmasi kepada anggota kliring yang bersangkutan mengenai hasil penjualan efek dimaksud.

2) Mencairkan dan atau menjual agunan yang dijaminkan anggota kliring yang berdangkutan kepada KPEI.

126

Bagian III, Lampiran Keputusan Direksi PT KPEI No. KEP-008/DIR/KPEI/0612 tentang Penyelenggaraan Kliring dan Penyelesaian Transaksi Bursa Efek Bersifat Ekuitas.

127

Bagian IV, Lampiran Keputusan Direksi PT KPEI No. KEP-008/DIR/KPEI/0612 tentang Penyelenggaraan Kliring dan Penyelesaian Transaksi Bursa Efek Bersifat Ekuitas.


(29)

3) Meminta bursa untuk menjual saham bursa milik anggota kliring dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari setelah anggota kliring mengalami gagal bayar dan jika proses penjualan efek dan penggunaan atau pencairan agunan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dan angka 2 diatas belum mencukupi untuk memenuhi kewajiban anggota kliring kepada KPEI. Seluruh biaya yang timbul berkenaan dengan penanganan kegagalan sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab anggota kliring yang bersangkutan.

b. Biaya kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa efek bersifat ekuitas128

Anggota kliring wajib membayar biaya kepada KPEI, yang dihitung berdasarkan nilai per transaksi anggota kliring yang bersangkutan untuk biaya kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa di pasar regular dan pasar tunai adalah sebesar 0,009 % (nol koma nol nol Sembilan persen), untuk biaya kliring transaksi bursa di pasar negosiasi adalah sebesar 0,009% (nol koma nol nol sembilan persen) atau ditetapkan lain sesuai kebijakan KPEI dan biaya kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa efek bersifat ekuitas sebagaimana dimaksud diatas minimum Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta Rupiah) per bulan sebagai kontribusi atas penyediaan fasilitas oleh KPEI kepada anggota kliring dan tetap berlaku bagi anggota kliring dalam kondisi suspense. Anggota kliring wajib membayar biaya layanan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa

128

Bagian V, Lampiran Keputusan Direksi PT KPEI No. KEP-008/DIR/KPEI/0612 tentang Penyelenggaraan Kliring dan Penyelesaian Transaksi Bursa Efek Bersifat Ekuitas.


(30)

bersifat ekuitas baik untuk kepentingan sendiri maupun utnuk kepentingan nasabah anggota kliring.

2. Penjaminan penyelesaian transaksi opsi saham

Opsi saham adalah hak yang dimiliki oleh pihak untuk membeli (call

option) atau menjual (put option) kepada pihak lain atas sejumlah saham

(Underlying Stock) pada harga (Strike Price) dan dalam waktu tertentu.129

Layanan jasa yang diberikan KPEI kepada anggota kliring opsi saham adalah jasa kliring, penjaminan dan penyelesaian transaksi opsi saham. Dalam memberikan jasa kliring, penjaminan, dan penyelesaian transaksi opsi saham, KPEI melakukan hal-hal sebagai berikut:130

a. Melakukan Netting atas transaksi opsi saham yang dilakukan anggota kliring opsi saham di bursa efek.

b. Memerintahkan bank pembayaran untuk melakukan proses penyelesaian pembayaran atas transaksi opsi saham secara pemindahbukuan.

c. Menggunakan agunan dan dana jaminan opsi saham.

d. Meminta dan memperoleh keterangan anggota kliring opsi saham, sehubungan dengan hal-hal berikut tetapi tidak terbatas pada posisi keuangan/llaporan keuangan, specimen tanda tangan, alamat perusahaan, identitas, status rekening di bank pembayaran, dan mutasi rekening di bank pembayaran.

129

Bagian 1 huruf xix, Lampiran Keputusan Direksi PT KPEI No. KEP-006/DIR/KPEI/0505 tentang Perubahan Peraturan Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Opsi Saham.

130

Angka 2 , Lampiran Keputusan Direksi PT KPEI No. KEP-006/DIR/KPEI/0505 tentang Perubahan Peraturan Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Opsi Saham.


(31)

e. Memerintahkan bank pembayaran untuk memblokir, mencabut pemblokiran, mendebet dan atau mengkredit rekening-rekening anggota kliring opsi saham.

f. Mengambil tindakan lain yang diperlukan untuk menjaga ketertiban dan kelancaran kliring, penjaminan, dan penyelesaian transaksi opsi saham dalam hal terjadi sesuatu yang menyebabkan penyelesaian transaksi opsi saham tidak dapat dilakukan secara normal.

Biaya kliring dan penyelesaian transaksi opsi saham yang dikenakan terhadap setiap anggota kliring opsi saham adalah sebesar 40 % (empat puluh perseratus) dari biaya transaksi, kliring dan penyelesaian transaksi bursa opsi saham yang dikenakan oleh bursa efek dan biaya tersebut tidak termasuk kewajiban perpajakan lainnya, jika ada.131

Hak yang diperoleh anggota kliring opsi saham adalah mendapatkan penjaminan penyelesaian transaksi opsi saham setelah memenuhi kewajibannya kepada KPEI; menggunakan sarana yang disediakan KPEI untuk kepentingan anggota kliring opsi saham sesuai Peraturan KPEI; dan mendapatkan laporan dan informasi kliring, penjaminan, dan penyelesaian transaksi opsi saham yang disediakan KPEI. Sedangkan kewajiban anggota kliring opsi saham adalah mengetahui serta tunduk dan terikat pada Peraturan KPEI dan memenuhi kewajiban yang timbul dari setiap transaksi opsi saham yang dilakukan.132

3. Penjaminan Penyelesaian Transaksi Kontrak Berjangka Indeks Efek

131

Angka 3, Lampiran Keputusan Direksi PT KPEI No. KEP-006/DIR/KPEI/0505 tentang Perubahan Peraturan Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Opsi Saham.

132

Angka 4, Lampiran Keputusan Direksi PT KPEI No. KEP-006/DIR/KPEI/0505 tentang Perubahan Peraturan Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Opsi Saham.


