Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan (Studi Kasus Pemeliharaan Drainase Pada Kantor Kelurahan Sekip Kecamatan Medan Petisah Kota Medan)

(1)

Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan

(Studi Kasus Pemeliharaan Drainase Pada Kantor Kelurahan Sekip Kecamatan Medan Petisah Kota Medan)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Oleh:

ADDYZA MAFAZY LUBIS 080903085

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PERSETUJUAN Skripsi ini disetujui untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh: Nama : Addyza Mafazy Lubis

NIM : 080903085

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul :Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan (Studi Kasus

Pemeliharaan Drainase Pada Kantor Kelurahan Sekip Kecamatan Mecan Petisah Kota Medan)

Medan,

Ketua Departemen

Dosen Pembimbing Ilmu Administrasi Negara

M. Arifin Nasution, S.Sos, Msp Drs. M. Husni Thamrin, M.Si NIP: 195908141986011002 NIP: 196401081991021001

Dekan,

FISIP USU MEDAN

Prof. Badaruddin, M. Si NIP. 196805251992031002


(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim ...

Assallamualaikum Wr.Wb

Syukur alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT atas rahmad dan anugerah-Nya penulis mendapat kesempatan untuk menyelesaikan studi di Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU dan atas pertolongan-Nya pula penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai jadwal. Serta salawat dan salam kepangkuan Nabi Besar Muhammdad SAW yang telah membawa umat manusia ke jalan kebenaran.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat wajib bagi setiap mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Administrasi Negara. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa mendapatkan gambaran langsung tentang ilmu yang diperoleh dibangku kuliah dan menambah bekal pengalaman yang berhubungan dengan ilmu sosial dan ilmu politik secara khusus.

Dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi yang membahas mengenai “Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan (Studi Kasus Pemeliharaan Drainase Di Kelurahan Sekip Kecamatan Medan Petisah Kota Medan)”, penulis dibantu oleh banyak pihak. Bantuan tersebut berupa materi, moril, maupun spiritual sehingga penulis dapat termotivasi untuk menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis, diantaranya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M. Si, selaku Dekan FISIP USU.

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M. Si, selaku Ketua Depatemen Ilmu Administrasi Negara.


(4)

3. Ibu Dra. Elita Dewi, M. Sp, selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara.

4. Bapak M. Arifin Nasution, S.Sos, M. Sp, selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi petunjuk serta arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si, selaku dosen wali yang membantu penulis selama masa perkuliahan.

6. Seluruh dosen dan pegawai Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU.

7. Kak Dian dan Kak Mega yang telah membantu penulis dalam urusan administrasi.

8. Lurah Sekip beserta seluruh staf dan pegawainya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian di kantor tersebut. 9. Buat abangda Armauliza Septiawan, S.Sos, MM, terima kasih buat

bantuannya selama penulis menyusun skripsi ini.

10.Teristimewa dan terkasih buat kedua orang tua saya, H. Taslim Adnan Lubis (Bapak) dan Hj. Ratna Maulidar (Ibu) yang telah memberikan banyak kasih sayang,doa dan dorongan moril yang tak pernah henti kepada penulis, Insya Allah Penulis akan sekuat tenaga untuk selalu membuat mamak sama bapak bangga.

11.Buat Bambang Hermanto S.Sos yang telah banyak membantu penulis dan kawan Administrasi Negara 2008 yang lain yang ga bisa disebutin satu per satu pokoknya senanglah bisa kenal sama kalian semua. AN SATU AN JAYA !!!!!


(5)

12.Dan banyak lagi pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini tapi tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis ucapkan terima kasih banyak.

Dengan keterbatasan ilmu yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karenanya penulis mengharapkan adanya masukan dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak, guna untuk menyempurnakan penelitian ini agar menjadi lebih baik lagi. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Februari 2014 Penulis

Addyza Mafazy Lubis NIM 080903085


(6)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3..Tujuan Penelitian ... 4

1.4..Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

II.1. Partisipasi Masyarakat ... 6

II.1.1. Pengertian Partisipasi ... 6

II.1.2. Partisipasi Masyarakat ... 7

II.1.3. Bentuk – Bentuk Partisipasi Masyarakat ... 11

II.2. Pengertian Pembangunan….………...…14

II.2.Pembangunan Berkelanjutan ... 15

II.4. Perencanaan Pembangunan Partisipatif ... 22

II.5.Paradigma Center Development ... 25

II.6. Partisippasi Masyarakat Menurut UU No 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

III.1 Bentuk Penelitian ... 27

III.2 Lokasi Penelitian ... 27

III.3 Informan Penelitian ... 27

III.4. Defenisi Konsep ... 28

III.5. Teknik Pengumpulan Data ... 28


(7)

III.7. Teknik Analisis Data………29

III.8. Sistematika Penulisan ... ..30

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... ..31

IV. 1. Latar Belakang ... .31

IV.2. Gambaran Umum ... .36

IV. 3. Kependudukan ... 38

IV. 4. Potensi Wilayah ... 42

IV. 5. Sistem Organisasi dan Tata Kerja ... 43

IV. 6. Pelaksanaan Tugas ... 46

BAB V PENYAJIAN DATA ... 55

BAB VI ANALISA DATA ... 62

VI.1. Analisa ... 62

VI. 1. 1. Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan ... 62

VI.1.2 Perencanaan Drainase Di Kelurahan Sekip... 64

VI.1.3 Hubungan Yang Terjalin Antara Kelurahan Dengan Masyarakat ... 65

VI.1.4 Tingkat Kebebasan Masyarakat Dalam Memberikan Pendapat Mengenai Perencanaan Dan Pelaksanaan Sistem Drainase Di Kelurahan Sekip... 66

VI.1.5 Tingkat Kedisiplinan Masyarakat Dalam Melaksanakan Perencanaan Sistem Drainase... 67

VI.1.6 Pengawasan Drainase Yang Dilakukan Oleh Masyarakat. 68 VI.1.7 Sosialisasi Informasi Perencanaan Drainase Kepada Masyarakat...69


(8)

VI.1.8 Ketersediaan Wadah Komunikasi Yang Khusus

Membahas TentangDrainase Di Kelurahan Sekip...70

VI.2. Pembahasan... 71

BABVII PENUTUP...73

VII.1. Kesimpulan... 73

VII.2. Saran... 73


(9)

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ADDYZA MAFAZY LUBIS 080903085

ABSTRAK

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN (Studi Kasus Pemeliharaan Drainase Pada Kantor Kelurahan Sekip Kecamatan Medan Petisah

Kota Medan)

Partisipasi masyarakat merupakan keterlibatan mental atau pikiran dan emosi perasaan sumbangan dalam usaha mencapai tujuan serta turut tanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan. Sedangkan pembangunan merupakan upaya untuk memenuhan kebutuhan dasar manusia, baik secara individual maupun kelompok, dengan cara-cara yang tidak menimbulkan kerusakan, baik terhadap kehidupan sosial maupun lingkungan alam.

Tempat ataupun lokasi penelitian ini dilaksanakan yakni di wilayah Kelurahan Sekip Kecamatan Medan Petisah. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan secara mendalam, ada beberapa tahapan yang dilakukan penulis, yaitu; pertama, penelitian diawali dengan pengumpulan berbagai dokumen Kantor Lurah Sekip seperti Susunan Organisasi dan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Kelurahan dan berbagai hal yang berkaitan dengan permasalahan yang ingin dijawab. Kedua, penulis melakukan sejumlah wawancara dengan pegawai pada Kantor Lurah Sekip dan beberapa masyarakat yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Adapun yang menjadi informannya adalah informan kunci yaitu Lurah Sekip dan informan biasa yaitu pegawai dan masyarakat yang tinggal di Kelurahan Sekip.

Hasil wawancara terhadap informan menunjukkan kenyataan bahwa partisipasi masyarakat Kelurahan Sekip dalam konteks pemeliharaan saluran drainase tergolong cu kup baik tetapi tetap memerlukan perhatian dan perbaikan – perbaikan di beberapa aspe k yang tentunya dapat memperlancar pemeliharaan sistem drainase tersebut.


(10)

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ADDYZA MAFAZY LUBIS 080903085

ABSTRAK

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN (Studi Kasus Pemeliharaan Drainase Pada Kantor Kelurahan Sekip Kecamatan Medan Petisah

Kota Medan)

Partisipasi masyarakat merupakan keterlibatan mental atau pikiran dan emosi perasaan sumbangan dalam usaha mencapai tujuan serta turut tanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan. Sedangkan pembangunan merupakan upaya untuk memenuhan kebutuhan dasar manusia, baik secara individual maupun kelompok, dengan cara-cara yang tidak menimbulkan kerusakan, baik terhadap kehidupan sosial maupun lingkungan alam.

Tempat ataupun lokasi penelitian ini dilaksanakan yakni di wilayah Kelurahan Sekip Kecamatan Medan Petisah. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan secara mendalam, ada beberapa tahapan yang dilakukan penulis, yaitu; pertama, penelitian diawali dengan pengumpulan berbagai dokumen Kantor Lurah Sekip seperti Susunan Organisasi dan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Kelurahan dan berbagai hal yang berkaitan dengan permasalahan yang ingin dijawab. Kedua, penulis melakukan sejumlah wawancara dengan pegawai pada Kantor Lurah Sekip dan beberapa masyarakat yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Adapun yang menjadi informannya adalah informan kunci yaitu Lurah Sekip dan informan biasa yaitu pegawai dan masyarakat yang tinggal di Kelurahan Sekip.

Hasil wawancara terhadap informan menunjukkan kenyataan bahwa partisipasi masyarakat Kelurahan Sekip dalam konteks pemeliharaan saluran drainase tergolong cu kup baik tetapi tetap memerlukan perhatian dan perbaikan – perbaikan di beberapa aspe k yang tentunya dapat memperlancar pemeliharaan sistem drainase tersebut.


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Secara historis perkembangan Kota Medan, sejak awal telah memposisikan perannya menjadi pusat perdagangan (ekspor-impor) sejak masa lalu. Sedang dijadikannya Medan sebagai ibukota Deli juga telah menjadikan Kota Medan berkembang menjadi pusat pemerintahan. Sampai saat ini disamping merupakan salah satu daerah kota, juga sekaligus sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara.

Kota Medan yang merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia sudah berusia 335 tahun. Laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2001 -2005 sebesar 1.35% (BPS Kotamadya Medan, 2005) dipengaruhi oleh arus urbanisasi dari daerah disekitarnya. Pada saat ini Kota Medan sedang mengalami perkembangan yang ditunjukkan dengan pertumbuhan perekonomian sebesar 5.49 % (Pemko Medan, 2007) sejalan dengan pencanangan kota Medan sebagai suatu Metropolitan. Prasarana-prasarana kota untuk mendukung perkembangan kota harus terus dibenahi termasuk penanganan sistem drainase. Namun demikian pada saat ini masih terdapat daerah-daerah strategis yang masih digenangi air walau hujan berlangsung dengan durasi yang singkat. Hal ini merupakan suatu masalah yang besar yang perlu ditangani karena genangan air menimbulkan berbagai kerugian. Genangan air ini terjadi karena terdapat permasalahan teknis yaitu tidak berfungsinya drainase yang ada sebagaimana mestinya, kapasitas drainase tidak cukup, kapasitas drainase menurun, intensitas hujan yang tinggi dan terjadinya peningkatan debit sungai.


