Pengaruh volume irigasi pada berbagai fase tumbuh pada pertumbuhan melon (cucumis melo l.) Dengan sistem hidroponik

PENGARUH VOLUME IRIGASI PADA BERBAGAI FASE
TUMBUH PADA PERTUMBUHAN MELON (Cucumis melo L.)
DENGAN SISTEM HIDROPONIK

OLEH

HALIMAH RIYANTI
A24070119

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

RINGKASAN

HALIMAH RIYANTI. Pengaruh Volume Irigasi pada Berbagai
Tumbuh pada Pertumbuhan Melon (Cucumis melo L.) dengan

Fase
Sistem


Hidroponik (Dibimbing oleh EKO SULISTYONO).
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh volume irigasi
pada berbagai fase tumbuh pada pertumbuhan melon (Cucumis melo L.) yang
dibudidayakan secara hidroponik. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca
University Farm IPB, unit lapangan Cikabayan Dramaga Bogor mulai bulan
Februari hingga Juni 2011.
Penelitian ini dilaksanakan dengan Rancangan Kelompok Lengkap
Teracak (RKLT) dengan satu faktor yaitu volume irigasi. Perlakuan pada
penelitian ini adalah volume irigasi yaitu 0.5 x Eo (evaporasi permukaan air
bebas), 1 x Eo, 1.5 x Eo dan 2 x Eo masing-masing diberikan pada seluruh fase
tumbuh, yaitu seluruh fase tumbuh (dari tanam hingga panen), fase tanam hingga
berbunga dan fase berbunga hingga panen. Jumlah perlakuan ada 12 taraf
perlakuan, antara lain :
(0.5T) Volume irigasi 0.5 x Eo diberikan pada tanam-panen
(0.5T1) Volume irigasi 0.5 x Eo diberikan pada tanam-bunga
(0.5T2) Volume irigasi 0.5 x Eo diberikan pada bunga-panen
(1T)

Volume irigasi 1 x Eo diberikan pada tanam-panen


(1T1) Volume irigasi 1 x Eo diberikan pada tanam-bunga
(1T2) Volume irigasi 1 x Eo diberikan pada bunga-panen
(1.5T) Volume irigasi 1.5 x Eo diberikan pada tanam-panen
(1.5T1) Volume irigasi 1.5 x Eo diberikan pada tanam-bunga
(1.5T2) Volume irigasi 1.5 x Eo diberikan pada bunga-panen
(2T)

Volume irigasi 2 x Eo diberikan pada tanam-panen

(2T1) Volume irigasi 2 x Eo diberikan pada tanam-bunga
(2T2) Volume irigasi 2 x Eo diberikan pada bunga-panen
Masing-masing taraf perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 36
satuan percobaan.

iii 
 

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih melon varietas
Alien yang diperoleh dari toko pertanian yang ada di Bogor dan pasir yang

digunakan sebagai media tanaman melon, pemupukan menggunakan pupuk
hidroponik dengan komposisi 32-10-10 yang digunakan pada fase tanam hingga
berbunga dan komposisi 10-55-10 yang digunakan pada fase berbunga hingga
panen. Pestisida yang digunakan antara lain decis dan fungisida yang
diaplikasikan seminggu sekali dengan cara disemprot pada tanaman mulai dari
tanaman berumur 3 MST.
Beradasarkan hasil penelitian bahwa secara umum perlakuan irigasi
memberikan hasil yang berpengaruh nyata terhadap semua parameter pengamatan
vegetatif, generatif maupun pada bobot kering tanaman. Pada pengamatan
vegetatif maupun generatif perlakuan irigasi 1.5xEo (evaporasi permukaan air
bebas) dan 2xEo memberikan pengaruh pertumbuhan tertinggi. Pada pangamatan
fase vegetatif, perlakuan volume irigasi berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman saat 3 MST dan 4 MST, jumlah daun saat 3, 4, dan 5 MST, serta jumlah
cabang saat 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 MST namun tidak berbeda nyata terhadap tinggi
tanaman 5 MST hingga 9 MST, jumlah daun saat 6 MST hingga 9 MST dan
jumlah cabang saat 9 MST. Sedangkan pada fase generatif perlakuan irigasi
berpengaruh sangat nyata terhadap umur berbunga tanaman, jumlah bunga jantan
dan betina saat 7 MST dan 8 MST, bunga hermaprodit 8 MST, bobot buah,
diameter vertikal dan horizontal buah tetapi tidak berbeda nyata pada jumlah
bunga hermaprodit saat 7 MST. Produksi bobot buah terbesar dihasilkan oleh

perlakuan irigasi 1.5 x Eo T2.