(32)

Kontrak berjangka indeks efek adalah janji untuk menjual atau membeli kontrak indeks efek LQ-45 dengan penyelesaian di waktu yang akan datang, yang mewajibkan setiap pihak untuk memenuhi perjanjian tersebut pada saat jatuh tempo.133 Berdasarkan daftar transaksi bursa, KPEI melakukan kliring secara Netting kontrak berjangka indeks efek terhadap transaksi kontrak berjangka indeks efek setiap anggota kliring dan nasabah anggota kliring. Proses dan kegiatan kliring secara netting kontak berjangka indeks efek dilakukan dengan ketentuan : KPEI menetapkan posisi terbuka atas seluruh transaksi kontak berjangka indeks efek; KPEI menetapkan hak atau kewajiban dana dari setiap anggota kliring yang terdiri dari keuntungan atau kerugian (gain atau loss) atas posisi kontrak berjangka indeks efek dan penetapan atau perubahan kebutuhan margin atas posisi kontrak berjangka indeks efek; dan dasar perhitungan hak dan kewajiban dana untuk posisi terbuka menggunakan harga penyelesaian harian setiap hari bursa, atau harga penyelesaian final apabila pada hari bursa tersebut kontrak berjangka dimaksud jatuh tempo. Dokumen yang dihasilkan dalam kegiatan netting sebagaimana dimaksud di atas adalah daftar hasil kliring kontrak berjangka dan opsi (DHK kontrak berjangka dan opsi)134

a. Penyelesaian transaksi kontrak berjangka indeks efek135

133

Bagian I angka 33, Lampiran Keputusan Direksi PT KPEI No. KEP-001/DIR/KPEI/0116 tentang Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Kontrak Berjangka Indeks Efek.

134

Bagian I angka 33, Lampiran Keputusan Direksi PT KPEI No. KEP-001/DIR/KPEI/0116 tentang Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Kontrak Berjangka Indeks Efek.

135

Bagian VIII angka 33, Lampiran Keputusan Direksi PT KPEI No. KEP-001/DIR/KPEI/0116 tentang Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Kontrak Berjangka Indeks Efek.


(33)

Penyelesaian transaksi kontrak berjangka indeks efek, anggota kliring wajib membuka hanya 1 (satu) sub rekening jaminan kontrak berjangka dan opsi bagi setiap nasabah anggota kliring, pembukaan sub rekening ini wajib dilakukan di bank pembayaran yang sama dengan bank pembayaran yang digunakan oleh anggota kliring yang terkait. Pemenuhan kewajiban anggota kliring kepada KPEI dilakukan sesuai dengan DHK kontrak berjangka indeks efek dan opsi dengan menyediakan dana di rekening jaminan kontrak berjangka dan opsi pada hari bursa berikutnya setelah dilakukannya transaksi kontrak berjangka indeks efek (T+1) paling lambat pukul 12.00 WIB. Pemenuhan kewajiban nasabah anggota kliring kepada anggota kliring, dilakukan dengan menyediakan dana di sub rekening jaminan kontrak berjangka dan opsi oleh nasabah anggota kliring paling lambat pada pukul 12.00 WIB hari bursa berikutnya setelah dilakukannya transaksi kontrak berjangka indeks efek (T+1) sedangkan pemenuhan hak angogta kliring oleh KPEI, dilakukan dengan pemindahbukuan dana ke rekening jaminan kontrak berjangka dan opsi anggota kliring pada hari bursa berikutnya setelah dilakukannya transaksi kontrak berjangka indeks efek (T+1) paling lambat pukul 14.30 WIB. Untuk pemenuhan hak nasabah anggota kliring, KPEI melakukan pemindahbukuan dana ke sub rekeing jaminan kontrak berjangka dan opsi nasabah anggota kliring paling lambat pukul 14.30 WIB hari bursa berikutnya setelah dilakukannya transaksi kontrak berjangka indeks efek (T+1). Berdasarkan laporan bank pembayaran mengenai status pemenuhan hak dan kewajiban anggota kliring sesuai DHK kontrak berjangka dan opsi, KPEI menyediakan Laporan Penyelesaian Kewajiban (LPK) kontrak berjangka dan opsi pada hari bursa


(34)

berikutnya setelah dilakukannya transaksi kontrak berjangka indeks efek paling lambat pukul 16.00 WIB. LPK berisi informasi mengenai nama anggota kliring, tanggal LPK , jumlah dana yang diserahkan oleh anggota kliring serah dana kepada KPEI, dan jumlah dana yang telah diserahkan oleh KPEI kepada anggota kliring terima dana. Anggota kliring bertanggung jawab terhadap kewajiban penyelesaian transaksi kontrak berjangka indeks efek baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah anggota kliring sesuai dengan waktu dan tata cara yang ditetapkan oleh KPEI.

b. Kegagalan pemenuhan kewajiban anggota kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa

Anggota kliring yang tidak melaksanakan pemenuhan kewajibannya berdasarkan DHK kontrak berjangka dan opsi sampai pukul 12.00 WIB pada hari bursa berikutnya setelah dilakukannya transaksi kontrak berjangka indeks efek (T+1), maka KPEI berwenang menggunakan dana pengaman anggota kliring.136 Dana pengaman adalah sejumlah dana yang wajib disetor oleh anggota kliring, yang digunakan oleh KPEI untuk penyelesaian kewajiban dalam transaksi kontrak berjangka dan opsi.137 Pengggunaan dana pemangan dimaksud untuk pemenuhan kewajiban sesuai DHK, dengan ketentuan :138

136

Bagian XI angka 1 , Lampiran Keputusan Direksi PT KPEI No. KEP-001/DIR/KPEI/0116 tentang Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Kontrak Berjangka Indeks Efek.

137

Bagian I angka 28, Lampiran Keputusan Direksi PT KPEI No. KEP-001/DIR/KPEI/0116 tentang Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Kontrak Berjangka Indeks Efek.

138

Bagian XI angka 1 , Lampiran Keputusan Direksi PT KPEI No. KEP-001/DIR/KPEI/0116 tentang Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Kontrak Berjangka Indeks Efek.