(12)

Masyarakat sebagai salah satu instrumen dari pembangunan dirasa sangat perlu memberikan partisipasinya secara maksimal dalam berbagai aspek pembangunan baik aspek perencanaan maupun sampai aspek pengawasan pembangunan. Pembangunan yang baik harusnya juga mencakup lingkungan yang tertata dengan rapi dengan sistem perencanaan yang disusun secara matang oleh pemerintah daerah setempat. Sistem drainase tentunya merupakan bagian dari tata lingkungan yang baik jika drainase berjalan dengan baik maka lingkungan dapat dikatakan menuju kearah lingkungan yang baik.

Sistem drainase yang baik tentunya menjadi salah satu hal yang urgent karena hal tersebut merupakan alasan utama yang dapat dijadikan untuk menanggulangi banjir yang sering melanda kota Medan, tentunya perlu tindakan konkrit dari pemerintah kota Medan untuk mencegah banjir tersebut disamping itu peran masyarakat juga sentral disini karena masyarakat juga haarus dapat menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan sistem drainase tersebut agak sistem drainase dapat berjalan dengan baik.

Untuk mencegah terjadinya bencana banjir di kota Medan, masyarakat diharapkan antusias dalam kegiatan – kegiatan pemeliharaan sistem drainase yang ada di daerah sekitar tempat tinggal masing – masing hal ini juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya sistem drainase yang baik dalam kehidupan sehari –hari. Jika infrastruktur yang sudah ada ditunjang dengan tingkat partisipasi masyarakat yang baik maka tujuan yang diinginkan pemerintah kota Medan dapat terlaksana dengan baik.

Pembangunan antar infrastuktur kota dan hubungan antar instansi yang terkait yang tidak terkoordinasi dengan baik yang menimbulkan infrastruktur tidak dapat berfungsi secara optimal merupakan salah satu aspek non teknis. Jika dilihat lebih jauh permasalahan ini terjadi disebabkan oleh banyak aspek yang saling terkait


(13)

disamping aspek teknis antara lain aspek sosial, ekonomi, hukum, lingkungan dan kelembagaan. Terkait dengan berbagai aspek tersebut di atas dalam permasalahan drainase kota Medan khususnya terdapat permasalahan yang menyagkut kurangnya informasi pengelolaan, koordinasi antara institusi pengelola yang kurang baik, kurangnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan, keterbatasan pendanaan dan peraturan. Oleh karena terdapatnya beberapa permasalahan ini maka perlu dikelola dan dipertimbangkan dan direncanakan suatu pengelolaan yang baik, terpadu dan berkelanjutan

Tata kota yang tidak terencana semakin memperburuk keadaan Kota Medan. Pembangunan gedung-gedung di Kota Medan terkesan semrawut dan mengesampingkan aspek keamanan dan keindahan. Hampir di setiap sudut kota terpampang beraneka poster dan iklan tak beraturan. Taman-taman jalan juga semakin minim serta trotoar yang dipenuhi pedagang hingga ke bahu jalan menyebabkan kemacetan juga menambah permasalahan kota ini yang diperparah dengan cara mengemudi para pengguna jalan yang tidak tertib. Selain itu, beragam masalah sosial juga melanda kota ini. Sejalan dengan perkembangan kota-kota dan ilmu pengetahuan sistem drainase kota berkembang secara intensif.

Pada awalnya sistem drainase yang direncanakan secara konvensional sudah tidak mampu memberikan pelayanan yang optimal. Pengelolaan drainase dilakukan seadanya, penyelesaian permasalahan drainase diselesaikan kasus-perkasus dan cenderung memindahkan masalah ke masalah yang lain. Saat ini yang berkembang adalah sistem drainase kota yang berkelanjutan (sustainable urban drainage system) yang dikelola secara terpadu. Drainase perkotaan adalah drainase di wilayah kota yang berfungsi mengendalikan kelebihan air permukaan, sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kegiatan kehidupan masyarakat.


(14)

Lingkup sistem drainase perkotaan meliputi drainase permukiman, drainase jalan raya, drainase lapangan terbang, sistem drainase khusus dan pengisian air tanah.

Drainase juga merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam mengelola sistem tata kota yang rapi. Fasilitas publik yang ada harus mendukung pemeliharaan dari sistem drainase dan haruslah di dukung penuh oleh segenap elemen masyarakat agar sistem drainase ini sesuai dengan apa yang diinginkan.

Beranjak dari latar belakang diatas yang mendorong ketertarikan penulis untuk menganalisisnya dari dimensi bagaimana Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan di Kelurahan Sekip Kecamatan Medan Petisah Kota Medan.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan deskripsi di atas, secara jelas dapat menggambarkan rumusan masalah yang akan diteliti yakni; Bagaimanakah Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Studi Kasus Pemeliharaan Drainase Pada Kantor Kelurahan Sekip Kecamatan Medan Petisah Kota Medan ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini tentunya menggambarkan hasil dari keseluruhan pelaksanaan prosedur penelitian ilmiah. Dengan demikian yang menjadi tujuan penelitian ini yaitu; Untuk menganalisis Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Studi Kasus Pemeliharaan Drainase Pada Kantor Kelurahan Sekip Kecamatan Medan Petisah Kota Medan.


(15)

1.4. Manfaat Penelitian

Secara teoritis Penelitian ini dapat menjadi referensi dan memberikan sumbangan konseptual bagi peneliti sejenis maupun civitas akademika dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan untuk perkembangan kemajuan dunia pendidikan. Bagi FISIP-USU khususnya Departemen Ilmu Administrasi Negara sebagai bahan referensi, bahan kajian dan bahan perbandingan bagi mereka yang memerlukannya dan orang-orang yang tertarik dengan pemasalahan ini.

Selanjutnya secara praktis bagi aparatur pemerintah kelurahan Sekip Kecamatan Medan Petisah agar dapat meningkatkan sinergisitasnya melalui peran seimbang dalam masyarakat itu sendiri.


(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Partisipasi Masyarakat 2.1.1. Pengertian Partisipasi

Kata partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “Participation”, take a part, artinya peran serta atau ambil bagian atau kegiatan bersama-sama dengan orang lain. Partisipasi merupakan keterlibatan mental atau pikiran dan emosi perasaan sumbangan dalam usaha mencapai tujuan serta turut tanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.

Partisipasi dalam urusan publik belakangan ini menjadi sorotan. Banyak kalangan yang menggunakan kata partisipasi sehingga tanpa kata partisipasi rasanya diskusi, seminar, musyawarah ataupun kebijakan yang diluncurkan kurang mendapatkan tempat di masyarakat. Kata ini dikaitkan dengan kegiatan-kegiatan yang bernuansa pembangunan, kebijakan dan pelayanan pemerintah. Sementara akhiran “tif” menunjukkan kata sifat yaitu untuk menerangkan kata dasarnya, sehingga partisipatif lebih bermakna sebagai kata sifat yang menjelaskan proses (Jakti, 1987).

Partisipasi sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya kandungan kapital yang dimiliki seseorang tersebut. Partisipasi hanya mungkin dilakukan seseorang bila ada kapital sosial, yaitu jaringan kerja, aturan-aturan yang jelas dan kepercayaan. Jaringan merupakan lintasan bagi proses berlangsungnya pertukaran, sementara kepercayaan menjadi stimulus agar proses pertukaran tersebut berjalan lancar sementara aturan merupakan jaminan bahwa proses pertukaran itu berlangsung adil atau tidak (Saragi, 2004).


(17)

2.1.2. Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat menjadi mengemuka dan penting dalam pelaksanaan pembangunan termasuk didalamnya penataan ruang diantaranyakarena beberapa hal positif yang dikandungnya : (Alastaire White dalam RA. Santoso Sastropoetro, 1998)

a. Dengan partisipasi lebih banyak hasil kerja yang dapat dicapai.

b. Dengan partisipasi pelayanan atau service dapat diberikan dengan biaya yang rendah.

c. Partisipasi memiliki nilai dasar yang sangat berarti untuk peserta, karena menyangkut kepada harga dirinya.

d. Merupakan katalisator untuk pembangunan selanjutnya. e. Mendorong timbulnya rasa tanggungjawab.

f. Menjamin bahwa suatu kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat telah dilibatkan

g. Menjamin bahwa pekerjaan dilaksanakan dengan arah yang benar.

h. Menghimpun dan memanfaatkan berbagai pengetahuan yang terdapat didalam masyarakat, sehingga terjadi perpaduan berbagai keahlian.

i. Membebaskan orang dari kebergantungan kepada keahlian orang lain.

j. Lebih menyadarkan manusia terhadap penyebab dari kemiskinan, sehingga menimbulkan kesadaran terhadap usaha untuk mengatasinya.

Arnstein (dalam Saragi, 2004) menetapkan tipologi yang dikenal dengan delapan anak tangga partisipasi masyarakat, yang menjelaskan peran serta masyarakat di dasarkan pada kekuatan masyarakat, yaitu :

a. Manipulation dapat diartikan relatif tidak ada komunikasi apalagi dialog. b. Therapy, berarti telah ada komunikasi tetapi masih bersifat terbatas, inisiatif


(18)

c. Information menyiratkan bahwa komunikasi sudah mulai banyak terjadi tetapi masih bersifat satu arah.

d. Consulation, berarti komunikasi telah terjadi dua arah.

e. Placation, berarti bahwa komunikasi telah berjalan dengan baik dan sudah ada kesepakatan antara masyarakat dengan pemerintah.

f. Partnership, adalah kondisi dimana pemerintah dan masyarakat mitra sejajar.

g. Delegated power, bahwa pemerintah memberikan kewenangan kepada masyarakat untuk mengurus sendiri keperluannya.

h. Citizen Control bermakna bahwa masyarakat menguasai kebijakan publik dan perumusan, implementasi hingga evaluasi dan kontrol.

Ada tiga bentuk partisipasi, yaitu :

1. Partisipasi sebagai bentuk kontribusi, yaitu interpretasi dominan dari partisipasi dalam pembangunan di dunia ketiga adalah melihatnya sebagai suatu keterlibatan secara sukarela atau bentuk kontribusi lainnya dari masyarakat desa menetapkan sebelumnya program dan proyek pembangunan. 2. Partisipasi sebagai organisasi, meskipun diwarnai dengan perdebatan yang

panjang antara praktisi dan teoritisi mengenai organisasi sebagai instument yang fundamental bagi partisipasi, namun dapat dikemukakan bahwa perbedaan organisasi dan partisipasi terletak pada hakekat bentuk organisasional yang biasa dibentuk atau organisasi yang muncul dan dibentuk sebagai hasil dari adanya partisipasi. Selanjutnya dalam melaksanakan partisipasi dapat dilakukan melalui beberapa dimensi, yaitu:

1. Sumbangan pikiran (ide atau gagasan) 2. Sumbangan materi (dana, barang dan alat)


(19)

3. Sumbangan tenaga (bekerja atau memberi kerja)

4. Memanfaatkan atau melaksanakan pelayanan pembangunan

3. Partisipasi sebagai pemberdayaan, yaitu partisipasi merupakan latihan pemberdayaan bagi masyarakat desa meskipun sulit untuk mendefenisikan akan tetapi pemberdayaan merupakan upaya untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan masyarakat desa untuk ikut terlibat dalam pembangunan.

