Analisis tingkat penerimaan Masyarakat Terhadap Keberlangsungan Agroindustri Biodiesel Berbasis CPO di Indonesia. Studi Kasus di PT. XYZ.

1

ANALISIS TINGKAT PENERIMAAN MASYARAKAT
TERHADAP KEBERLANGSUNGAN AGROINDUSTRI
BIODIESEL BERBASIS CPO DI INDONESIA
(STUDI KASUS DI PT. XYZ)

RIDHO ASLAM

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

2

3

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA


Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis
tingkat penerimaan Masyarakat Terhadap Keberlangsungan Agroindustri
Biodiesel Berbasis CPO di Indonesia, Studi Kasus di PT. XYZ”, adalah karya
sendiri dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal/dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian
akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2013

Ridho Aslam
F34080127

4

ABSTRAK

RIDHO ASLAM. Analisis tingkat penerimaan masyarakat terhadap
keberlangsungan agroindustri biodiesel berbasis CPO di Indonesia, Studi kasus di
PT. XYZ. Dibimbing oleh YANDRA ARKEMAN dan HERMAWAN
PRASETYA.
Penelitian ini mengkaji tentang penerimaan masyarakat di sekitar PT.
XYZ terhadap kegiatan pabrik berdasarkan faktor individu dan eksternal.Dalam
penelitian ini, identifikasi penerimaan ditinjau dari lima aspek meliputi
penerimaan terhadap materi pabrik, mesin, dan instrumen, penerimaan terhadap
situasi staf pabrik, penerimaan terhadap proses produksi pabrik, penerimaan
terhadap limbah pabrik, dan penerimaan terhadap dampak pabrik terhadap sosial
ekonomi, dan lingkungan. Hasil dari penelitian ini menunjukan sebagian besar
responden memiliki penerimaan positif terhadap kegiatan pabrik, kecuali terhadap
limbah pabrik. Penelitian ini berguna untuk menjamin keberlanjutan pabrik
dengan meningkatkan dampak positif mereka kepada masyarakat di daerah
operasi.
Kata Kunci: penerimaan, aktivitas pabrik, upaya perusahaan untuk
meningkatkan penerimaan masyarakat

ABSTRACT
RIDHO ASLAM. Analysis Acceptance of Community for Sustainability

Biodiesel Agroindustry Based CPO in Indonesia, Study Case in PT. XYZ.
Supervised by YANDRA ARKEMAN and HERMAWAN PRASETYA.
This research os about acceptance of community around PT. XYZ to their
mills activities based on individual and external factors. In this research,
identification of acceptance is from five aspects includes acceptance toward mills
basic material, machine, and instrument; acceptance toward mills staff situation;
acceptance toward mills production process; acceptance toward mills waste; and
acceptance toward mills impact to the social, economic, and environment. The
result of this research is most of the respondents have positive acceptance toward
mills activities, except the mills waste. This research useful for mills sustainability
guarantee by increase their positive impact to the community in the operation
area.
Keywords: acceptance, mills activities aspects, mills efforts to influence
community in around mills acceptance

5

ANALISIS TINGKAT PENERIMAAN MASYARAKAT
TERHADAP KEBERLANGSUNGAN AGROINDUSTRI
BIODIESEL BERBASIS CPO DI INDONESIA

(STUDI KASUS DI PT. XYZ)

RIDHO ASLAM

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

6

7
Judul Skripsi :Analisis
tingkat
penerimaan
Masyarakat
Terhadap
Keberlangsungan Agroindustri Biodiesel Berbasis CPO di
Indonesia. Studi Kasus di PT. XYZ.

Nama
: RIDHO ASLAM
NIM
: F34080127

Disetujui Oleh

,

Hermawan Prasetya, S.Si, MT
Pembimbing II

Dr. Ir. Yandra Arkeman, M. Eng.
Pembimbing I

Diketahui Oleh

Prof. Dr. Ir. Nastiti Siswi Indrasti
Ketua Departemen


Tanggal Lulus:

i

i

PRAKATA

Puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa atas segala berkat dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis
tingkat penerimaan Masyarakat Terhadap Keberlangsungan Agroindustri
Biodiesel Berbasis CPO di Indonesia, studi kasus di PT. XYZ”.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah banyak membantu, mendukung, dan membimbing
penulis baik secara langsung maupun tidak langsung hingga penyusunan skripsi
ini berjalan dengan lancar. Berikut ini penulis sampaikan rasa terima kasih kepada
orang-orang yang telah membantu penulis tersebut, diantaranya :
1. Dr. Ir. Yandra Arkeman, M. Eng sebagai dosen pembimbing akademik yang

2.


3.
4.

5.

6.
7.
8.
9.
10.
11.

12.

telah membimbing penulis hingga terselesaikannya skripsi ini. Terimakasih
atas segala bimbingan, motivasi, saran, dan pemikirannya
Hermawan Prasetya, S.Si, MT, sebagai dosen pembimbing ke dua yang telah
banyak memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis dalam
melakukan penelitian

Dr. Dwi Setyaningsih, S.TP, M.Si, sebagai dosen penguji yang telah banyak
memberikan masukan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.
Prof. Dr. Ir. Nastiti Siswi Indrasti yang telah banyak memberikan bimbingan
moril selama penulis mengemban ilmu di Departemen Teknologi Industri
Pertanian
Seluruh dosen / staf pengajar Departemen Teknologi Industri Pertanian yang
telah banyak memberikan ilmu dan bimbingan selama penulis menjalankan
perkuliahan
Seluruh staf PT. XYZ . Terimakasih atas kerjasama dan kesediannya dalam
menerima peneliti
Seluruh warga Kelurahan Pelintung, Terimakasih atas kerjasama dan
kesediannya dalam menerima peneliti
Ayahanda penulis, Kasmuri. S.Pd. MM, yang telah banyak membantu dalam
penelitian ini baik moril maupun materil
Mama, Bang Bilal, dek Raudha, Nurjanah dan Nurul atas doa, semangat, dan
motivasi yang diberikan kepada penulis
Arie, Irvan, Jay, Nuni, Asep, Saiful dan seluruh staf Belilepi, terimakasih atas
dukungan dan doanya
Teman-teman terbaik : Fahrudin, Jati, Hilman, Topa, Wan Dodi, Syibli,
Wildan, dan Rahmat yang telah memberi semangat, bantuan, dan mengisi

hari-hari selama penulis melakukan penelitian
Rekan-rekan TIN 45 atas kebersamaan, keakraban, dan solidaritas selama
perkuliahan di Teknologi Industri Pertanian