(35)

1) apabila penggunaan dana pengaman mencukupi pemenuhan kewajiban sesuai DHK maka KPEI akan menerbitkan tagihan dana pengaman ke anggota kliring yang bersangkutan;

2) apabila penggunaan dana pengaman hanya mencukupi pemenuhan kewajiban untuk kerugian (loss) atas posisi kontrak berjangka indeks efek maka KPEI akan menerbitkan tagihan dana pengaman ke anggota kliring yang bersangkutan dan tagihan kebutuhan marjin (jika ada); atau

3) apabila penggunaan dana pengaman tidak mencukupi pemenuhan kewajiban untuk kerugian (loss) atas posisi kontrak berjangka indeks efek tersebut dinyatakan gagal bayar.

Pengembalian sumber-sumber keuangan yang digunakan tekait fungsi penjaminan penyelesaian transaksi bursa, maka KPEI melakukan tindakan-tindakan sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014 tentang penjaminan penyelesaian transaksi bursa. Seluruh biaya yang timbul berkenaan penanganan kegagalan sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab anggota kliring gagal bayar.139

139

Bagian XI angka 3 dan angka 4 , Lampiran Keputusan Direksi PT KPEI No. KEP-001/DIR/KPEI/0116 tentang Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Kontrak Berjangka Indeks Efek.

KPEI menetapkan kontribusi dana jaminan kepada anggota kliring untuk setiap transaksi kontrak berjangka indeks efek yaitu sebesar 0,0006% (enam per satu juta) dari nilai


(36)

transaksi kontrak berjangka indeks efek dan disetor ke KPEI selambat-lambatnya pada hari penyelesaian transaksi bursa.140

B. Kewajiban Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa dan Prosedur Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa

Anggota bursa yang gagal menyelesaikan transaksi, LKP akan membeli atau menjual efek di pasar tunai. Sebagaimana halnya dengan LPP, maka sistem komputer LKP dihubungkan dan dikoordinasikan dengan sistem yang dikembangkan pada LPP dengan memperhatikan pada pengadaan komputer bursa efek. LKP sebagai kepanjangan tangan bursa efek. Fungsi penjaminan yang dilakukan oleh LKP berlaku setelah diterapkan penyelesaian transaksi melalui pemindahbukuan.141

Berikut ini akan diuraikan mengenai kewajiban penyelesaian transaksi bursa yang telah dimuat dalam Bab II Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014 :142

1. Bursa efek wajib mengatur setiap jenis transaksi bursa sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan otoritas Jasa Keuangan terkait transaksi efek serta Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014.

140

Bagian XII , Lampiran Keputusan Direksi PT KPEI No. KEP-001/DIR/KPEI/0116 tentang Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Kontrak Berjangka Indeks Efek.

141

I Putu Gede Ary Suta, Op.Cit., hal. 197.

142

Bab II Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014 tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa.


(37)

2. LKP wajib untuk melaksanakan penjaminan penyelesaian transaksi bursa sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014, peraturan bursa, dan peraturan LKP.

3. LKP wajib untuk bertanggung jawab atas kerugian yang dialami setiap pihak sebagai akibat keterlambatan lembaga kliring dan penjaminan dalam hal penyelesaian transaksi bursa yang dijaminnya.

4. Dalam hal kerugian yang timbul karena kelalaian atau pelanggaran peraturan yang dilakukan oleh direktur dan/atau komisaris lembaga kliring dan penjaminan yang mengakibatkan lembaga kliring dan penjaminan gagal memenuhi kewajiban penjaminan penyelesaian transaksi bursa, maka direktur dan/atau komisaris tersebut dapat diminta pertanggungjawabannya secara pribadi baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama atas segala kerugian yang diderita oleh LKP atau pihak lain.

5. LKP wajib memastikan bahwa semua pesanan transaksi bursa anggota kliring sebelum dilaksanakan mempunyai agunan yang cukup dan dikendalikan oleh LKP.

6. Dalam hal menjalankan fungsi penjaminan penyelesaian transaksi bursa, LKP membentuk cadangan jaminan dengan penggunaannya dilaksanankan dengan ketentuan yaitu besarnya penyisihan dari laba bersih lembaga kliring dan penjaminan tahun berjalan dan penggunaan cadangan jaminan tidak memerlukan persetujuan Rapat Umum Pemegang saham.


(38)

7. Bursa efek wajib membuat kontrak dengan LKP mengenai penjaminan penyelesaian transaksi bursa, dimana kontrak tersebut paling sedikit memuat ketentuan sebagai berikut :

a. LKP berwenang menentukan anggota kliring yang dapat melakukan transaksi bursa dan anggota kliring yang dilarang melakukan transaksi bursa berdasarkan hasil analisis risiko penjaminan;

b. Bursa efek wajib memastikan bahwa LKP memiliki fasilitas untuk menganalisis risiko anggota kliring dan berhak menyetujui atau menolak setiap pesanan sebelum pesanan tersebut dapat dilaksanakan di bursa efek;

c. LKP berhak untuk mengetahui informasi berkaitan dengan rekening jaminan setiap anggota kliring dan wajib memiliki fasilitas untuk menerima informasi dimaskud setiap saat serta wajib menetapkan persyaratan agunan yang wajib dipenuhi setiap anggota kliring;

d. LKP wajib mensyaratkan setiap anggota kliring untuk menyerahkan saham bursa efek ayng dimilikinya sebagai agunan;

e. LKP dapat mensyaratkan setiap anggota kliring untuk memastikan pemegang saham mayoritas dan/atau pemegang saham utama anggota kliring menyerahkan sebagian atau seluruh saham anggota kliring yang dimilikinya sebagai agunan;

f. LKP wajib mensyaratkan setiap anggota kliring utnuk menerima tanggung jawab jaringan kredit sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014;


(39)

g. Bursa efek dan LKP wajib menetapkan persyaratan dan tata cara penetapan efek tidak dijamin berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014;

h. Bursa efek dan LKP wajib menetapkan persyaratan dan tata cara penetapan transaksi dipisahkan berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014;

i. Bursa efek dan LKP wajib menetapkan parameter penghentian sementara perdagangan atas efek tertentu dan atau anggota kliring tertentu dalam rangka melaksanakan pengelolaan risiko penjaminan;dan

j. LKP wajib menetapkan parameter kondisi anggota kliring yang dinyatakan gagal memenuhi kewajiban penyelesaian transaksi bursa dan tindakan yang diambil oleh lembaga kliring dan penjaminan dalam rangka penanganan kegagalan anggota kliring tersebut.

