Kandungan Kolesterol dan Vitamin A Ayam Arab yang Diberi Jamu Ternak Melalui Air Minum

KANDUNGAN KOLESTEROL DAN VITAMIN A KUNING
TELUR AYAM ARAB YANG DIBERI JAMU TERNAK
MELALUI AIR MINUM

SKRIPSI
MOCHAMAD JOHAN SAPUTRA

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

1

RINGKASAN
MOCHAMAD JOHAN SAPUTRA. D14096008. 2013. Kandungan Kolesterol
dan Vitamin A Kuning Telur Ayam Arab yang diberi Jamu Ternak Melalui Air
Minum. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbimbing Utama : Dr. Rudi Afnan, S.Pt., M.Sc.Agr.
Pembimbimbing Anggota : Ir. Widya Hermana, M.Si.

Telur merupakan salah satu sumber protein yang dibutuhkan oleh tubuh, dan
mengandung asam amino esensial yang tinggi, namun dalam kenyataannya terdapat
faktor yang menjadi kendala dalam megkonsumsi telur yakni kandungan kolesterol
yang cukup tinggi pada telur. Dewasa ini kandungan kolesterol telur ayam
dikhawatirkan oleh sebagian masyarakat sehubungan dengan efek yang
ditimbulkannya. Kolesterol yang berlebih dapat menimbulkan gangguan kesehatan,
tetapi disisi lain kuning telur mengandung vitamin A yang baik untuk tubuh.
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mempelajari kandungan kolesterol
dan vitamin A kuning telur ayam Arab yang diberi jamu melalui air minum yang
diharapkan dapat mengurangi kadar kolesterol kuning telur dan meningkatkan
kandungan vitaminnya. Penelitian dilaksanakan di kandang C Fakultas Peternakan
IPB Bogor yang berlangsung dari bulan Juni sampai dengan Agustus 2011. Ternak
yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam Arab betina umur 19 minggu
sebanyak 48 ekor. Prosedur penelitian meliputi persiapan kandang dan peralatan,
pemeliharaan dan pemberian jamu. Rancangan yang digunakan dalam penelitian
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Kandungan kolesterol selama 5 minggu
pemberian jamu dengan level pemberian 5 ml/ekor dan 10 ml/ekor yaitu 535,28
mg/100g - 563,51 mg/100 g. Penambahan jamu selama tiga hari berturut-turut (per
minggu) yang dicampurkan dalam minum ternak dengan level yang berbeda tidak
mempengaruhi kandungan kolesterol kuning telur, tetapi adanya level penambahan

jamu yang berbeda pada air minum meningkatkan skor warna kuning telur dan
kandungan vitamin A. Kandungan vitamin A kuning telur untuk perlakuan P0 (tanpa
jamu): 596,787 μg /100 g, P1 (jamu 5 ml/ekor/hari): 700,034 μg/100 g, dan P2 (jamu
10 ml/ekor/hari): 800,962 μg /100 g.
Kata-kata kunci: ayam Arab, kolesterol, vitamin A, kuning telur

i

ABSTRACT
Cholesterol and Vitamin A Contents in Arabian Chicken Egg Yolk with
Addition of Herbal Medicine Fed Through Drinking Water
Mochamad, J, S., R. Afnan, and W. Hermana
Egg as one source of protein needed by the body contains high amount of essential
amino acids, however in reality there is a constraint factor in consuming the eggs
which is the high level cholesterol in an egg. Nowadays the cholesterol content of
eggs is feared by most of the public in relation to its effect. Excess cholesterol can
cause health problems, but on the other hand the yolks contain vitamin A which is
good for the body. This research was aimed to study the cholesterol and vitamin A
content of Arab chicken egg yolks with addition of herbs through drinking water it is
expected to reduce the cholesterol level and increase the amount of vitamin A in egg

yolks. This experiment was conducted in poultry house in block C of Animal
Science Faculty, Bogor Agricultural Institute, it lasted from June to August 2011.
Chicken used in this study was 48 arab hens by age 19 weeks. Research procedures
include the preparation of cages and equipment, maintenance and provisions of
herbal medicine. The design used in this study was a completely randomized design
(CRD). The content of cholesterol during 5 weeks of herbal medicine with level of 5
ml per head and 10 ml per head was 535.28 mg/100 g up to 563.51 mg/ 100 g. The
addition of herbal medicine for 3 consecutive days (per week) are mixed in hens
drinking. The level differences does not affect the content of cholesterol in egg yolk,
but the existence of different herbal medicine addition level provides different
amount of vitamin A. The content of vitamin A in egg yolks for a treatment P0
(without herbs) amounted to 596.787 μg/ 100 g, P1 (herbs 5 ml/head/day) : 700.034
μg/ 100 g and P2 (10 ml/head/day) : 800.962 μg/ 100 g.
Keywords : Arab chicken, cholesterol, vitamin A, egg yolk

ii

KANDUNGAN KOLESTEROL DAN VITAMIN A KUNING
TELUR AYAM ARAB YANG DIBERI JAMU TERNAK
MELALUI AIR MINUM


MOCHAMAD JOHAN SAPUTRA
D14096008

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada
Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

iii

Judul

: Kandungan Kolesterol dan Vitamin A Ayam Arab yang Diberi Jamu
Ternak Melalui Air Minum


Nama

: Mochamad Johan Saputra

NIM

: D14096008

Menyetujui,
Pembimbing Utama

Pembimbing Anggota

(Dr. Rudi Afnan, S.Pt., M.Sc.Agr.)
NIP : 19680625 200801 1 010

(Ir. Widya Hermana, M.Si.)
NIP : 19680110 199203 2 001


Mengetahui,
Ketua Departemenn
Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

(Prof.Dr.Ir. Cece Sumantri, M.Agr, Sc)
NIP. 19591212 198603 1 004

Tanggal Ujian: 13 Pebruari 2013

Tanggal Lulus:

iv

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kota Bogor pada tanggal 14 Juli 1988. Penulis
merupakan anak ketiga dari keluarga Bapak H. Hasanuddin dan Ibu Komariah.
Jenjang pendidikan penulis diawali pada tahun 1994 dengan bersekolah SD
Bantarkambing I dan lulus pada tahun 2000, dan melanjutkan pendidikan di Sekolah
Tingkat Lanjutan Pertama Negeri 6 Bogor sampai tahun 2003. Penulis melanjutkan
di Sekolah Menengah Umum Negeri 7 Bogor dan lulus pada tahun 2006.

