Dewan Ketahanan Pangan Jawa Timur
55
4.2.3. Konsumsi
Sumberdaya manusia di Jawa Timur memiliki arti penting dalam pembangunan ketahanan pangan. Potensi SDM tak terlepas dari fungsinya
dalam pengelolaan sumberdaya sehingga mampu menghasilkan output yang memiliki nilai tambah dan nilai ekonomi yang lebih tinggi dengan tingkat teknologi
yang semakin berkembang. SDM yang berkualitas akan sangat tanggap atau cepat merespon perubahan-perubahan yang terjadi baik itu berkenaan dengan
teknologi produksi maupun berkaitan dengan perubahan perilaku konsumsi. Besarnya potensi produksi bahan pangan dan pertanian secara umum
memberikan peluang bagi tumbuh berkembangnya agroindustri yang melakukan pengolahan dari produk primer hasil pertanian. Beberapa nilai penting dari
agroindustri adalah meningkatkan nilai ekonomi produk pertanian, meningkatkan dispersi penggunaan produk primer hasil pertanian, meningkatkan elastisitas
produk pertanian, mengurangi fluktuasi harga akibat ekses suplai dan pola musiman proses produksi pertanian.
Peluang yang lain berkenaan dengan upaya meningkatkan ketahanan pangan adalah berkaitan dengan diversifikasi pangan. Berbagai macam jenis
bahan pangan yang dapat dihasilkan dari potensi domestik merupakan kekayaan yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung ketahanan pangan. Dengan
diversifikasi pangan maka diharapkan akan mengurangi ketergantungan pada produk pangan tertentu seperti beras. Peningkatan nilai gizi dan performence
pangan lokal merupakan alternatif yang dapat dilakukan untuk mewujudkan diversifikasi pangan ini.
Berkenaan dengan perilaku konsumsi pangan perlu mendapatkan perhatian mengingat ketersediaan gizi yang berimbang dan makanan yang aman
dikonsumsi menjadi aspek kritis dalam upaya membentuk sumberdaya manusis yang sehat dan produktif. Asupan gizi pada tubuh sangat dipengaruhi oleh pola
makan di keluarga. Dengan demikian, peran dan pengetahuan ibu rumah tangga berkaitan dengan pola asuh dan pola makan keluaraga menjadi sangat penting.
Kesadaran akan gizi yang berimbang, aman dikonsumsi akan berimplikasi lebih jauh pada kesehatan balita, harapan hidup dan juga tingkat
kematian bayi pada suatu wilayah. Peran prasarana dan sarana kesehatan di sini juga sangat menentukan bagi kesehatan masyarakat.
Dewan Ketahanan Pangan Jawa Timur
56
Di Jawa Timur terdapat berbagai institusi infrastruktur sosial di tingkat lokal kecamatan atau bahkan desa yang dapat menjadi mitra kerja pemerintah
dalam rangka perbaikan konsumsi dan gizi masyarakat. Beberapa contoh institusi lokal tersebut adalah posyandu, PKK, organisasi sosial masyarakat non
formal seperti majelis taklim, dan sebagainya. Instiitusi ini dapat berperan dalam mendeteksi masalah serta memfasilitasi upaya-upaya peningkatan kualitas
konsumsi dan perbaikan gizi.
Dewan Ketahanan Pangan Jawa Timur
57
V. KEBIJAKAN OPERASIONAL KETAHANAN PANGAN JAWA TIMUR