8. LKP wajib membuat kontrak dengan setiap anggota kliring mengenai penjaminan penyelesaian transaksi bursa. Kontrak tersebut paling sedikit memuat ketentuan sebagai berikut :

a. LKP hanya bertanggung jawab melakukan penjaminan penyelesaian transaksi bursa kepada anggota kliring.

b. Penjaminan penyelesaian transaksi bursa oleh LKP didasarkan pada hasil kliring yang dilakukan secara netting setiap anggota kliring yang ditetapkan oleh LKP.

c. Kondisi anggota kliring yang dinyatakan gagal memenuhi kewajiban penyelesaian transaksi bursa dan tindakan yang diambil oleh lembaga


(40)

kliring dan penjaminan dalam rangka penanganan kegagalan anggota kliring.

d. Kewajiban anggota kliring untuk membayar kontribusi dana jaminan sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014 dan peraturan lembaga kliring dan penjaminan.

Anggota kliring dinyatakan gagal memenuhi kewajibannya berkaitan dengan penyelesaian transaksi bursa apabila anggota kliring tersebut tidak dapat memenuhi sebagian atau seluruh kewajibannya untuk menyelesaikan transaksi bursa sesuai dengan waktu dan cara yang telah diatur dalam peraturan lembaga kliring dan penjaminan.143 Dalam hal terjadinya kegagalan tersebut lembaga kliring dan penjaminan wajib untuk melaksanakan fungsi penjaminan penyelesaian transaksi bursa.144 Fungsi penjaminan penyelesaian transaksi bursa tersebut dilaksanakan dengan sumber keuangan dan urutan sebagai berikut :145 1. Cadangan jaminan.

2. Kredit bank, jika sudah ada kontrak antara LKP dengan bank. 3. Dana jaminan.

4. Sumber keuangan dari anggota jaringan kredit yang lain, apabila seluruh sumber keuangan sebagaimana dimaksud pada angka 1, angka 2, dan angka 3 telah digunakan tetapi tidak mencukupi, dengan pembagian sebagai berikut :

143

Pasal 20 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014 tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa.

144

Pasal 21 ayat 1 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014 tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa.

145

Pasal 21 ayat 2 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014 tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa.


(41)

a. 20% (dua puluh per seratus) dari jumlah yang dibutuhkan untuk membayar kewajiban lembaga kliring dan penjaminan dibagi sama rata di antara anggota jaringan kredit yang tersisa.

b. 80% (delapan puluh per seratus) dari jumlah yang dibutuhkan untuk membayar kewajiban lembaga kliring dan penjaminan dibagi di antara anggota jaringan kredit yang tersisa secara proporsional berdasarkan nilai kliring masing-masing anggota jaringan kredit dimaksud selama 6 (enam) bulan terakhir.

c. Jumlah yang tidak dibayar dalam 30 (tiga puluh) hari oleh anggota jaringan kredit tertentu, dibagi kembali di antara anggota jaringan kredit yang tersisa sesuai dengan ketentuan huruf a dan huruf b.

Setiap penggunaan sumber keuangan diatas wajib dibayar kembali sebagai sumber keuangan anggota kliring yang gagal menyelesaikan transaksi bursa. Pengembalian sumber keuangan tersebut dilakukan sesuai dengan urutan prioritas yaitu dana jaminan, jaringan kredit, kredit bank, dan cadangan jaminan. Pembayaran tersebut dilakukan dengan cara :146

1. LKP melakukan proses permintaan setoran dana dan/atau menggunakan sumber keuangan anggota kliring yang gagal menyelesaikan transaksi bursa yang berada di bawah penguasaan lembaga kliring dan penjaminan paling lambat 2 (dua) hari bursa setelah penggunaan sumber keuangan yang tersebut diatas.

146

Pasal 23 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014 tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa.


(42)

2. LKP melakukan proses penjualan efek dalam rekening jaminan anggota kliring yang gagal menyelesaikan transaksi bursa paling lambta 10 (sepuluh) hari bursa setelah penggunaan sumber keuangan.

3. LKP melakukan permintaan pencabutan keanggotaan bursa efek anggota kliring yang gagal menyelesaikan transaksi bursa diikuti dengan penjualan saham bursa efek dan/atau penjualan saham anggota kliring yang gagal menyelesaikan transaksi bursa yang dimiliki pemegang saham mayoritas paling lambat 60 (enam puluh) hari bursa setelah penggunaan sumber keuangan.

4. LKP melakukan proses pengajuan permohonan pailit terhadap anggota kliring yang gagal menyelesaikan transaksi bursa kepada OJK paling lambat 90 (sembilan puluh) hari bursa setelah penggunaan sumber keuangan diikuti dengan likuidasi dan/atau penjualan aset anggota kliring.

Sumber keuangan yang diatas belum juga mencukupi untuk membayar kembali penggunaan dana jaminan yang digunakan untuk menyelesaikan kegagalan anggota kliring dalam penyelesaian transaksi bursa, kekurangan pengembalian dana jaminan dilakukan dengan menggunakan sumber keuangan anggota jaringan kredit yang lain dengan mekanisme pembagian yang telah disebutkan dalam angka 4 fungsi penjaminan diatas, dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah penggunaan dana jaminan.147

147

Pasal 24 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014 tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa.


