Petunjuk Teknis
13
b. Komunitas Rayon oleh UPT
UPT dapat membentuk komunitas rayon untuk mata pelajaranpaket keahlian tertentu yang berasal dari satu atau lebih provinsi dan
beranggotakan minimal 8 orang. Komunitas rayon dapat dibentuk oleh UPT, hanya jika:
1 jumlah guru mata pelajaranpaket keahlian dalam suatu provinsi tertentu kurang dari 8 orang
2 belum terdaftar dalam Komunitas POKJA
3
belum terdaftar dan teregistrasi di dalam SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Alur pembentukan komunitas rayon oleh UPT melalui prosedur seperti pada Gambar 2.2 berikut:
ALUR PEMBENTUKAN KOMUNITAS RAYON
U P
T D
IN A
S MULAI
OPERATOR DINAS MENGINPUT DATA PESERTA YANG BELUM
MEMILIKI KOMUNITAS DI SIM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN UPT MEMPEROLEH NOTIFIKASI
PERIHAL DATA PESERTA YANG BELUM MEMILIKI KOMUNITAS
PEMETAAN KOMUNITAS
RAYON PEMBENTUKAN
KOMUNITAS RAYON
OPERATOR DINAS MEMPEROLEH NOTIFIKASI PERIHAL KOMUNITAS
RAYON YANG SUDAH DIBENTUK SELESAI
Gambar 2. 2 Bagan Alur Pembentukan Komunitas Rayon oleh UPT
Mekanisme pembentukan komunitas pada Gambar 2.2 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1 Dinas melalui operator dinas mengirimkan data guru di setiap kab.kota yang belum terdaftar dalam komunitas POKJA ke UPT
melalui SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Data guru tersebut memuat nama peserta dan mata pelajaranpaket
keahlian yang diampu. 2 Prosedur pengiriman data guru ke SIM Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan, selanjutnya dijelaskan lebih rinci di
Petunjuk Teknis
14
Prosedur Operasional
Standar SIM
dan LMS
Sistem Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
3 UPT mendapatkan notifikasi tentang data guru di setiap Prov.Kab.Kota yang belum terdaftar dalam komunitas POKJA.
4 Berdasarkan data guru yang dikirimkan oleh Dinas Pendidikan Prov.Kab.Kota,
UPT kemudian
melakukan pemetaan
pembentukan komunitas rayon. Pemetaan tersebut memuat jumlah guru untuk setiap mata pelajaranpaket keahlian di provinsi
yang dibina oleh UPT. 5 Hasil pemetaan akan digunakan oleh UPT untuk membentuk
komunitas rayon. Jika dari hasil pemetaan: a Terdapat 8 guru mata pelajaranpaket keahlian tertentu
dalam suatu provinsi, maka komunitas akan dibentuk, disahkan
dan didaftarkan
ke SIM
Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan oleh
Dinas Pendidikan
Prov.Kab.Kota. b Terdapat 8 guru mata pelajaranpaket keahlian tertentu
dalam suatu propinsi, maka UPT dapat membentuk komunitas rayon yang anggotanya berasal dari satu atau
lebih provinsi dengan mata pelajaranpaket keahlian yang sama, beranggotakan minimal 8 orang.
6 UPT mendaftarkan komunitas rayon ke SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
7 Dinas Pendidikan
Prov.Kab.Kota memperoleh
notifikasi pembentukan komunitas rayon.
E. Moda Dalam Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Seperti yang telah diterangkan pada Bab I, bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
mengembangkan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dalam 3 tiga moda, yaitu 1 Tatap Muka; 2 Daring Murni full online learning;
Petunjuk Teknis
15
dan 3 Daring Kombinasi kombinasi daring dan tatap muka blended learning. Moda-moda tersebut dipilih oleh Dinas Prov.Kab.Kota atau UPT
untuk membentuk kelas pembelajaran sesuai dengan profil peserta.
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Moda Tatap Muka
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Moda Tatap Muka merupakan bagian dari sistem pembelajaran, di mana terjadi interaksi
secara langsung antara fasilitator dengan peserta seperti pada Gambar 2.1. Interaksi pembelajaran yang terjadi dalam moda tatap muka meliputi
pemberian input materi, tanya jawab, diskusi, latihan, praktik, dan penilaian.
Unsur yang terlibat pada program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda tatap muka yang diusulkan oleh Dinas Pendidikan
Prov.Kab.Kota dan UPT adalah Instruktur Nasional IN sebagai fasilitator, guru sebagai peserta dan panitia kelas.
Gambar 2. 3 Model pembimbingan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Moda Tatap Muka
Sistem PKB
Fasilitator
Peserta
Fasilitator memfasilitasi peserta secara langsung.
Panitia Kelas