PENGARUH VOLUME IRIGASI PADA BERBAGAI FASE
TUMBUH PADA PERTUMBUHAN MELON (Cucumis melo L.)
DENGAN SISTEM HIDROPONIK

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

HALIMAH RIYANTI
A24070119

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

LEMBAR PENGESAHAN

Judul


:

PENGARUH

VOLUME

BERBAGAI

FASE

PERTUMBUHAN

IRIGASI
TUMBUH

MELON

(Cucumis


DENGAN SISTEM HIDROPONIK
Nama :

Halimah Riyanti

NIM

A24070119

:

Menyetujui,
Pembimbing Skripsi

Dr. Ir.Eko Sulistyono MSi
NIP. 19620225 198703 1 001

Mengetahui,
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian IPB


Dr. Ir. Agus Purwito, M.Sc. Agr
NIP. 19611101.198703.1.003
Tanggal Lulus :

PADA
PADA
melo

L.)

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bengkulu pada tanggal 25 Mei 1989. Penulis
merupakan anak kedua dari Bapak Suryanto dan Ibu Suhariyati. Penulis
menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 1 Manna Bengkulu Selatan pada
tahun 2001. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke SMP
Negeri 14 Madiun dan lulus pada tahun 2004. Penulis kemudian melanjutkan ke
SMA Negeri 3 Madiun dan lulus pada tahun 2007.
Tahun 2007 penulis diterima di Departemen Agronomi dan Hortikultura,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan

Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor). Penulis juga aktif di berbagai kepanitian
acara mahasiswa. Tahun 2009 penulis sebagai sie medis dalam kepanitiaan MPD
(Masa Perkenalan Departemen). Pada tahun 2010 penulis mengikuti kegiatan
Kuliah Kerja Profesi (KKP) selama 2 bulan di Desa Pantirejo Kabupaten
Pekalongan.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul ”Pengaruh Volume Irigasi pada
Berbagai Fase Tumbuh pada Pertumbuhan Melon (Cucumis melo L.) dengan
Sistem Hidroponik” ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan Skripsi disusun
untuk memenuhi tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan Strata 1 (S1)
agronomi hortikultura.
Penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam pelaksananan penelitian dan penulisan skripsi ini serta
dalam kehidupan kampus penulis. Ucapan penghargaan penulis tujukan kepada :
1. Dr. Ir.Eko Sulistyono MSi selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.
2. Dr. Ir. Ade Wachjar, MS selaku dosen pembimbing akademik.
3. Dr. Ir. Winarso D. Widodo, MS dan Dr. Ir. Sobir, MS selaku dosen

penguji yang telah memberikan masukan dan saran kepada penulis.
4. Kedua orang tua, ibu bapak dan mbakku Amalia Riyanti yang telah
memberikan dukungan, semangat serta doa tulus yang selalu diberikan
kepada penulis. Penulis akan selalu memberikan yang terbaik untuk ibu
dan bapak.
5. Mansur Setya Putra, yang telah banyak memberikan dukungan serta
bantuannya, terima kasih banyak atas segalanya, sukses selalu.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang memerlukan.
Bogor, Juni 2011

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL................................................................................................... ix 
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x 
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi 
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 
Latar Belakang .................................................................................................... 1 
Tujuan.................................................................................................................. 2 

Hipotesis.............................................................................................................. 2 
TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................... 3 
Botani dan Diskripsi Tanaman Melon................................................................. 3 
Teknik Budidaya Melon ...................................................................................... 3 
Sistem Hidroponik .............................................................................................. 5 
Volume Irigasi dan Fase Tumbuh ........................................................................ 6 
BAHAN DAN METODE ....................................................................................... 8 
Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................................. 8 
Bahan dan Alat .................................................................................................... 8 
Metode Penelitian ............................................................................................... 8 
Pelaksanaan Penelitian ...................................................................................... 10 
Pengamatan ....................................................................................................... 12 
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 14 
Kondisi Umum .................................................................................................. 14 
Pertumbuhan Vegetatif ...................................................................................... 15 
Pertumbuhan Generatif ..................................................................................... 23 
Bobot Kering Tanaman ..................................................................................... 28 
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 31 
Kesimpulan ....................................................................................................... 31 
Saran.................................................................................................................. 31 

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 32 
LAMPIRAN .......................................................................................................... 35 

DAFTAR TABEL
 

Nomor

Halaman

1. Rekapitulasi Hasil Analisis Ragam ................................................................... 16
2. Pengaruh perlakuan terhadap tinggi tanaman ................................................... 18
3. Pengaruh perlakuan terhadap jumlah daun ....................................................... 20
4. Pengaruh perlakuan terhadap jumlah cabang .................................................... 22
5. Pengaruh perlakuan terhadap umur berbunga ................................................... 23
6. Pengaruh perlakuan terhadap jumlah bunga betina, bunga betina dan bunga
hermaprodit ...................................................................................................... 25
 

7. Pengaruh perlakuan terhadap bobot buah, diameter vertikal dan diameter
horizontal buah ................................................................................................. 27
 

8. Pengaruh perlakuan terhadap bobot kering batang, daun, bobot kering akar serta
ratio tajuk/akar .................................................................................................. 29