(43)

C. Jasa Penjaminan LKP (KPEI)

Peranan LKP adalah untuk melaksanakan kliring dan menjamin penyelesaian transaksi. Fungsi ini dilaksanakan oleh KPEI. Transaksi yang terjadi di bursa efek dikliringkan oleh LKP secara terus-menerus sehingga dapat ditentukan hak dan kewajiban anggota bursa yang melakukan transaksi. Disamping melaksanakan fungsi kliring, LKP juga menjamin penyelesaian transaksi bursa yang pelaksanaannya dilakukan dengan menempatkan LKP sebagai counterpart dari anggota bursa yang melaksanakan transaksi. Jaminan tersebut dapat berupa dana, efek, dan jaminan bank kustodian untuk menyelesaikantransaksi tertentu. Dengan sistem penjaminan tersebut, pemesanan hanya dapat memasuki sistem perdagangan, jika LKP menyetujui bahwa terdapat cukup jaminan untuk menyelesaikan transaksi. LKP harus secara terus-menerus menyesuaikan nilai jaminan menurut nilai pasar, dan meminta jaminan tambahan apabila diperlukan. Anggota bursa wajib menyelesaikan transaksi dengan menyerahkan dana dan efek pada rekening efek di Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP).148

Berikut adalah jasa yang ditawarkan oleh KPEI:149 1. Jasa kliring transaksi bursa

Kliring Penjamin Efek Indonesia sebagai mitra pengimbang sentral

(central counterparty) dalam kegiatan kliring dan penyelesaian transaksi terhadap

lebih dari 150 perusahaan efek yang terdaftar di bursa, berkewajiban untuk menerapkan standard-standard internasional dalam proses otomatisasi proses

148

I Putu Gede Ary Suta, Op.Cit., hal. 196-197.

149


(44)

kliring dan penyelesaian transaksi brusa. Dengan demikian proses kliring, penyelesaian transaksi, dan penjaminan dapat berjalan dengan lebih wajar, teratur, efisien sehingga dapat meminimalisasi risiko penyelesaian transaksi bursa baik saham maupun derivative. Proses kliring adalah suatu proses penentuan hak dan kewajiban anggota kliring yang timbul dari transaksi efek yang dilakukannya di bursa efek. Adapun tujuan dari proses kliring tersebut adalah agar masing-masing anggota kliring mengetahui hak dan kewajiban baik berupa efek maupun uang yang harus diselesaikan pada tanggal penyelesaian transaksi bursa.

2. Kliring dan penyelesaian transaksi ekuiti

Kliring Penjamin Efek Indonesia menggunakan pendekatan netting dengan novasi dalam melakukan kliring transaksi bursa untuk produk ekuiti. Kliring secara netting dengan novasi diterapkan bagi seluruh transaksi bursa yang terjadi di setiap segmen pasar, yaitu pasar pasar Reguler (RG), pasar Segera (SG), dan pasar Tunai (TN). Solusi KPEI untuk menangani proses kliring dan penyelesaian transaksi bursa untuk produk ekuiti adalah sistem e- CLEARS® (electronic Clearing & Guarantee System).

3. Kliring dan penyelesaian transaksi derivatif

Produk derivative bursa yang proses kliringnya ditangani oleh KPEI adalah LQ45 Futures (Kontrak Berjangka Indeks Efek/KBIE) yang ditransaksikan di bursa.KPEI melakukan proses kliring KBIE didasarkan pada :

a. Posisi terbuka dari transaksi KBIE yang dilakukan oleh anggota kliring b. Pergerakan harga indeks pada pasar berjangka selama jam perdagangan c. Harga indeks penyelesaian harian di pasar berjangka


(45)

d. Harga indeks penyelesaian final di pasar spot.

Data tersebut kemudian menghasilkan posisi terbuka, posisi uang, potensi keuntungan dan kerugian, dan margin excess/call bagi masing-masing anggota kliring KBIE.

4. Jasa penjaminan

Kliring Penjamin Efek Indonesia menyediakan jasa penjaminan penyelesaian transaksi bursa bagi anggota kliring yang bertransaksi di Bursa Efek Indonesia. Jasa penjaminan adalah jasa untuk memberikan kepastian dipenuhinya hak dan kewajiban anggota kliring yang timbul dari transaksi bursa. Dengan kata lain fungsi penjaminan bertujuan member kepastian adanya jaminan penyelesaian transaksi bursa, kepastian waktu penyelesaian, penurunan frekuensi kegagalan penyelesaian transaksi, dan pada akhirnya meningkatkan kepercayaan investor untuk bertransaksi di pasar modal Indonesia. Dalam fungsi penjaminan, KPEI bertindak sebagai mitra pengimbang/lawan (counterparty) bagi seluruh anggota kliring yang bertransaksi di bursa. Hal tersebut dimungkinkan dengan kliring secara netting dengan novasi, sehingga masing-masing anggota kliring hanya berhubungan dengan KPEI dalam penyelesaian transaksi bursanya. Dengan demikian risiko dari amsing-masing anggota kliring diserap oleh KPEI tanpa menimbulkan gangguan lebih jauh terhadap pasar. Penjaminan penyelesaian transaksi bursa adalah kewajiban KPEI untuk seketika dan langsung mengambil alih tanggung jawab anggota kliring yang gagal memenuhi kewajiban yang terkait dengan transaksi bursa yang dilakukannya.


(46)

Kliring Penjamin Efek Indonesia menjalankan fungsi penjaminan melalui system e-CLEARS®, dibantu dengan sistem pendukung lainnya yaitu ARMMS (Automated Risk Monitoring System). Sistem ARMS yang diintegrasikan dengan sistem e-CLEARS®, membuat keseluruhan proses kliring dan penjaminan dapat berjalan dengan lebih selaras sehingga memudahkan anggota kliring dalam penyelesaian transaksi bursa. Melalui sistem e-CLEARS® dan ARMS, KPEI mengendalikan risiko-risiko yng berpotensi mengakibatkan kegagalan transaksi bursa. Kegiatan pengendalian risiko tersebut meliputi :

a. pemantauan profil risiko keanggotaan;

b. pemantauan Modal Kerja Bersih disesuaikan (MKBD); c. penilaian dan pemantauan agunan;

d. penentuan dan pemantauan pembatasan perdagangan (Trading Limit) ; e. pengelolaan dana jaminan.

5. Jasa Pinjam Meminjam Efek

Kliring Penjamin Efek Indonesia menyediakan jasa Pinjam Meminjam Efek (PME) dengan tujuan untuk membantu anggota kliring untuk memenuhi kebutuhan efek sementara untuk menghindari terjadinya kegagalan penyelesaian transaksi bursa. Anggota kliring yang berminat dapat mendaftar untuk menjadi Lender/Borrower/Lender & Borrower di dalam mekanisme PME KPEI. Segera setelah terdaftar sebagai partisipan PME, anggota klliring yang bersangkutan dapat dengan segera mengaktifkan modul PME yang terintegrasi di dalam system e-CLEARS®.


