BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Faktor-faktor penyebab tindak pidana malpraktek yang dilakukan oleh bidan adalah:
a. Kelalaian negligence, culpa b. Kurangnya Pengetahuan dan Pengalaman
c. Faktor Ekonomi d. Perubahan Pola Hubungan Bidan-Pasien
Sedangkan mengenai upaya-upaya pencegahan tindak pidana malpraktek yang dilakukan oleh bidan adalah:
a. Tidak Menjanjikan Atau Memberi Garansi Akan Keberhasilan Upayanya b. Sebelum Melakukan Tindakan Medis Agar Selalu Dilakukan Persetujuan
Tindakan Medis Informed Consent c. Mencatat Semua Tindakan Yang Dilakukan Dalam Rekam Medis
d. Melakukan Pembinaan Kebidanan Yang Lebih Baik e. Memaksimalkan peran IBI
Begitu banyak kasus-kasus yang diajukan ke pengadilan dengan alasan malpraktek yang dilakukan oleh bidan. Akan tetapi banyak pula dari kasus-
kasus tersebut yang kandas dalam proses persidangan di pengadilan. Atau dengan kata lain tidak dapat dibuktikan secara hukum mengenai kesalahan
yang dilakukan oleh bidan sehingga para tersangka dapat terbebas dari
Universitas Sumatera Utara
hukuman. Hal ini disebabkan karena dalam proses pemeriksaan perkara di pengadilan, khususnya untuk kasus yang berkaitan dengan malpraktek masih
terdapat kendala-kendala yang muncul sehingga menyulitkan proses pembuktiannya. Kendala-kendala tersebut antara lain:
a. Kurangnya pengetahuan aparat penegak hukum mengenai hukum kesehatan b. Sulitnya untuk membuktikan kesalahan bidan
c. Sulit untuk menentukan kemampuan rata-rata seorang bidan. 2. Untuk menentukan kriteria terjadinya tindakan malpraktek yang dilakukan oleh
bidan terdapat pendapat beberapa sarjana yang dapat dijadikan acuan. Sedangkan mengenai penyelesaian tindak pidana malpraktek yang dilakukan
oleh bidan yang telah masuk ke pengadilan, semua tergantung kepada pertimbangan hakim yang menangani kasus tersebut untuk menentukan apakah
kasus yang ditanganinya termsuk kedalam malpraktek atau tidak. Atau apakah si pelaku dapat dimintai pertanggung jawaban secara pidana atau tidak.
Melakukan malpraktek yuridis melanggar hukum berarti juga melakukan malpraktek etik melanggar kode etik. Sedangkan malpraktek etik belum tentu
merupakan malpraktek yuridis. Apabila seorang bidan melakukan malpraktek etik atau melanggar kode etik. Maka penyelesaian atas hal tersebut dilakukan
oleh wadah profesi bidan yaitu IBI. Dan pemberian sanksi dilakukan berdasarkan peraturan-peraturan yang berlaku didalam organisasi IBI tersebut.
Sedangkan apabila seorang bidan melakukan malpraktek yuridis dan dihadapkan ke muka pengadilan. Maka IBI melalui MPA dan MPEB wajib
melakukan penilaian apakah bidan tersebut telah benar-benar melakukan
Universitas Sumatera Utara
kesalahan. Apabila menurut penilaian MPA dan MPEB kesalahan atau kelalaian tersebut terjadi bukan karena kesalahan atau kelalaian bidan, dan
bidan tersebut telah melakukan tugasnya sesuai dengan standar profesi, maka IBI melalui MPA wajib memberikan bantuan hukum kepada bidan tersebut
dalam menghadapi tuntutan atau gugatan di pengadilan.
B. Saran
1. Kiranya kepada para bidan dapat diberikan pengetahuan mengenai ketentuan- ketentuan hukum yang berkaitan dengan profesinya.
3. Kiranya para bidan lebih bertindak hati-hati dan dapat selalu memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat, dengan begitu
masyarakat puas dan bidan pun dapat terhindar dari tuntutan malpraktek. 4. Kiranya masyarakat pun dapat mengerti bahwa tidak semua akibat negatif
yang timbul sebagai akibat dari kesalahan bidan, karena mungkin saja hal tersebut adalah kecelakaan medik atau hal-hal lain yang tidak dapat
dihindarkan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II PENGATURAN MENGENAI MALPRAKTEK