Menurut Adi Isbandi Rukminto (2003:252), partisipasi masyarakat atau keterlibatan masyarakat dalam pembangunan dapat dilihat dalam beberapa tahapan, yaitu :

1. Tahap Assesment

Dilakukan dengan mengidentifikasi masalah dan sumber daya yang dimiliki. Untuk ini masyarakat dilibatkan secara aktif merasakan permasalahan yang sedang terjadi yang benar-benar keluar dari pandangan mereka sendiri. 2. Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan

Dilakukan dengan melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan cara mengatasinya dengan memikirkan beberapa cara alternatif program.

3. Tahap Pelaksanaan (Implementasi) Program atau Kegiatan

Dilakukan dengan melaksanakan program yang sudah direncanakan dengan baik agar tidak melenceng dalam pelaksanaannya di lapangan sehingga tahapan ini dianggap sebagai tahapan yang paling krusial.

4. Tahap Evaluasi (termasuk evaluasi Input, Proses dan Hasil)

Dilakukan dengan adanya pengawasan dari masyarakat dan pemerintah terhadap program yang sedang berjalan.


(20)

Menurut Keith Davis (Reksopoetranto, 1992), kata partisipasi secara etimologis berasal dari bahasa inggris “participation” yang berarti mengambil bagian, participator dimaknai sebagai yang mengambil bagian atau sering disebut dalam bahasa umum sebagai keikutsertaan. Karenanya partisipasi sering dikatakan sebagai peran serta atau keikutsertaan mengambil bagian dalam kegiatan tertentu. Karenanya terdapat keterlibatan mental/pikiran dan emosi/perasaan seseorang dalam situasi kelompok yang mendorong partisipan untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta tanggungjawab terhadap usaha mencapai tujuan yang bersangkutan. Hal yang terakhir senada dengan batasan yang diberikan dalam batang tubuh UU 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Pasal 2 ayat 4 huruf d bahwa partisipasi merupakan keikutsertaan masyarakat untuk mengakomodasi kepentingan mereka dalam proses penyusunan rencana pembangunan. Selain kedua pendapat tersebut, terdapat beberapa pendapat lain tentang definisi pastisipasi :

a. Keterlibatan orang secara sukarela tanpa tekanan dan jauh dari pemerintah atau kepentingan eksternal (Sumarto, 2003).

b. Keterlibatan masyarakat secara aktif dalam keseluruhan proses kegiatan, sebagai media penumbuhan kohesifitas antar masyarakat, masyarakat dengan pemerintahjuga menggalang tumbuhnya rasa memiliki dan tanggungjawab pada program yang dilakukan (Handayani, 2006).

c. Keikutsertaan masyarakat baik dalam bentuk pernyataan ataupun kegiatan (Wardoyo, 1992).

d. Keikutsertaan masyarakat dalam program-program pembangunan (Rahardjo, 1985).


(21)

e. Aksi dari kepercayaan akan pembangunan. Karena pastisipasi mempunyai nilai intrinsik kebaikan dan berfokus pada pencarian cara untuk menyelesaikan masalah (Cooke and Kothari, 2002).

f. Seseorang yang berpartisipasi sebenarnya mengalami keterlibatan dirinya atau egonya yang sifatnya lebih daripada keterlibatan dalam pekerjaan atau tugas saja (Alport dalam Reksopoetranto, 1992).

Karenanya dalam beberapa definisi tersebut terdapat beberapa kata kunci tentang definisi pastisipasi :

a. Keikutsertaan b. Secara sukarela

c. Keterlibatan mental/pikiran dan emosi/perasan d. Berbentuk pernyataan ataupun kegiatan nyata e. Media penumbuhan kohesifitas

f. Akomodasi kepentingan bersama

2.1.3. Bentuk-bentuk Partisipasi Masyarakat

Sebagai bentuk keikutsertaan masyarakat/kelompok terdapat beberapa wujud dari partisipasi :

1. Menurut Vaneklasen dan Miller membagi pastisipasi atas (Handayani, 2006):

a. Partisipasi Simbolis

Masyarakat duduk dalam lembaga resmi tanpa melalui proses pemilihan dan tidak mempunyai kekuasaan yang sesungguhnya.


(22)

b. Partisipasi Pasif

Masyarakat diberi informasi atas apa yang sudah diputuskan dan apa yang sudah terjadi. Pengambil keputusan menyampaikan informasi tetapi tidak mendengarkan tanggapan dari masyarakat sehingga informasi hanya berjalan satu arah.

c. Partisipasi Konsultatif

Masyarakat berpartisipasi dengan cara menjawab beberapa pertanyaan. Hasil jawaban dianalisis pihak luar untuk identifikasi masalah dan cara pengatasan masalah tanpa memasukkan pandangan masyarakat.

d. Partisipasi dengan Insentif Material

Masyarakat menyumbangkan tenaganya untuk mendapatkan makanan, uang, atau imbalan lainnya. Masyarakat menyediakan sumber daya, namun tidak terlibat dalam pengambilan keputusan sehingga mereka tidak memiliki keterikatan untuk meneruskan partisipasinya ketika masa pemberian insentif selesai.

e. Partisipasi Fungsional

Masyarakat berpartisipasi karena adanya permintaan dari lembaga eksternal untuk memenuhi tujuan. Mungkin ada keputusan bersama tetapi biasanya terjadi setelah keputusan besar diambil.

f. Partisipasi Interaktif

Masyarakat berpatisipasi dalam mengembangkan dan menganalisa rencana kerja. Partisipasi dilihat sebagai hak, bukan hanya sebagai alat mencapai tujuan, prosesnya melibatkan metodologi dalam mencari perspektif yang berbeda dan serta menggunakan proses belajar yang terstruktur. Karena masyarakat terlibat dalam pengambilan keputusan


(23)

maka mereka akan mempunyai keterikatan untuk mempertahankan tujuan dan institusi lokal yang ada di masyarakat juga menjadi kuat. g. Pengorganisasian Diri

Masyarakat berpartisipasi dengan merencanakan aksi secara mandiri. Mereka mengembangkan kontak dengan lembaga eksternal untuk sumber daya dan saran-saran teknis yang dibutuhkan, tetapi kontrol bagaimana sumber daya tersebut digunakan berada di tangan masyarakat sepenuhnya.

Secara ideal partisipasi semestinya berwujud partisipasi interaktif ataupun pengorganisasian diri, tetapi tentunya hal tersebut menuntut kapabilitas sumber daya manusia yang optimal. Di negara dunia ketiga yang umumnya berpemerintahan totaliter menggunakan model partisipasi simbolis, pasif ataupun konsultatif.

Partisipasi masyarakat telah sekian lama diperbincangkan dan didengungkan dalam berbagai forum dan kesempatan. Intinya adalah agar masyarakat ikut serta dengan pemerintah memberi bantuan guna meningkatkan, memperlancar, mempercepat, dan menjamin berhasilnya usaha pembangunan. Maka secara umum partisipasi dapat diartikan sebagian “pengikutsertaan” atau pengambil bagian dalam kegiatan bersama.

2. Menurut Soetrisno (1995:221), secara umum ada 2 (dua) jenis definisi partisipasi yang beredar di masyarakat, yaitu:

1. Partisipasi rakyat dalam pembangunan sebagai dukungan masyarakat terhadap rencana/proyek pembangunan yang dirancang dan ditentukan tujuan oleh perencana. Ukuran tinggi rendahnya partisipasi masyarakat dalam defenisi ini pun diukur dengan kemauan masyarakat ikut menanggung biaya pembangunan, baik berupa uang maupun tenaga dalam melaksanakan pembangunan.


(24)

2. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan merupakan kerja sama erat antara perencana dan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, melestarikan dan mengembangkan hasil pembangunan yang telah dicapai. Ukuran tinggi dan rendahnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan tidak hanya diukur dengan kemauan masyarakat untuk menanggung biaya pembangunan, tetapi juga dengan ada tidaknya hak masyarakat untuk ikut menentukan arah dan tujuan proyek yang akan dibangun di wilayah mereka. Ukuran lain yang dapat digunakan adalah ada tidaknya kemauan masyarakat untuk secara mandiri melestarikan dan mengembangkan hasil proyek itu.

2.2 Pengertian Pembangunan

Pembangunan adalah kata yang digunakan secara meluas dalam semua media massa di seluruh dunia dan merupakan konsep yang kerap kali disebut dan diperbincangkan oleh semua lapisan masyarakat, terutama di kalangan ahli politik, wartawan, orang

pemerintahan, dll. Pembangunan itu sendiri berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi dimana pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat menjadi syarat utama pembangunan.l

Beberapa pengertian Pembangunan menurut para ahli antara lain sebagai berikut:

Menurut Johan Galtung Pembangunan merupakan “upaya untuk memenuhan kebutuhan dasar manusia, baik secara individual maupun kelompok, dengan cara-cara

yang tidak menimbulkan kerusakan, baik terhadap kehidupan sosial maupun lingkungan


(25)

Sedangkan menurut Benny H. Hoed, pembangunan adalah “Pembangunan adalah upaya sistematis melepaskan diri dari keterbelakangan dan upaya untuk memperbaiki

kesejahteraan masyarakat”.

Ahli lain, Drs. Djoko Oentoro mendefinisikan Pembangunan sebagai “pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam struktur ekonomi dan corak kegiatan ekonomi

atau usaha meningkatkan pendapatan per kapita”.

Portes (1976) mendefenisiskan pembangunan sebagai “transformasi ekonomi, sosial dan budaya. Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk

memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat”.

Sementara Slamet Triyono secara sederhana mendefenisikan Pembangunan sebagai semua proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana.

2.3. Pembangunan Berkelanjutan (Suistainable Development)

Pembangunan berkelanjutan adalah terjemahan dari Bahasa Inggris, sustainable development. Istilah pembangunan berkelanjutan diperkenalkan dalam World Conservation Strategy (Strategi Konservasi Dunia) yang diterbitkan oleh United Nations Environment Programme (UNEP), International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), dan World Wide Fund for Nature (WWF) pada 1980. Pada 1982, UNEP menyelenggarakan sidang istimewa memperingati 10 tahun gerakan lingkungan dunia (1972-1982) di Nairobi, Kenya, sebagai reaksi ketidakpuasan atas penanganan lingkungan selama ini. Dalam sidang istimewa tersebut disepakati pembentukan Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembangunan (World Commission on Environment and Development - WCED). PBB memilih PM Norwegia Nyonya Harlem Brundtland dan mantan Menlu Sudan Mansyur Khaled, masing-masing menjadi


(26)

Ketua dan Wakil Ketua WCED. Menurut Brundtland Report dari PBB (1987), pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan.”