Penulis diterima di Program Diploma Institut Pertanian Bogor melalui ujian
reguler pada Program Keahlian Teknologi dan Manajemen Ternak tahun 2006 dan
lulus pada tahun 2009. Setelah lulus dari Program Diploma Institut Pertanian Bogor.
Penulis diterima sebagai mahasiswa Program Alih Jenis, Departemen Ilmu Produksi
dan Teknologi Petenakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penulis
bekerja di PT. Sierad Produce sebagai staff Quality Control, sejak Pebruari 2012.

v

KATA PENGANTAR
Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
rahmat, nikmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Skripsi ini berjudul “Kandungan Kolesterol dan Vitamin A Kuning Telur Ayam Arab
yang Diberi Jamu Ternak Melalui Air Minum”.
Skripsi ini memuat informasi tentang pengaruh pemberian jamu ternak
terhadap kandungan kolesterol dan vitamin A kuning telur ayam Arab yang diberi
melalui air minum. Jamu ternak yang dibuat berasal dari kencur, bawang putih, jahe,
lengkuas, kunyit, temulawak, daun sirih hijau, dan kayu manis yang masih segar,
ditambah molases dan EM4. Jamu ternak dipilih sebagai tema yang dibahas dalam
skripsi ini karena jamu merupakan ramuan obat tradisional yang terbuat dari bahan

alami yang bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan. Dalam penelitian ini jamu ternak diharapkan
dapat menurunkan kandungan kolesterol pada kuning telur dan meningkatkan
kandungan vitamin A pada kuning telur. Skripsi ini ditulis berdasarkan hasil
penelitian yang dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2011.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
membantu menyelesaikan penelitian hingga pembuatan skripsi. Penulis menyadari
masih terdapat kekurangan dan kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Kritik dan
saran sangat diharapkan untuk perbaikan ke depannya. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

vi

DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ....................................................................................................

i

ABSTRACT ......................................................................................................


ii

LEMBAR PERNYATAAN ...............................................................................

iii

LEMBAR PENGESAHAN ...............................................................................

iv

RIWAYAT HIDUP ...........................................................................................

v

KATA PENGANTAR .......................................................................................

vi

DAFTAR ISI...................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL..............................................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................

x

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................

xi

PENDAHULUAN .............................................................................................

1

Latar Belakang .......................................................................................
Tujuan ....................................................................................................

1

1

TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................

2

Ayam Arab .............................................................................................
Bahan Jamu Ternak ................................................................................
Jahe (Zingiber offocinale Rosc,) ................................................
Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) ................................
Kunyit (Curcuma domestica Val.) .............................................
Lengkuas (Langua galangal L.) .................................................
Kencur (Kaempferia galangan L.) .............................................
Kayu Manis (Cinnamomum burmani) .......................................
Bawang Putih (Allium sativum L.) .............................................
Daun Sirih Hijau (Piper batle Linn.) .........................................
Molases ......................................................................................
Effective Microorganism (EM4) ................................................
Konsumsi Ransum .................................................................................
Telur ......................................................................................................
Bobot Telur ...........................................................................................
Kuning Telur ..........................................................................................
Warna Kuning Telur ..............................................................................
Kolesterol ...............................................................................................
Biosintesis Kolesterol.................................................................
Vitamin A ...............................................................................................
Pengunaan Jamu Pada Unggas ...............................................................

2
2
3
3
4
4
5
5
5
6
6
7
7
7
8
8
8
9
9
10
11

vii

MATERI DAN METODE ................................................................................

16

Lokasi dan Waktu .................................................................................
Materi ....................................................................................................
Ternak .......................................................................................
Kandang dan Peralatan ..............................................................
Pakan .........................................................................................
Jamu Ternak ..............................................................................
Prosedur .................................................................................................
Persiapan Kandang dan Peralatan ..............................................
Pemeliharaan ..............................................................................
Cara Pemberian Jamu .................................................................
Rancangan dan Analisis Data ...............................................................
Perlakuan ...................................................................................
Rancangan Percobaan ...............................................................
Analisa Data ..............................................................................
Peubah yang Diamati ................................................................

16
16
16
16
16
18
18
18
18
19
19
19
19
19
20

HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................................

22

Pengaruh Pemberian Jamu Terhadap Konsumsi Ransum Ayam Arab ..
Pengaruh Pemberian Jamu Terhadap Bobot Telur ...............................
Pengaruh Pemberian Jamu Terhadap Bobot Kuning Telur dan
Persentase Bobot Kuning Telur ............................................................
Pengaruh Pemberian Jamu Terhadap Skor Warna Kuning Telur .........
Pengaruh Pemberian Jamu Terhadap Kolesterol Kuning Telur ............
Pengaruh Pemberian Jamu Terhadap Vitamin A Kuning Telur ............

22
22
23
24
25
27

KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................................

29

Kesimpulan ............................................................................................
Saran ......................................................................................................

29
29

UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................................

30

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................

31

LAMPIRAN ......................................................................................................

37

viii

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman

1. Kualitas Fisik Telur Ayam Arab .......................................................

2

2. Kandungan Nutrien Bahan Jamu Ternak ...........................................

11

3. Kandungan Kolesterol Kuning Telur Ayam Arab Hasil Penelitian
Suliyah................................................................................................

12

4. Kandungan Kimia Bahan Jamu Ternak..............................................

14

5. Komposisi Pakan Penelitian ...............................................................

17

6. Kandungan Nutrien Pakan Penelitian Berdasarkan As fed .................

17

7. Rataan Konsumsi Ransum Ayam Arab yang Diberi Jamu Ternak
Melalui Air Minum ............................................................................

22

8. Rataan Bobot Telur Ayam Arab yang Diberi Jamu Ternak Melalui
Air ......................................................................................................

23

9. Rataan Bobot Kuning Telur dan Persentase Bobot Kuning Telur
Ayam Arab yang Diberi Jamu Ternak Melalui Air Minum ...............