Bogor, Juli 2013
Ridho Aslam

ii

DAFTAR ISI
i
PRAKATA

i

DAFTAR ISI

ii

DAFTAR TABEL


iii

DAFTAR LAMPIRAN

iii

PENDAHULUAN

1

METODE PENELITIAN

2

Tujuan Penelitian

2

Lokasi dan Waktu Penelitian


2

Metode Penelitian

2

Penentuan Responden Penelitian

4

Metode Pengumpulan Data

4

Metode Pengolahan dan Analisis Data

4

HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden

6
6

Tingkat Penerimaan Masyarakat terhadap PT. XYZ
9
Tingkat penerimaan terhadap input perusahaan dalam melakukan
produksi
9
Tingkat penerimaan terhadap produk utama dan produk sampingan
perusahaan
10
Tingkat penerimaan terhadap limbah yang dihasilkan perusahaan
10
Tingkat penerimaan terhadap dampak keberadaan perusahaan
11
Hubungan karakteristik responden dengan Tingkat Penerimaan terhadap
PT. XYZ
13
Hubungan karakteristik responden dengan tingkat penerimaan terhadap
input perusahaan dalam melakukan produksi
13
Hubungan karakteristik responden dengan tingkat penerimaan terhadap
produk utama dan produk sampingan perusahaan
14
Hubungan karakteristik responden dengan Tingkat penerimaan terhadap
limbah yang dihasilkan perusahaan
15
Hubungan karakteristik responden dengan tingkat penerimaan terhadap
dampak keberadaan perusahaan
16

iii
SIMPULAN DAN SARAN

17

Kesimpulan

17

Saran

17

DAFTAR PUSTAKA

18

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah, persentase, dan kategori responden berdasarkan karakteristik
sosial ekonomi
6
tabel 2. Jumlah, persentase, dan kategori responden berdasarkan prioritas
kebutuhannya
8
tabel 3. Tingkat penerimaan responden secara umum terhadap perusahaan
9
tabel 4. Tingkat penerimaan responden terhadap input perusahaan
9
tabel 5. Tingkat penerimaan responden terhadap produk utama dan produk
sampingan perusahaan
10
tabel 6. Tingkat penerimaan responden terhadap limbah yang dihasilkan
perusahaan
10
tabel 7. Tingkat penerimaan terhadap dampak keberadaan perusahaan
11
tabel 8. Tingkat penerimaan responden terhadap dampak sosial perusahaan
11
tabel 9. Tingkat penerimaan responden terhadap dampak ekonomi perusahaa 12
tabel 10. Tingkat penerimaan responden terhadap dampak lingkungan perusahaan
13
tabel 11. Hubungan karakteristik responden terhadap tingkat penerimaan input
perusahaan
14
tabel 12. Hubungan karakteristik responden dengan tingkat penerimaan terhadap
produk utama dan produk sampingan perusahaan
15
tabel 13. Hubungan karakteristik responden dengan tingkat penerimaan terhadap
limbah perusahaan
15
tabel 14. Hubungan karakteristik responden dengan tingkat penerimaan terhadap
dampak keberadaan perusahaan
16

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Riwayat Hidup

19

Lampiran 2. Pengolahan Data

20

1

1

PENDAHULUAN

Biodiesel adalah metil ester yang dihasilkan dari reaksi transesterifikasi
trigliserida yang salah satunya berasal dari minyak sawit. Biodiesel dengan
spesifikasi sesuai ASTM D-6751 atau standar lainnya telah dinyatakan sebagai
bahan bakar alternatif menggantikan minyak solar. (Prakoso, 2005).
Di beberapa negara, tingkat konsumsi biodiesel sudah cukup tinggi yang
terutama dicampurkan dengan minyak solar menggunakan perbandingan 80%
minyak solar : 20% biodiesel (B20). B20 merupakan campuran ideal antara
biodiesel dan minyak solar yang memberikan performa mesin paling optimum dan
B20 telah direkomendasi oleh beberapa produsen mesin diesel (Nasikin, 2004 &
Sazdanoff, 2006).
Nasikin (2004) menyebutkan konsumsi minyak solar lndonesia adalah 23
juta kilo liter per tahun dan saat ini sebagian dari jumlah tersebut adalah hasil
impor yang menyebabkan lndonesia telah menjadi net-impoter minyak.
Mengingat cadangan minyak lndonesia yang semakin terbatas, implementasi
biodiesel sebagai bahan bakar alternatif sebaiknya segera direalisasikan.
Kebutuhan biodiesel yang sangat besar untuk menggantikan minyak solar akan
meningkatkan usaha pengembangan industri biodiesel di lndonesia di samping
akan lebih menggairahkan pertanian kelapa sawit. Di samping itu, potensi
pengembangan industri biodiesel sangat besar ditunjang oleh kapasitas poduksi
GPO dalam negeri yang mencapai 8.000 ton per tahun. Produksi CPO dalam
negeri diprediksi mencapai 12.000 ton pada tahun 2020 mengalahkan Malaysia.
Saal ini, CPO Indonesia sebagian besar diekspor sehingga diperlukan upaya dalam
pemanfaatkan CPO menjadi bahan yang memiliki nilai tambah lebih tinggi
melalui diversifikasi produk.
Namun demikian, alokasi pendirian agroindustri biodiesel merupakan
perihal yang membutuhkan persiapan yang sangat matang. Selama ini alokasi
pendirian agroindustri di Indonesia senantiasa terbentur pada berbagai hambatan
seperti infrastruktur yang buruk, sulitnya jalur birokrasi perolehan hak
kepemilikan lahan, hingga perlawanan dari masyarakat sekitar agroindustri akibat
keberlangsungan agroindustri justru berdampak buruk bagi kehidupan dan
kenyamanan masyarakat lokal.
Beragamnya peraturan dan kebijakan lokal akibat beragamnya kebudayaan
dan suku pada masyarakat Indonesia, serta sulitnya penerapan peraturan yang
berlaku universal menyebabkan alokasi pendirian agroindustri mesti melibatkan
masyarakat lokal dan masyarakat global sebagai faktor penting dalam menilai
keberlangsungan suatu agroindustri. Salah satu yang dapat menjadi indikator
tersebut adalah dengan mengevaluasi tingkat penerimaan masyarakat terhadap
keberlangsungan agroindustri biodiesel baik pengaruhnya terhadap kehidupan
masyarakat lokal maupun pengaruhnya terhadap masyarakat global sebagai
konsumen.
Menurut Ambadar (2008) dan Agarwal (2006), suatu bisnis yang
bertanggung jawab secara sosial mempertimbangkan tidak hanya ”apa yang
terbaik bagi perusahaannya”, tetapi juga ”apa yang terbaik bagi masyarakat

2

umum”. Oleh karena itu, perusahaan perlu untuk mengetahui apa yang diharapkan
oleh masyarakat sekitar terhadap kehadirannya agar dapat memenuhi
kebutuhannya. Hadi (2001) mengutip Cutlip dan Center, menyatakan bahwa
kepentingan komunitas itu tercakup dalam sebelas unsur, yaitu: (1) kesejahteraan
komersial, (2) dukungan agama, (3)lapangan kerja, (4) fasilitas pendidikan yang
memadai, (5) hukum, ketertiban dan keamanan, (6) pertumbuhan penduduk, (7)
perumahan beserta kebutuhannya yang sesuai, (8) kesempatan berekreasi dan
berkebudayaan yang bervariasi, (9) perhatian terhadap keselamatan umum, (10)
penanganan kesehatan yang progresif, dan (11) pemerintahan ketataprajaan yang
cakap.
Hasil penelitian tingkat penerimaan masyarakat terhadap keberlangsungan
agroindustri biodiesel ini ke depannya akan diperlukan untuk mengevaluasi
keberlangsungan agroindustri biodiesel berbasis CPO serta
pertumbuhan
ekonomi dalam meningkatan kesejahteraan sosial diantara semua pemangku
kepentingan. Hasil penelitian ini juga dapat memberikan konteks sosial dan
hukum dimana potensi perbaikan dalam pembangunan ekonomi dan keamanan
energi dapat dimodelkan, sehingga dapat tercipta jaminan keberlangsungan
agroindustri biodiesel berbasis CPO.