Pengertian umum pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah pembangunan yang berguna untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan saat ini tanpa perlu merusak atau menurunkan kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pada dasarnya konsep ini merupakan strategi pembangunan yang memberikan batasan pada laju pemanfaatan ekosistem alamiah dan sumberdaya yang ada didalamnya. Ambang batas ini tidak absolut (mutlak) tetapi merupakan batas yang luwes (flexible) yang bergantung pada teknologi dan sosial ekonomi tentang pemanfaatan sumberdaya alam, serta kemampuan biosfer dalam menerima akibat yang ditimbulkan dari kegiatan manusia. Dengan kata lain, pembangunan berkelanjutan adalah semacam strategi dalam pemanfaatan ekosistem alamiah dengan cara tertentu sehingga kapasitas fungsionalnya tidak rusak untuk memberikan manfaat bagi kehidupan umat manusia. Hal ini bukan saja untuk kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, tetapi juga untuk kesejahteraan masyarakat generasi mendatang. Dengan demikian diharapkan bahwa kita tidak saja mampu melaksanakan pengelolaan pembangunan yang ditugaskan (to do the thing right), tetapi juga dituntut untuk mampu mengelolanya dengan suatu lingkup yang lebih menyeluruh (to do the right thing).

Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. Budimanta (2005) menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan adalah suatu cara pandang


(27)

mengenai kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan terencana dalam kerangka peningkatan kesejahteraan, kualitas kehidupan dan lingkungan umat manusia tanpa mengurangi akses dan kesempatan kepada generasi yang akan datang untuk menikmati dan memanfaatkannya. Dalam proses pembangunan berkelanjutan terdapat proses perubahan yang terencana, yang didalamnya terdapat eksploitasi sumberdaya, arah investasi orientasi pengembangan teknologi, dan perubahan kelembagaan yang kesemuanya ini dalam keadaan yang selaras, serta meningkatkan potensi masa kini dan masa depan untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Pembangunan berkelanjutan tidak saja berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih luas dari itu, pembangunan\ berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan: pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan (selanjutnya disebut 3 Pilar Pembangunan berkelanjutan).

Dokumen-dokumen PBB, terutama dokumen hasil World Summit 2005 menyebut ketiga pilar tersebut saling terkait dan merupakan pilar pendorong bagi pembangunan berkelanjutan. Idealnya, ketiga hal tersebut dapat berjalan bersama-sama dan menjadi focus pendorong dalam pembangunan berkelanjutan. Dalam buku “Bunga Rampai Pembangunan Kota Indonesia dalam Abad 21” (Buku 1) Sarosa menyampaikan bahwa pada era sebelum pembangunan berkelanjutan digaungkan, pertumbuhan ekonomi merupakan satusatunya tujuan bagi dilaksanakannya suatu pembangunan tanpa mempertimbangkan aspek lainnya. Selanjutnya pada era pembangunan berkelanjutan saat ini ada 3 tahapan yang dilalui oleh setiap Negara. Pada setiap tahap, tujuan pembangunan adalah pertumbuhan ekonomi namun dengan dasar pertimbangan aspek-aspek yang semakin komprehensif dalam tiap tahapannya.

Tahap pertama dasar pertimbangannya hanya pada keseimbangan ekologi. Tahap kedua dasar pertimbangannya harus telah memasukkan pula aspek keadilan


(28)

sosial. Tahap ketiga, semestinya dasar pertimbangan dalam pembangunan mencakup pula aspek aspirasi politis dan sosial budaya dari masyarakat setempat. Tahapan-tahapan ini digambarkan sebagai evolusi konsep pembangunan berkelanjutan

Robert Malthus mengatakan bahwa untuk menyeimbangkan antara pertumbuhan penduduk (kelahiran) dengan pertumbuhan pangan (produksi), mau tidak mau produktivitas pangan harus ditingkatkan. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mengoptimalkan sumber daya alam yang dapat dikelola dalam bentuk barang dan jasa. Karena tingkat kepuasan manusia terhadap barang dan jasa bersifat tidak terbatas, maka optimalisasi pengurasan sumber daya alam dilakukan tanpa pernah memperdulikan sumber daya alam bersifat terbatas. Akibat yang timbul kemudian adalah proses degradasi lingkungan berupa kerusakan dan pencemaran lingkungan semakin menjadi-jadi dan bertambah parah.

Kerusakan dan pencemaran lingkungan, menurut J. Barros dan J.M. Johnston erat kaitannya dengan aktivitas pembangunan yang dilakukan manusia, antara lain disebabkan:

1. Kegiatan-kegiatan industri, dalam bentuk limbah, zat-zat buangan yang berbahaya seperti logam berat, zat radio aktif dan lain-lain.

2. Kegiatan pertambangan, berupa terjadinya perusakan instlasi, kebocoran, pencemaran buangan penambangan, pencemaran udara dan rusaknya lahan bekas pertambangan.

3. Kegiatan transportasi, berupa kepulan asap, naiknya suhu udara kota, kebisingan kendaraan bermotor, tumpahan bahan bakar, berupa minyak bumi dari kapal tanker.


(29)

4. Kegiatan pertanian, terutama akibat dari residu pemakaian zat-zat kimia untuk memberantas serangga / tumbuhan pengganggu, seperti insektisida, pestisida, herbisida, fungisida dan juga pemakaian pupuk anorganik.

Dampak dari pencemaran dan perusakan lingkungan yang amat mencemaskan dan menakutkan akibat aktivitas pembangunan yang dilakukan manusia secara lebih luas dapat berupa :

1. Pemanasan global, telah menjadi isu internasional yang merupakan topik hangat di berbagai negara. Dampak dari pemanasan global adalah terjadinya perubahan iklim secara global dan kenaikan permukaan laut.

2. Hujan asam, disebabkan karena sektor industri dan transportasi dalam aktivitasnya menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara yang dapat menghasilkan gas buang ke udara. Gas buang tersebut menyebabkan terjadinya pencemaran udara.Pencemaran udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar, terutama bahan bakar fosil mengakibatkan terbentuknya asam sulfat dan asam nitrat. Asam tersebut dapat diendapkan oleh hutan, tanaman pertanian, danau dan gedung sehingga dapat mengakibatkan kerusakan dan kematian organisme hidup.

3. Lubang ozon,ditemukan sejak tahun 1985 di berbagai tempat di belahan bumi, seperti diAmerika Serikat dan Antartika. Penyebab terjadinya lubang ozon adalah zat kimia semacam kloraflurkarbon (CFC), yang merupakan zat buatan manusia yang sangat berguna dalam kehidupan manusia sehari-hari, seperti untuk lemari es dan AC.

Sebagai reaksi dari akibat pembangunan dan industrialisasi yang telah menyebabkan berbagai kerusakan dan pencemaran lingkungan, di seluruh dunia sedang


(30)

terjadi gerakan yang disebut gerakan ekologi dalam (deep ecology) yang dikumandangkan dan dilakukan oleh banyak aktivis organisasi lingkungan yang berjuang berdasarkan visi untuk menyelamatkan lingkungan agar dapat berkelanjutan. Gerakan ini merupakan antitesa dari gerakan lingkungan dangkal (shallow ecology) yang berperilaku eksplotatif terhadap lingkungan dan mengkambinghitamkan agama sebagai penyebab terjadinya kerusakan alam lingkungan. Gerakan ini beranggapan bahwa bumi dengan sumber daya alam adanya untuk kesejahteraan manusia. Karena itu, kalau manusia ingin sukses dalam membangun peradaban melalui industrialsiasi, bumi harus ditundukkan untuk diambil kekayaannya.

Pembangunan berkelanjutan harus diletakkan sebagai kebutuhan dan aspirasi manusia kini dan masa depan. Karena itu hak-hak asasi manusia seperti hak-hak ekonomi, sosial, budaya, dan hak atas pembangunan dapat membantu memperjelas arah dan orientasi perumusan konsep pembangunan yang berkelanjutan.

Secara lebih kongkrit tidak bisa disangkal bahwa hak manusia atas lingkungan hidup yang sehat dan baik menjadi kebutuhan mendesak sebagai bagian dari hak asasi manusia. Hak atas pembangunan tidak lepas dari ketentuan bahwa proses pembangunan haruslah memajukan martabat manusia, dan tujuan pembangunan adalah demi kemajuan yang terus menerus secara berkelanjutan untuk kesejahteraan manusia secara adil merata.

Prinsip dasar pembangunan berkelanjutan meliputi,

1. Pemerataan dan keadilan sosial. Dalam hal ini pembangunan berkelanjutan harus menjamin adanya pemerataan untuk generasi sekarang dan yang akan datang, berupa pemerataan distribusi sumber lahan, faktor produksi dan ekonomi yang berkeseimbangan (adil), berupa kesejahteran semua lapisan masyarakat.


(31)

2. Menghargai keaneragaman (diversity). Perlu dijaga berupa keanegaragaman hayati dan keanegaraman budaya. Keaneragaman hayati adalah prasyarat untuk memastikan bahwa sumber daya alam selalu tersedia secara berkelanjutan untuk masa kini dan yang akan datang. Pemeliharaan keaneragaman budaya akan mendorong perlakuan merata terhadap setiap orang dan membuat pengetahuan terhadap tradisi berbagai masyarakat dapat lebih dimengerti oleh masyarakat.

3. Menggunakan pendekatan integratif. Pembangunan berkelanjutan mengutamakan keterkaitan antara manusia dengan alam. Manusia mempengaruhi alam dengan cara bermanfaat dan merusak Karena itu, pemanfaatan harus didasarkan pada pemahaman akan kompleknya keterkaitan antara sistem alam dan sistem sosial dengan cara-cara yang lebih integratif dalam pelaksanaan pembangunan.

4. Perspektif jangka panjang, dalam hal ini pembangunan berkelanjutan seringkali diabaikan, karena masyarakat cenderung menilai masa kini lebih utama dari masa akan datang. Karena itu persepsi semacam itu perlu dirubah.

Menurut Surya T. Djajadiningrat, agar proses pembangunan dapat berkelanjutan harus bertumpu pada beberapa factor :

1. Kondisi sumber daya alam, agar dapat menopang proses pembangunan secara berkelanjutan perlu memiliki kemampuan agar dapat berfungsi secara berkesinambungan. Sumber daya alam tersebut perlu diolah dalam batas kemampuan pulihnya. Bila batas tersebut terlampaui, maka sumber daya alam tidak dapat memperbaharuhi dirinya, Karena itu pemanfaatanya perlu dilakukan secara efesien dan perlu dikembangkan teknologi yang mampu mensubsitusi bahan substansinya.


(32)

2. Kualitas lingkungan, semakin tinggi kualitas lingkungan maka akan semakin tinggi pula kualitas sumber daya alam yang mampu menopang pembangunan yang berkualitas.

3. Faktor kependudukan, merupakan unsur yang dapat menjadi beban sekaligus dapat menjadi unsur yang menimbulkan dinamika dalam proses pembangunan. Karena itu faktor kependudukan perlu dirubah dari faktor yang menambah beban menjadi faktor yang dapat menjadi modal pembangunan.

2.4. Perencanaan Pembangunan Partisipatif

Perencanaan berasal dari kata rencana, yang berarti rancangan atau rangka sesuatu yang akan dikerjakan. Pada dasarnya perencanaan sebagai fungsi manajemen adalah proses pengambilan keputusan dari sejumlah pilihan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki (Ginanjar Kartasasmita, 1994).

