Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Yogyakarta merupakan salah satu kota istimewa di Indonesia. Kota ini memiliki banyak julukan, seperti kota pelajar, kota pariwisata, kota budaya dan kota kuliner yang biasa disebut kota gudeg. Diberi nama kota gudeng karena gudeg merupakan makanan khas dari Yogyakarta, padahal selain gudeg masih banyak makanan tradisional khas Yogyakarta, salah satunya yang terkenal adalah bakpia. Bakpia merupakan makanan tradisional yang berasal dari kota Yogyakarta. Makanan ini berbahan dasar kacang hijau yang dicampur dengan tepung, gula pasir, dan minyak nabati. Pada umumnya bakpia memiliki bentuk yang khas, yaitu bulat pipih. Rata-rata bakpia berdiameter antara 3-4 cm dan tinggi 1,5 cm. Bakpia yang baik dapat bertahan antara 5-7 hari jika disimpan di tempat yang kering. Pada awalnya bakpia berasal dari daerah Pathuk, Yogyakarta. Di sana bakpia awalnya hanya di bungkus dengan besek. Seiring perkembangannya, makanan ini akhirnya diberi label dan dikemas dengan menggunakan kertas kardus. Pemberian nama pada label pada awalnya berdasarkan nomor rumah produksi. Hingga kini bakpia sudah diproduksi keluar dari daerah Pathuk. Salah satunya adalah Bakpia Tutut yang berlokasi di desa Mbabrik, kecamatan Galur kabupaten Kulon Progo, provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Bakpia ini berdiri sekitar 6 tahun yang lalu, yaitu pada tanggal 7 Agustus 2009. Pendiri usaha Bakpia Tutut ini adalah sepasang suami istri yang bernama Triyanto dan Tutik. Nama Bakpia Tutut sendiri berasal dari penggabungan kedua nama suami istri tersebut. Bakpia Tutut memiliki keistimewaan dari bakpia yang lain, selain rasanya yang khas karena dimasak dengan menggunakan tungku, harga bakpia ini juga relatif lebih murah yaitu Rp. 11.500,- untuk isi 15 dan Rp.15.000,- untuk yang isi 20 dengan ukuran 4 cm. Bakpia Tutut mempekerjakan 15 karyawan yang mampu memproduksi rata-rata 100 dos setiap harinya, dan rata-rata 3000 dos setiap bulannya dengan keuntungan rata-rata perdos Rp. 6000.-. Bakpia Tutut juga dipercaya mengisi bakpia untuk produk Bakpia 73. Sayangnya sampai saat ini nama Bakpia Tutut belum banyak diketahui oleh masyarakat luas. Hal tersebut dikarenakan selama ini promosi yang telah dilakukan masih kurang. Selama ini promosi yang dilakukan hanya sebatas melakukan promosi door to door dengan membagikan bakpia secara gratis dari rumah ke rumah, kemudian memasang papan nama, spanduk kecil dan kartu nama sebagai media promosinya. Melihat minimnya media promosi yang sampai saat ini digunakan penulis tertarik untuk membuat media promosi yang tepat dan menarik untuk mempromosikan Bakpia Tutut kepada masyarakat.

B. Identifikasi Masalah