METODE PENELITIAN

Tujuan Penelitian
Penelitian
analisis
tingkat
penerimaan
masyarakat
terhadap
keberlangsungan agroindustri biodiesel berbasis CPO di Indonesia ini bertujuan
untuk:
1. Memaparkan hasil analisis tingkat penerimaan masyarakat terhadap
keberadaan agroindustri biodiesel berbasis CPO di Indonesia guna
membantah isu yang merugikan agroindustri biodiesel di Indonesia.
2. Sebagai bahan pertimbangan agroindustri biodiesel di Indonesia dalam
merumuskan kebijakan Corporate Social Responsibility (CSR).
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah PT. XYZ , Provinsi Riau, dan masyarakat
Kelurahan Pelintung, Kecamatan Medang Kampai yang berada di sekitar
perusahaan. Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan, yaitu dari bulan Maret
hingga Juni 2012.
Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur penerimaan masyarakat sekitar
terhadap aktivitas perusahaan, sehingga peneliti menggunakan pendekatan

3
kuantitatif berdasarkan metode Prasetyo (2006). Data utama yang dihasilkan dari
penelitian ini berupa data kuantitatif, dengan didukung oleh data kualitatif.
Pendekatan kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode survei, yaitu wawancara dengan menggunakan kuesioner,
untuk kemudian seluruh jawaban yang diperoleh peneliti dicatat dan diolah.
Pertanyaan dalam kuesioner tersebut terdiri dari pertanyaan tertutup dan
pertanyaan setengah terbuka. Pertanyaan tertutup digunakan untuk menghindari
kesalahan penerimaan antara jawaban yang diinginkan peneliti dengan jawaban
yang diberikan responden, sedangkan pertanyaan setengah terbuka digunakan
untuk memberikan pilihan alternatif jawaban lain kepada responden apabila
jawaban yang diinginkan responden tidak terdapat dalam pilihan yang ada.
Adapun data kualitatif digunakan untuk menggali informasi lebih dalam dan
untuk menunjang dalam menginterpretasi data kuantitatif. Data kualitatif dalam
penelitian ini didapatkan dengan wawancara mendalam kepada responden dan
informan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner,
sehingga dapat memberikan makna pada tabel-tabel yang akan disajikan.
Penelitian sebelumnya mengenai tanggung jawab sosial perusahaan
berkaitan dengan pengembangan dan penerimaan masyarakat yang dilakukan oleh
Setianingrum (2007). Penelitian ini dilakukan terhadap PT. ISM Bogasari Flour
Mills. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan
yang dilakukan Bogasari tidak hanya dilakukan sekedar sebagai “kewajiban dan
kepedulian” perusahaan untuk membantu tetapi sudah lebih peka terhadap
keberadaan dan partisipasi dari masyarakat dengan sifat memberdayakan.
Kesimpulan ini berdasarkan pada telah terinternalisasinya konsep CSR dan
community development pada kebijakan perusahaan tersebut dan tertuang dalam
lima falsafah yang dianut Bogasari.
Menurut Setianingrum (2007), strategi perusahaan dalam mewujudkan
tanggung jawab sosial perusahaan dan pelaksanaan kegiatan operasional
perusahaan adalah dengan mengedepankan Panca Bhakti (dasar untuk
mewujudkan pembangunan berkelanjutan) dan keunggulan yang dimiliki
perusahaan. Bentuk-bentuk penerapan CSR yang dilakukan Bogasari yaitu berupa
charity dan partisipasi. Adapun manfaat umum pelaksanaan community
development Bogasari adalah (1) meningkatkan kesejahteraan dari kapasitas
masyarakat dengan mengembalikan sebagian keuntungan yang diperoleh
perusahaan dari sumber daya yang berasal dari masyarakat kepada masyarakat itu
sendiri (jangka panjang), (2) dapat mempromosikan perusahaan untuk
membangun citra dan hubungan yang baik terhadap masyarakat sehingga tercipta
kelangsungan operasi perusahaan yang sustainable termasuk membantu mengatasi
konflik-konflik yang muncul, (3) dapat mendukung keberlanjutan hubungan dan
keberhasilan bisnis perusahaan.
Penelitian lainnya yang berkaitan dengan pengaruh pelaksanaan tanggung
jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dilakukan oleh Aprilianti (2007).
Penelitian ini dilakukan di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor dan komunitas
sekitarnya. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengimplementasian
tanggung jawab sosial perusahaan memberikan manfaat, baik bagi pihak
perusahaan, masyarakat sekitar, dan pemerintah. Manfaatnya bagi perusahaan
adalah terhindar dari hal-hal yang sekiranya akan membahayakan keberlanjutan
PT. Antam Tbk UBPE Pongkor, karena masyarakat akan memberikan support

4

positif pada perusahaan dan mengurangi jumlah PETI (Pertambangan Tanpa Izin).
Manfaatnya bagi masyarakat adalah secara tidak langsung membantu masyarakat
dalam meningkatkan kualitas hidup mereka, baik dalam kualitas SDM maupun
ekonomi dan program kemitraan sangat memberi manfaat pada masyarakat karena
program ini membantu peningkatan pendapatan warga masyarakat di suatu
wilayah. Selain itu, manfaatnya bagi pemerintah adalah membantu pemerintah
dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial yang tidak dapat diselesaikan
sendiri oleh pemerintah.

Penentuan Responden Penelitian
Unit analisis yang dipilih dalam penelitian ini adalah individu. Responden
yang dipilih merupakan penduduk yang telah berusia 17 tahun atau 17 tahun ke
atas di daerah yang berbatasan dengan PT. XYZ serta merasakan dampak yang
ditimbulkan oleh perusahaan yaitu Kelurahan Pelintung, Kecamatan Medang
Kampai, Kotamadya Dumai, Propinsi Riau. Adapun populasi penelitian ini
berjumlah 434 orang. Besaran sampel yang digunakan berdasarkan perhitungan
dengan menggunakan rumus Slovin dengan nilai kritis (e) sebesar 15 persen
adalah 40 orang. Cara perhitungannya adalah:

n ≈ 40 orang
dimana, n = besaran sampel
N = besaran populasi
e = nilai kritis atau batas ketelitian yang ditentukan sebesar 15%.
Penggunaan nilai kritis sebesar 15 persen ini disebabkan penduduk di lokasi
penelitian didominasi oleh pendatang yang baru pindah ke lokasi dan kurang
mengetahui mengenai lingkungan mereka sendiri.
Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer
didapatkan dari hasil wawancara terstruktur menggunakan kuesioner. Selain itu,
data primer juga didapatkan dengan mewawancarai sejumlah informan
menggunakan panduan pertanyaan untuk mendukung data hasil survei. Data
sekunder didapatkan dari analisis dokumen dan pustaka.

Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data hasil kuesioner terhadap responden diolah untuk ditentukan total
skor. Rentang skor untuk setiap pertanyaan adalah 1-5 poin. Skor akan diberikan
nilai rendah untuk setiap jawaban yang mewakili ketidak-setujuan terhadap
pernyataan kuesioner, sementara skor akan diberi nilai tinggi untuk setiap jawaban
yang mewakili kesetujuan responden. Skor secara garis besar akan dikategorikan

5
menjadi tiga, yakni penerimaan masyarakat tinggi, penerimaan masyarakat
sedang, dan kurang menerima. Selanjutnya total skor ini akan dikorelasikan
dengan karakteristik responden seperti tingkat pendidikan, pendapatan, dan jarak
tempat tinggal responden dengan menggunakan program Statistical Program for
Sosial Sciences (SPSS version 16.0). Data tersebut ditabulasi dan dianalisis secara
deskriptif. Berikut cara menentukan batas skor total dalam penelitian ini:
µ=1/2 (Imax+Imin)∑k
σ=1/6

(Xmax-Xmin)

Keterangan:
µ:
Rerata Hipotetik Deviasi Standar Hipotetik
σ:
Deviasi Standar Hipotetik
Imax: Skor maksimal item (pertanyaan)
Imin: Skor minimal item
Xmax: Skor maksima Subjek
Xmin: Skor minimal subjek
Σk: Jumlah pertanyaan
Catatan: Skor maksimal adalah skor tertinggi yang dapat dicapai oleh subjek.
Penerimaan rendah = X < (µ-1.σ)
Penerimaan sedang = (µ-1.σ) < X (µ+1.σ)
Data juga dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman dan
uji Kai Kuadrat (X2). Uji korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengukur
korelasi antar dua variabel yang memiliki tingkat pengukuran ordinal-ordinal,
sedangkan uji Kai Kuadrat digunakan untuk mengukur korelasi antar dua variabel
yang memiliki tingkat pengukuran nominal-ordinal. Data dari informan akan
diinterpretasikan langsung untuk memberikan makna pada data hasil analisis
statistik yang telah didapatkan. Adapun kriteria pengujian pada uji Rank
Spearman adalah H0 diterima jika P value > 0,05 dan H0 ditolak jika P value <
0,05 (Priyatno, 2008). Kriteria pengujian pada uji Kai Kuadrat adalah H0 ditolak
apabila nilai X2 hitung> X2 tabel dan H0 diterima apabila nilai X2 hitung < X2
tabel (Priyatno, 2008). Sugiyono (2007) memberikan pedoman untuk
menginterpretasi koefisien korelasi. Nilai koefisien korelasi tersebut dibagi
menjadi sangat lemah (0,00-0,199), lemah (0,20-0,399), sedang (0,40-0,599), kuat
(0,60-0,799), dan sangat kuat (0,80-1,00).

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini mencakup umur, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat kesejahteraan dan tingkat pendapatan.
Tabel 1 menggambarkan karakteristik responden dalam penelitian ini.
Tabel 1. Jumlah, Persentase, dan Kategori Responden Berdasarkan
Karakteristik Sosial Ekonomi
Karakteristik
Responden
Usia

Kategori

Jumlah

Produktif (15-64 tahun):
1. 15 - 30 tahun
2. 31 - 47
3. 48 – 64

Persen
(%)

14
22
4

35
55
10

40

100

15
25

37,5
62,5

11
12
17

27,
5
30
27.
5

40

100

6
16
18

15
40
45

40

100

Rata-rata: 32 tahun
Total
Jenis kelamin
Tingkat pendidikan

1. Laki-laki
2. Perempuan
1.
2.
3.

Rendah (tidak sekolah / lulus SD)
Sedang (Lulus SMP)
Tinggi (lulus SMA)

Total
Status pekerjaan

1.
2.
3.

Bekerja di dalam perusahaan
Bekerja di luar perusahaan
Tidak bekerja
Total

Jarak tempat tinggal

1.

Dekat ( < 1 Km )

14

35

responden

2.

Sedang ( 1 – 2 Km )

16

40

3.

Jauh ( 2 – 3 Km )

10

25

40

100

Rata-rata: 1.2 Km
Total

Tingkat

1.

Sejahtera

28

70

Kesejahteraan

2.

Belum Sejahtera

12

30

Total

40

7

Adapun penjelasan dari masing-masing variabel karakteristik responden ini
(Tabel. 1) antara lain:
1) Usia
Responden dalam penelitian ini memiliki rentang usia mulai dari 17 tahun
sampai dengan 53 tahun. Sebagian besar responden berada pada kelompok usia
31-47 tahun (55 persen). Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa
seluruh responden berada dalam usia produktif. Usia produktif juga menandakan
kebutuhan responden akan lapangan pekerjaan apabila responden pada usia
tersebut belum bekerja atau tidak sedang menempuh pendidikan. Hal ini berkaitan
dengan kebutuhan responden terhadap perusahaan sebagai penyedia lapangan
pekerjaan terdekat di lingkungan sekitarnya.
2) Jenis Kelamin
Responden dalam penelitian ini didominasi oleh perempuan (62,5 persen).
Hal ini dapat disebabkan oleh waktu penelitian yang sebagian besar dilaksanakan
pada jam kerja dan pada hari kerja. Sebagian besar responden perempuan tersebut
ditemui di rumah masing-masing. Responden perempuan tersebut sebagian besar
bekerja tidak jauh dari lokasi tempat tinggalnya sehingga lebih mudah ditemui.
Ada yang merupakan ibu rumah tangga, pegawai pabrik, guru di SD di
lingkungan tersebut dan pedagang yang berjualan di sekitar rumahnya. Sedangkan
responden laki-laki memiliki jam kerja yang lebih lama yaitu hingga sore hari
ataupun berada di luar kota pada hari kerja dan hanya dapat ditemui pada hari
libur (sabtu dan minggu).
3) Tingkat Pendidikan
Pendidikan terakhir tertinggi masyarakat sekitar yang menjadi responden
adalah S1. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden
berpendidikan SMA (sederajat). Terdapat pula responden yang tidak pernah
bersekolah. Tokoh masyarakat setempat juga mengatakan bahwa sebagian besar
warganya bersekolah hingga tingkat SMA. Hanya sebagian kecil warganya yang
mampu yang dapat melanjutkan sekolah hingga tingkat yang lebih tinggi. Warga
yang mengenyam pendidikan hingga SMA tersebut sebagian besar adalah warga
yang berusia muda. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden memiliki tingkat pendidikan yang rendah.
4) Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan responden dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori,
yaitu bekerja di dalam perusahaan, bekerja di luar perusahaan, dan tidak bekerja.
Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa terdapat 15 persen responden bekerja
di dalam perusahaan, 40 persen responden bekerja di luar perusahaan, dan 45
persen responden tidak bekerja. Responden yang memiliki pekerjaan berhubungan
langsung dengan perusahaan/pabrik sebagian besar bekerja di bagian produksi di
pabrik. Terdapat pula responden yang bekerja di PT. XYZ . Responden yang
memiliki pekerjaan tidak berhubungan langsung dengan perusahaan/pabrik terdiri
dari aparat pemerintahan (RT), buruh (bangunan dan lainnya), pegawai toko,