DAFTAR GAMBAR
 

Nomor

Halaman

1. Tanaman melon di lapangan .............................................................................. 14 
2. Tinggi tanaman melon perlakuan 0.5T saat 4 MST .......................................... 16 
3. Cabang pada tanaman yang segera dipangkas .................................................. 21 
4. Bunga tanaman melon ....................................................................................... 24 
5. Bobot buah melon terbaik 1.5 x Eo T2 .............................................................. 27 
6. Panen brangkasan .............................................................................................. 28 

DAFTAR LAMPIRAN
 

No

Halaman

1. Kandungan Pupuk Hidroponik.......................................................................... 36 
2. Denah Percobaan ............................................................................................... 37 
3. Jadwal Irigasi .................................................................................................... 38 
4. Pengamatan Evaporasi ...................................................................................... 39 
5. Pot Hidroponik dan Panci Evaporasi ................................................................ 40 
6. Tabel Volume Irigasi ......................................................................................... 41 
7. Rekapitulasi Hasil Analisis Ragam ................................................................... 44 

PENDAHULUAN
 

Latar Belakang
Kebutuhan terhadap tanaman hortikultura khususnya buah-buahan
meningkat seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat akan gizi. Salah satu
komoditas buah-buahan yang menjadi prioritas dan perlu mendapat perhatian
adalah melon (Cucumis melo L.) Tanaman melon termasuk salah satu jenis
tanaman buah-buahan semusim yang mempunyai arti penting bagi perkembangan
sosial ekonomi khususnya dalam meningkatkan pendapatan petani, perbaikan gizi
masyarakat dan perluasan kesempatan kerja. Melon kini berkembang sebagai
komoditas agribisnis dan memiliki nilai ekonomi serta prospek yang cukup besar
dalam pemasarannya.
Menurut Fiar (2010) buah melon mengandung antikoagulan yang disebut
dengan adenosine sehingga mampu menghentikan penggumpalan sel darah yang
dapat memicu timbulnya penyakit stroke atau jantung serta kandungan karotenoid
yang tinggi pada buah melon dapat mencegah kanker dan menurunkan resiko
serangan kanker paru-paru. Kandungan nutrisi buah melon adalah 34 mg vitamin
C, 15.00 mg kalsium, 25.00 mg fosfor, dan 0.5 mg zat besi.
Pencapaian

kualitas

buah

yang

baik

dapat

dilakukan

dengan

mengoptimalkan lingkungan tumbuh, seperti penggunaan sistem hidroponik.
Menurut Jones (1930) sistem hidroponik merupakan teknologi budidaya tanaman
tanpa tanah dengan pemberian larutan hara yang dibutuhkan tanaman. Pemupukan
dan irigasi dapat diaplikasikan secara bersamaan (Susila, 2006). Sistem
hidroponik tersebut dapat mengontrol kebutuhan hara tanaman sehingga kualitas
buah yang dihasilkan optimal. Tanah yang merupakan media dalam budidaya
konvensional, semakin lama unsur haranya semakin berkurang dan tanamanpun
akan kekurangan nutrisi, sehingga dibutuhkan suatu teknologi baru yang dapat
mengatur pemberian nutrisi dengan mudah agar kebutuhan nutrisi tanaman
tercukupi. Teknologi hidroponik solusinya, yaitu dengan pemberian nutrisi yang
langsung ke bagian akarnya.


 

Budidaya melon di rumah kaca memerlukan pemeliharaan khusus, salah
satunya volume irigasi yang berkaitan dengan kebutuhan air dan hara pada
tanaman serta fase tumbuh pada tanaman melon juga mempengaruhi kualitas buah
melon. Kebutuhan air irigasi merupakan salah satu tahap penting yang diperlukan
dalam perencanaan dan pengelolaan sistem irigasi. Sulistyono (2007) menyatakan
bahwa kebutuhan air tanaman didefinisikan sebagai volume air yang diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan air tanaman selain yang berasal dari curah hujan. Air
mutlak dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup untuk pertumbuhan.
Tujuan
Penelitian ini betujuan untuk mengetahui berapa kebutuhan air untuk
tanaman melon dan perbedaan volume air pada berbagai fase tumbuh
mempengaruhi pertumbuhan dan produksi melon.

Hipotesis
Terdapat pengaruh perbedaan volume air pada berbagai fase tumbuh untuk
pertumbuhan dan produksi melon.