(47)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas yang menjelaskan tentang Perlindungan Hukum Terhadap Anggota Kliring Atas Kegagalan Dalam Penyelesaian transaksi Efek di pasar Modal Indonesia maka beberapa kesimpulan yang dapat diambil antara lain :

1. Kliring dalam transaksi efek oleh para pihak dilakuka oleh PT KPEI yaitu institusi yang melaksanakan fungsi sebagai LKP. Adapun para pihak dalam LKP adalah pihak-pihak yang dapat menjadi pemegang saham KPEI yaitu Bursa Efek, Perusahaan Efek, Biro Administrasi Efek, Bank Kustodian , atau pihak lain atas persetujuan OJK, para pihak tersebut menjadi penyelenggara kegiatan kliring sesuai dengan fungsi nya masing-masing untuk memberikan fasilitas dalam kliring transaksi efek.

2. Beberapa bentuk yang dapat dinyatakan sebagai kegagalan dalam penyelesaian transaksi yaitu : penyelesaian efek dinyatakan gagal terjadi apabila gagal bayar dan gagal serah. Gagal serah terjadi apabila nasabah (perusahaan efek) jual tidak dapat menyerahkan saham untuk penyelesaian transaksi efek, sedangkan gagal bayar terjadi karena tidak dipenuhinya sebagian atau seluruh kewajiban anggota kliring untuk melakukan pembayaran sejumlah uang kepada KPEI dalam rangka pemenuhan kewajiban penyelesaian transaksi bursa; anggota kliring tidak memenuhi kewajibannya


(48)

sesuai dengan DHK; dan dana pengaman tidak mencukupi pemenuhan kewajiban.

3. Perlindungan hukum dalam pasar modal Indonesia salah satunya diberikan oleh PT KPEI sebagai suatu lembaga yang melaksanakan fungsi LKP. Perlindungan tersebut diberikan terhadap anggota kliring atas kegagalan dalam penyelesaian transaksi efek , adapun perlindungan yang diberikan oleh PT KPEI adalah yang bersumber dari kontrak yang telah disepakati oleh anggota klliring dan LKP. Kontrak tersebut memuat jaminan-jaminan yang bersifat multak dan jaminan yang diberikan berdasarkan kesepakatan antara anggota kliring dan LKP. Adapun jaminan yang dimaksud dapat berupa dana, efek, dan jaminan bank kustodian untuk menyelesaiakan transaksi tertentu. Dengan sistem penjaminan tersebut, pemesan hanya dapat memasuki sistem perdagangan jika KPEI menyetujui karena sudah terdapat cukup jaminan untuk menyelesaiakan transaksi. KPEI harus terus-menerus menyesuaikan nilai jaminan menurut nilai pasar dan meminta jaminan tambahan apabila diperlukan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di atas, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. Untuk semakin memantapkan peran dari LKP seharusnya para pihak lebih saling berkordinasi mengingat para pihak tersebut sangat menentukan


(49)

terselenggaranya fungsi dari LPK agar tidak terjadi kegagalan atau keterlambatan dalam pelaksanaan kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa.

2. Perlu disusun pedoman khusus mengenai kegagalan dalam penyelesaian transaksi efek di Pasar Modal yang disatukan dalam satu peraturan yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan yang merupakan pengawas dari pasar modal.

3. Guna melindungi kepentingan anggota kliring dimaksud, sebaiknya setiap pelaku bursa atau anggota bursa yang memperdagangkan saham mempunyai kontrak yang merupakan syarat untuk mendapatkan jaminan sesuai dengan tujuan PT KPEI tersebut.


(50)

A. Pengertian Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa

Pasar modal adalah sumber dana segar jangka panjang. Keberadaan institusi ini bukan hanya sebagai wahana sumber pembiayaan, tetapi juga sebagai sarana investasi yang melibatkan seluruh potensi masyarakat, baik yang tersedia di kantong dalam negeri maupun pundi-pundi yang tersebar diluar negeri. Yang memanfaatkan pasar modal sebagai sarana investasi bukan cuma pemodal local tapi juga pemodal asing. Dari sini bisa disimak bahwa pasar modal bisa memenuhi kebutuhan dana, baik bagi swasta maupun pemerintah dan BUMN. Meskipun begitu belum banyak masyarakat industri yang paham, yang mau dan bersedia memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pembiayaan utama. Keadaan ini menjadi semakin sulit dengan terjadinya musibah krisis ekonomi yang melanda Indonesia yang hingga sekarang belum juga berakhir.26

Mencapai pasar modal modern untuk institusi bursa efek harus didukung oleh LKP dan LPP. Dua lembaga yang kini sudah ada yaitu KPEI dan yang menjalankan fungsi LKP dan KSEI yang menjalankan fungsi LPP. Dengan berdirinya kedua lembaga ini diharapkan bisa meningkatkan efisiensi pasar. Adanya lembaga seperti bursa efek, LKP dan LPP pun belum cukup membuat pasar modal Indonesia disebut modern, sebelum fungsi-fungsi mereka dijalankan

26


(51)

secara optimal. Keberadaan mereka juga harus ditunjang oleh optimalisasi profesi penunjang dan pelaku bursa lainnya seperti perusahaan dan investor. Yang paling penting adalah untuk menjamin berjalannya mekanisme di pasar modal diperlukan unsure penegakan hukum oleh Otoritas Jasa Keuangan (selanjutnya disingkat OJK). Optimalisasi peran tidak hanya berlangsung di tingkat pelaku pasar, tetapi juga di tingkat pengawas pasar. Dengan begitu akan tercipta market confidence dan suatu sistem perdagangan yang teratur, wajar, dan efisien.27