23

10. Rataan Skor Warna Kuning Telur Ayam Arab yang Diberi Jamu
Ternak Melalui Air Minum ...............................................................

24

11. Rataan Kandungan Kolesterol Kuning Telur Ayam Arab yang
Diberi Jamu Ternak Melalui Air Minum ............................................

25

12. Kandungan Vitamin A Kuning Telur .................................................

27

ix

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Halaman

1. Proses Pembuatan Jamu Ternak ..........................................................

18

2. Peran -Karoten Terhadap Kolesterol Kuning Telur ..........................

26

x

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor

Halaman

1. Analisis Ragam (ANOVA) Bobot Telur ............................................

38

2. Analisis Ragam (ANOVA) Bobot Kuning Telur ...............................

38

3. Analisis Ragam (ANOVA) Persentase Bobot Kuning Telur .............

38

4. Analisis Ragam (ANOVA) Skor Kuning Telur .................................

38

5. Analisis Ragam (ANOVA) Kolesterol Kuning Telur ........................

38

6. Hasil Uji Perbandingan Duncam (LSD) Terhadap Skor Warna
Kuning Telur ......................................................................................

39

7. Dokumentasi Selama Penelitian .........................................................

39

xi

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ayam Arab merupakan ayam yang berasal dari Eropa. Ayam Arab
merupakan keturunan ayam Braekels yang berasal dari Belgia yang mempunya sifat
gesit, aktif dan mempunyai daya tahan tubuh yang kuat (Diwyanto dan Prijono,
2007). Menurut Rozi (2003), ayam Arab mempunyai kemampuan berproduksi
sekitar 190-250 butir pertahun dengan berat telur sekitar 42,3 g per butir. Warna dan
ukuran telur mirip seperti ayam kampung, tetapi produktivitasnya lebih tinggi dari
ayam kampung. Telur merupakan salah satu produk unggas yang mempunyai nilai
gizi tinggi. Namun terdapat kendala dalam mengkonsumsi telur, salah satu kendala
tersebut adalah kandungan kolesterol pada telur yang cukup tinggi.
Jamu ternak diharapkan dapat menurunkan kandungan kolesterol pada kuning
telur. Pada umumnya jamu ternak baik untuk manusia maupun untuk hewan ternak
digunakan untuk menjaga daya tahan tubuh, pencegahan dan penyembuhan penyakit,
serta pemulihan penyakit. Selain dapat menurunkan kandungan kolesterol kuning
telur, jamu ternak juga diharapkan dapat meningkatkan kandungan vitamin A pada
kuning telur. Jamu ternak adalah obat tradisional yang terbuat dari tumbuhan obatobatan yang merupakan warisan budaya yang telah digunakan secara turun-temurun.
Jamu ternak belum banyak digunakan di masyarakat luas khususnya peternak ayam
petelur. Sebagian besar peternak masih menggunakan vitamin sintetis dan antibiotik
untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan produktivitas ternak serta pengobatan.
Jamu ternak diharapkan dapat digunakan sebagai alternatif untuk menurunkan
kandungan kolesterol dalam kuning telur dan dapat meningkatkan kandungan
vitamin A pada kuning telur.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penggunaan jamu ternak
melalui air minum terhadap kandungan kolesterol dan vitamin A kuning telur ayam
Arab.

1

TINJAUAN PUSTAKA
Ayam Arab
Ayam Arab merupakan ayam yang berasal dari wilayah Eropa. Ayam Arab
mempunyai ciri khas yaitu sepanjang leher berwarna putih mengkilap, bulu
punggung putih berbintik hitam, bulu sayap hitam bergaris putih, dan bulu ekor
dominan hitam bercampur putih. Jengger tunggal dan bergerigi, berukuran kecil
berwarna merah muda, dan mata berwarna hitam dengan dilingkari warna kuning.
Produktivitas ayam Arab cukup tinggi, warna dan bentuk telur ayam Arab sama
dengan ayam lokal. Hal ini merupakan daya tarik yang menyebabkan banyak
peternak mulai membudidayakan ayam ini secara serius (Diwyanto dan Prijono
2007).
Ayam Arab memiliki sifat jarang mengeram dan mempunyai produksi telur
tinggi sekitar 190-250 butir per tahun dan lebih banyak dibandingkan ayam
Kampung (Rozi, 2003). Kualitas telur ayam Arab menurut Diwyanto dan Prijono
(2007) secara umum adalah berat telur 42,5 g/butir, berat kuning telur 16,0 g/butir,
berat putih telur 13,9 g/butir. Kualitas fisik telur ayam Arab secara umum
ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Kualitas Fisik Telur Ayam Arab
Parameter

Telur Ayam Arab

Berat Telur (g/butir)

31-52

Indeks Telur

0,75

Persentase Putih Telur (%)

51,07

Persentase Kuning Telur (%)

35,74

Persentase Kerabang Telur (%)

13,19

Sumber : Abubakar et al. (2005)
Bahan Jamu Ternak
Obat tradisional merupakan obat yang terbuat dari bahan alami tumbuhan.
Secara keseluruhan pada tanaman obat terdapat rimpang, daun, batang, akar, bunga,
dan buah yang mengndung senyawa aktif berupa alkaloid, pheboliok, triterpenoid,
minyak atsiri, glikosida yang bersifat sebagai antirival, anti bakteri dan
imunomodulator. Komponen senywa aktif tersebut bermanfaat dalam menjaga
kesegaran tubuh dan dapat memperlancar peredaran darah (Zainuddin dan Wibawan,
2