Dari pengertian sederhana tersebut dapat diuraikan beberapa komponen penting, yakni tujuan; apa yang hendak dicapai, kegiatan; kegiatan untuk merealisasikan tujuan, dan waktu; kapan bilamana kegiatan tersebut hendak dilakukan. Apa yang direncanakan tentu saja merupakan tindakan-tindakan di masa depan untuk masa depan.

Secara sederhana pembangunan sering diartikan suatu upaya untuk melakukan perubahan menjadi lebih baik. Karena perubahan yang dimaksud adalah menuju arah peningkatan dari keadaan semula, tidak jarang pula ada yang mengasumsikan bahwa pembangunan adalah juga pertumbuhan. Seiring dengan perkembangannya hingga saat ini belum ditemukan adanya suatu kesepakatan yang dapat menolak asumsi tersebut.


(33)

Akan tetapi untuk dapat membedakan keduanya tanpa harus memisahkan secara tegas maka pembangunan dapat diartikan suatu perubahan. Mewujudkan suatu kondisi kehidupan bernegara dan bermasyarakat yang lebih baik dari kondisi sekarang. Sedangkan pembangunan sebagai suatu pertumbuhan menunjukkan kemampuan suatu kelompok untuk terus berkembang, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dan merupakan sesuatu yang mutlak harus terjadi dalam pembangunan (Siagian, 1991).

Dengan demikian perencanaan pembangunan dapat diartikan sebagai suatu proses perumusan alternatif-alternatif atau keputusan-keputusan yang didasarkan pada data-data dan fakta-fakta yang akan digunakan sebagai bahan untuk melaksanakan suatu rangkaian kegiatan/ aktivitas kemasyarakatan. Baik yang bersifat fisik (material) maupun nonfisik (mental dan spritual) dalam rangka mencapai tujuan yang lebih baik.

Dari kajian literatur tentang partisipasi masyarakat di negara-negara berkembang menunjukkan bahwa konsep partisipasi di interpretasikan secara luas, seperti yang disampaikan Cohen dan Uphoff (1997), bahwa:

“Partisipasi dapat dilihat dari berbagai pandangan (perspective). Keterlibatan

masyarakat dalam proses pembuatan keputusan dan dalam

mengimplementasikan program, serta menikmati keuntungan-keuntungan dari

program terseut. Keterlibatan masyarakat dalam mengevaluasi program, suatu

proses aktif, dimana rakyat dari suatu komuniti mengambil inisiatif dan

menyatakan dengan tegas otonomi mereka”.

Menurut FAO seperti yang dikutip Mikkelsen (1999 : 64), berbagai penafsiran yang berbeda dan sangat beragam mengenai arti kata tentang partisipasi yaitu:


(34)

1. Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa ikut serta dalam pengambilan keputusan.

2. Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, mengandung arti bahwa orang atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan hal itu.

3. Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek, agar supaya memperoleh imformasi mengenai konteks lokal dan dampak sosial.

4. Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang ditentukannya sendiri.

5. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan dan lingkungan mereka.

Menurut Oakley (1991 : 14), berpendapat bahwa “partisipasi merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan. Tanpa adanya partisipasi aktif dari masyarakat pelaksanaan pembangunan yang berorientasi pada perwujudan kesejahteraan rakyat tidak akan terwujud, karena masyarakatlah yang lebih tahu akan kebutuhannya dan cara mengatasi permasalahan pembangunan yang terjadi dalam masyarakat”

2.5. Paradigma Center Development

Istilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang filsafat ilmu pengetahuan. Menurut Thomas Kuhn, orang yang pertama kali mengemukakan istilah tersebut menyatakan bahwa ilmu pada waktu tertentu didominasi oleh suatu paradigma.


(35)

Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan. paradigma sebagai alat bantu para illmuwan dalam merumuskan apa yang harus dipelajari, apa yang harus dijawab, bagaimana seharusnya dalam menjawab dan aturan-aturan yang bagaimana yang harus dijalankan dalam mengetahui persoalan tersebut.

Paradigma yang dianut oleh pemerintah Indonesia yaitu paradigma pembangunan yang berdasar kepada Pancasila sebagai dasar negara. Oleh karena itu tujuan dari pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah haruslah sejalan dengan pancasila sehingga tujuan yang diinginkan tadi dapat tercapai dengan baik. Paradigma pembangunan nasional yang berdasarkan kepada Pancasila tentunya meliputi beberapa aspek pembangunan yaitu, aspek hukum, aspek sosial, aspek budaya maupun aspek politik. Setiap proses pembangunan harusnya diiringi oleh pertumbuhan aspek – aspek tersebut sehingga dapat tercipta keselarasan dalam proses pembangunan itu sendiri.

2.6. Partisipasi Masyarakat Menurut UU No 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah

Dapat dikatakan bahwa partisipasi masyarakat menutu UU no 25 tahun 2004 ialah masyarakat bersama pemerintah merupakan stakeholder dalam proses pembangunan. Artinya masyarakat merupakan elemen penting yang sangat menunjang keberhasilan dari pembangunan tadi, masyarakat diberikan peran yang cukup sentral


(36)

didalam pembangunan agar kiranya masyarakat tadi dapat berpastisipasi aktif dalam setiap tahapan ataupun proses pembangunan yang telah direncanakan oleh pemerintah.


(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1. Bentuk Penelitian

Penelitian ini tergolong dalam bentuk penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat di wilayah kecamatan khususnya dalam hal melaksanakan peran pengawasannya terhadap setiap proses pembangunan di wilayahnya. Dengan demikian penelitian ini adalah bentuk penelitian deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Zuriah, penelitian dengan menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat/ mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling berhubungan dan menguji hipotesis. (Zuriah, 2006 : 47)

Berdasarkan pengertian diatas, maka penelitian ini adalah penelitian yang diarahkan untuk mengungkapkan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi serta menganalisis kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh.

III.2. Lokasi Penelitian

Tempat ataupun lokasi penelitian ini dilaksanakan yakni di wilayah Kelurahan Sekip Kecamatan Medan Petisah.


(38)

III.3. Informan Penelitian

Sumber informasi serta data yang diperlukan dalam penelitian ini tentunya adalah pihak-pihak yang memiliki keterkaitan erat serta memiliki kapasitas dan pemahaman yang memadai dengan permasalahan yang sedang diteliti. Dengan demikian penelitian ini memutuskan penggunaan teknik purposive sampling dimana secara berkesinambungan data dan informasi dikumpulkan melalui key informan hingga data dan informasi yang didapatkan mencapai titik kejenuhan. Dengan demikian proses pengumpulan data telah selesai dilakukan. Adapun yang menjadi key informan ialah Lurah Sekip dan yang menjadi informan tambahan ialah pegawai Kelurahan Sekip dan masyarakat disekitar.

III.4 Definisi Konsep

Menurut Singarimbun ( 2006: 33), konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok, atau individu tertentu yang menjadi pusat perhatian. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi ganda dari variable yang diteliti. Oleh karena itu, untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang akan diteliti, maka defenisi konsep yang dikemukakan penulis adalah: Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan.

III.5. Teknik Pengumpulan Data


(39)

1. Wawancara Mendalam (deep interview) dilakukan dengan pedoman wawancara yang mencakup indikasi-indikasi operasional yang perlu ditelusuri.

2. Observasi Langsung pada lapangan penelitian yaitu mencakup beberapa fenomena yang terlihat dan berkaitan erat dengan hal – hal yang aan diteliti

3. Penelusuran Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data–data sekunder yang memiliki relevasi terhadap penelitian ini.

III.6. Jenis dan Sumber Data

Secara integral penelitian ini menggunakan 2 jenis data yakni data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara dan observasi langsung peneliti di lokasi penelitian. Sedangkan data sekunder: yakni merupakan data atau informasi yang telah diolah oleh sumber terkait yang diperoleh dari studi dokumentasi.

III.7. Teknik Analisis Data

Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik deskriptif. Menguraikan serta menginterprestasikan data yang diperoleh dari lapangan yang di dapat dari para responden. Penganalisaan ini diperoleh berdasarkan hasil rekapitulasi jawaban responden serta penelaahan peneliti dalam menghubung-hubungkan fakta, data dan informasi terhadap teori serta pengalaman di beberapa penelitian yang relevan. Sehingga dari analisis tersebut diharapkan muncul gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti dan dapat mengungkapkan permasalahan penelitian. Data-data yang terkumpul tersebut akan disajikan melalui analisa data tunggal.


(40)

III.8. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang disusun dalam rangka memaparkan

keseluruhan hasil penelitian ini secara singkatdapat diketahui sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini memuat kerangka teori dan sistematika penulisan. BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik penentuan skor, teknik analisa data dan sistematika penulisan.

BAB IV :DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisi gambaran umum tentang objek atau lokasi penelitian yang relefan dengan topik penelitian .

BAB V : PENYAJIAN DATA ANALISIS DATA

Bab ini memuat penyajian data yang diperoleh selama penelitian dilapangan atau berupa dokumen-dokumen yang akan..

BAB V : ANALISA DATA

Bab ini berisi tentang uraian data-data yang diperoleh setelah melaksanakan penelitian.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memuat kesimpulan dan saran atas hasil penelitian yang dilakukan.


(41)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

IV.1 LATAR BELAKANG

Pembangunan pada hakekatnya adalah proses pertumbuhan daerah yang lebih baik yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan dimana tingkat keberhasilannya sangat ditentukan oleh pihak yang berkompeten, baik itu dari aparat maupun masyarakat itu sendiri yang pelaksanaannya didasarkan pada peraturan yang berlaku.

Kelurahan Sekip merupakan Daerah Inti Kota yang sebahagian besar penduduknya bekerja sebagai wiraswasta dan Karyawan Swasta, dengan Luas wilayah ± 61 Ha.

Kelurahan Sekip merupakan salah satu dari 7 Kelurahan yang ada di Kecamatan Medan Petisah yang terdiri dari 11 Lingkungan dengan Jumlah Penduduk 11.378 Jiwa.

Dalam melaksanakan fungsi tugas Pemerintahan di tingkat Kelurahan Kami menguraikan 8 bidang tugas Pelaksanaan Pemerintahan di Kelurahan Sekip antara lain : 1. Bidang Pendidikan

2. Bidang Kesehatan Masyarakat 3. Bidang Ekonomi Masyarakat

4. Bidang Keamanan dan Ketertiban Masyarakat 5. Bidang Partisipasi Masyarakat

6. Bidang Pemerintahan Kelurahan 7. Bidang Lembaga Kemasyarakatan


(42)

Dari berbagai bidang tersebut diatas berdasarkan data dan potensi Tahun 2011 dan 2012 yang telah dilaksanakan, dimana dalam hal ini dilandaskan sepenuhnya pada upaya peningkatan kesadaran dan tanggung jawab serta partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Tingkat Kelurahan Sekip.