TINJAUAN PUSTAKA
 

Botani dan Diskripsi Tanaman Melon
Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu anggota famili
Cucurbitaceae genus Cucumis. Melon berasal dari Afrika Timur dan Afrika
Timur-Laut. Melon merupakan tanaman semusim (annual), tumbuh menjalar di
tanah atau dapat dirambatkan pada turus bambu yang mirip dengan tanaman
mentimun (Cucumis sativus L.) (Rubatzky, 1999). Melon mulai dikembangkan di
Indonesia pada tahun 1980-an di daerah Cisarua (Bogor) dan Kalianda (Lampung)
oleh PT Jaka Utama Lampung.
Famili Cucurbitaceae umumnya memiliki bunga monoecious, dengan
bunga jantan dan bunga betina atau hermaprodit berada dalam satu tanaman
(Richards, 1997). Melon termasuk dalam buah pepo, yaitu pada biji terdapat
lapisan tipis yang menyelimuti (lendir). Lendir tersebut terasa manis, kenyal, dan
tidak banyak mengandung air. Buah melon menghasilkan banyak biji dalam
jumlah banyak (300-500 biji), berwarna puti atau kusam, berbentuk elips dan
licin.
Tanaman melon terdiri dari dua daun lembaga sehingga dimasukkan dalam
kelas tumbuhan berbiji belah (dikotil) dan tergolong dalam genera Cucumis.
Secara lengkap dilihat dari segi taksonomi tumbuhan, tanaman melon
diklasifikasikan mulai dari kingdomnya adalah Plantarum, divisi Spermatophyta,
sub-divisi Angiospermae, kelas Dikotil, sub-kelas Sympetalae, ordo Cucurbitales,
famili Cucurbitaceae, genus Cucumis, dan spesies Cucumis melo L (Resh, 2004).
Teknik Budidaya Melon
Pemilihan Benih dan Pembibitan
Tanaman melon yang sehat dan berproduksi optimal berasal dari bibit
yang sehat, kuat dan terawat baik pada awalnya. Bibit yang jelek tidak akan
mungkin menghasilkan tanaman melon yang mampu berproduksi bagus di
lapangan. Oleh karena itu, pembibitan merupakan kunci awal keberhasilan dalam
budidaya melon. Hal ini tak lepas pula dari peran pemilihan benih yang


 

berkualitas yang akan menentukan pertumbuhan selanjutnya pada tanaman melon.
Benih yang akan digunakan pada penelitian ini adalah benih melon varietas Alien.
Benih ditanam pada kedalaman 2-3 cm pada media pasir, kecambah tanaman
melon akan mucul pada 4–8 hari setelah penanaman. Daun sejati tumbuh setelah
5–6 hari setelah membukanya kotiledon, lalu diikuti oleh pertumbuhan sekitar 2–4
tunas-tunas aksilar pada batang primer.

Transplanting dan Pemeliharaan
Tanaman melon perlu disemaikan terlebih dahulu agar pertumbuhannya
lebih dapat dikontrol dan seragam. Persemaian dan pembibitan umumnya menjadi
satu (tidak dilakukan dalam tempat yang berbeda) (Prihmantoro dan Indriani,
2002). Umur pembibitan yang siap untuk dipindahkan adalah sekitar 10-14 hari,
saat telah keluar sekitar 3 daun pada tanaman. Melon (Cucumis melo L.)
merupakan jenis tanaman hortikultura yang memiliki nilai ekonomi yang cukup
tinggi dan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber devisa dari sektor non-migas.
Produksi dan pertumbuhan tanaman melon tetap baik ditanam pada musim hujan
maupun musim kemarau. Namun yang paling baik ditanam pada musim kemarau
karena rasa buahnya lebuh manis (Cahyono, 1996).
Langkah strategis yang menentukan pertumbuhan dan produktivitas
tanaman melon adalah pemeliharaan tanaman. Faktor lingkungan sangat besar
peranannya dalam masa pertumbuhan dan perkembangan tanaman melon di
lapangan. Pemeliharaan tanaman melon dimulai dari penyulaman, pemangkasan
tunas, pengikatan batang, pengikatan tangkai buah, pemupukan tambahan,
pengairan, penyiangan serta pengendalian hama dan penyakit (Warni dan Purbiati,
2010). Dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman melon membutuhkan
para-para atau ajir untuk menopang berat tanaman dan buah serta sebagai arah
rambatan tanaman. Dalam rumah kaca dapat digunakan tali rambat sebagai ganti
ajir.

Panen
Pemanenan dilakukan secara bertahap dengan mengutamakan buah yang
benar-benar telah siap dipanen. Kriteria buah yang siap untuk dipanen adalah bila


 