2007). Berbagai senyawa aktif tersebut merupakan komponen antioksidan.
Antioksidan alami berasal dari tumbuhan, baik dari bagian tumbuhan yang dapat
dimakan ataupun dari bagian tumbuhan lainnya (Pratt dan Hudson, 1990)
Jahe (Zingiber officinale Rosc.)
Jahe (Zingiber of ficinale Rose) merupakan tanaman herbal, tegak, tinggi
sekitar 30-60 cm. Mempunyai batang semu, beralur, berwarna hijau, daun tunggal,
berwarna hijau tua, helai daun berbentuk lanset, tepi rata, ujung runcing dan
pangkalnya tumpul. Rimpang jahe berbau khas, dan rasanya pedas.
Berdasarkan ukuran rimpangnya jahe memiliki 3 varietas, yaitu jahe besar
(jahe gajah atau badak), jahe kecil (jahe emprit), dan jahe merah (jahe sunti). Jahe
yang banyak digunakan sebagai obat tradisional adalah jahe merah karena
kandungan khasiat minyak atsirinya (Matondang, 2007). Ekstrak jahe mempunyai
daya antioksidan yang dapat dimanfaatkan untuk mengawetkan lemak dan minyak
(Muchtadi dan Sugiyono, 1992).
Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.)
Temulawak adalah salah satu tumbuhan jenis Zingeberaceae yang banyak
tumbuh dan digunakan di Indonesia. Bagian yang berkhasiat dari temulawak adalah
rimpang yang mengandung berbagai komponen kimia diantaranya zat kuning
kurkumin protein, pati dan minyak atsiri. Komponen terbesar dalam temulawak
adalah pati. Pati berbentuk serbuk berwarna putih kekuningan karena mengandung
sedikit kurkuminoid dan memiliki sifat mudah dicerna (Sidik et al., 1995).
Kurkuminoid merupakan komponen yang dapat memberi warna kuning yang
biasa digunakan sebagai zat warna dalam industri pangan dan kosmetik.
Kurkuminoid yang terdapat dalam temulawak terdiri dari dua komponen, yaitu
kurkumin dan desmetoksikurkumin. Temulawak mengandung kurkumin sebanyak
3,16 % dan minyak atsiri sebnyak 15,5% untuk setiap 100 g bahan kering (Liang et
al., 1985). Sidik et al. (1995) menyatakan bahwa kandungan kurkuminoid
temulawak lebih menguntungkan dari segi aktivitas kolagoga, yaitu aktivitas dalam
memperbanyak jumlah cairan empedu yang dilepaskan ke duodenum. Dalam hal ini
terjadi mekanisme pembentukan kolesterol melalui refleksi kebutuhan empedu di
duodenum. Produksi empedu diperoleh dari kolesterol darah yang tersedia, maka

3

kadar kolesterol dalam darah menjadi rendah karena dikonsumsi untuk pembentukan
cairan empedu (Djamhuri, 1981).
Kunyit (Curcuma domestica Val.)
Kunyit (Curcuma domestica Val.) termasuk dalam keluarga Zingiberaceae
yang banyak tumbuh hampir diseluruh pulau Jawa. Bentuk rimpang kunyit sangat
bervariasi, umumnya bulat panjang dan kulit rimpang muda berwarna kuning,
sedangkan kulit rimpang tua berwarna jingga. Bagian yang terpenting dalam
pemanfaatan kunyit adalah rimpang yang memiliki rasa enak dan berbau khas
aromatik sedikit agak pahit serta pedas (Rahmat, 1994).
Menurut Purseglove et al. (1981) bagian terpenting kunyit adalah
rimpangnya. Rimpang kunyit matang mengandung minyak atsiri, zat pahit, resin,
selulosa, pati dan elemen mineral. Kunyit mengandung senyawa kimia berkeaktifan
fisiologi, yaitu minyak atsiri dan kurkuminoid. Minyak atsiri adalah suatu zat yang
berbentuk cair yang terkandung dalam simplisia nabati atau hewani, berbau harum,
segar, berguna untuk pengobatan, bumbu masak dan kosmetik (Sidik et al., 1995).
Minyak atsiri berkhasiat mencegah gerak peristaltik usus yang terlalu kuat
(Purseglove et al., 1981). Kurkuminoid mengandung senyawa kurkumin dan
turunannya yang berupa serbuk kristal yang mempunyai sifat tidak mudah
menghilang dengan pemanasan dan tidak larut dalam air tapi larut dalam larutan
alkali (Taryono, 2001).
Lengkuas (Langua galanga L.)
Lengkuas (Langua galanga L.) merupakan anggota familia Zingiberaceae.
Rimpang lengkuas mudah diperoleh di Indonesia dan mempunyai berbagai khasiat.
Bagian lengkuas yang dimanfaatkan adalah bagian rimpang. Rimpang lengkuas
mempunyai berbagai khasiat sebagai antijamur dan antibakteri. Senyawa yang
terdapat pada lengkuas adalah golongan senyawa flavonoid fenol dan terpenoid.
Golongan senyawa tersebut sering digunakan sebagai bahan bahan dasar obat-obatan
modern. Sebagai contoh, senyawa terpenoid asetoksicavikol asetat, merupakan
senyawa yang bersifat antimalaria dari tumbuhan Artemisia annua (Composiate).
Senyawa ini merupakan jenis seskuiterpen dari golongan terpenoid. Senyawa fenolik
curcumin yang berasal dari kunyit (Curcuma longa) bersifat antiinflamasi dan
antioksidan (Masuda dan Jitoe, 1994). Penelitian Yuharmen et al. (2002)