8

mekanik, PNS (kelurahan), guru, wirausaha (pedagang, pemilik rumah kontrakan,
dan pemulung), dan guru mengaji (ustad). Responden yang tidak bekerja terdiri
dari ibu rumah tangga, pelajar SMA, mahasiswa, dan pencari kerja
(pengangguran). Sebagian besar responden merupakan ibu rumah tangga (33
persen). Hal ini dapat disebabkan oleh waktu pelaksanaan penelitian sebagian
besar dilakukan pada hari dan jam kerja (12.00-18.00 WIB). Urutan terbanyak
setelah ibu rumah tangga adalah wirausaha (15 persen) dan buruh pabrik (15
persen). Responden yang berwirausaha sebagian besar merupakan pedagang yang
berjualan di area sekitar rumahnya atau di sekolah dasar di lingkungan tersebut.
Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa responden yang bekerja memiliki
pekerjaan yang tidak berhubungan langsung dengan perusahaan/pabrik. Hanya
terdapat 6 orang yang pekerjaannya berhubungan secara langsung dengan
perusahaan/pabrik.
5)Tingkat Kesejahteraan
Variabel tingkat kesejahteraan dalam penelitian ini diidentifikasi dari
prioritas pengeluaran responden untuk memenuhi kebutuhannya yang mencakup
kebutuhan makan, perumahan, pendidikan, kesehatan, rekreasi, barang mewah,
ibadah, modal bisnis, pakaian, dan tabungan. Responden diminta untuk
menyebutkan jumlah pengeluaran mereka selama satu bulan untuk kebutuhan
kebutuhan tersebut. Adapun responden yang merasa kesulitan untuk mengingat
jumlah pengeluaran mereka untuk masing-masing kebutuhan diminta untuk
memberikan urutan pengeluaran terbesar untuk masing-masing kebutuhan
tersebut, mulai dari kebutuhan dengan pengeluaran yang paling besar hingga
pengeluaran yang paling kecil dalam satu bulan tersebut.
Responden dalam penelitian ini sebagian besar memprioritaskan
kebutuhan makan sebagai pengeluaran terbesar setiap bulannya. Berdasarkan
www.datastatistik-Indonesia.com (14/11/2012, 8:56), besar kecilnya proporsi
pengeluaran untuk konsumsi makanan terhadap seluruh pengeluaran rumah
tangga dapat memberikan gambaran kesejahteraan rumah tangga tersebut. Jika
sebagian besar pengeluaran digunakan untuk kebutuhan makan, maka dapat
diindikasikan bahwa sebagian besar responden belum sejahtera.
Tabel 2. Jumlah, Persentase, dan Kategori Responden Berdasarkan Prioritas
Kebutuhannya
Prioritas Kebutuhan
Makan
Perumahan
Pendidikan
Modal bisnis
Tabungan
Jumlah

Jumlah
28

Persen (%)
70

Kategori
Belum sejahtera

1
5
4
2
40

2,5
12,5
10
5
100

Sejahtera

6) Jarak Tempat Tinggal responden

9
Jarak tempat tinggal responden terdekat terhadap PT. XYZ adalah 0,01
Km dan jarak terjauh adalah 3 Km. Adapun jarak rata-rata tempat tinggal
responden terhadap PT. XYZ adalah 1.2 Km. Berdasarkan hal tersebut, dapat
diketahui bahwa responden penelitian ini sebagian besar memiliki jarak tempat
tinggal yang sedang terhadap PT. XYZ .

Tingkat Penerimaan Masyarakat terhadap PT. XYZ
Tingkat penerimaan masyarakat terhadap PT. XYZ pada umumnya masuk
dalam kategori tingkat penerimaan sedang, yakni 82.5 % responden memiliki
tingkat penerimaan sedang terhadap PT. XYZ (Tabel. 3). Tingkat penerimaan
masyarakat terhadap PT. XYZ tersebut terdiri dari Penerimaan terhadap bahan
baku, mesin, dan peralatan yang digunakan oleh PT. XYZ ; Penerimaan terhadap
tenaga kerja PT. XYZ ; Penerimaan terhadap proses produksi PT. XYZ ;
Penerimaan terhadap limbah yang dihasilkan oleh PT. XYZ ; dan Penerimaan
terhadap dampak kehadiran PT. XYZ yang terdiri dari dampak sosial, ekonomi,
dan lingkungan.
Tabel 3. Tingkat penerimaan responden secara umum terhadap perusahaan
Tingkat penerimaan responden
Jumlah
Persentase
(%)
Penerimaan Tinggi
Penerimaan Sedang
Penerimaan Rendah

5
33
2

12,5
82,5
5

Total

40

100

Tingkat penerimaan terhadap input perusahaan dalam melakukan produksi
Tabel 4. Tingkat penerimaan responden terhadap input perusahaan
Tingkat penerimaan responden

Jumlah

Persentase
(%)

Penerimaan Tinggi
Penerimaan Sedang
Penerimaan Rendah

5
30
5

12,5
75
12,5

Total

40

100

Mayoritas responden memiliki tingkat penerimaan sedang terhadap input
perusahaan dalam melakukan produksi, yakni 75% responden. Sementara
responden yang memiliki penerimaan tinggi terhadap input perusahaan memiliki
nilai yang sebanding dengan responden yang memiliki penerimaan rendah yakni
masing-masing 5%. Hal ini cukup menarik karena sebagian besar responden
mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui proses produksi yang dilakukan oleh
PT. XYZ . Responden menganggap bahwa PT. XYZ tidak pernah melakukan

10

sosialisasi mengenai bahan baku, mesin, dan peralatan yang digunakannya. Selain
itu, aspek penerimaan yang dikaji ini yaitu bahan baku, mesin, dan peralatan
bukan merupakan hal yang penting bagi responden. Responden menjawab
pertanyaan dalam penelitian ini berdasarkan pengetahuannya mengenai
perusahaan bahwa perusahaan menghasilkan produk untuk dijual ke luar negeri
(ekspor) sehingga menggunakan bahan baku, mesin, dan peralatan yang
berkualitas tinggi dan aman bagi lingkungan.
Terdapat 5 persen responden dengan penerimaan negatif terhadap bahan
baku, mesin dan peralatan yang digunakan oleh PT. XYZ . Responden tersebut
memiliki pandangan bahwa bahan baku yang digunakan oleh PT. XYZ tidak
aman bagi lingkungan, mesin yang digunakan menghasilkan polusi udara dan
menghasilkan bunyi yang mengganggu, dan kegiatan produksi perusahaan kurang
aman bagi lingkungan.
Tingkat penerimaan terhadap produk utama dan produk sampingan
perusahaan
Tingkat penerimaan responden terhadap produk utama dan produk
sampingan perusahaan cukup baik, mayoritas responden memiliki tingkat
penerimaan sedang, dan 37,5 % lainnya bahkan memiliki tingkat penerimaan yang
tinggi, serta sekitar 10 % yang memiliki tingkat penerimaan yang rendah. Hal ini
disebabkan produk utama perusahaan adalah produk yang sangat dikenal dan
dibutuhkan oleh masyarakat dan telah terstandarisasi oleh instansi yang
berwenang, sehingga produk sampingan (limbah) menurut sebagian responden
sudah ditanggulangi perusahaan cukup baik. Sementara 10 % responden yang
menolak mengatakan sebaliknya.
Tabel 5. Tingkat penerimaan responden terhadap produk utama dan produk
sampingan perusahaan
Tingkat penerimaan responden

