KESIMPULAN DAN SARAN Penyelesaian Tindak Pidana Malpraktek Yang Dilakukan Oleh Bidan Dalam Perawatan Pasiennya (Analisis Kasus No. 3344/pid.B/2006/PN Mdn)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Faktor-faktor penyebab tindak pidana malpraktek yang dilakukan oleh bidan adalah: a. Kelalaian negligence, culpa b. Kurangnya Pengetahuan dan Pengalaman c. Faktor Ekonomi d. Perubahan Pola Hubungan Bidan-Pasien Sedangkan mengenai upaya-upaya pencegahan tindak pidana malpraktek yang dilakukan oleh bidan adalah: a. Tidak Menjanjikan Atau Memberi Garansi Akan Keberhasilan Upayanya b. Sebelum Melakukan Tindakan Medis Agar Selalu Dilakukan Persetujuan Tindakan Medis Informed Consent c. Mencatat Semua Tindakan Yang Dilakukan Dalam Rekam Medis d. Melakukan Pembinaan Kebidanan Yang Lebih Baik e. Memaksimalkan peran IBI Begitu banyak kasus-kasus yang diajukan ke pengadilan dengan alasan malpraktek yang dilakukan oleh bidan. Akan tetapi banyak pula dari kasus- kasus tersebut yang kandas dalam proses persidangan di pengadilan. Atau dengan kata lain tidak dapat dibuktikan secara hukum mengenai kesalahan yang dilakukan oleh bidan sehingga para tersangka dapat terbebas dari Universitas Sumatera Utara hukuman. Hal ini disebabkan karena dalam proses pemeriksaan perkara di pengadilan, khususnya untuk kasus yang berkaitan dengan malpraktek masih terdapat kendala-kendala yang muncul sehingga menyulitkan proses pembuktiannya. Kendala-kendala tersebut antara lain: a. Kurangnya pengetahuan aparat penegak hukum mengenai hukum kesehatan b. Sulitnya untuk membuktikan kesalahan bidan c. Sulit untuk menentukan kemampuan rata-rata seorang bidan. 2. Untuk menentukan kriteria terjadinya tindakan malpraktek yang dilakukan oleh bidan terdapat pendapat beberapa sarjana yang dapat dijadikan acuan. Sedangkan mengenai penyelesaian tindak pidana malpraktek yang dilakukan oleh bidan yang telah masuk ke pengadilan, semua tergantung kepada pertimbangan hakim yang menangani kasus tersebut untuk menentukan apakah kasus yang ditanganinya termsuk kedalam malpraktek atau tidak. Atau apakah si pelaku dapat dimintai pertanggung jawaban secara pidana atau tidak. Melakukan malpraktek yuridis melanggar hukum berarti juga melakukan malpraktek etik melanggar kode etik. Sedangkan malpraktek etik belum tentu merupakan malpraktek yuridis. Apabila seorang bidan melakukan malpraktek etik atau melanggar kode etik. Maka penyelesaian atas hal tersebut dilakukan oleh wadah profesi bidan yaitu IBI. Dan pemberian sanksi dilakukan berdasarkan peraturan-peraturan yang berlaku didalam organisasi IBI tersebut. Sedangkan apabila seorang bidan melakukan malpraktek yuridis dan dihadapkan ke muka pengadilan. Maka IBI melalui MPA dan MPEB wajib melakukan penilaian apakah bidan tersebut telah benar-benar melakukan Universitas Sumatera Utara kesalahan. Apabila menurut penilaian MPA dan MPEB kesalahan atau kelalaian tersebut terjadi bukan karena kesalahan atau kelalaian bidan, dan bidan tersebut telah melakukan tugasnya sesuai dengan standar profesi, maka IBI melalui MPA wajib memberikan bantuan hukum kepada bidan tersebut dalam menghadapi tuntutan atau gugatan di pengadilan.

B. Saran

1. Kiranya kepada para bidan dapat diberikan pengetahuan mengenai ketentuan- ketentuan hukum yang berkaitan dengan profesinya. 3. Kiranya para bidan lebih bertindak hati-hati dan dapat selalu memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat, dengan begitu masyarakat puas dan bidan pun dapat terhindar dari tuntutan malpraktek. 4. Kiranya masyarakat pun dapat mengerti bahwa tidak semua akibat negatif yang timbul sebagai akibat dari kesalahan bidan, karena mungkin saja hal tersebut adalah kecelakaan medik atau hal-hal lain yang tidak dapat dihindarkan. Universitas Sumatera Utara

BAB II PENGATURAN MENGENAI MALPRAKTEK

Dokumen yang terkait

Pertanggungjawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Korporasi (Studi Kasus Putusan Pengadilan Tinggi Banjarmasin No. 04/Pid. Sus/2011/Pt. Bjm)

1 140 155

Analisis Putusan Sanksi Pidana Malpraktek Yang Dilakukan Oleh Bidan (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Tulungagung)

18 209 106

Tindak Pidana Pencucian Uang Yang Dilakukan Oleh Korporasi Menurut UU No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

2 82 117

Penyelesaian Tindak Pidana Malpraktek Yang Dilakukan Oleh Bidan Dalam Perawatan Pasiennya (Analisis Kasus No. 3344/pid.B/2006/PN Mdn)

6 166 101

Penyelesaian Tindak Pidana Malpraktek Yang Dilakukan Oleh Bidan Dalam Perawatan Pasiennya (Analisis Kasus No. 3344/pid.B/2006/PN Mdn)

3 71 101

Diskresi Kepolisian Republik Indonesia Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Poldasu)

2 56 130

Analisis Kasus Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Karyawan PT. Bank mandiri (Studi Kasus No. 2120/ PID. B/ 2006/ PN. Mdn)

5 71 124

Pertanggungjawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Korporasi (Studi Kasus Putusan Pengadilan Tinggi Banjarmasin No. 04/Pid. Sus/2011/Pt. Bjm)

3 98 139

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pertanggungjawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Korporasi (Studi Kasus Putusan Pengadilan Tinggi Banjarmasin No. 04/Pid. Sus/2011/Pt. Bjm)

0 0 35

Penyelesaian Hukum Dalam Tindak Pidana Perikanan Yang Dilakukan Oleh Warga Negara Asing (Studi kasus No. 584/Pid.B/2007/PN.Mdn)

0 7 75