4

menunjukkan adanya aktifitas penghambatan pertumbuhan mikroba oleh minyak
atsiri dan fraksi methanol rimpang lengkuas pada beberapa spesies bakteri dan jamur.
Kencur (Kaempferia galanga L.)
Kencur merupakan tumbuhan kecil berdaun lebar, letaknya mendatar, hampir
rata dengan permukaan tanah, rimpangnya bercabang-cabang dan berwarna putih
kekuningan, bagian tengahnya berwarna putih sedangkan pinggirnya berwarna coklat
dan berbau harum (Miranti, 2009). Kencur tergolong pada familia Zingiberaceae.
Kencur banyak digunakan sebagai bahan baku obat tradisional (jamu).
Wirapati (2008) menyatakan bahwa kencur bermanfaat untuk menambah nafsu
makan dan dapat melancarkan aliran darah. Hal ini dikarenakan kencur mengandung
senyawa aktif saponin, flavonoid, polifenoid, dan alkaloida. Menurut Pramono
(1994), tanaman kencur mengandung banyak zat kimia minyak atsiri sebesar 2,4% 3,9% yang bermanfaat sebagi penambah nafsu makan.
Kayu Manis (Cinnamomum burmani)
Kayu manis (Cinnamomum burmani) merupakan rempah-rempah dalam
bentuk kulit kayu yang biasa dimanfaatkan masyarakat Indonesia dalam hidup
sehari-hari. Kayu manis memiliki sifat kimia hangat, pedas, wangi, dan sedikit manis
(Azima, 2008). Sementara itu, kandungan kimianya antara lain minyak atsiri, safrole,
sinamadehide, eigenol, tanin, damar, kalsium, oksanat, dan zat penyamak (Azima,
2008).
Bawang Putih (Allium sativum L.)
Bawang putih merupakan batang semu dan berfungsi untuk menyimpan
cadangan makanan. Bawang putih merupakan famili tanaman yang berbau tajam dan
pedas (Hermes, 2001). Bawang putih varietas putih lebih banyak digunakan untuk
tujuan pengekstrakan. Umbi bawang putih dapat diekstrak menjadi air, protein,
lemak, karbohidrat, vitamin B komplek, vitamin C, mineral kalsium, fosfor,
magnesium, dan kalium (Reynold, 1992).
Menurut Syamsiah dan Tajudin (2003) bawang putih dapat menjadi obat
karena adanya kombinasi antara alisin dan skordinin. Skordinin merupakan senyawa
kompleks tiodlisilida yang berfungsi sebagai antioksidan. Beberpa zat-zat kimia yang
terkandung dalam banwang putih antara lain allicin yaitu senywa yang diduga dapat

5

menurunkan kadar kolesterol darah serta bersifat anti bakteri ; skordinin adalah
senyawa yang menyebabkan bau yamg tidak sedap pada bawang putih, tetapi
senyawa ini bersifat antiseptik ; allil (propenyl alnina) yang memberi bau khas pada
bawang putih dan juga berfungsi sebagai antiseptik dan antioksidan ; saponin yang
dapat yang dapat menyebabkan sel-sel cacing terhidrolisis ; diallyl organic dan
propyl allyl organic yang bersifat trombolik dan penghancur gumpalan darah
(Reynold, 1992).
Daun Sirih Hijau (Piper batle Linn.)
Sirih (Piper batle Linn.) sudah dikenal lama dan dimanfaatkan oleh
masyarakat Indonesia. Daun sirih merupakan tumbuhan yang merambat dengan
menggunakan akar tambahan (pembantu) yang pendek dan banyak sekali. Tinggi
pohon sirih mencapai 2-4 m, batang kuat setengah berkayu, batang yang masih muda
licin tidak berbulu. Pada bagian buku membesar dan dari sini keluar daun yang
bentuknya bulat melebar, elips melonjong, panjang 6-17,5 cm dan lebar 3,5-10 cm.
Bagian pangla daun berbentuk seperti jantung dan belahan daun sering sama
besarnya. Ujung daun meruncing pendek, pinggiran daun rata tetapi agak berombak,
jelaian daun tebal, telapak dan punggung licin mengkilat, warna hijau terang,
biasanya berurat daun 5-7 pasang, tangkai daun kuat, panjang 2-2,5 cm (Darwis
1991).
Daun sirih mengandung asam amino kecuali lisin, hitsidin dan arginin. Asam
amino esensial yang paling banyak terkandung dalam daun sirih adalah asparagin.
Minyak atsiri daun sirih merupakan kandungan yang memberikan bau aromatik dan
rasa pedas yang khas (Darwis, 1991). Daun sirih mengandung antiseptik pada
seluruh bagiannya. Daun sirih mempunyai aroma yang khas karena mengandung
minyak atsiri 1% - 4,2%, air, protein, karbohidrat, kalsium, fosfor, vitamin A, B, C
yodium, gula, dan pati (Soemiati dan Elya, 2002).
Molases
Molases adalah limbah utama industri pemurnian gula yang merupakan hasil
sampingan pada industri pengolahan gula dengan wujud bentuk cair (Cheeke, 1999).
Molases atau yang biasa dikenal dengan tetes dapat digunakan sebagai bahan pakan
sumber energi yang esensial. Bentuk fisik molases berupa cairan yang kental dan
berwarna hitam yang mengandung karbohidrat, protein, dan mineral cukup tinggi.

6

Molases dapat juga digunakan untuk pakan ternak walaupun sifatnya hanya sebagai
pendukung. Keuntungan penggunaan molases untuk pakan ternak adalah kadar
karbohidrat tinggi 48% - 60% sebagai gula, kadar mineral cukup, dan rasanya
disukai ternak karena manis. Kadar kalium molases yang tinggi dapat menyebabkan
diare jika konsumsi terlalu banyak (Rangkuti et al., 1995).
Effective Microorganism (EM4)
Effective Microorganism (EM4) merupakan media kultur berbetuk cairan
yang dapat disimpan lama. Effective Microorganism (EM4) mengandung 90%
bakteri Lactobacillus sp (bakteri penghasil asam laktat) pelarut fosfat, bakteri
fotosintetik, Actinomycetes sp., Streptomycertes sp., ragi, serta jamur pengurai
sellulosa. Menurut Klaver dan Meer (1993) bakteri Lactobacillus sp dapat
menurunkan kadar kolesterol darah. Effective Microorganism (EM4) merupakan
suatu tambahan untuk mengoptimalkan pemanfaatan zat-zat makanan karena bakteri
yang terdapat dalam EM4 dapat mencerna selulosa, pati, gula, protein dan lemak
(Surung, 2008). Menurut Soeharsono (2002), pemberian effective microorganism
(EM4)dapat meningkatkan konsumsi pakan ternak.
Konsumsi Ransum
Pertumbuhan ternak tergantung dari jumlah konsumsi ransum yang dimakan.
Tingkat energi dalam ransum menentukan banyaknya pakan yang dikonsumsi.
Banyaknya pakan yang dikonsumsi tergantung pada besarnya jenis ternak, keaktifan
ternak, dan suhu lingkungan. MNational Research Council (1994) faktor-faktor yeng
mempengaruhi konsumsi ransum adalah besarnya tubuh ternak, aktivitas ternak, suhu
lingkungan, kualitas dan kuantitas ransum. Amrullah (2004) menyatakan bahwa ada
dua faktor utama yang berpengaruh terhadap konsumsi ransum harian yaitu
kandungan kalori ransum dan suhu lingkungan.
Telur
Telur adalah salah satu bahan makanan yang bergizi tinggi karena
mangandung zat-zat makanan yang sangat dibutuhkan oleh manusia seperti asam
amino yang lengkap dan seimbang, vitamin serta mempunyai daya cerna yang tinggi
(Sirait, 1986). Asam amino esensial yang terdapat dalam jumlah yang banyak dan
seimbang sehingga protein telur dapat melengkapi kebutuhan makanan lain
(Anggorodi, 1985).