Jumlah

Penerimaan Tinggi
Penerimaan Sedang
Penerimaan Rendah

15
21
4

Persentase
(%)
37,5
52,5
10

Total

40

100

Tingkat penerimaan terhadap limbah yang dihasilkan perusahaan
Tabel 6. Tingkat penerimaan responden terhadap limbah yang dihasilkan
perusahaan
Tingkat penerimaan responden
Penerimaan Tinggi
Penerimaan Sedang
Penerimaan Rendah

Jumlah
0
16
24

Persentase
(%)
0
40
60

11

Total

40

100

Tingkat penerimaan terhadap limbah yang dihasilkan perusahaan cukup
mengkhawatirkan. Sebagian besar responden (60 %) memiliki tingkat penerimaan
yang rendah. Responden yang memiliki tingkat penerimaan rendah tersebut
menganggap bahwa limbah yang dihasilkan oleh perusahaan berbahaya bagi
lingkungan, sulit diatasi, dan tidak dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
Berbeda dengan proses produksi perusahaan dan produk yang dihasilkan
perusahaan, limbah yang dihasilkan oleh PT. XYZ lebih dekat dengan kehidupan
masyarakat sekitar sehingga lebih dirasakan oleh responden. Sementara 40 %
responden yang memiliki tingkat penerimaan sedang mengatakan bahwa PT. XYZ
telah berusaha menimalisir dampak buruk keberadaan limbah dengan membangun
sejumlah unit instalasi limbah guna menangani persoalan limbah, sehingga limbah
yang dihasilkan PT. XYZ tidak lagi berbahaya bagi lingkungan masyarakat
sekitar.
Tingkat penerimaan terhadap dampak keberadaan perusahaan
Tingkat penerimaan resonden terhadap dampak keberadaan perusahaan
secara total dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 7. Tingkat penerimaan terhadap dampak keberadaan perusahaan
Tingkat penerimaan responden

Jumlah

Penerimaan Tinggi
Penerimaan Sedang
Penerimaan Rendah

10
26
4

Persentase
(%)
25
65
10

Total

40

100

Tingkat penerimaan responden terhadap dampak keberadaan perusahaan
diukur melalui 3 variabel, yakni; variabel dampak sosial; variabel dampak
ekonomi; dan variabel dampak lingkungan. Adapun penjabaran masing-masing
variabel disajikan berikut:
a. Dampak Sosial
Tabel 8. Tingkat penerimaan responden terhadap dampak sosial perusahaan
Tingkat penerimaan responden

Jumlah

Penerimaan Tinggi
Penerimaan Sedang
Penerimaan Rendah

4
31
5

Persentase
(%)
10
77,5
12,5

Total

40

100

12

Terdapat 77,5% responden memiliki tingkat penerimaan sedang, diikuti
dengan responden yang memiliki tingkat penerimaan rendah sebesar 12,5%, dan
responden dengan tingkat penerimaan tinggi sebesar 10%. Keberadaan PT. XYZ
dianggap oleh sebagian besar responden mendatangkan hal positif bagi kehidupan
sosial mereka. Sebagian besar responden juga mengetahui manfaaat sosial
keberadaan PT. XYZ di wilayah mereka. Selain itu, beberapa responden dapat
menyebutkan bantuan-bantuan sosial yang diberikan PT. XYZ
terhadap
masyarakat di sekitarnya.
Terdapat 12,5 persen responden dengan tingkat penerimaan rendah
terhadap dampak sosial keberadaan PT. XYZ . Responden tersebut menganggap
bahwa kehadiran pendatang akibat keberadaan perusahaan merupakan hal yang
cukup mengganggu dan meningkatkan kriminalitas di lingkungan mereka.
Pendatang tersebut juga dianggap memiliki kesempatan yang lebih besar untuk
bekerja di PT. XYZ . Adapun kegiatan sosial yang dilakukan oleh PT. XYZ
dianggap belum cukup untuk membantu masyarakat sekitar.

b. Dampak Ekonomi
Tabel 9. Tingkat penerimaan responden terhadap dampak ekonomi perusahaa
Tingkat penerimaan responden

Jumlah

Penerimaan Tinggi
Penerimaan Sedang
Penerimaan Rendah

24
15
1

Persentase
(%)
60
37,5
2,5

Total

40

100

Terdapat 60% responden memiliki tingkat penerimaan tinggi terhadap
dampak ekonomi keberadaan PT. XYZ . Sebagian besar responden menganggap
bahwa keberadaan PT. XYZ memberikan dampak positif bagi perekonomian
penduduk di sekitarnya. Dampak tersebut dapat terlihat dari adanya berbagai
usaha baru yang dapat dibuka oleh masyarakat sekitar, antara lain berdagang dan
membuka usaha kontrakan. Tingginya tingkat penerimaan respoden terhadap
dampak keberadaan perusahaan dalam hal ekonomi ini didasarkan pula oleh
adanya harapan respoden bahwa perusahaan akan melakukan bantuan ekonomi
terhadap masyarakat sekitar. Contohnya yaitu memberikan kredit bagi usaha yang
dijalankan masyarakat sekitar, mengadakan kegiatan usaha kecil bersama
masyarakat sekitar, dan memberdayakan masyarakat sekitar. Responden
beranggapan bahwa perusahaan hidup bersama masyarakat di sekitarnya sehingga
harus dapat membantu masyarakat sekitar. Responden tetap memiliki tingkat
penerimaan tinggi terhadap dampak ekonomi keberadaan PT. XYZ meskipun
harapan respoden tersebut belum sepenuhnya dapat dipenuhi oleh PT. XYZ .
Adapun 2,5 persen responden yang memiliki tingkat penerimaan rendah
menganggap bahwa terbukanya peluang baru bagi masyarakat sekitar bukanlah
disebabkan oleh kehadiran PT. XYZ di wilayah tersebut. Responden tersebut juga

13
beranggapan bahwa PT. XYZ
sekitar.

belum memperhatikan kebutuhan masyarakat

c. Dampak Lingkungan
Tabel 10. Tingkat penerimaan responden terhadap dampak lingkungan perusahaan
Tingkat penerimaan responden

Jumlah

Penerimaan Tinggi
Penerimaan Sedang
Penerimaan Rendah

2
31
7

Persentase
(%)
5
77,5
17,5

Total

40

100

Terdapat 77,5 persen responden dengan tingkat penerimaan sedang
terhadap dampak lingkungan keberadaan PT. XYZ di wilayah mereka. Sebagian
besar respoden yang memiliki tingkat penerimaan sedang dan penerimaan tinggi
menganggap bahwa lingkungan hidup di sekitar PT. XYZ terjaga dengan baik
dan PT. XYZ melakukan hal yang baik bagi kelestarian lingkungan hidup. Selain
itu, responden juga menganggap bahwa PT. XYZ telah melakukan upaya untuk
mengurangi limbah dan air kotor yang dihasilkannya.
Responden dengan tingkat penerimaan sedang (17,5 persen) menganggap
bahwa PT. XYZ belum melakukan kegiatan yang baik untuk menjaga kelestarian
lingkungan, belum berupaya untuk masalah lingkungan hidup yang terjadi di
sekitarnya, dan tidak mendengarkan keluhan masyarakat sekitar mengenai
lingkungan hidup. Selain itu, responden menganggap bahwa upaya untuk
mengurangi limbah dan air kotor yang dilakukan oleh PT. XYZ belum cukup
untuk menjaga lingkungan. Perlu diadakan upaya lebih untuk menjaga lingkungan
hidup.