IV. 1.1 DASAR PELAKSANAAN

Sebagai dasar pembuatan ekspose ini dalam rangka Perlombaan Kelurahan Tingkat Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012 adalah :

1. Permendagri Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Peneyelenggaraan Perlombaan Desa dan Kelurahan.

2. Surat Gubernur Sumatera Utara Nomor : 414.3/353 tanggal 16 Januari perihal Penyelenggaraan Perlombaan Desa dan Kelurahan Tahun 2013

3. Keputusan Walikota Medan Nomor : 141/1326.K/2012 tanggal 29 Juni 2012 tentang penetapan Kecamatan dan Kelurahan terbaik serta Kecamatan dan Kelurahan yang perlu mendapat perhatian khusus dalam rangka Pemberdayaan Kecamatan dan Kelurahan Tahun 2012.

4. Surat Walikota Medan Nomor : 414.3/5164 tentang Peserta Perlombaan Kelurahan Tk.Propinsi Sumatera Utara Tahun 2013.

5. Surat Sekretariat Kota Medan Nomor : 414.3/6068 tanggal 16 April 2013 tentang Persiapan Perlombaan Kelurahan Tingkat Propinsi Sumatera Utara Tahun 2013. 6. Surat Sekretariat Kota Medan Nomor : 414.4/7570 tanggal 17 Mei 2013 tentang

Pembinaan kepada Kelurahan dalam rangka Perlombaan Kelurahan Tk. Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013.


(43)

Maksud dan tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai bahan ekspose Kepala Kelurahan Sekip Kecamatan Medan Petisah Kota Medan dalam rangka Perlombaan Kelurahan Tingkat Propinsi Sumatera Utara yang diharapkan dapat meningkatkan semangat motivasi kerja pembangunan di Kelurahan Sekip untuk lebih Objektif dan Realitas.

IV.1.3 TUGAS POKOK DAN FUNGSI (TUPOKSI)

Kelurahan merupakan wilayah kerja Lurah sebagai perangkat daerah dalam wilayah kecamatan,yang dipimpin oleh Lurah yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota dan Camat.

Berdasarkan Peraturan Walikota Medan Nomor : 57 Tahun 2010 tentang Tugas dan Fungsi Kelurahan disebutkan bahwa Kelurahan menyelenggarakan fungsi yaitu : 1. Pelaksanaan kegiatan Pemerintah Kelurahan.

2. Pemberdayaan Masyarakat. 3. Pelayanan Masyarakat,

4. Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketetiban Umum. 5. Pembinaan Lembaga Kemasyarakatan.

6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai tugas dan fungsinya.

Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Lurah, serta mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagai tugas Lurah lingkup Sekretaris meliputi pengelolaan administrasi umum,keuangan dan penyusunan program, disamping itu melaksanakannya/penyelenggaraan fungsi :


(44)

2. Pengkordinasian penyusunan Perencanaan Program Kelurahan.

3. Pelaksanaan dan Penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretarian Kelurahan yang meliputi administrasi umum,kepegawaian,keuangan dan kerumahtanggan Kelurahan.

4. Pengelolaan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia,Pengembangan Organisasi dan Ketatalaksanaan.

5. Pelaksanaan Koordinasi penyelenggaraan tugas tugas Kelurahan. 6. Penyiapan bahan pembinaan,pengawasan dan pengendalian. 7. Pelaksanaan monitoring,evaluasi dan pelaporan kesekretariatan.

8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Seksi Tata Pemerintahan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok Lurah lingkup Tata Pemerintahan dan Penyelenggaraan fungsi :

1. Penyusunan Rencana Program dan kegiatan seksi Tata Pemerintahan. 2. Penyusunan petunjuk Tekhnis lingkup Tata Pemerintahan.

3. Menyelenggarakan Pelayanan Kependudukan.

4. Penyiapan bahan pembinaan kegiatan sosial,politik,ideologi Negara dan Kesatuan Bangsa.

5. Pelaksanaan proses pelayanan administrasi lingkup tata pemerintahan.

6. Membantu pelaksanaan tugas dibidang pemungutan pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

7. Pelaksanaan kegiatan monografi Kelurahan,

8. Penyiapan bahan kordinasi monitoring,evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. 9. Pelaksanaan tugas lain dan fungsinya.


(45)

Seksi Ketentraman dan Ketertiban umum mempunyai tugas dan menyelenggarakan fungsi :

1. Penyusunan rencana program dan kegiatan ketentraman dan ketertiban umum. 2. Penyusunan Pertunjukan Teknisi lingkup ketentraman dan ketertiban umum. 3. Penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan ketentraman dan ketertiban umum. 4. Penyiapan bahan pembinaan masyarakat.

5. Penyiapan bahan pembinaan pos kamling. 6. Penyelenggaraan Administrasi Pertahanan Sipil.

7. Penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi dn instansi terkai dalam penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum,pengamanan dan penertiban terhadap pelanggaran peraturan daerah dan peraturan perundang undangan lainnya.

8. Pelaksanaan proses pelayanan kepada masyarakat lingkup ketentraman dan ketertiban umum.

9. Membantu pelaksanaan tugas pengamanan akibat bencana alam dan bencana lainnya.

10. Penyiapan bahan kordinasi monitoring,evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Seksi Pembangunan Sosial mempunyai tugas pokok dan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1. Penyusunan rencana ,program dan seksi pembangunan sosial. 2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pembangunan.

3. Pengumpulan pengelolan dan evaluasi data di bidang perekonomian dan pembangunan.


(46)

4. Penyiapan bahan pelaksanaan kegiatan pembinaan terhadap pengkoperasian,ekonomi lemah dan kegiatan perekonomian lainnya dalam rangka meningkatkan kehidupan perekonomian masyarakat.

5. Penyiapan bahan pelaksanaan kegiatan pembinaan dalam bidang keagamaan,kesehatan pendidikan olah raga dan sosial budaya.

6. Membantu Pelaksanaan pembinaan kegiatan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kepemudaan,Karang Taruna,Pramuka dan Oraganisasi.

7. Pelaksanaan Proses pelayanan kepada masyarakat lingkup perekonomian pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

8. Penyiapan bahan pelaksanaan kegiatan dan rangka meningkatkan swadaya dan partisipasi masyarakat untuk meningkatkan perekonomian dan pembangunan. 9. Menyiapkan bahan kordinasi pembinaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana

fisik dilingkungan kelurahan.

10. Penyiapan bahan pembinaan terhadap kegiatan Lembaga Pemberdayaan Kelurahan (LPM).

11. Membantu pengumpulan dan penyaluran dana/bantuan terhadap korban banjir. 12. Penyiapan bahan kordinasi,monitoring,evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. 13. Melaksanakan tugas yang diberikan Lurah sesuai dengan fungsinya.

IV.2 GAMBARAN UMUM

IV.2.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah 1. Letak Geografis

Kelurahan Sekip adalah merupakan salah satu Kelurahan dari 7 Kelurahan yang terdapat di Kecamatan Medan Petisah dan terletak di inti kota. Adapun batas wilayah Kelurahan Sekip yaitu :


(47)

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Sei Agul

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Petisah Tengah

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Silalas

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Sei Putih Timur I

Kelurahan Sekip terletak di koordinat 97.547832 LS/LU 1.059902 BT/BB.

2. Luas wilayah berdasarkan Kelurahan .

Luas wilayah Kelurahan Sekip adalah 61 Ha atau 0,61 Km2 dengan jarak orbitrasi adalah :


(48)

b. Jarak ke Kantor Walikota 750 m. c. Jarak ke Kantor Gubernur 2 Km.

IV.3 KEPENDUDUKAN

Penduduk Kelurahan Sekip terdiri dari beberapa etnis dan adat istiadat yang selalu hidup rukun berdampingan yang mempunyai susunan penduduk sebagai berikut :

1. Data Kependudukan berdasarkan Suku:

No. Etnis JUMLAH %

1 Aceh 160 1,40

2 Ambon 8 0,07

3 Banjar 7 0,06

4 Batak 2220 19,48

5 Betawi 7 0,06

6 China 6888 60,43

7 Jawa 1150 10,09

8 Madura 7 0,06

9 Makassar 6 0,05

10 Melayu 760 6,67

11 Minang 143 1,25

12 Nias 14 0,12

13 Sunda 8 0,07


(49)

2. Data Penduduk Menurut Agama

Agama Budha merupakan penduduk mayoritas yang mendiami Kelurahan Sekip Kecamatan Medan Petisah, hl ini dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:

160 8 7

2220 7

6888

1150

7 6 760 143 14 8

Grafik Jumlah Penduduk  berdasarkan suku tahun 2012 Jumlah

No. Agama Jumlah %

Budha 6173 54.0

Hindu 235 2.0

Islam 3374 30.0

Katholik 449 4.0

Kristen 1147 10.0


(50)

3. Data Penduduk Menurut Mata PencaharianTahun 2012.

No. Pekerjaan Jumlah %

Ahli Pengobatan Alternatif 1 0,01

Bidan swasta 4 0,04

Dokter swasta 3 0,03

Dosen swasta 6 0,05

Guru swasta 34 0,30

Karyawan Swasta 2285 20,08

Montir 5 0,04

Pegawai Negeri Sipil 144 1,27

Pembantu rumah tangga 30 0,26

Pengacara 3 0,03

Pengrajin 485 4,26

Pengusaha kecil, menengah dan

besar 4985 43,81

Perawat swasta 8 0,07

160 8 7

2220 7

6888 1150

7 6 760 143 14 8

Grafik Penduduk Menurut Suku Jumlah


(51)

POLRI 18 0,16

Purnawirawan/Pensiunan 57 0,50

TNI 10 29,00

Dari segi mata pencaharian maka sebagian penduduk Kelurahan Sekip bekerja sebagai Wiraswasta.

4. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin Tahun 2012.

1 4 3 6 34

2285

5 144 30 3

485 4985

8 18 57 10

Grafik Penduduk Menurut Mata PencaharianTahun 2012 Jumlah


(52)

IV.4 POTENSI WILAYAH

Kelurahan Sekip Kecamatan Medan Petisah memiliki beberapa usaha kuliner seperti Bolu Meranti, Pancake Durian, Produksi Krupuk ikan yang menjadi daya tarik tersendiri di Kelurahan Sekip.

Di Kelurahan Sekip juga terdapat Hotel bintang 4, vihara dan Pusat Perbelanjaan terbesar di Kota Medan, antara lain : Hotel Asean International, Hotel Alfa Inn dan Care Four.