7

Bobot Telur
Faktor yang mempengaruhi bobot telur adalah umur masa kelamin, bangsa,
umur unggas, tingkat protein dalam ransum, cara pemeliharaan dan suhu lingkungan
(Stadelaman dan Cotteril, 1977). Rata-rata bobot telur ayam selama produksi
tergantung pada bobot telur pertama. Jika telur pertama besar maka rata-rata berat
telur pada produksi selanjutnya akan lebih besar (Romanoff dan Romanoff, 1963).
Bobot telur ayam Arab 42,3 g/butir dengan kemampuan bertelur sekitar 190-250
butir/tahun (Rozi, 2003).
Anggorodi (1985) menyatakan, bahwa berdasarkan bobotnya, telur ayam
terdiri dari 31% kuning telur, 59% putih telur dan 10% kerabang putih telur. Rahayu
(2003) menyatakan bahwa secara umum persentase berat masing-masing bagian dari
telur ayam ras adalah 23,34% kuning telur, 62,2% putih telur, dan 14% kerabang
telur. Anggorodi (1985) menguraikan, bahwa disamping genetik, bahwa bobot telur
juga ditentukan oleh tingkat kedewasaan, umur, obat-obatan dan beberapa zat
makanan dalam pakan.
Kuning Telur
Kuning telur merupakan makanan dan sumber lemak bagi perkembangan
embrio. Menurut Yuwanta (2010), berat kuning telur 30% dari bobot telur. Hutt
(1949) menyatakan, bahwa pada ayam terdapat keragaman dalam berat kuning telur.
Hal ini ditunjukkan oleh Syarida (1996) bahwa ayam White Wyandotte mempunyai
rataan kuning telur 29,8%, Rhode Island Reds 30,3%, dan White Leghorn 30,3% dari
berat telur utuh. Iza et al. (1985) menyatakan bahwa, persentase kuning telur akan
meningkat dengan bertambahnya umur dan pada akhir satu tahun produksi
persentase berat kuning telur akan relatif konstan.
Warna Kuning Telur
Warna kuning telur merupakan faktor yang mentukan kualitas telur
(Stadelman dan Cotterill, 1995). Kuning telur memiliki warna yang bervariasi, mulai
dari kuning pucat sampai jingga. Warna kuning telur berasal dari pigmen karoten.
Setiap ayam mempunyai kemampuan yang berbeda untuk merubah pigmen karoten
menjadi kuning telur. Ayam yang mengkonsumsi karotenoid lebih tinggi akan
menghasilkan intensitas warna kuning telur yang lebih tinggi (North dan Bell, 1990).

8

Karotenoid merupakan prekursor vitamin A yang dibuat oleh tumbuhtumbuhan dan disimpan dalam daun, buah serta biji yang berwarna kuning.
Karotenoid dapat ditemukan pada tanaman umbi seperti wortel, kunyit dan
temulawak (Chung, 2002).
Kolesterol
Kolesterol adalah sterol yang terpenting dari organ-organ hewan dan
diklasifikasikan ke dalam golongan lipid (lemak). Kolesterol merupakan substansi
lemak hasil metabolisme yang banyak ditemukan di dalam darah serta cairan empedu
(Frandson, 1992). Selain itu, terdapat juga pada hati, daging, otak, kuning telur, usus
ginjal, lemak hewan, darah, jaringan urat saraf dan kortilis adrenal (Harper et al.,
1979).
Menurut Guyton (2000), kolesterol banyak terkandung dalam kuning telur,
daging merah dan hati. Hasil penelitian Consumer and Food Economic’s Institute
(1989), menyatakan bahwa telur mempunyai kandungan kolesterol yang tinggi, yaitu
sekitar 213 mg/butir untuk telur ayam dan telur puyuh sekitar 156 mg/butir. Sebutir
telur mengandung kolesterol 150 mg, daging sapi seberat 50 g memiliki kandungan
kolesterol sebesar 35 mg, sedangkan hati mengandung 150 mg kolesterol dalam
setiap 5 g (Guyton, 2000).
Kolesterol dalam tubuh berfungsi sebagai prekursor pembentuk asam empedu
yang disintesis di dalam hati yang berfungsi untuk menyerap trigliserida dan vitamin
yang larut dari makanan. Dalam keadaan normal, kolesterol dibutuhkan tubuh dalam
membentuk membran sel, struktur insulin otak, sistem saraf pusat, dan vitamin D
(Murray et al., 2003).
Biosintesis Kolesterol
Biosintesis kolesterol pada ayam petelur terjadi di hati. Biosintesis kolesterol
berlangsung dalam 3 fase. Fase pertama, unit-unit asetil KoA berkondensasi
membentuk mevalonat. Fase kedua, mevalonat diubah menjadi unit-unit isoprene 5karbon yang mengalami fosforilasi dan berkondensasi membentuk senyawa 30karbon, yaitu skualen. Fase ketiga, skualen mengalami siklisasi membentuk
lanosterol yang memiliki cincin-cincin inti steroid. Lanosterol mengalami modifikasi
melalui serangkaian reaksi untuk membentuk kolesterol (Murray et al., 2003).

9

Vitamin A
Vitamin A merupakan zat yang sangat larut dalam pelarut organik, namun
tidak larut dalam cairan-cairan yang mengandung molekul air. Menurut Almatsier
(2001), vitamin A tidak dapat dibentuk oleh tubuh sehingga harus didatangkan dari
makanan. Vitamin A terdapat dalam dua jenis, yaitu preformed vitamin A dan
karoten (provitamin A). Karoten merupakan sebagian besar sumber vitamin A yang
terdapat dalam bahan-bahan nabati. Karoten terbagi menjadi α,

dan

karoten.