Hubungan karakteristik responden dengan Tingkat Penerimaan
terhadap PT. XYZ
Hubungan karakteristik responden dengan tingkat penerimaan responden
terhadap PT. XYZ dapat diketahui melalui uji Kai Kuadrat (X2) dan uji Rank
Spearman. Uji Kai Kuadrat digunakan untuk mengetahui hubungan antara
variabel jenis kelamin, tingkat kesejahteraan dan jenis pekerjaan dengan tingkat
penerimaan responden terhadap PT. XYZ . Uji Rank Spearman digunakan untuk
mengetahui hubungan antara variabel usia; tingkat pendidikan; tingkat
pendapatan; dan jarak terhadap tingkat penerimaan responden.
Hubungan karakteristik responden dengan tingkat penerimaan terhadap
input perusahaan dalam melakukan produksi
Berdasarkan tabel korelasi rank spearman dapat diketahui terdapat
hubungan positif disemua karakteristik responden dengan penerimaan terhadap

14

input perusahaan (Tabel. 11). Adapun hubungan ikatannya adalah lemah. Ini dapat
diartikan tidak ada hubungan signifikan antara usia, tingkat pendidikan, tingkat
kesejahteraan, dan jarak terhadap input perusahaan dalam melakukan produksi.
Sementara untuk uji kai kuadrat, jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap input
perusahaan dalam melakukan produksi.
Tabel 11. Hubungan karakteristik responden terhadap tingkat penerimaan input
perusahaan
No

Karakteristik Responden

Nilai
Nilai
Korelasi/Chi Peluang/DF
Square
0.387
0.014

1

Usia

2

Jenis kelamin

15.182

11

3
4

Tingkat pendidikan
Jenis pekerjaan

0.436
54.278

0.005
22

5

Tingkat kesejahteraan

18.69

11

6

Jarak

0.105

0.518

Keterangan

Positif dan
lemah
X hitung < X
tabel
X hitung > X
tabel
X hitung < X
tabel
Postitif dan
lemah

Hubungan antara jenis pekerjaan dengan Penerimaan responden terhadap
input perusahaan dalam melakukan produksi diuji dengan menggunakan uji Kai
Kuadrat. Adapun hasil uji tersebut dapat diketahui bahwa H0 ditolak, artinya ada
hubungan antara jenis pekerjaan dengan penerimaan terhadap input perusahaan
dalam melakukan produksi, yakni responden yang tidak bekerja umumnya
memiliki penerimaan yang lebih rendah terhadap input perusahaan khususnya
input tenaga kerja perusahaan. Sebagian besar responden yang tidak bekerja
menganggap bahwa perusahaan lebih memprioritaskan tenaga kerja yang berasal
dari luar daerah daripada masyarakat sekitar. Sementara tingkat kesejahteraan
masyarakat tidak menunjukan adanya hubungan yang signifikan dengan
penerimaan masyarakat terhadap input perusahaan dalam melakukan produksi.
Hubungan karakteristik responden dengan tingkat penerimaan terhadap
produk utama dan produk sampingan perusahaan
Pada tabel 12. dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan memiliki hubungan
positif yang kuat dengan tingkat penerimaan terhadap produk utama dan produk
sampingan perusahaan. Ini berarti semakin tinggi tingkat pendidikan responden
maka akan semakin tinggi penerimaannya terhadap produk utama dan produk
samping yang dihasilkan perusahaan. Hal ini karena responden yang memiliki
pendidikan yang lebih tinggi lebih mengetahui banyak tentang manfaat produk
utama perusahaan. Sementara untuk variabel karakteristik responden lainnya
didapatkan hubungan positif yang bersifat lemah.
Adapaun variabel jenis kelamin, tingkat kesejahteraan dan jenis pekerjaan
yang dilakukan menggunakan uji chi square tidak menunjukan adanya hubungan

15
yang signifikan dengan tingkat penerimaan masyarakat terhadap produk utama
dan produk sampingan. Ini dikarenakan produk utama perusahaan telah dikenal
baik oleh lapisan masyarakat.
Tabel 12. Hubungan karakteristik responden dengan tingkat penerimaan terhadap
produk utama dan produk sampingan perusahaan
No

Karakteristik Responden

Nilai
Nilai
Korelasi/Chi Peluang/DF
Square
0.037
0.882

1

Usia

2

Jenis kelamin

13.343

9

3
4

Tingkat pendidikan
Jenis pekerjaan

0.615
19.444

0.000
18

5

Tingkat kesejahteraan

10.257

9

6

jarak

0.052

0.750

Keterangan

Positif dan
Lemah
X hitung < X
tabel
Positif dan Kuat
X hitung < X
tabel
X hitung < X
tabel
Positif dan
Lemah

Hubungan karakteristik responden dengan Tingkat penerimaan terhadap
limbah yang dihasilkan perusahaan
Tabel 13. Hubungan karakteristik responden dengan tingkat penerimaan terhadap
limbah perusahaan
No

Karakteristik Responden

1

Usia

2

Jenis kelamin

3

Tingkat pendidikan

4

Nilai
Nilai
Korelasi/Chi Peluang/DF
Square
-0.251
0.118
12.741

10

0.408

0.09

Jenis pekerjaan

33.039

20

5

Tingkat kesejahteraan

20.556

10

6

jarak

0.001

0.997

Keterangan

Negatif dan
lemah
X hitung < X
tabel
Positif dan
Sedang
X hitung > X
tabel
X hitung > X
tabel
Positif dan
lemah

Pada tabel 13. Diketahui bahwa H0 ditolak pada variabel jenis pekerjaan
responden. Ini berarti terdapat hubungan antara jenis pekerjaan dengan tingkat
penerimaan responden terhadap limbah yang dihasilkan. Umumnya responden
yang pekerjaannya berhubungan langsung dengan perusahaan memiliki
penerimaan yang positif dibandingkan dengan responden yang tidak bekerja di

16

PT. XYZ. Hal ini karena responden tersebut telah melihat langsung bagaimana
proses pengolahan limbah yang dilakukan oleh PT. XYZ. Mereka menganggap
perusahaan lebih serius dalam menangani limbah dibandingkan anggapan
responden yang tidak bekerja di PT. XYZ. Hubungan tersebut juga selaras dengan
tingkat kesejahteraan masyarakat. Uji chi square menunjukan bahwa tingkat
kesejahteraan mempengaruhi tingkat penerimaan masyarakat terhadap limbah
yang dihasilkan perusahaan.
Pada tabel 13. Juga diketahui terdapat hubungan negatif yang bersifat
lemah pada variabel usia. Ini berarti semakin tinggi usia responden, maka akan
semakin rendah penerimaannya terhadap PT. XYZ. Hal ini karena responden yang
lebih tua mulai memperhatikan permasalahan lingkungan di daerah sekitar mereka
dibandingan responden yang masih muda.
Hubungan karakteristik responden dengan tingkat penerimaan terhadap
dampak keberadaan perusahaan
Pada tabel 14. Diketahui bahwa jenis pekerjaan tidak mempengaruhi
penerimaan responden terhadap dampak keberadaan perusahaan. Ini berarti, baik
responden yang bekerja di PT. XYZ dan responden yang berkerja diluar PT. XYZ
sama-sama memiliki anggapan positif dan negatif terhdadap PT. XYZ.
Adapaun tingkat pendidikan responden sangat mempengaruhi tingkat
penerimaan responden terhadap PT. XYZ. Hubungannya adalah positif dan
bersifat kuat. Artinya semakin tinggi pendidikan responden maka akan semakin
tinggi tingkat penerimaannya terhadap dampak keberadaan perusahaan. Adapun
variabel tingkat kesejahteraan menunjukan bahwa tingkat kesejahteraan
masyarakat mempengaruhi tingkat penerimaan terhadap dampak keberadaan
perusahaan..
Tabel 14. Hubungan karakteristik responden dengan tingkat penerimaan terhadap
dampak keberadaan perusahaan
No