Kliring (dari bahasa Inggris Clearing) sebagai suatu istilah dalam dunia perbankan dan keuangan menunjukkan suatu aktivitas yang berjalan sejak saat terjadinya kesepakatan untuk suatu transaksi hingga selesainya pelaksanaan kesepakatan tersebut. Kliring sangat dibutuhkan sebab kecepatan dalam dunia perdagangan jauh lebih cepat daripada waktu yang dibutuhkan guna melengkapi pelaksanaan aset transaksi. Kliring melibatkan manajemen dari pascaperdagangan, pra penyelesaian eksposur kredit, guna memastikan bahwa transaksi dagang terselesaikan sesuai dengan aturan pasar, walaupun pembeli maupun penjual menjadi tidak mampu melaksanakan penyelesaian kesepakatannya. Proses kliring adalah termasuk pelaporan/pemantauan, marjin risiko, netting transaksi dagang menjadi posisi tunggal, penanganan perpajakan dan penanganan kegagalan. Di Indonesia, untuk kliring antar bank atas transfer dana secara elektronik dan atas cek dilaksanakan oleh Bank Indonesia (BI) selaku bank sentral. Sedangkan proses kliring atas transaksi efek dilaksanakan oleh KPEI dan proses kliring atas

27


(52)

transaksi kontrak berjangka dilaksanakan oleh PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI).28

Definisi Kliring sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014 tentang Penjaminan Penyelesaian transaksi Bursa Pasal 1 angka 4 adalah: “proses penentuan hak dan kewajiban yang timbul dari Transaksi Bursa”.29 Kegiatan kliring ini dilaksanakan oleh suatu lembaga yaitu LKP yang merupakan pihak yang menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa. 30

Proses kliring adalah suatu proses penentuan hak dan kewajiban anggota kliring yang timbul dari transaksi efek yang dilakukan di bursa efek. Adapun tujuan dari proses kliring tersebut adalah agas masing-masing anggota kliring mengetahui hak dan kewajiban baik berupa efek maupun uang yang harus diselesaikan pada tanggal penyelesaian trnasaksi bursa. Adapun yang menjadi prinsip kerja KPEI sebagai LKP adalah mempunyai fungsi sebagai central

counterparty (mitra pengimbang sentral) yang menjamin kepastian penyelesaian

transaksi di bursa efek. Bertindak sebagai central counterparty, KPEI menerapkan kliring novasi yang dimana hubungan hukum antar anggota kliring yang menimbulkan hak dan kewajiban atas transaksi bursa yang dilakukannya, beralih menjadi hubungan hukum antar anggota kliring yang bersangkutan dengan KPEI.31

28

29

Pasal 1 angka 4 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014 tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa.

30

Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

31


(53)

Penjaminan penyelesaian transaksi bursa adalah kewajiban Lembaga Kliring dan Penjaminan untuk seketika dan langsung mengambil alih tanggung jawab Anggota Kliring yang gagal memenuhi kewajibannya berkaitan dengan penyelesaian Transaksi Bursa dan untuk menyelesaikan transaksi tersebut pada waktu dan cara yang sama sebagaimana diwajibkan kepada Anggota Kliring yang bersangkutan.32

Kliring Penjamin Efek Indonesia menjalankan fungsi penjaminan melalui system e-CLEARS, dibantu dengan sistem pendukung lainnya yaitu ARMS

(Automated Risk Monitoring System). Sistem ARMS yang diintegrasikan dengan

sistem e-CLEARS, membuat keseluruhan proses kliring dan penjaminan dapat berjalan dengan lebih selaras sehingga memudahkan anggota kliring dalam Penyelesaian transaksi bursa.33

Institusi yang melaksanakan fungsi sebagai LKP adalah PT KPEI. Sama halnya dengan pengelola bursa, LKP juga berbentuk badan hukum. Maksud dan tujuan status badan hukum itu bisa memudahkan PT KPEI berperan efektif dan melakukan segenap upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerjanya.34

Anggota bursa yang ingin melakukan sendiri pembayaran dana dan penyerahan efek dengan Sentral Kliring dan Sentral Kustodian diwajibkan untuk menjadi anggota kliring. Untuk menjadi anggota kliring, anggota bursa wajib memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Sentral Kliring dan Sentral

32

Pasal 1 angka 4 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014 tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa.

32

M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Op.Cit., hlm. 87.

33

34


(54)

Kustodian. Di Indonesia, Sentral Kliring Efek diselenggarakan oleh KPEI dan Sentral Kustodian diselenggarakan oleh KSEI. Anggota bursa yang tidak menjadi anggota kliring (nonclearinghouse member) tidak dapat melakukan transaksi secara langsung di bursa efek, tetapi dapat menitipkan pesanan dan penyelesaiannya kepada anggota bursa lainnya yang menjadi anggota kliring

(clearinghouse member) melalui perjanjian atau kesepakatan di antara mereka.35

B. Latar Belakang dan Perkembangan Lembaga Kliring dan Penjaminan (KPEI)

Perusahaan yang dapat menjalankan kegiatan usaha sebagai LKP adalah perseroan yang telah mendapat izin usaha dari OJK.36 LKP harus memiliki modal disetor sekurang-kurangnya berjumlah Rp 15.000.000.000,00 (lima belas milyar rupiah).37

Otoritas Jasa Keuangan seperti yang diamanatkan dalam UU Pasar Modal sudah membentuk LKP yang berwujud PT. KPEI dan LPP dengan nama PT. KSEI. Kedua lembaga ini menggantikan peran Lembaga Kliring Penyimpanan dan Penyelesaian (LKPP) dengan nama PT. Kliring Deposit Efek Indonesia (KDEI) yang sudah berdiri sejak tahun 1992. Dua lembaga baru itu membuat pasar modal Indonesia sekomplit pasar modal modern lainnya, yang memiliki Bursa Efek, LKP, LPP. Melengkapi itu, infrastruktur pasar modal dibangun sesuai

35

Mohammad Samsul, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2006), hal. 99.

36

Pasal 15 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 juncto Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal.

37

Pasal 15 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 juncto Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal.


(1)

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan Kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala petunjuk Rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaiakan Skripsi ini dengan baik.