Menurut Yuliani dan Marwati (1997), karoten yang paling penting untuk hewan dan
manusia adalah

karoten, karena mempunyai aktivitas provitamin A yang terbesar.

Karoten dalam bentuk beta-karoten yang berasal dari makanan diserap di
mukosa usus halus dengan bantuan asam empedu (pembentukan micelle). Sebagian
-karoten yang diserap dalam mukosa usus diubah menjadi bentuk retinol (vitamin A
alkohol). Retinol dengan bantuan asam lemak diubah menjadi bentuk retinil ester
(vitamin A ester) yang selanjutnya bergabung dengan kilomikron. Kilomikron
diserap melalui saluran limpatik dan bergabung dengan darah yang kemudian
ditransportasikan ke hati selanjutnya diedarkan ke jaringan target lainnya seperti
daging dan komponen telur (Gropper et al., 2009).
Piliang (1995) menyatakan bahwa vitamin A dibutuhkan oleh semua hewan
termasuk unggas. Defisiensi vitamin A pada unggas mengakibatkan nafsu makan
berkurang dan menurunnya pertumbuhan merupakan tanda-tanda awal yang disertai
kelemahan, serta pertumbuhan bulu-bulu halus tidak sempurna. Vitamin A dalam
tubuh hewan dalam kondisi normal dominan disimpan dalam hati dan sedikit
disimpan dalam ginjal dan kelenjar adrenal (Piliang, 1995). Di dalam tubuh, karoten
yang berasal dari makanan mengalami proses absorpsi dan mengalami metabolisme.
Vitamin A merupakan salah satu vitamin yang larut dalam lemak (Card dan
Neshiem, 1972). Yasin (1988) menyatakan bahwa vitamin A dibutuhkan oleh semua
hewan termasuk unggas, ransum yang diberikan pada ternak ayam biasanya defisien
terhadap vitamin ini. Menurut Widodo (2002), vitamin A berhubungan erat dengan
proses reproduksi, maka defisiensi vitamin A dapat menyebabkan kemandulan dan
menurunkan produksi telur. Vitamin A yang terdapat dalam telur sekitar 10 IU/gram
atau 1.000 IU/100g (Widodo,2002). Piliang (1995) melaporkan bahwa gejala
defisiensi vitamin A meliputi terjadi pertumbuhan dan bentuk tulang yang tidak

10

sesuai dan rendahnya reproduksi. Menurut Watson (2002) vitamin A yang terdapat
dalam telur sekitar 635 IU/100g telur tanpa kerabang.
Penggunaan Jamu Pada Unggas
Secara umum penggunaan tanaman obat bagi manusia dan hewan adalah
untuk peningkatan daya tahan tubuh, pencegahan, dan penyembuhan penyakit serta
pemulihan kesehatan (Sulandari et al., 2007). Penggunaan tanaman rempah dan obat
sebagai jamu yang terdiri dari komponen kencur, jahe, lengkuas, kunyit, temulawak,
bawang putih, daun sirih dan kayu manis menurut hasil penelitian terhadap produksi
telur ayam terbukti nyata meningkatkan warna kuning telur lebih oranye (skor 8)
dibandingkan warna kuning telur tanpa penambahan larutan jamu (Zaenudin dan
Wakradihardja 2001). Kandungan nutrien jamu ternak diperlihatkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Kandungan Nutrien Bahan Jamu Ternak

Protein

8,0

6,44

9

63,0

27,62

50

Karbohidrat

(%)4)

(%)5)

(%)6)

(%)7)

89,9

-

0,9
4,14

6,5

BETN

-

-

-

-

Lemak

-

5,38

0,2-3,3

-

0,7

Serat Kasar
Bahan
mineral
Minyak
volatile

7,0

6,89

-

6,8

3,96

-

3,0

-

-

-

Kurkuma
3,0
1,93
Bahan non
volatile
9,0
Minyak
atsiri
10,96
Keterangan:
1)
Natarajan dan Lewis (1980)
2)
Sidik et al. (1995)
3)
Muchtadi dan Sugiyono (1992)
4)
Fauzan (2008)
5)
Saidin (2010)
6)
Reynold (1992)
7)
Rosman dan Suhirman (2006)
8)
Rismunandar (1989)
9)
Cheeke (1999)

66,2-71,0

85,4

4,5-7

3,1

23,1-24,6
-

6,1
-

0,2-0,3

0,8

(%)8)
7,9

Molases

-

Kayu manis

27,18

Daun Sirih

6,0

Bawang
Putih

Ka Air

Lengkuas

(%)3)

Kencur

Temulawak
(%)2)

Jahe

Kunyit
(%)1)

Kandungan

(%)9)
-

23,3

3,1
-

-

83,5

-

0,9

1,6

-

2,3

29,1

0,6

13,73

-

-

2,3

4,5

11,9

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

4,2

-

-

-

0,8-1,8

3,4

-

3,3

0,02

11

Haruna dan Sumang (2008) menyatakan bahwa hasil monitoring dan hasil
pengamatan serta laporan dari peternak yang menggunakan jamu ternak, bahwa jamu
ternak berpengaruh terhadap efisiensi penggunaan pakan, warna skor kuning telur
lebih orange, aroma daging dan telur tidak berbau amis, serta kotoran tidak berbau
menyengat. Menurut Suliyah (2010), penambahan jamu ternak melalui air minum
ayam Arab pada level 0, 10, 20 dan 30 ml/ekor/hari selama 5 minggu tidak
berpengaruh nyata terhadap kandungan kolesterol. Pada penelitian Suliyah (2010)
menggunakan ayam Arab periode petelur berumur satu tahun yang dialokasikan ke
dalam 4 perlakuan dengan 2 ulangan, dan setiap perlakuan terdiri dari 130 ekor.
Jamu dalam penelitian Suliyah (2010) diberikan selama tiga hari berturut-turut dalam
setiap minggunya. Kandungan kolesterol telur hasil penelitian Suliyah (2010)
ditampilkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Kandungan Kolesterol Kuning Telur Ayam Arab Hasil Penelitian Suliyah
Peubah