5511

5394

Laki‐laki Wanita

Grafik Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin  Tahun 2012

Jumlah

Gbr. Hotel Asean Gbr. Alpha Inn

Gbr. Bolu Meranti


(53)

IV. 5 SISTEM ORGANISASI DAN TATA KERJA

Dalam memenuhi kebutuhan masyarakat secara luas, Kelurahan Sekip didukung oleh berbagai Potensi. Adapun Potensi yang ada di Kelurahan Sekip yaitu:

A. Data Pegawai Kantor Kelurahan Sekip.

Jumlah PNS yang bertugas di Kantor Kelurahan adalah sebanyak 5 orang. Dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

DAFTAR NAMA-NAMA PEGAWAI KANTOR KELURAHAN SEKIP

No Nama/NIP Pangkat/Gol Jabatan

1 YUDA P.SETIAWAN, S.STP,M.SP NIP.198204072000121003

Penata /III C Lurah

2 HAFIZAL DARUS,SH NIP.197602051998031006

Penata muda/ III A

Sekretaris Lurah

3 RUSLAN EFFENDI

NIP. 195811101982031015

Penata /III C Kasi Trantib Gbr. Plaza Medan Fair Gbr. Durian /Pancake


(54)

4 NILA KESUMA MATONDANG,SSTP NIP.199005172010102001

Penata Muda/ III A

Kasi Pemerintahan

5 JUNI HARDIAN S.Sos NIP.198006062008011002

Penata Muda / III A

Kasi Pembangunan 6 B.MANURUNG

NIP.196007151981011001

Penata Muda / III A

Staf

Disamping itu dalam pelaksanaan tugas Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan khusus pemberian Pelayanan kepada masyarakat, Kelurahan didukung oleh 11 Kepala Lingkungan dengan perincian sebagai berikut:

No Nama/NIP Jabatan

1 Hj. Budinar, SE Lingkungan I

2 Yadi Suyetno Lingkungan II

3 Sugiharto Lingkungan III

4 Tugiyo Lingkungan IV

5 H. Sadjibun Lingkungan V

6 Ganesha Lingkungan VI

7 Khairul Purba Lingkungan VII

8 M. Noor Lingkungan VIII

9 Hj. Ratna Wati Lingkungan IX

10 Ok. M. Sofyan Lingkungan X


(55)

B. StrukturOrganisai dan Mekanisme Kerja.

LURAH SEKIP

YUDA P SETIAWAN S.STP MSP NIP.198204072000121003 LPM SEKRETARIS HAFIZAL DARUS.SH NIP.19760205199831006 KASI TRANTIB RUSLAN EFFENDI NIP.195811101982031015 KASI PEMBANGUNAN JUNI HARDIAN S.SOS

NIP. KASI PEMERINTAHAN NILA MATONDANG.SSTP NIP.19900517010102001 STAF B.MANURUNG NIP.196007151981011001 KEPLING I HJ.BUDINAR KEPLING II YADI SUYATNO KEPLING III SUGIHARTO KEPLING IV TUGIYO KEPLING IX HJ.RATNAWA TY KEPLING V H.SADJIBUN HRP KEPLING VI GANESHA KEPLING VII KHAIRUL PURBA KEPLING VIII MHD.NOOR KEPLING X OK.M.SOFYA N KEPLING XI ABD.WAHAB


(56)

Berikut daftar nama nama Lurah yang pernah menjabat di Kelurahan

Sekip Kecamatan Medan Petisah.

No Nama Lurah Masa Bakti

1. Syafrin Malay Tahun 1979 s/d 1984

2. H.Zaelani Tahun 1985 s/d 1990

3. Willem Waas Tahun 1990 s/d 2000

4. Nazaruddin Harahap Tahun 2000 s/d 2002

5. Mhd.Yunus .SSTP Tahun 2003 s/d 2006

6. Des Januarto Tahun 2006 s/d 2009

7. Frans Seno SSTP.MSi Tahun 2010 sd 2011

8. Chandra Dalimunthe SSTP.Msi Tahun 2011 s/d 2012 9. Alexander Sinulingga,SSTP.MSi Tahun 2012 s/d 2013 10. Yuda P.Setiawan.SSTP.MSP Tahun 2013 s/d sekarang

IV. 6 PELAKSANAAN KEGIATAN A. Pendidikan

Dalam meningkatkan mutu dan kwalitas sumber daya manusia di Kelurahan Sekip agar terciptanya tenaga terampil dan handal yang berwawasan imtaq dan iptek yang berdaya guna dan berhasil guna,Pemerintah Kota Medan da Yayasan Pendidikan Swasta berupaya menyediakan sarana pendidikan untuk kebutuhan masyarakat. Berikut Kegiatan Kelurahan Sekip Kecamatan Medan Petisah dibidang Pendidikan:


(57)

- MelaksanakanKoordinasi di Bidang Penidikan Non-Formal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

- Membina, menyantun memfasilitasi kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini dengan melaksanakan pembinaan rutin,meyantun dan kegiatan serta menyediakan tempat kegiatan seperti acara pelepasan angkatan didik PAUD yang rutin setiap tahun.

B. Kesehatan Masyarakat

- Mendata Jumlah Balita dan Ibu hamil yang ada di Kelurahan Sekip.

- Melaksanakan pemberian vitamin A dosis tinggi untuk mencegah defisiensi Vitamin A pada Balita.

- Memberikan tablet penambahan darah untuk mencegah dan mengobati anemia pada ibu hamil dan menyusui.

- Melakukan demonstrasi menu makanan bergizi dengan harga murah dan terjangkau di Posyandu Kelurahan Sekip.

- Sedangkan untuk posyandu lansia dilaksanakan sebulan sekali yang dilaksanakan dihalaman koramil 01-MB.Kegiatan posyandu lansia,penimbangan berat badan,tensi darah serta pemeriksaan gula darah dan bekerja sama dengan petugas puskesmas petisah kemudian kegiatan yang dilaksanakan lansia berupa senam taichi yang dilaksanakan di jalan bakau

C. Ekonomi Masyarakat

- Memberikan rekomendasi bagi masyarakat yang ingin meminta pelatihan keterampilan sebagai dasar untuk membuka usaha seperti pelatihan menjahit,payet dan bordir,pelatihan memasak ,membuat kue,merangkai bunga dan lain-lain.


(58)

- Menghubungkan para pengusaha /produsen kepada distributor untuk membantu memasarkan produk usaha lokal ke pasar yang lebih luas.

D. Keamanan dan Ketertiban

Pendekatan yang dilakukan dalam menciptakan dan memelihara ketentraman di Kelurahan Sekip yaitu secara persuasif,preventif dan kuratif.

1.Pendekatan secara preventif dilakukan melalui kegiatan menggiatkan Pos Kamling di setap Lingkungan.

2.Pendekatan secara persuasif dilakukan melalui penyuluhan dan penerangan secara terpadu dengan unsur Muspika serta Instansi /Dinas terkait yang menyangkut tetntang arti pentingnya Keamanan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) yang terkendali dan terkondisi secara terus menerus.

3.Pendekatan secara kuratif dilakukan melalui melakukan intervensi saat program berjalan guna mengantisipasi keadaan suatu saat berubah dan bersifat kondisional.Kelurahan Sekip bersama Kecamatan Medan Petisah dan unsur SKPD yang terkait perizinan dan penindakan,

1. Menertibkan Bangunan tanpa IMB

2. Menertibkan Reklame tanah Izin Reklame.

3. Menertibkan dan Menata Pedagang kreatif/PedagangKaki Lima.

4. Menertibkan Bangunan tetap maupun tidak tetap yangberada diatas drainase/badan jalan.

5. Menertibkan Usaha tanpa izin usaha ataupun masa izin usahanya sudah kadaluarsa.


(59)

E. Pencapaian Target Pajak Bumi dan Bangunan Tahun 2012 /2013.

Untuk Pencapaian target PBB Tahun 2013 Kelurahan Sekip melaksanakan kegiatan sebagai berikut :

- Menyalurkan SPPT PBB langsung kepada wajib Pajak.

- Bekerjasama dengan Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan dalam pengutipan PBB.

- Mengadakan sosialisasi pembayaran PBB melalui Kepala Lingkungan dan melalui Spanduk .

- Menyediakan tempat penerimaan pembayaran PBB di Kelurahan Sekip.

No TA TARGET REALISASI %

1. 2011 3.828.069.059 3.445.262.153 90

2. 2012 6.310.395.725 5994875938 95

3. 2013 5.050.433.608

181.496.976(s/d Minggu ke-4 bulan Mei)

3.59

F. Tingkat Pencapaian Swadaya/Partisipasi Masyarakat

Partisipasi merupakan sumbangan ide,pendapat atau buah pikiran untuk menyusun program atau untuk memperlancar pelaksanaan program. Jenis-jenis partisipasi meliputi : Partisipasi uang, harta benda, tenaga dan keterampilan. Untuk partisipasi membuat median jalan dari keramik,merupakan partisipasi masyarakat & pengusaha yang ada di kelurahan sekip & kecamatan medan petisah Di Kelurahan pencapaian swadaya atau partisipasi masyarakat pada Januari s/d Mei 2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :


(60)

Tingkat Pencapaian Swadaya Kelurahan Sekip Tahun 2012

N O

KEL JENIS KEGIATAN NILAI

NOMINAL

KET.

1. Sekip Pengajian Rutin selama 5 bulan x

Rp. 250.000.-

Rp. 1.250.000,- Jan s/d Mei 2012

Gotong Royong setiap hari Sabtu x Rp. 800.000,-

Rp. 13.600.000,- Jan s/d Mei 2012 (17 Minggu)

Pembuatan Plank Taman Sapta Pesona di setiap lingkungan sebanyak 11 titik

Rp. 660.000,-

Pembuatan Taman-Taman di setiap lingkungan sebanyak 12 titik

Rp. 10.800.000,-

Pengecatan Kantor Lurah Sekip Rp. 2.290.000.- Pembuatan Bak Komposting

Kelurahan Sekip

Rp. 700.000.-

Pengecatan Trotoar di sepanjang jalan protokol

Rp. 3.750.000.-

Pembabatan Rumput disetiap lingkungan (setiap bulannya)

Rp. 3.052.500.-

Penyediaan Tong-Tong Sampah disepanjang jalan protokol


(61)

Kelurahan Sekip

Pembuatan Median Jalan / Trotoar dengan keramik di sepanjang Jalan Sekip ± 400 m Tanah Timbun 5 Dump truk x Rp. 425.000.-

Semen 187 Sak x @ Rp45.000.- Batu Bata 15.800 x @ Rp. 550.- Pasir : 6 Dump truk x @ Rp.

425.000.-

8 Datsun x @ Rp. 176.000.- Tenaga / Tukang 25 orang x @ Rp. 90.000.- (21 hari)

Makan 25 orang x @ Rp. 10.000

(21hari)

Keramik Hitam Putih 400 kotak x @ Rp. 52.000.-

Rp. 2.125.000.- Rp. 8.415.000.- Rp. 8.690.000.- Rp. 2.550.000.- Rp. 1.408.000.- Rp. 47.250.000.- Rp. 5.250.000.- Rp. 20.800.000.-

Pengadaan Pot-Pot Bunga : 36 Pot Bunga x @ Rp. 36.000.-

Rp. 1.296.000.-

Pembetonan dinding parit sepanjang 50 meter x ½ meter

Rp. 20.000.000


(62)

sepanjang 150 meter x 3,5 meter Pembutan taman di jalan

Rambung

Rp.13.250.000

Pembuatan paving bloc baren jalan Rmbung sepanjang 30 meter x 2 meter

Rp.17.500.000

JUMLAH Rp. 198.130.000

Tingkat Pencapaian Swadaya Kelurahan Sekip Tahun 2013

N O

KEL JENIS KEGIATAN NILAI

NOMINAL

KET.

1. Sekip

Pembuatan Taman Jalan Bakau Rp. 10.000.000,- April 2013 JUMLAH Rp.

10.000.000,-G. Kelembagaan Kemasyarakatan di Kelurahan Sekip 1. Karang Taruna

Karang Taruna merupakan organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah dan sarana pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah Kelurahan atau komunitas adat sederajat terutama bergerak di bidang kesejahtraan sosial.