Penulisan skripsi ini berjudul: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANGGOTA KLIRING ATAS KEGAGALAN DALAM PENYELESAIAN TRANSAKSI EFEK DALAM PASAR MODAL INDONESIA, yang ditulis sebagai salah satu syarat akademis untuk memperoeh gelar Sarjana Hukum di Universitas Sumatera Utara. Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa hasil yang diperoleh masih jauh sempurna. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati penulis akan sangat berterima kasih jika ada kritik dan saran membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari pihak-pihak yang telah membantu sebelum, selama, dan setelah penulis mengerjakan skripsi. Secara khusus, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua yang sangat penulis sayangi , Robert Damanik dan Senti Siregar, atas pengertian, dukungan dan perhatian kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada abang-abang penulis Manuntun Royen dan Petrus Reza Renanda, atas pengertian dan dukungan kepada penulis. Mudah-mudahan yang penulis lakukan dapat membahagiakan dan membanggakan keluarga tercinta.


(2)

Melalui kesempatan ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU), Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum.,

2. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H., M.Hum., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU).

3. Ibu Windha, S.H., M.Hum., selaku Ketua Departemen Hukum Ekonomi dan Dosen Hukum Ekonomi, yang selalu membantu penulis dalam memberi bimbingan yang sangat berarti atas penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya atas segala bantuan dan dukungan yang sangat berarti dan bermanfaat bagi penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution, S.H., M.Hum., selaku Dosen Hukum Ekonomi dan Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bantuan dan bimbingan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. Di tengah kesibukan beliau, beliau selalu membantu penulis dalam memberi bimbingan atas penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya atas segala bantuan dan dukungan yang sangat berarti dan bermanfaat bagi penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu T. Keizerina Devi, S.H., M.Hum., selaku Dosen Hukum Ekonomi dan Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan kepada penulis hingga dapat menyelesaiakan penulisan skripsi ini. Di tengah kesibukan beliau, beliau selalu membantu penulis dalam memberikan


(3)

bimbingan yang sangat berarti atas penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya atas segala bantuan dan dukungan yang sangat berarti dan bermanfaat bagi penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Mahmul Siregar, S.H., M.Hum selaku Dosen Hukum Ekonomi dan Dosen Pembimbing Akademik penulis, yang selalu memberikan dukungan dalam bidang akademis dan penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya atas segala bantuan dan dukungan serta ilmu yang sangat berarti dan bermanfaat bagi penyelesaian skripsi ini. 7. Seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara atas

segala ilmu yang telah diberikan.

8. Seluruh staff pegawai Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

9. Sahabat-sahabat “OJANERS” Dyna Mindaughter, Raphita Ivonne, Ainul Mardiyah, Betric Yolanda, Sulasthree Sihombing, Sarah Fanny kalian adalah hal terindah yang kudapatkan semenjak aku di Fakultas Hukum (begitu indahnya Persahabatan kita walau banyak hal perdebatan dan perbedaan diantara kita).

10.Nugraha Arta Silalahi, teman special penulis, yang selalu memberikan dorongan, dukungan serta motivasi yang sangat besar kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

11.Saudari-saudari Kelompok Kecil ku “ONE HEART”; Kak Jelitawati Panjaitan, Indah Saragih, Elgina Tarigan, Irayata Gurusinga, terima kasih kita boleh sama-sama bertumbuh dan belajar firman bersama.


(4)

12.Sahabat-sahabat SMA penulis, Arsita Sitompul, Zona Marlina, Elfirstman Tafati, makasih ya udah mau dengerin keluh kesah ku selama ini dan terima kasih sudah membantu penulis untuk refresing. 13.Maria Fransiska Marbun adik ku tercinta yang telah membantu penulis

dalam pengerjaan skripsi ini, terima kasih atas bantuannya.

14.Teman dan Adek-adek kos penulis Anak Berdikari 48 (AKB48) Dina Sibarani, Putri Teresia, Annaria Pangaribuan, Nofika Sitinjak, Devi Lestari, Sarah yang telah menyemangati penulis dan membantu penulis menyelesaiakan skripsi ini.

15.Sahabat-sahabat Gembel 2012, Rumondang Siagian, Samuel Marpaung, Ritcat Sitorus, Wilfrid Tobing, Paskah Pasaribu, Dora Virgolin.

16.BPH Natal FH USU 2015, Laratisa Manurung, Frengki Simamora, Frans Wardana, Regina Tobing serta teman-teman Panitia Natal FH USU 2015.

17.Teman-teman Grup D, Ira Basauli, Misi Paramita, Yunike Simanjuntak, Kevin Sipangkar, Felicia serta yang lainnya.

18.Seluruh sahabat-sahabat GEMBEL terimakasih atas persahabatan, kekeluargaan, dan terima kasih atas kehangatan yang selama ini sudah terjalin .

Salam Hormat,


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

ABSTRAK ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. ... L atar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah………...10

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan……….11

D. Keaslian Penulisan ………..12

E. Tinjauan Kepustakaan………..13

F. Metode Penelitian………...15

G. Sistematika Penulisan………...18

BAB II KLIRING TRANSAKSI EFEK OLEH PARA PIHAK DI PASAR MODAL INDONESIA A. Pengertian Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa………20

B. Latar Belakang dan Perkembangan Lembaga Kliring dan Penjaminan (KPEI)………..24

C. Para Pihak dalam Lembaga Kliring dan Penjaminan ………..29

D. Dasar Hukum Lembaga Kliring dan Penjaminan (KPEI)……35

E. Perizinan Lembaga Kliring dan Penjaminan (KPEI)………...41

BAB III BENTUK-BENTUK KEGAGALAN DALAM PENYELESAIAN TRANSAKSI EFEK DI PASAR MODAL INDONESIA A. Ruang Lingkup Kegiatan Kliring……….47

B. Bentuk-Bentuk Penyelesaian Dalam Transaksi Efek di Pasar Modal Indonesia………...52

C. Bentuk Kegagalan Dalam Penyelesaian Transaksi Efek di Pasar Modal Indonesia………...60


(6)

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANGGOTA KLIRING ATAS KEGAGALAN DALAM PENYELESAIAN TRANSAKSI EFEK DALAM PASAR MODAL INDONESIA

A. Bentuk-Bentuk Penjaminan Penyelesaian Transaksi Efek Dalam Kliring………...65 B. Kewajiban Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa dan

Prosedur Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa………...79 C. Jasa Penjaminan LKP (KPEI)………...68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………..90

B. Saran ………....91