telah terjadi retakan dan garis pemisah antara tangkai buah dan buahnya tampak
jelas, warna kulit kekuningan, dan beraroma harum. Pemanenan dilakukan pada
pagi atau sore hari karena pada saat itu kondisi buah masih segar dan kandungan
airnya banyak. Panen dan penanganan pasca panen yang salah akan menurunkan
kualitas buah (Prihmantoro dan Indriani, 2002).
Sistem Hidroponik
Hidroponik merupakan budidaya tanaman tumbuh tanpa tanah, telah
dikembangkan dari hasil percobaan yang dilakukan untuk menentukan zat apa
yang membuat tanaman tumbuh dan komposisi tanaman (Resh, 2004). Teknologi
hidroponik ini masih termasuk baru, diperkirakan mulai dikenal di Indonesia pada
akhir tahun 80-an. Namun teknologi hidroponik ini mulai mendapat perhatian di
Indonesia dalam lima tahun terakhir, khususnya untuk menghasilkan produk
hortikultura dan flortikultura. Di negara-negara subtropik teknologi hidroponik
sudah dikenal dan diterapkan cukup lama sehingga sudah sampai pada tahap yang
sangat maju terutama dalam hal penciptaan lingkungan tumbuh yang optimal bagi
pertumbuhan tanaman (Chadirin, 2007).
Menurut Wijayani dan Widodo (2005), buah yang ditanam dalam
greenhouse memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan penanaman di
lahan terbuka. Penggunaan greenhouse bertujuan untuk menciptakan lingkungan
yang terkendali agar pertumbuhan tanaman optimal, seperti melindungi tanaman
dari angin dan hujan, menjaga tanaman dari serangan hama dan penyakit serta
menjaga suhu dan kelembapan lingkungan.
Sistem hidroponik melon pada dasarnya hampir sama dengan sistem
hidroponik sayuran. Penggunaan larutan nutrisi pada media tumbuh merupakan
faktor utama dalam budidaya melon secara hidroponik. Hara makro yang
diperlukan dalam media hidroponik adalah N, P, K dan Ca. sedangkan hara mikro
yaitu Fe dan Mn. Pada budidaya secara hidroponik, nilai pH pada media tanam
perlu dijaga dalam kisaran 6.2-6.8 untuk menjamin ketersediaan hara (Susila,
2006).


 

Volume Irigasi dan Fase Tumbuh
Pengelolaan air membutuhkan penanganan yang serius berkenaan dengan
memaksimalkan penggunaan air permukaan. Pengaturan penggunaan air yang
efisien sangat diperlukan untuk memaksimalkan areal tanam. Pengaturan
kebutuhan air (volume irigasi) ini dapat dilakukan dengan pengaturan jadwal
tanam terhadap petak irigasi. Irigasi adalah faktor yang sangat menentukan dalam
kegiatan pertanian. Pada mulanya kegiatan irigasi hanya sebatas mengairi lahan
dengan air saja tanpa memperdulikan berapa air yang sebenarnya dibutuhkan oleh
lahan dan tanaman. Pertumbuhan tanaman akan dipengaruhi oleh tingkat
ketersediaan air dalam tanah. Tanaman dapat tumbuh dengan baik dalam kapasitas
lapang, tetapi saat kadar air berada pada titik layu permanen pertumbuhan
tanaman menjadi tertanggu. Tingkat respon tanaman terhadap air dipengaruhi oleh
jenis tanaman dan sistem perakaran saat terjadi kekurangan air pada periode
pertumbuhan (Supriyadi, 2006).
Hubungan air dengan pertumbuhan tanaman untuk melihat diperlukannya
suatu pemahaman tentang respon tanaman terhadap air. Menurut Kramer (1996)
air pada tanaman akan berfungsi sebagai : (1) penyusun utama jaringan tanaman,
(2) pelarut garam, gula dan senyawa lainnya sehingga larutan tersebut dapat
bergerak dari satu sel ke sel lainnya, (3) pengatur suhu, (4) mempertahankan
turgor tanaman, (5) pereaksi dalam fotosintesis dan dalam hidrolitik.
Kebutuhan air tanaman untuk pertumbuhan merupakan jumlah air yang
digunakan oleh tanaman untuk tumbuh normal atau disebut evapotranspirasi.
Besarnya kebutuhan air tanaman untuk setiap pertumbuhan ditentukan oleh
tingkat pertumbuhan, faktor iklim, dan jenis dari tanaman tersebut. Kebutuhan air
tanaman dalam hal ini adalah sebesar evaporasi dari tanaman itu sendiri yang
nnantinya akan dijadikan dasar untuk mennentukann jumlah air yang harus
diberikan pada waktu penyiraman. Kebutuhan air tanaman pada tanaman melon
terbagi dalam lima tahap pertumbuhan yaitu tahap awal (15 hari) yang ditandai
dengan mulainya pertumbuhan batang dan daun utama, tahap vegetatif (25 hari)
ditandai dengan tumbuhnya bakal cabang atau bakal batang muda, tahap
pembungaan (20 hari) ditandai dengan munculnya bunga jantan dan bunga betina,
tahap terbentuknya buah (20 hari) ditandai dengan bakal buah yang membesar dan


 

menjadi buah yang nyata, dan tahap pematangan (10 hari) ditandai dengan adanya
perubahan warna buah dan aroma yang harum. Fase tumbuh pada tanaman melon
memiliki beberapa tahap, mulai dari tanam hingga panen. Fase tumbuh pada
tanaman melon memiliki beberapa tahap, mulai dari tanam hingga panen yaitu
seluruh fase tumbuh (tanam hingga panen), fase tanam hingga berbunga dan fase
berbnga hingga panen. Fase tumbuh ini juga berkaitan dengan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Sehingga menentukan kualitas dan produksi buah melon
(Resh, 2004).