Karang taruna sudah terbentuk di Kelurahan Sekip Kecamatan Medan Petisah. Adapun peran Kelurahan dalam memjaga eksistensi dan keberlanjutan keberadaan Karang Taruna di Kelurahan Sekip antara lain:


(63)

- Pemberian arahan, masukan dan pembinaan baik berupa fisik dan non fisik kepada pengurus dan anggota karang taruna.

- Ikut berpartisipasi di dalam kegiatan yang diadakan oleh Karang Taruna. - Mengikutsertakan para anggota Karang Taruna pada setiap Kegiatan yang

diadakan oleh Kelurahan, Kecamatan dan Pemerintah. 2. LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat)

LPM merupakan lembaga yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra pemerintahan kelurahan dalam menampung dan mewujudkan aspirasi serta kebutuhan masyarakat di bidang pembangunan.LPM menjadi wadah bagi masyarakat yang merupakan sebagai salah satu unsur dari stake holder di dalam tatanan pemerintahan untuk dapat berpartisipasi dalam mendukung kegiatan Kecamatan dan Pemerintah Kota Medan.Sebagai wujud keberadaan dan kehadiran LPM di dalam keberlangsungan program dan kegiatan yang diadakan pemerintah Kelurahan dibuktikan dengan keikutsertaan dan sumbangsih pada pembangunan fisik yang langsung menyentuh masyrakat.

3. Kepemudaan

Organisasi Kepemudaan merupakan lembagayang menghimpun segenap potensi dan aspirasi generasi muda sesuai visi dan misi yang ditetapkan.Adapun Organisasi Kepemudaan di Kelurahan Sekip adalah :

- Pemuda Pancasila - Ikatan Pemuda Karya

- Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia. - Karang Taruna


(64)

Pemerintah Kelurahan Sekip selaku Pembina Organisasi di wilayah Kelurahan Sekip, berpatisipasi dalam kegiatan organisasi di wilayah Kelurahan Sekip dan selalu melibatkan organisasi dalam kegiatan Kelurahan Sekip.

H. TP PKK Kelurahan Sekip Data terlampir

I. Kebersihan Wilayah Kelurahan Sekip dan Pencapaian WRS - Mengatur Jadwal Bestari Melati Kebersihan wilayah Kelurahan . - Menagtur Jalur Pengangkutan sampah di wilayah Kelurahan.

- Membentuk tim Patroli kebersihan kelurahan untuk melayani masyarakat yang dikarenakan kondisi wilayahnya tidak dapat dicapai pelayanan kebersihan bestari melati dan truk pengakut sampah.


(1)

Ketika sosialisasi informasi yang dilakukan oleh Kelurahan kepada masyarakat sudah diterima oleh masyarakat secara merata hal tersebut dapat menimbulkan keinginan dari masyarakat itu sendiri agar menindaklanjuti informasi yang ia peroleh melalui kontribusi langsung dalam pelaksanaan program pemeliharaan drainase. Sosialisasi yang merata dapat membuat masyarakat menjadi paham apa yang menjadi tugas dan kewajibannya sehingga hal tersebut berjalan dengan semestinya.

VI.1.8 Ketersediaan Wadah Komunikasi Yang Khusus Membahas Tentang Drainase Di Kelurahan Sekip.

Dikatakan bahwa pembangunan adalah merupakan proses, yang penekanannya pada keselarasan antara aspek kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah. Jika dilihat dari segi ilmu komunikasi yang juga mempelajari masalah proses, yaitu proses penyampaian pesan seseorang kepada orang lain untuk merubah sikap, pendapat dan perilakunya. Dengan demikian pembangunan pada dasarnya melibatkan minimal tiga komponen, yakni komunikator pembangunan, bisa aparat pemerintah ataupun masyarakat, pesan pembangunan yang berisi ide-ide atau pun program-program pembangunan, dan komunikan pembangunan, yaitu masyarakat luas, baik penduduk desa atau kota yang menjadi sasaran pembangunan.

Berdasarkan penjelasan diatas dirasa perlu ada wadah sebagai tempat berkomunikasi yang khusus membahas segala sesuatu yang berhubungan dengan sistem drainase yang ada di Kelurahan Sekip. Untuk itu peneliti memilih wadah komunikasi sebagai salah satu fokus penelitian.

Berdasarkan hasil wawancara di lapangan dapat disimpulkan bahwa wadah komunikasi antara warga dan Kelurahan belum tersedia. Sehingga diharapkan ke depannya hal tersebut dapat di wujudkan agar komunikasi antara warga masyarakat dan


(2)

pihak Kelurahan berjalan dengan baik dan dapat memperlancar pelaksanaan program – program yang Kelurahan ciptakan untuk masyarakat.

Wadah komunikasi perlu disediakan agar masyarakat memiliki tempat yang jelas dan fokus membahas mengenai sistem drainase, dengan tingkat kepadatan penduduk yang demikian tinggi tentu dipandang penting keberadaan wadah komunikasi tersebut.

VI.2 Pembahasan

Masyarakat sebagai elemen penting dari pembangunan dirasa perlu dituntut untuk berperan aktif dalam setiap hal yang berhubungan dengan pembangunan baik itu pembangunan di tingkat Kelurahan, Kecamatan ataupun Pusat, dengan kata lain partisipasi masyarakat sangat berguna bagi pembangunan dimana saja. Partisipasi masyarakat sesuai dengan model pembangunan saat ini tentu masih menjadi pertanyaan di segala sisi pembangunan itu sendiri. Sudah sepantasnya sebagai anggota masyarakatmenunjukkan perilaku pembangunan yang partisipatif demikian pula dengan pemerintahan yang sedang mengemban tugas pengelolaan pembangunan di daerah. Artinya setiap pihak tentunya memposisikan dirinya pada porsi yang proporsiolnal dalam setiap upaya pembangunan.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, didapatkan berbagai informasi dan data tentang fenomena partisipasi masyarakat di Kelurahan Sekip Kota Medan yang masih memerlukan perhatian serta langkah konkrit dari seluruh elemen masyarakat.

Meski pelaksanaan pemeliharaan drainase yang telah dilaksanakan memberikan hasil yang nyata dari dimensi outputnya, penelitian menangkap adanya manfaat yang optimal bagi masyarakat di masa yang akan datang serta perlunya beberapa perbaikan dalam hal teknis ataupun perencanaan agar ke depannya sistem pemeliharaan drainase berjalan dengan baik. Kehadiran output berupa saluran drainase yang berdasarkan data


(3)

dan informasi yang dikumpulkan saat wawancara dengan berbagai informan yang memahami persoalan pemeliharaan drainase di lokasi penelitian, sudah baik namun perlu dipehatikan secara menyeluruh agar sistem tadi berjalan sesuai dengan keinginan dari masyarakat ataupun Kelurahan. Dan dirasa perlu penambahan saluran drainase agar dapat mendukung fenomena semakin tumbuhnya lokasi pemukimamn warga berupa Kompleks Perumahan dan Perkantoran yang juga meningkat tajam dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.

Hasil wawancara terhadap informan menunjukkan kenyataan bahwa partisipasi masyarakat Kelurahan Sekip dalam konteks pemeliharaan saluran drainase tergolong cukup baik tetapi tetap memerlukan perhatian dan perbaikan – perbaikan di beberapa aspek yang tentunya dapat memperlancar pemeliharaan sistem drainase tersebut. Disinilah dirasa perlu peran aktif masyarakat dalam pemeliharaan drainase lebih besar agar ke depannya dampak negatif dari buruknya pemeliharaan drainase dapat diminimalisir.


(4)

BAB VII PENUTUP

VII.1 Kesimpulan

Penelitian ini berfokus pada salah satu dimensi wajah pembangunan Kota Meda n seperti yang dilaksanakan di Kelurahan Sekip khususnya di bidang Infrastruktur dala m pemeliharaan drainase. Kemudian mempersempit pembahasan penulis juga melihat s alah satu sisi utama yang sangat pentingberkaitan dengan pembangunan tersebut yakni mengenai partisipasi yang dilakukan masyarakat Kelurahan Sekip sendiri terhadap berb agai upayapembangunan dan pemeliharaan infrastruktur sebagaimana drainase di wilay ah mereka.

Hasil wawancara terhadap informan menunjukkan kenyataan bahwa partisipasi masyarakat Kelurahan Sekip dalam konteks pemeliharaan saluran drainase tergolong cu kup baik tetapi tetap memerlukan perhatian dan perbaikan – perbaikan di beberapa aspe k yang tentunya dapat memperlancar pemeliharaan sistem drainase tersebut.

VII.2 Saran

Berkaitan dengan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas, penulis berma ksud menjelaskan beberapa hal penting sekaligus menjadi saran penelitian ini bagiupay a perbaikan pelksanan pembangunan di kota medan secara umum dan khususnya di Kel urahan Sekip yang mencakup beberapa hal berikut ini.

Tuntutan otonomi daerah secara penuh terus dilakukan agar setiap daerah dapat memainkan peranan dan posisi yang strategis sebagai pemilik sumberdaya di daerahnya sendiri. Pelaksanaan otonomi daerah juga diharapkan sebagai upaya untuk


(5)

mempercayai masyarakat dan Pemerintah Daerah dalammengatur dan mengembangkan potensi daerahnya sendiri.

Perlunya perlunya perbaikan di beberapa aspek agar ke depannya Kelurahan Sekip semakin baik dalam hal pemeliharaan drainase. Perbaikan tersebut tentunya melibatkan peran serta elemen masyarakat dan elemen pemerintah itu sendiri yang disini di wakilkan kepada Kelurahan.

Oleh karennya, di masa mendatang, keterlibatan segenap masyarakat Kelurahan Sekip dalam tahap perncanaan dan penentuan alternatif keputusan seyogyanya dapat dit ingkatkan dengan intens tidk hanya sebatas program pembangunan fisik saja akan tetapi juga mencakup mengenai upaya pembangunan sumber daya manusia pula. Peneliti men ganggap keterlibatan masyarakatdalam proses perencanaan penentuan alternatif keputus an pembangunan diwilayah mereka merupakan tahap awal yang paling penting yang ak an menentukan partisipasi masyarakat pada tataran pelaksanaan pembangunan berikuty a.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. 2003. Pemberdayaan, Pengembangan masyarakat & Intervensi Komunitas. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Arikunto, Suharsimi. 2001. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Pustaka

J. Muller. 1989. Partisipasi Bukan Unsur Baru Dalam Pembangunan. Jakarta: Kompas.

Nugroho. T. Rianto. 2004. Kebijakan Publik, Formulas, Implementasi dan Evaluasi.

Jakarta: Gramedia.

Sarwoto. 1990. Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia. Singarimbun, Masri, dan Sofyan Effendi. 1993. Metode Penelitian Survay. Jakarta: LP3ES.

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi Negara. Bandung: Alfabeta

Tjokroamidjojo, Bintoro. 1974. Pengantar Administrasi Pembangunan. Jakarta: Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial.

Utomo, Tri Widodo. 1998. Administrasi Pembangunan. Bandung: Lembaga Administrasi Negara.

Sumber website

(Http : // wbln18.world bank. org / essd / opendokumen 11 / 03 / 2012). Sumber Undang Undang

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004