Perlakuan
A0

A10

A20

A30

Kolesterol KT (mg/100 g)

2.340

2.220

2.070

2.080

Kolesterol KT (mg/g)

23,4

22,2

20,7

20,8

Sumber : Suliyah (2010)
Keterangan :
KT = Kuning Telur
A0
= Pemberian air minum tanpa penambahan jamu
A10 = Pemberian 1.300 ml jamu yang dilarutkan ke dalam air sebanyak 20 l air
untuk 1.300 ekor ayam
A20 = Pemberian 2.600 ml jamu yang dilarutkan ke dalam air sebanyak 20 l air
untuk 1.300 ekor ayam
A30 = Pemberian 3.900 ml jamu yang dilarutkan ke dalam air sebanyak 20 l air
untuk 1.300 ekor ayam

Menurut Suliyah (2010) pemberian jamu 10 ml sampai 30 ml pada ayam
Arab periode petelur berumur satu tahun diduga masih kurang, sehingga zat aktif
yang terdapat pada jamu belum optimal menurunkan kandungan kolesterol kuning
telur. Kandungan kimia bahan jamu ternak ditampilkan pada Tabel 4.
Kandungan kimia yang paling banyak terdapat dalam jamu adalah minyak
atsiri. Khasiat obat pada suatu tanaman umumnya disebabkan oleh kandungan
metabolit sekundernya, salah satu diantaranya adalah minyak atsiri (Anonim, 1995).
Minyak atsiri merupakan minyak yang mudah menguap yang bersifat aktif biologis
sebagai antibakteri dan antijamur. Beberapa hasil penelitian menemukan bahwa
minyak atsiri dari daun sirih, rimpang temu kunci, dan kunyit memiliki aktivitas
12

sebagai antijamur dan antibakteri (Elistina, 2005). Minyak atsiri pada umumnya
dibagi menjadi dua komponen yaitu golongan hidrokarbon dan golongan
hidrokarbon teroksigenasi (Soetarno, 1990). Menurut Heyne (1987), senyawasenyawa turunan hidrokarbon teroksigenasi (fenol) memiliki daya antibakteri yang
kuat.

13

Tabel 4. Kandungan Kimia Bahan Jamu Ternak
Bahan Jamu
Jahe 3)

Kayu manis 4)

Kencur 5)

Kunyit 6)

Lengkuas 7)

Temulawak 8)

1)

Minyak atsiri
Keton sesquiterpen
Turmeron
Tumeon
Zingiberen
Felandren
Sabinen
Borneol
Sineol
Asam metil kanil
Penta dekaan
Asam cinnamic
Ethyl ester
Asam sinamic
Kamphene
Paraeumarin
Asam anisic
Alkaloid
Gom
Fenil propana
Estragol
Kavicol
Hidroksikavicol
Caryophyllene
Kavibetol
Allylpyrokatekol
Cyneole
Cadinene
Diastrase
Terpennena
Minyak terbang
Eugenol
Seskuiterpen
Pinen
Metil sinamat

Daun sirih 2)

Bawang putih

Kandungan Kimia

v

v

v

v

v
v
v
v
v
v
v
v
v

v

v

v

v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v

v

v

v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v

v
v
v
v
v

14

Lanjutan Tabel 4.
Bahan Jamu
Temulawak 8)

Lengkuas 7)

Kunyit 6)

Kencur 5)

Kaemferida
Galangan
Galangol
Kristal kuning
Kurkuminoid
Kamfer
Foluymetik karbinol
Glukosida
Tanin
Damar
Lendir
Bisabolena
Gingerol
Filandrena
Awcin
Awn
Enzim alinase
Germanium
Sativine
Sinistrine
Selenium
Scordinin
Nicotinic acid
Zingiberol

Kayu manis 4)

Jahe 3)

Daun sirih 2)

)

Bawang putih 1

Kandungan Kimia

v
v
v
v
v

v

v

v
v
v
v

v
v
v
v
v
v

v
v
v
v
v
v
v
v
v
v

Keterangan:
1)
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (2005a)
2)
Sheikhafoody (2012)
3)
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (2005b)
4)
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (2005c)
5)
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (2005d)
6)
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (2005e)
7)
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (2005f)
8)
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (2005g)

15

MATERI DAN METODE
Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di kandang C, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Bogor, Bogor. Penelitian dilaksanakan selama delapan minggu mulai dari persiapan
penelitian sampai analisis laboratorium, yang dimulai dari bulan Juni sampai Agustus
2011.
Materi
Ternak
Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam Arab betina usia 19
minggu sebanyak 48 ekor. Ayam Arab diperoleh dari breeding farm di daerah
Leuwiliang, Bogor.
Kandang dan Peralatan
Kandang yang digunakan dalam penelitian adalah kandang kawat batere yang
berukuran 110 cm x 40 cm x 45 cm (panjang x lebar x tinggi). Satu set kandang
disekat menjadi 2 kotak dan masing-masing kotak diisi sebanyak 2 ekor ayam.
Kandang dilengkapi dengan tempat pakan dan tempat minum yang terbuat dari
bambu yang dibelah menjadi dua bagian dan diletakan sesuai dengan panjang
kandang. Peralatan lain yang digunakan adalah timbangan digital, plastik pakan,
ember dan alat tulis.
Pakan
Pakan yang digunakan dalam penelitian adalah pakan buatan sendiri
Komposisi pakan penelitian dan kandungan nutrien bahan pakan yang digunakan
dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 5 dan Tabel 6.

16

Tabel 5. Komposisi Pakan Penelitian
Nama Bahan

Jumlah (%)

Jagung

48,30

Dedak Padi

12,20

Bungkil Kedelai

15,00

Tepung Ikan

9,30

Minyak

5,50

CaCO3

9,00

Premix

0,50

DL methionin

0,10

NaCl

0,10

Total

100,00

Tabel 6. Kandungan Nutrien Pakan Penelitian Berdasarkan As fed
Nutrisi

Kandungan*)

Kebutuhan**)

3.707,00

-

-

2.900,00

Bahan Kering (%)

85,55

-

Abu (%)

11,21

-

Protein Kasar (%)

15,35

18,00

Lemak Kasar (%)

4,12