BAHAN DAN METODE
 

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca University Farm Kebun
Percobaan Cikabayan IPB Dramaga Bogor pada ketinggian tempat 240 m dpl.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juni 2011.

Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan adalah benih melon dengan varietas Alien,
media hidroponik berupa pasir, pupuk hidroponik dengan kandungan unsur hara
makro dan mikro (Lampiran 1) dimana yang digunakan pada saat fase tanam
hingga berbunga yaitu komposisi 32-10-10 dan komposisi 10-55-10 yang
digunakan pada saat fase berbunga hingga panen. Pupuk ini diaplikasikan dengan
cara disiram pada tanaman. Pestisida yang digunakan antara lain decis dan
fungisida yang diaplikasikan seminggu sekali mulai dari tanaman berumur 3
MST.
Peralatan yang digunakan adalah ember dengan diameter 30 cm dan ember
yang digunakan untuk panci evaporasi yang berukuruan tinggi 35 cm dan
diameter 30 cm, cangkul, ajir, tray, saringan, tali rambatan, timbangan, gelas ukur
1000 ml dan alat penunjang lainnya.

Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan percobaan faktor tunggal yang dilakukan dengan
Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT). Perlakuan pada penelitian ini
adalah volume irigasi yaitu 0.5 x Eo (evaporasi permukaan air bebas), 1 x Eo, 1.5
x Eo dan 2 x Eo. Eo merupakan evaporasi permukaan air bebas dimana masingmasing diberikan pada seluruh fase tumbuh, yaitu seluruh fase tumbuh (dari
tanam hingga panen), fase tanam hingga berbunga dan fase berbunga hingga
panen. Jumlah perlakuan ada 12 perlakuan, antara lain :
(0.5T) Volume irigasi 0.5 x Eo diberikan pada tanam-panen
(0.5T1)Volume irigasi 0.5 x Eo diberikan pada tanam-bunga


 

(0.5T2)Volume irigasi 0.5 x Eo diberikan pada bunga-panen
(1T)

Volume irigasi 1 x Eo diberikan pada tanam-panen

(1T1) Volume irigasi 1 x Eo diberikan pada tanam-bunga
(1T2) Volume irigasi 1 x Eo diberikan pada bunga-panen
(1.5T) Volume irigasi 1.5 x Eo diberikan pada tanam-panen
(1.5T1)Volume irigasi 1.5 x Eo diberikan pada tanam-bunga
(1.5T2)Volume irigasi 1.5 x Eo diberikan pada bunga-panen
(2T)

Volume irigasi 2 x Eo diberikan pada tanam-panen

(2T1) Volume irigasi 2 x Eo diberikan pada tanam-bunga
(2T2) Volume irigasi 2 x Eo diberikan pada bunga-panen
Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 36 satuan
percobaan. Denah percobaan dapat dilihat pada (Lampiran 2).
Metode penyiraman volume irigasi sesuai dengan jadwal irigasi
penyiraman (Lampiran 3) yang kemudian dilakukan dengan pengamatan
evaporasi (Lampiran 4). Pada pertumbuhan tanaman di rumah kaca terjadi
evaporasi, yaitu penguapan air yang menyebabkan penurunan air pada panci
evaporasi, gambar atau desain panci evaporasi dapat dilihat pada (lampiran 5).
Model rancangan yang diguanakan adalah :

Y ijk  =  μ +  α i  +  KK +  ε ijk

 

Keterangan:
Y ijk

= Nilai pengamatan pada perlakuan volume irigasi ke-I dan ulangan ke-k

μ

= Rataan umum

αi

= Pengaruh perlakuan ke-i

KK

= Kelompok ke-k

ε ijk

= Galat perlakuan
Data yang diperoleh diuji dengan uji F pada taraf 5 %. Jika dalam sidik

ragam perlakuan menunjukkan pengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji beda
nilai tengah dengan Tukey pada taraf 5 %.

10 
 

Pelaksanaan Penelitian
Persiapan Media Hidroponik
Umunya media tanam yang digunakan dalam sistem hidroponik adalah
media yang bersifat poros, seperti pasir, arang sekam, batu apung, kerikil, dan
rockwool. Media yang digunakan pada penelitian ini adalah pasir. Media ini baik
untuk diterapkan dalam sistem hidroponik karena selain murah juga sangat mudah
didapat. Selain itu media ini memiliki tekstur kasar sehingga memudahkan
terjadinya sirkulasi udara dan dapat menghindari penyakit tular tanah (soil born
disease). Sebelum pasir digunakan, pasir disaring terlebih dahulu dengan tujuan
agar terpisahkan antara kerikil dan pasir.

Kontrol Lingkungan
Sebelum penelitian dilaksanakan rumah kaca dibersihkan, yaitu dengan
cara membersihkan kotoran atau lumut-lumut yang menempel pada atap kaca
pada rumah kaca. Prinsip dasar budidaya tanaman secara hidroponik adalah suatu
upaya merekayasa alam dengan menciptakan dan mengatur suatu kondisi
lingkungan yang ideal bagi perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Selain itu
juga membuat lingkungan itu pada kondisi yang optimum dan seragam. Kondisi
tersebut dimulai dari persiapan media (disaring terlebih dahulu), pengendalian
hama dan penyakit sampai pengaturan suhu dan kelembapan dalam greenhouse.