Karakteristik Responden

Nilai
Nilai
Korelasi/Chi Peluang/DF
Square
0.054
0.740

1

Usia

2

Jenis kelamin

17.458

19

3
4

Tingkat pendidikan
Jenis pekerjaan

0.627
48.732

0.000
38

5

Tingkat kesejahteraan

35.238

19

6

jarak

0.066

0.687

Keterangan

Positif dan
lemah
X hitung < X
tabel
Positif dan Kuat
X hitung < X
tabel
X hitung > X
tabel
Positif dan
lemah

17

SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Pada penelitian ini didapat hasil mayoritas responden memiliki tingkat
penerimaan sedang terhadap PT. XYZ. Adapun penjabarannya sebagai berikut;
Tingkat penerimaan responden terhadap input perusahaan dalam melakukan
produksi masuk dalam kategori tingkat penerimaan sedang (75 %), tingkat
penerimaan responden terhadap produk utama dan produk sampingan masuk
dalam kategori tingkat penerimaan sedang (52.5 %), tingkat penerimaan
responden terhadap limbah yang dihasilkan masuk dalam kategori tingkat
penerimaan rendah (60 %), dan tingkat penerimaan responden terhadap dampak
keberadaan perusahaan masuk dalam kategori tingkat penerimaan sedang (65 %),
yakni untuk tingkat penerimaan responden terhadap dampak sosial masuk dalam
kategori tingkat penerimaan sedang (77.5 %), tingkat penerimaan responden
terhadap dampak ekonomi masuk dalam kategori tingkat penerimaan tinggi
(60 %), dan tingkat penerimaan responden terhadap dampak lingkungan masuk
dalam kategori tingkat penerimaan sedang (77.5 %).
Adapun hubungan karakteristik responden dengan tingkat penerimaan
responden didapatkan hasil mayoritas bahwa usia, tingkat pendidikan, tingkat
kesejahteraan, dan jarak tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat
penerimaan responden terhadap PT. XYZ.

Saran
1. Permintaan pekerjaan masyarakat sekitar terhadap PT. XYZ tinggi,
namun kemampuan mereka tidak memenuhi syarat yang diminta oleh PT. XYZ.
Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan mengadakan kegiatan tanggung jawab
sosial perusahaan yang berkaitan dengan peningkatan keterampilan masyarakat
sekitar, seperti mengadakan pelatihan-pelatihan, agar masyarakat memiliki
keterampilan untuk meningkatkan perekonomiannya secara mandiri
2. Sebaiknya perusahaan memberikan informasi yang berarti mengenai
limbah yang dihasilkan oleh perusahaan agar masyarakat sekitar mengetahui
manfaat dari limbah tersebut

18

DAFTAR PUSTAKA

Agarwal, Ritu (2006). Principal and Models for Organizing the IT Function.
Journal Of business.
Ambadar, Jackie. 2008. CSR dalam Praktik di
Indonesia. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.
Anonim .2010. Kecamatan Medang Kampai dalam Angka tahun 2010. Penerbit:
BPS Kotamadya
Aprilianti, Lusi. 2008. Analisis Pengimplementasian Corporate Social
Responsibility oleh PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor dalam
Pengembangan
Komunitas (Studi Kasus: Kampung Bantar Karet, Desa
Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)
[skripsi].
Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat.
Institut
Pertanian Bogor.
Erwiantono. 2004. Hubungan Antara Karakteristik Komunikasi
dan
Sikap
Komunitas terhadap Perusahaan (Kasus Pertambangan Timah di
Kabupaten Bangka Barat) [tesis]. Program Pasca Sarjana. Institut
Pertanian Bogor.
Hadi, Agus Purbathin. 2001. Hubungan Antara
Komunikasi
Publik
Perusahaan dan Sikap
Komunitas Setempat (Kasus Perusahaan
Pertambangan di Nusa Tenggara Barat)
[tesis].
Program
Pasca
Sarjana. Institut
Pertanian Bogor.
Nasikin, M. 2004. Rumusan Hasil Seminar Prospek Biodiesel
di
Indonesia
[Prosiding]. Serpong
Prakoso, Tirto, dkk. 2005. Potensi Biodiesel di
Indonesia. Penerbit: ITB
Press.
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. 2006.
Metode
Penelitian
Kuantitatif: Teori dan
Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Priyatno, Duwi. 2008. Mandiri
Belajar SPSS. Yogyakarta: MediaKom.
Sacdanoff, Nic ( 2006). Modeling and Simulation of the Algae to Biodiesel Fuel
Cycle. Journal of biodiesel.
Setianingrum, Ingelia Putri. 2007. Analisis Community Development Sebagai
Bentuk Tanggung Jawab Sosial Perusahaan [skripsi]. Program Studi
Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Institut Pertanian Bogor.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta

19

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Dumai (Riau) pada tanggal
11 mei 1990 yang merupakan anak kedua dari pasangan
Kasmuri, S.Pd. MM dan Zulfah. Dengan nama lengkap
Ridho Aslam. Penulis memulai pendidikan dari Sekolah
Dasar, SDN 009 di Tanah Putih dan SDN 011 di Kota
(Riau). Penulis menyelesaikan pendidikan menengah
pertama di SMPN 1 Bagan Sinembah di kabupaten Rokan
Hilir (Riau) Pada Tahun 2005, dan pendidikan menengah
atas diselesaikan di SMA Babussalam di Pekanbaru-Riau
Pada Tahun 2008. Penulis diterima di Departemen
Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian
Bogor melalu jalur Ujian Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UNMPTN)
pada tahun 2008 dan mengikuti Tahapan Persiapan Bersama Institut Pertanian
Bogor (TPB-IPB). Setelah selesai melalui Program TPB, Penulis melanjutkan
pendidikan di Departemen Teknologi Industri Pertanian (TIN IPB). Selama
mengikuti pendidikan, penulis aktif mengikuti organisasi seperti Forum Bina
Islam Fateta (FBI-FATETA), Leadership and Entrepreneurship School IPB, Klub
olahraga Catur-IPB dan berhasil meraih juara 10 Se-nasional dalam pertandingan
per-group catur nasional yang diselenggarakan Dikti 2012. Penulis cukup aktif
mengikuti seminar kewirausahaan yang diadakan Institut Pertanian Bogor. Penulis
sempat menjadi panitia sponsorship dalam acara Youth Agrotechnopreneuship
Competition (YAC) 2012 sebagai bentuk kepedulian terhadap kewirausahaan di
kalangan mahasiswa Indonesia. penulis melaksanakan kegiatan Praktek Lapang di
PT. Liza Herbal International dengan topik Mem