Penanaman
Penanaman dilakukan di dalam greenhouse di kebun Cikabayan IPB
dengan menanam benih melon pada ember dengan media pasir. Sistem
penanaman dengan cara ditanam langsung tanpa persemaian dengan menanam 5
benih per ember yang kemudian akan diseleksi menjadi satu tanaman terbaik pada
saat 2 MST.

11 
 

Pemberian Larutan Hara
Pemberian larutan hara dilakukan 2 hari sekali bersamaan dengan
penyiraman sejak tanaman berumur 3 MST hingga panen, pupuk yang digunakan
berupa pupuk cair (Growmore) yang diaplikasikan dengan cara disiram pada
tanaman dengan konsentrasi 0.15 %.
Tahap persiapan larutan hara adalah sebagai berikut :
a. Membuat larutan stok dengan konsentrasi 2.5 % dengan cara melarutkan
pupuk growmore 100 gram dalam 4 liter air.
b. Mengencerkan larutan stok menjadi konsentrasi 0.15 % berdasarkan rumus
pengenceran : C1 x V1 = C2 x V2 dimana C1, V1, C2, V2 masing-masing
adalah konsentrasi larutan stok, volume larutan stok, konsentrasi larutan
hara, dan volume larutan hara yang diperlukan.
c. Meberikan irigasi bersama larutan hara dengan volume sesuai dengan
perlakuan (Lampiran 6) yang dihitung dengan rumus sebagai berikut :
K x Eo. 10-1 x π r2
Keterangan :
K

: Koefisien perlakuan (0.5 ; 1 ; 1.5 ; 2)

Eo

: Evaporasi panci (mm)

r

: Jari-jari ember hidroponik (cm)

Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan antara lain pemupukan, pemangkasan,
pengendalian gulma, dan pengendalian hama dan penyakit. Pemupukan dilakukan
2 hari sekali bersamaan dengan penyiraman sejak tanaman berumur 3 MST
hingga panen, pupuk yang digunakan berupa pupuk hidroponik yang
diaplikasikan dengan cara disiram pada tanaman dengan konsentrasi 0.15 %.
Pemangakasan untuk tanaman melon sangat penting agar pertumbuhannya terarah
dan menghasilkan buah yang berkualitas. Pemangkasan ada dua macam, yaitu
pemangkasan untuk memperoleh tanaman berbatang ganda, serta pemangkasan
pemeliharaan untuk mendapatkan buah yang berkualitas (pemangkasan tunggal).
Namun pada penelitian ini hanya menggunakan pemangkasan tunggal.
Pemangkasan cabang apikal dilakukan apabila tanaman telah memilki sekitar 23-

12 
 

25 daun. Pengendalian gulma dilakukan dengan cara manual yaitu dengan
mencabut gulma yang ada di ember. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan
dengan pestisida yang digunakan antara lain decis dan fungisida yang
diaplikasikan seminggu sekali mulai dari tanaman berumur 3 MST.

Pemanenan
Panen dilakukan secara bertahap pada tiap buah yang telah memenuhi
kriteria panen. Pemanenan dilakukan pagi hari karena pada saat itu kondisi buah
masih segar dan kandungan airnya banyak. Buah dipanen dengan menggunakan
pisau atau gunting dengan menyisakan sedikit cabang buahnya sekitar 4-5 cm dan
membentuk huruf “T” yang bertujuan untuk memperpanjang masa awet buah atau
daya simpan buah.

Pengamatan
Pengamatan yang akan dilakukan pada penelitian ini meliputi pengamatan
saat pemeliharaan meliputi peubah yang diamati sebagai berikut :
1. Tinggi tanaman (cm) yang diukur dari permukaan tanah sampai tajuk
tertinggi selama periode pengamatan berlangsung.
2. Jumlah daun dengan menghitung jumlah daun dari daun yang telah
terbentuk muncul pertama kali dari setiap tanaman yang ditanam.
3. Jumlah cabang yaitu dengan menghitung jumlah cabang yang telah
terbentuk muncul pertama kali dari setiap tanaman yang ditanam.
4. Umur berbunga (HST) yaitu dengan menghitung umur tanaman saat bunga
muncul diamati setiap hari selama periode pengamatan berlangsung.
5. Jumlah bunga dengan menghitung jumlah bunga selama periode
pengamatan berlangsung. Bunga yang diamati adalah bunga jantan, betina
dan hermaprodit.
6. Jumlah buah dengan menghitung jumlah buah dari setiap tanaman pada
saat periode panen.
7. Berat buah yaitu menghitung berat buah melon dengan menggunakan
timbangan digital yang ada di laboratorium pasca panen IPB.

13 
 

8. Diameter buah, meliputi diameter vertikal dan diameter horizontal buah
dengan menggunakan jangka sorong digital pada saat periode panen
berlangsung.
9. Brangkasan dengan menghitung bobot kering tajuk dan bobot kering akar.

HASIL DAN PEMBAHASAN
 

Kondisi Umum
Penanaman dilakukan pada bulan Februari 2011. Tanaman melon selama
penelitian secara umum tumbuh dengan baik dan tidak ada mengalami kematian
sampai dengan akhir penelitian (Gambar 1). Suhu rata-rata harian di dalam
greenhouse adalah berkisar antara 45 - 49 ˚C dan kelembapannya 47 - 50%. Suhu
rata-rata dalam rumah kaca relatif tinggi yang menyebabkan daun tanaman
mengalami kelayuan pada siang harinya namun kelayuan tersebut tidak bersifat
permanen.
Hama yang menyerang tanaman melon umumnya adalah kutu daun
(Bemisia tabacci). Serangan kutu daun ini mulai terjadi saat tanaman berumur 4
MST sedangkan penyakit yang menyerang biasanya adalah embun tepung.
Pengendaliannya dilakukan dengan penyemprotan pestisida decis dan fungisida.
Pengendalian gulma dilakukan secara manual dengan mencabut setiap gulma yang
tumbuh di ember.

 

Gambar 1. Tanaman melon di lapangan
Tanaman melon mengalami stres setelah perlakuan irigasi dilakukan,
terutama pada volume irigasi yang kecil. Stres tersebut ditandai dengan kondisi

15 
 

daun yang tampak layu namun hal ini tidak bersifat permanen. Tanaman dapat
pulih kembali setelah mendapat irigasi. Panen dilakukan secara bertahap sesuai
dengan buah melon yang telah memiliki kriteria buah layak panen. Panen
dilakukan dengan melihat penampakan kuantitatif buah yaitu ukuran buah sesuai
dengan ukuran normal, serat jala pada kulit buah sangat nyata kasar dan warna
kulit hijau kekuniangan serta buah memiliki aroma yang harum.
Pertumbuhan Vegetatif
Perlakuan volume irigasi berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman saat
3 MST dan 4 MST, jumlah daun saat 3 MST, 4 MST dan 5 MST, serta jumlah
cabang saat 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 MST namun tidak berbeda nyata terhadap tinggi
tanaman 5 MST hingga 9 MST, jumlah daun saat 6 MST hingga 9 MST dan
jumlah cabang saat 9 MST (Tabel 1).
Tinggi tanaman saat 3 MST perlakuan irigasi 1.5xEo T, 1.5xEo T2, dan
2xEo T2 menghasilkan tinggi tanaman nyata lebih tinggi dibandingkan dengan
perlakuan 0.5xEo T, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan 1xEo T2, 1xEo
T1, 1.5xEo T1, 2xEo T, 2xEo T1, 0.5xEo T2, 1xEo T dan 0.5xEo T1 dan pada saat
berumur 4 MST perlakuan irigasi 1.5xEo T2 dan perlakuan 1xEo T2 menghasilkan
tinggi tanaman nyataa lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan 0.5xEo T dan
0.5xEo T2 namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan 1.5xEo T, 2xEo T,
1.5xEo T1, 0.5xEo T1 dan 1xEo T (Tabel 2). Hal ini disebabkan oleh perlakuan
0.5xEo merupakan dosis paling kecil yang diberikan saat irigasi sehingga pada
perlakuan ini tanaman tidak memiliki tinggi tanaman yang optimal (Gambar 2).
Pada fase pertumbuhan vegetatif ini, tanaman sangat sensitif terhadap kekurangan
air. Jika terjadi kekurangan kelembapan pada media dalam fase ini maka akan
menyebabkan keterlambatan pertumbuhannya. Pemberian air irigasi untuk
memperbaiki pertumbuhan tanaman setelah mengalami kekeringan pada fase ini
tidak akan berhasil.

16 
 

 

Gambar 2. Tinggi tanaman melon perlakuan 0.5T saat 4 MST
Pada gambar diatas dapat dilihat dari keadaan tanaman yang mengalami
pertumbuhan yang terlambat, batang yang kurang kokoh dan kerdil. Hal ini
menandakan bahwa air begitu penting dalam kegiatan budidaya pertanian baik
dalam pengembangan tanaman pangan, hortikultura, peternakan maupun
perkebunan. Tanpa adanya dukungan ketersediaan air yang sesuai dengan
kebutuhan baik dalam dimensi jumlah, mutu, ruang maupun waktunya, maka
dapat dipastikan kegiatan budidaya tersebut akan berjalan dengan tidak optimal.
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Analisis Ragam
Peubah

Pr>F Perlakuan

Akar MSE

C.V

3 MST

0.0074 **

1.61

12.46

4 MST

F Perlakuan

Akar MSE

C.V

3 MST

0.0011 **

0.44

8.13

4 MST